BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar dan …repository.ump.ac.id/5978/3/BAB II.pdf2.1....

16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap (Aunurrahman, 2011). Hal ini senada dengan pendapat bahwa belajar merupakan proses internal yang melibatkan seluruh mental yaitu ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (Dimyanti dan Mudjiono, 2010). Selain itu, belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri (Trianto, 2009). Oleh karena itu dapat diketahui bahwa perubahan-perubahan dalam proses belajar adalah perubahan seluruh mental kearah yang lebih baik sebagai hasil dari pengalaman yang dialami diwaktu lalu. Sedangkan menurut Fathurrohman dan Sutikno (2011) belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, sedangkan faktor lain hanya sebagai penunjang dalam kegiatan belajar agar dapat berhasil dengan baik. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat diketahui bahwa belajar merupakan proses perubahan kepribadian seseorang kearah lebih baik yang diperoleh berdasarkan pengalaman yang dialami. Interaksi pendidikan yang terjadi antara guru dengan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah makna dari pembelajaran. Sama 10 Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar dan …repository.ump.ac.id/5978/3/BAB II.pdf2.1....

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar dan …repository.ump.ac.id/5978/3/BAB II.pdf2.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran . ... perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan,

keterampilan, dan sikap (Aunurrahman, 2011). Hal ini senada dengan

pendapat bahwa belajar merupakan proses internal yang melibatkan seluruh

mental yaitu ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (Dimyanti dan

Mudjiono, 2010). Selain itu, belajar merupakan suatu proses perubahan

perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham,

dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi

kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri

(Trianto, 2009). Oleh karena itu dapat diketahui bahwa perubahan-perubahan

dalam proses belajar adalah perubahan seluruh mental kearah yang lebih baik

sebagai hasil dari pengalaman yang dialami diwaktu lalu. Sedangkan menurut

Fathurrohman dan Sutikno (2011) belajar harus diperoleh dengan usaha

sendiri, sedangkan faktor lain hanya sebagai penunjang dalam kegiatan

belajar agar dapat berhasil dengan baik. Berdasarkan pengertian-pengertian

diatas dapat diketahui bahwa belajar merupakan proses perubahan

kepribadian seseorang kearah lebih baik yang diperoleh berdasarkan

pengalaman yang dialami.

Interaksi pendidikan yang terjadi antara guru dengan peserta didik

dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah makna dari pembelajaran. Sama

10

Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar dan …repository.ump.ac.id/5978/3/BAB II.pdf2.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran . ... perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari

11

halnya dengan pendapat Hamalik dalam Rahmawati (2010) bahwa

pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dan guru,

yang berada dalam situasi pendidikan yang terdiri dari beberapa unsur, yaitu

tujuan pembelajaran, guru yang mengajar, peserta didik yang diajar, materi

pelajaran, dan metode pembelajaran. Selain itu, pembelajaran merupakan

proses komunikasi dua arah, yaitu mengajar yang dilakukan oleh pihak guru

sebagai pendidik sedangkan belajar yang dilakukan oleh peserta didik atau

murid (Sagala, 2010). Agar dapat terlaksana dengan baik, kegiatan

pembelajaran harus dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang

melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar sesama peserta

didik, pebelajar dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam

rangka pencapaian kompetensi dasar (Pratomo et al., 2011). Oleh karena itu,

dalam pelaksaan pembelajaran perlu memperhatikan faktor-faktor yang

terlibat, baik faktor internal maupun eksternalnya.

2.2. Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Dalam belajar seringkali siswa mengalami permasalahan yang dapat

menimbulkan permasalahan lain. Aunurrahman (2011) mengatakan bahwa

masalah-masalah belajar baik intern maupun ekstern dapat dikaji dari dimensi

guru yang dapat muncul sebelum belajar dilakukan yang berkaitan dengan

pengorganisasian kelas, bahan belajar dan sumber belajar, serta berkaitan

dengan evaluasi hasil belajar.

Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar dan …repository.ump.ac.id/5978/3/BAB II.pdf2.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran . ... perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari

12

Berikut adalah beberapa faktor internal yang mempengaruhi proses

belajar siswa, menurut Aunurrahman (2011) :

1. Karakteristik / ciri siswa

Karakteristik siswa merupakan faktor intern yang berkaitan

dengan kondisi kepribadian siswa, baik fisik maupun mental. Aspek fisik

merupakan aspek yang mudah dipahami dan diamati saat pembelajaran,

dibandingkan dengan dimensi-dimensi mental atau emosional.

2. Sikap terhadap belajar

Dalam kegiatan belajar, sikap siswa menjadi faktor yang sangat

penting karena sikap awal siswa dalam belajar akan menentukan aktivitas

selanjutnya. Aktivitas siswa dalam pembelajaran tentunya juga akan

berpengaruh pada hasil belajar siswa nantinya. Dengan sikap yang baik

saat pembelajaran akan menjadikan seseorang cenderung untuk berbuat,

berbeda dengan sikap yang kurang baik. Tentunya hal ini akan

mempengaruhi tindakan dan implemnetasi seseorang selanjutnya setelah

belajar.

3. Motivasi belajar

Dalam kegiatan belajar motivasi merupakan keseluruan daya

penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin

kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga

diharapkan tujuan yang ada dapat tercapai (Faturrohman & Sutikno,

2011). Selain itu motivasi juga merupakan kekuatan yang dapat menjadi

Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar dan …repository.ump.ac.id/5978/3/BAB II.pdf2.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran . ... perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari

13

tenaga pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi yang ada

dalam dirinya dan potensi diluar dirinya untuk mewujuudkan tujuan

belajar (Aunurrahman, 2011). Motivasi itu sendiri terdiri atas 2

(Faturrohman & Sutikno, 2011), yaitu :

a. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul didalam diri siswa

tanpa adanya paksaan dari luar, jadi berdasarkan kemauan diri

sendiri.

b. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar diri siswa,

dapat berasal dari lingkungan siswa yang mampu mengajak maupun

memaksa sisswa untuk belajar.

4. Konsentrasi belajar

Konsentrasi belajar adalah salah satu aspek psikologis yang

sering kali sulit diketahui oleh orang lain. Selain itu, setiap siswa

memiliki cara yang berbeda untuk bisa berkonsentrasi. Hal itu yang

sering kali membuat guru sulit membaca tingkat konsentrasi siswa pada

saat pembelajaran berlangsung.

5. Mengolah bahan belajar

Mengolah bahan belajar dapat diartikan sebagai proses berpikir

seseorang untuk mengolah informasi-informasi yang diterima sehingga

menjadi bermakna dan mudah diingat. Mengolah bahan belajar

merupakan kemampuan penting agar seseorang dapat mengkonstruksikan

pengetahuannya sendiri beradasarkan informasi yang telah diperoleh.

Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar dan …repository.ump.ac.id/5978/3/BAB II.pdf2.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran . ... perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari

14

6. Menggali hasil belajar

Menggali hasil belajar diartikan sebagai suatu proses

mengaktifkan kembali pesan-pesan yang telah tersimpan. Dalam

pembelajarn sering dialami kesulitan dalam menggali kembali hasil

belajar. Oleh sebab itu bagi guru dan siswa sangat penting

memperhatikan proses penerimaan pesan terutama dengan pemusatan

perhatian.

7. Rasa percaya diri

Rasa percaya diri sering kali mempengaruhi kondisi psikologis

seseorang sehingga mempengaruhi aktivitas fisik dan mental dalam

pembelajaran. Bila seorang siswa sering mencapai keberhasilan didalam

melaksanakan tugas maupun suatu pekerjaan, apalagi diiringi dengan

adanya pengakuan umum atas keberhasilan yang dicapai, maka rasa

percaya diri akan semakin meningkat.

8. Kebiasaan belajar

Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah

tertanam dalam jangka waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri

dalam aktivitas belajarnya. Dapat dikatakan kebiasaan belajar sangat

mempengaruhi keberhasilan seseorang.

Berikut adalah faktor eksternal yang mempengaruhi belajar siswa,

menurut Aunurrahman (2011) :

Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar dan …repository.ump.ac.id/5978/3/BAB II.pdf2.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran . ... perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari

15

1. Faktor guru

Guru sebagai salah satu komponen yang berpengaruh dalam

proses pembelajaran karena guru adalah tenaga pendidik yang

memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah

(Djamarah dalam Fathurrohman & Sutikno, 2011). Oleh karena itu guru

harus mampu menciptakan atau menerapkan metode maupun model

pembelajaran sesuai dengan cakupan materi dan keadaan atau latar

belakang siswa agar tercapainya pemahaman siswa pada konsep-konsep

biologi yang secara langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Lingkungan sosial

Lingkungan tidak hanya dapat berpengaruh positif tapi juga

dapat pula berpengaruh negatif terhadap siswa karena sebagai makhluk

sosial, tidak mungkin siswa mampu melepaskan diri dari interaksi

dengan lingkungannya.

3. Kurikulum sekolah

Kurikulum adalah panduan yang dijadikan sebagai kerangka

acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran oleh guru. Kurikulum

yang digunakan saat ini adalah kurikulum satuan pendidikan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

4. Sarana dan prasarana

Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai bagi siswa

akan berdampak terhadap terciptanya iklim pembelajaran yang lebih

Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar dan …repository.ump.ac.id/5978/3/BAB II.pdf2.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran . ... perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari

16

kondusif. Kondisi sangat mempengaruhi siswa dalam memperoleh

informasi. Terjadinya kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan

informasi dan sumber belajar yang dapat memotivasi siswa untuk

mencapai hasil yang lebih baik.

2.3. Hakikat Pembelajaran Biologi

Biologi adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam yang merupakan

ilmu yang lahir dan berkembang berdasarkan informasi dan eksperimen

(Julianto, 2011). Selain itu, Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan

memahami alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-

prinsip, tapi juga suatu proses penemuan (Mudrikah, 2012). Berdasarkan hal

itu, dalam mempelajari biologi tidak hanya cukup dengan penguasaaan

konsep tapi juga harus berbasis penemuan karena biologi berkembang

berdasarkan informasi dan eksperimen. Tujuan mempelajari biologi untuk

mengetahui konsep-konsep biologi, penerapan konsep biologi, dan prinsip

dalam menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan

kehidupan manusia serta untuk mengembangkan kepekaan nalar dalam

memecahkan masalah yang berkaitan dengan proses kehidupan sehari-hari

(Depdiknas dalam Mudrikah, 2012).

2.4. Kemampuan berpikir kritis

2.4.1. Pengertian berpikir

Menurut Novikasari (2009) berpikir adalah sebuah pencarian

jawaban, sebuah pencarian makna. Makna yang dimaksud dapat

Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar dan …repository.ump.ac.id/5978/3/BAB II.pdf2.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran . ... perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari

17

diartikan sebagai makna dari sebuah konsep, prinsip, hukum, maupun

peristiwa/ kejadian. Sama halnya dengan pendapat Ruggiero dalam

Novikasari (2009), yang mengartikan berpikir sebagai segala aktivitas

mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah,

membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk memahami.

Menurut Sagala (2010), berpikir merupakan proses dinamis

yang menempuh tiga langkah berpikir, yaitu : (1) pembentukkan

pengertian yaitu melalui proses mendeskripsikan ciri-ciri obejek yang

sejenis, mengklasifikasi ciri-ciri yang sama, mengabstraksi dengan

menyisihkan, membuang, dan menganggap ciri-ciri yang hakiki.; (2)

pembentukkan pendapat, yaitu meletakkan hubungan antar dua buah

pengertian atau lebih yang hubungan itu dapat dirumuskan secara

verbal berupa pendapat menolak, pendapat menerima atau mengiakan,

dan pendapat asumtif yaitu mengungkapkan kemungkinan-

kemungkinan suatu sifat pada suatu hal; dan (3) pembentukkan

keputusan, yaitu penarikan kesimpulan yang berupa keputusan sebagai

hasil pekerjaan akal berupa pendapat baru yang dibentuk berdasarkan

pendapat-pendapat yang sudah ada.

2.4.2. Pengertian berpikir kritis

Berpikir kritis adalah berpikir yang beralasan, reflektif,

bertanggung jawab, dan terampil berpikir yang fokus dalam

pengambilan keputusan yang dapat dipercaya (Fajriyah, 2012).

Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar dan …repository.ump.ac.id/5978/3/BAB II.pdf2.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran . ... perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari

18

Menurut Anderson dalam Budiman (2011), bila berpikir kritis

dikembangkan, seseorang akan cenderung untuk mencari kebenaran,

berpikir terbuka, dan toleran terhadap ide-ide baru, dapat menganalisis

masalah dengan baik, berpikir secara sistematis, penuh rasa ingin tahu,

dewasa dalam berpikir, dan dapat berpikir kritis secara mandiri.

Selain itu, Gerhard dalam Redhana (2003), mengartikan berpikir

kritis sebagai suatu proses kompleks yang melibatkan penerimaan dan

penguasaan data, analisis data, dan evaluasi data dengan

mempertimbangkan aspek kulitatif dan kuantitatif serta melakukan

seleksi atau membuat keputusan berdasarkan hasil evaluasi. Tidak

jauh berbeda dengan pendapat bahwa pemikiran kritis sangat penting

dalam menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi segala argumen

untuk mampu membuat keputusan yang rasional dan

bertanggungjawab (Sudiarta, 2005). Oleh karena itu dapat diketahui

pula bahwa siswa yang mampu berpikir kritis adalah siswa yang

mampu mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengkonstruksikan

argumen serta mampu memecahkan masalah dengan tepat (Splitter

dalam Redhana, 2003). Dengan kamampuan berpikir kritis, siswa

dapat menemukan kebenaran dari berbagai macam informasi yang

mereka temukan setiap hari. Sebab, berpikir kritis adalah sebuah

proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti,

asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain

(Johnson, 2011).

Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar dan …repository.ump.ac.id/5978/3/BAB II.pdf2.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran . ... perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari

19

Menurut Glazer dalam Budiman (2011)berpikir kritis

menggunakan tiga indikator, yaitu:

1. Pembuktian adalah kemampuan untuk membuktikan suatu

pernyataan secara deduktif (menggunakan teori-teori yang telah

dipelajari sebelumnya).

2. Generalisasi adalah kemampuan untuk meghasilkan pola atas

persoalan yang dihadapi untuk kategori yang lebih luas atau

secara umum.

3. Pemecahan masalah adalah kemampuan mengidentifikasi unsur

yang diketahui, yang ditanyakan, dan memeriksa kecukupan

unsur yang diperlukan dalam soal, menyusun model atau

rancangan dan menyelesaikanya, serta memeriksa kebenaran hasil

atau jawaban (uji hipotesis).

2.5. Model Pembelajaran Inkuiri

2.5.1. Pengertian model inkuiri

Gulo dalam Trianto (2010) menyatakan strategi pembelajaran

inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara

maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki

secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat

merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Selain

itu, Inkuiri dianggap sebagai proses umum yang dilakukan manusia

untuk mencari atau memahami informasi (Trianto, 2010).

Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar dan …repository.ump.ac.id/5978/3/BAB II.pdf2.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran . ... perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari

20

Menurut Trianto (2010), sasaran utama kegiatan pembelajaran

inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses

kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis

pada tujuan pembelajaran; (3) mengembangkan sikap percaya pada

diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.

Menurut Sagala (2010) model pembelajaran inkuiri dapat

dilaksanakan jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk

diajukan kepada kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran

yang menantang siswa/ problematik) dan sesuai dengan daya

nalar siswa.

2. Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan

menciptakan situasi belajar yange menyenangkan.

3. Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup.

4. Adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi.

5. Partisipasi dalam setiap siswa dalam kegiatan belajar.

6. Guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan

siswa.

Selain itu, dalam pelaksanaannya pembelajaran inkuiri harus

berpedoman pada prinsip-prinsip penggunaan berikut (Sanjaya,

2010):

Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar dan …repository.ump.ac.id/5978/3/BAB II.pdf2.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran . ... perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari

21

1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual

Tujuan utama dari inkuiri adalah pengembangan kemampuan

berpikir. Dengan demikian, metode ini selain berorientasi kepada

hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu,

kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan

inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai

materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari

dan menemukan sesuatu.

2. Prinsip Interaksi

Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru

bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur

lingkunganatau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu

mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan

kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.

3. Prinsip Bertanya

Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi

inkuiri adalah guru sebagai penanya. Kemampuan guru untuk

bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.

4. Prinsip Belajar untuk Berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar

adalah proses berpikir yakni proses mengembangkan potensi seluruh

otak. Oleh karena itu, pembelajaran berpikir ini berusaha untuk

memanfaatkan otak secara maksimal saat belajar.

Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar dan …repository.ump.ac.id/5978/3/BAB II.pdf2.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran . ... perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari

22

5. Prinsip Keterbukaan

Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang

menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus

dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang

untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan

hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang

diajukan.

2.5.2. Tahap-tahap pelaksanaan model pembelajaran inkuiri

Menurut Hamruni (2012) secara umum proses pembelajaran

dengan model inkuiri dapat melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk suasana atau iklim

pembelajaran yang responsif. Tugas guru mengkondisikan siswa

agar siap melaksanakn proses pembelajaran. Pada langkah ini

guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir

memecahkan masalah.

2. Merumuskan masalah

Dalam langkah, siswa dibawa pada suatu persoalan yang

mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan

yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki

tersebut. Masalah dalam pembelajaran inkuiri adalah teka-teki

yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan

ditemukan.

Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar dan …repository.ump.ac.id/5978/3/BAB II.pdf2.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran . ... perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari

23

3. Mengajukan hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu

permasalahan yang sedang dikaji dan perlu dibuktikan kebenaran.

Dalam hal ini, guru dapat mengajukan pertanyaan yang dapat

mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara, atau

dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dan

suatu permasalahan yang dikaji.

4. Mengumpulkan data

Kegiatan siswa mengumpulkan data adalah beraktivitas

menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis

yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, proses pengumpulan

data merupakan proses mental yang sangat penting dalam

pengembangan intelektual yang membutuhkan ketentuan dan

kemampuan menggunakan potensi berpikir. Tugas dan peran guru

dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi

yang dibutuhkan.

5. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang

dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang

diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga

mnegambangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya,

kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan

Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar dan …repository.ump.ac.id/5978/3/BAB II.pdf2.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran . ... perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari

24

argumentasi, tetapi juga didukung oleh data yang ditemukan dan

dapat dipertanggungjawabkan.

6. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendekripsikan

temuan yang dipperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu

menunjukkan pada siswa data atau informasi yang relevan.

2.5.3. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran inkuiri

1. Kelebihan model pembelajaran inkuiri (Sanjaya, 2010):

a. Menekankan pada pengembangan aspek kognitif, efektif, dan

psikomotor secara seimbang. Sehingga pembelajaran melalui

strategi ini dianggap lebih bermakna.

b. Memberikan ruang pada siswa untuk belajar sesuai dengan

gaya belajar mereka.

c. Sesuai dengan perkembangan pskologi belajar adalah proses

perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

d. Melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas

rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar

bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam

belajar.

2. Kelemahan model pembelajaran inkuiri (Hamruni, 2012):

a. Mengalami kesulitan dalam mengontrol kegiatan dan

keberhasilan siswa.

Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar dan …repository.ump.ac.id/5978/3/BAB II.pdf2.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran . ... perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari

25

b. Terkadang dalam implementasinya, memerlukan waktu yang

panjang sehingga guru kerapkali sulit menyesuaikan dengan

waktu yang ditentukan.

c. Apabila siswa belum terbiasa untuk berpikir, guru akan

mengalami kesulitan dalam mendesainnya.

2.6. Hasil Penelitian Tekait

1. Penelitian Angraini dan Sugito (2012) tentang pengaruh metode inkuiri

terhadap hasil belajar kerajinan keramik siswa kelas VII SMP swasta

PAB 5 Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa metode inkuiri berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa

tersebut, artinya ada peningkatan.

2. Penelitian Muhaimin (2009) yang mengkaji tentang penerapan contextual

teaching ang learning (CTL) dengan metode inkuiri dalam meningkatkan

prestasi belajar pendidikan agama islam siswa kelas X-5 di sekolah SMA

N 2 Batu. Hasil penelitian menunjukkan metode inkuiri mampu

meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Rusnayati dan Prima (2011) yang mengkaji

tentang penerapan model pembejaran Problem Based Learning dengan

pendekatan inkuiri untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan

penguasaan konsep elastisitas pada siswa SMA, terbukti berpengaruh

positif atau signifikan.

Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013