BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan...

21
BAB II A. Lanjut Usia 1. Definisi Lanjut Usia TINJAUAN PUSTAKA Badan Pusat Statistik di Indonesia menyatakan bahwa dalam Undang-Undang nomor 13 tahun 1998 dalam bab 1 pasal 1 ayat 2 yang mengatakan bahwa penduduk lanjut usia adalah penduduk yang berumur 60 tahun keatas. Lansia adalah tahap akhir dalam proses kehidupannya dimana banyak terjadi penurunan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan stuktur serta fungsi normalnya (Darmojo, 2015). Lansia juga akan mengalami penurunan dan perubahan fisik, psikologi, social yang berhubungan satu sama lain, sehingga berpotensi menimbulkan masalah kesehtan fisik maupun jiwa pada lansia (Cabrea, 2015). 2. Klasifikasi Lanjut Usia Menurut WHO (2013), klasifikasi lansia dibagi sebagai berikut : Tabel 2.1 Klasifikasi Usia Kategori lansia Usia Usia pertengahan (middle age) 45-54 tahun Lansia (elderly) 55-65 tahun Lansia muda (young old) 66-74 tahun Lansia Tua (old) 75-90 tahun Lansia sangat tua (very old) >90 tahun 8

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas bawah dan dapat bermanfaat untuk daya

BAB II

A. Lanjut Usia

1. Definisi Lanjut Usia

TINJAUAN PUSTAKA

Badan Pusat Statistik di Indonesia menyatakan bahwa dalam

Undang-Undang nomor 13 tahun 1998 dalam bab 1 pasal 1 ayat 2 yang

mengatakan bahwa penduduk lanjut usia adalah penduduk yang berumur 60

tahun keatas. Lansia adalah tahap akhir dalam proses kehidupannya dimana

banyak terjadi penurunan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan

mempertahankan stuktur serta fungsi normalnya (Darmojo, 2015). Lansia

juga akan mengalami penurunan dan perubahan fisik, psikologi, social yang

berhubungan satu sama lain, sehingga berpotensi menimbulkan masalah

kesehtan fisik maupun jiwa pada lansia (Cabrea, 2015).

2. Klasifikasi Lanjut Usia

Menurut WHO (2013), klasifikasi lansia dibagi sebagai berikut :

Tabel 2.1 Klasifikasi Usia

Kategori lansia Usia

Usia pertengahan (middle age) 45-54 tahun

Lansia (elderly) 55-65 tahun

Lansia muda (young old) 66-74 tahun

Lansia Tua (old) 75-90 tahun

Lansia sangat tua (very old) >90 tahun

8

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas bawah dan dapat bermanfaat untuk daya

9

3. Teori Penuaan

Teori penuaan menurut Stanley & Beare (2007) dalam Pradana (2017)

yaitu :

1) Teori Wear and Tear

Adanya akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi seperti

radikal bebas dapat merusak sintesis pada DNA, sehingga terjadi

malfungsi molekular dan terjadi malfungsi pada organ.

2) Teori Imunitas

Semakin tua seseorang maka pertahanan mereka terhadap

organisme akan menurun sehingga akan rentan terkena penyakit atau

infeksi. Teori ini sering dikaitakan dengan peran kelenjar timus.

3) Teori Neuroendokrin

Terjadinya suatu perlambatan dalam sekresi hormonsehingga

memiliki dampak pada sistem saraf. Hormone yang terkait seperti

hipofisis, tiroid, adrenal, dan reproduksi.

4. Perubahan Akibat Penuaan

a. Perubahan Fisik

Menjadi tua ditandai dengan gejala – gejala antara lain, kulit

mulai mengendur, wajah nampak keriput serta garis-garis pada wajah,

rambut mulai memutih / beruban, gigi mulai lepas, fungsi penglihatan

dan pendengaran mulai menurun, mudah lelah, mudah jatuh, mudah

terserang penyakit, gerakan menjadi lambat (Padila, 2013).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas bawah dan dapat bermanfaat untuk daya

10

b. Perubahan pada Sistem Pernapasan

Perubahan pada Struktur Anatomi pulmonari diantaranya bentuk paru

menjadi lebih kecil, diameter posterior-anterior meningkat, otot-otot

bantu nafas mengalami degenerasi dan kekuatan menurun, kekakuan

dinding dada meningkat atropi otot laring dan faring, elastisitas pulmoner

dan aliran darah menuju sirkulasi paru menurun (Syaifuddin, 2009)

c. Perubahan pada Sistem Kardiovaskuler

Perubahan stuktur yang terjadi pada sistem kardiovaskuler seperti

Penebalan pada dinding ventrikel kiri. Dikarenakan peningkatan densitas

kolagen dan hilangnya fungsi serta-serat yang elastis. Halini

menyebabkan ketidak mampuan jantung untuk distensi dan penurunan

kekuatan kontraktil, Menurunnya jumlah sel-sel peace maker dan berkas

his kehilangan serat konduksi, yang fungsinya membawa impuls ke

ventrikel (Miller 2012)

d. Perubahan pada Sistem Muskuloskeletal

Pada lansia juga terjadi perubahan dimana massa otot dan kekuatan

otot mengalami penurunan, kekakuan pada sendi serta terjadi penurunan

produksi cairan sinovial. Tulang menjadi berongga yang disebabkan

penyerapan kalsium oleh vitamin D mengalami penurunan akibatnya

rawan untuk terjadinya patah tulang pada lansia. Perubahan

muskuloskeletal pada lansia juga dapat menyebabkan beberapa

perubahan yang dapat menimbulkan keluhan nyeri (Sevilla, 2013).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas bawah dan dapat bermanfaat untuk daya

11

e. Perubahan pada Sistem Gastrointestinal

Perubahan yang terjadi pada gastrointestinal lansia menurut Martono

(2015), yaitu :

1) Dilatasi esofagus dan penurunan reflek muntah

2) Atrofi penurunan sekresi asam hidrolorik mukosa lambungyang

menyebabkan lambatnya dalam mencerna makanan dan

mempengaruhi penyerapan vitamin B12, bakteri usus halus berkurang

sehingga penyerapan lemak berkurang.

3) Menurunnya kemampuan absorbsi obat-obatan, zat besi dan seringnya

mengalami konstipasi.

h. Perubahan pada Sistem Neurologis

Perubahan yang terjadi pada sistem neurologis akibat proses

penuaan menurut seperti Reflek tendon yang lebih lambat dan

meningkatnya waktu reaksi akibat dari konduksi saraf perifer yang lebih

lambat. Kehilangan panas tubuh akibat termoregulasi oleh hipotalamus

yang kurang efektif (Martono 2015).

B. Aktivitas Fisik

1. Definisi Aktivitas Fisik

Gerakan tubuh yang dapat meningkatkan pengeluaran energi atau

tenaga dan pembakaran energi disebut dengan aktivitas fisik (Simbolon,

2018). Aktivitas fisik didefinisikan sebagai gerakan tubuh yang diproduksi

oleh kontraksi otot rangka dan meningkatkan pengeluaran energi yang

mencakup keseluruhan gerakan manusia dari aktivitas yang dilakukan

sehari-hari ataupun olahraga (Novriansyah, 2017). Aktivitas fisik diartikan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas bawah dan dapat bermanfaat untuk daya

12

secara luas sebagai aktivitas diwaktu luang, olahraga sehari-hari, dan

transportasi (Garber et al., 2011).

2. Klasifikasi Aktivitas Fisik

Menurut Norton et al., (2010) kategori aktivitas fisik meliputi :

a. Akivitas Sedentary

Aktivitas sedentary adalah aktivitas yang dilakukan tidak

berpindah (non-transport activities) dalam jangka waktu yang lama.

Aktivitas ini meliputi duduk, membaca bermain game, dan aktivitas

berbaring atau tidur yang sedikit bergerak.

b. Aktivitas Fisik Rendah

Aktivitas fisik rendah adalah aktivitas yang tidak menyebabkan

perubahan berarti pada jumlah hembusan nafas. Seperti berdiri, berjalan

pelan atau jalan santai, pekerjaan rumah. Jangka waktu aktivotas yang

dilakukan adalah kurang dari 60 menit.

c. Aktvitas Fisik Sedang

Aktivitas ini digambarkan berupa aktivitas aerobik yang dilakukan

terus menerus dan dengan tenaga yang intens namun tidak tersengal-

sengal. Kegiatan seperti berjalan 3,5- 4,0 mil/jam, berenang, bermain

golf, berkebun, bersepeda dengan kecepatan yang sedang. Durasi dari

kegiatan ini anatar 30 sampai 60 menit 1-2 kali dalam 7 hari/ seminggu.

Seperti Seperti berlari kecil, berenang, tenis meja, senam aerobik,

bekerja, bersepeda, bermain musik, jalan cepat.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas bawah dan dapat bermanfaat untuk daya

13

d. Aktvitas Fisik Berat

Kegiatan yang dilakukan dalam seminggu dengan durasi kurang

lebih 75 menit 5-6 kali meliputi aktivitas aerobik dan aktivitas yang

membutuhkan kekuatan (power) seperti naik turun tangga, memanjat,

joging, sepak bola, voli dan basket, kompetisi tenis.

3. Manfaat Aktivitas Fisik

Manfaat melakukan aktivitas fisik menurut Nurmalina (2011) adalah

menjaga otot dan sendi, meningkatkan kebugaran pada tubuh, meningkatkan

kapasitas nutrisi yang dibawa oleh darah keseluruh tubuh, menurunkan

resiko terjadinya penyakit jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi.

Gerakan tubuh yang teratur saat melakukan aktivitas fisik juga dapat

membantu menurunkan kecemasan, stress dan depresi.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Fisik

Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik menurut Bouchard,

& Haskel (2012) :

a. Umur

Pada lansia akan mengalami penurunan aktivitas fisik pada usia 65

tahun akibat dari menurunnya kemampuan fisik akibat penuaan.

b. Jenis Kelamin

Tingkat aktivitas fisik seseorang juga dipengaruhi oleh jenis kelamin,

pada umumnya aktivitas pada laki-laki lebih besar dibandingkan dengan

aktivitas pada perempuan.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas bawah dan dapat bermanfaat untuk daya

14

c. Etnis

Aktivitas fisik juga dapat ditentukan oleh etnis suatu negara, misal

perbedaan mayoritas berkendara disuatu negara, di belanda mayoritas

menggunakan sepeda sedangkan di Indonesia mayoritas menggunakan

kendaraan bermotor, sehingga tingkat aktivitas fisik di negara Belanda

lebih besar dibandingkat di Indonesia.

d. Faktor Lingkungan Sosial

Faktor-faktor yang meliputi tempat tinggal dan kondisi lingkungan

sekitar (daerah pegunungan, perkotaan, atau pedesaan serta dilingkungan

anggota keluarga).

e. Kesehatan Fisik

Menderita suatu penyakit, cacat fisik dan imobilisasi pada tubuh akan

mempengaruhi pergerakan seseorang sehingga sulit untuk melakukan

aktivitas fisik.

5. Aktivitas Fisik pada Lansia

Lansia direkomendasikan melakukan aktivitas fisik sedang dengan

durasi waktu selama 30 menit yang dilakukan setiap hari dalam seminggu.

Aktivitas seperti berjalan, berkebun, melakukan pekerjaan rumah, merawat

cucu dan naik turun tangga. Lansia disarankan melakukan Akivitas fisik

olahraga yang tidak terlalu membebani tubuh salah satunya adalah aerobik,

olahraga yang bersifat aerobik dapat membuat jantung paru bekerja lebih

keras untuk memenuhi peningkatan kebutuhan oksigen. Berdasarkan

Fahlina (2018) macam-macam latihan fisik yang baik bagi lansia adalah:

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas bawah dan dapat bermanfaat untuk daya

15

a. Pekerjaan rumah seperti berkebun, mengasuh cucu, memasak dapat

memberikan suatu latihan yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan

jasmani pada lansia.

b. Berjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas

bawah dan dapat bermanfaat untuk daya tahan tubuh.

c. Senam, manfaat melakukan senam secara teratur dan benar dalam jangka

waktu yang cukup dan secara rutin dapat mempertahankan dan

meningkatkan kesegaran jasmani yang baik serta dapat meningkatkan

kebugaran lansia, koreksi terhadap kesalahan sikap gerak dan postur pada

lansai, menguatkan otot, meningkatkan keseimbangan, ketahanan. Salah

satu contoh senam yang baik bagi lansia adalah senam tera.

6. Pengukuran Aktivitas Fisik

Dalam menentukan aktivitas fisik seseorang dibutuhkan pengukuran

untuk menilai aktivitas fisik, dapat dilakukan msecara objektif maupun

subjektif. Penilaian objektif merupakan penilaian dengan beban partisipan

rendah menggunakan alat yang digunakan untuk mengukur aktivitas fisik

seperti sensor gerakan, monitor detak jantung, double labeled water, dan

kalorimeterti tidak langsung sedangkan penilaian subjektif merupakan

penilaian aktivitas fisik dengan beban partisipan yang tinggi dengan alat

ukur seperti kuisioner, observasi langsung, catatan harian aktivitas fisik.

Pengukuran aktivitas fisik yang dapat dilakukan pada jumlah responden

yang cukup banyak dan sederhana adalah dengan instrument kuisioner

(Purwantoro, 2010 dalam Nurmalita 2017).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas bawah dan dapat bermanfaat untuk daya

16

Salah satu kuisioner yang sering digunakan untuk mengukur tingkat

aktivitas fisik adalah GPAQ (Global Physical Activity Questionaire). World

Health Organization (WHO) mengembangkan kuisioner GPAQ untuk

menilai aktivitas fisik di negara-negara terutama negara yang sedang

berkembang. GPAQ terdiri dari 16 pertanyaan yang meliputi data dari

responden penelitian dalam aktivitas fisik pada tiga kategori yaitu aktivitas

fisik saat bekerja, aktivitas perjalanan dari tempat ke tempat, dan aktivitas

yang bersifat rekreasi atau waktu luang (Hamrik et al,. 2014). GPAQ adalah

kuesener yang sudah tervalidasi, memiliki nilai reabilitasi kuat (Kappa 0,67

sampai 0,73) dan memiliki tingkat validitas sedang dikorelasikan dengan

data accelerometer (r=0,48) (bull et al.,2009). Kuisioner Global Physical

Activity Questionnaire telah tervalidasi untuk mengukur aktifitas fisik pada

rentan usia 16-84 tahun (Dugdill etal., 2009).

Perhitungan indikator kategori, digunakan kriteria GPAQ menurut

WHO (2010) yaitu total waktu yang dihabiskan dalam melakukan aktivitas

fisik selama 1 minggu. Tingkat dari total aktivitas fisik dikategorikan

menjadi tiga kategori sebagai berikut:

a. Aktivitas Ringan

1) Jika tidak ada aktivitas fisik, atau tidak ada memenuhi aktivitas fisik

yang masuk kedalam kategori sedang dan berat.

2) <600 MET menit per minggunya

b. Aktivitas Sedang

1) Melakukan aktivitas berat minimal 20 menit/hari selama 3 hari

maupun lebih dari pada itu

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas bawah dan dapat bermanfaat untuk daya

17

2) Melakukan aktivitas sedang selama 5 hari atau lebih atau minimal

berjalan 30 menit/hari atau

3) Melakukan kombinasi aktivitaas fisik yang berat, sedang ringan dalam

5 hari atau lebih dengan intensitas mencapai 600 MET- menit/minggu.

c. Aktivitas Berat

1) Aktivitas berat >3 hari dan dengan intensitas >1500 METmin/minggu

2) Melakukan kombinasi dengan aktivitas fisik ringan sedang dan berat

dengan total MET >3000 MET min/minggu.

Pengukuran dengan GPAQ dilakukan dengan cara menjawab

pertanyaan berupa waktu intensitas di setiap aktivitas fisik yang tertera pada

tabel quisinare. Pengukuran aktivitas fisik menggunakan kuisioner GPAQ

diklasifikasikan berdasarkan rasio laju metabolisme saat kerja dibandingkan

dengan laju metabolisme saat istirahat biasa disebut dengan MET

(Metabolic Equivalent).

Dalam menentukan nilai 1 MET dapat didefinisikan nilai setara

dengan konsumsi 1 kalori kkal/kg/jam. Perbandingan MET dalam aktivitas

kategori moderat/sedang yaitu 4 kali lebih besar dibandingkan dengan

aktivitas duduk tenang, sehingga perhitungan pada aktivitas fisik kategori

moderat/sedang akan dikali 4 MET. Sedangkan aktivitas berat memiliki

perbandingan 8 kali lebih besar dari aktivitas ringan, sehingga perhitungan

pada akivitas dalam kategori berat akan dikali dengan 8 MET (singh &

Purohit, 2011). Data durasi aktivitas dalam kategori berat dikalikan dengan

koefisien MET=8, untuk data durasi aktivitas sedang dikalikan dengan

koefisien MET=4.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas bawah dan dapat bermanfaat untuk daya

18

Aktivitas Fisik

Kode Pertanyaan Jawaban Rumus MET

Aktivitas fisik saat belajar/bekerja

(aktivitas termasuk kegiatan latihan, aktivitas rumah tangga, belajar dll )

P1 Apakah aktivitas fisik sehari-hari anda, termasuk aktivitas berat (seperti

membawa beban berat, menggali atau

pekerjaan kontruksi lain)?

Ya

Tidak

(langsung

ke P4)

8.0 x menit aktivitas

berat x

jumlah hari

P2 Berapa hari dalam seminggu anda melakukan aktvitas berat ?

……hari

P3 Berapa lama dalam sehari biasanya anda melakukan aktivitas fisik berat

……..jam

……..menit

P4 Apakah aktivitas sehari-hari anda termasuk Aktivitas sedang yang

menyebabkan peningkatan nafas dan

denyut nadi, seperti mengangkat beban

ringan dan jalan sedang (minimal 10

menit)?

Ya

Tidak

(langsung

ke P7)

4.0 x menit aktivitas

sedang x

jumlah hari

P5 Berapa hari dalam seminggu anda meakukan aktifitas sedang ?

……..hari

P6 Berapa lama dalam sehari biasanya anda melakukan aktivitas sedang?

……..jam

……..menit

Perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain

(perjalanan ketempat aktivitas, berbelanja, beribadah diluar, dll)

Menurut WHO (2010) Untuk mengetahui total aktivitas fisik

digunakan rumus:

Total Aktivitas Fisik MET menit/minggu= [(P2×P3c8) + (P5×P6×4) +

(P8×P9×4) + (P11×P12×8) + (P14×P15×4)]

Berikut merupakan pertanyan pada GPAQ

Tabel 2.2 Kueisioner GPAQ

(Sumber : WHO, 2010)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas bawah dan dapat bermanfaat untuk daya

19

P7 Apakah anda berjalan kaki atau bersepeda untuk pergi ke satu tempat minimal 10

menit continue?

Ya

Tidak

(langsung

ke P10)

3.3 x menit aktivitas

berjalan

atau

bersepeda

x jumlah

hari

P8 Berapa hari dalam seminggu anda berjalan kaki atau bersepeda untuk pergi

ke suatu tempat?

……..hari

P9 Berapa lama dalam sehari biasanya anda berjalan kaki atau bersepeda untuk pergi

kesuatu tempat?

……..jam

…….. menit

Aktivitas rekreasi (olahraga, fitness, dan rekreasi lainnya)

P10 Apakah anda melakukan olahraga, fitness, atau rekreasi yang berat seperti

lari, sepak bola atau rekreasi lainnya yang

mengakibatkan peningkatan nafas dan

denyut nadi secara besar (minimal 10

menit secara continue)

Ya

Tidak

(langsung

ke P13)

8.0 x menit aktivitas

berjalan

atau

bersepeda

x jumlah

hari

P11 Berapa hari dalam seminggu biasanya anda melakukan olahraga, fitness, atau

rekreasi yang tergolong berat?

……..hari

P12 Berapa lama dalam sehari biasanya anda melakukan olahraga, fitness, atau rekreasi

yang tergolong berat?

……..jam

……..menit

P13 Apakah anda melakukan olahraga, fitness, atau rekreasi yang tergolong

sedang seperti berjalan cepat, senam,

bersepeda, berenang, voly yang

mengakibatkan peningkatan nafas dan

denyut nadi (minimal dalam 10 menit

secara continue) ?

Ya

Tidak

(langsung

ke P16)

4.0 x menit aktivitas

berjalan

atau

bersepeda

x jumlah

hari

P14 Berapa hari dalam seminggu biasanya anda melakukan olahraga, fitness, atau

rekreasi lainnya yang tergolong sedang?

……..hari

P15 Berapa lama dalam sehari biasanya anda melakukan olahraga, fitness, atau rekreasi

yang tergolong sedang?

……..jam

……..menit

Aktivitas menetap (sedentary behavior)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas bawah dan dapat bermanfaat untuk daya

20

Aktivitas yang tidak memerlukan banyak gerak seperti duduk saat bekerja, duduk saat di kendaraan, menonton televisi, atau berbaring, KECUALI tidur

P16 Berapa lama anda duduk atau berbaring dalam segari

……..jam……..menit

Tingkat aktivitas fisik diklasifikasikan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Aktivitas fisik ringan (low) < 600MET menit/minggu

b. Aktivitas sedang > 600 MET menit/minggu

c. Aktivitas berat > 1500 MET menit/minggu

C. Tekanan Darah

1. Definisi Tekanan Darah

Tekanan darah adalah kekuatan jantung saat berkontraksi agar darah

dapat mengalir didalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua

jaringan yang ada pada tubuh manusia (Maulana 2016). Setiap jantung

berdenyut, darah dipompa keluar dari jantung kedalam pembuluh darah,

yang membawa darah keseluruh tubuh. Jumlah tekanan sangat diperlukan

untuk mempertahankan pembuluh darah agar tetap terbuka (LeMone dan

Burke, 2008). Ukuran tekanan darah dapat dinyatakan dalam satuan

milimeter mercury (mmHg). Tekanan darah dibedakan menjadi 2, yaitu

Tekanan darah sistolik merupakan tekanan terhadap dinding arteri setiap

jantung berkontraksi atau menekan darah keluar dari jantung. Tekanan

diastolik merupakan tekanan darah arteri saat jantung beristirahat.

2. Klasifikasi Tekanan Darah

Secara umum jika tekanan darah seseorang melebihi nilai normal

maka dapat disebut tekana darah tinggi atau hipertensi, sebaliknya jika

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas bawah dan dapat bermanfaat untuk daya

21

kurang dari nilai normal, maka disebut dengan tekanan darah rendah atau

hipotensi (Chin et, al., 2012).

Tabel 2.3 Klasifikasi Tekanan Darah

(Sumber : Depkes, 2016)

Kategori Tekanan Darah

Sistolik

Tekanan Darah

Diastolik

Normal 120-129 mmHg 80-89 mmHg

Normal Tinggi 130-139 mmHg 89 mmHg

Stadium 1 (Hipertensi Ringan)

140-159 mmHg 90-99 mmHg

Stadium 2 (Hipertensi sedang)

≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg

Stadium 3 (Hipertensi Berat)

> 180 mmHg > 110 mmHg

3. Fisiologi Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan faktor yang sangat penting pada sistem

sirkulasi sebagai daya agar darah dapat mengalir didalam pembuluh darah

dan dapat beredar keseluruh jaringan tubuh yang berfungsi sebagai media

pengangkut oksigen serta zat lain yang di perlukan untuk sel-sel di dalam

tubuh (Moniaga, 2013).

Darah yang dipompa oleh jantung akan mengalir kedalam pembuluh

darah arteri. Pada saat darah mengalir kedalam arteri, arteri akan mengalami

peregangan namun karena sifatnya yang elastis arteri akan kembali

keukuran semula dan dengan demikian darah akan mengalir kedaerah yang

lebih distal.

Peningkatan dan penururnan tekanan darah mempengaruhi

homeostatis dalam tubuh. Tekanan darah diperlukan untuk daya dorong

mengalirnya darah didalam arteri, kapiler dan sistem vena, sehingga

terbentuklah aliran darah yang menetap. Faktor yang mepengaruhi tekanan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas bawah dan dapat bermanfaat untuk daya

22

darah yaitu curah jantung (cardiac output), tahanan pembuluh perifer, aliran

dan volume darah (Ultawaningrum, 2018).

Gambar 2.1 Sistem Peredaran Darah

(sumber : Jarwo,2012)

Saat jantung berdetak otot jantung akan berkontraksi atau menekan

darah keluar dari jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh disebut

dengan tekanan sistolik. Sedangkan tekanan diastolik adalah saat otot

jantung sewaktu beristirahat sebelum kontraksi berikutnya. Pompa jantung

memberikan tekanan mendorong darah melewati pembuluh-pembuluh

darah. Setiap jantung berdenyut, darah dipompa keluar dari jantung kedalam

pembuluh darah, yang kemudian membawa darah keseluruh tubuh. Jumlah

tekanan darah sangat penting untuk mempertahankan pembuluh darah tetap

terbuka (LeMone dan Buerke, 2009).

4. Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Beberapa hal yang mempengaruhi tekanan darah adalah:

a. Usia

Tekanan darah akan meningkat seiring dengan usia terutama pada usia

> 50 tahun. Pada lanjut usia akan terjadi pengerasan progresif dinding

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas bawah dan dapat bermanfaat untuk daya

23

arteri dan elastisitas arteri mengalami penurunan sehingga menyebabkan

peningkatan tekanan darah sistolik dan diatolik (Munawarah 2017).

b. Jenis Kelamin

Miller (2010) menjelaskan bahwa perubahan hormonal yang sering

terjadi pada wanita menyebabkan wania lebih cenderung memiliki

tekanan darah yang lebih tinggi. Wanita yang memasuki usia > 45 tahun

setelah menopause memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari pada

pria yang diakibatkan dari menurunnya hormone estrogen pada wanita.

c. Keturunan

Riwayat keluarga yang menderita tekanan darah tinggi juga memiliki

resiko terkena hipertensi, terutama pada hipertensi primer. Faktor genetik

juga menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah yg tinggi akibat

dari metabolisme pengaturan garam dan renin membrane sel. Bila kedua

orangtua memiliki riwayat hipertensi maka sekitar 45% anaknya akan

menderita hipertensi juga, oleh sebab itu tekanan darah tinggi atau

hipertensi disebut penyakit turunan (Triyanto, 2014).

d. Berat Badan

Seseorang yang memiliki berat badan lebih dari normal memiliki

pompa jantung dan sirkulasi volume darah yang lebih tinggi jika

dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal (Triyanto,

2014).

5. Tekanan Darah pada Lansia

Lansia akan mengalami penurunan fungsi organ yang menyebabkan

terjadinya labilitas tekanan darah akibat proses penuaan. Peningkatan atau

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas bawah dan dapat bermanfaat untuk daya

24

penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatis dalam tubuh.

Individu lanjut usia memiliki lebih tinggi risiko untuk penyakit

kardiovaskular terutama tekanan darah (Mubarak dkk, 2006 dalam Astari,

2012).

Anggara 2013 menyatakan bahwa Individu yang berusia >40 tahun

akan mengalami kondisi dimana pada dinding pembuluh darah akan

kehilangan elastisitasnya. Kondisi tersebut akan mengakibatkan peningkatan

tekanan darah. Mekanisme peningkatan tekanan darah sejalan dengan

penambahan usia yaitu terjadinya penurunan elastisitas dan kemampuan

meregang pada arteri besar. Tekanan aorta meningkat sangat tinggi dengan

penambahan volume intravaskuler yang sedikit menunjukan kekakuan

pembuluh darah pada lanjut usia. Selain itu faktor lain yang menyebabkan

tekanan darah lansia tinggi adalah faktor gaya hidup seseorang yang banyak

mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam (Kenia &

Taviyanda, 2013).

6. Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah dapat diukur menggunakan alat yang biasa disebut

dengan sphygmomanometer, yang terdiri dari sebuah pompa, sebuah

pengukuran tekanan, dan sebuah manset dari karet. Alat ini mengukur

tekanan darah dalam unit yang disebut millimeter mercury

hydrargyrum/milimeter air raksa (mmHg).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas bawah dan dapat bermanfaat untuk daya

25

Gambar 2.2 sphygmomanometer

(Data Pribadi, 2019)

a. Prosedur pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomnometer

manual berdasarkan suri (2017) yaitu:

1) Responden duduk dengan rileks dan senyaman mungkin

2) Manset dipasangkan pada lengan kiri dengan jarak sisi manset paling

bawah 2,5 cm dari siku dan rekatkan dengan baik

3) Tangan responden diposisikan diatas meja telapak tangan terbuka

keatas dan sejajar dengan jantung.

4) Lengan yang terpasang manset harus bebas dari lapisan apapun

5) Kemudian raba nadi pada lipatan lengan, pompa alat sehingga denyut

nadi tidak teraba.

6) Stetoskop ditempelkan pada perabaan denyut nadi, lepaskan pemompa

perlahan-lahan dan dengarkan bunyi denyut nadi

7) Tekanan darah sistolik yaitu nilai tekanan ketika denyut nadi yang

pertama terdengar dan tekanan darah diastolik ketika bunyi denyut

nadi tidak terdengar kemudian catat hasilnya

8) Pengukuran sebaiknya dilakukan 2x dengan selang waktu 2 menit

9) Apabila responden tidak mampu duduk, pengukuran dapat dilakukan

dengan posisi baring dan catat kondisi tersebut dilembar catatan.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas bawah dan dapat bermanfaat untuk daya

26

Gambar 2.3 pengukuran tekanan darah

(Data Pribadi, 2020)

D. Hubungan Aktivitas Fisik terhadap Tekanan Darah

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh akibat kontraksi otot rangka

yang mengakibatkan pengeluaran energi. Mekanisme kerja otot pada saat

melakukan aktivitas fisik sangat penting dalam mengatur tekanan darah

seseorang. Dalam proses tersebut terjadi penurunan resistensi pembuluh darah

perifer melalui dilatasi arteri pada otot yang bekerja. Besarnya penurunan

resistensi tergantung pada beban atau aktivitas yang dilakukan. Aktivitas fisik

dapat meningkatkan metabolisme lemak dengan menurunkan kadar lipoprotein

densitas rendah (LDL) dan meningkatkan kadar lipoprotein densitas tinggi

(HDL). Sehingga mengakibatkan hambatan pada dinding arteri menjadi

berkurang dan kekuatan aliran adarah menjadi mormal. Maka tekanan darah

akan dapat mengalami penurunan (Dinata, 2015 dalam Fahlina, 2018).

Semakin besar aktivitas fisik yang dilakukan, maka ketegangan otot dan

tekanan pada pembuluh darah intramuskular akan semakin besar pula. Selain

itu aktivitas fisik yang tinggi mampu merangsang pelepasan hormon endorfin

yang menyebabkan efek rileksasi otot sehingga pengontrolan tekanan darah

akan stabil (Kokkinos et al., 2009 dalam Astuti, 2016).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas bawah dan dapat bermanfaat untuk daya

27

E. Profil Komunitas Sasana Arjosari

Komunitas sasana Arjosari yang berlokasi di jalan Teluk Pelabuhan Ratu

nomer 40 kelurahan Arjosari Kota Malang merupakan komunitas yang rutin

melakukan kegiatan senam tera yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan

lansia.

Gambar 2.4. Lokasi Komunitas Sasana Arjosari Malang

(Sumber: Google Maps 2019)

Berdiri sejak 9 januari 2016 oleh Bapak R Bambang Setiadji sebagai

pengurus komunitas sasana. Jumlah anggota komunitas sasana pada mulanya

sebanyak 9 hingga 20 orang dan terus bertambah hingga sekarang

beranggotakan sebanyak 75 orang yang sebagian besar merupakan

lansia.Kegiatan senam tera dilakukan pada hari rabu dan sabtu pada pagi hari

dengan durasi senam 30 menit. senam dipandu oleh intruktur yaitu bapak

Bambang Setiadji yang merupakan pelatih senam tera indonesia yang terlatih

dan berpengalaman. Selain rutin melakukan senam tera, komunitas ini juga

melakukan rekreasi dan kegiatan kunjungan keberbagai daerah untuk

melakukan senam tera gabungan yang dilaksanakan komunitas senam tera

Indonesia setiap tiga bulan sekali.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usiaeprints.umm.ac.id/62240/3/BAB 2.pdfBerjalan kaki dianjurkan untuk meregangkan otot-otot pada ekstermitas bawah dan dapat bermanfaat untuk daya