BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...

45
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset Pengertian aset secara umum menurut Siregar (2004) adalah barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai tukar (exchange value) yang dimiliki oleh badan usaha, instansi atau individu. Sedangkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah menyatakan bahwa : ”Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dengan satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.” Hariyono (2007) dalam Modul Diklat Teknis Manajemen Aset Daerah berpendapat bahwa : “Aset (Asset) dalam pengertian hukum disebut benda yang terdiri dari benda bergerak dan tidak bergerak, baik yang berwujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (intangible) yang tercakup dalam aktiva/kekayaan atau harta kekayaan dari suatu instansi, organisasi, badan usaha atau individu.”(hal.3) Dari beberapa pendapat tersebut di atas maka penulis simpulkan pengertian aset adalah suatu barang maupun sumber daya yang dimiliki oleh suatu entitas tertentu yang memiliki potensi untuk mencapai tujuan organisasi. Aset memiliki berbagai macam bentuk. Hariyono berpendapat bahwa dalam akuntansi, aset dibedakan atas aset lancar (meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan) dan aset nonlancar (mencakup investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya). Aset tetap meliputi tanah, peralatandan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, jaringan, dan konstruksi

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aset

Pengertian aset secara umum menurut Siregar (2004) adalah barang (thing)

atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai tukar (exchange value) yang

dimiliki oleh badan usaha, instansi atau individu. Sedangkan Peraturan

Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

menyatakan bahwa :

”Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh

pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat

ekonomi dan/atau sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh

pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dengan satuan uang,

termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa

bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena

alasan sejarah dan budaya.”

Hariyono (2007) dalam Modul Diklat Teknis Manajemen Aset Daerah

berpendapat bahwa :

“Aset (Asset) dalam pengertian hukum disebut benda yang terdiri dari benda

bergerak dan tidak bergerak, baik yang berwujud (tangible) maupun yang tidak

berwujud (intangible) yang tercakup dalam aktiva/kekayaan atau harta kekayaan

dari suatu instansi, organisasi, badan usaha atau individu.”(hal.3)

Dari beberapa pendapat tersebut di atas maka penulis simpulkan pengertian

aset adalah suatu barang maupun sumber daya yang dimiliki oleh suatu entitas

tertentu yang memiliki potensi untuk mencapai tujuan organisasi. Aset memiliki

berbagai macam bentuk. Hariyono berpendapat bahwa dalam akuntansi, aset

dibedakan atas aset lancar (meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek,

piutang, dan persediaan) dan aset nonlancar (mencakup investasi jangka panjang,

aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya). Aset tetap meliputi tanah,

peralatandan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, jaringan, dan konstruksi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

16

dalam pengerjaan. Gambar 2.2 menunjukkan klasifikasi aset menurut Hariyono

(2007).

Sumber : Hariyono (2007)

Gambar 2.1

Klasifikasi Aset

Dari gambar tersebut di atas maka dapat diuraikan bahwa aset terbagi

dalam beberapa jenis termasuk di dalamnya terdapat aset negara. Aset negara

adalah bagian dari kekayaan negara atau harta kekayaan negara (HKN) yang

terdiri dari barang bergerak atau barang tidak bergerak yang dimiliki, dikuasai

oleh instansi pemerintah yang sebagian atau seluruhnya dibeli atas beban

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta dari perolehan yang sah,

tidak termasuk kekayaan negara yang dipisahkan (dikelola BUMN) dan kekayaan

Pemerintah Daerah (Siregar, 2004).

Menurut Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003, pengertian aset negara

adalah sangat luas yang meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat

dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik yang berupa uang maupun barang

yang dapat dijadikan milik negara.

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Aset Negara adalah

Harta Kekayaan Negara yang seluruhnya atau sebagian dibeli atas beban APBN

ASET

Aset Lancar Aset Nonlancar

Keuangan Berwujud Tak berwujud

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

17

yang meliputi semua hak dan kewajiban negara dan dapat dinilai dengan nominal

uang.

Menurut Hermanto (2009), Aset berdasarkan bentuknya dibagi atas 2 jenis,

yaitu aset berwujud (tangible) dan aset tidak berwujud (intangible). Berikut

merupakan tabel yang menunjukan bentuk aset.

Tabel 2.1

Bentuk Aset

No Bentuk Aset Aset

1 Berwujud (Tangible)

Bangunan

Infrastruktur

Mesin/Peralatan

Fasilitas

2 Tidak Berwujud

(Intangible)

Sistem Organisasi (Tujuan, Visi, dan

Misi)

Patent (Hak Cipta)

Quality (Kualitas)

Goodwill (Nama Baik/Citra)

Culture (Budaya)

Capacity (Sikap, Hukum, Pengetahuan,

Keahlian)

Contract (Perjanjian)

Motivation (Motivasi)

Sumber: Bentuk Aset (Hermanto, 2009).

Bentuk aset tangible (berwujud) adalah aset yang keadaannya benar-benar

ada dan dapat dilihat volume, bentuk, ukuran, berat, dimana mempunyai masa

manfaat lebih baik dari dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan

pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Bentuk aset berwujud

yaitu bangunan, infrastruktur, mesin/peralatan dan fasilitas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

18

Aset intangible (tidak berwujud), adalah aset non keuangan yang dapat di

identifikasikan dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan

dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya

termasuk hak atas kekayaan intelektual. Sedangkan untuk bentuk aset yang tidak

berwujud adalah Sistem Organisasi (Tujuan, Visi, dan Misi), Patent (Hak Cipta),

Quality (Kualitas), Goodwill (Nama Baik/Citra), Culture (Budaya), Capacity

(Sikap, Hukum, Pengetahuan, Keahlian), Contract (Perjanjian) dan Motivation

(Motivasi).

2.2 Siklus Hidup Aset

Siklus hidup aset memiliki tiga fase yaitu pengadaan (acquisition), operasi

(operation), dan penghapusan (disposal), Hariyono (2007). Kemudian dilakukan

proses lanjutan yaitu fase perencanaan, yang merupakan suatu proses lanjutan,

dimana output dari setiap fase digunakan sebagai input untuk perencanaan.

Siklus hidup dimiliki oleh setiap aset agar dapat membedakan tugas dan

tanggung jawab dari setiap fase penanganannya. Sebagai contoh tugas serta

tanggung jawab untuk keputusan perencanaan suatu aset dalam suatu organisasi

berbeda dengan tanggung jawab untuk operasi dan pemeliharaan aset maupun

dengan tanggung jawab untuk penghapusan suatu aset. Adapun fase-fase siklus

hidup aset dapat dilihat pada gambar 2.2.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

19

Sumber : Hariyono, 2007

Gambar 2.2

Siklus Hidup Aset

Adapun penjelasan dari gambar diatas adalah :

1. Fase perencanaan, yaitu ketika adanya kebutuhan permintaan terhadap

suatu aset untuk direncanakan dan dibuat;

2. Fase pengadaan, yaitu ketika suatu aset dibeli, dibangun, atau dibuat;

3. Fase pengoperasian dan pemeliharaan, yaitu ketika suatu aset digunakan

untuk tujuan yang telah ditetapkan. Fase ini mungkin diselingi dengan

pembaharuan atau perbaikan besar-besaran secara periodik, penggantian

atas aset yang rusak dalam periode penggunaannya;

4. Fase penghapusan, yaitu ketika umur ekonomis suatu aset telah habis atau

ketika kebutuhan atas pelayanan yang disediakan oleh aset bersangkutan

telah hilang.

Pengadaan (Acquisition)

Operasi (Operation)

Penghapusan (Disposal)

Perencanaan (Planning)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

20

2.3 Manajemen Aset

Manajemen Aset merupakan bidang ilmu pengetahuan baru dalam dunia

pendidikan, yang muncul akibat adanya kenyataan bahwa di Indonesia memiliki

kekayaan sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM) dan juga

infrastruktur. Tetapi pada kenyataannya Indonesia tetap berada pada tingkat

kemiskinan. Hal ini disebabkan karena pengelolaan kekayaan tersebut tidak

optimal, malah menimbulkan masalah kerusakan lingkungan.

2.3.1 Pengertian Manajemen Aset

Pemerintah South Australia dalam Hariyono (2007,3) mendefinisikan

manajemen aset sebagai “…a process to manage demand and guide acquisition,

use and disposal of assets to make the most of their service delivery potential, and

manage risks and costs over their entire life”, yang artinya proses untuk mengelola

permintaan dan akuisisi panduan, penggunaan dan penjualan aset untuk memanfaatkan

potensi layanan, dan mengelola risiko dan biaya seumur hidup aset.

Definisi lain dari manajemen aset menurut Danylo dan Lemer dalam Hariyono

(2007: 4) adalah “…a methodology to efficiently and equitably allocate resources

amongst valid and competing goals and objectives.”, yang artinya sebuah metodologi

efisien dan mengalokasikan sumber daya secara adil untuk mencapai tujuan dan

sasaran.

Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

manajemen aset mencakup proses mulai dari proses perencanaan sampai dengan

penghapusan (disposal) dan perlu adanya pengawasan terhadap aset-aset tersebut

selama umur penggunaannya oleh suatu organisasi atau Kementerian/Lembaga.

Menurut Siregar (2004), manajemen aset dibagi dalam 5 (lima) tahapan

kerja, yaitu inventarisasi aset, legal audit, penilaian aset dan optimalisasi aset.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 2.3.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

21

Sumber: Siregar, 2004

Gambar 2.3

Alur Manajemen Aset

Berikut merupakan penjelasan dari alur manajemen aset dalam suatu organisasi:

1. Inventarisasi Aset

Inventasisasi aset terdiri dari dua aspek, yaitu inventarisasi fisik dan

yuridis/legal. Aspek fisik terdiri atas bentuk, luas, lokasi, volume/jumlah,

jenis, alamat dan lain-lain. Sedangkan aspek yuridis adalah status

penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir penguasaan dan lain-

lain. Proses kerja yang dilakukan adalah pendataan, kodefikasi,

pengelompokan dan pembukuan/administrasi sesuai dengan tujuan

manajemen aset.

2. Legal Audit.

Legal audit. merupakan satu lingkup kerja manajemen aset berupa

inventarisasi status penguasaan aset, identifikasi dan mencari solusi atas

INVENTARISASI

ASET

SISTEM

INFORMASI

MANAJEMEN ASET

PENILAIAN

ASET

LEGAL AUDIT

OPTIMALISASI

PEMANFAATAN 4

2

1

3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

22

permasalahan legal, dan strategi untuk memecahkan berbagai permasalahan

legal yang terkait dengan penguasaan ataupun pengalihan aset.

3. Penilaian Aset

Penilaian aset merupakan satu proses untuk melakukan penilaian atas aset

yang dikuasai. Biasanya ini dikerjakan oleh konsultan penilaian yang

independen. Hasil dari penilaian tersebut dimanfaatkan untuk mengetahui

nilai kekayaan maupun informasi untuk penetapan harga aset yang ingin

dijual.

4. Optimalisasi Aset

Optimalisasi aset merupakan proses kerja dalam manajemen aset yang

bertujuan untuk mengoptimalkan potensi, lokasi, nilai, jumlah/volume, legal

dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut. Dalam tahap ini aset-aset yang

dikuasai pemerintah pusat/daerah di identifikasi dan dikelompokkan atas

aset yang memiliki potensi dan tidak memiliki potensi. Aset yang memiliki

potensi dapat dikelompokkan berdasarkan sektor-sektor unggulan yang

menjadi tumpuan dalam strategi pengembangan ekonomi nasional baik

dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Tentunya kriteria

untuk menentukan hal tersebut harus terukur dan transparan. Sedangkan aset

yang tidak dapat dioptimalkan, harus dicari faktor penyebabnya. Apakah

faktor permasalahan legal, fisik, nilai ekonomi yang rendah maupun faktor

legal lainnya. Hasil akhir tahapan ini adalah rekomendasi yang berupa

sasaran, strategi dan program untuk mengoptimalkan aset yang dikuasai.

5. Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian, pemanfaatan dan pengalihan aset merupakan

satu permasalahan yang sering menjadi hujatan kepada pemerintah

pusat/daerah saat ini. Satu sarana yang efektif untuk meningkatkan kinerja

aspek ini adalah pengembangan SIMA (Sistem Informasi Manajemen Aset).

Melalui SIMA, transparansi kerja dalam pengelolaan aset sangat terjamin

tanpa perlu adanya kekhawatiran akan pengawasan dan pengendalian yang

lemah. Dalam SIMA ini keempat aspek itu diakomodasi dalam sistem

dengan menambahkan aspek pengawasan dan pengendalian. Sehingga setiap

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

23

penanganan terhadap satu aset termonitor jelas mulai dari lingkup

penanganan hingga siapa yang bertanggung jawab menanganinya. Hal ini

yang diharapkan dapat meminimalkan KKN (kolusi, korupsi dan nepotisme)

dalam tubuh pemerintah pusat/daerah.

Hariyono (2007) dalam Modul 1 Eselon 3 Manajemen Aset menyatakan

bahwa terdapat sembilan (9) tahap manajemen aset, yaitu sebagai berikut.

1. Perencanaan (Planning)

2. Pengadaan (Procurement)

3. Penyimpanan dan penyaluran (Storage and distribution)

4. Pengendalian (Controlling)

5. Pemeliharaan (Maintenance)

6. Pengamanan (Safety)

7. Pemanfaatan Penggunaan (Utilities)

8. Penghapusan (Disposal)

9. Inventarisasi (Inventarization)

2.3.2 Tujuan Manajemen Aset

Tujuan utama manajemen aset adalah membantu suatu entitas atau

organisasi dalam memenuhi tujuan penyediaan pelayanan secara efektif dan

efisien. Hal ini mencakup panduan pengadaan, penggunaan dan penghapusan aset

dan pengaturan risiko dan biaya yang terkait selama siklus hidup aset (Hariyono,

2007). Menurut Siregar (2002:198), ada 3 tujuan utama dari manajemen aset yaitu

efisiensi pemanfaatan dan pemilikan, terjaga nilai ekonomis dan objektivitas

dalam pengawasan dan pengendalian peruntukkan, penggunaan serta alih

penguasaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dibawah ini:

1. Efisiensi pemanfaatan dan pemilikan. Dimana pengelolaan yang baik,

membuat pemanfaatan aset optimal ataupun maksimal. Aset yang dikelola

dapat digunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) dan

dimanfaatkan secara efektif dan efisien sesuai dengan peraturan yang telah

ditetapkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

24

2. Terjaga nilai ekonomis dan potensi yang dimiliki. Nilai ekonomis suatu aset

akan terjaga, apabila aset dikelola dengan baik. Potensi yang dimiliki oleh

aset akan memberikan keuntungan baik dari segi pendapatan maupun dari

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

3. Objektivitas dalam pengawasan dan pengendalian peruntukkan, penggunaan

serta alih penguasaan. Dimana pengelolaan aset yang baik, dapat membuat

pengawasan akan lebih terarah. Sehingga peruntukkan, penggunaan dan alih

penguasaan aset akan tepat sesuai dengan rencana. Selain itu pengawasan

bertujuan membantu pencapaian tujuan dari aset tersebut.

2.3.3 Manajemen Aset Negara/Daerah

Dalam rangka mewujudkan tertib admisnistrasi terhadap pengelolaan

barang milik daerah, maka perlu diatur suatu pedoman kerja untuk mengelola

aset-aset daerah. Manajemen aset daerah diarahkan untuk menjamin

pengembangan kapasitas yang berkelanjutan dari pemerintah daerah, maka

pemerintah daerah dituntut untuk dapat mengembangkan atau mengoptimalkan

pemanfaatan aset daerah guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Pengelolaan aset daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah No.6 Tahun

2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, yang kemudian

ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Dalam Negeri No.17 Tahun 2007

tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. Menurut Peraturan Menteri

Dalam Negeri No. 17 Tahun 2007, yang dimaksud dengan aset daerah atau

Barang Milik Daerah (BMD) adalah:

“Semua kekayaan daerah baik yang dibeli atau diperileh atas beban

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun yang berasal

dari perolehan lainnya yang sah, baik yang bergerak maupun tidak

bergerak beserta bagian-bagiannya ataupun yang merupakan satuan

tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang termasuk

hewan dan tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan surat-surat berharga

lainnya.”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

25

Manajemen aset milik negara atau daerah dilaksanakan berdasarkan asas

fungsional, kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi,

akuntabilitas dan kepastian nilai. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

No. 6 Tahun 2006 pengelolaan barang milik negara/daerah meliputi perencanaan

kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan

dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan,

pembinaan dan pengawasan serta pengendalian. Asas pengelolaan Barang Milik

Daerah dapat ditunjukkan pada Gambar 2.4 dibawah ini

Sumber : Olahan Penulis (2012)

Gambar 2.4

Asas Pengelolaan Barang Milik Daerah

Dalam pengelolaan barang milik negara/daerah di atas, penatausahaan

adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan

barang milik daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sedangkan

inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan

pelaporan hasil pendataan barang milik daerah.

Aset Pemerintah Kabupaten Bandung merupakan BMD (Barang Milik

Daerah) yang pengelolaannya diserahkan kepada pemerintah Kabupaten Bandung,

yang dipimpin oleh Bupati serta Wakil Bupati sebagai Kepala Daerah.

Asas Pengelolaan

Barang Milik Daerah

Azas Fungsional

Azas Kepastian Hukum

Azas Transparansi

Azas Efisiensi

Azas Akuntabilitas

Azas Kepastian Nilai

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

26

Berdasarkan Permendagri No 17 tahun 2007, pengelolaan asset daerah

dilaksanakan oleh SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Kabupaten Bandung.

2.4 Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif. Menurut Weihrich dan Koontz dalam

Guswai (2007) efektif adalah pencapaian dari sebuah tujuan atau sasaran. Drucker

dalam Guswai (2007) mengemukakan bahwa efektif adalah melakukan suatu hal

dengan benar. Berdasarkan dua pengertian yang telah dikemukakan, dapat

disimpulkan bahwa efektif adalah pencapaian sebuah tujuan atau sasaran yang

dilakukan dengan benar.

Menurut Miller dalam Tangkilisan (2007) efektivitas adalah tingkat

seberapa jauh (kuantitas,kualitas dan waktu) sebuah sistem dalam mencapai

tujuan. Menurut Umar (2003) efektivitas adalah kemampuan untuk memilih

tujuan yang tepat. Jadi, efektivitas adalah suatu tingkat sebuah sistem dalam

mencapai tujuan dengan tepat.

Dari pengertian-pengertian efektifitas tersebut dapat disimpulkan bahwa

efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

(kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana

target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Berdasarkan hal tersebut maka

untuk mencari tingkat efektifitas dapat digunakan rumus sebagai berikut :

(Sumber: Danfar, 2009)

Gambar 2.2

Rumus Efektivitas

Berdasarkan rumus efektivitas, maka dapat disimpulkan jika output aktual

berbanding output yang ditargetkan lebih besar atau sama dengan 1 (satu), maka

akan tercapai efektifitas. Sedangkan jika output aktual berbanding output yang

ditargetkan kurang daripada 1 (satu), maka efektifitas tidak tercapai.

Efektivitas = Ouput Aktual/Output Target >=1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

27

2.4.1 Kriteria Efektivitas

Menurut Kusna (2007), ada dua kriteria efektivitas, yaitu:

1) Menggambarkan seluruh siklus input-proses-output

2) Menggambarkan hubungan timbal balik antara sistem dengan

organisasi.

2.5 Optimasi Aset

Menurut Hariyono (2007), aset dikatakan produktif apabila digunakan

sesuai dengan jam kerja dan fungsi dari aset tersebut. Bagi aset yang belum

digunakan secara produktif, dapat dilakukan optimasi dengan menambah jam

kerja atau dengan memberi fungsi tambahan. Optimasi aset merupakan proses

kerja dalam manajemen aset yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik,

lokasi, nilai, jumlah/volume, legal dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut,

(Siregar, 2004). Dalam tahap ini aset-aset yang dimiliki negara diidentifikasi dan

dikelompokkan berdasarkan potensi dari aset tersebut.

Selain itu, Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia (2009), mengatakan optimasi adalah suatu tindakan, proses,

atau metodologi untuk membuat sesuatu (sebagai sebuah desain, sistem, atau

keputusan) menjadi lebih atau sepenuhnya sempurna, fungsional atau lebih

efektif. Sedangkan, menurut Fanani (2010), optimasi berasal dari kata optimal

yang berarti terbaik. Jadi, optimasi adalah proses pencapaian suatu pekerjaan

dengan hasil dan keuntungan yang besar tanpa harus mengurangi mutu atau

kualitas suatu konstruksi). Sedangkan menurut Sugiama (2010), Optimizing the

utilization of assets in terms of service benefit and financial returns. Menurut

Laszkiewicz (2002) optimasi aset yaitu mengetahui dan mencapai potensi yang

dimiliki suatu aset secara penuh. Berdasarkan pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa optimasi adalah pengoptimalan penggunaan potensi dari

sebuah aset yang dimana dapat menghasilkan manfaat yang lebih atau juga

mendatangkan pendapatan.

Aset yang memiliki potensi yang dapat dikelompokkan berdasarkan

sektor-sektor unggulan yang menjadi tumpuan dalam strategi pengembangan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

28

ekonomi nasional, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

Tentunya kriteria untuk menentukan hal tersebut harus terukur dan transparan.

Sedangkan aset yang tidak dapat dioptimalkan, harus dicari penyebabnya

mengapa aset tersebut menjadi idle capacity. Sebagaimana disebutkan oleh

Siregar (2004), bahwa untuk mengoptimalkan suatu aset harus dibuat sebuah

formulasi strategi untuk meminimalisir atau menghilangkan ancaman dari faktor

lingkungan, dan untuk aset yang tidak dapat dioptimalkan harus dicari

penyebabnya.

Menurut Siregar (2004), bahwa optimasi pengelolaan aset itu harus

memaksimalkan ketersediaan aset (maximize asset availability), memaksimalkan

penggunaan aset (maximize asset utilization) dan meminimalkan biaya

kepemilikan (minimize cost of ownership). Hal tersebut bisa dilakukan dengan

meminimalisir atau mungkin menghilangkan hambatan atau ancaman atas

pengelolaan aset-aset tersebut. Sehingga optimasi dari suatu aset yang berstatus

idle capacity bisa dilakukan.

Siregar (2004:776), menyebutkan bahwa tujuan optimasi aset secara umum

adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan inventarisasi semua aset meliputi bentuk, ukuran, fisik,

legal, sekaligus mengetahui nilai pasar atas masing-masing aset tersebut yang

mencerminkan manfaat ekonomisnya.

2. Mengoptimalkan pemanfaatan aset, apakah aset tersebut telah sesuai dengan

peruntukkannya atau tidak.

3. Terciptanya suatu sistem informasi dan administrasi sehingga tercapainya

efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan aset.

Optimasi aset bertujuan untuk mengidentifikasi aset, sehingga akan

diketahui aset yang perlu di optimalkan dan bagaimana cara mengoptimalkan aset

tersebut. Hasil akhir optimasi aset ini adalah rekomendasi yang berupa sasaran,

strategi dan program untuk mengoptimalkan aset yang dikuasai.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

29

2.5.1 Mekanisme Optimasi Aset

Untuk mengoptimalkan aset, pengelola barang perlu membentuk tim

optimasi aset guna memberikan saran, usulan dan rancangan program dalam

penggunaan aset secara optimal, dalam rangka menggali sumber-sumber

pendapatan yang berkelanjutan. Mekanisme dalam pelaksanaan optimasi aset,

dapat dilakukan melalui proses sebagai berikut:

1. Pendataan aset/barang milik negara/daerah.

2. Mengidentifikasi aset/barang milik negara/daerah (legal audit, potensinya

dan sebagainya).

3. Menganalisa potensi peluang untuk dioptimasikan.

4. Menyusun Rancangan Program Optimasi Aset.

2.5.2 Rencana Optimasi Aset

Menurut Djumara (2007), dalam menyusun rancangan optimasi aset harus

dilakukan analisa dan penyusunan rencana pemanfaatan. Oleh karena itu, masing-

masing unit dari aset harus diidentifikasi terlebih dahulu, dengan melakukan

serangkaian kegiatan meliputi:

1. Menyusun data aset tentang; teknis, lokasi, legal, ekonomis, dan data sosial.

2. Meneliti potensi peluang yang dimiliki aset untuk dioptimalkan dari segi:

potensi teknis yang dimiliki dari aset, potensi lingkungan tempat aset berada,

potensi legal dari aset, potensi peluang ekonomis dari aset, dan potensi sosial.

3. Menganalisa potensi/kemampuan dari aset-aset yang memungkinkan untuk

dioptimasikan dari segi:

a. Kemampuan dari aset tersebut untuk dipasarkan (marketability).

b. Kemampuan dari aset tersebut untuk menghasilkan uang atau keuntungan

(profitability) jika dioptimasikan.

c. Sejauh mana kemampuan teknis dari aset itu sendiri (technical viability).

d. Bagaimana dukungan lingkungan guna optimasi aset itu sendiri.

e. Landasan legal untuk optimasi aset yang memungkinkan apakah cukup

kuat dan menunjang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

30

4. Menyusun rancangan program optimasi aset yang meliputi:

1. Menyusun rancangan program optimasi untuk masing-masing aset yang

mungkin untuk dioptimasikan,

2. Menyusun rancangan pengelolaannya/pelaksanaannya apakah akan

dilaksanakan oleh pihak ketiga/swakelola, dan

3. Menyusun prakiraan/estimasi pemasukan penerimaan (jumlah dan lama

masanya) bagi aset yang mempunyai kemungkinan untuk dioptimasikan

tersebut.

2.6 Inventarisasi Aset

Inventarisasi menurut Budiono (2005: 207) merupakan pencatatan

pendaftaran barang-barang milik kantor yang dipakai dalam melaksanakan tugas.

Inventarisasi barang merupakan kegiatan untuk melakukan pencatatan dan

pendaftaran barang pada suatu saat tertentu. Dalam PP No.06 Th.2006

inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan

pelaporan hasil pendataan BMN. Maksud inventarisasi adalah untuk mengetahui

jumlah dan nilai serta kondisi aset yang sebenarnya, baik yang berada dalam

penguasaan Pengguna Barang maupun yang berada dalam pengelolaan Pengelola

Barang. Inventarisasi memilik banyak manfaat bagi perusahaan.

Menurut Sanderson (2000) inventarisasi memiliki beberapa manfaat sebagai

berikut:

1. Mencatat dan menghimpun data aset yang dikuasahi unit organisasi/

departemen.

2. Menyiapkan dan menyediakan bahan laporan pertanggungjawaban atas

penguasaan dan pengelolaan aset organisasi/ negara.

3. Menyiapkan dan menyediakan bahan acuan untuk pengawasan aset

organisasi atau negara.

4. Menyediakan informasi mengenai aset organisasi /negara yang dikuasahi

departemen sebagai bahan untuk perencanaan kebutuhan, pengadaan dan

pengelolaan perlengkapan departemen.

5. Menyediakan informasi tentang aset yang dikuasai departemen untuk

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

31

menunjang perencanaan dan pelaksanaan tugas departemen.

Tujuan inventarisasi aset yaitu agar semua aset dapat terdata dengan baik

dalam upaya mewujudkan tertib administrasi dan mempermudah pelaksanaan

pengelolaan aset. Seluruh BMN merupakan sasaran inventarisasi yaitu semua

barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN), atau berasal dari perolehan lainnya yang sah, baik yang berada

dalam penguasaan Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang maupun yang

berada dalam pengelolaan Pengelola Barang.

Ketentuan umum Inventarisasi aset yaitu :

1. Pengguna Barang melakukan inventarisasi aset sekurang-kurangnya sekali

dalam 5 (lima) tahun, kecuali untuk barang persediaan dan kontruksi

dalam pengerjaan dilakukan setiap tahun.

2. Pengelola Barang melakukan inventarisasi aset berupa Tanah dan/atau

Bangunan Idle yang berada dalam pengelolaannya sekurang-kurangnya

sekali dalam 5 (lima) tahun.

3. Yang dimaksud dengan inventarisasi dalam waktu sekurang-kurangnya

sekali dalam 5 (lima) tahun adalah sensus barang, dan yang dimaksud

dengan inventarisasi terhadap persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan

antara lain adalah opname fisik.

4. Jika diperlukan, dalam pelaksanaan inventarisasi dapat dibentuk Tim

Inventarisasi pada masing-masing tingkat unit penatausahaan pada

Pengguna Barang dan Pengelola Barang dan dapat dibantu oleh unit kerja

lain pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang.

5. Dalam rangka pelaksanaan inventarisasi ast atas Tanah dan/atau Bangunan

Idle, Pengguna/Kuasa Pengguna Barang yang sebelumnya menyerahkan

tanah dan/atau bangunan dimaksud tetap berkewajiban membantu

pelaksanaan hasil inventarisasi aset atas Tanah dan/atau Bangunan Idle.

6. Dalam rangka pelaksanaan inventarisasi aset, apabila aset yang

diinventarisasi bukan berada dalam penguasaan masing-masing unit

penatausahaan pada Pengguna Barang atau Pengelola Barang, maka dapat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

32

dibuat Berita Acara Inventarisasi antara unit penatausahaan dengan pihak

yang menguasai barang dimaksud.

7. Pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan inventarisasi harus

menyertakan penjelasan atas setiap perbedaan antara data aset dalam daftar

barang dan hasil inventarisasi.

8. Penanggungjawab pelaksanaan inventarisasi aset pada Pengguna Barang

adalah Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan, dan

penanggungjawab pelaksanaan inventarisasi aset berupa Tanah dan/atau

Bangunan Idle pada Pengelola Barang adalah Direktur Jenderal Kekayaan

Negara, atau pejabat yang dikuasakan.

2.7 Sistem

Definisi sistem berkembang sesuai dengan konteks dimana pengertian

sistem itu digunakan. Secara umum sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan

dari bagian-bagian yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang sama.

Contoh: sistem tata surya, sistem pencernaan, sistem transportasi umum, sistem

otomotif, sistem komputer, dan sistem informasi. Sutabri (2005) mendefinisikan

sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau

untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Murdick dan Ross (1993) dalam

Analisis dan Perancangan Sistem Informasi (t.t) mendefinisikan sistem sebagai

seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainya untuk suatu tujuan

bersama.

Menurut Chaniago (2006) sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang

terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai

gambaran, jika dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan

manfaat dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut dapat

dipastikan bukanlah bagian dari sistem. Sebagai contoh, raket dan pemukul bola

kasti (masing-masing sebagai elemen) tidak bisa membentuk sebuah sistem,

karena tidak ada sistem permainan olahraga yang memadukan kedua peralatan

tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

33

Scott (1996) dalam Analisis dan Perancangan Sistem Informasi (t.t)

mengatakan sistem terdiri dari unsur-unsur seperti masukan (input), pengolahan

(processing) , serta keluaran (output).

Sumber: Scott (1996)

Gambar. 2.5

Model Sistem

Input (masukan) dalam konteks ini berupa data mentah, kemudian setelah

melalui transformasi/pengolahan (processing) maka data tersebut menjadi sebuah

atau beberapa output (keluaran), yaitu informasi yang memiliki makna dan

bermanfaat.

2.7.1 Karakteristik Sistem

Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, maka perlu

membedakan unsur-unsur dari sistem yang membentuknya. Berikut ini

karakteristik sistem menurut Jogiyanto, 2005:3 yang dapat membedakan suatu

sistem dengan sistem lainnya

1. Komponen Sistem (component)

Kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu sistem yang

mentransformasikan input menjadi bentuk setengah jadi (output).

Komponen ini bisa merupakan subsistem dari sebuah sistem. Kemudian

penghubung (interface) yang merupakan tempat dimana komponen atau

sistem dan lingkungannya bertemu atau berinteraksi.

input

process

output

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

34

2. Batas Sistem (boundary)

Merupakan penggambaran dari suatu elemen atau unsur mana yang

termasuk di dalam sistem dan mana yang di luar sistem. Batas sistem ini

memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu

sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Sistem (environment)

Sesuatu di luar sistem, lingkungan yang menyediakan asumsi, kendala dan

input terhadap suatu sistem. Lingkungan tersebut dapat bersifat merugikan

maupun menguntungkan sistem.

4. Penghubung Sistem (interface)

Merupakan tempat dimana komponen atau sistem dan lingkungannya

bertemu atau berinteraksi.

5. Masukan Sistem (input)

Masukan adalah sumber daya (data, bahan baku, peralatan, energi) dari

lingkungan yang dikonsumsi dan dimanipulasi oleh suatu sistem.

6. Keluaran Sistem (output)

Sumber daya atau produk (informasi, laporan, dokumen, tampilan layar

komputer, barang jadi) yang disediakan untuk lingkungan sistem oleh

kegiatan dalam suatu sistem.

7. Penyimpanan Sistem (storage)

Area yang dikuasai dan digunakan untuk penyimpanan sementara dan

tetap dari informasi, energi, bahan baku dan sebagainya. Penyimpanan

merupakan suatu media penyangga diantara komponen tersebut bekerja

dengan berbagai tingkatan yang ada dan memungkinkan komponen yang

berbeda dari berbagai data yang sama.

8. Sasaran Sistem (objective)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Sasaran dari sistem

sangat mempengaruhi masukan sistem yang dibutuhkan dan keluaran

sistem yang dihasilkan. Sistem tersebut dinyatakan berhasil jika mengenai

sasaranya atau tujuannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

35

Dalam pengembangannya, tentu saja perlu menghindari pengembangan

sistem yang buruk. Untuk menghindarinya, pengembang perlu mengetahui ciri-

ciri sistem yang buruk. Dalam Analisis dan Perancangan Sistem Informasi (t.t.)

ciri-ciri sistem yang buruk adalah : tidak memenuhi kebutuhan user, performance

buruk, reliabilitas rendah, dan kegunaannya rendah. Contoh-contoh kesulitan

dalam pengembangan sistem antara lain, pengembangan yang tidak terjadwal,

tidak ada rencana anggaran, sistem bisa jalan = 100% over budget atau jadwal.

Menurut Chris Edwards, 2001, Ada beberapa cara yang berbeda untuk

mengklasifikasikan sistem yaitu melalui:

1. Tingkat formalitasnya

2. Tingkat penerapan otomasi yang berikan

3. Hubungan sistem terebut dalam pembuatan keputusan

4. Sifat-sifat input dan outputnya

5. Sumber dan tingkat kesesuaiannya

6. Bobotnya pada perusahaan

2.7.2 Subsistem dan Supersistem

Suatu sistem yang kompleks biasanya tersusun atas beberapa subsistem.

Menurut Kadir (2003), subsistem merupakan sistem-sistem yang terdapat dalam

sebuah sistem. Subsistem bisa dijelaskan sebagai sebuah sistem dalam sistem

yang lebih besar. Sebagai contoh : Automobile adalah sistem yang terdiri dari

beberapa subsistem, yaitu sistem mesin, sistem body dan sistem roda. Demikian

juga, setiap subsistem bisa terdiri dari beberapa sub-sub sistem. Sistem mesin

terdiri dari sistem karburator, sistem generator, sistem bahan bakar dan lain-lain.

Berkaitan dengan sistem dan subsistem, istilah supersistem kadang kala

dijumpai. Jika suatu sistem menjadi bagian dari sistem lain yang lebih besar, maka

sistem yang lebih besar tersebut merupakan supersistem (Chaniago, 2006).

Sebagai contoh, jika pemerintah kabupaten disebut sebagai sebuah sistem, maka

pemerintah provinsi berkedudukan sebagai supersistem. Jika ditinjau dari

pemerintah pusat, pemerintah provinsi adalah subsistem dan pemerintah pusat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

36

adalah supersistem. Ilustrasi dari sistem, subsistem dan supersistem dapat dilihat

seperti gambar 2.6. berikut:

Sumber: Chaniago (2006)

Gambar 2.6

Ilustrasi Sistem, Subsistem dan Supersistem

2.8 Konsep Dasar Informasi

Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi suatu sistem. Menurut

Jogiyanto, 2005: 8, informasi didefinisikan sebagai “data yang diolah menjadi

bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya”.

Berdasarkan definisi tersebut, data adalah sumber dari informasi.

Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan

kesatuan nyata dan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data item.

Kejadian yang dimaksud adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu.

Sedangkan kesatuan nyata adalah berupa suatu obyek nyata seperti tempat, benda

dan orang yang betul ada dan terjadi.

2.8.1 Sistem Informasi

Menurut Bodnar dan Hopwood (1993 dalam Kadir, 2003), ”sistem

informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang

untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna”.

Menurut Ridho (2007), sistem informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai

kerja sama antara komponen-komponen yang saling terhubung untuk

Prosedur

Sistem

Subsistem

Supersistem

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

37

mengumpulkan, memproses, menyimpan dan memilah-milah informasi untuk

mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian, analisis, dan

visualisasi dalam sebuah organisasi. Menurut Sutabri (2005), “Sistem Informasi

adalah suatu sistem di dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan

pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang

bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat

menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Berdasarkan ketiga definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

adalah sekumpulan komponen-komponen, perangkat lunak dan perangkat keras

dalam organisasi yang dirancang untuk mentransformasikan data menjadi

informasi sebagai pendukung pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan

organisasi, serta dapat menyediakan informasi kepada pihak luar tertentu.

Menurut Sarah (2011), banyak aktivitas manusia yang berhubungan

dengan sistem informasi. Tidak hanya di negara-negara maju, di Indonesia pun

sistem informasi telah banyak diterapkan, seperti di instansi-instansi, perguruan

tinggi, pasar swalayan, bandara, bahkan di rumah ketika pemakai bercengkerama

dalam dunia internet. Disadari atau tidak, sistem informasi telah banyak

membantu manusia, baik sebagai organisasi, pelaku bisnis atau sebagai individu.

2.8.2 Komponen Sistem Informasi

Jhon Burch dan Gary Grudnitski (dalam Jogiyanto, 2005), mengemukakan

bahwa sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan

istilah blok bangunan (building block), yaitu blok masukan (input blok), blok

model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology

block), blok basis data (database block) dan blok kendali (control block). Sebagai

suatu sistem, keenam blok tersebut saling berinteraksi hingga membentuk

kesatuan untuk mencapai sasaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar

2.7 di bawah ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

38

Sumber : Jogiyanto, 2005: 12.

Gambar 2.7

Blok Sistem Informasi yang Berinteraksi

1. Blok Masukan

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini

termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan

dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang

akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data

dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang

diinginkan.

3. Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi

yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan

manajemen serta semua pemakai sistem

4. Blok Teknologi

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model,

menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran

dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

39

terdiri dari tiga bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware),

perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Teknisi dapat

berupa orang-orang yang mengetahui teknologi dan membuatnya dapat

beroperasi.

5. Blok Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras

komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data

perlu disimpan didalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi

lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian

rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data

yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanan. Basis data

diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket

yang disebut dengan DBMS (Database Management System).

6. Blok Kendali

Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan

bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila

terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.9 Sistem Informasi Manajemen

Menurut Eko Nugroho (2008), Sistem Informasi Manajemen, disingkat

SIM, adalah sebuah sistem informasi yang berfungsi mengelola informasi bagi

manajemen organisasi. Peran informasi di dalam organisasi dpat diibaratkan

sebagai darah pada tubuh manusia. Tanpa adanya aliran informasi yang sehat,

organisasi akan mati. Di dalam organisasi, SIM berfungsi baik untuk pengolahan

transaksi, manajemen kontrol maupun sebagai sistem pendukung pengambilan

keputusan. Adapun karakteristik SIM menurut Sutabri (2003), adalah sebagai

berikut :

1. SIM membantu manajer secara terstruktur pada tingkat operasional dan

tingkat kontrol saja. Meskipun demikian, SIM dapat digunakan pula

sebagai alat untuk perencanaan bagi staf yang sudah senior;

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

40

2. SIM didesain untuk memberikan laporan operational sehari-hari sehingga

dapat memberi informasi untuk mengontrol operasi tersebut dengan lebih

baik;

3. SIM sangat bergantung pada keberadaan data organisasi secara

keseluruhan, serta bergantung pada alur informasi yang dimiliki oleh

organisasi tersebut;

4. SIM biasanya tidak memiliki kemampuan untuk menganalisis masalah.

Kemampuan untuk menganalisis masalah terletak pada decision support

system;

5. SIM biasanya berorientasi pada data-data yang sudah terjadi atau data-data

yang sedang terjadi, bukan data-data yang akan terjadi seperti forecasting;

6. SIM juga berorientasi pada data-data di dalam organisasi dibanding data-

data dari luar organisasi. Oleh karena itu, informasi yang dibutuhkan oleh

SIM adalah informasi yang sudah diketahui formatnya secara relatif stabil;

7. SIM biasanya tidak fleksibel karena bentuk laporan-laporan yang

dihasilkan banyak sudah dipersiapkan sebelumnya. Beberapa SIM memliki

kemampuan agar manajer dapat membuat laporannya sendiri, tetapi

sebenarnya data-data yang dibutuhkan manajer tersebut sudah ada dan

sudah dipersiapkan lebih dulu;

8. Sebagaimana problematika yang telah disebutkan di atas, SIM

membutuhkan perencanaan yang sangat matang dan panjang, sambil

memperhitungkan perkembangan organisasi di masa mendatang. Sebuah

literatur menyebutkan bahwa analisis dan desain SIM biasanya

membutuhkan waktu antara satu sampai dua tahun.

Menurut Sutabri (2004) indikator dari variabel sistem informasi manajemen

adalah sebagai berikut:

1. Availability (Dapat Diperoleh)

Yaitu mendapat informasi yang semula atau sebelumnya tidak dapat

diperoleh.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

41

2. Timelines (Ketepatan Waktu)

Yaitu informasi yang dihasilkan oleh komputer dapat diperoleh dalam waktu

yang cepat dan tepat.

3. Accuracy (Ketelitian)

Yaitu informasi yang dihasilkan oleh komputer lebih terjamin.

4. Completeness (Kelengkapan)

Yaitu informasi yang dihasilkan oleh komputer lebih lengkap dan jelas.

5. Presentation (Penyajian)

Yaitu informasi yang dihasilkan dari proses komputer dapat disajikan

menurut selera pemakai informasi tersebut.

Untuk melaksanakan kegiatan sistem informasi manajemen tersebut

dibutuhkan komponen pendukung agar sistem berjalan dengan baik

(menghasilkan informasi sesuai dengan yang diinginkan). Chaniago (2007) dan

Davis dalam Maskan (1997) memiliki pendapat yang sama, bahwa komponen/alat

bantu SIM dibagi atas 3 bagian yaitu hardware, software, dan brainware. Untuk

lebih jelasnya, gambar 2.7 adalah gambar hubungan komponen SIM.

(Sumber: Hasil Olah Data Penulis, 2011)

Gambar 2.8

Hubungan Komponen SIM

Ketiga komponen tersebut saling berhubungan, karena dalam menjalankan

sebuah sistem harusmemiliki sebuah komputer/perangkat (yang disebut

hardware) untuk menerima dan menyimpan data invetarisasi (contohnya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

42

seperangkat komputer). Kemudian data tersebut diproses/diolah dengan

menggunakan (software/program yang digunakan untuk mengolah data,contohnya

windows, Ms-Word, Ms-Excel,Ms-Access, dll) sehingga menghasilkan informasi.

Sedangkan sumberdaya manusia (brainware) merupakan manusia/orang yang

mengelola sistem informasi tersebut.

2.9.1 Komponen Fisik Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi terdiri dari komponen fisiknya. Komponen ini disediakan

untuk melengkapi sistem pengoperasiannya. Adapun komponen dari sistem

informasi manajemen akan ditunjukkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Komponen Fisik SIM

Komponen Sistem Catatan

Perangkat keras Perangkat keras bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer (pusat pengolah, unit masukan/keluaran, unit penyimpanan file, dan lain sebagainya), peralatan penyiapan data dan terminal masukan/keluaran

Perangkat lunak Perangkat lunak dapat dibagi dalam 3 jenis utama :

1. Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem pengoprasian dan sistem manajemen data yang memungkinkan pengoprasian sistem komputer

2. Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan keputusan

3. Aplikasi perangkat lunak yang terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk setiap aplikasi.

Database File yang berisi program dan data dibuktikan dengan adanya media penyimpanan secara fisik seperti hard disk, magnetic tipe dan sebagainya. File juga meliputi keluaran tercetak dan catatan lain di atas kertas, mikro film dan lain sebagainya.

Prosedur Prosedur merupakan komponen fisik karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi. Ada tiga jenis prosedur yang dibutuhkan, yaitu :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

43

1. Instruksi untuk pemakai 2. Instruksi untuk penyiapan masukan 3. Instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat komputer

Personil Operator komputer, analis sistem, programer, personil data entry dan manajer sistem informasi/EDP.

Sumber : Sutabri, 2003: 96

Struktur sistem informasi manajemen diuraikan dengan dua cara, yaitu atas

dasar kegiatan manajemen dan fungsi organisatoris. Kedua cara tersebut ditambah

dengan konsep struktural akan disintesiskan ke dalam suatu struktur SIM. Struktur

konseptual SIM merupakan suatu sintesis gagasan yang telah disajikan. SIM

didefinisikan sebagai gabungan subsistem fungsional yang masing-masing dibagi

dalam empat seksi pengolahan informasi, yaitu :

1. Pengolahan transaksi;

2. Dukungan operasi sistem informasi;

3. Dukungan pengendalian manajerial sistem informasi;

4. Dukungan perencanaan strategis sistem informasi.

2.9.2 Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer

Menurut Sutabri (2003), “sistem informasi manajemen berbasis komputer

adalah suatu SIM yang menempatkan perkakas pengolah data komputer dalam

kedudukan yang penting”. SIM yang berbasis komputer terdiri dari manusia,

perangkat keras, perangkat lunak, data dan prosedur-prosedur organisasi yang

saling berinteraksi untuk menyediakan data dan informasi yang tepat pada

waktunya kepada pihak-pihak di dalam maupun di luar organisasi.

Terdapat beberapa alasan mengapa komputer merupakan alat yang sangat

penting di dalam SIM, diantaranya kemampuan mengolah data dan lebih unggul

sebagai penyerap atau pencatat data dibandingkan dengan daya ingat manusia.

Ciri-ciri kemampuan komputer dan kemampuan otak manusia dapat diuraikan

pada Tabel 2.2 berikut ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

44

Tabel 2.2

Ciri-ciri Kemampuan Komputer dan Otak Manusia

Kemampuan Komputer Kemampuan Manusia

Pengolahan cepat Intuisi dan penilaian Akurat Fleksibilitas dan adaptivitas Kapasitas penyimpanan yang besar Responsif terhadap kejadian yang tidak

terduga Efektif untuk tugas yang berulang Pemikiran abstrak Otomatis Perencanaan dan penetapan tujuan Dapat berfungsi hampir secara terus menerus Mampu mengenali pola tindakan Teliti dalam mendeteksi situasi menyimpang Mampu menetapkan prosedur dan kontrol Dapat diperbaiki dan ditingkatkan Dapat mengemukakan argumentasi

Sumber : Sutabri, 2003: 100.

2.9.3 Metode Pengembangan SIM

Metode pengembangan sistem meruapakan bagian yang cukup penting

dalam penyudunan rancangan sistem informasi manajemen. Karena dengan

dipilihnya metode maka kita mengikuti perencanaan penyusunan jadwal, staffing

proyek, biaya dan lain-lain. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam

pengembangan SIM yaitu:

1. System Development Life Cycle (SDLC)

Secara global definisi SDLC dapat dikatakan sebagai suatu proses

berkesinambungan untuk menciptakan atau merubah sebuah sistem,

merupakan sebuah model atau metodologi yang digunakan untuk melakukan

pengembangan sistem. Dapat dikatakan dalam SDLC merupakan usaha

bagaimana sebuah sistem informasi dapat mendukung kebutuhan bisnis,

rancangan & pembangunan sistem serta pengirimannya kepada pengguna.

Secara umum, tahapan SDLC meliputi proses perencanaan, analisis, desain

dan implementasi.Berikut metode SDLC yang dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

45

Sumber: Mazirwan (2009)

Gambar 2.8

Metode SDLC

a. Planning

Proses perencanaan biasanya lebih menekankan pada alasan mengapa

sebuah sistem harus dibuat.

b. Analysis

Tahapan perencanaan ini kemudian dilanjutkan dengan proses analisis

yang lebih menekankan pada siapa, apa, kapan, dan dimana sebuah sistem

akan dibuat.

c. Design

Sedangkan pada proses desain lebih menekankan kepada bagaimana

sistem akan berjalan

d. Implementation

Tahap terakhir dilanjutkan dengan fase implementasi yaitu proses

pengirimannya kepada pengguna.

2. Structural Design

Structural Design merupakan sebuah metode pengembangan sistem dimana

antara satu fase ke fase yang lain dilakukan secara berurutan. Biasanya sebuah

langkah akan diselesaikan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke fase

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

46

berikutnya. Keuntungan menggunakan metodologi ini requirement harus

didefinisikan lebih mendalam sebelum proses coding dilakukan. Disamping

itu metodologi ini memungkinkan sesedikit mungkin perubahan dilakukan

pada saat proyek berlangsung. Namun, metodologi ini juga mempunyai

beberapa kelemahan, diantaranya desain harus komplit sebelum programming

dimulai, serta jika terjadi fase yang terlewati, maka biaya yang akan

ditimbulkan akan lumayan besar. Bagian dari metodologi ini antara lain

Waterfall Model. Berikut adalah ilustrasi Waterfall Model.

Sumber: Mazirwan (2009)

Gambar 2.9

Konsep Waterfall

3. Rapid Application Development (RAD)

Metodologi ini melakukan beberapa penyesuaian terhadap SDLC pada

beberapa bagian sehingga lebih cepat untuk sampai ke tangan pengguna.

Metodologi ini biasanya mensyaratkan beberapa teknik dan alat-alat khusus

agar proses bisa cepat, misalnya melakukan sesi joint application development

(JAD), penggunaan alat-alat computer aided software engineering (Case

Tools), kode generator, dan lain-lain.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

47

Sumber: Mazirwan (2009)

Gambar 2.10

Konsep Phased Development

Beberapa kategori RAD misalnya Phased Development dan Prototyping.

Phased Development membagi sistem secara keseluruhan menjadi beberapa

versi sistem. Setelah desain untuk versi pertama selesai maka akan dilanjutkan

ke implementasi. Setelah versi pertama terselesaikan, maka pengembang akan

memulai lagi ke versi selanjutnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

48

Sumber: Mazirwan (2009)

Gambar 2.11

Konsep Prototyping Methodologies

Metodologi prototyping melakukan analisis, desain, dan implementasi

secara bersamaan, kemudian dilakukan secara berulang-ulang untuk

mendapat review dari pengguna. Prototyping adalah sebuah sistem dalam

fungsi yang sangat minimal.

4. Agile Development

Bisa dikatakan metode agile development merupakan metodologi yang lebih

cepat dalam pengembangan sebuah sistem informasi. Metodologi ini

melakukan perampingan pada proses pemodelan dan pembuatan dokumentasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

49

Sumber: Mazirwan (2009)

Gambar 2.12

Konsep Agile Development

2.9.4 Model Sistem Informasi

Analisis terstruktur merupakan suatu metode analisis dengan

menggunakan alat/sarana yang mana sarana tersebut digunakan untuk membuat

spesifikasi sistem yang terstruktur. Adapun alat sistem yang akan dijelaskan

sebagai model sistem yang akan dirancang adalah sebagai berikut (Sutabri, 2004):

1. Data Flow Diagram (DFD)

Data flow diagram menggambarkan atau membuat model sistem yang seakan-

akan mencermikan penekanan pada data, namun sebenarnya DFD lebih

menekankan pada segi proses. Pengertian secara umum dari data flow

diagram adalah suatu jaringan yang menggambarkan suatu sistem

automat/komputerisasi, manualisasi atau gabungan dari keduanya, yang

penggambarannya disusun dalam bentuk kumpulan komponen sistem yang

saling berhubungan sesuai dengan aturan mainnya.

Terdapat dua bentuk data flow diagram, yaitu physical data flow diagram dan

logical data flow diagram (Jogiyanto, 2005). Physical data flow diagram lebih

menekankan pada proses-proses sistem diterapkan termasuk proses-proses

manual. Logical data flow diagram lebih menekankan pada logika dari

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

50

kebutuhan sistem, yaitu proses apa saja secara logika yang dibutuhkan oleh

sistem. Keuntungan dari DFD adalah memungkinkan untuk menggambarkan

sistem dari level yang paling tinggi kemudian menguraikannya menjadi level

yang lebih rendah (dekomposisi), sedangkan kekurangan dari DFD adalah

tidak menunjukkan proses pengulangan (looping), proses keputusan dan

proses perhitungan. Berikut adalah beberapa keuntungan lain dari DFD:

a. DFD untuk mendeteksi dan memperbaiki terjadinya kesalahan rancangan

logika di tahap awal perancangan sistem informasi. Dimana perbaikan di

tahap awal ini akan mengurangi ongkos perbaikan dibandingkan jika

kesalahan dideteksi pada tahap akhir (programming, testing &

implementation).

b. Pemahaman yang lebih jauh mengenai keterkaitan antara sistem dan

subsistem.

c. Memudahkan pemahaman user terhadap sistem dengan adanya diagram

secara visual.

d. Memudahkan analisis sistem secara keseluruhan, termasuk aliran data dan

proses yang dilakukan.

Pada dasarnya, DFD disusun atas simbol-simbol tertentu. Simbol yang

digunakan dalam membuat data flow diagram ada empat buah, yaitu

Tabel 2.4

Simbol Data Flow Diagram

EXTERNAL ENTITY

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan asal atau tujuan

data.

PROSES Simbol ini digunakan untuk proses pengolahan atau transformasi data.

DATA FLOW Simbol ini digunakan untuk menggambarkan aliran data yang berjalan.

DATA STORE Simbol ini digunakan untuk menggambarkan data flow yang sudah disimpan atau diarsipkan.

Sumber: Sutabri (2004: 163)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

51

Berikut adalah teknik membuat Data Flow Diagram (DFD) yang lazim

digunakan (Sutabri, 2004):

a. Mulai dari yang umum atau tingkatan yang lebih tinggi, kemudian

diuraikan atau dijelaskan sampai yang lebih detail atau tingkatan yang

lebih rendah, yang dikenal dengan istilah “Analisis Atas Bawah atau Top

Down Anaysis”.

b. Jabarkan proses yang terjadi di dalam data flow diagram serinci mungkin

sampai tidak dapat diuraikan lagi.

c. Peliharalah konsistensi proses yang terjadi di dalam DFD, mulai dari

diagram yang tingkatannya lebih tinggi sampai dengan diagram yang

tingkatannya lebih rendah.

d. Berikan label yang bermakna untuk setiap simbol yang digunakan seperti:

1) Nama yang jelas untuk EXTERNAL ENTITY;

2) Nama yang jelas untuk PROSES;

3) Nama yang jelas untuk DATA FLOW;

4) Nama yang jelas untuk DATA STORE.

e. Tahapan Data Flow Diagram

Langkah-langkah di dalam membuat data flow diagram dibagi menjadi

tiga tahap untuk tingkat konstruksi DFD, yaitu sebagai berikut:

a. Diagram Konteks

Diagram ini dibuat untuk menggambarkan sumber serta tujuan data yang

akan diproses atau dengan kata lain diagram tersebut digunakan untuk

menggambarkan sistem secara umum/global.

b. Diagram Nol

Diagram ini dibuat untuk menggambarkan tahapan proses yang ada di

dalam diagram konteks, yang penjabarannya lebih terperinci.

c. Diagram Detail

Diagram ini dibuat untuk menggambarkan arus data secara lebih mendetail

lagi dari tahapan proses yang ada di dalam diagram nol.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

52

2. Data Dictionary (DD) / Kamus Data.

Kamus data yang digunakan dalam analisis struktur dan desain sistem

informasi merupakan suatu katalog yang menjelaskan lebih detail tentang data

flow diagram yang mencakup proses, data flow, dan data store. Kamus data

dapat digunakan pada metodologi berorientasi data dengan menjelaskan lebih

detail lagi hubungan entitas, seperti atribut-atribut suatu entitas. Pada

metodologi objek, kamus data dapat menjelaskan lebih detail atribut maupun

metode atau service suatu objek. Kamus data dibuat berdasarkan arus data

yang ada pada data flow diagram. Kamus data dan komponen-komponen

lainnya yang dikumpulkan pada saat analisis sistem sangat dibutuhkan dalam

perancangan sistem. Selain dapat digunakan untuk menjelaskan suatu model

sistem, kamus data juga berfungsi untuk menghindari penggunaan kata-kata

yang sama, karena kamus data disusun menurut abjad.

3. SE (Structured English)

Structured English merupakan alat yang cukup efisien untuk menggambarkan

suatu alogaritma. Basis dari structured english adalah bahasa inggris. Selain

bahasa inggris, bahasa indonesia juga dapat digunakan dalam menggambarkan

suatu alogaritma yang akan dikomunikasikan kepada pemakai sistem.

4. Decision Table (DTA)

Tabel keputusan adalah tabel yang digunakan sebagai alat bantu untuk

menyelesaikan logika di dalam program. Alogaritma yang berisi keputusan

bertingkat yang banyak sekali sangat sulit untuk digambarkan dengan

structured english. Untuk keperluan seperti itu dapat dibuat terlebih dahulu

dengan menggunakan tabel keputusan. Tabel keputusan efektif digunakan

apabila kondisi yang akan diseleksi di dalam program cukup rumit. Struktur

dari tabel keputusan terdiri dari empat bagian utama, yaitu condition stub,

condition entry, action stub dan entry.

5. Decision Trees (DTE)

Decision trees sama seperti bagan berjenjang yang juga digunakan untuk

mendefinisikan dan mengilustrasikan organisasi dari sistem informasi secara

berjenjang dalam bentuk modul dan submodul. Perbedaannya, decision trees

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

53

menunjukkan hubungan elemen data dan elemen kontrol di antara modulnya.

Dengan demikian, decision tress dapat memberikan penjelasan yang lengkap.

2.9.5 Entity Relationship Diagram (ERD)

Menurut Haryanto (2008: 12), Entity Relationship Diagram (ERD)

merupakan hasil akhir dari proses analisis terhadap sistem yang ditinjau yang

dilakukan oleh seorang analis sistem. Entity relationship diagram menunjukkan

hubungan antara entitas yang satu dengan yang lain hingga seluruh data tergabung

di dalam satu kesatuan yang terintegrasi. Entitas adalah individu, benda, objek

yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain.

Sekumpulan entitas yang sejenis dan berada dalam lingkup yang sama disebut

himpunan entitas. Bentuk relasi entitas terdapat beberapa macam, yaitu (Nugroho:

2008):

1. One to one

One to one merupakan satu record dalam sebuah entitas hanya berhubungan

dengan satu record di entitas lain. Contohnya:

PERUSAHAAN HUTANG

KODEPRSH NAMAPRSH ALAMAT KOTA TELEPON

KODEPRSH JLHHUTANG TANGGAL

Sumber: Nugroho (2008)

Gambar 2.13

Relasi One to One

Sebuah record di entitas perusahaan hanya akan mempunyai hubungan dengan

sebuah record di entitas hutang. Kodenya adalah 1:1, artinya suatu rekaman di

entitas yang satu bisa berhubungan dengan satu record di entitas yang lain.

2. One to many

One to many merupakan satu record di sebuah entitas berhubungan dengan

banyak rekaman di entitas lain. Contohnya:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

54

NOTA NOTARINCI NONOTA KODEPRSH TANGGAL JUMLAH DISKON DIBAYAR CATATAN

NONOTA KODEBARANG CACAH HARGASATUAN

Sumber: Nugroho (2008)

Gambar 2.14

Relasi One to Many

Sebuah record di entitas nota akan berhubungan dengan banyak record di

entitas lain. Kodenya adalah 1:N, artinya suatu rekaman di entitas yang satu

bisa berhubungan dengan N (banyak) record di entitas yang lain.

3. Many to many

Banyak record di sebuah entitas berhubungan dengan banyak rekaman di

entitas lain. Contohnya:

PEGAWAI BAGIAN

NOPEGAWAI KOPEGAWAI NAMA ALAMAT TGLLAHIR CATATAN

KODEBAGIAN NAMABAGIAN KODEPEGAWAI KEPALA

Sumber: Nugroho (2008)

Gambar 2.15

Relasi Many to Many

Contoh diatas menjelaskan satu record di entitas pegawai dapat muncul di

banyak rekaman pada entitas bagian, yaitu jika seorang pegawai menduduki

jabatan di beberapa bagian. Demikian pula sebuah rekaman di entitas bagian

dapat muncul di banyak rekaman di entitas pegawai.

Selain entitas, ERD juga tersusun atas komponen lain, yaitu atribut.

Atribut adalah karakteristik dari entitas atau relationship, yang menyediakan

penjelasan detail tentang entitas atau relationship tersebut. Komponen-komponen

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

55

tersebut tergambarkan dalam simbol. Berikut adalah simbol-simbol yang

digunakan secara umum dalam ERD:

Tabel 2.5

Simbol-simbol ERD

No Simbol Deskripsi

1 Entity

2 Weak Entity (Suatu entitas dimana keberadaan dari entitas tersebut tergantung dari keberadaan entitas lain)

3 Relationship (Hubungan yang terjadi antara 1 entitas atau lebih)

4 Identifying Relationship

5 Atribut

6 Atribut Primary Key (Atribut yang digunakan untuk menentukan suatu entitas secara unik)

7 Atribut Multivalue (Atibut yang memiliki sekelompok nilai untuk setiap entitas)

8 Atribut Composite (suatu atribut yang terdiri dari dari beberapa atribut yang lebih kecil yang mempuanyai arti tertentu)

9 Atribut Derivative (atru=ibut yang dihasilkan dari atribut lain)

Sumber: Nugroho (2008)

2.10 Sistem Informasi Manajemen Aset

Seiring dengan berkembangnya ilmu manajemen, MIS pun ikut

mengalami perkembangan. Salah satu bentuk perkembangannya adalah Sistem

Informasi Manajemen Aset (SIMA). Menurut Siregar, 2004, SIMA dirancang dan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

56

dibuat untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen atas aset Terdapat

tujuh langkah kegiatan pengembangan sistem informasi manajemen aset (SIMA)

yang terdiri dari (Siregar, 2004):

1. Persiapan proyek

Meliputi persiapan penunjukkan counter-part, risk-management, organisasi

proyek, administrasi proyek, dan sistem pelaporan.

2. User’s requirement dan need assesment

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengali data dan informasi secara detail

terhadap sistem yang akan dibangun, meliputi pembuatan business process,

flow chart dan sebagainya. Bentuk kegiatan berupa questioner, survei

lapangan, wawancara, diskusi interaktif dan lain-lain.

3. Analisi dan desain

Analisis secara mendalam dilakukan untuk memahami detail arus informasi,

workflow serta keperluan penyusunan desain (model) solusi paling efisien dan

efektif dalam pembangunan sistem informasi.

4. Pemrograman aplikasi

Program terdiri dari client application, server application, utility, back office

dan data base.

5. Implementasi

Kegiatan implementasi sistem adalah berupa instalasi, uji coba, serta user

acceptance test terhadap sistem dan fine tunning untuk memastikan bahwa

sistem bekerja dengan baik.

6. Pelatihan

Pelatihan akan dilaksanakan untuk operator pemakai sistem dan teknisi atau

administrator sistem dimaksudkan agar transfer teknologi terjadi demi

keberlangsungan, kesinambungan, dan pengembangan sistem di masa yang

akan datang.

7. Pemeliharaan

Pemeliharaan sistem diberikan setelah serah terima seluruh pekerjaan pasca

tahap implementsi selesai dilakukan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

57

Dengan adanya sistem informasi manajemen aset (SIMA) diharapkan

dapat memberikan manfaat, diantaranya :

1. Tertib aministrasi, seluruh data tercatat dengan baik, proses pengelolaan data

cepat;

2. Kemudahan untuk pengambilan keputusan atas aset, seperti penataan

kawasan;

3. Kemudahan dalam analisis aset, terutama melalui pendekatan ruang,

sehingga dapat ditentukan kebijakan terbaik;

4. Manajemen pemeliharaan aset;

5. Pengelolaan data dan informasi yang lebih efektif dan efisien dimana sistem

pelaporan dapat dilakukan setiap saat bergantung kebutuhan.

Konsep dasar dari SIMA adalah bahwa setiap jenis aset dianggap memiliki

data atribut baik secara deskriptif yang menunjukan identitas maupun dokumen

legal yang menunjukan kepemilikan atau hak dan kewajiban terhadap aset

tersebut. Selain itu, aset memiliki nilai, baik nilai perolehan maupun nilai pasar

serta nilai penyusutannya.

Sumber : Taramitra, 2008

Gambar 2.16

Konsep Dasar SIMA

Nilai

Inventarisasi Barang / Aset

Appraisal / Penilaian

Manajemen Aset

Legal Appraisal / Penilaian Aspek Hukum

Data Atribut Barang/Aset

Database

Legal Opinion

Fisik

SIMA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

58

2.11 Konsep Sistem Basis Data

Basis data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data

yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi

(Kadir, 2003: 254). Basis data dimaksudkan untuk mengatasi masalah pada

sistem yang memakai pendekatan berbasis berkas/data. Dalam mengelola basis

data diperlukan suatu perangkat lunak yang disebut dengan DBMS. DBMS adalah

adalah perangkat lunak yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara,

mengontrol dan mengakses basis data dengan cara yang praktis dan efisien.

2.12 Web

Web merupakan sistem yang menyebabkan pertukaran data di internet

menjadi mudah dan efisien. Web terdiri atas dua komponen dasar, yaitu:

1. Server Web adalah sebuah computer dan software yang menyimpan dan

mendistribusikan data ke computer lainnya (yang meminta informasi)

melalui internet.

2. Browser Web adalah software yang dijalankan pada computer pemakai

(“client”) yang meminta informasi dari server web dan menampilkannya

sesuai dengan file data itu sendiri. (Ellsworth, 1997 :4)

Menurut Kustiyahningsih (2010), World Wide Web (WWW), lebih dikenal

dengan web yang merupakan salah satu layanan yang didapat oleh pemakai

komputer yang terhubung ke internet dengan fasilitas hypertext untuk

menampilkan data berupa text, gambar, suara, animasi, dan data multimedia

lainnya.

2.13 PHP

Menurut Sidik (2006), “PHP merupakan script untuk pemrograman script

web server-side, script yang membuat dokumen HTML secara on the fly,

dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang

dibuat dengan menggunakan editor teks atau editor HTML”. PHP/F1 adalah nama

awal dari PHP. PHP (Personal Home Page), F1 adalah Form Interface dibuat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/.../jbptppolban-gdl-evafauziyy-4336-2-bab2--1.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ... (meliputi kas dan setara kas,

59

pertama kali oleh Rasmus Lerdoff. PHP awalnya merupakan program CGI yang

dikhususkan untuk menerima input melalui form yang ditampilkan dalam browser

web.

Kemampuan (feature) PHP yang paling diandalkan dan signifikan adalah

dukungan kepada banyak database. Membuat halaman web yang menggunakan

data dari database dengan sangat mudah dapat dilakukan. PHP juga mendukung

untuk berkomunikasi dengan layanan lain menggunakan protokol IMAP, SNMP,

NNTP, POP3, HTTP dan lainnya. Pemrogram juga dapat membuka soket jaringan

secara mentah dan berinteraksi dengan menggunakan protokol lainnya.

Menurut Kustiyahningsih (2010), PHP sebagai alternatif lain memberikan

solusi sangat murah (karena gratis digunakan) dan dapat berjalan di berbagai jenis

platform. PHP (atau resminya PHP: Hyprtext Preprosesor) adalah skrip bersifat

server-side yang ditambahkan ke dalam HTML. PHP sendiri merupakan

singkatan dari dari Personal Home Page Tools.

2.14 Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMBADA)

Dalam Kep mendagri No. 49/2001, disebutkan bahwa SIMBADA adalah

“…suatu sistem aplikasi dalam rangka pengelolaan, inventarisasi barang-barang

milik daerah dengan menampilkan bentuk dan format-format standar yang telah

dibakukan serta mudah dilaksanakan” dilihat dari kepmen tersebut bisa dilihat

Sistem Informasi Manjaemen Barang dianjurkan oleh pemerintah untuk

digunakan oleh instansi pemerintahan.

“Dalam Siregar (2004) SIMBADA yang ditetapkan dalam Kep mendagri No.

49/2001 merupakan perangkat untuk mendukung pengelolaan barang daerah.

SIMBADA adalah aplikasi database non-spatial yang mampu mendukung

proses tertib administratif atas data barang. Untuk kepentingan strategis

terhadap pemanfaatan asset yang memiliki potensi ekonomi yang besar,

terutama asset tanah dan bangunan berikut perangkat dan insfrastruktur

lainnya yang memiliki “value” ketika dilekatkan pada posisi ruang tertentu,

SIMBADA mesti dikembangkan dengan menambah aspek spatial.”