BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Informasi Asimetri

16
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Informasi Asimetri Investor yang telah berpengalaman melakukan investasi di pasar selalu mencari informasi mengenai saham itu terlebih dahulu sebelum melakukan investasi. Sementara ada investor yang melakukan investasi hanya mendapatkan informasi yang sangat minim di pasar. Investor yang pintar akan melakukan diskusi dengan analis untuk mendapatkan gambaran perusahaan secara lengkap sehingga melakukan investasi dengan tepat dan mendapatkan kapital gain di masa mendatang. Informasi yang lengkap tentang kondisi perusahaan dimiliki oleh para agen perusahaan seperti direksi dan manager perusahaan. Informasi ini tidak mungkin bisa keluar ke publik begitu saja karena agen tersebut harus memenuhi regulasi yang ada dalam menyampikan informasi ke publik. Informasi tersebut selalu ditahan perusahaan dan menginformasikannya tepat pada waktunnya. Investor memiliki informasi yang dimiliki antara investor dengan agen perusahaan. Investor memiliki informasi yang kurang lengkap sementara agen perusahaan mempunyai informasi yang lengkap. Perbedaan informasi yang dimiliki agen perusahaan dan investor dikenal dengan Asymetris Information. Pembahasan informasi asimetris selalu menyangkut dua pihak, misalkan penerbit surat investasi atau manajemen perusahaan dan investor, atau pemberi pinjaman dan peminjam. Adanya pihak ini mengakibatkan para pihak mengalami kerugian dan keuntungan yang menghasilkan zero sum game. Informasi asimetris di pasar modal menyangkut tiga jenis yaitu seleksi adverse, moral hazard dan monitor biaya (Manurung, 2012). Seleksi adverse

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Informasi Asimetri

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Informasi Asimetri

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Informasi Asimetri

Investor yang telah berpengalaman melakukan investasi di pasar

selalu mencari informasi mengenai saham itu terlebih dahulu sebelum

melakukan investasi. Sementara ada investor yang melakukan investasi

hanya mendapatkan informasi yang sangat minim di pasar. Investor yang

pintar akan melakukan diskusi dengan analis untuk mendapatkan gambaran

perusahaan secara lengkap sehingga melakukan investasi dengan tepat dan

mendapatkan kapital gain di masa mendatang.

Informasi yang lengkap tentang kondisi perusahaan dimiliki oleh para

agen perusahaan seperti direksi dan manager perusahaan. Informasi ini tidak

mungkin bisa keluar ke publik begitu saja karena agen tersebut harus

memenuhi regulasi yang ada dalam menyampikan informasi ke publik.

Informasi tersebut selalu ditahan perusahaan dan menginformasikannya tepat

pada waktunnya. Investor memiliki informasi yang dimiliki antara investor

dengan agen perusahaan. Investor memiliki informasi yang kurang lengkap

sementara agen perusahaan mempunyai informasi yang lengkap. Perbedaan

informasi yang dimiliki agen perusahaan dan investor dikenal dengan

Asymetris Information.

Pembahasan informasi asimetris selalu menyangkut dua pihak,

misalkan penerbit surat investasi atau manajemen perusahaan dan investor,

atau pemberi pinjaman dan peminjam. Adanya pihak ini mengakibatkan para

pihak mengalami kerugian dan keuntungan yang menghasilkan zero sum

game. Informasi asimetris di pasar modal menyangkut tiga jenis yaitu seleksi

adverse, moral hazard dan monitor biaya (Manurung, 2012). Seleksi adverse

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Informasi Asimetri

8

mempelajari bagaimana pemilihan yang dilakukan dikarenakan kelemahan

informasi yang dimiliki pengambil keputusan ketika memutuskannya. Moral

hazard merupakan tindakan yang dilakukan secara sengaja agar bisa

mendapatkan yang diinginkan. Pihak yang dapat menyembunyikan hal-hal

tertentu secara sengaja. Monitor biaya berhubungan dengan tindakan yang

disembunyikan oleh pihak yang mendapatkan keuntungan dikarenakan

informasi yang lebih baik. Problem mengenai asimetri informasi ini bisa

dikurangi dengan mengadopsi full disclosure dan timley diclosure, namum

permasalahan informasi ini akan tetap muncul karena biaya pelaporan

ternyata mahal (Tarjo, 2010). Guna mengurangi asimetri informasi maka

perusahaan harus mengungkapkan informasi yang dimiliki baik laporan

keuangan maupun laporan non keuangan. Salah satu informasi non keuangan

yang dapat diungkapkan adalah laporan corporate social responsibilty.

Pengungkapan CSR dalam laporan keuangan diharapkan dapat

menambah informasi bagi para pemangku kepentingan. Informasi akuntansi

yang mempunyai relevansi nilai dan berkualitas berguna bagi investor untuk

menurunkan ketidakseimbangan informasi. Hal ini didukung oleh Gonedes

(1980) dalam Nuryatno dkk (2007) yang mengatakan bahwa regulasi

pengungkapan informasi akuntansi mempunyai potensi untuk mengurangi

informasi asimetri. Informasi asimetri seharusnya berkurang pada saat

perusahaan mengumumkan informasi publik dan informasi spesifik

perusahaan (Brooks, 1996) dalam Nuryatno dkk (2007). Pengurangan

informasi asimetri ini mengindikasikan pengurangan cost of equity capital.

2.2 Teori Pensinyalan (Signalling theory)

Teori signal pertama kali diperkenalkan oleh Spence (1973) yang

membahas tentang signal dan apa yang disampaikan signal tersebut

(Manurung, 2012). Teori sinyal menjelaskan bagaimana seharusnya sinyal-

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Informasi Asimetri

9

sinyal keberhasilan atau kegagalan manajemen (agen) disampaikan kepada

pemilik (Agustini, 2011). Perusahaan sering kali melakukan aksi korporasi

(corporate action) dalam rangka membuat perusahaan terus beroperasi

(going concern). Aksi korporasi dilakukan cukup beragam seperti pembagian

deviden tunai, pembagian deviden saham, melakukan penawaran saham

dengan right issue, melakukan akuisisi terhadap aset, saham dan bisnis

perusahaan lain serta berbagai aksi korporasi lainnya. Aksi korporasi yang

dilakukan perusahaan tersebut memberikan makna kepada pemegang saham

atau juga kepada supllier atau stakeholder.

Pada sisi lain, pemerintah yang mengumumkan berbagai indikator

ekonomi setiap bulannya memberikan makna kepada semua pihak.

Pengumuman tersebut bukan saja hanya memberikan angka-angka tetapi

juga memberikan makna bagi mereka memahami tindakan Pemerintah

tersebut. Makna yang diberikan oleh informasi tersebut dikenal secara umum

dengan signal. Demikian juga, perusahaan yang mengumumkan semua aksi

korporasinya dapat disebut sebagai signal atas kondisi perusahaan.

Signal yang disampaikan melalui aksi korporasi tersebut dapat

disebut signal positif dan signal negatif. Bila perusahaan mengumumkan

akan ada aksi korporasi dengan melakukan right issu yang artinya

perusahaan menjual saham karena membutuhkan dana. Aksi korporasi ini

dianggap investor atau pemegang saham sebagai signal negatif bahwa

perusahaan tidak memiliki dana sehingga membutuhkan dana pemilik

perusahaan dan perusahaan dianggap tidak memiliki prospek. Akibatnya,

pemegang saham melakukan tindakan penjualan saham karena ketakutan

harga saham perusahaan akan turun sehingga menjual lebih dulu dilakukan

daripada harga saham perusahaan akan turun daripada menahan saham

tersebut.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Informasi Asimetri

10

Pada sisi lain, perusahaan melakukan aksi korporasi dikarenakan

perusahaan ingin melakukan investasi agar perusahaan bisa going concern.

Investasi yang dilakukan perusahaan membuat harga saham perusahaan akan

mengalami kenaikan dimasa mendatang. Oleh karenanya, agen perusahaan

menerbitkan saham yang memberikan signal untuk disampaikan kepada

pemegang saham yaitu pemilik saham yang diajak melakukan investasi lagi

kepada perusahaan karena kinerja yang disampaikan. Sebenarnya, signal

yang disampaikan oleh perusahaan adalah signal yang positif, tetapi

ditangkap negatif oleh investor. Signal dapat dilakukan melalui

pengungkapan (dislosure) informasi akuntansi. Informasi akuntansi salah

satunya adalah informasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan.

2.3 Corporate Social Responsibilty

2.3.1 Pengertian Corporate Social Responsibilty

Corporate social responsibilty adalah komitmen perusahaan atau

dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang

berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan

menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek

ekonomis, sosial dan lingkungan (Suhandari M. Putri, Schema CSR,

Kompas, 4 Agustus 2007 dalam Untung, 2009). Pertanggungjawaban sosial

perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) adalah mekanisme

bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian

terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan

stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum

(Darwin, 2004). Perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi CSR

secara sukarela adalah untuk alasan strategis manajemen. Hasil penelitian

menunujukkan bahwa kegiatan sosial, pelaporan lingkungan dan audit

meningkat setelah ancaman terhadap legitimasi perusahaan dilakukan demi

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Informasi Asimetri

11

kelangsungan hidup perusahaan secara berkelanjutan (Basamalah et al,

2005). Penelitian yang dilakukan oleh Lako (2011) terhadap riset-riset

empiris diberbagai negara menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang

peduli dan berkomiten melaksanakan CSR meraup keuntungan ekonomis

yang berlimpah dan terus berkembang bisnisnya secara langgeng. Selain laba

dan nilai ekuitas (modal) pemilik terus meningkat pesat, harga sahamnya

juga meningkat.

2.3.2 Akuntansi Corporate Social Responsibilty

Secara konseptual, akuntansi CSR dapat didefinisikan sebagai berikut

: “ Suatu proses pengukuran, pencatatan, pelaporan, dan pengungkapan

informasi terkait dampak sosial dan lingkungan dari tindakan-tindakan

ekonomi perusahaan terhadap kelompok-kelompok tertentu dalam

masyarakat atau menjadi stakeholder perusahaan”(Untung, 2009). Menurut

Aggraini (2006) akuntansi pertanggungjawaban sosial didefinisikan sebagai

proses seleksi varaibel-variabel kinerja sosial tingkat perusahaan, ukuran dan

prosedur pengukuran yang secara sistematis mengembangkan informasi yang

bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja sosial perusahaan dan

mengkomunikasikan informasi tersebut kepada kelompok sosial yang

tertarik, baik didalam maupun diluar perusahaan.

Ada dua dimensi utama dalam akuntansi CSR. Pertama, melaporkan

dan mengungkapkan cost dan benefits dari aktivitas ekonomi perusahaan

yang secara langsung berdampak terhadap profitabilitas bottom-line (laba).

Cost dan benefits tersebut bisa dihitung dan dikuantifikasi secara akuntansi.

Kedua, melaporkan cost dan benefits dari aktivitas ekonomi perusahaan yang

berdampak langsung terhadap individu, masyarakat, dan lingkungan.

Benefits itu sulit dikuantifikasi sehingga pelaporannya harus dilakukan

secara kualitatif.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Informasi Asimetri

12

2.4 Cost of Equity Capital

Biaya modal ekuitas adalah sebuah konsep yang dipengaruhi oleh

beberapa faktor ekonomi dan jumlah biaya yang diukur sebagai tingkat

bunga dari berbagai sumber modal yang masing-masing ditimbang menurut

peranannya dalam struktur modal dan permodalan yang digunakan oleh

perusahaan (Sujana Ismaya, 2006 dalam Chancera, 2011). Konsep biaya

modal dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya secara riil yang

harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber

atau penggunaan modal dari masing-masing sumber dana untuk kemudian

menentukan biaya modal rata-rata (average cost of capital) dari keseluruhan

dana yang dipergunakan perusahaan tersebut. Modigliani dan Miller (1958)

dalam Agustini (2011) berpendapat bahwa biaya modal ekuitas adalah biaya

yang dikeluarkan untuk membiayai sumber pembelanjaan (source of

financing). Mereka merupakan pihak yang pertama kali mendefinisikan

biaya modal ekuitas (cost of equity capital) dalam literatur keuangan. Biaya

modal merupakan suatu rate yang harus dicapai perusahaan dalam rangka

memenuhi kepuasan dari berbagai kombinasi imbalan yang diharapkan oleh

para pemodal perusahaan. Dana yang digunakan bisa dari modal pemilik

ataupun pinjaman pihak lain atau hutang (Nuryatno dkk, 2007). Di sisi lain,

Mardiyah (2002) dalam Chancera (2011) menyatakan bahwa biaya modal

ekuitas dapat diidentifikasi sebagai tingkat return minimum yang disyaratkan

oleh penggunaan modal ekuitas atas investasi.

Sesuai dengan beberapa definisi diatas, cost of equity capital

merupakan biaya yang ditanggung perusahaan untuk memperoleh dana dari

kegiatan re-investasi termasuk di dalamnya biaya pengungkapan yang

dikeluarkan oleh perusahaan untuk kepentingan publik. Kewajiban

perusahaan untuk melaporkan pengungkapan mengenai perusahaan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Informasi Asimetri

13

berdampak terhadap biaya yang dikeluarkan (Agustini, 2011). Oleh karena

itu cost of equity capital yang dimaksud dalam studi ini adalah biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan untuk pengungkapan informasi bagi publik

(pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan masyarakat secara

umum).

Pengukuran biaya modal ekuitas dipengaruhi oleh penilaian

perusahaan yang digunakan Utami (2005). Ada beberapa model penilaian

perusahaan, antara lain :

1. Capital Asset Pricing Model (CAPM)

CAPM adalah suatu model keseimbangan yang dapat menentukan

hubungan antara risiko dan return yang akan diperoleh investor.

Berdasarkan model CAPM, biaya model ekuitas adalah tingkat retrun

yang diharapkan oleh investor sebagai kompensasi atas risiko yang

tidak dapat dideversifikasi yang diukur dengan beta.

2. Residual Income Model

Model residual income ini lebih dikenal sebagai Edward Bell Ohlson

(EBO) Valuation. Model ini digunakan untuk mengestimasi nilai

perusahaan dengan mendasarkan pada nilai buku ekuitas ditambah

dengan nilai tunai dari laba.

3. Model penilaian pertumbuhan konstan (constant growth valuation

model)

Dasar pemikiran yang digunakan adalah bahwa nilai saham sama

dengan nilai tunai (present value) dari semua deviden yang akan

diterima di masa yang akan datang (diasumsikan pada tingkat

pertumbuhan konstan) dalam waktu yang tidak terbatas ( Model

ini dikenal dengan sebutan Gordon model).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Informasi Asimetri

14

Penelitian ini menggunakan model CAPM (Capital Asset Pricing

Model) untuk menghitung cost of equity capital.

2.5 Daya Informasi Akuntansi

Salah satu kata kunci penting dalam definisi akuntansi adalah

informasi keuangan. Sederatan angka belum tentu merupakan informasi

tetapi tetap hanya sekedar data kalau deretan angka tersebut tidak

mempunyai makna atau nilai bagi yang membacanya. Nilai informasi adalah

kemampuan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keyakinan

pemakai dalam pengambilan keputusan (Suwardjono, 2010-111).

Informasi harus bermanfaat bagi para pemakai sama saja dengan

mengatakan bahwa informasi harus mempunyai nilai. Informasi dikatakan

mempunyai nilai apabila informasi tersebut (Suwardjono 2010:167) :

1. Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang

keputusannya di masa lalu, sekarang, atau masa datang.

2. Menambah keyakinan para pemakai mengenai probabilitas

terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidakpastian.

3. Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai.

Angka akuntansi didefinisikan sebagai nilai yang relevan sebagai

kekuatan spesifik variabel laporan keuangan untuk menjelaskan perubahan

nilai ekuitas. Semakin besar daya explanatory spesifik variabel laporan

keuangan semakin besar nilai relevansi (Hasan dan Asoka, 2003). Kualitas

dari informasi akuntansi dapat diukur dengan beberapa cara, salah satunya

dengan melihat daya informasi angka-angka yang disajikan dalam laporan

keuangan terhadap ukuran-ukuran pasar modal (Feliana, 2007). Penelitian

(Ely dan Waymire, 1999; Ali dan Hwang, 2000; Naimah dan Utama, 2006)

membuktikan bahwa book value of equity / nilai buku ekuitas dan earnings /

laba akuntansi memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap harga

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Informasi Asimetri

15

saham. Penelitian mengenai variasi koefisien nilai buku ekuitas sudah mulai

mendapat perhatian yang pada umumnya dilakukan dengan menguji

gabungan koefisien laba dan nilai buku (Barth et al, 1998; Burgstahler dan

Dichev, 1997; Ou dan Sepe, 2002). Para peneliti telah membuktikan

hubungan tingkat tinggi antara perubahan laba akuntansi dan nilai buku

ekuitas serta kombinasi keduanya dengan perubahan nilai ekuitas. Asumsi

intrinsik adalah bahwa laba akuntansi dan nilai buku ekuitas memiliki

kandungan informasi untuk investor. Informasi ini kemudian berpengaruh

positif atau negatif pada harga saham. Dalam penelitian ini daya informasi

akuntansi diukur menggunakan laba akuntansi dan nilai buku ekuitas.

2.6 Ukuran Perusahaan (Size)

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan

yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata tingkat

penjualan dan rata-rata total aktiva (Solechan, 2009). Size perusahaan

dinyatakan dalam total aktiva yang dimiliki perusahaan dapat mempengaruhi

luas pengungkapan tanggungjawab sosial karena umumnya perusahaan

memiliki competitive disadvantage lebih rendah dari perusahaan kecil, skill

karyawan yang lebih baik sehingga memungkinkan melakukan

pengungkapan terhadap laporan keuangan yang lebih luas (Lawer dan

Andreas). Menurut Anggraeni (2006) perusahaan besar cenderung akan

memberikan informasi laba sekarang lebih rendah dibandingkan perusahaan

kecil, sehingga perusahaan besar cenderung akan mengeluarkan biaya untuk

pengungkapan informasi sosial yang lebih besar dibandingkan perusahaan

kecil. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan

total aktiva.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Informasi Asimetri

16

2.7 Jenis Usaha (Profile)

Jenis usaha (profile) merupakan berbagai macam industri yang

dikelompokkan menurut kegiatan memproses atau mengelola barang yang

diproduksi. Jenis industri dibedakan menjadi dua yaitu high profile dan low

profile (Hackston dan Milne, 1996 dalam Anggraeni, 2006). Perusahaan

yang tergolong high profile seperti perminyakan dan pertambangan, kimia,

hutan, kertas, otomotif, agrobisnis, tembakau dan rokok, makanan dan

minuman, media komunikasi, kesehatan, transportasi dan pariwisata.

Perusahaan yang tergolong low profile seperti bidang bangunan, keuangan

dan perbankan, supllier peralatan medis, retailer, tekstil dan produk tekstil

serta produk personal dan rumah tangga. Hasil penelitian lebih banyak

mengungkapkan bahwa perusahaan high profile lebih banyak

mengungkapkan informasi tentang tanggung jawab sosial jika dibandingkan

perusahaan low profile. Ini disebabkan karena perusahaan high profile lebih

banyak berinteraksi dengan sumber daya seperti tenaga kerja, alam serta

lingkungan sekitarnya (Agustini, 2011).

2.8 Leverage

Rasio hutang atau leverage merupakan istilah yang sering digunakan

perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan di dalam memenuhi

seluruh kewajiban finansialnya apabila perusahaan dilikuidasi, secara umum

leverage dapat dihitung dengan membagi total hutang dengan total ekuitas

(Solechan, 2009). Manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang

tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang

dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders (Belkaoui dan

Karpik, 1989 ; Cormier dan Magnan 1999). Rasio hutang yang tinggi

menunjukkan tingkat hutang perusahaan yang tinggi pula, sehingga

mengakibatkan sabagian investor takut dalam berspkeluasi dalam

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Informasi Asimetri

17

penanaman sahamnya ke perusahaan tersebut. Menurut Jensen & Meckling,

(1976) dalam Anggraini (2006) perusahaan dengan tingkat leverage yang

tinggi justru akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena biaya

keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi.

Didukung hasil penelitian Raharja (2012) juga menunjukkan hasil bahwa

perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi belum tentu tidak akan

mengungkapan CSR yang rendah, sebab perusahaan yang mendapat hutang

yang tinggi justru dianggap dipercaya oleh kreditur, sehingga bisa membayar

hutang dan operasional perusahaannya dan dapat menghasilkan laba untuk

membiayai CSR perusahaan. Variabel leverage akan diuji kembali

pengaruhnya terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial terhadap

cost of equity capital sebagai variabel kontrol.

2.9 Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.1

Penelitian-penelitian sebelumnya

No Penelitian Hasil Penelitian

1. Amalia dan Wijayanto,

2007

Pengaruh Environmental

Performance dan

Enviromental Disclosure

Terhadap Economic

Performance.

Perusahaan yang memiliki kinerja yang

bagus akan direspon positif oleh para

investor melalui fluktuasi harga saham

yang semakin naik dari periode ke periode.

2. Hellstrom (2005)

The Value Relevance of

Financial Accounting

Information in a

Transitional Economy:

The Case of the Czech

Republic.

Relevansi nilai dipahami sebagai

kemampuan pernyataan informasi

keuangan untuk meringkas atau

menangkap informasi yang mempengaruhi

nilai saham dan diuji secara empiris

sebagai hubungan statistik antara nilai

pasar dan nilai akuntansi.

3. Naimah dan Utama,

2006

Pengaruh Ukuran

Menunjukkan bahwa baik laba akuntansi

maupun nilai buku ekuitas mempunyai

pengaruh positif terhadap harga saham.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Informasi Asimetri

18

Perusahaan,

Pertumbuhan dan

Profitabilitas Perusahaan

Terhadap Koefisien

Respon Laba dan

Koefisien Respon Nilai

Buku Ekuitas: Studi Pada

Perusahaan Manufaktur

di BEJ.

4. Ely, K. dan G. Waymire.

1999. Accounting

Standard-Setting

Organizations and

Earnings Relevance:

Longitudinal Evidence

from NYSE Common

Stocks

Menemukan bahwa laba dan nilai buku

merupakan

faktor yang signifikan mempengaruhi

harga saham.

5. Utami, 2005

Pengaruh Manajemen

Laba terhadap Biaya

Modal Ekuitas (Studi

pada Perusahaan Publik

Sektor Manufaktur).

Banyaknya informasi yang diungkap oleh

perusahaan berdampak terhadap

meningkatnya biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan untuk menyediakan informasi

bagi publik.

6. Botosan (1997)

Disclosure level and the

cost of equity capital.

Hubungan antara tingkat pengungkapan

sukarela dengan cost of equity capital

menunjukkan bahwa semakin besar tingkat

pengungkapan akuntansi yang dilakukan

oleh perusahaan semakin rendah cost of

equity capital nya.

7. Dhaliwal, Li, Tsang dan

Yang (2009)- Voluntary

Non-Financial

Disclosure and the Cost

of Equity Capital: The

Initiation of Corporate

Social Responsibilty

Reporting.

Menemukan bahwa perusahaan dengan

biaya modal tinggi cenderung menerbitkan

laporan CSR mandiri dan perusahaan

dengan kinerja CSR yang baik akan

menikmati pengurangan berikutnya dalam

biaya modal ekuitas.

8. Plumlee, Brown dan

Marshall (2009)- The

impact of voluntary

enviromental disclosure

Meneliti hubungan antara kualitas

pengungkapan sukarela lingkungan

perusahaan dan nilai perusahaan (biaya

modal ekuitas dan arus kas yang

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Informasi Asimetri

19

quality on firm value. diharapkan) ditemukan bahwa kualitas

pengungkapan sukarela lingkungan negatif

terkait dengan biaya modal perusahaan.

9. Yuli Agustini, 2011

Pengaruh Daya

Informasi Akuntansi

Pada Hubungan

Pengungkapan CSR

Dengan CEC.

Daya informasi akuntansi terbukti

mempengaruhi hubungan pengungkapan

CSR dengan CEC. Semakin besar tingkat

pengungkapan CSR disertai dengan daya

informasi akuntansi yang baik, maka

semakin turun CEC nya.

Sumber : Data diolah

2.10 Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Pertama

Sesuai dengan PSAK No.1 yaitu laporan keuangan harus berguna

bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, maka laporan

keuangan harus dapat membantu berbagai pemangku kepentingan untuk

menginterpretasikan keadaan perusahaan. Manajer dapat memberikan sinyal

mengenai kondisi perusahaan kepada investor guna meningkatkan nilai

saham perusahaan. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui

pengungkapan (dislosure) informasi akuntansi.

Pengungkapan informasi corporate social responsibility dalam

laporan keuangan perusahaan menunjukan implementasi tanggung jawab

perusahaan tidak hanya laporan keuangan (financial) saja. Perusahaan juga

mempunyai tanggung jawab terhadap sosial dan lingkungan. Banyaknya

informasi yang harus diungkap oleh perusahaan berhubungan dengan tingkat

biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyediakan informasi bagi

publik (cost of equity capital).

Penelitian sebelumnya tentang hubungan pengungkapan CSR pernah

diteliti oleh Lako (2011) menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang

peduli dan berkomiten melaksanakan CSR meraup keuntungan ekonomis

yang berlimpah dan terus berkembang bisnisnya secara langgeng. Dhaliwal,

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Informasi Asimetri

20

Li, Tsang dan Yang (2009) membuktikan perusahaan dengan kinerja CSR

yang baik akan menikmati pengurangan dalam biaya modal ekuitas.

Plumlee, Brown dan Marshall (2009) meneliti hubungan antara kualitas

pengungkapan sukarela lingkungan perusahaan dan nilai perusahaan (biaya

modal ekuitas dan arus kas yang diharapkan) ditemukan bahwa kualitas

pengungkapan sukarela lingkungan negatif terkait dengan biaya modal

perusahaan.

Adanya pengungkapan CSR dalam laporan keuangan lebih menarik

perhatian investor sehingga harga saham lebih tinggi dan akan mengurangi

biaya modal ekuitas. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: Pengungkapan corporate social responsibilty berpengaruh negatif

terhadap cost of equity capital.

2. Hipotesis Kedua dan ketiga

Pengungkapan informasi tambahan dapat berupa laporan pertanggung

jawaban sosial dan lingkungan yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas

dari laporan keuangan. Laporan keuangan yang berkualitas adalah laporan

keuangan yang memiliki relevansi nilai. Menurut Feliana (2007) kualitas

laporan keuangan dapat diukur salah satunya dengan melihat daya informasi

angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan. Penelitian ini

menggunakan daya informasi akuntansi sebagai variabel pemoderasi yang

diproksikan dengan laba akuntansi dan nilai buku ekuitas. Ohslon (1995)

menyatakan laba akuntansi dan nilai buku memiliki kandungan informasi

untuk investor dan berpengaruh positif atau negatif pada harga saham. Laba

akuntansi dan nilai buku merupakan faktor yang signifikan mempengaruhi

harga saham (Ely dan Waymire, 1999; Ali dan Hwang, 2002). Dengan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Informasi Asimetri

21

demikian, daya informasi akuntansi yang diproksikan dengan laba dan nilai

buku ekuitas yang tinggi akan dapat memperkuat pengaruh negatif CSR

terhadap CEC.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

H2: Semakin tinggi nilai laba akuntansi semakin kuat pengaruh negatif

hubungan pengungkapan corporate social responsibilty dengan cost of equity

capital.

H3: Semakin tinggi nilai book value of equity semakin kuat pengaruh negatif

hubungan pengungkapan corporate social responsibilty dengan cost of equity

capital.

2.11 Konsep Penelitian

Bedasarkan hipotesis sebelumnya, maka konsep penelitian dapat

dirumuskan menentukan pengaruh daya informasi akuntansi pada hubungan

corporate social responsibilty dengan cost of equity capital seperti pada

gambar 2.1

Corporate Social Responsibility Cost Of Equity Capital

Corporate Social Responsibility Cost Of Equity Capital

Laba akuntansi

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Informasi Asimetri

22

Gambar 2.1

Konsep Penelitian

Corporate Social Responsibility Cost Of Equity Capital

Book value of equity