BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Apis melliferarepository.ub.ac.id/5591/2/8. BAB II.pdf · 2020. 5....
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Apis melliferarepository.ub.ac.id/5591/2/8. BAB II.pdf · 2020. 5....
-
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Apis mellifera
Apis mellifera adalah salah satu spesies
lebah yang paling luas penyebarannya, lebah
ini bisa ditemukan pada kawasan dingin, sub-
tropis dan beberapa daerah tropis. Lebah ini
berasal dari kawasan Afrika, namun sudah
banyak menyebar dikawasan Asia bagian
Barat, Eropa dan Amerika Utara dan Selatan
serta Australia. Lebah madu jenis Apis
mellifera banyak dibudidayakan karena
produksinya tinggi dan daya adaptasinya
tinggi. Selain itu lebah spesies ini dapat
dibuat galur baru di daerah yang berbeda
dengan habitat aslinya. Spesies lebah ini
cenderung tidak agresif dan kurang suka
bermigrasi ke daerah beriklim dingin, atau
berlerefansi tinggi (Sihombing, 2005)
Klasifikasi lebah madu Apis mellifera
menurut pusat perlebahan Apiari Pramuka
(2006), Sebagai berikut :
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Apidae
Genus : Apis
Spesies : mellifera
-
11
Apis mellifera hingga kini yang utama
dibudidayakan kerena produksi madu dan daya
adaptasinya tinggi. Spesies ini dapat dibuat
jalur baru didaerah berlingkungan dan beriklim
yang berbeda dari habitat aslinya. Apis
mellifera tergolong lebah hutan yang
dibudidayakan hampir diseluruh bagian
Indonesia. Spesies lebah ini tergolong rakus
dengan nektar (makanan), karena itu tidak
heran budidaya ini dilakukan dengan cara
menggolongkan atau menggembalaan
(dipindah dari satu tempat ketempat yang lain)
ditempat yang banyak sumber pakannya.
Lebah ini biasanya dibudidayakan pada petani
golongan menengah keatas dikarenakan perlu
disiapkan truk untuk mengangkut perlengkapan
dan fasilitas pendukung lainnya. Apis mellifera
merupakan lebah yang populer dan paling
banyak diternakan di Indonesia karena
memiliki produktivitas madu yang tinggi yaitu
25-35 kg/koloni/tahun serta sifatnya yang
jinak, tidak mudah kabur dan adaptasi terhadap
lingkungan baru yang tinggi (Widiastuti, 2008,
Adalina, 2008 dan Sihombing , 2005).
Lebah madu selalu hidup berkoloni, rata-
rata setiap koloni berkisar antara 60-70 ribu
lebah dalam satu sarang. Walaupun populasi
yang demikian padat, lebah mampu melakukan
-
12
pekerjaannya secara terencana dan teratur rapi
(Halimdan Suharno, 2011). Dalam sarang
lebah terdapat :
1. Ratu lebah (Queen bee)
2. Lebah jantan (Drones)
3. Lebah pekerja :
a) Lebah perawat (Nurse bees)
b) Lebah pencari (Scout bees)
c) Lebah pengumpul (Collector
bees)
2.1.1. Ratu Lebah
Ratu lebah mempunyai tubuh yang lebih
besar dari pada anggota koloni yang lainnya,
beratnya 2,8 kali lebih berat dari lebah pekerja.
Setiap koloni lebah hanya ada satu lebah ratu,
jika di dalam suatu koloni ada dua ratu lebah
maka keduanya akan saling membunuh untuk
mendapatkan kedudukan sebagai ratu lebah.
Ratu lebah bertugas memimpin dan menjaga
keharmonisan dalam satu kotak koloni
Sihombing (2005) menyatakan bahwa semua
lebah dalam satu koloni akan sangat mentaati
ratu lebah, kemanapun ratu lebah pergi maka
satu koloni lebah akan mengikutinya. Selain
memimpin koloni, lebah ratu mempunyai
tanggung jawab untuk meneruskan
kelangsungan hidup koloni yaitu dengan cara
-
13
bertelur sepanjang hidupnya. Lebah ratu
sanggup bertelur hingga 1500-2000 butir setiap
harinya. Lebah ratu mempunyai umur lebih
lama dibandingkan lebah pekerja, yaitu sekitar
40 hari namun ada ratu yang sanggup hidup
hingga 3-5 tahun atau sekitar 30 kali lipat lebih
lama dari lebah pekerja. Rahasia lebah ratu
berumur lebih lama disebabkan lebah ratu
semasa hidupnya mengkonsumsi royal jelly,
sedangkan lebah pekerja hanya mengkonsumsi
royal jelly selama 3 hari saja pada saat menjadi
larva (Adalina, 2008).
2.1.2. Lebah Pekerja
Lebah pekerja bisa juga disebut sebagai
lebah betina, lebah inilah yang memiliki
tanggung jawab bekerja sepanjang hidupnya.
Ukuran tubuh lebah pekerja lebih kecil dari
pada lebah ratu dan lebah jantan. Bentuk
tubuhnya ramping berwarna hitam kecoklatan
dan ekornya mempunyai sengat yang lurus dan
berduri, lebah pekerja menggunakan sengatnya
untuk melindungi diri mereka dari serangan
dan menyerang siapapun yang mengganggu
mereka (Huang, 2011). Lebah pekerja
mempunyai tanggung jawab bekerja, namun
pekerjaan mereka berbeda-beda sesuai dengan
umur lebah pekerja tersebut. Sesaat setelah
-
14
keluar dari kepompong, larva lebah pekerja
langsung mempunyai tanggung jawab untuk
membersihkan sarang lebah dari kotoran-
kotoran, ketika umur 3-10 hari lebah pekerja
ini menghasilkan royal jelly yang sangat
dibutuhkan oleh larva lebah dan ratu lebah
sebagai makanan mereka. Royal jelly di
hasilkan dari kelenjar lebah yang berada di
sekitar leher lebah tersebut yaitu kelenjar
hypopharyngeal (Purbaya, 2002). Lebah muda
ini kemudian bertugas memberi makan larva
dan ratu lebah. Perlu diketahui bahwa ratu
lebah mengkonsumsi royal jelly sepanjang
hidupnya. Setelah lebah pekerja berusia sekitar
3 minggu, lebah terbang mencari pollen dan
madu dengan cara menghinggapi beribu-ribu
bunga yang sedang merekah.
Bagnadov (2011) menyatakan bahwa
lebah menghisap setetes nektar dengan alas
hisapnya dan menyimpannya dalam kantong
madu yang ada dalam tubuhnya. Lebah madu
memperoleh nektar sekitar 375 g madu, maka
lebah harus bolak balik sebanyak 75.000 kali
untuk mengambil nektar. Jumlah madu yang
dikumpulkan sebanyak itu lebah pekerja
menempuh jarak terbang yang setara dengan 4-
6 kali keliling bumi. Lebah madu biasanya
mencari nektar yang berjarak sekitar 3 km dari
-
15
sarangnya. Perbedaan aktivitas lebah ratu dan
lebah pekerja bisa dilihat pada Tabel 1.
2.1.3. Lebah Jantan
Lebah jantan mempunyai satu ciri khas
yaitu mempunyai mata yang besar, lebih kecil
dari pada lebah ratu, tetapi lebih besar
dibandingkan lebah pekerja, berwarna
kehitaman, mempunyai suara dengungan yang
keras, kakinya tidak mempunyai kantung untuk
menyimpan tepung sari, dan tidak memiliki
alat penghisap madu. Umumnya telur lebah
jantan menetas setelah 3 hari diletakkan dalam
sel. Selama 5 hari larva terus menerus makan
sampai berubah menjadi kepompong. Setelah
16 hari berkepompong muncul bentuk lebah
jantan. Lebah jantan mempunyai umur sekitar
-
16
3 bulan, dengan tugas mengawini labah ratu
muda. Masa birahi lebah jantan muncul pada
umur 38 hari sejak telur menghuni sel sarang
(Sarwono, 2003). Pada musim paceklik
sebagian dari lebah jantan, bahkan mungkin
seluruh lebah jantan yang ada akan dibunuh
dan dikeluarkan oleh para lebah pekerja dari
sarang. Masa hidup lebah jantan tidak dapat
diukur dengan waktu yang tepat, karena ada
yang mati secara alami dan ada yang mati
karena dimakan oleh predator. Masa hidupnya
rata-rata berkisar antara 4-6 minggu dari saat
dewasa atau antara 8-10 minggu terhitung
sejak telur menetas menjadi larva. Dalam suatu
kelompok lebah besar, rata-rata terdapat 200-
300 ekor lebah jantan. Lebah jantan itu tidak
dipedulikan oleh lebah ratu yang sudah kawin
atau bertelur. Dalam peternakan yang teratur,
jumlah lebah jantan dalam suatu koloni sering
dikurangi atau sengaja dibuang sebagian oleh
peternak. Koloni yang tidak normal, seperti
koloni yang kehilangan ratu atau kurang subur
mempunyai lebah jantan pada musim paceklik.
Kehadiran lebah jantan dalam sebuah sarang
dapat dijadikan indikator bahwa ada kesalahan
pada diri lebah ratu. (Sihombing, 2005).
-
17
2.1.4. Perkembangan Hidup Lebah Madu
Lebah madu termasuk hewan dengan
metamorfosis yang lengkap. Proses
metamorfosis lebah madu terjadi dalam empat
fase yaitu, telur, larva, pupa dan lebah dewasa.
Perkembangan yang terjadi pada lebah madu
dari telur menjadi lebah baru sangat bervariasi
antara lebah ratu, lebah pekerja dan lebah
jantan. Lebah ratu menetas dari sel sarang
dalam waktu 16 hari, lebah pekerja 21 hari dan
lebah jantan 24 hari (Sihombing, 2005). Lebah
ratu yang subur bertelur menghasilkan lebah
pekerja dan ratu lebah, sedangkan lebah ratu
yang tidak subur menghasilkan lebah jantan.
Telur calon lebah pekerja diletakkan di dinding
sel yang terkecil dibandingkan sel telur calon
lebah jantan. Sel berpenghasilan larva lebah
jantan memiliki tudung lilin lebih cekung dan
lebih dalam dibandingkan sel larva lebah
betina. Setelah 3 hari di dalam, sel telur
menetas menjadi larva yang tidak memiliki
sayap atau kaki dan tampak seperti ulat dengan
waktu singkat tubuh lebah memenuhi ruang
sel. Ketika larva memasuki fase pupa, lebah
pekerja akan menutupi pintu ruang sel rapat-
rapat. Pada kondisi ini terjadi perubahan
tercepat pada tubuh pupa dengan ditandai
dengan tumbuhnya sayap dan kaki. Setelah
-
18
selesai proses metamorfosis, lebah dewasa
muncul dari pupa dalam bentuk lebah
sempurna. Siklus hidup lebah madu sangat
variatif (Sarwono, 2003). Dalam sebuah koloni
terdapat tiga kasta yaitu lebah ratu, lebah
pekerja dan lebah jantan yang mempunyai
perkembangan hidup yang dapat di lihat pada
Tabel 2.
2.2. Pakan Lebah
Banyak jenis pakan yang dapat dikonsumsi
oleh lebah madu, namun semua itu harus
memenuhi kebutuhan dan asupan nutrisi tubuh
supaya lebah madu dapat bekerja sesuai
dengan pekerjaannya masing-masing,
Sihombing (2005) menambahkan bahwa
banyak macam pakan lebah , dan pakan
bergantung pada musim dan tempat dimana
pakan itu berada.
a) Tepung sari
Tepung sari merupakan salah satu
jenis pakan lebah yang banyak
-
19
mengandung protein tinggi berfungsi
untuk pembentukan, pertumbuhan dan
mengatasi sel-sel yang rusak pada
lebah. Kandungan tepung sari
dipengaruhi oleh jenis tumbuhan
sumber tepung sari tersebut
(Sihombing, 2005) disebut bee pollen,
yang merupakan serbuk halus yang
terdapat pada aither-aither bunga.
Selain itu tepung sari juga banyak
mengadung zat gizi diantaranya, zat
hidrat arang, protein (dalam bentuk
asam amino esensial), asam lemak
esensial, vitamin, mineral, enzim, dan
hormon yang dibutuhkan tubuh lebah
untuk meregenerasi sel-sel jaringan
yang rusak (Minarti, 2010). Lebih lanjut
Jasmi (2013) menambahkan bahwa
didalam tepung sari terkandung sepuluh
unsur asam amino esensial diantaranya,
arginin, fenilalanin, histidin, isolcusin,
metionin, terionin, triptofan dan valin
yang sangat penting diperlukan oleh
lebah madu untuk perkembangan alat
reproduksi, kelenjar, bulu, sayap lebah
serta memperbaiki bagian-bagian tubuh
yang rusak.
-
20
Protein dalam tepung sari
merupakan suatu peran sangat vital bagi
lebah madu selain sebagai sumber
protein alami juga berperan sebagai
perkembangan organ dalam lebah
pekerja (Keller and Imdorf, 2005). Zat
protein yang terdapat pada tepung sari
merupakan nutrisi yang diperlukan
lebah madu untuk membentuk otot
dalam tubuh lebah, selain itu
kandungan protein tepung sari yang
kurang dari 20% tidak dapat
berproduksi secara maksimal. Lebah
madu menggunakan protein tubuhnya
untuk melanjutkan fungsinya sehingga
protein tubuh menurun sampai 54%
menjadi 27% jika persediaannya kurang
dari 55 kg per tahun (Sarwono, 2001)
b) Nektar
Nektar terbentuk akibat sekresi
oleh kelenjar di dasar bunga yang
disebut nektaries. Nektar memiliki
kandungan gula sukrosa yang tinggi
dengan beberapa laktosa dan hasil
samping tepung tapioka dan kadar air
yang tinggi, selain itu juga terkandung
zat lain seperti mineral, vitamin,
-
21
pigmen, zat aromatik, asam organik dan
senyawa nitrogen (Somerville, 2000).
Sebagian besar energi yang
diperlukan oleh lebah madu berasal dari
nektar, kaya akan berbagai bentuk
karbohidrat (3-87%), seperti sukrosa,
fruktosa dan glukosa, selain kaya akan
karbohidrat nektar juga terdiri dari
senyawa-senyawa yang mengandung
nitrogen, seperti asam amino, amida-
amida, asam-asam organik, vitamin-
vitamin, senyawa-senyawa aromatik,
dan juga mineral-mineral. Kandungan
zat-zat makan dalam nektar dipengaruhi
oleh jenis tanaman dan musim
(Sihombing, 2005).
Nektar yang dapat dikumpulkan
atau dibawa seekor lebah pekerja dalam
satu perjalanan sangat bervariasi hal ini
dipengaruhi oleh ukuran kantong madu
yang tergantung dari ukuran tubuh
lebah, juga ditentukan oleh jumlah dan
konsentrasi gula nektar, keadaan cuaca
dan pengalaman lebah pekerja,
jumlahnya berada pada kisaran 20-40
mg, maksimum 70 mg. Sihombing
(2005), menyatakan bahwa banyaknya
-
22
madu yang ditimbun oleh satu koloni
lebah madu ditentukan oleh :
1) Ukuran dan komposisi populasi
dalam koloni, terutama
kehadiran dan kualitas lebah
ratu.
2) Sifat menimbun (boarding
behavior) lebah-lebah pekerja
yang ada hubungannya dengan
faktor genetis.
3) Keadaan cuaca, temperatur,
kelembaban, kecepatan arus
angin dan foto periode.
4) Kapasitas ruangan penyimpanan
yang tersedia pada sisi sarang.
c) Polen
Polen dikonsumsi oleh lebah madu
sebagai sebagai sumber protein dan
lemak, dan sedikit karbohidrat dan
mineral-mineral. Kandungan protein
kasar dari polen berkisar antara 8-40%,
rata-rata 23%, dan mengandung semua
asam-asam amino esensial maupun
asam-asam lemak esensial. Di daerah
yang beriklim dingin satu koloni lebah
madu dapat memerlukan ± 50 kg per
tahun, diperkirakan demikian juga
dengan polen yang dibutuhkan pada
-
23
daerah beriklim tropis dan sub-tropis.
Separuh dari polen tersebut digunakan
untuk pemeliharaan tetasan
(Sihombing, 2005).
Polen mengandung sepuluh unsur
asam amino esensial diantaranya
sebagai berikut arginin, fenilanin,
histidin, isoleusin, leusin, lisin, metion,
treonin, triptofan dan valin, dimana
unsur asam amino tersebut sangat
diperlukan dalam pembentukan alat
reproduksi, kelenjar, rambut atau bulu,
sayap lebar serta memperbaiki bagian
tubuh yang telah rusak. Oleh sebab itu
polen sangat penting dalam kehidupan,
pertumbuhan sebuah koloni lebah madu
(Winarno, 1982). Protein pada polen
mempengaruhi perkembangaan kelenjar
hypopharing, maka dari itu kekurangan
polen dapat menyebabkan
perkembangan kelenjar hypopharing
terhambat dan memperpendek umur
lebah madu. Polen yang dipilih oleh
lebah pekerja berdasarkan indikator bau
dan bentuk fisik dari butiran polen,
bukan berdasarkan nilai nutrisi, umur
atau warna dari polen (Winston, 1987).
-
24
d) Pakan Tambahan
Melimpahnya sumber pakan
merupakan syarat utama untuk
pengembangan budidaya lebah madu.
Perkembangan suatu koloni sangat
tergantung pada banyaknya bunga yang
mengandung banyak polen sebagai
sumber protein.Campuran tepung sari
dengan madu merupakan bahan baku
utama pembuatan roti lebah. Roti lebah
digunakan lebah madu sebagai
makanan pokok untuk membesarkan
larva (Sarwono, 2007) . Sirup gula
sangat berperan sebagai pengganti
nektar sebagai sumber karbohidrat,
namun polen juga dibuat sebagai
pengganti atau suplemen. Menurut
Hendayati (1997), pakan lebah yang
berupa larutan gula dipakai untuk
mengatasi kekurangan nektar di areal
penggembalaan. Kandungan nutrisi
nektar yang diberikan pada masa
kekurangan sumber bahan pakan dalam
areal penggembalaan seharusnya sama
dengan kandungan nutrisi nektar alami.
Kandungan gula dalam nektar yang
baik diatas 20%, karena dengan kadar
gula lebih dari 20% dapat mencukupi
-
25
kebutuhan energi lebah madu. Lebah
madu memperoleh makana dari nektar
bunga tanaman yang ada dalam lahan
penggembalaan , berikut ini merupakan
jenis tanaman yang menjadi sumber
pakan lebah madu. Beberapa jenis
tanaman baik tanaman yang hidup di
hutan maupun tanaman holtikultura
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
3.
-
26
2.3 Produk lebah madu
Beternak lebah bertujuan untuk
menghasilkan madu sebagai produk utama,
selain itu lebah juga menghasilkan royal jelly,
pollen, propolis dan lilin lebah. Keseluruhan
produk hasil peternakan lebah madu memiliki
karakteristik dan kegunaan yang berbeda-beda
sehingga juga memiliki peranan dan manfaat
yang berbeda juga bagi kehidupan umat manusia
(Sarwono, 2007). Madu adalah sebuah cairan
yang dihasilkan oleh lebah madu yang berasal
dari nektar bunga. Madu berbentuk cair
berwarna kuning hingga kecoklatan yang
sebagian besar komposisinya adalah gula, atara
lain monosakarida seperti glukosa dan fruktosa.
Madu memiliki kandungan gula sekitar ± 90-
99% dari total bahan kering dan air berkisar
antara 18% (Krell, 1996).
2.3.1. Pollen
Polen merupakan serbuk sari jantan yang
terdapat pada bunga yang menjadi sumber pakan
bagi lebah madu. Polen diamabil dengan mulut
dan kemudian ditempelkan di kaki lebah yang
disebut polen basket. Proses pemanenan bee
pollen menggunakan alat yang dinamakan polen
trap. Polen trap berfungsi untuk menghalau atau
melepaskan pollen basket yang dibawa oleh
-
27
madu yang dibawa ke sarang hingga 60%. Bee
pollen memiliki 10 jenis kandungan asam amino,
protein esensial, asam lemak esensial, 10 jenis
mineral, vitamin (A, B, C, D, dan E), hormon
pertumbuhan, hormon produksi dan berbagai
jenis alkaloid yang berfungsi melakukan
stabilisasi metabolisme sel dan berguna juga
untuk meregenerasi sel (Sesta, 2006). Polen
yang dibutuhkan oleh satu koloni lebah madu
yang hidup di daerah tropis berkisar antara 50 kg
per tahun diperkirakan berlaku sama di daerah
tropis dan sub-tropis. Umumnya lebah pekerja
dapat mengunjungi sebanyak 50-1000 bunga
untuk mendapatkan polen, setiap lebah dapat
membawa 8-29 mg polen sekali dalam perjalan
namun umumnya lebah madu dapat membawa
14-20 mg. Variasi perolehan polen ini dapat
disebabkan oleh berbagai faktor yang
berhubungan dengan lebah tersebut (ukuran
kurbicula dan ukuran tubuh lebah itu sendiri)
dan faktor lingkungan (kelembapan udara yang
tinggi dapat menurunkan jumlah pollen yang
dibawa oleh suatu lebah) (Sihombing, 2005).
2.3.2. Propolis
Propolis merupakan istilah generik yang
diberikan pada resin lebah. Propolis berasal dari
bahasa Yunani yaitu “pro” dan “polis” yang
memiliki arti sebagai sistem pertahanan dari
-
28
serangan lebah. Propolis dipergunakan sebagai
perekat (bee glue) dan bahan untuk menambal
serta memperbaiki sarang. Propolis berasal dari
resin yang melekat pada bunga, pucuk dan kulit
kayu. Propolis bersifat pekat, bergetah, berwarna
kuning hingga coklat kehitaman, mempunyai
bau yang khas dan berasa pahit (Anggraini,
2006). Propolis merupakan bahan rekat atau
dempul yang bersifat resin yang dikumpulkan
lebah madu dari kuncup, kulit tumbuhan atau
bagian lain dari tumbuhan. Propolis terbentuk
dari campuran yang kompleks yaitu malam,
resin, balsam, minyak, dan sedikit polen, dimana
komposisi dari propolis dipengaruhi oleh jenis
tanamannya. Dalam sarang propolis juga
digunakan untuk mengisi celah celah dan
menutupi retakan, mempernis permukaan yang
kasar, mengurangi lubang atau menutup lubang
dari luar, disamping itu propolis digunakan
untuk mempernis biola yang dilakukan sebagian
pembuat biola di Italia seperti Stradivarius yang
sudah bertahun-tahun digunakan. Beberapa
negara Eropa menemukan propolis yang
mengadung bakterisidial, bakteriostatik yang
memiliki sifat antibiotik (Sihombing, 2005).
2.3.3. Royal jelly
Royal jelly berbentuk cair berwarna krem-
putih yang dihasilkan dari sekresi kelenjar
-
29
hypopharyngeal pekerja muda. Royal jelly
dipergunakan sebagai makanan atau pakan bagi
larva lebah madu maupun calon ratu lebah.
Royal jelly memiliki kandungan pH 3,8
komposisi air 66%, protein 13%, gula 11% dan
beberapa substansi lainnya. Royal jelly sering
dimanfaatkan dalam dunia kosmetik dan pada
bidang medis (Adalina, 2008). Royal jelly
merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh
kelenjar hypopharyngeal lebah pekerja untuk
makanan larva lebah sampai berumur tiga hari
dan kemudian bertahap akan digantikan dengan
bee pollen yang dicampur madu. Ratu lebah
sejak larva hingga menjadi lebah dewasa
mengkonsumsi royal jelly untuk menunjang
hidupnya. Royal jelly mengandung banyak asam
lemak yang relatif jauh lebih kompleks
dibandingkan makanan hewan lain dan
komposisinya bervariasi menurut spesies lebah
dan musim (Purbaya,2002).
Royal jelly mempunyai karakteristik
berbentuk jelly/cream, berwarna dari putih
menjadi kekuningan, berbau asam yang
menyengat dan memiliki rasa yang asam juga
(Sesta, 2006). Royal jelly yang tidak disimpan
dengan baik dan benar maka akan cenderung
berbau tengik dan berwarna lebih gelap. Royal
jelly harus disimpan pada keadaan beku guna
-
30
menjaga kualitas dan kuantitasnya lebih baik.
Kepadatan royal jelly ± 1,1 g/cm³ (Lercer,
Caboni, Vecchi, Sabatini, and Nenetti, 1993) dan
sebagian larut dalam air. Viskositas royal jelly
dipengaruhi oleh kadar air dan usia, perlahan
lahan akan kental bila disimpan dalam suhu
kamar atau lemari es. Peningkatan viskositas
royal jelly juga diikuti dengan peningkatan
senyawa nitogen yang larut dalam air,
bersamaan dengan penurunan kelarutan dalam
nitrogen dan asam amino bebas (Takenaka,
Yatsunami and Echigo, 1986).
Royal jelly dibuat pada kotak super yang
diberi penyekat antara kotak bagian atas dan
bagian bawah dengan tujuan lebah ratu tidak
bisa naik ke kotak bagian atas. Tujuan lebah ratu
tidak boleh naik keatas adalah supaya lebah ratu
tidak memakan royal jelly yang akan kita panen.
Fream berfungsi sebagai wadah untuk
menampung royal jelly, terbuat dari bahan
plastik yang berisi 90 mangkokan. Fream royal
jelly ditempatkan pada kotak (stup) yang berada
diatas dengan posisi lubang mangkokan
kebawah, bila mangkokan di posisikan ke atas
ataupun ke samping lebah pekerja tidak mau
mengisi mangkokan tersebut dengan royal jelly.
Sebelum menempatkan mangkokan kedalam
stup terlebih dahulu mangkokan diolesi dengan
-
31
royal jelly atau madu bila tidak ada royal jelly
dengantujuan untuk memancing lebah pekerja
agar mau mengisi mangkokan dengan royal
jelly, kemudian setelah mangkokan diolesi
mangkokan diberi larva lebah. Jangka waktu
pemanenan royal jelly ± 3 hari sejak fream royal
jelly dipasang pada stup atau kotak super bila
melebihi waktu 3 hari di kawatirkan royal jelly
akan habis dimakan oleh larva yang tumbuh
mengkonsumsi royal jelly sebagai makanan
(Takenaka et. al., 1986). Pelaksanaan panen
royal jelly dimulai dengan membersihkan lilin
lebah yang berada pada bibir mangkokan fream
royal jelly, mengambil larva dalam mangkokan,
mengambil royal jelly dengan alat panen yang
dimodifikasi sendiri menyerupai sendok yang
bersifat elastis, dan menampung royal jelly pada
wadah sementara sebelum disimpan dalam
freezer (Sarwono, 2003). Komposisi utama royal
jelly terdiri dari sekitar 66% air, 15% gula, 5%
lemak, 13% protein dengan kandungan tertinggi
asam amino esensial dan vitamin, serta mineral
dengan konsentrasi sekitar 0,7-1,2% (Stocker et.
al., 2005). Sabatini et. al. (2009) menyatakan
bahwa komposisi royal jelly dibagi menjadi
komponen segar dan komponen kering yang
memiliki kandungan berbeda-beda seperti pada
Tabel 4.
-
32
Royal jelly diproduksi di hypopharyngeal,
mandibular dan kelenjar liur lebah pekerja (Apis
mellifera) di bawah pencernaan parsial serbuk
sari dan madu. Polen merupakan sumber utama
protein, peptida dan metabolit sekunder dalam
royal jelly. Sehingga serbuk sari adalah produk
prekursor penting dari jelly yang dihasilkan oleh
koloni lebah dan mempengaruhi sifat biologis
royal jelly. Sifat biologis yang paling penting
adalah sifat anti bakteri. Stocker (2005)
menyatakan bahwa sifat dari produk mentah
-
33
royal jelly alami berkorelasi secara signifikan
terhadap prekursor nektar alami dan serbuk sari,
namun serbuk sari menjadi bahan pembentuk
dasar royal jelly dengan komponen berupa
protein, glikosida dan turunannya.
Adenosine adalah purin nukleosida alami
dan dibentuk oleh pemecahan adenosinetrifosfat
(ATP). ATP adalah sumber energi utama dalam
sel untuk sistem transportaso dan tindakan
banyak enzim. Sebagian besar ATP dihidrolisis
menjadi adenosin difosfat (ADP), yang dapat
melakukan defosforlasi kebentuk AMP. Alur
pembentuk adenosine ditunjukkan pada Gambar
1, adenosine bertindak sebagai blok bangunan
untuk asam nukleat dan molekul penyimpanan
energi, substrat untuk beberapa enzim dan
modulator ekstraselular sebagai aktivitas seluler
(Ramadan et al, 2012). Kim dan Lee (2011)
menyatakan bahwa konsentrasi adenosine dalam
sampel royal jelly segar menunjukkan nilai yang
stabil selama 24 jam yang terletak di antara 27-
50 g/ml, sedangkan royal jelly kering berada
pada konsentrasi 2-176 g/ml.
Royal jelly berguna sebagai tonik,
mengurangi kelelahan, meningkatkan kinerja
mental dan fisik serta mengarah ke peningkatan
kesehatan secara umum. Royal jelly juga
-
34
berguna untuk menambah selera makan,
menambah daya ingat, mengobati diabetes (Sari,
2007). Royal jelly juga bisa menyebabkan alergi
pada pengkonsumsinya hal ini ditandai dengan
gatal-gatal pada kulit, radang selaput lendir di
hidung (rhinitis), hidung pilek, gangguan
pernapasan dan radang tenggorokan (Sarwono,
2003). Royal jelly merupakan zat yang lebih baik
guna mengurangi rasa kelelahan dibandingkan
dengan minuman berenergi yang mengandung
kafein, gula, bahakan alkohol serta zat kimia lain
yang berfungsi mengatasi kecapekan namun
royal jelly akan meningkatakan energi dan
menjaga sel tubuh sehat dan berenergi tanpa efek
samping yang berbahaya bagi kesehatan
(Sihombing, 2005). Selain beberapa manfaat
yang ada diatas royal jelly juga berfungsi
mengatur seluruh fungsi tubuh, termasuk fungsi
sel, kandungan asamnya juga berguna untuk
memperkuat organ tubuh, memperlambat
penuaan, menjaga kesegaran fisik, serta sebagai
antivirus dan anti kanker.