BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Coronavirus Disease ...

11
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Coronavirus Disease (Covid-19) 2.1.1 Definisi Coronavirus Disease (Covid-19) Coronavirus Disease (Covid-19) ialah penyakit yang melibatkan pernapasan dengan tingkat keparahan yang bervariasi mulai dari gejala ringan hinggan berat. Coronavirus Disease (Covid-19) adalah zoonosis sehingga kemungkinan virus berasal dari hewan dan ditularkan ke manusia (Handayani et al., 2020). Covid-19 ini sering disebut dengan virus RNA tunggal atau tidak bersegmen. Terdapat dua jenis coronavirus yang diketahui dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Covid-19 yaitu penyakit jenis terbaru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab terjadinya Covid-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Orang yang paling sering berisiko tertularnya penyakit ini adalah orang yang kontak langsung atau berkontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19 (Susilo et al., 2020). Coronavirus Disease (Covid-19) ini memiliki partikel yang berbentuk seperti bulatan atau elips dan memiliki ukuran dengan diameter sekitar 50-200m. Struktur dari Covid-19 ialah membentuk struktur seperti kubus dengan protein S bertempat di permukaan virus. Protein S atau spike protein ini merupakan salah satu protein antigen utama virus dan disebut sebagai struktur utama untuk penulisan gen.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Coronavirus Disease ...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Coronavirus Disease ...

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Coronavirus Disease (Covid-19)

2.1.1 Definisi Coronavirus Disease (Covid-19)

Coronavirus Disease (Covid-19) ialah penyakit yang melibatkan

pernapasan dengan tingkat keparahan yang bervariasi mulai dari gejala

ringan hinggan berat. Coronavirus Disease (Covid-19) adalah zoonosis

sehingga kemungkinan virus berasal dari hewan dan ditularkan ke

manusia (Handayani et al., 2020). Covid-19 ini sering disebut dengan

virus RNA tunggal atau tidak bersegmen. Terdapat dua jenis

coronavirus yang diketahui dapat menimbulkan gejala berat seperti

Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory

Syndrome (SARS). Covid-19 yaitu penyakit jenis terbaru yang belum

pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab

terjadinya Covid-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Orang yang paling sering

berisiko tertularnya penyakit ini adalah orang yang kontak langsung

atau berkontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat

pasien COVID-19 (Susilo et al., 2020).

Coronavirus Disease (Covid-19) ini memiliki partikel yang

berbentuk seperti bulatan atau elips dan memiliki ukuran dengan

diameter sekitar 50-200m. Struktur dari Covid-19 ialah membentuk

struktur seperti kubus dengan protein S bertempat di permukaan virus.

Protein S atau spike protein ini merupakan salah satu protein antigen

utama virus dan disebut sebagai struktur utama untuk penulisan gen.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Coronavirus Disease ...

8

Protein S ini berperan sebagai penempelan dan jalan masuknya virus

kedalam sel host (interaksi protein S dengan reseptornya di sel inang).

Berikut adalah gambar struktur dari Covid-19 (He et al., 2020).

Gambar 2. 1 Struktur Coronavirus Disease (Covid-19)

Refrensi: Burhan, E., Isbaniah, Fathiyah Susanto, T. Y., Aditama, Soedarsono, Teguh Rahayu Sartono, Yani

Jane Sugiri, R., & Tantular, Bintang YM Sinaga, R.R Diah Handayani, H. A. (2020). PNEUMONIA

COVID 19. In Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).

Corovirus disease (Covid-19) ini bersifat sensitif terhadap suhu

panas dan secara efektif mampu diinaktifkan oleh desinfektan yang

mengandung klorin seperti, pelarut lipid dengan suhu 56 ℃ selama 30

menit, alkohol, asam perioksiasetat, dan detergen non-ionik

(Handayani et al., 2020). Terjadinya penyebaran virus saat ini per

tanggal 26 November 2020, di Indonesia kasus Coronavirus Disease

(Covid-19) sudah mencapai 59.816.510 juta kasus dengan angka

kematian sebanyak 1.410.378 orang. Setiap hari angka kematian akibat

Covid-19 semakin bertambah, dan banyak dari kasus tersebut adalah

tenaga medis yang meninggal dunia akibat terinfeksi Coronavirus Disease

(Covid-19) terutama perawat gawat darurat. Diketahui bahwa di

negara-negara lain dengan kepadatan penduduknya, seseorang yang

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Coronavirus Disease ...

9

menunjukkan gejala terinfeksinya Coronavirus Disease (Covid-19) dan

diduga pernah melakukan kontak dengan pasien positif Coronavirus

Disease (Covid-19) semakin hari menunjukkan peningkat di Indonesia

sehingga permintaan uji spesimen pada laboratorium yang telah

ditunjuk oleh pemerintah juga meningkat. Untuk itu diperlukan suatu

metode lain dalam melakukan pendeteksian Coronavirus Disease (Covid-

19) yang lebih praktis dan cepat (Atmojo, 2020).

2.1.2 Etiologi Coronavirus Disease (Covid-19)

Berbagai penyebab yang muncul dapat memicu terinfeksinya

Coronavirus Disease (Covid-19). Infeksi dari Covid-19 dapat

menimbulkan gejala ringan hingga berat. Telah diketahui bahwa gejala

klinis utama yang sering muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk dan

kesulitan bernapas. Selain itu dapat menimbulkan gejala yang disertai

dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti

diare dan gejala saluran napas lain. Pada kasus terinfeksi positif Covid-

19 yang berat mengalami perburukan secara cepat dan progresif, seperti

ARDS, syok septik, dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi

dalam beberapa hari. Penularan ini sering terjadi pada umumnya

melalui droplet dan kontak langsung dengan seseorang yang

terkonfirmasi Coronavirus dan kemudian virus masuk ke dalam

mukosa yang terbuka (Grace, 2020).

2.1.3 Faktor Risiko Coronavirus Disease (Covid-19)

Faktor risiko adalah karakteristik atau keterpaparan apapun

yang meningkatkan kemungkinan tertularnya Coronavirus Disease

(Covid-19). Pasien dengan penyakit serius seperti kanker dan penyakit

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Coronavirus Disease ...

10

hati kronik sangat rentan terpapar infeksi SARS-CoV-2. Adapun faktor

lain yaitu pasien dengan penyakit sirosis hati kronik dapat mengalami

penurunan respons imun, sehingga akan lebih mudah terpapar

Coronavirus Disease (Covid-19), dan dapat mengalami kondisi yang lebih

buruk. Faktor risiko Covid-19 dibagi menjadi dua yaitu, faktor risiko

yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi

(Handayani et al., 2020).

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi oleh perubahan

gaya hidup seperti usia, ras, etnis, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor

risiko yang dapat dimodifikasi dari gaya hidup yaitu berperilaku hidup

bersih dan sehat, kebiasaan mencuci tangan dimanapun berada, dan

selalu menggunakan masker ketika berpergian diluar rumah (Lotfi et

al., 2020).

2.1.4 Patofisiologi Coronavirus Disease (Covid-19)

Wabah Coronavirus Disease (Covid-19) pertama kali muncul di

Wuhan, China. Kemudian virus covid-19 pertamakali menginfeksi

hewan dan bersirkulasi di hewan. Coronavirus Disease (Covid-19) sering

disebut sebagai virus zoonotik yaitu virus yang dapat ditransmisikan

dari hewan ke manusia. Terdapat banyak hewan liar yang membawa

patogen dan bertindak sebagai vektor untuk penyakit menular tertentu.

Covid-19 dapat memperbanyak dirinya melalui sel host. Pada tahap

pertama masuknya virus ke sel host diperantai oleh Protein S yang

terdapat dipermukaan virus. Coronavirus biasanya sering ditemukan

pada hewan yang merupakan sebagai golongan host yaitu Kelelawar,

tikus bambu, dan musang. Coronavirus pada kelelawar merupakan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Coronavirus Disease ...

11

sumber utama untuk kejadian Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)

dan Middle East respiratory syndrome (MERS) (Yuliana, 2020).

Coronavirus Disease (Covid-19) ini sering terjadi pada remaja dan

lansia dengan gejala klinis ringan seperti common cold dan faringitis

sampai berat seperti SARS atau MERS. Infeksi virus Covid-19 biasanya

sering terjadi pada musim dingin dan semi. Hal tersebut terkait dengan

faktor iklim. Selain itu, karakteristik dari Covid-19 ialah menyukai suhu

yang dingin dan kelembaban yang tidak terlalu tinggi. Setelah terjadinya

perpindahan, virus tersebut masuk ke dalam saluran pernapasan atas

kemudian membelah dirinya di sel epitel pada saluran napas atas

(melakukan siklus hidupnya). Setelah itu virus tersebut menyebar ke

saluran napas bawah (Nugroho et al., 2020).

Secara umum semua orang dapat rentan terinfeksi Coronavirus

Disease (Covid-19). Jika kita terpapar oleh virus dengan jumlah yang

besar dalam satu waktu, itu dapat menimbulkan penyakit walaupun

sistem imun tubuh berfungsi normal. Orang-orang dengan sistem imun

tubuh yang lemah seperti orang tua, wanita hamil, dan kondisi lainnya,

penyakit atau virus tersebut dapat secara progresif lebih cepat dan lebih

memperparah kondisi tubuhnya. Infeksi yang ditimbulkan oleh Virus

Covid-19 dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh yang lemah

terhadap virus ini sehingga dapat terjadi re-infeksi (Darmayanti, 2020).

2.1.5 Tanda dan Gejala Coronavirus Disease (Covid-19)

Berikut merupakan tanda dan gejala umum infeksi Coronavirus

Disease (Covid-19) antara lain ialah gejala pada gangguan pernapasan

akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Pada masa inkubasi rata-

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Coronavirus Disease ...

12

rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Kasus

Coronavirus Disease (COVID-19) dengan gejala berat dapat

menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan

bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang sering dilaporkan

pada kasus Covid-19 adalah demam, sebagian besar dari infeksi virus

Covid-19 mengalami kesulitan bernapas, dan telah diketahui bahwa

terdapat hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia meluas di

kedua paru (Burhan et al., 2020; Hartanti, 2020).

2.1.6 Komplikasi Coronavirus Disease (Covid-19)

Pada kasus Coronavirus Disease (Covid-19) yang sangat parah

dapat menyebabkan komplikasi kardiovaskular yaitu: jejas miokardium,

miokarditis, infark miokard akut (IMA), gagal jantung akut,

trombeomboli, aritmia, dan komplikasi tersebut bisa mengakibatkan

kematian. Resiko komplikasi ini lebih sering terjadi pada pasien usia

lansia yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular (Naser et al.,

2020).

2.2 Konsep Early Warning Score (EWS)

2.2.1 Definisi Early Warning Score (EWS)

Early Waring Score (EWS) adalah sistem penilaian kondisi awal

tingkat keparahan penyakit dan juga digunakan untuk mendeteksi dini

kondisi kesehatan pasien. Secara umum metode penilaian dari EWS ini

menggunakan sistem skoring fisiologis seperti pemeriksaan (TTV)

yang sering digunakan ketika sebelum pasien mengalami kondisi

kegawatan di Rumah Sakit (Myrstad et al., 2020).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Coronavirus Disease ...

13

EWS ini sangat mendukung perawat untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan atas penilaian terhadap

perubahan keadaan pasien melalui pengamatan secara sistematis

terhadap semua perubahan fisiologis pasien (Covino et al., 2020).

2.2.2 Kriteria Early Warning Score (EWS)

Menurut penelitian oleh (Jang et al., 2020), penderita covid-19

awalnya mengalami gejala ringan hingga sedang seperti demam, batuk,

influenza, gangguan saluran pernafasan, dan hingga pnemonia. Mulai

dari usia muda sampai dengan usia lanjut dapat rentan tertular virus

covid-19. Orang yang berusia ≥65 tahun beresiko tinggi akan

tertularnya Coronavirus Disease (Covid-19). Kriteria terinfeksinya

coronavirus disease (Covid-19) ialah usia, perokok, gangguan

pernafasan, pneumonia, serta penyakit menyertai lainnya seperti

penyakit paru kronis, asma sedang hingga berat, penyakit jantung,

sirosis hati, kanker metastasis, keganasan, hipertensi, dan dimensia

(Gao et al., 2020).

2.2.3 Sistem Skoring Early Warning Score (EWS) Pada Covid-19

Sistem skoring peringatan awal tersebut berdasarkan parameter

fisiologis digunakan untuk mendeteksi secara dini pasien yang

terinfeksi parah Covid-19 dan sesuai dengan klasifikasi tingkat

keparahan kondisi pasien Covid-19. Sistem skor berikut ini ialah sistem

skoring dari Early Warning Score (EWS) dengan usia ≥65 tahun sebagai

faktor resiko independen. Skor peringatan dini Ini terdiri dari delapan

parameter yaitu: usia, laju respirasi, saturasi oksigen, oksigen

tambahan, tekanan darah sistolik, nadi, kesadara, dan suhu. Selanjutnya

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Coronavirus Disease ...

14

pasien dibagi menjadi empat kategori resiko berdasarkan skor: rendah,

sedang, tinggi, dan berat (Liao et al., 2020).

Tabel 2. 1 Early Warning Score (EWS) Pada Pasien Covid-19

Parameter 3 2 1 0 1 2 3

Usia <65 ≥65

Laju Respirasi ≤8 9-11 12-20 21-24 ≥35

Saturasi

Oksigen

≤91 92-93 94-95 ≥96

Oksigen

Tambahan

Ya Tidak

Tekanan Darah

Sistolik

≤90 91-

100

101-110 111-219 ≥220

Nadi ≤40 41-50 51-90 91-100 111-130 ≥131

Kesadaran Alert Somnolen

Letargi

Koma

Gelisah

Suhu ≤35,0 35,1-36,0 36,1-38,0 38,1-39,0 ≥39,1

Referensi: Liao, X., Wang, B., & Kang, Y. (2020). Novel coronavirus infection during the 2019–2020 epidemic:

preparing intensive care units—the experience in Sichuan Province, China. Intensive Care Medicine, 46(2), 357–360.

https://doi.org/10.1007/s00134-020-05954-2

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Coronavirus Disease ...

15

Tabel 2. 2 Respon Early Warning Score (EWS) Pada Pasien Covid-19

Early

Warning

Skor (EWS)

Risk

Grading

Level

Kewaspadaan

Frekuensi

Monitoring

Respon Klinis Solusi

0 / Setiap 12 jam

(atau 1 shift

sekali)

Monitoring Rutin /

1-4 Rendah Kuning Setiap 6 jam

(atau 1 shift 2

kali)

Evaluasi oleh

perawat

Pertahankan frekuensi

monitoring/ Tingkat

frekuensi monitoring/

Beritahu dokter

Total :

5-6 atau 3

dalam satu

parameter

Sedang Orenye Setiap 1-2 jam Perawat

memberitahukan

dokter untuk

melakukan evaluasi

Pertahankan terapi/

sesuaikan rencana

terapi/ Konsultasi

dengan Rapid Response

Team jarak jauh

≥7 Tinggi Merah Kontinyu Perawat

memberitahukan

dokter untuk

evaluasi kegawatan/

konsultasi dengan

Rapid Response

Team

Jarak jauh

Konsultasi dengan

Rapid Response

Team on-site

≥7 Berat Hitam Kontinyu Pasien yang mengalami keparahan dengan

penyakit irreversible yang sudah terminal

dan menghadapi kematian seperti trauma

otak irreversible, penyakit ginjal atau paru

kronis terminal, metastase tumor, dan

sebagainya

Harus didiskusikan dengan DPJP untuk

admisi ICU

Referensi: Liao, X., Wang, B., & Kang, Y. (2020). Novel coronavirus infection during the 2019–2020 epidemic:

preparing intensive care units—the experience in Sichuan Province, China. Intensive Care Medicine, 46(2), 357–360.

https://doi.org/10.1007/s00134-020-05954-2

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Coronavirus Disease ...

16

2.2.4 Macam-macam Early Warning Score (EWS)

Penelitian Hu et al., (2020) melaporkan bahwa terdapat

berbagai macam model dalam mendeteksi dini kondisi pasien Covid-

19 dengan menggunakan sistem dari Early Warning Score (EWS). Model

skoring EWS dibagi menjadi 5 yaitu:

1. Standardized Early Warning Score (SEWS)

Metode skoring SEWS ini sudah berkembang sejak tahun 2006.

Parameter yang dinilai adalah laju pernapasan, suhu, tekanan

darah sistolik, saturasi oksigen, detak jantung dan status mental

pasien. SEWS ini berkaitan dengan kematian di rumah sakit.

2. National Early Warning Score (NEWS)

NEWS ini biasa digunakan oleh tenaga kesehatan untuk melihat

kondisi pasien dan perkembangan pasien selama perawatan

dirumah sakit. Adapun parameter yang dinilai ialah detak

jantung, tekanan darah sistolik, suhu, laju pernapasan, saturasi

oksigen, oksigen tambahan, dan status mental pasien.

3. National Early Warning Score 2 (NEWS2)

NEWS2 ialah perbaruan metode dari NEWS yang kegunaannya

sama. Parameter yang digunakan sama dengan metode dari

NEWS tetapi hanya bobot penilaiannya saja yang berbeda.

4. Hamilton Early Warning Score (HEWS)

Sistem skoring HEWS ini telah berkembang sejak tahun 2015,

merupakan metode peringatan kondisi pasien. Terdapat tujuh

parameter yang digunakan dalam penilaian kondisi pasien ialah

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Coronavirus Disease ...

17

suhu, tekanan darah sistolik, detak jantung, laju pernapasan,

saturasi oksigen, oksigen tambahan, dan status mental pasien.

5. Modified Early Warning Score (MEWS)

MEWS menggunakan skor AVPU (Alert, Verbal, Reactive to pain,

Unresponsive) untuk evaluasi kesadaran, dan empat parameter

fisiologis yaitu tekanan darah sistolik, denyut jantung, frekuensi

pernapasan dan suhu. Mengingat semakin pentingnya

profesional kesehatan untuk menerapkan prinsip-prinsip

keselamatan pasien.

2.2.5 Manfaat Early Warning Score (EWS)

Secara umum manfaat dari Early Warning Score (EWS) ialah

sebagai standarisasi pendeteksi penyakit akut dengan mengukur

parameter fisiologis. Sistem EWS dapat digunakan untuk penilaian

standarisasi di seluruh rumah sakit, alat penelitian untuk menilai

kualitas perawatan dan hasil klinis, dan digunakan sebagai alat

pemantauan kondisi klinik pasien secara terus menerus saat berada

dirumah sakit (Yang et al., 2020).