BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender,...

41
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya lebih dari 3 kali/hari disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair, dengan atau tanpa darah dan atau lendir, biasanya terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat (Suraatmaja, 2010). Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lender dan darah atau lendir (Ngastiyah, 2005). Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair(Suriadi & Yuliani, 2005). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan Diare adalah suatu penyakit dengan bertambahnya frekuensi defekasi/buang air besar secara berlebihan 3-4 kali/hari pada anak dan bayi dengan feses yang cair/encer bercampur dengan lendir dan darah . 6 Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender,...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi

defekasi lebih dari biasanya lebih dari 3 kali/hari disertai perubahan

konsistensi tinja menjadi cair, dengan atau tanpa darah dan atau lendir,

biasanya terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat

(Suraatmaja, 2010). Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4

kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat

berwarna hijau atau dapat pula bercampur lender dan darah atau lendir

(Ngastiyah, 2005). Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara

berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar

dengan bentuk tinja yang encer atau cair(Suriadi & Yuliani, 2005).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan Diare adalah suatu

penyakit dengan bertambahnya frekuensi defekasi/buang air besar secara

berlebihan 3-4 kali/hari pada anak dan bayi dengan feses yang cair/encer

bercampur dengan lendir dan darah .

6

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

B. Etiologi

Etiologi diare menurut Ilmu kesehatan anak FKUI/RSCM (2007) dapat

dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor infeksi

a. Infeksi enternal yaitu infeksi saluran pencernaa yang merupakan

penyebab utama diare pada anak.

Infeksi enternal ini meliputi :Infeksi bakteri: vibrio, e. coli, salmonella,

shigella, campylo bactery, yersinia, aeromonas dan sebagainya, infeksi

virus: adenovirus (virus ECHO, coxsackie poliomyelitis), adenovirus,

rotavirus, astrovirus dan lain-lain, infestasi parasit: cacing (ascaris,

trichiuris, oxyuris, strongyloides), protozoa (entamoeba histolytica,

giardia lamblia, tri chomonas hominis), jamur (candida albicans).

b. infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat

pencernaan, seperti Otitis media akut (OMA), tonsilofaringitis,

bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama

terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.

2. Faktor malabsorbsi

a. malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan

sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).

pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi

laktosa.

b. malabsorbsi lemak

c. malabsorbsi protein

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

3. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

4. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat

menimbulkan diare pada anak yang lebih besar.

C. Anatomi fisiologi

Menurut Budiyono (2011) sistem pencernaan terdiri dari :

1. Mulut

Mulut merupakan organ pencernaan yang pertama bertugas dalam

proses pencernaan makanan, fungsi utama mulut adalah untuk

menghancurkan makanan sehingga ukurannya cukup kecil untuk dapat

ditelan ke dalam perut.

2. Lidah

Berfungsi sebagai membolak-balikan makanan sehingga semua

makanan dihancurkan secara merata. selain itu, lidah berfungsi membantu

menelan makanan.

3. Gigi

Tanpa adanya gigi, manusia akan sulit memakan makanan yang

dimakannya. menurut tugasnya gigi termasuk dari sistem pencernaan. Gigi

tumbuh di dalam lesung pada rahang dan memiliki jaringan seperti pada

tulang, tetapi gigi bukanlah bagian dari kerangka.

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

4. Esofagus/kerongkongan

Setelah dikunyah di mulut, makanan ditelan agar masuk ke

lambung melalui suatu saluran yang disebut kerongkongan. kerongkonan

atau esofagus berfungsi menyalurkan makanan dari mulut ke lambung. Di

dalam leher sesungguhnya terdapat dua saluran, yaitu kerongkongan

(letaknya di belakang) dan tenggorokan atau trakea (letaknya di depan).

Kerongkongan merupakan saluran pencernaan yang

menghubungkan antara mulut dengan lambung. pada saat melewati

kerongkongan, makanan didorong masuk ke lambung oleh adanya gerak

peristaltik otot-otot kerongkongan. Hal ini dikarenakan dinding

kerongkongan tersusun atas otot polos yang melingkar dan memanjang

serta berkontraksi secara bergantian. Akibatnya, makanan berangsur-

angsur terdorong masuk kelambung. Di kerongkongan makanan hanya

lewat saja dan tidak mengalami pencernaan.

5. Lambung

Gambar 2. 1 Anatomi Lambung

(Sumber : Budiyono 2011)

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

Lambung merupakan alat pencernaan yang berbentuk kantung.

Dinding lambung tersusun dari otot-otot yang memanjang, melingkar, dan

menyerong. Hal ini memungkinkan makanan yang masuk ke dalam

lambung dibolak-balik dan diremas lagi sehingga menjadi lebih halus.

Makanan yang dikunyah di mulut belumlah cukup halus. Oleh karena itu,

perlu dihaluskan lagi di lambung. Agar lambung tidak bekerja terlalu

berat, sebaiknya mengunyah makanan sampai halus benar sebelum

menelannya. Secara mekanisme lambung juga mencerna makanan secara

kimiawi. Lambung menghasilkan suatu cairan yang mengandung air,

lender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogen. Karena

sifatnya yang asam, cairan lambung dapat membunuh kuman yang masuk

bersama makanan. Sementara itu, enzim rennin akan mengumpulkan

protein susu yang ada di dalam air susu sehingga dapat dicerna lebih

lanjut. Pepsinogen akan diaktifkan oleh HCL menjadi pepsin yang

berfunsi memecah protein menjadi pepton.

6. Usus halus

Gambar 2. 2 Anatomi Usus Halus

(Sumber : Budiyono 2011)

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari

(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan

masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pylorus dalam jumlah yang

biasa dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan mengirimkan

sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu

dari hati. Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang

yang disebut sfingter oddi) merupakan bagian yang penting dari proses

pencernaan dan penyerapan. Gerakan peristaltik juga membantu

pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk dan mencampurnya

dengan zat yang dihasilkan oleh usus. Beberapa senti pertama dari lapisan

duodenum adalah licin tetapi sisanya memiliki lipatan-lipatan, tonjoan-

tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili).

Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari

jejunum dan ileum. Bagian ini terutama bertangung jawab atas penyerapan

lemak dan zat gizi lainnya. penyerapan inidiperbesar oleh permukaannya

yang luas karena terdiri dari lipatan-lipatan, vili dan mikrovili. Dinding

usus kaya akanpembuluh darah yang menyangkut zat-zat yang diserap ke

hati elalui vena porta. Dinding usus melepaskan lender (yang melumasi isi

usus) dan air (yang membantu melarutka pecahan-pecahan makanan yang

dicerna). Dinding usu juga melepaskan sejumlah enzim yang mencerna

protein, gula dan lemak.

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

Didalam duodenum, air dengan cepat dipompa kedalam isi usus

untuk melarutkan keasaman lambung. ketika melewati usus halus bagian

bawah, isi usus menjadi lebih cair karena mengandung air, lender dan

enzim-enzim pankreatik.

7. Pankreas

Pankreas merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan

dasar:Asini, menghasilkan enzim, enzim pencernaan, Pulau pankreas,

menghasilkan hormone.

Pankreas melepaskan enzim pencernaan kedalam duodenum dan

melepaskan hormone ke dalam darah.

Enzim-enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir

melalui berbagai saluran ke dalam duktus pankreatikus. Duktus

pankreatikus akan bergabung dengan saluran empedu pada sfingter oddi,

dimana keduanya akan masuk kedalam duodenum.

Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein,

karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam

bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran

pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat,

yang berfungsi melindungi duodenum melindungi duodenum dengan cara

menetralkan asam lambung.

Tiga hormon yang dihasilkan oleh pancreas adalah :Insulin, yang

berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah, Glucagon, yang berfungsi

menaikkan kadar gula dalam darah, Somatostatin, yang berfungsi

menghalangi pelepasan kedua hormone lainnya (insulin dan glucagon).

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

8. Kandung dan Saluran empedu

Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan

kanan, yang selanjutnya bergabung membentuk duktus hepatikus umum.

Saluran ini kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari

kandung empedu (duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu

umum. Duktus pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umu dan

masuk ke dalam duodenum.

Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung

empedu dan hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati. makanan di

dalam duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf

sehingga kandung empedu berkontraksi.

Empedu memiliki 2 fungsi penting:Membantu pencernaan dan penyerapan

lemak, Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama

hemoglobin yang berasal dari penghacuran sel darah merah dan kelebihan

kolesterol.

Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:Garam

empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut

dalam lema untuk membantu proses penyerapan, Garam empedu

merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu menggerakan

isinya, Bilirubin (pigmen utam dari empedu) dibuang ke dalam empedu

sebagai limbah dari sel darah merah yang dihancurkan, Obat dan limbah

lainnya dibuang dalam empedu danselanjutnya dibuang dari tubuh,

Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam

empedu.

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh

hati dan dialirkan kembali kedalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai

sirkulasi enterohepatik. Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami

sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil

garam empedu masuk kedlam usus besar (kolon). Di dalam kolon, bakteri

memecah garam empedu menjadi berbagai unsure pokok. beberapa dari

unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.

9. Usus Besar

Gambar 2. 3 Anatomi Usus Besar

(Sumber : Budiyono 2011)

Usus besar terdiri dari:Kolon asendensm (kanan), Transversum, Kolon

desendens (kiri), Kolon sigmoid (berhubungan dengan rectum).

Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil yang

berbentuk seperti tabung, yang terletak di kolon asendens, pada perbatasan

kolon asendens dengan usus halus. Usus besar menghasilkan lendir dan

berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja. Ketika mencapai usus

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum bentuknya

menjadi padat. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar

berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat

gizi. bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting,

sperti vitamin K. bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.

Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada

bakteri-bakteri di dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bias

menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

10. Rektum dan Anus

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus

besar(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rectum ini

kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon

desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum,

maka timbul keinginan untuk buang air besar. Orang dewasa dan anak

yang lebih tua bias menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih

muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk

menunda buang air besar.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana

bahan limbah keluar dari. Sebagai anus terbentuk dari permukaan tubuh

(kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani)

menjaga agar anus tetap tertutup.

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

D. Kebutuhan nutrisi pada anak dan balita

Menurut Hidayat (2005) kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang

sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada

bayi dan anak, mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses

pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai

penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi dan

protein, anemia, defisiensi yodium, defisiensi seng (Zn), defisiensi vitamin A,

defisiensi thiamin, defisiensi kalium dan lain-lain yang dapat menghambat

proses tumbuh kembang anak. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada bayi dan

anak diharapkan anak dapat tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh

kembang dan dapat meningkatkan kualitas hidup serta mencegah terjadinya

morbiditas dan moralitas.

Selain itu kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktifitas

sehari-hari karena nutrisi juga sebagai sumber tenaga yang dibutuhkan

berbagai organ dalam tubuh, dan juga sebagai sumber zat pembangun dan

pengaturan dalam tubuh. Sebagai sumber tenga nutrisi dapat diperoleh dari

karbohidrat sebanyak 50-55%, lemak sebanyak 30-35% dan protein sebanyak

15%. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak haruslah seimbang di antara zat

gizi lain, mengingat banyak sekali yang kita temukan berbagai masalah dalam

pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang seperti tidak suka makan,

tidak mau atau tidak mampu untuk makan padahal yang tidak disukai

makanan tersebut mengandung zat gizi yang seimbang, sehingga harapan

dalam pemenuhan gizi harus selaras, serasi dan dijumpai masalah masukkan

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

nutrisi yang kurang sedangkan kebutuhan dalam tubuh semakin meningkat

sehingga akan membutuhkan makanan tambahan seperti kalori, vitamin, dan

mineral. (Behrman, RE dkk, 1996 dalam Hidayat 2005)

Upaya perbaikan pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam rangka

membantu proses fisiologis dalam tubuh untuk proses tumbuh kembang anak

dan membantu aktivitas serta memelihara kesehatan salah satu dari upaya

pemulihan kondisi anak. Dengan harapan anak akan menjadi puas dan orang

tua dapat membantu proses edukatif, kemudian juga dapat membina kebiasaan

waktu makan, meningkatkan selera makan, memilih kemampuan dan

kebiasaan yang baik, memilih jenis makan, menentukan jumlah dan mendidik

dalam berperilaku makan. Dalam proses pemenuhan tersebut akan

dipengaruhi oleh berbagai faktor diantara usia, status nutrisi itu sendiri dan

keadaan penyakit yang diderita anak sehingga faktor tersebut harus mendaoat

perhatian dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak. (Solihin

pudjiadi, 2001 dalam Hidayat, 2005).

Zat gizi merupakan unsure yang terpenting dalm nutrisi mengingat zat

gizi tersebut dapat memberikan fungsi tersendiri pada nutrisi, kebutuhan

nutrisi tidak akan berfungsi secara optimal kalau tidak mengandung beberapa

zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, demikian juga zat gizi yang

cukup pada kebutuhan nutrisi akan memberiakn nilai yang optimal. Ada

beberapa komponen zat gizi yang dibutuhkan pada nutrisi bayi dan anak yang

jumlahnya sangat berbeda untuk setiap umur, secara umum zat gizi di bagi

menjadi dua golongan makro dan mikro: untuk zat gizi golongan makro terdiri

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

dari kalori dan H2O (air), untuk kalori berasal dari karbohidrat, protein dan

lemak, H2O (air) sedangkan kelompok zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan

mineral. (Berhman, RE dkk, 1996 dalam Hidayat, 2005).

1. Karbohidrat

Merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah tersedia di

setiap makan, karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab

kekurangan karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada maka dapat

menyebabkan terjadinya kelaparan dan berat badan menurun demikian

sebaliknya apabila jumlah kalori yang tersedia atau berasal dari

karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi

peningkatan berat badan (obesitas). Dalam mendapatkan jumlah

karbohidrat yang cukup maka dapat didapat dari susu, padi-padian, buah-

buahan, sukrosa, sirup, tepung, dan sayur-sayuran.

2. Lemak

Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkatan

vitamin A, D, E, K yang larut dalam lemak. Komponen lemak terdiri dari

lemak alamiah sekitar 98% di antaranya trigliserida, dan gliserol

sedangkan 2%-nya adalah asam lemak bebas di antaranya monogliserida,

digliserida, kolesterol dan fosfolipid termasuk lesitin, sefalin, sfingomielin

dan serebrosid. Lemak merupakan sumber energi, sebagai pelindung organ

tubuh, membantu rasa kenyang, kekurangan lemak dalam tubuh dapat

menyebabkan terjadinya perubahan kulit, apabila jumlah lemak yang

banyak pada anak akan menyebabkan hiperlipidemia, hiperkolesterol, atau

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan lain-lain, dan untuk

mendapatkan jumlah lemak yang cukup dapat diperoleh dai susu, mentega,

kuning telur, daging, ikan, keju, kacang-kacangan, dan minyak sayur.

Tabel 2.1 Kebutuhan Energi Per Hari

Umur Barat Badan (kg) Tinggi Badan (cm) Energi (Kkal)

0-6 bulan 5, 5 60 560 7-12 bulan 8, 5 71 800 1-3 tahun 12 89 1220 4-6 tahun 18 108 1720 7-9 tahun 23, 5 120 1860 Pria 10-12 tahun 30 135 1950 13-15 tahun 40 152 2200 16-19 tahun 53 160 2360 Perempuan 10-12 tahun 32 139 1750 13-15 tahun 42 153 1900 16-19 tahun 46 154 1850

(Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1988, dikutip dari Solihin Pudjiadi, 2001)

3. Protein

Merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan

protoplasma sel, selain itu tersedia protein dalam jumlah yang cukup

penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan

untuk keseimbangan osmotik. Protein terdiri dari 24 asam amino, jumlah

protein dalam tubuh harus cukup apabila jumlahnya berlebih atau tinggi

dapat memperburuk insufisiensi ginjal demikian juga apabila jumlanya

kurang maka menyebabkan kelemahan dan lainnya.

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

Tabel 2.2 Kebutuhan Protein Per Hari

Umur Barat Badan (kg) Tinggi Badan (cm) Protein (gr)

0-6 bulan 5, 5 60 12 7-12 bulan 8, 5 71 15 1-3 tahun 12 89 23 4-6 tahun 18 108 32 7-9 tahun 23, 5 120 36

Pria 10-12 tahun 30 135 45 13-15 tahun 40 152 57 16-19 tahun 53 160 62

Perempuan 10-12 tahun 32 139 49 13-15 tahun 42 153 47 16-19 tahun 46 154 47

(Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1988, dikutip dari Solihin Pudjiadi, 2001)

4. Air

Merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting, mengingat

kebutuhan air pada bayi relative tinggi 75-80% dari berat badn

dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 55-60%. Air bagi tubuh

dapat berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran selular, sebagai medium

untuk ion, transport nutrient dan produk buangan dan pengaruran suhu

tubuh. Sumber air dapat diperoleh dari air dan semua makanan.

Tabel 2.3 Kebutuhan Cairan Bayi dan Anak

Umur Rata-rata Barat Badan

Jumlah Air dalam 24 jam

(ml)

Jumlah Air Per kilogram Berat

Badan/24 jam (ml) 3 hari 3, 0 250-300 80-100 10 hari 3, 2 400-500 125-150 3 bulan 5, 4 750-850 140-160 6 bulan 7, 3 950-1100 130-155 9 bulan 8, 6 1100-1250 125-145 1 tahun 9, 5 1150-1300 120-135 2 tahun 11, 8 1350-1500 115-125 4 tahun 16, 2 1600-1800 100-100 6 tahun 20, 0 1800-2000 90-100 10 tahun 28, 7 2000-2500 70-80 14 tahun 45, 0 2200-2700 50-60 18 tahun 54, 0 2200-2700 40-50

(Sumber : Berhman, RE dkk, 1996)

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

5. Vitamin

Merupakan senyawa organik yang digunakan untuk

mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan

dan perkembangan serta mempertahankan organism, vitamin yang

dibutuhkan adalah vitamin A (retinol), B kompleks (thiamin), B2

(riboflavin), B12 (sianokobalamin), Vit C (asam ascorbat), vitamin D,

vitamin E, dan vitamin K, yang masing-masing mempunyai fungsi dan

kelemahan

Tabel 2.4 Kebutuhan Vitamin Per Hari

Umur Barat Badan

(kg)

Tinggi Badan (cm)

Vit A (Re)

Thiamin (mg)

Riboflavin (mg)

Niasin (mg) B12 Vit C

(mg)

0-6 bulan 5, 5 60 350 0, 3 0, 3 2, 5 0, 1 25 7-12 bulan 8, 5 71 350 0, 4 0, 4 3, 8 0, 1 25 1-3 tahun 12 89 350 0, 5 0, 6 5, 4 0, 5 25 4-6 tahun 18 108 360 0, 7 0, 9 7, 6 0, 7 25 7-9 tahun 23, 5 120 407 0, 7 0, 9 8, 1 0, 9 25

Pria 10-12 tahun 30 135 450 0, 8 1, 0 8, 6 1, 0 30 13-15 tahun

40 152 600 0, 9 1, 1 9, 7 1, 0 40 16-19 tahun 53 160 600 1, 0 1, 2 10, 0 1, 0 40 Perempuan 10-12 tahun 32 139 500 0, 7 0, 9 7, 7 1, 0 30 13-15 tahun 42 153 500 0, 8 1, 0 8, 4 1, 0 30 16-19 tahun 46 154 500 0, 8 0, 9 8, 1 1, 0 30

(Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1988, dikutip dari Solihin Pudjiadi, 2001)

6. Mineral

Merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok

makro, yang terdiri dari kalsium, klorida, chromium, kobalt, tembaga,

flourin, jodium, besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium, natriun, sulfur,

dan seng. Kesemuanya harus tersedia dalam jumlah yang cukup.

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

Kalsium merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan

struktur tulang dan gigi, kontraksi otot, iritabilitas syaraf, koagulasi darah,

kerja jantung, dan produksi susu. Kalium ini akan diekskresi 70% dalam

tinja 10% dalam urine, 15-25%tertahan dan tergantungdalam kecepatan

pertumbuhan, kadar kalsium ini harus tersedia yang cukup karena apabila

terjadi kekurangan akan menyebabkan mineralisasi tulang dan gigi jelek,

osteomalsia osteoporosis, rakhitis, dan gangguan pertumbuhan.

Tersedianya kalsium ini dapat diperoleh dari susu, keju, sayur-sayuran

berdaun hijau, kerang, dan lain-lain.

Tabel 2.5 Kebutuhan Mineral Per Hari

Umur Barat Badan

(kg)

Tinggi Badan (cm)

Kalsium (mg)

Fosfor (mg)

Besi (mg)

Seng (mg) Iodium

0-6 bulan 5, 5 60 600 200 3 3 50 7-12 bulan 8, 5 71 400 250 5 5 70 1-3 tahun 12 89 500 250 8 10 70 4-6 tahun 18 108 500 350 9 10 100 7-9 tahun 23, 5 120 500 400 10 10 120

Pria 10-12 tahun 30 135 700 500 14 15 150

13-15 tahun 40 152 700 500 17 15 150

16-19 tahun 53 160 600 500 23 15 150

Perempuan 10-12 tahun 32 139 700 450 14 15 150

13-15 tahun 42 153 700 450 19 15 150

16-19 tahun 46 154 600 450 25 15 150

(Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1988, dikutip dari Solihin Pudjiadi, 2001)

Kebutuhan nutrisi berdasarkan usia tumbuh kembang

Kebutuhan nutrisi pada setiap anak berbeda, mengingat kebutuhan

untukpertumbuhan dan perkembangan sel atau organ pada anak berbeda,

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

dan perbedaan ini yang menyebabkan jumlah dan komponen zat gizi

berlainan.

Umur 12-18 bulan

Pada usia anak ini masih tetap diberikan air susu ibu dengan

penambahan pada bubur susu, bubur tim kasar dan buah, bentuk makanan

yang disediakan dapat lebih padat dan bertambah jumlahnya menginggat

pertumbuhan gigi dan kemampuan fungsi pencernaan sudah bertambah.

Pada usia ini anak sering senang makan sendiri dengan sendok atau suka

mencoba makanan sendiri dan makan dengan tangan, pada anak seusia ini

adalah merupakan usaha yang baik dalam menuntun ketangkasan dan

merasakan bentuk makanan.

E. Patofisiologis

Menurut Ngastiyah (2005) dan Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM

(2007) mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare diantaranya

adalah:

1. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran

air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang

usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

2. Gangguan Sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi

peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga dan selanjutnya timbul diare

karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan Motilitas Usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya pada peristaltik usus menurun akan

mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya juga akan timbul diare.

Patogenesi pada diare akut berawal dari masuknya jasad renik yang masih hidup

kes dalam usus halus, setaelah berhasil melewati rintangan asam lambung, jasad renik

tersebut berkembang biak (multiplikas) di dalam usus halus. Oleh jasad renik tersebut

kemudian mengeluarkan toksin yang mengakibatkan hipersekresi dan menimbulkan

diare.

Patogenesis pada diare kronis lebih kompleks dan faktor-faktor yang

menimbulkannya ialah infeksi bekteri, parasit, malabsorbsi, malnutrisi, dan

lain-lain.

F. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis pasien diare menurut Suriyadi dan Yuliani (2006)

dan Betz (2002) adalah sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair

atau encer, terdapat tanda dan gejala dehidrasi (turgor kulit jelek/elastisitas

kulit menurun, ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering), kram

abdominal, demam (mungkin ada, mungkin tidak), mual dan muntah

(umumnya tidak lama), anoreksia, berat badan menurun, lemah, pucat,

perubahan tanda-tanda vital (nadi dan pernapasan cepat), pengeluaran urine

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

menurun atau tidak ada.

Manifestasi klinis penderita diare menurut Ngastiyah (2005) yang

terjadi pada pasien dengan adalah mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu

tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tak ada, kemudian

timbul diare (tinja cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah), warna

tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu.

Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja

makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang

berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala

muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan karena

lambung turut meradang akibat gangguan keseimbangan asam basa dan

elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan akan

menyebabkan dehidrasi yang tanda-tandanya, berat badan menurun, turgor

berkurang, mata dan ubun-ubun cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan

mulut serta kulit tampak kering. Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang

dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang, dan berat. Bila berdasarkan

tobisitas plasma dibagi menjadi dehidrasi isotonic, hipotonik dan hieprtonik.

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

G. Pathway

Gambar 2. 4 Pathwys Diare

Sumber :Suriadi dan Yuliani R (2006) dan Ngastiyah (2005)

H. Penatalaksanaan Medis

Menur Mansjoer (2000), penalaksaan untuk gastroenteristis pada anak

adalah sebagai berikut :

Faktor Psikologis

Infeksi (Virus, Bakteri,

Parasit) Malabsorbsi

Makanan Makanan Beracun

Rangsang Saraf Parasimpatik

Reaksi

Tek Osmotik

Sekresi cairan dan elektrolit

Pergeseran cairan & elektrolit ke rongga

Gangguan Motilitas Usus

Isi Rongga Usus Hipomotilitas Hipermotilitas

Sekresi air & elektrolit Bakteri tumbuh

DIARE

Output >> Absorbsi ber <

Dehidrasi Defekasi sering

Iritasi

Resiko kerusakan

Kerusakan mukosa usus

Ketidakseimbangan nutrisi

Tubuh kehilangan cairan & elektrolit Nyeri akut

Pe vol cairan ekstra sel Resiko Infeksi

Pe cairan intersisiil

Kurang volume

Kurang

Hipertermia

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

1. Diare cair membutuhhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat

etiologinya. Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan

dan elektrolit secara cepat kemudian mengganti cairan yang hilang sampai

diarenya berhenti (terapi rumatan).

Jumlah cairan yang diberi harus sama dengan jumlah cairan yang

telah hilang melalui diare atau muntah (previous water losses =PWL) ;

ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urine,

dan pernafasan (normal water losses=NWL) ; dan ditambah dengan

banyaknya cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus

berlangsung (concomitant water losses=CWL). Jumlah ini tergantung pada

derajat dehidrasi, berat badan anak, dan golongan umur.

2. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk

menghindarkan efek buruk pada status gizi.

3. Antibiotik dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, tidak ada

manfaatnya untuk kebanyakan kasus, termasuk diare berat dan diare

dengan panas, kecuali pada disentri, suspek kolera dengan dehidrasi berat,

dan diare persisten.

4. Obat-obatan antidiare meliputi anti motilitas (misal loperamid,

difenoksilat, kodein, opium), adsorben (misal norit, kaolin, attapulgit).

Antimuntah termasuk prometazim, klorpromazin. Tidak satupun obat-obat

ini terbukti mempunyai efek yang nyata untuk diare akut dan beberapa

malahan mempunyai efek yang membahayakan. Obat-obat ini tidak boleh

diberikan pada anak < 5 tahun.

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

I. Komplikasi

Komplikasi diare menurut Ngastiyah (2005), diantaranya adalah kehilangan cairan

dan elektrolit secara mendadak. Hal ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi yaitu:

1. Dehidrasi

Kehilangan cairan dan garam dari tubuh yang lebih dari normal

menyebabkan dehidrasi. Diare berdasarkan derajat dehidrasi dibagi

menjadi:

a. Diare dengan dehidrasi ringan

Tanda-tanda diare dengan dehidrasi ringan yaitu kehilangan cairan kurang

dari 5% berat badan, kesadaran baik, mata agak cekung, turgor kulit kurang dan

kekenyalan kulit normal, lemah dan haus, ubun-ubun besar agak cekung, dan

membran mukosa sedikit kering.

b. Diare dengan dehidrasi sedang

Tanda-tanda diare dengan dehidrasi sedang yaitu kehilangan

cairan 5-10% berat badan, keadaan umum gelisah, rasa haus

meningkat (++), denyut nadi cepat dan pernapasan agak cepat, mata

cekung, turgor dan tonus otot agak berkurang, ubun-ubun besar

cekung, kekenyalan kulit sedikit kurang dan elastisitas kembali sekitar

1-2 detik, dan membran mukosa kering.

c. Diare dengan dehidrasi berat

Tanda-tanda diare dengan dehidrasi berat yaitu kehilangan cairan lebih dari

10% berat badan, keadaan umum dan kesadaran koma atau apatis, denyut nadi cepat

sekali, pernapasan kusmaull (cepat dan dalam), ubun-ubun besar cekung sekali, mata

cekung sekali, turgor/tonus kurang sekali dan selaput lendir kurang/asidosis.

2. Renjatan hipovolemik

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

Diare dapat menyebabkan dehidrasi. Pada dehidrasi berat (rata-rata

kehilangan cairan sebanyak 12, 5%) volume darah berkurang sehingga

dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala denyut jantung menjadi

cepat, nadi cepat dan kecil, tekanan darah menurun, pasien sangat lemah,

kesadaran menurun (apatis, somnolen, kadang sampai soporokoma).

3. Hipokalsemia

Cairan dan elektrolit lebih banyak yang keluar dari darah ke dalam

usus. Elektrolit tersebut mengandung kalsium sehingga menyebabkan

hipokalsemia.

4. Asidosis

Akibat dehidrasi, diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

Asidosis metabolik terjadi karena kehilangan natrium bikarbonat

(NaHCO3) melalui tinja diare, ketosis kelaparan, produk-produk

metabolik yang bersifat asam tidak dapat dikeluarkan (karena oliguria atau

anuria), berpindahnya ion natrium dan cairan ekstrasel ke cairan intrasel,

penimbunan asam laktat (anoksia jaringan).

5. Hipokalemia

Cairan dan elektrolit yang keluar melalui tinja lebih banyak dari

normal. Di dalam elektrolit tersebut ada kandungan kaliumnya sehingga

kadar kalium darah turun (hipokalemia).

6. Hipoglikemia

Terjadi karena terganggunya penyimpanan/persediaan glikogen

dalam hati dan gangguan absorbsi glukosa. Gejala hipoglikemia muncul

jika kadar glukosa darah menurun sampai 40% pada bayi dan 50% pada

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

anak. Gejala hipoglikemia berupa lemas, apatis, peka rangsang, tremor,

berkeringat, pucat, syok, kejang sampai koma.

7. Hiponatremia

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga

terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus

yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga

timbul diare. Diare menyebabkan tubuh akan banyak kehilangan elektrolit

dan dapat menyebabkan hiponatremia.

8. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi

enzim laktase.

9. Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik.

10. Malnutrisi energi protein yang diakibatkan karena muntah dan diare yang

lama atau kronik dan juga anoreksia.

J. Pencegahan

Mengingat bahwa penularan penyakit ini melalui "4 F" (Finger, feces, food, dan fly),

maka tindakan yang utama adalah upaya pencegahan. Upaya pencegahan penyakit diare

menurut Ngastiyah (2005) yaitu:

1. Kebersihan perseorangan pada anak. Mencuci tangan sebelum makan dan setiap habis

bermain, memakai alas kaki jika bermain ditanah.

2. Membiasakan anak defekasi di jamban dan jamban harus selalu

bersih agar tidak ada lalat.

3. Kebersihan lingkungan untuk menghindarkan adanya lalat.

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

4. Makanan harus selalu tertutup.

5. Anak yang sudah dapat membeli makanan sendiri, diajarkan untuk

tidak membeli makanan yang dijajakan terbuka.

6. Air minum harus selalu dimasak.

K. Data penunjang

1. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang menurut Wong (2003) diantaranya adalah :

a. Pemeriksaan tinja

1) Makroskopis, yaitu ditemukan bentuk feses cair, kurang lebih

jumlahnya 250 mg dalam sehari.

2) Mikroskopis, yaitu didapatkan hasil natrium (Na) menurun. Nilai

normal Na dalam tinja 56-105 mEq/l, chlorida (Cl) juga menurun.

Nilai normal Cl dalam tinja yaitu 55-95 mEq/l, kadar kalium juga

mengalami penurunan, normalnya 25-26 mEq/l, pada pemeriksaan

bikarbonat (HCO3) juga didapatkan hasil menurun, normalnya 14-

31 mEq/l.

b. Tingkat keasaman (pH) dan kadar gula dalam tinja dapat diperiksa

dengan kertas lakmus dan tabel clini test bila diduga terjadi intoleransi

gula.

1). pH kurang dari 6

2). Gula tinja + : 0, 5%

++ : 0, 75%

+++ : 1%

++++ : 2%

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

c. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah (lebih

tepat dengan dilakukan pemeriksaan analisa gas darah).

Tabel 2.6Hasil analisa gas darah

Nilai normal Karbondioksida (CO2)

Tingkat keasaman (pH)

Alkalosis metabolik Alkalosis respiratorik Asidosis metabolik

Asidosis respiratorik

Meningkat Menurun Menurun

Meningkat

Meningkat Meningkat Menurun Menurun

d. Pemeriksaankadar urin dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

1) Pemeriksaan urin, didapatkan hasil kadar urin meningkat yang

menandakan dehidrasi, sedangkan nilai normal kadar urin adalah

20-40 mg/dl.

2) Pemeriksaan kreatinin, didapatkan hasil kreatinin menurun. Nilai

normal kreatinin adalah 0, 5-1, 5 mg/dl.

e. Pemeriksaan darah

Darah lengkap meliputi elektroda serum, kreatinin, hemoglobin, hematokrit, dan

Blood Ureum Nitrogen (BUN) biasanya mengalami penurunan pada diare akut.

f. Duodenal intubation

Pemeriksaan dimaksudkan untuk mengetahui kuman penyebab diare secara kualitatif

dan kuantitatif terutama pada diare kronik. Pada pemeriksaan ini dapat ditemukan

adanya jasad renik atau parasit.

g. Rekto kolonoskopi

Kolonoskopi tidak diindikasikan pada diare akut tapi jika diare lebih

dari 10 hari tidak berhenti/cenderung menjadi kronik maka rekto

sigmoidoskopi sangat perlu. Bila diare berdarah mutlak perlu

dilakukan rektokolomoskopi.

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

h. Foto sinar X (Rontgen)

Foto sinar X tidak perlu dilakukan pada diare akut. Pada kasus diare

akut, peranan rontgen sudah digantikan oleh endoskopi. Lain halnya

pada diare kronik dimana pemeriksaan sinar X memegang peranan

yang sama dengan endoskopi.

L. Penatalaksanaan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Wawancara

Anamnesa yang perlu diketahui pada pasien gastroenteritis sebagai

berikut :

1) Umur

Pada pasien muda dan anak- anak biasanya infeksi, intoleransi

laktase, sindrom kolon iritatif.

2) Frekuensi Diare

biasanya frekuensi diare oleh infeksi bakteri biasanya dari hari ke

hari makin sering, berbeda dengan diare akibat minum laksan atau

akibat salah makan

3) Lamanya Diare

diare akut biasanya berlangsung cepat, diare kronik berlansung

lama

4) Nyeri Abdomen

Nyeri abdomen disertai diare terjadi pada infeksi bakterial pada

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

usus, sedangkan nyeri sesudah diare yang tidak pernah puas pada

infeksi maupun sindrom mauoun usus iritabel.

Data Subyektif

1. Keluhan utama : BAB cair, lemas, gwelisah, mual muntah,

anoreksia, badan panas.

2. Frekuensi BAB cair dalam sehari lebih dari 3x

3. Adanya riwayat reaksi alergi terhadap suatu zat, makanan/inuman,

atau lingkungan.

4. Pengobatan diare telah dilakukan dan efektifitasnya

5. Kebiasaan dan pola makan anak seperti makan makanan terbuka,

suka makan makanan pedas.

Data Obyektif

1. Mata cekung

2. Ubun – ubun besar dan cekung

3. Turgor kulit kurang dan kering

4. Lidah, bibir dan mukosa kering

5. Konsistensi feses cair

6. Peningkatann suhu tubuh

7. Penurunan BB

8. Pasien tampak lemah dan lemas

b. Pemeriksaan fisik

Kesadaran : composmentis, pada dehidrasi berat dapat terjadi apatis,

somnolen, kadang sopokomateus.

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

Keadaan umum : sedamg atau lemah

Vital sign : pada dehidrasi berat dapat terjadi renjatan hipovolemik

dengan :

1) Tekanan Darah menurun (misal 90/40 mmHg)

2) Nadi sepat sekali (tachikardi)

3) Suhu terjadi peningkatan karena dehidrasi dan dapat juga karena

adanya infeksi dalam usus

4) Respirasi cepat jika terjadi dehidrasi akut dam berat karena adanya

kompensasi asam basa.

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

Pemerisaan Fisik

a) Kepala dan Muka

Kepala : inspeksi ada tidaknya ubun – ubun yang besar dan

agak cekung

Rambut : terjadi rontok atau merah karena malnutrisi

Mata : mata pada umumnya agak cekung

Mulut : mukosa kering, bibir pecah – pecah, lidah kering,

bibir sianosis.

Pipi : pada tulang pipi biasanya menonjol

Wajah : tampak lebih pucat

b) Leher

Umumnya tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid

c) Jantung

Menimbulkan aritmia jantung

d) Abdomen

Inspeksi : inspeksi umumnya kadang simetris, cembung terlihat

pembesaran pada perut kanan bawah.

Perkusi : tympani (kembung).

Palpasi : umumnya ada nyeri tekan bagian perut bawah yaitu

bagian usus dan dapat terjadi kejang perut.

Auskultasi : bising usus >30x / menit

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

e) Anus

Anus terjadi iritasi, kemerahan pada daerah sekitarnya

f) Kulit

Kekenyalan kulit sedikit kurang dan elastisitas kembali setelah 1 –

2 detik.

Diagnose keperawtan

Diagnosa keperawatan yang muncul menurut NANDA (2005),

Wong (2003), dan Doengoes (2000) adalah:

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

volume cairan aktif.

b. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan gangguan absorbsi, masukan nutrisi yang

tidak adekuat.

c. Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik usus.

d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare

(defekasi).

e. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi, proses inflamasi.

f. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya invasif

mikroorganisme, hospitalisasi.

g. Kurang pengetahuan (penyakit diare) berhubungan dengan kurang

terpaparnya informasi.

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

2. Fokus Intervensi

Fokus intervensi pada penderita diare menurut Jhonson (2000),

Closky (2000) yaitu:

a. Diagnosa Keperawatan I

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume

cairan aktif.

1) Nursing Outcome Classification (NOC): Keseimbangan Cairan

Tujuan: Keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh

kembali normal.

Kriteria Hasil:

a) Intake cairan adekuat.

b) Berat badan stabil (normal).

c) Turgor kulit baik.

d) Mukosa bibir lembab.

e) Tanda-tanda vital dalam batas normal.

Keterangan skala:

1 = Tidak pernah menunjukkan

2 = Jarang menunjukkan

3 = Kadang menunjukkan

4 = Sering menunjukkan

5 = Selalu menunjukkan

2) Nursing Intervention Classification (NIC): Manajemen Cairan

a) Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, membran

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

mukosa, ubun-ubun, mata).

b) Beri larutan rehidrasi oral (oralit)

c) Ukur berat badan secara teratur.

d) Ukur tanda-tanda vital.

e) Pantau masukan dan haluaran cairan.

f) Anjurkan pasien untuk banyak minum

g) Anjurkan keluarga (ibu) untuk memberikan ASI.

h) Hindari masukan cairan jernih seperti jus buah, minuman

berkarbonat, dan gelatin karena cairan ini biasanya tinggi

karbohidrat, rendah elektrolit, dan mempunyai osmolalitas

tinggi.

i) Pantau kadar elektrolit darah, kreatinin, hematokrit, dan

hemoglobin.

j) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan parenteral

yang tepat.

b. Diagnosa Keperawatan II

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan gangguan absorbsi, masukan nutrisi tidak adekuat.

1) NOC: Status Nutrisi

Tujuan: Status nutrisi pasien terpenuhi.

Kriteria Hasil:

a) Berat badan normal.

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

b) Intake makanan adekuat.

c) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi (bibir pecah-pecah, rambut

rontok, dan rambut kemerahan).

d) Energi adekuat.

Keterangan skala:

1 = Tidak pernah menunjukkan

2 = Jarang menunjukkan

3 = Kadang menunjukkan

4 = Sering menunjukkan

5 = Selalu menunjukkan

2) NIC: Manajemen Nutrisi

a) Kaji status nutrisi dan kemampuan makan pasien.

b) Timbang berat badan secara teratur.

c) Anjurkan pasien untuk makan sedikit-sedikit tapi sering.

d) Anjurkan ibu untuk mempertahankan pemberian ASI secara

efektif.

e) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan nurisi yang

dibutuhkan pasien.

f) Observasi dan catat respons terhadap pemberian makan untuk

mengkaji toleransi pemberian makan.

g) Berikan kebersihan oral.

h) Dorong tirah baring dan atau pembatasan aktivitas selama fase

sakit akut.

i) Anjurkan istirahat sebelum makan.

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

j) Catar masukan dan perubahan simtomatologi.

c. Diagnosa Keperawatan III

Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik usus.

1) NOC: Level Nyeri

Tujuan: Nyeri pada pasien berkurang.

Kriteria Hasil:

a) Pesien mengatakan nyeri berkurang.

b) Ekspresi wajah tersenyum.

c) Pasien Tampak tenang dan nyaman.

Keterangan skala:

1 = Tidak pernah menunjukkan

2 = Jarang menunjukkan

3 = Kadang menunjukkan

4 = Sering menunjukkan

5 = Selalu menunjukkan

2) NIC: Manajemen Nyeri

a) Dorong pasien untuk melaporkan nyeri.

b) Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, dan kualitas/beratnya nyeri.

c) Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan.

d) Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat

mengekspresikan nyeri.

e) Ajarkan teknik relaksasi non farmakologi yang tepat.

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

f) Berikan rendam duduk dengan tepat.

g) Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi

respon pasien terhadap ketidaknyamanan.

h) Observasi adanya isiorektal dan fistula perianal.

i) Observasi distensi abdomen, peningkatan suhu, dan penurunan

tekanan darah.

j) Kolaborasi: Beri analgetik yang sesuai indikasi.

d. Diagnosa Keperawatan IV

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare

(defekasi).

1) NOC: Integritas jaringan: kulit dan membrane mukosa

Tujuan: Tidak terjadi kerusakan integritas kulit.

Kriteria Hasil:

a) Integritas kulit yang baik.

b) Tidak ada luka (lesi pada kulit pada kemerahan, kulit tidak

kering).

c) Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembahan

kulit.

Keterangan skala:

1 = Tidak pernah menunjukkan

2 = Jarang menunjukkan

3 = Kadang menunjukkan

4 = Sering menunjukkan

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

5 = Selalu menunjukkan

2) NIC: Manajemen Tekanan

a) Kaji adanya tanda-tanda kerusakan kulit.

b) Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.

c) Monitor kulit akan adanya kemerahan.

d) Ganti popok dengan sering untuk menjaga agar kulit tetap

bersih dan kering.

e) Oleskan lotion/minyak/baby oil pada daerah yang tertekan.

f) Mandikan pasien dengan sabun dan air hangat.

g) Hindari penggunaan tisu basah yang mengandung alcohol pada

kulit yang terekskoriasi karena akan menyebabkan rasa

menyengat.

e. Diagnosa Keperawatan V

Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi, proses inflamasi.

1) NOC: Termoregulasi

Tujuan: Suhu tubuh kembali normal.

Kriteria Hasil:

a) Suhu tubuh dalam rentang normal.

b) Nadi dan RR dalam rentan normal.

c) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing.

Keterangan skala:

1 = Tidak pernah menunjukkan

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

2 = Jarang menunjukkan

3 = Kadang menunjukkan

4 = Sering menunjukkan

5 = Selalu menunjukkan

2) NIC: Manajemen Demam

a) Monitor suhu setiap 2 jam sekali.

b) Monitor monitor nadi dan respirasi rate secara rutin.

c) Monitor adanya perubahan warna kulit dan keluhan lain.

d) Anjurkan keluarga untuk memberikan anak minum yang

cukup.

e) Beri kompres pada lipat paha dan aksila.

f) Kolaborasi: Beri anti piretik sesuai indikasi.

f. Diagnosa Keperawatan VI

Resiko infeksi berhubungan dengan adanya invasif mikroorganisme.

1) NOC: Kontrol Resiko

Tujuan: Tidak terjadi infeksi nosokomial.

Kriteria Hasil:

a) Tidak ada demam.

b) Tidak ada edema.

c) Tidak ada kemerahan.

d) Pasien tenang.

Keterangan skala:

1 = Tidak pernah menunjukkan

2 = Jarang menunjukkan

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

3 = Kadang menunjukkan

4 = Sering menunjukkan

5 = Selalu menunjukkan

2) NIC: Pengendalian infeksi

a) Kaji adanya tanda-tanda infeksi.

b) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan saat melakukan

tindakan.

c) Batasi jumlah pengunjung.

d) Anjurkan pasien dan keluarga untuk menjaga kebersihan.

e) Gunakan popok sekali pakai dan pakaikan dengan tepat.

f) Upayakan untuk mempertahankan bayi dan anak kecil dari

menempatkan tangan dan objek dalam area terkontaminasi.

g) Kolaborasi: Beri antibiotik sesuai dengan indikasi.

g. Diagnosa Keperawatan VII

Kurang pengetahuan (penyakit diare) berhubungan dengan kurang

terpaparnya informasi.

1) Pengetahuan: Proses Penyakit

Tujuan: Pasien tahu mengenai penyakitnya dan perawatannya.

Kriteria Hasil:

a) Pasien dan keluarga mampu menyebutkan tentang penyakitnya

dan penyebabnya.

b) Pasien dan keluarga mampu menyebutkan cara merawat pasien

diare.

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2496/3/MUHAMMAD FADHILAH BAB II.pdflender, asam lambung(HCL), serta enzim renin dan pepsinogenKarena . sifatnya yang asam,

c) Pasien dan keluarga mampu merawat pasien/membuat oralit.

Keterangan skala:

1 = Tidak pernah menunjukkan

2 = Jarang menunjukkan

3 = Kadang menunjukkan

4 = Sering menunjukkan

5 = Selalu menunjukkan

2) NIC: Pendidikan Kesehatan: Proses Penyakit

a) Berikan informasi pada keluarga tentang penyakit anak dan

tindakan terapetik.

b) Bantu keluarga dalam memberikan rasa nyaman dan dukungan

pada anak.

c) Izinkan anggota keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan

anak sebanyak yang mereka inginkan.

d) Jelaskan mengenai penyakit diare sesuai indikasi.

e) Jelaskan cara perawatan diare.

f) Ajarkan cara pembuatan oralit.

g) Anjurkan keluarga untuk mendemonstrasikan cara membuat

oralit

h) Beri reinforcement positif.

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014