BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Apis melliferarepository.ub.ac.id/5591/2/8. BAB II.pdf · 2020. 5....

25
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Apis mellifera Apis mellifera adalah salah satu spesies lebah yang paling luas penyebarannya, lebah ini bisa ditemukan pada kawasan dingin, sub- tropis dan beberapa daerah tropis. Lebah ini berasal dari kawasan Afrika, namun sudah banyak menyebar dikawasan Asia bagian Barat, Eropa dan Amerika Utara dan Selatan serta Australia. Lebah madu jenis Apis mellifera banyak dibudidayakan karena produksinya tinggi dan daya adaptasinya tinggi. Selain itu lebah spesies ini dapat dibuat galur baru di daerah yang berbeda dengan habitat aslinya. Spesies lebah ini cenderung tidak agresif dan kurang suka bermigrasi ke daerah beriklim dingin, atau berlerefansi tinggi (Sihombing, 2005) Klasifikasi lebah madu Apis mellifera menurut pusat perlebahan Apiari Pramuka (2006), Sebagai berikut : Kelas : Insecta Ordo : Hymenoptera Famili : Apidae Genus : Apis Spesies : mellifera

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Apis melliferarepository.ub.ac.id/5591/2/8. BAB II.pdf · 2020. 5....

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Apis mellifera

    Apis mellifera adalah salah satu spesies

    lebah yang paling luas penyebarannya, lebah

    ini bisa ditemukan pada kawasan dingin, sub-

    tropis dan beberapa daerah tropis. Lebah ini

    berasal dari kawasan Afrika, namun sudah

    banyak menyebar dikawasan Asia bagian

    Barat, Eropa dan Amerika Utara dan Selatan

    serta Australia. Lebah madu jenis Apis

    mellifera banyak dibudidayakan karena

    produksinya tinggi dan daya adaptasinya

    tinggi. Selain itu lebah spesies ini dapat

    dibuat galur baru di daerah yang berbeda

    dengan habitat aslinya. Spesies lebah ini

    cenderung tidak agresif dan kurang suka

    bermigrasi ke daerah beriklim dingin, atau

    berlerefansi tinggi (Sihombing, 2005)

    Klasifikasi lebah madu Apis mellifera

    menurut pusat perlebahan Apiari Pramuka

    (2006), Sebagai berikut :

    Kelas : Insecta

    Ordo : Hymenoptera

    Famili : Apidae

    Genus : Apis

    Spesies : mellifera

  • 11

    Apis mellifera hingga kini yang utama

    dibudidayakan kerena produksi madu dan daya

    adaptasinya tinggi. Spesies ini dapat dibuat

    jalur baru didaerah berlingkungan dan beriklim

    yang berbeda dari habitat aslinya. Apis

    mellifera tergolong lebah hutan yang

    dibudidayakan hampir diseluruh bagian

    Indonesia. Spesies lebah ini tergolong rakus

    dengan nektar (makanan), karena itu tidak

    heran budidaya ini dilakukan dengan cara

    menggolongkan atau menggembalaan

    (dipindah dari satu tempat ketempat yang lain)

    ditempat yang banyak sumber pakannya.

    Lebah ini biasanya dibudidayakan pada petani

    golongan menengah keatas dikarenakan perlu

    disiapkan truk untuk mengangkut perlengkapan

    dan fasilitas pendukung lainnya. Apis mellifera

    merupakan lebah yang populer dan paling

    banyak diternakan di Indonesia karena

    memiliki produktivitas madu yang tinggi yaitu

    25-35 kg/koloni/tahun serta sifatnya yang

    jinak, tidak mudah kabur dan adaptasi terhadap

    lingkungan baru yang tinggi (Widiastuti, 2008,

    Adalina, 2008 dan Sihombing , 2005).

    Lebah madu selalu hidup berkoloni, rata-

    rata setiap koloni berkisar antara 60-70 ribu

    lebah dalam satu sarang. Walaupun populasi

    yang demikian padat, lebah mampu melakukan

  • 12

    pekerjaannya secara terencana dan teratur rapi

    (Halimdan Suharno, 2011). Dalam sarang

    lebah terdapat :

    1. Ratu lebah (Queen bee)

    2. Lebah jantan (Drones)

    3. Lebah pekerja :

    a) Lebah perawat (Nurse bees)

    b) Lebah pencari (Scout bees)

    c) Lebah pengumpul (Collector

    bees)

    2.1.1. Ratu Lebah

    Ratu lebah mempunyai tubuh yang lebih

    besar dari pada anggota koloni yang lainnya,

    beratnya 2,8 kali lebih berat dari lebah pekerja.

    Setiap koloni lebah hanya ada satu lebah ratu,

    jika di dalam suatu koloni ada dua ratu lebah

    maka keduanya akan saling membunuh untuk

    mendapatkan kedudukan sebagai ratu lebah.

    Ratu lebah bertugas memimpin dan menjaga

    keharmonisan dalam satu kotak koloni

    Sihombing (2005) menyatakan bahwa semua

    lebah dalam satu koloni akan sangat mentaati

    ratu lebah, kemanapun ratu lebah pergi maka

    satu koloni lebah akan mengikutinya. Selain

    memimpin koloni, lebah ratu mempunyai

    tanggung jawab untuk meneruskan

    kelangsungan hidup koloni yaitu dengan cara

  • 13

    bertelur sepanjang hidupnya. Lebah ratu

    sanggup bertelur hingga 1500-2000 butir setiap

    harinya. Lebah ratu mempunyai umur lebih

    lama dibandingkan lebah pekerja, yaitu sekitar

    40 hari namun ada ratu yang sanggup hidup

    hingga 3-5 tahun atau sekitar 30 kali lipat lebih

    lama dari lebah pekerja. Rahasia lebah ratu

    berumur lebih lama disebabkan lebah ratu

    semasa hidupnya mengkonsumsi royal jelly,

    sedangkan lebah pekerja hanya mengkonsumsi

    royal jelly selama 3 hari saja pada saat menjadi

    larva (Adalina, 2008).

    2.1.2. Lebah Pekerja

    Lebah pekerja bisa juga disebut sebagai

    lebah betina, lebah inilah yang memiliki

    tanggung jawab bekerja sepanjang hidupnya.

    Ukuran tubuh lebah pekerja lebih kecil dari

    pada lebah ratu dan lebah jantan. Bentuk

    tubuhnya ramping berwarna hitam kecoklatan

    dan ekornya mempunyai sengat yang lurus dan

    berduri, lebah pekerja menggunakan sengatnya

    untuk melindungi diri mereka dari serangan

    dan menyerang siapapun yang mengganggu

    mereka (Huang, 2011). Lebah pekerja

    mempunyai tanggung jawab bekerja, namun

    pekerjaan mereka berbeda-beda sesuai dengan

    umur lebah pekerja tersebut. Sesaat setelah

  • 14

    keluar dari kepompong, larva lebah pekerja

    langsung mempunyai tanggung jawab untuk

    membersihkan sarang lebah dari kotoran-

    kotoran, ketika umur 3-10 hari lebah pekerja

    ini menghasilkan royal jelly yang sangat

    dibutuhkan oleh larva lebah dan ratu lebah

    sebagai makanan mereka. Royal jelly di

    hasilkan dari kelenjar lebah yang berada di

    sekitar leher lebah tersebut yaitu kelenjar

    hypopharyngeal (Purbaya, 2002). Lebah muda

    ini kemudian bertugas memberi makan larva

    dan ratu lebah. Perlu diketahui bahwa ratu

    lebah mengkonsumsi royal jelly sepanjang

    hidupnya. Setelah lebah pekerja berusia sekitar

    3 minggu, lebah terbang mencari pollen dan

    madu dengan cara menghinggapi beribu-ribu

    bunga yang sedang merekah.

    Bagnadov (2011) menyatakan bahwa

    lebah menghisap setetes nektar dengan alas

    hisapnya dan menyimpannya dalam kantong

    madu yang ada dalam tubuhnya. Lebah madu

    memperoleh nektar sekitar 375 g madu, maka

    lebah harus bolak balik sebanyak 75.000 kali

    untuk mengambil nektar. Jumlah madu yang

    dikumpulkan sebanyak itu lebah pekerja

    menempuh jarak terbang yang setara dengan 4-

    6 kali keliling bumi. Lebah madu biasanya

    mencari nektar yang berjarak sekitar 3 km dari

  • 15

    sarangnya. Perbedaan aktivitas lebah ratu dan

    lebah pekerja bisa dilihat pada Tabel 1.

    2.1.3. Lebah Jantan

    Lebah jantan mempunyai satu ciri khas

    yaitu mempunyai mata yang besar, lebih kecil

    dari pada lebah ratu, tetapi lebih besar

    dibandingkan lebah pekerja, berwarna

    kehitaman, mempunyai suara dengungan yang

    keras, kakinya tidak mempunyai kantung untuk

    menyimpan tepung sari, dan tidak memiliki

    alat penghisap madu. Umumnya telur lebah

    jantan menetas setelah 3 hari diletakkan dalam

    sel. Selama 5 hari larva terus menerus makan

    sampai berubah menjadi kepompong. Setelah

    16 hari berkepompong muncul bentuk lebah

    jantan. Lebah jantan mempunyai umur sekitar

  • 16

    3 bulan, dengan tugas mengawini labah ratu

    muda. Masa birahi lebah jantan muncul pada

    umur 38 hari sejak telur menghuni sel sarang

    (Sarwono, 2003). Pada musim paceklik

    sebagian dari lebah jantan, bahkan mungkin

    seluruh lebah jantan yang ada akan dibunuh

    dan dikeluarkan oleh para lebah pekerja dari

    sarang. Masa hidup lebah jantan tidak dapat

    diukur dengan waktu yang tepat, karena ada

    yang mati secara alami dan ada yang mati

    karena dimakan oleh predator. Masa hidupnya

    rata-rata berkisar antara 4-6 minggu dari saat

    dewasa atau antara 8-10 minggu terhitung

    sejak telur menetas menjadi larva. Dalam suatu

    kelompok lebah besar, rata-rata terdapat 200-

    300 ekor lebah jantan. Lebah jantan itu tidak

    dipedulikan oleh lebah ratu yang sudah kawin

    atau bertelur. Dalam peternakan yang teratur,

    jumlah lebah jantan dalam suatu koloni sering

    dikurangi atau sengaja dibuang sebagian oleh

    peternak. Koloni yang tidak normal, seperti

    koloni yang kehilangan ratu atau kurang subur

    mempunyai lebah jantan pada musim paceklik.

    Kehadiran lebah jantan dalam sebuah sarang

    dapat dijadikan indikator bahwa ada kesalahan

    pada diri lebah ratu. (Sihombing, 2005).

  • 17

    2.1.4. Perkembangan Hidup Lebah Madu

    Lebah madu termasuk hewan dengan

    metamorfosis yang lengkap. Proses

    metamorfosis lebah madu terjadi dalam empat

    fase yaitu, telur, larva, pupa dan lebah dewasa.

    Perkembangan yang terjadi pada lebah madu

    dari telur menjadi lebah baru sangat bervariasi

    antara lebah ratu, lebah pekerja dan lebah

    jantan. Lebah ratu menetas dari sel sarang

    dalam waktu 16 hari, lebah pekerja 21 hari dan

    lebah jantan 24 hari (Sihombing, 2005). Lebah

    ratu yang subur bertelur menghasilkan lebah

    pekerja dan ratu lebah, sedangkan lebah ratu

    yang tidak subur menghasilkan lebah jantan.

    Telur calon lebah pekerja diletakkan di dinding

    sel yang terkecil dibandingkan sel telur calon

    lebah jantan. Sel berpenghasilan larva lebah

    jantan memiliki tudung lilin lebih cekung dan

    lebih dalam dibandingkan sel larva lebah

    betina. Setelah 3 hari di dalam, sel telur

    menetas menjadi larva yang tidak memiliki

    sayap atau kaki dan tampak seperti ulat dengan

    waktu singkat tubuh lebah memenuhi ruang

    sel. Ketika larva memasuki fase pupa, lebah

    pekerja akan menutupi pintu ruang sel rapat-

    rapat. Pada kondisi ini terjadi perubahan

    tercepat pada tubuh pupa dengan ditandai

    dengan tumbuhnya sayap dan kaki. Setelah

  • 18

    selesai proses metamorfosis, lebah dewasa

    muncul dari pupa dalam bentuk lebah

    sempurna. Siklus hidup lebah madu sangat

    variatif (Sarwono, 2003). Dalam sebuah koloni

    terdapat tiga kasta yaitu lebah ratu, lebah

    pekerja dan lebah jantan yang mempunyai

    perkembangan hidup yang dapat di lihat pada

    Tabel 2.

    2.2. Pakan Lebah

    Banyak jenis pakan yang dapat dikonsumsi

    oleh lebah madu, namun semua itu harus

    memenuhi kebutuhan dan asupan nutrisi tubuh

    supaya lebah madu dapat bekerja sesuai

    dengan pekerjaannya masing-masing,

    Sihombing (2005) menambahkan bahwa

    banyak macam pakan lebah , dan pakan

    bergantung pada musim dan tempat dimana

    pakan itu berada.

    a) Tepung sari

    Tepung sari merupakan salah satu

    jenis pakan lebah yang banyak

  • 19

    mengandung protein tinggi berfungsi

    untuk pembentukan, pertumbuhan dan

    mengatasi sel-sel yang rusak pada

    lebah. Kandungan tepung sari

    dipengaruhi oleh jenis tumbuhan

    sumber tepung sari tersebut

    (Sihombing, 2005) disebut bee pollen,

    yang merupakan serbuk halus yang

    terdapat pada aither-aither bunga.

    Selain itu tepung sari juga banyak

    mengadung zat gizi diantaranya, zat

    hidrat arang, protein (dalam bentuk

    asam amino esensial), asam lemak

    esensial, vitamin, mineral, enzim, dan

    hormon yang dibutuhkan tubuh lebah

    untuk meregenerasi sel-sel jaringan

    yang rusak (Minarti, 2010). Lebih lanjut

    Jasmi (2013) menambahkan bahwa

    didalam tepung sari terkandung sepuluh

    unsur asam amino esensial diantaranya,

    arginin, fenilalanin, histidin, isolcusin,

    metionin, terionin, triptofan dan valin

    yang sangat penting diperlukan oleh

    lebah madu untuk perkembangan alat

    reproduksi, kelenjar, bulu, sayap lebah

    serta memperbaiki bagian-bagian tubuh

    yang rusak.

  • 20

    Protein dalam tepung sari

    merupakan suatu peran sangat vital bagi

    lebah madu selain sebagai sumber

    protein alami juga berperan sebagai

    perkembangan organ dalam lebah

    pekerja (Keller and Imdorf, 2005). Zat

    protein yang terdapat pada tepung sari

    merupakan nutrisi yang diperlukan

    lebah madu untuk membentuk otot

    dalam tubuh lebah, selain itu

    kandungan protein tepung sari yang

    kurang dari 20% tidak dapat

    berproduksi secara maksimal. Lebah

    madu menggunakan protein tubuhnya

    untuk melanjutkan fungsinya sehingga

    protein tubuh menurun sampai 54%

    menjadi 27% jika persediaannya kurang

    dari 55 kg per tahun (Sarwono, 2001)

    b) Nektar

    Nektar terbentuk akibat sekresi

    oleh kelenjar di dasar bunga yang

    disebut nektaries. Nektar memiliki

    kandungan gula sukrosa yang tinggi

    dengan beberapa laktosa dan hasil

    samping tepung tapioka dan kadar air

    yang tinggi, selain itu juga terkandung

    zat lain seperti mineral, vitamin,

  • 21

    pigmen, zat aromatik, asam organik dan

    senyawa nitrogen (Somerville, 2000).

    Sebagian besar energi yang

    diperlukan oleh lebah madu berasal dari

    nektar, kaya akan berbagai bentuk

    karbohidrat (3-87%), seperti sukrosa,

    fruktosa dan glukosa, selain kaya akan

    karbohidrat nektar juga terdiri dari

    senyawa-senyawa yang mengandung

    nitrogen, seperti asam amino, amida-

    amida, asam-asam organik, vitamin-

    vitamin, senyawa-senyawa aromatik,

    dan juga mineral-mineral. Kandungan

    zat-zat makan dalam nektar dipengaruhi

    oleh jenis tanaman dan musim

    (Sihombing, 2005).

    Nektar yang dapat dikumpulkan

    atau dibawa seekor lebah pekerja dalam

    satu perjalanan sangat bervariasi hal ini

    dipengaruhi oleh ukuran kantong madu

    yang tergantung dari ukuran tubuh

    lebah, juga ditentukan oleh jumlah dan

    konsentrasi gula nektar, keadaan cuaca

    dan pengalaman lebah pekerja,

    jumlahnya berada pada kisaran 20-40

    mg, maksimum 70 mg. Sihombing

    (2005), menyatakan bahwa banyaknya

  • 22

    madu yang ditimbun oleh satu koloni

    lebah madu ditentukan oleh :

    1) Ukuran dan komposisi populasi

    dalam koloni, terutama

    kehadiran dan kualitas lebah

    ratu.

    2) Sifat menimbun (boarding

    behavior) lebah-lebah pekerja

    yang ada hubungannya dengan

    faktor genetis.

    3) Keadaan cuaca, temperatur,

    kelembaban, kecepatan arus

    angin dan foto periode.

    4) Kapasitas ruangan penyimpanan

    yang tersedia pada sisi sarang.

    c) Polen

    Polen dikonsumsi oleh lebah madu

    sebagai sebagai sumber protein dan

    lemak, dan sedikit karbohidrat dan

    mineral-mineral. Kandungan protein

    kasar dari polen berkisar antara 8-40%,

    rata-rata 23%, dan mengandung semua

    asam-asam amino esensial maupun

    asam-asam lemak esensial. Di daerah

    yang beriklim dingin satu koloni lebah

    madu dapat memerlukan ± 50 kg per

    tahun, diperkirakan demikian juga

    dengan polen yang dibutuhkan pada

  • 23

    daerah beriklim tropis dan sub-tropis.

    Separuh dari polen tersebut digunakan

    untuk pemeliharaan tetasan

    (Sihombing, 2005).

    Polen mengandung sepuluh unsur

    asam amino esensial diantaranya

    sebagai berikut arginin, fenilanin,

    histidin, isoleusin, leusin, lisin, metion,

    treonin, triptofan dan valin, dimana

    unsur asam amino tersebut sangat

    diperlukan dalam pembentukan alat

    reproduksi, kelenjar, rambut atau bulu,

    sayap lebar serta memperbaiki bagian

    tubuh yang telah rusak. Oleh sebab itu

    polen sangat penting dalam kehidupan,

    pertumbuhan sebuah koloni lebah madu

    (Winarno, 1982). Protein pada polen

    mempengaruhi perkembangaan kelenjar

    hypopharing, maka dari itu kekurangan

    polen dapat menyebabkan

    perkembangan kelenjar hypopharing

    terhambat dan memperpendek umur

    lebah madu. Polen yang dipilih oleh

    lebah pekerja berdasarkan indikator bau

    dan bentuk fisik dari butiran polen,

    bukan berdasarkan nilai nutrisi, umur

    atau warna dari polen (Winston, 1987).

  • 24

    d) Pakan Tambahan

    Melimpahnya sumber pakan

    merupakan syarat utama untuk

    pengembangan budidaya lebah madu.

    Perkembangan suatu koloni sangat

    tergantung pada banyaknya bunga yang

    mengandung banyak polen sebagai

    sumber protein.Campuran tepung sari

    dengan madu merupakan bahan baku

    utama pembuatan roti lebah. Roti lebah

    digunakan lebah madu sebagai

    makanan pokok untuk membesarkan

    larva (Sarwono, 2007) . Sirup gula

    sangat berperan sebagai pengganti

    nektar sebagai sumber karbohidrat,

    namun polen juga dibuat sebagai

    pengganti atau suplemen. Menurut

    Hendayati (1997), pakan lebah yang

    berupa larutan gula dipakai untuk

    mengatasi kekurangan nektar di areal

    penggembalaan. Kandungan nutrisi

    nektar yang diberikan pada masa

    kekurangan sumber bahan pakan dalam

    areal penggembalaan seharusnya sama

    dengan kandungan nutrisi nektar alami.

    Kandungan gula dalam nektar yang

    baik diatas 20%, karena dengan kadar

    gula lebih dari 20% dapat mencukupi

  • 25

    kebutuhan energi lebah madu. Lebah

    madu memperoleh makana dari nektar

    bunga tanaman yang ada dalam lahan

    penggembalaan , berikut ini merupakan

    jenis tanaman yang menjadi sumber

    pakan lebah madu. Beberapa jenis

    tanaman baik tanaman yang hidup di

    hutan maupun tanaman holtikultura

    lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel

    3.

  • 26

    2.3 Produk lebah madu

    Beternak lebah bertujuan untuk

    menghasilkan madu sebagai produk utama,

    selain itu lebah juga menghasilkan royal jelly,

    pollen, propolis dan lilin lebah. Keseluruhan

    produk hasil peternakan lebah madu memiliki

    karakteristik dan kegunaan yang berbeda-beda

    sehingga juga memiliki peranan dan manfaat

    yang berbeda juga bagi kehidupan umat manusia

    (Sarwono, 2007). Madu adalah sebuah cairan

    yang dihasilkan oleh lebah madu yang berasal

    dari nektar bunga. Madu berbentuk cair

    berwarna kuning hingga kecoklatan yang

    sebagian besar komposisinya adalah gula, atara

    lain monosakarida seperti glukosa dan fruktosa.

    Madu memiliki kandungan gula sekitar ± 90-

    99% dari total bahan kering dan air berkisar

    antara 18% (Krell, 1996).

    2.3.1. Pollen

    Polen merupakan serbuk sari jantan yang

    terdapat pada bunga yang menjadi sumber pakan

    bagi lebah madu. Polen diamabil dengan mulut

    dan kemudian ditempelkan di kaki lebah yang

    disebut polen basket. Proses pemanenan bee

    pollen menggunakan alat yang dinamakan polen

    trap. Polen trap berfungsi untuk menghalau atau

    melepaskan pollen basket yang dibawa oleh

  • 27

    madu yang dibawa ke sarang hingga 60%. Bee

    pollen memiliki 10 jenis kandungan asam amino,

    protein esensial, asam lemak esensial, 10 jenis

    mineral, vitamin (A, B, C, D, dan E), hormon

    pertumbuhan, hormon produksi dan berbagai

    jenis alkaloid yang berfungsi melakukan

    stabilisasi metabolisme sel dan berguna juga

    untuk meregenerasi sel (Sesta, 2006). Polen

    yang dibutuhkan oleh satu koloni lebah madu

    yang hidup di daerah tropis berkisar antara 50 kg

    per tahun diperkirakan berlaku sama di daerah

    tropis dan sub-tropis. Umumnya lebah pekerja

    dapat mengunjungi sebanyak 50-1000 bunga

    untuk mendapatkan polen, setiap lebah dapat

    membawa 8-29 mg polen sekali dalam perjalan

    namun umumnya lebah madu dapat membawa

    14-20 mg. Variasi perolehan polen ini dapat

    disebabkan oleh berbagai faktor yang

    berhubungan dengan lebah tersebut (ukuran

    kurbicula dan ukuran tubuh lebah itu sendiri)

    dan faktor lingkungan (kelembapan udara yang

    tinggi dapat menurunkan jumlah pollen yang

    dibawa oleh suatu lebah) (Sihombing, 2005).

    2.3.2. Propolis

    Propolis merupakan istilah generik yang

    diberikan pada resin lebah. Propolis berasal dari

    bahasa Yunani yaitu “pro” dan “polis” yang

    memiliki arti sebagai sistem pertahanan dari

  • 28

    serangan lebah. Propolis dipergunakan sebagai

    perekat (bee glue) dan bahan untuk menambal

    serta memperbaiki sarang. Propolis berasal dari

    resin yang melekat pada bunga, pucuk dan kulit

    kayu. Propolis bersifat pekat, bergetah, berwarna

    kuning hingga coklat kehitaman, mempunyai

    bau yang khas dan berasa pahit (Anggraini,

    2006). Propolis merupakan bahan rekat atau

    dempul yang bersifat resin yang dikumpulkan

    lebah madu dari kuncup, kulit tumbuhan atau

    bagian lain dari tumbuhan. Propolis terbentuk

    dari campuran yang kompleks yaitu malam,

    resin, balsam, minyak, dan sedikit polen, dimana

    komposisi dari propolis dipengaruhi oleh jenis

    tanamannya. Dalam sarang propolis juga

    digunakan untuk mengisi celah celah dan

    menutupi retakan, mempernis permukaan yang

    kasar, mengurangi lubang atau menutup lubang

    dari luar, disamping itu propolis digunakan

    untuk mempernis biola yang dilakukan sebagian

    pembuat biola di Italia seperti Stradivarius yang

    sudah bertahun-tahun digunakan. Beberapa

    negara Eropa menemukan propolis yang

    mengadung bakterisidial, bakteriostatik yang

    memiliki sifat antibiotik (Sihombing, 2005).

    2.3.3. Royal jelly

    Royal jelly berbentuk cair berwarna krem-

    putih yang dihasilkan dari sekresi kelenjar

  • 29

    hypopharyngeal pekerja muda. Royal jelly

    dipergunakan sebagai makanan atau pakan bagi

    larva lebah madu maupun calon ratu lebah.

    Royal jelly memiliki kandungan pH 3,8

    komposisi air 66%, protein 13%, gula 11% dan

    beberapa substansi lainnya. Royal jelly sering

    dimanfaatkan dalam dunia kosmetik dan pada

    bidang medis (Adalina, 2008). Royal jelly

    merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh

    kelenjar hypopharyngeal lebah pekerja untuk

    makanan larva lebah sampai berumur tiga hari

    dan kemudian bertahap akan digantikan dengan

    bee pollen yang dicampur madu. Ratu lebah

    sejak larva hingga menjadi lebah dewasa

    mengkonsumsi royal jelly untuk menunjang

    hidupnya. Royal jelly mengandung banyak asam

    lemak yang relatif jauh lebih kompleks

    dibandingkan makanan hewan lain dan

    komposisinya bervariasi menurut spesies lebah

    dan musim (Purbaya,2002).

    Royal jelly mempunyai karakteristik

    berbentuk jelly/cream, berwarna dari putih

    menjadi kekuningan, berbau asam yang

    menyengat dan memiliki rasa yang asam juga

    (Sesta, 2006). Royal jelly yang tidak disimpan

    dengan baik dan benar maka akan cenderung

    berbau tengik dan berwarna lebih gelap. Royal

    jelly harus disimpan pada keadaan beku guna

  • 30

    menjaga kualitas dan kuantitasnya lebih baik.

    Kepadatan royal jelly ± 1,1 g/cm³ (Lercer,

    Caboni, Vecchi, Sabatini, and Nenetti, 1993) dan

    sebagian larut dalam air. Viskositas royal jelly

    dipengaruhi oleh kadar air dan usia, perlahan

    lahan akan kental bila disimpan dalam suhu

    kamar atau lemari es. Peningkatan viskositas

    royal jelly juga diikuti dengan peningkatan

    senyawa nitogen yang larut dalam air,

    bersamaan dengan penurunan kelarutan dalam

    nitrogen dan asam amino bebas (Takenaka,

    Yatsunami and Echigo, 1986).

    Royal jelly dibuat pada kotak super yang

    diberi penyekat antara kotak bagian atas dan

    bagian bawah dengan tujuan lebah ratu tidak

    bisa naik ke kotak bagian atas. Tujuan lebah ratu

    tidak boleh naik keatas adalah supaya lebah ratu

    tidak memakan royal jelly yang akan kita panen.

    Fream berfungsi sebagai wadah untuk

    menampung royal jelly, terbuat dari bahan

    plastik yang berisi 90 mangkokan. Fream royal

    jelly ditempatkan pada kotak (stup) yang berada

    diatas dengan posisi lubang mangkokan

    kebawah, bila mangkokan di posisikan ke atas

    ataupun ke samping lebah pekerja tidak mau

    mengisi mangkokan tersebut dengan royal jelly.

    Sebelum menempatkan mangkokan kedalam

    stup terlebih dahulu mangkokan diolesi dengan

  • 31

    royal jelly atau madu bila tidak ada royal jelly

    dengantujuan untuk memancing lebah pekerja

    agar mau mengisi mangkokan dengan royal

    jelly, kemudian setelah mangkokan diolesi

    mangkokan diberi larva lebah. Jangka waktu

    pemanenan royal jelly ± 3 hari sejak fream royal

    jelly dipasang pada stup atau kotak super bila

    melebihi waktu 3 hari di kawatirkan royal jelly

    akan habis dimakan oleh larva yang tumbuh

    mengkonsumsi royal jelly sebagai makanan

    (Takenaka et. al., 1986). Pelaksanaan panen

    royal jelly dimulai dengan membersihkan lilin

    lebah yang berada pada bibir mangkokan fream

    royal jelly, mengambil larva dalam mangkokan,

    mengambil royal jelly dengan alat panen yang

    dimodifikasi sendiri menyerupai sendok yang

    bersifat elastis, dan menampung royal jelly pada

    wadah sementara sebelum disimpan dalam

    freezer (Sarwono, 2003). Komposisi utama royal

    jelly terdiri dari sekitar 66% air, 15% gula, 5%

    lemak, 13% protein dengan kandungan tertinggi

    asam amino esensial dan vitamin, serta mineral

    dengan konsentrasi sekitar 0,7-1,2% (Stocker et.

    al., 2005). Sabatini et. al. (2009) menyatakan

    bahwa komposisi royal jelly dibagi menjadi

    komponen segar dan komponen kering yang

    memiliki kandungan berbeda-beda seperti pada

    Tabel 4.

  • 32

    Royal jelly diproduksi di hypopharyngeal,

    mandibular dan kelenjar liur lebah pekerja (Apis

    mellifera) di bawah pencernaan parsial serbuk

    sari dan madu. Polen merupakan sumber utama

    protein, peptida dan metabolit sekunder dalam

    royal jelly. Sehingga serbuk sari adalah produk

    prekursor penting dari jelly yang dihasilkan oleh

    koloni lebah dan mempengaruhi sifat biologis

    royal jelly. Sifat biologis yang paling penting

    adalah sifat anti bakteri. Stocker (2005)

    menyatakan bahwa sifat dari produk mentah

  • 33

    royal jelly alami berkorelasi secara signifikan

    terhadap prekursor nektar alami dan serbuk sari,

    namun serbuk sari menjadi bahan pembentuk

    dasar royal jelly dengan komponen berupa

    protein, glikosida dan turunannya.

    Adenosine adalah purin nukleosida alami

    dan dibentuk oleh pemecahan adenosinetrifosfat

    (ATP). ATP adalah sumber energi utama dalam

    sel untuk sistem transportaso dan tindakan

    banyak enzim. Sebagian besar ATP dihidrolisis

    menjadi adenosin difosfat (ADP), yang dapat

    melakukan defosforlasi kebentuk AMP. Alur

    pembentuk adenosine ditunjukkan pada Gambar

    1, adenosine bertindak sebagai blok bangunan

    untuk asam nukleat dan molekul penyimpanan

    energi, substrat untuk beberapa enzim dan

    modulator ekstraselular sebagai aktivitas seluler

    (Ramadan et al, 2012). Kim dan Lee (2011)

    menyatakan bahwa konsentrasi adenosine dalam

    sampel royal jelly segar menunjukkan nilai yang

    stabil selama 24 jam yang terletak di antara 27-

    50 g/ml, sedangkan royal jelly kering berada

    pada konsentrasi 2-176 g/ml.

    Royal jelly berguna sebagai tonik,

    mengurangi kelelahan, meningkatkan kinerja

    mental dan fisik serta mengarah ke peningkatan

    kesehatan secara umum. Royal jelly juga

  • 34

    berguna untuk menambah selera makan,

    menambah daya ingat, mengobati diabetes (Sari,

    2007). Royal jelly juga bisa menyebabkan alergi

    pada pengkonsumsinya hal ini ditandai dengan

    gatal-gatal pada kulit, radang selaput lendir di

    hidung (rhinitis), hidung pilek, gangguan

    pernapasan dan radang tenggorokan (Sarwono,

    2003). Royal jelly merupakan zat yang lebih baik

    guna mengurangi rasa kelelahan dibandingkan

    dengan minuman berenergi yang mengandung

    kafein, gula, bahakan alkohol serta zat kimia lain

    yang berfungsi mengatasi kecapekan namun

    royal jelly akan meningkatakan energi dan

    menjaga sel tubuh sehat dan berenergi tanpa efek

    samping yang berbahaya bagi kesehatan

    (Sihombing, 2005). Selain beberapa manfaat

    yang ada diatas royal jelly juga berfungsi

    mengatur seluruh fungsi tubuh, termasuk fungsi

    sel, kandungan asamnya juga berguna untuk

    memperkuat organ tubuh, memperlambat

    penuaan, menjaga kesegaran fisik, serta sebagai

    antivirus dan anti kanker.