BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38861/3/BAB II.pdf · pengetahuan...

19
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum tentang Kriminalistik 1. Pengertian Kriminalistik Hukum Acara Pidana (KUHAP) tidak memberikan pengertian mengenai kriminalistik, namun pengertian kriminalistik diberikan oleh para pakar. Salah satunya adalah R.Soesilo. Menurut R.Soesilo, mengenai pengertian kriminalistik yaitu : Kriminalistik adalah ilmu pengetahuan untuk menetukan terjadinya kejahatan dan menyidik pembuatnya dengan mempergunakan cara ilmu pengetahuan alam, dengan mengesampingkan cara-cara lainnya yang dipergunakan oleh ilmu kedokteran kehakiman (sekarang ilmu kedokteran forensik), ilmu racun kehakiman (sekarang toksikologiforensik) dan ilmu penyakit jiwa kehakiman (ilmu psikologi forensik) 1 . Penulis menyimpulkan pengertian kriminalistik sesuai dengan rumusan masalah penelitian adalah ilmu pengetahuan untuk menentukan terjadinya sebuah kejahatan dan siapa pelaku kejahatan dengan menggunakan ilmu pengetahuan alam dan mengesampingkan cara yang lain seperti ilmu forensik. Kemudian pada buku tangan kriminalistik dan buku dasar dasar pokok kejahatan yang digunakan kalangan polri: a. Pengetahuan dalam menyelidiki kejahatan dengan menggunakan pengetahuan fisik seperti ilmu alam, ilmu kimia, ilmu hitung. 1 R. Soesilo, t.t., Kriminalistik (ilmu penyidikan Kejahatan), Politeia, Bogor, hal. 3

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38861/3/BAB II.pdf · pengetahuan...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38861/3/BAB II.pdf · pengetahuan alam, dengan. mengesampingkan cara-cara lainnya yang ... ilmu racun kehakiman (sekarang

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Kriminalistik

1. Pengertian Kriminalistik

Hukum Acara Pidana (KUHAP) tidak memberikan pengertian

mengenai kriminalistik, namun pengertian kriminalistik diberikan oleh para

pakar. Salah satunya adalah R.Soesilo.

Menurut R.Soesilo, mengenai pengertian kriminalistik yaitu :

Kriminalistik adalah ilmu pengetahuan untuk menetukan terjadinya

kejahatan dan menyidik pembuatnya dengan mempergunakan cara ilmu

pengetahuan alam, dengan mengesampingkan cara-cara lainnya yang

dipergunakan oleh ilmu kedokteran kehakiman (sekarang ilmu

kedokteran forensik), ilmu racun kehakiman (sekarang

toksikologiforensik) dan ilmu penyakit jiwa kehakiman (ilmu psikologi

forensik)1.

Penulis menyimpulkan pengertian kriminalistik sesuai dengan rumusan

masalah penelitian adalah ilmu pengetahuan untuk menentukan terjadinya

sebuah kejahatan dan siapa pelaku kejahatan dengan menggunakan ilmu

pengetahuan alam dan mengesampingkan cara yang lain seperti ilmu forensik.

Kemudian pada buku tangan kriminalistik dan buku dasar dasar pokok

kejahatan yang digunakan kalangan polri:

a. Pengetahuan dalam menyelidiki kejahatan dengan menggunakan

pengetahuan fisik seperti ilmu alam, ilmu kimia, ilmu hitung.

1 R. Soesilo, t.t., Kriminalistik (ilmu penyidikan Kejahatan), Politeia, Bogor, hal. 3

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38861/3/BAB II.pdf · pengetahuan alam, dengan. mengesampingkan cara-cara lainnya yang ... ilmu racun kehakiman (sekarang

17

b. Ilmu pengetahuan yang menentukan terjadinya atau tidak terjadinya

suatu kejahatan dengan mencari (menyidik) pelakunya dengan

menggunakan ilmu alam, kimia, ilmu racun, penyakit jiwa dan lain-

lain2.

Ditinjau dari kutipan di atas penulis berpendapat sangatlah jelas

bahwasannya terdapat kesamaan pendapat mengenai pengertian kriminalistik.

Dengan kata lain kriminalistik merupakan pengetahuan untuk menentukan

terjadinya kejahatan dan menyidik perbuatannya dengan mempergunakan cara

ilmu pengetahuan alam, dengan mengesampingkan cara-cara lainnya yang

dipergunakan oleh ilmu kedokteran kehakiman, ilmu racun kehakiman, serta

ilmu jiwa kehakiman. Dalam hal ini sesuai dengan upaya penyidik dalam

penanganan penyalahgunaan narkotika yang sedang di teliti.

2. Ruang Lingkup Kriminalistik

Ruang lingkup kriminalistik sendiri dapat dibagi menjadi 2 bagian:

a. Teknik kriminal

Teknik kriminal adalah teknik dimana mengajarkan tentang menjawab

pertanyaan dalam bidang pengusutan dalam perkara kejahatan.

Dasar-dasar penyidikan teknis melalui:

1) Pengetahuan hukum;

2) Ilmu pengetahuan undang-undang;

3) Ilmu bukti;

4) Ilmu penyidikan;

5) Ilmu Kepolisian;

6) Ilmu jiwa; dan

7) Pengetahuan bahasa3.

2 A. Gumilang, Kriminalistik Pengetahuan Tentang Teknik dan Tenik Penyidikan, Angkasa,

Bandung, 1993, hal. 1

3 Sudjono. D., Kriminalistik dan Ilmu Forensik, Bandung, 1976, hal. 38

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38861/3/BAB II.pdf · pengetahuan alam, dengan. mengesampingkan cara-cara lainnya yang ... ilmu racun kehakiman (sekarang

18

Penulis menyimpulkan arti dari teknik kriminal sesuai dengan rumusan

masalah penelitian adalah teknik yang mengajarkan tentang bagaimana

menjawab pertanyaan dalam bidang pengusutan perkara kejahatan. Dasar-dasar

penyidikan teknis yaitu melalui:

1. Pengetahuan hukum

Menurut pendapat penulis bahwa hal mendasar untuk menyelesaikan suatu

perkara harus memiliki pemahaman dalam bidang hukum, sebab jika tidak

memiliki pengalaman penanganan suatu perkara akan keluar dari jalur

hukum dan tidak memiliki legalitas.

2. Ilmu pengetahuan undang-undang

Menurut pendapat penulis bahwa seseorang yang akan menangani suatu

perkara harus memahami hirarki perundang-undangan, sebab tidak

mengetahui, dikawatirkan undang-undang yang sebagai pijakan untuk

menyelesaikan suatu perkara agar tidak menyalahi konstitusi.

3. Ilmu bukti

Menurut pendapat penulis bahwa guna mencari bukti seseorang yang

menangani perkara harus memahami standart prosedur dalam mencari dan

mengumpulkan alat-alat bukti, dikarenakan bukti-bukti yang didapat agar

bersifat objektif sesuai undang-undang berlaku atau hukum beracara di

Indonesia.

4. Ilmu penyidikan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38861/3/BAB II.pdf · pengetahuan alam, dengan. mengesampingkan cara-cara lainnya yang ... ilmu racun kehakiman (sekarang

19

Menurut pendapat penulis bahwa seseorang yang akan menangani perkara

dalam hal ini penyidik harus memahami prosedur tindakan penyidikan

untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang terjadi dan guna

menemukan tersangkanya.

5. Ilmu kepolisian

Menurut pendapat penulis bahwa seseorang anggota kepolisian yang

menangani perkara dalam hal ini harus mengenai prosedur penanganan

dalam mengungkap perkara.

6. Ilmu jiwa

Menurut pendapat penulis bahwa ilmu jiwa ini berguna untuk mengetahui

karakteristik pasa subjek yang diperiksa agar mampu menganalisa atau

mengambil langkah untuk bertindak dalam penyelesaian perkara.

7. Pengetahuan Bahasa

Menurut pendapat penulis seseorang yang menangani suatu perkara harus

mengetahui lebih dari satu Bahasa disebabkan karena tidak menutup

kemungkinan subjek yang diperiksa warga Negara asing.

b. Taktik Kriminal

Teknik criminal adalah pengetahuan yang mempelajari problema-

problema taktis dalam bidang penyidikan perkara pidana. Berikut

langkah-langkah awal yang harus diperhatikan oleh petugas penyidik

bila seorang petugas penyidik mendengar ada terjadi peristiwa

kejahatan di suatu tempat tertentu, maka langkah-langkah yang harus

diambil adalah:

1) Penyiapan peralatan untuk penyidikan kejahatan.

2) Pengamatan berkas-berkas.

a. Bekas-bekas psycologis atau psychis, yaitu berupa

penampungan kesan-kesan yang didapat oleh panca indera dari

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38861/3/BAB II.pdf · pengetahuan alam, dengan. mengesampingkan cara-cara lainnya yang ... ilmu racun kehakiman (sekarang

20

pihak-pihak yang bersangkutan dalam peristiwa, seperti

misalnya penglihatan para saksi, ingatan si korban bila tidak

meninggal, penglihatan yang dihubungkan dengan teori oleh

para ahli dan lain-lain. (bukti-bukti ini bisa diawetkan dengan

tape recorder, foto, dilukis dan sebagainya).

b. Bekas-bekas kebendaan atau meteriil, atau juga dikenal dengan

saksi mati, yaitu misalnya mayat, bagian-bagian tubuh, luka-

luka pada korban atau orang lain, bercak-bercak darah,

senjata/alat yang dipergunakan dan lain-lain..

3) Pemberitahuan peristiwa.

4) Mengadakan penutupan dan penjagaan ditempat kejahatan.

5) Mengadakan pemeriksaan di tempat peristiwa.

6) Memahami petujuk untuk mendapatkan tanda-tanda bekas secara

teratur.

7) Mengenai ringkasan tindakan petugas penyidik setelah berada di

tempat peristiwa4.

Penulis menyimpulkan arti dari taktik kriminal sesuai dengan rumusan

masalah penelitian adalah pengetahuan yang mempelajari mengenai problema-

problema taktis dalam penyidikan perkara pidana. Langkah-langkah yang harus

diambil petugas penyidik adalah sebagai berikut:

1) Penyiapan peralatan untuk penyidikan kejahatan

Menurut pendapat penulis persiapan awal untuk melakukan penyidikan

adalah data-data yang sudah didapat oleh penyidik dalam penyelidikan

dilapangan sebab itu merupakan bukti untuk mengetahui antara fakta

dilapangan dengan pada saat proses penyidikan agar kebenaran dapat

terungkap.

2) Pengamatan bekas-bekas

Adapun bekas-bekas peristiwa pada pokoknya meliputi dua macam yaitu

4 Ibid

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38861/3/BAB II.pdf · pengetahuan alam, dengan. mengesampingkan cara-cara lainnya yang ... ilmu racun kehakiman (sekarang

21

a. Bekas-bekas psycologis atau psychis, yaitu berupa penampungan

kesan-kesan yang didapat oleh panca indera dari pihak-pihak yang

bersangkutan dalam peristiwa, seperti misalnya penglihatan para saksi,

ingatan si korban bila tidak meninggal, penglihatan yang dihubungkan

dengan teori oleh para ahli dan lain-lain.

(bukti-bukti ini bisa diawetkan dengan tape recorder, foto, dilukis dan

sebagainya)

b. Bekas-bekas kebendaan atau meteriil, atau juga dikenal dengan saksi

mati, yaitu misalnya mayat, bagian-bagian tubuh, luka-luka pada

korban atau orang lain, bercak-bercak darah, senjata/alat yang

dipergunakan dan lain-lain.

Menurut pendapat penulis dengan rangkaian data berdasarkan bekas-

bekas yang ada, disusun jalannya kejadian atau peristiwa, yang selama

atau sesudah pelukisan kembali kejadian pengejaran pelaku atau yang

dicurigai, berlangsung sampai pelaku kejahatan tertangkap, atau

menyerahkan diri.

3) Pemberitahuan peristiwa

Menurut pendapat penulis tindakan-tindakan pemberitahuan ini biasanya

sejalan dengan usaha-usaha memberikan pertolongan kepada si korban

dengan pemberitahuan kepada pihak-pihak yang dianggap dapat menolong,

terutama kepada dokter terdekat.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38861/3/BAB II.pdf · pengetahuan alam, dengan. mengesampingkan cara-cara lainnya yang ... ilmu racun kehakiman (sekarang

22

4) Mengadakan penutupan dan penjagaan ditempat kejahatan

Menurut pendapat penulis hal ini agar Tempat Kejadian Perkara itu tidak

dimasuki masyarakat umum guna petunjuk atau bukti-bukti disana tidak

hilang atau tidak rusak.

5) Mengadakan pemeriksaan di tempat peristiwa

Menurut pendapat penulis agar penyelesaian suatu perkara agar seobyektif

mungkin dengan melihat bukti-bukti ditempat kejadian perkara.

6) Memahami petujuk untuk mendapatkan tanda-tanda bekas secara teratur

Menurut pendapat penulis penyidik mengungkap perkara dengan

menggunakan reka ulang kejadian perkaara atau rekonstruksi.

7) Mengenai ringkasan tindakan petugas penyidik setelah berada di tempat

peristiwa

Menurut pendapat penulis bahwa pada hakekatnya misi dalam penyidikan

perkara kejahatan adalah untuk menjernihkan persoalan, sehingga dapat

dikejar pelakunya dan menghindarkan orang yang tidak bersalah dari

tindakan hukum yang tidak seharusnya. Di sinilah peran kriminalistik

untuk membantu penyidikan sehingga dapat menegakkan hukum karena

kriminalistik memberikan pengetahuan tentang teknik kriminal dan taktik

kriminal.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38861/3/BAB II.pdf · pengetahuan alam, dengan. mengesampingkan cara-cara lainnya yang ... ilmu racun kehakiman (sekarang

23

B. Tinjauan Tentang Penyidikan

1. Pengertian Penyidikan

Sebelum lahirnya Undang-Undang Pokok Kepolisian Nomor 13 Tahun

1961 dan Undang-Undang Kejaksaan Nomor 15 tahun 1961, umum dipakai

istilah “pengusutan” sebagai pedoman istilah Belanda “opsporing” dan istilah

Inggris “investigation”. Tapi dengan lahirnya kedua undang-undang tersebut,

diperkenalkanlah istilah “ penyidikan” dalam arti yang sama dengan yang

disebut diatas,sejak itu hilanglah istilah “pengusutan”.

Kalau kita melihat kamus hukum Fockema Andreae, Rechtsgeleerd

Hand woordenbook, didapati bahwa yang dimaksud dengan opsporing

atau opsporing onderzoek (pemeriksaan penyidikan atau pengusutan)

ialah pemeriksaan suatu delik oleh polisi dan penuntut umum sebelum

pemeriksaan (pendahuluan) di muka sidang pengadilan5.

Penulis menyimpulkan pengertian penyidikan sesuai dengan rumusan

masalah penelitian adalah penyidikan merupakan pemeriksaan suatu delik oleh

Polisi dan Penuntut Umum sebelum dilakukan pemeriksaan di ruang

pengadilan.

Pengertian penyidikan menurut Pasal 1 angka 2 Undang- Undang

Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana menyebutkan :

Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan

menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta

5Andi Hamzah, 1994, Pengusutan Perkara Kriminal Melalui Sarana Teknik dan Sarana Hukum,

Jakarta : PT.Gahlia Indonesia, hal 6

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38861/3/BAB II.pdf · pengetahuan alam, dengan. mengesampingkan cara-cara lainnya yang ... ilmu racun kehakiman (sekarang

24

mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang

tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.

Menurut penulis bahwasannya penyidikan tersebut dilakukan untuk

mencari keterangan dari siapa saja yang diharapkan dapat memberi tahu

tentang apa yang telah terjadi dan mengungkapkan siapa yang melakukan atau

yang disangka melakukan tindak pidana tersebut, dimana tindakan-tindakan

pertama tersebut diikuti oleh tindakan-tindakan lain yang dianggap perlu, yang

pada pokoknya untuk menjamin agar orang yang benar- benar terbukti telah

melakukan suatu tindak pidana bisa dijatuhkan ke pengadilan untuk dijatuhi

pidana, dan selanjutnya benar- benar menjalani pidana yang dijatuhkan itu.

Penyidikan berguna untuk mencari serta mengumpulkan bukti- bukti yang

pada taraf pertama harus dapat memberikan keyakinan, walaupun sifatnya

masih sementara, kepada penuntut umum tentang apa yang sebenarnya terjadi

atau tentang tindak pidana apa yang telah dilakukan serta siapakah

tersangkanya.

2. Wewenang dan Fungsi Penyidik dalam Penggunaan Ilmu Kriminalistik

Terkait Penyalahgunaan Narkotika

1. Tugas dan Wewenang Penyidik POLRI

Pengertian Penyidik POLRI terdapat di dalam Pasal 1 angka 1 Undang–

Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana, menyebutkan :

“Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat

pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh

undangundang untuk melakukan penyidikan”

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38861/3/BAB II.pdf · pengetahuan alam, dengan. mengesampingkan cara-cara lainnya yang ... ilmu racun kehakiman (sekarang

25

Berdasarkan hal tersebut, maka penyidik dapat melakukan penyidikan

menurut Pasal 1 angka 2 Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang

Hukum Acara Pidana, menyebutkan :

“Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan

menurut cara yang diatur dalam undang- undang ini untuk mencari serta

mengumpulkan bukti yang terjadi dan guna menemukan tersangka”

Pasal 7 angka (1) KUHAP menyatakan bahwa :

“Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a karena

kewajibannya mempunyai wewenang :

a. Menerima laporan atau pngaduan dari seorang tentang adanya tindak

pidana;

b. Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian;

c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal

diri tersangka;

d. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan;

e. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;

f. Mengambil sidik jari dan memotret seorang;

g. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau

saksi;

h. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya

dengan pemeriksaan perkara;

i. Mengadakan penghentian penyidikan;

j. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggungjawab.”

Menurut pendapat penulis terkait hal-hal diatas, penyidik dalam

melakukan tindak penyidikan harus mengumpulkan bukti. Salah satu

caranya adalah melakukan pemeriksaan ditempat kejadian. Pemeriksaan

ditempat kejadian pada umumnya dilakukan karena agar mengetahui pelaku

sesungguhnya yang membawa barang bukti tersebut.

Maka dari itu, orang yang berhak melakukan penyidikan adalah

penyidik. Penyidik adalah pejabat Polri atau pejabat Pegawai Negeri Sipil

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38861/3/BAB II.pdf · pengetahuan alam, dengan. mengesampingkan cara-cara lainnya yang ... ilmu racun kehakiman (sekarang

26

(PNS) tertentu yang di berikan wewenang khusus oleh Undang-Undang untuk

melakukan penyidikan (Pasal 1, angka 1 KUHAP).

Syarat-syarat sebagai penyidik, adalah:

1. Pejabat penyidik polisi (pasal 6 ayat 1 huruf a, KUHAP)

1.1 Pejabat Penyidik Penuh

Berdasarkan Peraturan Kepangkatan penyidik Kepolisian yang diatur

dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 27 Tahun 1983 pasal 2 ayat 2,

maka sebagai pejabat penyidik penuh harus memenuhi syarat

kepangkatan sekaurang-kurangnya berpangkat Pembantu Letnan Dua

Polisi (AIPDA) ; berpangkat bintara dibawah Pembantu Letnan 2 Polisi

(BRIPKA) bila dalam suatu sektor kepolisian tidak ada penyidik

berpangkat Pembantu Letnan Dua ; ditunjuk dan diangkat oleh Kepala

Kepolisian Republik Indonesia.

1.2 Penyidik Pembantu (pasal 1 ayat 3 KUHAP).

Syarat kepangkatannya sekurang-kurangnya berpangkat Sersan Dua

Polisi (BRIPDA) atau pegawai negeri sipil dalam lingkungan Polri

sekurang-kurangnya golongan II a (Pengatur Muda) atau diangkat oleh

Kepala Kepolisian Republik Indonesia atas usul komandan atau

pimpinan kesatuan masing-masing.

1.3 Penyidik Pegawai Negeri Sipil (pasal 6 ayat 1 huruf b KUHAP)

Pegawai Negeri Sipil yang diberikan fungsi dan wewenang khusus

sebagai penyidik. Bersumber pada ketentuan undang-undang pidana

khusus yang menetapkan sendiri pemberian wewenang penyidikan

tersebut pada salah satu pasalnya. Dalam melaksanakan tugas

penyidikan kedudukannya dibawah koordinasi Penyidik Polri dan

dibawah pengawasanPenyidik Polri. Hasil penyidikan penyidik Pegawai

Negeri Sipil tersebut harus diserahkan kepada penutut umum dengan

melalui penyidik Polri. Bila terjadi melakukan penghentian penyidikan

harus memberitahu kepada penyidik Polri dan Penuntut umum.6

Pada tinjauan di atas menyangkut tentang penyidik, dalam kaitan

dengan permasalahan yang akan diteliti dalam penulisan ini, maka yang

dimaksud dengan penyidik adalah penyidik Polri. Hal ini perlu di kemukakan

6 M. yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Jilid I, Pustaka

Kartini, Jakarta, 1988, Hal. 110 - 115

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38861/3/BAB II.pdf · pengetahuan alam, dengan. mengesampingkan cara-cara lainnya yang ... ilmu racun kehakiman (sekarang

27

karena dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 ada

penyidik, selain penyidik Polri, yaitu penyidik BNN (Badan Narkotika

Nasional).

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009,

BNN (Badan Narkotika Nasional) yang diberikan tugas pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika

dengan diberikan kewenangan untuk melakukan penyidikan penyalahgunaan

dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (pasal 71). Dengan

demikian, penyidik Polri dan penyidik BNN berwenang melakukan penyidikan

terhadap penyalahgunaan dan peredaran Narkotika dan Prekursor Narkotika.

Sedangkan pengertian Prekursor Narkotika adalah zat atau bahan pemula atau

bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan Narkotika (pasal 1 ayat 2

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009). Adanya penyidik

BNN yang hanya khusus menangani pemberantasan penyalahgunaan narkotika

dan peredaran gelap narkotika dan precursor narkotika tersebut wewenangnya

di atur dalam pasal 75 dan pasal 80 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

35 tahun 2009. Dalam pasal 75, penyidik BNN mempunyi 19 wewenang

diantaranya berwenang melakukan penyelidikan dan penyidikan dengan

memanggil saksi, melakukan penggeledahan dan penyitaan, melakukan

penyadapan, mengambil sidik jari dan memotret tersangka, dan menghentikan

penyidikan. Sedangkan dalam pasal 80 memiliki 8 wewenang, diantaranya

yang terpenting adalah berwenang mengajukan langsung berkas perkara,

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38861/3/BAB II.pdf · pengetahuan alam, dengan. mengesampingkan cara-cara lainnya yang ... ilmu racun kehakiman (sekarang

28

tersangka, barang bukti, dan harta kekayaan yang disita kepada jaksa penuntut

umum. Wewenang lainnya meminta langung kepada instansi untuk melarang

seseorang berpergian ke luar negeri.

Berkaitan dengan masalah penyadapan, menurut penjelasan atas pasal

75 pada huruf i Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009,

maka dimaksud dengan penyadapan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan

penyelidikan dan atau penyidikan yang dilakukan oleh penyidik BNN atau

penyidik Polri dengan cara menggunakan alat-alat elektronik sesuai dengan

kemajuan teknologi terhadap pembicaraan dan/atau pengiriman pesan melalui

telepon atau alat komunikasi elektronik lainnya. Termasuk di dalam

penyadapan elektronik dengan cara antara lain:

a. Pemasangan transmitter diruangan/kamar sasaran untuk mendengar /

merekam semua pembicaraan (bugging),

b. Pemasangan transmitter pada mobil/orang/barang yang bias dilacak

keberadaannya (birol dog),

c. Intersepsi internet,

d. Cloning pagar, pelayan layanan singkat (sms) dan fax,

e. CCTV (Close Circuit Television),

f. Pelacak lokasi tersangka (direction fineler).

C. Tinjauan Tentang Narkotika

1. Pengertian Narkotika

Di dalam Pasal 1 angka 1 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,

pengertian narkotika terdapat dalam Bab I Ketentuan Umum,yaitu:

“Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,

baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapatmenyebabkan penurunan atau

perubahan kesadaran, hilangnyarasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38861/3/BAB II.pdf · pengetahuan alam, dengan. mengesampingkan cara-cara lainnya yang ... ilmu racun kehakiman (sekarang

29

nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam

golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini”.

Sesuai kutipan diatas, penulis berpendapat bahwa narkotika adalah zat-

zat (obat) yang dapat mengakibatkan ketidaksadaran atau pembiusan

dikarenakan zat-zat tersebut bekerja mempengaruhi susunan syaraf sentral. Zat-

zat narkotika yang semula ditujukan untuk kepentinganpengobatan, namun

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmuteknologi, khususnya

perkembangan teknologi obat-obatan maka jenisjenis narkotika dapat diolah

sedemikian banyak seperti yang terdapatpada saat ini serta dapat pula

disalahgunakan fungsinya yang bukan lagiuntuk kepentingan di bidang

pengobatan, bahkan sudah mengancamkelangsungan eksistensi generasi suatu

bangsa.

2. Pengertian Penyalahgunaan Narkotika

Istilah “penyalahgunaan” berasal dari kata dasar “salah guna” yang

artinya melakukan sesuatu tidak sebagaimana mestinya. Dalam kamus

besar Bahasa Indonesia, penyalahgunaan didefinisikan sebagai berikut :

“Penyalahgunaan adalah proses, cara, perbuatan menyalahgunakan7”

Sesuai kutipan diatas penulis berpendapat bahwa penyalahgunaan merupakan

proses, cara, perbuatan menyelewenguntuk melakukan sesuatu yang tidak

7 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38861/3/BAB II.pdf · pengetahuan alam, dengan. mengesampingkan cara-cara lainnya yang ... ilmu racun kehakiman (sekarang

30

sepatutnya atau menggunakan sesuatu tidak sebagaimana mestinya dengan

menyalahi aturan yang ada.

Dengan pengertian tesebut, maka yang dimaksud dengan

penyalahgunaan narkotika adalah perbuatan yang menyangkut pemakaian

narkotika yang menyalahi atau melanggar Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 35 Tahun 2009.

Menyangkut tentang keberadaan narkotika, maka narkotika dapat

membawa dampak positif dan negatif. Dari segi positif keberadaan narkotika

dapat di manfaatkan untuk kepenitngan kesehatan dan pengembangan ilmu

pengetahuan dalam kaitan peningkatan sumber daya manusia Indonesia.

Sebaliknya, pemakaian narkotika dapat pula membawa dampak negatif bila di

pergunakan tanpa pengendalian dan pengawasan serta bertentangan dengan

peraturan yang berlaku.

3. Penggolongan Narkotika

Di dalam Pasal 6 ayat (1) UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotikaditentukan

mengenai penggolongan narkotika, yaitu:

a. Narkotika Golongan I, adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk

tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,

serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.

b. Narkotika Golongan II, adalah narkotika berkhasiat pengobatan digunakan

sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38861/3/BAB II.pdf · pengetahuan alam, dengan. mengesampingkan cara-cara lainnya yang ... ilmu racun kehakiman (sekarang

31

tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi

mengakibatkan ketergantungan.

c. Narkotika Golongan III, adalah narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak

digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantung.

Menurut Hari Sasangka8, Narkotika yang terbuat dari alam terdiri atas

tiga bagian, yaitu kokain,ganja dan candu atau opium.

a. Kokain.

Kokain adalah suatu alkolioda yang berasal dari daun Erythroxylion

Coca L. Tanaman tersebut banyak tumbuh di Amerika Selatan di bagianbarat

ke utara lautan teduh. Kebanyakan ditanam dan tumbuh di datarantinggi

Andes Amerika Selatan khususnya di Peru dan Bolivia. Tumbuhjuga di

Ceylon, India dan Jawa. Di Pulau Jawa kadang-kadang ditanamdengan

sengaja, tetapi sering tumbuh sebagai tanaman pagar9.

Rasa bau daun Erythroxylion Coca L. seperti teh dan

mengandungkokain. Daun tersebut sering dikunyah karena sedap rasanya

dan seolaholah menyegarkan badan. Sebenarnya dengan mengunyah daun

tanamantersebut dapat merusak paru-paru dan melunakkan saraf dan otot.

Selalu tersusun berganda lima pada ketiak daunserta berwarna putih.

Kokain yang dikenal selama ini pertama kali dibuat secara sintetispada

tahun 1855, dimana dampak yang ditimbulkan diakui duniakedokteran.

Sumber penggunaan kokain lainnya yang terkenal adalahCoca Cola yang

diperkenalkan pertama kali oleh John Pombriton padatahun 1886 yang

dibuat dari sirup kokain dan kafein. Namun karenatekanan publik,

penggunaan kokain pada Coca Cola pada tahun 1903dicabut.

Menurut Hari Sasangka 10 dalam bidang ilmu kedokteran,kokain

dipergunakan sebagianastesi (pemati rasa) lokal:

a) Dalam pembedahan pada mata, hidung dan tenggorokan.

b) Menghilangkan rasa nyeri selaput landir dangan cara menyemburkan

larutan kokain.

c) Menghilangkan rasa nyeri saat membersihkan dan menjahit luka dengan

cara menyuntikkan kokain subkutan.

8Hari Sasangka. Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana. Mandar Maju : Bandung.

2003. Hal 35 9 Ibid., hal 55

10 Ibid., hal 58

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38861/3/BAB II.pdf · pengetahuan alam, dengan. mengesampingkan cara-cara lainnya yang ... ilmu racun kehakiman (sekarang

32

d) Menghilangkan rasa nyeri yang lebih luas dengan menyuntikkan kokain

ke dalam ruang ekstradural bagian lumba, anastesi lumba.

Menurut pendapat penulis bahwa kokain zat yang sering disalahgunakan

dan merupakan zat yang sangat berbahaya, penggunaan atau bahkan

persebaran kokain ini dilarang oleh hamper seluruh Negara di dunia. Hal ini

karena kokain mempunyai pengaruh yang jelek bagi kesehatan manusia.

Saat seseorang menjadi pencandu, ada sesuatu kepribadian baru yang

muncul dalam dirinya, kepribadian yang baru ini tidak peduli terhadap orang

lain, satu-satunya hal yang penting baginya dalaha bagaimana cara agar ia

terus menggunakannya.

b. Ganja

Ganja berasal dari tanaman Connabis yang merupakan tanamanyang

mudah tumbuh tanpa memerlukan pemeliharaan istimewa. Tanamanini

tumbuh pada daerah beriklim sedang pohonnya cukup rimbun dantumbuh

subur di daerah tropis. Dapat ditanam dan tumbuh secara liar disemak

belukar.

Nama samaran ganja banyak sekali, misalnya Indian Hemp,

rumputbarang, daun hijau, bangle, bunga, ikat, labang, jayus, jun. Di

kalangan pecandu disebut cimeng, bagi pemakai sering dianggap

sebagailambang pergaulan sebab di dalam pemakaiannya hampir selalu

beramai-ramai karena efek yang ditimbulkan oleh ganja adalah

kegembiraansehingga barang itu tidak mungkin dinikmati sendiri.

Adapun bentuk-bentuk ganja dibagi ke dalam 4 bentuk, yaitu:

1. Berbentuk rokok lintingan yang disebut reefer.

2. Berbentuk campuran, dicampur tembakau untuk dihisap sepertirokok.

3. Berbentuk campuran daun, tangkai dan biji untuk dihisapmelalui hidung.

4. Berbentuk damma hasish berwarna coklat kehitam-hitamanseperti

mekjun (Hari Sasangka, 2003: 50).

Menurut Taufik Makarao11Bahaya dan akibat mengkonsumsi ganja

dapat menimbulkan:

a) Kedua mata merah, mulut kering.

11Moh. Taufik.Makarao,Tindak Pidana Narkotika. Ghalia Indonesia :Jakarta.2003. Hal 32

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38861/3/BAB II.pdf · pengetahuan alam, dengan. mengesampingkan cara-cara lainnya yang ... ilmu racun kehakiman (sekarang

33

b) Banyak keringat, jantung berdebar.

c) Kecemasan dan kecurigaan yang berlebihan.

d) Denyut jantung bertambah cepat.

e) Nafsu makan bertambah.

f) Euforia, apatis, perasaan waktu berjalan lambat.

Menurut pendapat penulis bahwa ganja tembakau hijau seperti

campuran daun. Tanaman semusim ini tingginya dapat mencapai 2 meter,

berdaun menjari dengan bunga jantan dan betina ada di tanaman berbeda.

Ganja memengaruhi penggunanya dengan beresiko tinggi terhadap

bronkitis, kanker paru-paru dan gangguan pernafasan (ganja berdampak dua

kali lebih berat daripada tar dari rokok), kehilangan minat untuk melakukan

aktivitas, kehilangan tenaga, kebosanan, mengganggu daya ingat jangka

pendek, pemikiran logis dan koordinasi.

c. Candu

Candu atau opium merupakan sumber utama dari narkotika alam.

Berbagai narkotika berasal dari alkoloida candu, misalnya morphine, heroin,

berasal dari tanaman papaver somniferum L. dan dari keluarga

papaveraceae. Nama papaver somniferum merupakan sebutan yang

diberikan oleh Linnaeus pada tahun 1753. Selain disebut dengan papaver

somniferum juga disebut dengan papaver nigrum dan pavot somnivere.

Dalam Undang-undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

disebutkan tentang batasan-batasan candu yang ditentukan dalam undang-

undang tersebut. Yang dimaksud dengan candu adalah:

1. Tanaman papaver somniferum L. dari semua bagian-bagiannyatermasuk

buah dan jeramihnya, kecuali bijinya.

2. Opium mentah, yaitu getah yang membeku sendiri yang diperolehdari

buah tanaman papaver somniferum L. yang hanya mengalamipengolahan

sekedar untuk pembungkus dan pengangkutan tanpamemperhatikan

kadan morfinnya.

3. Opium masak terdiri dari:

a. Candu, hasil yang diperoleh dari opium mentah melalui suaturentetan

pengolahan khususnya dengan pelarutan,pemanasan, dan peragian

dengan atau tanpa penambahanpenambahan bahan-bahan lain dengan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38861/3/BAB II.pdf · pengetahuan alam, dengan. mengesampingkan cara-cara lainnya yang ... ilmu racun kehakiman (sekarang

34

maksud mengubahyamenjadi suatu abstrak yang cocok untuk

pemadatan.

b. Jicing, sisa-sisa dari candu setelah dihisap tanpamemperhatikan

apakah candu itu dicampur dengan daun ataubahan lain.

c. Jiciko, hasil yang diperoleh dengan pengolahan jicing.

Menurut Smite Kline dari buku Hari Sasangka12, gejala putus obatdari

candu adalah sebagai berikut:

1. Gugup, cemas dan gelisah.

2. Kupil mengecil dan bulu roma berdiri.

3. Sering menguap, mata dan hidung berair, berkeringat.

4. Badan panas dingin, kaki dan punggung terasa sakit.

5. Diare, tidak dapat beristirahat dan mual-mual.

6. Berat badan dan nafsu makan berkurang, tidak bisa tidur.

7. Pernafasan bertambah kencang, temperatur dan tekanan darahbertambah.

8. Perasaan putus asa.

Menurut pendapat penulis candu dari getah kering pahit berwarna

cokelat kekuning-kuningan yang diambil dari buah Papaver somniferum,

dapat mengurangi rasa nyeri dan merangsang rasa kantuk serta menimbulkan

rasa ketagihan bagi yg sering menggunakannya. Pemakaian candu yang terus

menerus akan mempengaruhi perubahan fisik dan mental mereka. Karena

susunan saraf mereka menjadi rusak dan otak sebagai pusat pengendali tidak

dapat bekerja dengan normal.

12 H. Sasangka. Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana. Mandar Maju:

Bandung.2003. Hal 41