BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/1316/3/NUBHAN MASRURY...

18
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. Definisi Gangguan Jiwa Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola perilaku, atau psikologik, seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan ( distress) di dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia (PPDGJ III, dalam Komarudin, 2009). Gangguan jiwa merupakan penyakit yang dialami oleh seseorang yang mempengaruhi emosi, pikiran atau tingkah laku mereka diluar kepercayaan budaya dan kepribadian mereka, dan menimbulkan efek yang negatif bagi kehidupan mereka atau kehidupan keluarga mereka. Dapat kita pahami bahwa gejala-gejala gangguan jiwa ialah hasil interaksi yang kompleks antara unsur somatik, psikologik, dan sosial budaya. Gejala-gejala inilah sebenarnya yang menandakan dekompensasi proses adaptasi dan terdapat terutama pada pemikiran, perasaan, dan perilaku (Maramis, 2005). Ciri-ciri orang yang mengalami gangguan jiwa menurut Kanfer dan Goldstein (dalam Suliswati, 2005) adalah sebagai berikut: 1. Hadirnya perasaan cemas ( anxiety) dan perasaan tegang ( tension) di dalam diri. 2. Merasa tidak puas (dalam artian negatif) terhadap perilaku diri sendiri. 10 Gambaran Beban Keluarga, NUBHAN MASRURY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/1316/3/NUBHAN MASRURY...

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gangguan Jiwa

1. Definisi Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola perilaku, atau

psikologik, seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang

secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam

satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia (PPDGJ III, dalam

Komarudin, 2009). Gangguan jiwa merupakan penyakit yang dialami

oleh seseorang yang mempengaruhi emosi, pikiran atau tingkah laku

mereka diluar kepercayaan budaya dan kepribadian mereka, dan

menimbulkan efek yang negatif bagi kehidupan mereka atau kehidupan

keluarga mereka. Dapat kita pahami bahwa gejala-gejala gangguan jiwa

ialah hasil interaksi yang kompleks antara unsur somatik, psikologik, dan

sosial budaya. Gejala-gejala inilah sebenarnya yang menandakan

dekompensasi proses adaptasi dan terdapat terutama pada pemikiran,

perasaan, dan perilaku (Maramis, 2005).

Ciri-ciri orang yang mengalami gangguan jiwa menurut Kanfer

dan Goldstein (dalam Suliswati, 2005) adalah sebagai berikut:

1. Hadirnya perasaan cemas (anxiety) dan perasaan tegang (tension) di

dalam diri.

2. Merasa tidak puas (dalam artian negatif) terhadap perilaku diri

sendiri.

10

Gambaran Beban Keluarga, NUBHAN MASRURY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

11

3. Perhatian yang berlebihan terhadap problem yang dihadapinya.

4. Ketidakmampuan untuk berfungsi secara efektif di dalam

menghadapi problem.

2. Penyebab Gangguan Jiwa

Faktor penyebab gangguan jiwa menurut Videbeck (2008)

diantaranya sebagai berikut:

a. Faktor individual

1. Struktur biologis

Gangguan jiwa juga tergolong ilmu kedokteran, dalam beberapa

penelitian yang dilakukan oleh para psikiater mengenai

neurotransmitter, anatomi dan faktor genetik juga ada

hubungannya dengan terjadinya gangguan jiwa.

2. Ansietas dan ketakutan

Kekhawatiran pada sesuatu hal yang tidak jelas dan perasaan

yang tidak menentu akan sesuatu hal menyebabkan individu

merasa terancam, ketakutan hingga terkadang mempersiapkan

dirinya terancam.

b. Faktor psikologik

Hubungan antara peristiwa hidup yang mengancam dan gangguan

mental sangat kompleks tergantung dari situasi, individu dan

bagaimana setiap orang mampu berkomunikasi secara efektif.

c. Faktor budaya dan sosial

Perbedaan ras, golongan, usia dan jenis kelamin mempengaruhi

terhadap mulannya gangguan jiwa. Status ekonomi juga

berpengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa.

Gambaran Beban Keluarga, NUBHAN MASRURY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

12

d. Faktor presipitasi

Sebagai faktor stimulus dimana setiap individu mempersiapkan

dirinya melawan tantangan, ancaman, atau tuntutan untuk koping.

3. Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa

Keadaan mental seseorang yang menderita gangguan jiwa, menurut

Sundari (2005) dapat mengalami sebagai berikut:

a. Delusi atau waham yaitu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk

akal) meskipun telah dibuktikan secara obyektif bahwa keyakinan itu

tidak rasional, namun penderita tetap meyakini kebenarannya.

b. Halusinasi, yaitu pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan

misalnya penderita mendengar suara-suara atau atau bisikan-bisikan

di telinganya padahal tidak ada sumber dari suara/bisikan itu.

c. Kekacauan alam pikiran yaitu yang dapat dilihat dari isi

pembicaraannya, misalnya bicaranya kacau sehingga tidak dapat

diikuti jalan pikirannya.

d. Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara

dengan semangat dan gembira berlebihan.

e. Tidak ada atau kehilangan kehendak (avalition), tidak ada inisiatif,

tidak ada upaya usaha, tidak ada spontanitas, monoton, serta tidak

ingin apa-apa, malas dan selalu terlihat sedih.

4. Macam-macam Gangguan Jiwa

Macam-macam gangguan jiwa menurut Maramis (2005) adalah

sebagai berikut:

Gambaran Beban Keluarga, NUBHAN MASRURY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

13

a. Skizofrenia

Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan

menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan

perilaku aneh. Penyakit ini sering diartikan oleh masyarakat adalah

penyakit yang berbahaya dan tidak dapat dikontrol dan digambarkan

sebagai individu yang mengalami masalah emosional dan

memperlihatkan perilaku yang aneh dan amarah.

b. Depresi

Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang

berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya,

termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor,

konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan

bunuh diri.

c. Kecemasan

Kecemasan sebagai pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang

pernah dialami oleh setiap orang dalam rangka memacu individu

untuk mengatasi masalah yang dihadapi dengan baik.

d. Gangguan Kepribadian

Gangguan kepbribadian didiagnosis saat sifat kepribadian individu

menjadi kaku dan maladaptive dan secara signifikan mengganggu

cara individu melakukan fungsi dalam masyarakat atau

menyebabkan distres emosional individu.

e. Gangguan Mental Organik

Merupakan gangguan jiwa yang psiko atau nonpsikotik yang

disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak. Gangguan fungsi

Gambaran Beban Keluarga, NUBHAN MASRURY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

14

otak ini dapat disebabkan oleh penyakit badaniah yang terutama

mengenai otak atau yang terutama di luar otak.

f. Gangguan Psikosomatik

Merupakan komponen psikologik yang diikuti gangguan fungsi

badaniah. Pada gangguan psikosomatik sering terjadi perkembangan

neurotic yang memperlihatkan gangguan fungsi alat-alat tubuh.

g. Retardasi Mental

Retardasi mental merupakan keadaan perkembangan jiwa yang

terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya

rendahnya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga

berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya

kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial.

h. Gangguan Perilaku Masa Anak dan Remaja

Anak dengan gangguan perilaku menunjukkan perilaku yang tidak

sesuai dengan permintaan, kebiasaan atau norma-norma masyarakat.

Anak dengan gangguan perilaku dapat menimbulkan kesukaran

dalam asuhan dan pendidikan. Gangguan perilaku mungkin berasal

dari anak atau mungkin dari lingkungannya, karena lingkungan itu

dapat dirubah, maka dengan demikian gangguan perilaku itu dapat

dipengaruhi atau dicegah.

Jadi jelas bahwa terdapat berbagai macam atau jenis gangguan

jiwa. Demikian pula dengan faktor-faktor penyebabnya, sehingga dapat

dikatakan bahwa gangguan jiwa merupakan sesuatu yang bersifak

kompleks.

Gambaran Beban Keluarga, NUBHAN MASRURY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

15

B. Caregiver

1. Definisi Caregiver

Penderita gangguan jiwa memerlukan bantuan orang lain untuk

perawatan dirinya dan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Orang

yang memberikan perawatan tersebut dinamakan caregiver dan

caregiver merupakan istilah yang biasa digunakan dalam bidang

perawatan dan pelayanan.

Oyebade (2003) mendefinisikan caregiver sebagai seseorang

yang memberikan perawatan untuk orang lain. Perawatan tersebut

diberikan pada orang lain yang membutuhkan pertolongan bahkan

dapat dikatakan orang tersebut bergantung pada caregiver-nya.

Menurut Sukmarini (2009), caregiver adalah seseorang yang

memberikan bantuan kepada orang yang mengalami ketidakmampuan

dan memerlukan bantuan karena penyakit dan keterbatasannya.

2. Jenis Caregiver

Caregiver dibagi menjadi caregiver informal dan caregiver

formal. Caregiver informal adalah seseorang individu (anggota

keluarga, teman, atau tetangga) yang memberkan perawatan tanpa

dibayar, paruh waktu atau sepanjang waktu, tinggal bersama maupun

terpisah dengan orang yang dirawat. Sedangkan caregiver formal

adalah caregiver yang merupakan bagian dari sistem pelayanan baik di

bayar maupun sukarelawan (Sukmarini, 2009).

3. Fungsi Caregiver

Fungsi dari caregiver adalah menyediakan makanan, membawa

pasien ke dokter, dan memberikan dukungan emosional, kasih sayang,

Gambaran Beban Keluarga, NUBHAN MASRURY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

16

dan perhatian, caregiver juga membantu pasien dalam mengambil

keputusan. Pada stadium akhir penyakitnya caregiver inilah yang

membuat keputusan untuk pasiennya. Keluarga caregiver merupakan

penasihat yang sangat penting yang diperlukan oleh pasien (Tantono,

Siregar, Hazza, 2006).

4. Beban pada Caregiver

Beban keluarga merupakan suatu tolok ukur utama dalam

menilai dampak terhadap anggota keluarga lain dari perawatan

penderita gangguan jwa. Beban caregiver (caregiver burden)

didefinisikan sebagai tekanan mental atau beban yang muncul pada

orang yang merawat lansia, penyakit kronis, anggota keluarga atau

orang lain yang cacat (Djatmiko, 2004).

Ada 3 faktor beban caregiver, yaitu faktor dalam kehidupan

pribadi dan sosial caregiver, beban psikologis dan perasaan bersalah.

Caregiver arus memberikan sejumlah waktu, energi, dan uang. Tugas

ini seringkali dirasakan tidak menyenangkan, menyebabkan stress

psikologis dan melelahkan secara fisik. Beban psikologis yang

dirasakan oleh caregiver antara lain rasa malu, marah, tegang, tertekan,

lelah dan tidak pasti. Faktor terakhir berhubungan dengan perasaan

bersalah seperti seharusnya dapat melakukan lebih banyak, dan tidak

dapat merawat dengan baik. (Anneke dan Endarwati, 2009).

Keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang menderita

skizofrenia akan mendapatkan konsekuensi berupa munculnya

berbagai masalah yang berdampak pada kehidupan keluarga.

Gambaran Beban Keluarga, NUBHAN MASRURY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

17

Caregiver utama umumnya adalah keluarga. Sebagai caregiver

keluarga kadang memiliki beban yang dirasakan berbeda-beda oleh

setiap keluarga yang memiliki dan merawat anggota keluarganya yang

menderita gangguan jiwa.

C. Keluarga

1. Definisi keluarga

Keluarga adalah sebagai sebuah sistem sosial terkecil yang

terbuka yang terdiri atas suatu rangkain bagian yang sangat saling

bergantung dan dipengaruhi baik oleh struktur internal maupun

lingkungan eksternalnya (Friedman, 2010).

Keluarga terdiri atas sekelompok orang yang mempunyai ikatan

perkawinan, keturunan atau hubungan sedarah atau hasil adopsi,

anggota lain tinggal dalam satu rumah, anggota berinteraksi dan

berkomunikasi dalam peran sosial, serta mempunyai kebiasaan/

kebudayaan yang berasal dari masyarakat, tetapi mempunyai keunikan

sendiri. (Bergess, 1962, dalam Mubarak, 2011).

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

keluarga adalah sebuah sistem sosial terkecil yang terdiri dari individu-

individu yang terikat dalam suatu ikatan perkawinan, hubungan darah,

adopsi yang hidup bersama, yang saling berinteraksi satu sama lain

sesuai dengan peranannya dan menciptakan serta mempetahankan suatu

kebudayaan.

Gambaran Beban Keluarga, NUBHAN MASRURY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

18

2. Bentuk-bentuk Keluarga

Bentuk-bentuk keluarga menurut Friedman (2010) adalah

sebagai berikut:

a. Bentuk Keluarga Tradisional

1) Keluarga Inti

Keluarga inti merupakan keluarga yang salah satu orang tua

bekerja, bekerja tinggal dalam satu rumah.

a. Keluarga pada pernikahan pertama

b. Keluarga orang tua tiri

c. Keluarga adopsi

2) Keluarga inti duel earner

Keluarga inti duel earner adalah keluarga yang kedua

pasangannya berpenghasilan, yaitu:

a. Keluarga pada pernikahan pertama

b. Keluarga campuran atau dengan orang tua tiri

c. Keluarga adopsi

3) Keluarga inti

Merupakan keluarga yang hanya terdiri dari pasangan suami

isteri saja tanpa adanya anak yang tinggal di rumah, yaitu:

a. Salah satu pasangan bekerja (single career)

b. Pasangan sama-sama bekerja (dual career)

4) Keluarga orang tua tunggal

Merupakan keluarga yang dikepalai oleh satu orang (pria

atau wanita) sebagai akibat perceraian.

Gambaran Beban Keluarga, NUBHAN MASRURY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

19

a. Bekerja

b. Pengangguran

5) Dewasa lajang yang tinggal sendiri.

6) Extended family adalah keluarga dengan pasangan yang

berbagai pengaturan rumah tangga dan pengeluaran keuangan

dengan orang tua, kakak/adik,dan keluarga dekat lainnya.

7) Keluarga dengan pasangan usia pertengahan atau lansia

adalah keluarga yang terdiri dari suami sebagai pencari

nafkah, istri di rumah, sedangkan anak-anak telah kuliah,

bekerja, atau menikah.

8) Jaringan kekerabatan yang luas. Dua rumah tangga inti atau

lebih dari kerabat dekat atau anggota keluarga yang belum

menikah tinggal berdekatan dan bekerjasama dalam sistem

pertukaran timbal balik barang dan jasa.

b. Bentuk Keluarga Non Tradisional

1. Unmarried Parent and child

Yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua (biasanya ibu)

dengan anak dari hubungan tanpa nikah atau perkawinan yang

tidak dikehendaki.

2. Commune Family

Yaitu beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang

tidak ada hubungan saudara, hidup bersama dalam satu

rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang

sama: sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau

membesarkan anak bersama.

Gambaran Beban Keluarga, NUBHAN MASRURY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

20

3. The non-marital heterosexual cohibitang family

Yaitu keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti

pasangan tanpa melalui pernikahan.

4. Gay and Lesbian Family

Yaitu seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup

bersama sebagaimana suami-istri (marital partness).

5. Cohibing Couple

Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama

tanpa pernikahan.

3. Fungsi keluarga

Keluarga mempunyai bermacam-macam fungsi. Menurut

Friedman (2010), fungsi keluarga adalah sebagai berikut:

a. Fungsi afektif (fungsi mempertahankan kepribadian)

Fungsi afektif merupakan dasar utama untuk pembentukan maupun

berkelanjutan unit keluarga itu sendiri, sehingga fungsi afektif

merupakan salah satu fungsi keluarga yang sangat penting.Fungsi

ini memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi

kebutuhan psikologis kebutuhan untuk memahami, kasih saying

dan kebahagiaan bagi penderita gangguan jiwa.

b. Fungsi sosialisasi dan status sosial

Fungsi sosial tercermin untuk membina sosialisasi pada anak,

membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan

batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak,

meneruskan nilai budaya serta menciptakan status pada anggota

Gambaran Beban Keluarga, NUBHAN MASRURY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

21

keluarga. Pada fungsi ini keluarga mampu mengajarkan dalam

bersosialisasi dengan masyarakat terhadap anggota keluarga yang

menderita gangguan jiwa.

c. Fungsi reproduksi

Fungsi ini untuk memenuhi kebutuhan fisik seperti, makanan,

pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan, dan perlindungan

terhadap budaya. Fungsi perawatan bertugas membantu keluarga

dalam pemulihan fisik maupun psikis penderita gangguan jiwa.

d. Fungsi Ekonomi

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara

ekonomi dan tempat untuk mengembagkan emampuan individu

meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi Perawatan dan atau Pemelihara Kesehatan

Fungsi untuk mepertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga

agar tetap memiliki produktifitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan

menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.

4. Tugas – tugas keluarga dalam bidang kesehatan.

Tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga ada lima, yaitu

sebagai berikut (Friedman, 2010):

a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota

keluarganya. Pada keluarga yang salah-satu anggota keluarganya

terkena gangguan jiwa, harus mengetahui setiap perkembangan

anggota keluarganya. Agar dapat mengetahui tindakan yang akan

dilakukan selanjutnya.

Gambaran Beban Keluarga, NUBHAN MASRURY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

22

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

Dalam pengambilan keputusan peran keluarga sangat penting,

untuk memutuskan apa yang akan dilakukan selanjutnya untuk

pengobatan anggotanya yang terkena gangguan jiwa.

c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan

tidak sakit. Dalam hal ini keluarga membantu perawatan dan

pemulihan anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa,

sehingga penderita merasa diperhatikan oleh keluarga.

d. Memodifikasi suasana rumah yang mendukung kesehatan keluarga

serta perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara anggota keluarga

dan lembaga-lembaga kesehatan. Dengan adanya hubungan timbal

balik pada keluarga dengan lembaga-lembaga kesehatan maka akan

mempermudah proses pengobatan penderta gangguan jiwa.

5. Bentuk dukungan keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan

keluarga terhadap penderita yang sakit (Friedman, 2010). Anggota

keluarga adalah orang yang mendukung dan selalu siap memberikan

pertolongan serta bantuan jika diperlukan.

Terdapat 4 jenis bentuk dukungan keluarga menurut Friedman

(2010), yaitu sebagai berikut:

a. Informasi

Keluarga sebagai sebuah kolektor dan disseminator

(penyebar) informasi tentang dunia. Dalam hal ini keluarga

Gambaran Beban Keluarga, NUBHAN MASRURY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

23

menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat

digunakan untuk mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dukungan

ini adalah dapat menekan munculnya stressor karena informasi yang

didapat dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada

individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan,

saran, petunjuk dan pemberian informasi untuk penderita gangguan

jiwa dalam keluarga.

b. Penghargaan

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,

membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber

dan validator identitas anggota keluarga diantaranya memberikan

support, penghargaan, perhatian.

c. Instrumental

Keluarga merupakan sebuah pertolongan praktis dan kongkrit,

diantaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan

minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan.

d. Emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat

dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-

aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang

diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian,

mendengarkan.

Gambaran Beban Keluarga, NUBHAN MASRURY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

24

6. Karakteristik Keluarga Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Tingkat

Pendidikan, Status Sosial Ekonomi.

1. Usia

Manusia tumbuh dan berkembang dalam hidupnya melalui

beberapa fase, dan disetiap fase tersebut manusia memiliki stressor

sendiri sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan usia yang

dialaminya (Ericson, 1994).

Umur atau usia seseorang, mulai dari bayi hingga tua, terbagi

menjadi beberapa kategori. Kategori umur menurut Depkes RI

(2009) adalah sebagai berikut:

Masa balita = 0 – 5 tahun,

Masa kanak-kanak = 5 – 11 tahun.

Masa remaja Awal = 12 – 1 6 tahun.

Masa remaja Akhir = 17 – 25 tahun.

Masa dewasa Awal = 26 – 35 tahun.

Masa dewasa Akhir = 36 – 45 tahun.

Masa Lansia Awal = 46 – 55 tahun

Masa Lansia Akhir = 56 – 65 tahun.

Masa Manula = 65 – ke atas

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut

usia menjadi 4 yaitu : Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun,

Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90

tahun dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.

Gambaran Beban Keluarga, NUBHAN MASRURY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

25

2. Jenis Kelamin

Secara biologis sudah jelas bahwa laki-laki dan perempuan

memiliki banyak perbedaan. Baik dari organ tubuh maupun

seksualnya. Secara psikologis laki-laki dalam mengatasi masalah

juga berbeda dengan perempuan. Laki-laki umumnya cenderung

lebih rasional, simpel dan lebih banyak bertindak, sedangan

perempuan cenderung lebih banyak berfikir sehingga mudah

mengalami stress.

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah tahap pendidikan yang yang

diterapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat

kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran

(Ihsan, 2000). Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi akan

lebih mudah mengenal masalah dan mencari solusinya, sedangkan

orang yang memiliki pendidikan rendah memiliki pengetahuan

yang cenderung lebih rendah, dan kurang memiliki akses dalam

mengatasi masalah. Jadi yang dimaksud dalam hal ini adalah

pendidikan formal atau akademis. Tingkat atau jenjang pendidikan

di Indonesia meliputi:

a. Pendidikan dasar

b. Pendidikan menengah

c. Pendidikan tinggi

Gambaran Beban Keluarga, NUBHAN MASRURY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

26

4. Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi menurut Rossides (1986) dalam

Yulisanti (2000), adalah kedudukan seseorang dalam rangkaian

strata yang tersusun secara hirarkis yang merupakan kesatuan

dalam hal-hal yang menjadi nilai dalam masyarakat yang biasanya

dikenal sebagai previlese berupa kekayaan, prestige berupa status,

gaya hidup dan kekuasaan.

Ukuran untuk menilai status sosial ekonomi dalam penelitian

ini menggunakan tingkat pendapatan karena mempunyai ukuran

yang jelas. Tingkat pendapatan tersebut secara khusus dilihat dari

Upah Minimum Regional (UMR) dan tingkat pendapatan

masyarakat serta ukuran pendapatan menurut Zarit Burden

Interview. Berikut adalah data UMR dan tingkat pendapatan

masyarakat di Kabupaten Banyumas:

Rendah : Rp 795.000-Rp 1.295.000

Sedang : Rp 1.296.000-Rp 1.795.000

Cukup : Rp 1.796.000-Rp 2.295.000

Tinggi : > Rp 2.295.000

Gambaran Beban Keluarga, NUBHAN MASRURY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

27

D. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Sintesa dari: Videbeck, (2008), Maramis (2005), Nadya (2009), Zarit SH, (1980)

E. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

Gangguan jiwa Caregiver

Beban Caregiver

Keluarga

Beban caregiver

1. Beban subjektif : cemas, sedih, frustasi,

kekhawatiran akan masa depan

penderita, ketidakberdayaan, perasaan

kehilangan, perasaan bersalah.

2. Beban objektif : biaya finansial,

hambatan aktivitas, isolasi sosial,

pengucilan atau diskriminasi.

Skizofrenia

Depresi

Kecemasan

Gangguan

kepribadian

Gangguan

metal organik

Gangguan

psikosomatis

Retardasi

mental

Gangguan

perilaku masa

anak dan

remaja

1. Tidak ada beban

2. Beban ringan

3. Beban sedang

4. Beban berat

Gambaran Beban Keluarga, NUBHAN MASRURY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016