BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1...

13
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu berikut ini adalah landasan penelitian terdahulu yang dijadikan acuan oleh peneliti yang berasal dari jurnal penelitian maupun thesis Tabel 2.1 Landasan Penelitian Terdahulu No Judul Hasil Penelitian 1 Pengaruh Kepemimpinan dan Learning Organization terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Pada Perusahaan Minyak Goreng di Kota Bitung). Tinneke M. Tumbel, dkk (2015). Learning organization berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kepuasan karyawan. Hal ini memberikan bukti bahwa learning organization memberikan peranan penting guna menghasilkan kepuasan kerja bagi karyawan perusahaan. 2 Strategi mengelola perubahan melalui learning organization industri kecil dan menengah pada industri batik di kota Surakarta. Wafiatun Mukharomah (2013) Dalam mengelola perubahan melalui praktek learning organization pada pengusaha batik di Surakarta termasuk pada kategori cukup baik. Persepsi karyawan terhadap learning organization adalah mereka memandang baik atau sangat penting bagi pembelajaran individu. 3 Memetakan perubahan organisasi dalam desain learning organization pada usaha kecil menengah di kota malang. Sugeng dan Enlik (2015) Learning organization berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan individu. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin intensif learning organization diimplementasikan dalam UKM, maka akan semakin meningkat kemampuan individu. 4 Analisis faktor faktor yang menjadi predictor organisasi pembelajaran untuk meningkatkan kinerja karyawan (2006) Ada 3 hal yang mempengaruhi organisasi pembelajaran secara signifikan yaitu : visi dan startegi, aliran informasi, dan pelatihan dan pengembangan. Sumber : Jurnal dan Thesis Penelitian.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 ...eprints.umm.ac.id/38586/3/jiptummpp-gdl-alifiamahe-49439-3-babii.pdf · 2) Adanya perancangan struktur dan budaya organisasi

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

berikut ini adalah landasan penelitian terdahulu yang dijadikan acuan

oleh peneliti yang berasal dari jurnal penelitian maupun thesis

Tabel 2.1 Landasan Penelitian Terdahulu

No Judul Hasil Penelitian

1 Pengaruh Kepemimpinan

dan Learning Organization

terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan (Studi Pada

Perusahaan Minyak Goreng

di Kota Bitung).

Tinneke M. Tumbel, dkk

(2015).

Learning organization berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel

kepuasan karyawan. Hal ini

memberikan bukti bahwa learning

organization memberikan peranan

penting guna menghasilkan kepuasan

kerja bagi karyawan perusahaan.

2 Strategi mengelola

perubahan melalui learning

organization industri kecil

dan menengah pada industri

batik di kota Surakarta.

Wafiatun Mukharomah

(2013)

Dalam mengelola perubahan melalui

praktek learning organization pada

pengusaha batik di Surakarta termasuk

pada kategori cukup baik. Persepsi

karyawan terhadap learning

organization adalah mereka

memandang baik atau sangat penting

bagi pembelajaran individu.

3 Memetakan perubahan

organisasi dalam desain

learning organization pada

usaha kecil menengah di

kota malang.

Sugeng dan Enlik (2015)

Learning organization berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

kemampuan individu. Hal ini

mengindikasikan bahwa semakin

intensif learning organization

diimplementasikan dalam UKM, maka

akan semakin meningkat kemampuan

individu.

4 Analisis faktor faktor yang

menjadi predictor organisasi

pembelajaran untuk

meningkatkan kinerja

karyawan (2006)

Ada 3 hal yang mempengaruhi

organisasi pembelajaran secara

signifikan yaitu : visi dan startegi,

aliran informasi, dan pelatihan dan

pengembangan.

Sumber : Jurnal dan Thesis Penelitian.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 ...eprints.umm.ac.id/38586/3/jiptummpp-gdl-alifiamahe-49439-3-babii.pdf · 2) Adanya perancangan struktur dan budaya organisasi

8

Dari tabel 2.1 diatas terlihat pada beberapa penelitian terdahulu

menunjukkan bahwa learning organization itu penting dan perlu tidak hanya

bagi organisasi melainkan bagi anggota dalam organisasi tersebut. Selain itu

penerapan learning organization dalam suatu organisasi dapat memberikan

pengaruh dalam beberapa hal, diantaranya : kinerja organisasi, kinerja

karyawan serta kepuasan kerja. Diharapkan dengan diterapkannya learning

organization organisasi dapat lebih siap menghadapi perubahan dan mampu

bersaing.

B. Teori dan Kajian Pustaka

1. Learning Organization ( Organisasi Pembelajar )

Konsep organisasi pembelajaran mulai menjadi perbincangan

sejak tahun 70-an. Definisi yang sesuai dari Organisasi Pembelajaran (

Learning Organization) adalah organisasi yang memberdayakan

seluruh anggotanya untuk melakukan aktifitas pembelajaran. Konsep

organisasi pembelajran sering kali ditukarbalikkan dengan

pembelajaran organisasi ( organization learning ). Menurut Agapita

(2006) bahwa pembelajaran organisasi adalah proses atau aktivitas

organisasi yang bertujuan untuk mencapai kondisi ideal bagi sebuah

organisasi pembelajaran. Sedangkan pengertian organisasi

pembelajaran lebih menekankan pada organisasinya yang memberi

peluang bagi individu di dalamnya untuk belajar dan bukan

menekankan pada proses pembelajarannya.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 ...eprints.umm.ac.id/38586/3/jiptummpp-gdl-alifiamahe-49439-3-babii.pdf · 2) Adanya perancangan struktur dan budaya organisasi

9

Menurut Parmono dalam Agapita (2006 : 16) menyatakan bahwa

upaya menjadi sebuah organisasi pembelajaran bukanlah hal yang

mustahil. Upaya pembentukan organisasi pembelajaran ini harus

memperhatikan faktor – faktor budaya, strategi, struktur dan

lingkungan organisasi yang bersangkutan. Lebih luas lagi dinyatakan

bahwa ada 8 karakteristik yang harus dimiliki oleh organisasi agar

berhasil menjadi organisasi pembelajaran, yaitu :

1) Adanya peluang untuk belajar bagi seluruh komponen yang

ada dalam organisasi, bukan hanya secara formal tetapi juga

terwujud dalam aktivitas sehari-hari.

2) Adanya perancangan struktur dan budaya organisasi yang

menjamin, merangsang, dan memungkinkan seluruh

komponen yang ada dalam organisasi untuk belajar,

menanyakan praktek manajemen yang ada selama ini,

bereksperimen, dan berkontribusi dengan ide-ide baru yang

lebih segar.

3) Adanya insentif bagi para manajer yang selalu menggunakan

prinsip keterbukaan dan partisipatif dalam setiap proses

pengambilan keputusan.

4) Adanya prinsip penerimaan terhadap kemungkinan timbulnya

kesalahan sebagai bagian dari proses pembelajaran.

5) Adanya kesempatan dan hak yang sama bagi seluruh karyawan

tanpa terkecuali untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 ...eprints.umm.ac.id/38586/3/jiptummpp-gdl-alifiamahe-49439-3-babii.pdf · 2) Adanya perancangan struktur dan budaya organisasi

10

6) Adanya keterbukaan sistem manajemen data dan akuntansi

yang bisa diakses oleh para pengguna yang lebih luas namun

berkompeten.

7) Semakin kaburnya batas-batas yang ada antar karyawan dan

antar departemen sehingga memungkinkan terciptanya

keterbukaan komunikasi dan hubungan pemasok pelanggan

(supplier – customer relationship) dalam setiap tahapan proses

manajemen.

8) Adanya pemahaman bahwa keputusan pimpinan bukanlah

solusi yang lengkap tetapi lebih sebagai eksperimen yang

masuk akal (rational experiment).

Menurut Senge (1990) orang yang ingin bersaing dalam

lingkungan bisnis, harus menjadikan organisasinya “organisasi

belajar” dengan cara terus menerus beradaptasi terhadap lingkungan

yang terus berubah. Dijelaskan dalam The Fifth Discipline (Senge,

1990), learning organization (LO) adalah organisasi yang orang –

orangnya secara terus menerus mengembangkan kapasitasnya guna

menciptakan hasil yang mereka inginkan, dengan pola berpikir baru,

memberi kebebasan kepada orang – orang didalamnya secara terus

menerus belajar sesuatu secara bersama-sama. Inti konsep tersebut

bahwa membangun learning organization pada dasarnya adalah

membangun individu – individu pembelajar dalam organisasi. Tidak

ada organisasi pembelajar (LO) tanpa individu – individu pembelajar.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 ...eprints.umm.ac.id/38586/3/jiptummpp-gdl-alifiamahe-49439-3-babii.pdf · 2) Adanya perancangan struktur dan budaya organisasi

11

Hanya dengan cara belajar, organisasi akan dapat mempertahankan

keunggulan dalam bersaing.

2. Ruang lingkup Organisasi Pembelajar

Menurut marquardt (2002) ruang lingkup learning organization

meliputi adanya perkembangan yang berkelanjutan dan penyesuaian

terhadap perubahan yang ada dan mampu menciptakan tujuan dan /

atau pendekatan yang baru. Pembelajaran itu harus menyatu dengan

cara organisasi menjalankan kegiatannya, dalam hal ini pembelajaran

akan berhasil apabila :

1) Pembelajaran merupakan bagian dari kegiatan kerja sehari-

hari.

2) Pembelajaran dapat diterapkan pada individu, unit kerja dan

perusahaan.

3) Pembelajaran bersifat mampu memecahkan masalah pada akar

penyebabnya.

4) Pembelajaran focus pada tersebarnya pengetahuan di seluruh

struktur organisasi.

5) Pembelajaran digerakkan oleh kesempatan untuk mendapatkan

perubahan yang signifikan dan mengerjakan dengan lebih baik.

Sumber – sumber pengetahuan dan pembelajaran ini bisa berasal

dari gagasan dan pendapat anggota organisasi, research &

development (R&D), masukkan dari para pelanggan, saling tukar

pendapat / pengalaman antar individu salam organisasi.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 ...eprints.umm.ac.id/38586/3/jiptummpp-gdl-alifiamahe-49439-3-babii.pdf · 2) Adanya perancangan struktur dan budaya organisasi

12

Keberhasilan individu di dalam suatu organisasi belajar sangat

bergantung pada diperolehnya kesempatan untuk mempelajari dan

mempraktikan hal dan keahlian yang baru. Suatu organisasi dapat

melakukan investasi melalui pendidikan, pelatihan dan berbagai

kesempatan lain yang diberikan pada anggotanya untuk tumbuh dan

berkembang. Maqrquardt mengidentifikasi ciri – ciri organisasi

belajar, antara lain :

1) Belajar dilakukan melalui sistem organisasi secara

keseluruhan dan organisasi seakan-akan mempunyai satu

otak.

2) Semua anggota organisasi menyadari betapa pentingnya

organisasi belajar secara terus menerus untuk keberhasilan

organisasi pada waktu sekarang dan akan datang.

3) Belajar merupakan proses yang berlangsung secara terus

menerus serta dilakukan bebarengan dengan kegiatan

bekerja.

4) Berfokus pada kreativitas dan generative learning.

5) Menganggap berpikir system adalah sangat penting.

6) Dapat memperoleh akses ke sumber informasi dan data

untuk keperluan keberhasilan organisasi.

7) Iklim organisasi mendorong, memberikan imbalan, dan

mempercepat masing-masing individu dan kelompok untuk

belajar.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 ...eprints.umm.ac.id/38586/3/jiptummpp-gdl-alifiamahe-49439-3-babii.pdf · 2) Adanya perancangan struktur dan budaya organisasi

13

8) Orang saling berhubungan dalam suatu jaringan yang

inovatif sebagai suatu komunitas di dalam dan diluar

organisasi.

9) Perubahan disambut dengan baik, kejutan-kejutan dan

bahkan kegagalan dianggap sebagai kesempatan belajar.

10) Mudah bergerak cepat dan fleksibel.

11) Setiap orang terdorong untuk meningkatkan mutu secara

terus menerus.

12) Kegiatan didasarkan pada aspirasi, refleksi dan

konseptualisasi.

13) Memiliki kompetensi inti (core competence) yang

dikembangkan dengan baik sebagai acuan untuk pelayanan

dan produksi.

14) Memiliki kemampuan untuk melakukan adaptasi,

pembaharuan, dan revitalisasi sebagai jawaban atas

lingkungan yang berubah.

3. Dimensi Learning Organization

Adapun dimensi dalam learning organization ( organisasi belajar )

menurut Senge (1990) dalam bukunya The Fifth Discipline : The Art

and Practice of the Learning Organization bahwa membangun suatu

organisasi pembelajaran memiliki 5 disiplin kunci, yaitu :

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 ...eprints.umm.ac.id/38586/3/jiptummpp-gdl-alifiamahe-49439-3-babii.pdf · 2) Adanya perancangan struktur dan budaya organisasi

14

1) Berpikir Sistem (System thinking)

Adalah salah satu upaya untuk melihat atau memahami

suatu permasalahan secara keseluruhan dan saling berkaitan

yang diarahkan pada suatu pola perubahan. Jangan berpola

pikir secara sempit dalam memecahkan suatu masalah, harus

dibicarakan secara terbuka, secara berdialog dan mau

mendengar.

Organisasi merupaka suatu sistem yang tersiri dari beberapa

sub-sub sistem. Permasalahan yang terjadi pada sub sistem

akan berdampak pula terhadap sub sistem yang lain. Oleh

karena itu suatu organisasi harus mampu mencermati dan

berfikir secara sistem menyeluruh dengan saling mengaitkan

seluruh sub-sub sistem yang ada.

2) Model Mental (Mental models)

Model mental adalah citra, asumsi dan cerita-cerita yang

ada dalam pikiran kita sendiri, pikiran orang lain, organisasi

pada setiap aspek tentang dunia luar. Model mental sangat

berpengaruh dalam membentuk, menentukan, dan

mempengaruhi penglihatan, sikap, perbuatan, keputusan dan

tindakan kita. Kerangka dalam berpikir / persepsi/

berparadigma adalah cara yang mempengaruhi seseorang

melihat dunia yang kemudian akan mempengaruhi

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 ...eprints.umm.ac.id/38586/3/jiptummpp-gdl-alifiamahe-49439-3-babii.pdf · 2) Adanya perancangan struktur dan budaya organisasi

15

perilakunya. Dimana secara tidak sadar perilakunya akan

ditentukan oleh mental modelnya.

Merubah perilaku belajar seseorang hanya dapat dicapai

apabila belajar tersebut diakui dan dirasakan memiliki manfaat

bagi dirinya, merubah mental model seseorang itu sangat

penting untuk merubah perilakunya menjadi pembelajar secara

terus – menerus. Oleh karena itu organisasi harus mampu

secara terus menerus mengarahkan mental model para

anggotanya untuk selalu bersikap dan berperilaku yang benar.

3) Penguasaan Pribadi (Personal mastery)

Setiap pribadi individu dalam organisasi harus terus

memupuk rasa percaya diri, memfokuskan energy, selalu ingin

tahu, mencermati suatu realita secara objektif,

mengembangkan kesabaran dan berkepribadian yang baik.

Bagi organisasi penting untuk secara terus menerus berupaya

mendorong dan menumbuh kembangkan semua anggotanya

untuk merealisasikan maksud dan tujuan, sasaran dan makna

bekerja sesuai harapan yang telah mereka pilih. Hal ini

menunjukkan adanya kematangan di dalam diri individu

dengan terus menerus berupaya meningkatkan kompetensi

dirinya.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 ...eprints.umm.ac.id/38586/3/jiptummpp-gdl-alifiamahe-49439-3-babii.pdf · 2) Adanya perancangan struktur dan budaya organisasi

16

4) Tim Belajar (Team learning)

Adalah sekelompok orang yang semakin lama semakin

mampu belajar melaksanakan pembelajaran secara generative

dan terus menerus. Bagaimana tim secara terus menerus

belajar untuk menyelaraskan dan mengembangkan potensi-

potensi individu serta mencapai visi bersama. Proses

mentransformasikan pembicaraan dan keahlian berfikir (

thinking skills), sehingga suatu kelompok dapat secara sah

mengembangkan otak dan kemampuan yang lebih besar

dibanding ketika masing-masing anggota kelompok bekerja

sendiri.

Suatu organisasi harus mampu menciptakan kerjasama tim

yang baik serta efektif dan efisien, hal ini perlu dilakukan

untuk mempersiapkan SDM yang kompeten, memiliki disiplin

dan tanggung jawab, baik tanggung jawab secara pribadi

maupun kelompok, serta komunikasi yang terbuka, rasa saling

percaya satu dengan yang lain, serta mampu memecahkan

masalah bersama-sama dan mengambil keputusan secara

tepat.

5) membangun visi bersama ( Building shared vision)

Visi bersama adalah suatu visi yang kebanyakan anggota

kelompok / himpunan / organisasi komit dengan tulus, karena

mencerminkan visi pribadinya masing-masing. Visi pribadi

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 ...eprints.umm.ac.id/38586/3/jiptummpp-gdl-alifiamahe-49439-3-babii.pdf · 2) Adanya perancangan struktur dan budaya organisasi

17

yang merupakan kesepakatan bersama yang dapat menciptakan

identitas bersama serta mampu menghubungkan ratusan

bahkan ribuan orang. Perlu untuk membangun rasa komitmen

dalam suatu kelompok dengan mengembangkan gambaran

bersama tentang masa depan yang akan diciptakan, prinsip dan

praktek yang menuntun kita mencapai tujuan masa depan

tersebut.

Bagi suatu organisasi penciptaan visi idealnya diawali dari

penggalian visi pribadi selanjutnya disusun secara bersama-

sama untuk disepakati bersama dan dijalani secara bersama-

sama sehingga setiap pribadi memiliki suatu komitmen dan

tanggung jawab terhadap pencapaian visi tersebut.

Kelima dimensi dari peter senge tersebut perlu dipadukan secara

utuh, serta dikembangkan dan dihayati oleh setiap anggota organisasi,

dan mampu diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Kelima dimensi

organisasi pembelajaran ini harus hadir secara bersama-sama dalam

sebuah organisasi guna meningkatkan kualitas pengembangan SDM,

karena mampu mempercepat proses pembelajaran organisasi dan

meningkatkan kemampuannya untuk beradaptasi dan mengatisipasi

pada suatu perubahan di masa depan.

C. Kerangka Pikir

Menurut Senge (1990), learning organization (LO) adalah organisasi

yang orang – orangnya secara terus menerus mengembangkan kapasitasnya

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 ...eprints.umm.ac.id/38586/3/jiptummpp-gdl-alifiamahe-49439-3-babii.pdf · 2) Adanya perancangan struktur dan budaya organisasi

18

guna menciptakan hasil yang mereka inginkan, dengan pola berpikir baru,

memberi kebebasan kepada orang – orang didalamnya secara terus menerus

belajar sesuatu secara bersama-sama. Untuk menerapkan learning

organization yang efektif perlu memperhatikan dimensi yang ada dalam

LO, menurut Senge (1990) dimensi learning organization ada 5, yaitu :

berpikir sistem (system thinking), model mental (mental models), pengusaan

pribadi (personal mastery), tim belajar (team learning) dan membangun visi

bersama (building shared vision).

Untuk analisis dimensi learning organization dapat menggunakan indikator

dari masing – masing dimensi, seperti yang terlihat pada gambar 2.1

dibawah ini :

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 ...eprints.umm.ac.id/38586/3/jiptummpp-gdl-alifiamahe-49439-3-babii.pdf · 2) Adanya perancangan struktur dan budaya organisasi

19

Gambar 2.1 Dimensi dan Indikator Learning Organization

Berpikir Sistem ( X1)

Memikirkan dampak yang akan

terjadi.

Mengetahui penyebab timbulnya

masalah pekerjaan.

Model Mental ( X2)

Bersedia menerima kritik dan

saran

Selalu menghargai pendapat

orang lain

Berani mengambil keputusan Penguasaan Pribadi ( X3)

Berusaha mencari solusi dalam

menyelesaikan pekerjaan.

Memiliki komitmen terhadap

pekerjaan

Tim Belajar ( X4)

Tidak malu bertanya.

Keinginan untuk

mengembangkan ide bersama

Membangun visi bersama ( X5)

Menyadari visi organisasi

merupakan rumusan yang

harus dipahami.

Visi organisasi merupakan

pedoman

DIMENSI

LEARNING

ORGANIZATION