BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pertanian Berkelanjutanrepository.ump.ac.id/1844/3/Hesti Lusianti...

15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pertanian Berkelanjutan Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) merupakan implementasi dari konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) pada sektor pertanian. Menurut FAO (1989), pertanian berkelanjutan merupakan pengelolaan konservasi Sumber Daya Alam dan berorientasi pada perubahan teknologi dan kelembagaan yang dilakukan sedemikian rupa untuk menjamin pemenuhan dan pemuasan kebutuhan manusia secara berkelanjutan bagi generasi sekarang dan mendatang. Konsep pembangunan berkelanjutan mulai dirumuskan pada akhir tahun 1980’an sebagai respon terhadap strategi pembangunan sebelumnya yang terfokus pada tujuan pertumbuhan ekonomi tinggi yang terbukti telah menimbulkan degradasi kapasitas produksi maupun kualitas lingkungan hidup. Konsep pertama dirumuskan dalam Bruntland Report yang merupakan hasil kongres Komisi Dunia Mengenai Lingkungan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa: “Pembangunan berkelanjutan ialah pembangunan yangmewujudkan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untukmewujudkan kebutuhan mereka” (WCED, 1987). Bedasarkan definisi pembangunan berkelanjutan tersebut, Organisasi Pangan Dunia mendefinisikan pertanian berkelanjutan sebagai berikut: ……manajemen dan konservasibasis sumberdaya alam, dan orientasi perubahan teknologi dan kelembagaan gunamenjamin tercapainya dan terpuaskannya 6 Studi Korelasi Pengetahuan..., Hesti Lusianti, FKIP UMP, 2015

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pertanian Berkelanjutanrepository.ump.ac.id/1844/3/Hesti Lusianti...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pertanian Berkelanjutanrepository.ump.ac.id/1844/3/Hesti Lusianti BAB II.pdf · Pengatahuan atau kognitif merupakan domain ... sesuatu yang spesifik

6

  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lahan Pertanian Berkelanjutan

Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) merupakan implementasi

dari konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) pada sektor

pertanian. Menurut FAO (1989), pertanian berkelanjutan merupakan pengelolaan

konservasi Sumber Daya Alam dan berorientasi pada perubahan teknologi dan

kelembagaan yang dilakukan sedemikian rupa untuk menjamin pemenuhan dan

pemuasan kebutuhan manusia secara berkelanjutan bagi generasi sekarang dan

mendatang. Konsep pembangunan berkelanjutan mulai dirumuskan pada akhir

tahun 1980’an sebagai respon terhadap strategi pembangunan sebelumnya yang

terfokus pada tujuan pertumbuhan ekonomi tinggi yang terbukti telah

menimbulkan degradasi kapasitas produksi maupun kualitas lingkungan hidup.

Konsep pertama dirumuskan dalam Bruntland Report yang merupakan hasil

kongres Komisi Dunia Mengenai Lingkungan dan Pembangunan Perserikatan

Bangsa-Bangsa: “Pembangunan berkelanjutan ialah pembangunan

yangmewujudkan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi

mendatang untukmewujudkan kebutuhan mereka” (WCED, 1987). 

Bedasarkan definisi pembangunan berkelanjutan tersebut, Organisasi

Pangan Dunia mendefinisikan pertanian berkelanjutan sebagai berikut:

……manajemen dan konservasibasis sumberdaya alam, dan orientasi perubahan

teknologi dan kelembagaan gunamenjamin tercapainya dan terpuaskannya

6

Studi Korelasi Pengetahuan..., Hesti Lusianti, FKIP UMP, 2015

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pertanian Berkelanjutanrepository.ump.ac.id/1844/3/Hesti Lusianti BAB II.pdf · Pengatahuan atau kognitif merupakan domain ... sesuatu yang spesifik

7

  

kebutuhan manusia generasi saat ini maupunmendatang. Pembangunan pertanian

berkelanjutan menkonservasi lahan, air, sumberdayagenetik tanaman maupun

hewan, tidak merusak lingkungan, tepat guna secara teknis, layaksecara

ekonomis, dan diterima secara sosial (FAO, 1989). Sejak akhir tahun 1980’an

kajian dan diskusi untuk merumuskan konsep pembangunan bekelanjutan yang

operasional dan diterima secara universal terus berlanjut. Pezzy (1992) mencatat,

27 definisi konsep berkelanjutan dan pembangunan berkelanjutan, dan tentunya

masih ada banyak lagi yang luput dari catatan tersebut. Walau banyak variasi

definisi pembangunan berkelanjutan, termasuk pertanian berkelanjutan, yang

diterima secara luas ialah yang bertumpu pada tiga pilar: ekonomi, sosial, dan

ekologi (Munasinghe, 1993). Dengan perkataan lain, konsep pembangunan

berkelanjutan berorientasi pada tiga dimensi keberlanjutan, yaitu: keberlanjutan

usaha ekonomi (profit), keberlanjutan kehidupan sosial manusia (people),

keberlanjutan ekologi alam (planet), atau pilar Triple-P seperti pada Gambar 1. 

 

Gambar-1. Segitiga Pilar Pembangunan (Pertanian Berkelanjutan)

Studi Korelasi Pengetahuan..., Hesti Lusianti, FKIP UMP, 2015

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pertanian Berkelanjutanrepository.ump.ac.id/1844/3/Hesti Lusianti BAB II.pdf · Pengatahuan atau kognitif merupakan domain ... sesuatu yang spesifik

8

  

Dimensi ekonomi berkaitan dengan konsep maksimalisasi aliran

pendapatan yang dapat diperoleh dengan setidaknya mempertahankan asset

produktif yang menjadi basis dalam memperoleh pendapatan tersebut. Indikator

utama dimensi ekonomi ini ialah tingkat efisiensi, dan daya saing, besaran dan

pertumbuhan nilai tambah (termasuk laba), dan stabilitas ekonomi. Dimensi

ekonomi menekankan aspek pemenuhan kebutuhan ekonomi (material) manusia

baik untuk generasi sekarang maupun generasi mendatang. Dimensi sosial adalah

orientasi kerakyatan, berkaitan dengan kebutuhan akan kesejahteraan sosial yang

dicerminkan oleh kehidupan sosial yang harmonis (termasuk tercegahnya konflik

sosial), preservasi keragaman budaya dan modal sosio-kebudayaan, termasuk

perlindungan terhadap suku minoritas. Untuk itu, pengentasan kemiskinan,

pemerataan kesempatan berusaha dan pendapatan, partisipasi sosial politik dan

stabilitas sosial-budaya merupakan indikator-indikator penting yang perlu

dipertimbangkan dalam pelaksanaan pembangunan(Kuswaji Dwi Priyono, 2010).

B. Klasifikasi Kepemilikan Tanah  

Kepemilikan tanah merupakan salah satu fakor penting bagi petani untuk

bias memajukan usaha taninya, selain itu luas lahan juga sangat berpengaruh

terhadap hasil produksi dan pendapatan yang diterima petani. Semakin luas lahan

yang digarap oleh petani, maka hasil produksi yang diperoleh juga akan semakin

besar. Luas lahan adalah salah satu faktor produksi yang penting,apabila

dimanfaatkan secara optimal dapat meningkatkan produksi usahatani yang dengan

sendirinya akan meningkatkan pendapatan usahatani.Menurut Sastraatmadja

Studi Korelasi Pengetahuan..., Hesti Lusianti, FKIP UMP, 2015

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pertanian Berkelanjutanrepository.ump.ac.id/1844/3/Hesti Lusianti BAB II.pdf · Pengatahuan atau kognitif merupakan domain ... sesuatu yang spesifik

9

  

(2010), berdasarkan kepemilikan tanah, petani dibedakan menjadi

beberapakelompok yaitu :

1. Petani buruh/ buruh tani, adalah petani yang sama sekali tidak memiliki lahan

sawah.

2. Petani gurem, adalah petani yang memiliki lahan sawah antara 0,1 s/d 0,50

hektar.

3. Petani kecil, adalah petani yang memiliki lahan sawah 0,51 s/d 1 hektar.

4. Petani besar, adalah petani yang memiliki lahan sawah lebih dari satu hektar. 

 

C. Hakekat Konversi Lahan 

Konversi dapat diartikan sebagai alih fungsi. Dalam hal ini diartikan

sebagai alih fungsi lahan dari penggunaan lahan tertentu dialihkan kepenggunaan

lahan yang lainnya. Perubahan lahan dari pertanian dan nonpertanian menjadi

pemukiman yang terjadi di Kecamatan Kembaran mempunyai variasi baik dalam

bentuk penggunaan lahan, konversi lahan maupun produktivitas lahannya(Esti

Sarjanti 2012). Pola perubahan penggunaan lahan tersebut yang menghawatirkan

justru perkembangan pemukiman menggusur lahan sawah. Dalam Penelitian ini

konversi lahan dianalisis dari penggunaan lahan tahun 2010 dan tahun 2012.

Studi Korelasi Pengetahuan..., Hesti Lusianti, FKIP UMP, 2015

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pertanian Berkelanjutanrepository.ump.ac.id/1844/3/Hesti Lusianti BAB II.pdf · Pengatahuan atau kognitif merupakan domain ... sesuatu yang spesifik

10

  

Tabel 1.1. Angka penyusutan luas penggunaan lahan perduatahun  

No. Penggunaan Tanah

Luas lahan penggunaan tanah (Ha)

Konversi (Ha)

2010 2012

1

Luas Tanah Sawah Pengairan Teknis Pengairan Sederhana

1.783.44

643.70 934.77

1.771.18

636.03 878.63

-1226

-7.67 -56.14

2

Luas Lahan Kering Permukiman Tegalan Kolam

662.98 334.33 305.92 22.72

684.99 367.04 263.67 54.28

22.02 32.71 -42.25 31.56

Sumber: Kecamatan Kembaran dalam Angka (2010 dan 2012)

D. Pengetahaun dan Sikap Petani (Heliawatydan Nurlina, 2009) 

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu. Pekerjaan

tahu tersebut adalah hasil dari kenal, insaf, mengerti, dan pandai (Salam,

2003).Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu

dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “What”. Pengetahuan

merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan, penciuman, rasa, dan raba.

Pengatahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan

kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan atau

tulisan, bukti atau tulisan tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi

yang berupa pertanyaan baik lisan atau tulisan (Notoatmodjo, 2003).

Studi Korelasi Pengetahuan..., Hesti Lusianti, FKIP UMP, 2015

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pertanian Berkelanjutanrepository.ump.ac.id/1844/3/Hesti Lusianti BAB II.pdf · Pengatahuan atau kognitif merupakan domain ... sesuatu yang spesifik

11

  

a. Kategori Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006), pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu:

1) Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% - 100% dari seluruh

petanyaan

2) Cukup : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari seluruh

pertanyaan

3) Kurang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40% - 55% dari seluruh

pertanyaan

b. Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif  

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:  

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat

pengatahuan yang paling rendah

2) Memahami (Comprehension)  

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar. Orang telah faham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

Studi Korelasi Pengetahuan..., Hesti Lusianti, FKIP UMP, 2015

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pertanian Berkelanjutanrepository.ump.ac.id/1844/3/Hesti Lusianti BAB II.pdf · Pengatahuan atau kognitif merupakan domain ... sesuatu yang spesifik

12

  

3) Aplikasi (Aplication)  

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). 

4) Analisis  

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis  

Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menyambungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru,

dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi  

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek.

2. Sikap

a. Definisi Sikap

Terdapat beberapa pendapat diantara para ahli apa yang dimaksud dengan

sikap itu. Ahli yang satu mempunyai batasan lain bila dibandingkan dengan ahli

lainnya. Untuk memberikan gambaran tentang hal ini, diambil beberapa

pengertian yang diajukan oleh beberapa ahli, antara lain:

1) Thustone berpendapat bahwa sikap merupakan suatu tingkatan afeksi,

baikbersifat positif maupun negative dalam hubungannya dengan objek-objek

Studi Korelasi Pengetahuan..., Hesti Lusianti, FKIP UMP, 2015

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pertanian Berkelanjutanrepository.ump.ac.id/1844/3/Hesti Lusianti BAB II.pdf · Pengatahuan atau kognitif merupakan domain ... sesuatu yang spesifik

13

  

psikologis, seperti: simbul, prase, slogan, orang, lembaga, cita-cita dan gagasan

(Zuriah, 2003).  

2) Howard Kendle mengemukakan, bahwa sikap merupakan kecendrungan

(tendency) untuk mendekati (approach) atau menjauhi (avoid), atau melakukan

sesuatu, baik secara positif maupun secara negative terhadap suatu lembaga,

peristiwa, gagasan atau konsep.  

3) Paul Massen dan David Krech, berpendapat sikap merupakan suatu system

dari tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu kognisi (pengenalan), feeling

(perasaan), dan action tendency (kecendrungan untuk bertindak) (Yusuf, 2006).  

4) Sarlito Wirawan Sarwono mengemukakan, bahwa “sikap adalah kesiapan

seseorang bertindak terhadap hal-hal tertentu (Azwar, 2007).  

Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sikap

adalah kondisi mental relative menetap untuk merespon suatu objek atau

perangsang tertentu yang mempunyai arti baik bersifat positif, netral, atau

negative yang mengangkat aspek-aspek kognisi, afeksi, dan kecendrungan untuk

bertindak.

b. Unsur (Komponen) Sikap  

Menurut Yusuf (2006) unsur (komponen) yang membentuk struktur sikap,

yaitu:  

1) Komponen kognitif (komponen perceptual), yaitu komponen yang

berkaitandengan pengetahuan, pandangan keyakinan, yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana persepsi orang terhadap objek sikap. Merupakan

representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. Berisi persepsi dan

Studi Korelasi Pengetahuan..., Hesti Lusianti, FKIP UMP, 2015

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pertanian Berkelanjutanrepository.ump.ac.id/1844/3/Hesti Lusianti BAB II.pdf · Pengatahuan atau kognitif merupakan domain ... sesuatu yang spesifik

14

  

kepercayaan yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen

kognitif disamakan dengan pandangan (opini) apabila menyangkut masalah issu

atau problem controversial.  

2) Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan

dengan rasa senang atau rasa tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang

merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang

negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif.

Merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah

emosi. Aspek emosional ini yang biasanya berakar paling dalam sebagai

komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh

yang mungkin akan mengubah sikap seseorang. Komponen afeksi disamakan

dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.  

3) Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component, yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecendrungan bertindak terhadap objek

sikap. Komponen ini menunjukan intensitas sikap, yaitu menunjukan besar

kecilnya kecendrungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.

Merupakan aspek kecendrungan berperilaku sesuai dengan sikap yang dimiliki

seseorang. Berisi tendensi untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan

cara-cara tertentu dan berkaitan dengan objek yang akan dihadapi. 

c. Kategori Sikap  

1) Menurut Heri Purwanto, sikap terdiri dari:

a. Sikap Positif, kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,

menghadapkan objek tertentu.

Studi Korelasi Pengetahuan..., Hesti Lusianti, FKIP UMP, 2015

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pertanian Berkelanjutanrepository.ump.ac.id/1844/3/Hesti Lusianti BAB II.pdf · Pengatahuan atau kognitif merupakan domain ... sesuatu yang spesifik

15

  

b. Sikap Negatif, terdapat kecendrungan untuk menjauhi, menghindari,

membenci, tidak menyukai objek tertentu.  

2) Menurut Azwar (2007), sikap terdiri dari:  

a. Menerima (Receiving)  

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (Responding) 

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap. Karena dengan suatu usaha

untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberika, lepas dari

pekerjaan itu benar atau salah berarti orang tersebut menerima ide tersebut.

c. Menghargai (Valuing)  

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah suatu indikasi tingkat tiga.

d. Bertanggung Jawab (Responsible)  

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala

risiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

d. Pengukuran Sikap

Dalam pengukuran sikap ada beberapa macam cara, yang pada garis

besarnya dapat dibedakan secara langsung dan secara tidak langsung. Secara

langsung yaitu subjek secara langsung dimintai pendapat bagaimana sikapnya

terhadap suatu masalah atau hal yang dihadapkan kepadanya. Dalam hal ini dapat

dibedakan langsung yang tidak berstruktur dan langsung berstruktur. Secara

Studi Korelasi Pengetahuan..., Hesti Lusianti, FKIP UMP, 2015

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pertanian Berkelanjutanrepository.ump.ac.id/1844/3/Hesti Lusianti BAB II.pdf · Pengatahuan atau kognitif merupakan domain ... sesuatu yang spesifik

16

  

langsung yang tidak berstruktur misalnya mengukur sikap dan survei (misal

public option survey). Sedangkan secara langsung yang berstruktur yaitu

pengukuran sikap dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang telah

disusun sedemikian rupa dalam suatu alat yang telah ditentukan dan langsung

dibedakan kepada subjek yang diteliti (Arikunto, 2002).

 

E. Dasar Hukum Tentang Lahan Pertanian Berkelanjutan

Menurut : UU NOMER 41 TAHUN 2009 TENTANG INSENTIF

PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN.

1. Ketentuan Umum BAB I (Pasal 1)

Dalam peraturan pemerintah ini yang dimaksud dengan:

a. Lahan pertanian pangan berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang

ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna

menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan

pangan nasional.

b. Petani pangan yang selanjutnya disebut petani adalah setiap warga negara

Indonesia beserta keluarganya yang mengusahakan lahan untuk komoditas

pangan pokok di lahan pertanian pangan berkelanjutan.

2. Ketentuan Umum BAB 1 (Pasal 2)

Pemberian Insentif perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan

bertujuan untuk:

a. Mendorong perwujudan lahan pertanian pangan berkelanjutan yang telah

ditetapkan;

Studi Korelasi Pengetahuan..., Hesti Lusianti, FKIP UMP, 2015

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pertanian Berkelanjutanrepository.ump.ac.id/1844/3/Hesti Lusianti BAB II.pdf · Pengatahuan atau kognitif merupakan domain ... sesuatu yang spesifik

17

  

b. Meningkatkan upaya pengendalian alih fungsi lahan pertanian pangan

berkelanjutan;

c. Meningkatkan pemberdayaan, pendapatan, dan kesejahteraan bagi petani;

d. Memberikan kepastian hak atas tanah bagi petani; dan

e. Meningkatkan kemitraan semua pemangku kepentingan dalam rangka

pemanfaatan, pengembangan, dan perlindungan lahan pertanian pangan

berkelanjutan sesuai dengan tata ruang.

3.Ketentuan Umum BAB II (Pasal 5)

Pemerintah memberikan insentif perlindungan lahan pertanian pangan

berkelanjutan kepada petani dengan jenis berupa:

a. Pengembangan infrastruktur pertanian;

b. Pembiayaan penelitian dan pengembangan benih dan varietas unggul;

c. Kemudahan dalam mengakses informasi dan teknologi;

d. Penyediaan sarana dan prasarana produksi pertanian;

e. Jaminan penerbitan sertipikat hak atas tanah pada Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan;

f. Penghargaan bagi Petani berprestasi tinggi.

4. Ketentuan Umum BAB II (Pasal 7)

Pemerintah Kabupaten/Kota memberikan insentif perlindungan lahan pertanian

pangan berkelanjutan kepada petani dengan jenis berupa:

a. Bantuan keringanan pajak bumi dan bangunan;

b. Pengembangan infrastruktur pertanian;

c. Pembiayaan penelitian dan pengembangan benih dan varietas unggul;

Studi Korelasi Pengetahuan..., Hesti Lusianti, FKIP UMP, 2015

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pertanian Berkelanjutanrepository.ump.ac.id/1844/3/Hesti Lusianti BAB II.pdf · Pengatahuan atau kognitif merupakan domain ... sesuatu yang spesifik

18

  

d. Kemudahan dalam mengakses informasi dan teknologi;

e. Penyediaan sarana produksi pertanian;

f. Bantuan dana penerbitan sertipikat hak atas tanah pada Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan;

g. Penghargaan bagi Petani berprestasi tinggi.

Studi Korelasi Pengetahuan..., Hesti Lusianti, FKIP UMP, 2015

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pertanian Berkelanjutanrepository.ump.ac.id/1844/3/Hesti Lusianti BAB II.pdf · Pengatahuan atau kognitif merupakan domain ... sesuatu yang spesifik

19

  

F. Penelitian Terdahu

Penelitian/Tahun I Dewa Gede SuarthaI /2011  Sasongko Putra

1 2 3 Judul Studi korelasi tingkat pengetahuan dengan sikap petani

pengolahan hama terpadu Rencana Pertanian Berkelanjutan diKecamatan Selo Stu

terke

Lokasi Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali KeTujuan a. untuk

mengetahui tingkat pengetahuan petani tentang pengendalian hama terpadu (PHT), b. untuk mengetahui sikap petani tentang pengandalian hama terpadu (PHT), c. untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara tingkat pengetahuan dengan sikap petani tentang pengendalian hama terpadu (PHT). 

Menyusun rencana peningkatan penerapan prinsip – prinsip pertanian berkelanjutan di Kecamatan Selo. 

1.ULa2.UBepeBe

Bahan dan alat yang di gunakan

Data statistik penduduk dan Statistikdata lahan Data Statistik lahan pertanin, UU lahan pertanian berelanjutan Dabe

Metode Penelitian Survey, observasi lapangan dan laboratorium, 30 Orang Penduduk Kec.Narmada Kab.Lobak Barat dengan analisis Khi Kwadrat 

AHP (Analytic Hierarchy Process).  Kusamde

Hasil 1. Tingkat pengetahuan petani tentang pengendalian

hama terpadu (PHT) sebagian besar (40,00) persen masih tergolong rendah. 2. Sikap petani tentang pengendalian hama terpadu (PHT) sebagain besar (40,00) persen sudah tergolong positif. 3.Tingkat pengetahuan berkorelasi dengan sikap petani tentang pengendalian hama terpadu (PHT) dengan

derajat cukup tinggi. 

Hasil penelitian berdasarkan matriks faktor pembobotan pendapat gabungan semua kriteria menunjukkan bahwa urutan prioritas kriteria terpenting menurut penilaian responden guna perencanaan pertanian berkelanjutan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali adalah kriteria kelembagaan (25,04%), Sosial Budaya (20,74%), Teknologi Pertanian (20,68%), Ekonomi (18,22%), dan Kebijakan Pemerintah (15,31%). 

Studi Korelasi Pengetahuan..., Hesti Lusianti, FKIP UMP, 2015

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pertanian Berkelanjutanrepository.ump.ac.id/1844/3/Hesti Lusianti BAB II.pdf · Pengatahuan atau kognitif merupakan domain ... sesuatu yang spesifik

20

  

G. Kerangka Pikir 

 

 

 

 

 

 

H. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Jawaban

tersebut masih perlu diuji kebenarannya (Pambudu, 2005).

Hipotesis yang peneliti ajukan adalah:

1. Pengetahuan petani terhadap lahan pertanian berkelanjtan di Kecamatan

Kembaran Kabupaten Banyumas berpengetahuan tinggi.

2. Sikap petani terhadap lahan pertanian berkelanjutan di Kecamatan Kembaran

Kabupaten Banyumas setuju dengan adanya UU lahan pertanian berkelanjutan.

3. Terdapat korelasi positif antara pengetahuan dengan sikap petani terhadaplahan

pertanian berkelanjutan.

Lahan Pertanian Petani

Lahan Pertanian Berkelanjutan

Pengetahuan dan Sikap Petani Terhadap Lahn Pertanian

Berkelanjutan

Pengetahuan Sikap

Studi Korelasi Pengetahuan..., Hesti Lusianti, FKIP UMP, 2015