BAB II Tinjauan Pustaka
description
Transcript of BAB II Tinjauan Pustaka
LAPORAN KERJA PRAKTEK EVALUASI UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH PROSES
PT PERTAMINA (Persero) Refinery Unit II DUMAI2015
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Limbah Cair
2.1.1 Pengertian Limbah Cair
Secara umum dapat dikemukakan, limbah cair adalah cairan buangan yang
berasal dari rumah tangga dan industri serta tempat umum dan mengandung bahan
atau zat yang dapat membahayakan kesehatan manusia serta mengganggu
kelestarian lingkungan hidup (Kusnoputranto dalam Damayanti, 2008).
2.1.2 Sumber Limbah Cair
Beberapa sumber air limbah antara lain adalah (Kusputranto dalam
Damayanti, 2008) :
1. Air limbah rumah tangga (domestic wastes water);
2. Air limbah kota praja (municipal wastes water);
3. Air limbah industri (industrial wastes water).
2.1.3 Parameter Air LimbahBeberapa parameter yang digunakan dalam pengukuran kualitas air limbah
antara lain : (Kusnoputranto dalam Damayanti, 2008).
1. Kandungan Zat Padat
Yang diukur dari kandungan zat padat ini adalah dalam bentuk Total Solid
Suspended (TSS) dan Total Dissolved Solid (TDS). Total Solid Suspended
(TSS) adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air yang tidak larut dan
tidak dapat mengendap langsung. Total Dissolved Solid (TDS) adalah padatan
yang menyebabkan kekeruhan pada air yang sifatnya terlarut dalam air.
2. Kandungan Zat Organik
Zat organik di dalam penguraiannya memerlukan oksigen dan bantuan
mikroorganisme. Salah satu penentuan zat organik adalah dengan mengukur
Biochemical Oxygen Demand (BOD) dari buangan tersebut. Biochemical
LAPORAN KERJA PRAKTEK EVALUASI UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH PROSES
PT PERTAMINA (Persero) Refinery Unit II DUMAI2015
Oxygen Demand (BOD) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri
untuk melakukan dekomposisi aerobik bahan-bahan organik dalam larutan, di
bawah kondisi waktu dan suhu tertentu (biasanya lima hari pada 200 ºC).
3. Kandungan Zat Anorganik
Beberapa komponen zat anorganik yang penting untuk mengawasi kualitas air
limbah antara lain : Nitrogen dalam senyawaan Nitrat, Phospor, H2O dalam
zat beracun dan logam berat seperti Hg, Cd, Pb dan lain-lain.
4. Gas
Adanya gas N2, O2, dan CO2 pada air buangan berasal dari udara yang larut ke
dalam air, sedangkan gas H2S, NH3 dan CH4 berasal dari proses dekomposisi
air buangan. Oksigen di dalam air buangan dapat diketahui dengan mengukur
Dissolved Oxygen (DO). Jumlah oksigen yang ada di dalam sering digunakan
untuk menentukan banyaknya/besarnya pencemaran organik dalam larutan,
makin rendah Dissolved Oxygen (DO) suatu larutan makin tinggi kandungan
zat organiknya.
5. Kandungan Bakteriologis
Bakteri golongan Coli terdapat normal di dalam usus dan tinja manusia.
Sumber bakteri patogen dalam air berasal dari tinja manusia yang sakit. Untuk
menganalisa bakteri patogen yang terdapat dalam air buangan cukup sulit
sehingga parameter mikrobiologis digunakan perkiraan terdekat jumlah
golongan coliform (MPN/Most Probably Number) dalam sepuluh mili
buangan serta perkiraan terdekat jumlah golongan coliform tinja dalam seratus
mili air buangan.
6. pH (Derajat Keasaman)
Pengukuran pH berkaitan dengan proses pengolahan biologis karena pH yang
kecil akan menyulitkan, disamping akan mengganggu kehidupan dalam air
bila dibuang ke perairan terbuka.
7. Suhu
Suhu air buangan umumnya tidak banyak berbeda dengan suhu udara tapi
lebih tinggi daripada suhu air minum. Suhu dapat mempengaruhi kehidupan
Syafdika Sari Siregar (1107114205)Teknik Lingkungan – Universitas Riau II - 7
LAPORAN KERJA PRAKTEK EVALUASI UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH PROSES
PT PERTAMINA (Persero) Refinery Unit II DUMAI2015
dalam air. Kecepatan reaksi atau pengurangan, proses pengendapan zat padat
serta kenyamanan dalam badan-badan air.
2.2 Limbah Industri
2.2.1 Pengertian Limbah Industri
Menurut Ginting dalam Damayanti (2008), limbah adalah buangan yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah yang
mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun dan berbahaya dikenal
dengan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), yang dinyatakan sebagai
bahan yang dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak
lingkungan hidup dan sumberdaya.
2.2.2 Klasifikasi Limbah Industri
Berdasarkan nilai ekonominya limbah dibedakan menjadi limbah yang
mempunyai nilai ekonomis dan limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis.
Limbah yang memiliki nilai ekonomis yaitu limbah dimana dengan melalui suatu
proses lanjut akan memberikan suatu nilai tambah. Limbah non ekonomis adalah
suatu limbah yang walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun
tidak akan memberikan nilai tambah kecuali sekedar untuk mempermudah sistem
pembuangan. Limbah jenis ini sering menimbulkan masalah pencemaran dan
kerusakan lingkungan (Kristanto dalam Damayanti, 2008).
2.3 Tujuan Pengolahan Limbah Cair IndustriMenurut Pandia dalam Damayanti (2008), pengolahan limbah cair
industri mempunyai tujuan :
1. Penghilangan bahan tersuspensi dan terapung;
2. Penghilangan organisme pathogen;
3. Pengolahan bahan organik yang terbiodegradasi;
4. Peningkatan pengertian tentang dampak pembuangan limbah yang tidak
diolah atau sebagian diolah terhadap lingkungan;
Syafdika Sari Siregar (1107114205)Teknik Lingkungan – Universitas Riau II - 8
LAPORAN KERJA PRAKTEK EVALUASI UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH PROSES
PT PERTAMINA (Persero) Refinery Unit II DUMAI2015
5. Peningkatan pengetahuan dan pemikiran tentang efek jangka panjang yang
mungkin akan ditimbulkan oleh komponen tertentu dalam limbah yang
dibuang ke badan air;
6. Peningkatan kepedulian nasional untuk perlindungan lingkungan;
7. Pengembangan berbagai metoda yang sesuai untuk pengolahan limbah.
2.4 Sistem Pengolahan Limbah Cair IndustriPengolahan limbah dengan memanfaatkan teknologi pengolahan dapat
dilakukan dengan cara fisika, kimia, dan biologis atau gabungan ketiga sistem
pengolahan tersebut. Berdasarkan sistem unit operasinya teknologi pengolahan
limbah diklasifikasikan menjadi unit operasi fisik, unit operasi kimia dan unit
operasi biologi. Sedangkan bila dilihat dari tingkatan perlakuan pengolahan maka
sistem pengolahan limbah diklasifikasi menjadi : Pre treatment, Primary
treatment system, Secondary treatment system dan Tertiary treatment system.
Setiap tingkatan treatment terdiri pula atas sub-sub treatment yang satu dengan
yang lain berbeda.
1. Pre Treatment
Pengolahan pendahuluan digunakan untuk memisahkan padatan kasar,
mengurangi ukuran padatan, memisahkan minyak atau lemak dan proses
menyetarakan fluktuasi aliran limbah pada bak penampung. Unit yang terdapat
dalam pengolahan pendahuluan adalah :
a. Saringan (bar screen);
b. Pencacah (communitor);
c. Bak penangkap pasir (grit chamber);
d. Penangkap lemak dan minyak (skimmer and grease trap);
e. Bak penyetaraan (equlization basin).
2. Primary Treatment
Pengolahan tahap pertama bertujuan untuk mengurangi kandungan padatan
tersuspensi melalui proses pengendapan (sedimentation). Pada proses
pengendapan untuk menetralisasi dan meningkatkan kemampuan pengurangan
padatan tersuspensi.
Syafdika Sari Siregar (1107114205)Teknik Lingkungan – Universitas Riau II - 9
LAPORAN KERJA PRAKTEK EVALUASI UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH PROSES
PT PERTAMINA (Persero) Refinery Unit II DUMAI2015
Dalam unit ini pengurangan Biochemical Oxygen Demand (BOD) dapat
mencapai 35% sedangkan suspended solid berkurang sampai 60%. Pengurangan
Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan padatan pada tahap awal ini selanjutnya
akan membantu mengurangi beban pengolahan tahap kedua.
3. Secondary Treatment
Pengolahan kedua ini mencakup proses biologis untuk mengurangi bahan-
bahan organik melalui mikroorganisme yang ada di dalamnya. Pada proses ini
sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain jumlah air limbah, tingkat
kekotoran, jenis kotoran yang ada dan sebagainya reaktor pengolahan lumpur aktif
(activated sludge) dan saringan penjernihan biasanya dipergunakan dalam tahap
ini. Pada proses penggunaan lumpur aktif, maka air limbah yang telah lama
ditambahkan pada tangki aerasi dengan tujuan untuk memperbanyak jumlah
bakteri secara cepat agar proses biologis dalam menguraikan bahan organik
berjalan lebih cepat. Lumpur aktif tersebut dikenal sebagai Mizeed Liquiour
Suspended Solid (MLSS), dalam proses biologis ada dua hal yang penting yaitu :
a. Proses Penambahan Oksigen
Pengambilan zat pencemar yang terkandung di dalam air limbah merupakan
tujuan pengolahan air limbah. Penambahan oksigen adalah salah satu usaha
dari pengambilan zat pencemar tersebut sehingga konsentrasi zat pencemar
akan berkurang atau bahkan dihilangkan sama sekali. Zat yang diambil dapat
berupa gas, cairan ion, koloid, atau bahan tercampur
b. Pertumbuhan bakteri dalam bak reactor
Bakteri diperlukan untuk menguraikan bahan organik yang ada di dalam air
limbah. Oleh karena itu, diperlukan jumlah bakteri yang cukup untuk
menguraikan bahan-bahan organik tersebut. Bakteri yang digunakan ini
memerlukan bahan makanan, yaitu lumpur. Untuk penambahan bahan
makanan agar persediaan makan lebih banyak maka digunakan lumpur.
Lumpur yang digunakan untuk penambahan makanan ini disebut lumpur aktif
(activated sludge). Pemberian lumpur aktif ini dilakukan sebelum memasuki
Syafdika Sari Siregar (1107114205)Teknik Lingkungan – Universitas Riau II - 10
LAPORAN KERJA PRAKTEK EVALUASI UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH PROSES
PT PERTAMINA (Persero) Refinery Unit II DUMAI2015
bak aerasi dengan mengambil lumpur dari bak pengendapan kedua atau dari
bak pengendapan akhir (final sedimentation tank).
4. Tertiary Treatment
Pengolahan ini adalah lanjutan dari pengolahan terdahulu, pengolahan jenis ini
baru akan dipergunakan apabila pada pengolahan pertama dan kedua masih
banyak terdapat zat tertentu yang masih berbahaya bagi masyarakat umum.
Pengolahan ketiga ini merupakan pengolahan secara khusus sesuai dengan
kandungan zat terbanyak dalam air limbah, biasanya dilaksanakan pada pabrik
yang menghasilkan air limbah yang khusus pula. Beberapa jenis pengolahan
yang sering dipergunakan antara lain :
a. Saringan pasir
Penyaringan adalah pengurangan lumpur tercampur dan partikel koloid
dari air limbah dengan melewatkan pada media yang porous. Saringan
pasir ini ada 2 jenis yaitu saringan pasir lambat dan saringan pasir cepat.
b. Saringan multimedia
Penyaring dengan multimedia ini dengan menggunakan saringan yang
berbeda granulanya, misalnya : 0,5 meter antrasit dengan diameter 1
milimeter pada bagian atas 0,3 meter pasir silika dengan diameter 0,5 m.
Satu set penyaring menghasilkan 2,7 - 5,4 liter/meter kubik perdetik.
c. Micro Staining
Saringan micro staining terdiri dari bahan drum yang diputar, sedangkan
drum itu dibungkus ayakan bahan stainless steel. Pada penggunaannya
drum diputar dengan 2/3 bagian dari drum terendam di dalam air limbah
sehingga air yang cukup jernih dapat masuk ke dalam drum sedangkan
lumpur tertahan pada ayakan pembungkusnya dan melekat sehingga ikut
terangkat ke atas pada waktu berputar.
d. Vaccum Filter
Saringan ini terdiri dari drum horizontal yang dilapisi dengan filter
medium atau spiral, kemudian diputar dalam campuran lumpur dan limbah
dengan ¼ bagian dari drum terendam larutan.
Syafdika Sari Siregar (1107114205)Teknik Lingkungan – Universitas Riau II - 11
LAPORAN KERJA PRAKTEK EVALUASI UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH PROSES
PT PERTAMINA (Persero) Refinery Unit II DUMAI2015
e. Penyerapan
Penyerapan secara umum adalah proses pengumpulan benda-benda terlarut
yang terdapat dalam antara dua permukaan.
f. Pengurangan besi dan mangan
Keberadaan ferric dan manganic larutan dapat berbentuk dengan adanya
pabrik tenun, kertas dan proindustri. Fe dan Mn dapat dihilangkan dari
dalam air dengan melakukan oksidasi menjadi Fe (OH)3 dan MnO2 yang
tidak larut dalam air, kemudian diikuti dengan pengendapan dan
penyaringan. Oksidator utama adalah molekul-molekul oksigen dari udara,
klosin atau KmnO4.
g. Osmosis bolak-balik
Osmosis bolak-balik adalah satu diantara sekian banyak teknik
pengurangan bahan mineral yang diterapkan untuk memproduksi air yang
siap dipergunakan lagi.
h. Pembunuhan bakteri (desinfektan)
Pembunuhan bakteri bertujuan untuk mengurangi atau membunuh
mikroorganisme patogen yang ada dalam air limbah.
i. Pengolahan lanjut (ultimate disposal)
Dari setiap tahap pengolahan air limbah maka hasilnya adalah berupa
lumpur yang perlu dilakukan pengolahan secara khusus agar lumpur
tersebut dapat digunakan kembali untuk keperluan kehidupan misalnya
untuk menimbun lubang.
2.5 Analisia Kualitas Air Hasil OlahanAir limbah yang harus diolah adalah seluruh air limbah yang dihasilkan
oleh kegiatan/usaha tersebut dihasilkan dapat berupa air limbah pendingin, air
limbah drainase dan air limbah proses.
Parameter yang perlu diamati adalah pH, BOD 5, COD, minyak dan
lemak, Sulfida Terlasut (Sebagai H2S), Amonia (Sebagai NH3-N), Phenol total,
Temperatur dan volume air limbah per satuan volume bahan baku maksimum.
Syafdika Sari Siregar (1107114205)Teknik Lingkungan – Universitas Riau II - 12
LAPORAN KERJA PRAKTEK EVALUASI UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH PROSES
PT PERTAMINA (Persero) Refinery Unit II DUMAI2015
Baku mutu limbah cair kegiatan industri yang telah ditetapkan oleh pemerintah
melalui Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2010
(dalam pasal 2, No 1, poin C pada Lampiran III) Tentang Baku Mutu Air Limbah
Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Minyak dan Gas Serta Panas Bumi. keterangan
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Baku Mutu Pembuangan Air Proses dari Kegiatan Pengolahan
Minyak Bumi
ParameterKadar
Maksimum(mg/L)
Beban Pencemaran Maksimum (gram/m3)
Metode Pengukuran
BOD 5 80 80 SNI 06-2503-1991COD 160 160 SNI 06-6989:2-2004
atau SNI 06-6989:15-2004 atau APHA 5220
Minyak dan Lemak 20 20 SNI 06-6989,10-2004Sulfida Terlarut (Sebagai H2S) 0,5 0,5 SNI 06-6989,30-2005
atau APHA-S2-
Amonia (Sebagai NH3-N) 8 8 SNI 06-6989,30-2005 atau APHA 4500-NH3
Phenol Total 0,8 0,8 SNI 06-6989,21-2005Temperatur 45 ºC SNI 06-6989,23-2005pH 6-9 SNI 06-6589,11-2004Volume air limbah per satuan volume bahan baku maksimum
1000 m3 per 1000 m3 bahan baku minyak
Sumber : PerMen LH No. 19 Tahun 2010
Syafdika Sari Siregar (1107114205)Teknik Lingkungan – Universitas Riau II - 13