BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...
-
Upload
phamnguyet -
Category
Documents
-
view
222 -
download
1
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...
![Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Basis Akuntansi Akrual
Modul diklat kemenkeu 2014 menyatakan bahwa basis akuntansi
merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang berperan menentukan saat kapan
pengaruh atas transaksi maupun kejadian harus diakui untuk tujuan penyusunan
laporan keuangan. Pada umumnya, diketahui dua basis akuntansi, yaitu basis kas
(cash basis of accounting) dan basis akrual (accrual basis of accounting). Basis
akrual menghendaki pencatatan berdasarkan apa yang seharusnya menjadi
pendapatan dan beban perusahaan pada suatu periode. Dengan demikian, suatu
perusahaan akan mencatat pendapatannya berdasarkan seluruh pendapatan yang
telah menjadi hak perusahaan, terlepas apakah hak itu telah sudah dalam bentuk
kas atau tidak, sebalikya juga untuka kun beban. Dengan demikian terlihat
bahwa metode pencatatan basis akrual lebih memberikan gambaran yang tepat
mengenai kondisi keuangan perusahaan.
Penerapan akuntansi maupun basis akuntansi pada pemerintahan
sebelum dilakukan reformasi pengelolaan keuangan negara, telah menerapkan
sistem pencatatan single entry. Halim (2004) pencatatan transaksi ekonomi
dilakukan dengan mencatat satu kali, yang mengakibatkan bertambahnya kas
akan dicatat di sisi penerimaan dan yang mengakibatkan berkurangnya kas akan
dicatat pada sisi pengeluaran. Dengan sistem pencatatan ini, berarti pemerintah
tidak memiliki catatan tentang piutang dan utang, dan yang paling penting
Universitas Sumatera Utara
![Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/2.jpg)
catatan tentang aset tetap yang dimiliki dan kekayaan bersih. Tendensinya
pemerintah tidak pernah menampilkan neraca sebagai bentuk laporan keuangan
yang menggambarkan posisis keuangan pemerintah.
Modul akuntansi berbasis akrual departemen keuangan tahun 2014
kelebihan dan kekurangan basis akuntansi baik basis kas, kas menuju akrual dan
akrual penuh disajikan berikut:
Tabel.2.2 Kekurangan dan Kelebihan Basis Akuntansi
Basis Akuntansi Kelebihan Kekurangan
Kas a. sederhana
b. mudah dipahami dan
dilaksanakan
c. pelaksanaan audit relatif mudah
d. pengendalian belanja lebih muda
a. Rentan manipulasi arus kas
b. Sikap cenderungan belanja sampai
anggaran habis
c. Tidak ada pengendalian aset non kas
melalui sistem akuntansi
d. Aset terabaikan (tidak ekonomis,
efisien, efektif)
e. Pembengkakan utang dan risiko
kebangkrutan tidak terdeteksi.
f. Cukup hanya memberikan gambaran
parsial tentang keuangan negara
g. Tidak mengakomodir hubungan
antara analisis ekonomis dengan
output organisasi
h. Tidak menggambarkan beban
keuangan yang sebenarnya yaitu
beban penyusutan aset tetap,
amortisasi dan deplasi
i. Laporan dalam bentuk neraca tidak
ada, sehingga tidak diketahui posisi
dan risiko keuangan (blind spot
accounting).
Universitas Sumatera Utara
![Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/3.jpg)
Kas Menuju
Akrual
a. menyediakan laporan keuangan
sesuai UU
b. Kementerian/Lembaga dapat
mengimplementasikan relatif
cukup baik.
c. Telah menyediakan informasi
akrual meskipun secara
periodik.
a. Belum memperlihatkan kinerja
pemerintah secara keseluruhan.
Lebih fokus pada sumber daya-
Financial
b. beban keuangan yang
sesungguhnya tidak digambarkan,
karenabeban yang diakrualkan
(beban penyusutan, beban
penyisihan piutang tak tertagih,
beban yang terutang lainnya) tidak
diinformasikan dalam LRA maupun
laporanlainnya.
c. Kurang memberikan jejak atas
perubahan nilai ekuitas pemerintah,
karena setiap transaksi terkait aset
dan kewajiban akan langsung
membebani ekuitas.
d. Hanya memberikan gambaran
parsial bukan menyeluruh tentang
keuangan negara (UU 17 Tahun
2003)
e. Informasi akrual hanya dapat
disajikan secara periodik yaitu pada
saat pelaporan (semester dan
tahunan). Namun sewaktu-waktu
jika dibutuhkan posisi hak dan
kewajiban maka akan diperlukan
usaha-usaha tambahan yang tidak
berdasarkan sistem (by system)
f. Integrasi dengan Sistim
Perbendaharaan dan Anggaran
Negara (SPAN) sangat sulit
dilakukan. SPAN menggunakan
Commercial Off The Shelf (COTS)
yaitu Oracle Finance yang
menyediakan sistem berdasarkan
pilihan hanya basis kas atau basis
akrual, tidak untuk Modified Accrual
sehingga bila menggunakan Kas
Menuju Akrual tetap menggunakan
aplikasi yang dikembangkan sendiri
seperti yang ada saat ini.
Universitas Sumatera Utara
![Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/4.jpg)
Akrual a. Laporan Keuangan sudah lebih
baik dengan tujuan
pengambilan keputusan (
memenuhi azas semakin baik
informasi,maka semakin baik
keputusan).
b. Pengalokasian sumber daya
lebih dapat diketahui akurasinya
c. Penilaian kinerja yang lebih
akurat dalam satu tahun
pelaporan. Tendensinya
penilaian kesehatan keuangan
sangat berhubungan pada
kinerja.
d. Pelaporan nilai aset, kewajiban
dan ekuitas yang lebih baik;
e. indikator penilaian biaya suatu
program/kegiatan akan lebih
baik;
f. Sesuai Reformasi Manajemen
Keuangan pemerintah sesuai
UU;
g. Sesuai dengan international best
practices. (prinsip prakik
akuntansi internasional.
h. Mengakumulasi kewajiban
pembayaran dana pensiun
(prediksi jumlah besaran dana
pada masa mendatang)
i. sinkronisasi belanja modal
dengan akuntansi penyusutan;
j. deteksi risiko default hutang
yang akan jatuh tempo
bersanksi denda;
k. alternatif perundingan dan
penjadwalan utang yang
mungkin tak mampu dibayar di
masa depan yang masih jauh,
Universitas Sumatera Utara
![Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/5.jpg)
tanpa tergesa-gesa;
l. Permintaan hair cut apabila
posisi keuangan terlihat tidak
tertolong lagi daripada
melanjutkan operasi organisasi.
m. Lebih logis di mata
negara/lembaga donor untuk
pertangungjawaban pinjaman
luar negeri
n. gambaran keuangan lebih
menyeluruh dari sekedar
gambaran kas karena sudah
dapat membandingak
pendapatan dan biaya operasi;
o. Mengubah perilaku keuangan
para penggunanya menjadi lebih
transparan dan akuntabel serta
lebih bertanggunjawab.
Salah satu hasil studi yang dilakukan oleh International Federation of
accounting Public Sector Committee (2002) dalam modul Kementrian
Keuangan 2014, menyatakan bahwa pelaporan keuangan berbasis akrual
bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah sehubungan dengan biaya
jasa pelayanan, efisiensi dan pencapaian sasara. Dengan pelaporan berbasis
akrual, pengguna dapat mengidentifikasi posisi keuangan organisasi pemerintah
dan pergerakannya. Seperti bagaimana pemerintah mendanai kegiatan maupun
operasinalnya sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan anggaran agar dapat
mengukur kapasitas pemerintah sesungguhnya. Akuntansi yang berbasis akrual
juga memungkinkan pemerintah untuk mengidentifikasi kesempatan dalam
menggunakan sumber daya masa depan dan mewujudkan pengelolaan yang baik
sumber daya tersebut.
Universitas Sumatera Utara
![Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/6.jpg)
Dengan paradigma mengunakan basis akrual maka dapat meningkatkan
efesiensi dan efektifitas sistim keuangan entitas publik, pengendalian fiskal,
manajemen aset yang handal dan akuntabel, pengungkapan informasi yang lebih
lengkap, sehingga membantu pengguna dalam pengembilan keputusan serta
peningkatan akuntabilitas pengangaran, pelaksanaan dan pertanggunjawaban.
Konsep akrual basis didasarkan pada dua pilar yaitu:
1. Pengakuan pendapatan :
Saat pengakuan pendapatan pada basis akrual adalah pada saat pemerintah
mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan pemerintah.
Dalam konsep basis akrual, kapan kas / setara kas benar-benar diterima bukan
yang utama. Oleh karena itu, dalam basis akrual akan muncul estimasi
piutang tak tertagih, karena penghasilan sudah diakui meskipun kas belum
diterima.
2. Pengakuan beban:
Beban diakui pada saat kewajiban membayar telah terjadi. Sehingga dengan
kata lain, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka momen ini
dapat dianggap sebagai starting point munculnya biaya meskipun beban
tersebut belum dibayar.
Lebih rinci transaksi akrual pendapatan dan belanja diatas sebagai berikut:
a. pendapatan yang masih harus diterima; merupakan pendapatan yang sampai
dengan periode pelaporan belum diterima oleh karena adanya tunggakan
pungutan (pajak, retribusi) maupun pendapatan serta transaksi lainnya yang
Universitas Sumatera Utara
![Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/7.jpg)
menimbulkan hak tagih dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan
kemasyarakatan . akan disajikan sebagai piutang.
b. pendapatan diterima dimuka; merupakan pendapatan yang diterima dan
sudah disetor ke rekening kas umum negara/daerah, namun wajib setor
(penerima manfaat) belum menikmati barang/jasa/fasilitas pemerintah
(pemberi manfaat). Bisa juga dalam bentuk pendapatan pajak/bukan pajak
yang telah disetor oleh wajib pajak ke rekening kas umum negara/daerah
yang sesuai hasil pemeriksaan dan/atau penelitian oleh pihak yang berwenang
terdapat lebih setor atas pajak/bukan pajak. disajikan sebagai kewajiaban
jangka pendek.
c. belanja yang masih harus dibayar; yaitu kewajiban yang timbul akibat hak
atas barang/jasa yang telah diterima dan dinikmati dan/atau perjanjian
komitmen yang dilakukan oleh organisasi pemerintah (penerima manfaat),
namun sampai akhir periode pelaporan belum dilakukan pembayaran/
pelunasan/ realisasi atas hak/ perjanjian/komitmen tersebut terhadap pemberi
manfaat. Disajikan sebagai kewajiban jangka pendek.
d. belanja dibayar dimuka; merupakan pengeluaran yang telah dibayarkan dari
rekening kas umum negara/daerah dan membebani pagu anggaran, namun
barang/jasa/ fasilitas dari pihak ketiga belum diterima organisasi pemerintah.
Pada neraca disajikan sebagai piutang.
Lebih lanjut, study no. 14 of IFAC- Public Sector Committee (2003)
benefits of accrual Accountin, pragraph 1.19 finacial report prepared on an
accrual basis allow user to : assess the acconttability for all resources the entity
controls and deployment of those resources; assess the performance, financial
Universitas Sumatera Utara
![Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/8.jpg)
position and cash flows of the entity; and make decisions about providing
resources to, or doing busines with, the entity.
Pernyataan ini mensyaratkan bahwa Laporan keuangan yang disajikan dengan
basis akrual dapat mambantu pengguna laporan untuk: menilai akuntabilitas
pengelolaan seluruh sumber daya oleh suatu entitas, menilai kinerja, posisi
keuangan dan arus kas dari suatu entitas dan pengambilan keputusan mengenai
penyediaann sumber daya atau melakukan bisnis dengan suatu entitas .
4Berdasarkan uraian teoritis diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi
berbasis akrual mempunyai berbagai keunggulan dibandingkan dengan basis
akuntansi Kas maupun basis akuntansi Kas Menuju Akrual, dan hal ini sejalan
dengan perkembangan praktik akuntansi yang sehat secara internasional
(international best practices.)
2.1.2 Laporan keuangan Berbasis akrual
Ditegaskan dalam Kerangka Konseptual Lampiran I PP No.71 Tahun
2010, laporan keuangan yang disusun oleh entitas untuk menyediakan informasi
yang relevan mengenai posisi keuangan dan besrta seluruh transaksi yang
dilakukan oleh suatu entitas tersebut selama satu periode pelaporan. Unsur
komonen laporan keuangan pemerintah berbasis akrual terdiri dari a. Laporan
untuk Pelaksanaan Anggaran, meliputi Laporan Realisasi Anggaran dan
Laporan Perubahan SAL, b. Laporan Finansial, meliputi Neraca, Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas. Degan
menyusun laporan keuangan pemerintah yang terdiri dari laporan pelaksanaan
anggaran dan laporan financial lengkap dengan komponenya maka entitas
pemerintah tersebut telah menerapakan basis akuntansi akrual dimana prinsip-
Universitas Sumatera Utara
![Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/9.jpg)
prinsip akuntansi yang menentukan saat pengaruh atas transaksi maupun
kejadian harus diakui guna penyusunan laporan keuangan.
Laporan keuangan akrual mengakui pendapatan pada saat hak telah
diperoleh (earned) atau berpindah kepemilikan dan beban (belanja) diakui ketika
kewajiban timbul atau sumber daya digunakan. Pengakuan aset dilakukan pada
saat potensi ekonomi masa depan diperoleh dan mempunyai nilai yang dapat
diukur dengan andal, dan kewajiban diakui pada saat pinjaman diterima atau
pada saat kewajiban (utang) timbul. Pendapatan didasarkan pencatatan basis kas
yaitu semua penerimaan dalam bentuk tunai atau kas yang dicatat organisasi
pemerintah. Jumlah pendapatan yang dilaporkan adalah sama dengan total uang
yang diterima kas perusahaan suatu periode. LKPD disusun bertujuan
menyajikan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan sumber daya
yang digunakan serta seluruh transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan yang dihasilkan hendaknya
dapat memberikan penyajian yang terbuka, jujur dan menyeluruh kepada
pengguna (stakeholders), serta dalam lingkup manajemen pemda dapat
memudahkan fungsi yang dibangun dalam perencanaan, pengelolaan dan
pertangungjawaban serta pengendalian atas aset, kewajiban, dan ekuitas
pemerintah.
Basis akuntansi yang terapkan dalam laporan keuangan pemerintah
daerah adalah basis akrual untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset,
kewajiban, dan ekuitas. Akrual basis untuk LO berarti bahwa pendapatan diakui
pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi meskipun kas
belum diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah (RKUD) atau oleh
Universitas Sumatera Utara
![Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/10.jpg)
entitas pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan
pengurangan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum
dikeluarkan dari (RKUD) atau entitas pelaporan. Demikan mengenai
pendapatan seperti bantuan pihak luar/asing dalam bentuk jasa disajikan pula
pada LO.
Lebih lanjut PP. No 71 tentang kerangka konseptual paragraf 64
menjelaskan bilamana anggaran disusun dan dilaksanakan atas dasar basis kas
(cash basis), maka Laporan Realisasi Anggaran (LRA) disusun atas dasar basis
kas, menunjukkan bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada
saat kas diterima di rekening kas umum negara/daerah atau oleh entitas
pelaporan serta belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas
dikeluarkan dari rekening kas umum negara/daerah. Demikian halnya , bilamana
anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis akrual (accrual basis),
maka laporan realisasi anggaran disusun berdasarkan basis akrual. Basis akrual
untuk Neraca menunjukkan bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui dan
dicatat pada saat terjadinya transaksi, dengan kata lain pada saat kejadian atau
kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan.
Komponen laporan keuangan antara basis kas menuju akrual dengan
akrual penuh disajikan berikut :
Tabel 2.1 Komponen Pokok akuntansi PP 24 2005 dan PP 71 2010
Karakteristik PP 24 Tahun 2005 PP 71 Tahun 2010
Universitas Sumatera Utara
![Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/11.jpg)
Komponen
Pokok
Laporan
Keuanga
n
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas (CaLAK)
4. Catatan atas Laporan Keuangan (K)
1. Laporan realisasi Anggaran (LRA)
2. Laporan Perubahan Saldo
3. Anggaran Lebih (Laporan Perubahan
SAL)
4. Neraca
5. Laporan Operasional (LO)
6. Laporan Arus Kas (LAK)
7. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
8. Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK)
H
Hubungan
antar
kompon
en
laporan
1. Laporan finansial
LO LPE Neraca
Laporan pelaksanaan anggaran;
LRA Laporan Perubahan SAL
Basis Akuntansi 1. Neraca Kas
2. LRA Kas
1. Neraca Akrual
2. LRA Kas
3. Laporan Operasional Kas
Sumber PP 24 tahun 2005 dan PP 71 Tahun 2010
Sesuai dengan uraian diatas diketahui perbedaan mendasar dari
komponen laporan keuangan antara PP 24 tahun 2005 dengan PP no 71 tahun
2010 terletak pada Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LSAL) dan
Laporan Operasional (LO).
2.1.3 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Sistim akuntansi adalah rancangan formulir, catatan, dan laporan yang
yang terintegrasi untuk menyediaakan informasi keuangan yang dibutuhkan
Universitas Sumatera Utara
![Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/12.jpg)
oleh manajemen agar memudahkan pengelolaan perusahaan. Unsurnya meliputi
formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta
laporan. Pemendagri 13 Tahun 2006 pasal 232, bahwa sistim akuntansi
keuangan daerah merupakan integrasi prosedur mulai dari proses pengumpulan
data, pencatatan, pengiktisaran, sampai dengan penyajian laporan keuangan
dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dapat secara manual
maupun aplikasi komputer. Pasal 233 menegaskan sistim akuntansi keuangan
daerah sekurang-kurangnya terdiri dari a. prosedur akuntansi penerimaan kas, b.
prosedur akuntansi pengeluaran kas, c. prosedur akuntansi aset tetap atau barang
milik daerah dan d. prosedur akuntansi selain kas.
PP 71 tahun 2010 pasal 1 ayat 11 bahwa Sistim akuntansi pemerintah dinilai
lebih relevan dalam imlementasi akuntansi basis akrual , didefenisikan sebagai
rangkaian sestematik dari prosedur, penyelenggaraan, peralatan, dan elemen lain
dalam mewujudkan fungsi akuntansi mulai analisis transaksi sampai dengan
pelaporan keuangan di lingkungn organisasi pemerintah. Dimaksudkan proses
penyusunan laporan keuangan dengan sistim akuntansi yang memadai.
Ketentuan ini menghendaki entitas pemerintah pusat dan entitas pemerintah di
daerah harus membuat sistim akuntansi pada entitas yang di kelolanya masing-
masing.
Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 membagi sistim akuntansi terdiri atas a.
sistim akuntansi Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD ) meliputi tehnik
pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas pendapatan -Laporan
Operasional (LO), beban, pendapatan –Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
belanja, transfer, pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian, dan
Universitas Sumatera Utara
![Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/13.jpg)
koreksi, penyusunan laporan keuangan PPKD serta penyusunan laporan
keuangan konsolidasian pemerintah daerah, b. sistim akuntansi Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) meliputi tehnik pencatatan, pengakuan dan
pengungkapan atas pendapatan -Laporan Operasional (LO), beban, pendapatan –
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), belanja, transfer, pembiayaan, aset,
kewajiban, ekuitas, penyesuaian, dan koreksi, penyajian laporan keuangan
SKPD.
Penegasan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 bahwa untuk penerapan
basis akuntansi akrual, Pemerintah Daerah terlebih dahulu membuat dan
menetapkan kebijakan akuntansi Pemerintah Daerah yang meliputi kebijakan
akuntansi pelaporan keuangan dan kebijakan akuntansi akun, kemudian Sistim
Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) dan Bagan Akun Standar (BAS).
Pemerintah daerah akan membuat aturan dan kebijakan tentang Sistem
Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD), yang merupakan suatu instrumen untuk
mengoperasionalkan prinsip-prinsip akuntansi yang telah ditetapkan dalam SAP
dan kebijakan akuntansi melalui peraturan kepala daerah baik peraturan
Gubernur, Bupati maupun walikota yang mengacu pada pedoman Umum Sistim
Akuntansi Pemerintahan. Pedoman umum ini diatur oleh menteri dalam negari
(mendagri) setelah berkoordinasi dengan menteri keuangan.
Laporan keuangan konsolidasi adalah perwujudan laporan keuangan
gabungan oleh laporan keuangan PPKD dan laporan keuangan SKPD menjadi
satu laporan keuangan entitas tunggal, dalam hal ini adalah laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
![Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/14.jpg)
pemda sebagai entitas pelaporan. Laporan keuangan konsolidasian disusun oleh
PPKD yang dalam hal ini bertindak mewakili pemda sebagai konsolidator.
Laporan konsolidasi dibuat dikarenakan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
(SAPD) dibangun dengan arsitektur pusat dan cabang (Home Office – Branch
Office). PPKD berperan sebagai kantor pusat, sedangkan SKPD berperan
sebagai kantor cabang. Dapat diilustrasikan dengan skema berikut.
Sumber: Modul Akutansi Akrual Depkeu 2014
Gbr. 2.1 Bagan Konsolidasi Laporan Kuangan PEMDA.
Bagan ini menjelaskan satuan kerja pengelola keuangan daerah
(SKPKD) menyusun laporan keuangan konsolidasi sebagai konsolidator,
menyusun laporan keuangan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
sebagai entitas akuntansi dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun
laporan keuangan SKPD sebagai entitas akuntansi. Laporan keuangan
konsolidasi disusun dengan menggabungkan/mengkonsolidasikan laporan
keuangan dari seluruh SKPD dengan PPKD. Proses penyusunan laporan
keuangan konsolidasi ini terdiri atas 2 tahap utama, yakni tahap penyusunan
kertas kerja (worksheet) konsolidasi dan tahap penyusunan laporan keuangan
gabungan pemerintah daerah sebagai entitas pelaporan.
PPKD
(Kantor Pusat Sebagai Konsolidator)
PKD
(dalam Fungsi Entitas
Akuntansi)
Laporang Kuangan Konsolidasian
SKPD
Sebagai entitas
akuntansi
Universitas Sumatera Utara
![Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/15.jpg)
2.1.4 Kompetensi Sumber Daya Manusia
Hasibuan (2000) mengemukakan bahwa sumber daya manusia adalah
semua manusia yang terlibat di dalam suatu organisasi dalam mengupayakan
terwujudnya tujuan organisasi. Nawawi (2003) mendefenisikan SDM arti
mikro, secara sederhana adalah manusia atau pegawai yang bekerja atau
menjadi anggota suatu organisasi yang disebut personil, pegawai, karyawan,
pekerja, tenaga kerja. Dapat dimaknai bahwa sumber daya manusia (SDM)
adalah semua orang yang terlibat yang bekerja untuk mencapai tujuan
perusahaan. Sumber daya manusia yang memadai dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya hendakya memiliki kompetensi yang memadai sesuai dengan
tugas dan bidang pekerjaannya (Spencer1993). Lebih lanjut dinyatakan
kompetensi terdiri dari 5 tipe karakteristik, yaitu motif (kemauan konsisten
merupakan sebab dari tindakan), faktor bawaan (karakter dan respon yang
konsisten), konsep maupun gambaran diri, pengetahuan (informasi dalam bidang
tertentu), dan keterampilan (kemampuan untuk melaksanakan tugas).
Berdasarkan teori ini, kompetensi terletak pada bagian dalam setiap manusia dan
selamanya ada pada kepribadian seseorang sehingga dapat memprediksikan
tingkah laku secara luas pada semua situasi dan lini pekerjaan. Uraian diatas
menegaskan bahwa kompetensi mengacu pada pengetahuan, perilaku, dan
kemampuan.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 pasal 3,
menyebutkan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang
dimiliki pegawai negeri sipil (PNS), dalam wujud pengetahuan, keterampilan,
dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.
Universitas Sumatera Utara
![Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/16.jpg)
2.1.5 Teknologi Sistim Informasi Manajemen Daerah (teknologi SIMDA)
Mulyadi (2008) menyatakan bahwa suatu sistim pada dasarnya
sekelompok unsur yang erat kaitanya satu terhadap lainnya, berfungsi bersama-
sama untuk mencapai tujuan tertentu. Lebih lanjut disampaikan, Informasi
merupakan data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk
mengambil keputusan yang tepat (Bodnar dan Hopwood, 1996).
Suatu sistem diidentifikasi (Jogiyanto, 2001) memiliki karakteristik
yaitu:
a. Komponen sistem; terdiri dari komponen-komponen dan saling berinteraksi
dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem yang
mempunyai sifat menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses
sistem secara keseluruhan.
b. Batas sistem; merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
c. Lingkungan luar sistem; Lingkungan luar dari sistem adalah apapun di luar
batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
d. Penghubung sistem; penghubung merupakan media penghubung antara satu
subsistem dengan subsistem lainnya.
e. Masukan dan keluaran sistem; masukan adalah energi yang dimasukkan ke
dalam sistem, sedangkan keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.
f. Pengolah sistem; Pengolah sistem mengelola masukan menjadi keluaran.
g. Sasaran sistem; Suatu sistem akan dikatakan berhasil jika mengenai sasaran.
Universitas Sumatera Utara
![Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/17.jpg)
Pemerintah perlu mengoptimalisasikan pemanfaatan kemajuan
teknologi informasi untuk membangun jaringan sistem informasi manajemen
dan proses kerja yang memungkinkan pemerintahan bekerja secara terpadu
dengan menyederhanakan akses antar unit kerja. Terdapat dalam PP Nomor 56
Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah ditegaskan bahwa guna
menindaklanjuti terlaksananya proses pembangunan yang sejalan dengan prinsip
tata pemerintahan yang baik (Good Governance), Pemerintah maupun
Pemerintah Daerah diwajibkan untuk mengembangkan dan memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan dan mendorong kemampuan
pengelola keuangan daerah, serta menyalurkan Informasi Keuangan Daerah
kepada pelayanan publik.
Sistem informasi manajemen adalah sistem informasi yang merupakan
bagian dari pengendalian internal suatu instansi pemerintahan maupun swasta
meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi dan prosedur yang biasa
digunakan untuk pemecahan masalah suatu instansi.
Pemerintah melalui BPKP telah melahirkan sistim manajemen
keuangan daerah yang biasa disebut dengan teknologi informasi SIMDA.
Aplikasi teknologi SIMDA yang telah diluncurkan oleh BPKP meliputi
Aplikasi teknologi informasi SIMDA Keuangan, teknologi SIMDA Barang
Milik Daerah (BMD), teknologi SIMDA Gaji, teknologi SIMDA Pendapatan,
Display SPP sampai SP2D dan Rekonsiliasi Bank. Aplikasi tersebut telah
dirancang untuk membantu orang atau pengawai mulai proses perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pertanggunjawaban dan akuntansi dan pelaporan
secara terintegrasi.
Universitas Sumatera Utara
![Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/18.jpg)
Dengang sistem informasi pengelolaan keuangan daerah, pimpinan
SKPD dapat memonitor kemajuan suatu program dan kegiatan telah
dilaksanakan, seberapa besar penyerapan dana atas program kegiatan yang telah
dilakukan sehingga dapat dinilai bagaimana program kegiatan yang dilakukan
suda memenuhi unsur ekonomis, efisien dan efektif. dengan menerapkan sistim
informasi yang terpadu maka entitas publik akan memperoleh manfaat untuk
meningkatkan produk dan jasa, peningkatkan efisiensi dan proses kerja
manajemen (Jogiyanto, 2001).
Teoritis ini mengisyaratkan bahwa teknologi informasi akan diminta
untuk memfasilitasi dan mendukung pengenalan akuntansi akrual di sektor
publik. tendensinnya, kualitas tinggi yang ada dalam sistem informasi organisasi
harus dipertimbangkan sebagai prasyarat penting dari keberhasilan pelaksanaan
inisiatif atau trobosan baru. Total volume Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara/Daerah dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan jumlah yang luar
biasa. Dari sisi akuntansi kondisi ini menunjukkan bahwa volume transaksi
keuangan pemerintah juga mengisyaratkan kuantitas yang semakin besar serta
kualitas yang semakin rumit dan begitu kompleks. Peningkatan volume maupun
frekuensi transaksi yang semakin besar dan semakin kompleks harus diikuti
dengan peningkatan kemampuan pengelolaan keuangan pemerintah (Sugijanto,
2002).
2.1.6 Komitmen Organisasi
Dijelaskan Robbins (2002 ), komitmen organisasi ialah sebagai keadaan
dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi dan tujuan organisasi,
serta berniat untuk memelihara keanggotanya dalam organisasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
![Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/19.jpg)
Sedangkan Steers dan Porter dalam Supriyono (2006) berpendapat bahwa
komitmen organisasi merupakan kondisi dimana karyawan sangat tertarik akan
kebijakan, tujuan, nilai-nilai, dan sasaran organisasi. komitmen organisasi
menggambarkan kondisi seberapa jauh seseorang mendedikasikan dan
melibatkan dirinya pada organisasi serta keinginan untuk tetap tinggal di
organisasi tersebut. Lebih lanjut dikatakan bahwa komitmen organisasi
merupakan kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam mededikasikan
keterlibatan dirinya pada bagian organisasi, yang dapat ditandai dengan empat
hal, antara lain ; a.Kepercayaan karyawan terhadap organisasi, b. Partisipasi
karyawan dalam aktivitas kerja, c. Loyalitas terhadap organisasi, dan d. Adanya
Perasaan menjadi bagian dari organisasi.
Dalam hal penerapan akuntansi basis akrul yang pasti komitmen
organisasi bukan hanya terletak pada tataran staf pengawai atau PNS yang
diserahkan tugas dan fungsi untuk melaksanakan pengelolaan dan penyusunan
laporan keuangan sesuai dengan sistim dan porsedur kebijakan akuntansi yang
ditetapkan, akan tetapi dari harus dilihat juga dari sisi managemen atau stochk
holder lainya, yaitu pimpinan puncak yang mengambil keputusan dan kebijakan
anggaran guna keberhasilan penerapan akuntansi basis akrual. Bupati, dan
seluruh pimpinan SKPD yang memiliki kebijakan yang serius baik melalui
aturan maupun kebijakan anggaran yang tersedia. Karena kebijakan yang
demikian akan mendorong tersedianya sarana pendukung yang memadai antara
lain penempatan PNS sesuai dengan latar belakang pendidikan, diklat yang
cukup dan teknologi yang memadai.
Universitas Sumatera Utara
![Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/20.jpg)
Sopiah (2008) menyebutkan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi
komitmen organisasi yaitu (1) faktor personal (usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, pengalaman kerja, kepribadian) entitas publik (2) karaktetristik
pekerjaan ( lingkup jabatan, tantangan dalam pekerjaan, konflik peran dalam
pekerjaan, tingkat kesulitan dalam pekerjaan) (3) karakteristik struktur, misalnya
besar/kecilnya organisasi, bentuk organisasi (sentralisasi atau desentralisasi )
kehadiran serikat pekerja maupun tingkat pengendalian yang dilakukan
organisasi terhadap karyawan (4) pengalaman kerja sangat berpengaruh
terhadap tingkat komitmen karyawan pada organisasi. Karyawan yang belum
bekerja dan karyawan yang sudah puluhan tahun bekerja dalam organisasi tentu
memiliki tingkat komitmen yang berlainan.
2.1.7 Pelatihan Staf Akuntansi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pelatihan berasal dari kata
“latih” yang berarti proses, kegiatan untuk membiasakan atau memperoleh suatu
kecakapan. Dengan demikian pelatihan, adalah setiap tindakan untuk
memperbaiki kinerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi
tanggung jawab pegawai, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan
pekerjaan pegawai (Gomes,2003). Sementara diklat teknis yaitu memberikan
ketrampilan atau penguasaan pengetahuan teknis yang berhubungan secara
langsung dengan pelaksanaan tugas pokok lingkup kerja. Diklat teknis
menghendaki pencapaian persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk
pelaksanaan tugas PNS (https://lms.bpkp.go.id/?page_id=4623.)
Menurut Krumwiede (1998) pelatihan yang memadai memiliki efek
yang berpengaruh positif terhadap kesuksesan adopsi sistem akuntansi, dimana
Universitas Sumatera Utara
![Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/21.jpg)
pemahaman tentang bagaimana untuk merancang, menerapkan dan
menggunakan sistem menjadi meningkat. Sementara itu Ouda (2008),
menyatakan bahwa fakta karyawan yang tidak memiliki cukup informasi
mengenai arah reformasi maupun yang tidak diberdayakan untuk berkontribusi
pada prosesnyam menjadi satu alasan kegagalan reformasi akuntansi sektor
publik. Penjelasan ini memaknai bahwa pengenalan sistem akuntansi baru di
sektor publik sangat membutuhkan strategi pelatihan secara keseluruhan,
sehinga dapat mengklarifikasi kesalah pahaman yang potensial, dalam rangka
menyampaikan pemahaman umum dan prinsip-prinsip utama reformasi
akuntansi serta dapat meyakinkan potensi manfaat dari sistem baru. Pelatihan
maupun pendampingan sistem yang dimaksud merupakan sebuah proses, cara atau
perbuatan melatih seseorang di dalam melaksanakan sesuatu. Dalam hal ini yang
dimaksud adalah pelatihan/pendampingan penyusun laporan keuangan SKPD dan
Konsolidator laporan keuangan Pemda.
2.1.8 Pengendalian Intern Akuntansi
Pengendalian internal adalah suatu proses, yang dijalankan oleh dewan
komisaris, manajemen dan personil lain entitas untuk memberikan keyakinan
yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yakni; efisiensi maupun
efektivitas operasi, kehandalan pelaporan keuangan dan ketaatan pada peraturan
yang berlaku (Standar Profesional Akuntan Publik, SA Seksi 319). Menurut
Mulyadi (2008) Pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran – ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,
mengecek ketelitian dan keterandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Universitas Sumatera Utara
![Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/22.jpg)
Bastian (2006) pengendalian akuntansi adalah bagian dari sistem
pengendalian internal terdiri atas struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran
yang terkordinasi terutama untuk menjaga ekuitas organisasi serta mengecek
ketelitian dan keandalan dokumen akuntansi. Apabila pengendalian akuntansi
lemah kemungkinan terdeteksinya kecurangan proses akuntansi dan keakuratan data
transaksi tidak kompeten.
Mulyadi (2008), Menguraikan 2 jenis pengendalian intern menurut tujuannya yaitu:
1. Pengendalian intern akuntansi (internal accounting control)
Pengendalian intern akuntansi adalah merupakan bagian dari pengendalian
intern yang berkaitan dengan tujuan menjaga ekuitas organisasi, mengecek
ketelitian dan keterandalan dokumen akuntansi. Pengendalian intern akuntansi
secara nyata akan menjamin keamanan ekuitas para investor dan kreditur yang
ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang
akuntabel.
2. Pengendalian intern administratif (internal administrative control).
Pengendalian intern administratif terdiri atas struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang terkordinasi untuk mendorong efisiensi serta dipatuhinya
kebijakan manajemen.
Uraian diatas mengisyaratkan bahwa Pengendalian internal akuntansi
(internal acounting control) adalah rancangan organisasi dalam bentuk sistim dan
prosedur yang dipergunakan untuk menjaga aset, menyajikan informasi yang akurat
dan andal, dorongan untuk memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta
mendorong dipatuhinya kebijakan akuntansi yang telah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
![Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/23.jpg)
Secara umum struktur pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan
prosedur yang dibuat untuk memberikan tingkat jaminan yang wajar atas
pencapaian tujuan tertentu organisasi.
Pengendalian internal melaksanakan tiga fungsi penting (Romney, 2004):
1. Pengendalian untuk pencegahan
(preventive control) yaitu dengan mencegah timbulnya suatu masalah sebelum
masalah tersebut muncul. Pengendalian ini dilaksanakan dengan mempekerjakan
personil akuntansi yan berkualifikasi tinggi, pemisahan tugas pegawai yang
memadai dan secar efektif mengontrol akses fisik atas aset, pembatasan fasilitas
dan informasi adalah pengendalian pencegahan yang efektif.
2. Pengendalian untuk pemeriksaan (detective control) diperuntukkan untuk
mengungkap permasalahan apabila masalah tersebut muncul (pemeriksaan
salinan atas perhitungan, mempersiapkan rekonsiliasi antar bank dan neraca
perusahaan setiap bulan)
3. Pengendalian korektif (corrective control) yaitu memecahkan masalah yang
ditemukan oleh pengendalian untuk pemeriksaan, mencakup prosedur yang
dilaksanakan untuk mengidentifikasi sebab timbulnya masalah dan memperbaiki
kesalahan atau kesulitan yang ditimbulkan dan mengubah sistem agar masalah di
masa mendatang dapat diminimalisir atau dihilangkan (pemeliharaan backup
copies atas transaksi dan file dan mengikuti prosedur untuk memperbaiki
kesalahan mengentri data, seperti juga kesalahan dalam menyerahkan kembali
transaksi untuk proses lebih lanjut)
Penelitian Committee Of Sponsoring Organization (COSO)
mendefinisikan pengendalian internal sebagai proses penerapan oleh dewan
Universitas Sumatera Utara
![Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/24.jpg)
komisaris, pihak manajemen maupun bawahannya untuk memberikan jaminan yang
wajar bahwa tujuan pengendalian dicapai agr mempertimbangkan 4 (empat ) pokok:
1. Efektivitas dan efisiensi operasional organisasi;
2. Keandalan pelaporan keuangan;
3. Sesuai dengan hukum,
4. Peraturan yang berlaku.
Keempat pokok tersebut selaras dengan karakteristik yang dikehendaki
oleh prinsipa pelaporan keuangan pemerintah. Lebih lanjut COSO mengemukakan
terdapat 5 (lima) komponen kebijakan serta prosedur yang yang dirancang untuk
diimplementasikan agar memberikan jaminan bahwa tujuan pengendalian intern
akan dapat tercapai yaitu:
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment). Terdiri atas tindakan,
kebijakan serta prosedur yang dapat menggambarkan a.Integritas dan nilai etika;
b. komitmen terhadap kompetensi; c. Kebijakan dan praktik SDM ;d. adanya
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab; e. Filosofi manajemen dan sifat
operasi;f. Dewan direksi dan partisipasi dewan audit; g. Struktur organisasi,
pemberian dan pemisahan fungsi wewenang dan tanggung jawabdan kebijakan
sumber daya manusia seperti pelatihan dan kompensasi)
2. Penilaian Risiko Manajemen (Management Risk Assessment)
Manajemen organisasi harus mampu mendeteksi, menilai, mewaspadai dan
mengelola risiko yang bakal timbul, organisasi juga harus menetapkan tujuan
yang terintegrasi dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan dan
aktivitas-aktivitas lainnya sehingga organisasi beroperasi secara harmonis sesuai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dekteksi dini risiko dan pengelolaan
yang baik akan risiko tersebut menjadikan fundasi organisasi yang lebih kuat.
Universitas Sumatera Utara
![Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/25.jpg)
Perusahaan juga harus menetapkan mekanisme untuk mengidentifikasi,
menganalisis, dan mengelola risiko-risiko terkait. (penggunaan Key Performance
Indicator (KPI), survey kepuasan customer, dan Balance Score Card (BSC))
3. Sistem Komunikasi dan Informasi Akuntansi (Accounting Information and
Communication System).
Komunikasi informasi tentang tindakan pengendalian intern memberikan
substansi yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi efektivitas
pengendalian dan untuk memanajemen operasinya. Akurasi dan ketepatan
informasi dibutuhkan guna mengambil suatu keputusan. Selain itu, dengan
sistem informasi dan komunikasi dimungkinkan karyawan perusahaan
mendapatkan dan menukar informasi yang diperlukan untuk melaksanakan,
memanajemen, dan mengontro operasinya. (staff meeting bulanan, news letter
dari perusahaan, dan process for escalation of issues)
4. Aktivitas Pengendalian (Controll Activities)
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur untuk membantu
meyakinkan bahwa instruksi manajemen telah dijalankan. Kebijakan dan
prosedur tersebut membantu meyakinkan bahwa kebijakan yang diperlukan
telah dijalankan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Dapat dikatakan bahwa aktifitas pengendalian agar nyata mendukung
pelaporan keuangan yang memadai harus dimulai dengan rancangan sistim
pengendalian yang memadai, pembubuhan nomor pada dokumen dan catatan
transaksi, penegasan pemisahan tugas dan fungsi akuntansi, fungsi otorisasi yang
memadai atas trasaksi dan adanya pemeriksaan dan rekonsiliasi yang independen
atas kinerja dan jumlah catatan.
Universitas Sumatera Utara
![Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/26.jpg)
Pengendalian intern menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan proses yang dirancang untuk
memberikan keyakinan yang memadai mengenai pencapaian tujuan pemerintah
daerah yang tercermin dari keandalan laporan keuangan, ekonomis, efisien, dan
efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta dipatuhinya peraturan
perundang-undangan. Dalam rangka meningkatkan kinerja, akuntabilitas dan
transparansi pengelolaan keuangan negara, dalam fungsinya Presiden sebagai
Kepala Pemerintah an mengatur serta menyelenggarakan pelaksanaan Sistem
Pengendalian Intern di lingkungan pemerintah secara menyeluruh.
Untuk melaksanakan hal tersebut pada tahun 2008 telah terbit PP No. 60
tentang Sistem Pengedalian Intern Pemerintah. Ketentuan ini mengisyaratkan agar
lembaga pemerintah melaksanakan SPIP dengan proses yang integral pada
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara melekat berkesinambungan oleh
pimpinan dan seluruh pegawai dalam memberikan keyakinan memadai bahwa
tujuan organisasi dapat dicapai melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan ekuitas negara, dan dipatuhinya
peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan pengertian pengendalian intern tersebut, terdapat beberapa
konsep dasar yakni: 1. Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk
mencapai tujuan tertentu, 2. Pengendalian intern dijalankan oleh orang
(teknologi bukan segalanya)3. Pengendalian intern diharapkan hanya dapat
memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan yang memberikan
pendapat mutlak (benar atau salah). 4. Pengendalian intern ditujukan untuk
mencapai tiga tujuan yang saling terkait yaitu keandalan pelaporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
![Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/27.jpg)
(kualitatif) , kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta
efektivitas dan efiensi operasi.
2.1.9 Penerapan Basis Akuntansi Akrual
Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 mengamanatkan bahwa untuk
penerapan basis akuntansi akrual maka Pemda terlebih dahulu membuat dan
menetapkan Kebijakan akuntansi yang terdiri dari kebijakan akuntansi pelaporan
keuangan dan kebijakan akuntansi akun. Entitas pemerintah yang menerapkan
SAP, akan menghasilkan laporan keuangan yang sangat diperlukan dalam
operasional entitas pemerintah. Dengan Standar Akuntansi Pemerintahan
diharapkan penyusunan laporan keuangan berjalan dengan terstruktur dan sesuai
dengan pedoman yang berlaku sehingga menghasilkan laporan keuangan yang
berkualitas dan akurat terutama laporan keuangan yang keberadaannya sangat
penting dan dibutuhkan untuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Pemda.
Laporan keuangan yang tersaji harus dapat memberikan gambaran yang utuh atas
posisi keuangan pemerintah, menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai
hak dan kewajiban pemerintah dan sekaligus bermanfaat dalam mengevaluasi
kinerja pemerintah terkait anggaran biaya untuk jasa layanan, efisiensi, dan
pencapaian tujuan yang ditetapkan.
Dari uraian teoritis diatas entitas pelaporan dan entitas akuntansi pada
pemerintah daerah harus menerapkan dan mempraktekkan Standar Akuntansi
Pemerintahan berbasis akrual dengan membuat dan menetapkan kebijakan akuntasi
pemerintah daerah meliputi a. kebijakan akuntansi pelaporan keuangan dan b.
kebijakan akuntansi akun. Kemudian sistim akuntansi pemerintah daerah (SAPD)
yang telah menyusunan laporan keuangan dengan menyajikan sekurang-kurangya a.
Universitas Sumatera Utara
![Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/28.jpg)
Laporan realisasi anggaran (LRA), b. Laporan perubahan saldo anggaran lebih
(LSAL), c. Neraca, d. Laporan Operasional (LO), e. Laporan arus kas (LAK).
Kemudian bagan akun standar yang menggambarkan struktur laporan keuangan
secara lengkap.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Reviu penelitian terdahulu adalah merupakan tinjauan atas penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dan masih relevan dengan
penelitian yang dilakukan saat ini. Penelitian-penelitian sebelumya mengenai
penerapan akuntansi basis akrual pada pemerintah daerah telah dilakukan oleh
beberapa peneliti, oleh karena itu penelitian ini juga mengacu pada beberapa
penelitan tersebut sebagai bahan referensi. Beberapa hasil penelitan yang
dijadiakan referensi antara lain:
1. Iin Jumriati (2013) meneliti Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
penerapan standar akuntansi berbasis akrual pada pelaporan keuangan daerah
pemerintah kota dan kabupaten di DIY. Penelitian ini menjadikan variabel
independen adalah manfaat akuntansi akrual, kesulitan akuntansi akrual, dan
Sumber Daya Manusia (SDM). Variabel dedependennya adalah penerapan
akuntansi akrual. Peneliti menyimpulkan bahwa secara simultan
menunjukkan manfaat akuntansi akrual, kesulitan akuntansi akrual, dan SDM
berpengaruh signifikan terhadap penerapan standar akuntansi berbasis akrual.
Sedangkan manfaat akuntansi akrual dan SDM tidak berpengaruh signifikan,
namun kesulitan akuntansi akrual berpengaruh signifikan terhadap penerapan
standar akuntansi berbasis akrual.
2. Halen, (2013) mengambil judul penelitian pengaruh tingkat pemahaman,
pelatihan dan pendampingan aparatur pemerintah daerah terhadap penerapan
Universitas Sumatera Utara
![Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/29.jpg)
akrual basis dalam pengelolaan keuangan daerah di kabupaten jember (studi
kasus pada dinas Kab. Jember). Yang menjadi variabel independen adalah
tingkat pemahaman, pelatihan dan pendampingan , sementara variabel
denpennya adalah penerapan akrual basis. Penelitian ini menjujukkan hasil
bahwa secara parsial akuntansi berbasis akrual berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan. Koefisien regresi untuk variabel
akuntansi berbasis akrual bernilai positif, menunjukkan adanya hubungan
yang searah antara akuntansi berbasis akrual dengan kualitas laporan
keuangan. Selanjutnya secara parsial disimpulkan bahwa sistem
pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan yang ditunjukkan dengan Koefisien regresi untuk variabel bebas
sistem pengendalian intern bernilai positif. Secara bersama-sama, akuntansi
berbasis akrual dan sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan. Dari hasil koefisien korelasi ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara variabel akuntansi
berbasis akrual dan sistem pengendalian intern dengan kualitas laporan
keuangan jika dijalankan secara bersamaan.
3. Arif, et al. (2013), dengan judul analisis kesiapan pemerintah daerah dalam
penerapan Standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual (Studi pada
Pemerintah Daerah Kabupaten Bondowoso). Dengan variabel independen
adalah perspektif SDM, sarana prasarana, dan sistem informasi, serta
komitmen dari pejabat publik. Variabel dependen adalah kesiapan penerapan
akuntansi akrual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah
Kabupaten Bondowoso pada prinsipnya mempunyai komitmen untuk
Universitas Sumatera Utara
![Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/30.jpg)
menerapkan SAP akrual yang diatur dalam PP No. 71 tahun 2010. Untuk
sarana dan prasarana serta sistem informasi telah dilakukan beberapa
persiapan untuk mendukung pelaksanaan SAP. Variabel SDM, Pemkab
Bondowoso pada tahun 2014 akan melaksanakan transfer knowledge dalam
rangka persiapan SAP Akrual. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah telah
selesasi akan tapi Sistem Akuntasi Pemerintah Daerah (SAPD) sedang
kerjakan. Pemda Bondowoso merencanakan penyusunan perangkat lunak
untuk media pilot project pelaksanaan SAP akrual secara simultan. Pemkab
Bondowoso dapat dikategorikan cukup siapuntuk melaksanakan SAP akrual.
4. Kusuma, M.I (2013) mengambil judul Analisis faktor-faktor yang
Mempengaruhi tingkat penerapan Akuntansi akrual pada pemerintah.
Penelitian ini mengambil variabel independen yaitu pelatihan staf keuangan,
tingkat pendidikan staf keuangan, kualitas teknologi informasi, dukungan
konsultan, pengalaman, latar belakang pendidikan pimpinan dan ukuran
satuan kerja. Yang diteliti sebagai variabel dependen adalah penerapan
pkuntansi akrual. Penelitian ini membuktikan bahwa tingkat penerapan
akuntansi akrual pada pemerintah masih sangat rendah. Secara khusus tingkat
penerapanakuntansi akrual dipengaruhi secara signifikan oleh pelatihan staf
keuangan. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat pendidikan
staf, kualitas teknologi informasi, dukungan konsultan, pengalaman, latar
belakangpendidikan pimpinan maupun ukuran satuan kerja terhadap tingkat
penerapan akuntansi akrual.
5. Kusuma, R.I (2013) dengan judul analisis kesiapan pemerintah dalam
menerapkan standar akuntansi pemerintah berbasis akrual (Kasus pada
Universitas Sumatera Utara
![Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/31.jpg)
Pemerintah Kabupaten Jember). Penelitian ini mengemukakan variabel
Independen adalah Komitmen, Sumber Daya Manusia, Infrastruktur Sistem
Informasi. Sementara variabel dependenya adalah Penerapan Akuntansi
Akrual. Hasil penelitian menunjukkan Kesiapan Pemda Kabupaten Jember
yang diindikasikan dengan komitmen, SDM, sarana prasarana dan sistem
informasi dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Jember
dilihat dari parameter integritas adalah kategori siap. Kesiapan SDM,
kesiapan sistem informasi dan sarana prasarana adalahkategori cukup siap.
6. Adventana,G.A (2010), dengan judul Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi Pemerintah provinsi diy dalam implementasi Sap berbasis
akrual menurut pp no. 71 tahun 2010. Mengemukakan variabel Independe
adalah SDM, Komitmen Organisasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi,
sedangkan menjadi variabel dependennya adalah Kesiapan SAP Basis
Akrual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SDM, komitmen organisasi,
teknologi informasi dan komunikasi secara simultan berpengaruh positif
terhadap kesiapan penerapan SAP berbasis akrual. Variabel SDM dan
komitmen organisasi secara parsial dinyatakan berpengaruh positif signifikan,
tetapi teknologi informasi dan komunikasi secara parsial tidak berpengaruh
terhadap kesiapan penerapan SAP berbasis akrual. Hasil penelitian ini juga
mengemukakan bahwa variabel independen mampu mempengaruhi kesiapan
penerapan SAP berbasis akrual hanya sebesar 23,20%, sisanya dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
7. Ardiansyah, (2013) dengan mengemukakan judul factors affecting the
affecting the readiness of pp no.71 tahun 2010 about government accounting
Universitas Sumatera Utara
![Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/32.jpg)
standards (case study on working units in kppn malang‟s working area).
Variabel Independen penelitian ini adalah Kualitas sumber daya manusia,
komitmen organisasional dan komunikasi. Sementara varibel dependennya
adalah kesiapan penerapan SAP berbasis akrual. Hasil penelitian ini
dikemukakan adanya pengaruh variabel kuliatas sumber daya manusia dan
komunikasi terhadap kesiapan penerapan SAP berbasis akrual. Penelitian ini
tidak mampu membuktikan adanya pengaruh variabel komitmen organisasi
terhadap kesiapan penerapan SAP berbasis akrual. Besar koefisien
determinasi (R²) dalam penelitian ini adalah 0,317 (31,7%). Angka ini
menunjukkan bahwa variabel kualitas sumber daya manusia, komitmen
organisasi, dan komunikasi dapat menjelaskan variabel terikatnya yaitu
kualitas laporan keuangan sebesar 31,7%, sedangkan sisanya sebesar 68,3%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
8. Roviyantie,D (2012) dengan judul penelitian Faktor yang mempengaruhi
penerapan akuntansi berbasis akrual di pemerintah daerah (Studi di
Pemerintah Kabupaten Temanggung), dengan variabel independen adalah
kompentensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah.
Sementara variabel dependenya adalah kualitas laporan keuangan daerah.
Hasil penelitian menyatakan kompetensi SDM berpengaruh terhadap
Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah di setiap Dinas. Dimana jika
SDM tidak memahami akuntansi pemerintahan dan keuangan daerah, maka
terjadi kesulit an menerapkan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dengan
baik. Secara parsial Kompetensi SDM berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Ditegaskan bahwa semakin kompeten
Universitas Sumatera Utara
![Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/33.jpg)
SDM pembuat laporan keuangan, maka semakin baik pula Kualitas Laporan
Keuangan Daerah yang dihasilkan. Selanjutnya penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Daerah. Ketika sejak awal Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah diterapkan dengan baik, maka akan semakin baik pula Kualitas
Laporan Keuangan Daerah yang dihasilkan. Dikemukakan bahwa variabel
Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Daerah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kualitas Laporan Keuangan
Daerah dipengaruhi oleh Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah yang baik.
9. Winidyaningrum, 2009, mengemukakan judul penelitian, Pengaruh sumber
daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap keterandalan
dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah dengan variabel
intervening pengendalian intern akuntansi (studi empiris di pemda
subosukawonosraten). Dikemukakan bahwa variabel independen penelitian
ini adalah SDM, Pemamfaatan Teknologi Informasi, sedangkan varibel
dependen adalah keterandalan dan ketepat waktuan pelaporan keuangan
pemerintah daerah dengan Pengendalian Intern Akuntansi sebagai variabel
intervening: model pertama dengan path analysis ditunjukkan adanya
pengaruh positif signifikan antara sumber daya manusia dan pemanfaatan
teknologi informasi terhadap keterandalan pelaporan keuangan melalui
pengendalian intern akuntansi. Sedangkan hasil penelitian dalam model
kedua dengan uji regresi menunjukkan adanya pengaruh positif tidak
Universitas Sumatera Utara
![Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/34.jpg)
signifikan antara sumber daya manusia, akan tetapi pemanfaatan teknologi
informasi berpengaruh positif signifikan terhadap ketepatwaktuan pelaporan
keuangan.
10. Muhamad, H. 2013, dengan judul pengaruh kualitas sumber daya manusia
dan penerapan teknologi sistem informasi manajemen keuangan daerah
(simda) terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah (studi kasus
pemerintah daerah kota Gorontalo). Dikemukakan variabel independen
adalah kualitas SDM dan penerapan teknologi Informasi Manajemen
Keuangan Daerah (SIMDA), sedangkan variabel independen adalah
Kualitas Laporan Keuangan. Hasil penelitian dikemukakan bahwa kualitas
sumber daya manusia, dan penerapan teknologi sistem informasi
manajemen keuangan daerah secara parsial maupun simultan berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan. Berdasarkan hasil estimasi diperoleh
nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,644 atau 64,4% yang dapat
membuktikan bahwa pengaruh kualitas sumber daya manusia dan penerapan
teknologi sistem informasi manajemen keuangan daerah terhadap kualitas
laporan keuangan sebesar 64,4% dan sisanya sebesar 35,6% berasal dari
variabel yang tidak diteliti seperti pengendalian internal dan lokasi
pemerintahan yang terpadu.
Tabel 2.3. Review Peneliti Terdahulu
Peneliti dan
Judul Penelitian
Variabel Alat
Analisis
Hasil Penelitian
1
.
Jumriati ,2013,Faktor-faktor
yang mempengaruhi
keberhasilan penerapan stadar
akuntansi berbasis akrual pada
pelaporan keuangan daerah
Variabel Independen:
Manfaat akuntansi
akrual, kesulitan
akuntansi akrual,
1. Analisis
linear
berganda
2. Secara simultan manfaat akuntansi
akrual, kesulitan akuntansi akrual,
dan SDM berpengaruh signifikan
terhadap penerapan standar
akuntansi berbasis akrual. Secara
Universitas Sumatera Utara
![Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/35.jpg)
pemerintah kota dan kabupaten
di DIY
dan SDM
Variabel Dedependen:
Penerapan Akuntansi
Akrual
parsial manfaat akuntansi akrual
dan SDM tidak berpengaruh
signifikan, sedangkan kesulitan
akuntansi akrual berpengaruh
signifikan terhadap penerapan
standar akuntansi berbasis akrual.
2
.
Halen, 2013, Pengaruh
tingkat pemahaman, pelatihan
dan
pendampingan aparatur
pemerintah daerah terhadap
penerapan accrual basis
dalampengelolaankeuangan
daerah
di kabupaten jember (studi
kasus pada dinas Kab. Jember)
Variabel Independen:
Tingkat Pemahaman,
Pelatihan ,
Pendampingan
Varibel Dependen:
penerapan accrual basis
Analisis Regresi Linear
Berganda
Penelitian ini menjujukkan
hasil bahwa secara
parsial akuntansi
berbasis akrual
berpengaruh signifikan
terhadap kualitas
laporan keuangan.
Koefisien regresi untuk
variabel akuntansi
berbasis akrual bernilai
positif, menunjukkan
adanya hubungan yang
searah antara akuntansi
berbasis akrual dengan
kualitas laporan
keuangan. Selanjutnya
secara parsial
disimpulkan bahwa
sistem pengendalian
intern berpengaruh
signifikan terhadap
kualitas laporan
keuangan yang
ditunjukkan dengan
Koefisien regresi untuk
variabel bebas sistem
pengendalian intern
bernilai positif. Secara
bersama-sama,
akuntansi berbasis
akrual dan sistem
pengendalian intern
berpengaruh signifikan
terhadap kualitas
laporan keuangan. Dari
hasil koefisien korelasi
ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang
kuat antara variabel
akuntansi berbasis
akrual dan sistem
pengendalian intern
dengan kualitas laporan
keuangan jika
dijalankan secara
Universitas Sumatera Utara
![Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/36.jpg)
bersamaan.
3
.
Arif , 2013,Analisis kesiapan
pemerintah daerah dalam
penerapan
Standar akuntansi
pemerintahan berbasis akrual
(Studi pada Pemerintah Daerah
Kabupaten Bondowoso)
Variabel Independen:
perspektif SDM, sarana
prasarana, dan
sistem informasi,
serta komitmen dari
pejabat publik
Variabel Dependen:
Kesiapan Penerapan
Aakuntansi Akrual
analisis
roadmap
1. Pemerintah Kabupaten Bondowoso
pada prinsipnya mempunyai
komitmen untuk menerapkan SAP
akrual yang diatur dalam PP No. 71
tahun 2010.
2. Dalam hal sarana dan prasarana
serta sistem informasi telah
dilakukan beberapa persiapan untuk
mendukung pelaksanaan SAP
tersebut.
3. untuk SDM, Pemkab Bondowoso
pada tahun 2014 akanmelaksanakan
transfer knowledge dalam rangka
persiapan tersebut.
4. Sudah menyelesaikan Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Daerah dan
sedang mengerjakan Sistem
Akuntasi Pemerintah
5. Daerah (SAPD), serta
merencanakan penyusunan
perangkat lunak untuk media pilot
project pelaksanaan SAP akrual
secara simultan.
Pemkab Bondowoso dapat
dikategorikan cukup siapuntuk
melaksanakan SAP akrual.
4
.
Kusuma, 2013, Analisis faktor-
faktor yang
Mempengaruhi tingkat
penerapan
Akuntansi akrual pada
pemerintah
Variabel Independen:
Pelatihan staf keuangan, tingkat
pendidikan staf keuangan,
kualitas teknologi informasi,
dukungan konsultan,
pengalaman, latar belakang
pendidikan pimpinan dan ukuran
satuan kerja.
Variabel Dependen:
Penerapan Akuntansi Akrual
Analisis
Regresi
Linear
Berganda
Bahwa tingkat penerapan
akuntansiakrual pada pemerintah
masih sangat rendah. Secara khusus
tingkat penerapanakuntansi akrual
dipengaruhi secara signifikan oleh
pelatihan staf keuangan.Namun,
tidak terdapat pengaruh yang
signifikan dari tingkat pendidikan
staf,kualitas teknologi informasi,
dukungan konsultan, pengalaman,
latar belakangpendidikan pimpinan
dan ukuran satuan kerja terhadap
tingkat penerapan akuntansi akrual.
5 Kusuma,2013, Analisis
kesiapan pemerintah dalam
menerapkan standar
Akuntansi pemerintah berbasis
Variabel Independen:
Komitmen, Sumber Daya
Manusia, Infrastruktur Sistem
uji instrumen
data dan
analisis
deskripstif
Kesiapan Pemda Kabupaten Jember yang
diindikasikan dengan komitmen,
SDM, sarana prasarana dan sistem
informasi dapat disimpulkan bahwa
Pemda Kabupaten Jember dilihat
Universitas Sumatera Utara
![Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/37.jpg)
akrual
(Kasus pada Pemerintah
Kabupaten Jember)
Informasi.
Variabel Dependen:
Penerapan Akuntansi Akrual
kualitatif
dari parameter integritas adalah
kategori siap dan untuk kesiapan
SDM, kesiapan sistem informasi
dan sarana prasarana adalahkategori
cukup siap.
6
.
Adventana,2010, Analisis
faktor-faktor yang
mempengaruhi
Pemerintah provinsi diy dalam
implementasi
Sap berbasis akrual menurut pp
no. 71 tahun 2010
Variabel Independe:
SDM, Komitmen Organisasi,
Teknologi Informasi dan
Komunikasi
Dependen:
Kesiapan SAP Basis Akrual
Analisis
Regresi
Linear
Berganda
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa:
1. SDM , komitmen
organisasi,teknologi informasi dan
komunikasi secara simultan
berpengaruh positif
terhadapkesiapan penerapan SAP
berbasis akrual. Variabel SDM dan
komitmen organisasi
secara parsial berpengaruh positif
signifikan, tetapi teknologi
informasi dankomunikasi secara
parsial tidak berpengaruh terhadap
kesiapan penerapan SAPberbasis
akrual. Hasil penelitian ini juga
mengemukakan bahwa
variabelindependen mampu
mempengaruhi kesiapan penerapan
SAP berbasis akrual
hanya sebesar 23,20%, sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidakdimasukkan dalam penelitian
ini.
7
.
Ardiansyah, 2013, factors
affecting the affecting the
readiness of
pp no.71 tahun 2010 about
government accounting
standards
(case study on working units in
kppn malang‟s working area)
Variabel Independen:
Kualitas sumber daya manusia,
komitmen organisasional dan
komunikasi.
Varibel Dependen:
kesiapan penerapan SAP
berbasis akrual
Analisis
Regresi
Linear
Berganda
Adanya pengaruh variabel kuliatas
sumber daya manusia dan
komunikasi terhadap kesiapan
penerapan SAP berbasis akrual.
Penelitian ini tidak mampu menemukan bukti
adanya pengaruh variabel
komitmen organisasi terhadap
kesiapan penerapan SAP berbasis
akrual.
Besar koefisien determinasi (R²)
dalam penelitian ini adalah 0,317
(31,7%). Hal ini menunjukkan
bahwa variabel kualitas sumber
daya manusia, komitmen
organisasi, dan komunikasi dapat
menjelaskan variabel terikatnya
yaitu kualitas laporan keuangan
sebesar 31,7%, sedangkan sisanya
sebesar 68,3% dijelaskan oleh
Universitas Sumatera Utara
![Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/38.jpg)
variabel lain yang tidak
diikutsertakan dalam penelitian ini.
8
.
Roviyantie,2012, Faktor yang
mempengaruhi penerapan
akuntansi berbasis akrual di
pemerintah daerah
(Studi di Pemerintah
Kabupaten Temanggung)
Variabel Independen:
Kompentensi SDM, Penerapan
Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah
Varibel Dependen:
Kualitas Laporan Keuangan
Daerah
Regresi linear
berganda
Kompetensi SDM berpengaruh
terhadap Penerapan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah di
setiap Dinas. Karena jika SDM
tidak memahami akuntansi
pemerintahan dan keuangan daerah,
maka sangat sulit Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah diterapkan
dengan baik. Secara parsial
Kompetensi SDM berpengaruh
signifikan terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Daerah. Artinya
bahwa semakin kompeten SDM
pembuat laporan keuangan, maka
semakin baik pula Kualitas Laporan
Keuangan Daerah yang dihasilkan.
Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah pun secara
parsial berpengaruh signifikan
terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Daerah. Ketika sejak
awal Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah diterapkan dengan baik,
maka akan semakin baik pula
Kualitas Laporan Keuangan Daerah
yang dihasilkan. Kompetensi SDM
dan Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas Laporan Keuangan
Daerah. Hal ini menunjukan bahwa
Kualitas Laporan Keuangan Daerah
dipengaruhi oleh Kompetensi SDM
dan Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah yang baik.
9
.
Winidyaningrum, 2009,
Pengaruh sumber daya manusia
dan pemanfaatan teknologi
informasi terhadap
keterandalan
dan ketepatwaktuan pelaporan
keuangan
pemerintah daerah dengan
variabel intervening
pengendalian intern akuntansi
Variabel Independen:
SDM,Pemamfaatan Teknologi
Informasi
Variabel Intervening:
Pengendalian Intern Akuntansi
Varibel Dependen:
Regresi linear
berganda
dan Path
Analys
Hasil penelitian dalam model
pertama dengan path analysis
menunjukkan adanya pengaruh
positif signifikan antara sumber
daya manusia dan pemanfaatan
teknologi informasi terhadap keterandalan
pelaporan keuangan melalui
pengendalian intern akuntansi.
Sedangkan hasil penelitian dalam
model kedua dengan uji regresi
menunjukkan adanya pengaruh
positif tidak signifikan antara
sumber daya manusia, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
![Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051103/58871f4a1a28aba76b8b68e9/html5/thumbnails/39.jpg)
(studi empiris di pemda
subosukawonosraten)
Keter andalan dan ketepat
waktuan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Daerah
pemanfaatan teknologi informasi
berpengaruh
positif signifikan terhadap
ketepatwaktuan pelaporan
keuangan.
1
0
.
Muhamad, H. 2014, pengaruh
kualitas sumber daya manusia
dan penerapan teknologi sistem
informasi manajemen keuangan
daerah (simda) terhadap
kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah (studi kasus
pemerintah daerah kota
Gorontalo)
Variabel Independen:
Kualitas SDM dan Penerapan
Teknologi Informasi Manajemen
Keuangan Daerah (SIMDA).
Varibel Dependen:
Kualitas Laporan Keuangan
Regresi linear
berganda
Kualitas sumber daya manusia, dan
penerapan teknologi sistem
informasi manajemen keuangan
daerah secara parsial maupun
simultan berpengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan.
Berdasarkan hasil estimasi
diperoleh nilai koefisien
determinasi R2 sebesar 0,644 atau
64,4% yang dapat membuktikan
bahwa pengaruh kualitas sumber
daya manusia dan penerapan
teknologi sistem informasi
manajemen keuangan daerah
terhadap kualitas laporan keuangan
sebesar 64,4% dan sisanya sebesar
35,6% berasal dari variabel yang
tidak diteliti.
Universitas Sumatera Utara