BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi -...

21
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Komunikasi adalah berbicara satu sama lain (Fiske,2004:7). Penelitian yang menggunakan studi Semiotik merupakan bagian dari ilmu komunikasi secara luas. Hendaknya kita mengenal apa itu komunikasi. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan, baik secara langsung maupun melalui perantara (media). Komunikasi adalah proses interaksi sosial yang digunakan untuk menyusun makna yang merupakan citra mereka mengenai dunia (yang berdasarkan itu mereka bertindak) dan untuk bertukar citra itu melalui simbol-simbol. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (Effendy,1990:10). Komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jadi bagaimana simbol dan pesan dalam selebrasi kontroversi pemain bola dilihat dari kajian analisis semiotik, serta pesan apa yang terkandung di dalam selebrasi yang dilakukan oleh pemain tersebut. Komunikasi adalah salah satu aktivitas manusia yang diakui setiap orang, namun hanya sedikit yang bisa mendifinisikannya secara memuaskan. Komunikasi memiliki variasi definisi yang tidak terhingga seperti saling berbicara satu sama lain, televisi, penyebaran informasi, gaya rambut kita, kritik sastra, dan masih banyak lagi. (Fiske,2012:1)

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi -...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8428/3/T1_362008025_BAB II.pdf · Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

Komunikasi adalah berbicara satu sama lain (Fiske,2004:7). Penelitian

yang menggunakan studi Semiotik merupakan bagian dari ilmu komunikasi secara

luas. Hendaknya kita mengenal apa itu komunikasi.

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada

komunikan, baik secara langsung maupun melalui perantara (media). Komunikasi

adalah proses interaksi sosial yang digunakan untuk menyusun makna yang

merupakan citra mereka mengenai dunia (yang berdasarkan itu mereka bertindak)

dan untuk bertukar citra itu melalui simbol-simbol. Komunikasi adalah suatu

proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak

lain.

Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat

dimengerti oleh kedua belah pihak. Komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu,

mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun

tidak langsung (Effendy,1990:10). Komunikasi yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah jadi bagaimana simbol dan pesan dalam selebrasi kontroversi pemain

bola dilihat dari kajian analisis semiotik, serta pesan apa yang terkandung di

dalam selebrasi yang dilakukan oleh pemain tersebut.

Komunikasi adalah salah satu aktivitas manusia yang diakui setiap orang,

namun hanya sedikit yang bisa mendifinisikannya secara memuaskan.

Komunikasi memiliki variasi definisi yang tidak terhingga seperti saling berbicara

satu sama lain, televisi, penyebaran informasi, gaya rambut kita, kritik sastra, dan

masih banyak lagi. (Fiske,2012:1)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8428/3/T1_362008025_BAB II.pdf · Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan

2

2.1.1 Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah setiap informasi atau emosi

dikomunikasikan tanpa menggunakan kata-kata nonlinguistik. Komunikasi

nonverbal adalah penting, sebab apa yang sering kita lakukan mempunyai makna

jauh lebih penting daripada apa yang kita katakan. Ucapan atau ungkapan klise

seperti “sebuah gambar sama nilainya dengan seribu kata” menunjukkan bahwa

alat-alat indra yang kita gunakan untuk menangkap isyarat-isyarat nonverbal

sebetulnya berbeda dari hanya kata-kata yang kita gunakan.

Salah satu dari beberapa alasan yang dikemukakan oleh Richard L.

Weaver II (1993, dalam buku Teori Komunikasi Antarpribadi) bahwa kata-kata

pada umumnya memicu salah satu sekumpulan alat indra seperti pendengaran,

sedangkan komunikasi nonverbal dapat memicu sejumlah alat indra seperti

penglihatan, penciuman, perasaan, untuk menyebutkan beberapa. Komunikasi

nonverbal adalah pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi yang

disampaikan melalui lambang selain kata-kata atau bahasa, yaitu dalam bentuk

bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, simbol-simbol, pakaian, kontak mata,

ekspresi wajah, gerakan anggota tubuh, waktu, ruang, jarak, penampilan

seseorang, dan lain-lain.

Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa

komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi

nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya,

kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam

komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.

Pesan adalah produk utama komunikasi. Pesan berupa lambang-lambang

yang menjalankan ide atau gagasan, sikap, perasaan, praktik, atau tindakan.

Adapun pesan bisa berbentuk kata-kata tertulis, lisan, gambar-gambar, angka-

angka, benda, gerak-gerik, atau tingkah laku dan berbagai bentuk tanda-tanda

lainnya. Komunikasi dapat terjadi dalam diri seseorang, antara dua orang, diantara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8428/3/T1_362008025_BAB II.pdf · Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan

3

beberapa orang atau banyak orang. Komunikasi mempunyai tujuan tertentu,

artinya komunikasi yang dilakukan sesuai dengan keinginan dan kepentingan para

pelakunya.

2.1.2 Klasifikasi pesan nonverbal

Jalaludin Rakhmat (2004) mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai

berikut:

Pesan kinesik. Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh. Gerakan

tubuh merupakan perilaku nonverbal di mana komunikasi terjadi melalui

gerakan tubuh seseorang atau bagian-bagian tubuh. Yang berarti, terdiri dari

tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.

Pesan fasial menggunakan raut muka untuk menyampaikan makna tertentu.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling

sedikit sepuluh kelompok makna: kebagiaan, rasa terkejut, ketakutan,

kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad.

Leathers (1976), dalam buku Deddy Mulyana, 2005 menyimpulkan penelitian-

penelitian tentang wajah sebagai berikut:

a.Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan tak

senang, yang menunjukkan apakah komunikator memandang objek

penelitiannya baik atau buruk.

b.Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak berminat pada orang lain atau

lingkungan.

c.Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam situasi situasi;

d.Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap

pernyataan sendiri; dan wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau

kurang pengertian.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8428/3/T1_362008025_BAB II.pdf · Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan

4

Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan

tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna.

Pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna yang

dapat disampaikan adalah:

a. Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan terhadap individu

yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak bicara menunjukkan

kesukaan dan penilaian positif.

b. Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Anda

dapat membayangkan postur orang yang tinggi hati di depan anda, dan postur

orang yang merendah.

c. Responsiveness, individu dapat bereaksi secara emosional pada lingkungan

secara positif dan negatif. Bila postur anda tidak berubah, anda

mengungkapkan sikap yang tidak responsif.

Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya

dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.

Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan

kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku

dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang

tubuhnya (body image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita

membentuk citra tubuh dengan pakaian, dan kosmetik.

Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan

dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat

menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda. Pesan ini

oleh Deddy Mulyana (2005) disebutnya sebagai parabahasa.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8428/3/T1_362008025_BAB II.pdf · Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan

5

Pesan sentuhan dan bau-bauan.

- Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan

membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan

dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah,

bercanda, dan tanpa perhatian.

- Bau-bauan, terutama yang menyenangkan (wewangian) telah berabad-abad

digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan, menandai wilayah

mereka, mengidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan, dan menarik

lawan jenis.

2.2 Teknik penyiaran pada video :

Teknik-teknik yang terdapat pada pengambilan gambar sangat bervariasi,

sehingga kita menonton suatu film tampak macam-macam sudut pandang

pemgambilan gambar yang merupakan hal penting dalam film maupun iklan.

Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan gambar antara lain adalah

Type of Shot, Camera Angle, dan Pergerakan Kamera ( Moving Camera).

Tabel Teknik Pengambilan Gambar dari Kamera

Penanda (konotatif) Definisi Petanda (makna)

Close Up Hanya Wajah Ke-intim-an

Medium Shot Hampir Seluruh Tubuh Hubungan Personal

Long Shot Setting dan Karakter Konteks, Skope, Jarak,

Publik

Full Shot Seluruh Tubuh Hubungan Sosial

Sumber : Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, tahun 2000: 34

2.2.1 Type of Shot

Ukuran framing lebih merujuk pada seberapa besar ukuran objek yang

mengisi komposisi ruang frame kamera. Ukuran framing dibagi menjadi beberapa

ukuran standar berdasarkan jauh dekatnya objek. Beberapa jenis atau tipe

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8428/3/T1_362008025_BAB II.pdf · Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan

6

pengambilan gambar ini antara lain adalah (Widagdo, M. Bayu & Winastwan

Gora S,2007 : 53-57) :

1. Big Close Up (BCU) atau Extreem Close Up (ECU)

Ukuran close up dengan framing lebih memusat atau detail pada salah satu

bagian tubuh atau aksi yang mendukung informasi dalam jalinan alur cerita.

Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya menampilkan bagian tertentu

pada tubuh objek, misalnya hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsinya

untuk menonjolkan ekspresi yang dikeluarkan oleh objek atau untuk kedetailan

suatu objek.

2. Close-Up (CU)

Framing adalah pengambilan gambar, dimana kamera berada dekat atau

terlihat dekat dengan subjek sehingga gambar yang dihasilkan atau gambar subjek

memenuhi ruang frame. Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki atau

sebuah objek kecil lainnya. Teknik mampu memperlihatkan ekspresi wajah

dengan jelas serta gesture yang mendetil. Fungsinya untuk memberi gambaran

jelas terhadap objek.

3. Medium Close-Up (MCU)

Pengambilan gambar dengan komposisi framing subjek lebih jauh dari

Close up, tetapi lebih dekat dari medium shot. Gambar yang diambil sebatas dari

ujung kepala hingga dada. Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar

belakang tidak lagi dominan. Fungsinya untuk mempertegas profil seseorang

sehingga penonton jelas.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8428/3/T1_362008025_BAB II.pdf · Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan

7

4. Medium Shoot (MS)

Secara sederhana, medium shot merekam gambar subjek kurang lebih

setengah badan. Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang. Fungsinya

memperlihatkan sosok objek secara jelas.

5. Medium Full Shoot (Knee Shot)

Disebut knee shot karena member batasan framing tokoh sampai kira-kira

¾ ukuran tubuh. Pengambilan gambar semacam itu memungkinkan penonton

untuk mendapatkan informasi sambungan perisriwa dari aksi tokoh tersebut.

Misalnya, setelah berdiri sang tokoh membungkuk untuk mengambil suatu benda

di bawah kakinya, tanpa dibantu shot lain yang menunjukkan benda dibawah kaki

tersebut.

6. Full Shoot (FS)

FS memungkinkan pengambilan gambar dilakukan pada subjek secara

utuh dari kepala hingga kakinya. Secara teknis, batasan atas diberi sedikit ruang

untuk head room. Fungsinya memperlihatkan objek beserta lingkungannya.

7. Medium Long Shot (MLS)

Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai keatas.

Tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang.

8. Long Shoot (LS)

Merupakan type of shot dengan ukuran framing diantara MLS dan ELS.

Dengan kata lain, luas ruang pandangnya lebih lebar dibandingkan medium shot

dan lebih sempit dibandingkan ELS. Fungsinya menunjukkan objek dengan latar

belakangnya.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8428/3/T1_362008025_BAB II.pdf · Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan

8

2.3 Fungsi pesan nonverbal

Mark L. Knapp (dalam Jalaludin, 2004), menyebut lima fungsi pesan nonverbal

yang dihubungkan dengan pesan verbal:

Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal.

Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.

Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa

sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan

mengangguk-anggukkan kepala.

Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap

pesan verbal. Misalnya anda ‟memuji‟ prestasi teman dengan mencibirkan bibir,

seraya berkata ”Hebat, kau memang hebat.”

Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal.

Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap

dengan kata-kata.

Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya.

Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.

2.4 Pengertian Simbol

Simbol dalam bahasa komunikasi, seringkali diistilahkan sebagai lambang.

Simbol atau lambang adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu

lainnya, berdasarkan kesepakatan kelompok orang. Lambang meliputi kata-kata

(pesan verbal), perilaku nonverbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama,

misalnya memasang bendera didepan rumah untuk menyatakan penghormatan

atau kecintaan kepada Negara. Kemampuan manusia menggunakan lambang

verbal memungkinkan perkembangan bahasa dan menangani hubungan antara

manusia dan objek (baik nyata maupun abstrak) tanpa kehadiran manusia dan

objek tertentu.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8428/3/T1_362008025_BAB II.pdf · Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan

9

Secara etimologis, simbol (symbol) berasal dari kata Yunani “sym-

balllen” yang berarti melemparkan bersama suatu (benda, perbuatan) dikaitkan

dengan suatu ide. (Hartoko&Rahmanto, dalam Sobur 2003: 155). Biasanya simbol

terjadi berdasarkan metonimi (metonymy) yakni untuk benda lain yang berasosiasi

atau yang menjadi atributnya (misanya si kacamata untuk seseorang yang

berkacamata) dan metafora (metaphor), yaitu pemakaian kata atau ungkapan lain

untuk objek atau konsep lain berdasarkan kias atau persamaan (misalnya kaki

gunung, kaki meja, berdasarkan kias pada kaki manusia). Semua simbol

melibatkan tiga unsur; simbol itu sendiri, rujukan atau lebih dan hubungan antara

simbol dan rujukan. Ketiga simbol itu merupakan dasar bagi semua makna

simbolik (Sobur, 2003: 155-156).

Ada pula yang menyebutkan “symbols”, yang berarti tanda atau cirri yang

memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang (Herusatoto, 2000:10). Simbol

adalah bentuk yang menandai sesuatu yang lain di luar perwujudan bentuk

simbolik itu sendiri. Simbol yang tertuliskan sebagai bunga, misalnya, mengacu

dan mengemban gambaran fakta yang disebut “bunga” sebagai sesuatu yang ada

di luar bentuk simbolik itu sendiri.

Dalam kaitan ini Peirce mengemukakan bahwa “A symbol is a sign which

refers to the objects that is denotes by virtue of a law, usually an association of

general ideas, which operates to cause the symbol to be interpreted as referring to

that object” (Derrida, 1992). Dengan demikian, dalam konsep Peirce, simbol

diartikan sebagai tanda yang mengacu pada objek tertentu di luar tanda itu sendiri.

Hubungan antara simbol sebagai penanda dengan sesuatu yang di tandakan

(petanda) sifatnya konvensional.

Simbol atau lambang sebenarnya tidak mempunyai arti dan pemahaman

sebagai makna. Simbol atau lambang sebenarnya kita yang memaknainya

sehingga dapat dipergunakan untuk melakukan proses interaksi. Makna dalam

lambang atau simbol ada di kepala kita. Simbol dapat dipergunakan dalam

komunikasi karena ada kesepakatan atau konsepsi bersama mengenai makna

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8428/3/T1_362008025_BAB II.pdf · Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan

10

sebagai bahasa. Simbol, dalam konteks semiotika, biasanya dipahami sebagai a

sign which is determined by its dynamic object only in the sense that it will be so

iterpreted (suatu lambang yang ditentukan oleh objek dinamisnya dalam arti ia

harus benar-benar di interpretasi). Dalam hal ini, interpretasi dalam upaya

pemaknaan terhadap lambang-lambang simbolik melibatkan unsur dari proses

belajar dan tumbuh atau berkembangnya pengalaman serta kesepakatan-

kesepakatan dalam masyarakat. (Pawito, 2007: 159).

2.5 Pengertian Pesan

Pesan adalah sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada

komunikan melalui proses komunikasi. Ada juga yang mengatakan bahwa pesan

adalah serangkaian isyarat/simbol yang diciptakan oleh seseorang untuk maksud

tertentu dengan harapan bahwa penyampaian isyarat/simbol itu akan berhasil

dalam menimbulkan sesuatu. Selain itu pesan dapat diartikan pernyataan yang

dikode dalam bentuk lambang-lambang atau simbol-simbol yang mempunyai arti,

hal tersebut dapat terbentuk melalui beberapa unsur diantaranya:

a. Verbal simbol diucapkan/tertulis/tercetak.

b. Non verbal simbol (disampaikan dengan tertulis dan diucapkan juga dalam

bentuk gerak-gerik/isyarat/gambar lukisan dan warna). (Deddy Mulyana,2005)

Pesan juga merupakan suatu hal yang dijadikan sebagai syarat dalam kegiatan

berkomunikasi, karena dengan suatu pesan hubungan komunikasi seseorang

dengan lainnya akan berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan yang

diinginkan1. (dikutip dari skripsi mahasiswa IAIN)

1http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/148/hubptain-gdl-harmajibo1-7393-3-

bab2.pdf/diaksestanggal 12 Desember 2012 jam 20.05 wib.(dikutip dari skripsi mahasiswa IAIN)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8428/3/T1_362008025_BAB II.pdf · Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan

11

2.6 Selebrasi

2.6.1 Pengertian Selebrasi pada umumnya

2Arti dari selebrasi adalah perayaan atas sebuah pencapaian atau

keberhasilan. Ini salah satu bentuk dari ungkapan perasaan gembira (emosional

yang positif). Selain mengungkapkan sebuah perasaan, hal ini juga bertujuan

untuk pamer akan apa yang telah dicapai. Selebrasi akan dinilai kurang baik jika

selebrasi disajikan dengan porsi yang berlebihan atau tidak sesuai dengan

keberhasilan yang dicapai. Merayakan keberhasilan-keberhasilan kecil

(pencapaian target-target antara) untuk menumbuhkan semangat dan keyakinan.

2.6.2 Pengertian Selebrasi gol dalam sepakbola

Sepakbola tak bisa dipungkiri begitu memancing emosi para penggilanya.

Dan tak ada yang lebih meledakkan emosi selain terciptanya sebuah gol, dan tentu

saja selebrasi pemain setelah melesakkan si kulit bundar ke dalam jala. Gol

memang hal yang paling ditunggu dalam 90 menit pertandingan. Namun di balik

gol itu ada satu hal lagi yang ditagih oleh fans. Entah itu hanya sekedar

mengangkat tangan, sebuah tarian sampai atraksi salto di udara atau segala bentuk

aktivitas fisik lainnya yang menjadi bentuk sebuah perayaan. Ya, selebrasi

mencetak gol kini seakan menjadi ritual wajib buat setiap pemain. Bukan hanya

sebatas perayaan, sebuah selebrasi kini menjadi identitas pribadi bahkan juga

disebut bakal memprovokasi lawan. Namun lebih dari itu, ternyata ada banyak

makna di balik perayaan sebuah gol.

Mencetak gol dalam olahraga sepakbola selalu menjadi salah satu bagian

paling penting dalam permainan tersebut, gol tentu saja bisa dicetak dalam banyak

cara. Setiap pemain yang mencetak gol menghadapi momen yang terjadi secara

langsung setelah gol dicetak. Momen tersebut, yaitu selebrasi (perayaan) ataupun

tanpa selebrasi, telah memberi sepakbola beberapa citra paling ikonik, beberapa

terbukti lebih ikonik daripada gol itu sendiri. Bagi banyak peneliti di bidang ini,

2http://dakamartha.blogspot.com/2012_01_01_archive.html

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8428/3/T1_362008025_BAB II.pdf · Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan

12

fenomena selebrasi gol, meskipun demikian, perayaan gol telah dan umumnya

selalu menjadi bagian budaya sepakbola dan dengan demikian layak mendapatkan

pengkajian kritis.

Dalam sepakbola, dengan sejumlah gol yang dicapai dengan sangat sulit,

kesabaran anda dihargai dengan selebrasi yang membuat setiap orang beranjak

dari kursinya, dan kadang-kadang air mata kemenangan, tawa riang, atau bahkan

seorang pemain berlari keujung lapangan. Apakah itu adalah perayaan gol menit

terakhir yang membawa kemenangan. Pertandingan tersebut mengikat gol dalam

menit terakhir, gol demi gol tercipta dari kepentingan dan pengertian yang lebih

besar. Pada akhirnya pun, mereka semua menginspirasi. Tanpa gol dan mencetak

sebuah gol penting atau seorang pemain yang telah ditarik oleh manajer tetapi

kembali mendapatkan posisinya lagi dengan bermain bagus dalam latihan dan

mencetak gol.

Namun demikian, kita ingin melihat sebuah pertandingan yang paling

tidak berujung pada sebuah gol. Sejumlah besar pergerakan kebelakang dan maju

ke depan dan kesempatan, posisi, melewati pertahanan, hampir mencetak gol dan

penyelamatan yang fantastis. Tidak ada yang basi tetapi sesuatu yang membuat

antisipasi dari gol tersebut, dan hal itu menghubungkan, sangat proporsional dan

berikutnya adalah selebrasi. Sebuah gol artinya kesempatan bagi penonton untuk

bernyanyi dan memegang bendera timnya untuk menghormati kerja keras tim

tersebut.

Kami semua ingin menerima tepuk tangan dan membalasnya kembali.

Hanya berusaha keras dan tercipta gol dan tepukan akan datang dari para

penonton. Dalam olahraga sepakbola, melakukan selebrasi usai mencetak gol

adalah sebuah hal yang biasa dilakukan pesepakbola, pemain seringkali

menunjukkan ekspresi kegembiraan dan luapan kesenangan dapat diungkapkan

melalui ekspresi dan gerak badan dalam mencetak gol. Terkadang melakukan

selebrasi keberhasilan tim mereka dengan ekspresi dan gaya-gaya yang atraktif,

unik, dan lucu.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8428/3/T1_362008025_BAB II.pdf · Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan

13

2.7 Pengertian Kontroversi

Isu-isu kontroversial merupakan isu-isu dimana berbagai macam

kelompok akan menjadi tidak sepakat dan memiliki opini kuat tentang mereka.

Mereka adalah isu-isu yang membagi masyarakat dan menimbulkan perasaan kuat

atau terkait dengan banyak pertanyaan mendasar mengenai nilai dan keyakinan

contohnya, perang, imigrasi, aborsi, hak kaum gay atau Uni Eropa. Meskipun

demikian demokrasi pluralis (majemuk) di negara kita memiliki serangkaian nilai

yang mendefinisikannya. Nilai-nilai tersebut adalah: keadilan sosial; kesetaraan

politik; toleransi; hak asasi manusia; menghormati aturan hukum; dan komitmen

terhadap perundingan dan perdebatan sebagai cara ideal menyelesaikan konflik

publik/umum. Nilai-nilai tersebut seharusnya tidak boleh kontroversial.

Menurut Carrington dan Troyna: sebuah masalah kontroversial adalah

sebuah masalah, yang mana setiap individu dan grup menginterpretasikan serta

memahami dengan cara yang berbeda beda dan mengenai adanya tindakan yang

bertentangan. Hal itu adalah sebuah masalah yang belum ditemukan solusinya

oleh masyarakat yang secara umum diterima. Hal itu adalah sebuah masalah dari

ketepatan yang memadai bahwa setiap cara yang ditawarkan dalam

menghadapinya adalah sangat bersifat objektif bagi beberapa bagian lapisan

masyarakat dan menimbulkan perbedaan pendapat, oposisi atau protes. Ketika

sebuah masalah diciptakan yang pada hematnya seluruh sektor lapisan masyarakat

menerima-masalah tersebut tidak lagi kontroversial. (Carrington dan Troyna).

Kontroversi dipilih diantara kata-kata yang lain yang menunjukan makna

konflik atau keributan. Tidak ada istilah tertentu, contohnya: ketidaksetujuan,

debat, diskusi, argumen, ketidaksepahaman, ketidaknyamanan, kebingungan,

kontradiksi. Kontroversi digunakan karena hal tersebut mengandung arti sebuah

rasa dari area publik dan masalah dampak sosial sebagaimana juga sebuah

pengenalan perbedaan masalah yang belum terselesaikan. Dengan demikian,

dimana ada kontroversi grup sekumpulan orang berbagi mengenai nilai tertentu

melawan mereka yang berpendapat sebaliknya „sejatinya ambigu‟ (after Gallie,

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8428/3/T1_362008025_BAB II.pdf · Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan

14

1956) dan, selanjutnya, pendapat bisa saja dipegang dengan sangat agresif atau

bersifat defensif. (Polemik kadang-kadang digunakan sebagai sebuah istilah untuk

posisi yang argumentatif dipakai dan dianggap sebagai sebuah kontroversi.)

2.8 Semiotika

Kata “semiotika” berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti

“tanda” (Sudjiman dan Van Zoest, 1996 : vii, dalam Sobur, 2006:16) atau seme,

yang berarti “penafsir tanda” (Cobley dan Jansz, 1999 : 4, dalam Sobur, 2006:16).

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda

tanda adalah basis dari seluruh komunikasi (Littlejohn, 1996:64, dalam Sobur,

2006:16). Charles Sanders Peirce (Littlejohn, 1996:4, dalam Sobur, 2006:16)

mendefinisikan semiosis sebagai “a relationship among a sign, an object, and

meaning” (sesuatu hubungan diantara tanda, objek, dan makna). Memahami

pengertian semiotika di atas, bahwa semiotika adalah suatu disiplin ilmu dan

metode analisis untuk mengkaji tanda-tanda yang terdapat pada suatu objek untuk

diketahui makna yang terkandung dalam objek tersebut.

Semiotika berasal dari bahasa Yunani yaitu semeion yang artinya tanda

atau seme yang berarti penafsiran tanda. Semiotika adalah suatu model analisis

atau suatu ilmu pengetahuan dimana segala sesuatu yang ada di dunia dapat

dipahami melalui tanda. Pada dasarnya semiotika merupakan ilmu yang

mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda yang ada pada kehidupan

masyarakat yang menjadi bagian dari kehidupan sosialnya. (Danesi,Marcel,2010).

Menurut John Fiske (2004), semiotika adalah studi tentang penandaan dan

makna dari sistem tanda, ilmu tentang tanda, ilmu tentang bagaimana makna

dibangun dalam teks media atau studi tentang bagaimana tanda dari jenis karya

apapun dalam masyarakat yang mengkomunikasikan makna. Suatu tanda

menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna ialah hubungan antara

subjek atau ide dan suatu tanda. Konsep dasar ini mengikat bersama seperangkat

teori yang amat luas berurusan dengan simbol, bahasa, wacana, dan bentuk non-

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8428/3/T1_362008025_BAB II.pdf · Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan

15

verbal, teori yang menjelaskan bagaimana tanda berhubungan dengan maknanya

dan bagaimana tanda disusun.

Semiotika merupakan studi yang mengkaji makna dari simbol-simbol dan

tanda-tanda produk komunikasi. Hampir semua aktivitas manusia dapat

dikategorikan dalam pengertian semiotik secara luas. (Sobur,2003:10-12).

Semiotika atau semiologi pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana

kemanusiaan (humanity), memaknai hal-hal (things). Memaknai (to signify) dalam

hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to

communicate).

Memaknai berarti objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal

mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem

terstruktur dari tanda. (Barthes,1998:179; dalam Sobur,2003:15). Dalam

semiotika, penerima atau pembaca, dipandang memainkan peran yang lebih aktif.

Pembaca membantu menciptakan makna teks dengan membawa pengalaman,

sikap dan emosinya terhadap teks tersebut. (Fiske,2004:61).

Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsi indra kita;

tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri; dan bergantung pada

pengenalan oleh penggunanya sehingga bisa disebut tanda. (Fiske,2004:61).

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari kehidupan tanda-tanda dalam

masyarakat dapat dibayangkan ada. Saya akan menyebutnya semiologi (dari

bahasa Yunani semeion “tanda”). Semiologi akan menunjukkan hal-hal yang

membangun tanda-tanda3.

2.8.1 Teori Semiotika Menurut Charles Sanders Peirce (1839-1914)

Pendekatan tanda yang didasarkan pada pandangan seorang filsuf dan

pemikir Amerika yang cerdas, Charles Sanders Peirce (1839-1914). Peirce

(Berger, 2000 b:14, dalam Sobur, 2006:34-35) menandaskan bahwa tanda-tanda

3Pernyataan dari Ferdinand de Saussure,dalam buku Danesi, Marcel. (2010). Pesan, Tanda dan

Makna. Yogyakarta: Jalasutra, hlm 5.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8428/3/T1_362008025_BAB II.pdf · Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan

16

berkaitan dengan objek-objek yang menyerupainya, keberadaannya memiliki

hubungan sebab akibat dengan tanda-tanda atau karena ikatan konvensional

dengan tanda-tanda tersebut. Ia menggunakan istilah ikon untuk kesamaannya,

indeks untuk hubungan sebab akibat, dan simbol untuk asosiasi konvensional.

Tabel berikut ini dapat memperjelas hubungan tanda-tanda :

TANDA IKON INDEKS SIMBOL

Ditandai dengan

:

Persamaan

(Kesamaan)

Gambar-gambar

Hubungan sebab-akibat Konvensi

Kata-kata

Contoh : Patung-patung

besar dapat

dilihat

Asap/api,Gejala/penyakit

Bercak merah/campak

Isyarat

Harus

Proses Dapat diperkirakan Dipelajari

Charles Sanders Peirce ialah seorang ahli matematika dari AS yang sangat

tertarik pada persoalan lambang-lambang. Ia melakukan kajian mengenai

semiotika dari perspektif logika dan filsafat dalam upaya melakukan sistematis

terhadap pengetahuan. Bagi Peirce (Patteda, 2001:44), tanda “is something which

stands to somebody for something in some respect or capacity”. (Sesuatu yang

digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh Peirce disebut ground. Mewakili

sesuatu bagi seseorang dalam suatu hal atau kapasitas) (Matterlart dan Matterlart,

1998:23). Dari pemaknaan ini dapat dilihat bahwa bagi Peirce, lambang

mencakup keberadaan yang luas, termasuk pahatan, gambar, tulisan, ucapan lisan,

isyarat bahasa, tubuh, musik, dan lukisan. (Pawito, 2007:157).

Peirce membedakan lambang/tanda menjadi tiga kategori pokok: ikon

(icon), indeks (index), dan simbol (symbol). Disini, yang dimaksud dengan ikon

adalah a sign which is determined by its dynamic object by virtue of its own

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8428/3/T1_362008025_BAB II.pdf · Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan

17

iternal nature (suatu lambang yang di tentukan (cara pemaknaannya) oleh objek

yang dinamis karena sifat-sifat internal yang ada atau tanda yang muncul dari

perwakilan fisik). Hal-hal, seperti kemiripan, kesesuaian, tiruan, dan kesan-kesan

atau citra menjadi kunci untuk memberikan makna-makna terhadap lambang-

lambang yang bersifat ikonik. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara

tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan.

Istilah indeks menunjuk pada lambang/tanda yang cara pemaknaannya

lebih ditentukan oleh objek dinamis dengan cara being in a real relation to it

(keterkaitan yang nyata dengannya atau). Proses pemaknaan lambang-lambang

bersifat indeks tidak dapat bersifat langsung, tetapi dengan cara memikirkan serta

mengkait-kaitkannya. (Pawito, 2007:159). Indeks adalah tanda yang menunjukkan

adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda (sebab-akibat) yang bersifat

kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada

kenyataan.

Simbol, dalam konteks semiotika, biasanya dipahami sebagai a sign which

is determined by its dynamic object in the sense that it will be so interpreted

(suatu lambang yang ditentukan oleh objek dinamisnya dalam arti ia harus benar-

benar di interpretasi). Dalam hal ini, interpretasi dalam upaya pemaknaan

terhadap lambang-lambang simbolik melibatkan unsur dari proses belajar dan

tumbuh atau berkembangnya pengalaman serta kesepakatan-kesepakatan dalam

masyarakat. (Pawito, 2007:159-160). Jadi, simbol adalah tanda yang

menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya (tanda yang

dari kesepakatan). Hubungan di antaranya bersifat arbitrer atau semena, hubungan

berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat.

Hubungan antara ikon, indeks dan simbol tersebut memiliki sifat

konvensional. Hubungan antara simbol, thought of reference (pikiran atau

referensi) dengan referent (acuan) dapat digambarkan melalui bagan semiotic

triangle berikut ini :

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8428/3/T1_362008025_BAB II.pdf · Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan

18

Pikiran/referensi

Symbol acuan

Gambar 3 : Semiotic Triangle

Sumber : Sobur, Alex.2004. Semiotika Komunikasi. Bandung : Remaja

Rosdakarya. Hlm.159

Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan bahwa pikiran merupakan

mediasi antara simbol dan acuan. Atas dasar hasil pemikiran itu pula terbuahkan

referensi yang merupakan hasil penggambaran maupun konseptualisasi acuan

simbolik. Dengan demikian referensi merupakan gambaran hubungan antara tanda

kebahasaan berupa kata-kata maupun kalimat dengan dunia acuan yang

membuahkan satuan pengertian tertentu. Simbol berbeda dengan tanda. Tanda

berkaitan langsung dengan objek, sedangkan simbol memerlukan proses

pemaknaan yang lebih intensif setelah menghubungkan dia dengan objek. Dengan

kata lain, simbol lebih substansif daripada tanda. Konsep semiotika yang

diajarkan Pierce mengemukakan bahwa pikiran itu timbul dari adanya symbol

atau tanda yang terhubung dengan acuan yang ada. Misalnya bangku dalam arti

yang sebenarnya merupakan tempat duduk, namun jika dipadukan dengan acuan

atau norma tertentu dapat menghasilkan pikiran=kekuasaan.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8428/3/T1_362008025_BAB II.pdf · Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan

19

Peirce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari

tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object, dan interpretant.

Gambar 4 : Teori Segitiga Makna atau Triangle Meaning

Dari diagram tersebut dapat dijelaskan bahwa berbicara tanda adalah

sesuatu yang tidak sekedar tentang tanda itu sendiri, berkaitan dengan obyek

yang dipahami oleh seseorang, yang mempunyai efek didalam pikiran/benak

seseorang tersebut. Interpretant. Gambar mengenai anak panah yang mempunyai

dua arah menunjukkan bahwa masing-masing elemen dapat dipahami hanya di

dalam hubungan dengan elemen yang lain. Menurut pemikir Amerika, C.S Peirce

(Alex Sobur, 2003: 34) bahwa-bahwa tanda berkaitan objek-objek yang

menyerupainya, keberadaannya memiliki hubungan sebab-akibat dan symbol

untuk asosiasi konvensional. Peirce mengemukakan teori segitiga makna atau

triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object,

dan interpretant :

- Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca

indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal

lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda

yang muncul dari kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan

fisik) dan Indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8428/3/T1_362008025_BAB II.pdf · Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan

20

- Sedangkan acuan tanda ini disebut objek. Objek atau acuan tanda adalah

konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk

tanda.

- Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang

menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna

yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Hal

yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari

sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi.

2.9 Kerangka Pikir

kontroversi

- Alasan menggunakan teori Semiotika C.S Pierce

Peneliti melakukan penelitian menggunakan studi/pembelajaran semiotika

ini adalah tanda. Tanda itu sendiri memiliki ciri khusus yang penting. Pertama,

tanda harus dapat diamati, dalam arti tanda itu dapat ditangkap makna atau

artinya. Kedua, tanda harus menunjuk pada sesuatu yang lain, artinya bisa

menggantikan, mewakili, dan menyajikan. Tanda dan hubungan-hubungannya

Komunikasi

Nonverbal

Selebrasi Gol

Kontroversi

Simbol dan

Pesan

Analisis Semiotika

C.S Pierce (

ikon,indeks,simbol

)

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8428/3/T1_362008025_BAB II.pdf · Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan

21

adalah kunci dari analisis semiotik. Dimana relasi tersebut memunculkan makna.

Memahami teori semiotika Charles Sanders Peirce yang di uraikan di atas, maka

penelitian selebrasi gol kontroversi akan lebih memfokuskan pada teori tersebut,

karena teori semiotika yang di paparkan oleh Charles Sanders Peirce memiliki

makna yang terkandung terhadap sifat objeknya.

Dalam teori ini ditemukan bahwa ada keterkaitan atau hubungan antara

tanda-tanda yang satu dengan yang lainnya, sehingga banyak mengandung makna

dalam tanda-tanda suatu objek yang diteliti. Teori ini dapat menguraikan makna

yang terdapat dalam tanda suatu objek, baik itu dari ikon, indeks, maupun simbol.

Sebuah analisis tentang tanda megarah pada pembuktian bahwa setiap tanda

ditentukan oleh objeknya. Pertama, dengan mengikuti sifat objeknya, ketika kita

menyebut tanda sebuah ikon. Kedua, menjadi kenyataan dan keberadaannya

berkaitan dengan objek individual, ketika kita menyebut tanda sebuah indeks.

Ketiga, perkiraan yang pasti bahwa hal itu diinterpretasikan sebagai objek

denotative sebagai akibat dari suatu kebiasaan ketika kita menyebut tanda sebuah

simbol.

Dengan demikian uraian teori di atas sangat membantu peneliti dalam

menganalisa, karena dalam video selebrasi gol kontroversi terdapat pesan dan

simbol pada selebrasi gol. Dan diteliti dengan teori tersebut sehingga makna yang

terkandung dalam video selebrasi gol kontroversi tersebut dapat diketahui.