BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

39
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis Akuntansi Akrual Modul diklat kemenkeu 2014 menyatakan bahwa basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang berperan menentukan saat kapan pengaruh atas transaksi maupun kejadian harus diakui untuk tujuan penyusunan laporan keuangan. Pada umumnya, diketahui dua basis akuntansi, yaitu basis kas (cash basis of accounting) dan basis akrual (accrual basis of accounting). Basis akrual menghendaki pencatatan berdasarkan apa yang seharusnya menjadi pendapatan dan beban perusahaan pada suatu periode. Dengan demikian, suatu perusahaan akan mencatat pendapatannya berdasarkan seluruh pendapatan yang telah menjadi hak perusahaan, terlepas apakah hak itu telah sudah dalam bentuk kas atau tidak, sebalikya juga untuka kun beban. Dengan demikian terlihat bahwa metode pencatatan basis akrual lebih memberikan gambaran yang tepat mengenai kondisi keuangan perusahaan. Penerapan akuntansi maupun basis akuntansi pada pemerintahan sebelum dilakukan reformasi pengelolaan keuangan negara, telah menerapkan sistem pencatatan single entry. Halim (2004) pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatat satu kali, yang mengakibatkan bertambahnya kas akan dicatat di sisi penerimaan dan yang mengakibatkan berkurangnya kas akan dicatat pada sisi pengeluaran. Dengan sistem pencatatan ini, berarti pemerintah tidak memiliki catatan tentang piutang dan utang, dan yang paling penting Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Basis Akuntansi Akrual

Modul diklat kemenkeu 2014 menyatakan bahwa basis akuntansi

merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang berperan menentukan saat kapan

pengaruh atas transaksi maupun kejadian harus diakui untuk tujuan penyusunan

laporan keuangan. Pada umumnya, diketahui dua basis akuntansi, yaitu basis kas

(cash basis of accounting) dan basis akrual (accrual basis of accounting). Basis

akrual menghendaki pencatatan berdasarkan apa yang seharusnya menjadi

pendapatan dan beban perusahaan pada suatu periode. Dengan demikian, suatu

perusahaan akan mencatat pendapatannya berdasarkan seluruh pendapatan yang

telah menjadi hak perusahaan, terlepas apakah hak itu telah sudah dalam bentuk

kas atau tidak, sebalikya juga untuka kun beban. Dengan demikian terlihat

bahwa metode pencatatan basis akrual lebih memberikan gambaran yang tepat

mengenai kondisi keuangan perusahaan.

Penerapan akuntansi maupun basis akuntansi pada pemerintahan

sebelum dilakukan reformasi pengelolaan keuangan negara, telah menerapkan

sistem pencatatan single entry. Halim (2004) pencatatan transaksi ekonomi

dilakukan dengan mencatat satu kali, yang mengakibatkan bertambahnya kas

akan dicatat di sisi penerimaan dan yang mengakibatkan berkurangnya kas akan

dicatat pada sisi pengeluaran. Dengan sistem pencatatan ini, berarti pemerintah

tidak memiliki catatan tentang piutang dan utang, dan yang paling penting

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

catatan tentang aset tetap yang dimiliki dan kekayaan bersih. Tendensinya

pemerintah tidak pernah menampilkan neraca sebagai bentuk laporan keuangan

yang menggambarkan posisis keuangan pemerintah.

Modul akuntansi berbasis akrual departemen keuangan tahun 2014

kelebihan dan kekurangan basis akuntansi baik basis kas, kas menuju akrual dan

akrual penuh disajikan berikut:

Tabel.2.2 Kekurangan dan Kelebihan Basis Akuntansi

Basis Akuntansi Kelebihan Kekurangan

Kas a. sederhana

b. mudah dipahami dan

dilaksanakan

c. pelaksanaan audit relatif mudah

d. pengendalian belanja lebih muda

a. Rentan manipulasi arus kas

b. Sikap cenderungan belanja sampai

anggaran habis

c. Tidak ada pengendalian aset non kas

melalui sistem akuntansi

d. Aset terabaikan (tidak ekonomis,

efisien, efektif)

e. Pembengkakan utang dan risiko

kebangkrutan tidak terdeteksi.

f. Cukup hanya memberikan gambaran

parsial tentang keuangan negara

g. Tidak mengakomodir hubungan

antara analisis ekonomis dengan

output organisasi

h. Tidak menggambarkan beban

keuangan yang sebenarnya yaitu

beban penyusutan aset tetap,

amortisasi dan deplasi

i. Laporan dalam bentuk neraca tidak

ada, sehingga tidak diketahui posisi

dan risiko keuangan (blind spot

accounting).

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

Kas Menuju

Akrual

a. menyediakan laporan keuangan

sesuai UU

b. Kementerian/Lembaga dapat

mengimplementasikan relatif

cukup baik.

c. Telah menyediakan informasi

akrual meskipun secara

periodik.

a. Belum memperlihatkan kinerja

pemerintah secara keseluruhan.

Lebih fokus pada sumber daya-

Financial

b. beban keuangan yang

sesungguhnya tidak digambarkan,

karenabeban yang diakrualkan

(beban penyusutan, beban

penyisihan piutang tak tertagih,

beban yang terutang lainnya) tidak

diinformasikan dalam LRA maupun

laporanlainnya.

c. Kurang memberikan jejak atas

perubahan nilai ekuitas pemerintah,

karena setiap transaksi terkait aset

dan kewajiban akan langsung

membebani ekuitas.

d. Hanya memberikan gambaran

parsial bukan menyeluruh tentang

keuangan negara (UU 17 Tahun

2003)

e. Informasi akrual hanya dapat

disajikan secara periodik yaitu pada

saat pelaporan (semester dan

tahunan). Namun sewaktu-waktu

jika dibutuhkan posisi hak dan

kewajiban maka akan diperlukan

usaha-usaha tambahan yang tidak

berdasarkan sistem (by system)

f. Integrasi dengan Sistim

Perbendaharaan dan Anggaran

Negara (SPAN) sangat sulit

dilakukan. SPAN menggunakan

Commercial Off The Shelf (COTS)

yaitu Oracle Finance yang

menyediakan sistem berdasarkan

pilihan hanya basis kas atau basis

akrual, tidak untuk Modified Accrual

sehingga bila menggunakan Kas

Menuju Akrual tetap menggunakan

aplikasi yang dikembangkan sendiri

seperti yang ada saat ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

Akrual a. Laporan Keuangan sudah lebih

baik dengan tujuan

pengambilan keputusan (

memenuhi azas semakin baik

informasi,maka semakin baik

keputusan).

b. Pengalokasian sumber daya

lebih dapat diketahui akurasinya

c. Penilaian kinerja yang lebih

akurat dalam satu tahun

pelaporan. Tendensinya

penilaian kesehatan keuangan

sangat berhubungan pada

kinerja.

d. Pelaporan nilai aset, kewajiban

dan ekuitas yang lebih baik;

e. indikator penilaian biaya suatu

program/kegiatan akan lebih

baik;

f. Sesuai Reformasi Manajemen

Keuangan pemerintah sesuai

UU;

g. Sesuai dengan international best

practices. (prinsip prakik

akuntansi internasional.

h. Mengakumulasi kewajiban

pembayaran dana pensiun

(prediksi jumlah besaran dana

pada masa mendatang)

i. sinkronisasi belanja modal

dengan akuntansi penyusutan;

j. deteksi risiko default hutang

yang akan jatuh tempo

bersanksi denda;

k. alternatif perundingan dan

penjadwalan utang yang

mungkin tak mampu dibayar di

masa depan yang masih jauh,

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

tanpa tergesa-gesa;

l. Permintaan hair cut apabila

posisi keuangan terlihat tidak

tertolong lagi daripada

melanjutkan operasi organisasi.

m. Lebih logis di mata

negara/lembaga donor untuk

pertangungjawaban pinjaman

luar negeri

n. gambaran keuangan lebih

menyeluruh dari sekedar

gambaran kas karena sudah

dapat membandingak

pendapatan dan biaya operasi;

o. Mengubah perilaku keuangan

para penggunanya menjadi lebih

transparan dan akuntabel serta

lebih bertanggunjawab.

Salah satu hasil studi yang dilakukan oleh International Federation of

accounting Public Sector Committee (2002) dalam modul Kementrian

Keuangan 2014, menyatakan bahwa pelaporan keuangan berbasis akrual

bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah sehubungan dengan biaya

jasa pelayanan, efisiensi dan pencapaian sasara. Dengan pelaporan berbasis

akrual, pengguna dapat mengidentifikasi posisi keuangan organisasi pemerintah

dan pergerakannya. Seperti bagaimana pemerintah mendanai kegiatan maupun

operasinalnya sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan anggaran agar dapat

mengukur kapasitas pemerintah sesungguhnya. Akuntansi yang berbasis akrual

juga memungkinkan pemerintah untuk mengidentifikasi kesempatan dalam

menggunakan sumber daya masa depan dan mewujudkan pengelolaan yang baik

sumber daya tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

Dengan paradigma mengunakan basis akrual maka dapat meningkatkan

efesiensi dan efektifitas sistim keuangan entitas publik, pengendalian fiskal,

manajemen aset yang handal dan akuntabel, pengungkapan informasi yang lebih

lengkap, sehingga membantu pengguna dalam pengembilan keputusan serta

peningkatan akuntabilitas pengangaran, pelaksanaan dan pertanggunjawaban.

Konsep akrual basis didasarkan pada dua pilar yaitu:

1. Pengakuan pendapatan :

Saat pengakuan pendapatan pada basis akrual adalah pada saat pemerintah

mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan pemerintah.

Dalam konsep basis akrual, kapan kas / setara kas benar-benar diterima bukan

yang utama. Oleh karena itu, dalam basis akrual akan muncul estimasi

piutang tak tertagih, karena penghasilan sudah diakui meskipun kas belum

diterima.

2. Pengakuan beban:

Beban diakui pada saat kewajiban membayar telah terjadi. Sehingga dengan

kata lain, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka momen ini

dapat dianggap sebagai starting point munculnya biaya meskipun beban

tersebut belum dibayar.

Lebih rinci transaksi akrual pendapatan dan belanja diatas sebagai berikut:

a. pendapatan yang masih harus diterima; merupakan pendapatan yang sampai

dengan periode pelaporan belum diterima oleh karena adanya tunggakan

pungutan (pajak, retribusi) maupun pendapatan serta transaksi lainnya yang

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

menimbulkan hak tagih dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan

kemasyarakatan . akan disajikan sebagai piutang.

b. pendapatan diterima dimuka; merupakan pendapatan yang diterima dan

sudah disetor ke rekening kas umum negara/daerah, namun wajib setor

(penerima manfaat) belum menikmati barang/jasa/fasilitas pemerintah

(pemberi manfaat). Bisa juga dalam bentuk pendapatan pajak/bukan pajak

yang telah disetor oleh wajib pajak ke rekening kas umum negara/daerah

yang sesuai hasil pemeriksaan dan/atau penelitian oleh pihak yang berwenang

terdapat lebih setor atas pajak/bukan pajak. disajikan sebagai kewajiaban

jangka pendek.

c. belanja yang masih harus dibayar; yaitu kewajiban yang timbul akibat hak

atas barang/jasa yang telah diterima dan dinikmati dan/atau perjanjian

komitmen yang dilakukan oleh organisasi pemerintah (penerima manfaat),

namun sampai akhir periode pelaporan belum dilakukan pembayaran/

pelunasan/ realisasi atas hak/ perjanjian/komitmen tersebut terhadap pemberi

manfaat. Disajikan sebagai kewajiban jangka pendek.

d. belanja dibayar dimuka; merupakan pengeluaran yang telah dibayarkan dari

rekening kas umum negara/daerah dan membebani pagu anggaran, namun

barang/jasa/ fasilitas dari pihak ketiga belum diterima organisasi pemerintah.

Pada neraca disajikan sebagai piutang.

Lebih lanjut, study no. 14 of IFAC- Public Sector Committee (2003)

benefits of accrual Accountin, pragraph 1.19 finacial report prepared on an

accrual basis allow user to : assess the acconttability for all resources the entity

controls and deployment of those resources; assess the performance, financial

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

position and cash flows of the entity; and make decisions about providing

resources to, or doing busines with, the entity.

Pernyataan ini mensyaratkan bahwa Laporan keuangan yang disajikan dengan

basis akrual dapat mambantu pengguna laporan untuk: menilai akuntabilitas

pengelolaan seluruh sumber daya oleh suatu entitas, menilai kinerja, posisi

keuangan dan arus kas dari suatu entitas dan pengambilan keputusan mengenai

penyediaann sumber daya atau melakukan bisnis dengan suatu entitas .

4Berdasarkan uraian teoritis diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi

berbasis akrual mempunyai berbagai keunggulan dibandingkan dengan basis

akuntansi Kas maupun basis akuntansi Kas Menuju Akrual, dan hal ini sejalan

dengan perkembangan praktik akuntansi yang sehat secara internasional

(international best practices.)

2.1.2 Laporan keuangan Berbasis akrual

Ditegaskan dalam Kerangka Konseptual Lampiran I PP No.71 Tahun

2010, laporan keuangan yang disusun oleh entitas untuk menyediakan informasi

yang relevan mengenai posisi keuangan dan besrta seluruh transaksi yang

dilakukan oleh suatu entitas tersebut selama satu periode pelaporan. Unsur

komonen laporan keuangan pemerintah berbasis akrual terdiri dari a. Laporan

untuk Pelaksanaan Anggaran, meliputi Laporan Realisasi Anggaran dan

Laporan Perubahan SAL, b. Laporan Finansial, meliputi Neraca, Laporan

Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas. Degan

menyusun laporan keuangan pemerintah yang terdiri dari laporan pelaksanaan

anggaran dan laporan financial lengkap dengan komponenya maka entitas

pemerintah tersebut telah menerapakan basis akuntansi akrual dimana prinsip-

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

prinsip akuntansi yang menentukan saat pengaruh atas transaksi maupun

kejadian harus diakui guna penyusunan laporan keuangan.

Laporan keuangan akrual mengakui pendapatan pada saat hak telah

diperoleh (earned) atau berpindah kepemilikan dan beban (belanja) diakui ketika

kewajiban timbul atau sumber daya digunakan. Pengakuan aset dilakukan pada

saat potensi ekonomi masa depan diperoleh dan mempunyai nilai yang dapat

diukur dengan andal, dan kewajiban diakui pada saat pinjaman diterima atau

pada saat kewajiban (utang) timbul. Pendapatan didasarkan pencatatan basis kas

yaitu semua penerimaan dalam bentuk tunai atau kas yang dicatat organisasi

pemerintah. Jumlah pendapatan yang dilaporkan adalah sama dengan total uang

yang diterima kas perusahaan suatu periode. LKPD disusun bertujuan

menyajikan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan sumber daya

yang digunakan serta seluruh transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah

selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan yang dihasilkan hendaknya

dapat memberikan penyajian yang terbuka, jujur dan menyeluruh kepada

pengguna (stakeholders), serta dalam lingkup manajemen pemda dapat

memudahkan fungsi yang dibangun dalam perencanaan, pengelolaan dan

pertangungjawaban serta pengendalian atas aset, kewajiban, dan ekuitas

pemerintah.

Basis akuntansi yang terapkan dalam laporan keuangan pemerintah

daerah adalah basis akrual untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset,

kewajiban, dan ekuitas. Akrual basis untuk LO berarti bahwa pendapatan diakui

pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi meskipun kas

belum diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah (RKUD) atau oleh

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

entitas pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan

pengurangan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum

dikeluarkan dari (RKUD) atau entitas pelaporan. Demikan mengenai

pendapatan seperti bantuan pihak luar/asing dalam bentuk jasa disajikan pula

pada LO.

Lebih lanjut PP. No 71 tentang kerangka konseptual paragraf 64

menjelaskan bilamana anggaran disusun dan dilaksanakan atas dasar basis kas

(cash basis), maka Laporan Realisasi Anggaran (LRA) disusun atas dasar basis

kas, menunjukkan bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada

saat kas diterima di rekening kas umum negara/daerah atau oleh entitas

pelaporan serta belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas

dikeluarkan dari rekening kas umum negara/daerah. Demikian halnya , bilamana

anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis akrual (accrual basis),

maka laporan realisasi anggaran disusun berdasarkan basis akrual. Basis akrual

untuk Neraca menunjukkan bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui dan

dicatat pada saat terjadinya transaksi, dengan kata lain pada saat kejadian atau

kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa

memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan.

Komponen laporan keuangan antara basis kas menuju akrual dengan

akrual penuh disajikan berikut :

Tabel 2.1 Komponen Pokok akuntansi PP 24 2005 dan PP 71 2010

Karakteristik PP 24 Tahun 2005 PP 71 Tahun 2010

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

Komponen

Pokok

Laporan

Keuanga

n

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

2. Neraca

3. Laporan Arus Kas (CaLAK)

4. Catatan atas Laporan Keuangan (K)

1. Laporan realisasi Anggaran (LRA)

2. Laporan Perubahan Saldo

3. Anggaran Lebih (Laporan Perubahan

SAL)

4. Neraca

5. Laporan Operasional (LO)

6. Laporan Arus Kas (LAK)

7. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

8. Catatan atas Laporan Keuangan

(CaLK)

H

Hubungan

antar

kompon

en

laporan

1. Laporan finansial

LO LPE Neraca

Laporan pelaksanaan anggaran;

LRA Laporan Perubahan SAL

Basis Akuntansi 1. Neraca Kas

2. LRA Kas

1. Neraca Akrual

2. LRA Kas

3. Laporan Operasional Kas

Sumber PP 24 tahun 2005 dan PP 71 Tahun 2010

Sesuai dengan uraian diatas diketahui perbedaan mendasar dari

komponen laporan keuangan antara PP 24 tahun 2005 dengan PP no 71 tahun

2010 terletak pada Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LSAL) dan

Laporan Operasional (LO).

2.1.3 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Sistim akuntansi adalah rancangan formulir, catatan, dan laporan yang

yang terintegrasi untuk menyediaakan informasi keuangan yang dibutuhkan

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

oleh manajemen agar memudahkan pengelolaan perusahaan. Unsurnya meliputi

formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta

laporan. Pemendagri 13 Tahun 2006 pasal 232, bahwa sistim akuntansi

keuangan daerah merupakan integrasi prosedur mulai dari proses pengumpulan

data, pencatatan, pengiktisaran, sampai dengan penyajian laporan keuangan

dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dapat secara manual

maupun aplikasi komputer. Pasal 233 menegaskan sistim akuntansi keuangan

daerah sekurang-kurangnya terdiri dari a. prosedur akuntansi penerimaan kas, b.

prosedur akuntansi pengeluaran kas, c. prosedur akuntansi aset tetap atau barang

milik daerah dan d. prosedur akuntansi selain kas.

PP 71 tahun 2010 pasal 1 ayat 11 bahwa Sistim akuntansi pemerintah dinilai

lebih relevan dalam imlementasi akuntansi basis akrual , didefenisikan sebagai

rangkaian sestematik dari prosedur, penyelenggaraan, peralatan, dan elemen lain

dalam mewujudkan fungsi akuntansi mulai analisis transaksi sampai dengan

pelaporan keuangan di lingkungn organisasi pemerintah. Dimaksudkan proses

penyusunan laporan keuangan dengan sistim akuntansi yang memadai.

Ketentuan ini menghendaki entitas pemerintah pusat dan entitas pemerintah di

daerah harus membuat sistim akuntansi pada entitas yang di kelolanya masing-

masing.

Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 membagi sistim akuntansi terdiri atas a.

sistim akuntansi Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD ) meliputi tehnik

pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas pendapatan -Laporan

Operasional (LO), beban, pendapatan –Laporan Realisasi Anggaran (LRA),

belanja, transfer, pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian, dan

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

koreksi, penyusunan laporan keuangan PPKD serta penyusunan laporan

keuangan konsolidasian pemerintah daerah, b. sistim akuntansi Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) meliputi tehnik pencatatan, pengakuan dan

pengungkapan atas pendapatan -Laporan Operasional (LO), beban, pendapatan –

Laporan Realisasi Anggaran (LRA), belanja, transfer, pembiayaan, aset,

kewajiban, ekuitas, penyesuaian, dan koreksi, penyajian laporan keuangan

SKPD.

Penegasan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 bahwa untuk penerapan

basis akuntansi akrual, Pemerintah Daerah terlebih dahulu membuat dan

menetapkan kebijakan akuntansi Pemerintah Daerah yang meliputi kebijakan

akuntansi pelaporan keuangan dan kebijakan akuntansi akun, kemudian Sistim

Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) dan Bagan Akun Standar (BAS).

Pemerintah daerah akan membuat aturan dan kebijakan tentang Sistem

Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD), yang merupakan suatu instrumen untuk

mengoperasionalkan prinsip-prinsip akuntansi yang telah ditetapkan dalam SAP

dan kebijakan akuntansi melalui peraturan kepala daerah baik peraturan

Gubernur, Bupati maupun walikota yang mengacu pada pedoman Umum Sistim

Akuntansi Pemerintahan. Pedoman umum ini diatur oleh menteri dalam negari

(mendagri) setelah berkoordinasi dengan menteri keuangan.

Laporan keuangan konsolidasi adalah perwujudan laporan keuangan

gabungan oleh laporan keuangan PPKD dan laporan keuangan SKPD menjadi

satu laporan keuangan entitas tunggal, dalam hal ini adalah laporan keuangan

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

pemda sebagai entitas pelaporan. Laporan keuangan konsolidasian disusun oleh

PPKD yang dalam hal ini bertindak mewakili pemda sebagai konsolidator.

Laporan konsolidasi dibuat dikarenakan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

(SAPD) dibangun dengan arsitektur pusat dan cabang (Home Office – Branch

Office). PPKD berperan sebagai kantor pusat, sedangkan SKPD berperan

sebagai kantor cabang. Dapat diilustrasikan dengan skema berikut.

Sumber: Modul Akutansi Akrual Depkeu 2014

Gbr. 2.1 Bagan Konsolidasi Laporan Kuangan PEMDA.

Bagan ini menjelaskan satuan kerja pengelola keuangan daerah

(SKPKD) menyusun laporan keuangan konsolidasi sebagai konsolidator,

menyusun laporan keuangan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)

sebagai entitas akuntansi dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun

laporan keuangan SKPD sebagai entitas akuntansi. Laporan keuangan

konsolidasi disusun dengan menggabungkan/mengkonsolidasikan laporan

keuangan dari seluruh SKPD dengan PPKD. Proses penyusunan laporan

keuangan konsolidasi ini terdiri atas 2 tahap utama, yakni tahap penyusunan

kertas kerja (worksheet) konsolidasi dan tahap penyusunan laporan keuangan

gabungan pemerintah daerah sebagai entitas pelaporan.

PPKD

(Kantor Pusat Sebagai Konsolidator)

PKD

(dalam Fungsi Entitas

Akuntansi)

Laporang Kuangan Konsolidasian

SKPD

Sebagai entitas

akuntansi

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

2.1.4 Kompetensi Sumber Daya Manusia

Hasibuan (2000) mengemukakan bahwa sumber daya manusia adalah

semua manusia yang terlibat di dalam suatu organisasi dalam mengupayakan

terwujudnya tujuan organisasi. Nawawi (2003) mendefenisikan SDM arti

mikro, secara sederhana adalah manusia atau pegawai yang bekerja atau

menjadi anggota suatu organisasi yang disebut personil, pegawai, karyawan,

pekerja, tenaga kerja. Dapat dimaknai bahwa sumber daya manusia (SDM)

adalah semua orang yang terlibat yang bekerja untuk mencapai tujuan

perusahaan. Sumber daya manusia yang memadai dalam melaksanakan tugas

dan fungsinya hendakya memiliki kompetensi yang memadai sesuai dengan

tugas dan bidang pekerjaannya (Spencer1993). Lebih lanjut dinyatakan

kompetensi terdiri dari 5 tipe karakteristik, yaitu motif (kemauan konsisten

merupakan sebab dari tindakan), faktor bawaan (karakter dan respon yang

konsisten), konsep maupun gambaran diri, pengetahuan (informasi dalam bidang

tertentu), dan keterampilan (kemampuan untuk melaksanakan tugas).

Berdasarkan teori ini, kompetensi terletak pada bagian dalam setiap manusia dan

selamanya ada pada kepribadian seseorang sehingga dapat memprediksikan

tingkah laku secara luas pada semua situasi dan lini pekerjaan. Uraian diatas

menegaskan bahwa kompetensi mengacu pada pengetahuan, perilaku, dan

kemampuan.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 pasal 3,

menyebutkan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang

dimiliki pegawai negeri sipil (PNS), dalam wujud pengetahuan, keterampilan,

dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

2.1.5 Teknologi Sistim Informasi Manajemen Daerah (teknologi SIMDA)

Mulyadi (2008) menyatakan bahwa suatu sistim pada dasarnya

sekelompok unsur yang erat kaitanya satu terhadap lainnya, berfungsi bersama-

sama untuk mencapai tujuan tertentu. Lebih lanjut disampaikan, Informasi

merupakan data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk

mengambil keputusan yang tepat (Bodnar dan Hopwood, 1996).

Suatu sistem diidentifikasi (Jogiyanto, 2001) memiliki karakteristik

yaitu:

a. Komponen sistem; terdiri dari komponen-komponen dan saling berinteraksi

dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem yang

mempunyai sifat menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses

sistem secara keseluruhan.

b. Batas sistem; merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan

sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

c. Lingkungan luar sistem; Lingkungan luar dari sistem adalah apapun di luar

batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

d. Penghubung sistem; penghubung merupakan media penghubung antara satu

subsistem dengan subsistem lainnya.

e. Masukan dan keluaran sistem; masukan adalah energi yang dimasukkan ke

dalam sistem, sedangkan keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan

diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.

f. Pengolah sistem; Pengolah sistem mengelola masukan menjadi keluaran.

g. Sasaran sistem; Suatu sistem akan dikatakan berhasil jika mengenai sasaran.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

Pemerintah perlu mengoptimalisasikan pemanfaatan kemajuan

teknologi informasi untuk membangun jaringan sistem informasi manajemen

dan proses kerja yang memungkinkan pemerintahan bekerja secara terpadu

dengan menyederhanakan akses antar unit kerja. Terdapat dalam PP Nomor 56

Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah ditegaskan bahwa guna

menindaklanjuti terlaksananya proses pembangunan yang sejalan dengan prinsip

tata pemerintahan yang baik (Good Governance), Pemerintah maupun

Pemerintah Daerah diwajibkan untuk mengembangkan dan memanfaatkan

kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan dan mendorong kemampuan

pengelola keuangan daerah, serta menyalurkan Informasi Keuangan Daerah

kepada pelayanan publik.

Sistem informasi manajemen adalah sistem informasi yang merupakan

bagian dari pengendalian internal suatu instansi pemerintahan maupun swasta

meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi dan prosedur yang biasa

digunakan untuk pemecahan masalah suatu instansi.

Pemerintah melalui BPKP telah melahirkan sistim manajemen

keuangan daerah yang biasa disebut dengan teknologi informasi SIMDA.

Aplikasi teknologi SIMDA yang telah diluncurkan oleh BPKP meliputi

Aplikasi teknologi informasi SIMDA Keuangan, teknologi SIMDA Barang

Milik Daerah (BMD), teknologi SIMDA Gaji, teknologi SIMDA Pendapatan,

Display SPP sampai SP2D dan Rekonsiliasi Bank. Aplikasi tersebut telah

dirancang untuk membantu orang atau pengawai mulai proses perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pertanggunjawaban dan akuntansi dan pelaporan

secara terintegrasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

Dengang sistem informasi pengelolaan keuangan daerah, pimpinan

SKPD dapat memonitor kemajuan suatu program dan kegiatan telah

dilaksanakan, seberapa besar penyerapan dana atas program kegiatan yang telah

dilakukan sehingga dapat dinilai bagaimana program kegiatan yang dilakukan

suda memenuhi unsur ekonomis, efisien dan efektif. dengan menerapkan sistim

informasi yang terpadu maka entitas publik akan memperoleh manfaat untuk

meningkatkan produk dan jasa, peningkatkan efisiensi dan proses kerja

manajemen (Jogiyanto, 2001).

Teoritis ini mengisyaratkan bahwa teknologi informasi akan diminta

untuk memfasilitasi dan mendukung pengenalan akuntansi akrual di sektor

publik. tendensinnya, kualitas tinggi yang ada dalam sistem informasi organisasi

harus dipertimbangkan sebagai prasyarat penting dari keberhasilan pelaksanaan

inisiatif atau trobosan baru. Total volume Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara/Daerah dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan jumlah yang luar

biasa. Dari sisi akuntansi kondisi ini menunjukkan bahwa volume transaksi

keuangan pemerintah juga mengisyaratkan kuantitas yang semakin besar serta

kualitas yang semakin rumit dan begitu kompleks. Peningkatan volume maupun

frekuensi transaksi yang semakin besar dan semakin kompleks harus diikuti

dengan peningkatan kemampuan pengelolaan keuangan pemerintah (Sugijanto,

2002).

2.1.6 Komitmen Organisasi

Dijelaskan Robbins (2002 ), komitmen organisasi ialah sebagai keadaan

dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi dan tujuan organisasi,

serta berniat untuk memelihara keanggotanya dalam organisasi tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

Sedangkan Steers dan Porter dalam Supriyono (2006) berpendapat bahwa

komitmen organisasi merupakan kondisi dimana karyawan sangat tertarik akan

kebijakan, tujuan, nilai-nilai, dan sasaran organisasi. komitmen organisasi

menggambarkan kondisi seberapa jauh seseorang mendedikasikan dan

melibatkan dirinya pada organisasi serta keinginan untuk tetap tinggal di

organisasi tersebut. Lebih lanjut dikatakan bahwa komitmen organisasi

merupakan kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam mededikasikan

keterlibatan dirinya pada bagian organisasi, yang dapat ditandai dengan empat

hal, antara lain ; a.Kepercayaan karyawan terhadap organisasi, b. Partisipasi

karyawan dalam aktivitas kerja, c. Loyalitas terhadap organisasi, dan d. Adanya

Perasaan menjadi bagian dari organisasi.

Dalam hal penerapan akuntansi basis akrul yang pasti komitmen

organisasi bukan hanya terletak pada tataran staf pengawai atau PNS yang

diserahkan tugas dan fungsi untuk melaksanakan pengelolaan dan penyusunan

laporan keuangan sesuai dengan sistim dan porsedur kebijakan akuntansi yang

ditetapkan, akan tetapi dari harus dilihat juga dari sisi managemen atau stochk

holder lainya, yaitu pimpinan puncak yang mengambil keputusan dan kebijakan

anggaran guna keberhasilan penerapan akuntansi basis akrual. Bupati, dan

seluruh pimpinan SKPD yang memiliki kebijakan yang serius baik melalui

aturan maupun kebijakan anggaran yang tersedia. Karena kebijakan yang

demikian akan mendorong tersedianya sarana pendukung yang memadai antara

lain penempatan PNS sesuai dengan latar belakang pendidikan, diklat yang

cukup dan teknologi yang memadai.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

Sopiah (2008) menyebutkan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi

komitmen organisasi yaitu (1) faktor personal (usia, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, pengalaman kerja, kepribadian) entitas publik (2) karaktetristik

pekerjaan ( lingkup jabatan, tantangan dalam pekerjaan, konflik peran dalam

pekerjaan, tingkat kesulitan dalam pekerjaan) (3) karakteristik struktur, misalnya

besar/kecilnya organisasi, bentuk organisasi (sentralisasi atau desentralisasi )

kehadiran serikat pekerja maupun tingkat pengendalian yang dilakukan

organisasi terhadap karyawan (4) pengalaman kerja sangat berpengaruh

terhadap tingkat komitmen karyawan pada organisasi. Karyawan yang belum

bekerja dan karyawan yang sudah puluhan tahun bekerja dalam organisasi tentu

memiliki tingkat komitmen yang berlainan.

2.1.7 Pelatihan Staf Akuntansi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pelatihan berasal dari kata

“latih” yang berarti proses, kegiatan untuk membiasakan atau memperoleh suatu

kecakapan. Dengan demikian pelatihan, adalah setiap tindakan untuk

memperbaiki kinerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi

tanggung jawab pegawai, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan

pekerjaan pegawai (Gomes,2003). Sementara diklat teknis yaitu memberikan

ketrampilan atau penguasaan pengetahuan teknis yang berhubungan secara

langsung dengan pelaksanaan tugas pokok lingkup kerja. Diklat teknis

menghendaki pencapaian persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk

pelaksanaan tugas PNS (https://lms.bpkp.go.id/?page_id=4623.)

Menurut Krumwiede (1998) pelatihan yang memadai memiliki efek

yang berpengaruh positif terhadap kesuksesan adopsi sistem akuntansi, dimana

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

pemahaman tentang bagaimana untuk merancang, menerapkan dan

menggunakan sistem menjadi meningkat. Sementara itu Ouda (2008),

menyatakan bahwa fakta karyawan yang tidak memiliki cukup informasi

mengenai arah reformasi maupun yang tidak diberdayakan untuk berkontribusi

pada prosesnyam menjadi satu alasan kegagalan reformasi akuntansi sektor

publik. Penjelasan ini memaknai bahwa pengenalan sistem akuntansi baru di

sektor publik sangat membutuhkan strategi pelatihan secara keseluruhan,

sehinga dapat mengklarifikasi kesalah pahaman yang potensial, dalam rangka

menyampaikan pemahaman umum dan prinsip-prinsip utama reformasi

akuntansi serta dapat meyakinkan potensi manfaat dari sistem baru. Pelatihan

maupun pendampingan sistem yang dimaksud merupakan sebuah proses, cara atau

perbuatan melatih seseorang di dalam melaksanakan sesuatu. Dalam hal ini yang

dimaksud adalah pelatihan/pendampingan penyusun laporan keuangan SKPD dan

Konsolidator laporan keuangan Pemda.

2.1.8 Pengendalian Intern Akuntansi

Pengendalian internal adalah suatu proses, yang dijalankan oleh dewan

komisaris, manajemen dan personil lain entitas untuk memberikan keyakinan

yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yakni; efisiensi maupun

efektivitas operasi, kehandalan pelaporan keuangan dan ketaatan pada peraturan

yang berlaku (Standar Profesional Akuntan Publik, SA Seksi 319). Menurut

Mulyadi (2008) Pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan

ukuran – ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,

mengecek ketelitian dan keterandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

Bastian (2006) pengendalian akuntansi adalah bagian dari sistem

pengendalian internal terdiri atas struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran

yang terkordinasi terutama untuk menjaga ekuitas organisasi serta mengecek

ketelitian dan keandalan dokumen akuntansi. Apabila pengendalian akuntansi

lemah kemungkinan terdeteksinya kecurangan proses akuntansi dan keakuratan data

transaksi tidak kompeten.

Mulyadi (2008), Menguraikan 2 jenis pengendalian intern menurut tujuannya yaitu:

1. Pengendalian intern akuntansi (internal accounting control)

Pengendalian intern akuntansi adalah merupakan bagian dari pengendalian

intern yang berkaitan dengan tujuan menjaga ekuitas organisasi, mengecek

ketelitian dan keterandalan dokumen akuntansi. Pengendalian intern akuntansi

secara nyata akan menjamin keamanan ekuitas para investor dan kreditur yang

ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang

akuntabel.

2. Pengendalian intern administratif (internal administrative control).

Pengendalian intern administratif terdiri atas struktur organisasi, metode dan

ukuran-ukuran yang terkordinasi untuk mendorong efisiensi serta dipatuhinya

kebijakan manajemen.

Uraian diatas mengisyaratkan bahwa Pengendalian internal akuntansi

(internal acounting control) adalah rancangan organisasi dalam bentuk sistim dan

prosedur yang dipergunakan untuk menjaga aset, menyajikan informasi yang akurat

dan andal, dorongan untuk memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta

mendorong dipatuhinya kebijakan akuntansi yang telah ditetapkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

Secara umum struktur pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan

prosedur yang dibuat untuk memberikan tingkat jaminan yang wajar atas

pencapaian tujuan tertentu organisasi.

Pengendalian internal melaksanakan tiga fungsi penting (Romney, 2004):

1. Pengendalian untuk pencegahan

(preventive control) yaitu dengan mencegah timbulnya suatu masalah sebelum

masalah tersebut muncul. Pengendalian ini dilaksanakan dengan mempekerjakan

personil akuntansi yan berkualifikasi tinggi, pemisahan tugas pegawai yang

memadai dan secar efektif mengontrol akses fisik atas aset, pembatasan fasilitas

dan informasi adalah pengendalian pencegahan yang efektif.

2. Pengendalian untuk pemeriksaan (detective control) diperuntukkan untuk

mengungkap permasalahan apabila masalah tersebut muncul (pemeriksaan

salinan atas perhitungan, mempersiapkan rekonsiliasi antar bank dan neraca

perusahaan setiap bulan)

3. Pengendalian korektif (corrective control) yaitu memecahkan masalah yang

ditemukan oleh pengendalian untuk pemeriksaan, mencakup prosedur yang

dilaksanakan untuk mengidentifikasi sebab timbulnya masalah dan memperbaiki

kesalahan atau kesulitan yang ditimbulkan dan mengubah sistem agar masalah di

masa mendatang dapat diminimalisir atau dihilangkan (pemeliharaan backup

copies atas transaksi dan file dan mengikuti prosedur untuk memperbaiki

kesalahan mengentri data, seperti juga kesalahan dalam menyerahkan kembali

transaksi untuk proses lebih lanjut)

Penelitian Committee Of Sponsoring Organization (COSO)

mendefinisikan pengendalian internal sebagai proses penerapan oleh dewan

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

komisaris, pihak manajemen maupun bawahannya untuk memberikan jaminan yang

wajar bahwa tujuan pengendalian dicapai agr mempertimbangkan 4 (empat ) pokok:

1. Efektivitas dan efisiensi operasional organisasi;

2. Keandalan pelaporan keuangan;

3. Sesuai dengan hukum,

4. Peraturan yang berlaku.

Keempat pokok tersebut selaras dengan karakteristik yang dikehendaki

oleh prinsipa pelaporan keuangan pemerintah. Lebih lanjut COSO mengemukakan

terdapat 5 (lima) komponen kebijakan serta prosedur yang yang dirancang untuk

diimplementasikan agar memberikan jaminan bahwa tujuan pengendalian intern

akan dapat tercapai yaitu:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment). Terdiri atas tindakan,

kebijakan serta prosedur yang dapat menggambarkan a.Integritas dan nilai etika;

b. komitmen terhadap kompetensi; c. Kebijakan dan praktik SDM ;d. adanya

pendelegasian wewenang dan tanggung jawab; e. Filosofi manajemen dan sifat

operasi;f. Dewan direksi dan partisipasi dewan audit; g. Struktur organisasi,

pemberian dan pemisahan fungsi wewenang dan tanggung jawabdan kebijakan

sumber daya manusia seperti pelatihan dan kompensasi)

2. Penilaian Risiko Manajemen (Management Risk Assessment)

Manajemen organisasi harus mampu mendeteksi, menilai, mewaspadai dan

mengelola risiko yang bakal timbul, organisasi juga harus menetapkan tujuan

yang terintegrasi dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan dan

aktivitas-aktivitas lainnya sehingga organisasi beroperasi secara harmonis sesuai

tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dekteksi dini risiko dan pengelolaan

yang baik akan risiko tersebut menjadikan fundasi organisasi yang lebih kuat.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

Perusahaan juga harus menetapkan mekanisme untuk mengidentifikasi,

menganalisis, dan mengelola risiko-risiko terkait. (penggunaan Key Performance

Indicator (KPI), survey kepuasan customer, dan Balance Score Card (BSC))

3. Sistem Komunikasi dan Informasi Akuntansi (Accounting Information and

Communication System).

Komunikasi informasi tentang tindakan pengendalian intern memberikan

substansi yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi efektivitas

pengendalian dan untuk memanajemen operasinya. Akurasi dan ketepatan

informasi dibutuhkan guna mengambil suatu keputusan. Selain itu, dengan

sistem informasi dan komunikasi dimungkinkan karyawan perusahaan

mendapatkan dan menukar informasi yang diperlukan untuk melaksanakan,

memanajemen, dan mengontro operasinya. (staff meeting bulanan, news letter

dari perusahaan, dan process for escalation of issues)

4. Aktivitas Pengendalian (Controll Activities)

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur untuk membantu

meyakinkan bahwa instruksi manajemen telah dijalankan. Kebijakan dan

prosedur tersebut membantu meyakinkan bahwa kebijakan yang diperlukan

telah dijalankan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Dapat dikatakan bahwa aktifitas pengendalian agar nyata mendukung

pelaporan keuangan yang memadai harus dimulai dengan rancangan sistim

pengendalian yang memadai, pembubuhan nomor pada dokumen dan catatan

transaksi, penegasan pemisahan tugas dan fungsi akuntansi, fungsi otorisasi yang

memadai atas trasaksi dan adanya pemeriksaan dan rekonsiliasi yang independen

atas kinerja dan jumlah catatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

Pengendalian intern menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan proses yang dirancang untuk

memberikan keyakinan yang memadai mengenai pencapaian tujuan pemerintah

daerah yang tercermin dari keandalan laporan keuangan, ekonomis, efisien, dan

efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta dipatuhinya peraturan

perundang-undangan. Dalam rangka meningkatkan kinerja, akuntabilitas dan

transparansi pengelolaan keuangan negara, dalam fungsinya Presiden sebagai

Kepala Pemerintah an mengatur serta menyelenggarakan pelaksanaan Sistem

Pengendalian Intern di lingkungan pemerintah secara menyeluruh.

Untuk melaksanakan hal tersebut pada tahun 2008 telah terbit PP No. 60

tentang Sistem Pengedalian Intern Pemerintah. Ketentuan ini mengisyaratkan agar

lembaga pemerintah melaksanakan SPIP dengan proses yang integral pada

tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara melekat berkesinambungan oleh

pimpinan dan seluruh pegawai dalam memberikan keyakinan memadai bahwa

tujuan organisasi dapat dicapai melalui kegiatan yang efektif dan efisien,

keandalan pelaporan keuangan, pengamanan ekuitas negara, dan dipatuhinya

peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan pengertian pengendalian intern tersebut, terdapat beberapa

konsep dasar yakni: 1. Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk

mencapai tujuan tertentu, 2. Pengendalian intern dijalankan oleh orang

(teknologi bukan segalanya)3. Pengendalian intern diharapkan hanya dapat

memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan yang memberikan

pendapat mutlak (benar atau salah). 4. Pengendalian intern ditujukan untuk

mencapai tiga tujuan yang saling terkait yaitu keandalan pelaporan keuangan

Universitas Sumatera Utara

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

(kualitatif) , kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta

efektivitas dan efiensi operasi.

2.1.9 Penerapan Basis Akuntansi Akrual

Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 mengamanatkan bahwa untuk

penerapan basis akuntansi akrual maka Pemda terlebih dahulu membuat dan

menetapkan Kebijakan akuntansi yang terdiri dari kebijakan akuntansi pelaporan

keuangan dan kebijakan akuntansi akun. Entitas pemerintah yang menerapkan

SAP, akan menghasilkan laporan keuangan yang sangat diperlukan dalam

operasional entitas pemerintah. Dengan Standar Akuntansi Pemerintahan

diharapkan penyusunan laporan keuangan berjalan dengan terstruktur dan sesuai

dengan pedoman yang berlaku sehingga menghasilkan laporan keuangan yang

berkualitas dan akurat terutama laporan keuangan yang keberadaannya sangat

penting dan dibutuhkan untuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Pemda.

Laporan keuangan yang tersaji harus dapat memberikan gambaran yang utuh atas

posisi keuangan pemerintah, menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai

hak dan kewajiban pemerintah dan sekaligus bermanfaat dalam mengevaluasi

kinerja pemerintah terkait anggaran biaya untuk jasa layanan, efisiensi, dan

pencapaian tujuan yang ditetapkan.

Dari uraian teoritis diatas entitas pelaporan dan entitas akuntansi pada

pemerintah daerah harus menerapkan dan mempraktekkan Standar Akuntansi

Pemerintahan berbasis akrual dengan membuat dan menetapkan kebijakan akuntasi

pemerintah daerah meliputi a. kebijakan akuntansi pelaporan keuangan dan b.

kebijakan akuntansi akun. Kemudian sistim akuntansi pemerintah daerah (SAPD)

yang telah menyusunan laporan keuangan dengan menyajikan sekurang-kurangya a.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

Laporan realisasi anggaran (LRA), b. Laporan perubahan saldo anggaran lebih

(LSAL), c. Neraca, d. Laporan Operasional (LO), e. Laporan arus kas (LAK).

Kemudian bagan akun standar yang menggambarkan struktur laporan keuangan

secara lengkap.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Reviu penelitian terdahulu adalah merupakan tinjauan atas penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dan masih relevan dengan

penelitian yang dilakukan saat ini. Penelitian-penelitian sebelumya mengenai

penerapan akuntansi basis akrual pada pemerintah daerah telah dilakukan oleh

beberapa peneliti, oleh karena itu penelitian ini juga mengacu pada beberapa

penelitan tersebut sebagai bahan referensi. Beberapa hasil penelitan yang

dijadiakan referensi antara lain:

1. Iin Jumriati (2013) meneliti Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

penerapan standar akuntansi berbasis akrual pada pelaporan keuangan daerah

pemerintah kota dan kabupaten di DIY. Penelitian ini menjadikan variabel

independen adalah manfaat akuntansi akrual, kesulitan akuntansi akrual, dan

Sumber Daya Manusia (SDM). Variabel dedependennya adalah penerapan

akuntansi akrual. Peneliti menyimpulkan bahwa secara simultan

menunjukkan manfaat akuntansi akrual, kesulitan akuntansi akrual, dan SDM

berpengaruh signifikan terhadap penerapan standar akuntansi berbasis akrual.

Sedangkan manfaat akuntansi akrual dan SDM tidak berpengaruh signifikan,

namun kesulitan akuntansi akrual berpengaruh signifikan terhadap penerapan

standar akuntansi berbasis akrual.

2. Halen, (2013) mengambil judul penelitian pengaruh tingkat pemahaman,

pelatihan dan pendampingan aparatur pemerintah daerah terhadap penerapan

Universitas Sumatera Utara

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

akrual basis dalam pengelolaan keuangan daerah di kabupaten jember (studi

kasus pada dinas Kab. Jember). Yang menjadi variabel independen adalah

tingkat pemahaman, pelatihan dan pendampingan , sementara variabel

denpennya adalah penerapan akrual basis. Penelitian ini menjujukkan hasil

bahwa secara parsial akuntansi berbasis akrual berpengaruh signifikan

terhadap kualitas laporan keuangan. Koefisien regresi untuk variabel

akuntansi berbasis akrual bernilai positif, menunjukkan adanya hubungan

yang searah antara akuntansi berbasis akrual dengan kualitas laporan

keuangan. Selanjutnya secara parsial disimpulkan bahwa sistem

pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan

keuangan yang ditunjukkan dengan Koefisien regresi untuk variabel bebas

sistem pengendalian intern bernilai positif. Secara bersama-sama, akuntansi

berbasis akrual dan sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan

terhadap kualitas laporan keuangan. Dari hasil koefisien korelasi ini

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara variabel akuntansi

berbasis akrual dan sistem pengendalian intern dengan kualitas laporan

keuangan jika dijalankan secara bersamaan.

3. Arif, et al. (2013), dengan judul analisis kesiapan pemerintah daerah dalam

penerapan Standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual (Studi pada

Pemerintah Daerah Kabupaten Bondowoso). Dengan variabel independen

adalah perspektif SDM, sarana prasarana, dan sistem informasi, serta

komitmen dari pejabat publik. Variabel dependen adalah kesiapan penerapan

akuntansi akrual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah

Kabupaten Bondowoso pada prinsipnya mempunyai komitmen untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

menerapkan SAP akrual yang diatur dalam PP No. 71 tahun 2010. Untuk

sarana dan prasarana serta sistem informasi telah dilakukan beberapa

persiapan untuk mendukung pelaksanaan SAP. Variabel SDM, Pemkab

Bondowoso pada tahun 2014 akan melaksanakan transfer knowledge dalam

rangka persiapan SAP Akrual. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah telah

selesasi akan tapi Sistem Akuntasi Pemerintah Daerah (SAPD) sedang

kerjakan. Pemda Bondowoso merencanakan penyusunan perangkat lunak

untuk media pilot project pelaksanaan SAP akrual secara simultan. Pemkab

Bondowoso dapat dikategorikan cukup siapuntuk melaksanakan SAP akrual.

4. Kusuma, M.I (2013) mengambil judul Analisis faktor-faktor yang

Mempengaruhi tingkat penerapan Akuntansi akrual pada pemerintah.

Penelitian ini mengambil variabel independen yaitu pelatihan staf keuangan,

tingkat pendidikan staf keuangan, kualitas teknologi informasi, dukungan

konsultan, pengalaman, latar belakang pendidikan pimpinan dan ukuran

satuan kerja. Yang diteliti sebagai variabel dependen adalah penerapan

pkuntansi akrual. Penelitian ini membuktikan bahwa tingkat penerapan

akuntansi akrual pada pemerintah masih sangat rendah. Secara khusus tingkat

penerapanakuntansi akrual dipengaruhi secara signifikan oleh pelatihan staf

keuangan. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat pendidikan

staf, kualitas teknologi informasi, dukungan konsultan, pengalaman, latar

belakangpendidikan pimpinan maupun ukuran satuan kerja terhadap tingkat

penerapan akuntansi akrual.

5. Kusuma, R.I (2013) dengan judul analisis kesiapan pemerintah dalam

menerapkan standar akuntansi pemerintah berbasis akrual (Kasus pada

Universitas Sumatera Utara

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

Pemerintah Kabupaten Jember). Penelitian ini mengemukakan variabel

Independen adalah Komitmen, Sumber Daya Manusia, Infrastruktur Sistem

Informasi. Sementara variabel dependenya adalah Penerapan Akuntansi

Akrual. Hasil penelitian menunjukkan Kesiapan Pemda Kabupaten Jember

yang diindikasikan dengan komitmen, SDM, sarana prasarana dan sistem

informasi dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Jember

dilihat dari parameter integritas adalah kategori siap. Kesiapan SDM,

kesiapan sistem informasi dan sarana prasarana adalahkategori cukup siap.

6. Adventana,G.A (2010), dengan judul Analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi Pemerintah provinsi diy dalam implementasi Sap berbasis

akrual menurut pp no. 71 tahun 2010. Mengemukakan variabel Independe

adalah SDM, Komitmen Organisasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi,

sedangkan menjadi variabel dependennya adalah Kesiapan SAP Basis

Akrual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SDM, komitmen organisasi,

teknologi informasi dan komunikasi secara simultan berpengaruh positif

terhadap kesiapan penerapan SAP berbasis akrual. Variabel SDM dan

komitmen organisasi secara parsial dinyatakan berpengaruh positif signifikan,

tetapi teknologi informasi dan komunikasi secara parsial tidak berpengaruh

terhadap kesiapan penerapan SAP berbasis akrual. Hasil penelitian ini juga

mengemukakan bahwa variabel independen mampu mempengaruhi kesiapan

penerapan SAP berbasis akrual hanya sebesar 23,20%, sisanya dipengaruhi

oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

7. Ardiansyah, (2013) dengan mengemukakan judul factors affecting the

affecting the readiness of pp no.71 tahun 2010 about government accounting

Universitas Sumatera Utara

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

standards (case study on working units in kppn malang‟s working area).

Variabel Independen penelitian ini adalah Kualitas sumber daya manusia,

komitmen organisasional dan komunikasi. Sementara varibel dependennya

adalah kesiapan penerapan SAP berbasis akrual. Hasil penelitian ini

dikemukakan adanya pengaruh variabel kuliatas sumber daya manusia dan

komunikasi terhadap kesiapan penerapan SAP berbasis akrual. Penelitian ini

tidak mampu membuktikan adanya pengaruh variabel komitmen organisasi

terhadap kesiapan penerapan SAP berbasis akrual. Besar koefisien

determinasi (R²) dalam penelitian ini adalah 0,317 (31,7%). Angka ini

menunjukkan bahwa variabel kualitas sumber daya manusia, komitmen

organisasi, dan komunikasi dapat menjelaskan variabel terikatnya yaitu

kualitas laporan keuangan sebesar 31,7%, sedangkan sisanya sebesar 68,3%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

8. Roviyantie,D (2012) dengan judul penelitian Faktor yang mempengaruhi

penerapan akuntansi berbasis akrual di pemerintah daerah (Studi di

Pemerintah Kabupaten Temanggung), dengan variabel independen adalah

kompentensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah.

Sementara variabel dependenya adalah kualitas laporan keuangan daerah.

Hasil penelitian menyatakan kompetensi SDM berpengaruh terhadap

Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah di setiap Dinas. Dimana jika

SDM tidak memahami akuntansi pemerintahan dan keuangan daerah, maka

terjadi kesulit an menerapkan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dengan

baik. Secara parsial Kompetensi SDM berpengaruh signifikan terhadap

Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Ditegaskan bahwa semakin kompeten

Universitas Sumatera Utara

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

SDM pembuat laporan keuangan, maka semakin baik pula Kualitas Laporan

Keuangan Daerah yang dihasilkan. Selanjutnya penerapan Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kualitas

Laporan Keuangan Daerah. Ketika sejak awal Sistem Akuntansi Keuangan

Daerah diterapkan dengan baik, maka akan semakin baik pula Kualitas

Laporan Keuangan Daerah yang dihasilkan. Dikemukakan bahwa variabel

Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Daerah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kualitas Laporan Keuangan

Daerah dipengaruhi oleh Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah yang baik.

9. Winidyaningrum, 2009, mengemukakan judul penelitian, Pengaruh sumber

daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap keterandalan

dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah dengan variabel

intervening pengendalian intern akuntansi (studi empiris di pemda

subosukawonosraten). Dikemukakan bahwa variabel independen penelitian

ini adalah SDM, Pemamfaatan Teknologi Informasi, sedangkan varibel

dependen adalah keterandalan dan ketepat waktuan pelaporan keuangan

pemerintah daerah dengan Pengendalian Intern Akuntansi sebagai variabel

intervening: model pertama dengan path analysis ditunjukkan adanya

pengaruh positif signifikan antara sumber daya manusia dan pemanfaatan

teknologi informasi terhadap keterandalan pelaporan keuangan melalui

pengendalian intern akuntansi. Sedangkan hasil penelitian dalam model

kedua dengan uji regresi menunjukkan adanya pengaruh positif tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

signifikan antara sumber daya manusia, akan tetapi pemanfaatan teknologi

informasi berpengaruh positif signifikan terhadap ketepatwaktuan pelaporan

keuangan.

10. Muhamad, H. 2013, dengan judul pengaruh kualitas sumber daya manusia

dan penerapan teknologi sistem informasi manajemen keuangan daerah

(simda) terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah (studi kasus

pemerintah daerah kota Gorontalo). Dikemukakan variabel independen

adalah kualitas SDM dan penerapan teknologi Informasi Manajemen

Keuangan Daerah (SIMDA), sedangkan variabel independen adalah

Kualitas Laporan Keuangan. Hasil penelitian dikemukakan bahwa kualitas

sumber daya manusia, dan penerapan teknologi sistem informasi

manajemen keuangan daerah secara parsial maupun simultan berpengaruh

terhadap kualitas laporan keuangan. Berdasarkan hasil estimasi diperoleh

nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,644 atau 64,4% yang dapat

membuktikan bahwa pengaruh kualitas sumber daya manusia dan penerapan

teknologi sistem informasi manajemen keuangan daerah terhadap kualitas

laporan keuangan sebesar 64,4% dan sisanya sebesar 35,6% berasal dari

variabel yang tidak diteliti seperti pengendalian internal dan lokasi

pemerintahan yang terpadu.

Tabel 2.3. Review Peneliti Terdahulu

Peneliti dan

Judul Penelitian

Variabel Alat

Analisis

Hasil Penelitian

1

.

Jumriati ,2013,Faktor-faktor

yang mempengaruhi

keberhasilan penerapan stadar

akuntansi berbasis akrual pada

pelaporan keuangan daerah

Variabel Independen:

Manfaat akuntansi

akrual, kesulitan

akuntansi akrual,

1. Analisis

linear

berganda

2. Secara simultan manfaat akuntansi

akrual, kesulitan akuntansi akrual,

dan SDM berpengaruh signifikan

terhadap penerapan standar

akuntansi berbasis akrual. Secara

Universitas Sumatera Utara

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

pemerintah kota dan kabupaten

di DIY

dan SDM

Variabel Dedependen:

Penerapan Akuntansi

Akrual

parsial manfaat akuntansi akrual

dan SDM tidak berpengaruh

signifikan, sedangkan kesulitan

akuntansi akrual berpengaruh

signifikan terhadap penerapan

standar akuntansi berbasis akrual.

2

.

Halen, 2013, Pengaruh

tingkat pemahaman, pelatihan

dan

pendampingan aparatur

pemerintah daerah terhadap

penerapan accrual basis

dalampengelolaankeuangan

daerah

di kabupaten jember (studi

kasus pada dinas Kab. Jember)

Variabel Independen:

Tingkat Pemahaman,

Pelatihan ,

Pendampingan

Varibel Dependen:

penerapan accrual basis

Analisis Regresi Linear

Berganda

Penelitian ini menjujukkan

hasil bahwa secara

parsial akuntansi

berbasis akrual

berpengaruh signifikan

terhadap kualitas

laporan keuangan.

Koefisien regresi untuk

variabel akuntansi

berbasis akrual bernilai

positif, menunjukkan

adanya hubungan yang

searah antara akuntansi

berbasis akrual dengan

kualitas laporan

keuangan. Selanjutnya

secara parsial

disimpulkan bahwa

sistem pengendalian

intern berpengaruh

signifikan terhadap

kualitas laporan

keuangan yang

ditunjukkan dengan

Koefisien regresi untuk

variabel bebas sistem

pengendalian intern

bernilai positif. Secara

bersama-sama,

akuntansi berbasis

akrual dan sistem

pengendalian intern

berpengaruh signifikan

terhadap kualitas

laporan keuangan. Dari

hasil koefisien korelasi

ini menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang

kuat antara variabel

akuntansi berbasis

akrual dan sistem

pengendalian intern

dengan kualitas laporan

keuangan jika

dijalankan secara

Universitas Sumatera Utara

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

bersamaan.

3

.

Arif , 2013,Analisis kesiapan

pemerintah daerah dalam

penerapan

Standar akuntansi

pemerintahan berbasis akrual

(Studi pada Pemerintah Daerah

Kabupaten Bondowoso)

Variabel Independen:

perspektif SDM, sarana

prasarana, dan

sistem informasi,

serta komitmen dari

pejabat publik

Variabel Dependen:

Kesiapan Penerapan

Aakuntansi Akrual

analisis

roadmap

1. Pemerintah Kabupaten Bondowoso

pada prinsipnya mempunyai

komitmen untuk menerapkan SAP

akrual yang diatur dalam PP No. 71

tahun 2010.

2. Dalam hal sarana dan prasarana

serta sistem informasi telah

dilakukan beberapa persiapan untuk

mendukung pelaksanaan SAP

tersebut.

3. untuk SDM, Pemkab Bondowoso

pada tahun 2014 akanmelaksanakan

transfer knowledge dalam rangka

persiapan tersebut.

4. Sudah menyelesaikan Kebijakan

Akuntansi Pemerintah Daerah dan

sedang mengerjakan Sistem

Akuntasi Pemerintah

5. Daerah (SAPD), serta

merencanakan penyusunan

perangkat lunak untuk media pilot

project pelaksanaan SAP akrual

secara simultan.

Pemkab Bondowoso dapat

dikategorikan cukup siapuntuk

melaksanakan SAP akrual.

4

.

Kusuma, 2013, Analisis faktor-

faktor yang

Mempengaruhi tingkat

penerapan

Akuntansi akrual pada

pemerintah

Variabel Independen:

Pelatihan staf keuangan, tingkat

pendidikan staf keuangan,

kualitas teknologi informasi,

dukungan konsultan,

pengalaman, latar belakang

pendidikan pimpinan dan ukuran

satuan kerja.

Variabel Dependen:

Penerapan Akuntansi Akrual

Analisis

Regresi

Linear

Berganda

Bahwa tingkat penerapan

akuntansiakrual pada pemerintah

masih sangat rendah. Secara khusus

tingkat penerapanakuntansi akrual

dipengaruhi secara signifikan oleh

pelatihan staf keuangan.Namun,

tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari tingkat pendidikan

staf,kualitas teknologi informasi,

dukungan konsultan, pengalaman,

latar belakangpendidikan pimpinan

dan ukuran satuan kerja terhadap

tingkat penerapan akuntansi akrual.

5 Kusuma,2013, Analisis

kesiapan pemerintah dalam

menerapkan standar

Akuntansi pemerintah berbasis

Variabel Independen:

Komitmen, Sumber Daya

Manusia, Infrastruktur Sistem

uji instrumen

data dan

analisis

deskripstif

Kesiapan Pemda Kabupaten Jember yang

diindikasikan dengan komitmen,

SDM, sarana prasarana dan sistem

informasi dapat disimpulkan bahwa

Pemda Kabupaten Jember dilihat

Universitas Sumatera Utara

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

akrual

(Kasus pada Pemerintah

Kabupaten Jember)

Informasi.

Variabel Dependen:

Penerapan Akuntansi Akrual

kualitatif

dari parameter integritas adalah

kategori siap dan untuk kesiapan

SDM, kesiapan sistem informasi

dan sarana prasarana adalahkategori

cukup siap.

6

.

Adventana,2010, Analisis

faktor-faktor yang

mempengaruhi

Pemerintah provinsi diy dalam

implementasi

Sap berbasis akrual menurut pp

no. 71 tahun 2010

Variabel Independe:

SDM, Komitmen Organisasi,

Teknologi Informasi dan

Komunikasi

Dependen:

Kesiapan SAP Basis Akrual

Analisis

Regresi

Linear

Berganda

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa:

1. SDM , komitmen

organisasi,teknologi informasi dan

komunikasi secara simultan

berpengaruh positif

terhadapkesiapan penerapan SAP

berbasis akrual. Variabel SDM dan

komitmen organisasi

secara parsial berpengaruh positif

signifikan, tetapi teknologi

informasi dankomunikasi secara

parsial tidak berpengaruh terhadap

kesiapan penerapan SAPberbasis

akrual. Hasil penelitian ini juga

mengemukakan bahwa

variabelindependen mampu

mempengaruhi kesiapan penerapan

SAP berbasis akrual

hanya sebesar 23,20%, sisanya

dipengaruhi oleh faktor lain yang

tidakdimasukkan dalam penelitian

ini.

7

.

Ardiansyah, 2013, factors

affecting the affecting the

readiness of

pp no.71 tahun 2010 about

government accounting

standards

(case study on working units in

kppn malang‟s working area)

Variabel Independen:

Kualitas sumber daya manusia,

komitmen organisasional dan

komunikasi.

Varibel Dependen:

kesiapan penerapan SAP

berbasis akrual

Analisis

Regresi

Linear

Berganda

Adanya pengaruh variabel kuliatas

sumber daya manusia dan

komunikasi terhadap kesiapan

penerapan SAP berbasis akrual.

Penelitian ini tidak mampu menemukan bukti

adanya pengaruh variabel

komitmen organisasi terhadap

kesiapan penerapan SAP berbasis

akrual.

Besar koefisien determinasi (R²)

dalam penelitian ini adalah 0,317

(31,7%). Hal ini menunjukkan

bahwa variabel kualitas sumber

daya manusia, komitmen

organisasi, dan komunikasi dapat

menjelaskan variabel terikatnya

yaitu kualitas laporan keuangan

sebesar 31,7%, sedangkan sisanya

sebesar 68,3% dijelaskan oleh

Universitas Sumatera Utara

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

variabel lain yang tidak

diikutsertakan dalam penelitian ini.

8

.

Roviyantie,2012, Faktor yang

mempengaruhi penerapan

akuntansi berbasis akrual di

pemerintah daerah

(Studi di Pemerintah

Kabupaten Temanggung)

Variabel Independen:

Kompentensi SDM, Penerapan

Sistem Akuntansi Keuangan

Daerah

Varibel Dependen:

Kualitas Laporan Keuangan

Daerah

Regresi linear

berganda

Kompetensi SDM berpengaruh

terhadap Penerapan Sistem

Akuntansi Keuangan Daerah di

setiap Dinas. Karena jika SDM

tidak memahami akuntansi

pemerintahan dan keuangan daerah,

maka sangat sulit Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah diterapkan

dengan baik. Secara parsial

Kompetensi SDM berpengaruh

signifikan terhadap Kualitas

Laporan Keuangan Daerah. Artinya

bahwa semakin kompeten SDM

pembuat laporan keuangan, maka

semakin baik pula Kualitas Laporan

Keuangan Daerah yang dihasilkan.

Penerapan Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah pun secara

parsial berpengaruh signifikan

terhadap Kualitas Laporan

Keuangan Daerah. Ketika sejak

awal Sistem Akuntansi Keuangan

Daerah diterapkan dengan baik,

maka akan semakin baik pula

Kualitas Laporan Keuangan Daerah

yang dihasilkan. Kompetensi SDM

dan Penerapan Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap

Kualitas Laporan Keuangan

Daerah. Hal ini menunjukan bahwa

Kualitas Laporan Keuangan Daerah

dipengaruhi oleh Kompetensi SDM

dan Penerapan Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah yang baik.

9

.

Winidyaningrum, 2009,

Pengaruh sumber daya manusia

dan pemanfaatan teknologi

informasi terhadap

keterandalan

dan ketepatwaktuan pelaporan

keuangan

pemerintah daerah dengan

variabel intervening

pengendalian intern akuntansi

Variabel Independen:

SDM,Pemamfaatan Teknologi

Informasi

Variabel Intervening:

Pengendalian Intern Akuntansi

Varibel Dependen:

Regresi linear

berganda

dan Path

Analys

Hasil penelitian dalam model

pertama dengan path analysis

menunjukkan adanya pengaruh

positif signifikan antara sumber

daya manusia dan pemanfaatan

teknologi informasi terhadap keterandalan

pelaporan keuangan melalui

pengendalian intern akuntansi.

Sedangkan hasil penelitian dalam

model kedua dengan uji regresi

menunjukkan adanya pengaruh

positif tidak signifikan antara

sumber daya manusia, sedangkan

Universitas Sumatera Utara

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Basis ...

(studi empiris di pemda

subosukawonosraten)

Keter andalan dan ketepat

waktuan Pelaporan Keuangan

Pemerintah Daerah

pemanfaatan teknologi informasi

berpengaruh

positif signifikan terhadap

ketepatwaktuan pelaporan

keuangan.

1

0

.

Muhamad, H. 2014, pengaruh

kualitas sumber daya manusia

dan penerapan teknologi sistem

informasi manajemen keuangan

daerah (simda) terhadap

kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah (studi kasus

pemerintah daerah kota

Gorontalo)

Variabel Independen:

Kualitas SDM dan Penerapan

Teknologi Informasi Manajemen

Keuangan Daerah (SIMDA).

Varibel Dependen:

Kualitas Laporan Keuangan

Regresi linear

berganda

Kualitas sumber daya manusia, dan

penerapan teknologi sistem

informasi manajemen keuangan

daerah secara parsial maupun

simultan berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan.

Berdasarkan hasil estimasi

diperoleh nilai koefisien

determinasi R2 sebesar 0,644 atau

64,4% yang dapat membuktikan

bahwa pengaruh kualitas sumber

daya manusia dan penerapan

teknologi sistem informasi

manajemen keuangan daerah

terhadap kualitas laporan keuangan

sebesar 64,4% dan sisanya sebesar

35,6% berasal dari variabel yang

tidak diteliti.

Universitas Sumatera Utara