BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasirepository.ump.ac.id/5948/3/Anis Latifah Bab II.pdf ·...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasirepository.ump.ac.id/5948/3/Anis Latifah Bab II.pdf ·...
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Prokrastinasi
1. Pengertian
Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination
dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan
akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok atau jika digabungkan
menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya
Pada kalangan ilmuwan istilah prokrastinasi untuk menunjukkan
pada suatu kecenderungan menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau
pekerjaan, pertama kali digunakan oleh Brown dan Holzman (dalam
Ghufron & Rini, 2010). Seseorang yang mempunyai kecenderungan untuk
menunda, atau tidak segera memulai suatu kerja, ketika menghadapi suatu
kerja, ketika menghadapi suatu tugas disebut sebagai seseorang yang
melakukan prokrastinasi. Setiap penundaan dalam menghadapi suatu tugas
disebut prokrastinasi.
Ellis dan Knaus (dalam Ferrari, 1995) mengatakan bahwa
prokrastinasi adalah kebiasaan penundaan yang tidak bertujuan dan proses
penghindaran tugas, yang hal itu sebenarnya tidak perlu dilakukan
seseorang karena adanya ketakutan untuk gagal, serta adanya pandangan
bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan benar, bahwa penundaan
10
Dinamika Psikologis Mahasiswa..., Anis Latifah, Fakultas Psikologi UMP, 2013
yang telah menjadi respon tetap atau kebiasaan dapat dipandang sebagai
suatu trait prokrastinasi.
Burka dan Yuen (2008) menegaskan kembali dengan menyebutkan
adanya aspek irrasional yang dimiliki oleh seorang prokrastinator.
Penundaan yang dikategorikan sebagai prokrastinasi adalah apabila
penundaan tersebut sudah merupakan kebiasaan atau pola yang menetap
yang selalu dilakukan seseorang ketika menghadapi suatu tugas, dan
penundaan tersebut disebabkan oleh adanya keyakinan-keyakinan yang
irrasional dalam memandang tugas.
Prokrastinator sebenarnya sadar bahwa dirinya menghadapi tugas-
tugas yang penting dan bermanfaat bagi dirinya (sebagai tugas yang
primer), akan tetapi dengan sengaja menunda-nunda secara berulang-ulang
(komplusif), hingga muncul perasaan tidak nyaman, cemas dan merasa
bersalah dalam dirinya. Suatu penundaan dikatakan sebagai prokrastinasi,
apabila penundaan itu dilakukan pada tugas yang penting, dilakukan
berulang-ulang secara sengaja dan menimbulkan perasaan tidak nyaman,
secara subyektif dirasakan oleh seseorang procrastinator
Ferrari dkk, (1995) menyimpulkan bahwa pengertian prokrastinasi
dapat dipandang dari berbagai batasan tertentu, yaitu:
1) prokrastinasi hanya sebagai perilaku penundaan, yaitu bahwa setiap
perbuatan untuk menunda dalam mengerjakan suatu tugas disebut
sebagai prokrastinasi, tanpa mempermasalahkan tujuan serta alasan
penundaan yang dilakukan,
Dinamika Psikologis Mahasiswa..., Anis Latifah, Fakultas Psikologi UMP, 2013
2) prokrastinasi sebagai suatu kebiasaan atau pola perilaku yang dimiliki
individu, yang mengarah kepada trait, penundaan yang dilakukan
sudah merupakan respon tetap yang selalu dilakukan seseorang dalam
menghadapi tugas, biasanya disertai oleh adanya keyakinan-keyakinan
yang irrasional,
3) prokrastinasi sebagai suatu trait kepribadian, dalam pengertian ini
prokrastinasi tidak hanya sebuah perilaku penundaan saja, akan tetapi
prokrastinasi merupakan suatu trait yang melibatkan komponen-
komponen perilaku maupun struktur mental lain yang saling terkait
yang dapat diketahui secara langsung maupun tidak langsung.
Dengan demikian, dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa pengertian prokrastinasi dapat didefinisikan
sebagai suatu penundaan yang dilakukan secara sengaja dan berulang-
ulang, dengan melakukan aktivitas lain yang tidak diperlukan dalam
pengerjaan tugas.
2. Jenis-jenis Prokrastinasi
Prokrastinasi dapat dilakukan pada beberapa jenis pekerjaan.
Peterson (dalam Ghufron & Rini, 2010) mengatakan bahwa seseorang
dapat melakukan prokrastinasi hanya pada hal-hal tertentu saja atau pada
semua hal, sedangkan jenis-jenis tugas yang sering ditunda oleh
prokratinator, yaitu pada tugas pembuatan keputusan, tugas-tugas rumah
tangga, aktivitas akademik, pekerjaan kantor dan lainnya.
Dinamika Psikologis Mahasiswa..., Anis Latifah, Fakultas Psikologi UMP, 2013
Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan
pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akdemik,
misalnya tugas sekolah atau tugas kursus. Prokrastinasi non-akademik
adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas non-formal atau tugas
yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya tugas rumah
tangga, tugas sosial, tugas kantor dan lain sebagainya, Ferrari, dkk (1995)
3. Prokrastinator
Prokrastinator merupakan orang yang melakukan perilaku
penundaan. Sapadin dan Maguire (dalam Flensborg, 2004) mendefinisikan
6 jenis prokrastinator, yaitu:
a. Perfectionists atau perfeksionis
“Perfectionists don't start until everything is aligned perfectly.
obviously it would be great if we could all start all of our projects from
a perfect starting point, but life doesn't work this way. a perfectionist
will spend months compiling all the data they can on countless digital
camera models before they even begin to thing about which model to
choose. perfectionists won't start on anything unless they are
convinced that they cannot possibe fail, and that the outcome will be
perfec”
Berarti perfeksionis tidak mulai sampai semuanya selaras
dengan sempurna. jelas hal itu akan lebih bagus jika kita semua bisa
mulai semua proyek kita dari titik awal yang sempurna, tapi hidup
Dinamika Psikologis Mahasiswa..., Anis Latifah, Fakultas Psikologi UMP, 2013
tidak bekerja dengan cara ini. perfeksionis akan menghabiskan bulan
kompilasi semua data yang mereka dapat pada banyak model kamera
digital sebelum mereka bahkan mulai hal tentang model mana yang
akan memilih. perfeksionis tidak akan mulai pada apa pun kecuali
mereka yakin bahwa mereka tidak dapat possibe gagal, dan bahwa
hasilnya akan menjadi sempurna
b. Dreamers atau pemimpi
“Dreamers come up with all sorts of great ideas, but don't get
any further than dreaming. dreamers create idea avalanches, so they
end up buried under a pile of ideas unable to bring any them to life”
Berarti pemimpi datang dengan segala macam ide-ide besar,
tetapi tidak mendapatkan lebih jauh dari bermimpi. pemimpi
menciptakan guguran ide, sehingga mereka akhirnya terkubur di bawah
tumpukan ide-ide tidak bisa membawa mereka untuk hidup.
c. Worriers atau pencemas
“Worriers put off things out of fear of making them worse.
they will put off fixing the brakes on their car because they think they
might break them. a worrier will not try to fix a failing marriage
because they think they might make the situation worse if they try to
change their behavior”
Berarti Pencemas menunda hal karena takut membuat mereka
lebih buruk. mereka akan menunda memperbaiki rem pada mobil
mereka karena mereka berpikir mereka mungkin melanggarnya.
Dinamika Psikologis Mahasiswa..., Anis Latifah, Fakultas Psikologi UMP, 2013
pencemas tidak akan mencoba untuk memperbaiki pernikahan gagal
karena mereka berpikir mereka mungkin membuat situasi lebih buruk
jika mereka mencoba untuk mengubah perilaku mereka.
d. Defiers atau keras kepala
“Defiers are the stubborn types. She has asked me a thousand
times to fix the leaking pipe in the bathroom, but I will only do it after
she hasn't bugged me about it for some time - but they don't know how
long "some time" is, so they won't fix the pipe ever”
Berarti defiers adalah jenis keras kepala. Dia meminta saya
seribu kali untuk memperbaiki pipa bocor di kamar mandi, tapi aku
hanya akan melakukannya setelah dia tidak disadap saya tentang hal
itu untuk beberapa waktu- tetapi mereka tidak tahu berapa lama
waktunya, sehingga mereka tidak akan memperbaiki pipa yang pernah
ada.
e. Crisis-makers atau pembuat krisis
“Crisis-makers turn everything into big and insurmountable
problem. it's important for a crisis-maker to fail reaching their goals
or postpone getting started on them "because it's such a huge task". a
crisis maker will refuse to start fixing a loose shelf if he can't find the
right screwdriver to do the job. he will rather spend hours going
through all his tools looking for this one single screwdriver than use
any of the other screwdrivers in the house”.
Dinamika Psikologis Mahasiswa..., Anis Latifah, Fakultas Psikologi UMP, 2013
Berarti pembuat krisis mengubah segalanya menjadi masalah
besar dan dapat diatasi. penting bagi pembuat krisis gagal mencapai
tujuan mereka atau menunda memulai pada mereka "karena itu seperti
tugas besar". pembuat krisis akan menolak untuk mulai memperbaiki
rak longgar jika ia tidak dapat menemukan obeng yang tepat untuk
melakukan pekerjaan. dia lebih akan menghabiskan berjam-jam
melalui semua peralatannya mencari ini obeng satu pun dari
menggunakan salah satu obeng lain di rumah.
f. Over-doers atau pelaku berlebihan
“Over doers keep piling on tasks, so they can postpone the
ones they dislike the most. an over doer will have a to do list several
pages long, neatly prioritized, but unfortunately with all the non
important things at the top of the list”.
Berarti pelaku berlebihan akan menyimpan dan menumpuk
tugas-tugas sehingga mereka dapat menunda pada hal yang mereka
sukai. Seseorang akan membuat daftar halaman panjang dengan rapi
namun sayangnya dengan tidak menggunakan semua hal yang penting
seperti dalam daftar.
4. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik
Ferrari, dkk., (1995) mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku penundaan,
prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan dalam indicator tertentu
yang dapat diukur dan diamati ciri-ciri tertentu berupa:
Dinamika Psikologis Mahasiswa..., Anis Latifah, Fakultas Psikologi UMP, 2013
a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas
yang dihadapi. Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa
tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan dan berguna bagi
dirinya, akan tetapi dia menunda-nunda untuk mulai mengerjakannya
atau menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah
mulai mengerjakan sebelumnya.
b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas. Orang yang melakukan
prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama daripada waktu yang
dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu tugas. Seorang
prokratinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk
mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang
tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa
memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Kadang-
kadang tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil
menyelesaikan tugasnya.
c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Seorang
prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang
prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi
deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana-
rencana yang telah dia tentukan sendiri.
d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan
tugas yang harus dikerjakan. Seorang prokrastinator dengan sengaja
Dinamika Psikologis Mahasiswa..., Anis Latifah, Fakultas Psikologi UMP, 2013
tidak segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang
dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih
menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti membaca (koran,
majalah, atau buku cerita lainnya), nonton, ngobrol, jalan,
mendengarkan musik, dan sebagainya, sehingga menyita waktu yang
dia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri prokrastinasi akademik adalah
penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang
dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu
antara rencana dan kinerja aktual dan melakukan aktivitas lain yang lebih
menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi
Factor-faktor terjadinya prokrastinasi menurut Bernard (dalam Lidya,
2008) yaitu:
a. Anxiety atau kecemasan
Kecemasan memberikan kekuatan pada seseorang untuk berlawanan
dari sikap yang diharapkan. Seseorang yang memilki kecemasan yang
tinggi akan cenderung menunda tugas yang harus diselesaikan.
b. Self depreciation atau pencelaan terhadap diri sendiri
Seseorang memiliki penghargaan yang rendah atas dirinya sendiri dan
selalu siap untuk menyalahkan diri sendiri ketika terjadi kesalahan dan
juga merasa tidak percaya diri untuk mendapat masa depan yang cerah.
Dinamika Psikologis Mahasiswa..., Anis Latifah, Fakultas Psikologi UMP, 2013
c. Low discomfort tolerance atau rendahnya toleransi terhadap
ketidaknyamanan
Adanya kesulitan pada tugas yang dikerjakan membuat seseorang
mengalami kesulitan untuk menoleransi rasa frustasi dan kecemasan,
sehingga mereka mengalihka diri sendiri kepada tugas-tugas yang
mengurangi ketidaknyamanan dalam diri mereka.
d. Pleasure-seeking atau pencari kesenangan
Seseorang yang mencari kenyamanan cenderung tidak mau
melepaskan situasi yang membuat nyaman tersebut. Jika seseorang
memiliki kecenderungan tinggi dalam situasi yang nyaman, maka
orang tersebut akan memiliki hasrat yang kuat untuk bersenang-senang
dan memiliki kontrol implus yang rendah
e. Time Disorganization atau ketidakteraturan waktu
Mengatur waktu berarti bisa memperkirakan dengan baik berapa lama
seseorang membutuhkan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan
tersebut. Aspek lain dari lemahnya pengaturan waktu adalah sulitnya
seseorang memutuskan pekerjaan apa yang penting dan kurang penting
untuk dikerjakan. Semua pekerjaan terlihat sangat penting sehingga
muncul kesulitan untuk menentukan apa yang harus dikerjakan terlebih
dahulu.
f. Environmental disorganization atau tidak teraturnya lingkungan
Salah satu factor prokrastinasi adalah kenyataan bahwa llingkungan
sekitarnya berantakan, hal ini terjadi kemungkinan karena kesalahan
Dinamika Psikologis Mahasiswa..., Anis Latifah, Fakultas Psikologi UMP, 2013
individu tersebut. Tidak teraturnya lingkungan bisa dalam bentuk
interupsi orang lain, kurangnya privasi, kertas yang bertebaran dimana-
mana, dan alat-alat yang dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut tidak
tersedia. Adanya begitu banyak gangguan pada area wilayah pekerjaan
menyulitkan seseorang untuk berkonsentrasi sehingga pekerjaan
tersebut tidak bisa selesai tepat pada waktunya.
g. Poor task approach atau pendekatan yang lemah terhadap tugas
Jika akhirnya seseorang merasa siap untuk bekerja, kemungkinan dia
akan meletakkan kembali pekerjaan tersebut karena tidak tahu dari
mana harus memulai sehingga cenderung menjadi tertahan oleh
ketidaktahuan tentang bagaimana harus memulai dan menyelesaikan
pekerjaan tersebut.
h. Lack of Assertion atau kurangnya memberikan pernyataan yang tegas
Seseorang yang mengalami kesulitan untuk berkata tidak terhadap
permintaan yang ditujukan kepadanya sedangkan banyak hal yang
harus dikerjakan karena dijadwalkan terlebih dulu. Hal ini bisa terjadi
karena mereka kurang memberikan kehormatan atas semua komitmen
dan tanggung jawab yang dimiliki.
i. Hostility with other atau permusuhan terhadap orang lain
Kemarahan yang terus menerus bisa menimbulkan dendam dan sikap
bermusuhan sehingga bisa menuju sikap menolak atau menentang
apapun yang dikatakan oleh orang tersebut.
Dinamika Psikologis Mahasiswa..., Anis Latifah, Fakultas Psikologi UMP, 2013
j. Stress and fatigue atau tertekan dan kelelahan
Stres adalah hasil dari sejumlah intensitas tuntutan negatif dalam hidup
yang digabung dengan gaya hidup dan kemampuan mengatasi masalah
pada diri individu. Semakin banyak tuntutan dan semakin lemah sikap
seseorang dalam memecahkan masalah dan gaya hidup yang kurang
baik maka semakin tinggilah stres seseorang.
6. Aspek-aspek yang mempengaruhi Prokrastinasi
Aspek-aspek prokrastinasi akademik dalam penyelesaian skripsi yang
didasarkan pada pendapat Millgram (dalam Irmawati, 2009) yang
menyatakan bahwa dalam prokrastinasi meliputi empat aspek, antara lain:
a. Melibatkan unsur penundaan, baik untuk memulai maupun
menyelesaikan tugas
b. Menghasilkan akibat-akibat lain yang lebih jauh, misalnya
keterlambatan menyelesaikan tugas maupun kegagalan dalam
menjalankan tugas
c. Melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku prokrastinasi
sebagai tugas yang penting untuk dikerjakan
d. Menghasilkan keadaan emosional yang tidak menyenangkan, misalnya
perasaan cemas, perasaan bersalah, marah dan panik.
Schowenburg (dalam Irmawati, 2009) juga telah mengupas mengenai
aspek-aspek dalam prokrastinasi akademik yang meliputi:
a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas
Dinamika Psikologis Mahasiswa..., Anis Latifah, Fakultas Psikologi UMP, 2013
b. Keterlambatan/ kelambanan dalam menyelesaikan tugas
c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja actual
d. Melakukan aktifitas lain yang lebih menyenangkan dari pada
mengerjakan tugas
7. Tanda-tanda prokrastinasi
Menurut Lively (1999) gejala umum yang bisa dilihat sebagai tanda-tanda
tejadinya prokrastinasi jika seseorang melakukan beberapa hal berikut ini:
a. “Hate the throught of making someone unhappy” berarti tidak
menyukai pikiran yang bisa membuat seseorang tidak senang
b. “Dread the falk you are going to get” berarti ketakutan akan kritik yang
bisa saja didapatkan
c. “Never get around to doing what you want to do because of that great
big “should” looming over you” berarti tidak pernah membuat
lingkungan sekitar melakukan apa yang diinginkan karena hal yang
besar tersebut akan selalu membayanginya
B. Dinamika Psikologis
Dinamika adalah kata benda yang berasal dari kata sifat dinamis
yang artinya penuh semangat dan gerak (laju) sehingga mengalami
perkembangan yang pesat (Handayani dan Suryani). Dengan demikian
dinamika dapat diartikan sebagai suatu pergerakan. Sementara psikologis
Dinamika Psikologis Mahasiswa..., Anis Latifah, Fakultas Psikologi UMP, 2013
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) adalah berkenaan dengan
psikologi, bersifat kejiwaan.
Suryabrata (1993) menyatakan, dalam psikologi, ada tiga aliran
yang menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika
psikologis individu yaitu :
1. Aliran nativisme, dengan tokoh utama Schopenhauer. Berpendapat
bahwa dinamika psiklogis individu ditentukan oleh sifat-sifat yang
sudah dibawa sejak lahir.
2. Aliran empirisme, dengan toko utama John Locke. Berpendapat
bahwa dinamika psikologis individu hanya tergantung faktor
lingkungan dan sifat-sifat bawaan tidak berperan sama sekali.
3. Aliran konvergensi, dengan tokoh utama W. Stern. Berpendapat
bahwa dinamika psikologis individu merupakan perpaduan dari sifat-
sifat bawaan individu dan juga pengaruh tempaan dari lingkungan
yang dialaminya
Dinamika psikologis yang merupakan harmonisasi dari psikologis
seseorang tidak hanya dipengaruhi dari satu aspek tetapi juga dari berbagai
macam aspek yang bersinggungan dengan individu disetiap harinya.
C. Kerangka Berfikir
Universitas Muhammadiyah Purwokerto merupakan perguruan
tinggi swasta yang didalamnya memiliki berbagai program pendidikan
dengan berbagai program studi salah satunya adalah Fakutas Psikologi.
Dinamika Psikologis Mahasiswa..., Anis Latifah, Fakultas Psikologi UMP, 2013
Fakultas psikologi didirikan dengan visi yang berorientasi pada
pemberdayaan individu dan masyarakat dengan kompetensi lulusan salah
satunya adalah menunjukkan kecakapan dalam interpersonal skill, social
skill, dan vocational skill. Apabila mahasiswa Fakultas Psikologi belum
lulus dalam kurun masa studi melebihi 14 semester atau 7 tahun, maka
dapat dikatakan mengalami hambatan dalam memenuhi salah satu
kompetensi lulusan.
Pada saat mahasiswa telah menempuh paket kurikulum delapan
semester, lingkungan memberikan tuntutan baru seperti penyusunan
skripsi yang tertunda dan lamanya masa studi. Melalui proses penilaian
kognitif, mereka akan melakukan penilaian mengenai makna tuntutan
tersebut baginya dan mengenai bagaimana kemampuannya untuk
menghadapi tugas tersebut. Jika tuntutan tersebut terlalu besar sementara
sumberdaya yang dimiliki tidak mencukupi untuk menghadapinya, maka
akan terjadi kesenjangan antara tuntutan dan sumber daya yang dimiliki.
Respon yang dipilih pada mahasiswa merupakan bentuk koping seperti
penghindaran dengan melakukan prokrastinasi akademik atau dengan
pengalihan dengan menyibukkan diri pada kegiatan competitor (Maria,
2009)
Keterlambatan mahasiswa selaku prokrastinator dalam
menyelesaikan masa studi tidak selalu berhubungan dengan tingkat
intelegensi, namun dapat juga disebabkan oleh ketidakmampuan mengatur
waktu yang baik oleh mahasiswa pada proses perkuliahan maupun
Dinamika Psikologis Mahasiswa..., Anis Latifah, Fakultas Psikologi UMP, 2013
penyelesaian tugas, kecenderungan untuk melakukan aktivitas yang lebih
menyenangkan misalnya dengan jalan-jalan, menonton televisi, bermain
dengan teman-temannya sampai melupakan tugas perkuliahan. Perilaku
seperti inilah yang membuat mahasiswa cenderung melupakan tugas-tugas
akademik sehingga menunda sampai batas waktunya dan mengerjakannya
sampai deadline tiba
Prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai segi karena melibatkan
berbagai unsur masalah yang kompleks, yang saling terkait satu sama lain
menjadi sebuah dinamika. Prokrastinasi bukan sekedar gambaran dari
rendahnya kebiasaan belajar ataupun manajemen waktu tetapi juga
melibatkan komponen perilaku, kognitif dan afeksi mahasiswa. Solomon
& Rothblum (dalam Irmawati, 2009) menemukan bahwa pelajar yang
terbiasa menunda-nunda meyakini bahwa kecenderungan mereka untuk
melakukan prokrastinasi (procrastinator), secara signifikan mengganggu
pencapaian akademis, kecakapan untuk menguasai materi kelas dan
kualitas hidup mereka.
Dinamika Psikologis Mahasiswa..., Anis Latifah, Fakultas Psikologi UMP, 2013
Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto Tahun Angkatan 2001-2005
Masa studi melebihi 14 semester atau 7 tahun
Dinamika psikologis prokrastinasi akademik
Aspek Prokrastinasi: a. Penundaan memulai ataupun menyelesaikan tugas b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas c. Kesenjangan waktu antara rencana dengan kinerja
aktual terhadap tugas d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan
Dinamika Psikologis Mahasiswa..., Anis Latifah, Fakultas Psikologi UMP, 2013