BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

21
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan Dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara bahwa Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, kontruksi, penambangan, pengelolaan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang. a) Sumberdaya Mineral dan Lingkungan Sumberdaya mineral tambang (barang tambang) merupakan bagian dari kegiatan lingkungan hidup. Undang-Undang No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bahwa Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain, dalam penjelasannya disebutkan lingkungan hidup merupakan suatu ekosistem yang terdiri dari subsistem, yang mempunyai aspek sosial, budaya, ekonomi dan geografi dengan corak ragam yang berbeda yang mengakibatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan yang berbeda. Sebagai satu kesatuan sistem yang utuh, lingkungan hidup merupakan kolektifitas dari serangkaian subsistem yang saling berhubungan, saling tergantung dan fungsional satu sama lain, sehingga membentuk suatu kesatuan ekosistem yang utuh. Barang tambang adalah bagian dari lingkungan yang disebut juga sumberdaya alam. Sumberdaya alam adalah segala sesuatu persediaan bahan atau barang alamiah yang dalam keadaan sebagai mana ditemukan dan perlukan oleh manusia atau yang dengan suatu upaya tertentu yang dapat bermamfaat bagi manusia (Randall dalam Zulfikar, 2009). Dalam keadan mentah, sumberdaya dapat dijadikan masukan kedalam proses penghasilan sesuatu yang berharga, atau dapat memasuki proses konsumsi secara lansung sehingga mempunyai harga. Sumberdaya mempunyai memiliki konsep perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Transcript of BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

Page 1: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pertambangan

Dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan

Batubara bahwa Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam

rangka penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral yang meliputi penyelidikan

umum, eksplorasi, studi kelayakan, kontruksi, penambangan, pengelolaan dan

pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

a) Sumberdaya Mineral dan Lingkungan

Sumberdaya mineral tambang (barang tambang) merupakan bagian dari

kegiatan lingkungan hidup. Undang-Undang No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup bahwa Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang

dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan

perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain, dalam penjelasannya disebutkan

lingkungan hidup merupakan suatu ekosistem yang terdiri dari subsistem, yang

mempunyai aspek sosial, budaya, ekonomi dan geografi dengan corak ragam yang

berbeda yang mengakibatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan yang

berbeda. Sebagai satu kesatuan sistem yang utuh, lingkungan hidup merupakan

kolektifitas dari serangkaian subsistem yang saling berhubungan, saling tergantung dan

fungsional satu sama lain, sehingga membentuk suatu kesatuan ekosistem yang utuh.

Barang tambang adalah bagian dari lingkungan yang disebut juga sumberdaya

alam. Sumberdaya alam adalah segala sesuatu persediaan bahan atau barang alamiah

yang dalam keadaan sebagai mana ditemukan dan perlukan oleh manusia atau yang

dengan suatu upaya tertentu yang dapat bermamfaat bagi manusia (Randall dalam

Zulfikar, 2009). Dalam keadan mentah, sumberdaya dapat dijadikan masukan kedalam

proses penghasilan sesuatu yang berharga, atau dapat memasuki proses konsumsi

secara lansung sehingga mempunyai harga. Sumberdaya mempunyai memiliki konsep

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

keterbatasan, sesuatu yang terbatas bukan sumberdaya. Sumberdaya bermatra ganda,

yaitu kualitas, kuantitas dan ruang (Randall dalam Zukfikar,2009)

Sumberdaya alam adalah semua unsur tata lingkungan biofisik yang dengan

nyata atau potensial dapat memenuhi kebutuhan manusia, atau dengan kata lain

sumberdaya alam adalah semua bahan yang di temukan manusia dalam alam yang

dapat di pakai untuk kebutuhan hidupnya (Katili dalam Zulfikar, 2009). Demikian pula

di ungkapkan Tandjung (2002) sumberdaya merupakan unsur lingkungan yang terdiri

dari sumberdaya alam, dan sumberdaya buatan, sumberdaya alam terbentuk karena

kekuatan alamiah, misalnya tanah,air, perairan, udara, ruang, mineral, energi bentang

alam dan lain sebagainya.

Tandjung (2009) juga mengemukakan bahwa lingkungan hidup di susun oleh

tiga komponen yang di sebut “A, B, C environment” sebagai berikut :

1) Abiotic environment atau lingkungan fisik yang terdiri dari unsur air, udara, lahan

dan energy serta bahan mineral yang terkandung didalamnya.

2) Biotic environment atau lingkungan hayati yaitu unsur-unsur hewan, tumbuhan,

margasatwa lainnya serta bahan baku hayati industri.

3) Culture environment atau lingkungan budaya yang unsur-unsurnya terdiri dari

sistem sosial, ekonomi, budaya serta kesejahteraan.

Komponen tersebut di atas tidak berdiri sendiri atau saling terpisahkan dan

ketiganya saling mempengaruhi. Lingkungan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari tiga komponen tersebut di atas. Lingkungan (environment) menurut Bintarto,

(1997) merupakan segala sesuatu disekitar manusia baik berupa benda maupun benda

yang dapat dipengaruhi sikap dan tindakan manusia.

b) Tahap-Tahap Aktivitas Penambangan

Tahap-tahap dalam aktivitas penambangan modern ada empat macam, antara

lain sebagai berikut (Hartman, 1987 dalam Latupono, 2001).

1) Prospecting, bertujuan untuk mencari bahan tambang yang mempunyai nilai jual

(mineral logam atau non logam).

2) Exploration, bertujuan untuk mendeterminasi keakuratan cadangan bahan tambang.

Pada tahap ini dilakukan studi kelayakan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

3) Development, merupakan tahap pembukaan deposit bahan tambang untuk tahap

selanjutnya yaitu produksi, pada tahap ini dilakukan: a) penghentian kegiatan jika

pada tahap 2 (tahap ekplorasi) tidak layak tambang; b) studi dampak lingkungan,

teknologi yang sesuai, serta perijinan; c) konstruksi akses jalan dan system

transportasi; d) penentuan lokasi pabrik dan fasilitas konstruksi; e) pembukaan

lahan bahan tambang.

4) Eksploitation, merupakan tahap produksi bahan tambang.

Menurut penelitian (Candra, 2011) ada beberapa tahapan penambangan breksi

batuapung di Desa segoroyoso sebagai berikut:

1) Pembersihan lahan

Tahap pembersihan lahan ini dimaksutkan untuk menbersikan lahan yang akan

digali dari tanaman-tanaman yang ada termasuk semak-semak yang menutupi lahan ,

selain itu juga dimaksudkan untuk memudahkan dalam pemindahan tanah pucuk.

2) Pengupasan Tanah Pucuk

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyelamatkan tanah pucuk yang akan

digunakan untuk reklamasi agar tetap terjaga kesuburannya dan unsur haranya sebagai

tumbuhnya tanaman, tanah pucuk tersebut dipindahkan di suatu tempat aman yang

tidak jauh dari kegiatan penambangan agar terhindar dari bahaya erosi

3) Penambangan bahan galian breksi batuapung

Penambangan bahan galian breksi batuapung dilakukan di daerah perbukitan

Desa Segoroyoso. Lokasi lahan di tempat kegiatan penambangan meninggalkan

cekungan atau kolam-kolam yang cukup dalam dan terdapat genangan air. Sebagian

lahan merupakan lahan pertanian yang masih digunakan untuk bercocok tanam.

Kegiatan penggalian dilakukan dalam rangka mencari bahan galian yang dapat

dimanfaatkan dan dijual. Peralatan yang digunakan untuk menggali yaitu berupa

peralatan sederhana seperti linggis, cangkul, dan sekop. Selanjutnya penggalian breksi

batuapung dilakukan dengan memanjat tebing galian untuk mendapatkan kualitas batu

yang lebih bagus tanpa melihat keselamatan para penambang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

Setelah dilakukan penambangan dan penggalian breksi batuapung, proses

selanjutnya yaitu pemecahan bongkahan batu. Pemecahan bongkahan batu ini dilakukan

untuk menjadikan batu hasil galian dalam ukuran yang lebih kecil. Dengan demikian

batu tersebut mudah dimuat dan diangkut untuk proses selanjutnya. Dalam proses ini

peralatan yang digunakan hanya berupa palu dengan ukuran besar.

4) Pemuatan bahan galian breksi batuapung ke dalam truk

Pemuatan bahan galian breksi batuapung ini dilakukan langsung di tempat

penggalian. Sebagian penggali bertugas untuk mengangkat hasil galiannya masuk ke

dalam bak truk. Dalam sehari, setiap truk pengangkut dapat beroperasi 2 sampai 3 kali.

5) Pengangkutan dan pemasaran

Tahapan terakhir kegiatan penambangan breksi batuapung yang dilakukan di

Desa Segoroyoso yaitu pengangkutan hasil galian dan dipasarkan langsung ke

konsumen atau ditimbun terlebih dahulu ke tempat penimbunan sementara yang

dimiliki oleh penjual bahan material dan bahan bangunan. Dari penjual material dan

bahan bangunan itulah breksi batuapung dipasarkan ke konsumen yang berada disekitar

daeran Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta. Untuk satu truk bahan galian breksi

batuapung dijual dengan harga berkisar antara Rp 150.000,00 sampai dengan Rp

200.000,00.

c) Pengertian Breksi Batuapung

1) Pengertian batuapung

Batuapung atau pumice adalah jenis batuapung yang berwarna terang,

mengandung buih yang terbentuk dari gelembung berdinding gelas. Batuan ini

terbentuk dari magma asam oleh letusan gunung api yang mengeluarkan materialnya ke

udara, kemudian mengalami traspormasi secara horizontal dan terakumulasi sebagai

batuan piroklastik. Breksi batuapung mengandung jumlah sel yang banyak (berstruktur

selular) akibat ekspansi buih gas alam yang terkandung di dalamnya, pada umumnya

terdapat sebagai bahan lepas atau frakmen-frakmen dalam breksi gunung api. Breksi

batuapung tersusun atas batuapung dengan komposisi yang dominan beserta fragmen-

frakmen lain seperti mineral felspar, kuarsa, obsidian, kristobalit, dan tridimit (Kurrat,

1993).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

Breksi batuapung termasuk ke dalam batuan sedimen klastik dimana fragmen-

fragmen batuannya merupakan hasil rombakan dari batuan sebelumnya, komponen

fragmen breksi batuapung menunjukan asal batuan merupakan produk kegiatan

volkanisme yang mengalami transportasi air. Hal ini terlihat pada komponen batuan

berupa fragmen andesit dan batuapung yang cendrung membundar tanggung hingga

menyudut tanggung dengan matrik yang halus. Selain informasi tersebut fragmen

batuan memberikan gambaran bahwa sumber volkanisme relatif jauh dari tempat

diendapkannya. Secara umum breksi batuapung memiliki warna putih keabuan, masif

dan menempati daerah-daerah yang memiliki topografi yang tinggi pada gawir-gawir

yang cukup terjal, batu breksi batuapung di daerah Bantul merupakan bagian dari

formasi semilir bagian atas yang tersusun oleh perselingan batupasif tufan, batupasir

tufan kerikilan, batulanau tufan dan breksi batuapaung.(Martini, 1999).

2) Cadangan batuapung

Batu apung oleh masyarakat setempat sering di sebut batu semilir. Penyebaran

cadangan batuapung di Provinsi DIY meliputi tiga Kabupaten, yaitu Kabupaten Gunung

Kidul, Bantul dan Sleman. Potensi batuapung di DIY cukup besar dapat untuk

memenuhi kebutuhan dalam maupun luar ptovinsi DIY, khususnya sebagai bahan

bangunan dan pondasi, bahan pengerasan jalan, batu bata dan batu hiar. Dengan potensi

terbesar di kabupaten Gunung Kidul, Bantul dan Sleman (Racman, 2004). Untuk lebih

lengkapnya lihat tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Jumlah cadangan batuapung di DIY

No Kabupaten Jumlah kecamatan Jumlah cadangan (M3)

1 Gunung Kidul 2 Kecamatan 502.416.791 m3

2 Bantul 3 Kecamatan 136.440.272 m3

3 Sleman 2 Kecamatan 203.513.046 m3

Jumlah 7 Kecamatan 842.370.109 m3

Sumber : Racman, 2004

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

3) Karakteristik bahan galian

Batuapung (Pumice) terjadi bila magma muncul ke permukaan dan bersentuhan

dengan udara luar secara tiba-tiba. Pumice umumnya terdapat sebagai frakmen yang

terlemparkan pada saat letusan gunung api dengan ukuran sampai bongkahan. Pumice

berwarna putih abu-abu, kekuningan sampai merah, tekstur vesikuler dengan ukuran

bervariasi, kadang-kadang lubang tersebut terisi kalsit atau ziolet. Batuan ini tahan

terhadap perbekuan embun (frost), tidak begitu higroskopis (mengisap air). Mempunyai

asifat penghantar panas yang rendah. Komposisi mineral silikat amorf.

Dari beberapa uji kualitas batu apung di DIY maka dapat dikelompokkan

sebagai berikut : Kenampakan fisik rata-rata berwarna putih abu-abu, tekstur klastik,

struktus berlapis, sortasi jelek, kemas terbuka, tersusun oleh frakmen pumice 79-90 %

dan frakmen andesit 10-25 % berukuran 0,5-5 cm, serta matrik gelas vulkanik dan tuf,

bersifat kompak, agak keras, lapuk ringan-lapuk sedang dan relative ringan.

Berdasarkan data analisis kimia di peroleh unsure sebagai berikut: SiO2 (63,5 -

65%), Al2O3 (13-16%), Fe2O3 (3-5 %), CaO (2,5-3%), MgO (0,2-3), Na2O (2-3%), K2O

(2-3%), TiO2 (0,1-0,5%), H2O (2-5%). Berdasarkan uji sifat mekanik batuan diperoleh

kuat tekan : 33,46-99,76 kg/cm2, berat jenis : 1,256 gr/cm2, keausan: 5,338-16,016

mm/mnt.(Racman,2004).

d.) Klasifikasi Pertambangan Mineral

Berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara pasal 2 butir 2, bahwa komoditas

tambang dikelompokan menjadi 5 golongan, yakni:

1) mineral radioaktif meliputi radium, thorium, uranium, monasit, dan bahan galian

radioaktif lainnya.

2) mineral logam meliputi litium, berilium, magnesium, kalium, kalsium, emas,

tembaga, perak, timbal, seng, timah, nikel, mangaan, platina, bismuth, molibdenum,

bauksit, air raksa, wolfram, titanium, barit, vanadium, kromit, antimoni, kobalt,

tantalum, cadmium, galium, indium, yitrium, magnetit, besi, galena, alumina,

niobium, zirkonium, ilmenit, khrom, erbium, ytterbium, dysprosium,

thorium,cesium,lanthanum, niobium, neodymium, hafnium, scandium, aluminium,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

palladium, rhodium, osmium, ruthenium, iridium, selenium, telluride, stronium,

germanium, dan zenotin.

3) mineral bukan logam meliputi intan, korundum, grafit, arsen, pasir kuarsa,

fluorspar, kriolit, yodium, brom, klor, belerang, fosfat, halit, asbes, talk, mika,

magnesit, yarosit, oker, fluorit, ball clay, fire clay, zeolit, kaolin, feldspar, bentonit,

gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, zirkon, wolastonit, tawas, batu

kuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu gamping untuk semen.

4) batuan meliputi, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah diatome, tanah serap

(fullers earth), slate, granit, granodiorit, andesit, gabro, peridotit, basalt, trakhit,

leusit, tanah liat, tanah urug, batuapung, opal, kalsedon, chert, kristal kuarsa, jasper,

krisoprase, kayu terkersikan, gamet, giok, agat, diorit, topas, batu gunung quarry

besar, kerikil galian dari bukit, kerikil sungai, batu kali, kerikil sungai ayak tanpa

pasir, pasir urug, pasir pasang, kerikil berpasir alami (sirtu), bahan timbunan pilihan

(tanah), urukan tanah setempat, tanah merah (laterit), batu gamping, onik, pasir laut,

dan pasir yang tidak mengandung unsur mineral logam atau unsur mineral bukan

logam dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.

5) batubara meliputi bitumen padat, batuan aspal, batubara, dan gambut.

Berdasarkan SNI Klasifikasi Sumber daya Mineral dan cadangan tahun 1998

Sumberdaya mineral (mineral resource) adalah endapan mineral yang diharapakan

dapat dimamfaatkan secara nyata, sumberdaya mineral dengan keyakinan giologi

tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan

tambang dan memenuhi criteria layak tambang. Sedangkan cadangan (reserve) adalah

endapan mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk,sebaran, kuantitas dan kualitasnya

yang secara ekonomis,teknis, hukum, lingkungan dan sosial dapat di tambang pada saat

perhitungan dilakukan.

Dari penelitian Racman, 2004, bahan galian di Provinsi DIY yang teridentifikasi

berjumlah 18 yang terdiri dari bahan galian golongan C dan B yang tersebar di empat

kabupaten di Yogyakarta yang dapat di kelompokkan berdasarkan SNI sumberdaya

mineral, batu bara dan gambut 1998 sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

1) Komoditas bahan bangunan/kontruksi : andesit, trass, batuapung, sirtu, dan marmer.

2) Komoditas mineral industri : batugamping, gipsum,zeolit, bentonit, klasit, barit, dan

pasir besi.

3) Komoditas bahan keramik : lempung, batupasir kuarsa, feldspar dan kaolin.

4) Komoditas batu mulia dan batu hiar : emas

5) Komoditas batubara dan gambut : batubara.

e) Kerusakan Akibat Penambangan

Kegiatan penambangan dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan dalam suatu

kawasan. Besarnya kerusakan tergantung pada faktor kegiatan penambangan dan faktor

kondisi lingkuangan. Faktor kegiatan penambangan antara lain berkaitan dengan letak

cebakan mineral, faktor teknik penambangan, pengolahan dan sebagainya. Sedangkan

faktor lingkungan adalah faktor kepekaan lingkungan antara lain faktor geografis dan

morfologis, faktor fauna dan flora serta faktor hidrologis. Faktor-faktor tersebut harus

dijadikan pertimbangan dalam kebijakan alokasi mineral (Anonim, 2000 dalam

Latupono, 2005).

Soemarwoto (1994) mengemukakan secara garis besar dampak yang ditimbulkan

akibat kegiatan pertambangan adalah sebagai berikut.

1) Kerusakan lahan pertanian, yaitu permukaan lahan rusak banyak cekungan dan

lubang bekas penambangan yang tergenang oleh air umumnya tidak produktif lagi

karena tanahnya terkelupas.

2) Gangguan hidrologis, dapat menimbulkan banjir pada saat hujan deras dan juga

diposisi yang cepat pada dasar sungai.

3) Iklim mikro, dampaknya terhadap perubahan iklim mikro dan kualitas udara.

4) Flora dan fauna, mengakibatkan pindahnya spesies-spesies tertentu yang seharusnya

di lindungi dan dianggap langka.

5) Sosial ekonomi, kedatangan pekerja ke tempat penambangan sering menimbulkan

permasalahan, penyediaan air bersih, pembuangan limbah dan dampak sosial.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

f )Lingkungan Hidup dan Kerusakan Lahan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup pasal 1 butir 1 menyebutkan bahwa lingkungan hidup adalah

kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk

manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan

perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain

Lingkungan hidup sebagai tempat hunian dari waktu ke waktu terus berubah

tergantung dengan makhluk hidup di dalamnya. Dengan adanya peningkatan

kemampuan manusia akan mempengaruhi perubahan pada lingkungan dengan

memanfaatkan sumber daya yang ada seiring dengan peningkatan jumlah manusia dan

peningkatan kebutuhan hidup. Dengan perubahan lingkungan akan mengakibatkan

lingkungan kurang sesuai untuk mendukung kehidupan manusia dan kesejahteraan

makhluk hidup terganggu sehingga perlu adanya pengelolaan dan pemanfaatan secara

optimal terhadap lingkungan hidup. Komponen lingkungan terdiri atas abiotik, biotik

dan kultur. Di antara ketiga komponen tersebut terjadi interaksi dan menghasilkan

hubungan dinamis setiap perubahan yang terjadi pada salah satu komponen lingkungan

selanjutnya akan mempengaruhi komponen lingkungan yang lainnya. Hal ini juga

berlaku pada pemanfaatan sumber daya alam.

Berdasarkan defenisi FAO, lahan adalah suatu wilayah daratan yang ciri cirinya

merangkum semua tanda pengenal (attribute) biosfer, atmosfer, tanah, geologi,

timbunan, hidrologi, populasi tumbuhan dan hewan, serta hasil kegiatan manusia masa

lalu dan masa kini yang bersifat mantap dan bersifat mendaur sejauh hal-hal tersebut

bersifat mendaur atas penggunaan lahan pada masa kini dan masa mendatang.

Sedangkan menurut Fandeli C. 1992. lahan merupakan suatu wilayah daratan bumi

yang ciri-cirinya mencangkup semua tanda pengenal (attributes) atmosfer, tanah,

geologi, timbulan (relief), hidrologi, dan populasi hewan dan tumbuhan, baik yang

bersifat mantap maupun yang bersifat mendaur, serta hasil kegiatan manusia masa lalu

dan masa kini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

Selain itu, lahan adalah hamparan di muka bumi yang merupakan perpaduan

sejumlah sumber daya alam dan binaan. Sumber daya binaan menjadi komponen lahan

apabila kehadirannya berpengaruh penting atas penggunaan lahan pada masa kini dan

masa mendatang seperti waduk, hamparan sawah, kawasan industri, jaringan jalan, kota

dan sebagainya. Lahan merupakan suatu wilayah yakni suatu satuan ruang berupa suatu

lingkungan hunian manusia dan hayati lain, lahan menunjuk kepada keseluruhan

keadaan luar tempat suatu organisme berada yang mempengaruhi perwujudan

organisme atau objek yang lainnya. Jadi, komponen lahan adalah segala tampakan dan

gejala baik yang bersifat tetap (misalnya tanah) maupun yang bersifat mendaur

(misalnya musim) yang menentukan nilai guna lahan untuk manusia (Notohadinegoro,

1999).

g ) Reklamasi

Reklamsi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan

lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan umum, agar dapat

berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya.( Direktorat Teknik dan Lingkungan

Mineral Batubara dan Panas Bumi). Tujuan reklamsi adalah :

a) Mengupayakan keadaan lingkungan yang seimbang dan serasi berkesenambungan

dengan mempertahankan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

b) Mengurangi kerusakan dan pencemaran lingkungan setelah kegiatan penambangan

berakhir

c) Mengembangkan alternatif bentuk penatan lingkungan pasca penambangan sesuai

kondisi lingkungan dan Rencana Umum Tata Ruang Daerah setempat.

d) Mengembalikan dan meningkatkan daya dukung lahan terhadap lingkungan.

Untuk mengurangi dampak negatif dari aktivitas penambangan breksi

batuapung, reklamasi harus dilakukan sejak awal yaitu selama maupun setelah kegiatan

penambangan selesai. Reklamsi pada areal bekas penambangan merupakan satu

kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan dengan aktivitas penambangan itu sendiri.

Oleh karena itu diperlukan perencanaan yang matang dalam penyusunan reklamasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

Upaya reklamasi lahan bekas penambangan terbuka dilakukan dengan menutup

kembali kolong yang terbuka dengan tanah penutup (overburden) hasil galian dari blok

tersebut. Tanah penutup diratakan dan dipadatkan dengan sistem teras bangku datar

dengan lebar bangku teras >5 m, tinggi vertikal interval <2 m, dan kemiringan tebing

teras ±60%. Pengaturan bentuk lahan dengan membentuk teras bangku bertingkat.

Jumlah bangku teras disesuaikan dengan volume tanah penutup dan ruang yang tersedia

di areal penimbunan. Teras bangku merupakan teknik konservasi yang paling efektif

mencegah erosi pada tanah yang mempunyai solum dalam dan berstruktur baik, namun

dengan biaya konstruksi lebih mahal (Haryati etal.1989 dalam subowo 2011).

h ) Pengelolaan Pertambangan yang Baik dan Benar

Penambangan adalah kegiatan yang memiliki kecenderungan untuk menurunkan

nilai dan mutu lingkungan. Usaha pemerintah untuk menekan terjadinya penurunan

kualitas lingkungan akibat aktivitas penambangan adalah dengan mengeluarkan

beberapa peraturan, peraturan tersebut diantaranya adalah Undang-Undamh Nomor 32

tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Keputusan

Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan

atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL.

Kegiatan pertambangan berdampak pada lingkungan, baik skala besar maupun

skala kecil. Pada pertambangan berskala besar, dampak dapat terjadi sejak tahap

eksplorasi hingga eksploitasi. Berdasarkan kegiatan dan efek dampak yang

ditimbulkannya, maka dampak tersebut tersebut di atas harus dikelola dan ditekan

menjadi semenimal munkin, dengan kondisi lingkungan segera dipulihkan kembali.

Upaya Pengelolaan lingkungan adalah serangkaian kegiatan/upaya terpadu untuk

melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijakan pelaksanan,

pengembangan, pemeliharan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan

hidup, termasuk pula bagi pengelolaan kehayati dibidang pertambangan (Direktorat

Teknik dan Lingkungan Mineral Batubara dan Panas Bumi, 2006)

Industri pertambangan merupakan industri yang penuh dengan kontroversi. Di

satu sisi, industri pertambangan mempunyai potensi besar untuk menciptakan

kesejahteraan masyarakat, namun di sisi lain industri ini juga menimbulkan berbagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

perubahan lingkungan yang mengancam kelestarian fungsi lingkungan dan kehidupan

sosial budaya masyarakat. Potensi-potensi positif pertambangan sering kali tidak

mampu mengkompensasikan potensi-potensi negatifnya, sehingga industri

pertambangan mempunyai potensi konflik dengan kepentingan masyarakat (Sudaryanto

dan Muryani, 2002).

Suyartono (2003) menjelaskan bahwa pengelolaan pertambangan yang baik dan

benar perlu terus dikaji dan dikembangkan pada usaha penambangan masa kini. Melalui

penerapan tatacara pertambangan yang baik maka dapat dihindari terjadinya

pemborosan sumberdaya mineral, tercapainya optimalisasi sumber daya, terlindungnya

fungsi-fungsi lingkungan, serta terlindunginya keselamatan dan kesehatan para pekerja.

Secara garis besar tahapan-tahapan pengelolaan pertambangan yang baik dan

benar menurut Suyartono (2003) adalah sebagai berikut.

a) Penerapan teknik penambangan yang tepat

b) Peduli lingkungan.

c) Peduli kesehatan dan keselamatan kerja.

d) Penerapan prinsip konservasi.

e) Mempunyai nilai tambah.

f) Optimalisasi manfaat bagi masyarakat, dan

g) Standarisasi pertambangan.

Upaya-upaya pengelolaan sumber daya alam harus diarahkan tidak hanya untuk

kepentingan jangka pendek nasional yakni meningkatkan devisa negara, tetapi juga

kepentingan jangka panjang dalam skala yang lebih luas. Dalam konteks ini,

sebagaimana upaya pengelolaan sumber daya tanah, aspek penataan ruang menjadi

penting untuk memfasilitasi proses-proses pemanfaatan dan pelestarian fungsi

lingkungan. Selanjutnya pengembangan sistem pendataan dan informasi sumber daya

alam menjadi syarat mutlak berbagai upaya pengelolaan sumberdaya alam (Sudaryanto

dan Muryani, 2002).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

2. Pengertian Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi didefinisikan sebagai kondisi individu atau keluarga

berkenaan dengan ukuran rata-rata yang umum berlaku tentang pemilikan kultural,

pendapatan efektif, pemilikan barang-barang dan partisipasi dalam aktivitas kelompok

dari komunitasnya. Faktor geografi dan demografi masyrakat tertentu akan menentukan

kondisi sosial ekonomi masyarakat karena di dalamnya terdapat perbedaan pilihan mata

pencarian untuk dapat meningkatkan kesejahteraannya (Svalastoga, 1989).

a) Faktor-faktor yang mempengaruhi status Sosial Ekonomi

Tan (1983) menjelaskan pengertian status sosial ekonomi masyarakat, yaitu

kedudukan sosial ekonomi dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh pekerjaan,

pendidikan dan penghasilan. Penjelasan dari faktor-faktor tersebut adalah :

1) Pekerjaan adalah usaha sadar atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan baik sebagai

pekerja tetap atau sampingan untuk memperoleh penghasilan.

2) Pendidikan adalah jenjang formal yang pernah ditempuh oleh seseorang atau

kesempatan pendidikan yang lain.

3) Penghasilan merupakan jumlah hasil yang diperoleh seseorang atas usaha atau

pekerjaannya yang diukur berdasarkan materi.

Peningkatan angkatan kerja yang tidak seimbang dengan peluang kerja baru

telah menimbulkan permasalah sosial. Salah satu penyebabnya adalah intesifikasi

bidang pertanian yang menimbulkan dampak negatif terhadap menurunnya daya serap

sektor pertanian. Kondisi ini telah mendorong sebagai buruh tani dan petani untuk

mencari peluang kerja baru diluar sektor pertanian antara lain kerajinan ukiran,

kerajinan rumah tangga, dan menambang bahan galian golongan C (breksi batuapung).

Menurut Hadi (2005) dampak sosial muncul ketika terdapat aktivitas; proyek,

program atau kebijaksanaan yang akan akan diterapkan pada suatu masyarakat.

Sedangkan Carley dan Bustelo (1984) dalam Hadi (2005) ruang lingkup aspek sosial

paling tidak mencakup aspek demografi, sosial ekonomi, istitusi dan psikologis, serta

sosial budaya. Parameter dari aspek demografi meliputi angkatan kerja, perubahan

struktur penduduk, dan kesempatan kerja. Aspek sosial ekonomi meliputi perubahan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

pendapatan, kesempatan berusaha, dan pola tenaga kerja, dari aspek institusi

meliputi naiknya permintaan akan fasilitas seperti perumhan, sekolah, dan sarana

rekreasi, sedangkan dari aspek sosial budaya yaitu keterkaitan dengan tempat tinggal.

Gambar 1. Ruang Lingkungan Studi Dampak Sosial. Sumber: Lou D’Arnaur and Sheila

Rittenberg ( 1987 dalam Hadi ( 2005 )

Dapatlah disampaikan bahwa dampak sosial merupakan perubahan yang terjadi

pada manusia akibat dari suatu kegiatan atau aktivitas pembangunan atau menurut

istilah PP 51/1993 disebut sebagai rencana usaha atau kegiatan. Perubahan itu menurut

Anmour (1987) dalam Hadi (2005) meliputi aspek-aspek :

1) Cara hidup (way of life), termasuk di dalamnaya bagaimana manusia dan

masyarakat itu hidup, bekerja, bermain, dan berinteraksi satu dengan yang lainnaya.

2) Budaya (culture), termasuk di dalamnya system nilai, norma dan kepercayaan.

3) Komunitas (comunity), meliputi stuktur penduduk, kohesi sosial, tabilitas

masyarakat, estetika, sarana dan prasarana yang di akui sebagai “ public facilities”

adalah gedung Sekolah, Musholla, balai Rukun Warga (RW), dan lain-lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

Dengan adanya suatu perubahan tehadap lingkungan, secara langsung atau tidak

langsung juga akan mempengaruhi pola kehidupan sosial ekonomi masyarakat

setempat. Pembangunan ekonomi sebagai unsur dominan pembangunan nasional adalah

suatu proses yang menyebabkan pendapatan riil perkapita suatu masyarakat meningkat

dalam jangka panjang.

b) Konsep Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat

Menurut ilmu antropologi, masyarakat berasal dari kata arab, yaitu syarakat

yang berarti “Ikut serta berpartisipasi “( Koentjaraningrat, 2000 ). masyarakat berarti

sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dalam istilah ilmiah saling berintegrasi

antara warga-warganya, adat istiadat, norma-norma, hukum dan aturanaturan khusus

yang mengatur seluruh pola tingkah laku warga Negara, kota dan desa atau suatu

komuditas,dalam suatu waktu dan suatu rasa identitas kuat yang mengikatsemua

warganya (Koentjaraningrat, 2000).

Masyarakat dalam kegiatan pertambangan adalah masyarakat yang terlibat

dalam aktifitas pertambangan rakyat (skala kecil), yaitu masyarakat pedesaan yang

merupakan suatu komuditas penduduk yang umumnya memiliki keterkaitan erat dengan

usaha pertambangan emas rakyat yang ada di daerah tersebut. Konsep perubahan sosial

umumnya diartikan dengan sangat biasa. Menurut Moore (1967) dalam Lauer ( 1993 ),

perubahan sosial didefinisikan sebagai perubahan penting dari struktur sosial dalam

hal ini dimaksudkan sebagai pola-pola17 prilaku dan interaksi sosial. Ekspresi tentang

struktur adalah norma, nilai dan fenomena kultural.

Faktor-faktor penyebab timbulnya perubahan sosial budaya menurut Murdock

(1960) dalam Manan (1977), adalah :

a) Pertambahan dan pengurangan jumlah penduduk

b) Perubahan lingkungan geografis

c) Perpindahan kelingkungan baru

d) Kontak dengan orang yang berlainan kebudayaan

e) Malapetaka alam dan sosial seperti banjir, kegagalan panen, epidemic, perang dan

depresi ekonomi

f) Kelahiran atau kematian seseorang pemimpin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

c) Dampak Kegiatan Pertambangan dengan Perubahan Sosial Ekonomi

Ritohardoyo (1991) mengemukakan bahwa analisis dampak tidak hanya yang

bersifat negatif saja, tetapi juga yang berdampak positif, dengan bobot dan analisa yang

sama. Oleh karena itu, beliau berpendapat bahwa dampak adalah setiap perubahan yang

terjadi di lingkuangan akibat adanya kativitas manusia. Dalam hal ini tidk disebutkan

karena adanya proyek, mengingat proyek sering diartikan sebagai bangunan fisik saja,

pada kenyataannya sering terdapat proyek yang secara fisik sangat kecil, tetapi

mempunyai dampak yang sangat besar.

Pengertian dampak juga diungkapkan oleh Kartono dalam Zulfikar (2009)

adalah suatu kegiatan yang di timbulkan oleh suatu kegiatan, dapat bersifat positif dan

negatif. Dalam Undang-Undang No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup diungkapkan bahwa dampak lingkungan hidup adalah

pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha atau

kegiatan. Kegiatan yang berdampak sosial merupakan kegiatan yang berpengaruh

terhadap kepentinga umum, baik secara cultural maupun struktural.

Setiap aktivitas pembangunan akan berpengaruh terhadap sosial masyarakat,

termasuk kegiatan penambangan yang dilakukan oleh masyarakat, hal ini sesuai dengan

pendapat Spengler dan Harington dalam Zulfikar (2009), yang menekankan bahwa pada

kenyataan manusia mampu mengendalikan perubahan dan memberikan tanggapan

kepadanya, dan apabila manusia tidak berjuang mengendalikan jalannya perkembangan,

manusia akan menjadi budak sendiri. Untuk menganalisis hubungan suatu

pembangunan dengan perubahan sosial, dimulai oleh pandangan Lauer dalam Zulfikar

(2009) dengan pendekatan evolusi, yaitu gagasan mengenai evolusi menurut garis lurus

banyak (multilinier), yang merupakan salah satu pendekatan utama untuk memahami

perkembangan kebudayaan yang berhubungan dengan pembangunan. Steward dalam

Gama (1992) menyatakan bahwa pendekatan multilinier ini merupakan kritik teori garis

lurus menyatu (Unilinier), yang mencakup hal-hal umum, dan bahwa perubahan sosial

itubergerak ketahapan masyarakat yang lebih tinggi, baik dan matang. Teori ini

merupakan suatu upaya untuk mempelajari bagai mana faktor-faktor dalam suatu situasi

tertentu akan membentuk perkembangan suatu jenis masyarakt, yang berarti Steward

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

memberikan penekanan bahwa adanya perubahan budaya yang khas untuk masing-

masing masyarakat.

Febriamansyah (2003) menyatakan bahwa dalam suatu upaya pembangunan,

kebutuhan suatu perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal adalah suatu yang

tidak dapat dihindari. Pada saat perkembangan masyarakat berintegrasi dengan

masyarakat lainnya terjadi suatu perubahan yang menuntut peningkatan pemanfaatan

potensi ekonomi lokal lebih dari yang biasanya, yang dibutuhkan tidak hanya konsumsi

lokal, tetapi juga untuk kebutuhan konsumsi masyarakat lainnya.

3. Membuat Strategi dengan Analisis SWOT

Manajemen dalam sektor publik umumnya memakai pendekatan dari sisi

Persediaan (supply), maka langka yang dipakai dalah SWOT. Analisi SWOT adalah

(Strength, Weakness, Opportunity, Threat) atau kekuatan, kelemahan, kesempatan dan

peluang. Analisis ini meliputi analisis internal (Strength dan Weakness) dan analisis

eksternal (Opportunity dan Threat). (Muta’ali, 2003)

Prosedur memakai SWOT terdiri dari 6 langkah yaitu :

a. OT(Opportunity-Threat)

b. SW dan interaksi SWOT

c. Membuat alternative strategi

d. Klasifikasi isyu strategi

e. Klarifikasi

f. Pembuatan rengking untuk memilih strategi

Elemen SWOT dan pertanyaan yang dapat membantu pengisian dapat di lihat tabel

2 berikut:

Tabel 2. Elemen SWOT

S (Strength) Apa kekuatan utama saya? (dari dulu sampai

sekarang)

W (Weaknesss) Apa kelemahan utama saya? (dari dulu

sampai sekarang)

O (Opportunity) Apa kesempatan eksternal yang saya

punyai? ( mulai sekarang sampai masa datang

T (Threat) Apa ancaman eksternal utama saya? (dari

sekarang samapai masa datang)

Sumber data: Muta’ali, 2003

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

a) Analisis Internal (SW)

Analisi internal (SW) memiliki elemen-elemen yang berhubungan dengan:

1) Produk organisasi

2) Pelayanan

3) Struktur

4) Sumberdaya, keuangan, tenaga kerja, imformasi

5) Prosedur

6) Budaya

7) Strategi saat ini

b) Analisis Eksternal (OT)

Analisis eksternal (OT) memiliki elemen-elemen sebagai berikut:

1) Lingkungan sosial yang disingkat PEST yaitu: Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi,

yang merupakan faktor makro dan tren makro yang tidak hanya mengenai

organisasi, tetapi juga berlaku bagi setiap orang

2) Lingkungan tugas termasuk faktor/trend yang berkait lansung dengan misi

organisasi yaitu: Kompetisi, produk baru/proses, perubahan kekuatan/kebutuhan

stakeholder.

c) Langkah Perencanaan Strategi dalam pembangunan

Menurut Muta’ali (2003) ada enam langkah dasar dalam perencanaan strategis

dalam tingkatan masyarakat :

a) Memilih stakeholder utama diantara banyak stakeholder sektor publik yang saling

bertentangan

b) Analisis lingkungan

c) Memilih isu-isu kunci

d) Menetapkan misi atau tujuan luas

e) Mempbuat analis eksternal dan internal

f) Mengembangkan tujuan, sasaran strategis dalam melihat setiap isyu

g) Mengembangkan rencana implementasi dalam menjalankan tindakan strategis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

B. Kerangka Alur Pikir Penelitian

Dengan adanya kegiatan penambangan breksi batuapung tersebut, dampak positif

bagi para penambang dan pemilik modal berupa keuntungan dari hasil penjualan breksi

batuapung di Desa Segoroyoso. Akan tetapi dampak negatif terhadap lingkungan

khususnya lingkungan fisik juga ditimbulkan akibat penambangan breksi batuapung, untuk

menjelaskan keterkaitan antara latar belakang, rumusan masalah, hingga kesimpulan dari

penelitian yang akan dilaksanakan,dapat dilihat pada pada gambar berikut ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

Gambar 2. Kerangka alur pikir penelitian

Faktor Sosial ekonomi: kondisi atau kebutuhan hidup masyarakat,

kesulitan ekonomi.

SDA Breksi batuapung

Dampak terhadap lingkungan

Biotik

Hilangnya jenis vegetasi yang terdapat di lokasi penelitian

Abiotik

a. Hilangnya top soil/lapisan tanah penutup c. Kerusakan lahan dan bukit breksi batuapung

d. Perubahan morfologi lahan e. Perubahan terhadap penggunaan lahan

Culture

a. Meningkatnya pendapatan keluarga b. Berubahnya life style atau gaya hidup masyarakat c. Keresahan masyarakat yang pekerjaannya bukan seorang penambang

Tingkat kerusakan lingkungan, meliputi

a) Batas kedalaman lubang galian b) Penyelamatan tanah pucuk. c) Relief dasar galian. d) Batas kemiringan tebing galian e) Tinggi dinding galian f) Upaya reklamasi g) Kondisi jalan

a. Kerusakan lahan atau bukit breksi batuapung b. Perubahan penggunaan lahan c. Perubahan terhadap morfologi lahan

Dampak lingkungan Fisik, Sosial, ekonomi

Analisis Pengharkatan

Strategi pengelolaan lingkungan daerah penambangan

Skoring (Keputusan Gubernur DIY, No 63 Tahun 2003)

Analisis SWOT

Penambangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pertambangan a ...

C. Hipotesis

1. Telah terjadi kerusakan lingkungan fisik, berupa kerusakan sedang dan kerusakan

berat akibat penambangan breksi batuapung di Desa Segoroyoso, Kecamatan Pleret,

Kabupaten Bantul, Provinsi DIY.

2. Terjadinya perubahan sosial ekonomi, berupa meningkatnya pendapatan keluarga,

berubahnya life style atau gaya hidup masyarakat dan keresahan masyarakat yang

pekerjaannya bukan seorang penambangan dengan adanya kegiatan penambangan

breksi batuapuang di Desa Segoroyoso, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul,

Provinsi DIY.

3. Strategi yang tepat untuk penambangan breksi batuapung adalah dengan

menyatukan ekonomi dan berupaya tetap menjaga fungsi lingkungan di sekitar

penambangan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user