BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab...

21
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif Arti yang luas kognitif adalah perolehan, penataan dan pengunaan pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif memnjadi populer sebagai salah satu domain psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengelolaan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyaknan (Musaa’diyah, 2014). 2. Pengertian fungsi kognitif Fungsi kognitif dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana semua masukan sensori (taktil, visual, dan auditorik) akan diubah, diolah, disimpan dan selanjutnya digunakan untuk hubungan interneuron secara sempurna sehingga individu meampu melakukan penalaran terhadap masukan sensori tersebut. Fungsi kognitif menyangkut kualitas pengetahuan yang dimiliki seseorang. Modalitas dari kognitif terdiri dari sembilan modalitas yaitu, memori, bahasa, praktis, visuospasial, antensi serta konsentrasi, kalkulasi, mengambil keputusan, reasoning dan abstrak. Kemampuan kognitif berubah secara bermakna bersama dengan lajunya proses penuaan, tetapi perubahan tersebut tidak seragam. Sekitar 50% dari selutuh popilasi lansia menunjukan penurunan kognitif sedangkan sisanya tetap memiliki kemampuan kognitif sama seperti usia muda. Penurunan kognitif tidak hanya terjadi padea individu yang mengalami penyakit yang berpengaruh terhadap proses penurunan kognitif tersebut, namun juga terjadi pada individu lansia yang sehat. Pada beberapa individu, proses penurunan fungsi kognitif tersebut dapat berlanjut sedemikian hingga terjadi gangguan kognitif atau demensia (Ekasari, 2018).

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kebutuhan Kognitif

1. Definisi kognitif

Arti yang luas kognitif adalah perolehan, penataan dan pengunaan

pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif memnjadi

populer sebagai salah satu domain psikologis manusia yang meliputi setiap

perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan,

pengelolaan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyaknan

(Musaa’diyah, 2014).

2. Pengertian fungsi kognitif

Fungsi kognitif dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana

semua masukan sensori (taktil, visual, dan auditorik) akan diubah, diolah,

disimpan dan selanjutnya digunakan untuk hubungan interneuron secara

sempurna sehingga individu meampu melakukan penalaran terhadap

masukan sensori tersebut. Fungsi kognitif menyangkut kualitas

pengetahuan yang dimiliki seseorang. Modalitas dari kognitif terdiri dari

sembilan modalitas yaitu, memori, bahasa, praktis, visuospasial, antensi

serta konsentrasi, kalkulasi, mengambil keputusan, reasoning dan abstrak.

Kemampuan kognitif berubah secara bermakna bersama dengan

lajunya proses penuaan, tetapi perubahan tersebut tidak seragam. Sekitar

50% dari selutuh popilasi lansia menunjukan penurunan kognitif

sedangkan sisanya tetap memiliki kemampuan kognitif sama seperti usia

muda. Penurunan kognitif tidak hanya terjadi padea individu yang

mengalami penyakit yang berpengaruh terhadap proses penurunan kognitif

tersebut, namun juga terjadi pada individu lansia yang sehat. Pada

beberapa individu, proses penurunan fungsi kognitif tersebut dapat

berlanjut sedemikian hingga terjadi gangguan kognitif atau demensia

(Ekasari, 2018).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif

7

3. Aspek-aspek kognitif

a. Orientasi

Orientasi dinilai dengan pengacuan pada personal, tempat dan

waktu. Orientasi terhadap personal (kemampuan menyebutkan nama

sendiri ketika ditanya) menunjukan informasi yang “overlearned”.

Kegagalan dalam menyebutkan nama sendiri sering merefleksikan

negatifism, distrakti, gangguan pendengaran, ataungangguan

penerimaan bahasa. Orientasi tepat dinilai dengan menanyakan negara,

provinsi kota, gedung dan lokasi dalam gedung. Sedangkan orientasi

waktu dinilai dengan menyakan tahun, musim, bulan, hari dan tanggal.

Karena perubahan waktu lebih sering daripada tempat, maka waktu

dijadikan indeks yang paling sensitif untuk disorientasi.

b. Bahasa

Fungsi bahasa merupakan kempuan yang meliputi 4 paramenter,

yaitu kelancaran, pemahaman, pengulangan dan naming.

1) Kelancaran

Kelancaran merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan

kalimat dengan panjang, ritme dan melodi yang normal. Suatu

metode yang dapat membantu menilai kelancaran klien menulis atau

berbicara secara spontan.

2) Pemahaman

Pemahaman merujuk pada kemampuan untuk memahami

suatu perkataan atau perintah, dibuktikan dengan mampunya seorang

untuk melakukan perintah tersebut.

3) Pengulangan

Kemampuan seseorang untuk mengulangi suatu pertanyaan

atau kalimat yang diucapkan sesorang.

4) Naming

Naming merujuk pada kemampuan seseorang untuk menamai

suatu objek beserta bagian-bagiannya.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif

8

c. Atensi

Atensi merujuk pada kemampuan seseorang untuk merespon

stimulasi dengan mengabaikan stimulus yang lain dilingkungannya.

d. Memori

1) Memori verbal, yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat

kembali informasi yang diperoleh.

2) Memori visual, yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat

kembali informasi berupa gambar.

e. Fungsi konstruksi

Fungsi kontruksi mengacu pada kemampuan seseorang untuk

membangun dengan sempurna. Fungsi ini dapat dinilai dengan meminta

orang tersebut untuk menyalin gambar, memanipulasi balok atau

membangun kembali sesuatu bangunan balok yang telah rusak

sebelumnya.

f. Kalkulasi

Kemampuan seseorang untuk menghitung angka

g. Penalaran

Kemampuan seseorang untuk membedakan baik buruknya suatu

hal, serta berpikir abstrak.

4. Fungsi kognitif pada lansia

Perubahan kognitif yang terjadi pada lansia, meliputi berkurangnya

kemampuan mengingat fungsi intelektual, berkurangnya efesiensi

transmisi saraf di otak (menyebabkan, proses informasi melambat dan

banyak informasi hilang selama transisi), berkurangnya kemampuan

mengakumulasi informasi baru dan mengambil informasi dari memori,

serta kemampuan mengingat kejadia masa lalu lebih baik dibandingkan

kemampuan mengingat yang baru saja terjadi.Penurunan terkait penuaan

ditunjukan dalam kecepatan, memori jangka pendek, memori kerja dan

memori jangka panjang. Perubahan ini telah dihubungkan dengan

perubahan pada struktur dan fungsi otak.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif

9

5. Gangguan fungsi kognitif pada lansia

a. Mudah lupa (forgetfulness)

Mudah lupa merupakan tahap yang paling ringan dan sering

dialami pada orang uusia lanjut. Berdasarkan data statistik 39% orang

pada usia 50-60 tahun mengalami mudah lupa dan angka ini menjadi

85% pada usia diatas 80 tahun.

b. Mild congnitive impairment (MCI)

Mild congnitive impairment merupakan gejala yang lebih berat

dibandingkan dengan mudah lupa. Pada Mild congnitive impairment

sudah mulai muncul gejala gangguan fungsi memori yang menggangu

dan dirasakan oleh penderita, Mild congnitive impairment merupakan

perantara antara gangguan memori atau kognitif terkait usia dan

demensia. Keluhan pada umumnya berupa frustasi, lambat dalam

menemukan benda atau mengingat nama orang dan kurang mampu

melaksanakan aktivitas sehari-hari yang kompleks.

c. Demensia

Demensia adalah suatu sindrom penurunan kempuan intelektual

progresif yang menyebabkan deteriorasi kognitif dan fungsional,

sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan

aktivitas sehari-hari. Gejala klinis berupa kemunduran dalam hal

pemahaman seperti hilangnya kemampuan untuk emmahami

pembicaraan yang cepat, percakapan yang kompleks atau abstrak,

humor yang sarkastis atau sindiran. Dalam kemampuan bahasa dan

bicara terjadi kemunduran pula yaitu kehilangan ide apa yang sedang

dibicarakan, kehilangan kemampuan pemrosesan bahasa secara cepat,

kehilangan kemampuan penamaan dengan cepat.

6. Faktor yang berpengaruh pada fungsi kognitif

a. Usia

Semakin tua usia seorang maka secara alamiah akan terjadi

apoptosis pada sel neuron yang berakibat terjadinya atropi pada otak

yang dimulai dari atropi korteks, atropi sentral, hiperintensitas subtantia

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif

10

alba dan peraventrikuler. Mengakibatkan penurunan fungsi kognitif

pada seseorang, kerusakan sel neuron ini diakibatkan oleh radikal

bebas, penurunan distribusi energi dan nutri otak.

b. Stres, depresi, ansietas

Depresi, stres dan ansietas akan menyebabkan penurunan

kecepatan aliran darah dan stress memicu pelepasan hormon

glukokortikoid yang dapat menurunkan fungsi kognitif.

c. Latihan memori

Semakin sering seseorang menggunakan atau melatih

memorinya makan sinaps antar neuron akan semakin banyak terbentuk

sehingga kapasitas memori seseorang akan bertambah.

d. Lingkungan

Pada orang yang tinggal di daerah maju dengan sistem

pendidikan yang cukup maka akan memiliki fungsi kognitif yang lebih

baik dibandingkan pada orang dengan fasilitas pendidikan yang

minimal, semakin kompleks stimulus yang didapat makan akan

semakin berkembang pula kemampuan otak seseorang.

e. Obat-obatan

Beberapa zat seperti alkohol bersifat toksik bagi sel neuron

selain itu defesiensi vitamin B kompleks terbukti menyebabkan

penurunan fungsi kognitif seseorang.

7. Cara menstimulasi fungsi kognitif lansia

a. Senam otak

Senam otak merupakan gerakan tubuh sederhana yang

digunakan untuk merangsang otak kiri dan kanan, merangsang sistem

yang terikat dengan emosional serta relaksasi otak bagian belakang

ataupun depan.

Manfaat dan tujuan senam otak adalah:

1) Memperlambat kepikunan.

2) Menghilangkan stres.

3) Meningkatkan konsentrasi.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif

11

i. Membuat emosi yang tenang.

b. Terapi orientasi realitas

Terapi orientasi realitas adalah upaya untuk mengonsentasiakan

keadaan nyata kepada klien, yaitu dari diri sendiri, orang lain,

lingkungannya/tempat, dan waktu. Manfaat dan tujuan orientasi

realitas adalah mengorintasikan keadaan nyata kepada lansia baik diri

sendiri, orang lain, maupun lingkungan (waktu, tempat).

c. Terapi kenangan

Terapi kenangan adalah teknik yang digunakan untuk mengingat

dan mebicarakan tentang kehidupan seseorang. Trrapi ini digunakan

untuk lansia yang mengalami ganggua kognitif, kesepian dan

pemulihan psikologis. Terapi ini dapat diberikan pada lansia secara

individu, keluarga, maupun kelompok. Pelaksanaa kegiatan terapi

secara kelompok memberi kesempatan kepada lansia untuk mebagi

pengalamannya pada anggota kelompok, emningkatkan kemampuan

komunikasi, dan sosialisasi dalam kelompok serta efesiensi biaya

maupun efektifitas waktu. Tujuan dari terapi ini adalah meningkatkan

hubungan lansia dengan orang lain, memberi stimulus kognitif dan

meningkatkan kepuasaan hidup lansia.

B . Konsep Asuhan Keperawatan Kebutuhan Kognitif

1. Pengkajian

Status kesehatan pada lansia dikaji secara kompherensif, akurat,

dan sistematis. Informasi yang dikumpulkan selama pengakajian harus

dapat dipahami dan didiskusikan dengan anggota tim, keluarga klien, dan

pemberi pelayan interdisipliner.

Tujuan melakukan pengkajian adalah menentukan kemmapuan klien

dalam memelihara diri sendiri, melengkapi data dasar untuk membuat

rencana keperawatan, serta memberi waktu pada klien untuk

berkomunikasi. Pengkajian ini meliputi aspek fisik, psikis, sosial dan

spritual dengan melakukan kegiatan pengumpulan data melalui

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif

12

wawancara, observasi, dan pemeriksaan. Pengakjian pada kelompok lansia

di panti ataupun di masyarakat dilakukan dengan melibatkan penanggung

jawaban kelompok lansia, kultural, tokoh masyarakat, serta petugas

kesehatan (Sunaryono, 2016).

Pengkajian dapat dilakukan dengan :

a. Perilaku

Gangguan kognitif spesifik yang perlu mendapat perhatian adalah

delirium dan demensia. Gambar dibawah ini menjelaskan karakteristik

delerium dan demensia. Depresi pada lansia sering kali salah

didiagnosis sebagai demensia dan karakteristik diagnosis tersebut

terdapat pada gambar dibawah ini untuk tujuan perbandingan.

.

Gambar 2.2 Rentang respon kognitif

(Sumber: Kapoh, 2013)

b. Faktor predisposisi

Respon kognitif pada umumnya merupakan akibat dari

gangguan biologis fungsi sitem saraf pusat. Faktor yang mempengaruhi

individu mengalami gangguan kognitif termasuk :

RENTANG RESPONS KOGNITIF

Respon adaptif Respons maladaptif

Tegas Ketidaktegasan periodik Ketidakmampuan untuk mem-

memori utuh Mudah lupa buat keputusan

Orientasi lengkap Kebingungan sementara Kerusakan memori dan penilaian

Persepsi akurat yang ringan Disorientasi

Perhatian terfokus Kadang salah persepsi Salah persepsi serius

Pikiran koheren dan Distraksibilits Ketidakmampuan untuk mem-

Logis Kadang erfikir tidak jelas fokuskan perhatian

Kesulitan untuk berfikir logis

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif

13

1) Gangguan suplai oksigen, glukosa, dan zat gizi dasar yang

penting lainnya ke otak.

2) Degenerasi yang berhubungan dengan penuaan.

3) Pengumpulan zat beracun dalam jaringan otak.

4) Penyakit Alzheimer.

5) Virus imunodefisiensi manusia (HIV).

6) Penyakit hati kronik.

7) Penyakit ginjal kronik.

8) Defesiensi vitamin (trauma tiamin).

9) Malnutrisi.

10) Abnormalitas genetik.

Gangguan jiwa mayor seperti skizofrenia, gangguan bipolar,

gangguan ansietas, dan depresi, juga dapat mempengaruhi fungsi

kognitif.

c. Stresor pencetus

Setiap rangsangan mayor pada otak cenderung mengakibatkan

gangguan fungsi kognitif. Berikut ini merupakan kategori stresor:

1) Hipoksia

2) Gangguan metabolik, termasuk hipotiroidisme, hipoglekimia,

hipopituitarisme, dan penyakit adrenal.

3) Toksisitas dan infeksi.

4) Respons yang berlawanan terhadap pengobatan.

5) Perubahan struktur otak, seperti tumor atau trauma.

6) Kekurangan atau kelebihan sensori.

d. Penilaian stresor

Stresor spesifik yang berhubungan dengan gangguan tidak dapat

diidentifikasi, walaupun hal ini berubah secara cepat pengetahuan

tentang saraf meningkat. Secara umum, ketika respons kognitif

maladatif, penyebab fisiologis disingkirkan terlebih dahulu kemudia

stresor psikososial dipertimbangkan walaupun ada faktor fisiologis,

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif

14

stres psokososial dapat lebih menggangu proses pikir individu. Oleh

karena itu, penilaian stresor individu sangat penting.

e. Sumber koping

Respon individu termasuk kekuatan dan keterampilan. Pemberi

perawatan dapat bersifat mendukung dan juga dapat memberi informasi

tentang karakteristik kepribadian, kebiasaan, dan rutinitas individu.

Self-help group dapat menjadi sumber koping yang efektif bagi pemberi

perawatan.

f. Mekanisme koping

Cara individu menghadapi secara emosional respon kognitif

maladatif sangat dipengaruhi oleh pengalaman hidup yang lalu.

Individu yang mengembangkan mekanisme koping yang efektif pada

masa lalu akan lebih mampu mengatasi awitan masalah kognitif

daripada individu yang telah mempunyai masalah koping. Mekanisme

koping yang biasa digunakan mungkin berlebihan ketika individu

mencoba beradaptasi terhadap kehilangan kemampuan kognitif.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosis keperawata NANDA yang berhubungan dengan respon

kognitif

1) Ansietas.

2) Komunikasih, hambatan verbal.

3) Konfusi, kronis.

4) Koping keluarga, penurunan.

5) Koping individu, Ketidakefektifan.

6) Jatuh, Risiko.

7) Memori, Kerusakan.

8) Persepsi sensori, Gangguan: penglohatan, pendengaran, kinestetik,

pengecapan, perabaan, penghidu.

9) Pola tidur, Gangguan.

10) Proses pikir, Gangguan.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif

15

3. Rencana keperawatan

Sunaryo (2016), rencana keperawatan (intervensi) adalah

penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk

mengulangi masalah sesuai dengan diagnoa keperawatan yang dalam

dunia keperawatan dikenal dengan proses keperawatan. Perawat

mengembangkan rencana pelayanan yang berhubungan dengan lansia dan

hal-hal yang berkaitan. Tujuan, prioritas, serta pendekatan keperawatan

yang digunakan dalam rencana perawatan termasuk di dalamnya

kepentingan terapeutik, promotif, preventif, dan rehabilitatif.

Tindakan/intervensi :

a. Kaji derajat gangguan kognitif, seperti perubahan orientasi terhadap

orang, tempat, waktu; rentang perhatian; kemampuan berpikir.

Bicarakan dengan orang terdekat mengenai perubahan dari tingkah laku

yang biasa/lamanya masalah yang telah ada.

Rasional : Memberikan dasar untuk evaluasi/perbandingan yang akan

datang dan mempengaruhi pilihan terhadap intervensi

b. Pertahankan lingkungan yang menyenangkan dan tenang

Rasional : Kebisingan, keramaian, orang banyak biasanya merupakan

sensori yang berlebihan yang meningkatkan gangguan neuron.

c. Lakukan pendekatan dengan cara perlahan dan tenang.

Rasional : Pendekatan yang terburu-buru dapat mengancam pasien

bingung yang mengalami kesalahan persepsi atau perasaan terancam

oleh imajinasi orang atau situasi tertentu.

d. Tatap wajah ketika bercakap-cakap dengan pasien.

Rasional : Menimbulkan perhatian terutama pada orang-orang dengan

gangguan perseptual.

e. Panggil pasien dengan namanya

Rasional : Nama merupakan bentuk identitas diri dan menimbulkan

pengenalan terhadap realita dan individu.

f. Hormati individu dan evaluasi kebutuhan secara spesifik.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif

16

Rasional : Seseorang yang mengalami penurunan kognitif sepantasnya

mendapatkan penghormatan, penghargaan, dan kebahagian sebagai

individu (Dongoes, 2012) .

4. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah rangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh perawat untuk membentuk klien dari masalah status

kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik yang

menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.

5. Evaluasi

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui kemajuan klien terhadap

pencapaian hasil dari tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan evaluasi

meliputi mengkaji kemajuan status kesehatan klien, membandingkan

respon klien dengan kriteria hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan

masalah dan kemajuan pencapaian tujuan keperawatan klien.

C. Konsep Demensia

1. Defenisi Demensia

Demensia adalah penurunan menyeluruh dari fungsi mental luhur

yang bersifat progresif dan irevesible dengan kesadaran yang baik (Katona,

2012). Demensia adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan

kemampuan daya ingat dan daya pikir, dan penurunan kemampuan tersebut

menimbulakan gangguan terhadap fungsi kehidupan sehari-hari. Kumpulan

gejala yang ditandai dengan penurunan kognitif, perubahan mood dan

tingkah laku sehingga mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari

penderita (Aspiani, 2014).

2. Etiologi

Penyebab demensia yang reversible penting diketahu karena

pengobatan yang baik pada penederita dapat kembali menjalankan

kehidupan sehari-hari yang normal. Untuk mengingat berbagai keadaan

tersebut telah dibuat suatu “jembatan keledai” sebagai berikut :

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif

17

D : Drugs (obat).

Obat sedative.

Obat penenang minor dan mayor.

Obat anti konvulsan.

Obat anti hipertensi.

Obat anti aritmia.

E : Emotional (gangguan emosi, misalnya : Depresi).

M : Metabolic dan endokrin, seperti :

Diabtes Melitus.

Hipoglekemi.

Gangguan ginjal.

Gangguan hepar gangguan tiroid.

Gangguan elektrolit.

E : Eye dan Ear (disfungsi mata dan telinga).

N : Nutritional.

Kekrungan vit B6 (pellagra).

Kekrungan vit B1 (sindrom wernicke).

Kekurangan vit B12 (anemia pernisiosa).

Kekurangan asam folat.

T : Tumor dan Trauma.

I : Infeksi, seperti.

Ensafilitis oleh virus, contoh : Herpes simplek.

Bakteri, contoh : pneumococcus.

TBC.

Parasit.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif

18

Fugus.

Abses otak.

Neurosifilis.

A : Arterosklerolis (komplikasi penyakit aterosklerosis, misal :

Infark miokard, gagal jantung dan alkohol).

Keadaan yang secara potensial revesible atau bisa dihentikan

seperti:

a. Intoksitasi (obat, termasuk alkohol).

b. Infekasi susunan saraf pusat.

c. Gangguan metabolik.

d. Gangguan vasikuler (dimensia multi-infark).

e. Lesi desak ruang.

f. Hematoma subdural akut/kronis.

g. Metastesa neoplasma.

h. Hidrosefalus yang bertekan normal.

i. Depresi (pseudo-dimesia depresif).

Penyebab dari Demensia Non Reversible:

1) Penyakit degeneratif seperti: penyakit alzhemeir, penyakit pick,

penyakit huntingon, kelumpuhan supranuklear progresif, penyakit

parkinson.

2) Penyakit vasikuler, seperti: penyakit serebrovaskuler oklusif

(dimensia multi-infark), embolisme selebral, arteritis, anoksia

sekunder akibat henti jantung, gagal jantung akibat intiksikasi

karbon monoksida.

3) Demensia traumatik, seperti: perilaku kranio-selebral, dimensia

pugilistika.

4) Infeksi, seperti: sindrom difisiensi imun dapatan (AIDS), infeksi

opportunistik, dimensia pasca ensefalitas.

3. Patofisiologi

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif

19

Beberapa ahli memisahkan demensia yang terjadi sebelum usia 65

tahun (demensia prasenilis) dan yang terjadi pada usia 65 tahun (demensia

senilis). Perbedaan ini dari asumsi penyebab yang berbeda; degenerasi

neuronal yang jarang pada orang muda dan penyakit vasikuler atau

keadaan usia lanjut usia pada orang tua. Meskipun ekspresi penyakit dapat

berbeda pada usia yang berbeda, kelainan utama pada pasien demensia

dari semua usia adalah sama dan perbedaan berdasarkan kenyataan.

Sebagian besar penyakit yang menyebabkan dimensia adalah

degenerasi neural yang luas atau gangguan multifokal. Gejala awal

tergantung dimana proses demensia mulai terjadi, tetapi lokasi dan jumlah

neuron yang hilang yang diperlukan untuk menimbulkan demensia sulit

ditetapkan. Bertambahnya usia mengakibatkan hilangnya neuron dan masa

otak secara bertahap, tetapi hal ini tidak disertai dengan penurunan yang

signifikat tanpa adanya penyakit. Sesungguhnya, massa otak adalah

petunjuk yang buruk untuk fungsi intelektual. Pasien dengan demensia

degeneratif pada dekade keenam mempunya massa otak lebih besar dari

pada pasien normal secara intelektual pada dekade delapan. Akibatnya

dokumentasi atrofi yang menyeluruh dengan pemindahan CT bukan

indikasi demensia yang jelas.

Pada penyakit Alzheimer, yang merupakan penyebab demensia

paling sering, demensia akibatnya hilangnya jaringan kortikal terutama

pada lobus temporalis, parientalis dan frontalis. Hal ini menyertai sebagai

kasus dengan bertambahnya jarak antara garis dan pembesaran vertikal.

Tanda histolik adalah adanya beberapa kekacauan neurofibrinalis dan plak

senilis. Plak dan kekacauan ditemukan dalam otak orang tua yang normal

tetapi meningkat jumlahnya penyakit Alzheimer, terutama dalam

hipokampus dan temporalis. Terkenanya hippokampal mungkin

bertanggung jawab terhadap gangguan ingatan, yang mungkin sebagian

diperantarai oleh berkurangnya aktivitas kolinergik. Aktivitas

neurotransmitter termasuk norepinefrin, serotonin, dopamin, glutamat,

somatostatin juga menurun. Perubahan-perubahan ini diserai dengan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif

20

berkurangnya aliran darah serebral dan menurunnya metabolisme oksigen

dan glukosa.

4. Karakteristik Demensia

Gejala yang sering menyertai dimensia adalah:

b. Gejala Awal :

1) Kinerja mental menurun.

2) Fatique.

3) Mudah lupa.

4) Gagal dalam tugas.

c. Gejala Lanjut :

1) Gangguan kognitif.

2) Gangguan afektif.

3) Gangguan perilaku.

d. Gejala Umum

1) Mudah lupa.

2) Aktivitas sehari-hari terganggu.

3) Disorientasi.

4) Cepat marah.

5) Kurang konsentrasi.

6) Resiko jatuh.

5. Penatalaksanaan

Penatalaksaan awal meliputi pengobatan setiap penyebab demensia

yang revesible atau keadaan bingung yang saling tumpang tindih. Sekitar

10 persen pasien dengan demensia menderita penyakit sistemik atau

neurologik yang dapat diobati. Sepuluh persen menderita pseudodemensia

yang disebabkan oleh penyakit psikiatrik yang dapat diobati, dan 10

persen yang menderita penyebab penunjang yang dapat dimodifikasi

seperti alkoholisme atau hipertensi.

Pasien demensia ringan dapat melanjutkan aktivitas dirumah yang

relatif normal tetapi jarang di tempat kerja. Ketika gangguan menjadi lebih

dalam, pasien membutuhkan banyak bantuan dengan aktivitas kehidupan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif

21

sehari-hari. Beberapa pasien yang terganggu agak berat dapat hidup

sendiri jika mereka mendapat dukungan dari masyarakat, termasuk

kunjungan setiap hari dari keluarga atau teman, kunjungan teratur oleh

perawat masyarakat, pemberian maknan dan bantuan dari tetangga.

Beberapa individu, demensia ringan menjadi terganggu orientasinya yang

bingung jik dipindahkan ke lingkungan yang tidak bisa seperti rumah

sakit.

6. Penangan pasien Demensia

Tindakan-tindakan yang sebaiknya dilakukan jika menghadapi

pasien dimensia ialah sebagai berikut:

a. Terapi obat dengan pengawasan dokter.

b. Intervensi non obat

1) Intervensi lingkungan

a) Penyesuaian fisik (bentuk ruangan, warna, alat yang tersedia).

b) Penyesuain waktu (membuat jadwal rutin).

c) Penyesuain lingkungan malam hari (mandi air hangat tidur

teratur).

d) Penyesuaian indra (mata, telingan).

e) Penyesuain nutrisi (makan makanan dengan gizi seimbang ).

2) Intervensi perilaku

a) Wendering

(1) Yakinlah dimana keberadaan pasien.

(2) Berikan keleluasaan bergerak di dalam dan di luar rumah.

(3) Gelang pengenal “hendaya memory”.

b) Agitasi dan Agresifitas:

(1) Hindari situasi yang memprovokasi.

(2) Hindari argumentasi.

(3) Sikap tenang dan mentap

(4) Alihkan perhatian kenal lain.

c) Sikap dan pertanyaan yang berulang :

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif

22

(1) Tenang, dengarkan dengan baik, jawab dengan penuh

perhatian.

(2) Bila masih berulang, acuhkan dan usahakan aluhkan ke

hal yang menarik.

d) Intervensi Psikologis

(1) Psiko terapi individual.

(2) Psiko terapi kelompok.

(3) Psiko terapi keluarga.

e) Intervensi untuk “care giver” (pengasuh) diperlukan :

(1) Mental.

(2) Pengembangan kemampuan adaptasi dan peningkatan

kemandirian

(3) Kemampuan menerima kenyataan

f) Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi mudah lupa :

(1) Lakukan latihan terus-menerus, berulang-ulang.

(2) Tingkatkan perhatian.

(3) Asosiasikan hal yang diingat dengan hal yang sudah ada

dalam otak.

g) Aktivitas keagamaan

h) Mengembangkan hobi yang ada seperti melukis, memasak,

main musik, berkebun, fotografi.

7. Klasifikasi Denmesia

a. Demensia sinelis

Kekurangan peredaran darah ke otak serta pengurangan

metabolisme dan Oksigen yang menyertai merupakan penyebab

kelianan anatomis di otak. Pada banyak orang terdapat kelainan

aterosklerosis seperti juga yang terdapat pada dimesia senilis, tetapi

tidak ditemukan gejala-gejala dimensia. Otak mengecil terdapat suatu

atrofi umum, terutama pada daerah forntal. Yang penting ialah jumlah

sel berkurang.

1) Gejala

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif

23

a) Biasanya sesudah umur 60 tahun timbul gejala-gejala yang jelas

untuk membuat diagnosa demensia sinilis. Penyakit jasmaniah

atau gangguan emosi yang hebat dapat mempercepat kemunduran

mental.

b) Gangguan ingatan jangka pendek, lupa tentang hal-hal yang

baruterjadi, merupakan gejala dini, juga kekurangan ide-ide dan

gaya pemikiran abstrak.

c) Penderita menjadi acuh tak acuh terhadap pakaian dan rupanya, ia

menyimpan barang-barang yang tidak berguna, mungkin timbul

paham bahwa ia akan dirampok, akan dirasuki atau ia miskin

sekali atau tidak disukai orang.

d) Orientasi terganggu dan ia mungkin pergi dari rumah dan tidak

mengetahu jalan pulang.

e) Ia mungkin jadi korban penjahatan karean ia mudah diajak,

contohnya dalam hal penipuan dan seks.

f) Banyak menjadi gelisah waktu malam, mereka berjalan-jalan tak

bertujuan dan menjadi deksktutif.

g) Ingatan jangka pendek makin lama makin keras terganggu, maka

makin lama makin banyak ia lupa.

h) Gejala jasmani: kulit menjadi tipis, keriput dan atrotif, BB

mengurang, atrotif pada otot-otot, jalannya menjadi tidak stabil,

suara kasar dan bicaranya jadi pelan.

i) Gejala psikologis: Sering hanya terdapat tanda kemunduran

mental umum (dimensia simplek). Tetapi tidak jarang juga terjadi

kebingungan dan delirium, atau depresi atau disertai agitasi.

2) Pragnosis

Tidak baik, jalannya progresif, demensia mekin lama makin

berat sehingga kahirnya penderita hidup secara vegalatif saja,

walaupun demikian penderita dapat hidup selama 10 tahun lebih

setelah gejala-gejala menjadi nyata.

3) Diagnosis

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif

24

Perlu dibedakan dari arteroskelorosa otak, tapi kedua hal ini

jarang terjadi bersama-sama. Pada melankolia involusi tidak didapat

tanda-tanda dimesia. Kadang sindrom otak organs sebab uremia,

anemia, payah jantung atau penyakit paru-paru dapat serupa dengan

psikosa senilis.

4) Pengobatan

Pertahankan perasaan aman dan harga diri, perhatikanlah dan

cobalah memuaskan kebutuhan rasa kasih sayang, rasa masuk

hitingan, tercapinya sesuatu dan rasa penuh dibenarkan serta

dihargai.

b. Demensia presenilis

Gangguan ini gejala utamanya ialah seperti sebelum masa senile

akan dibicarakan 2 macam dimensia presenilis yaitu:

1) Penyakit alzheimer

Penyakit ini biasanya timbul anatara usia 50-60 tahun.

Disebabkan karena adanya degenerasi korteks yang difusi pada

otak dilapisan luar, terutama di daerah frontal dan temporal.

Penyakit ini dimulai pelan sekali, tidak ada ciri yang kkas pada

gangguan intelegensi atau kelianan perilaku. Terdapat disorientasi,

gangguan ingatan, emosi lebih, kekeliruan dalam berhitung, dan

pembicaraan sehari-hari dapat terjadi afasi, perverasi (mengulang-

ulang perkataan, perbuatan tanpa guna)

2) Penyakit pick

Secara patologis ini adalah atrofi dan gliosis di daerah-

daerah asosiatif, daerah motorik, sensorik dan daerah proyrksi

secara relative dan banyak berubah. Yang tergangu adalah lebih

tinggi. Sebab itu yang terutama terganggu adalah pembicaraan dan

proses berfikir.korteks yang secara filogentik lebih mudah dan

yang penting buat fungsi asosiasi yang lebih tinggi. Sebab itu yang

terutama terganggu adalah pembicaraan dan proses berfikir.

Penyakit Pick 2 kali lebih banyak kaum wanita dari pada pria.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif

25

8. Pemeriksaan Demensia

Pemeriksaan penting yang harus dilakukan untuk penderita, mulai

dari pengkajian latar belakang individu, pemeriksaan fisik, pengkajian

status mental dan sebagai penunjang juga diperlukan tes laboratorium.

Tabel 2.3 Pemeriksaan pengkajian kemampuan aspek kognitif

menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)

No Aspek kognitif Nilai

Maks

Nilai

Klien

Kriteria

1 Orientasi 5 Menyebutkan dengan benar :

Tahun :

Musim :

Tanggal :

Hari :

Bulan :

2 Orientasi 5 Dimana sekarang kita berada ?

Negara :

Propinsi :

Kabupaten/kota:

Panti :

Wisma :

3

Registrasi 3 Sebutkan 3 nama objek (misal :

kursi, meja, kertas), kemudia

ditanyakan kepada klien, menjawab

4 Perhatian dan

kalkulasi

5 Meminta klien berhitung mulai dari

100 kemudia kurang 7 sampai lima

tingkat

5 Mengingat 3 Minta klien untuk mengulangi

ketiga objek pada point ke-2 (tiap

poin nilai 1)

6 Bahasa 9 Menanyakan kepada klien tentang

benda (sambil menunjukan benda

tersebut)

Minta klien untuk mengulang kata

berikut (poin 3)

(tidak ada jika, dan, atau tetapi)

Minta klien untuk mengikuti

perintah berikut yang terdiri 3

langkah.

Ambil kertas di tangan anda, lipat

dua dan taruh di lantai, (poin 3)

Perhatikan pada klien untuk hal

berikut “Tutup mata anda” (bila

aktivitas sesuai nilai 1 poin)

Total Nilai 30

(Sumber: Nasrullah, 2016)

Interpretasi hasil :

24-30 : Tidak ada gangguan kognitif.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitifrepository.poltekkes-tjk.ac.id/340/3/fix bab 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Kognitif 1. Definisi kognitif

26

18-23 : Gangguan kognitif sedang.

0– 17 : Gangguan kognitif berat.

Tabel 2.3 Pengkajian kemampuan intelektual menggunakan SPMSQ

(Short Portable Mental Status Quesioner)

No Pertanyaan Jawaban Benar Salah

1 Tanggal berapa hari ini ?

2 Hari apa sekarang ?

3 Apa nama tempat ini ?

4 Dimana alamat anda ?

5 Berapa umur anda ?

6 Kapan anda lahir ?

7 Siapa presiden indonesia

8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya

?

9 Siapa nama ibu anda ?

10 Kurang 3 dari 20 dan tetap perguruan

3 dari setiap angka baru, secara

menurun ?

Jumlah

(Sumber: Nasrullah, 2016)

Interpretasi :

Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh.

Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan.

Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedan.

Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat.