BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

26
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis Modal 2.1.1 Pengertian Modal Dengan perkembangan teknologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan serta juga makin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi besar, maka faktor produksi modal mempunyai arti yang lebih menonjol lagi. Sebenarnya masalah modal dalam perusahaan merupakan persoalan yang tak akan berakhir, mengingat bahwa masalah modal itu mengandung begitu banyak dan berbagai rupa aspek. Dalam hubungan inipun perlu disayangkan bahwa hingga kini di antara para ahli ekonomi sendiri belum terdapat “communis opinio” tentang apa yang disebut modal, sehingga karena begitu banyaknya pendapat- pendapat mengenai pengertian modal yang kadang-kadang bertentangan satu dengan lainnya, hal ini akan dapat membingungkan kita (Riyanto 2010:17). Dalam hubungan ini dikemukakan beberapa pengertian modal menurut beberapa penulis. Modal merupakan hak yang dimiliki perusahaan, komponen modal yang terdiri dari: modal setor, agio saham, laba ditahan, cadangan laba, dan lainnya. (Kasmir 2010:311). Schwiedland (dalam Riyanto 2010:18) memberikan pengertian modal dalam artian yang lebih luas, di mana modal itu meliputi baik modal dalam bentuk uang (geldkapital), maupun dalam bentuk barang (sachkapital), misalnya mesin, barang-barang dagangan, dan lain sebagainya. 2.1.2 Sumber sumber Penawaran Modal Menurut Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (2010:209), sumber penawaran modal dibagi menjadi dua :

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis Modal

2.1.1 Pengertian Modal

Dengan perkembangan teknologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam

perusahaan serta juga makin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi

besar, maka faktor produksi modal mempunyai arti yang lebih menonjol lagi.

Sebenarnya masalah modal dalam perusahaan merupakan persoalan yang tak akan

berakhir, mengingat bahwa masalah modal itu mengandung begitu banyak dan

berbagai rupa aspek. Dalam hubungan inipun perlu disayangkan bahwa hingga

kini di antara para ahli ekonomi sendiri belum terdapat “communis opinio”

tentang apa yang disebut modal, sehingga karena begitu banyaknya pendapat-

pendapat mengenai pengertian modal yang kadang-kadang bertentangan satu

dengan lainnya, hal ini akan dapat membingungkan kita (Riyanto 2010:17).

Dalam hubungan ini dikemukakan beberapa pengertian modal menurut beberapa

penulis.

Modal merupakan hak yang dimiliki perusahaan, komponen modal yang

terdiri dari: modal setor, agio saham, laba ditahan, cadangan laba, dan lainnya.

(Kasmir 2010:311).

Schwiedland (dalam Riyanto 2010:18) memberikan pengertian modal

dalam artian yang lebih luas, di mana modal itu meliputi baik modal dalam bentuk

uang (geldkapital), maupun dalam bentuk barang (sachkapital), misalnya mesin,

barang-barang dagangan, dan lain sebagainya.

2.1.2 Sumber – sumber Penawaran Modal

Menurut Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan

(2010:209), sumber penawaran modal dibagi menjadi dua :

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

14

1. Sumber-sumber penawaran modal menurut asalnya

2. Sumber-sumber penawaran modal menurut cara terjadinya

Dalam sumber-sumber penawaran modal menurut asalnya dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Sumber internal (Internal Sources)

Sumber internal adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri

di dalam perusahaan adalah “keuntungan yang ditahan”/laba ditahan (retained

net profit) dan penyusutan (depreciations).

a. Laba ditahan

Besarnya laba yang dimasukkan dalam cadangan atau laba ditahan, selain

tergantung kepada besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu,

juga tergantung kepada “dividend policy” dan “plowing back policy” yang

dijalankan oleh perusahaan yang bersangkutan. Meskipun laba yang

diperoleh selama periode tertentu besar, tetapi oleh karena perusahaan

mengambil kebijakan bahwa sebagian besar dari laba tersebut dibagikan

sebagai dividen, maka bagian laba yang dijadikan cadangan kecil, yang ini

berarti bahwa sumber intern yang berasal dari cadangan adalah kecil

jumlahnya.

b. Depresiasi

Sumber intern selain berasal dari laba/cadangan juga berasal dari depresiasi.

Besarnya depresiasi setiap tahunnya adalah tergantung kepada metode

depresiasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Sementara

sebelum depresiasi tersebut digunakan untuk mengganti aktiva tetap yang

akan diganti, dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan meskipun

waktunya terbatas sampai saat pergantian tersebut. Selama waktu itu

depresiasi merupakan sumber penawaran modal di dalam perusahaan itu

sendiri. Makin besar jumlah depresiasi berarti makin besar sumber internal

dari dana yang dihasilkan di dalam perusahaan yang bersangkutan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

15

2. Sumber eksternal (External Sources)

Sumber eksternal adalah sumber yang berasal dari luar perusahaan. Dana yang

berasal dari sumber eksternal berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta

atau pengambil bagian di dalam perusahaan. Modal yang berasal dari para

kreditur merupakan utang bagi perusahaan dan modal yang berasal dari pada

kreditur tersebut ialah apa yang disebut modal asing/modal pinjaman. Modal

yang berasal dari pemilik, peserta atau pengambil bagian dalam perusahaan

merupakan dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan, dan dana ini

dalam perusahaan akan menjadi modal sendiri.

Dalam sumber-sumber penawaran modal menurut cara terjadinya dapat

dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1. Tabungan

Tabungan ialah pendapatan yang tidak dikonsumir. Suatu perusahaan

dikatakan mengadakan tabungan apabila perusahaan menyisihkan sebagian

dari keuntungan yang diperolehnya untuk pembentukan cadangan yang

bertujuan antara lain untuk memperkuat basis finansial atau untuk membelanjai

expansi dikemudian hari. Memperkuat basis finansial misalnya dengan

mengadakan investasi dalam “earning assets”. Untuk mengahadapi perluasan

perusahaan dikemudian hari perlu dibentuk cadangan. Dengan demikian maka

tabungan ini merupakan sumber internal bagi perusahaan.

2. Penciptaan atau kreasi uang/kredit oleh bank

Sebagai sumber kedua dari penawaran modal adalah penciptaan atau kreasi

uang atau kredit oleh bank. Yang dapat menciptakan uang itu tidak hanya bank

sirkulasi tetapi juga bank-bank dagang yang menciptakan uang giral.

3. Intensifikasi penggunaan uang

Cara ini dapat dilakukan oleh bank dengan meminjamkan kembali uang –uang

yang dipercayakan atau disimpan oleh masyarakat di bank. Perusahaan-

perusahaan produksipun dapat mengintensifkan penggunaan uang yang

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

16

sementara menganggur misalnya dengan meminjamkan kepada perusahaan-

perusahaan lain yang membutuhkan atau untuk digunakan sendiri di dalam

perusahaan untuk memperluas usaha-usahanya.

2.1.3 Jenis – jenis Modal

Riyanto (2010:227) membagi jenis-jenis modal menjadi dua, yaitu:

1. Modal asing/utang

Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya

sementara bekerja di perusahaan dan bagi perusahaan yang bersangkutan

modal tersebut merupakan utang yang pada saatnya harus dibayar kembali.

Menurut waktu pemakaiannya, modal asing atau utang dapat dibagi menjadi

tiga, yaitu :

a. Modal asing/utang jangka pendek

Modal utang jangka pendek adalah modal asing yang jangka waktunya

paling lama satu tahun. Sebagian besar utang jangka pendek terdiri dari

kredit perdagangan, yaitu kredit yang diperlukan untuk dapat

menyelenggarakan usahanya.

b. Modal asing/utang jangka menengah

Modal utang jangka menengah adalah utang yang jangka waktu atau

umumnya adalah lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun.

Kebutuhan membelanjai usaha dengan jenis kredit ini dirasakan karena

adanya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan kredit jangka pendek di

satu pihak dan juga sukar untuk dipenuhi dengan kredit jangka panjang di

lain pihak.

c. Modal asing/utang jangka panjang

Modal utang jangka panjang adalah utang yang jangka adalah panjang,

umumnya lebih dari sepuluh tahun. Utang jangka panjang ini pada

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

17

umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi)

atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan

tersebut meliputi jumlah yang besar.

2. Modal sendiri

Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang

tertanam di dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu lamanya.

Modal sendiri menurut Riyanto (2010:240) terbagi menjadi tiga, yaitu :

a. Modal Saham

Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu

perseroan terbatas. Bagi perusahaan, yang diterima dari hasil penjualan

sahamnya akan tetap tertanam di dalam perusahaan tersebut selama

hidupnya. Meskipun bagi pemegang saham sendiri itu bukanlah merupakan

penanaman yang permanen, karena setiap waktu pemegang saham dapat

menjual sahamnya.

b. Cadangan

Cadangan disini dimaksudkan sebagai cadangan yang dibentuk dari

keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu yang

lampau atau dari tahun yang berjalan. Tidak semua cadangan termasuk

dalam pengertian modal sendiri. Cadangan yang termasuk dalam modal

sendiri ialah :

1. Cadangan ekspansi

2. Cadangan modal kerja

3. Cadangan selisih kurs

4. Cadangan umum/tak terduga

c. Laba Ditahan

Keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan dapat sebagian

dibayarkan sebagai dividen dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Apabila

penahanan keuntungan tersebut sudah dengan tujuan tertentu, maka

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

18

dibentuklah cadangan sebagaimana diuraikan di atas. Apabila perusahaan

belum mempunyai tujuan tertentu mengenai penggunaan keuntungan

tersebut, maka keuntungan tersebut merupakan keuntungan yang ditahan.

2.2 Alasan Penggunaan Modal Pinjaman

Dengan menerapkan kebijakan leverage, perusahaan memutuskan untuk

mengikutsertakan modal pinjaman dengan disertai kewajiban membayar beban

yang bersifat tetap di dalam struktur modal perusahaan sebagai jaminan penarikan

modal pinjaman dari kreditur, karena tidak satupun dari pihak kreditur yang

bersedia memberikan pinjaman tanpa adanya jaminan keamanan dan pembayaran

kembali dana yang berasal dari para pemegang saham.

Dengan menggunakan modal pinjaman dalam membelanjai aktivitas

usahanya, berarti membuka kesempatan bagi manajemen perusahaan untuk

memaksimalkan kemakmuran para pemilik atau pemegang saham, tercermin pada

meningkatnya return on equity. Proporsi modal pinjaman ini tidak selalu

memberikan jaminan meningkatnya keuntungan atau laba. Untuk melihat apakah

dengan menerapkan kebijakan financial leverage itu memberikan keuntungan atau

tidak, dapat dilihat dengan membandingkan tingkat bunga atau modal pinjaman

dengan tingkat pengembalian yang diperoleh perusahaan.

Dalam hal ini terdapat tiga kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu :

1. Rate of return lebih besar daripada tingkat bunga, berarti terdapat

keuntungan bagi pemegang saham yang merupakan selisih antara rate of

return yang dicapai dengan tingkat bunga. Keadaan ini disebut favourable

leverage.

2. Rate of return sama dengan tingkat bunga, berarti pendapatan bagi para

pemegang saham sama dengan bunga yang harus dibayarkan. Keadaan ini

tidak disarankan untuk menarik modal pinjaman kecuali ada pertimbangan

lain.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

19

3. Rate of return lebih kecil daripada tingkat bunga. Keadaan ini

menunjukkan bahwa perusahaan menderita kerugian akibat digunakannya

modal pinjaman dan kondisi ini disebut unfavourable leverage.

Pengertian internal rate of return seperti yang diungkapkan Ross

(2009:400) :

“Internal rate of return yaitu tingkat diskonto yang membuat Net

Present Value dari suatu investasi sebesar nol”

Pendapat lain juga diungkapkan Gitman dalam “Principles of Managerial

Finance” (2009:431) :

“Internal rate of return is the discount rate that equates the NPV of an

investment with $0 (because the present value of cash inflows equals

the initial investment)”

Dengan memperbesar leverage, maka hal ini akan berarti bahwa tingkat

ketidakpastian dari return yang akan diperoleh akan semakin tinggi, tetapi pada

saat yang sama hasil tersebut juga akan memperbesar jumlah return yang akan

diperoleh. Besarnya leverage ini bisa berbeda – beda antara perusahaan yang satu

dengan perusahaan lainnya atau dari satu periode ke periode lainnya dalam satu

perusahaan, tetapi yang jelas semakin tinggi leverage maka akan semakin tinggi

pula risiko yang dihadapi serta semakin besar return atau penghasilan yang

diharapkan. Risiko yang dimaksud adalah ketidakpastian dalam hubungannya

dengan kemampuan perusahaan membayar kewajiban – kewajiban tetapnya.

Adapun alasan mengapa perusahaan menggunakan modal pinjaman

menurut Sugiarto (2009:2) adalah :

1. Penggunaan utang tidak akan memengaruhi kekuasaan (voice share) dari

pemilik perusahaan sejauh perusahaan tidak menyalahi kontrak terhadap

kewajiban perusahaan (pemberi utang bisa menerima voting privileges hanya

jika perusahaan menyalahi kontrak terhadap kewajiban).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

20

2. Pembayaran utang kepada kreditur dapat mengurangi pajak penghasilan

perusahaan.

3. Kebijakan utang perusahaan juga dikaitkan dengan upaya pengurangan

masalah keagenan. Manajer dianggap tidak selalu bertindak sesuai dengan

kepentingan pemegang saham.

2.3 Proporsi Penggunaan Modal Pinjaman

Setiap perusahaan yang menerapkan kebijakan modal pinjaman harus

benar-benar memperhatikan imbangan risiko dan hasil dari kebijakan tersebut.

Hal ini disebabkan oleh adanya efek negatif dari penggunaan modal pinjaman,

yaitu meningkatnya cost of capital dan risiko keuangan. Oleh karena itu, proporsi

atau perbandingan antara modal pinjaman dan modal sendiri merupakan yang

paling penting dalam menentukan profitabilitas dari penggunaan finansial

tersebut.

Ross dalam Sugiarto (2009:90), menunjukkan bahwa perusahaan yang

bagus kinerjanya dapat memberi sinyal berupa porsi utang yang tinggi pada

struktur modalnya. Hanya perusahaan yang benar-benar kuat yang berani

menanggung risiko mengalami kesulitan keuangan ketika porsi utang relatif

tinggi. Perusahaan yang kurang bagus kinerjanya tidak akan berani memakai

utang dalam jumlah yang besar karena jika itu dilakukan maka peluang

kebangkrutannya akan tinggi.

Pandangan lain dari Pandey dalam Sugiarto (2009:92), menyatakan

bahwa hubungan profitabilitas dan utang perusahaan diprediksi berbentuk

kuadratik (bentuk U). Pada perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas

rendah akan menggunakan tingkat utang tinggi. Dengan meningkatnya

profitabilitas perusahaan, berangsur tingkat utangnya menurun hingga pada suatu

titik, peningkatan profitabilitas perusahaan akan diiringi peningkatan utang.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

21

2.4 Laporan Keuangan

Seperti kita ketahui bahwa laporan keuangan, merupakan kewajiban setiap

perusahaan untuk membuat dan melaporkannya pada suatu periode tertentu. Apa

yang dilaporkan kemudian dianalisis, sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi

perusahaan terkini. Dengan melakukan analisis akan diketahui letak kelemahan

dan kekuatan perusahaan. Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa

yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan, dengan melihat berbagai

persoalan yang ada, baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya. Di

samping itu, juga untuk memanfaatkan peluang yang ada dan menghadapi atau

menghindari ancaman yang mungkin timbul sekarang dan di masa yang akan

datang. Secara umum dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang

menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode

tertentu (Kasmir 2010:66).

Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, seperti setiap tiga bulan

atau enam bulan untuk kepentingan perusahaan, sedangkan untuk laporan yang

lebih luas dibuat satu tahun sekali. Dalam praktiknya kita mengenal beberapa

macam laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

modal, laporan arus kas.

1. Neraca

Pengertian neraca menurut Horne yang dikutip Kasmir (2010:69)

berpendapat bahwa :

“Neraca adalah ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal

tertentu yang menunjukkan total aktiva dengan total kewajiban

ditambah total ekuitas pemilik.”

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa neraca merupakan

ringkasan laporan laporan keuangan, artinya laporan keuangan disusun secara

garis besarnya dan tidak mendetail. Neraca juga menunjukkan jumlah aktiva

(harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada

saat tertentu.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

22

Komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aktiva dibagi ke dalam

tiga bagian, yaitu :

1. Aktiva lancar

2. Aktiva tetap

3. Aktiva lainnya

Kemudian kewajiban (utang) dibagi ke dalam dua jenis, yaitu :

1. Kewajiban lancar (utang jangka pendek)

2. Utang jangka panjang

Sedangkan komponen modal terdiri dari

1. Modal disetor

2. Laba ditahan

2. Laporan laba rugi

Pengertian laporan laba rugi menurut Horne dalam Kasmir (2010:82)

menyebutkan :

“Laporan laba rugi merupakan ringkasan pendapatan dan biaya

perusahaan selama periode tertentu diakhiri dengan laba atau rugi

pada periode tersebut”.

Laporan laba rugi biasanya dibuat setiap satu tahun atau tiap semester

enam bulan atau tiga bulan dalam suatu siklus operasi atau periode tertentu

guna mengetahui jumlah perolehan pendapatan (penjualan) dan biaya yang

telah digunakan, sehingga dapat diketahui kondisi perusahaan apakah dalam

keadaan laba atau rugi.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

23

3. Laporan perubahan modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menggambarkan

jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini (Kasmir 2010:68). Laporan ini

juga menunjukan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal.

4. Laporan arus kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk

dan arus kas keluar di perusahaan (Kasmir 2010:68). Arus kas masuk berupa

pendapatan atau pinjaman dari pihak lain. Sedangkan arus kas keluar

merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas

masuk atau arus kas keluar dibuat untuk periode tertentu.

Laporan keuangan akan menggambarkan kondisi keuangan suatu

perusahaan, sehingga memudahkan untuk menilai kinerja manajemen perusahaan

yang akan menjadi patokan atau ukuran apakah manajemen mampu atau berhasil

dalam menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan. Selain itu juga dapat

dijadikan sebagai pedoman untuk meningkatkan kinerja ke depan.

2.5 Analisis Laporan Keuangan

Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta

dilakukan dengan prosedur akuntansi dan penilaian yang benar, maka akan

terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Agar laporan keuangan

dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, maka perlu dilakukan analisis

terhadap laporan keuangan tersebut. Bagi pihak pemilik dan manajemen tujuan

utama dari analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi

keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah

dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, maka akan terlihat apakah

perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak

(Kasmir 2010:90-91).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

24

Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang

kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan, sehingga dengan mengetahui

kelemahan maka manajemen akan dapat memperbaiki kelemahan tersebut.

Begitupun dengan kekuatan, kekuatan tersebut harus dipertahankan atau

ditingkatkan sebagai modal selanjutnya ke depan. Yang pada akhirnya bagi pihak

pemilik dan manajemen dapat mengetahui posisi dan kondisi keuangan sehingga

dapat dengan tepat dalam merencanakan dan mengambil keputusan-keputusan

tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Jadi kesimpulannya tujuan dan manfaat dari analisis laporan keuangan

menurut Kasmir (2010:92) adalah :

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu,

baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk

beberapa periode.

2. Untuk mengetahui kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.

3. Untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki.

4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke

depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu

penyegaran atau tidak karena sudaj dianggap berhasil atau gagal.

6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang

hasil yang mereka capai.

Metode analisis laporan keuangan menurut Kasmir (2010:95) terdapat dua

macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu :

1. Analisis Vertikal

Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu

periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada

dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja

dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

25

2. Analisis Horizontal

Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan

membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis

ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode

yang lain.

Sedangkan jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat

dilakukan menurut Kasmir (2010:96) adalah sebagai berikut :

1. Analisis Perbandingan antara Laporan Keuangan

Analisis ini dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari

satu periode. Artinya minimal dua periode atau lebih. Dari analisis ini akan

dapat diketahui perubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi dapat berupa

kenaikan atau penurunan dari masing-masing komponen analisis. Dari

perubahan ini terlihat masing-masing kemajuan atau kegagalan dalam

mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya

2. Analisis Trend

Merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam

persentase tertentu. Analisis ini dilakukan dari periode ke periode sehingga

akan terlihat apakah perusahaan mengalami perubahan yaitu naik, turun atau

tetap, serta seberapa besar perubahan tersebut dihitung dalam persentase.

3. Analisis Persentase Per Komponen

Merupakan analisis yang dilakukan untuk membandingkan antara komponen

yang ada dalam suatu laporan keuangan, baik yang ada di neraca maupun

laporan laba rugi. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui :

a. Persentase investasi terhadap masing-masing aktiva atau terhadap total

aktiva.

b. Struktur permodalan.

c. Komposisi biaya terhadap penjualan.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

26

4. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana

Merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana

perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu periode. Analisis ini juga untuk

mengetahui jumlah modal kerja dan sebab-sebab berubahnya modal kerja

perusahaan dalam suatu periode.

5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas

perusahaan dan penggunaan uang kas dalam suatu periode. Kemudian untuk

mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas dalam periode tertentu.

6. Analisis Rasio

Merupakan analisis yang digunakann untuk mengetahui hubungan pos-pos

yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos anatara laporan keuangan

neraca dan laporan laba rugi.

7. Analisis Laba Kotor

Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari

periode ke satu periode. Kemudian juga untuk mengetahui sebab-sebab

berubahnya laba kotor tersebut antar periode.

8. Analisis Titik Pulang Pokok atau Titik Impas (Break Even Point)

Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan

atau produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Kegunaan

analisis ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat

penjualan.

2.5.1 Analisis Rasio

Sudah menjadi kebiasaan bahwa pada akhir suatu periode setiap

perusahaan akan melihat kinerja perusahaan yang dijalankan oleh manajemennya.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

27

Salah satu cara yang terpenting untuk melihat kinerja manajemen adalah dari

laporan keuangan yang telah disusun pada periode yang bersangkutan. Ukuran

apakah manajemen berhasil atau tidak dalam meningkatkan kinerja maka terlebih

dahulu laporan keuangan tersebut haruslah dianalisis yang kita kenal dengan nama

analisis laporan keuangan.

Dalam laporan keuangan akan terlihat aktivitas yang sudah dilakukan

perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan tersebut

dituangkan dalam angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun

dalam mata uang asing. Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan menjadi

kurang berarti jika hanya dilihat satu sisi saja. Angka-angka ini akan menjadi

lebih berarti, apabila dapat kita bandingkan antara satu komponen dengan

komponen lainnya. Caranya dengan membandingkan angka-angka yang ada

dalam laporan keuangan atau antar laporan keuangan. Setelah melakukan

perbandingan dapat disimpulkan posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode

tertentu. Pada akhirnya kita dapat menilai kinerja manajemen dalam periode

tersebut. Perbandingan ini kita kenal dengan nama analisis rasio keuangan.

Rasio keuangan menurut Horne (dalam Kasmir 2010:93), menyatakan

bahwa :

“Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka

akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka

lainnya”.

Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan

kinerja keuangan. Dari hasil rasio keuangan ini akan kelihatan kondisi kesehatan

perusahaan yang bersangkutan. Jadi, rasio keuangan merupakan kegiatan

membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara

membagi satu angka dengan angka lainnya.

Hasil dari rasio keuangan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja

manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah

ditetapkan atau sebaliknya. Di samping itu juga untuk menilai kemampuan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

28

manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan (aset) secara efektif

dan efisien. Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan sebagai evaluasi

hal-hal apa saja yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat

ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan atau merupakan

kebijakan yang harus diambil oleh pemilik perusahaan untuk melakukan

perubahan orang-orang yang duduk dalam manajemen ke depan.

Penyajian laporan keuangan secara khusus merupakan salah satu tanggung

jawab manajer keuangan. Hal ini sesuai dengan fungsi manajemen keuangan

seperti yang dikatakan oleh Horne (2010:2) :

“Manajemen keuangan berkaitan dengan perolehan aset, pendanaan,

dan manajemen aset dengan didasari beberapa tujuan umum”.

Dengan kata lain, bahwa tugas seorang manajer keuangan adalah mencari

dana dari berbagai sumber dan membuat keputusan tentang sumber dana yang

harus dipilih.

2.5.1.1 Rasio Likuiditas

Weston (dalam Kasmir 2010:110) menyebutkan bahwa :

“Rasio likuditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek”.

Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi

utang (membayar) tersebut, terutama utang yang sudah jatuh tempo. Jenis-jenis

rasio likuiditas menurut Kasmir (2010:110) yang dapat digunakan terdiri dari :

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar

kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih

secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang

tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

29

Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat

keamanan (Margin of Safety) suatu perusahaan.

Rumus untuk mencari Rasio Lancar dapat digunakan sebagai berikut :

2. Rasio sangat Lancar (Quick Ratio)

Merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan memenuhi atau

membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva

lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Artinya, nilai sediaan

kita abaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini

dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk

diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar

kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya.

Rumus untuk mencari Rasio sangat Lancar (Quick Ratio) dapat digunakan

sebagai berikut :

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang

tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari

tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau

tabungan yang ada di bank. Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan

kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang

jangka pendeknya.

Rumus untuk mencari Rasio Kas (Cash Ratio) dapat digunakan sebagai berikut

:

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

30

4. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover)

Menurut Gill (dalam Kasmir 2010:111) rasio ini digunakan untuk mengukur

tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar

tagihan dan membiayai penjualan. Artinya, rasio ini digunakan untuk

mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-

biaya yang berkaitan dengan penjualan.

Rumus untuk mencari Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover) dapat digunakan

sebagai berikut :

2.5.1.2 Rasio Solvabilitas (Leverage)

Rasio solvabilitas atau rasio leverage ratio, merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang

(Kasmir 2010:112). Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung

perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa

rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk

membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang

apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).

Adapun jenis-jenis rasio solvabilitas menurut Kasmir (2010:112) antara

lain:

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

31

1. Debt to Assets Ratio (Debt Ratio)

Merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva

perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan

berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Caranya adalah dengan

membandingkan antara total utang dengan total aktiva.

Rumus untuk mencari Debt to Assets Ratio (Debt Ratio) dapat digunakan

sebagai berikut :

2. Debt to Equity Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Untuk

mencari rasio ini dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk

utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui

jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan.

Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang

dijadikan untuk jaminan utang.

Rumus untuk mencari Debt to Equity Ratio dapat digunakan sebagai berikut :

3. Long Term Debt to Equity Ratio

Merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya

adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang

dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara

utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.

Rumus untuk mencari Long Term Debt to Equity Ratio dapat digunakan

sebagai berikut :

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

32

4. Times Interest Earned

Merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga (Weston dalam

Kasmir 2010:113). Rasio ini diartikan juga kemampuan perusahaan untuk

membayar biaya bunga, sama seperti coverage ratio menurut Horne dalam

Kasmir (2010:113).

Rumus untuk mencari Times Interest Earned dapat digunakan sebagai berikut :

5. Fixed Charge Coverage

Merupakan rasio yang menyerupai Times Interest Earned. Hanya saja bedanya,

rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau

menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease contract). Biaya tetap

merupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahunan atau jangka

panjang.

Rumus untuk mencari Fixed Charge Coverage dapat digunakan sebagai

berikut :

2.5.1.3 Rasio Profitabilitas

Merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari

keuntungan (Kasmir 2010:115). Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat

efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang

dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya bahwa penggunaan

rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

33

Jenis-jenis rasio profitabilitas menurut Kasmir (2010:115) sebagai berikut

:

1. Profit Margin (Profit Margin on Sales)

Merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas

penjualan. Untuk mengukur rasio ini adalah dengan cara membandingkan

antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini juga dikenal

dengan nama profit margin.

Rumus untuk mencari Times Profit Margin (Profit Margin on Sales) dapat

digunakan sebagai berikut :

Sedangkan rumus untuk margin laba bersih :

2. Return on Assets (ROA)

Merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang

digunakan dalam perusahaan. ROA juga merupakan salah satu ukuran tentang

efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.

Rumus untuk mencari Return on Assets (ROA) dapat digunakan sebagai

berikut :

3. Return on Equity (ROE)

Merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Makin

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

34

tinggi rasio ini, makin baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan makin kuat,

demikian pula sebaliknya.

Rumus untuk mencari Return on Equity (ROE) dapat digunakan sebagai

berikut :

4. Laba Per Lembar Saham

Merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai

keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen

belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio

yang tinggi, maka kesejahteraan pemegang saham meningkat dengan

pengertian lain bahwa tingkat pengembalian tinggi.

Rumus untuk mencari Laba Per Lembar Saham dapat digunakan sebagai

berikut :

5. Rasio Pertumbuhan

Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan

mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan

sektor usahanya. Dalam rasio ini yang dianalisis adalah pertumbuhan

penjualan, pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan pendapatan per saham, dan

pertumbuhan dividen per saham.

6. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)

Rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai

pasar usahanya di atas biaya investasi, seperti :

a. Rasio harga saham terhadap pendapatan.

b. Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

35

2.5.1.4 Rasio Aktivitas

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan

dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya (Kasmir 2010:113). Atau dapat

pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan

sumber daya perusahaan. Efisiensi yang dilakukan misalnya di bidang penjualan,

sediaan, penagihan piutang, dan efisiensi di bidang lainnya. Rasio aktivitas juga

digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas

sehari-hari.

Jenis-jenis rasio aktivitas yang dirangkum dari beberapa ahli keuangan

(dalam Kasmir 2010:113), yaitu :

1. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan

piutang selama satu periode. Atau berapa kali dana yang ditanam dalam

piutang ini berputar dalam satu periode. Makin tinggi rasio menunjukkan

bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang makin rendah (bandingkan

dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan

makin baik. Sebaliknya jika rasio makin rendah, maka ada over investment

dalam piutang. Yang jelas bahwa rasio perputaran piutang memberikan

pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksesan penagihan piutang.

Rumus untuk mencari Perputaran Piutang (Receivable Turnover) dapat

digunakan sebagai berikut :

2. Hari Rata-rata Penagihan Piutang (Days of Receivable)

Bagi perbankan yang akan memberikan kredit, perlu juga menghitung hari

rata-rata penagihan piutang (days of receivable). Hasil perhitungan ini

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

36

menunjukkan jumlah hari (berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak dapat

ditagih dan rasio ini juga sering disebut days sales uncollected.

Rumus untuk mencari Hari Rata-rata Penagihan Piutang (Days of Receivable)

dapat digunakan sebagai berikut :

3. Perputaran Sediaan (Inventory Turnover)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang

ditanam dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode. Rasio ini

dikenal dengan nama rasio perputaran sediaan (Inventory Turnover). Dapat

diartikan pula bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang menunjukkan

berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun. Makin kecil rasio

ini, maka makin jelek demikian pula sebaliknya.

Rumus untuk mencari Perputaran Sediaan (Inventory Turnover) menurut

Horne (dalam Kasmir 2010:129) dapat digunakan sebagai berikut :

Sedangkan menurut Weston (dalam Kasmir 2010:130) yaitu :

4. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assetss Turnover)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang

ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Atau dengan kata

lain untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva

tetap sepenuhnya atau belum. Untuk mencari rasio ini caranya adalah

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

37

membandingkan antara penjualan bersih dengan aktiva tetap dalam suatu

periode.

Rumus untuk mencari Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assetss Turnover) dapat

digunakan sebagai berikut :

5. Perputaran Aktiva (Assetss Turnover)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva

yang dimiliki perusahaan. Kemudian juga mengukur berapa jumlah penjualan

yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.

Rumus untuk mencari Perputaran Aktiva (Assetss Turnover) dapat digunakan

sebagai berikut :

2.6 Hubungan Debt Ratio dan Times Interest Earned Ratio terhadap Return

on Equity

Proporsi modal pinjaman ini tidak selalu memberikan jaminan

meningkatnya keuntungan atau laba. Untuk melihat apakah dengan menerapkan

kebijakan financial leverage itu memberikan keuntungan atau tidak, dapat dilihat

dengan membandingkan tingkat bunga atau modal pinjaman dengan tingkat

pengembalian yang diperoleh perusahaan. Pengaruh rasio utang terhadap

rentabilitas modal sendiri dapat positif, dapat negatif ataupun dapat tidak

mempunyai pengaruh sama sekali (Riyanto 2010:51).

Dalam hal ini terdapat tiga kemungkinan yang mungkin terjadi menurut

Riyanto (2010:51) :

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Sumber, dan Jenis ...

38

1. Pengaruhnya positif, artinya makin besar rasio ini mengakibatkan makin

besarnya rentabilitas modal sendiri. Hal ini akan terjadi kalau rentabilitas

ekonomi lebih besar daripada tingkat bunga.

Hal ini juga dapat dilihat menurut Riyanto (2010:375) :

“Perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap dikatakan

menghasilkan leverage yang menguntungkan (favorable financial

leverage) atau efek yang positif kalau pendanaan yang diterima dari

penggunaan dana tersebut lebih besar daripada beban tetap

penggunaan dana itu”.

2. Pengaruh negatif terjadi dalam keadaan ekonomi yang sebaliknya, yaitu dalam

keadaan rentabilitas ekonomi lebih kecil daripada tingkat suku bunga. Dalam

contoh tersebut ialah dalam keadaan yang buruk atau sangat buruk.

3. Tidak terdapat pengaruh terjadi dalam keaadaan ekonomi di mana rentabilitas

ekonomi sama persis sama dengan tingkat bunga pinjaman, maka berapapun

menggunakan utang, rentabilitas modal sendiri tetap sama.

Dengan demikian, maka penggunaan utang akan menimbulkan risiko,

namun juga dapat digunakan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, yang

terlihat dari Return on Equity perusahaan.