BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

27
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan Umum Tanaman Alpukat Tanaman alpukat (Persea americana mill) merupakan tanaman yang berasal dari daratan Amerika Tengah dan memiliki banyak varietas yang tersebar di seluruh dunia. Alpukat secara umum terbagi atas tiga tipe : tipe West Indian, tipe Guatemalan, dan tipe Mexican. Daging buah berwarna hijau dibagian bawah kulit dan menguning kearah biji. Warna kulit buah bervariasi, warna hijau karena kandungan klorofil atau hitam karena pigmen antosiasin. Tanaman alpukat merupakan tanaman berupa pohon tahunan yang mulai berbuah setelah beberapa tahun. Alpukat dikenal dengan berbagai nama lokal antara lain alpuket (Jawa Barat), alpokat (Jawa Timur/ Jawa Tengah), boah pokat, jamboo pokat (Batak), advokat, jamboo mentega,jamboo pooan, pookat (Lampung). Tanaman avokad berasal dari dataran rendah/tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18. Secara resmi 1920-1930, Indonesia telah mengintroduksi 20 varietas avokad dari Amerika Tengah dan Amerika Serikat untuk memperoleh varietas-varietas unggul guna meninggkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya di daerah daratan tinggi. Pohon avocad mempunyai tinggi yang bervariasi sesuai dengan varietas, mulai dari 3 m 10 m. Ciri botani tanaman avokad antara lain berakar tunggang, batang berkayu, bulat, warnanya coklat, dan bercabang banyak. Daunnya termasuk

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Alpukat

2.1.1 Tinajuan Umum Tanaman Alpukat

Tanaman alpukat (Persea americana mill) merupakan tanaman yang berasal

dari daratan Amerika Tengah dan memiliki banyak varietas yang tersebar di seluruh

dunia. Alpukat secara umum terbagi atas tiga tipe : tipe West Indian, tipe

Guatemalan, dan tipe Mexican. Daging buah berwarna hijau dibagian bawah kulit dan

menguning kearah biji. Warna kulit buah bervariasi, warna hijau karena kandungan

klorofil atau hitam karena pigmen antosiasin. Tanaman alpukat merupakan tanaman

berupa pohon tahunan yang mulai berbuah setelah beberapa tahun. Alpukat dikenal

dengan berbagai nama lokal antara lain alpuket (Jawa Barat), alpokat (Jawa Timur/

Jawa Tengah), boah pokat, jamboo pokat (Batak), advokat, jamboo mentega,jamboo

pooan, pookat (Lampung). Tanaman avokad berasal dari dataran rendah/tinggi

Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18. Secara resmi

1920-1930, Indonesia telah mengintroduksi 20 varietas avokad dari Amerika Tengah

dan Amerika Serikat untuk memperoleh varietas-varietas unggul guna

meninggkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya di daerah daratan tinggi.

Pohon avocad mempunyai tinggi yang bervariasi sesuai dengan varietas,

mulai dari 3 m – 10 m. Ciri botani tanaman avokad antara lain berakar tunggang,

batang berkayu, bulat, warnanya coklat, dan bercabang banyak. Daunnya termasuk

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

2

daun tunggal yang letaknya berdasarkan di ujung ranting, bentuk nya memanjnag,

ujung pangkal runcing. Tepi daun kadang-kadang agak menggulung ke atas. Bunga

majemuk, buahnya buah huni, bentukbola atau bulat telur, daging buah sudah masak

lunak, berwarna hingga hijau kekuningan (Paramawati.R, 2016).

2.1.2 Klasifikasi Tanaman

Klasifikasi daun alpukat, seebagai berikut:

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida (Dicots)

Anak Kelas : Magnoliidae

Bangsa : Laurales

Famili : Lauraceae

Spesies : Percea americana Miller

Sinonim : Percea gratissima Gaertn. f. Percea drymifolia scheecht. & Cham.

Percea nubigena L,, o. Williams

Nama Umum : Avocado (Inggris), alpukat (Indonesia), alpuket (sunda).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

3

Gambar 2.1

Daun Alpukat

2.1.3 Bagian- Bagian Tanaman Alpukat

Tanaman alpukat memiliki dua jenis akar, yaitu akar tunggang dan memiliki

akar rambut. Rambut pada akar tanaman alpukat hanya sedikit sehingga pemupukan

harus dilakukan dengan cara yang benar. Pupuk harus diletakkan sedekat mungkin

dengan akar sehingga pupuk ditanam dengan kedalaman 30 – 40 cm disekitar

tanaman (melingkari tanaman) (Andy Chandra, 2013).

Tinggi tanaman alpukat dapat mencapai 20 m, terdiri dari batang berwarna

coklat kotor memiliki banyak cabang dan ranting yang berambut halus. Batang

tanaman alpukat biasanya digunakan sebagai pengembangan bibit, penyambungan

dan okulasi (Andy Chandra, 2013).

Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5 cm, letaknya berdesakan di

ujung ranting, bentuknya jorong sampai bundar telur memanjang, tebal seperti kulit,

ujung dan pangkal runcing, tepi rata kadang-kadang agak rmenggulung ke atas,

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

4

bertulang menyirip, panjang 10-20 cm, lebar 3-10 cm, daun muda warnanya

kemerahan dan berambut rapat, daun tua warnanya hijau dan gundul (Andy Chandra,

2013).

Bunga alpukat bersifat sempurna (hermaprodit), tetapi sifat pembungaannya

dichogamy, artinya tiap bunga mekar 2 kali berselang, menutup antara 2 mekar dalam

waktu berbeda. Pada hari mekar pertama, bunga betina yang berfungsi sedangkan

pada hari mekar berikutnya bunga jantan yang berfungsi. Berdasarkan sifat

pembungaannya,tanaman alpukat dibedakan menjadi 2 tipe. Tipe A: bunga betina

mekar pada pagi hari sedangkan bunga jantan mekar pada sore hari pada hari

berikutnya. Tipe B: bunga betina mekar pada sore hari dan bunga jantan mekar pada

pagi hari berikutnya (Andy Chandra, 2013).

Buah alpukat jenis unggul berbentuk lonjong, bola atau bulat telur dan bulat

tidak simetris, panjang 9 – 11,5 cm, memiliki massa 0,25 – 0,38 kg, berwarna hijau

atau hijau 12 kekuningan, berbintik – bintik ungu, buahnya memiliki kulit yang

lembut dan memiliki warna yang berbeda-beda. Biasanya warna buah alpukat

bervariasi dari warna hijau tua hingga ungu kecoklatan. Buah alpukat berbiji satu

dengan bentuk seperti bola berdiameter 6,5 – 7,5 cm, keping biji berwarna putih

kemerahan. Buah alpukat memiliki biji yang besar berukuran 5,5 x 4 cm (Andy

Chandra, 2013).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

5

2.1.4 Jenis Alpukat

Berdasarkan sifat ekologis, tanaman alpukat terdiri dari 3 tipe keturunan/ras,

yaitu:

1. Ras Meksiko

Berasal dari dataran tinggi Meksiko dan Equador beriklim semi tropis dengan

ketinggian antara 2.400- 2.800 m dpl. Ras ini mempunyai daun dan buahnya yang

berbau adas. Masa berbunga sampai buah bisa dipanen lebih kurang 6 bulan. Buah

kecil dengan berat 100-225 gram, bentuk jorong (oval), bertangkai pendek, kulitnya

tipis dan licin. Biji besar memenuhi rongga buah. Daging buah mempunyai

kandungan minyak/lemak yang paling tinggi. Ras ini tahan terhadap suhu dingin.

2. Ras Guatemala

Berasal dari dataran tinggi Amerika Tengah beriklim sub tropis dengan

ketinggian sekitar 800-2.400 m dpl. Ras ini kurang tahan terhadap suhu dingin

(toleransi sampai -4,5 ˚C). Daunnya tidak berbau adas. Buah mempunyai ukuran yang

cukup besar, berat berkisar antara 200-2.300 gram, kulit buah tebal, keras, mudah

rusak dan kasar (berbintil-bintil). Masak buah antara 9-12 bulan sesudah berbunga.

Bijinya relatif berukuran kecil dan menempel erat dalam rongga, dengan kulit biji

yang melekat. Daging buah mempunyai kandungan minyak yang sedang.

3. Ras Hindia Barat

Berasal dari dataran rendah Amerika Tengah dan Amerika Selatan yang beriklim

tropis, dengan ketinggian di bawah 800 m dpl. Varietas ini sangat peka terhadap suhu

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

6

rendah, dengan toleransi sampai minus 2 derajat C. Daunnya tidak berbau adas,

warna daunnya lebih terang dibandingkan dengan kedua ras yang lain. Buahnya

berukuran besar dengan berat antara 400-2.300 gram, tangkai pendek, kulit buah licin

agak liat dan tebal. Buah masak 6-9 bulan sesudah berbunga. Biji besar dan sering

lepas di dalam rongga, keping biji kasar. Kandungan minyak dari daging buahnya

paling rendah.

2.1.5 Kandungan Daun Alpukat

Alpukat merupakan buah yang sangat bergizi, mengandung3-30 persen

minyak dengan komposisi yang sama dengan minyak zaitun dan banyak mengandung

vitamin B. Dalam daging buah alpukat terkandung protein, mineral Ca, Fe, vitamin

A, vitamin B, vitamin C (Andy Chandra, 2013).

2.1.6 Manfaat Daun Alpukat

Efek farmakologis daun alpukat adalah peluruh kencing (diuretik) dan

astringen. Selain itu, daun dan kulit ranting memiliki efek farmakologis, seperti

peluruh kentut (karminatif), penyembuh batuk, pelancar menstruasi, emolient dan

antibakteri. Dengan kandungan nutrisi yang banyak tersebut maka alpukat dapat

dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, diantaranya:

1. Lemak monosaturated atau lemak tak jenuh yang terdapat di dalam alpukat

mengandung aleic acid yang terbukti mampu meningkatkan kadar lemak

sehat dalam tubuh, dan mengontrol diabetes. Dengan menggunakan alpukat

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

7

sebagai sumber lemak, penderita diabetes dapat menurunkan kadar

triglycerides sampai 20%.

2. Lemak tak jenuh ini juga sangat baik untk mengurangi kadar kolesterol. Diet

rendah lemak yang menyertakan alpukat telah terbukti mampu menurunkan

kadar kolesterol jahat, dan meningkatkan kadar koleterol baik dalam darah.

3. Alpukat juga banyak mengadung serat yang sangat beemanfaat untuk

mencegah tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker.

4. Alpukat juga mengandung potassium 30% lebih banyak di banding nanas.

Potassium sangat bermanfaat bagi tubuh untuk mengurangi resiko terkena

penyakit tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan kanker. Selain itu,

alpukat juga sangat sempurna jika dijadikan sebagai makanan untuk wanita

yang sedang hamil. Itu karena follate yang terdapat dalam alpukat, dapat

mengurangi resiko terhadap ancaman penyakit birth defect (Andy Chandra,

2013).

2.2 Flavonoid

2.2.1 Definisi dan Stuktur Flavonoidid

Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang berada di alam.

Senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, dan biru, sebagian besar zat warna

kuning yang ditemukan dalam tumbuhan-tumbuhan. Flavoid mempunyai kerangka

dasar karbon yang terdiri atas 15 atom karbon, dimana dua cincin benzen (C6) terikat

pada suatu rantai propan (C3) sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

8

Susunan ini dapat menghasilkan tiga jenis stuktur, yakni 1,3-diarilpropan atau

neoflavonoid (Markam, 1998).

Gambar 2.2

Struktur Flavonoid

2.2.2 Sifat Flavonoid

Senyawa - senyawa flavonoid terbagi menjadi beberapa, tergantung pada

tingkat oksidasi dari rantai propan dari sistem 1,3-diarilpropana. Flavon, flavonol dan

oantisinidin adalah jenis yang banyak ditemukan dialam sehingga sering disebut

sebagai flavonoid utama. Banyaknya senyawa flavonoid dari jaringan tumbuhan

(Markam, 1998).

Flavonoid merupakan senyawa polar karena memiliki sejumlah gugus

hidroksil yang tersubtitusi. Pelarut polar seperti etanol, metanol, etil asetat, atau

campuran dari pelarut tersebut dapat digunakan untuk mengekstraksi flavonoid dari

jaringan tumbuhan. Flavonoid mengandung sistem aromatik yang terkonjugasi dan

karena itu menunjukan pita serapan kuat pada daerah spekrum UV dan sinar tampak.

Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan sebagai aglikon atau terikat dengan

gula.

2.2.3 Manfaat Flavonoid

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

9

Flavonoid mampu mengubah atau mereduksi radikal bebas dan juga sebagai

anti radikal bebas. Manfaat lain flavonoid adalah untuk melindungi struktur sel,

meningkatkan efektivitas vitamin C, antiinflamasi, antioksidan, dan mencegah

osteoporosis, dan sebagai antibiotik (Haris, 2011).

2.2.4 Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa-senyawa yang mampu menghilangkan,

membersihkan, menahan pembentukan ataupun memadukan efek spesies oksigen

reaktif. Antioksidan merupakan senyawa pemberi donor (electron donor) atau

reduktan. Senyawa ini memiliki berat molekul kecil, tetapi mampu menginaktivasi

berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal.

Penggunaan senyawa antioksidan juga anti radikal saat ini semakin meluas seiring

dengan semakin besarnya pemahaman masyarakat tentang peranannya dalam

menghambat penyakit generatif seperti jantung, arteriosclerotis, kanker, serta gejala

penuaan. Masalah-masalah ini berkaitan dengan kemampuan antioksidan untuk

bekerja sebagai inhibitor atau penghambat reaksi oksidasi oleh radikal bebas reaktif

yang menjadi salah satu pencetus penyakit-penyakit diatas.

Antioksidan terbagi menjadi dua yakni antioksidan enzim superoksida

dismutase (SOD), katalase dan glutation peroksidase (GSH.Prx) dan antioksidan

vitamin (alfa tokoferol/ vitamin E, beta karoten dan asam askorbat/ vitamin C) yang

banyak didapatkan dari tanaman dan hewan. Tubuh menghasilkan senyawa

antioksidan, tetapi jumlahnya sering kali tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas

yang masuk kedalam tubuh. Sebagai contoh tubuh dapat menghasilkan glutathione,

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

10

salah satu antioksidan yang sangat kuat, hanya tubuh memerlukan asupan vitamin C

sebesar 100 mg untuk memicu tubuh menghasilkan glutathione ini. Kekurangan

antioksidan dalam tubuh yakni memerlukan asupan dari luar (Winaris, 2007).

2.2.5 Radikal Bebas

Radikal bebas adalah sekelompok bahan kimia baik berupa atom maupun

molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan pada lapisan luarnya, dan

merupakan suatu kelompok bahan kimia dengan reaksi jangka pendek yang memilki

satu atau lebih elektron bebas (Winaris, 2007).

Radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul yang mengandung satu atau

lebih elektron tidak berpasangan sehingga menyebabkan senyawa tersebut sangat

reaktif mencari pasangan, dengan cara menyerang dan mengikat elektron molekul

yang berada disekitarnya. Radikal bebas secara kontinyu dibentuk oleh tubuh. Tubuh

memiliki sistem antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas, baik melalui proses

enzimatis maupun non enzimatis. Antioksidan dapat diartikan sebagai senyawa

pemberi elektron yang diperlukan oleh radikal bebas dalam menstabilkan dirinya, dan

dapat juga menghentikan radikal bebas.

2.3 Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses penyarian zat aktif dari bagian tanaman obat

yang bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam bagian tanaman

tersebut. Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai metode ada dua cara yang sesuai

dengan sifat dan tujuan ekstraksi itu sendiri. Sampel yang akan diekstraksi dapat

berbentuk sampel segar ataupun yang telah dikeringkan. Sampel yang umum

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

11

digunakan adalah sampel segar karena penetrasi pelarut akan berlangsung lebih cepat.

Penggunaan sampel kering juga memiliki kelebihan yaitu dapat mengurangi kadar air

yang terdapat didalam sampel, sehingga dapat mencegah kemungkinan rusaknya

senyawa aktivitas mikroba (Marjoni Mhd., 1998).

2.3.1 Metode Ekstraksi

Beberapa metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut dibagi menjadi dua

cara yaitu cara panas dan cara dingin :

1.Ekstraksi cara dingin

a.Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut

dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan . Dalam

maserasi (untuk ekstrak cairan), serbuk halus atau kasar dari tumbuhan obat yang

kontak dengan pelarut disimpan dalam wadah tertutup untuk periode tertentu dengan

pengadukan yang sering, sampai zat tertentu dapat terlarut. Metode ini paling cocok

digunakan untuk senyawa termolabil.

b.Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna

yang umumnya dilakukan pada temperatur ruang. Proses terdiri dari tahapan

pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya

(penetesan/penampungan ekstrak) sampai diperoleh ekstrak yang jumlahnya 1-5 kali

bahan.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

12

2.Ekstraksi cara panas

a.Sokletasi

Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang

umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan

jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendinginan balik.

b.Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarutpada temperatur titik didihnya, selama

waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya

pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama

sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.

c.Infus

Infus adalah ekstraksi menggunakan pelarut air pada temperatur penangas air

(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatut terukur 960C-98

0C)

selama waktu tertentu 15-20 menit.

d.Dekok

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥300C) dan temperatur

sampai titik didih air.

e.Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik pada temperatur yang lebih tinggi dari

temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 400C-50

0C.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

13

2.4 Metode Uji Antioksidan

2.4.1 Metode Peredaman Radikal 1,1-difenil-2-pikril hidrazil (DPPH)

Packer (1999) menyatakan bahwa aktivitas antioksidan suatu senyawa dapat

diukur dari kemampuan menangkap radikal bebas. Radikal bebas yang biasa

digunakan sebagai model dalam mengukur daya penangkapan radikal bebas adalah

DPPH yang merupakan senyawa radikal bebas yang stabil sehingga apabila

digunakan sebagai pereaksi dalam uji penangkapan radikal bebas cukup dilarutkan.

Jika disimpan dalam keadaan kering dengan kondisi penyimpanan yang baik akan

stabil selama bertahun-tahun (Amelia, 2011).

2.4.2 Mekanisme Kerja Antioksidan dengan Metode DPPH

Radikal bebas DPPH akan ditangkap oleh senyawa antioksidan melalui reaksi

penangkapan atom hidrogen dari senyawa antioksidan oleh radikal bebas untuk

mendapatkan pasangan elektron dan mengubahnya menjadi difenil pikril hidrazil

(DPPH-H). Radikal ini mempunyai kereaktifan rendah, sehingga dapat mengurangi

radikal bebas yanf bersifat toksik.

2.4.3 Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometer UV-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur

serapan yang dihasilkan dari interaksi kimia antara radiasi elektromagnetik dengan

molekul atau atom dari suatu zat kimia pada daerah ultraviolet (200 nm - 400 nm) dan

sinar tampak (400 nm - 800 nm). Jika tidak dinyatakan lain, serapan diukur pada

panjang gelombang yang diterapkan dengan menggunakan kuvet yang panjangnya 1

cm pada suhu 190C hingga 20

0C. Jika hal tersebut tidak sesuai untuk instrumen

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

14

tertentu, panjang gelombang kuvet dapat diubah atau sebagai gantinya kadar dapat

diubah, asalkan telah ditunjukan bahwa Hukum Beer dipenuhi untuk jangkauan kadar

tersebut. Suatu spektrofotometri UV-Vis tersusun dari sumber spektrum tampak yang

kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan

suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel blanko ataupun

pembanding . Skema sederhana spektrofotometer UV-Vis ditunjukan oleh gambar

berikut :

Gambar 2.3

Skema Spektrofotometer UV-Vis

2.5 Kulit

2.5.1 Definisi Kulit

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar, menutupi dan melindungi

permukaan tubuh, berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga,

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

15

lubang-lubang masuk. Luas kulit orang dewasa 1.5m2 dengan berat kira-kira 15 %

berat badan. Kulit merupakan organ esensial dan vital serta merupakan cermin

kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif bervariasi

pada berbagai keadaan iklim, umur seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh

(Djuanda, 2007).

Gambar 2.4

Struktur Kulit

2.5.2 Anatomi Kulit

Pembagian kulit secara garis besar terdiri dari tiga lapisan utama yaitu

(Djuanda, 2002):

a.Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidium, stratum

granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

16

b.Lapisan dermis adalah lapisan bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada

epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa padat dengan elemen-

elemen seluler dan folikel rambut.

c.Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi

sel-sel lemak didalamnya.

2.5.3 Fungsi Kulit

Secara umum, ada lima fungsi kulit untuk tubuh, yaitu:

Melindungi tubuh

Sebagai organ tubuh paling luas, kulit memiliki fungsi perlindungan tubuh, yakni

berfungsi melindungi otot, tulang, ligamen, pembuluh darah, sel saraf, serta organ di

dalam tubuh. Kulit juga sangat berperan terhadap daya tahan tubuh untuk melindungi

diri dari kuman berbahaya. Ketika kulit terluka, misalnya luka di lutut, diperlukan

perawatan luka yang baik agar tidak terjadi infeksi.

Menjaga suhu tubuh

Kulit dapat merespons naik atau turunnya suhu tubuh, yang dikirimkan berupa sinyal

dari otak. Untuk mendinginkan tubuh yang kepanasan, kelenjar keringat akan

membuat tubuh mengeluarkan keringat melalui kulit.

Menyimpan lemak dan membantu proses sintesis vitamin D

Kulit berfungsi sebagai pusat penyimpanan air dan lemak. Lemak ini bertugas

menyangga otot dan tulang agar tetap menempel. Kemudian memungkinkan

berlangsungnya proses sintesis vitamin D yang diperoleh dari sinar matahari.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

17

Menjadi indera perasa

Kulit memiliki beragam ujung saraf yang berfungsi sebagai indera perasa manusia

terhadap suhu panas atau dingin, sentuhan, getaran, tekanan, hingga rasa nyeri dan

sensasi lainnya.

Mendukung penampilan

Kulit merupakan organ yang pertama kali dilihat oleh orang lain. Dengan warna dan

tekstur yang dimilikinya, kulit dapat mendukung penampilan, daya tarik, sekaligus

kepercayaan diri seseorang.

2.6 Pengertian Lotion

Lotion adalah sediaan kosmetika golongan emolien (pelembut) yang

mengandung air lebih banyak. Sediaan ini memiliki beberapa sifat, yaitu sebagai

sumber lembab bagi kulit, memberi lapisan minyak yang hampir sama dengan sebum,

membuat tangan dan badan menjadi lembut, tetapi tidak berasa berminyak dan mudah

dioleskan.

2.7 Monografi Bahan

a. Asam Stearat (Rowe, 2009)

1. Pemerian :

Asam stearat berwarna keras, putih atau agak kuning glossy, kristal padat atau

bubu putih atau putih kekuningan. Memiliki sedikit bau (dengan ambang bau 20

ppm) dan rasa menyarankan lemak.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

18

2. Kelarutan :

Larut bebas dalam benzena, karbon tetraklorida, kloroform, dan eter; larut dalam

etanol (95%), heksana, dan propilen glikol; praktis tidak larut dalam air.

3. Kategori Fungsional :

Agen pengemulsi; zat pelarut; pelumas tablet dan kapsul.

Gambar 2.5

struktur Asam Stearat

b. Trietanolamin (Rowe, 2009)

1. Pemerian :

Kental berwarna bening, tidak berwarna sampai kuning pucat cairan memiliki

sedikit bau amoniak.

2. Kelarutan :

Mudah larut dalam air dan etanol 95 % dan larut dalam kloroform.

3. Kategori Fungsional

Agen alkali, agen pengemulsi.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

19

Gambar 2.6

Struktur Trietanolamin

c. Karagenan (Rowe, 2009)

1. Pemerian :

Bubuk berwarna kuning-coklat sampai putih, kasar sampai halus tidak berbau

dan tidak berasa.

2. Kelarutan :

Kelarutan karaginan dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

tipe karaginan, temperatur, pH, kehadiran jenis ion tandingan dan zat-zat terlarut

lainnya.

3. Kategori Fungsional

Agen pengemulsi, dasar gel, zat penstabil, agen penangguhan, agen lepas-

lambat, zat peningkat viskositas.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

20

Gambar 2.7

Struktur Karagenan

d. Gliserin (Rowe, 2009)

1. Pemerian :

Cairan bening, tidak berwarna, tidak berbau, kental, higroskopis, Itu memiliki

rasa yang manis, kurang lebih 0,6 kali lebih manis dari sukrosa.

2. Kategori Fungsional

Pengawet antimikroba, cosolvent, yg melunakkan, humektan, pemlastis,

pelarut, agen pemanis, agen tonisitas.

Gambar 2.8

Struktur Gliserin

e. Metil Paraben (Rowe, 2009)

1. Pemerian :

Kristal tidak berwarna atau kristal putih bubuk, tidak berbau atau hampir tidak

berbau dan memiliki sedikit rasa terbakar.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

21

2. Kelarutan :

Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3.5 bagian

etanol (95%) dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P dan dalam alkali

hidroksida, larut 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak

nabati panas.

3. Kategori Fungsional

Pengawet antimikroba.

Gambar 2.9

Struktur Metil Paraben

f. Titanium Dioksida (Rowe, 2009)

1. Pemerian :

Bubuk nonhigroskopis berwarna putih, amorf, tidak berbau, dan tidak berasa.

2. Kelarutan :

Tidak larut dalam air

3. Kategori Fungsional

Agen pelapis, opacifier, pigmen.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

22

g. Propilen Glikol (Rowe, 2009)

1. Pemerian :

Bening, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau cair, dengan rasa manis,

agak tajam yang menyerupai gliserin.

2. Kategori Fungsional

Pengawet antimikroba, desinfektan, humektan, pemlastis, pelarut, zat

penstabil, cosolvent yang larut dalam air.

Gambar 2.10

Struktur Propilen Glikol

h. Setil Alkohol (Rowe, 2009)

1. Pemerian :

Setil alkohol terjadi sebagai lilin, serpihan putih, butiran, kubus, atau coran.

Ini memiliki bau khas yang samar dan rasa yang hambar.

2. Kelarutan :

Mudah larut dalam etanol 95% dan eter, kelarutannya meningkat dengan

peningkatan temperature, serta tidak larut dalam air.

3. Kategori Fungsional

Agen pelapis, agen pengemulsi, agen pengaku.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

23

Gambar 2.11

Struktur Setil Alkohol

i.Na CMC (Rowe, 2009)

1. Pemerian :

Warna putih hingga hampir putih, tidak berbau, tidak berasa, bubuk granular.

2. Kelarutan :

Mudah larut dalam air panas

3. Kategori Fungsional

Agen pelapis, zat penstabil, agen penangguhan, tablet dan penghancur kapsul,

pengikat tablet, zat peningkat viskositas, agen penyerap air.

Gambar 2.12

Struktur Na CMC

j. Lesitin (Rowe, 2009)

1. Pemerian :

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

24

Lesitin sangat bervariasi dalam bentuk fisiknya, dari yang kental semiliquids

menjadi bubuk, tergantung pada kandungan asam lemak bebasnya. Lesitin mungkin

juga memiliki warna yang bervariasi dari coklat sampai kuning muda, tergantung

pada apakah mereka diputihkan atau tidak dikelantang atau pada derajat kemurnian.

Ketika mereka terkena udara, oksidasi cepat juga terjadi menghasilkan warna kuning

tua atau coklat. Lesitin praktis tidak berbau. Itu berasal dari sayuran sumber memiliki

rasa hambar atau seperti kacang, mirip dengan minyak kedelai.

2. Kelarutan :

Rendah larut dalam air tetapi merupakan pengemulsi ( emulsifier ) yang

sangat baik.

3. Kategori Fungsional

Yg melunakkan, agen pengemulsi, agen pelarut.

Gambar 2.13

Struktur Lesitin

k. Minyak Zaitun (Rowe, 2009)

1. Pemerian :

Cairan berminyak bening, tidak berwarna atau kuning, transparan.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

25

2. Kategori Fungsional :

Sebagai pelembab kulit.

l. Asam Benzoat (Rowe, 2009)

1. Pemerian :

Berwarna putih, tidak berbau atau bubuk atau butiran kristal yang hampir

tidak berbau. Encer larutan sedikit basa dan memiliki rasa sepat yang manis.

2. Kelarutan :

Larut dalam kurang lebih 350 bagian air, larut dalam kurang lebih 3 bagian

etanol 95% P, dalam 8 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter.

3. Kategori Fungsional

Pengawet antimikroba, pelumas tablet dan kapsul.

Gambar 2.14

Struktur Minyak Zaitun

m. Dimetikon (Rowe, 2009)

1. Pemerian :

Cairan bening dan tidak berwarna yang tersedia dalam berbagai variasi

viskositas.

2. Kelarutan :

Mudah larut dalam tanol 95% , praktis tidak larut dalam air dan gliserin.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

26

3. Kategori Fungsional

Agen antifoaming, yg melunakkan, agen anti air.

Gambar 2.14

Struktur Dimetikon

n. Glisrin Mono Stearat

Pemerian :

Serbuk putih sampai putih kekuningan, berupa serbuk larut dalam etanol, eter

dan kloroform, aseton panas, mineral oil, tidak larut dalam air.

o. VCO

1. Pemerian :

Cairan minyak tidak berwarna

2. Kelarutan :

Tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol.

p. Na2EDTA

1. Pemerian :

Kristal putih, bubuk tidak berbau dengan rasa yang sedikit asam.

2. Kategori Fungsional

Agen chelating.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat 2.1.1 Tinajuan ...

27

Gambar 2.15

Struktur Na2EDTA