BAB II TINJAUAN PUSTAKA A....

33
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGAN 1. Pengertian Perkembangan berkaitan dengan mengapa dan bagaimana individu berkembang dan membesarkan, menyesuaikan diri kepada sekitar dan berubah melalui peredaran masa. Beliau juga berpendat individu akan mengalami perkembangan sepanjang hayat, yaitu perkembangan dari segi fisikal, personaliti, sosio emosional dan kognitif serta bahasa (Slavin, 1997). Psikologi Perkembangan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara ontogenik, yaitu mempelajari proses-proses yang mendasari perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri , baik perubahan dalam struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya (life span), yang biasanya dimulai sejak konsepsi hingga menjelang mati.(Desmita ,2007 ) Kesimpulannya perkembangan adalah perubahan yang dialami individu secara kualitatif dan tidak dapat diukur namun terlihat jelas perubahan yang terjadi. 2. Aspek-aspek perkembangan Menurut Harlimsyah ( 2007 ) perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada diri anak dilihat dari berbagai aspek antara lain aspek fisik (motorik), emosi, kognitif, dan psikososial. a. Perkembangan Fisik Perkembangan fisik adalah hasil dari perubahan bentuk dan fungsi dari organisme (Soetjiningsih, 2002). Perkembangan fisik berkaitan dengan perkembangan gerakan motorik yakni

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A....

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PERKEMBANGAN

1. Pengertian

Perkembangan berkaitan dengan mengapa dan bagaimana

individu berkembang dan membesarkan, menyesuaikan diri kepada

sekitar dan berubah melalui peredaran masa. Beliau juga berpendat

individu akan mengalami perkembangan sepanjang hayat, yaitu

perkembangan dari segi fisikal, personaliti, sosio emosional dan

kognitif serta bahasa (Slavin, 1997).

Psikologi Perkembangan adalah cabang dari psikologi yang

mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara

ontogenik, yaitu mempelajari proses-proses yang mendasari

perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri , baik perubahan dalam

struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang

rentang hidupnya (life span), yang biasanya dimulai sejak konsepsi

hingga menjelang mati.(Desmita ,2007 )

Kesimpulannya perkembangan adalah perubahan yang dialami

individu secara kualitatif dan tidak dapat diukur namun terlihat jelas

perubahan yang terjadi.

2. Aspek-aspek perkembangan

Menurut Harlimsyah ( 2007 ) perkembangan anak adalah

segala perubahan yang terjadi pada diri anak dilihat dari berbagai

aspek antara lain aspek fisik (motorik), emosi, kognitif, dan

psikososial.

a. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik adalah hasil dari perubahan bentuk dan

fungsi dari organisme (Soetjiningsih, 2002). Perkembangan fisik

berkaitan dengan perkembangan gerakan motorik yakni

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

8

perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang

terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak (Harlimsyah, 2007 ).

Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik

kasar adalah pergerakan tubuh menggunakan otot-otot besar atau

sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh

kematangan anak itu sendiri misalnya menendang, berlari, naik

turun tangga. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang

menggunakan otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang

dipengaruhi oleh kesempatan belajar dan berlatih misalnya

mencorat-coret, menyusun balok, menulis ( Harlimsyah, 2007 ).

b. Perkembangan Emosi

Perkembangan emosi berhubungan dengan kemampuan

perasaan yang tertanam sejak awal misalnya orang tua harus bisa

memberikan kehangatan sehingga anak akan merasa nyaman

dimana anak akan belajar dari lingkungannya. Pada orang tua yang

tidak pernah memberikan kehangatan pada anak akan

mempengaruhi kemampuan berinteraksi dengan lingkungan yang

berakibat anak bisa merasa takut mencoba, malu bertemu dengan

orang lain ( Harlimsyah, 2007 ).

c. Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif atau proses berfikir adalah proses

menerima, mengolah, sampai memahami info yang diterima.

Aspeknya antara lain intelegensi, kemampuan memecahkan

masalah, serta kemampuan berfikir logis. Kemampuan ini

berkaitan dengan bahasa dan bisa dilatih sejak anak mulai

memahami kata. Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari

seberapa cepat atau lambat anak menangkap informasi yang

diberikan, seberapa sulit anak mengungkapkan pikiran.

(Harlimsyah, 2007 ).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

9

d. Perkembangan Psikososial

Menurut Erikson, setiap tahap memiliki krisis personal yang

melibatkan konflik utama yang krisis pada saat itu. Perkembangan

ego sangat dipengaruhi oleh pengaruh sosial, kultural, dan

kesuksesan dari setiap krisis melibatkan perkembangan dari

kebaikan yang khusus. Kesuksesan penguasaan pada setiap konflik

dibangun pada keberhasilan konflik sebelumnya. Teori ini

menunjukkan pentingnya hereditas dan lingkungan yang memiliki

dasar epigenetic. Perkembangan ditentukan oleh prinsip genetik

dan berlangsung terus menerus sepanjang tahap usia (Harlimsyah,

2007 ).

3. Ciri-ciri perkembangan secara umum

Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susnan

saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, antara lain

perkembangan neuromuskuler, motorik, bicara, emosi, dan social

(Wijaya, 2008). Semua fungsi tersebut berperan penting dalam

kehidupan manusia yang utuh. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia

(2008), ciri-ciri perkembangan anak ada enam, yaitu :

a. Perkembangan melibatkan perubahan

Perkembangan terjadi secara bersamaan dengan pertumbuhan

disertai dengan perubahan fungsi, misal : perkembangan

intelegensia disertai peryumbuhan otak dan serabut saraf.

Perubahan ini meliputi perubahan ukuran tubuh secara umum,

perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri lama dan timbulnya

ciri-ciri baru sebagai tanda kematangan organ tubuh tertentu.

b. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya

Seorang anak tidak akan dapat melewati satu tahap perkembangan

sebelum ia melewati tahapan sebelumnya, contoh: seorang anak

tidak akan berjalan sebelum dia dapat berdiri. Perkembangan awal

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

10

merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan

selanjutnya.

c. Perkembangan mengikuti pola yang tetap.

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut hukum yang

tetap, yaitu:

1) Perkembangan terjadi terlebih dahulu di daerah kepala

kemudian menuju ke arah kaudal. Pola ini disebut

sefalokaudal.

2) Perkembangan terjadi terlebih dahulu di daerah proksimal

(gerakan kasar) lalu berkembang ke bagian-bagian distal seperti

jari-jari yang mempunyai kemampuan gerakan halus. Pola ini

disebut proksimodistal.

d. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.

Tahap perkembangan dilalui seorang anak mengikuti pola yang

teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak dapat terjadi

terbalik, misalnya anak terlebih dahulu membuat lingkaran

sebelum mampu gambar kotak, berdiri sebelum berjalan, dan

sebagainya.

e. Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda

Perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda-beda.

Kaki dan tangan berkembang pesat pada awal remaja, sedangkan

bagian tubuh yang lain mungkin berkembangan pesat pada masa

lainnya.

f. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun

demikian, terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi

dan lain-lain.

(Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2008)

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

11

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

Menurut Soetjiningsih ( 2002 ), secara umum terdapat dua

faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu faktor genetik

dan faktor lingkungan

a. Faktor Genetik

Faktor Genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil

akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetic yang

terkandung di dalam sel telur yang dibuahi, dapat ditentukan

kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan

kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas terhadap rangsangan,

umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk

factor genetik adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan

patologik, jenis kelamin dan suku bangsa.

b. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi:

1) Factor Lingkungan pada waktu masih di dalam kandungan

( faktor prenatal ). Faktor prenatal yang berpengaruh antara

lain gizi ibu pada waktu hamil, factor mekanis, toksin atau zat

kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, dan anoksia

embrio.

2) Faktor lingkungan setelah lahir ( postnatal ), dibagi menjadi:

a) Lingkungan biologis

Meliputi ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan

kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis,

fungsi metabolisme, dan hormon.

b) Faktor fisik

Meliputi cuaca, sanitasi, keadaan rumah, radiasi.

c) Faktor psikososial

Meliputi stimulasi, motivasi belajar, ganjaran atau hukuman

yang wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan

kasih sayang, dan kualitas interaksi anak-orang tua.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

12

d) Faktor keluarga dan adat istiadat

Meliputi pekerjaan atau pendapatan keluarga, pendidikan

orang tua, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga,

stabilitas rumah tangga, kepribadian orang tua, adat istiadat,

agama, urbanisasi, dan kahidupan politik dalam masyarakat

yang mempengaruhi kualitas kepentingan anak dan

anggaran.

5. Perkembangan psikososial anak usia sekolah

a. Perkembangan Emosi

Dengan meningkatnya usia anak, reaksi emosional mereka menjadi

kurang menyebar, kurang sembarangan, dan lebih dapat dibedakan.

Sebagai contoh, anak yang lebih muda memperlihatkan

ketidaksenangan semata-mata hanya dengan menjerit dan

menangis. Kemudian reaksi mereka semakin bertambah yang

meliputi perlawanan, melemparkan benda, mengejangkan tubuh,

lari menghindar, dan mengeluarkan kata-kata. Dengan

bertambahnya umur maka reaksi yang berwujud bahasa meningkat

sedangkan gerak otot berkurang (Hurlock, 2009)

1) Kondisi Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi

Sejumlah studi tentang emosi anak telah menyingkapkan

bahwa perkembangan emosi mereka bergantung sekaligus pada

faktor pematangan dan faktor belajar dan tidak bergantung

semata-mata pada salah satunya. Kondisi tersebut antara lain:

a) Peran Pematangan

Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan untuk

memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti,

memperhatikan suatu rangsangan, dalam jangka waktu

yang lama, dan memutuskan ketegangan emosi pada satu

objek. Demikian pula kemampuan mengingat dan menduga

mempengaruhi reaksi emosional. Dengan demikian anak-

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

13

anak menjadi reaktif terhadap rangsangan yang tadinya

tidak mempengaruhi mereka pada usia yang lebih muda.

b) Peran Belajar

Kegiatan belajar turut menunjang pola perkembangan

emosi pada anak.metode belajar apa saja yang ada dan

bagaimana metode tersebut menunjang perkembangan

emosi anak (Hurlock, 2009)

2) Ciri Khas Penampilan Emosi Anak

a) Emosi yang kuat

Anak bereaksi dengan intensitas yang sama, baik terhadap

situasi yang remeh maupun yang serius.

b) Emosi Seringkali Tampak

Anak-anak seringkali memperlihatkan emosi mereka

meningkat dan mereka menjumpai bahwa ledakan

emosional seringkali mengakibatkan hukuman, maka

belajar untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang

membangkitkan emosi.

c) Emosi Bersifat Sementara

Dengan meningkatnya usia anak, emosi mereka menjadi

lebih menetap.

d) Reaksi Mencerminkan Individualitas

Seorang anak akan lari keluar dari ruangan jika mereka

ketakutan, sedangkan anak lainnya mungkin akan nangis,

dan anak lainnya lagi mungkin akan bersembunyi

dibelakang kursi atau dibelakang punggung seseorang.

e) Emosi Berubah Kekuatannya

Dengan meningkatnya usia anak, pada usia tertentu emosi

yang sangat kuat berkurang kekuatannya, sedangkan emosi

lainnya yang tadinya lemah berubah menjadi kuat.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

14

f) Emosi Dapat Diketahui Melalui Gejala Perilaku

Anak mungkin tidak memperlihatkan reaksi emosional

mereka secara langsung, tetapi mereka memperlihatkannya

secara tidak langsung melalui kegelisahan, melamun,

menangis, kesukaran berbicara, dan tingkah yang gugup

seperti menggigit kuku dan menghisap jempol (Hurlock,

2009).

3) Pola emosi yang berkaitan dengan rasa takut

Ada sejumlah pola emosi yang berkaitan dengan rasa takut

dalam arti bahwa aspek yang paling berpengaruh dalam pola ini

adalah rasa takut. Yang paling penting diantaranya ialah rasa

malu (shyness), rasa canggung (embrassement), rasa khawatir

(worry), rasa cemas (anxiety). Setiap pola emosi tersebut akan

diterangkan berikut ini :

a) Rasa Malu

Rasa malu merupakan bentuk ketakutan yang ditandai oleh

penarikan diri dari hubungan dengan orang lain yang tidak

dikenal atau tidak sering berjumpa. Dengan bertambahnya

usia, hanya sedikit anak yang menghindarkan diri dari

pengalaman malu yang terjadi. Anak mungkin malu dengan

kehadiran tamu di rumah atau ada guru yang baru. Mereka

juga mungkin akan merasa malu saat orangtua atau teman

sebaya melihat dia menyanyi atau mengikuti drama di

sekolah.

Anak-anak yang lebih tua menunjukan rasa malu dengan

muka memerah, dengan menggagap, dengan berbicara

sesedikit mungkin, dengan tingkah gugup seperti menarik-

narik telinga atau baju, dengan menolehkan wajah ke arah

lain, dan kemudian mengangkatnya dengan tersipu-sipu

untuk menatap orang lain yang tidak dikenal.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

15

b) Rasa Canggung

Seperti halnya rasa malu, rasa canggung adalah reaksi takut

terhadap manusia, bukan pada objek atau situasi. Rasa

canggung berbeda dari rasa malu tidak disebabkan karena

adanya orang yang tidak dikenal tetapi lebih disebabkan

oleh keragu-raguan tentang penilaian orang lain terhadap

perilaku atau diri seseorang.

Reaksi paling umum dari rasa canggung adalah muka

memerah, tingkah yang gugup, bicara menggap, dan

penghindaran dari situasi yang semula membangkitkan

emosi.

c) Rasa Khawatir

Rasa khawatir biasanya dijelaskan sebagai khayalan

ketakutan atau gelisah tanpa alasan. Tidak seperti ketakutan

yang nyata, rasa khawatir tidak langsung ditimbulkan oleh

rangsangan dalam lingkungan tetapi merupakan produk

pikiran anak itu sendiri.

Hal-hal yang dikhawatirkan anak sangat dipengaruhi oleh

apa yang bermakna dalam kehidupan mereka pada saat itu.

Kekhawatiran yang paling umum berkisar pada masalah

dirumah, keluarga, hubungan dengan teman sebaya, dan

masalah sekolah. Kekhawatiran tentang sekolah berkisar

pada keterlambatan tiba di sekolah, kegagalan dalam ujian,

mendapat teguran atau hukuman dari guru, menulis

laporan, ketinggalan pelajaran.

d) Rasa Cemas

Rasa cemas adalah keadaan mental yang tidak enak

berkenaan dengan sakit yang mengancam atau tidak

dibayangkan. Meskipun rasa cemas berkembang dari rasa

takut dan khawatir, namun di pelbagai segi berbeda satu

sama lain. Rasa cemas bersifat lebih samar-samar

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

16

dibandingkan dengan rasa takut. Rasa cemas tidak

disebabkan oleh situasi yang nyata tetapi tetapi oleh sesuatu

yang dibayangkan.

Rasa cemas seringkali dijumpai pada masa sekolah awal

dan cenderung meningkat dikelas empat dan kelas enam.

Anak-anak merasa cemas tidak bahagia karena merasa tidak

tentram. Mereka mungkin mempermasalahkan diri sendiri

karena mereka bersalah atas ketidakmampuan mereka

memenuhi harapan orangtua, guru, dan teman sebaya, dan

sering merasa kesepian serta disalah mengertikan.

4) Kondisi Yang Menunjang Timbulnya Emosionalitas Yang

Meninggi

a) Kondisi Fisik

Apabila keseimbangan tubuh terganggu karena kelelahan,

kesehatan yang buruk, atau perubahan yang berasal dari

perkembangan, maka anak akan mengalami emosionalitas

yang meninggi.

i) Kesehatan yang memburuk

ii) Kondisi yang merangsang

iii) Setiap gangguan yang kronis

iv) Perubahan kelenjar

b) Kondisi Psikologis

i) Pelengkapan intelektual yang buruk

ii) Kegagalan mencapai tingkat aspirasi

iii) Kecemasan setelah pengalaman emosonal tertentu yang

sangat kuat

c) Kondisi Lingkungan

i) Ketegangan yang disebabkan oleh pertengkaran dan

perselisihan yang terus menerus.

ii) Kekangan yang berlebihan, seperti disiplin yang otoriter

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

17

iii) Sikap orangtua yang terlalu mencemaskan atau terlalu

melindungi

iv) Suasana otoriter di sekolah (Hurlock, 2009).

5) Dampak Umum Dari Emosionalitas Yang Meninggi

a) Keadaan emosional yang menguat, sering atau menetap

menggoncangkan keseimbangan tubuh dan mencegah

berfungsinya tubuh secara normal

b) Apabila keseimbangan tubuh terguncang emosi, perilaku

anak menjadi kurang teratur dibandingkan dalam keadaan

normal, dan lebih menyerupai perilaku anak yang lebih

muda.

c) Goncangnya keseimbangan tubuh tercermin pada efisiensi

mental yang menurun, terutama dalam segi ingatan,

konsentrasi, dan penalaran.

d) Nilai sekolah juga tampak dipengaruhi oleh ketegangan

emosional, kesulitan membaca, merupakan kesulitan yang

umum pada anak yang emosionalitasnya meninggi.

e) Emosionalitas yang meninggi mempengaruhi penyesuaian

anak secara langsung karena orang lain menilai atas dasar

perilaku mereka. Emosional yang meninggi mempengaruhi

penyesuaian anak secara tidak langsung karena penilaian

sosial yang diterima anak mempengaruhi sikap dan perilaku

anak terhadap orang lain.

f) Penyesuaian sosial berkaitan dengan konsep diri anak,

emosionalitas yang meninggi menimbulkan dampak yang

merugikan bagi perkembangan pribadi (Hurlock, 2009).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

18

c. Sosial

Hanya sedikit bukti yang menunjukan bahwa orang dilahirkan

dalam keadaan sudah bersifat sosial, tidak sosial, atau anti sosial

dan banyak bukti sebaliknya yang menunjukan bahwa mereka

bersifat demikian karena hasil belajar. Anak-anak belajar searah

dengan daur (siklus), dengan periode kemajuan yang pesat didikuti

garis mendatar (plateu).

Ketika berakhirnya masa kanak-kanak, sebagian besar anak

masih sangat kurang merasa puas dengan kemajuan yang mereka

peroleh dalam segi perkembangan sosial (Hurlock, 2008).

1) Proses Sosialisasi

Menurut Hurlock (2008) proses sosialisasi adalah sebagai

berikut :

a) Belajar yang dapat diterima secara sosial

b) Memainkan peran sosial yang dapat diterima

c) Perkembangan sikap sosial

2) Pengaruh Kelompok Sosial Terhadap Perkembangan Sosial

Pada semua tingkatan umur, orang dipengaruhi oleh

kelompok sosial dengan siapa mereka mempunyai hubungan

tetap dan merupakan tujuan identifikasi diri. Pengaruh tersebut

paling kuat pada masa anak-anak dan sebagian masa remaja

awal yaitu saat terjadinya kelunturan psikologis (Hurlock,

2008).

a) Pola pengaruh

Sejak anak berumur 7 tahun tekanan kelompok menjadi

lebih kuat dibandingkan dengan umur sebelumnya atau

tatkala anak-anak semakin tumbuh. Ketika anak-anak

memasuki sekolah, guru mulai memasukkan pengaruh

terhadap sosialiasi mereka, meskipun pengaruh teman

sebaya biasanya lebih kuat dibandingkan dengan guru atau

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

19

orang tua. Pengaruh yang kuat dari kelompok teman sebaya

pada masa kanak-kanak akhir sebagian berasal dari

keinginan anak untuk dapat diterima oleh kelompok dan

sebagian lagi dari dari kenyataan bahwa anak menggunakan

waktu lebih banyak dengan teman sebaya.

b) Bidang pengaruh

Pengaruh kelompok terhadap perkembangan sosial anak

terutama kuat dalam tiga bidang, dan masing-masing

bidang mempunyai peran penting dalam penyesuaian

pribadi dan sosial.

i) Bidang Pertama

Keinginan menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial.

“Penyesuaian diri” adalah perilaku yang ditujukan

untuk memenuhi tuntutan kelompok.

ii) Bidang Kedua

Membantu anak mencapai kemandirian dari orang tua

dan menjadi dirinya sendiri melalui hubungan dengan

teman sebaya, anak belajar berpikir secara mandiri,

mengambil keputusan sendiri, menerima pandangan dan

nilai-nilai yang asalnya bukan dari keluarga mereka,

dan mempelajari pola perilaku yang diterima kelompok.

iii) Bidang Ketiga

Meskipun anak belum mengetahui mengapa orang lain

menerima atau menolaknya, anak menduga pendapat

orang lain dan makna reaksi orang lain. Jika pendapat

oranglain menyenangkan, anak juga akan menganggap

dirinya sendiri menyenangkan (Hurlock, 2008).

3) Faktor yang mempengaruhi perbedaan pengaruh kelompok

sosial

a) Kemampuan untuk dapat diterima kelompok

b) Keamanan karena status dalam kelompok

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

20

c) Tipe kelompok

d) Perbedaan keanggotaan dalam kelompok

e) Kepribadian

f) Motif menggabungkan diri

(Hurlock, 2008)

4) Perkembangan Sosial pada Masa Kanak-Kanak Akhir

Perkembangan sosial mengikuti suatu pola, yaitu suatu

urutan perilaku sosial yang teratur, dan pola ini sama pada

semua anak di dalam suatu kelompok budaya. Umur sosialisasi

yang benar dimulai dengan masuknya anak secara resmi ke

sekolah, yaitu ke kelas 1 sekolah dasar ataupun taman kanak-

kanak.

Anak yang tadinya selalu berbuat atas dorongan hati

sekarang berusaha menggunakan tolak ukur orang dewasa

untuk menilai orang atau situasi. Secara normal, semua anak

menempuh beberapa tahap sosialisasi pada umur yang kurang

lebih sama. Sebagaimana pada jenis perkembangan yang lain,

anak yang pandai mengalami percepatan, sedangkan yang tidak

cerdas mengalami perlambatan. Kurangnya kesempatan untuk

melakukan hubungan sosial dan belajar bergaul secara baik

dengan orang lain juga memperlambat perkembangan yang

normal.

Setelah anak memasuki sekolah dan melakukan hubungan

yang lebih banyak dengan anak lain dibandingkan dengan

ketika masa prasekolah, minat pada kegiatan keluarga

berkurang. Pada saat yang sama permainan yang bersifat

individual menggantikan permainan kelompok.

Pada usia sekolah awal anak memasuki “usia gang” yaitu

usia yang pada saat itu kesadaran sosial berkembang pesat.

Menjadi pribadi sosial adalah tugas perkembangan yang utama

pada periode ini. Anak menjadi anggota kelompok teman

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

21

sebaya yang secara bertahap menggantikan keluarga dalam

mempengaruhi perilaku anak.

Gang yang umum adalah kelompok bermain, yang terdiri

atas anak-anak yang mempunyai minatbermain yang sama dan

tujuannya yang utama adalah bersenang-senang meskipun

bersenang-senang itu adakalanya menjurus nakal. Sejak usia 6

atau 7 tahun anak laki-laki dan anak perempuan biasanya

merasa tambah senang apabila berada di dalam kelompok yang

sama jenis kelaminnya (Hurlock, 2008).

5) Ciri khas gang anak-anak

a) Gang dikenal karena namanya, yang kebanyakaanggon

diantaranya diambil dari nama jalan atau blok tempat

tinggal para anggota, atau dari buku-buku atau komik

popular, atau dari film.

b) Anggota gang menggunakan isyarat, kata tegoran, atau

kode komunikasi rahasia, atau suatu bahasa tersendiri untuk

menjaga kerahasiaan mereka.

c) Gang anak-anak sering menggunakan tanda pengenal

seperti topi, ban lengan, atau atribut lainnya.

d) Gang kadang-kadang mempunyai upacara plonco untuk

menguji ketrampilanatau ketahanan fisik anggota baru,

kesetiaan dalam kelompok, dan untuk membuat setiap

anggota merasa penting karenja mereka diterima.

e) Tempat pertemuan gang yang dipilih gang sejauh mungkin

mengurangi campur tangan orang dewasa dan

memungkinkan adanya kesempatan maksimum untuk

melakukan aktivitas yang disenangi.

f) Aktivitas gang meliputi semua bentuk permainan dan

hiburan kelompok, membuat sesuatu mengganggu orang

lain, mencoba-coba, dan melibatkan diri dalam aktivitas

terlarang (Hurlock, 2008).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

22

d. Ada beberapa tinjauan mengenai perkembangan psikososial anak

usia sekolah menurut Erikson.

1) Erikson menyatakan krisis psikososial yang dihadapi sebagai

”Industri Versus Inferioritas”.

a) Hubungan dengan orang terdekat anak meluas hingga

mencakup teman sekolah dan guru.

b) Anak usia sekolah secara normal telah menguasai tiga

tugas perkembangan pertama (kepercayaan, otonomi, dan

inisiatif) dan saat ini berfokus pada penguasaan

kepandaian (Industri).

c) Perasaan industri berkembang dari suatu keinginan untuk

pencapaian.

d) Perasaan inferioritas dapat tumbuh dari harapan yang tidak

realistis atau perasaan gagal dalam memenuhi standar yang

ditetapkan orang lain untuk anak. Ketika anak merasa

tidak adekuat, rasa percaya dirinya akan menurun.

2) Anak usia sekolah terikat dengan tugas dan aktivitas yang

dapat ia selesaikan.

3) Anak usia sekolah mempelajari peraturan, kompetensi, dan

kerja sama untuk mencapai tujuan.

4) Hubungan sosial menjadi sumber pendukung yang penting

semakin meningkat.

e. Rasa takut dan stesor

1) Sebagian perasaan takut yang terjadi sejak masa kanak-kanak

awal dapat terselesaikan atau berkurang, namun, anak dapat

menyembunyikan rasa takutnya untuk menghindari dikatakan

sebagai ”pengecut” atau ”bayi”.

2) Rasa takut yang sering terjadi.

a) Gagal di sekolah

b) Gertakan

c) Guru yang mengintimidasi.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

23

d) Sesuatu yang buruk terjadi pada orang tua

3) Stresor yang sering terjadi

a) Stresor untuk anak usia sekolah yang lebih kecil, yaitu

dipermalukan, membuat keputusan, membutuhkan izin /

persetujuan, kesepian, kemandirian, dan lawan jenis.

b) Stresor untuk anak usia sekolah yang lebih besar yaitu

kematangan seksual, rasa malu, kesehatan, kompetensi,

tekanan dari teman sebaya, dan keinginan untuk

menggunakan obat-obatan.

4) Orang tua dan pemberi asuhan lainnya dapat membantu

mengurangi rasa takut anak dengan berkomunikasi secara

empati dan perhatian tanpa menjadi overprotektif.

5) Anak perlu mengetahui bahwa orang – orang akan

mendengarkan mereka dan memahami perkataannya.

f. Sosialisasi

1) Masa usia sekolah merupakan periode perubahan dinamis dan

kematangan seiring dengan peningkatan keterlibatan anak

dalam aktivitas yang lebih kompleks, membuat keputusan,dan

kegiatan yang memiliki tujuan.

2) Ketika anak usia sekolah belajar lebih banyak mengenai

tubuhnya, perkembangan sosial berpusat pada tubuh dan

kemampuannya.

3) Hubungan dengan teman sebaya memegang peranan penting

yang baru.

4) Aktivitas kelompok, termasuk tim olah raga, biasanya

menghabiskan banyak waktu dan energi.

g. Bermain dan mainan

1) Bermain menjadi lebih kompetetif dan kompleks selama

periode usia sekolah.

2) Karakteristik kegiatan meliputi tim oleh raga, klub rahasia,

aktivitas ”geng”, pramuka atau organisasi lain. Puzzle yang

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

24

rumit, koleksi, permaianan papan, membaca, dan mengagumi

pahlawan tertentu.

3) Peraturan dan ritual merupakan aspek penting dalam bermain

dan permaianan.

4) Mainan, permainan, dan aktivitas yang meningatkan

pertumbuhan dan perkembangan meliputi:

a) Permainan kartu dan papan bertingkat yang rumit.

b) Buku dan kerajinan tangan.

c) Musik dan seni.

d) Kegiatan olah raga

e) Kegiatan tim

f) Video game (Tingkatkan pemantauan orang tua terhadap

isi permainan untuk menghindari pajanan terhadap

perilaku kekerasan dan seksual yang tidak dikehendaki).

h. Disiplin

1) Anak usia sekolah mulai menginternalisasikan pengendalian

diri dan membutuhkan sedikit pengarahan dari luar. Mereka

melakukannya, walaupun membutuhkan orang tua atau orang

dewasa lain yang dipercaya untuk menjawab pertanyaan dan

memberikan bimbingan untuk membuat keputusan.

2) Tanggung jawab pekerjaan rumah tangga membantu anak usia

sekolah merasa bahwa mereka merupakan bagian penting

keluarga dan meningkatkan rasa pencapaian terhadap prestasi

mereka.

3) Izin mingguan, diatur sesuai dengan kebutuhan dan tugas

anak, membantu dalam mengajarkan keterampilan, nilai, dan

rasa tanggung jawab.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

25

4) Ketika mendisiplinkan anak usia sekolah, maka orang tua dan

pemberi asuhan lain harus menyusun batasan yang konkret

dan beralasan (memberikan penjelasan yang meyakinkan)

serta mempertahankan peraturan sampai batas minimal.

( Muscari, 2005 )

6. Ciri-ciri anak usia sekolah

Secara umum karakteristik anak SD terbagi menjadi 4 karakter.

Karakter yang pertama adalah senang bermain. Karakteristik yang

kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjam-jam,

sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30

menit. Karakteristik ketiga dari anak usia SD adalah anak senang

bekerja dalam kelompok, dan yang keempat adalah senang merasakan

atau melakukan sesuatu secara langsung.

Karakteristik anak usia SD kelas 1-3, kira-kira umur 6 atau 7

sampai 9 atau 10 antara lain ;

a. adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan

jasmani dan prestasi sekolah.

b. Memiliki sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan -

peraturan permainan tradisional.

c. Ada kecenderungan memuji sendiri.

d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal

itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain.

e. Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soalnya itu

dianggap tidak penting.

Maka dalam usia anak SD ini bahwa faktor belajar menjadi faktor

yang lebih menentukan perkembangan siswanya (Astri, 2012).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

26

B. PENGETAHUAN

1. Pengertian

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah hasil dari

tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

suatu objek tertentu. Objek dalam pengetahuan adalah benda atau hal

yang diselidiki oleh pengetahuan itu. Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia, yakni indra raba, rasa, penglihatan pendengaran

dan penciuman. Karena itu pengetahuan dimungkinkan didapat dari

berbagai sumber dan pengalaman.

Menurut Bloom dan Skinner pengetahuan adalah kemampuan

seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya

dalam bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan, bukti atau tulisan

tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa

pertanyaan baik lisan atau tulisan (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan dapat disimpulkan sebagai pandangan subjek

terhadap adanya stimuli yang di indra, kemudian diadopsi oleh subjek

yang akan mempengaruhinya dalam bersikap dan mengambil

keputusan.

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo ( 2003 ) dikenal adanya enam tingkatan

dalam pengetahuan, yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. Tahu

diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Untuk mengukur tingkatan kognitif ini dipergunakan kata kerja

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan sebagainya.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

27

b. Memahami (comprehention)

Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan dan

menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahuinya.

Pada tingkatan ini, individu yang bersangkutan harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,

dan sebagainya terhadapmateri atau substansi yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang depelajari

berupa hukum-hukum, rumus, metode,dan sebagainya pada kondisi

nyata.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen-komponen dalam struktur organisasi tersebut,

yang terkait satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis atau formulasi menunjukkan kepada kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi adalah kemampuan melakukan justifikasi atau penelitian

terhadap suatu objek atau materi. Evaluasi ini dilaksanakan pada

kriteria yang telah ada atau kriteria yang disusun yang

bersangkutan.

3. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), ada tiga faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah :

a. Umur

Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir hingga

penelitian ini dilakukan. Umur merupakan periode penyesuaian

terhadap pola-pola kehidupan yang baru dan harapan baru. Pada

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

28

masa ini merupakan usia produktif masa bermasalah, masa

ketegangan emosi, masa ketrampilan, social, masa komitmen, masa

ketergantungan, masa perubahan nilai, masa penyesuain dengan

cara hidup, masa kreatif.

Pada dewasa ini ditndai oleh adanya perubahan “jasmani dan

mental”, semakin bertambah umur seseorang makin muda maka

akan mempengaruhi tingkat pengetahuannya.

b. Pendidikan

Pendidikan proses menumbuh kembangkan seluruh

kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran, sehingga

dalam pendidikan perlu dipertimbangkan umur ( proses

perkembangan klien) dan hubungan dengan proses belajar. Tingkat

pendidikan juga merupakan salah satu faktor mempengaruhi

persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide dan teknologi

baru.

Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan bertambah

pengalaman yang mempengaruhi wawasan dan pengetahuan.

Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui pendidikan alat untuk

mengubah pengetahuan (pengertian, pendapat, konsep-konsep)

sikap dan persepsi serta menambah tingkah laku atau kebiasaan

baru.

c. Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari untuk

memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya

sehari-hari dimana semua bidang pekerjaan umumnya diperlukan

adanya hubungan social antara satu sam lain, setiap orang harus

dapat bergaul dengan teman sejawat walaupun denga atasan

sehingga orang yang hubungan sosialnya luas maka akan lebih

tinggi pengetahuannya dibandingkan dengan orang yang kurang

hubungan sosial dengan orang lain.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

29

4. Proses Pengetahuan

Pengetahuan dalam diri seseorang dapat terjadi melalui suatu

proses

yang meliputi :

a. Awareness (kesadaran) adalah orang menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik) adalah orang mulai merasa tertarik

terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap objek sudah

mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang-nimbang) berarti subjek menimbang-

nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.

Hal ini berarti sikap subjek sudah mulai baik lagi.

d. Trial (mencoba) berarti subjek mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adoption berarti subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus

(Notoatmodjo, 2003)

.

5. Kategori pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2003), tingkatan perilaku dapat

dikategorikan berdasakan nilai sebagai berikut:

a. Pengetahuan baik, bila jawaban benar 80% - 100% (nilai 20 – 26)

b. Pengetahuan cukup, bila jawaban benar 65-79% (nilai 16 – 19)

c. Pengetahuan kurang, bila jawaban benar <65% (nilai 0 – 15)

6. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapt dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari

subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin

kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-

tingkatan diatas (Notoatmodjo, 2003).

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

30

C. GURU SEKOLAH DASAR

1. Pengertian guru

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (PP 19 : 2005 ).

2. Kompetensi guru SD

Menurut peraturan menteri pendidikan nasional republik indonesia

nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan

kompetensi guru ada beberapa standart kompetensi guru antara lain :

a. Kompetensi Pedagodik

1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,

sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

a) Memahami karakteristik peserta didik usia sekolah dasar

yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial

emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial

budaya.

b) Mengidentifikasi potensi peserta didik usia sekoiah dasar

dalam lima mata pelajaran SD/MI.

c) Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia

sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SD/MI.

d) Mengidentifikasi kesulitan peserta belajar usia sekolah

dasar dalam lima mata pelajaran SD/MI.

2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik.

a) Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik terkait dengan lima mata

pelajaran SD/MI.

b) Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan

teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam

lima mata pelajaran SD/MI.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

31

c) Menerapkan pendekatan pembelajaran tematis, khususnya

di kelas-kelas awal SD/MI.

3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata

pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

a) Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.

b) Menentukan tujuan lima mata pelajaran SD/MI.

c) Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk

mencapai tujuan lima mata pelajaran SD/MI.

d) Memilih materi lima mata pelajaran SD/MI yang terkait

dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.

e) Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan

pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik usia

SD/MI.

f) Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.

4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

a) Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang

mendidik.

b) Mengembangkan komponen-komponen rancangan

pembelajaran.

c) Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik

untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun

lapangan.

d) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di

laboratorium, dan di lapangan.

e) Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan ka-

rakteristik peserta didik dan lima mata pelajaran SD/ MI

untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.

f) Mengambil keputusan transaksional dalam lima mata

pelajaran SD/MI sesuai dengan situasi yang berkembang.

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

kepentingan pembelajaran.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

32

a) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

pembelajaran.

6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

a) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk

mendorong peserta didik mencapai prestasi belajar secara

optimal.

b) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk

mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk

kreativitasnya

7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan

peserta didik.

a) Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif,

empatik, dan santun, baik secara lisan maupun tulisan.

b) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan

peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi

pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari penyiapan

kondisi psikologis peserta didik, memberikan pertanyaan

atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk

merespons, respons peserta didik, reaksi guru terhadap

respons peserta didik, dan seterusnya.

8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil

belajar.

a) Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses

dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik lima mata

pelajaran SD/MI.

b) Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang

penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan

karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.

c) Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan

hasil belajar.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

33

d) Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses

dan hasil belajar.

e) Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar

secara berkesinambungan dengan menggunakan berbagai

instrumen.

f) Menganalisis hasii penilaian proses dan hasil belajar untuk

berbagai tujuan.

g) Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.

9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran.

a) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk

menentukan ketuntasan belajar.

b) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk

merancang program remedial dan pengayaan.

c) Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada

pemangku kepentingan.

d) Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi

pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas

pembelajaran.

a) Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

b) Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan

pengembangan lima mata pelajaran SD/MI.

c) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran lima mata pelajaran SD/MI.

b. Kompetensi Kepribadian

1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan

kebudayaan nasional Indonesia.

a) Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan

yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

34

b) Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum

dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta

kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.

2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia,

dan teladan bagi pe-serta didik dan masyarakat.

a) Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.

b) Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak

mulia.

c) Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan

anggota masyarakat di sekitarnya.

3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa,

arif, dan berwibawa.

a) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.

b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan

berwibawa.

4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa

bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

a) Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.

b) Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.

c) Bekerja mandiri secara profesional.

5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

a) Memahami kode etik profesi guru.

b) Menerapkan kode etik profesi guru.

c) Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru.

c. Kompetensi Sosial

1) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskri-minatif

karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik,

latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

a) Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman

sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan

pembelajaran.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

35

b) Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman

sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah

karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar

belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi.

2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan

sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan

masyarakat.

a) Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas

ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif.

b) Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan

masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang

program pembelajaran dan kemajuan peserta didik.

c) Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat

dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi

kesulitan belajar peserta didik.

3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik

Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

a) Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam

rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendi-dik,

termasuk memahami bahasa daerah setempat.

b) Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja

untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas

pendidikan di daerah yang bersangkutan.

4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi

lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

a) Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan

komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam

rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

b) Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran

kepada komunitas profesi sendiri secara Iisan dan tulisan

atau bentuk lain.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

36

d. Kompetensi Profesional

1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan

yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

a) Bahasa Indonesia

1) Memahami hakikat bahasa dan pemerolehan bahasa.

2) Memahami kedudukan, fungsi, dan ragam bahasa

Indonesia.

3) Menguasai dasar-dasar dan kaidah bahasa Indonesia

sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang

baik dan benar.

4) Memiliki keterampilan berbahasa Indonesia

(menyimak, berbicara, membaca, dan menulis)

5) Memahami teori dan genre sastra Indonesia.

6) Mampu mengapresiasi karya sastra Indonesia, secara

reseptif dan produktif.

b) Matematika

1) Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural

serta keterkaitan keduanya dalam konteks materi

aritmatika, aljabar, geometri, trigonometri, pengukuran,

statistika, dan logika matematika.

2) Mampu menggunakan matematisasi horizontal dan

vertikal untuk menyelesaikan masalah matematika dan

masalah dalam dunia nyata.

3) Mampu menggunakan pengetahuan konseptual, pro-

sedural, dan keterkaitan keduanya dalam pemecahan

masalah matematika, serta penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari.

4) Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat

hitung, dan piranti lunak komputer.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

37

c) IPA

1) Mampu melakukan observasi gejala alam baik secara

langsung maupun tidak langsung.

2) Memanfaatkan konsep-konsep dan hukum-hukum ilmu

pengetahuan alam dalam berbagai situasi kehidupan

sehari-hari.

3) Memahami struktur ilmu pengetahuan alam, termasuk

hubungan fungsional antar konsep, yang berhubungan

dengan mata pelajaran IPA.

d) IPS

1) Menguasai materi keilmuan yang meliputi dimensi

pengetahuan, nilai, dan keterampilan IPS.

2) Mengembangkan materi, struktur, dan konsep keilmuan

IPS.

3) Memahami cita-cita, nilai, konsep, dan prinsip-prinsip

pokok ilrnu-ilmu sosial dalam konteks kebhinnekaan

masyarakat Indonesia dan dinamika kehidupan global.

4) Memahami fenomena interaksi perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, kehidupan agama, dan

perkembangan masyarakat serta saling ketergantungan

global.

e) PKn

1) Menguasai materi keilmuan yang meliputi dimensi

pengetahuan, sikap, nilai, dan perilaku yang

mendukung kegiatan pembelajaran PKn.

2) Menguasai konsep dan prinsip kepribadian nasional dan

demokrasi konstitusional Indonesia, semangat

kebangsaan dan cinta tanah air serta bela negara.

3) Menguasai konsep dan prinsip perlindungan, pemajuan

HAM, serta penegakan hukum secara adil dan benar.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

38

4) Menguasai konsep, prinsip, nilai, moral, dan norma

kewarganegaraan Indonesia yang demokratis dalam

konteks kewargaan negara dan dunia.

2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata

pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

a) Memahami standar kompetensi lima mata pelajaran SD/MI.

b) Memahami kompetensi dasar lima mata pelajaran SD/MI.

c) Memahami tujuan pembelajaran lima mata pelajaran

SD/MI.

3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara

kreatif.

a) Memilih materi lima mata pelajaran SD/MI yang sesuai

dengan tingkat perkembangan peserta didik.

b) Mengolah materi lima mata pelajaran SD/MI secara

integratif dan kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan

peserta didik.

4) Mengembangkan keprofesi-onalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

a) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus

menerus.

b) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan

keprofesionalan.

c) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan

keprofesionalan.

d) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai

sumber.

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

berkomunikasi dan mengembangkan diri.

a) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

berkomunikasi.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERKEMBANGANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-anggamardi... · Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

39

b) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

pengembangan diri.

D. KERANGKA TEORI

Skema 2.1 Kerangka Teori

( Sumber: Notoatmodjo, 2005 ; Hendra, 2008 )

E. KERANGKA KONSEP

F. VARIABEL PENELITIAN

Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah tingkat

pengetahuan guru SD tentang perkembangan emosi dan sosial anak usia

sekolah kelas 1.

Faktor-faktor yangmempengaruhipengetahuan Umur Pendidikan pekerjaan

Tingkat pengetahuan guru SD

tentang perkembangan emosi dan

sosial anak usia sekolah kelas 1

Perkembangan Emosi danSosial anak usia Sekolah

Tingkat pengetahuan guru SD tentang

perkembangan emosi dan sosial anak usia

sekolah kelas 1.