BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumenrepository.ump.ac.id/2704/3/Hendri Susanto_BAB...

16
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Schiffman, et. all dalam Anoraga (2008) menyebutkan bahwa mempelajari dan memahami perilaku konsumen merupakan dasar dari manajemen pemasaran. Perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen melalui pencarian, pembelian, penggunaan, pengevaluasian dan penentuan produk jasa yang mereka harapkan. Sedangkan menurut Engel dalam Umar (2008) perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan. Perilaku konsumen didefinisikan oleh Lamb, Hair, McDaniel (2000) sebagai proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan membeli, juga untuk menggunakan dan membuang barang-barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang memengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut : 1. Faktor-Faktor Kebudayaan a. Budaya Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya Pengaruh Sikap, Norma Subyektif…, Hendri Susanto, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumenrepository.ump.ac.id/2704/3/Hendri Susanto_BAB...

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Perilaku Konsumen

    Schiffman, et. all dalam Anoraga (2008) menyebutkan bahwa

    mempelajari dan memahami perilaku konsumen merupakan dasar dari

    manajemen pemasaran. Perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan

    konsumen melalui pencarian, pembelian, penggunaan, pengevaluasian dan

    penentuan produk jasa yang mereka harapkan. Sedangkan menurut Engel

    dalam Umar (2008) perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung

    dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa,

    termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan.

    Perilaku konsumen didefinisikan oleh Lamb, Hair, McDaniel (2000)

    sebagai proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan membeli, juga

    untuk menggunakan dan membuang barang-barang dan jasa yang dibeli, juga

    termasuk faktor-faktor yang memengaruhi keputusan pembelian dan

    penggunaan produk.

    Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah

    sebagai berikut :

    1. Faktor-Faktor Kebudayaan

    a. Budaya Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang

    yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya

    Pengaruh Sikap, Norma Subyektif…, Hendri Susanto, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016

  • 8

    sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar

    adalah dipelajari.

    b. Sub Budaya Sub budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya

    yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas

    untuk perilaku anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu

    kelompok kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok ras dan

    wilayah geografis.

    c. Kelas Sosial Kelas sosial adalah kelompok dalam masyarakat, dimana

    setiap kelompok cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang

    sama.

    2. Faktor-Faktor Sosial

    a. Kelompok Referensi Kelompok referensi adalah kelompok-kelompok

    yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap

    sikap dan perilaku seseorang.

    b. Keluarga Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat

    terhadap perilaku pembeli.

    c. Peranan dan Status Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat

    dijelaskan dalam pengertian peranan dan status. Setiap peranan

    membawa satu status yang mencerminkan penghargaan umum oleh

    masyarakatnya.

    Pengaruh Sikap, Norma Subyektif…, Hendri Susanto, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016

  • 9

    3. Faktor-Faktor Pribadi

    a. Usia dan tahap daur hidup pembelian seseorang terhadap barang dan

    jasa akan berubah-ubah selama hidupnya. Demikian halnya dengan

    selera seseorang berhubungan dengan usianya.

    b. Pekerjaan. Dengan adanya kelompok-kelompok pekerjaan,

    perusahaan dapat memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan

    kelompok pekerjaan tertentu.

    c. Keadaan ekonomi. Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat dari

    tingkat pendapatan yang dapat berpengaruh terhadap pilihan produk.

    d. Gaya hidup. Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang

    turut menentukan perilaku pembelian.

    e. Kepribadian dan Konsep Diri. Kepribadian adalah ciri-ciri psikologis

    yang membedakan setiap orang sedangkan konsep diri lebih kearah

    citra diri.

    4. Faktor-Faktor Psikologis

    a. Motivasi.

    Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk

    mengarah seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap

    kebutuhan itu.

    b. Persepsi Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu

    perbuatan. Bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu

    adalah dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang

    dihadapinya.

    Pengaruh Sikap, Norma Subyektif…, Hendri Susanto, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016

  • 10

    c. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang

    individu yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku

    manusia diperoleh dengan mempelajarinya.

    d. Kepercayaan dan Sikap Melalui perbuatan dan belajar, orang

    memperoleh kepercayaan dan sikap selanjutnya mempengaruhi

    tingkah laku pembelian (Kotler, 1997 : 153 – 161)

    Terdapat dua elemen penting dari arti perilaku konsumen, yaitu: (1)

    proses pengambilan keputusan, (2) kegiatan fisik yang melibatkan individu

    dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa ekonomis

    (Swastha, 1990).

    Pemahaman akan perilaku konsumen cerdas dapat diaplikasikan dalam

    beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi

    pemasaranyang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan

    memberikan diskon untuk menarik pembeli. Ke dua, perilaku konsumen dapat

    membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik.[4]

    Misalnya dengan

    mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi

    saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi

    di hari raya tersebut. Aplikasi ke tiga adalah dalam hal pemasaran

    sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen.[4]

    Dengan

    memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat

    menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.Dan juga dapat memberikan

    gambaran kepada para pemasar dalam pembuatan produk,pnyesuaian harga

    Pengaruh Sikap, Norma Subyektif…, Hendri Susanto, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016

    https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Strategi_pemasaran&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Strategi_pemasaran&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Diskon&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen#cite_note-cp-4https://id.wikipedia.org/wiki/Lebaranhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemasaran_sosial&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemasaran_sosial&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen#cite_note-cp-4

  • 11

    produk,mutu produk,kemasan dan sebagainya agar dalam penjualn produknya

    tidak menimbulkan kekecewaan pada pemasar tersebut.

    Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, perilaku

    konsumen akan berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan yang dipikirkan,

    dirasakan dan yang dilakukan oleh konsumen. Oleh karena itu dalam

    pengembangan strategi pemasaran, sifat perilaku konsumen yang dinamis

    tersebut merupakan isyarat bahwa seorang manajer pemasaran yang

    hendaknya selalu mengevaluasi keberhasilan kinerja pemasarannya.

    2.2 Sikap

    Menurut Schifman dan Kanuk (1997) dalam Simamora (2008) sikap

    adalah ekspresi perasaan (inner feeling), yang mencerminkan orang senang

    atau tidak senang, suka atau tidak suka, dan setuju atau tidak terhadap suatu

    objek. Objek yang dimaksud bisa berupa merek, layanan, pengecer, perilaku

    tertentu, dan lain-lain. Alport (1996) dalam Simamora (2008) menyatakan

    sikap sebagai presdiposisi yang dipelajari untuk berespons terhadap suatu

    objek atau kelas objek dalam suasana menyenangkan atau tidak

    menyenangkan secara konsisten.

    Sikap (attitude) seseorang merupakan predisposisi (keadaan yang

    mudah terpengaruh) untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan

    lingkungan, yang dapat memulai atau membimbing tingkah laku orang

    tersebut. Menurut Dharmmesta dan Handoko (1987) dalam Setyawan (2008),

    sikap merupakan hasil dari faktor genetis dan proses belajar dan selalu

    berhubungan dengan suatu objek atau produk.

    Pengaruh Sikap, Norma Subyektif…, Hendri Susanto, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016

  • 12

    Paul dan Olson (1999) dalam Simamora (2008) menyatakan bahwa

    sikap adalah evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh

    seseorang. Evaluasi adalah tanggapan pada tingkat intensitas dan gerakan

    yang relative rendah. Evaluasi dapat diciptakan oleh system afektif maupun

    kognitif. Sistem pengaruh secara otomatis memproduksi tanggapan afektif,

    termasuk emosi, perasaan, suasana hati dan evaluasi terhadap sikap, yang

    merupakan tanggapan segera dan langsung pada rangsangan tertentu. Larreche

    (1997) dalam Setyawan (2008) mengemukakan sikap timbul dari evaluasi

    konsumen bahwa sebuah merek tertentu memberikan manfaat yang

    dibutuhkan untuk membantu memuaskan kebutuhan tertentu”.

    Pada akhir tahun 1960-an, hubungan yang diterima tentang sikap

    dan perilaku ditentang oleh sebuah tinjauan dari penelitian. Berdasarkan

    evaluasi sejumlah penelitian yang menyelidiki hubungan sikap-perilaku,

    peninjau menyimpulkan bahwa sikap tidak berhubungan dengan perilaku atau,

    paling banyak, hanya berhubungan sedikit. Penelitian terbaru menunjukkan

    bahwa sikap memprediksi perilaku masa depan secara signifikan dan

    memperkuat keyakinan semula dari Festinger bahwa hubungan tersebut bisa

    ditingkatkan dengan memperhitungkan variabel-variabel pengait.

    Berdasarkan penelitian ini sikap timbul dari dimensi keyakinan

    memilih dan evaluasi.

    1. Keyakinan memilih merupakan gambaran pemikiran yang dianut

    seseorang. Konsumen akan memilih produk yang mengandung atribut-

    Pengaruh Sikap, Norma Subyektif…, Hendri Susanto, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016

    https://id.wikipedia.org/wiki/Perilakuhttps://id.wikipedia.org/wiki/Perilakuhttps://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku

  • 13

    atribut yang diyakininya relevan dengan yang dibutuhkannya (Kotler,

    2002).

    2. Evaluasi / penilaian merupakan bagaimana konsumen mengolah informasi

    sampai pada pilihan merek.

    2.3 Norma Subyektif

    Menurut Schiffman dan Kanuk (1997) dalam Ardhianto 2008)

    mengungkapkan “norma subyektif merupakan kecenderungan yang dipelajari

    dari konsumen melalui keyakinannya bahwa referen berpikir tentang sesuatu

    yang akan dilakukan oleh konsumen”.

    Menurut Dharmmesta (1998) dalam Murwanto (2006), norma

    subyektif menyangkut persepsi seseorang, apakah orang lain yang dianggap

    penting akan mempengaruhi perilakunya.

    Umar (2008) mendefinisikan bahwa “norma subyektif merupakan

    komponen yang bersifat eksternal individu yang mempunyai pengaruh

    terhadap perilaku individu. Komponennya dapat dihitung dengan cara

    mengkalikan antara nilai kepercayaan normative individu terhadap atribut

    dengan motivasi bersetuju terhadap atribut tersebut. Keyakinan normatif

    mempunyai arti sebagai suatu kuatnya keyakinan normatif seseorang terhadap

    atribut yang ditawarkan dalam mempengaruhi perilaku terhadap obyek.”

    Berdasarkan penelitian ini norma subyektif timbul dari dimensi

    keyakinan normatif dan kemauan menuruti orang lain. Menurut Dharmmestha

    (1997) dalam Setyawan (2008), keyakinan normatif berkaitan dengan kondisi

    Pengaruh Sikap, Norma Subyektif…, Hendri Susanto, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016

  • 14

    bahwa individu atau kelompok referen setuju atau tidak setuju akan perasaan

    perilaku. Kemauan menuruti orang lain merupakan motivasi untuk menuruti

    orang lain atau referen. Motivasi seseorang untuk setuju dengan atribut yang

    ditawarkan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilakunya.

    2.4 Harga

    Harga menjadi atribut produk atau jasa yang paling sering digunakan

    oleh sebagian besar pelanggan untuk mengevaluasi suatu produk. Ang et al

    dalam Nursaidah (2013) menyimpulkan bahwa konsumen menganggap harga

    untuk produk asli terlalu tinggi terlepas dari kualitasnya. Menurut Penz dan

    Stottinger (2005) bahwa harga adalah moderator utama terhadap niat membeli

    produk.

    Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau

    jasa dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari

    memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Keputusan-keputusan

    penetapan harga tergantung pada serangkaian kekuatan-kekuatan lingkungan

    dan persaingan yang sangat rumit. Perusahaan tidak hanya menetapkan satu

    harga tunggal, tetapi lebih berupa sebuah struktur penetapan harga (pricing

    structure) yang mencakup item-item yang berbeda di setiap lini produk.

    Perusahaan menyesuaikan harga produk supaya dapat mencerminkan

    perubahan-perubahan biaya dan permintaan serta memperhitungkan berubah-

    ubah pembeli dan situasi (Kotler dan Amstrong, 2008).

    Harga yang ditetapkan oleh perusahaan terhadap produknya menurut

    Gitosudarmo (2008) bertujuan untuk

    Pengaruh Sikap, Norma Subyektif…, Hendri Susanto, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016

  • 15

    1. Mencapai target pengembalian investasi atau tingkat penjualan netto suatu

    perusahaan.

    2. Memaksimalkan profit

    3. Alat persaingan terutama untuk perusahaan sejenis

    4. Menyeimbangkan harga itu sendiri

    5. Sebagai penentu market share, karena dengan harga tertentu dapat

    diperkirakan kenaikan atau penurunan penjualannya

    Menurut Kotler dan Keller (2008), ada tiga indikator yang mencirikan

    harga yaitu:

    1. Fair Price (what consumers feel the product should cost) Harga yang

    wajar (harga produk seharusnya)

    2. Historical Competitor Price (Harga pesaing)

    3. Usual Discounted Price (Harga diskon yang biasa)

    2.5 Niat Beli

    Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) dalam Murwanto (2006), niat

    adalah suatu bentuk pikiran yang nyata dari refleksi rencana pembeli untuk

    membeli beberapa unit dalam jumlah tertentu dari beberapa merek yang

    tersedia dalam periode waktu tertentu.

    Berdasarkan arti yang lain niat dapat didefinisikan sebagai dorongan

    oleh suatu keinginan, setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta

    mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Dalam proses

    pembelian, niat beli konsumen berkaitan erat dengan motif yang dimilikinya

    Pengaruh Sikap, Norma Subyektif…, Hendri Susanto, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016

  • 16

    untuk memakai maupun membeli produk tertentu. Motif pembelian ini

    berbeda dari masing-masing konsumen (Kotler, 2000).

    Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana

    konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk

    yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli

    merupakan pernyataan mental dari dari konsumen yang merefleksikan rencana

    pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan

    oleh para pemesar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu

    produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat

    untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang (Durianto

    dan Liana, 2004).

    Menurut Kotler dan Keller (2008), indikator minat beli adalah melalui

    model stimulasi AIDA yang berusaha menggambarkan tahap-tahap

    rangsangan yang mungkin dilalui oleh konsumen terhadap suatu rangsangan

    tertentu yang diberikan oleh pemasar, yaitu:

    1. Perhatian (Attention)

    Dalam tahap ini masyarakat pernah mendengar mengenai perusahaan atau

    produk yang dikeluarkan perusahaan. Jadi dalam tahap ini masyarakat

    mengenal produk karena sudah mendengar atau melihat promosi yang

    dilakukan perusahaan. Tahap ini juga ditandai dengan perhatian pemirsa

    ketika melihat atau mendengar tentang promosi tersebut pertama kalinya.

    Pengaruh Sikap, Norma Subyektif…, Hendri Susanto, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016

  • 17

    2. Minat (Interest)

    Minat masyarakat timbul setelah mendapatkan dasar informasi yang lebih

    terperinci mengenai perusahaan atau produk. Pada tahap ini masyarakat

    tertarik pada produk yang ditawarkan karena promosi yang dilakukan

    perusahaan berhasil diterima oleh konsumen.

    3. Kehendak (Desire)

    Masyarakat mempelajari, memikirkan serta berdiskusi yang menyebabkan

    keinginan dan hasrat untuk membeli produk tersebut bertambah. Dalam

    tahapan ini masyarakat maju satu tingkat dari sekadar tertarik akan produk.

    Tahap ini ditandai dengan hasrat yang kuat dari masyarakat untuk

    membeli dan mencoba produk.

    4. Tindakan (Action)

    Melakukan pengambilan keputusan yang positif atas penawaran

    perusahaan. Pada tahap ini, masyarakat yang sudah melihat atau

    mendengar tantang promosi tersebut dan telah melewati tahap desire

    benar-benar mewujudkan hasratnya membeli produk

    2.6 Teori Reason Action

    Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) dalam Murwanto (2006), model

    ini juga disebut sebagai model penelitian Fishbein atau model perluasan dari

    model sebelumnya, yaitu Fishbein Attitude Model. Teori reason action

    menggambarkan keterpaduan yang menyeluruh dari komponen sikap dalam

    struktur yang didesain untuk mengarahkan prediksi dan penjelasan yang baik

    daripada perilaku. Model ini memandang perilaku seseorang sebagai fungsi

    Pengaruh Sikap, Norma Subyektif…, Hendri Susanto, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016

  • 18

    dari niatnya untuk berperilaku dalam cara tertentu dan variabel penguatnya

    (intervening). Bahwa niat seseorang untuk membeli suatu produk dipengaruhi

    oleh sikapnya terhadap perilaku atau tindakan pembelian tersebut dan norma

    subyektifnya dimana persepsi seseorang bahwa orang lain yang penting

    baginya akan bertindak terhadap perilaku itu. Teori Fishbein dan Ajzen

    menyatakan bahwa sikap dan norma subyektif bersama-sama menentukan niat

    pembelian terhadap suatu produk.

    Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan

    keputusan para pembeli yaitu peranan alokasi dan peranan informasi. Menurut

    Tjiptono (2008), harga (price) adalah jumlah uang yang dibebankan atau

    dikenakan atas sebuah produk atau jasa. Dengan kata lain harga merupakan

    sebuah nilai yang harus ditukarkan dengan produk yang dikehendaki

    konsumen.

    Gambar 2.1

    Modifikasi Model Theory of Reason Action

    Sumber : Schiffman dan Kanuk (2000) dalam Sigit (2006) dan Tjiptono (2008)

    Keyakinan

    memilih

    Evaluasi

    Keyakinan

    normatif

    Kemauan

    menuruti orang

    lain

    Sikap

    X1

    Niat berperilaku

    Y

    Norma

    subyektif

    X2

    Perilaku

    membeli Harga

    X3

    Pengaruh Sikap, Norma Subyektif…, Hendri Susanto, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016

  • 19

    2.7 Hasil Penelitian Terdahulu

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Murwanto (2006)

    menunjukkan bahwa sikap dan norma subyektif dari mahasiswa UII secara

    bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap niat membeli pasta gigi Close

    Up. Selain itu sikap dari mahasiswa UII secara parsial juga berpengaruh

    signifikan terhadap niat membeli pasta Gigi Close Up, sedangkan norma

    subyektif dari mahasiswa UII secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

    niat membeli pasta gigi Close Up. Hasil penelitian ini mendukung theory of

    reasoned action dari Ajzen dan Fishbein yang menyatakan bahwa niat sangat

    dipengaruhi oleh sikap dan norma subyektif.

    Penelitian Norfiyanti (2012) menyimpulkan persepsi harga

    berpengaruh positif terhadap minat beli mahasiswa sebagai konsumen AMDK

    galon Merek AQUA.

    2.8 Kerangka Pemikiran

    Kerangka pemikiran dalam penelitian ini meliputi sikap, norma

    subyektif dan harga yang dapat mempengaruhi niat beli. Sikap merupakan

    keadaan dimana seseorang mudah terpengaruh untuk memberikan tanggapan

    terhadap rangsangan lingkungan, yang dapat memulai atau membimbing

    tingkah laku orang tersebut dapat terbentuk dari dimensi keyakinan memilih

    dan evaluasi atau penilaian. Keyakinan dalam memilih akan membantu

    seseorang dalam menentukan baik tidaknya seseorang dalam memutuskan

    sesuatu hal yang didukung dengan adanya proses evaluasi / penilaian terlebih

    dahulu terhadap suatu obyek. Berdasarkan sikap yang positif (respon yang

    Pengaruh Sikap, Norma Subyektif…, Hendri Susanto, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016

  • 20

    kuat dari konsumen) terhadap suatu produk maka akan mendorong seseorang

    dalam menentukan niat beli.

    Norma subyektif yang merupakan komponen yang bersifat eksternal

    individu yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu lain juga

    berperan dalam terjadinya proses niat pembelian. Hal ini didukung oleh

    dimensi dari norma subyektif yang terdiri dari keyakinan normative dan

    kemauan menuruti referen. Keyakinan normative dapat dikatakan sebagai

    keyakinan yang timbul akibat pengaruh dari orang lain yang memberikan

    pendapat ataupun saran dalam menentukan niat beli. Kemauan menuruti

    referen merupakan motivasi yang timbul dari diri sendiri yang didorong oleh

    keinginan meniru atau menuruti orang lain.

    Menurut Jacoby dan Olson dalam Swisstiani (2014) bahwa harga

    merupakan salah satu atribut penting yang dievaluasi oleh konsumen sehingga

    dapat mempengaruhi sikap konsumen. Dengan kata lain, pada tingkat harga

    tertentu yang telah dikeluarkan, konsumen dapat merasakan manfaat dari

    produk yang telah dibelinya. Dan konsumen akan merasa puas apabila

    manfaat yang mereka dapatkan sebanding atau bahkan lebih tinggi dari

    nominal uang yang mereka keluarkan.

    Niat terbentuk dari sikap dan norma subyektif termasuk di dalamnya

    dimensi-dimensi yang mendukung. Seperti yang telah dijelaskan di atas dapat

    dikatakan niat merupakan hasil akhir atau penentuan keputusan dalam

    pembelian.

    Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dibuat dalam gambar 2.2

    berikut ini.

    Pengaruh Sikap, Norma Subyektif…, Hendri Susanto, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016

  • 21

    Gambar 2.2 Kerangka Penelitian

    Hipotesis

    Berdasarkan hasil riset Murwanto (2006) dalam jurnal Pengaruh Sikap dan

    Norma Subyektif terhadap Niat Beli Mahasiswa sebagai Konsumen Potensial

    Produk Pasta Gigi Close Up. Sikap konsumen terhadap atribut-atribut produk

    akan mempengaruhi niat konsumen dalam melakukan pembelian. Semakin

    positif sikap konsumen terhadap produk yang dihasilkan maka niat konsumen

    untuk membeli akan semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut maka

    diajukan hipotesis yaitu:

    H1 : Sikap konsumen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

    niat beli.

    Penelitian Murwanto (2006) menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki

    norma subyektif yang kuat dalam membeli produk pasta gigi Close Up.

    Konsumen akan menuruti pendapat referen yaitu keluarga, teman dan tetangga

    dalam membeli produk. Semakin banyak dukungan referen yang diperoleh,

    maka akan semakin besar kemungkinan konsumen melakukan pembelian.

    Berdasrkan uraian tersebut maka diajukan hipotesis yaitu:

    Niat Beli

    Sikap

    Harga

    Norma

    Subyektif

    Pengaruh Sikap, Norma Subyektif…, Hendri Susanto, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016

  • 22

    H2 : Norma subyektif konsumen secara parsial berpengaruh signifikan

    terhadap niat beli.

    Doods, Monroe & Grewal dalam Nofriyanti (2012) menguji pengaruh

    harga, merek, dan menyimpan info terhadap nilai yang dirasakan (nilai

    pelanggan) sebagai pengaruh mediasi pada minat beli. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa harga mempunyai pengaruh positif pada persepsi

    kualitas, harga, juga memiliki pengaruh signifikan pada nilai yang dirasakan

    dan kemauan untuk membeli.

    Penelitian lain oleh Kristanto dan Wicaksono (2009) membuktikan

    bahwa variabel harga berpengaruh positif terhadap minat beli di Apotek Barito

    Farma Sukoharjo. Berdasarkan uraian tersebut maka diajukan suatu hipotesis

    yaitu:

    H3: Harga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap niat beli.

    Salah satu model untuk memahami niat konsumen untuk membeli

    produk adalah Reason Action Model dari Fishbein dan Ajzen. Model ini

    mengungkapkan bahwa konsumen akan menilai orang lain sebelum

    berperilaku yang disebut norma subyektif. Model ini juga menilai sikap

    konsumen terhadap perilaku pembelian. Harga produk juga menjadi

    pertimbangan konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian.

    Berdasarkan uraian tersebut maka diajukan suatu hipotesis yaitu:

    H4 : Sikap konsumen, norma subyektif konsumen dan harga secara

    bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap niat beli.

    Pengaruh Sikap, Norma Subyektif…, Hendri Susanto, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016