BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1 ...eprints.perbanas.ac.id/2719/4/BAB...
Embed Size (px)
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1 ...eprints.perbanas.ac.id/2719/4/BAB...

13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini disusun dengan merujuk pada penelitian terdahulu.
Berikut penjelasan secara garis besar mengenai penelitian terdahulu dengan
persamaan dan perbedaannya yang dapat mendukung penelitian ini.
1. Luciana Spica Almilia dan Supriyadi (2013)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh urutan
informasi dan pola penyajian informasi terhadap pengambilan keputusan
investasi. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu keputusan investor terhadap
penentuan nilai saham perusahaan sedangkan variabel independen dari penelitian
ini yaitu pola penyajian informasi dan urutan bukti-bukti. Partisipan pada
penelitian eksperimen ini sejumlah 91 orang Mahasiswa/i jurusan Akuntansi
Universitas swasta di Surabaya yang telah menempuh mata kuliah Analisa
Laporan Keuangan dan Manjaemen Investasi Pasar Modal. Desain penelitian
eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2x2, yaitu dengan pola penyajian
informasi (step by step dan end of sequence) dan urutan bukti (good news diikuti
bad news dan bad news diikuti good news). Teknik analisis yang digunakan pada
penelitian ini menggunakan pengujian statistik ANOVA dan uji t-test. Hasil dari
penelitian ini tidak terdapat perbedaan keputusan investasi antara partisipan yang
menerima urutan informasi good news diikuti bad news dibandingkan partisipan
yang menerima urutan informasi bad news diikuti good news untuk penyajian

14
informasi step by step. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan keputusan investasi antara partisipan yang menerima urutan informasi
good news diikuti bad news dibandingkan partisipan yang menerima urutan
informasi bad news diikuti good news untuk penyajian informasi end of sequence.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan
penelitian saat ini. Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat
ini yaitu:
1. Variabel dependen pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-
sama menggunakan pengambilan keputusan investasi.
2. Variabel independen pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini
sama-sama menggunakan pola penyajian informasi berupa step by step dan
end of sequence, dan urutan informasi.
3. Partisipan pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama
menggunakan Mahasiswa/i yang telah menempuh mata kuliah Analisa
Laporan Keuangan dan Manajemen Investasi Pasar Modal atau Manajemen
Investasi Portofolio.
4. Grand theory yang digunakan pada penelitian ini sama-sama menggunakan
teori Belief Adjustment.
Terdapat pula perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh
Luciana Spica dan Supriyadi dengan penelitian saat ini, yaitu:
1. Pada Desain eksperimennya. Pada peneitian terdahulu menggunakan desain
eksperimen 2x2, yaitu pola penyajian informasi (step by step dan end of
sequence) dan urutan bukti (good news diikuti bad news dan bad news diikuti

15
good news) sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan Desain
eksperimen 2x2x2 mixed design (between subject dan within subject) yaitu,
pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence) dan urutan bukti
(good news diikuti bad news dan bad news diikuti good news).
2. Jenis informasi yang digunakan pada penelitian terdahulu menggunakan jenis
informasi akuntansi saja, sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan
jenis informasi nonakuntansi saja.
2. Luciana Spica Almilia, Jogiyanto Hartono, Supriyadi, dan
Ertambang Nahartyo (2013)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh urutan penyajian
informasi dalam pengambilan keputusan investasi, serta menguji pengaruh pola
penyajian informasi dalam pengambilan keputusan investasi. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah pola penyajian informasi (step by step dan end of
sequence), urutan bukti (good news diikuti bad news dan bad news diikuti good
news), dan tipe informasi (akuntansi, nonakuntansi, serta kombinasi dari informasi
akuntansi dan nonakuntansi), sedangkan variabel dependen pada penelitian ini
menggunakan efek keputusan investor terhadap penentuan nilai saham
perusahaan. Partisipan pada penelitian ini adalah Mahasiswa Akuntansi dan
Manajemen yang telah menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan serta
manajemen investasi dan pasar modal. Penelitian ini menggunakan desain
eksperimen dengan desain penelitian 2x2x3, yaitu pola penyajian informasi (step
by step dan end of sequence), urutan bukti (good news diikuti bad news dan bad

16
news diikuti good news), dan tipe informasi (akuntansi, nonakuntansi, serta
kombinasi dari informasi akuntansi dan nonakuntansi). Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji t-test. Hasil penelitian ini
menunjukkan “judgment bias”, khususnya efek kekinian akan lebih tinggi ketika
pola penyajian informasi bersifat sekuensial atau bertahap. Hasil dari penelitian
ini juga menunjukkan adanya recency effect dalam pengambilan keputusan
investasi apabila informasi disajikan secara step by step dan tidak terjadi efek
urutan dalam pengambilan keputusan investasi jika informasi disajikan secara
simultan end of sequence.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan
penelitian saat ini, adapun persamaannya yaitu:
1. Variabel dependen yang digunakan sama-sama menggunakan pengambilan
keputusan investasi.
2. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini sama-sama
menggunakan pola penyajian informasi dan urutan informasi.
3. Partisipan pada penelitian ini sama-sama menggunakan Mahasiswa yang
telah menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan Manajemen
Investasi Pasar Modal atau Manajemen Investasi Portofolio.
Adapun terdapat beberapa perbedaan antara penelitian terdahulu
dengan penelitian saat ini, yaitu:
1. Pada penelitian terdahulu mengunakan desain eksperimen 2x2x3, yaitu pola
penyajian informasi (step by step dan end of sequence), urutan bukti (good
news diikuti bad news dan bad news diikuti good news), dan tipe informasi

17
(akuntansi, nonakuntansi, serta kombinasi dari informasi akuntansi dan
nonakuntansi), berbeda dengan penelitian saat ini yang menggunakan desain
eksperimen 2x2x2 mixed design (between subject dan within subject), yaitu
pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence), urutan bukti
(good news diikuti bad news dan bad news diikuti good news), seri informasi
(seri informasi panjang dan seri informasi pendek).
2. Jenis informasi yang digunakan, pada penelitian terdahulu menggunakan jenis
informasi akuntansi, nonakuntansi, dan kombinasi dari informasi akuntansi
dan nonakuntansi, sedangkan pada peneliian saat ini menggunakan jenis
informasi nonakuntansi saja.
3. Pada penelitian terdahulu menggunakan web based facilities dimana
partisipan akan mengisi kuesioner melalui web yang telah dibuat oleh
peneliti, sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan paper and pencil
based eksperiment yang kuesionernya akan dibagikan dan diisi secara manual
oleh partisipan.
3. Dipankar Gosh dan Anne Wu (2012)
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
meneliti kemungkinan atau tidak mungkin dari ukuran kinerja finansial dan non
finansial perusahaan pada rekomendasi analisis keuangan untuk melakukan
divestasi atau investasi dalam sebuah perusahaan. Variabel independen pada
penelitian ini adalah ukuran kinerja (finansial dan non finansial) dan keuntungan
mereka (menguntungkan atau tidak menguntungkan). Partisipan pada penelitian

18
ini yaitu para analis keuangan. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen
dengan desain eksperimen 2x2 between subject design yaitu, pengukuran kinerja
(keuangan dan non keuangan) dan tingkat keuntungan (menguntungkan atau tidak
menguntungkan). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran kinerja
finansial dan non finansial dan kemungkinan yang terjadi berdampak interaktif
dengan rekomendasi analis.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian tedahulu dengan
penelitian saat ini. Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat
ini yaitu:
1. Topik yang digunakan pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini
sama-sama menggunakan topik keputusan investasi.
2. Penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan jenis
penelitian eksperimen.
3. Pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan
data primer, yaitu data diperoleh langsung dari partisipan.
Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini
yaitu:
1. Pada penelitian terdahulu menggunakan desain eksperimen between subject
design yaitu, pengukuran kinerja (keuangan dan nonkeuangan) dan tingkat
keuntungan (menguntungkan atau tidak menguntungkan).
2. Variabel independen yang digunakan pada penelitian terdahulu menggunakan
ukuran kinerja dan keuntungan mereka, sedangkan pada penelitian saat ini

19
menggunakan variabel independen pola penyajian informasi, urutan
informasi, dan seri informasi.
3. Partisipan penelitian terdahulu yaitu analis keuangan, sedangkan partisipan
pada penelitian saat ini yaitu Mahasiswa S1 Akuntansi dan S1 Manajemen di
STIE Perbanas Surabaya yang telah menempuh mata kuliah Analisa Laporan
Keuangan dan Manajemen Investasi Pasar Modal atau Manajemen Investasi
Portofolio.
4. Sri Wahyuni dan Jogiyanto Hartono (2012)
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dan Jogiyanto ini bertujuan
untuk memberikan bukti empiris mengenai efek pengingat dan anchoring
adjustment pengumuman laba. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu
evaluasi investor terhadap kinerja perusahaan melalui perkiraan sedangakan
variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor perlakuan. Partisipan pada
penelitian ini yaitu Mahasiswa Magister dan program Doktor. Penelitian
eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2x3x2 yaitu, pengungkapan laba
(gain and loss), pengulangan dari laba sebelumnya di pengumuman saat ini yang
terdiri dari tiga tingkatan (profit, keuntungan ditambah deskripsi, dan laba
disesuaikan ditambah deskripsi), dan pengulangan pengumuman dengan
gambaran berbeda dari periode berjalan dan periode saat ini ditambah salinan laba
periode sebelumnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seorang investor
mengevaluasi kinerja dari perusahaan yang lebih baik ketika informasi
keuntungan dari periode sebelumnya, sementara dari periode sebelumnya

20
menggunakan nilai patokan atau nilai awal yang diungkapkan dalam
pengumuman laba periode saat ini, dan sebaliknya pada rugi periode sebelumnya
investor cenderung menilai bahwa kinerjanya buruk.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan
penelitian saat ini, adapun persamaannya yaitu, penelitian eksperimen dengan
topik yang sama yaitu keputusan investasi. Sedangkan perbedaan penelitian
terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu:
1. Partisipan pada penelitian terdahulu adalah Mahasiswa magister dan program
Doktor, sedangkan pada penelitian saat ini ada Mahasiswa S1 Akuntansi dan
S1 Manajemen di STIE Perbanas Surabaya yang sedang dan/atau telah
menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan/atau Manajemen
Investasi Pasar Modal atau Manajemen Investasi Portofolio.
2. Variabel independen pada penelitian ini adalah faktor perlakuan sedangkan
variabel independen pada penelitian saat ini ada pola penyajian informasi, seri
informasi, dan urutan informasi.
5. Robert Pinsker (2011)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali penelitian yang
dilakukan oleh Pinsker pada tahun 2007 dengan menambah informasi dua puluh
menjadi empat puluh guna menentukan recency menjadi primacy, dan adanya
perbedaan atau potensi memburuk dari order effect saat dibandingkan dengan pola
pengungkapan. Variabel independen pada penelitian ini adalah pola penyajian

21
informasi (step by step dan end of sequence) dan Urutan informasi (good news
diikuti bad news dan bad news diikuti good news).
Partisipan pada penelitian ini adalah Mahasiswa University of South
Florida sejumlah 127 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan desain eksperimental 2x2 yaitu, pola penyajian informasi (step by
step dan end of sequence) dan Urutan informasi (good news diikuti bad news dan
bad news diikuti good news). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah ANOVA. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat efek urutan yang
membuktikan bahwa terjadi recency effect yang memberikan bobot pada akhir
informasi dan nilai rata-rata kondisi sekuensial tidak signifikan daripada nilai rata-
rata pada kondisi simultan.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan
penelitian saat ini. Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat
ini yaitu:
1. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini sama-sama
menggunakan pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence)
dan Urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news diikuti good
news)
2. Partisipan yang digunakan pada penelitian terdahulu sama-sama
menggunakan partisipan Mahasiswa.
3. Grand theory yang digunakan pada penelitian terdahulu dengan penelitian
sekarang sama-sama menggunakan Belief Adjustment theory.

22
Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Pinsker dengan
penelitian saat ini yaitu:
1. Kriteria partisipan yang digunakan adalah Mahasiswa yang telah menempuh
mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan Manajemen Investasi Pasar
Modal atau Manajemen Investasi Portofolio.
2. Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian Pinsker menggunakan
Desain eksperimen 2x2, yaitu pola penyajian informasi (step by step dan end
of sequence) dan Urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news
diikuti good news) sedangkan pada penelitian ini menggunakan desain
eksperimen 2x2x2 mixed design (between subject dan within subject), yaitu
pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence) dan urutan
informasi (good news diikuti bad news dan bad news diikuti good news), dan
seri informasi (seri informasi panjang dan seri informasi pendek.
6. Luciana Spica Almilia (2010)
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menguji pengaruh order effect
dalam pengambilan keputusan investasi. Penelitian ini berusaha untuk
mengembangkan penelitian Pinsker (2007) serta Ashton dan Kennedy (2002)
dengan menguji pengaruh recency effect pada pola pengungkapan step by step
(SbS) dan end of sequence (EoS) terkait keputusan penilaian perusahaan dengan
menggunakan informasi keuangan perusahaan. Variabel dependen pada penelitian
ini yaitu revisi keputusan investor terkait penilaian harga saham, sedangkan
variabel independen pada penelitian ini yaitu pola pengungkapan step by step

23
(SbS) dan end of sequence (EoS) dan urutan informasi (++-- dan --++). Partisipan
pada penelitian ini sejumlah 91 orang Mahasiswa jurusan akuntansi perguruan
tinggi swasta di Surabaya. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain
eksperimen 2x2 yaitu pola pengungkapan informasi (step by step dan end of
sequence) dan urutan informasi (++-- dan --++). Teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu uji analisis statistik ANOVA, uji T, dan uji one way
ANOVA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh order effect
dalam pengambilan keputusan investasi, yaitu recency effect, dan tidak adanya
pengaruh recency effect pada informasi yang disajikan dengan pola pengungkapan
end of sequence.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan
penelitian saat ini, adapun persamaannya yaitu:
1. Variabel dependen pada penelitian terdahulu sama dengan variabel dependen
pada penelitian saat ini yaitu keputusan investor terkait penilaian harga
saham.
2. Variabel independen pada penelitian terdahulu sama dengan variabel
independen pada penelitian saat ini yaitu pola pengungkapan step by step
(SbS) dan end of sequence (EoS) dan urutan informasi (++-- dan --++).
3. Partisipan pada penelitian terdahulu sama dengan partisipan pada penelitian
saat ini yaitu Mahasiswa jurusan Akuntansi perguruan tinggi swasta di
Surabaya.
Terdapat beberapa perbedaan penelitian tedahulu dengan penelitian
saat ini, adapun beberapa perbedaannya yaitu pada desain eksperimen yang

24
digunakan, desain eksperimen pada penelitian terdahulu yaitu desain eksperimen
2x2, yaitu pola pengungkapan informasi (step by step dan end of sequence ) dan
urutan informasi (++-- dan --++). Sedangkan pada penelitian saat ini
menggunakan desain ekperimen 2x2x2 mixed design (between subject dan within
subject) yaitu, pola pengungkapan informasi (step by step dan end of sequence)
dan urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news diikuti good
news), seri informasi (informasi seri panjang, dan informasi seri pendek).
7. Liza Alvia dan Dedhy Sulistiawan (2009)
Penelitian ini menggunakan ide penelitian dari Hogarth dan Einhorn’s
(1992) dan dikombinasikan dengan penelitian Lipe dan Salterio (2000) yang
kemudian dikembangkan oleh Dilla dan Steinbart (2005). Ide penelitian Hogart
dan Einhorn’s (1992) adalah tentang pengujian efek resensi atau kekinian dalam
proses revisi keyakinan atas penyajian informasi secara berurutan, sedangkan ide
dari Lipe dan Salterio (2000) yang kemudian diperbaharui oleh Dilla dan Steinbart
(2005) tentang efek pembelajaran dalam proses penggunaan informasi yang
diperuntukkan dalam pengambilan keputusan. Ketiga ide tersebut berhubungan
dengan bias dalam pengambilan keputusan. Penelitian yang dilakukan oleh Liza
dan Dedhy bertujuan untuk mengetahui adanya efek resensi pada informasi
gabungan pada pola penyajian sekuensial, dan mengetahui efek pengetahuan dari
analisis teknikal dalam pengambilan keputusan investasi. Variabel independen
dari penelitian ini adalah jenis informasi (fundamental dan teknikal), karakter
informasi sekunsial (informasi positif diikuti negatif dan informasi negatif diikuti

25
positif) dan faktor pengetahuan (memiliki pengetahuan tentang analisis teknikal
dan tidak memiliki pengetahuan tentang analisis teknikal). Sedangkan Variabel
dependen pada penelitian ini adalah keputusan investasi. Penelitian ini tergolong
penelitian eksperimental yang menggunakan partisipan sebanyak 182 Mahasiswa
Jurusan Akuntansi di Universitas Surabaya. Pada penelitian eksperimen ini
menggunakan desain eksperimen 2x2x2, yaitu jenis informasi (fundamental dan
teknikal), karakter informasi sekunsial (informasi positif diikuti negatif dan
informasi negatif diikuti positif) dan faktor pengetahuan (memiliki pengetahuan
tentang analisis teknikal dan tidak memiliki pengetahuan tentang analisis
teknikal). Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji ANOVA.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat efek kekinian atau resensi dalam
pengambilan keputusan investasi pada saham ketika informasi nonakuntansi
disajikan secara berurutan yang masing-masing bermuatan positif dan negatif.
Pada penelitian ini juga menunjukkan terjadinya perbedaan keputusan berbasis
analisis teknis antara kelompok yang mendapatkan pengetahuan mengenai analisis
teknikal dengan kelompok yang tidak mendapatkan pengetahuan mengenai
analisis teknikal, namun tidak terdapat perbedaan keputusan pada kelompok yang
tidak mendapatkan pengetahuan.
Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara penelitian
terdahulu dengan penelitian saat ini. Adapun persamaannya yaitu:
1. Topik yang digunakan pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini
sama-sama menggunakan topik keputusan investasi.

26
2. Grand theory yang digunakan pada penelitian terdahulu dengan penelitian
saat ini sama-sama menggunakan teori Belief Adjustment
3. Partisipan yang digunakan pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat
ini sama-sama menggunakan partisipan Mahasiswa.
4. Informasi yang digunakan sama-sama menggunakan informasi campuran,
yaitu bad news dan good news.
Perbedaan penelitian tedahulu dengan penelitian saat ini yaitu:
1. Penelitian terdahulu menggunakan desain eksperimen 2x2x2, yaitu jenis
informasi (fundamental dan teknikal), karakter informasi sekunsial (informasi
positif diikuti negatif dan informasi negatif diikuti positif) dan faktor
pengetahuan (memilki pengetahuan tentang analisis teknikal dan tidak
memiliki pengetahuan tentang analisis teknikal) berbeda dengan penelitian
saat ini yang menggunakan desain eksperimen 2x2x2 mixed design (between
subject dan within subject), yaitu pola pengungkapan informasi (step by step
dan end of sequence), urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad
news diikuti good news), seri informasi (informasi seri panjang dan informasi
seri pendek)
2. Pada penelitian terdahulu partisipan berasal dari Mahasiswa Jurusan
Akuntansi di Universitas Surabaya yang memiliki pengetahuan tentang
analisis teknikal berbeda dengan partisipan pada penelitian saat ini yang
menggunakan partisipan Mahasiswa Jurusan S1 Akuntansi dan S1
Manajemen di STIE Perbanas Surabaya yang telah dan/atau sedang

27
menempuh Mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan Manajemen Investasi
Pasar Modal atau Manajemen Investasi Portofolio
3. Jenis informasi yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah informasi
fundamental dan teknikal berbeda dengan penelitian saat ini yang
meggunakan jenis informasi nonakuntansi saja.
8. Robert Pinsker (2007)
Penelitian yang dilakukian oleh Robert Pinsker ini bertujuan untuk
menguji Model revisi keyakinan, yang menyatakan bahwa individu cenderung
lebih merespon informasi yang terakhir ketika pola informasi disajikan secara step
by step. Variabel independen pada penelitian ini ada dua yaitu pola penyajian
informasi (step by step dan end of sequence) dan Urutan informasi (good news
diikuti bad news dan bad news diikuti good news) sedangkan variabel dependen
penelitian ini adalah revisi kepercayaan (belief revision). Partisipan dalam
penelitian ini adalah Mahasiswa jurusan Akuntansi University of South Florida
sejumlah 129 Mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan desain eksperimental 2x2 yaitu pola penyajian informasi (step by
step dan end of sequence) dan Urutan informasi (good news diikuti bad news dan
bad news diikuti good news). Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
ANCOVA. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketika seperangkat
informasi seri pendek secara konsisten positif atau negatif yang diungkapkan
secara sekuensial, dibandingkan pengungkapan simultan, revisi kepercayaan pada
keputusan harga saham secara signifikan lebih besar dalam kondisi sekuensial.

28
Terdapat persamaan dan perbedaan dari penelitian terdahulu dengan
penelitian sekarang. Adapun persamaannya yaitu:
1. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini sama-sama
menggunakan pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence)
dan Urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news diikuti good
news)
2. Grand theory yang digunakan pada penelitian terdahulu dengan penelitian
sekarang sama-sama menggunakan Belief Adjustment theory.
3. Partisipan yang digunakan pada penelitian terdahulu sama-sama
menguunakan partisipan Mahasiswa.
Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang
yaitu, Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah 2x2, yaitu
pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence) dan Urutan informasi
(good news diikuti bad news dan bad news diikuti good news). Sedangkan pada
penelitian saat ini menggunakan Desain eksperimen 2x2x2 mixed design (between
subject dan within subject), yaitu pola penyajian informasi (step by step dan end of
sequence) dan Urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news diikuti
good news), dan seri informasi (seri informasi panjang dan seri informasi pendek).
9. Robert H. Ashton dan Jane Kennedy (2002)
Penelitian yang dilakukan oleh Ashton dan Kennedy ini bertujuan
untuk menguji pengaruh recency effect pada pola pengungkapan step by step
(SbS) dan end of sequence (EoS) terkait keputusan penilaian perusahaan dengan

29
menggunakan informasi keuangan perusahaan. Variabel independen yang
digunakan pada penelitian ini yaitu pola penyajian informasi (step by step, end of
sequence, dan self review debiaser) dan urutan informasi (++-- dan --++).
Partisipan pada penelitian ini yaitu 135 staff auditor pada KAP Big five yang
sedang mengikuti training. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain
eksperimen 3x2 yaitu, pola penyajian informasi (step by step, end of sequence,
dan self review debiaser) serta urutan informasi positif diikuti negatif (++--) dan
informasi negatif diikuti positif (--++). Teknik analisis yang digunakan pada
penelitian ini yaitu teknik ANCOVA. Hasil penelitian penelitian ini menunjukkan
adanya indikasi efek resensi pada pola penyajian step by step tetapi tidak terjadi
pada pola penyajian end of sequence dan debiaser dapat mengurangi tingkat
resensi.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan
penelitian saat ini, adapun persamaannya yaitu:
1. Pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan
variabel independen pola penyajian step by step dan end of sequence.
2. Pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan
jenis penelitian eksperimen.
Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini
yaitu:
1. Informasi penilaian yang digunakan pada penelitian terdahulu menggunakan
informasi keuangan sedangkan informasi penilaian yang digunakan pada
penelitian saat ini yaitu informasi nonakuntansi atau informasi non keuangan.

30
2. Partisipan pada penelitian terdahulu berbeda dengan partisipan pada
penelitian saat ini. Partisipan pada penelitian terdahulu adalah staff auditor
pada KAP Big five yang sedang mengikuti training sedangkan partisipan pada
penelitian saat ini yaitu Mahasiswa S1 Akuntansi dan S1 Manajemen yang
telah menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan Manajemen
Investasi Pasar Modal atau Manajemen Investasi Portofolio.
3. Desain eksperimen pada penelitian terdahulu berbeda dengan desain
eksperimen pada penelitian saat ini. Pada penelitian terdahulu menggunakan
desain eksperimen 3x2, yaitu pola penyajian informasi (step by step, end of
sequence, dan self review debiaser) serta urutan informasi (positif diikuti
negatif dan informasi negatif diikuti positif), sedangkan pada penelitian saat
ini menggunakan desain eksperimen 2x2x2 mixed design (between subject
dan within subject), yaitu pola penyajian informasi (step by step dan end of
sequence), urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news
diikuti good news), seri informasi (seri informasi panjang dan seri informasi
pendek).
10. Jane E. Baird dan Robert C. Zelin (2000)
Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui adanya efek
urutan pada laporan dewan direksi (presidents letter) yang merupakan laporan
kualitatif dalam laporan tahunan. Variabel independen yang digunakan dalam
peneitian ini yaitu end of sequence, urutan informasi (++--,--++), dan jenis
informasi (informasi masa lalu dan informasi prediksi masa depan). Partisipan

31
pada penelitian ini adalah 92 Mahasiswa Midwestern United states. Penelitian
eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2x2 yaitu urutan informasi (++--
,--++), dan jenis informasi (informasi masa lalu dan informasi prediksi masa
depan). Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu Uji beda A
Mann-whitney Test. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa adanya primacy
terhadap informasi masa lalu dan terjadi primacy terhadap informasi tentang masa
depan, dimana hasil penelitian ini mendukung dari hipotesis yang diajukan oleh
peneliti. Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan
penelitian saat ini, adapun persamaannya yaitu:
1. Sama-sama menggunakan variabel independen end of sequence dan urutan
informasi.
2. Partisipan pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama
menggunakan partisipan Mahasiwa.
Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini
yaitu:
1. Desain eksperimen pada penelitian terdahulu menggunakan desain
eksperimen 2x2, yaitu urutan informasi (++--,--++), dan jenis informasi
(informasi masa lalu dan informasi prediksi masa depan) sedangkan pada
penelitian saat ini menggunakan desain eksperimen 2x2x2 mixed design
(between subject dan within subject), yaitu pola penyajian informasi (step by
step dan end of sequence), urutan informasi (good news diikuti bad news dan
bad news diikuti good news), seri informasi (seri informasi panjang dan seri
informasi pendek).

32
2. Partisipan Mahasiswa pada penelitian terdahulu menggunakan Mahasiswa
Midwestern United states sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan
partisipan Mahasiswa di STIE Perbanas Surabaya yang telah dan/atau sedang
menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan/atau Manajemen
Investasi Pasar Modal atau Manajemen Investasi Portofolio.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Model Belief Adjustment
Bayes’ Theorem merupakan Model revisi keyakinan normatif yang paling
dominan sebelum tahun 1988. Bayes’ Theorem pada saat itu menjadi populer
karena konsekuensi logis dari probabilitas kondisional dalam revisi keyakinan.
Hogarth dan Einhorn (1992) mengajukan dan menguji teori tentang Model
keyakinan yang kemudian biasa disebut Model Belief Adjustment. Model ini
didasarkan pada asumsi bahwa ketika seseorang memproses informasi secara
keseluruhan dan memiliki keterbatasan mengenai kapasitas memori, individu
cenderung mengubah keyakinannya melalui proses penyesuaian. Mereka
menyatakan ketika individu memperoleh bukti baru maka mereka merevisi
kembali keyakinan dengan proses penyesuaian.
Model Belief Adjustment yang dikembangkan oleh Hogarth dan
Einhorn telah mempertimbangkan tiga karakteristik yaitu: arah, kekuatan, dan
tipe. Pada penelitian Ashton dan Ashton (1988) menyatakan bahwa Model Belief
Adjustment telah mempertimbangkan dua karakteristik penting yang diabaikan
dalam Bayes’ Theorem, yaitu pola penyajian informasi dan urutan informasi.

33
Ashton dan Ashton (1988) menyatakan bahwa Model Belief Adjustment yang
dikembangkan oleh Hogarth dan Einhorn telah merepresentasikan sikap individu
terhadap bukti.
Pertimbangan individu dalam mengambil keputusan akan bergantung
pada urutan atau susunan bukti yang disajikan. Ada beberapa tipe pengaruh
susunan salah satunya yaitu primacy effect, primacy effect terjadi apabila
pertimbangan yang tidak seimbang dipengaruhi oleh bukti yang disajikan diawal
dari pada bukti yang disajikan di akhir. Tipe pengaruh susunan yang lainnya yaitu
recency effect, recency effect yaitu terjadi apabila pertimbangan yang tidak
seimbang dipengaruhi oleh bukti yang disajikan di akhir daripada bukti yang
disajikan di awal. Hasil penelitian Ashton dan Ashton (1988) menunjukkan bahwa
tinjauan keyakinan auditor akan bergantung pada susunan dari urutan bukti yang
diterima dan cara bukti tersebut disajikan. Berdasarkan dari hasil temuan ini
membuktikan bahwa individu akan mudah mengubah keyakinannya ketika bukti-
bukti baru diterimanya.
Pengaruh urutan informasi menurut Model Belief Adjustment
memprediksi apakah terjadinya primacy effect, recency effect, atau no order effect.
Efek yang berbeda dalam Belief Adjustment disebabkan oleh perbedaan tipe
urutan dan waktu penyajian bukti. Primacy effect dan recency effect diaplikasikan
pada bukti campuran yakni positif dan negatif, sedangkan no order effect
diaplikasikan pada bukti yang konsisten yakni seluruhnya positif atau negatif.
Hogart dan Einhorn (1992) memberikan bukti bahwa dalam kondisi tertentu
individu cenderung membobot informasi terkini lebih penting dari pada informasi

34
sebelumnya atau yang disebut dengan recency effect, akibat adanya efek tersebut
membuat individu dalam mengambil keputusan cenderung bias karena individu
mengambil keputusan hanya didasarkan pada informasi yang diterima terakhir
kali bukan dari substansi atau isi dari informasi tersebut. Tuttle et al. (1997)
menunjukkan bahwa urutan informasi mempengaruhi pergerakan harga saham.
Informasi good news adalah informasi mengenai kinerja perusahaan yang baik,
sedangkan informasi bad news adalah informasi mengenai kinerja perusahaan
yang buruk. Jika urutan informasi good news diikuti bad news maka individu
cenderung downward bias, sedangkan jika urutan informasi bad news dikuti good
news maka individu cenderung upward bias. Setiap investor menginginkan
kondisi yang memberi berbagai kemudahan, yaitu ketersediaan informasi yang
akurat dan pelayanan yang cepat. Dengan kondisi tersebut maka keputusan yang
dibuat menjadi akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Ketidakakuratan
informasi menyebabkan timbulnya kondisi spekulasi yang jauh lebih tinggi dalam
setiap analisis dan menyebabkan mahalnya informasi yang akurat sehingga
berakibat pada kondisi pasar yang tidak sehat.
Penelitian ini berusaha memberikan bukti bahwa pola penyajian step
by step dan end of sequence dapat dijadikan metode dalam pengambilan
keputusan investasi berdasarkan informasi nonakuntansi. Informasi nonakuntansi
menurut Sharralisa (2012) adalah informasi selain laporan keuangan yang terdapat
pada laporan tahunan perusahaan. Fokus informasi nonakuntansi pada penelitian
ini adalah Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility yang
telah disajikan oleh perusahaan pada laporan tahunan perusahaan yang tergolong

35
sebagai informasi nonakuntansi. Sedangkan informasi akuntansi adalah informasi
yang berasal dari laporan keuangan perusahaan. Menurut Irham Fahmi (2015)
fokus utama dari laporan keuangan adalah informasi informasi mengenai kinerja
perusahaan yang tersedia dengan mengukur laba (earning) dan komponenya.
Menurut Hessel Nogi (2003) Good Corporate Governance adalah
sistem dan struktur untuk mengelola perusahaan dengan tujuan untuk
meningkatkan nilai pemegang saham (stakeholder value) serta mengalokasikan
berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaa seperti kreditor, supplier,
asosiasi usaha, konsumen, pekerja, pemerintah dan masyarakat luas. Demirag
(2005) menjelaskan bahwa Corporate Social Responsibility merupakan sikap
perusahaan dan tanggung jawab kepada masyarakat sosial, etika dan
permasalahan lingkungan dan termasuk pengembangan berkelanjutan. Hasil
penelitian dari Cox, Brammer dan Millington (2004) dan McLachlan dan Gardner
(2004) menunjukkan bahwa investor institusional lebih memperhatikan laporan
kinerja sosial perusahaan. Glac (2009) menunjukkan bahwa investor an expressive
decision frame adalah investor yang cenderung memfokuskan pada nilai-nilai
sosial lebih cenderung mengorbankan return lebih tinggi untuk pilihan investasi
yang memfokuskan pada pertanggungjawaban sosial, dibandingkan dengan
investor a financial decision frame adalah investor yang memfokuskan pada
perolehan pendapatan dalam memilih portofolio saham. Sedangkan informasi
akuntansi menurut Irham Fahmi (2015) adalah informasi mengenai kinerja
perusahaan yang tersedia dengan mengukur laba (earning) dan komponennya.
Pada Umumnya, Bagi investor dalam memahami laporan keuangan sebagai

36
rujukan melihat kinerja keuangan investor berfokus pada tiga laporan, yaitu:
neraca, laporan laba rugi dan saldo laba, dan perubahan posisi keuangan. Ditinjau
dari sudut pandang manajemen laporan keuangan yang berisi informasi akuntansi
adalah media yang digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja
keuangan yang dikelolanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sementara
itu, jika ditinjau dari sudut pandang pemakai laporan keuangan khususnya
investor informasi akuntansi ini diharapkan dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan investasi yang rasional.
Menurut Irham Fahmi (2015 : 20) Sebagai pendukung dalam
pengambilan keputusan, Investor sebaiknya tidak hanya berfokus pada tiga
laporan keuangan yaitu: neraca, laporan laba rugi dan saldo laba, perubahan posisi
keuangan tetapi juga berfokus pada sumber lain yang dapat dijadikan sebagai
pendukung dalam pengambilan keputusan. Sumber lain yang dijadikan
pendukung dalam pengambilan keputusan investasi pada penelitian ini yaitu
informasi nonakuntansi. Informasi nonakuntansi penting untuk digunakan dalam
pengambilan keputusan investasi dikarenakan informasi nonakuntansi berisi
tentang prospek perusahaan dimasa depan.
Model Belief Adjustment menyatakan bahwa apabila informasi
disajikan menggunakan pola penyajian step by step atau berurutan individu akan
merevisi keyakinan setelah menerima informasi yang baru. Model Belief
Adjustment menyatakan pada seri informasi pendek dan sederhana recency effect
kemungkinan akan terjadi. Sedangkan primacy effect akan diprediksikan terjadi
pada pola penyajian end of sequence dengan seri informasi pendek dan sederhana.

37
Primacy effect ini terjadi ketika bukti pertama lebih dipertimbangan daripada
bukti yang terakhir.
Pola penyajian informasi pada Model Belief Adjustment ini terdiri dari
dua yaitu step by step dan end of sequence. Pola penyajian step by step adalah
pola penyajian informasi yang disajikan secara bertahap atau berurutan. Pola
penyajian end of sequence adalah pola penyajian informasi yang disajikan secara
simultan atau keseluruhan.
Komponen dalam teori Belief Adjustment yang dikembangkan oleh Hogarth dan
Einhorn (1992) adalah sebagai berikut:
1. Sequential Process, Hogarth dan Einhorn (1992) telah berargumentasi bahwa
penyesuaian terhadap keyakinan pada kenyataannya adalah aktivitas umum
yang dilakukan oleh manusia. Proses berurutan adalah asumsi yang
mendasari teori Belief Adjustment.
2. Task Variables. Teori Belief Adjustment telah mempertimbangkan tiga
variabel tugas, yaitu: kompleksitas tugas, panjangnya seri bukti dan pola
penyajian informasi.
a. Kompleksitas tugas adalah fungsi penurunan familiaritas tugas.
b. Panjangnya seri bukti menujukkan jumlah bukti yang akan dievaluasi.
Tugas yang mengevaluasi bukti antara dua sampai dengan 12 bukti
merupakan seri bukti pendek, sementara jika bukti terdiri dari lebih 17
bukti diklasifikasikan sebagai seri bukti panjang.
c. Pola penyajian informasi merupakan bagaimana bukti akan dievaluasi.
Dua pola penyajian informasi yang diperkenalkan dalam teori Belief

38
Adjustment yaitu : step by step atau pola penyajian beururtan dan pola
penyajian end of sequence atau pola penyajian simultan. Dalam pola
penyajian informasi step by step, bukti dievaluasi satu persatu secara
berurutan, sedangkan pola penyajian end of sequence seluruh bukti
dievaluasi dalam waktu yang bersamaan.
Efek perbedaan yang terjadi pada Model Belief Adjustment ini
disebabkan oleh perbedaan dalam tipe, urutan, dan waktu penyajian bukti
informasi. Beberapa efek perbedaan tersebut yaitu primacy effect, recency effect,
dan no order effect.
2.2.2 Recency Effect, Primacy Effect dan No Order Effect
Model Belief Adjustment mengklasifikasikan dua kemungkinan efek urutan pada
bukti gabungan yaitu recency effect dan primacy effect. Recency effect terjadi
ketika bukti terakhir yang diterimanya lebih dipertimbangkan daripada bukti awal.
Primacy effect terjadi ketika bukti pertama lebih dipertimbangkan daripada bukti
yang terakhir. Sedangkan no order effect terjadi ketika urutan dari bukti negatif
pertama yang diikuti bukti negatif kedua memiliki pengaruh yang sama pada
revisi keyakinan jika urutan bukti negatif kedua diikuti bukti negatif pertama dan
sebaliknya. Berikut gambaran prediksi efek urutan pada Model yang
dikembangkan oleh Hogarth dan Einhorn (1992).

39
Tabel 2.1
EKSPEKTASI EFEK URUTAN BERDASARKAN MODEL BELIEF
ADJUSTMENT
Simple Complex
End of sequence Step by step End of sequence Step by step
Mixed information set
Short
Long Primacy
Primacy
Recency
Primacy
Recency
Primacy
Recency
Primacy
Consistant information set
Short
Long
Primacy
Primacy
No effect
Primacy
No effect
Primacy
No effect
Primacy
Sumber: Hogarth dan Einhorn (1992)
Tabel 2.1 menunjukkan bahwa ketika seperangkat informasi campuran
(urutan++-- atau --++) maka prediksi efek urutan yang terjadi adalah:
1. Jika seri informasi pendek, informasi sederhana dan pola penyajian
informasi End of sequence terjadi primacy effect.
2. Jika seri informasi panjang, informasi sederhana dan pola penyajian
informasi End of sequence terjadi primacy effect.
3. Jika seri informasi pendek, informasi sederhana dan pola penyajian
informasi End of sequence terjadi recency effect.
4. Jika seri informasi panjang, informasi sederhana dan pola penyajian
informasi End of sequence terjadi recency effect.
5. Jika seri informasi pendek, informasi kompleks dan pola penyajian
informasi End of sequence terjadi recency effect.

40
6. Jika seri informasi panjang, informasi kompleks dan pola penyajian
informasi End of sequence terjadi primacy effect.
7. Jika seri informasi pendek, informasi kompleks dan pola penyajian
informasi step by step terjadi recency effect.
8. Jika seri informasi panjang, informasi kompleks dan pola penyajian
informasi step by step terjadi primacy effect.
Tabel 2.1 menunjukkan bahwa ketika seperangkat informasi konsisten
(urutan++++ atau ----) maka prediksi efek urutan yang terjadi adalah:
1. Jika seri informasi pendek, informasi sederhana dan pola penyajian
informasi End of sequence terjadi primacy effect.
2. Jika seri informasi panjang, informasi sederhana dan pola penyajian
informasi End of sequence terjadi primacy effect.
3. Jika seri informasi pendek, informasi sederhana dan pola penyajian
informasi step by step tidak terjadi efek urutan
4. Jika seri informasi panjang, informasi sederhana dan pola penyajian
informasi step by step terjadi primacy effect.
5. Jika seri informasi pendek, informasi kompleks dan pola penyajian
informasi End of sequence terjadi primacy effect.
6. Jika seri informasi panjang, informasi kompleks dan pola penyajian
informasi End of sequence terjadi primacy effect.
7. Jika seri informasi pendek, informasi kompleks dan pola penyajian
informasi step by step tidak terjadi efek urutan.

41
8. Jika seri informasi panjang, informasi kompleks dan pola penyajian
informasi step by step terjadi primacy effect.
2.3 Kerangka Pemikiran
Pada sub bab penelitian ini akan dijelaskan tentang kerangka
pemikiran. Kerangka pemikiran di bawah ini dibuat untuk mempermudah
pemahaman mengenai pengaruh antara variabel dependen dengan variabel
independen yang dapat ditunjukkan dengan Gambar 2.1. Pada Gambar 2.1 ini
menggambarkan pengujian pengaruh pola penyajian informasi (step by step dan
end of sequence), urutan bukti informasi (++-- dan --++), dan seri informasi (seri
informasi panjang dan seri informasi pendek) terhadap pengambilan keputusan
investasi.
Model Belief Adjustment yang dikembangankan oleh Hogarth dan
Einhorn (1992) memprediksi terdapat dua jenis efek urutan yang kemungkinan
dapat terjadi yaitu recency effect dan primacy effect. Prediksi recency effect
kemungkinan terjadi pada seri informasi pendek apabila: (1) apabila urutan
informasi yang disajikan bersifat gabungan dan pola penyajian informasi step by
step pada informasi sederhana. (2) apabila urutan informasi yang disajikan bersifat
gabungan dan pola penyajian informasi step by step dan end of sequence pada
informasi kompleks. Sedangkan prediksi primacy effect kemungkinan terjadi pada
informasi seri pendek apabila: (1) apabila urutan informasi yang disajikan bersifat
gabungan pada pola penyajian end of sequence pada informasi sederhana.
Sedangkan akan terjadi primacy effect pada seri informasi panjang apabila: (1)

42
apabila informasi yang disajikan bersifat gabungan pada pola penyajian informasi
end of sequence dan step by step pada informasi sederhana. (2) apabila informasi
yang disajikan bersifat gabungan pada pola penyajian end of sequence dan step by
step pada informasi kompleks.
Penelitian ini menguji pola penyajian informasi (step by step dan end
of sequence), urutan bukti informasi (++-- dan --++), seri informasi (seri informasi
panjang dan seri informasi pendek) sebagai metode dalam pengambilan keputusan
investasi. Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini disajikan pada gambar
2.1 sebagai berikut:

43
Sumber: diolah oleh peneliti
Gambar 2.1
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
Skenario 2A
Pola penyajian: Step by step
Urutan bukti: good news diikuti bad news
Seri informasi: panjang
Skenario 2B
Pola penyajian: Step by step
Urutan bukti: bad news diikuti good news
Seri informasi: panjang
Skenario 6A
Pola penyajian: Step by step
Urutan bukti: good news diikuti bad news
Seri informasi: pendek
Skenario 4B
Pola penyajian: End of sequence
Urutan bukti: bad news diikuti good news
Seri informasi: panjang
Skenario 8A
Pola penyajian: End of sequence
Urutan bukti: good news diikuti bad news
Seri informasi: pendek
Skenario 8B
Pola penyajian: End of sequence
Urutan bukti: bad news diikuti good news
Seri informasi: pendek
Skenario 4A
Pola penyajian: End of sequence
Urutan bukti: good news diikuti bad news
Seri informasi: panjang
Skenario 6B
Pola penyajian: Step by step
Urutan bukti: bad news diikuti good news
Seri informasi: pendek
Pengambilan
keputusan skenario 2A
UJI BEDA
UJI BEDA
UJI BEDA
Pengambilan
keputusan skenario 2B
UJI BEDA
Pengambilan
keputusan skenario 6A
Pengambilan
keputusan skenario 8B
Pengambilan
keputusan skenario 8A
Pengambilan
keputusan skenario 4B
Pengambilan
keputusan skenario 4A
Pengambilan
keputusan skenario 6B

44
Kerangka pemikiran teoritis menjelaskan bahwa Pada skenario 2A,
partisipan akan menerima pola penyajian informasi step by step dengan urutan
informasi good news diikuti bad news pada seri informasi panjang dan pada
skenario 2B partisipan akan menerima pola penyajian step by step dengan urutan
informasi bad news diikuti good news pada seri informasi panjang. Berdasarkan
Tabel 2.1 yang telah dijelaskan sebelumnya, Pada skenario 2A partisipan akan
cenderung memberikan proporsi yang lebih tinggi pada informasi yang
diterimanya paling awal (primacy), sama halnya pada skenario 2B bahwa
partisipan akan cenderung memberikan proporsi yang lebih tinggi pada informasi
yang diterimanya paling awal atau disebut dengan primacy effect.
Pada skenario 6A partisipan akan menerima informasi dengan pola
penyajian step by step dengan urutan informasi good news diikuti bad news pada
seri informasi pendek dan skenario 6B partisipan akan menerima informasi
dengan pola penyajian step by step dengan urutan informasi bad news diikuti good
news pada seri informasi pendek. Pada skenario 6A dan 6B partisipan cenderung
memberikan proporsi yang lebih tinggi pada informasi yang diterimanya paling
akhir (recency) atau disebut juga terjadi recency effect.
Pada skenario 6A partisipan akan menerima informasi dengan pola
penyajian yang berbeda pada skenario sebelumnya, yaitu pola penyajian end of
sequence, urutan informasi good news diikuti bad news dan pada seri informasi
panjang. Pada skenario 6B partisipan juga akan menerima informasi yang tidak
jauh berbeda dengan skenario 6A yaitu, pola penyajian end of sequece, urutan
informasi bad news diikuti good news, dan seri informasi panjang. Berdasarkan

45
Tabel 2.1 menjelaskan bahwa terjadi primacy effect yaitu, partisipan cenderung
memberikan proporsi yang lebih tinggi pada informasi yang diterimanya paling
awal.
Pada skenario 8A partisipan akan memperoleh informasi dengan pola
penyajian end of sequence, urutan informasi good news diikuti bad news, dan seri
informasi pendek. Sedangkan pada skenario 8B partisipan akan memperoleh
informasi dengan pola penyajian end of sequence, urutan informasi bad news
diikuti good news, dan seri informasi pendek. Pada skenario tersebut partisipan
akan cenderung memberikan proporsi pada informasi yang diterimanya paling
awal atau disebut juga primacy effect.
2.4 Hipotesis Penelitian
Pada dasarnya investor membutuhkan banyak pertimbangan dalam
mengambil keputusan investasi. Investor dituntut untuk memiliki kemampuan
dalam memahami informasi yang telah diungkapkan oleh perusahaan dikarenakan
perusahaan memiliki informasi positif dan negatif yang diungkapkan pada laporan
tahunan, maka diperlukannya kemampuan investor dalam memahami isi informasi
agar investor tidak terpengaruh oleh urutan informasi dan isi dari informasi
tersebut. Pertimbangan individu dalam mengambil keputusan bergantung pada
urutan atau susunan bukti yang disajikan. Ada beberapa tipe pengaruh susunan
salah satunya yaitu primacy effect, primacy effect terjadi apabila pertimbangan
yang tidak seimbang dipengaruhi oleh bukti yang disajikan diawal dari pada bukti
yang disajikan di akhir. Tipe pengaruh susunan yang lainnya yaitu recency effect,

46
recency effect yaitu terjadi apabila pertimbangan yang tidak seimbang dipengaruhi
oleh bukti yang disajikan di akhir daripada bukti yang disajikan diawal.
Model Belief Adjustment mengkasifikasikan dua kemungkinan efek
urutan pada bukti gabungan yaitu recency effect dan primacy effect. Recency
effect terjadi ketika bukti terakhir yang diterimanya lebih dipertimbangkan
daripada bukti awal. Primacy effect terjadi ketika bukti pertama lebih
dipertimbangkan daripada bukti yang terakhir. Sedangkan no order effect terjadi
ketika urutan dari bukti negatif pertama yang diikuti bukti negatif kedua memiliki
pengaruh yang sama pada revisi keyakinan jika urutan bukti negatif kedua diikuti
bukti negatif pertama dan sebaliknya.
Penelitian yang dilakukan oleh Luciana Spica dan Supriyadi (2013)
menyatakan bahwa terdapat perbedaan keputusan investasi antara partisipan yang
menerima urutan informasi good news diikuti bad news dibandingkan partisipan
yang menerima urutan informasi bad news diikuti good news untuk penyajian
informasi step by step. Pada penelitian Luciana Spica et al. (2013) menunjukkan
bahwa adanya recency effect dalam pengambilan keputusan investasi apabila
informasi disajikan secara step by step. Hasil penelitian Ashton dan Ashton (1988)
menunjukkan bahwa tinjauan keyakinan auditor bergantung pada susunan dari
urutan bukti yang diterima dan cara bukti tersebut disajikan. Berdasarkan dari
hasil temuan ini membuktikan bahwa individu mudah mengubah keyakinannya
ketika bukti-bukti baru di terimanya.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan rancangan eksperimental
maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

47
H1: Terdapat perbedaan pengambilan keputusan investasi antara partisipan
yang menerima informasi good news diikuti bad news dibandingkan
partisipan yang menerima informasi bad news diikuti good news pada
pola penyajian step by step dan seri informasi panjang.
Berdasarkan teori Model Belief Adjustment, jika seri informasi pendek,
informasi kompleks dan pola penyajian informasi step by step maka terjadi
recency effect. Ashton dan Kennedy (2002) menunjukkan adanya indikasi efek
resensi pada pola penyajian step by step tetapi tidak terjadi pada pola penyajian
end of sequence dan self review debiaser dapat mengurangi tingkat resensi.
Pinsker (2007) juga menyimpulkan bahwa ketika seperangkat informasi dengan
seri pendek secara konsisten positif (negatif) yang diungkapkan secara sekuensial,
dibandingkan dengan pengungkapan simultan, revisi kepercayaan pada keputusan
harga saham secara signifikan lebih besar dalam kondisi sekuensial. Berdasarkan
hasil penelitian terdahulu dan rancangan eksperimental maka diajukan hipotesis
sebagai berikut:
H2: Terdapat perbedaan pengambilan keputusan investasi antara partisipan
yang menerima informasi good news diikuti bad news dibandingkan
partisipan yang menerima informasi bad news diikuti good news pada
pola penyajian step by step dan seri informasi pendek.
Liza Alvia dan Dedhy Sulistyawan (2009) menyatakan pada
penelitiannya bahwa efek resensi menyebabkan seseorang cenderung untuk
mengambil keputusan yang bias karena keputusannya hanya didasarkan pada
informasi yang didapat paling akhir bukan dari substansi informasi tersebut.

48
Sedangkan dalam hal pengetahuan seseorang cenderung menggunakan
pengetahuan yang dimiliki dalam pengambilan sebuah keputusan. Penelitian yang
dilakukan oleh Luciana Spica (2010) menyatakan, ketika investor melakukan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investor cenderung memulai dengan
keyakinan awal kemudian melakukan revisi atas keyakinan tersebut. Revisi atas
keyakinan tersebut didasarkan pada kekuatan dan arah dari bukti audit yang telah
didapat. Akan tetapi seringkali pertimbangan atas revisi keyakinan tersebut
bukanlah esensi ataupun substansi dari bukti melainkan urutan dari bukti.
Demikian pula pada hasil penelitian Pinsker (2011) yang mengemukakan bahwa
terdapat efek urutan yang membuktikan bahwa terjadi recency effect yang
memberikan bobot pada akhir informasi dan nilai rata-rata kondisi sekuensial
tidak signifikan daripada nilai rata-rata pada kondisi simultan.
H3: Terdapat perbedaan pengambilan keputusan investasi antara partisipan
yang menerima informasi good news diikuti bad news dibandingkan
partisipan yang menerima informasi bad news diikuti good news pada
pola penyajian end of sequence dan seri informasi panjang.
Pengaruh urutan menurut Model Belief Adjustment memprediksi
apakah terjadinya primacy effect, recency effect, atau no order effect. Efek yang
berbeda dalam Belief Adjustment disebabkan oleh perbedaan tipe urutan dan
waktu penyajian bukti. Primacy effect dan recency effect diaplikasikan pada bukti
campuran yakni positif dan negatif, sedangkan no order effect diaplikasikan pada
bukti yang konsisten yakni seluruhnya positif atau negatif.

49
Menurut Bazerman (1994) Pertimbangan investor untuk pengambilan
keputusan investasi didasarkan pada tahapan yang sistematis dan akurat. Namun,
adanya bounded rationality menyebabkan pertimbangan dalam proses
pengambilan keputusan cenderung menggunakan strategi heuristik, yaitu
penyederhanaan proses pengambilan keputusan. Baird dan Zelin (2000)
membuktikan pada penelitiannya bahwa terjadi efek primacy pada informasi masa
lalu dan terjadi efek primacy pada informasi masa depan dimana hasil tersebut
mendukung penelitiannya. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan rancangan
eksperimental maka diajukan hipotesis sebagai berikut:
H4: Terdapat perbedaan pengambilan keputusan investasi antara partisipan
yang menerima informasi good news diikuti bad news dibandingkan
partisipan yang menerima informasi bad news diikuti good news pada
pola penyajian end of sequence dan seri informasi pendek.