BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi...
![Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/1.jpg)
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengembangan Media
a. Desain Pengembangan
Desain pembelajaran adalah proses sistematis, efektif, dan efisien
dalam menciptakan sistem pembelajaran untuk memecahkan masalah
belajar atau peningkatan kinerja peserta didik melalui serangkaian kegiatan
identifikasi masalah, pengembangan, dan evaluasi. Pengembangan desain
tersebut dapat menggunakan berbagai macam model-model desain
pembelajaran. Dalam hal ini peneliti memaparkan empat jenis model
pengembangan, yakni ADDIE, ASSURE, Dick & Carey, dan SAFE.
1) Model ADDIE
ADDIE merupakan singkatan dari Analyze, Design,
Development, Implementation dan Evaluation. ADDIE merupakan
model yang bersifat sistematis dengan kerangka kerja yang jelas
menghasilkan produk yang efektif, kreatif, dan efisien (ANGEL
Learning, 2008: 5). Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi
pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program
pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja.
ADDIE membantu menyelesaikan permasalahan pembelajaran
yang kompleks dan juga mengembangkan produk-produk pendidikan
dan pembelajaran (Branch, 2009: 2). Model ADDIE menggunakan lima
tahap pengembangan yakni Analysis (Analisis), Design (Desain),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/2.jpg)
15
Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi),
Evaluation (Evaluasi) (Molenda, 2008: 107). Masing-masing langkah
dideskripsikan sebagai berikut:
a) Analysis (Analisis)
Tahap analisis merupakan proses mendefinisikan apa yang
dipelajari oleh peserta didik, yaitu melakukan analisis kebutuhan,
mengidentifikasi kebutuhan, dan melakukan analisis tugas. Oleh
karena itu, yang dihasilkan adalah karakteristik peserta didik,
identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas.
b) Design (Desain)
Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan yaitu
merumuskan tujuan pembelajaran yang Spesific, Measurable,
Applicable, Realistic, dan Times (SMART). Langkah selanjutnya
menyusun tes yang didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Kemudian menentukan strategi pembelajaran yang
sesuai untuk mencapai tujuan. Dalam tahap ini ada banyak pilihan
kombinasi metode dan media yang dapat dipilih. Peneliti harus
mampu menentukan yang paling sesuai dengan kebutuhannya.
c) Development (Pengembangan)
Pengembangan adalah proses mewujudkan rancangan menjadi
nyata. Lingkungan belajar yang mendukung proses pembelajaran
harus disiapkan dalam tahap ini. Satu langkah penting dalam tahap
pengembangan adalah uji coba sebelum diterapkan (implementasi).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/3.jpg)
16
Tahap uji coba merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE,
yaitu evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi formatif, karena hasilnya
digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran yang sedang
dikembangkan.
d) Implementation (Implementasi)
Implementasi merupakan langkah nyata untuk menerapkan
sistem pembelajaran yang dibuat. Pada tahap ini semua yang telah
dikembangkan dipersiapkan sesuai dengan peran atau fungsinya agar
bisa diimplementasikan. Misal, jika diperlukan penataan lingkungan,
maka lingkungan harus ditata sedemikian rupa.
e) Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi adalah proses untuk melihat hasil dari sistem
pembelajaran yang sedang dibangun. Evaluasi yang terjadi pada setiap
tahap di atas dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk
kebutuhan revisi. Misal, pada tahap rancangan, mungkin kita
memerlukan salah satu bentuk evaluasi formatif seperti evaluasi ahli
untuk memberikan masukan terhadap rancangan yang sedang dibuat.
2) Model ASSURE
ASSURE merupakan singkatan dari Analize learners, State
objectives, Select methods, Utilize media and materials, Require
learned and participation, Evaluate and revision. Model ASSURE
memberikan pendekatan yang sistematis untuk menganalisis
karakteristik siswa yang mempengaruhi kemampuan untuk belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/4.jpg)
17
Analisis tersebut menyediakan informasi untuk merancang
pembelajaran yang disesuaikan agar memenuhi kebutuhan siswa.
Langkah model ASSURE menurut Smaldino, (2012: 110)
sebagai berikut:
a) Analyse learners (menganalis pembelajar).
b) State learning objectives (menyatakan standar dan tujuan).
c) Select methods, media, and materials (memilih strategi, teknologi,
media dan materi).
d) Utilise media and materials (gunakan media dan bahan).
e) Require learner participation (partisipasi siswa dalam pembelajaran)
f) Evaluate/review (mengevaluasi dan merevisi).
3) Model Dick & Carey
Model Dick & Carey merupakan model desain pembelajaran
yang dikembangkan oleh Walter Dick, Lou Carey dan James O Carey.
Model ini adalah model prosedural, yaitu model yang penerapan desain
pembelajaran disesuaikan dengan langkah-langkah yang harus di
tempuh secara berurutan.
Model Dick & Carey harus dimulai dengan mengidentifikasi
tujuan pembelajaran. Menurut model ini, sebelum merumuskan tujuan
khusus yaitu performance goals, perlu menganalisis pembelajaran serta
menentukan kemampuan awal siswa terlebih dahulu. Setelah
dirumuskan tujuan khusus yang harus dicapai selanjutnya dirumuskan
tes dalam bentuk Criterion Reference Test, yang artinya tes tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/5.jpg)
18
bertujuan untuk mengukur kemampuan. Setelah itu dikembangkan
strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan, yakni skenario
pelaksanaan pembelajaran yang diharapkan dapat mencapai tujuan
secara optimal. Langkah akhir dari model Dick & Carey adalah evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif. Berdasarkan hasil evaluasi, selanjutnya
dilakukan umpan balik dalam merevisi program pembelajaran (Sanjaya,
2013: 75).
4) Model SAFE
SAFE merupakan singkatan dari System Approach For
Education. Langkah-langkah dari SAFE dibagi menjadi dua tahapan.
Tahapan tersebut dipaparkan sebagai berikut (Suparman, 2012: 93-94):
a) Tahap I, Analisis Sistem:
i. Menilai kebutuhan
ii. Menentukan tujuan misi
iii. Menentukan persyaratan misi
iv. Menentukan hambatan
v. Menentukan profil misi, persyaratan, dan hambatan
vi. Melakukan analisis fungsional persyaratan dan hambatan
vii. Melakukan analisis tugas, persyaratan, dan hambatan
viii. Melakukan analisis metode, alat, persyaratan dan hambatan
ix. Membuat keputusan final tentang meneruskan atau berhenti
b) Tahap II, Sintesis Sistem:
i. Mengidentifikasi strategi perencanaan masalah;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/6.jpg)
19
ii. Mendesain rencana pelaksanaan untuk setiap alternatif
iii. Menganalisis alternatif dari segi keefektifan dan efisiensi biaya
iv. Memilih rencana pengelolaan dan pelaksanaan
v. Menyusun rencana validasi atau tes lapangan sesuai kebutuhan
vi. Implementasi penggunaan rencana pelaksanaan
vii. Mengevaluasi proses dan produk
viii. Merevisi untuk mencapai prestasi yang dipersyaratkan
2. Media Pembelajaran
a. Definisi Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar (Sadiman, dkk., 2006: 6). Menurut Gerlach dan Ely, pengertian
media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau
sikap (Arsyad, 2011: 3). Secara lebih khusus, pengertian media dalam
proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun
kembali informasi visual dan verbal.
Menurut Daryanto (2013: 6) media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan
pembelajaran), sehingga dapat merangsang pikiran, minat, pikiran, dan
perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Sedangkan Rayandra Asyhar (2012: 8) menjelaskan bahwa media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/7.jpg)
20
pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat
menyampaikan atau menyalurkan pesan dari sumber secara terencana,
sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya
dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
kemauan siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.
b. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Gerlach dan Ely memaparkan tiga ciri media yang merupakan
petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat
dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya
(Arsyad, 2011: 12). Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1) Ciri fiksatif
Ciri fiksatif adalah menggambarkan kemampuan media merekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi peristiwa atau objek.
Dengan kemampuan ini, objek atau kejadian dapat digambar, dipotret,
direkam, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat
ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/8.jpg)
21
2) Ciri manipulatif
Ciri manipulatif adalah media yang dapat menampilkan kembali objek
atau kejadian dengan berbagai macam perubahan sesuai keperluan.
Misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, dan dapat pula diulang-
ulang penyajiannya.
3) Ciri distributif
Ciri distributif adalah media yang mampu menjangkau audiens yang
besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya
siaran TV atau radio.
c. Nilai, Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa
dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi
hasil belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan, mengapa media dapat
mempertinggi proses belajar siswa (Sudjana dan Rivai, 2011: 2). Dalam
buku ini disebutkan empat manfaat media pembelajaran dalam proses
belajar siswa:
1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran lebih baik.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/9.jpg)
22
bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar
untuk setiap jam pelajaran.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari
berpikir konkret menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir
sederhana menuju ke berpikir kompleks. Penggunaan media pengajaran
erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut sebab melalui media
pengajaran hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan, dan hal-hal yang
kompleks dapat disederhanakan. Supaya hasil yang diperoleh sesuai
harapan, dalam menggunakan media harus memperhatikan kondisi
lingkungan. Hal ini sesuai dengan pemikiran Wilson bahwa, "Observation
of media use in the natural habitat may be a key to designing better
learning environments" (Glenn F. Wilson, ProQuest, Vol.52, No.10, April
1992: 114).
Media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting untuk
membantu kelancaran proses pembelajaran dan efektivitas pencapaian
hasil belajar. Salah satunya fungsi media pembelajaran yang dikemukakan
oleh Levie dan Lentz (Arsyad, 2005: 16), bahwa media pendidikan
memiliki empat fungsi yaitu:
1) Fungsi Atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian peserta didik
untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/10.jpg)
23
makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi
pembelajaran.
2) Fungsi Afektif, media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
peserta didik ketika belajar atau membaca teks yang bergambar.
3) Fungsi Kognitif, media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian
yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami atau mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4) Fungsi Kompensatoris, yaitu membantu peserta didik yang lemah
dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan secara umum
kegunaan media dalam pembelajaran sebagai berikut:
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual.
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera seperti: objek
benda yang terlalu besar atau kecil, kejadian langka yang terjadi di
masa lalu atau terjadi sekali, objek atau proses yang amat rumit,
kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan, peristiwa alam.
2) Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal media berguna untuk
meningkatkan kegairahan belajar; memungkinkan siswa belajar
sendiri berdasarkan minat dan kemampuannya; dan memungkinkan
interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/11.jpg)
24
3) Memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman
dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran.
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
peserta didik tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.
d. Klasifikasi Media Pembelajaran
Berdasarkan perkembangan teknologi (Arsyad, 2011: 29),
mengklasifikasikan media menjadi empat kelompok:
1) Media hasil teknologi cetak
2) Media hasil teknologi visual
3) Media hasil teknologi berbasis komputer
4) Media hasil gabungan cetak dan komuter
Klasifikasi lain dari media pembelajaran adalah sebagai berikut
(Sudjana dan Rivai, 2001: 3):
1) Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, poster, dan komik.
2) Media tiga dimensi seperti model padat (solid model), model
penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama.
3) Media proyeksi seperti slide, film strip, film, penggunaan OHP.
4) Penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.
3. Media Pembelajaran Komik Digital
a. Definisi Komik
Komik dalam etimologi bahasa Indonesia berasal dari kata comic
yang kurang lebih secara semantik berarti lucu, lelucon (MS Gumelar,
2011: 2). Dalam buku Understanding Comics (2005: 9), Scott McCloud
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/12.jpg)
25
mendefinisikan seni sequential dan komik sebagai, "Juxtaposed pictorial
and other images in deliberate sequence, intended to convey information
and/or to produce an aesthetic response in the viewer". Sudjana dan Rivai
(2011: 64) memberikan definisi komik sebagai suatu bentuk kartun yang
mengungkapkan karakter dan memerankan cerita dalam urutan yang erat
dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan
kepada para pembaca.
Yudi Munadi (2013: 100) mendefinisikan komik sebagai gambar
yang berbentuk kartun, mempunyai sifat yang sederhana dalam
penyajiannya dan memiliki unsur urutan cerita yang memuat pesan yang
besar tetapi disajikan secara ringkas dan mudah dicerna. Maka dapat
disimpulkan bahwa komik adalah bentuk cerita dengan gambar lucu.
b. Fungsi dan Keunggulan Komik
Menurut Yudi Munadi (2013: 36) fungsi komik dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1) Komik Sebagai Sumber Belajar
Sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber
yang ada di luar diri peserta didik dan memungkinkan terjadinya
proses belajar secara lebih mudah.
2) Komik Memiliki Fungsi Manipulatif
Media komik memiliki dua kemampuan yakni mengatasi
batasan-batasan ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan indera.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/13.jpg)
26
Pertama, kemampuan sebagai media bimbingan mengatasi batasan-
batasan ruang dan waktu yaitu:
a) Kemampuan untuk menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit
dihadirkan dalam bentuk aslinya.
b) Kemampuan menjadikan objek atau peristiwa yang menyita
waktu panjang menjadi singkat.
c) Kemampuan menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang
telah terjadi, seperti komik tentang jaman prasejarah.
Kedua, kemampuan mengatasi keterbatasan indera manusia, yaitu:
a) Membantu siswa memahami penjelasan yang sulit dipahami.
b) Membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu kompleks.
3) Komik Memiliki Fungsi Atensi
Media bimbingan dapat meningkatkan perhatian (attention)
siswa terhadap materi ajar. Setiap orang memiliki sel saraf
penghambat, yakni sel khusus dalam sistem saraf yang berfungsi
membuang sejumlah sensasi yang datang. Dengan adanya saraf
penghambat ini siswa dapat memfokuskan perhatiannya pada
rangsangan gambar dan alur yang dianggap menarik dan membuang
rangsangan-rangsangan lainnya.
4) Komik Memiliki Fungsi Afektif
Media komik yang tepat guna dapat meningkatkan sambutan
atau penerimaan siswa terhadap stimulus tertentu. Sambutan atau
penerimaan tersebut berupa kemauan. Dengan adanya komik sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/14.jpg)
27
media bimbingan, akan terlihat pada diri siswa kesediaan untuk
menerima materi dan untuk itu perhatiannya akan tertuju kepada
materi yang diikutinya. Hal lain dari penerimaan adalah munculnya
tanggapan yakni berupa partisipasi siswa dalam keseluruhan proses
bimbingan secara suka rela yang merupakan reaksi siswa terhadap
rangsangan yang diterimanya.
5) Komik Memiliki Fungsi Imajinatif
Media komik dapat meningkatkan dan mengembangkan
imajinasi siswa. Imajinasi ini mencakup penimbulan atau kreasi
objek-objek baru sebagai rencana bagi masa mendatang, atau dapat
juga mengambil bentuk fantasi yang didominasi kuat oleh pikiran.
6) Komik Memiliki Fungsi Motivasi
Motivasi merupakan seni mendorong siswa untuk terdorong
melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan bimbingan tercapai.
Dengan demikian motivasi merupakan usaha dari pihak luar dalam hal
ini adalah guru untuk mendorong, mengaktifkan, dan menggerakkan
siswa secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses bimbingan.
Sedangkan keunggulan media komik menurut Kosasih (2007: 30) yaitu:
1) Sifat media komik adalah konkret. Artinya gambar lebih realistis
menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal.
2) Media komik dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua
benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas. Selain itu siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/15.jpg)
28
tidak selalu bisa dibawa ke tempat objek tersebut berada. Untuk itu
media komik mengatasi batasan ruang dan waktu.
3) Media komik dapat memperjelas masalah, dalam bidang apa saja dan
untuk tingkat usia berapa saja. Alur cerita dapat menarik dan
mempertahankan perhatian pembaca serta membuat mengerti pesan-
pesan yang ada dalam alur ceritanya.
4) Media komik dapat menghibur dan menyenangkan pembaca. Komik
dapat menceritakan hal-hal yang paling melalui komedi dan humor.
c. Komik Digital sebagai Media Pembelajaran
Menurut Yudi Munadi (2013: 100) komik dapat dijadikan media
bimbingan, gambar dalam komik biasanya berbentuk atau berkarakter
gambar kartun. Komik mempunyai sifat sederhana dalam penyajiannya,
dan memiliki unsur urutan cerita yang memuat pesan yang besar tetapi
disajikan secara ringkas dan mudah dicerna, terlebih lagi dilengkapi
dengan bahasa verbal yang dialogis. Dengan adanya perpaduan antara
bahasa verbal dan non-verbal mempercepat pembaca paham terhadap isi
pesan dimaksud, karena pembaca terbantu untuk tetap fokus.
Muchlish (2009: 139) memaparkan tujuan penggunaan komik
digital sebagai media pembelajaran sebagai berikut; (1) untuk
menerjemahkan sumber verbal (tulisan) dan memperjelas pengertian
murid, (2) untuk memudahkan siswa berimajinasi (membayangkan)
kejadian-kejadian yang terdalam gambar, (3) untuk membantu siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/16.jpg)
29
mengungkapkan ide berdasar gambar narasi yang menyertainya, (4)
memperbaiki kesan-kesan yang salah dari ilustrasi secara lisan.
Berdasar pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komik digital
dapat menjadi alat pengajaran yang efektif untuk meningkatkan sikap
patriotisme siswa melalui alur cerita dan penokohan yang ada dalam cerita.
Cerita dalam komik digital harus disesuaikan dengan kondisi pemahaman
diri siswa. Gambar-gambar memuat esensi pesan yang disampaikan dan
dituangkan dalam gambar sederhana dan menggunakan simbol serta
karakter yang mudah dikenal. Selain itu, pemilihan media komik digital
didasarkan pada alasan bahwa tujuan mengajar di kelas bukan hanya
mentransformasikan pengetahuan saja, tetapi menumbuhkan sikap
patriotisme ke dalam diri siswa.
4. Sikap Patriotisme
a. Definisi Sikap
Menurut Thurstone, (dalam Busonowiwoho Sumotirto, 1959: 43)
sikap merupakan "the law of comparative jugmen" yang berarti tingkatan
efek yang terdiri dari efek positif maupun efek negatif yang berkaitan
dengan objek-objek psikologis. Sedangkan Bimo Walgito (2002: 110)
menyatakan bahwa sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan
seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif tetap yang disertai
adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut
untuk membuat respons atau perilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/17.jpg)
30
Sikap merupakan pernyataan penilaian mengenai objek, orang atau
peristiwa yang bernilai baik atau buruk. Sikap tidak sama dengan nilai,
akan tetapi keduanya saling berhubungan. Struktur sikap dapat dilihat dari
tiga komponen yaitu kognitif, afektif dan konatif. Pengertian sikap ini
sejalan dengan pemikiran Robbins sebagai berikut:
"Attitudes are evaluative statements – either favorable or
unfavorable – concerning objects, people, or events. Attitudes are
not the same as values, but the two are interrelated. You can see this
by looking at the three components of an attitude: cognition, affect,
and behaviour" (Robbins, 2001: 68).
Uraian tiga komponen sikap menurut Robbins juga dipaparkan oleh
Abu Ahmadi (1999: 162) sebagai berikut:
1) Komponen Cognitive (Komponen Perseptual)
Komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan,
atau persepsi pendapat, kepercayaan. Komponen ini mengacu kepada
proses berpikir, dengan penekanan pada rasionalitas dan logika. Elemen
penting dari kognisi adalah kepercayaan yang bersifat penilaian yang
dilakukan seseorang. Kepercayaan evaluatif yang dimanifestasikan
sebagai kesan yang baik atau tidak baik yang dilakukan seseorang
terhadap objek.
2) Komponen Affective (Komponen Emosional)
Komponen yang berhubungan dengan dimensi emosional dari rasa
senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan
hal positif, sedangkan rasa tidak senang adalah hal negatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/18.jpg)
31
3) Komponen Behaviour atau Conative (Komponen Perilaku)
Komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak atau
berperilaku terhadap objek sikap. Misalnya ramah, hangat, agresif,
tidak ramah (apatis).
Pada dasarnya sikap lebih menunjuk pada bagian afektif dari ketiga
komponen tersebut. Lebih mudah untuk mengubah sikap seseorang jika
komitmen pada sikap itu tidak kuat. Sebaliknya, semakin kuat keyakinan
mengenai sikap itu, semakin sukar untuk mengubahnya, tambahan pula,
sikap yang telah diungkapkan secara publik akan lebih sukar diubah
karena perubahan itu menuntut seseorang untuk mengakui bahwa ia
melakukan kekeliruan (Robbins, 2001: 148).
Berdasar berbagai pendapat yang dikemukakan para ahli dapat
disimpulkan bahwa sikap adalah hasil perpaduan dari tiga komponen yang
berupa kognitif, afektif dan konatif. Akan tetapi sikap lebih dipandang
sebagai hasil dari afektif di mana afektif merupakan kesiapan atau kondisi
mental psikologis yang dipengaruhi oleh keyakinan atau niat seseorang
untuk bereaksi secara positif ataupun negatif terhadap suatu objek yang
nantinya akan melahirkan sebuah pendapat, nilai dan perilaku.
b. Definisi Patriotisme
Patriotisme berasal dari kata “Patriot” dan “isme” yang berarti sifat
kepahlawanan atau jiwa kepahlawanan. Merujuk Kamus Besar Bahasa
Indonesia patriotisme adalah sikap seseorang yang bersedia mengorbankan
segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya (KBBI,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/19.jpg)
32
2007: 837). Pengertian tersebut senada dengan pemikiran Furqon
Hidayatullah (2010: 45) bahwa patriotisme adalah cara berpikir, bersikap,
dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan
yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
dan politik bangsa.
Magill (2000: 951) menjelaskan patriotisme sebagai perasaan akut
yang dimiliki oleh setiap warga negara baik dalam keadaan perang dan
damai, patriotisme adalah kebaikan (budi luhur) yang mendorong kesiap-
siagaan dan keinginan kuat untuk berkorban bagi kesejahteraan negara dan
tanah tumpah darah seseorang.
Patriotisme diwujudkan sebagai kewajiban moral terhadap negara
karena sikap patriotisme bersumber dari perasaan cinta tanah air, semangat
kebangsaan atau nasionalisme, sehingga menimbulkan kerelaan berkorban
untuk bangsa dan negaranya. Zdenko Kodelja menjelaskan bahwa,
"The prevalent interpretation of patriotism as a feeling leads to the
conclusion that patriotism cannot be a moral duty. But this
conclusion, while it appears to be logical, is false" (Zdenko Kodelja,
ProQuest, Vol.30, No.2, Maret 2011: 131).
Berdasarkan hal tersebut, patriotisme merupakan perwujudan dari
kewajiban moral warga negara terhadap bangsa, yang bertumpu pada rasa
cinta tanah air, tanah tumpah darah, cinta bangsa dan negara, cinta
terhadap budaya bangsa dan kerelaan membela tanah airnya.
E. Staub (1997: 214) membagi patriotisme dalam dua bagian yaitu
blind patriotisme (patriotisme buta) dan constructive patriotism
(patriotisme konstruktif). Patriotisme buta didefinisikan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/20.jpg)
33
keterikatan seseorang kepada negara dengan ciri khas tidak
mempertanyakan segala sesuatu, loyal, dan tidak toleran terhadap kritik
sehingga benar atau salah, apapun yang dilakukan bangsa harus didukung
secara penuh.
Patriotisme konstruktif didefinisikan sebagai sebuah keterikatan
pada bangsa dan negara dengan ciri khas mendukung adanya pertanyaan
dan kritik dari anggotanya terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan
sehingga diperoleh perubahan positif untuk mencapai kesejahteraan (E.
Staub, 1997: 214). Patriotisme konstruktif membawa perubahan positif
bagi kesejahteraan bersama karena patriotisme konstruktif memiliki dua
faktor penting yaitu mencintai dan menjunjung tinggi sikap toleran
terhadap kritik tanpa meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan.
Syafrial mendefinisikan bahwa patriotisme merupakan sikap yang
berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara
(Syafrial, Lentera, Vol.2, No.04, 2011: 99). Berdasarkan definisi tersebut
dapat dirumuskan indikator sikap patriotisme sebagai berikut:
1) Sikap yang Berani
Menurut Irons (2003: 5) keberanian merupakan suatu tindakan
memperjuangkan sesuatu yang dianggap penting dan mampu
menghadapi segala sesuatu yang dapat menghalanginya meskipun
terdapat halangan karena percaya kebenarannya. Pemikiran tersebut
sejalan dengan Peterson dan Seligman (2004: 199) yang
mendefinisikan keberanian sebagai kekuatan emosional yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/21.jpg)
34
melibatkan keinginan untuk mencapai tujuan pribadi walaupun
terdapat halangan baik yang bersifat internal maupun eksternal dalam
pencapaiannya.
Adapun pengertian keberanian menurut Paul Findley (1995:
10) adalah sifat mempertahankan dan memperjuangkan sesuatu yang
dianggap benar dengan menghadapi segala bentuk bahaya, kesulitan,
kesakitan, dan lain-lain. Seseorang yang berjiwa patriotisme mampu
mengendalikan ketakutan dan bertindak selaras dengan rasa kewajiban
atau putusan rasional. Sikap yang berani ditunjukkan dengan
tingginya rasa percaya diri. Percaya diri merupakan keyakinan dalam
diri seseorang untuk dapat menangani segala sesuatu dengan tenang
(Thursan Hakim, 2002: 4).
2) Pantang Menyerah
Pantang menyerah adalah sebuah wujud kepribadian seseorang
yang gigih, tanpa bosan bangkit dari satu kegagalan ke kegagalan
yang lain dan akhirnya mencapai keberhasilan (Anis Matta, 2004: 61).
Euis Sunarti (2005: 70) mendefinisikan pantang menyerah adalah
memperjuangkan tujuan hingga berhasil dan keadaan yang diinginkan
menjadi kenyataan. Patriot yang pantang menyerah tidak mudah
mengeluh, bekerja keras, gigih, tekun, dan bersungguh-sungguh.
Sikap pantang menyerah berkaitan erat dengan kemampuan
menjaga motivasi diri. Hal tersebut sesuai dengan fungsi dari motivasi
sebagai pendorong manusia untuk berbuat, penentu arah perbuatan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/22.jpg)
35
penyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan
menyisihkan tujuan-tujuan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut
(Sardiman, 2006:85). Sedangkan definisi dari motivasi adalah
keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsang
untuk melakukan tindakan (Winardi, 2000: 312).
3) Rela Berkorban demi Bangsa dan Negara
Rela berkorban adalah kesediaan dengan ikhlas untuk
memberikan segala sesuatu yang dimilikinya sekalipun menimbulkan
penderitaan bagi dirinya sendiri demi kepentingan bangsa dan negara
(Simanjuntak: 2007: 30). Sesuatu yang dimiliki tersebut dapat berupa
waktu, tenaga, pikiran, bahkan badan dan nyawanya sendiri. Rela
berkorban artinya kesediaan untuk mengalami penderitaan atau
siksaan demi kepentingan atau kebahagiaan orang lain maupun orang
banyak (Anis Matta, 2004: 61). Seorang patriot akan mengorbankan
semua yang dimilikinya tersebut demi orang lain, demi rakyat, demi
kesejahteraan negaranya.
Setia kawan merupakan salah satu bentuk dari rela berkorban
karena mengandung aspek-aspek solidaritas, empati dan bukan
sebaliknya tak acuh, masa bodoh dengan orang lain atau egois.
Solidaritas adalah kata lain dari kasih, yang menggerakkan kaki,
tangan, hati dan seluruh kepribadian manusia. Tujuan dari solidaritas
adalah berbagi kehidupan dengan sesama yang menderita, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/23.jpg)
36
menolong kebangkitannya untuk memperoleh kebebasan, keadilan,
dan hak serta martabatnya (I. Sandyawan Sumardi, 2005: 87).
Patriotisme tidak sama dengan nasionalisme. Blank & Schmidt
menjelaskan bahwa nasionalisme lebih bernuansa dominasi, superioritas
atas kelompok bangsa lain (T. Blank & P. Schmidt, Journal of Political
Psychology, Vol.24, No.2, 2003: 259-288). Nasionalisme merupakan
paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara
dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok
manusia (Muhammad Takdir Illahi, 2012: 5). Sartono Kartodirjo (1999:
60) menjelaskan bahwa nasionalisme memuat tentang kesatuan (unity),
kebebasan (liberty), kesamaan (equality), demokrasi, kepribadian nasional
serta prestasi kolektif. Jadi nasionalisme merupakan paham kesadaran
hidup bersama sebagai bangsa karena adanya kebersamaan kepentingan,
rasa senasib sepenanggungan dalam menghadapi masa lalu dan masa kini.
Sikap patriotisme terbentuk bukan karena keturunan tetapi
terbentuk melalui pembelajaran sejarah perjuangan bangsa dalam
membentuk sikap serta perilaku (Soedijarto, 1998: 11). Pembentukan
sikap patriotisme di sekolah dapat memakai strategi langsung maupun
tidak langsung. Sebagai contoh, seorang siswa percaya bahwa korupsi
yang dilakukan pejabat saat ini telah merugikan negara, maka siswa
merasa tidak suka dan akan memberikan kritik dan saran terhadap pejabat
korup. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
sikap patriotisme adalah kecenderungan bertingkah laku dari seseorang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/24.jpg)
37
siswa yang merupakan perwujudan akan cinta, kesetiaan, dan sikap loyal
warga negara terhadap bangsa.
5. Pembelajaran Sejarah
a. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru
dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada, baik
potensi yang bersumber dari alam diri siswa itu sendiri (minat, bakat,
kemampuan dasar yang dimiliki siswa, gaya belajar) maupun potensi yang
ada di luar diri siswa, seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar
sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sanjaya, 2013: 27).
Sebagai proses kerja sama, pembelajaran tidak hanya menitikberatkan
pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, tetapi guru dan siswa secara
bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Tujuan dari pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan
perilaku siswa, baik perubahan perilaku dalam bidang kognitif, afektif,
maupun psikomotorik.
Pembelajaran adalah terjemahan dari instruction yang banyak
digunakan dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak
dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif-holistik yang menyiratkan
adanya interaksi dan komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik
antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Sudrajat, dalam Agung dan Wahyuni, 2013: 4). Selain itu, istilah ini juga
dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/25.jpg)
38
mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu melalui berbagai macam
media, seperti media cetak, televisi, gambar, dan audio, sehingga semua
itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses
belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai
fasilitator.
Pembelajaran merupakan perubahan yang bertahan lama dalam
perilaku, atau dalam kapasitas berperilaku dengan cara tertentu, yang
dihasilkan dari praktek atau bentuk-bentuk pengalaman lainnya. Kriteria-
kriteria dari pembelajaran itu sendiri adalah pembelajaran melibatkan
perilaku, pembelajaran bertahan lama dengan waktu, dan pembelajaran
terjadi melalui pengalaman (Schunk, 2012: 5).
Pembelajaran merupakan proses menciptakan kondisi yang kondusif
agar terjadi interaksi komunikasi belajar mengajar antara guru, peserta
didik, dan komponen pembelajaran lainnya untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Latham menjelaskan tujuan belajar sebagai berikut,
“Learning goals are typically set in terms of a specific number of task-
relevant strategies to be learned for successful completion of a task”
(Gary P. Latham, ProQuest, Vol.40, No.4, Oktober 2008: 220-229).
Pembelajaran merupakan sistem, yang terdiri atas berbagai
komponen yang saling berhubungan. Komponen tersebut meliputi, tujuan,
materi, metode, dan evaluasi (Hosnan, 2014: 18). Penyataan tersebut
senada dengan Sudjana (2004: 28) yang menyatakan bahwa pembelajaran
dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/26.jpg)
39
menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu
antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang
melakukan kegiatan membelajarkan.
Mengacu pada pandangan para ahli pendidikan dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran pada dasarnya merupakan interaksi komunikasi
antara sumber belajar, guru, dan peserta didik. Pembelajaran adalah proses
yang bertujuan, proses kerja sama, proses yang kompleks, dan proses
pembelajaran akan lebih efektif apabila memanfaatkan berbagai sarana dan
prasarana yang tersedia, termasuk memanfaatkan sumber belajar. Guru
sebagai salah satu dari sumber belajar harus memperhatikan perencanaan
pembelajaran yang matang agar tercapainya tujuan dari pembelajaran.
Guru tidak boleh lagi menganggap bahwa siswa adalah objek belajar
yang tidak tahu apa-apa. Guru harus sebisa mungkin memahami bahwa
peserta didik mempunyai latar belakang, minat, dan kebutuhan, serta
kemampuan yang berbeda. Peranan guru tidak hanya terbatas pada
pengajar (transfer of knowlegde), tetapi juga sebagai pembimbing, pelatih,
pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat
memfasilitasi kegiatan belajar dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Guru adalah desainer pembelajaran yang mempunyai tugas pokok
yaitu: (1) sebagai perencana, yakni mengorganisasikan semua unsur yang
ada dengan baik, sebab, manakala salah satu unsur tidak bekerja dengan
baik maka akan merusak sistem itu sendiri; (2) sebagai pengelola
implementasi sesuai dengan prosedur dan jadwal yang direncanakan; (3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/27.jpg)
40
mengevaluasi keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan untuk
menentukan efektivitas dan efisiensi sistem pembelajaran. Dengan
demikian, kesadaran dan pemahaman guru dan siswa akan tujuan yang
harus dicapai dalam proses pembelajaran merupakan syarat mutlak yang
tidak bisa ditawar lagi, sehingga dalam prosesnya, guru dan siswa
mengarah pada tujuan yang sama.
b. Definisi Sejarah
Sejarah terdiri dari kumpulan fakta yang telah dipastikan (E.H. Carr,
2014: 5). Fakta-fakta yang tersedia bagi sejarawan ada di dalam dokumen,
prasasti, dan lainnya. Sejarawan mengumpulkan fakta-fakta tersebut untuk
diolah dan menyajikannya dengan gaya yang menarik. Dalam membuat
sajian tersebut, sejarawan harus mampu menggunakan kebijaksanaan
paripurna yaitu menggunakan pemikiran sejarah yang masuk akal dan
empiris.
Definisi sejarah telah banyak dikemukakan oleh para ahli sebagai
salah satu disiplin ilmu. Sejarah berasal dari bahasa Yunani, “kistoris”
yang berarti pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian dengan cara
melihat dan mendengar. Dalam bahasa Prancis disebut “historie”, bahasa
Jerman “geschihte”, dalam bahasa Belanda disebut “geschiedenis”, dalam
bahasa Ingris “history”. Selain itu berasal dari bahasa Arab, “syajarah”
atau “syajaratun” yang artinya pohon kehidupan, silsilah, asal-usul, atau
keturunan (Isjoni, 2007: 17).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/28.jpg)
41
Pada dasarnya sejarah adalah ilmu pengetahuan (science). Sejarah
berarti ilmu masa lampau (the past) terkait dengan kejadian masa lampau
dan aktualitas masa lampau yang dilakukan manusia. dengan kata lain,
sejarah mencakup aktivitas kelampauan manusia di masyarakat dan
bersifat unik (Suhartono, 2010: 2).
Menurut Kartodirdjo (2014: 16) pengertian sejarah dapat dibagi
menjadi dua yaitu pengertian sejarah secara subjektif dan objektif. Dalam
arti subjektif yaitu sebagian orang memaknai sejarah sebagai cerita
sejarah, pengetahuan sejarah, dan gambaran sejarah. Dengan kata lain
sejarah dalam arti subjektif yaitu sebagai konstruksi yang disusun oleh
penulis sebagai uraian atau cerita. Sedangkan dalam arti objektif menunjuk
kepada kejadian atau peristiwa itu sendiri, yaitu proses sejarah dalam
aktualitasnya.
Menurut pandangan Kuntowijoyo (2013: 13) bahwa sejarah adalah
cara untuk memandang masa lampau. Terdapat dua sikap terhadap sejarah
setelah orang mengetahui masa lampaunya yaitu melestarikan masa
lampaunya atau menolaknya. Melestarikan masa lampau berarti
menganggap masa lampau itu penuh makna. Hal ini serupa dengan
pendapat dari Sidi Gazalba (1966: 11) yang memaparkan bahwa sejarah
adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai
makhluk sosial, yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan
fakta masa tersebut dengan tafsir dan penjelasan, yang memberi pengertian
dan kepahaman tentang apa yang sudah berlalu itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/29.jpg)
42
Sejarah adalah ilmu tentang manusia. Sejarah berkaitan dengan ilmu
hanya apabila sejarah mengkaji tentang kerja keras manusia dan
pencapaian yang diperolehnya. Sejarah mengkaji perjuangan manusia
sepanjang zaman alam ruang lingkup dan waktu tertentu (Kochhar, 2008:
3). Sedangkan Moh. Ali (1965: 7-8), menjelaskan bahwa sejarah
mengandung arti yang mengacu pada hal-hal sebagai berikut: (1)
perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa dalam
kenyataan sekitar; (2) cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian-
kejadian, dan peristiwa-peristiwa realitas tersebut; (3) ilmu yang bertugas
menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan peristiwa yang
merupakan realitas tersebut.
Salah satu manfaat utama sejarah dalam pendidikan adalah ilmu ini
berkembang dari tahap sangat dasar hingga mencapai tahap perbaikan
terakhir berupa kematangan berpikir dan kebijakan untuk bersikap skeptis
(A.L. Rowse, 2015: 153). Hal ini disebabkan karena sejarah merupakan ilmu
yang paling umum dan mampu menyatukan semua ilmu dengan
pendidikan. A.L Rowse menyebut ini sebagai proses ganda.
c. Pembelajaran Sejarah
Mengacu pada Permendikanas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi dikemukakan bahwa materi sejarah sebagai berikut: (1) mengandung
nilai-nilai kepahlawanan, keteladanan, kepeloporan, patriotisme,
nasionalisme, dan semangat pantang menyerah yang mendasari proses
pembentukan watak dan kepribadian peserta didik; (2) membuat khazanah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/30.jpg)
43
mengenai peradaban bangsa-bangsa, termasuk peradaban bangsa
Indonesia. Materi tersebut merupakan bahan pendidikan yang mendasar
bagi proses pembentukan dan penciptaan peradaban bangsa Indonesia di
masa depan; (3) menanamkan kesadaran persatuan dan persaudaraan serta
solidaritas untuk menjadi perekat bangsa dalam menghadapi ancaman
disintegrasi bangsa; (4) sarat dengan ajaran moral dan kearifan yang
berguna dalam mengatasi kritis multidimensi yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari; (5) berguna untuk menanamkan dan
mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara
keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.
Adapun tujuan pembelajaran sejarah di tingkat SMA yang tercantum
dalam Permendikanas No. 22 Tahun 2006, agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut: (1) Membangun kesadaran peserta didik
tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari
masa lampau, masa kini, dan masa depan; (2) melatih daya kritis peserta
didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada
pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan; (3) menumbuhkan apresiasi
dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti
peradaban bangsa Indonesia di masa lampau; (4) menumbuhkan
pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia
melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan
masa yang akan datang; (5) Menumbuhkan kesadaran dalam arti peserta
didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/31.jpg)
44
cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang
kehidupan.
Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa mata
pelajaran sejarah di SMA meliputi aspek sebagai berikut: (1) Prinsip dasar
ilmu sejarah; (2) peradaban awal masyarakat dunia dan Indonesia; (3)
perkembangan negara-negara tradisional di Indonesia; (4) Indonesia pada
masa penjajahan; (5) pergerakan kebangsaan; (6) proklamasi dan
perkembangan negara kebangsaan Indonesia.
Realitas yang selama ini terjadi adalah para pendidik hanya
berkonsentrasi pada disseminasi materi tanpa mempertimbangkan
bagaimana proses tersebut mempengaruhi peserta didik dan membentuk
lingkungan pembelajaran yang diinginkan. Menurut Wiriaatmadja (1992:
66) menyatakan bahwa variabel guru merupakan faktor terpenting bagi
keberhasilan pembelajaran sejarah. Guru sejarah yang tidak memiliki
kinerja baik seperti tidak mampu mengaktifkan siswanya menyebabkan
pembelajaran sejarah kurang berhasil untuk penghayatan nilai-nilai secara
mendalam. Hal serupa juga disampaikan oleh Taufik Abdullah (dalam
Supardan, 2001: 67), bahwa pada umumnya guru sejarah belum
menunjukkan kinerja yang baik, terbukti dengan masih banyaknya guru
sejarah SMA yang dalam proses pembelajarannya masih suka
menyampaikan tumpukan informasi tentang nama-nama tokoh, tanggal
suatu peristiwa, dan isi perjanjian sebanyak mungkin, bukan bagaimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/32.jpg)
45
semua itu diartikan bagi peserta didiknya. Tentunya dalam konsepsi ini
sebenarnya kualitas pembelajaran sejarah harus didukung kinerja guru.
Mata pelajaran sejarah adalah mata pelajaran yang menanamkan
pengetahuan, sikap, dan nilai mengenai proses perubahan dan
perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga
kini (Agung dan Wahyuni, 2013: 55). Mata pelajaran sejarah memiliki arti
strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang
bermartabat serta dalam pembentukan manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air. Pembelajaran sejarah berfungsi untuk
menyadarkan siswa akan adanya proses perubahan dan perkembangan
masyarakat dalam dimensi waktu dan untuk membangun perspektif serta
kesadaran sejarah dalam menemukan, memahami, dan menjelaskan jati
diri bangsa di masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Pembelajaran sejarah selain bertugas memberikan pengetahuan
sejarah (kognitif), tetapi juga untuk memperkenalkan nilai-nilai luhur
bangsanya (afektif). Kedua hal tersebut tidak akan memiliki arti bagi
kehidupan peserta didik pada masa sekarang dan pada masa yang akan
datang, apabila peserta didik tidak mampu memahami maknanya. Hal
senada juga diutarakan oleh Kartodirdjo (dalam Aman, 2011: 100) tentang
fungsi pembelajaran sejarah, yaitu (1) untuk membangkitkan minat kepada
sejarah tanah airnya; (2) untuk mendapatkan inspirasi dari sejarah, baik
dari kisah-kisah kepahlawanan baik peristiwa-peristiwa yang merupakan
tragedi nasional; (3) memberi pola berpikir ke arah berpikir secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/33.jpg)
46
nasional, kritis, dan empiris; (4) mengembangkan sikap mau menghargai
nilai-nilai kemanusiaan. Menurut Widja (1989: 38), menjelaskan bahwa
materi atau isi pelajaran sejarah harus menjadi bagian penting yang harus
diperhatikan guru sejarah. Materi pelajaran sejarah harus menekankan
aspek waktu, ruang, dan tempat.
Menurut Kardisaputra (dalam Isjoni, 2007: 89-90), bahwa
pembelajaran sejarah yang sesuai dengan karakteristik ilmu sejarah adalah:
(1) mengajak siswa berpikir sejarah dengan cara berpikir imajinatif dengan
membayangkan sesuatu yang nyata-nyata pernah ada dan atau pernah
terjadi; (2) intelektual siswa dilatih dalam bentuk kegiatan belajar dengan
menarik generalisasi-generalisasi dalam sejarah dengan menggunakan
belajar inkuiri; (3) siswa diajak belajar konsep secara induktif maupun
deduktif, konsep merupakan wahana berpikir keilmuan; (4)
mengembangkan keterampilan berpikir intelektual dalam pembelajaran
yang bercirikan rote learning dan reception learning; dan (5)
menunjukkan realita-realita yang hidup dalam masyarakat dengan
menanamkan kesadaran sejarah dan perspektif sejarah.
Moh. Ali (dalam Susanto, 2014: 57-62), menjelaskan bahwa
pembelajaran sejarah nasional mempunyai tujuan sebagai berikut:
1) Membangkitkan, mengembangkan serta memelihara semangat
kebangsaan;
2) Membangkitkan hasrat mewujudkan cita-cita kebangsaan alam segala
lapangan;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/34.jpg)
47
3) Membangkitkan hasrat mempelajari sejarah kebangsaan dan
mempelajarinya sebagai bagian dari sejarah dunia;
4) Menyadarkan anak tentang cita-cita Nasional (Pancasila dan Undang-
Undang Pendidikan), serta perjuangan tersebut untuk mewujudkan cita-
cita itu sepanjang masa.
Sementara itu dalam standar isi tujuan pembelajaran sejarah
ditetapkan sebagai berikut:
1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan
tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini,
dan masa depan.
2) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara
benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi
keilmuan.
3) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa
lampau.
4) Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya
bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses
hingga kini dan masa yang akan datang.
5) Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari
bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang
dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik
rasional maupun internasional (Susanto, 2014: 58).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/35.jpg)
48
Berdasarkan tujuan di atas, bahwa dapat diketahui aspek penting
yang menjadi tujuan pembelajaran sejarah adalah aspek sikap. Aspek sikap
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Kesadaran waktu yang berimplikasi pada penghargaan terhadap waktu
yang dimulai dengan mengembangkan pemahaman tentang hubungan
kausalitas antara penyebab sebuah keadaan dengan akibat pada masa
kini dan bagaimana menghadapi masa depan.
2) Sikap kritis sebagai sintesis dari pemahaman terhadap peristiwa masa
lalu yang membentuk kepribadian budaya bangsa.
3) Sikap menghargai peninggalan sejarah sebagai hasil perjuangan
manusia di masa lalu.
4) Bangga sebagai bangsa Indonesia yang dapat diimplementasikan pada
setiap bidang kehidupan.
5) Historical empati, puncak dari kesadaran bersikap dalam pembelajaran
sejarah adalah lahirnya empati. Mampu menghayati dan merasakan
bagaimana situasi batin dari pelaku sejarah adalah kesadaran tertinggi
yang dapat dicapai dari pembelajaran sejarah terutama pada materi
sejarah perjuangan (Susanto, 2014: 58-59).
Aspek kognitif terpenting dari tujuan pembelajaran sejarah menurut
Standar Isi adalah pemahaman terhadap proses perkembangan bangsa.
Lebih jauh lagi perkembangan bangsa Indonesia dari masa awal kehidupan
masa pra aksara sampai dengan era kekinian dan masih terus berproses.
Perkembangan inilah yang pada akhirnya membentuk jati diri bangsa dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/36.jpg)
49
mempengaruhi bagaimana cara kita bertindak pada masa sekarang dan
akan datang.
Pembelajaran sejarah tidak dapat dilepaskan pada penguasaan
materi. Materi pembelajaran sejarah dalam pelajaran di sekolah mencakup,
sebagai berikut:
1) Pengantar ilmu sejarah.
2) Kehidupan awal masyarakat di Nusantara.
3) Perkembangan tradisi dan kepercayaan Hindu-Budha dalam bidang
politik, sosial, maupun ekonomi di Nusantara.
4) Perkembangan agama dan tradisi Islam di Nusantara dalam bidang
politik, sosial, maupun ekonomi.
5) Masuk dan berkembangnya pengaruh Barat dan perubahan masyarakat
pada masa kolonial di Nusantara.
6) Lahir dan berkembangnya kesadaran berbangsa, serta perkembangan
gerakan kebangsaan Indonesia.
7) Masuknya kekuasaan Jepang ke Nusantara dan perkembangan
Nusantara pada masa pendudukan Jepang.
8) Lahirnya negara Kesatuan Republik Indonesia dan perkembangan awal
pasca proklamasi kemerdekaan.
9) Dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa awal
Indonesia.
10) Perkembangan kehidupan pada masa Orde Baru.
11) Berakhirnya era Orde Baru dan lahirnya era Reformasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/37.jpg)
50
Materi sejarah dunia yang berkorelasi terhadap perkembangan
Indonesia meliputi: (1) Perkembangan dunia internasional setelah Perang
Dunia II dan pengaruhnya bagi Indonesia; (2) Perkembangan mutakhir
dunia dan berkembangnya globalisasi; (3) Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di dunia (Susanto, 2014: 62-63).
Pembelajaran sejarah merupakan cara untuk membentuk sikap
sosial. Mempelajari sejarah terbentuknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia berarti berusaha memahami bahwa negara ialah terbentuk
karena adanya sikap sosial yang baik dari para pendiri bangsa. Sikap sosial
tersebut antara lain, saling menghormati, menghargai perbedaan, gotong-
royong, toleransi, dan kesediaan untuk hidup berdampingan dalam nuansa
multikultural. Kesatuan yang dibentuk di atas perbedaan proses
kebangkitan nasional yang merupakan sikap sosial yang patut diteladani.
Penguatan kesadaran peserta didik dalam belajar sejarah merupakan
hal penting dalam upaya membangkitkan minat dan motivasi belajar di
kelas. Menurut Kartodirdjo (2014: 39-40), ada dua manfaat yang dapat
diperoleh dari belajar sejarah. Pertama, dari masa dan situasi sekarang kita
dapat mengekstrapolasikan fakta-fakta atau kekuatan-kekuatan yang
berperan di masa lampau. Dengan belajar sejarah, banyak dari situasi
sekarang dapat diterangkan. Kedua, dengan menganalisis situasi masa kini
kita dapat membuat proyeksi ke masa depan. Tentunya analisis itu
didasarkan pada fakta sejarah. Dengan demikian, pembelajaran sejarah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/38.jpg)
51
tidak hanya membantu mendiagnosis masa kini, tetapi juga prognosinya,
ini berarti memproyeksi masa depan.
Widja (1989: 27-29), lebih lanjut menerangkan tujuan pembelajaran
sejarah berdasar pada taksonomi Bloom, sebagai berikut:
a. Aspek Kognitif
1) Menguasai pengetahuan tentang aktivitas manusia di waktu yang
lampau, baik dalam aspek eksternal maupun internalnya.
2) Menguasai pengetahuan tentang fakta-fakta khusus (unik) dari
peristiwa masa lampau sesuai dengan waktu, tempat, serta kondisi
pada waktu terjadinya peristiwa tersebut.
3) Menguasai pengetahuan tentang unsur-unsur umum (generalisasi)
yang terlihat pada sejumlah peristiwa masa lampau.
4) Menguasai pengetahuan tentang unsur perkembangan dari
peristiwa masa lampau yang berlanjut dari satu periode ke periode
berikutnya, yang menyambungkan peristiwa masa lampau dengan
masa kini.
5) Menumbuhkan pengertian tentang hubungan antara satu fakta
dengan fakta lain yang berangkai secara koligatif (berkait-kaitan
secara intrinsik).
6) Menumbuhkan keawasan bahwa keterkaitan fakta-fakta lebih
penting daripada fakta yang berdiri sendiri.
7) Menumbuhkan keawasan tentang pengaruh-pengaruh sosial dan
kultural terhadap peristiwa sejarah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/39.jpg)
52
8) Menumbuhkan keawasan tentang pengaruh sejarah terhadap
perkembangan sosial dan kultural masyarakat.
9) Menumbuhkan pengertian tentang arti serta hubungan peristiwa
masa lampau bagi situasi masa kini dan dalam perspektifnya
dengan situasi yang akan datang.
b. Aspek Afektif
1) Menumbuhkan kesadaran sejarah (historical consciousness) pada
peserta didik dalam berpikir dan bertindak sesuai dengan tuntutan
zamannya.
2) Menumbuhkan sikap menghargai kepentingan/ kegunaan
pengalaman masa lampau bagi kehidupan masa kini suatu bangsa.
3) Menumbuhkan sikap menghargai berbagai aspek kehidupan masa
kini, yang tak lain merupakan hasil dari pertumbuhan masa lampau.
4) Menumbuhkan kesadaran akan perubahan-perubahan yang telah
dan sedang berlangsung di suatu bangsa yang diharapkan menuju
pada kehidupan yang lebih baik di waktu yang akan datang.
c. Aspek Psikomotorik
1) Mengembangkan kemampuan dasar bagi peserta didik (mahasiswa)
dalam menyusun sejarah sesuai metode ilmiah sejarah (metodologi
sejarah).
2) Keterampilan mengajukan argumentasi dalam mendiskusikan
masalah-masalah kesejarahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/40.jpg)
53
3) Keterampilan menelaah secara elementer buku-buku sejarah
terutama yang menyangkut sejarah bangsanya.
4) Keterampilan mengajukan pertanyaan-pertanyaan produktif seputar
masalah sejarah.
5) Keterampilan mengembangkan cara-cara berpikir analisis tentang
masalah-masalah sosial historis di lingkungan masyarakat.
6. Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Komik Digital
Perang Gerilya Jenderal Soedirman untuk Meningkatkan Sikap
Patriotisme
Pengembangan media adalah proses atau langkah-langkah dalam
mengembangkan media pembelajaran menjadi sesuatu yang lebih mutakhir
sehingga menciptakan produk baru yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan
belajar mengajar. Dalam pengembangan media, perlu menentukan desain
pengembangan supaya prosesnya dapat berjalan secara sistematis, efektif, dan
efisien. Serangkaian kegiatan identifikasi masalah, pengembangan, dan
evaluasi yang terdapat pada desain pengembangan digunakan dalam
menciptakan sistem pembelajaran yang berfungsi untuk memecahkan masalah
belajar atau peningkatan sikap peserta didik.
Desain pengembangan Model ADDIE yang merupakan singkatan dari
Analyze, Design, Develop, Implement dan Evaluation paling sesuai untuk
digunakan dalam pengembangan media pembelajaran karena bersifat
sistematis dengan kerangka kerja yang jelas sehingga dapat menghasilkan
produk yang efektif, kreatif, dan efisien (ANGEL Learning, 2008: 5).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/41.jpg)
54
Media pembelajaran diperlukan karena dapat meningkatkan proses
belajar siswa yang diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap
hasil belajar yang dicapainya. Sudjana dan Rivai (2011: 2) menyebutkan
empat manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu
pengajaran akan lebih menarik, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya,
metode mengajar akan lebih bervariasi, dan siswa lebih banyak melakukan
kegiatan belajar.
Media pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai media grafis, media tiga
dimensi, media proyeksi, dan penggunaan lingkungan sebagai media
pengajaran (Sudjana dan Rivai, 2001: 3). Penggunaan media komik digital
termasuk ke dalam klasifikasi media proyeksi karena komik dibuat dalam
bentuk digital dan disajikan dengan menggunakan proyektor di depan kelas.
komik digital dapat menjadi alat pengajaran Sejarah yang efektif untuk
meningkatkan sikap patriotisme siswa melalui alur cerita perang gerilya dan
penokohan Jenderal Soedirman.
Isi komik digital harus disesuaikan dengan kondisi pemahaman diri
siswa yaitu untuk siswa kelas XII. Esensi pesan yang disampaikan, dituangkan
dalam gambar menggunakan simbol serta karakter yang mudah dikenal yaitu
Jenderal Soedirman. Selain itu, pemilihan media komik digital didasarkan
pada tujuan mengajar di kelas bukan hanya mentransformasikan pengetahuan
saja, tetapi menumbuhkan sikap ke dalam diri siswa yaitu sikap patriotisme.
Sikap patriotisme merupakan kecenderungan bertingkah laku dari
seseorang yang merupakan hasil evaluasi atau reaksi terhadap objek tertentu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/42.jpg)
55
yang ditujukan sebagai perwujudan akan cinta, kesetiaan, dan sikap loyal
warga negara terhadap bangsa, serta perasaan bangga terhadap tanah airnya di
dalam segala aspek. Indikator dari sikap patriotisme antara lain adanya sikap
berani, rela berkorban, pantang menyerah, setia kawan, dan percaya diri di
dalam diri siswa
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian relevan yang pertama berupa jurnal yang ditulis oleh Zdenko
Kodelja dengan judul, "Is Education for Patriotism Morally Required, Permitted
or Unacceptable?". Jurnal yang dipublikasikan di ProQuest pada tanggal 2 Maret
2011 berisi mengenai patriotisme. Apabila patriotisme secara moral tidak dapat
diterima, maka para ahli berpendapat bahwa pendidikan patriotisme tidak dapat
dilakukan. Patriotisme dipahami sebagai kewajiban moral, kewajiban untuk
menunjukkan perhatian khusus kepada negara. Jenis patriotisme yang dapat
diajarkan di sekolah yaitu patriotisme moderat, patriotisme konstitusional,
patriotisme republik dan patriotisme kosmopolitan. Sedangkan patriotisme
ekstrim yang mengarah ke permusuhan terhadap negara-negara lain, ketegangan
internasional dan konflik tidak boleh diajarkan di sekolah-sekolah. Oleh karena
itu, pendidikan patriotisme secara moral diperlukan, diizinkan atau tidak dapat
diterima tergantung pada jenis patriotisme.
Penelitian relevan yang kedua berupa jurnal berikutnya disusun oleh Eka
Nada Shofa Alkhajar dengan judul, "Menguak Relasi Patriotisme, Revolusi dan
Negara dalam Film Indonesia". Jurnal ini dipublikasikan oleh Humaniora pada
bulan April 2011. Jurnal ini berisi tentang film terbukti ampuh sebagai sarana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/43.jpg)
56
penyampaian pesan-pesan dari komunikator (sutradara) kepada komunikan
(penonton). Dalam level mikro, dari hasil analisis dapat diketahui bahwa film
Pagar Kawat Berduri secara kental membawa pesan-pesan patriotisme dalam
adegan, sikap dan dialog. Film Pagar Kawat Berduri dapat dikatakan turut
mendukung ideologi pemerintahan pada masa tersebut dengan cara
menerjemahkan dan mengobarkan kembali semangat revolusi. Penggunaan
metode analisis wacana kritis mengungkap bahwa wacana dalam hal ini film tidak
menjadi sebuah entitas yang bebas di mana film sendiri akan tetapi telah
mengalami pemasukan nilai-nilai ideologi.
Penelitian relevan yang ketiga disusun oleh Noriyuki Katagiri dengan
judul "Evolving to win: Sequencing theory of extra-systemic warfare". Jurnal ini
di terbitkan oleh ProQuest pada tahun 2010. Isi jurnal ini adalah perjuangan
gerilyawan mengalahkan negara asing dalam perang dengan melakukan
kombinasi dari beberapa faktor bangunan pemerintah, dukungan rakyat dalam
perang gerilya, dan modernisasi angkatan bersenjata. Melalui urutan benar,
gerilyawan memiliki kesempatan yang luas untuk menang. Model perang telah
berubah dari waktu ke waktu. Peneliti menyebutnya dengan model konvensional,
model primitif, model degeneratif, model dini, model Maois, dan model progresif.
Masing-masing pola memiliki probabilitas kemenangan di 15%, 13%, 0%, 0%,
80%, dan 100%. Empat model pertama berkaitan dengan kekalahan, sedangkan
kemenangan dikaitkan dengan dua model terakhir.
Penelitian relevan yang keempat berupa jurnal yang disusun Tabligh
Setiawan. Jurnal yang diterbitkan PESAGI pada tahun 2015 ini berjudul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/44.jpg)
57
"Pengaruh Pembelajaran Sejarah Terhadap Patriotisme Siswa Kelas XII SMAN 2
Buay Bahuga". Isi jurnal tersebut mengenai pembelajaran sejarah tentang
peristiwa sekitar proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan pemerintahan
bangsa Indonesia berpengaruh yang signifikan terhadap patriotisme siswa kelas
XII IPS di SMA Negeri 2 Buay Bahuga. Taraf signifikansi pengaruh
pembelajaran sejarah tentang peristiwa sekitar proklamasi 17 Agustus 1945 dan
pembentukan pemerintahan bangsa Indonesia terhadap patriotisme siswa adalah
moderat. Hal ini ditunjukkan pada hasil determinasi sebesar 0,327.
Penelitian relevan yang kelima disusun oleh Herlina Avrilliyanti pada
tahun 2013. Jurnal ini di susun dengan judul "Penerapan Media Komik untuk
Pembelajaran Fisika Model Kooperatif dengan Metode Diskusi pada Siswa SMP
Negeri 5 Surakarta Kelas VII Tahun Ajaran 2011/2012 Materi Gerak". Jurnal
karya Herlina Avrilliyanti diterbitkan oleh Jurnal Pendidikan Fisika berisi tentang
penggunaan media komik pada pembelajaran Fisika dengan model pembelajaran
kooperatif melalui metode diskusi lebih baik daripada penggunaan media buku
teks pada pembelajaran Fisika dengan model pembelajaran kooperatif melalui
metode diskusi, dapat diketahui bahwa t hitung = 0,025 sehingga − t tabel = -,697
< t hitung = 0,025 < t tabel = 1,697 pada 0,05 maka H0 : μ1 ≤ μ2 ditolak.
Penelitian relevan yang keenam berupa jurnal yang disusun Rahmasari
Dwimarta. Jurnal ini berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Komik terhadap
Pemahaman Konsep Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
Membahas Pendidikan Karakter Secara Dini dan Berkelanjutan Menggunakan
Komik”. Jurnal ini di publikasikan oleh Didaktika Dwija Indria pada tahun 2014.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/45.jpg)
58
Isi jurnal karya Rahmasari Dwimarta yaitu berupa analisis data hasil penelitian
diperoleh t hit >(0,025;46) (2,37 > 2,013), sehingga Ho ditolak. Simpulan
penelitian ini adalah terdapat perbedaan pengaruh antara media pembelajaran
komik dan media pembelajaran gambar terhadap pemahaman konsep matematika
materi penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Penelitian relevan yang ketujuh berupa jurnal yang disusun oleh Unty
Bany Purnama pada tahun 2015. Jurnal ini diterbitkan oleh Teknodika dengan
judul “Penggunaan Media Komik Digital dan Gambar Pengaruhnya terhadap
Prestasi Belajar IPA Ditinjau dari Minat Belajar Siswa”. Jurnal ini berisi tentang
perbedaan pengaruh antara media komik digital dan gambar terhadap prestasi
belajar IPA siswa. Perbedaan ini terlihat pada rata-rata untuk media komik digital
80,67 dan rata-rata untuk media gambar 66,56.
Penelitian relevan yang kedelapan berupa jurnal yang disusun oleh Kurnia
Indah Cahyani. Jurnal ini berjudul “Penggunaan Media Komik untuk
Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi”. Pada tahun 2014, jurnal ini
diterbitkan oleh Didaktika Dwija Indria. Penelitian yang dilakukan Kurnia Indah
Cahyani berupaya untuk menguji penggunaan media komik dapat meningkatkan
keterampilan menulis narasi pada siswa. Peningkatan tersebut dibuktikan dengan
peningkatan nilai dari siklus ke siklus. Pada pra siklus nilai rata-rata keterampilan
menulis narasi siswa adalah 64,59 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar
25%, pada siklus I nilai rata-rata keterampilan menulis narasi siswa adalah 68,36
dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 39,13%, dan pada siklus II nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/46.jpg)
59
rata-rata keterampilan menulis narasi siswa adalah 74,29 dengan persentase
ketuntasan klasikal sebesar 86,96%.
Penelitian relevan yang kesembilan berupa jurnal karya Badriyatul
Munawaroh. Jurnal yang telah disusun ini berjudul, “Upaya Meningkatkan
Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Media Komik dalam Strategi Pembelajaran
Preview Question Read Reflect Recite Review (PQ4R) Siswa Kelas XI IPS 5 SMA
XYZ”. Jurnal ini diterbitkan oleh Jupe UNS pada 2014. Jurnal ini berisi tentang
strategi pembelajaran Preview Question Read Reflect Recite Review (PQ4R) dapat
meningkatkan prestasi belajar pada siklus I, siklus II, dan siklus III. Simpulan
yang dapat diambil melalui media komik dalam strategi pembelajaran PQ4R dapat
meningkatkan prestasi belajar Akuntansi siswa kelas XI IPS 5 SMA XYZ.
Penelitian yang relevan yang kesepuluh ini disusun oleh Amine Harbi
dengan judul "Using the comic book to teach human values as bedrock for good
governance". Jurnal ini diterbitkan ProQuest tahun 2014 berisi tentang efektivitas
buku komik sebagai media pendidikan. Menggunakan kelompok fokus anak,
peneliti mengevaluasi reaksi dari penonton mengenai narasi, corak grafis, dan
jenis karakter. Peneliti menciptakan buku komik berfokus pada nilai-nilai
kebaikan manusia sebagai landasan untuk pemerintahan yang baik. Data
dikumpulkan melalui pengamatan langsung, transkripsi dan esai. Empat tema
kelompok fokus: (a) Belajar tentang perlindungan lingkungan, (b) Pengalaman
pribadi dengan buku komik, (c) Isi pendidikan dalam komik, (d) Identitas,
perbedaan dan keragaman. Buku komik terbukti menjadi media yang efektif untuk
anak-anak untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/47.jpg)
60
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teoritik bahwa proses
pembelajaran sejarah di MAN Yogyakarta III masih berjalan konvensional. Guru
menggunakan metode ceramah dengan memanfaatkan buku paket dan papan tulis.
Guru dalam kegiatan belajar mengajar belum menerapkan variasi model
pembelajaran dengan menggunakan media belajar. Model pembelajaran
konvensional cenderung menjadikan siswa cepat bosan dan tidak fokus mengikuti
proses pembelajaran. Berdasarkan situasi tersebut, perlu dilakukan pemecahan
masalah melalui penerapan pembelajaran yang lebih menarik. Upaya yang dapat
dilakukan yaitu dengan menerapkan media pembelajaran yang menarik.
Media pembelajaran digunakan untuk menyampaikan materi berupa bahan
pembelajaran, sehingga dapat merangsang minat, pikiran, dan perasaan siswa
dalam kegiatan belajar. Media pembelajaran yang digunakan untuk mencapai
tujuan belajar dapat berupa komik digital. Secara konsep media pembelajaran
komik digital dapat meningkatkan sikap patriotisme siswa. Konsep tersebut
berdasar pada fungsi dari komik bahwa komik sebagai gambar yang mempunyai
sifat sederhana dalam penyajiannya dan memuat pesan yang besar tetapi disajikan
secara ringkas dan mudah dicerna.
Berikut ini merupakan kerangka berpikir dalam penelitian ini yaitu
mengembangkan media pembelajaran sejarah berbasis komik digital Perang
Gerilya Jenderal Soedirman untuk meningkatkan sikap Patriotisme siswa MAN
Yogyakarta III:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/48.jpg)
61
Bagan 1. Alur Kerangka Berpikir
Permasalahan di lapangan
Sikap patriotisme siswa rendah
Minat belajar siswa rendah
Guru kurang variatif dalam
mengajar
Materi sulit dipelajari siswa
Kurangnya pemanfaatan
fasilitas pembelajaran di kelas
Media Pembelajaran Sejarah
Berbasis Komik Digital
Produk Media Pembelajaran
Sejarah Berbasis Komik Digital
Perang Gerilya Jenderal Soedirman
Kajian Teori
Studi
Lapangan
Studi
Pustaka Analisis Kebutuhan
Evaluasi
(Validasi & Revisi)
Meningkatnya Sikap Patriotisme
Valid Tidak
Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 49: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/49.jpg)
62
D. Model Hipotetik
Berdasarkan kajian teori dan pengamatan di lapangan, diajukan
hipotetik berupa media komik digital Perang Gerilya Jenderal Soedirman
dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan sikap patriotisme siswa MAN
Yogyakarta III dengan menggunakan model prosedural yang di adaptasi dari
model ADDIE. Model ADDIE pertama kali dikembangkan oleh Reiser dan
Mollenda pada tahun 1990-an (Molenda, 2008: 107).
Model ADDIE merupakan model yang mudah diterapkan di mana
proses yang digunakan bersifat sistematis dengan kerangka kerja yang jelas
menghasilkan produk yang efektif, kreatif, dan efisien (Angel Learning, 2008:
5). model ADDIE merupakan salah satu model desain sistem pembelajaran
yang memperlihatkan tahapan-tahapan dasar sistem pembelajaran yang
sederhana dan mudah dipelajari, terdiri dari 5 fase yaitu analysis (analisis),
design (desain), development (pengembangan), implementation (implementasi),
evaluation (evaluasi) (Molenda, 2008: 107). Masing-masing langkah tersebut
dideskripsikan sebagai berikut:
1. Analysis (Analisis)
Analisis merupakan langkah pertama dari model desain sistem
pembelajaran ADDIE. Langkah analisis melalui dua tahap yaitu: 1) Analisis
Kinerja. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi
apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa
penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen. 2)
Analisis kebutuhan. analisis ini merupakan langkah yang diperlukan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 50: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/50.jpg)
63
menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu di pelajai
oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar. Hal ini dapat
dilakukan apabila program pembelajaran dianggap sebagai solusi dari
masalah pembelajaran yang sedang dihadapi.
Berdasarkan hasil studi lapangan yang peneliti lakukan, diketahui
bahwa pelaksanaan pembelajaran sejarah di MAN Yogyakarta III cenderung
monoton, kurang menarik, dan guru kurang memanfaatkan fasilitas
pembelajaran di kelas. Peneliti dalam hal ini mengembangkan media komik
digital Perang Gerilya Jenderal Soedirman. Komik ini disajikan dalam
bentuk digital melalui Prezi dengan memasukkan sikap patriotisme di dalam
materi pelajaran.
2. Design (Desain)
Langkah ini merupakan inti dari langkah analisis kerja yaitu
mempelajari masalah kemudian menemukan alternatif solusi yang berhasil
diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan. Dalam desain media,
langkah yang dilakukan adalah menentukan materi pelajaran sejarah untuk
kelas XII. Kompetensi Inti yang diambil adalah “Menganalisis perjuangan
bangsa Indonesia sejak Proklamasi hingga lahirnya Orde Baru”. Sedangkan
untuk Kompetensi Dasar yaitu “Menganalisis Perkembangan Ekonomi-
Keuangan dan Politik pada Masa Awal Kemerdekaan sampai Tahun 1950”,
dengan Tema yang digunakan adalah “Perang Gerilya Jenderal Soedirman”.
Setelah materi tersusun, selanjutnya menyusun perangkat media. Media
yang digunakan berupa komik digital, yang disajikan melalui aplikasi Prezi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 51: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/51.jpg)
64
3. Development (Pengembangan)
Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam model desain
sistem ADDIE. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat,
membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain mencakup
kegiatan memilih, menentukan metode, media serta strategi pembelajaran
yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi
program. Dalam melakukan langkah pengembangan ada dua tujuan penting
yang perlu dicapai, antara lain adalah memproduksi, merevisi bahan ajar
yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah di
rumuskan sebelumnya. Langkah kedua adalah memilih media atau
mengombinasikan media terbaik yang digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Pada tahap ini, draf media yang telah dibuat dan direvisi dilakukan
validasi oleh tim ahli. Tim ahli yang terkait dalam validasi tersebut adalah
ahli media dengan ahli pembelajaran. Setelah dilakukannya validasi maka
layak untuk diimplementasikan pada tahap berikutnya. Kondisi kelas harus
dapat dipastikan telah siap, sehingga guru dan peserta didik dipersiapkan
juga untuk melaksanakan pembelajaran sejarah dengan menggunakan media
komik digital.
4. Implementation (Implementasi)
Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan
langkah keempat dalam model desain sistem pembelajaran ADDIE. Tujuan
utama dari langkah ini adalah membimbing siswa untuk mencapai tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 52: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/52.jpg)
65
atau kompetensi, menjamin terjadinya pemecahan masalah untuk mengatasi
kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa, dan memastikan bahwa
pada akhir program pembelajaran, siswa perlu memiliki kompetensi berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap patriotisme.
Pada tahapan implementasi media yang telah dirancang dilakukan
dengan cara uji satu-satu, uji kelompok kecil, uji kelompok besar, dan uji
guru. Uji satu-satu, uji kelompok kecil, dan uji kelompok besar untuk
mendapat masukan dari peserta didik. Uji guru untuk mendapat masukan
dari guru kelas yang mengajarkan mata pelajaran Sejarah. Pada uji satu-satu
dipilih 3 anak, uji kelompok kecil dipilih 5 anak, dan uji kelompok besar
dipilih 27 anak, pemilihan peserta didik tersebut bersifat acak.
5. Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi adalah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai
terhadap program pembelajaran. Evaluasi terhadap program pembelajaran
bertujuan untuk mengetahui sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran
secara keseluruhan, mengetahui peningkatan kompetensi dalam diri siswa
yang merupakan dampak dari keikutsertaan dalam program pembelajaran,
dan memperoleh keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya
peningkatan kompetensi siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Pada tahap ini, dilakukan uji efektivitas yang ditentukan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan
yang telah peneliti setting dengan menggunakan komik digital, sedangkan
kelompok kontrol menggunakan media lain. Tahap evaluasi dan revisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 53: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/53.jpg)
66
merupakan tahap yang terakhir. Pada tahap revisi dilakukan terhadap semua
komponen yang telah dipilih. Komponen revisi yang paling penting adalah
dari siswa, karena siswa tersebut sebagai pengguna dari media.
Model hipotetik Pengembangan Media Komik Digital:
Bagan 2. Alur Model Hipotetik Pengembangan Media Komik Digital
Komik
Digital
E- Learning
Web-Based Learning
Virtual Education
Digital Collaboration
Computer-Based Learning
Teks
Gambar
Suara
Pengembangan Media Studi Kepustakaan
1. Pemb. Sejarah
2. Komik Digital
3. Sikap
Patriotisme
Pra survey:
1. PBM Sejarah
2. Guru
3. Siswa
Draf
Media
Uji Coba
Terbatas
Revisi
Uji Coba
Luas
Revisi
Validasi Media
Media Final:
Komik Digital Perang
Gerilya Jenderal
Soedirman untuk
meningkatkan sikap
patriotisme
Media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 54: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. · PDF fileSalah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun ... Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan ... Menyusun rencana](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022103106/5a70ce387f8b9aa2538c62f7/html5/thumbnails/54.jpg)
67
Bagan 3. Hipotesis Prosedur Pengembangan Media Komik Digital Perang Gerilya
Jenderal Soedirman untuk Meningkatkan Sikap Patriotisme
Studi Pustaka dan Observasi
Lapangan
Analisis Pembelajaran
Identifikasi Proses Pembelajaran Sejarah di Lapangan
Desain
Menghimpun Materi,
SK, KD, Indikator
Mengumpulkan Sumber-sumber Berkaitan
dengan Perang Gerilya Jenderal Soedirman
Membuat Draf
Komik Digital
Proses Produksi Media Pembelajaran Sejarah
Merangkai Materi ke dalam
Draf Komik Digital
Pengetesan Produk
Secara Internal
Media Pembelajaran Sejarah
Komik Digital Perang
Gerilya Jenderal Soedirman
Evaluasi Produk
Uji
Efektivitas
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Media Komik Digital Perang Gerilya Jenderal Soedirman untuk Meningkatkan
Sikap Patriotisme Siswa MAN Yogyakarta III
Penelitian Pendahuluan
Analisis Kebutuhan Guru Analisis Kebutuhan Siswa
Validasi Ahli Media Validasi Ahli Materi
Uji Coba Satu-satu
Revisi I
Uji Coba Kelompok Kecil
Revisi II
Uji Coba Lapangan
Revisi III Mampu diterima Guru dan Siswa
Membuat Komik Digital
Validasi Produk
Revisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user