BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA...

24
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keaktifan dan Keberanian Bertanya 1. Belajar a. Pengertian belajar Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (experience) (Suyono,2014). Menurut pengertian secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut : Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungana(Slameto,2010). Menurut Hilgard dalam Suyono (2014) belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku muncul/berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi. Selanjutnya bersama sama dengan Marquis, Hilgard memperbaharui definisinya dengan menyatakan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan pembelajaran dan lain lain sebagai perubahan dalam diri. Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keaktifan dan Keberanian Bertanya

1. Belajar

a. Pengertian belajar

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan,meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan

mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses

memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak

manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (experience)

(Suyono,2014).

Menurut pengertian secara psikologis belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat

didefinisikan sebagai berikut : “Belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungana” (Slameto,2010).

Menurut Hilgard dalam Suyono (2014) belajar adalah suatu proses

dimana suatu perilaku muncul/berubah karena adanya respon terhadap suatu

situasi. Selanjutnya bersama – sama dengan Marquis, Hilgard memperbaharui

definisinya dengan menyatakan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu

yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan pembelajaran dan lain – lain

sebagai perubahan dalam diri.

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

9

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu aktivitas atau proses yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku,

sikap dan pengokohan kepribadian sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungan.

b. Tujuan belajar

Tujuan belajar menurut Dimyati (2010) merupakan peristiwa sehari –

hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar

tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari

siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental

dalam menghadapi bahan belajar.

Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam

proses internal tersebut adalah seluruh mental, yang meliputi ranah kognitif,

afektif dan psikomotor. Dari segi guru proses belajar tersebut dapat diamati

secara tidak langsung. Artinya proses belajar yang merupakan proses internal

siswa tidak dapat diamati, akan tetapi dapat dipahami oleh guru.

(Aunurrahman, 2010).

Mengenai tujuan – tujuan belajar itu sebenarnya sangat banyak dan

bervariasi. Tujuan – tujuan belajar yang sangat banyak dan bervariasi. Tujuan

– tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan

instruksional, lazim dinamakan dengan instruksional effects, yang bisa

berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan tujuan – tujuan yang

lebih merupakan hasil sampingan yaitu : tercapai karena siswa menghidupi

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

10

(to live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu seperti contohnya

kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis,

menerima pendapat orang lain. Semua itu lazim diberi istilah instructional

effects. (Sardiman, 2003)

Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan

pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental/nilai – nilai.

Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar.

c. Macam – macam jenis belajar

Menurut Slameto (2010) ada bermacam – macam jenis belajar yang

dapat dilakukan seseorang yaitu :

a) Belajar bagian (part learning, fractioned learning)

Belajar bagian dilakukan oleh seseorang bila dihadapkan pada

materi belajar yang bersifat luas dan ekstensif, misalnya, mempelajari

sajak ataupun mempelajari gerak – gerakan seperti bermain silat.

b) Belajar dengan wawasan (learning by insight)

Wawasan merupakan pokok utama dalam pembicaraan psikologi

belajar dan proses berpikir. Belajar wawasan merupakan proses

mereorganisasikan pola – pola tingkah laku yang telah terbentuk menjadi

satu tingkah laku yang ada hubungannya dengan penyelesaian atau

persoalan.

c) Belajar diskriminatif ( discriminative learning)

Belajar diskriminatif merupakan usaha untuk memilih beberapa

sifat situasi/stimulan dan menjadikannya sebagai pedoman dalam

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

11

bertingkah laku. Subjek yang belajar diminta untuk berespon secara

berbeda – beda terhadap stimulant yang berlaianan.

d) Belajar global/keseluruhan (global whole learning)

Belajar global adalah mempelajari bahan secara keseluruhan

berulang – ulang sampai pelajaran menguasainya. Belajar global

merupakan lawan dari belajar bagian.

e) Belajar incidental (insidental learning)

Belajar insidental berlawanan dengan anggapan bahwa belajar itu

selalu berarah tujuan, karena dalam belajar insidental pada individu tidak

ada sama sekali keinginan untuk belajar dan jumlah frekuensi untuk

belajar yang diperhatikan tidak memegang peranan penting.

f) Belajar instrumental (instrumental learning)

Reaksi – reaksi seseorang siswa yang diperhatiakan dalam belajar

instrumental ini diikuti oleh tanda – tanda yang mengarah pada apakah

siswa tersebut akan mendapat hadiah, hukuman, berhasil atau gagal.

Individu diberi hadiah bila ia bertingkah laku sesuai dengan tingkah laku

yang dikehendaki, sehingga akan terbentuk oleh tingkah laku tertentu.

g) Belajar intensional (intensional learning)

Belajar instensional adalah dalam arah tujuan. Belajar intensional

merupakan lawan dari belajar insidental.

h) Belajar laten (latent learning)

Perubahan – perubahan tingkah laku pada belajar laten tidak terjadi

dengan segera sehingga disebut laten. Belajar laten biasanya dalam bentuk

belajar incidental.

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

12

i) Belajar mental (mental learning)

Perubahan tingkah laku yang mungkin terjadi tidak nyata terlihat,

melainkan hanya berupa perubahan proses kognitif karena ada bahan yang

dipelajari. Belajar mental juga bisa diartikan belajar dengan cara

melakukan observasi dari tingkah laku orang lain.

j) Belajar produktif (Produktif learning)

Belajar produktif merupakan belajar dengan transfer yang

maksimum yaitu mengatur kemungkinan untuk melakukan transfer

tingkah laku dari satu situasi ke situasi lain. Belajar disebut produktif bila

individu dapat menstranfer prinsip menyelesaikan suatu persoalan dari

satu situasi ke situasi lain.

k) Belajar verbal (verbal learning)

Belajar verbal merupakan belajar mengenai materi verbal dengan

melalui latihan ingatan. Dasar dari belajar verbal diperhatikan dalam

eksperimen klasik. Sifat eksperimen ini meluas dari belajar asosiatif

mengenai hubungan dua kata yang tidak bermakna sampai pada belajar

dengan wawasan mengenai menyelesaikan persoalan yang kompleks yang

harus diungkapkan secara verbal.

d. Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar

Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto (2010),

sebagai berikut:

1) Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari individu itu sendiri. Faktor

ini terdiri dari faktor biologis (jasmaniah), faktor psikologis (rohaniah) dan

kelelahan.

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

13

2) Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu misalnya

lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Belajar merupakan kegiatan yang disengaja atau direncanakan oleh

pembelajaran sendiri atau bentuk aktivitas. Aktivitas ini menunjukan pada

keaktifan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan tertentu, baik aspek –

aspek jasmaniah maupun aspek mental yang memungkinkan terjadinya

perubahan pada dirinya. Jadi aktivitas belajar dilakukan dengan melakukan

aktivitas, apabila aktivitas jasmani maupun mental rendah berarti

pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. Selain itu belajar menunjukan

interaksi individu dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa

manusia atau objek – objek lain yang memungkinkan individu memperoleh

pengalaman – pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman atau ditemukan

pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan

sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut

sehingga memungkinkan terjadinya interaksi. Hasil belajar ditandai dengan

perubahan tingkah laku. (Aunurrahan, 2010)

2. Keberanian Bertanya

a. Pengertian Keberanian Bertanya

Menurut KBBI, berani adalah mempunyai hati yang mantap dan rasa

percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya,

tidak takut (gentar, kecut). Keberanian adalah keadaan berani, kegagahan.

Menurut Contesa Diane dalam jurnal Bk Unesa (2013) berpendapat bahwa

keberanian adalah kemenangan dan kemauan yang akan dihadapi rasa takut

dan untuk diubah menjadi berani.

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

14

Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2008) bertanya merupakan ucapan

verbal yang meminta responden dari seseorang yang dikenai.Responden yang

memberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal – hal yang

merupakan hasil pertimbangan.Jadi bertanya merupakan stimulasi efektif yang

mendorong kemauan berfikir.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keberanian bertanya

adalah kemauan dalam ucapan verbal untuk meminta respon dari seseorang

yang dikenai dengan percaya diri.

b. Indikator Keberanian Bertanya

Menurut King dalam jurnal Bk Unesa (2013) indikator yang

mempengaruhi keberanian untuk bertanya adalah :

a). Berani untuk menatap wajah orang yang ditanyai.

b). Memiliki rasa percaya diri untuk memulai bertanya pada orang lain

(mendahului dengan beberapa tindakan tangan, misalnya mengacungkan

tangan).

c). Memiliki keberanian untuk mencoba meminta keterangan dan memperoleh

jawaban yang lebih jelas atas sesuatu yang belum dimengerti (mencoba

menanyakan secara langsung, misalnya maju ke depan langsung untuk

menanyakan kepada guru)

d). Memiliki kemampuan untuk meminta keterangan dan memperoleh

jawaban yang lebih jelas atas sesuatu yang belum dimengerti (memiliki

kemampuan dari pengetahuan dan pengalaman secara nyata, misalnya

sudah mengetahui tata cara/ etika akan bertanya).

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

15

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan indikator keberanian

bertanya siswa yaitu berani menatap wajah orang yang ditanyai dan memiliki

rasa percaya diri untuk memulai bertanya pada orang lain.

c. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keberanian Bertanya

Menurut Masrur dalam jurnal Bk Unesa (2013) hal – hal yang

mempengaruhi keberanian adalah :

a) Memiliki tekad dan kemauan untuk mengambil resiko (dicela, mendapat

ejekan, penolakan)

b) Tidak memiliki perasaan gemetar, gantung berdebar, malu dan cemas.

c) Tidak membesar – besarkan masalah yang kecil

d) Memiliki pikiran yang positif

e) Menghargai diri sendiri

f) Memiliki rasa keyakinan yang kuat

g) Memiliki kemauan untuk bertindak dan berbuat

h) Memiliki sikap percaya diri sendiri

i) Memiliki kemauan untuk mencoba.

3. Keaktifan

a. Pengertian Keaktifan

Keaktifan anak dalam belajar merupakan persoalan penting dan

mendasar yang harus dipahami, didasari dan dikembangkan oleh setiap guru

didalam proses pembelajaran. Demikian pula berarti harus dapat diterapkan

oleh siswa dalam setiap bentuk kegiatan belajar. Keaktifan belajar ditandai

oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisik

jika dibutuhkan (Aunurrahman,2011).

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

16

Kecenderungan psikologis dewasa ini menganggap bahwa anak

adalah makhluk aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu,

mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan

oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar

hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri (Dimyati,2010).

Kegiatan fisik siswa adalah peserta didik giat – aktif dengan anggota

badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk

mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas

psikis (kejiwaan) adalah jika dia jiwanya bekerja sebanyak – banyaknya atau

banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Seluruh peranan dan kemauan

dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil

pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran (proses

perolehan hasil pengajaran) secara aktif: ia mendengarkan, mengamati,

menyelidiki, mengingat, menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu

dengan lainnya, dan sebagainya (Rohani, 2004).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan

siswa merupakan suatu proses dalam kegitan belajar mengajar, dimana anak

ikut serta secara fisik selama proses pembelajaran.

b. Indikator Keaktifan

Menurut Usman (2010) aktivitas belajar siswa digolongankan kedalam

beberapa hal, yaitu :

a) Aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis, eksperimen

dan demontrasi.

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

17

b) Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak, tanya

jawab, diskusi, menyanyi.

c) Aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan

penjelasan guru, ceramah, pengarahan.

d) Akvivitas gerak (motor activities) seperti senam, atletik, menari, melukis.

e) Aktivitas menulis (writing activities) seperti mengarang, membuat

makalah, membuat surat.

Menurut Sudjana (2011) Penilaian proses belajar mengajar terutama

adalah dengan melihat sejauhmana keaktifan siswa dalam mengikuti proses

belajar mengajar. Keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal, antara lain :

a) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya,

b) Terlibat dalam pemecahan masalah,

c) Bertanya kepada siswa lain/ kepada guru apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapinya,

d) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan

masalah,

e) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru,

f) Menilai kemampuan dirinya dari hasil – hasil yang diperolehnya,

g) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis,

h) Kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam

menyelesaikan tugas / persoalan yang dihadapinya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, indikator keaktifan

siswa meliputi siswa menyampaikan pertanyaan, menyampaikan pendapat dan

menyampaikan sanggahan.

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

18

c. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Siswa

Gagne dan Briggs Martinis dalam Mulyaningsih (2014) menyebutkan

faktor – faktor yang dapat menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran yaitu:

a) Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa sehingga mereka

berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

b) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa.

c) Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa.

d) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari).

e) Memberikan petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.

f) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

g) Memberikan umpan balik.

h) Melakukan tagihan – tagihan terhadap siswa berupa tes sehingga

kemampuan siswa terpantau dan terukur.

i) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pembelajaran.

B. Model Pembelajaran Group Investigation

1. Pengertian

Model investigasi kelompok merupakan model pembelajaran

kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit diterapkan. Pendekatan ini

memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit daripada pendekatan

yang berpusat pada guru. Pendekatan ini juga mengajarkan siswa keterampilan

komunikasi dan proses kelompok yang benar. Dalam implementasi investigasi

kelompok, guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok dengan anggota

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

19

5-6 orang yang sifatnya heterogen. Kelompok ini dapat dibentuk dengan

mempertimbangkan keakraban, persahabatan atau minat yang sama dalam

topik untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik

yang terpilih. Kemudian, ia menyiapkan dan mempresentasikan laporan

kelompoknya kepada seluruh kelas (Uno,2011).

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan group investigasi yaitu

model pembelajaran yang dalam implementasinya guru membagi kelas

menjadi beberapa kelompok dengan anggota 5 – 6 orang yang sifatnya

heterogen untuk melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang

terpilih.

2. Langkah – langakah metode pembelajaran Group Investigation

Sharan dalam Majid (2013) telah menetapkan 6 (enam) tahap

Investigasi kelompok.

a. Pemilihan topik

Siswa memilih subtopik khusus didalam suatu daerah masalah

umum yang biasanya diterapkan oleh guru. Selanjutnya siswa

diorganisasikan menjadi 2 sampai 6 anggota kelompok, dan menjadi

kelompok – kelompok yang berorientasi pada tugas. Komposisi kelompok

hendaknya heterogen secara akademis maupun etnis.

b. Perencanaan kooperatif

Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan

tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada

tahap pertama.

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

20

c. Implementasi

Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan

didalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam

aktivitas dan keterampilan yang luas dan mengarahkan siswa kepada jenis

– jenis sumber belajar yang berbeda, baik di dalam atau diluar sekolah.

Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan

bantuan bila diperlukan.

d. Analisis dan sintesis

Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh

pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut

diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk

dipresentasikan kepada seluruh kelas.

e. Presentasi hasil final

Beberapa/semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya

dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas dengan tujuan agar siswa

yang lain ikut terlibat dalam pekerjaan mereka, dan memperoleh perspektif

yang luas pada topik yang dipresentasikan. Presentasi tersebut harus

dikoordinasi oleh guru.

f. Evaluasi

Dalam hal kelompok – kelompok mengenai aspek yang berbeda

dan topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi

kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang

dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok.

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

21

Didalam implementasinya pembelajaran kooperatif tipe group

investigation, setiap kelompok presentasi atas hasil investigasi mereka di

depan kelas. Tugas kelompok lain, ketika satu kelompok presentasi di

depan kelas adalah melakukan evaluasi sajian kelompok.

g. Keunggulan dan kelemahan metode Group Investigation.

Keunggulan dan kelemahan metode investigasi kelompok dalam

pembelajaran kooperatif (Suharyono dalam Pramita 2012).

a. Keunggulan

1) Mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi berpikir dan

analisis siswa secara optimal.

2) Melatih siswa aktif dan kreatif dalam menghadapi setiap masalah.

3) Mendorong tumbuhnya sikap tenggang rasa, mau mendengarkan

dan menghargai pendapat orang lain.

4) Mendorong tumbuhnya sikap demokratis dikalangan siswa.

5) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat secara

terbuka.

6) Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling bertukar

informasi, pendapat, dan pengalaman di antara mereka.

b. Kelemahan

1) Waktu yang digunakan dalam pembelajaran ini terlalu banyak.

2) Tidak semua siswa berani mengungkapkan pendapat.

3) Dituntut kecakapan guru dan perhatian guru yang penuh,

menyiapkan tugas siswa yang beragam, sehingga tidak semua guru

mampu mampu melaksanakan tuntutan demikian.

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

22

4) Tidak semua siswa akan memperhatikan objek yang sama sehingga

pengetahuan mereka tidak sama.

5) Sukar untuk mempertahankan disiplin dan ketertiban.

C. Media Animasi

1. Pengertian

Animasi merupakan kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa

sehingga menghasilkan gerakan. Animasi mewujudkan ilusi (Ilusion) bagi

pergerakan dengan memaparkan atau menampilkan satu urutan gambar yang

berubah sedikit demisedikit (progressively) pada kecepatan yang tinggi.

Animasi digunakan untuk memberi gambaran pergerakan bagi sesuatu objek.

Ia membolehkan gerak dari berbagai media atau statik dapat bergerak dan

kelihatan seolah – olah hidup Sheri (2006). Berkaitan dengan media animasi,

maka Mayer dan Moreno dalam Sukoco (2013) mengemukakan bahwa

animasi merupakan satu bentuk presentrasi gambar yang menarik, yang

berupa simulasi gambar bergerak yang menggambarkan perpindahan atau

pergerakan suatu objek.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpilkan, animasi adalah

kumpulan gambar atau suatu bentuk presentasi gambar yang menarik, yang

berupa simulasi gambar bergerak yang menggambarkan perpindahan atau

gerakan suatu objek.

2. Kelebihan Media Animasi

Penggunaan animasi dalam proses pembelajaran sangat membantu

dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pengajaran, serta hasil

pembelajaran yang meningkat. Selain itu penggunaan media pembelajaran

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

23

khususnya animasi dapat meningkatkan daya tarik, serta motivasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran (Mayer dan Moreno dalam Sukoco,2013)

Animasi menjadi pilihan untuk menunjang proses belajar yang

menyenangkan dan menarik bagi siswa dan juga memperkuat motivasi, dan

juga untuk menanamkan pemahaman pada siswa tentang materi yang

diajarkan. Animasi yang pada dasarnya adalah rangkaian gambar yang

membentuk sebuah gerakan yang memiliki keunggulan dibandingkan media

lain seperti gambar statis atau teks (Utami dalam Sakti,2013).

D. Model Pembelajaran dan Media

Model pembelajaran Group Investigation dalam implementasi

investigasi kelompok, guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok

dengan anggota 5 – 6 orang yang sifatnya heterogen. Kelompok ini dapat

dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban, persahabatan atau minat

yang sama dalam topik untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang

mendalam atas topik yang terpilih. Kemudian, ia menyiapkan dan

mempresentasikan laporan kelompoknya kepada seluruh kelas (Uno,2011).

Penggunaan animasi dalam proses pembelajaran sangat membantu

dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pengajaran, serta hasil

pembelajaran yang meningkat. Selain itu penggunaan media pembelajaran

khususnya animasi dapat meningkatkan daya tarik, serta motivasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran (Mayer dan Moreno dalam Sukoco,2013).

E. Hakikat Pengajaran Geografi

Secara sederhana, pengajaran geografi adalah geografi yang diajarkan

di tingakat sekolah dasar dan sekolah menengah. Karena itu, penjabaran

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

24

konsep – konsep, pokok bahasan, dan subpokok bahasannya harus disesuaikan

dan diserasikan dengan tingkat pengalaman dan perkembangan mental anak

pada jenjang – jenjang pendidikan yang bersangkutan (Sumaatmadja,1997).

Pakar – pakar geografi pada Seminar dan Lokarya Peningkatan

Kualitas Pengajaran Geografi Semarang tahun 1988, telah merumuskan

konsep geografi sebagai berikut: Geografi adalah ilmu yang mempelajari

persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang

kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.

(Sumaatmadja,1997)

Geografi mengandung relasi sebab akibat yang khas;ia

mengembangkan konsep teoritis dan ia berusaha pula mendorong suatu

permasalahan untuk masa depan. Di dalam geografi konsep tentang tempat

memiliki makna yang istimewa. Tempat secara lokal atau regional janganlah

diartikan sebagai hasil interaksi berbagai kekuatan alam, tetapi harus

dilengkapi dengan warisan pengalaman dari masa lampau. Adanya kondisi

sebagaimana yang nampak sekarang disebabkan karena dulu – dulunya ada ini

dan itu. (Daldjoeni,1982)

Geografi dan studi geografi berkenaan dengan (1). permukaan bumi

(geosfer), (2). alam lingkungan (atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer), (3).

Umat manusia dengan kehidupannya (antroposfer), (4). penyebaran keruangan

gejala alam dan kehidupan termasuk persamaan dan perbedaan, serta (5).

analisis hubungan keruangan gejala – gejala geografi di permukaan bumi.

Dengan demikian, pengajaran geografi hakikatnya adalah pengajaran tentang

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

25

aspek – aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala

alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya.

(Sumaatmadja,1997).

F. Atmosfer

Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelubungi bumi. Atmosfer itu

sendiri berasal dari kata atmos dan sphaira yang berarti bola bumi. Atmosfer

sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari – hari. Manfaat atmosfer antara

lain menahan sinar ultraviolet dari matahari, menstabilkan suhu udara di bumi,

dan melindungi bumi dari hujan meteor. Atmosfer yang menyelubungi bumi

ternyata tidak hanya terdiri dari satu jenis gas yang terkandung dalam meteor.

Berikut manfaat – manfaat gas yang terkandung dalam atmosfer.

1. Nitrogen merupakan gas yang jumlahnya banyak di dalam atmosfer.

Nitrogen tidak bergabung dengan gas yang lain, tetapi merupakan bagian

dari senyawa organik.

2. Oksigen merupakan gas yang sangat penting bagi kehidupan, salah

satunya sumber pernapasan bagi manusia.

3. Ozon merupakan gas yang sangat aktif dan merupakan bentuk lain dari

oksigen. Gas ini berada pada ketinggian antara 20 hingga 30 km. Ozon

berfungsi menyerap radiasi ultraviolet yang mempunyai energy besar dan

berbahaya bagi tubuh manusia.

4. Karbon dioksida merupakan gas yang dapat menyebabkan kenaikan suhu

di bumi.

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

26

Atmosfer terdiri dari beberapa lapisan.Berikut diuraikan dengenai

lapisan – lapisan yang ada di atmosfer beserta cirri – cirinya.

1. Troposfer

a. Lapisan troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, terdapat

pada ketinggian antara 0 – 8 km di daerah kutub dan antara 0 – 16 km

di daerah ekuator atau khatulistiwa.

b. Kandungan unsurnya didominasi unsur nitrogen dan oksigen.

c. Merupakan satu – satunya lapisan atmofer yang mengandung air ( cair,

uap, dan es), sehingga di lapisan ini berlangsung evaporasi dan

kondensasi.

d. Terjadinya pembentukan dan perubahan cuaca, seperti angin, awan,

presipitasi, badai, kilat, dan guntur.

e. Suhu udara pada lapisan ini turun dengan bertambahnya ketinggian,

yaitu setiap naik 100 m suhu turun sebesar C (disebut lapse rate)

2. Stratosfer

a. Statosfer mempunyai dua lapisan molekul – molekul gas tipis yang

tidak ada troposter.

b. Lapisan bawah yang mengandung bahan sulfat yang mempengaruhi

terjadinya hujan.

c. Stratosfer adalah lapisan inverse, yaitu semakin tinggi dari permukaan

bumi, suhu udara akan semakin meningkat. Kenaikan suhu ini

disebabkan oleh lapisan ozon yang mnyerap radiasi ultraviolet dari

matahari.

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

27

d. Suhu di lapisan stratosfer paling bawah relative stabil dan sangat

dingin.

e. Tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini.

f. Merupakan satu – satunya lapisan yang mengandung ozon. Volume

gas ozon ini relative kecil, tetapi berperan besar untuk melindungi

bumi dari radiasi ultraviolet yang berlebihan. Radiasi ultraviolet yang

tinggi berbahaya bagi makhluk hidup, misalnya dapat menyebabkan

kanker kulit pada manusia.

g. Batas anatara lapisan stratosfer dan lapisan di atasnya disebut

stratopause.

3. Mesosfer

a. Berada pada ketinggian 50 hingga 85 km.

b. Semakin tinggi tempat, suhu semakin rendah.

c. Pada lapisan mesosfer, sebagian meteor terbakar dan terurai sehingga

melindungi bumi dari hujan meteor.

d. Batas antara lapisan mesosfer dan lapisan diatasnya disebut

mesospause.

4. Ionosfer

a. Merupakan lapisan yang panas sehingga disebut pula lapisan

termosfer.

b. Merupakan lapisan tempat terjadinya ionisasi atom – atom udara oleh

radiasi sinar x dan sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh radiasi sinar

matahari.

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

28

c. Berperan dalam hubungan komunikasi manusia. Lapisan ini

memantulkan gelombang radio yang dipancarkan dari bumi sehingga

diterima kembali pada bagian bumi yang jauh.

d. Batas antara lapisan termosfer dan lapisan di atasnya disebut

termospause.

e. Pada lapisan ionosfer ini terdapat pula sinar kutub (aurora) yang

muncul di kala fajar atau petang.

5. Eksosfer

a. Merupakan lapisan terluar dari atmosfer.

b. Kandungan gas utama adalah hydrogen dengan kerapatan semakin

berkurang sampai hamper habis di ambang angkasa luar.

Unsur – unsur cuaca dan iklim

Hakekatnya, cuaca dan iklim mempelajara hal yang sama yaitu

keadaan atmosfer. Kondisi cuaca dan iklim pada permukaan bumi

ditentukan melalui parameter – parameter atmosfer yang dapat diukur,

dan disebut unsur – unsur cuaca.Berikut unsur – unsure cuaca.

a. Suhu udara

b. Tekanan udara

c. Angin

d. Kelembapan udara

e. Awan

f. Hujan

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

29

G. Penelitian yang Relevan

Tabel 2. 1 Penelitian yang relevan

No Nama Tujuan

Teknik

Pengum

pulan data

Hasil

1 Ladzia Laras Intani

Upaya meningkatkan

prestasi belajar peserta

didik pada pelajaran IPS

kelas VII di SMP

Muhammadiyah

Cilongok melalui model

pembelajaran kooperatif

tipe group investigation.

2012

Meningkatkan prestasi

belajar peserta didik

pada pelajaran IPS

kelas VII di SMP

Muhammadi

yah Cilongok melalui

model pembelajaran

kooperatif tipe group

investigation.

Observasi,

tes tertulis,

wawancara

dan

dokumen

tasi.

Menunjukan adanya

peningkatan nilai rata –

rata kelas dari siklus I

sebesar 71,25 menjadi

80,17 pada siklus dua

2 Giras Arif Prasetyo

Upaya meningkatkan

rasa ingin tahu dan

prestasi belajar IPS

materi masalah –

masalah sosial di

lingkungan setempat

malalui model

pembelajaran group

investigation di kelas IV

SD Negeri Kalikembang

2013

Meningkatkan rasa

ingin tahu dan prestasi

belajar IPS materi

masalah – masalah

sosial di lingkungan

setempat melalui model

pembelajaran group

investigation di kelas

IV SD Negeri

Kalikembang

Teknik tes

dan non tes

(Observasi,

wawancara

dan skala

sikap)

Hasil belajar meningkat

pada siklus I 63,15 %

meningkat menjadi

94,75%

3 Gusriana Tri Rukmawati

Upaya meningkatkan

motivasi dan prestasi

belajar mata pelajaran

IPS melalui model

pembelajaran kooperatif

tipe group investigation

(GI) pada siswa kelas VII

SMP Negeri 4 Wanayasa

tahun pelajaran

2013/2014.

2014

Meningkatkan motivasi

dan prestasi belajar

mata pelajaran IPS

melalui model

pembelajaran kooperatif

tipe group investigation

(GI) pada siswa kelas

VII SMP Negeri 4

Wanayasa tahun

pelajaran 2013/2014

Observasi,

tes, dan

angket

Terdapat peningkatan

motivasi belajar

siswadari siklus I ke

siklus II pada siklus I

rata – rata secara

klasikal yaitu 63,78

dengan kriteria motivasi

tinggi dan pada siklus II

rata - rata klasikalnya

75,91 dengan motivasi

tinggi. Prestasi belajar

juga mengalami

peningkatan dari siklus I

ke siklus II dengan

kenaikan rata – rata

kelas sebesar 3,12 dan

ketuntasan secara

klasikal sebesar 12,05%

4 Gustin Farida Rohmah

Upaya meningkatkan

keberanian bertanya dan

keaktifan belajar geografi

pada kompetensi dasar

atmosfer memlalui model

pembelajaran group

investigation

menggunakan media

animasi pada siswa kelas

x 4 MAN Purwokerto 2

tahun pelajaran 2014/

2015.

Meningkatkan

keberanian bertanya dan

keaktifan belajar

geografi pada

kompetensi dasar

atmosfer melalui model

pembelajaran group

investigation

menggunakan media

animasi pada siswa

kelas X 4 MAN

Purwokerto 2 tahun

pelajaran 2014/2015

Observasi, ,

dokumen

Tasi

Menunjukan adanya

peningkatan keberanian

bertanya pada siklus I

sebanyak 26,24 % dan

meningkat pada siklus II

menjadi 45,24 %.

Keaktifan belajar pada

siklus I sebanyak 21,84

% meningkat pada

siklus II menjadi 33,61

%.

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

30

H. Kerangka Pikir

Kondisi awal sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas, telah

diperoleh gambaran awal bahwa keberanian bertanya dan keaktifan belajar

siswa terhadap pembelajaran Geografi masih rendah. Rendahnya keberanian

bertanya dan keaktifan belajar pada siswa mengakibatkan prestasi siswa

rendah dalam pembelajaran karena adanya kekurangan pada penerapkan

model maupun media pembelajaran dikelas. Agar keberanian bertanya dan

keaktifan belajar Geografi di kelas X 4 meningkat, maka perlu dilakukan

adanya tindakan yang berasal dari guru dengan menerapkan model

pembelajaran Group Investigation menggunakan media Animasi.

Gambar 2.1 Diagram Alur Penelitian

Kondisi awal

Siswa

Keberanian bertanya dan

keaktifan belajar masih

rendah

Guru belum menrapakan

model pembelajaran

group investigation dan

media animasi

Siklus I

Menerapkan model

pembelajaran group

investigation dan media

animasi

Guru menerapkan model

pembelajaran group

investigation dan media

animasi Tindakan

Siklus II

Menerapkan model

pembelajaran group

investigation dan media

animasi Melalui model

pembelajaran dan group

investigation dan media

animasi terjadi peningkatan

keberanian bertanya dan

keaktifan belajar siswa

Kondisi akhir

Siklus

BerikutnyaMenyempurna

kan kembali dari siklus I

dan II jika belum

mendapatkan hasil yang

memuaskan dengan

menerapkan model

pembelajaran group

investigation dan media

animasi

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Belajar a.repository.ump.ac.id/691/3/BAB II_GUSTIN FARIDA ROHMAH_GEOGRAFI'15.pdf · pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. ... mendasar yang harus

31

I. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir diatas, peneliti

mempunyai hipotesis tindakan dengan menerapkan model pembelajaran group

investigation menggunakanmedia animasi dapat meningkatkan keberanian

bertanya dan keaktifan belajar pada mata pelajaran Geografi kelas X 4 MAN

Purwokerto 2

Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015