BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA...

50
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian Keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga/unit layanan perlu diperhitungkan (Friedman, 2010). Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. (Ali, 2010). Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. (BKKBN, 1999 dalam Sudiharto, 2010). Dari ketiga definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat, terdiri dari dua orang atau lebih yang tergabung dalam hubungan darah, perkawinan dan saling ketergantungan yang mempunyai hubungan untuk menciptakan, Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga

1. Pengertian

Keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang

mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang

erat antara anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga

sebagai lembaga/unit layanan perlu diperhitungkan (Friedman, 2010).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena

hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang

berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta

mempertahankan suatu budaya. (Ali, 2010).

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan

ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual

dan materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang

selaras, serasi dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta

lingkungannya. (BKKBN, 1999 dalam Sudiharto, 2010).

Dari ketiga definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat, terdiri dari dua orang atau

lebih yang tergabung dalam hubungan darah, perkawinan dan saling

ketergantungan yang mempunyai hubungan untuk menciptakan,

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

10

mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,

emosional serta sosial dari tiap anggota.

2. Fungsi Keluarga

Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5

yaitu :

a. Fungsi Afektif

Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi

kebutuhan psikologis anggota keluarga.

b. Fungsi Sosialisasi

Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak

sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status

pada anggota keluarga.

c. Fungsi Reproduksi

Untuk mempertahankan komunitas keluarga selama beberapa gnerasi

dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat.

d. Fungsi Ekonomi

Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal,

perawatan kesehatan. (Marilyn M. Friedman, hal 86; 2010) .

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

11

3. Tipe dan Bentuk Keluarga

Tipe dan bentuk keluarga menurut Clark, 2010 meliputi:

a. Secara tradisional

1) Keluarga Inti (Nuclear Family)

Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang

direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak – anak karena

dilahirkan (natural) maupun adopsi.

2) Keluarga Besar (Extended Family)

Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan

darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu.

3) Keluarga orang tua tunggal (single parent)

Rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak

kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau

kematian.

4) Keluarga tanpa anak (dyad family)

b. Secara modern (menurut Clark, 2010)

1) Nuclear conjungal family

Pasangan ibu dan ayah yang menikah dengan anak kandung atau

adopsi

2) Extended family

Hubungan sanak keluarga dari pasangan ayah dan ibu (nenek, bibi,

paman, keponakan).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

12

3) Steep family

Keluarga campuran yang dibentuk dari pernikahan yang kedua dan

satu atau kedua pasangan tersebut memiliki anak dan

kemungkinan anak dari pasangan baru.

4) Skip generation family

Pasangan kakek atau nenek atau nenek atau kakek saja dengan

satu atau lebih cucu.

5) Cohabiting generation family

Pasangan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan

6) Homosexual family

Pasangan sejenis dengan atau tanpa anak

4. Tahap dan Perkembangan Keluarga

Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti

individu-individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan

yang berturut-turut, keluarga juga mengalami tahap perkembangan yang

berturut-turut. Adapun tahap-tahap perkembangan keluarga berdasarkan

konsep Duvall dan Miller (Friedman, 2010) adalah :

a. Tahap I

Keluarga pasangan baru keluarga pemula perkawinan dari sepasang

insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari

keluarga asal atau status lajang kehubungan baru yang intim.

Tugas perkembangan keluarga tahap ini :

1) Membina hubungan intim yang memuaskan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

13

2) Menetapkan tujuan bersama

3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok

sosial

4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB

5) Persiapan menjadi orang tua

6) Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, pesalinan dan

menjadi orang tua)

Masalah kesehatan yang muncul pada tahap ini adalah :

1) Penyesuaian seksual dan peran perkawinan, aspek luas tentang

KB, penyakit kelamin baik sebelum/sesudah menikah

2) Konsep perkawinan tradisional: dijodohkan, hukum adat

Peran perawat pada tahap ini adalah :

1) Membantu setiap keluarga agar saling memahami satu sama lain

b. Tahap II

Keluarga dengan anak pra sekolah keluarga sedang mengasuh anak

dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.

Tugas perkembangan pada tahap ini :

1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual,

dan kegiatan)

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

3) Membagi peran dan tanggug jawab (bagaimana peran orang tua

terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan)

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

14

4) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan

anak

5) Koneling KB post partum 6 minggu

6) Menata ruang untuk anak

7) Biaya /dana cild bearning

8) Memfasilitasi Role Learning anggota keluarga

9) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin

Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu:

1) Pendidikan maternitas fokus keluarga, perawatan bayi,

imunisasi, konseling perkembangan anak, KB, pengenalan dan

penanganan masalah kesehatan fisik secara dini

2) Inaksebilitas dan ketidakadekuatan fasilitas perawatan ibu dan

anak

Peran perawat pada tahap ini yaitu : mengkaji peran orangtua,

bagaimana kedua orangtua berinteraksi dengan bayi baru dan

merawatnya, dan bagaimana respon bayi.

c. Tahap III

Keluarga dengan anak usia pra sekolah dimulai ketika anak pertama

berusia dua setengah tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun.

Tugas perkembangan pada tahap ini :

1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga

2) Membantu anak bersosialisasi

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

15

3) Beradaptasi dengan anak baru lahi, anak yang lain juga

terpenuhi

4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga

5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak

6) Pembagian tanggung jawab

7) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan

kembang anak

Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu :

1) Masalah kesehatan fisik: penyakit menular, jatuh, luka bakar,

keracunan dan kecelakaan lainnya.

Peran perawat pada tahap ini yaitu: membantu membentuk gaya hidup

yang sehat dan memfasilitasi pertumbuhan fisik, intelektual, emosional

dan sosial yang optimal.

d. Tahap IV

Keluarga dengan anak usia sekolah dimulai ketika anak pertama berusia

6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13

tahun, awal dari masa remaja.

Tugas perkembangan pada tahap ini :

1) Membantu sosialisai anak terhadap lingkungan luar rumah,

sekolah dan lingkungan lebih luas

2) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya

intelektual

3) Menyediakan aktifitas anak

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

16

4) Menyesuaikan pada aktifitas komuniti dengan mengikutsertakan

anak

5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya

kehidupan dan kesehatan anggota keluarga

Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu:

1) Kecelakaan dan injuri pada anak

2) Kanker terutama leukemia pada usia 1-14 tahun

3) Bunuh diri

4) HIV-AIDS

Peran perawat pda tahap ini adalah: diskusi keselamatan anak dengan

orangtua, melakukan screening atau pemeriksaan diri melalui riwayat

kesehatan dan pemeriksaan diri.

e. Tahap V

Keluarga dengan anak remaja yang dimulai ketika anak pertama

melewati umur 13 tahun, berlangsung selama 6 sampai 7 tahun. Tahap

ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau

lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau 20

tahun.

Tugas perkembangan pada tahap ini :

1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang

seimbang dan tanggung jawab mengingat remaja adalah seorang

yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi)

2) Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep terbuka)

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

17

3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga

4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota

keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota

keluarga

Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu:

1) Pada remaja: kecelakaan, perkelahian, penggunaan obat-

obatan/NAPZA, alkohol, merokok, pergaulan bebas, kehamilan

tidak dikehendaki.

2) Terdapat beda persepsi antara orangtua dan anak remaja

3) Perhatian pada gaya hidup keluarga yang sehat

Peran perawat pada tahap ini yaitu: memberikan konseling dan

pendidikan tentang seks education, memberikan persepsi remaja tentang

seks education, uji kehamilan, AIDS dan aborsi

f. Tahap VI

Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda yang ditandai oleh anak

pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah

kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat

singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang

belum menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh

tahun-tahun puncak persiapan dan oleh anak-anak untuk kehidupan

dewasa yang mandiri.

Tugas perkembangan pada tahap ini :

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

18

2) Mempertahankan keintiman

3) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di

masyarakat

4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima

kepergian anaknya

5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga

6) Berperan suami-istri kakek dan nenek

7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi

anak-anaknya

Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu:

1) Masalah komunikasi anak dengan orangtua (jarak), perawatan

usia lanjut, masalah penyakit kronis; Diabetes, Hipertensi,

kolestrol dll.

Peran perawat pada tahap ini yaitu: memberikan strategi promosi

kesehatan dan gaya hidup sehat.

g. Tahap VII

Orang tua usia pertengahan, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan

rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu

pasangan.

Tugas perkembangan pada tahap ini :

1) Mempunyai lebih banyak dan waktu kebebasan dalam

mengolah minat social dan waktu santai

2) Memulihkan hubungan antara generasi muda tua

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

19

3) Keakraban dengan pasangan

4) Persiapan masa tua/ pensiun

Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu:

1) Masalah hubungan perkawinan, komunikasi dengan anak-anak

dan teman sebaya, masalah ketergantungan perawatan diri

Peran perawat pada tahap ini yaitu: kebutuhan promosi kesehatan,

pemeriksaan berkala.

h. Tahap VIII

Keluarga dalam masa pensiun dan lansia dimulai dengan salah satu atau

kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga salah satu pasangan

meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal.

Tugas perkembangan pada tahap ini :

1) Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara

hidup

2) Menerima kematian pasangan-pasangannya, kawan dan

mempersiapkan kematian

3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat

4) Melakukan Life review masa lalu

Masalah kesehatan pada tahap ini yaitu:

1) Menurunnya fungsi dan kekuatan fisik

2) Sumber-sumber financial yan tidak memadai

3) Isolasi sosial

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

20

4) Kesepian dan banyak kehilangan lainnya yang dialami lansia

menunjukan adanya kerentanan psikofisiologi dari lansia.

Peran perawat pada tahap ini yaitu: memfasilitasi perawatan kesehatan

bagi lansia.

5. Struktur Keluarga

a. Struktur Peran Keluarga

Terdapat 2 perspektif dasar mengenai peran orientasi struktural yang

menekankan pengaruh normatif yaitu pengaruh yang berkaitan dengan

status – status tertentu dan peran – peran terkaitnya dan orientasi

interaksi yang menekankan timbulnya kualitas peran yang lahir dari

interaksi sosial. (Turner, 1970 dalam Friedman, 2010).

1). Peran Formal

Keluarga membagi peran secara merata kepada para anggota

keluarga seperti cara masyarakat membagi peran – perannya,

bagaimana pentingnya pelaksanaan peran bagi suatu sistem. Peran

formal yang standar terdapat dalam keluarga (pencari nafkah, ibu

rumah tangga, tukang perbaiki rumah, pengasuh anak, dan

manager keuangan). (Friedman, 2003).

Menurut Gaces (1976, dalam Friedman, 2010) mendefinisikan 6

peran dasar yang membentuk posisi sebagai suami (ayah) dan istri

(ibu), peran – peran tersebut adalah peran sebagai provider

(penyedia), peran sosialisasi anak, peran rekreasi, peran

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

21

persaudaraan, peran terapeutik, (memenuhi kebutuhan afektif dari

pasangan), peran seksual.

2). Peran Informal

Peran informal bersifat implisit biasanya tidak tampak kekuasaan

permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan –

kebutuhan emosional individu dan untuk menjaga keseimbangan

dalam keluarga (Stir, 1976 dalam Friedman, 2010).

b. Struktur Nilai

Nilai adalah sebuah keyakinan abadi yang mempunyai bentuk perilaku

spesifik (Rokeach, 1973 dalam Friedman, 2010). Sedangkan nilai –

nilai keluarga didefinisikan sebagai suatu sistem ide, sikap, dan

kepercayaan tentang nilai suatu keseluruhan atau konsep yang secara

sadar mupun tidak sadar mengikat bersama – sama seluruh anggota

keluarga dalam suatu budaya lazim.

c. Struktur Kekuatan Keluarga

Kekuasaan merupakan kemampuan potensial maupun aktual dari

seorang individu untuk mengontrol, mempengaruhi, mengubah

tingkah laku seseorang (Friedman, 2010). Kekuasan keluarga sebagai

sebuah karakteristik dari sistem keluarga adalah kemampuan untuk

potensial maupun aktual dari seorang anggota individu untuk

mengubah tingkah laku anggota keluarga. (Olson & Cromwell, 1975

dalam Friedman, 2010).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

22

d. Pola dan Proses Komunikasi

1) Pola interaksi keluarga yang berfungsi bersifat terbuka dan jujur,

selalu menyelesaikan konflik, berfikiran positif, tidak mengulang –

ulang isu dan pendapat sendiri.

2) Karakteristik keluarga berfungsi sebagai karakteristik pengirim dan

karakteristik penerima. Karakteristik pengirim berfungsi dalam

mengemukakan sesuatu pendapat yang disampaikan jelas dan

berkualitas, selalu meminta dan menerima umpan balik. Sedangkan

karakteristik penerima berfungsi siap mendengarkan, memberikan

umpan balik, melakukan validasi. (Setiyowati & Murwani, 2008).

6. Proses Dan Strategi Koping Keluarga

Menurut Friedman (2010) dalam memberikan asuhan keperawatan

keluarga ada beberapa peran yang dapat dilakukan oleh perawat

diantaranya :

a. Memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit.

b. Koordinator atau menjadi pelayan kesehatan dan perawatan keluarga.

c. Menjadi fasilitator dalam pelayanan kesehatan.

d. Menjadi penyuluh, pendidikan dan konsultan kesehatan.

7. Keluarga Sebagai Kien

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga menurut Friedman

(Friedman, 2010) yang membagi keluarga kedalam bidang kesehatan

yang dapat dilakukan, yaitu :

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

23

a. Dapat mengenal masalah kesehatan disetiap anggota keluarga yang

mengalami masalah.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga yang bermasalah dengan kesehatannya.

c. Memberikan keperawatan untuk melakukan terhadap anggota

keluarganya yang mengalami gangguan kesehatan dan dapat

membantu dirinya sendiri yang cacat atau usianya yang terlalu masih

muda.

d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan untuk

kesehatan anggota keluarga yang lainnya.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga

kesehatan.

8. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

Menurut Friedman (2010) sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan,

keluarga mempunyai tugas dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami

dan dilakukan, yaitu:

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan

karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena

kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga

habis. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan

pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

24

Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala,

perawatan dan pencegahan anemia pada ibu hamil.

b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan

memutuskan menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang

dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat

dikurangi bahkan teratasi. Ketidaksanggupan keluarga mengambil

keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat, disebabkan karena

keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah

serta tidak merasakan menonjolnya masalah.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi

keluarga memiliki keterbatasan. Ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara

perawatan pada penyakitnya. Jika demikian, anggota keluarga yang

mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan

atau perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.

d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan

keluarga.

Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara atau

memodifikasi lingkungan rumah sehat (dari segi fisik, psikis, sosial

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

25

ekonomi) hal yang perlu dikaji sejauh mana mengetahui sumber-

sumber yang dimiliki keluarga, sejauh mana keluarga memperoleh

keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan, sejauh mana

keluarga mengetahui pentingnya dan sanitasi, sejauh mana keluarga

mngenal upaya pencegahan penyakit, sejauh mana sikap atau

pandangan keluarga hygiene dan sanitasi, dan sejauh mana

kekompakan antara anggota keluarga..

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi

keluarga

Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh

pertolongan dan mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.

B. Konsep Penyakit

1. Hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan

darah secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan

tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor risiko yang tidak

berjalan sebagaimana mestinya dlam mempertahankan tekanan darah

secara normal ( Wijaya dan Putri, 2013).

Menurut JNC hipertensi terjadi apabila tekanan darah lebih dari

140/90 mmHg. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi

peningkatan tekanan darah secara abnormal dan terus menerus pada

beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu atau

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

26

beberapa faktor resiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam

mempertahankan tekanan darah secara normal (Saferi & Mariza, 2013).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan

diastolik lebih dari 90 mmHg (Wijayaningsih, 2013).

Hipertensi esensial (primer) adalah hipertensi yang tidak memiliki

penyebab medis yang dapat diidentifikasi, agaknya kondisi ini bersifat

poligenik multifaktor. Tekanan darah tinggi dapat terjadi apabila resisten

perifer dan atau curah jantung juga meningkat sekunder akibat

peningkatan stimulasi simpatik, peningkatan reabsorpsi natrium ginjal,

peningkatan aktivitas sistem renin-angiotensin-aldosteron, penurunan

vasodilatasi arteriol, atau resistensi terhadap kerja insulin (Smeltzer &

Bare, 2015).

Dari definisi beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang melebihi batas normal yaitu

140/90 mmHg.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

27

Tabel 3. 1

Definisi dan klasifikasi hipertensi menurut WHO-ISH, ESH-ESC, JNC 7

Klasifikasi tekanan

darah

Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik

WHO- ESH- JNC-7

ISH ESC

WHO- ESH- JNC-

7

ISH ESC

Optimal

Normal

Tinggi-normal

Hipertensi kelas

I(ringan)

Cabang

Perbatasan

Hipertensi kelas 2

(sedang)

Hipertensi kelas 3

(berat)

Hipertensi sistolik

terisolasi

Cabang

Perbatasan

Pre-hipertensi

Tahap 1

Tahap 2

<120

<130

130-139

140-159

140-149

160-179

≥180

≥140

140-149

<120

120-129

130-139

140-159

160-179

≥180

≥180

<120

120-139

140-149

≥160

<80

<85

85-89

90-99

90-94

100-109

≥110

<90

<90

<80

80-84

85-89

90-99

100-

109

≥110

<90

<80

80-89

90-99

≥100

WHO-ISH: Word Healt Organization-International Society of

Hipertension;ESH-ESC: European society of Hipertension-European society of

cardiology,JNC 7: The sevent Report of the joint National Committe on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressur.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

28

2. Anatomi fisiologi

a. Anatomi jantung

Gambar 3. 1. anatomi jantung

(Syaifuddin, 2011)

b. Fisiologi jantung

Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang

terletak di rongga dada dibawah perlindungan tulang iga, sedikit ke

sebelah kiri sternum. Ukuran jantung lebih kurang sebesar genggaman

tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram. Jantung

mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel

kanan, ventrikel kiri. Atrium adalah ruang sebelah atas jantung dan

berdinding tipis, sedangkan ventrikel adalah ruangan sebelah bawah

jantung dan mempunyai dinding yang lebih tebal karena harus

memompa darah keseluruh tubuh. Atrium kanan berfungsi sebagai

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

29

penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh. Atrium kiri

berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan

mengalirkan darah tersebut ke paru-paru. Ventrikel kanan berfungsi

menerima darah dari atrium kanan dan memompakannya ke paru-paru.

Ventrikel kiri berfungsi untuk memompakan darah yang kaya oksigen

keseluruh tubuh. Jantung juga terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan

terluar yang merupakan selaput pembungkus disebut epikardium,

lapisan tengah merupakan lapisan inti dari jantung terdiri dari otot-otot

jsntung disebut miokardium dan lapisan terluar yang terdiri jaringan

endotel disebut endokardium (Syaifuddin, 2011).

1) Siklus jantung

Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung

selama peredaran darah. Gerakan jantung terdiri dari 2 jenis yaitu

kontraksi (sistolik) dan relaksasi (diastolik). Sistolik merupakan

sepertiga dari siklus jantung. Kontraksi dari ke-2 atrium terjadi

secara serentak yang disebut sistolik atrial dan relaksasinya

disebut diastolik atrial. Lama kontraksi ventrikel ±0,3 detik dan

tahap relaksasinya sselama 0,5 detik. Kontraksi kedua atrium

pendek, sedangkan kontraksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat.

Daya dorong ventrikel kiri harus lebih kuat karena harus

mendrong darah keseluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan

darah sistemik. Meskipun ventrikel kanan juga memompakan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

30

darah yang sama tapi tugasnya hanya mengalirkan darah ke

sekitar paru-paru ketika tekanannya lebih rendah.

2) Curah jantung

Curah jantung merupakan volume darah yang di pompa tiap

ventrikel per menit. Pada keadaa normal (fisiologis) jumlah

darah yang dipompakan oleh ventrikel kanan dan ventrikel kiri

sama besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan

darah di tempat tertentu. Jumlah darah yang dipompakan pada

setiap kali sistolik disebut volume sekuncup. Dengan demikian

curah jantung = volume sekuncup x frekuensi denyut jantung per

menit. Umumnya pada tiap sistolik ventrikel tidak terjadi

pengosongan total ventrikel, hanya ebagian dari isi ventrikel

yang dikeluarkan. Jumlah darah yang dikeluarkan ini dinamakan

volume residu. Besar curah jantung seseorang tidak sealalu sama,

bergatung pada keaktifan tubbuhnya. Curah jantung orang

dewasa pada keadaan istirahat lebih kurang 5 liter dan dapat

meningkat atau menurun dalam berbagai keadaan.

3) Denyut jantung dan daya pompa jantung

Pada saat jantung normal dalam keadaan istirahat, makapengaruh

sistem parasimpatis dominan dalam mempertahankan kecepatan

denyut jantung sekitar 60 hingga 80 denyut per menit. Kecepatan

denyut jantung dalam keadaan sehat dipengaruhi oleh pekerjaan,

tekanan darah, emosi, cara hidup dan umur. Pada waktu banyak

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

31

pergerakan, kebutuhan oksigen (O2) meningkat dan pengeluaran

karbondioksida (CO2) juga meningkat sehingga kecepatan

jantung bisa mencapai 150x/ menit dengan daya pompa 20-25

liter/menit. Pada keadaan normal jumlah darah yang dipompakan

oleh ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama sehingga tidak

terjadi penimbunan. Apabila pengembalian dari vena tidak

seimbang dan ventrikel gagal mengimbanginya dengan daya

pompa jantung maka vena-vena dekat jantung jadi membengkak

berisi darah sehingga tekanan dalam vena naik dalam jangka

waktu lama, bisa menjadi edema (Syaifuddin, 2011).

3. Etiologi

Menurut Aspiani (2015), sekitar 95% orang mengalami hipertensi

primer yang belum diketahui penyebabnya. Ada beberapa faktor yang

menyebabkan hipertensi primer yaitu :

a. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki

kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang

tuanya adalah penderita hipertensi.

b. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah

umur (jika umur bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis

kelamin (pria lebih tinggi dari perempuan), dan ras (ras kulit hitam

lebih banyak dari ras kulit putih).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

32

c. Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi

adalah konsumsi garam yang tinggi (lebih dari 30 g), kegemukan atau

makan, stres berlebihan, merokok, minum alkohol, minum obat-obatan

(efedrin, prednison, epinefrin).

Menurut Buss & Labus (2015) faktor-faktor risiko terjadinya hipertensi

primer yaitu :

1) Usia lanjut.

2) Diabetes melitus.

3) Riwayat keluarga.

4) Asupan tinggi garam, lemak jenuh atau alkohol.

5) Obesitas, gaya hidup kurang gerak.

6) Stres.

7) Pemakaian tembakau.

4. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh

darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat

vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke

korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis

di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam

bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke

ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,

yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

33

dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi

pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat

mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor.

Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun

tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. (Smeltzer &

Bare, 2013).

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula

adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks

adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat

respons vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang

mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan

renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian

diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada

gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini

menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan

peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung

mencetuskan keadaan hipertensi. (Smeltzer & Bare, 2013).

Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah

perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada

usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya

elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam reaksi otot polos pembuluh

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

34

darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya

regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang

kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh

jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan

peningkatan tahanan perifer (Smeltzer & Bare, 2013).

5. Manifestasi klinis dan pemeriksaan penunjang

a. Manifestasi klinis

Gejala yang umum akibat penderita hipertensi tidak sama pada

setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa gejala (Aspiani, 2015).

Tanda dan gejala hipertensi menurut Buss & Labus (2015) terdiri

dari beberapa yaitu :

1) Tekanan darah meningkat.

2) Bruit (dapat didengar pada aorta abdominalis atau arteria

carotis, renalis dan femoralis).

3) Pusing, konfusi dan lelah.

4) Edema.

Adapun menurut Smeltzer & Bare (2015) tanda dan gejala yang

dialami pasien hipertensi terdiri dari sebagai berikut :

1) Pemeriksaan fisik dapat mengungkap bahwa tidak ada

abnormalitas lain selain tekanan darah tinggi.

2) Perubahan pada retina disertai dengan hemoragi, eksudat,

penyempitan arteirol, dan bintik katun-wol (cotton-wool

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

35

spots), (infarksio kecil), dan papiledema dapat terlihat pada

kasus hipertensi berat.

3) Gejala biasanya mengindikasikan kerusakan vaskular yang

berhubungan dengan sistem organ yang dialiri oleh pembuluh

darah yang terganggu.

4) Penyakit arteri koroner dengan angina atau infark

miokardium adalah dampak yang paling sering terjadi.

5) Hipertrofi ventrikel kiri dapat terjadi, berikutnya akan terjadi

gagal jantung.

6) Perubahan patologis dapat terjadi di ginjal (nokturia dan

peningkatan blood urea nitrogen (BUN) dan kadar kreatinin).

7) Dapat terjadi gangguan serebrovaskular (stroke atau attack

iskemik transien [TIA]). TIA yaitu perubahan dalam

penglihatan atau kemampuan bicara, pening, kelemahan,

jatuh mendadak, atau hemiplegia transien atau permanen.

6. Pemeriksaan penunjang

Menurut Aspiani (2015) pemeiksaan penunjang untuk penderita

hiperensi yaitu :

a. Laboratorium

1) Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal.

2) Kreatinin serum dan blood urea natrium (BUN) meningkat pada

hipertensi karena parenkim ginjal dengan gagal ginjal akut.

3) Darah perifer lengkap.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

36

4) Kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah).

Menurut Baradero dkk (2008) dalam pemeriksaan laboratorium ada

tambahan yaitu :

a. Panel lipid untuk mengetahui adanya hiperlipidemia.

b. EKG

1) Hipertrofi venrikel kiri.

2) Iskemia atau infark miokard.

3) Peninggian gelombang P.

4) Gangguan konduksi.

c. Foto rontgen

1) Bentuk dan besar jantung abnormal dari iga pada koarktasi aorta.

2) Pembendungan, lebarnya paru.

3) Hipertrofi parenkim ginjal.

4) Hipertrofi vaskular ginjal.

7. Komplikasi

Hipertensi apabila tidak diobati atau di tanggulangi, maka dalam jangka

panjang akan menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ

yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Menurut Hasdianah &

Suprapto (2014) komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ-organ

sebagai berikut :

a. Jantung

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung

dan menyebabkan jantung koroner. Pada penderita hipertensi, beban

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

37

kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor dan

berkurang elastisnya, yang disebut dekompensasi. Mengakibatkan

jantung tidak mampu lagi memompa sehingga banyak cairan

tertahan di paru maupun jaringan tubuh lain yang dapat

menyebabkan sesak nafas atau oedema. Kondisi ini disebut gagal

jantung.

b. Otak

Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan resiko stroke,

apabila tidak diobati resiko terkena stroke 7 kali lebih besar.

c. Ginjal

Tekanan darah tinggi menyebabkan kerusakan ginjal dan kerusakan

system penyaringan di dalam ginjal, akibatnya lambat laun ginjal

tidak mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang

masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam

tubuh.

d. Mata

Pada mata hipertensi dapat megakibatkan terjadinya retinopati

hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan.

8. Penatalaksanaan Hipertensi di rumah

Penatalaksanaan hipertensi menurut Smeltzer & Bare (2015) yaitu tujuan

setiap program terapi adalah untuk mencegah kematian dan komplikasi

dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah arteri pada atau

kurang dari 140/90 mmHg (130/80 mmHg untuk penderita diabetes

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

38

melitus atau penderita penyakit ginjal kronis), kapanpun jika

memungkinkan. Penatalaksanaan hipertensi terbagi menjadi dua yaitu

farmakologis dan non - farmakologis.

a. Penatalaksanaan dengan non - farmakologis antara lain :

1) Pengaturan diet

Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat

dan atau dengan obat-obatan yang menurunkan gejala gagal

jantung dan dapat memperbaiki keadaan hipertrofi ventrikel

kiri.

Beberapa diet yang dianjurkan :

i. Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan

tekanan darah pada klien hipertensi. Dengan pengurangan

konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi sistem

renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti

hipertensi. Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-

100 mmol atau setara dengan 3-6 gram per hari.

ii. Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah

tetapi mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium

secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi, yang

percaya dimediasi oleh oksidanitrat pada dinding

vaskular.

iii. Diet kaya buah dan sayur.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

39

iv. Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya

jantung koroner.

2) Penurunan berat badan

Mengatasi obesitas, pada sebagian orang, dengan cara

menurunkan berat badan mengurangi tekanan darah,

kemungkinan dengan mengurangi beban kerja jantung dan

volume sekuncup. Pada beberapa studi menunjukan bahwa

obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi dan hipertrofi

ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal yang

sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan

berat badan (1 kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan berat

badan dengan menggunakan obat-obatan perlu menjadi

perhatian khusus karena umumnya obat penuruan berat badan

yang terjual bebas mengandung simpatomimetik, sehingga

dapat meningkatkan tekanan darah, memperburuk angina atau

gejala gagal jantung dan terjadinya eksa-serbasi aritmia.

3) Olahraga

Olahraga teratur, seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda

bermanfaat menurunkan tekanan darah dan memperbaiki

keadaan jantung. Olahraga isotonik dapat juga meningkatkan

fungsi endotel, vasodilatasi perifer, dan mengurangi

kaekolamin plasma. Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak

3-4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

40

menurunkan tekanan darah. Olahraga meningkatkan kadar

HDL, yang dapat mengurangi terbentuknya arterosklerosis

akibat hipertensi.

4) Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat

Berhenti merokok dan tidak menonsumsi alkohol, penting

untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap

rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan

dapat meningkatkan kerja jantung

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

41

9. Pathway Hipertensi

Gambar 3. 2. Pathway Hipertensi

Faktor predisposisi

SUMBER: Modifikasi NANDA 2015, Friedman 2010, Yogintoro 2014

Beban kerja jantung Aktivitas saraf

Arteri tidak mengembang

Rangsangan saraf

Dan hormon

Denyut

Jantung Epinefrin dan

norepinefrin

Penyumbatan Pembuluh darah

Ketidakmampuan Menganal masalah

Perubahan Situasi (stress)

vasokontriksi

Informasi kurang

Resisten pembuluh Darah otak

Gangguan sirkulasi

Koping Tidak efektif

Nyeri kepala

Otak Hambatan

pemeliharaan

Modifikasi terapi perawatan

dirumah

Suplai O2

Gangguan Perfusi cerebral

Ketidakefektifan Pemeliharaan

kesehatan

ketidakidakmampuan merawat anggota

Yang sakit

Ketidakefektifan

manajemen terapeutik

keluarga

Tidak dapat diubah:

Usia , Jenis kelamin

Dapat diubah :

Gaya hidup, obesitas dan stres

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

42

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui

praktik keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan

masalah kesehatan keluarga tersebu dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan (Baylon dan Maglaya, 2007)

1. Pengkajian

Menurut Muwarni (2007), pengkajian adalah suatu tahapan dimana

seseorang perawat mengambil informasi secara terus menerus terhadap

anggota keluarga yang dibinanya. Sumber informasi dan tahapan

pengkajian dapat menggunakan metode :

a. Wawancara keluarga.

b. Observasi fasilitas rumah.

c. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga dari ujung rambut ke ujung

kaki, pemeriksaan tekanan darah.

Pada proses pengkajian ada hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga

diantaranya adalah :

a. Data umum

Dalam proses pengkajian keperawatan keluarga terhadap data umum

keluarga meliputi :

1) Nama kepala keluarga (KK).

2) Alamat dan telepon.

3) Pekerjaan kepala keluarga.

4) Pendidikan kepala keluarga.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

43

5) Komposisi keluarga (Genogram).

6) Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau

masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.

7) Tipe bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi

budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.

8) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang

dapat mempengaruhi kesehatan.

9) Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik

dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu

status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-

kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang

yang dimiliki oleh keluarga.

10) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi

bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun

dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan

aktivitas rekreasi.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

44

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari

keluarga inti.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum

terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas

perkembangan tersebut belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang

meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-

masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit

(status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa

digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap

pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak

suami dan istri.

c. Pengkajian lingkungan

1) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah,

tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan

ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank,

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

45

jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang

digunakan serta denah rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas

setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau

kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang

mempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasan keluarga

berpindah tempat.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana

keluarga interaksinya dengan masyarakat.

5) Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah

anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki

keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas

fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan

fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

46

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota

keluarga.

2) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi

orang lain untuk merubah perilaku.

3) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik

secara formal maupun informal.

4) Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh

keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.

e. Fungsi keluarga

1) Fungsi afektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,

perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga

terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta

pada anggota keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan

sikap saling menghargai.

2) Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam

keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,

budaya, dan perilaku.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

47

3) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,

pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.

Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit.

Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan

kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5

tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah

kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan,

melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit,

menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan keehatan, dan

keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di

lingkungan setempat.

Hal-hal yang dikaji sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan

tugas perawatan keluarga adalah :

a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan, yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga

mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan yang

meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang

mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.

b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan

mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji

adalah :

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

48

(1) Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat

dan luasnya masalah.

(2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga.

(3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang

dialami.

(4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan

penyakit.

(5) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap

masalah kesehatan.

(6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang

ada.

(7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.

(8) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap

tindakan dalam mengatasi masalah.

c) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit, yang perlu dikaji adalah :

(1) Sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakit (sifat,

penyebaran, komplikasi prognosa, dan cara perawatannya).

(2) Sejauh mana keluarga mengetahui tentang sikap dan

perkembangan perawatan yang dibutuhkan.

(3) Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang

diperlukan untuk perawatan.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

49

(4) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada

dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab,

sumber keuangan/financial, fasilitas fisik, psikososial).

(5) Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.

d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga

memelihara lingkungan rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji

adalah :

(1) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga

yang dimiliki.

(2) Sejauh mana keluarga melihat keuntungan atau manfaat

pemeliharaan lingkungan.

(3) Sejauh mana keluarga mengetahui pentingnya hygiene

sanitasi.

(4) Sejauh mana keluarga mengetahui upaya pencegahan

penyakit.

(5) Sejauh mana sikap/pandangan keluarga terhadap hygiene

sanitasi.

(6) Sejauh mana kekompakan antar anggota keluarga.

e) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga

menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat, hal

yang perlu dikaji adalah :

(1) Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas

kesehatan.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

50

(2) Sejauhmana keluarga memahami keuntungan-keuntungan

yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan.

(3) Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas

dan fasilitas kesehatan.

(4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik

terhadap petugas kesehatan.

(5) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh

keluarga.

f. Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga ada

beberapa yaitu :

a) Berapa jumlah anak.

b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga.

c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya

mengendalikan jumlah anggota keluarga.

g. Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga terdiri

dari beberapa yaitu : 1) Sejauh mana keluarga memenuhi

kebutuhan sandang, pangan dan papan.2) Sejauh mana keluarga

memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya

peningkatan status kesehatan keluarga.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

51

h. Stres dan koping keluarga

a) Stresor jangka pendek dan panjang

Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.Sedangkan

stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga

yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6

bulan.

b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon

terhadap situasi atau stresor.

c) Strategi koping yang digunakan

d) Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan.

e) Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang

digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

i. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode

yang digunakan pada pemeriksaan fisik berbeda dengan

pemeriksaan fisik di klinik.

j. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga

terhadap petugas kesehatan yang ada.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

52

2. Fokus Intervensi

Fokus intervensi berdasarkan Nursing Intervention Classification (NIC)

sebagai berikut :

a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan

kurang mengenal terhadap masalah hipertensi

1) Keluarga mampu mengenal masalah :

(5602) Pengajaran : proses penyakit

a) Berikan materi pendidikan sesuai dengan tingkat

pendidikan kien

b) Diskusikan dengan keluarga tentang penyakit

2) Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai masalah

klien

(5250) Dukungan dalam pengambilan keputusan

a) Berikan informasi yang diminta klien

b) Dukung keluarga membuat keputusan

c) Buat harapan untuk mengambil keputusan

3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit

hipertensi

(5618) Pengajaran: perawatan

(1100) Manajemen nutrisi

a) Dukung pemberian perawatan

b) Identifikasi kemampuan anggota keluarga untuk

terlibat dalam perawatan pasien

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

53

c) Diskusikan pemilihan jenis perawatan di rumah

d) Ajarkan perawatan menu diet hipertensi

4) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat

untuk klien mendapatkan pengobatan

(8100) rujukan

a) Tentukan apakah klien mempunyai pengetahuan

yang memadai tentang kondisi kesehatan

b) Lakukan rujukan

c) Lakukan konsultasi

b. Ketidakefektifan manajemen terapeutik regiment berhubungan

dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

1) Keluarga mampu mengenal masalah

(5510) Pendidikan kesehatan

a) Berikan materi pendidikan sesuai dengan tingkat

pengetahuan klien

b) Diskusikan dengan keluarga cara penanganan hipertensi

di rumah

2) Keluarga mampu mengambil keputusan megenai masalah

klien

(5250) Dukungan dalam membuat keputusan

a) Berikan informasi yang diminta klien

b) Berikan informasi yang diminta klien tentang

penanganan sederhana hipertensi dirumah

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

54

c) Dukung keluarga membuat keputusan

3) keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit

hipertensi

(7140) Dukungan keluarga

a) Dorong keterlibatan keluarga secara tepat

b) Pengelolaan latihan fisik yang tepat

c) Tingkatkan hubungan saling percaya dengan

keluarga

d) Orientasikan keluarga terkait tatanan pelayanan

kesehatan, seperti rumah sakit atau klinik

4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk

mencegah penyakit

(4310) Terapi aktivitas

a) Bantu klien untuk memilih aktivitas yang konsisten

dengan kemampuan fisik

b) Dorong aktivitas yang kreatif

c) Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang

diinginkan

d) Demonstrasikan senam anti hipertensi

5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat

untuk klien mendapat pengobatan

(8100) rujukan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

55

a) Tentukan apakah klien mempunyai pengetahuan

yang memadai tentang kondisi kesehatan

b) Tentukan sumber keuangan klien untuk pembayaran

ke fasilitas kesehatan

c) Lakukan rujuk jika diperlukan

d) Diskusikan tentang manfaat fasilitas kesehatan :

puskesmas, rumah sakit, untuk membantu meningkatkan

derajat kesehatan.

3. Implementasi

Tindakan perawat untuk membantu kepentingan klien, keluarga

dan komunitas dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi fisik,

emosional, psikososial, budaya dan lingkungan dimana mereka mencari

bantuan. Tindakan keperawatan adalah implementasi/pelaksanaan dari

rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.Tahap pelaksanaan

dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing order

untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.

Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan,

pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.

Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya

bahaya-bahaya fisik dan perlindungan pada klien, teknik komunikasi,

kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak-hak dari

pasien serta dalam memahami tingkat perkembangan pasien. Pelaksanaan

tindakan keperawatan yang telah direncanakan dengan menerapkan teknik

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

56

komunikasi terapeutik. Dalam pelaksanaan tindakan perlu melibatkan

seluruh anggota keluarga dan selama tindakan perawat perlu memantau

respon verbal dan nonverbal keluarga.

Tindakan keperawatan keluarga mencakup :

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah

dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikanin informasi dan

memberikan kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,

dengan cara mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan,

mengidentifikasi sumber sumber yang dimiliki keluarga, dan

mengidentifikasi tentang konsekuensi tipe tindakan.

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang

sakit, dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan

alat dan fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga

melakukan perawatan.

d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat

lingkungan menjadi sehat dengan cara menemukan sumber-sumber

yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan

keluarga seoptimal mungkin.

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di

lingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas

kesehatan yang ada. Selama melakukan tindakan, anda diharapkan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 49: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

57

tetap mengumpulkan data baru, seperti respon klien terhadap tindakan

atau situasi yang berganti dan perubahan-perubahan situasi. Yang

harus menjadi perhatian adalah pada keadaan ini perawat harus

fleksibel dalam menerapkan tindakan. Beberapa kendala yang sering

terjadi dalam implementasi adalah ide yang tidak mungkin, pandangan

negatif terhadap keluarga, kurang perhatian terhadap kekuatan dan

sumber-sumber yang dimiliki keluarga serta penyalahgunaan budaya

atau gender.

4. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan yang

menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan

pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Meskipun tahap evalusi diletakkan

pada akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan bagian integral pada

setiap tahap proses keperawatan.

Adapun proses keperawatan yang dilakukan seperti:

a. Mengukur pencapaian tujuan klien

1) Kognitif (pengetahuan)

Untuk mengukur kemampuan klien, setelah klien diajarkan

tehnik-tehnik perawatan tertentu.

2) Affektif (status emosional)

Cenderung kepenilaian subyektif yang sangat sulit diukur.

3) Psikomotor.

4) Perubahan fungsi tubuh dan gejala.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 50: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3907/3/GILANG YOGA SULISTYO UTOMO BAB II.pdf · 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . A. K. onsep Keluarga. 1.

58

b. Penentuan keputusan pada tahap evaluasi

1) klien telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan.

2) klien masih dalam proses mencapai tujuan yang ditentukan.

3) klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017