BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Review Terdahulueprints.umm.ac.id/38421/3/BAB II.pdf · 2018. 10....

12
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Review Terdahulu Yuniarta dan Agustini (2014) meneliti tentang daya informasi akuntansi memoderasi pengaruh positif Corporate Social Responsibilty terhadap Cost Of Equity Capital. Penelitian ini menunjukkan bahwa CSR yang diproksi dengan CSRI terbukti berpengaruh terhadap COEC. Hasil penelitian ini ditunjukkan dengan hasil statistik CSRI yang memberikan koefisien parameter 3,23 dengan tingkat signifikansi 0,003 yang berarti memberikan pengaruh yang signifikan kepada Cost Of Equity Capital (COEC). Dhaliwal et al. (2014) meneliti tentang Corporate social responsibility disclosure and the cost of equity capital: The roles of stakeholder orientation and financial transparency. Dalam studi ini, meneliti efek menguntungkan dari transparansi mengenai isu-isu CSR pada biaya modal ekuitas dalam pengaturan internasional. Menemukan bahwa hubungan negatif antara pengungkapan CSR dan biaya modal ekuitas lebih nyata di negara atau perusahaan dengan tingkat keuangan yang lebih tinggi kekaburan. Karena opasitas keuangan meningkatkan biaya modal ekuitas, hasil ini menunjukkan hubungan substitusi potensial antara pengungkapan keuangan dan non finansial. Li dan Liu (2018) meneliti tentang Quality of Corporate Social Responsibility Disclosure and Cost of Equity Capital:Lessons from China menunjukkan bahwa kualitas pengungkapan CSR lebih berhubungan negatif

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Review Terdahulueprints.umm.ac.id/38421/3/BAB II.pdf · 2018. 10....

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Review Terdahulueprints.umm.ac.id/38421/3/BAB II.pdf · 2018. 10. 24. · Sebagai contoh, di satu sisi, hasil menunjukkan bahwa proporsi yang lebih tinggi

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Review Terdahulu

Yuniarta dan Agustini (2014) meneliti tentang daya informasi akuntansi

memoderasi pengaruh positif Corporate Social Responsibilty terhadap Cost Of

Equity Capital. Penelitian ini menunjukkan bahwa CSR yang diproksi dengan

CSRI terbukti berpengaruh terhadap COEC. Hasil penelitian ini ditunjukkan

dengan hasil statistik CSRI yang memberikan koefisien parameter 3,23 dengan

tingkat signifikansi 0,003 yang berarti memberikan pengaruh yang signifikan

kepada Cost Of Equity Capital (COEC).

Dhaliwal et al. (2014) meneliti tentang Corporate social responsibility

disclosure and the cost of equity capital: The roles of stakeholder orientation and

financial transparency. Dalam studi ini, meneliti efek menguntungkan dari

transparansi mengenai isu-isu CSR pada biaya modal ekuitas dalam pengaturan

internasional. Menemukan bahwa hubungan negatif antara pengungkapan CSR

dan biaya modal ekuitas lebih nyata di negara atau perusahaan dengan tingkat

keuangan yang lebih tinggi kekaburan. Karena opasitas keuangan meningkatkan

biaya modal ekuitas, hasil ini menunjukkan hubungan substitusi potensial antara

pengungkapan keuangan dan non finansial.

Li dan Liu (2018) meneliti tentang Quality of Corporate Social

Responsibility Disclosure and Cost of Equity Capital:Lessons from China

menunjukkan bahwa kualitas pengungkapan CSR lebih berhubungan negatif

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Review Terdahulueprints.umm.ac.id/38421/3/BAB II.pdf · 2018. 10. 24. · Sebagai contoh, di satu sisi, hasil menunjukkan bahwa proporsi yang lebih tinggi

6

dengan biaya modal ekuitas di antara perusahaan-perusahaan besar yang terdaftar

daripada yang lebih kecil.

Mazzotta dan Veltri (2014) meneliti tentang Survei empiris pertama tentang

hubungan antara Corporate Governance (CG) dan Cost of Equity Capital (CEC)

di pasar keuagan Italia. Dari yang empiris perspektif, peneliti memberikan

kontribusi untuk memperluas penelitian yang ada pada hubungan antara CG dan

CEC, memberikan bukti bahwa CG secara langsung mempengaruhi CEC.

Temuan menunjukkan bahwa risiko agensi diatributkan kualitas tata kelola tidak

dapat terdiversifikasi. Temuan penelitian menunjukkan juga bahwa hubungan

antara CG dan CEC berlaku dalam pengaturan agen (yaitu, pihak Italia konteks)

ditandai oleh pemegang saham pengendali besar.

Moss (2016) meneliti tentang pengaruh tata kelola perusahaan pada biaya

modal ekuitas. Tujuh dari delapan variabel tata kelola perusahaan ditemukan

terkait dengan biaya modal ekuitas. Arah hubungan tergantung pada variabel.

Sebagai contoh, di satu sisi, hasil menunjukkan bahwa proporsi yang lebih tinggi

dari keahlian interlocking board, dewan independen, dan komite audit

berhubungan negatif dengan biaya ekuitas. Di sisi lain, CEO-dualitas, opini audit,

kepemilikan manajerial dan pemegang saham institusional secara positif terkait

dengan biaya modal ekuitas. Temuan ini konsisten dengan harapan teori agensi

dan sebagian besar penelitian.

Tabel 2.1 Review Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul/Jurnal Objek/variabel/a

nalisis

Hasil

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Review Terdahulueprints.umm.ac.id/38421/3/BAB II.pdf · 2018. 10. 24. · Sebagai contoh, di satu sisi, hasil menunjukkan bahwa proporsi yang lebih tinggi

7

1 Yuniarta dan

agustin

(2014)

Daya

informasi

akuntansi

memoderasi

pengaruh

Positif

corporate

social

responsibilty

Terhadap cost

of equity

capital”.

Jurnal

keuangan dan

perbankan.Vo

l. 18 (1)

Objek: perusahaan

publik yang

terdaftar di

Bursa Efek

Indonesia

Variabel: CSR

dan Cost Of

Equity Capital

Metode: purposive

sampling

Penelitian ini

menunjukkan bahwa

CSR yang diproksi

dengan CSRI

terbukti berpengaruh

terhadap CEC.

2. Dhaliwal et al.

(2014)

Corporate

social

responsibility

disclosure and

the cost of

equity capital:

The roles of

stakeholder

orientation

and financial

transparency”

. J. Account.

Public Policy.

Objek:

Perusahaan-

perusahaan

berlokasi di 31

negara.

Variabel: Corporate social

responsibility

disclosure dan

cost of equity

capital

Metode:

Regresi

Menemukan

hubungan negatif

antara

pengungkapan CSR

dan biaya modal

ekuitas; hubungan

ini lebih menonjol di

negara-negara yang

berorientasi

pemangku

kepentingan.

3. Li dan Liu

(2018)

Quality of

Corporate

Social

Responsibility

Disclosure

and Cost of

Equity

Capital:

Lessons from

China”. Emerging

Markets

Finance and

Trade.

Objek: perusahaan yang

terdaftar di A-

shares di China

dari tahun 2008

hingga 2014.

Variabel:CSR

dan cost of

equity capital

Metode:

melakukan

metode two-

stage least

square (2SLS)

Hasil menunjukkan

bahwa kualitas

pengungkapan CSR

lebih berhubungan

negatif dengan biaya

modal ekuitas di

antara perusahaan-

perusahaan besar

yang terdaftar

daripada yang lebih

kecil.

4. Mazzotta dan

Veltri

The

relationship Objek: perusahaan yang

Hasilnya

memberikan bukti

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Review Terdahulueprints.umm.ac.id/38421/3/BAB II.pdf · 2018. 10. 24. · Sebagai contoh, di satu sisi, hasil menunjukkan bahwa proporsi yang lebih tinggi

8

(2014) between

corporate

governance

and the cost of

equity capital.

Evidence from

the Italian

stock

exchange”,

Journal of

Management

&

Governance.

terdaftar di

Bursa Efek Italia

Variabel:

corporate

governance

(dewan, ukuran

dewan,

keberadaan audit

dan komite

nominasi /

remunerasi dan

independensi

dewan komite)

dan cost of

equity capital

Metode: ex-ante

method

hubungan yang

signifikan antara

skor CG dan modal

perusahaan modal,

5. Moss

(2016)

The Impact Of

Corporate

Governance

And Earnings

Management

Practices On

Cost Of

Equity

Capital:

Evidence

From Thai

Listed

Companies

Objek: Perusahaan yang

terdaftar di

Thailand

Variabel: Corporate

Governance,

earnings

manajemen dan

Cost of equity

capital.

Metode:

discretionary

accruals

Tujuh dari delapan

variabel tata kelola

perusahaan

ditemukan terkait

atau berpengaruh

dengan biaya modal

ekuitas.

2.2 Tinjuan Pustaka

2.2.1 Corporate Social Responsibility Diclosure (CSRD)

Pengertian Corporate Social Responsibility terdapat dalam Undang-Undang

No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yaitu : “Tanggungjawab sosial dan

lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan

ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Review Terdahulueprints.umm.ac.id/38421/3/BAB II.pdf · 2018. 10. 24. · Sebagai contoh, di satu sisi, hasil menunjukkan bahwa proporsi yang lebih tinggi

9

yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun

masyarakat pada umumnya.”

Perilaku dibentuk oleh etika bisnisnya, atau sekelompok nilai moralnya.

Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan produk yang aman dan

menjual produknya tanpa menyesatkan pelanggan. Perusahaan harus memastikan

tanggung jawab sosialnya terhadap pelanggan dengan menetapkan kode etik,

memantau keluahan pelangganan, dan meminta pelangagan untuk memberikan

umpan balik atas produk yang baru saja mereka beli. Perusahaan memiliki

tanggung jawab untuk menyediakan lingkungan kerja aman, perlakuan yang

wajar, dan peluang yang setara untuk semua karyawan. Perusahaan memiliki

tanggungjawab untuk memuaskan pemilik yang menyedikan dana. Mereka

berusaha memastikan bahwa manajer membuat keputusan untuk kepentingan

pemegang saham (Madura, 2007).

2.2.2 Corporate Governance

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) (2001)

mendefinisikan Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang

mengatur hubungan antara pemegang saham, pengelola saham, kreditor,

pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan interen dan eksteren

lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka untuk mengatur

dan mengendalikan perusahaan (Pratama et al., 2017). Salah satu tujuan utama

tunggal dari tata kelola perusahaan adalah optimasasi dari waktu ke waktu

terhadap pengembalian (return) kepada para pemegang saham. (Eiteman et al.,

2010).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Review Terdahulueprints.umm.ac.id/38421/3/BAB II.pdf · 2018. 10. 24. · Sebagai contoh, di satu sisi, hasil menunjukkan bahwa proporsi yang lebih tinggi

10

2.2.3 Kepemilikan Institusional

Menurut Shien et al. (2006) dalam Sari et al. (2015), kepemilikan

institusional merupakan kepemilikan saham oleh pemerintah, institusi keuangan,

institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian serta institusi

lainnya. Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor pihak

manajemen perushaaan karena kepemilikan institusional dimiliki oleh pihak

eksternal sehingga dapat mengawasi pihak internal lebih optimal (Purnama,

2017).

2.2.4 Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Manajerial adalah kepemilikan saham pihak manajemen yang

secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan. Menurut Brigham dan Houston

(2001) dalam Sari et al. (2015), kepemilikan manajerial merupakan persentase

kepemilikan yang berkaitan dengan saham dan opsi yang dimiliki manajer dan

direksi perusahaan.

2.2.5 Komite Audit

Berdasarkan Pedoman Umum GCG di Indonesia yaitu Komite Nasional

Kebijakan Good Corporate Governance (KNKG, 2006), komite audit bertugas

membantu Dewan Komisaris untuk memastikan bahwa laporan keuangan

disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,

struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, pelaksanaan

audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang

berlaku dan tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Review Terdahulueprints.umm.ac.id/38421/3/BAB II.pdf · 2018. 10. 24. · Sebagai contoh, di satu sisi, hasil menunjukkan bahwa proporsi yang lebih tinggi

11

2.2.6 Dewan Komisaris

Dewan komisaris merupakan organ perusahaan yang memiliki tanggung

jawab dan kewenangan penuh atas pengurusan perusahaan. Menurut Pedoman

Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, dewan komisaris dapat

mendelegasikan sebagian kewenangannya kepada suatu komite khusus atau

kepada dua atau lebih anggota dewan komisaris berdasarkan surat kuasa khusus.

2.2.7 Dewan Direksi

Dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance (2006) dinyatakan

bahwa dewan direksi bertanggung jawab dalam mengelola perusahaan.

Kedudukan masing-masing anggota dewan adalah setara. Mereka harus

menjalankan tugas sesuai dengan wewenang masing-masing namun hasil dari

pelaksanaan tugas tersebut merupakan tanggung jawab bersama. Agar

pelaksanaan tugas direksi dapat berjalan secara efektif, salah satu prinsip yang

perlu dipenuhi adalah komposisi direksi harus sedemikian rupa sehingga

memungkinkan pengambilan keputusan secara efektif, tepat, dan cepat, serta

dapat bertindak independen (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006).

2.2.8 Cost of equity capital

Cost of Equity Capital (COEC) merupakan tingkat pengembalian yang

diminta pemegang saham mengingat persepsi pasar tentang keberisikoan

perusahaan, pemegang saham akan meminta tingkat pengembalian yang lebih

tinggi ketika mereka berinvestasi di perusahaan dengan risiko yang lebih tinggi

(Salzmann, 2017). Perusahaan membutuhkan dana baik dari kreditur dan investor,

untuk menjalankan kelangsungan usahanya dengan menerbitkan saham atau

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Review Terdahulueprints.umm.ac.id/38421/3/BAB II.pdf · 2018. 10. 24. · Sebagai contoh, di satu sisi, hasil menunjukkan bahwa proporsi yang lebih tinggi

12

obligasi yang diperjualbelikan di pasar modal. Pemegang saham atau investor

menanam investasi memiliki tujuan memperoleh tingkat pengembalian yang

tinggi dari saham yang telah dibeli (Perwira dan Darsono, 2015). Dana

perusahaan dari investor maupun kreditor dapat digunakan perusahaan secara

optimal dalam membiayai kegiatan operasional, serta memperhitungkan dan

mempekirakan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan bila

dana tersebut digunakan untuk investasi. Sehingga pengembalian yang diperoleh

perusahaan mampu memenuhi biaya modal yang diminta investor dan kreditor

(Sari dan Riduwan, 2015).

Biaya modal (COC) tergantung pada jenis dana yang dipakai, jadi bukan

dari sumbernya. Salah juga jika dinyatakan bahwa biaya modal investasi

tergantung pada bagaimana dan dari mana sumber itu diperoleh. Dengan kata lain,

COC perusahaan mencerminkan baik biaya utang (Cost of debt) maupun biaya

modal sendiri (Cost of equity capital) (Halim dan Sarwoko, 1995). Ada beberapa

jenis biaya modal berkaitan dengan berbagai macam pendanaan (bisa dilihat pada

laporan keuangan neraca). Cost of equity capital didefinisikan sebagai rate of

return minimum suatu perusahaan yang diukur berdasarkan proporsi ekuitas dari

seluruh investasi agar dapat mempertahankan harga pasar sekuritasnya (Harmono,

2015).

2.3 Perumusan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap Cost of

Equity Capital

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Review Terdahulueprints.umm.ac.id/38421/3/BAB II.pdf · 2018. 10. 24. · Sebagai contoh, di satu sisi, hasil menunjukkan bahwa proporsi yang lebih tinggi

13

CSR adalah seperangkat mekanisme perantar semua pemangku kepentingan

dapat melindungi diri dari perilaku berpandangan pendek demi keuntungan. CSR

dihargai oleh investor dengan demikian lebih mungkin untuk mengurangi biaya

ekuitas. Peningkatan pengungkapan CSR memungkinkan perusahaan untuk

memproyeksikan citra positif sebagai warga perusahaan yang bertanggung jawab,

sehingga dapat menarik lebih banyak investor yang bertanggung jawab,

memperluas basis investornya, dan dengan demikian lebih jauh menurunkan biaya

ekuitasnya (Salzmann, 2017).

Pengaruh CSRD terhadap pemangku kepentingan utama pada biaya modal

ekuitas, menemukan bukti bahwa perusahaan dengan skor CSRD yang lebih

tinggi menunjukkan biaya pendanaan ekuitas yang lebih rendah. Secara khusus

CSR terhadap investor memberikan kontribusi terbesar untuk mengurangi biaya

modal ekuitas perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa perusahaan dengan nilai

CSR yang lebih tinggi memiliki biaya modal ekuitas yang jauh lebih rendah.

Secara khusus menemukan investasi dalam meningkatkan CSR terhadap investor

membuat kontribusi terbesar untuk mengurangi biaya pembiayaan ekuitas

perusahaan, dan CSR lebih berpengaruh signifikan dalam biaya modal ekuitas

(Xu et al., 2014).

H1: Corporate Social Responsibility Disclosure berpengaruh terhadap

Cost of Equity Capital

2.3.2 Pengaruh Corporate Governance terhadap Cost of Equity Capital

Dasar pemikiran teoritis untuk mengetahui pengaruh Corporate Governance

terhadap Cost Of Equity Capital didasarkan pada teori agensi. Pemisahan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Review Terdahulueprints.umm.ac.id/38421/3/BAB II.pdf · 2018. 10. 24. · Sebagai contoh, di satu sisi, hasil menunjukkan bahwa proporsi yang lebih tinggi

14

kepemilikan dan kontrol dalam organisasi perusahaan menciptakan masalah

asemetri antara pemegang saham dan manajer yang mengarah ke resiko agensi.

Investor rasional meminta premi untuk menanggung resiko agensi secara efektif

meningkatkan Cost Of Equity Capital. Untuk mengurangi resiko agensi agar dapat

mengurangi Cost of equity capital, perusahaan perlu menerapkan satu set

mekanisme Corporate Governance. Dengan kata lain, Corporate Governance

yang bersangkutan dengan membawa kepentingan investor dan manajer ke jalur

dan memastikan bahwa perusahaan dijalankan demi kepentingan investor firma

utama pemangku kepentingan. Jadi menurut Mazzotta dan Veltri, Corporate

Governance berpengaruh pada Cost Of Equity Capital (Mazzotta dan Veltri,

2014). Dalam penelitian ini Corporate Governance diproksikkan dengan

menggunakan Kepemilikan istitusional, Kepemilikan Manajerial, Komite audit,

Dewan komisaris, Dewan direksi.

Kepemilikan Institusional, perusahaan dengan pemegang saham

institusional yang lebih tinggi memiliki Cost Of Equity Capital yang lebih

tinggi, menunjukkan bahwa pemegang saham institusional bertabrakan atau

berkolusi dengan pemilik manajerial untuk mengejar tujuan penyelarasan

strategis, seperti tidak melakukan pemantauan yang memadai (Moss, 2016).

Kepemilikan Manajerial, kepemilikan manajerial yang terutama

mengendalikan keputusan yang dibuat di rapat dewan memiliki keuntungan

informasi atas pemegang saham lainnya. Oleh karena itu, mereka dapat

menggunakan kekuatan mereka secara tidak tepat untuk mencapai

kepentingan mereka sendiri dengan mengorbankan pemegang saham

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Review Terdahulueprints.umm.ac.id/38421/3/BAB II.pdf · 2018. 10. 24. · Sebagai contoh, di satu sisi, hasil menunjukkan bahwa proporsi yang lebih tinggi

15

lainnya. Selain itu, kekuatan pengendali mereka dapat meningkatkan risiko

investasi dan asimetri informasi dari pemegang saham lainnya, sehingga

meningkatkan masalah keagenan dan COEC (Moss, 2016).

Komite audit, Proporsi keahlian keuangan yang lebih tinggi pada komite

audit meningkatkan kualitas dan transparansi laporan keuangan.

Peningkatan transparansi dalam hasil laporan keuangan kurang

ketidakpastian bagi investor, yang menghasilkan COEC yang lebih rendah.

Hasil ini mirip dengan Dao et al. (2012) yang memberikan bukti bahwa

COEC lebih rendah di perusahaan dengan komite audit yang memiliki

pengalaman kerja jangka panjang. Ini karena investor lebih cenderung

mempercayai pengalaman keuangan komite audit. Oleh karena itu, dapat

dikatakan bahwa anggota komite audit yang memiliki pengalaman atau latar

belakang dalam bidang akuntansi dan keuangan cenderung menghadapi

kompleksitas pelaporan keuangan secara efektif, yang dapat mengurangi

COEC (Moss, 2016).

Dewan Komisaris, dewan komisaris bertugas memberikan pengarahan dan

nasehat kepada direksi dan memastikan bahwa direksi telah melaksanakan

GCG dalam menjalankan aktivitas bisnisnya (UU No. 40 Th. 2007). Hasil

penelitian menurut Prastiti dan Meiranto (2013). tentang ukuran dewan

komisaris dan manajemen laba, dimana ukuran dewan komisaris

berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Dilihat dari

penelitian tentang ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap earnings

management, sehingga peneliti mengharapkan bahwa ukuran dewan juga

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Review Terdahulueprints.umm.ac.id/38421/3/BAB II.pdf · 2018. 10. 24. · Sebagai contoh, di satu sisi, hasil menunjukkan bahwa proporsi yang lebih tinggi

16

berpengaruh terhadap CEOC. Dapat disimpulkan bahwa jika tindakan

earnings management semakin berkurang berarti risiko agensi yang

dihadapi oleh pemegang saham pun berkurang, dapat mengurangi COEC.

Dewan Direksi, Dewan direksi memiliki tugas untuk menentukan arah

kebijakan dan strategi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, baik

untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut penelitian Mazzotta

dan Veltri (2014) mengakui adanya hubungan negatif antara ukuran dewan

direksi dan COEC, yang berarti bahwa setiap tambahan anggota mungkin

akan menambahkan lebih banyak ketidakefesian, yang mungkin tidak

dikompensasi oleh peningkatan kompetensi dan keragaman direktur.

Akibatnya peneliti berasumsi bahwa ketika jumlah dewan direksi meningkat

di atas batas, kualitas CG akan memburuk akan menyebabkan tingginya

COEC.

H2: Corporate Governance berpengaruh terhadap Cost of Equity Capital

2.4 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.4 Kerangka Penelitian

H1

H2

Y

Corporate Social Responsibility Disclosure

Cost of Equity Capital Corporate Governance

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan Manajerial

Komite Audit

Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran Dewan Direksi