BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf ·...

21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian “Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing” (Ngastiyah, 2005). “Pneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang terjadi pada masa anak-anak dan sering terjadi pada bayi” (Hidayat, 2006). “Bronchopneumonia adalah radang pada saluran nafas bagian bawah yang ditandai dengan demam, batuk, sesak nafas, peningkatan frekuensi pernafasan, nafas cuping hidung, retraksi dinding dada, dan kadang-kadang syanosis dengan terjadinya infiltrate atau konsolidasi jaringan interstinal dan parenkim paru oleh sel-sel radang” (Mansjoer, 2000). “Bronchopneumonia adalah suatu peradangan pada parenkim paru disebabkan oleh bakteri, virus, jamur maupun benda asing” (Hidayat, 2006). Kesimpulan dari penjelasan diatas bahwa Bronchopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, ataupun, benda asing) yang menyebar membentuk bercak-bercak diruang alveoli yang mengenai bronchus. B. Anatomi dan Fisiologi 1. Anatomi 7 Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf ·...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf · Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

“Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh bermacam-macam

etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing” (Ngastiyah, 2005). “Pneumonia

merupakan peradangan pada parenkim paru yang terjadi pada masa anak-anak dan sering

terjadi pada bayi” (Hidayat, 2006). “Bronchopneumonia adalah radang pada saluran nafas

bagian bawah yang ditandai dengan demam, batuk, sesak nafas, peningkatan frekuensi

pernafasan, nafas cuping hidung, retraksi dinding dada, dan kadang-kadang syanosis

dengan terjadinya infiltrate atau konsolidasi jaringan interstinal dan parenkim paru oleh

sel-sel radang” (Mansjoer, 2000). “Bronchopneumonia adalah suatu peradangan pada

parenkim paru disebabkan oleh bakteri, virus, jamur maupun benda asing” (Hidayat,

2006). Kesimpulan dari penjelasan diatas bahwa Bronchopneumonia adalah peradangan

pada parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur,

ataupun, benda asing) yang menyebar membentuk bercak-bercak diruang alveoli yang

mengenai bronchus.

B. Anatomi dan Fisiologi

1. Anatomi

7

Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf · Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

Gambar 2.1. System pernafasan (Smeltzer, 2001)

System pernafasan terutama berfungsi untuk pengambilan oksigen (O2). Paru

dihubungkan dengan lingkungan luarnya melalui serangkaian saluran, berturut turut,

hidung, faring, laring, trachea dan bronchi, saluran saluran itu relative kaku dan tetap

terbuka, keseluruhannya merupakan bagian konduksi dari system pernafasan,

meskipun fungsi utama pernafasan utama adalah pertukaran oksigen dan

karbondioksida, masih ada fungsi tambahan lain, yaitu tempat menghasilkan suara,

meniup (balon, kopi/ teh panas, tangan, alat music, dan lain sebagainya). Tertawa,

menangis, bersin, batuk homostatik (PH darah) otot-otot pernafasan membantu

kompresi abdomen (Tambayong, 2001)

Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf · Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

Gambar 2.2. Tampilan pernafasan bawah trachea, bronkiolus dan lobus

(Sumber : Smetlzer, 2001).

a. Saluran pernafasan bagian atas menurut (Evelyn, 2004)

1) Hidung/naso : Nasal

Merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai 2 lubang (kavumrasi)

dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi), terdapat bulu-bulu yang berguna

untuk menyaring udara, debu, dan kotoran yang masuk kedalam lubang hidung

2) Faring

Merupakan tempat persimpanan antara jalan makan, yang berbentuk seperti pipa

yang memiliki otot, memanjang mulai dari dasar tengkorak sampai dengan

osofagus. Letaknya didasar tengkorak dibelakang rongga hidung dan mulut

sebelah depan ruas tulang belakang.

3) Laring : Pangkal tenggorok

Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan atau penghasil

suara yang diapaki berbicara dan bernyanyi, terletak didepan dibagian faring

sampai ketinggian vertebrata servikalis dan masuk kedalam trachea dan tulang-

tulang bawah yang berfungsi pada waktu kita menelan makan dan menutup laring.

4) Trackhea : Batang tenggorok

Batang tenggorokan kira-kira panjangnya 9 cm, trachea tersusun atas 16-20

lingkaran tak lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh

jaringan fibrosa dan melengkapi lingkaran disebelah belakang trackhea.

5) Bronckhus : Cabang tenggorok

Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf · Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

Merupakan lanjutan dari trachea ada dua buah yang terdapat pada ketinggian

vertebrata torakolis ke IV dan V,mempunyai struktur serupa dengan trchea dan

dilapisi oleh jenis sel yang sama, bronchus kanan lebih pendek dan lebih besar

daripada bronchus kiri.

6) Paru-paru

Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-

gelembung (alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel epitel dan sel endotel.

Pernafasan paru-paru (pernafasan pulmoner) merupakan pertukaran

oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada paru-paru atau pernafasan

eksternal, oksigen diambil oleh sel darah merah dibawa ke jantung disampaikan

ke seluruh tubuh. Didalam paru-paru karbondioksida dikeluarkan melalui pipa

bronchus berakhir pada mulut dan hidung (Evelyn, 2004)

2. Fisiologi

Dalam proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi (pernafasan) didalam tubuh

terdapat tiga tahapan yakni ventilasi, difusi dan transportasi (Guyton, 1997)

a. Ventilasi

Proses ini merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer kedalam

alveoli atau alveoli keatmosfer, dalam proses ventilasi ini terdapat beberapa

hal yang mempengaruhi diantaranya adalah perbedaan tekanan antar atmosfer

dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah.

b. Difusi Gas

Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf · Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

Merupakan pertukaran antara oksigen alveoli dengan kapiler paru dan

CO2kapiler dan alveoli. Dalam proses pertukaran ini terdapat beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi, diantaranya pertama luasnya permukaan paru.

Kedua, tebal membrane respirase/ permeabilitas yang terdiri dari epitel alveoli

dan intestinal keduanya.

c. Transportasi gas

Merupakan transportasi antara O2 kapiler kejaringan tubuh dan CO2 jaringan

tubuh kapiler. Proses transportasi, O2akan berkaitan dengan Hb membentuk

oksihemoglobin, dan larutan dalam plasma. Kemudian pada transportasi CO2

akan berkaitan dengan Hb membentuk karbohemoglobin dan larut dalam

plasma, kemudian sebagaian menjadi HCO3 (Hidayat, 2006)

C. Etiologi

Menurut pendapat Ngastiyah pada tahun (2005) etiologi pneumonia ada 7 yaitu :

bakteri, virus, Mikoplasma pneumonia, jamur, aspirasi, Pneumonia hipostatik, Sindrom

Loeffler.

a. Bakteri

Bakteri penyebab pneumonia adalah pneumococus, streptococcus, Hoemophilus

influenza, dan Pseudomonas aeruginosa.

b. Virus

Respiratori syncitial virus, adenovirus, sitomegalovirus, dan virus influenza.

c. Pneumonitis Interstisial dan bronkiolitis

Pneumocystis carinii pneumonia, Mycoplasma pneumoniae, danKlamidia.

Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf · Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

d. Jamur

Aspergilus, koksidiodomikosis, dan histoplasma.

e. Aspirasi

Cairan amnion, makanan, dan cairan lambung.

f. Pneumonia hipostatik

Disebabkan karena terus-menerus berada dalam posisi yang sama. Gaya tarik bumi

menyebabkan darah tertimbun pada bagian bawah paru-paru, dan infeksi membantu

timbulnya pneumonia.

g. Pneumonia oleh radiasi

Disebabkan karena terus menerus terpapar oleh radiasi sehingga terjadi infeksi pada

paru yang dapat menyebabkan kerusakan paru.

h. Pneumonia hipersensitivitas

Keadaan sensitifitas yang berlebihan mengakibatkan paru sangat rentan terhadap

benda asing yang masuk, reaksi sensitifitas tersebut dapat mengakibatkan infeksi

pada paru sehingga terjadi kerusakan pada paru

D. Klasifikasi

Klasifikasi pneumonia berdasarkan anatomi menurut pendapat Ngastiyah pada

tahun (2005) ada 3, yaitu :

1. Pneumonia Lobaris

Biasanya gejala penyakit secara mendadak, tapi kadang didahului oleh infeksi

traktus respiratorius bagian atas.Pneumonia ini terjadi di daerah lobus paru.

Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf · Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

Gejala awal hampir sama dengan pneumonia lain, hanya pada pemeriksaan fisik

kelainan khas tampak setelah 1-2 hari.

2. Pneumonia Lobularis (bronchopneumonia)

Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

hari.Suhu tubuh 39º-40ºC dan kadang disertai kejang demam yang tinggi.Anak

sangat gelisah, dyspneu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping

hidung serta sianosis sekitar hidung dan mulut.Kadang disertai muntah dan

diare.Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit, tetapi setelah

beberapa hari mula-mula kering kemudian menjadi produktif.

3. Pneumonia Interstisial (bronchiolus)

Pneumonia yang terjadi pada jaringan interstisial. Pada jaringan ini ditemukan

infiltrat sel radang, juga dapat ditemukan edema dan akumulasi mukus serta

eksudat karena adanya edema dan eksudat maka dapat terjadi obstruksi parsial

atau total pada bronchiolus.

Menurut pendapat Hidayat pada tahun 2006 , macam pneumonia antara

lain:

a. Pneumonia lobaris

Terjadi pada seluruh atau satu bagian besar dari lobus paru dan bila kedua

lobus terkena bisa dikatakan sebagai pneumonia lobaris.

b. Pneumonia interstitial

Terjadi pada dinding alveolar dan jaringan peribronkhial serta interlobularis.

c. Bronchopneumonia

Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf · Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

Terjadi pada ujung akhir bronkhiolus yang dapat tersumbat oleh eksudat

mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus.

E. Tanda dan Gejala

Menurut Wong (2008) tanda dan gejala dari bronchopneumonia adalah :

1. Demam

Suhu mencapai 39,5oC-40,5 oC bila terjadi proses inflamasi

2. Penyumbatan pada jalan nafas

Adanya sumbatan pada membrane mukosa pada hidung menyebabkan saluran

pernafasan mengalami penyempitan ambat eksudasi berhubungan dengan pemberian

makanan pada bayi yang mempunyai gangguan pernafasan dengan didukung ambat

dari atitis media sinusitis.

3. Batuk dan nyeri pada dada

4. Perubahan system pernafasan

System pernafasan yang mengalami infeksi untuk memanifestasikan pernafasan yang

cepat dapat juga disertai dengan cairan (ninorea), kental bernanah, tergantung dari

tipe dan tempat inflamasi.

5. Bunyi nafas

Sesak, merintih, stridor, wheezing, crackles, tanpa bunyi.

6. Tenggorokan luka

Komplikasi dari inflamasi tingkat tinggi

7. Anoreksia

Menyerang anak yang terinfeksi akut

Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf · Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

8. Muntah

Anak mudah muntah jika sakit, hal ini menunjukan ada serangan infeksi biasanya

tidak lama tetapi tetap terjadi selama sakit.

9. Diare

Biasanya ringan kemudian berat, sering menyertai infeksi pernafasan dan dapat

menyebabkan dehidrasi

10. Nyeri perut

Spasme otot mungkin disebabkan karena faktor muntah, takut, gelisah, dan

ketegangan pada anak.

Menurut Rahajoe (2008) tanda dan gejala aspirasi benda asing kedalam

saluran respiratori yang timbul dapat dibagi berdasarkan urutan dari perjalanan

gejala. Berdasarkan perjalalan dan urutannya, gejala yang timbul dapat dibagi

menjadi 3 tahap, yaitu :

1. Gejala Awal

Gejala awal yang timbul berupa tersedak, serangan batuk keras dan tiba-tiba sesak

nafas, rasa tidak enak didada, mata berair, rasa perih diitenggorokan, dan

dikerongkongan.

2. Periode laten atau tanpa gejala

Setelah gejala awal dilalui ikuti periode bebas gejala yang disebut masa laten.

3. Gejala susulan atau lanjutan

Gejala susulan tidak spesifik, sebagai perubahan fisiologi atau patologis yang

ditimbulkan benda asing.

Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf · Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

F. Patofisiologi

Bronchopneumonia merupakan salah satu jenis pneumonia yang disebabkan oleh

adanya inflamasi dan virus, bakteri atau mikroba yang terhirup atau masuk melalui

system vaskularisasi dari nasofaring terbawa kedalam bronckus sampai pada seluruh

bagian alveoli sehingga agent penyebab membuat granulasi leukosit yang dapat

meningkatkan produksi sputum. Eritrosit dalam bronchus menurun sehingga

memanifestasikan tachipnea dan tampak yang koleps atau amti akan timbul eksudat fibrin

disepanjang bronchus. Akibatnya pembuangan CO2 dari alveoli terhambat oleh

penumpukan O2.

Bila keadaan tersebut dapat dikompensasikan oleh paru-paru maka tidak muncul

gangguan pertukaran atau proses pernafasan keadaan tersebut dapat dikompensasikan

oleh paru-paru maka tidak muncul gangguan pengetahuan atau proses pernafasan berjalan

normal dimana aspirasi dan ekspirasi berlangsung didalam alveolus.

Bronchopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius atas

selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39,50C-40,5oC dan

kadang disertai demam yang tinggi, anak sangat gelisah, dispneu, pernafasan cepat dan

dangkal disertai cuping hidung serat cyanosis disekitar hidung dan mulut. Kadang-

kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan

penyakit tetapi setelah beberapa hari mula-mula kering kemudian produktif, pada

auskultasi mungkin hanya terdengar ronchi basah, nyaring, halus atau sedang.

Bila sarang bronchopneumonia menjadi satu mungkin pada auskultasi terdengar

mengeras pada stadium revolusi, ronchi terdengar (Wong, 2008)

Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf · Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

Empat tahap respon yang khas pada pneumonia menurut pendapat Prince dan

Wilson (2005) meliputi :

a. Kongesti (4 sampai 12 jam pertama)

Eksudat serosa masuk ke dalam alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi

dan bocor.

b. Hepatisasi merah (48 jam berikutnya)

Paru-paru tampak merah dan bergranula (hepatisasi=seperti hepar) karena sel-sel

darah merah, fibrin dan leukosit polimorfonuklear mengisi alveoli.

c. Hepatisasi kelabu (3 sampai 8 hari)

Paru-paru tampak kelabu karena leukosit dan fibrin mengalami konsolidasi di

dalam alveoli yang terserang.

d. Resolusi (7 sampai 11 hari)

Eksudat mengalami lisis dan direabsorpsi oleh makrofag sehingga jaringan

kembali pada strukturnya semula.

Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf · Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

G. Pathway Keperawatan

Virus bakteri mikroba

Masuk Nasofaring Kurang

pengetahuan, Produksi takut

Peradangan bronchus sputum Alveolus

Takipneu, Proses inflamasi saluran Dyspneu pernafasan bawah Granulasi Leukosit

Bronchus dan alveoli Eritrosit dalam Bronchus terinfeksi asam

Takipneu, banyak leukosit yang mati

Anoreksia

Eksudat fibrin sepanjang bronchus

Pembuangan O2 dari alveoli terhambat pe terhambat penumpukan sekret

Sumber : Rahajoe (2008), Wong (2008)

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan

tubuh

Ansietas

Ketidakefektifan Pola Nafas

Ketidakefektifan Bersihan Jalan

Nafas

Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf · Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

H. Komplikasi

Menurut pendapat Ngastiyah (2005) , komplikasi pneumonia meliputi :

1. Empiema

Adanya peradangan pada saluran nafas tersebut dapat menyebar ke jaringan

pleura.Pada fase awal, timbul cairan pleura yang jumlahnya sedikit dan berlanjut

sehingga terjadi fibrosis di pleura parietalis dan viseralis yang kemudian

berkembang menjadi kumpulan pus dalam rongga pleura atau empiema.

2. Otitis Media Akut

Adanya infeksi pada saluran nafas dapat menyebar sampai ke telinga tengah

melalui tuba eustachius sehingga dapat menyebabkan otitis media akut.

3. Atelektasis

Terjadi apabila penumpukan sekret akibat berkuranngnya daya kembang paru-

paru terus terjadi. Penumpukan sekret ini akan menyebabkan obstruksi bronchus

intrinsik. Obstruksi ini akan menyebabkan atelektasis obstruksi, dimana terjadi

penyumbatan saluran udara yang menghambat masuknya udara ke dalam

alveolus.

4. Empisema

Terjadi dimulai adanya gangguan pembersihan jalan nafas akibat penumpukan

sputum. Peradangan yang menjalar ke bronchiolus akan menyebabkan dinding

bronchiolus mulai melubang dan membesar. Pada waktu inspirasi lumen

bronchiolus melebar sehingga udara dapat tersumbat karena penumpukan sputum.

Tetapi saat ekspirasi lumen menyempit sehingga sumbatan tersebut menghalangi

keluarnya udara.

Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf · Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

5. Meningitis

Penyebaran virus haemophilus influenzae melalui hematogen ke sistem syaraf

sentral. Penyebarannya juga bisa dimulai saat terjadi infeksi saluran pernafasan

atau dimana manifestasi klinik meningitis menyerupai pneumonia.

I. Pemeriksaan Penunjang

Menurut pendapat Betz dan Sowden (2002) meliputi :

1. Kajian foto thorak

Untuk melihat adanya infeksi di paru dan status pulmones (untuk mengkaji

perubahan pada paru).

2. Nilai analisis gas darah

Untuk mengevaluasi status kardiopulmoner sehubungan dengan oksigenasi.

3. Hitung darah lengkap dan hitung jenis

Untuk menetapkan adanya infeksi, anemia, proses inflamasi.

4. Pewarnaan gram (darah)

Untuk seleksi awal anti mikroba.

5. Tes kulit untuk Tuberkulin

Mengesampingkan kemungkinan TB jika anak tidak merespon terhadap

pengobatan.

6. Jumlah leukosit

Penurunan jumlah leukosit terjadi pada pneumonia bakterial.

7. Bronkoskopi

Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf · Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

Untuk melihat dan memanipulasi cabang-cabang utama dari pohon

trakeobronkial, jaringan yang diambil untuk uji diagnostik.

J. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada penderita bronchopneumonia menurut Ngastiyah (2005),

antara lain :

1. Terapi Medis

a. Penisilin 50.000 U/kg BB/hari, ditambah dengan kloramfenikol 50-70

mg/kgBB/hari atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektrum luas

seperti ampisilin.

b. Pemberian oksigen dan cairan IV D5% dan NaCl 0,9% dengan perbandingan

3:1 ditambah larutan KCl 10 MEq/500ml/botol infus.

c. Diberikan mukolitik untuk mengencerkan lendir, ekspektoran (memudahkan

pengeluaran dahak).

d. Antipiretik diberikan bila demam.

2. Keperawatan

a. Menjaga kelancaran pernafasan

Pada anak agak besar berikan sikap baring setengah duduk, longgarkan

pakaian.Ajarkan bila batuk lendirnya dikeluarkan karena jika tidak

dikeluarkan nafas tetap sesak.Pada bayi, baringkan dengan letak kepala

ekstensi dengan memberikan ganjal pada bahu.

b. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen perlu dibantu dengan memberikan

oksigen 2 liter/menit.

Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf · Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

c. Usahakan keadaan tenang dan nyaman agar pasien dapat intirahat sebaik-

baiknya.

d. Pemenuhan kebutuhan nutrisi

Apabila sesak sudah berkurang pasien diberikan makanan lunak dan susu.

Bujuklah agar anak mau makan, dan waktu menyuapi harus sabar karena

keadaan sesak anak mudah lelah waktu mengunyah. Pada bayi yang masih

minum ASI, bila tidak terlalu sesak ia boleh menetek. Pada waktu menetek

beritahu ibu puting susu harus sering-sering dilepas untuk memberikan

kesempatan bayi bernafas.

e. Kontrol suhu tubuh tiap 1 jam.

f. Lakukan fisioterapi dada (potural drainage)

Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf · Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

K. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan Peningkatan produksi

sputum (Hidayat, 2006)

2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan Perubahan membrane alveolus

(Hidayat, 2006)

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

Intake nutrisi kurang adekuat (NANDA, 2013)

4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan Keterbatasan Kognitif (NANDA,

2013)

L. Rencana Keperawatan

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan Peningkatan produksi

sputum (Hidayat, 2006)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan

bersihan jalan nafas kembali efektif.

Nursing Outcomes Classification (NOC) : Status pernafasan : ventilasi

Kriteria hasil :

1) Menunjukan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih

2) Tidak ada dyspneu

3) Sputum dapat keluar

4) Mendemonstrasikan batuk efektif

Skala penilaian NOC :

1 : Tidak pernah menunjukan

Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf · Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

2 : Jarang menunjukan

3 : Kadang menunjukan

4 : Sering menunjukan

5 : Selalu menunjukan

Nursing Interventions Classification (NIC) :Airway Managemen

1) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

2) Lakukan fisioterapi dada bila perlu

3) Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

4) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

5) Kaji vital sign dan status respirasi

6) Bantu pasien latihan nafas dalam dan melakukan batuk efektif

7) Kolaborasi pemberian oksigen dan obat brokodilator serta mukolitik

ekspektoran.

2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan Perubahan membrane alveolus

(Hidayat, 2006)

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan

pola nafas dapat kembali efektif.

NOC : Status pernafasan : ventilasi

Kriteria hasil :

1) Mendemonstasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat.

2) Memelihara kebersihan paru

3) Bebas dari tanda-tanda distres pernafasan

4) TTV dalam rentang normal

Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf · Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

Skala penilaian NOC :

1 : Tidak pernah menunjukan

2 : Jarang menunjukan

3 : Kadang menunjukan

4 : Sering menunjukan

5 : Selalu menunjukan

NIC : Terapi oksigen

1) Pertahankan jalan nafas yang paten dengan memberikan posisi semi fowler.

2) Observasi warna kulit, kelembaban mukosa, catat adanya sianosis.

3) Atur peralatan oksigenasi

4) Monitor aliran oksigen

5) Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi

6) Monitor tanda-tanda vital

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

Intake nutrisi kurang adekuat (NANDA, 2013)

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan

status nutrisi seimbang dan berat badan ideal.

NOC : menunjukan status gizi : asupan makanan dan cairan

Kriteria hasil :

1) Pasien akan mendekati berat badan ideal

2) Asupan nutrisi adekuat

3) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

4) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.

Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf · Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

Skala penilaian NOC :

1 : Tidak pernah menunjukan

2 : Jarang menunjukan

3 : Kadang menunjukan

4 : Sering menunjukan

5 : Selalu menunjukan

NIC :Nutrition Monitoring

1) Monitor adanya penurunan berat badan

2) Monitor turgor kulit, kelembaban bibir

3) Monitor pertumbuhan dan perkembangan

4) Anjurkan pasien untuk meningkatkan masukan makanan dan cairan

5) Anjurkan pasien untuk makan sedikit-sedikit tapi sering

6) Monitor adanya mual atau muntah

7) Kolaborasi pemberian cairan IV

4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan Keterbatasan Kognitif (NANDA,

2013)

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan

informasi yang diperoleh keluarga adekuat.

NOC :Disease Process

Kriteria hasil :

1) Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi

prognosis dan program pengobatan.

Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2612/3/RENITA BAB II.pdf · Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa

2) Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara

benar.

3) Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan

perawat atau tim kesehatan lainnya.

Skala penilaian NOC :

1 : Tidak pernah menunjukan

2 : Jarang menunjukan

3 : Kadang menunjukan

4 : Sering menunjukan

5 : Selalu menunjukan

NIC :Teaching : disease process

1) Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit.

2) Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat.

3) Sediakan informasi pada pasien tentang kondisinya dengan cara yang tepat.

4) Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah

komplikasi dimasa akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit.

Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014