BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2413/3/ANGGITIYO...

28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan individu untuk memperoleh pengetahuan,perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar ( Sagala, 2010: 12). Menurut Hamalik, ( 2011: 27) belajar adalah memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latian melainkanpengubahan kelakuan.Menurut Gage dalam Sagala ( 2010 :13) belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Menurut pengertian di atas belajar dapat disimpulkan sebagai usaha seseorang untuk meningkatkan ilmu, perilaku, dan keterampilan yang dimiliki oleh manusia dan dapat diperoleh dimana saja sebagai bekal pengalaman yang dapat berguna untuk dirinya dan lingkungan sekitarnya. Keberhasilan suatu proses belajar dapat di tentukan oleh siswa itu sendiri. Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2413/3/ANGGITIYO...

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hasil belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan individu untuk memperoleh

pengetahuan,perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah

bahan belajar ( Sagala, 2010: 12). Menurut Hamalik, ( 2011: 27)

belajar adalah memperteguh kelakuan melalui pengalaman.

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu

hasil atau tujuan. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latian

melainkanpengubahan kelakuan.Menurut Gage dalam Sagala (

2010 :13) belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme

berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.

Menurut pengertian di atas belajar dapat disimpulkan

sebagai usaha seseorang untuk meningkatkan ilmu, perilaku, dan

keterampilan yang dimiliki oleh manusia dan dapat diperoleh

dimana saja sebagai bekal pengalaman yang dapat berguna untuk

dirinya dan lingkungan sekitarnya. Keberhasilan suatu proses

belajar dapat di tentukan oleh siswa itu sendiri.

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

b. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sudjana ( 2010: 22) hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya. Menurut Suprijono ( 2013: 5)

hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan-keterampilan.

Menurut Benyamin Bloom dalam Sudjana ( 2010:22) hasil

belajar menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan

ranah psikomotor.

1. Ranah kognitif

Ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom dalam

Sudjana ( 2010: 23) berkenaan dengan hasil belajar

intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni:

a) Knowledge /Pengetahuan adalah tingkat belajar

pengetahuan yang paling rendah tetapi sebagai prasarat

bagi tipe hasil belajar berikutnya. Hafal menjadi

prasarat bagi pemahaman.

b) Comprehension /Pemahaman adalah kemampuan

untuk menangkap suatu makna dalam suatu konsep.

c) Application / Aplikasi adalah penggunaan abstraksi

(ide, teori, atau petujuk teksnis) pada situasi kongkret

atau situasi khusus.

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

d) Analysis / Analisis adalah usaha memilih suatu

integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian

sehingga jelas hierarkinya dan atau susunanya.

e) Synthesis / Sintesis adalah pernyataan unsur-unsur atau

bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh.

f) Evaluation / Evaluasi adalah pemberian keputusan

tentang nilai sesuatu yang mungkin di lihat dari segi

tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan, metode,

materil, dll sehingga diperlukan suatu kriteria atau

standar tertentu. Dalam penelitian ini akan ditekankan

pada aspek pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.

Proses kognitif tidak boleh dianggap aspek sekunder dalam

usaha untuk memahami belajar dan pengajaran Matematika

dikelas. Menurut pandangan Vgotsky dalam Santrock

(2011: 60):

a) Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila

dianalisis dan diinterpretasikan secara develop mental.

b) Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa,

dan bentuk yang berfungsi sebagai alat psikologi untuk

membantu dan mentafsirkan aktivitas mental.

c) Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan

dipengaruhi oleh latar belakang kontektual.

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

2. Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.

Menurut Sudjana ( 2010: 29) sikap seseorang dapat

diramalkan perubahanya bila seseorang telah memiliki

penguasaan kognitif tingkat tinggi. Penilaian ranah afektif

tidak mendapat perhatian dari guru tetapi hasil belajar ranah

afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku.

Ranah afektif berdasarkan taksonomi Kratwohl dalam

Winkel (1999: 247) terdiri dari lima aspek yakni :

a) Reciving / penerimaan

Mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan

kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti

buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru.

b) Characterization by evalue or calue complex /

Internalisasi nilai

Mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai

kehidupan sedemikian rupa sehingga menjadi pribadi

(internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas

dalam mengatur kehidupanya sendiri.

c) Valuing /Penilaian

Mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian

terhadap sesuatu dan membawa diri sesaui dengan

penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap: menerima,

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

menolak, atau mengabaikan; sikap itu dinyatakan dalam

tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap

batin.

d) Organization / Organisasi

Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem

nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan.

Nilai-nilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada

suatu sekala nilai: mana yang pokok dan selalu harus

diperjuangkan, mana yang tidak begitu penting.

e) Responding / Partisipasi

Mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif

dan berpartisipasi dalam kegiatan.Kesediaan itu

dinyatakan dalam memberikan suatu reaksi terhadap

rangsangan yang disajikan.

3. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor menurut klasifikasi Simpson dalam

Winkel ( 1999: 249) tingkatan keterampilan yaitu sebagai

berikut:

a) Perception / Persepsi

Mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi

yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan

pembedaan anatara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-

masing rangsangan.

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

b) Set / Kesiapan

Mencakup kemempuan untuk menempatkan dirinya

dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau

rangkaian gerakan.Kemampuan ini dinyatakan dalam

bentuk kesiapan jasmani dan mental.

c) Guided response / Gerakan terbimbing

Mencakup kemampuan untuk melakaukan suatu

rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang

diberikan (imitasi).Kemampuan ini dinyatakan dalam

gerakan anggota tubuh menurut contoh yang

diperlihatkan atau diperdengarkan.

d) Mechanical response / Gerakan yang terbiasa

Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu

rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah

dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh

yang diberikan.

e) Complex response /Gerakan kompleks

Mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu

keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen,

dengan lancar, tepat, dan efisien. Adanya kemampuan ini

dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan beruntun

dan menggabungkan beberapa sub keterampilan menjadi

suatu keseluruhan gerak-gerak yang teratur.

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

f) Adjustment /Penyesuaian pola gerakan

Mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan

dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi

setempat atau dengan menunjukan suatu taraf

keterampilan yang telah mencapai kemahiran.

g) Creativity /Kreativitas

Mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola

gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa

dan inisiatif sendiri.

Penilaian yang ingin dicapai pada penelitian ini terdiri dari tiga

aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor dengan menggunkan

pendekatan Matematika realistik. Kisi-kisi dari penilaian ketiga

aspek tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ranah kognitif

a. Pengetahuan

1) Siswa dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk bangun

ruang.

2) Siswa dapat mengetahui ciri-ciri dari jaring-jaring

kubus dan balok

b. Pemahaman

1) Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat bangun ruang.

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

2) Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian dari bangun

ruang.

3) Siswa dapat membedakan jaring-jaring kubus dan

balok.

c. Penerapan

1) Siswa dapat menetukan nama dari bangun ruang

berdasarkan cirri-cirinya.

2) Siswa dapat menggambar dan menunjukan jaring-

jaring kubus dan balok.

3) Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat bangun ruang.

2. Ranah Afektif

a. Penerimaan

Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan

tertib.

b. Internalisasi Nilai

Siswa aktif bertanya kepada guru mengenai hal yang

belum diketahui.

c. Penilaian

Siswa dapat memberikan pendapat dalam berdiskusi dalam

kelompok atau kelas.

d. Organisasi

Siswa bekerjasama dalam suatu kelompok.

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

e. Partisipasi

Siswa dapat menyampaikan hasil dari diskusi kelompok.

3. Ranah Psikomotor

a. Persepsi

Siswa memahami sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang

dengan memperhatikan media yang digunakan.

b. Kesiapan

Siswa dapat membuat bentuk bangun ruang dengan

menggambar bangun ruang dan membuat jaring-jaring

kubus dan balok.

c. Gerakan terbiasa

Siswa dapat melakukan aktivitas menyelasaikan masalah

konstekstual yang diberikan disetiap awal kegiatan.

2. Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Matematika

Suwangsih dan Tiurlina ( 2006: 3) mengungkapkan bahwa

istilah Matematika berasal dari bahasa yunani, mathematike yang

berarti mempelajari. Menurut Russel dalam Hamzah dan Masri

(2009: 108) Matematika sebagai suatu bidang studi yang dimulai

dari pengkajian bagian-bagian yang sangat dikenal menuju arah

yang tidak dikenal.

Matematika adalah suatu bidang ilmu yang merupakan alat

pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan

kontruksi, generalitas dan individualitas, dan mempunyai cabang-

cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis.

Berikut ini beberapa pendapat ahli mengenai Matematika

dalam Suwangsih dan Tiurlina ( 2006: 4) :

1. Resys dkk mengungkapkan bahwa Matematika merupakan

telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola

berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.

2. Johnson dan Rising mengungkapkan bahwa Matematika

merupakan pola berpikir, pola mengorganisasian

pembuktian logika, pengetahuan tersetruktur yang

terorganisasi memuat: sifat-sifat, teori-teori, dibuat secara

deduktif berdasarkan unsur yang tidak didefinisikan,

aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenaranya.

3. Kline mengungkapkan matematika itu bukan pengetahuan

menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri,

tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu

manusia dalam memahami dan menguasi permasalahan

social, ekonomi, dan alam.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa Matematika merupakan ilmu yang mempelajari

konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep.

Dalam hal ini guru harus tahu bagaimana cara mengajarkan

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

suatu konsep yang sederhana sampai yang kompleks kepada

siswa sehingga sasaran yang diinginkan dapt tercapi secara

maksimal.

b. Karakteristik Pembelajaran Matematika

Pembelajaran pada suatu mata pelajaranakan lebih

bermakana apabila guru dapat mengetahui ciri khas yang ada

pada pembelajaran tersebut sehingga dalam pembelajaranya

dapat diberi variasi seperti model yang pas sesuai dengan materi

yang sedang diajarkan. Begitu halnya dengan pembelajaran

Matematika di Sekolah Dasar, guru harus mengerti ciri khas yang

ada pada pembelajaran Matematika tersebut sehingga mudah

untuk menyampaikanya kepada peserta didik.

Menurut Nasher dalam Hamzah dan Masri ( 2009: 109)

karakteristik Matematika terletak pada kekhususanya dalam

mengkomunikasikan ide Matematika melalui bahasa numerik.

Dengan bahasa numerik, memudahkan seseorang dapat

melakukan pengukuran secara kuatitatif dari Matematika

tersebut, dapat memudahkan seseorang dalam menyikapi suatu

masalah karena ilmu Matematika memberikan alasan secara logis

dan sistematis.

Menurut Hamzah dan Masri ( 2009: 110) hakikat belajar

Matematika adalah suatu aktivitas mental untuk memahami arti

dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

diterapkanya pada situasi yang nyata. Menurut Gage dalam

Hamzah dan Masri ( 2009: 110-111) mengemukakan delapan tipe

belajar yang dilakukan secara prosedural dan hierarki dalam

belajar Matematika yaitu (1) belajar sinyal (signal learaning), (2)

belajar stimulus respons (stimulus-response learning), (3) belajar

merangkai tingkah laku (behavior chaining learning), (4) belajar

asosiasi verbal (verbal chaining learning), (5) belajar

diskriminasi (discrimination learning), (6) belajar konsep

(consept learning), (7) belajar aturan (rule learning), (8) belajar

memecahkan masalah (problem solving learning).

Tujuan Pendidikan Matematika menurut Mathematical

Sciences Education Board-National Research Council dalam

Wijaya ( 2012: 7) adalah sebagai berikut:

1. Tujuan praktis (practical goal)

Berkaitan dengan pengembangan kemampuan siswa untuk

menggunakan Matematika untuk menyelesaikan masalah

yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan kemasyarakatan ( civic goal )

Tujuan ini berorientasi pada kemampuan siswa untuk

beradaptasi secara aktif dan cerdas dalam hubungan

kemasyarakatan.

3. Tujuan professional ( professional goal )

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

Pendidikan Matematika harus bisa mempersiapkan siswa

untuk terjun kedalam dunia kerja.

4. Tujuan budaya ( cultural goal )

Pendidikan merupakan suatu bentuk dan sekaligus produk

budaya sehingga pendidikan Matematika perlu

menempatkan Matematika sebagai hasil kebudayaan

manusia dan sebagai suatu proses untuk mengembangkan

suatu kebudayaan.

c. Langkah pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Menurut Heurman ( 2007: 2) konsep pada kurikulum

Matematika SD dapat dibagi menjadi tiga besar kelompok besar, yaitu

:

1. Penanaman Konsep Dasar

Pembelajaran suatu konsep baru Matematika, ketika siswa belum

pernah mempelajari konsep tersebut.Pembelajaran penanaman

konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat

menghubungkan kemempuan kognitif siswa yang kongkret

dengan konsep baru matematika yang abstrak.Dalam penanaman

konsep dasar ini, media diharapkan dapat digunakan untuk

membantu kemampuan pola pikir siswa.

2. Pemahaman Konsep

Pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan

agar siswa lebih memahami suatu konsep

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

Matematika.Pemahaman konsep terdiri dari dua

pengertian.Pertama, merupakan kelanjutan dari penanaman

konsep dalam satu pertemuan.Sedangkan kedua, pembelajaran

pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan berbeda, tetapi

masih merupakn lanjutan dari penanaman konsep.

3. Pembinaan Keterampilan

Pembelajaran pembinaan keterampilan bertujuan agar siswa lebih

terampil dalam menggunakan berbagai konsep

Matematika.Pembinaan keterampilan juga terdiri dari dua

pengertian.Pertama, merupakan suatu kelanjutan dari

pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman konsep dari

saru pertemuan.Sedangkan kedua, pembelajaran pembinaan

keterampilan dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tapi masih

merupakan lanjutan dari penanaman dan pemahaman konsep.

d. Media Pembelajaran

Menurut Anitah ( 2009: 1) kata media berasal dari bahasa latin,

yang merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti sesuatu yang

terletak di tengah atau suatu alat. Media juga dapat diartikan sebagai

atau perantara atau penghubung antara dua pihak antara sumber pesan

dengan penerima pesan dalam hal ini guru dengan siswa.Media

pembelajaran dalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang

dapat menciptakan kondisi yang memugkinkan pembelajar menerima

pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Menurut Arsyad ( 2007: 15)

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar

yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang

ditata dan diciptakan oleh guru.

Menurut Hamalik dalam Arsyad (2007: 15) pemakaian media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan

rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-

pengaruh psikologis terhadap siswa.

Media atau alat peraga sangat penting peranannya dalam suatu

pembelajaran.Penggunaan media dapat membantu guru dalam

menyampaikan materi yang akan disampaikan kepada siswa. Alat

peraga dalam pembelajaran hakekatnya merupakan suatu alat yang

digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang ril sehingga memperjelas

pengertian pembelajaran( Anitah, 2009:4). Peneliti akan

menggunakan alat bantu pembelajaran berupa benda benda yang

berbentuk kubus, balok, kerucut, dan bola yang biasa dilihat oleh

siswa pada kehidupan nyata. Penggunaan alat bantu ini diharapkan

siswa dapat lebih mudah dalam memahami konsep dari materi bangun

ruang.

e. Materi Bangun ruang mata pelajaran Matematika

Materi Matematika yang akan digunakan dalam penelitian

adalah materi operasi hitung bangun ruang dengan SK dan KD seperti

yang ada pada tabel 2.1

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kelas IV

Mata Pelajaran Matematika

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

8. Memahami sifat bangun

ruang sederhana dan

hubungan antar bangun

datar

8.1. Menentukan sifat-sifat

bangun ruang sederhana.

8.2. menentukan jaring-jaring

balok dan kubus.

a. Sifat-Sifat Bangun Ruang sederhana

Dalam bangun ruang dikenal istilah sisi, rusuk, dan titik sudut.

Mari kita perhatikan bangun ruang berikut ini.

Sisi adalah bidang atau permukaan yang membatasi

bangunruang.Rusuk adalah garis yang merupakan pertemuan dari

duasisi bangun ruang.Titik sudut adalah titik pertemuan dari

tigabuah rusuk pada bangun ruang.

1. Sifat-Sifat Kubus

Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang kubus, mari

kitaperhatikan gambar di bawah ini.

Mari menyebutkan sisi, rusuk, dan titik sudut pada kubus

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

a) Sisi-sisi pada kubus ABCD.EFGH adalah:

• sisi ABCD • sisi EFGH

• sisi ABFE • sisi DCGH

• sisi ADHE • sisi BCGF

Jadi, ada 6 sisi pada bangun ruang kubus.

Sisi-sisi kubus tersebut berbentuk persegi (bujur sangkar)

yang berukuran sama.

b) Rusuk-rusuk pada kubus ABCD.EFGH adalah:

• rusuk AB • rusuk BC • rusuk AE

• rusuk EF • rusuk FG • rusuk BF

• rusuk HG • rusuk EH • rusuk CG

• rusuk DC • rusuk AD • rusuk DH

Jadi, ada 12 rusuk pada bangun ruang kubus.

Rusuk-rusuk kubus tersebut mempunyai panjang yang

sama.

c) Titik-titik sudut pada kubus ABCD.EFGH adalah:

• Titik sudut A • Titik sudut E

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

• Titik sudut B • Titik sudut F

• Titik sudut C • Titik sudut G

• Titik sudut D • Titik sudut H

Jadi, ada 8 titik sudut pada bangun ruang kubus.

Dari uraian di atas, dapat kita tuliskan pengertian bangun

ruang kubus sebagai berikut:

Kubus adalah sebuah benda ruang yang dibatasi oleh

enambuah persegi yang berukuran sama.

2. Sifat-Sifat Balok

Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang balok, mari

kitaperhatikan gambar di bawah ini.

Mari menyebutkan sisi, rusuk, dan titik sudut pada kubus

a) Sisi-sisi pada balok ABCD.EFGH adalah:

• sisi ABCD • sisi EFGH

• sisi ABFE • sisi DCGH

• sisi ADHE • sisi BCGF

Jadi, ada 6 sisi pada bangun ruang balok.

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

Sisi ABCD = sisi EFGH

Sisi BCFG = sisi ADHE

Sisi ABFE = sisi EFGH

b) Rusuk-rusuk pada balok ABCD.EFGH adalah:

• rusuk AB • rusuk BC • rusuk AE

• rusuk EF • rusuk FG • rusuk BF

• rusuk HG • rusuk EH • rusuk CG

• rusuk DC • rusuk AD • rusuk DH

Jadi, ada 12 rusuk pada bangun ruang kubus.

Rusuk AB = rusuk EF = rusuk HG = rusuk DC

Rusuk BC = rusuk FG = rusuk EH = rusuk AD

Rusuk AE = rusuk BF = rusuk CG = rusuk DH

c) Titik-titik sudut pada balok ABCD.EFGH adalah:

• Titik sudut A • Titik sudut E

• Titik sudut B • Titik sudut F

• Titik sudut C • Titik sudut G

• Titik sudut D • Titik sudut H

Dari uraian di atas, dapat kita tuliskan pengertian bangun ruang

kubus sebagai berikut:

Balok adalah sebuah benda ruang yang dibatasi oleh tigapasang

(enam buah) persegi panjang dimana setiap pasangpersegi panjang

saling sejajar (berhadapan) dan berukuransama.

3. Sifat-sifat Tabung

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

Bangun ruang tabung mempunyai 3 buah sisi, yaitu sisi lengkung,

sisi atas, dan sisi bawah.Tabung mempunyai 2 buah rusuk, tetapi

tidak mempunyai titik sudut.

4. Sifat-sifat Kerucut

Bangun ruang kerucut mempunyai dua buah sisi, yaitu sisi alas

dan sisi lengkung.Kerucut hanya mempunyai sebuah rusuk dan

sebuah titik sudut yang biasa disebut titik puncak.

5. Sifat-sifat Bola

Bangun ruang bola hanya memiliki sebuah sisi lengkung yang

menutupi seluruh bagian ruangnya.

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

b. Jaring-Jaring Kubus dan Balok

1. Jaring-jaring kubus

Bangun ruang kubus terbentuk dari beberapa bangun datar

persegi.Gabungan dari beberapa persegi yang membentuk kubus

disebut jaring-jaring kubus.Kubus mempunyai lebih dari satu

jaring-jaring. Beberapa di antaranya yaitu sebagai berikut:

2. Jaring-jaring balok

Bangun ruang balok terbentuk dari beberapabangun datar persegi

panjang.Gabungan dari beberapa persegi panjang yang

membentuk balok disebut jaring-jaring balok.Balok mempunyai

lebih dari satu jaring-jaring. Beberapa di antaranya yaitu sebagai

berikut:

3. Pendekatan Matematika Realistik

a. Matematika Realistik

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

Psikologi pendidikan Matematika saat ini adalah

kontruktivisme. Pendekatan Matematika realistik akan selalu

mencantumkan kontruktivisme sebagai psikologi dasar. Menurut

Gredler ( 2011: 26) guru matematika kontruktivis menciptakan

situasi yang mungkin bermakna secara pribadi bagi siswa pada

level konseptual yang berbeda. Anak-anak dalam kelompok

maupun dalam pasangan mengembangkan sendiri cara

memecahkan soal. Persyaratan belajar dikelas juga mencakup: (a)

anak diminta menjelaskan dan menjustifikasi pendekatan mereka

dalam memecahkan masalah; (b) aktif mendengar dan mencoba

memahami penjelasan sesama teman; dan (c) berlatih

mengungkapkan kesepakatan, ketidak sepahaman, atau kegagalan

untuk memahami penjelasan orang lain. Dengan cara ini, siswa

berpartisipasi dan berkontribusi dalam latihan matematika

bersama.

Pendekatan Matematika realistik sebagai salah satu

paradigma dalam pembelajaran Matematika yang dikembangkan

di Belanda.Teori ini berasal dari pendapat fruedental bahwa

Matematika tidak dapat dipisahkan dari dunia nyata. Dalam

praktek pembelajaran Matematika dikelas, pendekatan realistik

sangat memperhatikan aspek-aspek informal dan kemudian

mencari jembatan untuk menghantarkan pemahaman siswa pada

aspek formal (Suwangsih dan Tiurlina, 2006:134).

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

Menurut Treffers dan Goffree dalam Suwangsih dan

Tiurlina ( 2006: 134) dalam proses pematikaan kita membedakan

dua komponen proses matematisasi yaitu horizontal

mathematization dan vertical mathematization. Menurutnya

bahwa “mula-mula kita dapat mengidentifikasikan bagian-bagian

dari matematisasi bertujuan untuk mentransfer suatu masalah ke

dalam masalah yang dinyatakan secara Matematika.Menurut

Supinah ( 2008: 15) Pendekatan Matematika realistik secara garis

besar adalah suatu teori pembelajaran yang telah dikembangkan

khusus untuk Matematika.

b. Karakteristik Matematika realistik

Karakteristik pendekatan Matematika realistik menurut Van

Den Heuvel-Panhuizen dalam supinah ( 2008: 19) adalah sebagai

berikut:

1. Prinsip aktivitas yaitu Matematika adalah aktivitas

manusia. Si pembelajar harus aktif baik secara mental

maupun fisik dalam pembelajaran Matematika.

2. Prinsip realitas yaitu pembelajaran seyogyanya dimulai

dengan masalah-masalah yang realistik atau dapat

dibayangkan oleh siswa.

3. Prinsip berjenjang artinya dalam belajar Matematika siswa

melewati berbagai jenjang pemahaman, yaitu dari mampu

menemukan solusi suatu masalah kontekstual atau realistik

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

secara informal, melalui skematisasi memperoleh

pengetahuan tentang hal-hal yang mendasar samapai

mampu menemukan solusi suatu masalah matematis secara

formal.

4. Prinsip jalinan artinya berbagai aspek atau topik dalam

Matematika jangan dipandang dan dipelajari sebagai

bagian-bagian yang terpisah, tetapi terjalin satu sama lain

sehingga siswa dapat melihat hubungan antara materi-

materi itu secara baik.

5. Prinsip interaksi yaitu Matematika dipandang sebagai

aktivitas sosial.

6. Prinsip bimbingan yaitu siswa perlu diberi kesempatan

terbimbing untuk menemukan pengetahuan Matematika.

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Matematika Realistik

Menurut Suwangsih dan Tiurlina ( 2006: 135) terdapat

lima strategi dalam ‘kurukulum’ Matematika realistik:

1. Didominasi oleh masalah-masalah dalam konteks, melayani

dua hal yaitu sebagai sumber dan sebagai terapan konsep

Matematika.

2. Perhatian diberikan pada pengembangan model-model,

situasi, skema, dan simbol-simbol.

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

3. Sumbangan dari para siswa, sehingga siswa dapat membuat

pelajaran menjadi konstruktif dan produktif, artinya sisiwa

memproduksi sendiri dan mengkonstruksi sendiri sehingga

dapat membimbing para siswa dari level Metematika

informal menuju Matematika formal.

4. Interaktif sebagai karakteristik dari proses pembelajaran

Matematikaan.

5. Membuat jalinan antar topik atau antara pokok bahasan.

Dikaitkan dengan prinsip-prinsip pembelajaran dalam

pendekatan Matematika realistik berikut ini merupakan rambu-

rambu penerapannya :

1. Bagaimana “guru” menyampaikan Matematika kontekstual

sebagai starting pada pembelajaran.

2. Bagaimana “guru” menstimulasi, membimbing, dan

memfasilitasi agar proses algoritma, simbol, skema dan

model yang akan dibuat oleh siswa mengarahkan mereka

untuk sampai kepada Matematika formal.

3. Bagaimana “guru” memberi atau mengarahkan kelas,

kelompok, maupun individu untuk mencapai free

production, menciptakan caranya sendiri dalam

menyelesaikan soal.

B. Penelitian yang Relevan

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Tesi Tanjung Sari

pada tahun 2011 dengan judul meningkatkan hasil belajar Matematika

materi operasi hitung bilangan bulat melalui pembelajaran Matematika

realistik di kelas IV SD N 2 Notog meperoleh kesimpulan :

a. Pada ranah kognitif, siklus I menunjukan rata-rata nilai yang

diperoleh siswa adalah 63,07 dengan ketuntasan 60%. Sedangkan

pada siklus II menunjukan nilai rata-rata yang diperoleh siswa

adalah 78,7 dengan ketuntasan 90%.

b. Pada ranah afektif menunjukan siklus I menunjukan persentase

66,85% dan meningkat pada siklus II yaitu 85,06%.

c. Pada ranah psikomotor menunjukan siklus I yaitu dengan

persentase 63,21% dan meningkat pada siklus II yaitu 85,29%.

Berdasarkan kesimpulan pada penelitian sebelumnya dengan

menggunakan pendekatan Matematika realistik dapat menigkatkan hasil

belajar siswa baik pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Peneliti

berharap penelitian tindakan kelas ini akan berhasil dengan

menggunakan pendekatan Matematika realistik yang pernah digunakan

dalam penelitian sebelumnya tetapi dengan materi, kondisi, dan objek

yang berbeda.

C. Kerangka Berpikir

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagi macam hal baik yang

berhubungan dengan siswa maupun di luar siswa.Pembenahan harus

dilakukan agar hasil belajar siswa meningkat.Masalah ini terjadi pada

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

siswa kelas IV SD N 1 Sidakangen.Masih rendahnya hasil belajar siswa di

SD N 1 Sidakangen sehingga dibutuhkan suatu tindakan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa salah satunya dengan menggunakan

model pembelajaran.Penerapan pendekatan Matematika realistik,

merupakan salah satu penerapan yang dapat digunakan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa di SD N 1 Sidakangen.Penerapan

Matematika realistik adalah suatu penerapan dalam pembelajaran dimana

materi pelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari yang dilakukan

oleh siswa. Hal ini sangat efektif dimana karakteristik siswa SD yang

masih berpikir secara kongkret sehingga materi Matematika yang

diajarkan dikaitkan dengan kehidupan nyata dengan harapan siswa akan

lebih cepat memahami karena mengalami sendiri hal tersebut.

Penggunaan model penerapan Matematika realistik ini diharapkan dapat

menigkatkan hasil belajar siswa baik pada ranah kognitif, afektif dan

psikomotor. Gambaran dari penelitian tindakan kelas yang akan dilakuan

adalah sebai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas dapat

dirumuskan hipotesis penelitian yaitu melalui pendekatan Matematika

realistik dapat menigkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Matematika

materi bangun ruang di kelas IV SD Negeri 1 Sidakangen.

Upaya Meningkatkan Hasil..., Anggitiyo Wijanarko, FKIP UMP, 2014