BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Demografi Pendudukrepository.ump.ac.id/7205/3/Fitri Nurhayati Bab...
-
Upload
nguyendiep -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Demografi Pendudukrepository.ump.ac.id/7205/3/Fitri Nurhayati Bab...
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Demografi Penduduk
Donald J. Bogue dalam Pollard, A.H. (1984) menjelaskan demografi
adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar,
komposisi dan distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya sepanjang masa.
Ada lima komponen demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas),
perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial. Demografi mempelajari persoalan dan
keadaan perubahan-perubahan penduduk atau segala hal yang berhubungan
dengan komponen-komponen perubahan, sehingga menghasilkan suatu keadaan
dan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.Demografi
menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung data kependudukan. Dengan teknik
tersebut dapat diperoleh perkiraan keadaan penduduk di masa depan atau di masa
lampau.
Keadaan penduduk suatu negara perlu diketahui. Tugas dari demografi
adalah mempelajari keadaan penduduk, statistik penduduk dan dinamika
penduduk. Keadaan penduduk meliputi jumlah, pertumbuhan, penyebaran,
kepadatan dan struktur serta komposisi penduduk (Daldjoeni, N. 1987). Statistik
penduduk meliputi pencatatan jumlah kelahiran, kematian, perkawinan dan
perceraian. Sedangkan yang dimaksud migrasi adalah perpindahan penduduk dari
satu daerah ke daerah lain.
6
Analisis Laju Pertumbuhan..., Fitri Nurhayati, FKIP UMP, 2012
Dalam sejarah manusia terjadi pula perpindahan bangsa-bangsa secara
besar-besaran. Pada awalnya manusia berpindah tempat secara tidak sadar, tidak
hanya mengikuti dorongan naluri saja. Kemudian perpindahan manusia dilakukan
dengan kesadaran. Ada dua dorongan yang membuat orang bermigrasi yaitu
adanya daya tarik dari tempat lain dan tidak ada daya tarik dari tempat yang
dihuninya (Daldjoeni, N. 1987).
Demografi mempunyai beberapa tujuan diantaranya mempelajari kuantitas
dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.Selain itu juga menjelaskan
pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-
baiknya dan dengan data yang tersedia.Demografi juga mengembangkan sebab
akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi
sosial. Ilmu ini mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan
datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya (Widiyanti, N. 1987).
2.2 Studi Kependudukan
Studi kependudukan berkaitan dengan segala aspek tingkat kemakmuran
penduduk dipermukaan bumi pada umumnya.Aspek kependudukan yang
dipelajari pada studi kependudukan meliputi aspek keruangan (spasial), maka
studi ini erat hubungannya dengan studi geografi (N. Sumaatmadja, 1981).
Geografi kependudukan menjelaskan bagaimana variasi spasial dalam
distribusi, komposisi, migrasi, dan pertumbuhan penduduk.Pertumbuhan
penduduk adalah pertambahan jumlah penduduk dalam suatu wilayah dan waktu
tertentu. Hal ini dipengaruhi oleh faktor demografi dan non demografi. Menurut
Analisis Laju Pertumbuhan..., Fitri Nurhayati, FKIP UMP, 2012
Hauser, demografi adalah analisa statistik terhadap jumlah, distribusi, dan
komposisi penduduk serta komponen-komponen variasi dan perubahannya. Hasil
analisa tersebut bertujuan untuk menerangkan kemungkinan yang akan terjadi
dimasa mendatang sebagai hasil perubahan.
Masalah kependudukan tidak hanya menyangkut aspek demografi,
melainkan juga menyangkut hubungan individu, tradisi, keruangan, kemakmuran,
dll. Ahli geografi kependudukan memperhatikan aspek-aspek genetika atau
dinamika dari variasi spasial antar waktu (temporal), dan bagaimana terjadinya
hubungan atau interaksi keruangan antar fenomena (Widiyanti, N. 1987).
Kependudukan disadari sebagai salah satu masalah besar. David L.
Silldalam Widiyanti, N (1987) mengemukakan lima masalah besar di dunia, salah
satu diantaranya adalah population atau penduduk. Studi kependudukan yang
berkaitan dengan aspek kependudukan tidak dapat dilepaskan dari aspek regional.
Berbicara tentang aspek regional maka berkaitan pula dengan kebutuhan akan
lahan. Kebutuhan akan ketersediaan lahan semakin meningkat seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk. Kependudukan yang dikaji oleh studi
kependudukan di tempat tertentu tidak dapat di lepaskan pula dari penyebaran dan
interelasi keruangannya.Maka perlu ada kesesuaian lahan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Daerah dengan kepadatan penduduk tinggi, tidak menjamin tingkat
kemakmuran penduduk daerah tersebut relatif lebih tinggi pula. Namun
lingkungan hidup yang berkualitas tinggi dapat menjamin daya huni (habitability)
yang tinggi bagi populasi yang menghuninya. Menurut ekologi umum, jenis-jenis
Analisis Laju Pertumbuhan..., Fitri Nurhayati, FKIP UMP, 2012
sumberdaya yang menentukan tinggi rendahnya daya huni meliputi materi, energi,
ruang, waktu dan keragaman (diversity) (Mubyarto. 1983).
Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas
wilayah yang dipengaruhi oleh faktor fisiografis, keamanan, kebudayaan,
biologis, dan psikologis. Kepadatan penduduk dibagi menjadi tiga yaitu kepadatan
penduduk aritmatika, kepadatan penduduk agraris, dan kepadatan penduduk
fisiologis/ekonomis.
Soemarwoto (1976) dalam Widiyanti, N (1987) memperingatkan bahaya
kenaikan jumlah penduduk yang tidak terkendali, pada suatu saat akan melampaui
daya dukung lingkungan yaitu kemampuan suatu daerah untuk mendukung
sejumlah manusia tertentu pada tingkat kehidupan yang wajar. Daya dukung ini di
pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain luas daerah yang tersedia untuk
pertanian dan kesuburan tanah. Pertumbuhan penduduk yang pesat dewasa ini,
seringkali dapat mengakibatkan benturan penggunaan lahan yang sebenarnya
tidak sesuai dengan pertumbuhannya. Hal itu terjadi di Indonesia terutama di
Pulau Jawa sehingga menyebabkan kerusakan hutan, tanah, dan kualitas
lingkungan.
2.3 Dinamika Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara
kekuatan-kekuatan yang menambah dan yang mengurangi jumlah penduduk.
Secara terus-menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir
(menambah jumlah penduduk), tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh
Analisis Laju Pertumbuhan..., Fitri Nurhayati, FKIP UMP, 2012
jumlah kematian yang terjadi pada semua golongan umur. Sementara itu migrasi
juga berperan menambah dan mengurangi jumlah penduduk (Lembaga
Demografi, Universitas Indonesia).
Pertumbuhan penduduk dipengaruhi empat komponen menurut Lembaga
Demografi Universitas Indonesia yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas),
migrasi masuk (in-migration), migrasi keluar (out-migration).Selisih antara
kelahiran dan kematian disebut perubahan reproduktif (reproductive change) atau
pertumbuhan alamiah (natural increase).Selisih antara in-migration dan out
migration disebut migrasi neto (net-migration). Jadi pertumbuhan penduduk
dipengaruhi dua cara yaitu melalui perubahan reproduksi dan migrasi neto.
Lembaga Demografi, Universitas Indonesia menjelaskan formula
pertumbuhan penduduk.Proses pertumbuhan penduduk beserta komponen-
komponennya digambarkan dalam suatu model sebagai berikut:
Tabel 2.1 Model pertumbuhan penduduk
Migrasi Positif Negatif Nol
M > F M < F M = f
N, T, S N N
T N, T, S
T
T N S
Sumber : Lembaga Demografi Universitas Indonesia (1981)
Keterangan :
M : Mortalitas T : Turun
F : Fertilitas S : Stabil
N : Naik
Analisis Laju Pertumbuhan..., Fitri Nurhayati, FKIP UMP, 2012
Dari model ini maka dapat dilihat secara jelas bagaimana pengaruh
masing-masing komponen demografi terhadap pertumbuhan penduduk. Ada tiga
ukuran dasar demografi yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi.
2.3.1 Kelahiran (Fertilitas)
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan riil seorang
wanita untuk melahirkan, yang dicerminkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan.
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia menyatakan
beberapa ukuran fertilitas yang sering digunakan adalah :
2.3.1.1 Angka kelahiran kasar/Crude Birth Rate (CBR)
2.3.1.2 Angka kelahiran menurut umur/Age Specific Birth Rate (ASBR)
2.3.1.3 Angka Fertilitas Total (TFR)
2.3.2 Kematian (Mortalitas)
Konsep mati perlu diketahui untuk mendapatkan data kematian yang
benar.Dengan kemajuan ilmu kedokteran, kadang-kadang sulit untuk
membedakan keadaan mati dan keadaan hidup secara klinik. Berdasarkan konsep
dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia terdapat tiga
keadaan vital yang masing-masing saling bersifat “mutual exclusive”, artinya
keadaan yang satu tidak mungkin terjadi bersamaan dengan salah satu keadaan
lainnya. Tiga keadaan vital tersebut ialah lahir hidup (live birth), mati (death),
lahir mati (fetal death).
Analisis Laju Pertumbuhan..., Fitri Nurhayati, FKIP UMP, 2012
United Nations (UN) dan World Health Organization (WHO) membuat
definisi “mati” adalah keadaan menghilangkan semua tanda-tanda kehidupan
secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Lahir hidup
yaitu peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara lengkap
tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi,
hasil konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda hidup lainnya, seperti denyut
jantung, denyut tali pusat, atau gerakan-gerakan otot, tanpa memandang apakah
tali pusat sudah dipotong atau belum. Lahir mati adalah peristiwa menghilangnya
tanda-tanda kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut
dikeluarkan dari rahim ibunya.
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia menyatakan
tinggi rendahnya angka kematian dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya
struktur umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, status sosial ekonomi, keadaan
lingkungan, dll. Angka kematian kasar yang sederhana adalah:
2.3.2.1 Angka kematian kasar/Crude Death Rate (CDR)
2.3.2.2 Angka kematian menurut umur/Age Specific Death Rate (ASDR)
2.3.3 Perpindahan (Migrasi)
Migrasi merupakan salah satu dari ketiga faktor dasar yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk sedangkan faktor lain adalah kelahiran dan kematian.
Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah secara khusus
mengingat adanya kepadatan (densitas) dan distribusi penduduk yang tidak
merata, adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi orang-orang untuk
melakukan migrasi, adanya desentralisasi dalam pembangunan, di sisi lain pihak
Analisis Laju Pertumbuhan..., Fitri Nurhayati, FKIP UMP, 2012
komunikasi termasuk transportasi semakin lancar (Lembaga Demografi). Migrasi
sering diartikan sebagai perpindahan penduduk yang relatif permanen dari suatu
daerah ke daerah lain. Orang yang melakukan migrasi disebut migran.
2.4 Angka pertumbuhan penduduk (Population Growth Rate atau ‘r’)
Angka pertumbuhan penduduk (r) menunjukkan rata-rata pertambahan
penduduk per tahun pada periode atau waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan
dengan persen.Pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mengundang banyak
masalah.Tetapi ini tidak berarti pada zaman dahulu masalah penduduk belum
ada.Dengan munculnya tulisan Malthus pada akhir abad ke-18, masalah penduduk
mempunyai ruang baru dalam literature-literatur ekonomi.Sedangkan pada zaman
sebelum Malthus masalah kependudukan juga sudah banyak dibicarakan, tetapi
belum terarah.Seperti halnya dengan filosof-filosof Cina yang mempermasalahkan
jumlah optimum penduduk yang bekerja pada tanah pertanian.Mereka
merumuskan suatu proporsi yang ideal antara luas tanah dengan jumlah penduduk
(Sudjono, S, dkk. 1994).
Deviasi antara kedua unsur tersebut dapat menimbulkan kekayaan.Filosof-
filosof Cina menganjurkan pada pemerintah agar memindahkan penduduk pada
tempat yang kurang penduduk.Jika terjadi persediaan pangan yang merosot maka
berakibat pada tingginya angka kematian. Jika umur perkawinan terlalu muda
maka menyebabkan angka kematian bayi tinggi, dan jika biaya pesta perkawinan
naik maka angka perkawinan akan turun (Lembaga Demografi).
Analisis Laju Pertumbuhan..., Fitri Nurhayati, FKIP UMP, 2012
2.5 Komposisi penduduk
Komposisi penduduk dalam arti demografi adalah komposisi penduduk
umur dan jenis kelamin.Komposisi umur penduduk biasanya digambarkan dalam
piramida penduduk yang dapat mencerminkan apakah suatu wilayah mempunyai
ciri penduduk tua atau muda.Penduduk tua, berarti sebagian besar penduduk
negara tersebut berada pada umur tua.Sedangkan pada penduduk muda, sebagian
besar penduduknya berada pada umur muda (Sudjono, S, dkk. 1994).
Lembaga Demografi menjelaskan ciri komposisi dan distribusi umur ini
dapat pula dipakai sebagai ukuran perbandingan beban tanggungan yaitu angka
yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif
(umur dibawah 15 tahun dan umur diatas 65 tahun), dengan banyaknya orang
yang termasuk produktif secara ekonomi (15-64 tahun). Komposisi penduduk
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
2.5.1 Biologis, meliputi umur dan jenis kelamin
2.5.2 Sosial, meliputi tingkat pendidikan dan status perkawinan
2.5.3 Ekonomi, meliputi penduduk yang aktif secara ekonomi, lapangan
pekerjaan, dan tingkat pendapatan
2.5.4 Geografis, meliputi tempat tinggal, daerah perkotaan, pedesaan,
provinsi, kabupaten, dll
Angka beban tanggungan(Dependency Ratio) adalah angka yang
menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif dengan
banyaknya orang yang termasuk usia produktif.
Analisis Laju Pertumbuhan..., Fitri Nurhayati, FKIP UMP, 2012
2.6 Data kependudukan
Data penduduk diperlukan banyak pihak, instansi pemerintah dan
kepentingan mereka masing-masing yang beranekaragam. Sejak zaman dahulu
pengumpulan data penduduk sudah dilakukan, namun data yang lengkap,
menyeluruh, dan sistematik baru dilaksanakan dalam abad terakhir ini. Ada tiga
cara pengumpulan data penduduk, dengan melakukan pencatatan pada seluruh
penduduk negara secara serentak yang disebut sensus, dengan melakukan survai
sampel penduduk, dan dengan sistem registrasi. Sensus bertujuan untuk
mendapatkan data penduduk guna studi demografi untuk berbagai kepentingan
(Daldjoeni, N. 1986).
Suatu cara untuk dapat menghitung jumlah penduduk ialah dengan sensus
atau cacah jiwa. Sensus adalah keseluruhan dari pengumpulan, penyusunan,
pengolahan dan penerbitan dari keterangan-keterangan yang bersifat demografis,
ekonomis dan sosial dari seluruh penduduk suatu negara atau daerah teritorial
tertentu, pada jangka waktu tertentu. Secara singkat dapat diartikan sebagai
perhitungan resmi dari penduduk suatu negara bersama dengan pengumpulan
statistiknya (Daldjoeni, N. 1986).
Susunan penduduk atau komposisi penduduk adalah penggolongan
penduduk berdasarkan umur, jenis kelamin, mata pencaharian, kebangsaan, suku
bangsa, agama, pendidikan, tempat tinggal, dll. Susunan penduduk ini dijadikan
pedoman bagi pemerintah dalam melaksanakan kebijakan pembangunan
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat (Daldjoeni, N. 1986).
Analisis Laju Pertumbuhan..., Fitri Nurhayati, FKIP UMP, 2012
Penelitian geografi diperbolehkan mengambil cuplikan atau sampel dari
populasi apabila populasinya demikian luas. Sampel adalah bagian dari populasi
yang mewakili dari keseluruhan sifat-sifat atau generalisasi yang ada pada
populasi (Singarimbun, M. 1987)
Kondisi geografi suatu obyek penelitian atau suatu populasi penelitian
geografi jarang sekali yang homogen, maka penarikan sampel ini bermacam-
macam. Ketentuan jenis penarikan sampel harus memenuhi syarat yang mewakili
populasinya. Ada jenis sampel random, sampel sistematis, sampel area, sampel
bertingkat, sampel kuota, dll (Singarimbun, M. 1987).
Kriteria jenis sampel dan penarikannya, selain dipengaruhi oleh sifat
populasinya, dipengaruhi juga oleh jenis kebutuhan analisa data untuk menguji
hipotesa dan menarik kesimpulan hasil penelitian. Pada penelitian geografi,
penarikan sampel dapat dilakukan terhadap ruang atau daerah(sampel area) dan
dapat pula terhadap kasus, individu atau gejala. Hal ini sesuai dengan gejala atau
masalah yang sedang diteliti. Pada penelitian geografi, jumlah, jarak, luas,
ketinggian (elevasi), tingkat kesuburan, dll dapat dijadikan karakter untuk
penarikan sampel. Selanjutnya teknik dan alat pengumpulan data yang telah
dirumuskan dianalisa sehingga dapat menarik kesimpulan tentang populasi atau
obyek yang diteliti (Singarimbun, M. 1987).
2.7 Ketersediaan lahan
Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup
pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi atau relief, hidrologi,
Analisis Laju Pertumbuhan..., Fitri Nurhayati, FKIP UMP, 2012
bahkan keadaan vegetasi alami (natural vegetation) yang semuanya secara
potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan menurut FAO (1976)
dalam Lembaga Demografi. Lahan dalam pengertian yang lebih luas termasuk
yang telah dipengaruhi oleh berbagai aktifitas manusia baik dimasa lalu maupun
pada masa sekarang.Sebagai contoh aktifitas dalam penggunaan lahan
pertanian.Daldjoeni, N (1987) mengatakan aktifitas manusia sangat tergantung
pada kesesuaian lahan.
Kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk penggunaan
tertentu, sebagai contoh lahan sesuai untuk irigasi, tambak,pertanian tanaman
tahunan, atau pertanian tanaman semusim. Kemampuan lahan lebih menekankan
pada kapasitas berbagai penggunaan lahan secara umum yang dapat diusahakan di
suatu wilayah. Jadi semakin banyak kapasitasnya yang dapat dikembangkan atau
diusahakan suatu wilayah maka kemampuan lahan tersebut semakin tinggi
(Sumaatmadja, N. 1981).
Kesesuaian lahan yang dimaksud adalah lahan basah. Lahan basah atau
wetland adalah wilayah-wilayah dimana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat
permanen (menetap) atau musiman.Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya
kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal.Digolongkan ke dalam
lahan basah, di antaranya adalah rawa (termasuk rawa bakau), paya, dan
gambut.Air yang menggenangi lahan basah dapat tergolong ke dalam air tawar,
payau atau asin (Sumaatmadja, N. 1981).
Lahan basah merupakan wilayah yang memiliki tingkat keanekaragaman
hayati yang tinggi dibandingkan dengan kebanyakan ekosistem.Di atas lahan
Analisis Laju Pertumbuhan..., Fitri Nurhayati, FKIP UMP, 2012
basah tumbuh berbagai macam tipe vegetasi, seperti hutan rawa air tawar, hutan
rawa gambut, hutan bakau, paya rumput dan lain-lain.Margasatwa penghuni lahan
basah juga tidak kalah beragamnya, mulai dari yang khas lahan basah seperti
buaya, kura-kura, biawak, ular, aneka jenis kodok, dan berbagai macam ikan,
hingga ke ratusan jenis burung dan mamalia, termasuk pula harimau dan gajah
(Kartasapoetra, AG. 2008).
Pada sisi yang lain banyak kawasan lahan basah yang merupakan lahan
subur sehingga kerap dibuka, dikeringkan dan dikonversi menjadi lahan-lahan
pertanian. Baik sebagai lahan persawahan, lokasi pertambakan, maupun sebagai
wilayah transmigrasi.Mengingat nilainya yang tinggi, banyak negara yang lahan-
lahan basah ini diawasi dengan ketat penggunaannya serta dimasukkan ke dalam
program-program konservasi dan rancangan pelestarian keanekaragaman hayati
semisal Biodiversity Action Plan (Kartasapoetra, AG. 2008).
2.8 Penggunaan lahan
Dalam usaha melakukan penyebaran penduduk dari daerah padat ke
daerah yang kurang padat diperlukan perhatian untuk menyediakan lahan-lahan
pertanian. Lahan yang telah dibuka sesuai dengan tujuan pembukaannya yaitu
untuk usaha tani tanaman semusim yang digalakkan oleh petani pendatang yang
disebarkan ke daerah tersebut.Ada beberapa petani bercocok tanam untuk
kepentingan hidup sekeluarga, ingin mengusahakan tanaman perdagangan,
tanaman keras, atau untuk peternakan.Lahan yang baru dibuka memerlukan
pemeliharaan dan pemantapan minimal dua sampai tiga tahun. Selain itu suatu
Analisis Laju Pertumbuhan..., Fitri Nurhayati, FKIP UMP, 2012
monokultur yang dilaksanakan pada lahan yang baru dibuka biasanya
mengundang penyakit dan hama tanaman yang tidak terduga (Kartasupoetra, AG.
2008).
Untuk usaha tani tanaman semusim, tanah yang baik adalah dari jenis
tanah yang berkualitas tinggi, memenuhi kriteria kesuburan yang meliputi fisik,
kimiawi, biologis. Tanah dinamakan tanah produktif, bila diusahakan dengan baik
dapat memberikan nilai hasil yang tinggi baik dari segi kualitas maupun
kuantitas.Tanah seperti itu biasanya dikelompokkan sebagai tanah kelas I
umumnya hanya sedikit atau hampir tidak memiliki batasan
penggunaannya.Tanah ini memiliki tingkat kedataran yang baik, bebas dari batu-
batuan dan kerikil.Curah hujan dan musim yang cocok untuk hampir semua
macam tanaman yang diusahakan tidak memperlihatkan adanya gejala erosi
karena air atau angin (Kartasapoetra, AG. 2008).
Untuk usaha tani tanaman tahunan, tanah yang dapat didayagunakan
adalah tanah yang kondisinya kurang subur dan memiliki kemiringan sekitar 10%-
25%.Tanah seperti itu diklasifikasikan kelas III, yaitu tanah yang menunjukkan
gejala serta kemungkinan telah mengalami erosi.Tanah ini sebelumnya memiliki
kesuburan yang sangat baik, lambat laun mengalami erosi sehingga lapisan top
soil-nya hampir hilang (Kartasapoetra, AG. 2008).
Untuk usaha tani peternakan, tanah yang baik adalah tanah yang cukup
luas, karena usaha tani peternakan bersifat ekstensif.Memerlukan tanah untuk
ditanami tanaman ternak.Pada tanah berbatu dan datar yang tidak tampak adanya
gejala erosinya dapat digunakan untuk peternakan.Tanah seperti itu sangat baik
Analisis Laju Pertumbuhan..., Fitri Nurhayati, FKIP UMP, 2012
ditanami pepohonan dan rumput-rumputan untuk makanan ternak (Mubyarto.
1983).
2.9 Pertanian
Pertanian merupakan dasar kehidupan ekonomi manusia sampai saat ini.
Pertanian masih akan tetap menjadi sumberdaya bahan makanan penduduk
sebelum manusia dapat mengembangkan sektor kehidupan ekonomi lain. Selain
menjadi sumberdaya bahan makanan utama, pertanian juga menyumbangkan
potensi lain, baik sebagai bahan perdagangan maupun sebagai bahan dasar
industri. Pada masa perang sektor lain terganggu produksinya, namun sektor
pertanian ini tetap menjadi landasan utama yang memberikan kehidupan kepada
manusia terutama berkenaan dengan makanannya. Maka bencana yang dialami
sektor pertanian berarti pula merupakan bencana yang dialami oleh penduduk
(Mubyarto. 1983).
Berdasarkan tinjauan studi geografi, pertanian sebagai suatu sistem
keruangan, merupakan perpaduan sub sistem fisis termasuk komponen-komponen
tanah, iklim, hidrologi, dan topografi dengan segala proses alamiahnya.
Sedangkan keadaan sub sistem manusia termasuk tenaga kerja, kemampuan
teknologi, tradisi yang berlaku dalam kehidupan masyarakat, kemampuan
ekonomi, dan kondisi politik setempat. Dari asosiasi, relasi, interaksi komponen-
komponen tersebut baik secara statis pada kurun waktu tertentu, maupun secara
dinamis yang meliputi perkembangan historisnya.Kita akan dapat menganalisa
dan mengevaluasi aspek keruangan pertanian pada region tertentu. Dapat
Analisis Laju Pertumbuhan..., Fitri Nurhayati, FKIP UMP, 2012
mengkaji asosiasi berbagai variable pertanian, menganalisa diferensiasi areal
pertanian, dan berbagai gejala berkenaan dengan permasalahan serta
perkembangan pertanian (Sumaatmadja, N. 1981).
Lokasi pertanian tidak dapat dipisahkan dengan lahan, oleh karena itu
dalam menentukan lahan yang tepat untuk pertanian harus mempertimbangkan
beberapa faktor. Salah satu faktor tersebut adalah faktor fisik.Pemilihan lokasi
pertanian yang tepat mempunyai arti penting dalam aspek keruangan, karena
dapat menentukan keawetan pertanian, nilai ekonomi dan dampak lokasi pertanian
terhadap lingkungan sekitarnya. Perencanaan keruangan bagi suatu lokasi
pertanian perlu didasari berbagai pertimbangan agar lokasi tersebut lebih tepat
guna dan berdaya guna (Sumaatmadja, N. 1981).
Pengembangan wilayah pertanian harus didasarkan pada pendayagunaan
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, serta sumberdaya pembangunan
lainnya.Dengan tetap memperhatikan kelayakan ekonomi dan tata ruang.Pertanian
telah menjadi faktor kunci dalam pembangunan khususnya ekonomi negara-
negara sedang berkembang (Widiyanti, N. 1987).
2.10 Kerangka Pikir
Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu jumlah penduduk dan
ketersediaan lahan di Kecamatan Kembaran pada tahun 2005-2010.Jumlah
penduduk di Kecamatan Kembaran termasuk variabel bebas dan ketersediaan
lahan termasuk variabel terikat. Jumlah penduduk akan berpengaruh terhadap laju
pertumbuhan penduduk, sedangkan luas lahan akan berpengaruh terhadap
Analisis Laju Pertumbuhan..., Fitri Nurhayati, FKIP UMP, 2012
konversi luas lahan. Kedua variabel tersebut akan berkaitan terhadap densitas
penduduk sehingga daya dukung lingkungan akan bernilai negatif.
Gambar 2.1. Kerangka pikir korelasi laju pertumbuhan
penduduk dengan ketersediaan lahan pertanian
di Kecamatan Kembaran
2.11 Hipotesis
1. Laju perumbuhan penduduk Kecamatan Kembaran meningkat dari tahun
2005-2010 sebesar > 1%
2. Luas lahan untuk pertanian berkurang > 2 % dari luas lahan sebelumnya
3. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk, semakin berkurang ketersediaan
lahan pertanian.
Analisis Laju Pertumbuhan..., Fitri Nurhayati, FKIP UMP, 2012