BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Agency Theoryrepository.ump.ac.id/7554/3/BAB...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Agency Theoryrepository.ump.ac.id/7554/3/BAB...
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Penelitian pengaruh Good Corporate Governance, kualitas audit
dan voluntary disclosure terhadap biaya hutang pada perusahaan
manufaktur sektor Real Estate and Property yang terdaftar di BEI,
membutuhkan kajian teori sebagai berikut :
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Agency Theory menjelaskan mengenai ketidaksamaan kepentingan
(conflict of interest) antara principal dan agent yang dapat
menimbulkan agency problem. Prinsip utama teori ini adalah
pernyataan adanya hubungan kinerja antara pihak pemberi wewenang
(principal) yaitu pemilik (pemegang saham), kreditor, serta investor
dengan pihak penerima wewenang (agent) yaitu manajemen
perusahaan, dalam bentuk kontrak hubungan kerja sama. Penelitian ini
memfokuskan principal pada peran kreditor sebagai pemberi
wewenang. Agency problem yang timbul antara principal dan agent
disebabkan karena adanya asimetri informasi. Asimetri informasi
merupakan suatu kondisi dimana pihak manajemen lebih banyak
mengetahui kondisi internal perusahaan dibandingkan principal yang
dalam hal ini adalah kreditor. Selain itu, informasi yang asimetris dapat
menyebabkan principal sulit untuk mengamati kinerja agent. Hal ini
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
15
dapat membuka peluang manajemen perusahaan untuk melakukan
tindakan yang oportunistik dan dapat memberikan cost kepada kreditor
atas setiap tindakan pihak manajemen. Ada beberapa alasan yang
dijelaskan Jensen dan Meckling (1976) mengenai munculnya masalah
antara pihak manajemen perusahaan dan pihak kreditor. Seperti yang
disebabkan karena keputusan investasi dan operasi tetap pada manajer
dan pemegang saham. Ini memungkinkan terjadinya penggunaan dana
yang berasal dari kreditor bukan digunakan untuk investasi dengan net
present value positif tetapi digunakan untuk pembayaran dividen
sehingga perusahaan default.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kreditor seringkali melakukan
pengawasan atas kinerja manajemen dengan meminta manajemen
menandatangani kontrak antar principal dan agent untuk melindungi
kepentingan kreditor. Kontrak yang dibuat antar kreditor dan
perusahaan ini dapat berupa kesepakatan mengenai struktur modal yang
memang harus dimiliki perusahaan untuk melakukan operasionalnya
dan hal tersebut tidak dapat diubah karena terkait dengan pertumbuhan
perusahaan kedepannya dan pengembalian dari hutang perusahaan.
Selain dengan kontrak, ada beberapa cara yang dapat dilakukan
perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari kreditor
bahwa perusahaan memiliki risiko yang rendah dan bekerja secara
efektif dan efisien. Perusahaan dapat meningkatkan efektivitas tindakan
pengawasan yang ada di dalam perusahaan seperti menerapkan
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
16
corporate governance yang baik dan meningkatkan kualitas audit.
Manajemen perusahaan yang memiliki corporate governance yang baik
serta kualitas audit yang dapat dipercaya, dapat mengurangi asimetri
informasi (Rian dan Surya, 2013).
Berbagai pemikiran mengenai Good Corporate Governance
berkembang sekaligus mengacu pada Agency Theory dimana tata kelola
perusahaan harus diawasi dan dikendalikan untuk memastikan bahwa
tata kelola tersebut dilakukan dengan kepatuhan kepada peraturan dan
ketentuan yang berlaku (Solihin, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa
manajer tidak selamanya bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik
perusahaan, disisi lain sering pula terjadi para manajer bertindak untuk
mengejar kepentingan mereka sendiri yang lebih menguntungkan
(Ramdhaningsih, 2013).
2. Good Corporate Governance
Forum for Corporate Governance in Indonesia mendefinisikan
corporate governance sebagai sistem tata kelola perusahaan yang
menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan
yang menentukan arah dan kinerja perusahaan. Definisi tersebut sesuai
dengan definisi corporate governance oleh Komite Cadbury pada tahun
1992 di Inggris. Tujuan corporate governance adalah menciptakan nilai
tambah bagi semua pihak berkepentingan (stakeholders). OECD
melihat corporate governance sebagai suatu sistem yang mana sebuah
perusahaan atau entitas bisnis diarahkan dan diawasi. Sedangkan
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
17
menurut The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG),
corporate governance adalah serangkaian mekanisme yang
mengarahkan dan mengendalikan suatu perusahaan agar operasional
perusahaan berjalan sesuai dengan harapan para pemangku kepentingan
(stakeholders). Menurut IICG (2000), keuntungan yang diperoleh
perusahaan apabila menerapkan konsep Good Corporate Governance
adalah : Meminimalkan Agency Cost, meminimalkan cost of capital,
meningkatkan nilai saham perusahaan, dan mengangkat citra
perusahaan.
Menurut Gabriela dan Fidelis (2013) menyatakan bahwa
perusahaan yang menerapkan praktek Good Corporate Governance
telah berupaya meminimalkan risiko keputusan yang akan
menguntungkan diri sendiri, sehingga meningkatkan kinerja perusahaan
yang pada akhirnya dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Indonesia
mulai menerapkan prinsip Good Corporate Governance sejak
menandatangani Later of Intent (LOI) bekerjasama dengan IMF, sejalan
dengan hal tersebut, Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG)
berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia mempunyai
tanggungjawab untuk menerapkan standar Good Corporate
Governance, banyak pihak yang melaporkan masih rendahnya
perusahaan yang menerapkan prinsip tersebut. Sehingga penerapan
Good Corporate Governance diharapkan dapat diterapkan dengan baik
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
18
dimana hal ini dapat disesuaikan dengan tujuan perusahaan baik tujuan
ekonomi maupun tujuan sosial.
Pada dasarnya Good Corporate Governance itu sendiri terkait
dengan Stewardship Theory dan Agency Theory. Stewardship Theory
dibangun atas dasar asumsi filosofi mengenai sifat manusia yakni pada
hakekatnya manusia dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh
tanggungjawab, memiliki integritas dan kejujuran pada pihak lain.
Dengan kata lain teori ini memandang manajemen dapat dipercaya
untuk bertindak sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya
ataupun pemegang saham pada khususnya. Melalui surat edaran
No.SE.03 IPM/2000, yang diterbitkan tanggal 5 Mei 2000 disebutkan
bahwa dalam rangka Good Corporate Governance itu disebutkan,
bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanannya terhadap investor,
emiten dan perusahaan publik diwajibkan membentuk Corporate
Secretary paling lambat 1 Januari 1997 (Murwaningsari, 2009).
Sebagaimana yang diuraikan oleh Organisation for Economic
Corporation and Development (OECD, 2004) yaitu :
1. Transparancy (Keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam
mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai
perusahaan. Prinsip keterbukaan merupakan prinsip penting untuk
mencegah terjadinya kecurangan (Found). Pemberian informasi
berdasarkan prinsip keterbukaan ini, maka dapat diantisipasi
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
19
terjadinya kemungkinan pemegang saham, investor atau stakeholder
tidak memperoleh informasi atau fakta material yang ada.
Mewajibkan adanya suatu informasi yang terbuka, tepat waktu, serta
jelas dan dapat diperbandingkan yang menyangkut keadaan
keuangan, pengelolaan perusahaan dan kepemilikan perusahaan.
2. Accountability (Akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur,
sistem dan pertanggungjawaban organisasi perusahaan sehingga
pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Prinsip ini terkait
erat dengan pengukuran kinerja, pengawasan dan pelaporan. Dalam
prinsip akuntabilitas menjelaskan peran dan tanggungjawab serta
mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan
manajemen dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh
dewan komisaris (dalam two tiers system).
3. Responsibility (Pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan)
didalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang
sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. Prinsip
responsibilitas ini diwujudkan dengan memastikan bahwa
dipatuhinya peraturan serta ketentuan yang berlaku sebagai cerminan
dipatuhinya nilai-nilai sosial.
4. Indepedency (Kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan
dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh
atau tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
20
korporasi yang sehat. Para komisaris, direktur, ataupun manajer
dalam melaksanakan peran dan tanggungjawabnya harus bebas dari
segala benturan yang mungkin akan muncul. Hal ini diperlukan
untuk memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara
independen, bebas dari segala tekanan dari pihak lain, sehingga
dapat dipastikan bahwa keputusan itu dibuat semata-mata untuk
kepentingan perusahaan.
5. Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan
setara didalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul
berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.
Perusahaan harus memastikan perlakuan yang setara bagi para
pemegang saham, menjamin perlindungan hak-hak para pemegang
saham minoritas dan pemegang saham asing, serta menjamin
terlaksananya komitmen dengan para investor.
Pengukuran Good Corporate Governance oleh perusahaan dapat
diproksikan dengan beberapa indikator diantaranya dewan komisaris
independen, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional.
2.1 Dewan Komisaris Independen
Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris
yang tidak terafiliasi dengan manajemen anggota dewan komisaris
lainnya dan pemegang saham pengendali bebas dari hubungan
bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
21
mata demi kepentingan perusahaan (Juniarti et al., 2009).Menurut
Ningrum dan Raharjo (2012) komisaris independen merupakan
pihak yang tidak mempunyai akses untuk melakukan suatu
kecurangan namun mempunyai hak untuk memperoleh informasi
keuangan perusahaan bagi para komisaris independen.
Peran dewan komisaris dalam suatu perusahan lebih
ditekankan pada fungsi monitoring dari implementasi kebijakan
direksi. Peran komisaris ini diharapkan akan meminimalisir
permasalahan agensi yang timbul antara dewan direksi dengan
pemegang saham. Oleh karena itu dewan komisaris seharusnya
dapat mengawasi kinerja dewan direksi sehingga kinerja yang
dihasilkan sesuai dengan kepentingan pemegang saham (Ernawati,
2016).
2.2 Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham
oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang
dikelola. Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan
manajerial adalah persentase jumlah saham yang dimiliki pihak
manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar.
Dengan keinginan untuk meningkatkan kinerja perusahaan tersebut
membuat manajemen akan berusaha untuk mewujudkannya dan
akhirnya kreditur hanya meminta return yang kecil (Juniarti dan
Sentosa, 2009).
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
22
Kepemilikan manajerial merupakan perwujudan dari prinsip
transparansi Good Corporate Governance. Dalam mengelola
perusahaan manajemen harus transparan agar tidak terjadi konflik
kepentingan dengan para pemegang saham sebagai pemilik (Juniarti
et al., 2009). Kepemilikan manajerial adalah sebuah keadaan
dimana pihak manajemen perusahaan (baik dewan komisaris atau
dewan direksi) memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain,
pihak manajemen tersebut selain berlaku sebagai pengelola
perusahaan juga sebagai pemegang saham atau pemilik perusahaan.
Dalam laporan keuangan, keadaan ini ditunjukan dengan besarnya
persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer, baik dewan
komisaris maupun dewan direksi (Susiana dan Herawati, 2007).
2.3 Kepemilikan Institusional
Selain kepemilikan manajerial adapun kepemilikan
institusional. Kepemilikan institusional merupakan persentase
kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh investor
institusional seperti pemerintah, perusahaan investasi, bank,
perusahaan asuransi, maupun kepemilikan lembaga dan perusahaan
lain. Investor institusional diyakini memiliki kemampuan untuk
memonitor tindakan manajemen lebih baik dibandingkan dengan
investor individual, dimana investor institusional tidak akan mudah
diperdaya dengan tindakan memanipulasi yang dilakukan oleh
manajemen (Rachmawati dan Triatmoko, 2007).
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
23
Kepemilikan Institusional juga merupakan perwujudan dari
prinsip Good Corporate Governance. Kepemilikan institusional
memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen
melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi
manipulasi laba. Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh
institusi dapat mengurangi proses penyusunan laporan keuangan
yang tidak menutup kemungkinan terhadap akrualisasi sesuai
kepentingan manajemen (Ernawati, 2016).
3. Kualitas Audit
Proksi lain yang dalam pengukuran Good Corporate Governance
adalah kualitas audit. Kualitas audit adalah probabilitas dalam seorang
auditor untuk menemukan dan melaporkan kecurangan dalam sistem
akuntansi. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukan bahwa auditor
menawarkan berbagai tingkat kualitas audit untuk merespon adanya
variasi permintaan klien terhadap kualitas audit. Kualitas audit yang
dilakukan oleh akuntan publik dapat dilihat dari ukuran KAP yang
melakukan audit (Juniarti dan Sentosa, 2009).
De Angelo dalam Juniarti dan Sentosa (2009) menyatakan bahwa
kualitas audit yang dilakukan oleh akuntan publik dapat dilihat dari
ukuran KAP yang melakukan audit. KAP besar (big four) dipersepsikan
akan melakukan audit dengan lebih berkualitas dibandingkan dengan
KAP kecil (non big four). Hal tersebut karena KAP besar memiliki
lebih banyak sumber daya dan lebih banyak klien sehingga mereka
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
24
tidak tergantung pada satu atau beberapa klien saja, selain itu karena
reputasinya yang telah dianggap baik oleh masyarakat menyebabkan
mereka akan melakukan audit dengan lebih berhati-hati.
Kualitas audit diproksikan dengan ukuran KAP. KAP berafiliasi
dengan KAP big four pada periode 2013-2016. Berdasarkan Pusat
Pembinaan Profesi Keuangan Sekertariat Jenderal Kementrian
Keuangan (www.pppk.kemenkeu.go.id) update Agustus 2016 ada 56
KAP lokal Indonesia yang berafiliasi dengan KAPA atau OAA, dan
empat diantaranya (KAP besar) berafiliasi dengan KAP big four, KAP
big four meliputi :
1. Delloite Touche Tohmatsu Limited.
2. Ernst & Young Global Limited.
3. KPMG International Cooperative.
4. Price Waterhouse Coopers International.
4. Voluntary Disclosure
Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) adalah
pengungkapan informasi yang dilakukan dengan cara sukarela oleh
perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Selain hal
tersebut pengungkapan merupakan upaya transparansi informasi
perusahaan atau entitas dalam menyajikan informasi (baik keuangan
maupun non keuangan) oleh para pengguna informasi tersebut untuk
pengambilan keputusan.
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
25
Secara konseptual pengungkapan merupakan bagian integral dari
pelaporan keuangan (Suwardjono, 2005). Tujuan pengungkapan adalah
menyediakan informasi yang memadai bagi para pengguna untuk
dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan,
pengungkapan dalam hal ini dapat dikelompokkan sebagai
pengungkapan wajib (mandatory disclosure) yaitu pengungkapan yang
diatur dalam peraturan yang berlaku, pengungkapan sukarela (voluntary
disclosure) merupakan peraturan yang tidak diatur dalam peraturan
yang berlaku (Suwardjono, 2005).
Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak
hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan perundang-undangan,
tetapi juga hal yang penting untuk mengambil keputusan oleh
pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. Tingkat
voluntary disclosure dapat dipengaruhi oleh negara dimana perusahaan
itu terdaftar sebagai perusahaan publik (Ratu dan Rina, 2014).
5. Biaya Hutang (Cost of Debt)
Cost of debt didefinisikan sebagai tingkat yang harus diterima dari
investasi untuk mencapai tingkat pengembalian (yield rate) yang
dibutuhkan oleh kreditur atau dengan kata lain adalah tingkat
pengembalian yang dibutuhkan oleh kreditur saat melakukan pendanaan
dalam suatu perusahaan (Fabozzi dalam Juniarti dan Sentosa, 2009).
Sedangkan menurut Susiana dan Herawaty (2007) menjelaskan
bahwa jika perusahaan memiliki komisaris independen, maka laporan
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
26
keuangan yang disajikan oleh manajemen cenderung lebih berintegritas.
Karena didalam perusahaan terdapat badan yang mengawasi dan
melindungi hak pihak-pihak diluar manajemen perusahaan dan
membuat kinerja manajemen lebih baik dapat menurunkan resiko
perusahaan. Hal ini tentu dapat menjadi pertimbangan kreditur dalam
menentukan return yang diminta.
Secara teoritis perusahaan yang menggunakan laba untuk
berinvestasi harus memperoleh keuntungan minimal sebesar tingkat
keuntungan jika pemegang saham menginvestasikan dananya ke dalam
perusahaan dengan tingkat risiko yang sama. Hal ini karena setelah
pajak tersebut sebenarnya merupakan hak bagi pemegang saham biasa
(Ernawati, 2016).
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Berbagai penelitian terdahulu telah dilakukan mengenai hubungan
variabel-variabel yang mempengaruhi biaya hutang seperti penelitian yang
dilakukan Akhmad (2016) memperoleh hasil bahwa dewan komisaris
independen, kepemilikan manajerial kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap biaya hutang. Kualitas audit, dan voluntary
disclosure berpengaruh negatif signifikan terhadap biaya hutang pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
Penelitian Ernawati (2016) meneliti tentang pengaruh Good
Corporate Governance, kualitas audit dan voluntary disclosure terhadap
biaya hutang. Menunjukkan bahwa variabel dewan komisaris independen
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
27
dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap terhadap biaya
hutang. Variabel kepemilikan institusional, kualitas audit dan voluntary
disclosure berpengaruh positif terhadap biaya hutang.
Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap biaya
hutang dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap biaya
hutang (Ibnu dan Linda, 2015). Juniarti dan Sentosa (2009) dari data yang
telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap 35
perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian, memperoleh hasil
bahwa dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan
voluntary disclosure tidak berpengaruh signifikan terhadap cost of debt.
kepemilikan institusional dan variabel kualitas audit berpengaruh negatif
terhadap cost of debt.
Penelitian yang dilakukan Nugroho dan Meiranto (2014)
memperoleh hasil bahwa Kualitas audit berpengaruh signifikan negatif
terhadap biaya hutang. Komisaris independen berpengaruh signifikan
positif terhadap biaya utang. Kepemilikan manajerial dan kepemilikan
institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya hutang.
Ratu dan Rina (2014) yang meneliti tentang pengaruh Good
Corporate Governance, kualitas audit, voluntary disclosure terhadap cost
of debt pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-
2013. Hasil studi ini menyatakan bahwa dewan komisaris independen,
kepemilikan institusional, kualitas audit, dan voluntary disclosure tidak
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
28
berpengaruh terhadap cost of debt. Kepemilikan manajerial berpengaruh
signifikan positif terhadap cost of debt.
Penelitian Setiani (2011) tentang pengaruh Good Corporate
Governance, voluntary disclosure terhadap biaya hutang pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI, menemukan bukti empiris bahwa dewan
komisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional
dan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap biaya hutang. voluntary
disclosure berpengaruh positif terhadap biaya hutang.
Penelitian Vhika (2017) pada variabel kepemilikan institusional
memperoleh hasil bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif
terhadap biaya hutang. Menurut Yunita (2012) bahwa dewan komisaris
independen, kepemilikan manajerial, dan voluntary disclosure tidak
berpengaruh signifikan terhadap cost of debt. Kepemilikan institusional
berpengaruh positif terhadap biaya hutang, kualitas audit berpengaruh
negatif terhadap biaya hutang.
Tabel 2.1 menunjukkan beberapa ringkasan penelitian terdahulu
mengenai pengaruh Good Corporate Governance, kualitas audit, dan
voluntary disclosure terhadap biaya hutang (cost of debt) yang pernah
dilakukan oleh Akhmad (2016), Ernawati (2016), Ibnu dan Linda (2015),
Juniarti dan Sentosa (2009) , Nugroho dan Meiranto (2014), Ratu dan Rina
(2014), Setiani (2011), Yunita (2012), Vhika (2017) sebagai berikut :
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
29
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
/ Tahun
Topik
Penelitian
Variabel Hasil Penelitian
1. Akhmad
(2016)
Pengaruh Good
Corporate
Governance dan
voluntary
disclosure
terhadap biaya
hutang
Independen:
Dewan
komisaris
independen,
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
kualitas
audit,
voluntary
disclosure.
Dependen:
Biaya Hutang
(cost of debt)
Dewan komisaris
independen,
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional tidak
berpengaruh terhadap
biaya hutang. Kualitas
audit dan voluntary
disclosure
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
biaya hutang.
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
30
Lanjutan Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
/ Tahun
Topik
Penelitian
Variabel Hasil Penelitian
2. Ernawati
(2016)
pengaruh Good
Corporate
Governance,
kualitas audit
dan voluntary
disclosure
terhadap biaya
hutang.
Independen:
Dewan
komisaris
independen,
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
kualitas
audit,
voluntary
disclosure
Dependen:
Biaya Hutang
(cost of debt)
Dewan komisaris
independen dan
kepemilikan
manajerial tidak
berpengaruh terhadap
terhadap biaya
hutang. Variabel
kepemilikan
institusional, kualitas
audit dan voluntary
disclosure
berpengaruh positif
terhadap biaya
hutang.
3. Ibnu dan Linda
(2015)
Pengaruh
Corporate
Governance,
struktur
kepemilikan
perusahaan dan
ukuran
perusahaan
terhadap biaya
hutang
Independen:
Kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
ukuran
perusahaan.
Dependen:
Biaya Hutang
(cost of debt)
Kepemilikan
institusional
berpengaruh negatif
terhadap biaya
hutang. Kepemilikan
manajerial tidak
berpengaruh terhadap
biaya hutang.
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
31
Lanjutan Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
/ Tahun
Topik
Penelitian
Variabel Hasil Penelitian
4. Juniarti dan
Sentosa (2009)
Pengaruh Good
Corporate
Governance,
voluntary
disclosure
terhadap Biaya
Hutang (Cost of
Debt)
Independen:
Komisaris
independen,
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
kualitas
audit,
voluntary
disclosure.
Dependen:
Biaya Hutang
(cost of debt)
Dewan komisaris
independen,
kepemilikan
manajerial, dan
voluntary disclosure
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
cost of debt.
Kepemilikan
institusional dan
variabel kualitas audit
berpengaruh negatif
terhadap cost of debt.
5. Nugroho dan
Meiranto
(2014)
Pengaruh Good
Corporate
Governance
terhadap biaya
ekuitas dan
biaya hutang
Independen:
Kepemilikan
keluarga,
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
komisaris
independen,
komite audit,
kualitas
audit.
Dependen:
Biaya ekuitas
dan biaya
hutang (cost
of debt)
Kualitas audit
berpengaruh
signifikan negatif
terhadap biaya
hutang. Komisaris
independen
berpengaruh
signifikan positif
terhadap biaya
hutang. Kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional tidak
berpengaruh terhadap
biaya hutang.
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
32
Lanjutan Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
/ Tahun
Topik
Penelitian
Variabel Hasil Penelitian
6. Ratu dan Rina
(2014)
Pengaruh Good
Corporate
Governance,
kualitas audit,
voluntary
disclosure
terhadap cost of
debt
Independen:
Dewan
komisaris
independen,
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
kualitas audit
dan voluntary
disclosure.
Dependen:
Biaya hutang
(cost of debt).
Dewan komisaris
independen,
kepemilikan
institusional, kualitas
audit, voluntary
disclosure tidak
berpengaruh terhadap
cost of debt.
Kepemilikan
manajerial
berpengaruh
signifikan positif
terhadap cost of debt.
7. Setiani (2011)
Pengaruh Good
Corporate
Governance,
voluntary
disclosure
terhadap biaya
ekuitas dan
biaya hutang
Independen:
Dewan
komisaris
independen,
kepemilikan
manejerial,
kepemilikan
institusional,
kualitas
audit,
voluntary
disclosure
Dependen:
Biaya Hutang
(cost of debt)
Dewan komisaris
independen,
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional dan
kualitas audit tidak
berpengaruh terhadap
biaya hutang.
voluntary disclosure
berpengaruh positif
terhadap biaya
hutang.
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
33
Lanjutan Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
/ Tahun
Topik
Penelitian
Variabel Hasil Penelitian
8. Vhika (2017) Pengaruh Good
Corporate
Governance,
kepemilikan
keluarga,
kepemilikan
institusional dan
ukuran
perusahaan
terhadap biaya
hutang
Independen:
Corporate
governance,
kepemilikan
keluarga,
kepemilikan
institusional
dan ukuran
perusahaan
Dependen:
Biaya Hutang
(cost of debt)
Corporate
governance dan
kepemilikan
institusional
berpengaruh negatif
terhadap biaya
hutang.
9. Yunita (2012)
Pengaruh Good
Corporate
Governance,
terhadap
voluntary
disclosure dan
biaya hutang.
Independen:
Dewan
komisaris
independen,
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
kualitas audit
dan voluntary
disclosure.
Dependen:
Biaya Hutang
(cost of debt)
dan voluntary
disclosure.
Dewan komisaris
independen dan
kepemilikan
manajerial dan
voluntary disclosure
tidak berpengaruh
terhadap biaya
hutang.
Kepemilikan
institusional
berpengaruh positif
terhadap biaya
hutang. Kualitas audit
berpengaruh negatif
terhadap biaya
hutang,
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
34
C. Kerangka Pemikiran
Good Corporate Governance atau pengelolaan perusahaan yang
baik dilatar belakangi oleh adanya konsep Agency Theory. Konsep tersebut
menjelaskan adanya perbedaan kepentingan antara prinsipal sebagai
pemilik (pemegang saham) dan manajemen sebagai agen dari pemegang
saham tersebut. Tujuan dari dipisahkannya pengelolaan dari kepemilikan
perusahaan yaitu agar pemilik perusahaan memperoleh keuntungan yang
semaksimal mungkin dengan biaya yang efisien mungkin (Setiani, 2011).
Hubungan keagenan terjadi ketika salah satu atau lebih individu
(principal) mengkaji individu lain (agent) untuk bertindak atas namanya
mendelegasikan kekuasaan untuk membuat keputusan kepada agen atau
karyawannya. Hubungan keagenan terjadi antara manajer dan investor, dan
antara manajer dengan kreditor. Informasi asimetris yang dimiliki antara
manajer dan kreditor menimbulkan peluang bagi manajer untuk melakukan
tindakan yang oportunistik. Keputusan yang diambil manajer dalam
perusahaan kadang bertentangan dengan kepentingan kreditor. Tindakan
yang dilakukan oleh manajer tersebut dapat menimbulkan konflik
keagenan. Masalah keagenan ini akan menyebabkan timbulnya default
risk. Dimana default risk adalah peluang perusahaan tidak mampu untuk
memenuhi kewajibannya. Sebelum memberikan pinjaman kepada
perusahaan, kreditor akan menilai terlebih dahulu menilai default risk yang
dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi default risk yang dimiliki oleh
perusahaan, maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
35
dibutuhkan kreditor. Tingkat pengembalian yang dibutuhkan oleh kreditor
disebut dengan cost of debt (biaya hutang).
Penerapan corporate governance di dalam perusahaan akan
mengurangi tindakan oportunistik manajer. Sehingga default risk yang
dimiliki perusahaan akan berkurang. Semakin bagus penerapan corporate
governance di perusahaan maka semakin rendah biaya utang yang
ditetapkan oleh kreditor kepada perusahaan.
Konflik keagenan antara manajer dan kreditor dapat diminimalisir
dengan adanya pengawasan secara tidak langsung oleh kreditor terhadap
kinerja manajer. Salah satu contoh pengawasan tidak langsung adalah
diauditnya laporan keuangan perusahaan. Audit atas laporan keuangan
bertujuan agar laporan keuangan lebih reliable atau dapat diandalkan oleh
investor dalam pengambilan keputusan, sehingga keputusan tidak bias.
Salah satu keputusan kreditor adalah seberapa besar tingkat bunga yang
diharapkan atas pinjaman yang diberikan kepada perusahaan.
Kualitas audit yang dilihatdari besar atau kecilnya Kantor Akuntan
Publik yang mengaudit perusahaan dapat menjadi pertimbangan auditor
dalam menentukan biaya hutang. Di Indonesia Kantor Akuntan Publik
(KAP) big four dipercayai oleh stakeholders perusahaan sebagai KAP
yang menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Laporan keuangan
perusahaan yang diaudit oleh KAP big four menyebabkan biaya hutang
yang diharapkan kreditor atas pinjaman yang diberikan kepada perusahaan
akan kecil.
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
36
Selain kualitas audit, pengungkapan yang merupakan sarana
informasi atas kinerja perusahaan dapat juga menjadi bahan pertimbangan
pengguna laporan keuangan terutama kreditor dalam pengambilan
keputusan tentang tingkat biaya hutang. Pengungkapan sukarela (voluntary
disclosure) adalah pengungkapan informasi yang dilakukan dengan cara
sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku.
Selain hal tersebut pengungkapan merupakan upaya transparansi informasi
perusahaan atau entitas dalam menyajikan informasi (baik keuangan
maupun non keuangan) oleh para pengguna informasi tersebut untuk
pengambilan keputusan.
Perusahaan yang mengungkapkan informasinya secara lebih
transparan akan menikmati rendahnya biaya bunga pinjaman yang harus
dibayarkan dibandingkan perusahaan yang mengungkapkan informasinya
kurang transparan. Semakin tinggi persentase pengungkapan sukarela
maka semakin menurun biaya hutang dan semakin kecil risiko yang
dimiliki perusahaan maka tingkat biaya utang yang ditetapkan oleh
kreditor pun akan kecil.
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
37
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan pada perumusan masalah, tujuan penelitian, landasan
teori dan kerangka pemikiran maka hipotesis dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Biaya Hutang
(cost of debt)
Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak
terafiliasi dengan manajemen anggota dewan komisaris lainnya dan
pemegang saham pengendali bebas dari hubungan bisnis atau
hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan
H2(-)
H3(-)
H5(+)
H4(-)
H1(-) Kepemilikan
Independen (X1)
Kepemilikan
Manajerial (X2)
Kepemilikan
Insstitusional (X3)
Kualitas Audit (X4)
Voluntary
Disclosure (X5)
Biaya Hutang
(Cost Of Debt) (Y)
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
38
perusahaan (Juniarti et al., 2009). Komisaris independen merupakan
posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta
perusahaan yang good governance.
Hasil penelitian Anderson., et al (2003) yang menguji tentang
pengaruh Good Corporate Governance dan voluntary disclosure
terhadap biaya hutang memperoleh hasil bahwa dewan komisaris
independen berpengaruh signifikan negatif terhadap cost of debt.
Berdasarkan uraian diatas, hipotesis pertama yang akan diuji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : Dewan Komisaris Independen berpengaruh negatif terhadap
Biaya Hutang.
2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Biaya Hutang (cost of
debt)
Dengan adanya kepemilikan perusahaan maka manajer akan lebih
berhati-hati dalam pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan
hutang. Untuk itu manajer menekan jumlah hutang untuk memperkecil
resiko yang mungkin akan terjadi yang juga akan berdampak pada
keputusan kreditor dalam menentukan tingkat return yang ditetapkan
(Yunita, 2012). Keinginan untuk meningkatkan kinerja perusahaan
tersebut mambuat manajemen akan berusaha untuk mewujudkannya
dan akhirnya kreditur hanya meminta return yang kecil (Juniarti dan
Sentosa, 2009).
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
39
Hasil penelitian Akhmad (2016) menunjukkan bahwa kepemilikan
manjerial tidak berpengaruh negatif terhadap cost of debt. Berdasarkan
uraian diatas, hipotesis kedua yang akan diuji dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
H2: Kepemilikan Manajerial secara parsial berpengaruh negatif
terhadap Biaya Hutang.
3. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Hutang (cost
of debt)
Dengan adanya kepemilikan institusional, monitoring yang efektif
terhadap pihak manajemen dapat dilakukan sehingga dapat
meningkatkan kinerja perusahaan. Sejalan dengan meningkatnya
kinerja perusahaan maka risiko yang dimiliki perusahaan juga akan
semakin kecil sehingga kreditor dapat memberikan return yang lebih
rendah atas sejumlah dana yang dipinjamkan kepada perusahaan
(Yunita, 2012). Investor institusional berperan secara aktif dalam
corporate governance dengan mengurangi tingkat risiko dari
perusahaan tempat mereka menginvestasikan portofolionya melalui
pengawasan manajemen yang efektif (Juniarti dan Sentosa, 2009).
Dalam penelitian Ibnu dan Linda (2015), Juniarti dan Sentosa
(2009), Vhika (2017) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional
perusahaan berpengaruh negatif terhadap cost of debt. Berdasarkan
uraian diatas, hipotesis ketiga yang akan diuji dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
40
H3: Kepemilikan Institusional secara parsial berpengaruh negatif
terhadap Biaya Hutang.
4. Pengaruh Kualitas Audit terhadap Biaya Hutang (cost of debt)
Good Corporate Governance yang efektif membutuhkan kualitas
auditor yang handal. Sanders dan Allen dalam Juniarti dan Sentosa
(2009) menyatakan bahwa laporan keuangan yang daudit oleh KAP
big four secara statistik berpengaruh positif terhadap peringkat hutang
suatu perusahaan dimana akan membuat biaya hutang menjadi lebih
rendah. Hal tersebut karena KAP yang sudah memiliki nama dimata
publik (KAP big four) akan lebih dipercayai kualitasnya dibandingkan
dengan KAP yang kecil (KAP non big four). KAP besar (big four)
dapat lebih dipercaya oleh kreditor sehingga kreditor memiliki
keyakinan terhadap perusahaan yang pada akhirnya akan
mempengaruhi biaya hutang.
Dalam penelitian Akhmad (2016) tentang pengaruh Good
Corporate Governance dan voluntary disclosure terhadap biaya hutang
memperoleh hasil bahwa kualitas audit berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap cost of debt. Sejalan dengan penelitian Juniarti dan
Sentosa (2009), penelitian Nugroho dan Meiranto (2014) dan
penelitian Yunita (2012), yang menggunakan KAP big four sebagai
KAP yang berkualitas tinggi menunjukkan bahwa kualitas audit
berpengaruh negatif terhadap biaya hutang (cost of debt). Semakin
besar kualitas audit, maka cost of debt perusahaan semakin kecil.
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
41
Berdasarkan uraian diatas, hipotesis keempat yang akan diuji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
H4 : Kualitas Audit berpengaruh negatif terhadap biaya hutang.
5. Pengaruh Voluntary Disclosure terhadap Biaya Hutang (cost of
debt)
Pengungkapan yang detail akan memberikan gambaran kinerja
perusahaan yang sesungguhnya. Perusahaan yang mengungkapkan
informasinya secara lebih transparan akan menikmati rendahnya biaya
bunga pinjaman yang harus dibayar dibandingkan perusahaan yang
mengungkapkan informasinya kurang transparan. Hal tersebut
dikarenakan perusahaan yang kurang transparan dipandang lebih
berisiko oleh kreditor daripada perusahaan yang lebih transparan
dalam hal pengungkapannya. Oleh karena itu, perusahaan yang lebih
transparan memiliki biaya hutang yang lebih rendah daripada
perusahaan yang kurang transparan.
Informasi yang diungkapkan oleh perusahaan secara sukarela dapat
dilihat dari tingkat risiko yang dimiliki perusahaan (Yunita, 2012).
Perusahaan yang memiliki risiko tinggi cenderung memiliki biaya
hutang yang tinggi pula sehingga dapat ditarik suatu garis kesimpulan
bahwa pengungkapan sukarela yang dilakukan perusahaan memiliki
pengaruh terhadap tingkat hutang yang diberikan kreditor yang pada
akhirnya menimbulkan biaya hutang bagi perusahaan.
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
42
Dalam penelitian Setiani (2011) dan Ernawati (2016) menunjukkan
hasil bahwa voluntary disclosure berpengaruh positif dan signifikan
terhadap cost of debt. Berdasarkan uraian diatas, hipotesis ketiga yang
akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H5 : Voluntary Disclosure berpengaruh positif terhadap biaya
hutang.
Pengaruh Good Corporate..., Mardiana Wahyu Kusuma, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018