BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka...
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan
Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus:Tinjauan Implementasi
Peraturan Direksi Nomor PD-12/DIR/2012 di PT. TASPEN (Persero) Cabang
Denpasar) ini masih sedikit kajiannya. Terbukti dari Penelitian terdahulu
seperti Penelitian Rachmad Hidayat, Adam Idris, dan Masjaya (2014) dalam
eJournal Administrative Reform, Volume 2 Nomor 2: 1238-1250 berjudul
Implementasi Kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Displin Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Berau. Penelitian ini menganalisis implementasi kebijakan Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Displin Pegawai Negeri Sipil
(PNS) pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Berau serta mengetahui
faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi kebijakan peraturan
pemerintah tersebut.
Penelitian lainnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hamdin Husin
(2009) dalam Penelitian yang berjudul Implementasi Kebijakan Tunjangan
Kinerja Daerah Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Lingkup
Sekretariat Kabupaten Banggai berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 59 Tahun 2007 Pasal 39 Ayat 2. Temuan atas penelitian ini
menegaskan bahwa Implementasi kebijakan Tunjangan Kinerja Daerah
terhadap Motivasi kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten Banggai
10
belum optimal meskipun sudah diberikan stimulus berupa tunjangan kinerja
Daerah.
Dari kajian pustaka diatas, maka penelitian tentang Implementasi
Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi
Kasus: Tinjauan Implementasi Peraturan Direksi Nomor PD-12/DIR/2012 di
PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar) ini masih sedikit kajiannya, namun
konsep dari beberapa penelitian terdahulu yang juga menganalisis tentang
implementasi kebijakan peraturan ini dapat menjadi model acuan untuk
mengkaji penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan
Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus: Tinjauan Implementasi
Peraturan Direksi Nomor PD-12/DIR/2012 di PT. TASPEN (Persero) Cabang
Denpasar) ini lebih mendalam, agar nantinya peneliti mampu untuk melihat
hasil dari implementasi kebijakan peraturan dari sudut pandang berbeda-beda.
Selain itu, belum adanya penelitian yang menitikberatkan pada
permasalahan mengenai kesejahteraan Pegawai Negeri terutama yang dikelola
oleh Lembaga Negara yaitu PT. TASPEN (Persero) sebagai Badan Usaha
Milik Negara yang ditunjuk langsung oleh pemerintah untuk mengelola
kesejahteraan PNS khususnya pensiun menjadi hal yang penting untuk diteliti.
Mengingat PT. TASPEN (Persero) tengah dihadapkan pada ragam regulasi
tentang Manajemen Kepegawaian Sipil yang tercantum di dalam Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999. Dimana hal tersebut mengarah kepada salah
satu kerangka besar reformasi birokrasi, yaitu salah satunya adalah tentang
penataan pensiun termasuk pemberian kesejahteraan bagi Pegawai Negeri
11
Sipil. Hasil penelitian ini tentu akan menjadi bahan perbaikan dari kebijakan-
kebijakan pemerintah terkait dengan pemberian kesejahteraan PNS kedepan
termasuk pada pola pelayanan manajemen pensiun di PT. TASPEN (Persero),
dimana perbaikan tersebut sangat mempengaruhi keberlanjutan dari Peraturan
Direksi sebagai pedoman pelayanan pelaksanaan Program Tabungan Hari Tua,
Program Dana Pensiun dan Manajemen Data Peserta ini dan dari sanalah
nantinya kita dapat mengetahui sejauh manakah keberhasilan implementasi
dalam pencapaian Peraturan Direksi ini dan juga mengetahui faktor
penghambat dalam pelaksanaan Peraturan Direksi tersebut.
1.2 Kerangka Konseptual
2.2.1 Kerangka Konsep
2.2.1.1 Kebijakan Publik (Public Policy)
Kebijakan publik merupakan suatu keputusan yang dibuat oleh
Pemerintah yang berwenang untuk kepentingan rakyat yang menyangkut
mengenai pertahanan keamanan, energi, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan
masyarakat, kriminalitas, perkotaan, dan lain-lain.
2.2.1.2 Peraturan Pelayanan
Peraturan Pelayanan adalah merupakan keputusan yang harus ditaati
dan dilaksanakan oleh individu maupun kelompok orang dalam suatu
Badan/Lembaga Pemerintahan, guna untuk kebutuhan masyarakat secara luas.
Peraturan Pelayanan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Peraturan Direksi
Nomor: PD-12/DIR/2012 sebagai Pedoman Pelayanan Pelaksanaan Program
Tabungan Hari Tua, Program Dana Pensiun dan Manajemen Data Peserta yang
12
diterbitkan oleh PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar guna meningkatkan
pelayanan kepada peserta yaitu Pegawai Negeri Sipil.
Penelitian ini juga secara khusus ingin melihat bagaimana
pelaksanaan implementasi tentang Peraturan Pelayanan yang ada di PT.
TASPEN (Persero) Cabang Denpasar terkait dengan tugas pokok dan
fungsinya dalam memberikan rekomendasi kedepan mengenai keberhasilan
maupun kegagalan dari Peraturan Pelayanan tersebut. Kegagalan dan
keberhasilan dalam konteks yang ditinjau adalah program yang dijalankan oleh
PT. TASPEN (Persero) yang sejalan dengan Undang-Undang Aparatur Sipil
Negara (UU ASN) yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 tentang Hak dan Kewajiban Pegawai Negeri Sipil yang tercantum dalam
Pasal 21, yang menyatakan bahwa PNS memiliki hak untuk memperoleh
Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua serta pada pasal 91 tentang syarat yang
harus dipenuhi oleh PNS, seperti usia pensiun dengan masa kerja yang telah
ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun
Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai dan syarat serta ketentuan lainnya
yang mengatur.
2.2.1.3 Manajemen Kepensiunan
Pensiun adalah kompensasi yang diberikan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Secara juridis,
pengaturan tentang kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil telah dimuat dalam
Undang-Undang Kepegawaian, yakni Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
13
Pokok Kepegawaian, pada Pasal 1 disebutkan bahwa: “Manajemen PNS adalah
keseluruhan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan derajat
profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi, dan kewajiban kepegawaian,
yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan,
promosi, penggajian, kesejahteraan berupa tabungan hari tua dan pensiun, serta
pemberhentian.” Jadi manajemen kepensiunan ini masuk dalam ruang lingkup
manajemen PNS, karena dalam melakukan manajemen PNS dibidang
kepegawaian, haruslah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan masalah
kesejahteraan PNS, baik PNS yang masih aktif dengan meningkatkan
kesejahteraannya maupun bagi PNS yang telah memasuki masa usia pensiun
(purna bakti) dengan memberikan tunjangan hari tua yang lebih layak.
Secara spesifik, mengenai pemberian pensiun kepada PNS, terdapat
proses dan prosedur yang harus dipenuhi sebagai syarat menerima hak pensiun,
yaitu pegawai bersangkutan harus mengisi Data Perorangan Calon Penerima
Pensiun (DPCP) serta melampirkan kelengkapan pensiun lainnya.
Selain itu, adapun syarat maupun ketentuan lain yang harus dipenuhi
oleh peserta pensiun adalah telah mencapai usia pensiun minimal 50 tahun dan
masa kerja minimal 20 tahun serta dinyatakan tidak dapat menjalankan
pekerjaannya dikarenakan atau tidak oleh jabatannya menurut Peraturan
tentang Pengujian Kesehatan Pegawai Negeri.
Dasar pensiun yang digunakan adalah dari gaji pokok terakhir yang
dikaitkan dengan masa kerja. Pendanaan terkait pensiun didapat dari iuran
14
wajib pegawai (IWP) setiap bulannya dan dana sumbangan dari Pemerintah
yang dibebankan pada dana APBN.
Maka dari itu, secara garis besar penelitian mengenai Tinjauan
terhadap implementasi Peraturan Direksi Nomor: PD-12/DIR/2012 ini, dengan
menitiberatkan pada manajemen PT. TASPEN (Persero) dalam mengelola dana
pensiun dan memberikan pelayanan kepada peserta pensiun sangat berkaitan
erat dengan ragam regulasi tentang Manajemen Kepegawaian Sipil. Dimana
hal ini mengarah kepada kerangka besar reformasi birokrasi, yaitu salah
satunya adalah tentang penataan pensiun termasuk pemberian kesejahteraan
bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
2.2.1.4 New Public Service
Menurut Denhardt and Denhardt (2003), ada delapan prinsip
pelayanan yang harus dimiliki oleh Pemerintah agar dapat memberikan
pelayanan yang bermutu bagi masyarakat yaitu sebagai berikut:
1. Convenience adalah pelayanan dapat dijangkau oleh masyarakat dengan
mudah.
2. Security adalah pelayanan dapat memberi rasa aman kepada masyarakat.
3. Reliability adalah pelayanan dapat disediakan secara benar dan tepat waktu
kepada masyarakat.
4. Personal Attention adalah pelayanan dapat diinformasikan oleh aparat
dengan tepat kepada warga dan aparat dapat bekerjasama dengan warga
untuk membantu memenuhi kebutuhannya.
15
5. Problem-Solving Approach adalah Pemerintah menyediakan informasi
bagi warga untuk mengatasi masalahnya.
6. Fairness adalah Pemerintah dapat memberikan pelayanan yang adil bagi
masyarakat.
7. Fiscal Responsibility adalah Pemerintah menggunakan uang publik secara
bertanggungjawab.
8. Citizen Influence adalah peran serta masyarakat mempengaruhi pelayanan
yang diberikan oleh Pemerintah.
2.3 Landasan Teori
2.3.1 Siklus Kebijakan Publik
Menurut William Dunn dalam bukunya yang berjudul Pengantar
Analisis Kebijakan Publik (1994), membagi siklus pembuatan kebijakan
dalam lima tahap, yaitu: penyusunan agenda kebijakan, formulasi kebijakan,
adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, penilaian kebijakan. Untuk lebih
jelasnya, siklus dalam proses pembuatan kebijakan:
Gambar 2.1 Siklus Pembuatan Kebijakan Menurut William Dunn
Sumber: Pengantar Analisis Kebijakan Publik; William N. Dunn (1994)
Siklus Pembuatan Kebijakan Menurut William Dunn
Penyusunan Agenda Kebijakan
Formulasi Kebijakan
Adopsi Kebijakan
Implementasi Kebijakan
Penilaian atau Evaluasi Kebijakan
16
2.3.2 Implementasi Kebijakan
Menurut Pendapat Edward III, dalam bukunya yang berjudul
Implementing Public Policy, menyatakan bahwa terdapat 4 variabel yang
mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan dari implementasi kebijakan yaitu
komunikasi, sumber daya (teknologi, keahlian, dana, prasarana). Disposisi
atau sikap pelaksana merupakan komitmen pelaksana terhadap program.
Struktur birokrasi didasarkan pada Standard Operating Procedure (SOP) yang
mengatur tata aliran pekerjaan dan pelaksanaan kebijakan.
2.3.2.1 Model Implementasi Kebijakan
Menurut Merilee S. Grindle (1980), terdapat 13 komponen variabel
sumberdaya implementasi yang akan menunjang keberhasilan dari suatu
implementasi kebijakan, yaitu (1) Isi pesan kebijakan, (2) Ketersediaan dana,
(3) Adanya sanksi, (4) Tingkat kesukaran kebijakan, (5) Kredibilitas pesan
kebijakan, (6) Kejelasan pesan kebijakan, (7) Konsistensi Kebijakan, (8)
Frekuensi pengulangan kebijakan, (9) Penerimaan pesan, (10) Bentuk
kebijakan, (11) Efficacy of the policy, (12) Partisipasi masyarakat, (13) Tipe
kebijakan.
17
2.4 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Pelayanan belum optimal
Regulasi tentang Manajemen Kepagawaian Sipil
Reformasi Birokrasi termasuk Penataan Pensiun dan Pemberian
Kesejahteraan bagi PNS
Komitmen Kerja dari PT.TASPEN (Persero) dalam mengelola manfaat
dan pelayanan terhadap Program Dana Pensiun dan Program Tabungan
Hari Tua
Kebijakan mengenai Peraturan Direksi Nomor: PD-12/DIR/2012
tentang Pedoman Pelayanan Pelaksanaan Program Tabungan Hari Tua,
Program Dana Pensiun, dan Manajemen Data Peserta
Pensiun Pegawai Negeri Sipil serta Tunjangan Keluarga
Pegawai
Negeri
TNI/POLRI
OI
PNS
Permasalahan
Bagaimana Implementasi Peraturan Direksi Nomor : PD-12/DIR/2012 yang diterbitkan
oleh PT.TASPEN (Persero) Cabang Denpasar terkait dengan upaya reformasi birokrasi
pasca kerja (pensiun) serta untuk mengetahui bentuk faktor penghambat dan pendukung
dari ImplementasiPeraturan Direksi PT.TASPEN (Persero) Nomor : PD-12/DIR/2012.
Rumusan Masalah
Untuk mengetahui dampak Implementasi Peraturan Direksi PT.TASPEN (Persero) Nomor
: PD-12/DIR/2012 terhadap pelayanan yang diberikan kepada PNS terkait dengan upaya
reformasi birokrasi pasca kerja (pensiun) serta mengetahui bentuk-bentuk hambatan dan
tantangan.
Tujuan
18
Tinjauan
Tinjauan Implementasi Kebijakan
Peraturan Direksi Nomor : PD-
12/DIR/2012
Kesimpulan dan Rekomendasi
Implementasi Kebijakan
Pelaksanaan Program Dana
Pensiun, Program Tabungan
Hari Tua, dan Manajemen Data
Peserta
Deskriptif Kualitatif
Pelayanan yang diberikan
kepada PNS
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif
dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara utuh mengenai suatu hal
menurut pandangan manusia yang diteliti. Dimana penelitian ini berhubungan
dengan ide persepsi, pendapat yang tidak bisa dihitung dengan menggunakan
angka.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama
Denpasar karena PT. TASPEN (Persero) memiliki tugas untuk mengelola
Program Dana Pensiun dan Tabungan Hari Tua (THT) kepada Pegawai Negeri
Sipil. Mengenai waktu penelitian dimulai pada akhir bulan September hingga
Februari.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Penelitian tentang Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen
Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus: Tinjauan Implementasi Peraturan Direksi
Nomor PD-12/DIR/2012 di PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar) ini
menggunakan jenis data sebagai berikut:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari Informan. Untuk
penelitian ini, data diperoleh dari hasil wawancara yang terkait langsung
dengan pelaksanaan pelayanan di PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama
Denpasar.
20
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung. Untuk
data jenis ini diperoleh melalui media perantara seperti bukti, catatan,
dokumen-dokumen resmi Instansi Pemerintah yang bersifat rahasia
ataupun dipublikasikan.
c. Data online, yaitu data yang diperoleh dari internet dengan tujuan untuk
memberikan informasi tambahan kepada peneliti kedepannya.
3.4 Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah unit analisis berupa benda, yaitu
kebijakan-kebijakan yang ada dalam Peraturan Direksi Nomor PD-12/DIR/2012
di PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar. Peneliti memilih penelitian ini
karena kebijakan tersebut menjadi landasan hukum sekaligus pedoman pelaksana
dari PT. TASPEN (Persero) dalam melaksanakan kegiatan pelayanan Jaminan
Sosial berupa Pensiun dan Tabungan Hari Tua kepada Pegawai Negeri Sipil.
Maka dari itu, perlu dilakukan peninjauan terhadap implementasi kebijakan
peraturan pelayanan ini, agar dapat mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan
maupun kegagalan dari kebijakan tersebut dalam mencapai tujuannya.
3.5 Teknik Penentuan Informan
Penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling, yaitu Teknik
Purposive, dimana informannya telah ditentukan serta Teknik Snowball yaitu
teknik pengambilan sampel dengan arahan dari narasumber dan tidak menutup
kemungkinan akan berkembang lagi sesuai arahannya.
21
Tabel 3.1 Informan Penelitian
3.6 Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi, adalah mengamati langsung lokasi penelitian sekaligus
memperoleh data terkait keakuratan dari penelitian tersebut. Dimana
penelitian ini ingin meneliti mengenai pelaksanaan pelayanan di PT.
TASPEN (Persero) Cabang Utama Denpasar.
b. Wawancara, adalah teknik pengumpulan data dengan bertanya langsung
kepada informan.
c. Studi dokumentasi, adalah studi yang dilakukan dengan cara meneliti
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian.
d. Uji Validitas Data, adalah menggunakan teknik triangulasi yang bertugas
untuk memeriksa keabsahan data dan menguji pemahaman dari peneliti.
Teknik triangulasi yang digunakan adalah teknik triangulasi sumber,
teknik triangulasi metode, teknik triangulasi teori.
No NARASUMBER KETERANGAN
1 Kepala Cabang PT. TASPEN
(Persero) Cabang Denpasar
Sebagai penyelenggara operasional dan perencaan serta
pengendalian kegiatan kantor cabang hingga pencapaian
kinerja.
2 Kepala Bidang Administrasi
Keuangan dan Verifikasi SPJP PT.
TASPEN (Persero) Cabang Denpasar
Sebagai perencana dan pengendalian fungsi administrasi
keuangan, pengadministrasian dan monitoring penerimaan
iuran, penyelenggara kegiatan rekonsiliasi keuangan, serta
verifikasi kelengkapan dan pengendalian bukti-bukti
dokumen transaksi keuangan.
3 Pelaksana Bidang Kepesertaan PT.
TASPEN (Persero) Cabang Denpasar
Sebagai perencana dan koordinasi pelaksanaan kegiatan
data peserta serta pengadministrasian, pemeliharaan, dan
mutasi data peserta.
4 Pelaksana Bidang Layanan dan
Manfaat PT. TASPEN (Persero)
Cabang Denpasar
Sebagai perencana dan koordinasi pelaksanaan kegiatan
layanan dan manfaat, pengelolaan kegiatan layanan dan
manfaat, serta perhitungan manfaat klim.
5 Pensiunan Pegawai Negeri Sipil
bertempat di PT. TASPEN (Persero)
Cabang Denpasar
Sebagai pengguna layanan penssiun dan tabungan hari tua
di PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar.
22
3.7 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis model interaktif menurut Milles
dan Huberman (1992) yang terdiri atas 3 bagian yaitu reduksi data, sajian data,
dan kesimpulan yang akan dijelaskan melalui bagan:
Gambar 3.1Teknik Analisis Data
(Sumber: Miles dan A. Michael Huberman, 1992: 15-17)
3.8 Teknik Penyajian Data
Teknik penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik penyajian data dalam bentuk teks, yaitu berupa kalimat.
Pengumpulan data Penyajian Data
Reduksi Data Kesimpulan