BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha...

34
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia Prasekolah a. Pengertian Anak Usia Prasekolah Menurut Biechler dan Snowman dalam Patmonodewo (2003) menjelaskan bahwa anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun. Mereka biasanya mengikuti program prasekolah dan kinderganten. Sedangkan di Indonesia, umumnya mereka mengikuti program tempat penitipan anak ( 3 bulan 5 tahun ) dan kelompok bermain (usia 3 tahun) sedangkan 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-Kanak.Wong (2000) menambahkan bahwa anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun . Yusuf (2009) menjelaskan bahwa masa usia prasekolah diperinci menjadi dua masa, yaitu: 1) Masa vital Pada masa ini, individu mengggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar, Freud menanamkan tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidaknikmatan. Anak memasukan apa saja yang dijumpai ke dalam mulutnya itu, 11 Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Anak Usia Prasekolah

a. Pengertian Anak Usia Prasekolah

Menurut Biechler dan Snowman dalam Patmonodewo (2003)

menjelaskan bahwa anak prasekolah adalah mereka yang berusia

antara 3-6 tahun. Mereka biasanya mengikuti program prasekolah dan

kinderganten. Sedangkan di Indonesia, umumnya mereka mengikuti

program tempat penitipan anak ( 3 bulan – 5 tahun ) dan kelompok

bermain (usia 3 tahun) sedangkan 4-6 tahun biasanya mereka

mengikuti program Taman Kanak-Kanak.Wong (2000) menambahkan

bahwa anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6

tahun .

Yusuf (2009) menjelaskan bahwa masa usia prasekolah

diperinci menjadi dua masa, yaitu:

1) Masa vital

Pada masa ini, individu mengggunakan fungsi-fungsi biologis

untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa

belajar, Freud menanamkan tahun pertama dalam kehidupan

individu itu sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang

sebagai sumber kenikmatan dan ketidaknikmatan. Anak

memasukan apa saja yang dijumpai ke dalam mulutnya itu,

11

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

12

tidaklah karena mulut merupakan sumber kenikmatan utama,

tetapi karena waktu itu mulut merupakan alat untuk melakukan

eksplorasi (penelitian) dan belajar. Pada tahun kedua anak telah

belajar berjalan dengan mulai berjalan anak akan mulai menguasai

ruang, mula-mulai ruang tempatnya saja, kemudian ruang dekat

dan selanjutnya ruang yang jauh. Pada tahun kedua ini umumnya

terjadi pembiasaan terhadap kebersihan (kesehatan). Melalui

latihan kebersihan ini, anak belajar mengendalikan impuls-impuls

atau dorongan-dorongan yang datang dari dalam dirinya (misalnya

buang air kecil dan air besar).

2) Masa estetik

Pada masa ini dianggap sebagai masa perkembangan rasa

keindahan. Kata estetik disini dalam arti bahwa pada masa ini,

perkembangan anak yang terutama adalah fungsi pancainderanya.

Kegiatan eksploitas dan belajar anak juga terutama menggunakan

pancainderanya. Pada masa ini, indera masih peka, karena itu

mentessori menciptakan bermacam-macam alat permainan untuk

melatih pancainderanya.

2. Ciri-ciri anak usia Prasekolah

Ciri-ciri anak usia prasekolah meliputi aspek fisik, sosial,

emosi dan kognitif anak (Patmonodewo, 2003) :

1) Ciri fisik anak usia prasekolah

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

13

Penampilan maupun gerak-gerik usia prasekolah mudah

dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya.

Ciri-ciri fisik anak usia prasekolah dikemukakan sebagai berikut :

anak prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah memiliki

penguasaan (control) terhadap tubuhnya dan sangat menyukai

kegiatan yang dilakukan sendiri. Berikan kesempatan kepada anak

untuk lari, memanjat dan melompat. Usahakan kegiatan-kegiatan

tersebut di atas sebanyak mungkin sesuai dengan kebutuhan anak

dan selalu di bawah pengawasan guru.

a) Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan

istirahat yang cukup. Seringkali anak tidak menyadari bahwa

mereka harus beristirahat cukup

b) Otot-otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari

kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu biasanya anak

belum terampil, belum bisa melakukan kegiatan yang rumit

misalnya mengikat tali sepatu.

c) Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus

memfokuskan pandangannya pada objek-objek yang kecil

ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan dan matanya

masih kurang sempurna.

d) Walaupun tubuh anak ini lentur, tetapi tengkorak kepala yang

melindungi masih lunak.

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

14

e) Walaupun anak lelaki lebih besar dan anak perempuan lebih

terampil dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya dalam

tugas motorik halus, tetapi sebaiknya jangan mengkritik anak

lelaki apabila ia tidak terampil. Jauhkanlah dari sikap

membandingkan lelaki dan perempuan.

2) Ciri sosial anak usia prasekolah

Anak usia prasekolah biasanya mudah bersosialisasi dengan

orang disekitarnya. Ciri-ciri sosial anak prasekolah (Dewi, 2005) :

a) Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua

sahabat, tetapi sahabat ini biasanya cepat berganti. Mereka

umumnya dapat cepat menyesuaikan secara sosial, mereka

mau bermain dengan teman. Sahabat yang dipilih biasanya

yang sama jenis kelaminnya tetapi kemudian berkembang

sahabat yang terdiri dari jenis kelamin yang berbeda.

b) Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak terlalu

berorganisasi secara baik oleh karena itu kelompok tersebut

cepat berganti-ganti.

c) Anak yang lebih muda seringkali bermain bersebelahan

dengan anak yang lebih besar. Parten (Patmonodewo, 2003),

melalu pengamatannya terhadap anak yang bermain bebas di

sekolah dapat membedakan beberapa tingkah laku sosial :

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

15

(1) Tingkah laku “unoccupied” : Anak tidak bermain dengan

sesungguhnya. Ia mungkin berdiri di sekitar anak lain dan

memandang temannya tanpa melakukan kegiatan apapun.

(2) Bermain soliter. Anak bermain sendiri dengan

menggunakan alat permainan, berbeda dari apa yang

dimainkan oleh teman yang ada didekatnya. Mereka tidak

berusaha untuk saling bicara.

(3) Tingkah laku „onlooker”. Anak menghasilkan waktu

dengan mengamati. Kadang memberi komentar tentang

apa yang dimainkan anak yang lain tetapi tidak berusaha

untuk tidak main bersama.

(4) Bermain pararel. Anak-anak bermain dengan saling

berdekatan, tetapi tidak sepenuhnya bermain bersama

dengan anak lain. Mereka menggunakan alat mainan yang

sama, berdekatan tetapi dengan cara yang tidak saling

bergantung.

(5) Bermain asosiatif. Anak bermain dengan anak lain tetapi

tanpa organisasi. Tidak ada peran tertentu, masing-masing

anak bermain dengan caranya sendiri-sendiri.

(6) Bermain kooperatif. Anak bermain dalam kelompok

dimana ada organisasi. Ada pemimpinnya, masing-masing

anak melakukan kegiatan bermain dalam kegiatan

bersama, misalnya main toko-tokoan atau perang-

perorangan.

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

16

3) Ciri emosi anak usia prasekolah

a) Anak usia prasekolah biasanya mengekspresikan emosinya

dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan

oleh anak pada usia tersebut.

b) Iri hati pada anak usia prasekolah sering terjadi. Mereka

seringkali memperebutkan perhatian guru.

4) Ciri kognitif anak usia prasekolah

a) Anak prasekolah umumnya telah terampil dalam berbahasa,

sebagian dari mereka senang berbicara, khususnya dalam

kelompoknya. Sebaiknya anak diberi kesempatan untuk

berbicara, sebagian dari mereka perlu dilatih untuk menjadi

pendengar yang baik.

b) Kompetisi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat,

kesempatan, mengagumi dan kasih sayang. Ainsworth dan

Wittig serta Shite dan Wittig (Patmonodewo, 2003) menjelaskan

cara mengembangkan anak agar dapat berkembang menjadi

kompeten dengan cara sebagai berikut :

(1) Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan

anak

(2) Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan dan

dikatakan anak

(3) Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan

mendapatkan pengalaman dalam banyak hal

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

17

(4) Berikan kesempatan dan dorongan untuk melakukan

kegiatan secara mandiri

(5) Doronglah agar anak mau mencoba mendapatkan

keterampilan dalam berbagai tingkah laku

(6) Tentukan batas-batas tingkah laku yang diperbolehkan oleh

lingkungannya.

(7) Kagumilah apa yang dilakukan anak

(8) Sebaiknya apabila berkomunikasi dengan anak, lakukan

dengan hangat dan dengan ketulusan hati.

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah

1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan

struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya

multiplikasi (bertambah banyak)sel-sel tubuh dan juga karena

bertambah besarnya sel. Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami

perbedaan yang bervariasi sesuai dengan bertambahnya usia anak.

Secara umum, pertumbuhan fisik dimulai dari arah kepala ke kaki.

Perkembangan merupakan hasil interaksi antara kematangan susunan

saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, sehingga perkembangan

ini berperan penting dalam kehidupan manusia (Nursalam, 2005).

Menurut Hidayat (2005) menjelaskan bahwa dalam

pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat suatu peristiwa yang

dialaminya yaitu masa percepatan dan perlambatan. Masa tersebut akan

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

18

berlainan dalam suatu organ tubuh. Percepatan dan perlambatan

tersebut merupakan suatu kejadian yang berbeda dalam setiap organ

tubuh akan tetapi masih saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Peristiwa pertumbuhan pada anak dapat terjadi perubahan tentang

besarnya jumlah, ukuran didalam tingkat sel, organ maupun individu,

sedangkan perkembangan pada anak bisa terjadi pada perubahan bentuk

dan fungsi pematangan mulai dari aspek sosial, emosional dan

intelektual.

Mansur (2012) menyatakan bahwa masa prasekolah merupakan

fase perkembangan individu pada usia 2-6 tahun, ketika anak mulai

memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria atau wanita, dapat

mengatur diri dalam buang air dan mengenal beberapa hal yang

dianggap berbahaya. Hidayat (2005) menambahkan bahwa pada

pertumbuhan masa prasekolah pada anak pertumbuhan fisik khususnya

berat badan mengalami kenaikan rata-rata pertahunnya adalah 2 kg,

kelihatan kurus akan tetapi aktivitas motoriknya tinggi, dimana sistem

tubuh sudah mencapai kematangan seperti berjalan, melompat dan lain-

lain. Pada pertumbuhan khususnya ukuran tinggi badan anak akan

bertambah rata-rata 6,75-7,5 cm setiap tahunnya.

2. Tahap Tumbuh Kembang

Ada beberapa tahapan tumbuh kembang dan perkembangan

pada masa anak-anak, tahapan tersebut yaitu (Soetjiningsih, 2002 dalam

Nursalam, 2005):

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

19

1. Masa pranatal (konsepsi lahir), terbagi atas

1) Masa embrio (mudigah): masa konsepsi – 8 minggu

2) masa janin (fetus):9 minggu-kelahiran

2. Masa pasnatal, terbagi atas

1) Masa neonatal usia 0-28 hari

a) Neonatal dini (perinatal): 0-7 hari

b) Neonatal lanjut: 8-28 hari

2) Masa bayi

a) Masa bayi dini 1-12 bulan

b) Masa bayi akhir 1-2 tahun

3. Masa prasekolah (usia 2-6 tahun), terbagi ata:

1) Prasekolah awal (masa balita): mulai 2-3 tahun

2) Prasekolah akhir: mulai 4-6 tahun

4. Masa sekolah atau masa prabupertas, terbagi atas:

1) Wanita: 6-10 tahun

2) Laki-laki 8-12 tahun

5. Masa adolesensi atau masa remaja, terbagi atas:

1) Wanita: 10-18 tahun

2) Laki-laki: 12-20 tahun

C. Kemandirian

1. Pengertian

Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh

secara komulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

20

belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi

dilingkungan, sehingga individu mampu berfikir dan bertindak

sendiri. Dengan kemandirian seseorang dapat memilih jalan hidupnya

untuk berkembang yang lebih mantap (Mu’tadin, 2002).

Kemandirian adalah suatu sikap individuyang diperoleh secara

kumulatif selamaperkembangan, dimana individu akan terus

belajaruntuk bersikap mandiri dalam menghadapiberbagai situasi

lingkungan, sehingga individupada akhirnya akan mampu berfikir dan

bertindaksendiri dengan kemandiriannya (Tjandraningtyas,2004

dalam Suseno dan Irdawati, 2012).

Lie, Anita & Prasati (2004) menambahkan bahwa kemandirian

merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara bertahap

selama perkembangan, dimana anak akan terus belajar untuk bersikap

mandiri dalam menghadapai berbagai situasi dilingkungan, sehingga

anak mampu berfikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandirian

seorang anak dapat berkembang dengan baik

Sedangkan menurut Yusuf (2009) kemandirian merupakan

karakteristik dari kepribadian yang sehat (healthy personality).

Kemandirian individu tercermin dalam cara berpikir dan bertindak,

mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan

diri, serta menyesuaikan diri secara konstruktif dengan norma yang

berlaku di lingkungannya.

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

21

Mengacu pada definisi tersebut, ada delapan unsur yang

menyertai makna kemandirian bagi seorang anak, yaitu antara lain:

1) Kemampuan untuk menentukan pilihan;

2) Berani memutuskan atas pilihannya sendiri;

3) Bertanggungjawab menerima konsekwensi yang menyertai

pilihannya;

4) Percaya diri;

5) Mengarahkan diri;

6) Mengembangkan diri;

7) Menyesuaikan diri dengan lingkungannya;

8) Berani mengambil resiko atas pilihannya.

Unsur-unsur atau indikator kemandirian tersebut di atas, tentu

pada anak usia dini berbeda dengan makna kemandirian bagi orang

dewasa. Bagi anak usia dini kemandirian sifatnya masih dalam taraf

yang sangat sederhana, sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Selain itu, indikator tersebut bagi anak-anak usia dini pada negara-

negara berkembang tentu masih sangat berat, apalagi anak-anak di

pedesaan atau perkampungan terpencil, jauh dari perkotaan sulit

menerapkan unsur-unsur tersebut sesuai dengan indikator kemandirian

anak.

2.Ciri-ciri Kemandirian Anak

Ciri-ciri kemandirian anak, termasuk juga pada anak usia dini,

adalah sebagai berikut (Rimm, 2003) :

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

22

1) Kepercayaan pada diri sendiri. Rasa percaya diri sengaja

ditempatkan sebagai ciri pertama dari sifat kemandirian anak,

karena memang rasa percaya diri ini memegang peran penting

bagi seseorang, termasuk anak usia dini, dalam bersikap dan

bertingkah laku atau dalam beraktivitas sehari-hari. Anak yang

memiliki kepercayaan diri lebih berani untuk melakukan sesuatu,

menentukan pilihan sesuai dengan kehendaknya sendiri dan

bertanggung jawab terhadap konsekwensi yang ditimbulkan

karena pilihannya. Kepercayaan diri sangat terkait dengan

kemandirian anak. Seorang anak yang memiliki percaya diri yang

tinggi dapat menutupi kekurangan dan kebodohan yang melekat

pada dirinya. Oleh karena itu, dalam berbagai kesempatan, sikap

percaya diri perlu ditanamkan dan dipupuk sejak awal pada anak

usia dini ini.

2) Motivasi instrinsik yang tinggi. Motivasi instrinsik adalah

dorongan yang tumbuh dalam diri untuk melakukan sesuatu.

Motivasi instrinsik biasanya lebih kuat dan abadi dibandingkan

dengan motivasi ekstrinsik walupun kedua motivasi ini kadang

berkurang, tapi kadang juga bertambah. Kekuatan yang datang

dari dalam akan mampu menggerakkan untuk melakukan

sesuatuyang diinginkan. Keingintahuan seseorang yang murni

adalah merupakan salah satu contoh motivasi instrinsik. Dengan

adanya keingintahuan yang mendalam ini dapat mendorong

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

23

seseorang untuk melakukan sesuatu yang memungkinkan ia

memperoleh apa yang dicita-citakannya. Dengan keinginan dan

tekad yang kuat, orang biasanya menjadi lupa waktu, keadaan, dan

bahkan lupa diri sendiri.

3) Mampu dan berani menentukan pilihan sendiri. Anak mandiri

memiliki kemampuan dan keberanian dalam menentukan pilihan

sendiri. Misalnya dalam memilih alat bermain atau alat belajar

yang akan digunakannya.

4) Kreatif dan inovatif. Kreatif dan inovatif pada anak usia dini

merupakan ciri anak yang memiliki kemandirian, seperti dalam

melakukan sesuatu atas kehendak sendiri tanpa disuruh oleh orang

lain, tidak ketergantungan kepada orang lain dalam melakukan

sesuatu, meyukai pada hal-hal baru yang semula dia belum tahu,

dan selalu ingin mencoba hal-hal yang baru.

5) Bertanggung jawab menerima konsekwensi yang menyertai

pilihannya. Di dalam mengambil keputuan atau pilihan tentu ada

konsekwensi yang melekat pada pilihannya. Anak yang mandiri

dia bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya apapun

yang terjadi tentu saja bagi anak Taman Kanak-kanak tanggung

jawab pada taraf yang wajar. Misalnya tidak menangis ketika ia

salah mengambil alat mainan, dengan senang hati mengganti

dengan alat mainan yang lain yang diinginkannya.

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

24

6) Menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Lingkungan sekolah

(Taman Kanak-kanak) merupakan lingkungan baru bagi anak-

anak. Sering dijumpai anak menangis ketika pertama masuk

sekolah karena mereka merasa asing dengan lingkungan di Taman

Kanak-kanak bahkan tidak sedikit yang ingin ditunggui oleh orang

tuanya ketika anak sedang belajar. Namun, bagi anak yang

memiliki kemandirian, dia akan cepat menyesuaiakan diri degan

lingkungan yang baru.

7) Tidak ketergantungan kepada orang lain. Anak mandiri selalu

ingin mencoba sendiri-sendiri dalam melakukan sesuatu tidak

bergantung pada orang lain dan anak tahu kapan waktunya

meminta bantuan orang lain, setelah anak berusaha melakukannya

sendiri tetapi tidak mampu untuk mendapatkannya, baru anak

meminta bantuan orang lain. Seperti mengambil alat mainan yang

berada di tempat yang tidak terjangkau oleh anak.

3. Upaya Mengembangkan Kemandirian Anak

Mengembangkan kemandirian pada anak pada prinsipnya

adalah dengan memberikan kesempatan untuk terlibat dalam

berbagai akivitas. Semakin banyak kesempatan yang diberikan pada

anak, maka anak akan semakin terampil mengembangkan skillnya

sehingga lebih percaya diri. Upaya-upaya yang dapat dilakukan

dalam rangka mengembangkan kemamdirian anak ini, sebagaimana

yang disarankan oleh Astuti (2006), yaitu:

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

25

1) Anak-anak didorong agar mau melakukan sendiri kegiatan sehari-

hari yang ia jalani seperti mandi sendiri, gosok gigi, makan sendiri,

bersisir, berpakaian, dan lain sebagainya segera setelah mereka

mampu melakukan sendiri.

2) Anak diberi kesempatan sesekali mengambil keputusan sendiri,

misalnya memilih baju yang akan dipakai.

3) Anak diberi kesempatan untuk bermain sendiri tanpa ditemani

sehingga terlatih untuk mengembangkan ide dan berpikir untuk

dirinya. Agar tidak terjadi kecelakaan maka atur ruangan tempat

bermain anak sehingga tidak ada barang yang membahayakan.

4) Biarkan anak mengerjakan segala sesuatu sendiri walaupun sering

membuat kesalahan.

5) Ketika bermain bersama bermainlah sesuai keinginan anak, jika

anak tergantung pada kita maka beri dorongan untuk berinisiatif

dan dukung keputusannya.

6) Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan dan idenya

7) Latihlah anak untuk mensosialisasi diri, sehingga anak belajar

menghadapi problem sosial yang lebih kompleks. Jika anak ragu-

ragu atau takut cobalah menemaninya terlebih dahulu, sehingga

anak tidak terpaksa.

8) Untuk anak yang lebih besar, mulai ajak anak untuk mengurus

rumah tangga, misalmya menyiram tanaman, membersihkan meja,

menyapu ruangan, dan lain-lain.

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

26

9) Ketika anak mulai memahami konsep waktu dorong mereka untuk

mengatur jadwal pribadinya, misalnya kapan akan belajar, bermain

dan sebagainya. Orang tua bisa mendampingi dengan menanyakan

alasan-alasan pengaturan waktunya.

10) Anak-anak juga perlu diberi tanggung jawab dan konsekwensinya

bila tidak memenuhi tanggung jawabnya. Hal ini akan membantu

anak mengembangkan rasa keberartian sekaligus disiplin.

11) Kesehatan dan kekuatan biasanya berkaitan juga dengan

kemandirian, sehingga perlu memberikan menu yang sehat pada

anak dan ajak anak untuk berolah raga atau melakukan aktivitas

fisik.

4. Faktor yang Mendorong Tumbuhnya Kemandirian Anak

Kemandirian sangat dipengaruhi oleh kepercayaan diri. Dalam

riset terbaru mengenai perkembangan kepercayaan diri dan

kepercayaan antara anak dengan orang tua ditemukan bahwa jika anak

merasa aman, maka anak akan lebih mau melakukan penjelajahan

sendiri, lebih mampu mengelola stress, mempelajari ketrampilan baru,

dan berhubungan dengan orang lain serta memiliki kepercayaan lebih

bahwa mereka cukup kompeten untuk menghadapi lingkungan yang

baru.

Untuk mendorong pertumbuhan dan kemandirian anak, Tracy

Hogg dan Melinda Blau dalam bukunya “Secrets of the Baby

Whisperer for Toddlersa” memperkenalkan konsep baru yang disebut

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

27

dengan HELP (Hold your self back, Encourage exploration, Limit,

and Praise), menjelaskan lebih lanjut bahwa dengan menahan diri kita

akan mengumpulkan banyak informasi dengan memperhatikan,

mendengarkan, dan menyerap seluruh gambar untuk menentukan apa

dan siapa anak kita, sehingga kita dapat mengantisipasi kebutuhan dan

memahami bagaimana respon anak tersebut pada lingkungan sekitar.

Menahan diri juga dapat mengirimkan sinyal bahwa ia kompeten dan

kita mempercayainya anak melakukan sesuatu sesuai dengan

keinginannya.

Mendorong penjelajahan akan menunjukkan pada anak

bahwa kita percaya pada kemampuannya untuk mengalami apa yang

ditawarkan oleh kehidupan yang ia alami, dan kita ingin agar anak kita

bereksperimen dengan benda-benda, orang, dan pada akhirnya ide-ide

yang baru. Hal tersebut akan membuatanak lebih terdorong untuk

melakukan semua tindakan tanpa merasa takut dihantui oleh kita

sebagai orang tuanya.

Kegiatan membatasi (limit), orang tua mengemukakan dengan

benar peran kita sebagai orang dewasa, menjaga anak dalam batas

aman, membantunya membuat pilihan yang tepat, dan melindungi

anak tersebut dari situasi berbahaya baik secara fisik maupun secara

emosional.

Memuji (praise) anak akan mengukuhkan pembelajaran yang

telah kita berikan, pertumbuhan, dan perilaku yang bermanfaat bagi

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

28

anak ketika ia memasuki dunia dan berinteraksi dengan anak-anak dan

orang dewasa lainnya. Hasil riset menunjukkan bahwa anak-anak

yang diberikan pujian dengan benar, ia semakin terdorong untuk

belajar lebih, dan dapat menikmati kerjasama yang terjalin antara

dirinya dengan orang tuanya. Anak yang biasa diberikan pujian

dengan benar menjadi lebih dapat lebih menerima masukan dari orang

tuanya, dan bukan suatu hal yang kebetulan seandainya orang tua

menjadi lebih perhatian dan penyayang.Pujian hanya diberikan jika

anak telah melakukan perkerjaan dengan baik.Tujuan pujian bukanlah

untuk membuat anak senang, melainkan untuk menekankan bahwa

pekerjaan yang telah dilakukan dengan baik, untuk memuji sikap yang

baik, dan mengakui ketrampilan sosial yang dimiliki anak, termasuk

segi keramahan dan kerjasama.Pujian yang kita berikan pada anak

akan membuat anak tahu ia telah melakukan sesuatu dengan benar dan

baik.

Kasih sayang dan cinta merupakan unsur ajaib dalam hal

menjadi orang tua. Jika anak dicintai dan disayangi ia akan merasa

aman dan ingin menyenangkan orang tuanya. Tidak ada kata terlalu

banyak kasih sayang dan cinta, siapkah kita menjadi orang tua yang

bijaksana.

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

29

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak usia prasekolah

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemandirian anak

prasekolah menurut Soejtiningsih (2005) terbagi menjadi dua faktor,

yaitu:

1) Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri anak itu

sendiri yang meliputi emosi dan intelektual

a) Faktor emosi yang ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol

emosi dan tidak terganggunya kebutuhan emosi anak.

b) Faktor intelektual yang ditunjukkan dengan kemampuan untuk

mengatasi masalah yang dihadapi anak.

2) Faktor eksternal yaitu faktor yang datang atau ada dari luar anak itu

sendiri yang meliputi lingkungan, karakteristik sosial, stimulasi,

pola asuh yang dipengaruhi oleh komunikasi yang dibangun dalam

keluarga, kualitas informasi anak dan orang tua yang dipengaruhi

pendidikan orangtua dan status pekerjaan

a) Lingkungan merupakan faktor yang menentukan tercapai atau

tidaknya kemandirian anak usia prasekolah. Pada usia ini anak

membutuhkan kebebasan untuk bergerak kesana kemari dan

mempelajari lingkungan.

b) Karakteristik sosial dapat mempengaruhi kemandirian anak,

misalnya tingkat kemandirian anak dari keluarga miskin berbeda

dengan anak-anak dari keluarga kaya.

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

30

c) Stimulus. Anak yang mendapat stimulus yang terarah dan teratur

akan lebih cepat mandiri dibandingkan dengan anak yang

kurang mendapat stimulasi.

d) Pola asuh, anak dapat mandiri dengan diberi kesempatan,

dukungan dan peran orangtua sebagai pengasuh.

e) Cinta dan kasih sayang kepada anak hendaknya diberikan

sewajarnya karena jika diberikan berlebihan, anak menjadi

kurang mandiri. Hal ini dapat diatasi bila interaksi dua arah

antara orangtua dan anak berjalan lancar dan baik.

f) Pendidikan ibu. Kualitas informasi anak dan orangtua yang

dipengaruhi pendidikan orangtua, dengan pendidikan yang baik,

informasi dapat diberikan pada anak karena orangtua dapat

menerima informasi dari luar terutama cara meningkatkan

kemandirian anak.

g) Status pekerjaan ibu, apabila ibu bekerja di luar rumah untuk

mencari nafkah maka ibu tidak bisa memantau kemandirian

anak sesuai perkembangan usianya.

George, Guy, Ron dan Jennifer (2012) dalam penelitianya

menyatatakan bahwa dari total 1.016 responden yang ada di

Kanada, 111 (10,9%) orang tua yang tinggal dalam radius 2 km

dari sekolah memiliki seorang anak yang berjalan ke sekolah

dengan tidak dikawal, 233 (22,9%) orang tua memiliki anak yang

berjalan ke sekolah dengan dikawal, dan 146 (14,4%) orang tua

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

31

memiliki anak yang didorong untuk ke sekolah dengan dikawal. Di

Kanada seorang anak yang memiliki kemandirian adalah yang

memiliki orang tua yang bekerja.

Menurut Donlau et. all (2011) dalam penelitianya

dilaporkan bahwa kemandirian seorang anak dalam kegiatan toilet

ada sebanyak 74 % yang dipengaruhi oleh jenis kelamin.

D. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

1. Pengertian

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,

keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur

komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku guna membantu

masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri sehingga

masyarakat sadar, mau dan mampu mempraktekkan PUBS melalui

pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Sosial Suport) dan

pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Terdapat 5 tatanan PHBS

yaitu PHBS Rumah Tangga, PHBSSekolah, PHBS Tempat Kerja,

PHBS Sarana Kesehatan, PHBS Tempat-tempat Umum (DepKes,

2009).

Menurut Rahmawati dan Proverawati (2011) mengungkapkan

bahwa pola hidup bersih dan sehat adalah suatu gaya hidup dengan

memperhatikan faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi kesehatan,

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

32

antara lain makanan dan olah raga. Untuk memperoleh tubuh yang

sehat, tidak harus dengan pola hidup yang serba mahal.

Indikator PHBS di sekolah meliputi : mencuci tangan dengan air

yang mengalir dan memakai sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di

kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga

yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di

sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap

bulan, membuang sampah pada tempatnya (DepKes, 2009).

2.Indikator PHBS untuk anak usia dini

Delapan indikator PHBS sekolah, yang dapat diterapkan pada

anak usia diniadalah : mencuci tangan dengan air yang mengalir dan

memakai sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah,

menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan

terukur, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap

bulan, membuang sampah pada tempatnya (DepKes, 2009).

3.Lima Pesan Dasar Cara hidup Sehat

Pesan kesehatan yang disampaikan terutama menyangkut pola

hidup bersih dan sehat (PHBS), khususnya yang bisa diterapkan oleh

anak usia dini sesuai tingkat perkembangannya. Secara singkat ada 5

(lima) pesan mendasar yang perlu diupayakan dalam pembinaan hidup

sehat bagi anak usia dini (DepKes, 2009):

1) Mencuci Tangan dan Menggosok Gigi dengan Bersih

Memberitahu cara mencuci tangan, sebelum dan setelah

melakukan kegiatan. Menyampaikan teknik menggosok gigi yang

baik dan benar, sebanyak dua kali sehari.

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

33

2) Mengkonsumsi Makanan yang Bergizi

Menganjurkan agar berhati-hati mengkonsumsi jajanan,

makanan/minuman. Menghimbau anak untuk mengkomsumsi

makanan 4 sehat 5 sempurna.

3) Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah

Membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia. Dan

mengadakan upaya kebersihan di ruangan kelas dan sekitar

halaman sekolah.

4) Melakukan Olahraga Secara Teratur

Melalui pembinaan oleh guru, para anak melaksanakan senam

kesegaran jasmani (SKJ)

5) Mengatur Waktu Istirahat dengan Baik

Membiasakan diri untuk istirahat dan tidur malam secara teratur.

4. Penerapan PHBS di Sekolah

1) Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada anak sesuai dengan

kurikulum yang berlaku (kurikuler)

2) Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa yang

dilakukan diluar jam pelajaran biasa (ekstra kurikuler)

a) Kerja bakti dan lomba kebersihan kelas

b) Aktivitas kader kesehatan sekolah /dokter kecil.

c) Pemeriksaan kualitas air secara sederhana

d) Pemeliharaan jamban sekolah

e) Pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

34

f) Demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar

g) Pembudayaan olahraga yang teratur dan terukur

h) Pemeriksaan rutin kebersihan : kuku, rambut, telinga, gigi dan

sebagainya(DepKes, 2009).

5. Sasaran pembinaan PHBS di sekolah

Sasaran pembinaan PHBS di sekolah meliputi siswa, warga sekolah

(kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah dan orang

tua siswa), dan masyarakat lingkungan sekolah (penjaga kantin,

satpam,dll) (DepKes, 2009).

E. Pola Asuh Orangtua

1.Pengertian Pola Asuh

Pola asuh adalah model dan cara pemberian perlakuan

seseorang kepada orang lain dalam suatu lingkungan sosial, atau

dengan kata lain pola asuh adalah model dan cara dari orang tua

memperlakukan anak dalam suatu lingkungan keluarga sehari-hari

baik perlakuan berupa fisik maupun psikis (Gunarsa, 2008).

Menurut Djamarah (2004) menjelaskan bahwa pendidikan

dalam keluarga memiliki nilai strategis dalam pembentukan

kepribadian seorang anak. Sejak kecil anak sudah mendapatkan

pendidikan dari kedua orang tuanya melalui keteladanan dan

kebiasaan hidup sehari-hari dalam keluarga.

Julianto (2006) menambahkan dalam penelitianya

menyatakan bahwa Orang tua harus mengetahui tumbuh kembang

anak yang normal sesuai dengan usia anak. Kemudian orang tua

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

35

harus memberikan kesempatan, dukungan dan dorongan. Oleh

karena itu peran orang tua dan pola pengasuhan yang baik akan

menjadikan anak yang mandiri.

2. Jenis – jenis pola asuh orang tua menurut Hurlok (2006) & Gunarsa

(2008) yaitu:

1) Pola asuh Permisif

Hurlock (2006) mengemukakan bahwa orang tua yang

menerapkan pola asuh permisif memperlihatkan ciri-ciri sebagai

berikut: orang tua cenderung memberikan kebebasan penuh

pada anak tanpa ada batasan dan aturan dari orangtua, tidak

adanya hadiah ataupun pujian meski anak berperilaku sosial

baik, tidak adanya hukuman meski anak melanggar peraturan.

Gunarsa (2000) mengemukakan bahwa orangtua yang

menerapkan pola asuh permisif memberikan kekuasaan penuh

pada anak, tanpa dituntut kewajiban dan tanggung jawab,

kurang kontrol terhadap perilaku anak dan hanya berperan

sebagai pemberi fasilitas, serta kurang berkomunikasi dengan

anak. Pola asuh ini, perkembangan kepribadian anak menjadi

tidak terarah, dan mudah mengalami kesulitan jika harus

menghadapi larangan-larangan yang ada di lingkungannya.

2) Pola asuh Otoriter

Hurlock (2006) mengemukakan bahwa orangtua yang

mendidik anak dengan menggunakan pola asuh otoriter

memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: orangtua menerapkan

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

36

peraturan yang ketat, tidak adanya kesempatan untuk

mengemukakan pendapat, anak harus mematuhi segala

peraturan yang dibuat oleh orang tua, berorientasi pada

hukuman (fisik maupun verbal), dan orang tua jarang

memberikan hadiah ataupun pujian.

Menurut Gunarsa (2008), pola asuh otoriter yaitu pola

asuh dimana orangtua menerapkan aturan dan batasan yang

mutlak harus ditaati, tanpa memberi kesempatan pada anak

untuk berpendapat, jika anak tidak mematuhi akan diancam dan

dihukum. Pola asuh otoriter ini dapat menimbulkan akibat

hilangnya kebebasan pada anak, inisiatif dan aktivitasnya

menjadi kurang, sehingga anak menjadi tidak percaya diri pada

kemampuannya.

3) Pola asuh Demokratis

Hurlock (2006) mengemukakan bahwa orang tua yang

menerapkan pola asuh demokratis memperlihatkan ciri-ciri

adanya kesempatan anak untuk berpendapat mengapa anak

melanggar peraturan sebelum hukuman dijatuhkan, hukuman

diberikan kepada perilaku salah, dan memberi pujian ataupun

hadiah kepada perilaku yang benar.

Gunarsa (2008) mengemukakan bahwa dalam

menanamkan disiplin kepada anak, orang tua yang menerapkan

pola asuh demokratis memperlihatkan dan menghargai

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

37

kebebasan yang tidak mutlak, dengan bimbingan yang penuh

pengertian antara anak dan orangtua, memberi penjelasan secara

rasional dan objektif jika keinginan dan pendapat anak tidak

sesuai. Pola asuh ini, anak tumbuh rasa tanggung jawab, mampu

bertindak sesuai dengan norma yang ada.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Irdawati (2011) tentang

“Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dengan Kemandirian Anak Usia

Prasekolah di TK Aisyiyah Mendungan Sukoharjo” diperoleh hasil bahwa

sebanyak 70% orang tua menerapkan pola asuh demokratis dan terdapat

hubungan yang bermakna antara pola asuh orang tua dengan kemandirian

anak usia pra sekolah di TK Aisyiyah Mendungan Sukoharjo.

Penelitian yang dilakukan oleh Malau (2009) temtamg Faktor

Eksternal yang Mempengaruhi Kemandirian Anak Kelas 1 SDN 1 Pondok

Cina Kota Depok dperoleh hasil bahwa anak yang anak yang memperoleh

pola asuh yang baik 0,27 kali memiliki tingkat kemandirian baik dibanding

anak yang mempunyai pola asuh kurang baik. Hal ini senada dengan

penelitian yang dilakukan oleh Herlina (2013) hasil penelitian

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pola asuh keluarga

dengan kemandirian perawatan diri anak usia sekolah. Hal ini ditunjukan

dengan pola asuh yang diberikan orang tua dalam memandirikan anak

dalam melakukan perawatan diri orang tua menggunakan modifikasi pola

asuh peromisif 54,3%, demokratis 76,3% dan otoriter 39,1%.

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

38

F. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam

pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan

kearah yang lebih dewasa, lebih baik matang pada individu, kelompok atau

masyarakat. Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia

sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya. Mencapai nilai-nilai hidup

merupakan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa,

lebih tahu dan sebagainya) dalam mencapai tujuan tersebut seseorang

individu, kelompok atau masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar

(Notoatmodjo, 2003). Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan

seseorang dibedakan menjadi dua yaitu faktor intern dan ekstern.

a. Faktor intern : Mencakup kecerdasan persepsi, emosi, motivasi dan

sebagainya yang berfungsi untuk mengolah

rangsangan dari luar.

b. Faktor ekstern : Meliputi lingkungan sekitar baik fisik maupun non

fisik, seperti iklim, manusia, sosial ekonomi,

kebudayaan dan sebagainya. Semakin sempurna atau

semakin baik, faktor intern dan ekstern yang

mempunyai perilaku seseorang mengenai suatu hal

semakin baik tingkat pengetahuan orang tersebut.

(Notoatmodjo, 2003).

Jenjang pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan dasar,

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar merupakan

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

39

jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah

anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah berbentuk

SD/MI/ sederajat dan SMP/MTs/Sederajat. Pendidikan menengah

merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar berbentuk

SMA/MA/SMK/MAK/Sederajat. Pendidikan tinggi adalah jenjang

pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana,

magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi

(Depdiknas, 2003).

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk

mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran

pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Pengetahuan berhubungan erat dengan

tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang. Semakin tinggi tingkat

pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi pula pengetahuan

orang tersebut. Namun peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di

pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non

formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung

dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang

akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu.

Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan

menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut (Notoatmodjo,

2003).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maranatha (2009) dengan

judul “Hubungan Pendidikan, Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu dengan

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

40

Tingkat Kemandirian Anak Tunagrahita di SLB “Prof. Dr. Sri Soedewi

Maschun Sofwan, SH Jambi tahun 2009” diperoleh hasil bahwa ibu yang

memiliki anak kurang mandiri mencapai 60,5%. Ibu yang memiliki

pendidikan rendah 39,5% dan mempunyai pengetahuan rendah sebanyak

50% serta sebanyak 55% mempunyai pola asuh tidak baik. Hasil uji

bevariate diperoleh bahwa pengetahuan, tingkat pendidikan dan pola asuh

berhubungan dengan tingkat kemandirian anak tunagrahita.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Nuraini (2006)

mengatakan latar belakang pendidikan orang tua mempunyai pengaruh

yang besar terhadap pembentukan kepribadian anak. Orangtua yang

mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi akan lebih

memperhatikan segala perubahan dan setiap perkembangan yang terjadi

pada anaknya. Orangtua yang berpendidikan tinggi umumnya mengetahui

bagaimana tingkat perkembangan anak dan bagaimana pengasuhan orang

tua terhadap anak sesuai dengan perkembangan anak.

G.Status pekerjaan

Seorang wanita yang bekerja dan berumah tangga pada dasarnya

tetap menjalankan suatu peran yang tradisional, yaitu sebagai istri dan ibu

bagi anak- anaknya, hanya saja waktu untuk mengurus rumah tangga bagi

ibu yang bekerja tidak sebanyak waktu yang diberikan oleh wanita yang

tidak bekerja (Gunarsa, 2008).

Menurut Sari, Susmarini dan Putra (2012) dalam penelitianya

menyatakan bahwa kehadiran ibu sangat penting dalam stimulasi

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

41

perkembangan anak karena 85% karakter anak dibentuk pada masa

prasekolah yaitu usia kurang dari 6 tahun. Sehingga diharapkan ibu dapat

sepenuhnya mengasuh anaknya dengan optimal dengan tidak sering

meninggalkannya karena kesibukan pekerjaan ataupun yang lainnya.

Tugas ibu adalah mempersiapkan anak agar anak mampu bersaing

dan mandiri untuk masa depan sehingga bagi ibu bekerja dalam mengasuh

anak yang dibutuhkan bukan kuantitas tetapi kualitas dalam pengasuhan

anak, Bagi anak usia pra sekolah ada anak yang mudah ditinggal begitu

saja, tapi tak sedikit yang merengek bahkan menangis histeris kala orang

tua lepas dari pandangan matanya. Karakteristik anak tersebut mudah

ditemui pada anak yang terlalu dilindungi atau overproteclive karena

dorongan rasa sayang yang berlebih dari orang tua (Apisah, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari, Susmarini

dan Putra (2012) menyatakan bahwa status pekerjaan ibu secara signifikan

akan mempengaruhi lama interaksi dengan anak. Hasil penelitian

menunjukkan terdapat sedikit selisih pada pola stimulasi kemandirian oleh

ibu kategori cukup berdasarkan status pekerjaan yang didominasi oleh 17

orang (51,5%) dengan status pekerjaan bekerja sedangkan ibu yang tidak

bekerja sejumlah 16 orang (48,5%). Namun, pada kategori pola stimulasi

kemandirian baik, ibu dengan status pekerjaan tidak bekerja lebih

mendominasi sejumlah 17 orang (60,7%) dan ibu yang bekerja sejumlah

11 orang (39,3%).

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

42

Apisah (2008) menambahkan bahwa ibu yang tidak bekerja

memiliki anak dengan tingkat kemandirian tidak mandiri (42,3%), mandiri

sebagian (23,1%) dan mandiri penuh (34,6%). Sedangkan ibu bekerja

memiliki anak dengan tingkat kemandirian tingkat kemandirian tidak

mandiri (10,9%), mandiri sebagian (21,9%) dan mandiri penuh (67,2%).

Hasil uji statistik dengan chi-square tentang hubunganh.antara status

pekerjaan ibu dan tingkat kemandirian anak usia prasekolah .

Malau (2012) penelitianya tentang faktor eksternal yang

mempengaruhi kemandirian anak kelas 1 SDN 1 Pondok Cina Kota Depok

diperoleh hasil bahwa anak yang mempunyai orang tua tidak bekerja

mempunyai peluang 0,782 kali untuk memiliki tingkat kemandirian yang

baik dibanding anak dengan orang tua yang bekerja. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hernawati, Hastuti dan

Dewanggi (2012) menunjukkan hasil bahwa kemandirian anak

berhubungan signifikan dengan umur anak dan pendapatan keluarga.

Menurut Prezza et al (2001) dalam penelitianya menyatakan bahwa

pembatasan mobilitas seorang anak dapat mempengaruhi proses menunju

kemandirian anak. George, Guy, Ron dan Jennifer (2012) menambahkan

dalam penelitianya bahwa di Kanada seorang anak yang memiliki

kemandirian adalah yang memiliki orang tua yang bekerja, hal ini karena

mereka dapat belajar untuk mandiri.

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

43

H.KERANGKA TEORI

Gambar 1. Kerangka teori

Sumber : Soetjiningsih (2005) ; Kemendiknas (2012) dan Depkes (2009)

I. KERANGKA KONSEP

Gambar 2. Kerangka konsep

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian

anak usia dini:

a. Faktor internal

1. Faktor emosi

2. Faktor intelektua

b. Faktor eksternal

1. Lingkungan

2. Karakter sosial

3. Stimulasi

4. Pola asuh

5. Cinta dan kasih sayang

6. Pendidikan

7. Status pekerjaan

Kemandirian PHBS anak

prasekolah

PHBS :

1. Mencuci tangan dan

menggosok gigi

2. Mengkonsumsi makanan

yang bergizi

3. Menjaga kebersihan

lingkungan

4. Olahraga teratur

5. Mengatur waktu istirahat

dengan baik

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian

anak usia dini:

1. Pola asuh

2. Pendidikan

3. Status pekerjaan

Kemandirian PHBS anak

TK

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anak Usia ...repository.ump.ac.id/5387/3/Dewi Aulicha Purnamasari BAB II.pdf · Ciri-ciri anak usia Prasekolah ... misalnya mengikat tali

44

J. Hipotesis

Hipotesis diartikan sebagai suatu teori sementara yang kebenarannya perlu

di uji. Ada dua Hipotesis yaitu hipotesis statistik atau disebut juga Hipotesis

nol (Ho) dan Hipotesis kerja (Ha) disebut juga hipotesis alternatif. Hipotesis

penelitian adalah jawaban sementara penelitian atau dalil sementara yang

sebenarnya akan dibuktikan dalam penelitian (Notoadmojo, 2002). Hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Adanya hubungan pola asuh,

pendidikan dan pekerjaan orang tua terhadap kemandirian PHBS pada anak

prasekolah di TK Dewi Masyitoh 01 Desa Banyumudal Kecamatan Moga

Kabupaten Pemalang tahun 2014.

Hubungan Pola Asuh..., Dewi Aulicha Purnama, Keperawatan S1 UMP, 2014