BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Azwir …eprints.perbanas.ac.id/4065/3/BAB...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Azwir …eprints.perbanas.ac.id/4065/3/BAB...
-
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini didasarkan pada hasil penilitian terdahulu mengenai topik
pengaruh frekuensi perdagangan saham, volume perdagangan saham dan
kapitalisasi pasar terhadap return saham LQ45.
2.1.1 Azwir Nasir dan Achmad Mirza (2013)
Penelitian ini mengambil topik tentang pengaruh Nilai Kurs, Inflasi, Suku
Bunga Deposito dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Nilai Kurs, Inflasi, Suku Bunga
Deposito dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 28 perusahaan perbankan yang terdaftar di
bursa efek Indonesia pada tahun 2006-2008.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling dan data yang diperoleh dianalisis dengan metode regresi
linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukan dari empat variabel yang ada,
terdapat tiga variabel yang berpengaruh signifikan terhadap return saham dan satu
variabel tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Tingkat inflasi, suku
bunga deposito, dan volume perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return
-
12
saham pada perusahaan perbankan, adapun nilai kurs tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham pada perusahaan perbankan.
Persamaan dari penelitian Azwir Nasir dan Achmad Mirza dengan penelitian
sekarang yakni:
a. Terdapat variabel yang sama pada penelitian saat ini dan penelitian
terdahulu, yaitu volume perdagangan.
b. Populasi yang digunakan adalah perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa
Efek Indonesia.
c. Teknik analisis yang digunakan sama-sama menggunakan analisis regresi
linier berganda.
Perbedaan dari dari penelitian Azwir Nasir dan Achmad Mirza dengan penelitian
sekarang yakni:
a. Sampel penelitian terdahulu yang digunakan adalah saham pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI, sedangkan penelitian sekarang
menggunankan sampel yaitu saham yang tercatat pada BEI dan masuk pada
kategori LQ45
b. Penelitian yang sekarang ditambahkan variabel frekuensi perdagangan,
volume perdagangan saham dan kapitalisasi pasar. Sedangkan pada
penelitian terdahulu tidak terdapat variabel frekuensi perdagangan, volume
perdagangan saham dan kapitalisasi pasar
2.1.2 Ahmad Taslim & Andhi Wijayanto (2016)
Penelitian ini mengambil topik tentang pengaruh Frekuensi Perdagangan
Saham, Volume Perdagangan Saham, Kapitalisasi Pasar Dan Jumlah Hari
-
13
Perdagangan Terhadap Return Saham (Studi pada Saham Perusahaan Dagang
Eceran yang Terdaftar Dalam Indeks Saham Syariah Indonesia. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh frekuensi
perdagangan, volume perdagangan, kapitalisasi pasar, dan jumlah hari
perdagangan saham terhadap return saham menjelang sampai sesudah ramadhan.
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan dagang eceran yang terdaftar
dalam Indeks Saham Syariah Indonesia selama tahun 2012-2014.
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode
analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitian menunjukan bahwa variabel frekuensi perdagangan berpengaruh positif
signifikan terhadap return saham, variabel volume perdagangan, kapitalisasi pasar
dan variabel hari perdagangan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
return saham
Persamaan dari penelitian Ahmad Taslim & Andhi Wijayanto dengan
penelitian sekarang yakni:
a. Terdapat variabel yang sama pada penilitian saat ini dan penelitian
terdahulu, yaitu frekuensi perdagangan, volume perdagangan dan
kapitalisasi pasar.
b. Populasi yang digunakan adalah perusahaan yang sahamnya tercatat di
Bursa Efek Indonesia.
c. Teknik analisis yang digunakan sama-sama menggunakan analisis regresi
linier berganda.
-
14
Perbedaan dari dari penelitian Ahmad Taslim & Andhi Wijayanto dengan
penelitian sekarang yakni:
a. Variabel yang digunakan dalam dalam penelitian saat ini tidak terdapat
jumlah hari perdagangan sedangkan pada penelitian terdahulu terdapat hari
perdagangan.
b. Penelitian yang terdahulu menggunakan Sampel perusahaan dagang
eceran yang terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia selama
tahun 2012-2014. Sedangakn penelitian saat ini menggunakan saham
LQ45.
2.1.3 Ni Luh Nonik Tika Silviyani, Edy Sujana, I Made Pradana Adi Putra
(2014)
Penelitian ini mengambil topik tentang pengaruh likuiditas perdagangan
saham dan kapitalisasi pasar terhadap return saham perusahaan yang berada pada
indeks LQ45 di bursa efek indonesia periode tahun 2009-2013 (studi empiris pada
perusahaan LQ45 di bursa efek indonesia). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh likuiditas perdagangan saham dan
kapitalisasi pasar terhadap return saham perusahaan yang berada pada indeks
LQ45 di bursa efek Indonesia periode tahun 2009-2013). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah
22 perusahaan selama 5 tahun pengamatan.
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengujian
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Dari
-
15
penelitian ini diperoleh kesimpulan, tidak adanya pengaruh secara signifikan
terhadap frekuensi perdagangan dengan return saham. Adanya pengaruh positif
namun tidak signifikan terhadap volume perdagangan dengan return saham. Tidak
adanya pengaruh secara signifikan terhadap kapitalisasi pasar dengan return
saham
Persamaan dari penelitian Ni Luh Nonik Tika Silviyani, Edy Sujana, I
Made Pradana Adi Putradengan penelitian sekarang yakni:
a. Penelitian terdahulu menggunakan variabel kapitalisasi pasar, penelitian
saat ini juga menggunakan variabel kapitalisasi pasar sebagai salah sattu
variabelnya.
b. Populasi yang digunakan adalah perusahaan yang sahamnya tergolong
dalam kategori LQ45
Perbedaan dari penelitian Ni Luh Nonik Tika Silviyani, Edy Sujana, I Made
Pradana Adi Putradengan penelitian sekarang yakni:
a. Variabel yang digunakan sekarang ditambahkan pengaruh frekuensi
perdagangan dan volume perdagangan terhadap return saham.
b. Penelitian yang saat ini tidak menggunakan variabel likuiditas
perdagangan saham.
2.1 Tabel Pemetaan dan Persamaan Serta Perbedaan Penelitian
Terdahulu dan Sekarang
Dari penelitian terdahulu dan penelitian sekarang terdapat beberapa
persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Maka
-
16
dari itu untuk memudahkan analisis data penulis membuat pemetaan seperti yang
ada di bawah ini:
-
17
Tabel 2.1
Tabel Persamaan Dan Perbedaan Penelitian Terdahulu Dengan Sekarang
Azwir Nasir & Achmad Mirza (2013)
Ahmad Taslim & Andhi Wijayanto (2016)
Ni Luh Nonik Tika Silviyani, Edy Sujana & I
Made Pradana (2014)
Erika Novaliasari (2018)
Variabel Dependen Return saham Return saham Return saham Return saham Variabel Independen Nilai Kurs, Inflasi, Suku
Bunga Deposito dan Volume Perdagangan
Frekuensi perdagangan saham, volume perdagangan saham, kapitalisasi pasar dan jumlah hari perdagangan
Likuiditas perdagangan saham dan kapitalisasi pasar
Frekuensi perdagangan saham, volume perdagangan saham dan kapitalisasi pasar.
Sampel Penelitian 28 perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia pada tahun 2006-2008
Perusahaan dagang eceran yang terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia selama tahun 2012-2014
22 perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2013
Perusahaan yang sahamnya secara konsisten tergolong dalam kelompok LQ45 pada tahun 2017.
Teknik Analisis Data Regresi linier berganda Regresi linier berganda Regresi linier berganda Regresi linier berganda Hasil Penelitian Tingkat inflasi, suku bunga
deposito, dan volume perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham
Frekuensi perdagangan berpengaruh positif signifikan terhadap return saham sedangkan variabel volume perdagangan, kapitalisasi pasar berpengaruh negatif tidak signifikan dan variable hari perdagangan berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham
Tidak adanya pengaruh secara signifikan terhadap frekuensi perdagangan dengan return saham. Adanya pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap volume perdagangan dengan return saham. Tidak adanya pengaruh secara signifikan terhadap kapitalisasi pasar dengan return saham
Frekuensi perdagangan saham berpengaruh positif tidak signifikan, sedangkan volume perdagangan saham dan kapitalisasi pasar berpengaruh positif signifikan terhadap return saham LQ45.
Persamaan Dengan Penelitian Terdahulu
Meneliti tentang pengaruh volume perdagangan terhadap return saham,
Sama-sama meneliti tentang pengaruh frekuensi
perdagangan, volume
Sama-sama meneliti tentang pengaruh kapitalisasi
Variabel yang digunakan sama yaitu frekuensi
-
18
Azwir Nasir & Achmad Mirza (2013)
Ahmad Taslim & Andhi Wijayanto (2016)
Ni luh nonik tika silviyani,
Edy sujana & i made Pradana (2014)
Erika Novaliasari (2018)
Populasi yang digunakan adalah perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia, Teknik analisis yang digunakan sama-sama menggunakan analisis regresi linier berganda.
Perdagangan dan kapitalisasi pasar terhadap return saham. Populasi yang digunakan adalah perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia, Teknik analisis yang digunakan sama-sama menggunakan analisis regresi linier berganda.
Pasar terhadap return saham. Populasi yang digunakan adalah perusahaan yang sahamnya tergolong dalam kategori LQ45
Perdagangan saham, volume perdagangan saham dan kapitalisasi pasar. Dan teknik yang digunakan sama-sama menggunakan regresi linier berganda
Perbedaan dengan penelitian terdahulu
Penelitian sekarang menggunankan sampel yaitu saham yang tercatat pada BEI dan masuk pada kategori LQ45 dan Penelitian yang sekarang ditambahkan variabel frekuensi perdagangan, volume perdagangan saham dan kapitalisasi pasar.
Variabel yang digunakan dalam dalam penelitian saat ini tidak terdapat jumlah hari perdagangan. Sedangakn penelitian saat ini menggunakan saham LQ45.
Variabel yang digunakan sekarang ditambahkan pengaruh frekuensi perdagangan dan volume perdagangan terhadap return saham. Dan Penelitian yang saat ini tidak menggunakan variabel likuiditas perdagangan saham.
Tidak terdapat variabel hari perdagangan, nilai Kurs, inflasi, dan suku bunga deposito. Sampel yang digunakan adalah saham yang tergolong LQ 45 pada tahun 2017.
Sumber : data diolah
-
19
2.2 Landasan Teori
Landasan teori adalah suatu konsep, definisi yang telah disusun secara
sistematis dan merupakan teori dasar mengenai variabel yang ada dalam suatu
penelitian. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai landasan teori adalah
return saham dan faktor-faktor yang mempengaruhi return saham dan serta teori-
teori terdahulu yang dikemukakan oleh para peneliti.
2.2.1 Pasar Efisien
Pasar yang efisien adalah pasar dimana harga semua saham yang
diperdagangkaun telah mencerminkan semua informasi yang tersedia, baik
informasi masa lalu (misalnya laba perusahaan tahun lalu), informasi saat ini
(misalnya informasi rencana pembagian deviden tahun ini), maupun informasi
yang bersifat pendapat atau opini rasional yang beredar di pasar yang bisa
memengaruhi perubahan harga. (Cahyaningdyah, 2005)
Pasar / perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bersifat transparan
kepada investor maupun calon investor. Segala sesuatu yang sekiranya harus
dimengerti oleh para investor sebaiknya dipublikasi sebagai bahan kajian untuk
para investor menganalisis kinerja perusahaan tersebut dan juga sebagai acuan
para calon investor dengan melalui keterbukaan laporan keuangan di masa lalu dan
saat ini maka para calon investor dapat menganalisis apakah modalnya layak
ditanamkan di perusahaan tersebut atau tidak.
Pasar dikatakan efisien jika harga-harga sekuritas tidak terlalu jauh
menyimpang dari nilai instrinsiknya. Nilai instrinsik dalam hal ini dikaitkan dengan
informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan penerbit saham. Pasar
-
20
efisien merupakan suatu pasar sekuritas yang harga-harga sekuritasnya
mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia. Sedangkan berdasarkan
dsitribusi informasi, pasar efisien jika harga-harga sekuritas bertindak mengamati
sistem informasi yang ada.
Diasumsikan bahwa bisa saja investor mempunyai ekspektasi yang berbeda
terhadap informasi yang ada. Pasar efisien merupakan pasar yang harga-harganya
secara cepat dan penuh mencerminkan informasi yang tersedia terhadap aktiva
tersebut. Kecepatan yang dimaksud disini adalah kecepatan dalam menyesuaikan
ke harga equilibrium baru ketika ada informasi baru yang dimasukkan ke pasar.
Misalnya saja ada informasi kenaikan laba yang dianggap sebagai kabar baik.
Investor akan bereaksi dengan cepat setelah menerima informasi ini. Ini berarti
pasar bereaksi cepat dan akan terbentuk harga baru yang merefleksikan informasi
tersebut
Menurut Fama (1970) bentuk efisien pasar dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yang dikenal sebagai hipotesis pasar efisien (efficient market hypothesis). Ketiga
bentukefisien pasar dimaksud adalah (1) hipotesis pasar efisien bentuk lemah (weak
form of the efficient market hypothesis), (2) hipotesis pasar efisien bentuk setengah
kuat (semistrongform of the efficient market hypothesis), dan hipotesis pasar efisien
bentuk kuat(strong form of the efficient market hypothesis). Masing-masing bentuk
pasar efisientersebut terkait erat dengan sajauh mana penyerapan informasi terjadi
di pasar.
Fama (1970) yang membagi jenis pasar efisien menjadi tiga berdasarkan pada
kekuatan data yang ada, West (1975) membagi pasar efisien menjadidua macam,
-
21
yaitu pasar efisien secara operasional atau internal (operationally or internally
efficient market) dan pasar efisien secara eksternal atau harga (price or externally
efficient market). Dikatakan pasar efisien secara operasional bilamana investor
dikenai jasa transaksi semurah mungkin berkaitan dengan biaya-biaya atas
terjadinya suatu transaksi. Contoh biaya-biaya transaksi di pasar modal (uang)
adalah biaya komisi broker (brokerage commission), biaya eksekusi (execution
fees), biayabiaya lain, dan biaya peluang (opportunity loss) (Fabozzi dan
Modligiani 1996: 155).
Adapun yang dimaksud dengan pasar efisien secara eksternal atau harga
adalah suatu kondisi bilamana harga setiap saat benar-benar mencerminkan
informasi yang tersedia (available information). Informasi yang tersedia tersebut
merupakan informasi yang relevan untuk dipergunakan dalam penilaian sekuritas.
Informasi relevan dalam hal ini adalah informasi yang dengan segera tercermin
pada harga sekuritas.
Definisi pasar efisien juga dapat ditinjau berdasarkan pada distribusi
informasi. Beaver (1986:130) mencoba untuk melihat pasar efisien dari sudut
pandang distribusi informasi dengan mengatakan bahwa “a security market is said
to be efficient with respect to an information system if and only if the prices act as
if everyone observes the signals from that information system”. Menurut definisi
ini, harga merupakan cermin dari adanya pemahaman menyeluruh (universal) atas
suatu informasi, sehingga jika harga memiliki kandungan informasi, maka
dikatakan bahwa harga yang terbentuk ‘sepenuhnya mencerminkan’ sistem
informasi.
-
22
Terkait dengan definisi menurut Beaver (1986), pertanyaannya yang perlu
dijawab sekarang adalah informasi apa yang dikatakan sebagai ‘mencerminkan
sepenuhnya tadi. Tidak dapat disangkal bahwa informasi yang diyakini dapat
mencerminkan harga akan menjadi sorotan banyak pihak yang berkepentingan di
pasar modal. Pihak-pihak dimaksud antara lain adalah pembuat kebijakan
(pemerintah, badan pengawas pasar modal atau asosiasi penentu kebijakan
akuntansi), manajemen perusahaan sebagai pembuat laporan keuangan, akuntan
(auditor) sebagai pihak yang memberikan sertifikasi, dan perantara informasi,
seperti pelanggan dan pesaing, serta investor.
Walaupun ada tiga definisi pasar efisien yang kita kenal, pembahasan dalam
tulisan ini ditekankan pada definisi pasar efisien menurut Fama (1970), karena
definisi pasar efisien tersebut yang paling mendapat perhatian dan paling sering
diuji. Selain itu, secara teoritis, operasional, dan empiris pengujian tiap bentuk pasar
efisien memang berdasarkan pada teori pasar efisien yang dikemukan oleh Fama
(1970).
Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah (Weak Form)
Dalam hipotesis ini harga saham diasumsikan mencerminkan semua
informasi yang terkandung dalam sejarah masa lalu tentang harga sekuritas yang
bersangkutan. Artinya, harga yang terbentuk atas suatu saham, misalnya,
merupakan cermin dari pergerakan harga saham yang bersangkutan di masa lalu.
Misalkan, ada bentuk musiman atas kinerja harga suatu saham yang menunjukkan
bahwa harga saham akan naik menjelang tutup tahun (akhir tahun) dan kemudian
turun pada awal tahun.
-
23
Berdasarkan pada hipotesis pasar efisien bentuk lemah, pasar akan segera
mengetahui dan merevisi kebijakan harganya dengan melakukan perubahan
terhadap strategi perdagangannya. Mengantisipasi kemungkinan penurunan harga
pada awal tahun, pedagang akan menjual saham yang dimilikinya sesegera
mungkin untuk menghindari kerugian sebagai akibat dari “jatuhnya” harga saham
perusahaan yang diamati. Upaya yang dilakukan pedagang tersebut akan
menyebabkan harga saham perusahaan secara keseluruhan akan turun. Investor
yang cerdik tentu akan menjual saham yang dimilikinya pada akhir tahun untuk
menghindari kerugian sebagai akibat dari menurunnya harga saham di awal tahun.
Singkatnya, upaya pedagang untuk sesegera mungkin menjual saham tersebut akan
secara umum menyebabkan terjadinya penurunan harga pada awal tahun. Bentuk
yang sama juga terjadi bilamana sebuah saham memiliki karakter harga yang secara
historis turun di akhir tahun dan naik di awal-awal perdagangan setiap tahun.
Apabila kondisi pasar memang demikian, artinya bahwa harga yang terbentuk
mencerminkan perilaku harga secara historis, bentuk pasar efisien lemah dapat
dikatakan terpenuhi.
Jika hipotesis pasar bentuk lemah terpenuhi, dan akibatnya harga adalah
bebas (independen) dari bentuk harga saham historis, maka dapat dikatakan
bahwaperubahan-perubahan harga akan mengikuti kaedah jalan acak (random
walk) manakala pengujian hanya dilakukan terhadap perubahan harga secara
historis. Jalan acak adalah konsep statistik yang memprediksi bahwa keluaran
(output) berikutnya(akan datang) dalam suatu urutan tidak tergantung pada
keluaran (output) sebelumnya. Contoh sederhana dari penerapan kaedah jalan acak
-
24
adalah pelemparan uang receh, yang misalnya, satu sisi bergambar kepala dan sisi
lainnya bergambar pohon. Walaupun dalam tiga lemparan pertama yang keluar
adalah gambar kepala, tidak berarti bahwa lemparan yang berikutnya akan keluar
lagi gambar kepala. Hasil untuk lemparan berikutnya sama sekali tidak tergantung
pada lemparan pertama atau kedua.
Karena sekuritas berisiko menawarkan return positif, kita dapat
mengharapkan bahwa harga saham akan senantiasa naik atau mengalami apresiasi
sepanjang waktu. Tetapi tren atau kecenderungan kenaikan tersebut tidak
selamanya akan begitu, karena perubahan harga mengikuti kaedah jalan acak.
Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Semi-Kuat (Semi-Strong Form)
Menurut hipotesis pasar efisien bentuk semi-kuat, dalam artikel yang lain
Fama (1991) menyebutnya sebagai studi peristiwa (event studies), harga
mencerminkan semua informasi publik yang relevan. Di samping merupakan
cerminan harga saham historis, harga yang tercipta juga terjadi karena informasi
yang ada di pasar, termasuk di dalamnya adalah laporan keuangan dan informasi
tambahan (pelengkap) sebagaimana diwajibkan oleh peraturan akuntansi. Informasi
yang tersedia di public juga dapat berupa peraturan keuangan lain seperti pajak
bangunan (property) atau suku bunga dan/atau beta saham termasuk rating
perusahaan.
Menurut konsep semi-kuat, investor tidak akan mampu untuk memperoleh
abnormal returns dengan menggunakan strategi yang dibangun berdasarkan
informasi yang tersedia di publik. Dengan kata lain, analisis terhadap laporan
keuangan tidak memberikan manfaat apa-apa. Ide dari pandangan ini adalah bahwa
-
25
sekali informasi tersebut menjadi informasi publik (umum), artinya tersebar di
pasar, maka semua investor akan bereaksi dengan cepat dan mendorong harga naik
untuk mencerminkan semua informasi publik yang ada. Jadi, informasi yang baru
saja didapat dari membaca koran Bisnis Indonesia atau Kompas, misalnya
mengenai penemuan obat baru atau ancaman akan munculnya perang di Kawasan
Asia Timur atau Timur Tengah, dengan segera sudah tercermin pada harga
sekuritas. Investor sudah tidak mungkin mendapatkan abnormal return ketika
melakukan transaksi di pasar modal berdasarkan informasi publik tersebut. Harga
pada tingkat beli atau jual saham sudah lebih dahulu mencerminkan informasi
tersebut karena pasar akan dengan segera bereaksi.
Berlawanan dengan pendukung hipotesis pasar efisien bentuk lemah, pada
pasar efisien bentuk semi-kuat ada banyak investor yang berfikir bahwa mereka
dapat memperoleh keuntungan dengan melakukan pengamatan secara seksama
terhadap informasi publik yang tersedia di pasar, khususnya informasi akuntansi.
Investor yang melakukan analisis dengan menggunakan data atau informasi
akuntansi (dari laporan keuangan) dan dari sumber lain untuk mengidentifikasi
saham yang salah harga (mispriced) disebut investor tersebut melakukan analisis
fundamental (Fundamental Analysis).
Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Kuat (Strong Form)
Pasar efisien bentuk kuat menyatakan bahwa harga yang terjadi
mencerminkan semua informasi yang ada, baik informasi publik (public
information) maupun informasi pribadi (private information). Jadi, dalam hal ini,
bentuk kuat mencakup semua informasi historis yang relevan dan juga informasi
-
26
yang ada di publik yang relevan, disamping juga informasi yang hanya diketahui
oleh beberapa pihak saja, misalnya manajemen perusahaan, dewan direksi, dan
kreditor. Misalnya, salah satu anggota direktur perusahaan telekomonikasi PT.
Telkom Indonesia Tbk. mengetahui sebuah rencana akuisisi atau pengambil-alihan
terhadap PT. Indosat Tbk. Informasi tersebut dimanfaatkan oleh Direktur dengan
menyuruh istri atau anaknya atau teman dekatnya untuk membeli saham PT.
Telkom Indonesia Tbk., sebelum informasi atau rencana akuisisi tersebut
diberitakan atau menjadi milik umum. Hal ini dapat dikatakan sebagai suatu
perdagangan dengan orang dalam (insider trading), adanya penggunaan kelebihan
informasi untuk membeli saham atau melakukan suatu perdagangan. Bila bentuk
pasar efisien kuat memang ada, maka dipercaya bahwa keluarga dekat Direktur
tersebut tidak akan memperoleh abnormal returns. Sebaliknya, bilamana keluarga
Direktur tersebut mendapatkan abnormal return, maka dikatakan bahwa pasar
belum berbentuk efisiensi kuat (strong form).
Perlu dicatat di sini bahwa perdagangan dengan menggunakan informasi
orang dalam atau tepatnya perdagangan oleh orang dalam (insider trading) tidak
dibenarkan dan dilarang. Bentuk pasar efisien kuat merupakan bentuk pasar efisien
paling ketat. Hal ini terkait dengan pengertiannya bahwa harga pasar mencerminkan
semua informasi, baik publik maupun nonpublik. Dalam kaitannya dengan hal
tersebut, maka dalam konteks pasar efisien bentuk kuat tidak ada seorangpun baik
individu maupun institusi dapat memperoleh abnormal return, untuk suatu periode
tertentu, dengan menggunakan informasi yang tersedia di publik dalam konteks
-
27
kelebihan informasi, termasuk di dalamnya informasi yang hanya dapat diakses
oleh orang-orang tertentu.
Beberapa bukti empiris mendukung adanya pasar efisien, khususnya di
Amerika Serikat, tetapi bukti-bukti yang tidak mendukung juga banyak. Sehingga,
efisien tidaknya pasar modal, atau tepatnya masuk dalam kelompok bentuk efisien
mana sebuah pasar modal, tergantung dari ada tidaknya bukti tentang abnormal
return yang dapat diperoleh oleh investor. Dalam perkembangannya, para peneliti
sepertinya sepakat untuk menyebut bahwa pengujian terhadap bentuk kuat hipotesis
pasar efisien sering dikaitkan dengan keberhasilan dalam penggunaan akses
monopolistik terhadap informasi oleh pelaku pasar tertentu. Tentu saja efisiensi
bentuk kuat mengungguli baik pasar efisien bentuk lemah maupun bentuk semi-
kuat dan merupakan bentuk efisiensi paling tinggi dan secara empiris paling sulit
untuk diuji.
2.2.2 Signalling Theory
Signalling Theory atau Teori signal yang menunjukkan kecenderungan
adanya asimetri informasi antara pemilik perusahaan dan investor (Jensen dan
Meckling, 1976). Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi yaitu
dengan menerbitkan laporan keuangan, yang menyajikan seluruh unsur di
dalamnya termasuk laporan arus kas, karena dari laporan keuangan dapat diperoleh
informasi dan mengurangi ketidakpastian investor terhadap investasi yang
dilakukan. Informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan merupakan signal
bagi pemilik maupun pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan.
Signal tersebut dapat berupa laporan keuangan, atau bahkan informasi yang
-
28
menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan
lain.Sebelumnya investor akan menganalisis terlebih dahulu pengumuman
tersebut apakah merupakan sinyal positif atau sinyal negatif, jika pengumuman itu
bernilai positif bagi investor maka diharapkan pasar akan bereaksi saat
pengumuman diterima oleh pasar yang akan berdampak pada volume perdagangan
saham.
2.2.3 Analisis Teknikal (Analisis Pasar)
Analisis teknikal merupakan suatu studi yang dilakukan untuk mempelajari
berbagai kekuatan yang berpengaruh di pasar saham dan implikasi yang
ditimbulkannya pada harga saham. Analisis ini sering disebut juga dengan market
analysis (analisis pasar). Pada dasarnya, analisis teknikal ini berusaha untuk
mempelajari bagaimana pengaruh berbagai kekuatan seperti kekuatan supply
(penawaran) dan demand (permintaan) bisa memberikan pengaruh terhadap
pergerakan harga saham (Ang, 1997).
Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan seperti
harga saham, volume perdagangan saham, indeks harga saham gabungan dan
individu, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis. Salah satu cara yang cukup
popular digunakan untuk melakukan analisa teknikal adalah charting (gambar).
Beberapa contoh yang menjadi indikasi adanya pengaruh pasar terhadap pergerakan
harga saham adalah , pada kondisi pasar yang sedang bullish, pada umumnya harga
saham juga bergerak dengan pola yang sama, demikian pula dengan keadaan pasar
yang sedang bearish, harga saham umumnya juga bergerak dengan pola bearish.
Volume perdagangan juga mencerminkan kekuatan antara supply dan
-
29
demand yang merupakan manifestasi dari tingkah laku investor. Dengan naiknya
volume perdagangan maka keadaan pasar dikatakan menguat demikian pula
sebaliknya.
Sasaran yang ingin dicapai dari analisis ini adalah ketepatan waktu dalam
memprediksi harga (price movement) jangka pendek suatu saham, oleh karena itu
informasi yang berasal dari faktor-faktor teknis sangat penting bagi investor untuk
menentukan kapan saatnya suatu sekuritas (saham) dibeli dan kapan harus dijual.
Dananti (2004) menyatakan bahwa para analis teknikal percaya bahwa
gerakan saham akan mengikuti tren, baik menurun, meningkat maupun mendatar.
Pada saat pergerakan harga saham mencapai titik terendah dan mulai meningkat,
bagi para analis teknikal merupakan indikator untuk melakukan tindakan membeli
saham. Tren peningkatan harga saham tersebut akan mencapai puncaknya, para
analis teknikal biasanya akan menahan saham yang dimiliki untuk dijual di
kemudian hari. Tren berikutnya pada saat pergerakan harga saham yang mendatar,
para analis teknikal bisa saja menjual sahamnya, tetapi di satu sisi mereka mungkin
berharap akan terjadi tren peningkatan, sehingga mereka lebih memilih untuk
menahan sahamnya dan tidak segera dijual. Tetapi jika pada akhir tren mendatar,
ternyata diikuti tren penurunan harga saham, maka situasi ini bagi para analis
teknikal akan merupakan sinyal untuk menjual sahamnya, untuk menghindari
kerugian yang lebih besar akibat harga terus turun. Selain mempertimbangkan
informasi yang disediakan oleh data harga, analis teknikal juga mempercayai data
volume perdagangan sebagai indikator pergerakan harga masa yang akan datang.
Jadi dapat dikatakan bahwa keputusan investasi dalam analisis teknikal
-
30
mendasarkan diri pada data-data pasar di masa lalu (seperti data harga saham,
volume penjualan saham), sebagai dasar untuk mengestimasi harga saham di masa
mendatang (Tandelilin, 2001).
2.2.4 Return
Menurut Samsul (2006: 291), return adalah pendapatan yang dinyatakan
dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham ini
merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham, dimana jika untung
disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss. Menurut Brigham dan
Houston (2006: 215), return atau tingkat pengembalian adalah selisih antara
jumlah yang diterima dan jumlah yang diinvestasikan, dibagi dengan jumlah yang
diinvestasikan.
Suatu perusahaan akan sangat digemari oleh para investor ketika perusahaan
tersebut memberikan return yang tinggi ke para investor. Perusahaan dapat
mengembalikan modal yang ditanamkan para investor ke perusahaan karena ada
beberapa faktor misalnya penjualan yang meningkat, reputasi atau nama baik
perusahaan dianggap bersih di mata masyarakat sehingga mengangkat nilai dari
perusahaan tersebut. Jika perusahaan tersebut mendapatkan laba maka perusahaan
akan membagikan deviden ke para pemegang saham, namun apabila perusahaan
mengalami kerugian maka yang akan mendapat sisa keuntungan dari perusahaan
tersebut adalah pemegang saham preferen terlebih dahulu, jika ada sisa baru
dibagikan ke pemegang saham biasa, tapi jika tidak ada sisa maka pemegang
saham biasa tidak mendapatkan keuntungan sama sekali.
-
31
Menurut Jogiyanto (2009: 199), return merupakan hasil yang diperoleh dari
investasi. Dalam investasi apapun seorang investor pasti menginginkan hasil atau
return yang tinggi. Maka dari itu sebelum menentukan investasi apa yang kita pilih
kita harus melakukan analisis, ada dua analisis yang dapat digunakan untuk menilai
harga suatu saham yaitu analisi teknikal dan fundamental. Analisis teknikal adalah
sebuah metode peramalan pergerakan harga saham, indeks atau instrument
keuangan lainnya dengan menggunakan grafik berdasarkan data historis.
Pada analisis fundamental dilakukan dengan melihat laporan keuangan
perusahaan atau mempelajari kinerja perusahaan tersebut. Ada pepatah yang
mengatakan “don't put your money in one basket” artinya jangan menempatkan
semua uang yang ada pada satu investasi / perusahaan karena tidak ada yang tahu
kapan perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan atau kolaps, jadi ada baiknya
menginvestasikan sebagian uang pada banyak perusahan, karena tiap perusahaan
memiliki tingkat pengembalian yang berbeda yang mungkin dapat memberikan
keuntungan yang lebih. Return secara matematis dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut:
Return = 𝑃𝑡−𝑃𝑡−1
𝑃𝑡−1 .......... (1)
Keterangan:
Pt = harga saham pada periode t
Pt-1 = harga saham pada periode sebelumnya (t – 1)
-
32
2.2.2 Pasar Modal
Menurut (Husnan, 1998;3) Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar
unttuk berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang
diterbitkan pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pasar modal bisa jadi
digunakan perusahaan untuk mencari dana dengan cara menjual saham atau surat
berharga atas kepemilikan suatu perusahaan tertentu yang sah kepada masyarakat
/ investor. Alasan suatu perusahaan menjual sahamnya di pasar modal salah
satunya adalah untuk melakukan ekspansi perusahaan, semakin banyak dana yang
dihimpun perusahaan dari masyarakat / investor maka ekspansi perusahaan juga
akan semakin besar. Atau bisa juga dana yang dihimpun dari saham yang beredar
digunakan untuk membayar hutang yang nantinya akan digunakan untuk
memproduksi barang-barang/ jasa kembali.
Masyarakat / investor ketika akan melakukan investasi pastinya akan memilih
suatu perusahaan yang liquid dan memiliki kapitalisasi yang besar sehingga dapat
memberikan keuntungan sesuai dengan harapan para masyarakat / investor,
biasanya saham yang likuid dan memiliki kapitalisasi yang besar adalah saham
yang mendapat predikat saham LQ45 dari Bursa Efek Indonesia. Saham LQ45
dianggap mampu memberi keuntungan atau pengembalian keuntungan yang besar
bagi para investor, baik saham dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang.
-
33
2.2.3 Frekuensi Perdagangan Saham
Frekuensi perdagangan saham adalah berapa kali transaksi jual beli yang
terjadi pada saham yang bersangkutan pada waktu atau periode tertentu. Dengan
frekuensi transaksi perdagangan saham dapat diketahui saham tersebut diminati
investor atau tidak . Semakin banyak frekuensi perdagangan suatu saham maka
berarti saham tersebut semakin likuid. Sebaliknya jika saham tersebut frekuensi
perdagangannya sedikit berarti saham tersebut tidak likuid atau tidak menarik di
mata investor.
Banyak hal yang memengaruhi mengapa saham perusahaan tersebut
kurang laku dipasaran, salah satunya adalah hilangnya kepercayaan investor
terhadap perusahaan yang bersangkutan yang mungkin saja disebabkan karena
laporan keuangan yang tidak jelas sehingga minat beli investor anjlok, selain itu
manajemen yang buruk, terlalu banyak memiliki hutang dan juga kinerja perseroan
yang kurang baik, padahal tugas utama dari perseroan adalah meningkatkan asset
jika asset suatu perusahaan masih belum meningkat dari waktu ke waktu kinerja
perseroan harus dipertanyakan dan membuat para investor akan berpikir kembali
akan menanamkan dananya di perusahaan tersebut atau tidak dengan cara membeli
sahamnya.
2.2.4 Volume Perdagangan Saham
Volume perdagangan saham diartikan sebagai jumlah lembar saham yang
diperdagangkan pada waktu tertentu (Abdul dan Nasuhi, 2000). Di pasar modal
pergerakan suatu saham dapat dilihat dari frekuensi perdagangan saham /
banyaknya saham yang diperjualbelikan, volume perdagangan saham serta
-
34
kapitalisasi pasar. Semakin tinggi frekuensi perdagangan saham menggambarkan
berapa kali suatu saham diperjualbelikan dalam suatu periode tertentu, maka hal
ini akan sangat berpengaruh terhadap volume perdagangan saham.
Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang
digunakan dalam analisis teknikal pada penilaian harga saham dan suatu instrumen
yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi
melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar. Oleh
karena itu, perusahaan yang berpotensi tumbuh dapat berfungsi sebagai berita baik
dan pasar seharusnya bereaksi positif.
Banyaknya jumlah lembar saham yang dibeli hal ini dikarenakan saham
tersebut termasuk golongan saham yang baik dan digemari investor. Hal ini bisa
saja disebabkan karena perusahaan tersebut tidak memiliki dana yang
menganggur, semua dana digunakan untuk perputaran modal untuk melakukan
banyak hal misalnya ekspansi, membayar hutang/ kreditur, memproduksi barang
atau jasa untuk dijual kembali kepada masyarakat. Sehingga dengan aktifnya
perputaran modal dan diiringi dengan tingkat pendapatan dari perusahaan yang
meningkat akan menarik minat investor untuk menanamkan dananya atau
membeli saham perusahaan tersebut karena dianggap akan memberikan tingkat
pengembalian yang baik sesuai dengan harapan investor atau bahkan lebih.
-
35
Zulhawati (2000) menyatakan bahwa aktivitas volume perdagangan saham (i)
pada periode (t) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
TVAit=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑑𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑘𝑒−𝑡
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑘𝑒−𝑡
......... 2
2.2.5 Kapitalisasi Pasar
Kapitalisasi pasar merupakan nilai dari saham perusahaan yang beredar di
pasar. Nilai kapitalisasi pasar berbeda dengan nilai asset perusahaan. Bagi sebuah
perusahaan, kapitalisasi pasar sangatlah penting karena hal ini menggambarkan
nilai keseluruhan dari perusahaan tersebut. Tolak ukur dari suatu keberhasilan atau
kegagalan suatu perusahaan terbuka seringkali dikaitkan dengan pertumbuhan dan
besar kecilnya kapitalisasi pasar itu sendiri. Semakin besar nilai kapitalisasi
perusahaan maka akan semakin mahal harga dari perusahaan tersebut di pasar.
Kapitalisasi pasar dihitung dengan mengalikan jumlah lembar saham
beredar perusahaan tersebut dengan harga saham perusahaan pada saat ini.
Kapitalisasi pasar tidak didefinisikan sebagai bagus atau jeleknya suatu
perusahaan, namun dengan semakin besarnya kapitalisasi perusahaan tersebut
akan lebih mudah untuk mendapatkan dana. Kapitalisasi pasar yang tinggi sangat
membantu para investor untuk memprediksi besarnya pengaruh suatu perusahaan
ke index BEI, semakin besar kapitalisasi pasarnya maka akan semakin besar pula
pengaruhnya ke index, hal ini menjadi salah satu tolak ukur bagi investor apakah
akan membeli sham tersebut atau tidak dengan mengetahui besarnya kapitalisasi.
-
36
Saham-saham yang memiliki kapitalisasi yang besar dan memiliki
fundamental yang baik akan mengurangi resiko kerugian yang fatal di masa
mendatang dan cenderung stabil dalam pembagian deviden. Begitu pula dalam
jangka menengah (lebih dari 1 tahun), biasanya perusahaan ini akan memberikan
tingkat pengembalian / return yang lebih optimal, dan investor tidak perlu
memantau saham dengan kapitalisasi pasar yang tinggi setiap hari, cukup dengan
memantau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saja para investor akan
mengerti perkembangan dari saham tersebut.
Menurut Robert Ang (1997) kapitalisasi pasar dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Vs= Ps X Ss .......... 3
Keterangan:
Vs= kapitalisasi pasar
Ps= harga pasar / closing price
Ss= jumlah saham yang beredar
-
37
2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan suatu pernyataan atau pemecahan dari
suatu masalah yang sedang diteliti atau didentifikaasi untuk menentukan kejelasan
atau valid tidaknya proses penelitian secara keseluruhan atau dapat juga disebut
sebagai solusi dari permasalahan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan penjelasan sub bab sebelumnya, maka dapat dibuat kaitan
antara frekuensi perdagangan saham, volume perdagangan saham dan kapitalisasi
pasar terhadap return saham LQ45 dengan kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
2.4 Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa hipotesis penelitian yang dijadikan
sebagai acuan awal pada penelitian ini yang didasarkan pada teori-teori yang ada
dan penelitian terdahulu.
Frekuensi Perdagangan
Saham
Volume Perdagangan
Saham (TVAit)
Kapitalisasi Pasar (Vs)
Return Saham LQ45
H1
H2 (+)
H3 (+)
H4 (+)
-
38
H1: Frekuensi perdagangan saham, volume perdagangan saham dan kapitalisasi
pasar secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap return saham
LQ45
H2: Frekuensi perdagangan saham berpengaruh positif terhadap return saham
LQ45
H3: Volume perdagangan saham berpengaruh positif terhadap return saham LQ45
H4: Kapitalisasi pasar berpengaruh positif terhadap return saham LQ4
-
39