BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1 - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/2880/4/BAB II.pdf ·...

27
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya yang meneliti mengenai Pengelolaan Keuangan. Berikut beberapa penelitian yang berkaitan dengan Pengelolaan Keuangan : 2.1.1 Nujmatul Laily (2013) Nujmatul Laily (2013) mengkaji mengenai Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Perilaku Mahasiswa Dalam Mengelola Keuangan dengan tujuan untuk menginvestigasi determinan perilaku keuangan mahasiswa akuntansi. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa akuntansi sejumlah 75 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan pengujian menggunakan path analysis (analisis jalur). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan positif dari literasi keuangan terhadap perilaku keuangan mahasiswa, tetapi gender, usia, kemampuan akademis dan pengalaman kerja tidak memiliki korelasi dengan perilaku keuangan mahasiswa. Persamaan penelitian: a. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah meneliti mengenai literasi keuangan terhadap pengelolaan keuangan.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1 - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/2880/4/BAB II.pdf ·...

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya yang meneliti

mengenai Pengelolaan Keuangan. Berikut beberapa penelitian yang berkaitan

dengan Pengelolaan Keuangan :

2.1.1 Nujmatul Laily (2013)

Nujmatul Laily (2013) mengkaji mengenai Pengaruh Literasi Keuangan

Terhadap Perilaku Mahasiswa Dalam Mengelola Keuangan dengan tujuan untuk

menginvestigasi determinan perilaku keuangan mahasiswa akuntansi. Sampel

yang digunakan adalah mahasiswa akuntansi sejumlah 75 orang. Pengumpulan

data menggunakan kuesioner dengan pengujian menggunakan path analysis

(analisis jalur). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience

sampling.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan positif dari literasi keuangan terhadap perilaku keuangan mahasiswa,

tetapi gender, usia, kemampuan akademis dan pengalaman kerja tidak memiliki

korelasi dengan perilaku keuangan mahasiswa.

Persamaan penelitian:

a. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah meneliti

mengenai literasi keuangan terhadap pengelolaan keuangan.

12

b. Pengambilan data penelitian terdahulu dan penelitian saat ini sama-sama

menggunakan kuesioner.

c. Penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu sama-sama menggunakan

satu variabel bebas yaitu literasi keuangan.

d. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian terdahulu

adalah convenience sampling, penelitian saat ini juga menggunakan teknik

pengambilan sampel yang sama.

Perbedaan penelitian:

a. Responden yang digunakan pada penelitian terdahulu yaitu berupa

mahasiswa jurusan akuntansi, sedangkan penelitian saat ini menggunakan

responden pengelola keuangan keluarga di wilayah Karesidenan Madiun

dan kota Makassar.

b. Penelitian saat ini menggunakan variabel moderasi yaitu etnis, sedangkan

penelitian terdahulu tidak menggunakan varibel moderasi.

c. Metode pengujian yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah path

analysis (analisis jalur), sedangkan penelitian saat ini menggunakan

Multiple Regression Analysis.

2.1.2 Mahdzan dan Tabiani (2013)

Kajian yang dilakukan oleh Mahdzan dan Tabiani (2013) mengenai The

Impact Of Financial Literacy On Individual Saving: An Exploratory Study In The

Malaysian Context bertujuan untuk meneliti pengaruh dari literasi keuangan pada

simpanan individu dalam lingkup pasar negara berkembang, Malaysia. Penelitian

ini dilakukan pada sekitar 200 orang di Klang Valley, Malaysia. Teknik

13

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode convenience

sampling untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan terhadap simpanan

individu. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

berupa penyebaran kuesioner dengan responden orang-orang yang secara

langsung dan tidak langsung yang berhubungan dengan penelitian, terutama

termasuk individu yang bekerja di Master of Business Adminitration (MBA) di

University Of Malaya, dan karyawan-karyawan lain, pensiunan, mahasiswa

sarjana, ibu rumah tangga, dan orang-orang selain karyawan yang terletak di

Urban Malaysia (wilayah Klang Vallery). Metode analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah probit analysis.

Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa tingkat literasi keuangan

berpengaruh secara positif terhadap simpanan individu. Selain itu, menabung

secara teratur, jenis kelamin, pendapatan, dan tingkat pendidikan mempengaruhi

kesempatan menabung secara positif.

Persamaan penelitian:

a. Penelitian terdahulu menggunakan variabel literasi keuangan sebagai

variabel independen, penelitian saat ini juga menggunakan variabel yang

sama dalam penelitiannya.

b. Penelitian saat ini dan penelitian terdahulu sama-sama mengunakan

pengumpulan data dengan keusioner.

c. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian terdahulu menggunakan

convenience sampling, penelitian saat ini juga menggunakan teknik yang

sama.

14

Perbedaan penelitian:

a. Responden penelitian terdahulu mencakup wilayah pasar negara

berkembang yaitu di negara Malaysia khususnya di daerah Klang Vallery,

sedangkan penelitian saat ini menggunakan responden di daerah Jawa Timur

khususnya di wilayah Karesidenan Madiun dan kota Makassar.

b. Responden yang digunakan dalam penelitian terdahulu yaitu individu yang

bekerja di Master of Business Adminitration (MBA) di University Of

Malaya, dan karyawan-karyawan lain, pensiunan, mahasiswa sarjana, ibu

rumah tangga, dan orang-orang selain karyawan yang terletak di Urban

Malaysia (wilayah Klang Vallery), sedangkan penelitian saat ini

respondennya adalah individu yang berperan sebagai pengelola keuangan

keluarga di wilayah Karesidenan Madiun dan kota Makassar.

c. Penelitian terdahulu menggunakan teknik analisis probit analysis,

sedangkan penelitian saat ini menggunakan Multiple Regression Analysis.

2.1.3 Naila Al Kholilah dan Rr. Iramani (2013)

Naila Al Kholilah dan Rr. Iramani (2013) mengkaji mengenai Studi

Financial Management Behavior Pada Masyarakat Surabaya yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan dari locus of control, pengetahuan keuangan, dan

income on financial management behavior. Metode analisis yang digunakan

adalah structural equation modelling pada AMOS dengan sampel yang terdiri dari

140 responden di Surabaya dan dipilih secara purposive sampling.

Hasil dari penelitian ditemukan bahwa tidak ada efek secara langsung

pada perilaku manajemen keuangan dengan pengetahuan keuangan dan

15

pendapatan. Sedangkan locus of control secara positif berkaitan dengan perilaku

manajemen keuangan, dan locus of control memediasi pengaruh financial

knowledge pada perilaku manajemen keuangan.

Persamaan penelitian:

a. Pada penelitian terdahulu, variabel dependen yang digunakan adalah

pengelolaan keuangan. Sama dengan variabel yang digunakan pada

penelitian saat ini.

b. Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah

kuesioner, penelitian saat ini juga mengumpulkan data dengan kuesioner.

c. Penelitian terdahulu menggunakan variabel pengetahuan keuangan sebagai

variabel bebas sama seperti penelitian saat ini.

Perbedaan penelitian:

a. Penelitian terdahulu menggunakan responden yang berada di wilayah kota

Surabaya, sedangkan penelitian saat ini menggunakan responden yang

berada di wilayah Karesidenan Madiun dan kota Makassar.

b. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah

structural equation modelling pada AMOS, sedangkan metode yang

digunakan pada penelitian saat ini adalah Multiple Regression Analysis.

c. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian terdahulu

adalah purposive sampling, sedangkan penelitian saat ini menggunakan

teknik convenience sampling.

16

2.1.4 Norma Yulianti dan Meliza Silvy (2013)

Kajian Norma Yulianti dan Meliza Silvy (2013) mengenai Sikap

Pengelolaan Keuangan Dan Perilaku Perencanaan Investasi Keluarga Di Surabaya

memiliki tujuan untuk memfokuskan pengetahuan keuangan dan pengalaman

sebagai ukuran literasi yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku perencanaan

investasi keuangan keluarga di wilayah Surabaya. Penelitian dilakukan dengan

membagikan kuesioner kepada responden sebanyak 380 orang. Teknik

pengambilan sampel yaitu menggunakan purposive sampling berdasarkan

pendapatan keluarga dengan minimal pendapatan Rp 2.000.000 setiap bulan.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multiple

Regression Analysis.

Hasil penelitian menyatakan bahwa pengetahuan keuangan dan

pengalaman keuangan berpengaruh terhadap perilaku perencanaan investasi dalam

keluarga. Sedangkan sikap pengelola keuangan memoderasi dan memperkuat

pengaruh pengetahuan keuangan namun tidak memoderasi pengaruh pengalaman

keuangan terhadap perilaku perencanaan investasi keuangan keluarga.

Persamaan penelitian:

a. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini sama-sama menggunakan

variabel sikap pengelolaan keuangan dalam penelitiannya sebagai variabel

terikat.

b. Pengumpulan data pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini

sama-sama menggunakan kuesioner.

17

c. Penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu sama-sama menggunakan

variabel moderasi untuk meneliti sikap pengelolaan keuangan.

d. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian terdahulu dan

penelitian saat ini sama-sama menggunakan multiple regression analysis.

Perbedaan penelitian:

a. Pada penelitian terdahulu menggunakan variabel independen berupa

pengetahuan keuangan dan pengalaman, sedangkan penelitian saat ini

menggunakan variabel independen literasi keuangan saja.

b. Responden yang digunakan penelitian terdahulu dalam pengambilan data

adalah masyarakat di wilayah Surabaya dengan pendapatan keluarga

minimal Rp 2.000.000, sedangkan peneliti saat ini menggunakan responden

di wilayah Karesidenan Madiun dan kota Makassar dengan pendapatan

keluarga minimal Rp 4.000.000.

c. Variabel moderasi yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah sikap

pengelola keuangan, sedangkan variabel moderasi yang digunakan dalam

penelitian saat ini adalah variabel etnis.

d. Teknik pengambilan sampel pada penelitian terdahulu hanya menggunakan

purposive sampling, sedangkan penelitian saat ini menggunakan purposive

sampling dan convenience sampling.

2.1.5 Hastings dan Mitchell (2011)

Hastings dan Mitchell (2011) meneliti mengapa seseorang gagal dalam

mengoptimalkan pengambilan keputusan keuanganya. Penelitian ini

menggunakan eksperimen dari Cile untuk mengeskplorasi bagaimana faktor-

18

faktor yang mempengaruhi keputusan keuangan dapat muncul terkait dengan

keputusan keuangan yang buruk. Data dalam penelitian ini diambil dari EPS

(Encuesta de Proteccion Social) atau Social Protection Survey yaitu survei

longitudinal karena didasarkan pada pemantauan sampel yang representatif.

EPS merupakan panel mikroekonomi tahunan perwakilan dari Chili yang

diterbitkan oleh University of Chile’s Microdata Center yang bekerjasama dengan

Universitas Pennsylvania. Dalam EPS tersebut terdapat beberapa pertanyaan yang

terkait mengenai pengukuran literasi keuangan dan risiko yang diinginkan.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa ukuran dari

ketidaksabaran menjadi prediktor yang kuat terhadap kesehatan kekayaan dan

investasi. Literasi keuangan juga menjadi prediktor yang berkorelasi lemah dalam

membingkai keputusan investasi.

Persamaan penelitian:

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hastings dan Mitchell (2011)

menggunakan variabel literasi keuangan dalam mengukur kesehatan pensiun dan

keputusan investasi, penelitian saat ini juga menggunakan variabel yang sama

sebagai variabel independen.

Perbedaan penelitian:

a. Penelitian sebelumnya mengukur mengenai kesehatan pensiun dan

keputusan investasi, sedangkan penelitian saat ini mengukur pengelolaan

keuangan keluarga.

b. Dalam penelitian sebelumnya lebih fokus untuk mengukur pengaruh literasi

keuangan terhadap kesehatan pensiun dan keputusan investasi, sedangkan

19

penelitian saat ini lebih terfokus untuk mengetahui pengaruh literasi

keuangan terhadap pengelolaan keuangan keluarga.

c. Analisis data yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah eksperimen

dengan pengambilan data dari EPS (Encuesta de Proteccion Social) atau

Social Protection Survey, sedangkan penelitian saat ini menggunakan

Multiple Regression Analysis dengan pengumpulan data menggunakan

kuesioner.

2.1.6 Robb dan Woodyard (2011)

Robb dan Woodyard (2011) mengkaji mengenai Financial Knowledge

and Best Practice Behavior dengan tujuan untuk meneliti hubungan antara

variabel-variabel demografi pengetahuan keuangan pribadi (baik secara objektif

maupun subjektif), kepuasan keuangan dalam hal praktek perilaku keuangan yang

baik. Data dalam penelitian ini diambil dari Financial Industry Regulatory

Authority’s (FINRA) studi kemampuan keuangan nasional. Jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 1.488 diambil dari perwakilan nasional

dan dianalisis menggunakan multiple regression analysis. Penelitian ini dilakukan

pada masyarakat Amerika.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku keuangan secara

objektif dan subjektif mempengaruhi pengetahuan keuangan. Pengetahuan

keuangan subjektif memiliki dampak yang relatif lebih besar. Sedangkan variabel

lain yang memiliki pengaruh secara positif signifikan terhadap perilaku keuangan

adalah kepuasan keuangan, pendapatan, pendidikan, usia, ras dan etnis.

20

Persamaan penelitian:

a. Penelitian terdahulu menggunakan variabel perilaku pengelolaan keuangan

sebagai variabel dependen, penelitian saat ini juga menggunakan variabel

dependen yang sama.

b. Penelitian saat ini dan penelitian terdahulu sama-sama menggunakan

variabel pengetahuan keuangan sebagai variabel independen.

c. Alat uji yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah multiple

regression analysis, penelitian saat ini juga menggunakan alat uji yang

sama.

Perbedaan penelitian:

a. Pada penelitian terdahulu data yang digunakan diambil dari salah satu

lembaga yang bernama (FINRA), sedangkan pada penelitian saat ini data

diambil dengan survei langsung dan menggunakan instrumen keusioner.

b. Penelitian terdahulu menggunakan etnis sebagai variabel independen yang

mempengaruhi perilaku pengelolaan keuangan, sedangkan penelitian saat ini

menggunakan etnis sebagai variabel moderasi.

c. Responden yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah masyarakat

Amerika, sedangkan penelitian saat ini menggunakan responden yang

berdomisili di wilayah Karesidenan Madiun dan kota Makassar.

2.1.7 Ida dan Cinthia Yohana Dwinta (2010)

Kajian yang dilakukan oleh Ida dan Cinthia Yohana Dwinta (2010)

memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh locus of control, pengetahuan

keuangan, dan pendapatan terhadap perilaku pengelolaan keuangan. Penelitian ini

21

menggunakan data keusioner dengan responden mahasiswa sebanyak 130

responden. Metode analisis yang digunakan adalah multipleregression analysis.

Hasil menunjukkan bahwa pengetahuan keuangan mempengaruhi

perilaku pengelolaan keuangan, tetapi locus of control dan pendapatan tidak

mempengaruhi perilaku pengelolaan keuangan.

Persamaan Penelitian:

a. Penelitian terdahulu menguji pengaruh pengetahuan keuangan terhadap

sikap pengelolaan keuangan dengan menjadikan variabel pengetahuan

keuangan sebagai variabel independen, dan sikap pengelolaan keuangan

sebagai variabel dependen. Penelitian saat ini juga menggunakan variabel

literasi keuangan sebagai variabel independen dan variabel sikap

pengelolaan keuangan sebagai variabel dependen.

b. Penelitian terdahulu menggunakan data kuesioner, hal ini sama dengan yang

dilakukan pada penelitian saat ini dalam pengumpulan data.

c. Metode yang digunakan dalam penelitian terdahulu dan penelitian saat ini

adalah metode multiple regression analysis.

Perbedaan Penelitian:

a. Penelitian terdahulu menggunakan variabel independen berupa pengetahuan

keuangan, pendapatan, dan locus of control, sedangkan penelitian saat ini

hanya menggunakan variabel independen berupa literasi keuangan.

b. Responden yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah mahasiswa,

sedangkan penelitian saat ini menggunakan responden yang berperan

sebagai pengelola keuangan keluarga.

22

2.1.8 Perry dan Morris (2005)

Penelitian yang dikaji oleh Perry dan Morris (2005) bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara pengetahuan keuangan konsumen, pendapatan, dan

locus of control pada perilaku keuangan. Data yang digunakan dalam penelitian

merupakan data yang diambil dari 1999 Freddie Mac Consumer Credit Survey.

Data diuji menggunakan multiple regression analysis. Penelitian ini menggunakan

responden masyarakat Amerika.

Hasil dari kajian ini adalah etnis termasuk salah satu moderasi potensial

yang berpengaruh terhadap ketiga variabel pada perilaku keuangan. Dalam

penelitian ini juga menunjukkan bahwa konsumen memiliki kecenderungan untuk

menyimpan, menganggarkan, dan mengontrol pengeluaran sebagian tergantung

pada tingkat kontrol kelebihan pengeluaran begitu juga dengan pengetahuan dan

sumber keuangan.

Persamaan Penelitian:

a. Pada penelitian terdahulu menggunakan variabel perilaku keuangan sebagai

variabel dependen. Penelitian saat ini juga menggunakan variabel yang

sama.

b. Penelitian terdahulu menggunakan pengetahuan keuangan sebagai variabel

independen, penelitian saat ini juga menggunakan variabel pengetahuan

keuangan sebagai variabel independen.

c. Pada penelitian terdahulu dan penelitian saat ini sama-sama menggunakan

etnis sebagai variabel yang memoderasi pengaruh pengetahuan keuangan

terhadap perilaku keuangan.

23

d. Teknik uji yang digunakan pada penelitian terdahulu dan penelitian saat ini

sama-sama menggunakan multiple regression analysis.

Perbedaan Penelitian:

a. Penelitian terdahulu menggunakan data yang berasal dari 1999 Freddie Mac

Consumer Credit Survey, sedangkan pada penelitian saat ini data diambil

dari survei langsung dengan menggunakan instrumen kuesioner.

b. Responden yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah masyarakat

Amerika, sedangkan penelitian saat ini menggunakan responden masyarakat

yang berdomisili di wilayah Karesidenan Madiun dan kota Makassar.

24

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

Keterangan Nujmatul Laily (2013) Mahdzan dan Tabiani (2013)

Naila Al Kholilah dan Rr. Iramani (2013)

Norma Yulianti dan Meliza Silvy (2013)

Variabel Independen

Literasi keuangan Financial literacy Locus of control, pengetahuan keuangan, dan income

Pengetahuan keuangan dan pengalaman

Variabel Dependen Perilaku pengelolaan keuangan

Individual Saving Financial management behavior

Sikap dan perilaku perencanaan investasi keuangan keluarga

Teknik Analisis Path analysis Probit analysis Structural equation modelling Multiple regression analysis

Jenis Data Primer Primer Primer Primer

Metode

Pengumpulan Data

Survei dengan kuesioner Survei dengan kuesioner Survei dengan kuesioner Survei dengan kuesioner

Populasi Mahasiswa Akuntansi Orang-orang yang bekerja di

Master Of Business di University Of Malaya

Masyarakat Surabaya Keluarga di Surabaya

Hasil

Literasi keuangan berpengaruh positif terhadap perilaku keuangan. Gender, usia, kemampuan akademis

Literasi keuangan berpengaruh positif terhadap simpanan individu

Pengetahuan keuangan tidak memberi efek langsung terhadap perilaku manajemen keuangan. LOC berpengaruh

Pengetahuan keuangan dan pengalaman keuangan bepengaruh terhadap perencanaan investasi

25

dan pengalaman kerja tidak berpengaruh

positif terhadap perilaku manajemen keuangan dan memediasi pengaruh financial knwoledge pada perilaku manajemen keuangan.

keluarga. Sikap pengelola keuangan memoderasi dan memperkuat pengaruh pengetahuan keaungan, namun tidak memoderasi pengaruh pengalaman keuangan terhadap perilaku perencanaan investasi

Keterangan Hastings dan Mitchell (2011)

Robb dan Woodyard (2011)

Ida dan Cinthia Yohana Dwinta

(2010)

Perry dan Morris (2005)

Reni Tri Purniawati

(2016)

Variabel Independen

Financial literacy, retirement, dan investment behavior

Variabel demografi pengetahuan keuangan, dan kepuasan keuangan

Locus of control, pengetahuan keuangan, dan pendapatan

Pengetahuan keuangan, pendapatan, dan locus of control

Literasi keuangan

Variabel Dependen Financial decision Perilaku keuangan Perilaku pengelolaan

keuangan Perilaku keuangan Pengelolaan

keuangan keluarga

Teknik Analisis Eksperimen Multiple regression

analysis Multiple regression analysis

Multiple regression analysis

Multiple regression analysis

Jenis Data Sekunder Sekunder Primer Sekunder Primer

Metode

Data diambil dari EPS Data diambil dari FINRA Survei dengan kuesioner

Data diambil dari 1999 Freddie Mac

Survei dengan kuesioner

26 Pengumpulan Data Consumer Credit

Survey

Populasi Masyarakat Chili Masyarakat Amerika Mahasiswa Masyarakat Amerika

Masyarakat yang berdomisili di wilayah Karesidenan Madiun dan kota Makassar

Hasil

Ukuran dari ketidaksabaran menjadi prediktor yang kuat terhadap kesehatan kekayaan dan investasi. Literasi keuangan menjadi predikor yang lemah dalam membingkai keputusan investasi

Perilaku keuangan dan demografi mempengaruhi perilaku keuangan

Pengetahuan keuangan mempengaruhi perilaku pengelolaan keuangan, tetapi LOC dan pendapatan tidak mempengaruhi perilaku pengelolaan keuangan

Etnis memoderasi variabel perilaku keuangan

-

27

2.2 Landasan Teori

Pada sub bab ini diuraikan mengenai teori-teori yang mendasari dan

mendukung penelitian, yang nantinya dapat digunakan untuk menyusun kerangka

pemikiran dan juga merumuskan hipotesis penelitian.

2.2.1 Pengelolaan Keuangan

Pengelolaan keuangan adalah cara mengatur dan mengendalikan

keuangan serta aset yang dimiliki untuk memenuhi segala kebutuhan hidup saat

ini dan di masa yang akan datang secara produktif. Perilaku pengelolaan keuangan

berhubungan dengan tanggung jawab seseorang mengenai cara mengelola

keuangan dan aset lainnya secara produktif (Ida dan Cinthia Yohana Dwinta,

2010). Seseorang dengan pengelolaan keuangannya yang baik dapat

menganggarkan berapa besar kebutuhan yang diperlukan, dapat menghemat uang

yang dimilikinya untuk hal-hal yang dianggap penting dalam kebutuhannya, serta

akan lebih mengendalikan diri ketika menggunakan uang untuk berbelanja. Orang

yang memiliki sikap pengelolaan keuangan cenderung akan membuat anggaran,

menghemat uang, dan mengontrol belanjanya (Ida dan Cinthia Yohana Dwinta,

2010). Sebaliknya, seseorang yang tidak dapat mengelola keuangannya dengan

baik, cenderung akan menggunakan uang secara berlebihan tanpa adanya kontrol

dari dalam diri, sehingga dapat menyebabkan seseorang tersebut tidak memiliki

dana pensiun ketika masa tuanya dan akan kesulitan memperoleh kesejahteraan

keuangan untuk dirinya sendiri dan keluarganya. Keterbatasan mengenai

pengelolaan keuangan keluarga dan ketidakpedulian terhadap pengetahuan dasar

28

keuangan dapat menyebabkan kurangnya perencanaan pensiun dan kurangnya

kesejahteraan dalam keluarga tersebut (Norma Yulianti dan Meliza Silvy, 2013).

Hilgert dan Hogarth (2003) menyatakan bahwa latihan pengelolaan

keuangan dalam rumah tangga dapat diukur melalui pernyataan-pernyataan dalam

kuesioner sebagai berikut:

a. Pengelolaan arus kas. Dalam pengelolaan arus kas terdapat pernyataan-

pernyataan seperti kepemilikian rekening koran, ketepatan waktu dalam

membayar tagihan, taksiran biaya-biaya, dan penggunaan rencana belanja

atau anggaran.

b. Pengelolaan kredit. Pernyataan yang mengenai pengelolaan kredit seperti

kepemilikan kartu kredit, membayar saldo kartu kredit secara penuh setiap

bulan, mengulas laporan kredit, dan memandingkan penawaran sebelum

mengajukan permohonan kartu kredit.

c. Simpanan. Pernyataan yang berkaitan dengan simpanan adalah seperti

kepemilikan akun tabungan, kepemilikian dana jaga-jaga, simpanan untuk

jangka panjang seperti pendidikan, rumah dan lainnya, dan kepemilikan

sertifikat deposito.

d. Investasi. Pernyataan yang digunakan untuk hal investasi adalah

kepemilikan obligasi, kepemilikan saham umum, kepemilikian akun

investasi, dan kepemilikan akun untuk dana pensiun.

e. Pengalaman keuangan yang lainnya. Mengenai pengalamam keuangan yang

lainnya, peneliti memberikan pernyataan seperti kepemilikan rumah sendiri,

29

pembelian rumah, melakukan pemungutan pajak sendiri setiap tahun, dan

selalu membuat rencana tujuan keuangan masa depan.

Sedangkan Perry dan Morris (2005) menyatakan bahwa terdapat lima item yang

mengukur kemampuan responden dalam membuat anggaran yaitu, menyimpan

uang, dan mengkontrol pengeluaran, yaitu:

1. Pengendalian pengeluaran

2. Membayar tagihan secara tepat waktu

3. Merencanakan keuangan masa depan seseorang,

4. Menyimpan uang

5. Menyediakan kebutuhan untuk diri sendiri dan keluarga.

Seseorang yang dapat melakukan hal-hal tersebut, maka keuangannya

terkelola dengan baik. Saat keuangan terkelola dengan baik, maka artinya

kebutuhan dari seseorang juga akan terpenuhi pula tanpa adanya rasa takut

kekurangan uang untuk pemenuhan kebutuhan baik untuk dirinya sendiri maupun

untuk keluarganya. Apabila seseorang dapat memenuhi kebutuhannya secara baik,

maka akan mencapai kesejahteraan keuangan dalam hidupnya.

2.2.2 Literasi Keuangan

Literasi keuangan adalah pengetahuan, pemahaman, dan juga

kemampuan seseorang mengenai keuangan. Lusardi and Mitchell (2013)

menyatakan bahwa literasi keuangan adalah kemampuan seseorang untuk

mengelola informasi ekonomi, membuat perencanaan keuangan, dan membuat

keputusan yang lebih baik tentang akumulasi kekayaan, pensiun, dan juga hutang.

Menurut Huston (2010), pengetahuan keuangan adalah dimensi integral, tetapi

30

tidak setara dengan literasi keuangan. Literasi keuangan memiliki dimensi aplikasi

tambahan yang menyiratkan bahwa seorang individu harus memiliki kemampuan

dan kepercayaan diri untuk menggunakan pengetahuan keuangannya untuk

membuat keputusan keuangan.

Menurut Farah Margaretha dan Siti May Sari (2015), tingkat literasi

keuangan yang dimiliki oleh seseorang dapat dilihat melalui:

1. Sebijak apa orang tersebut mampu memberdayagunakan sumber daya

keuangan. Dalam hal ini, seseorang yang memiliki literasi keuangan yang

baik akan mampu menggunakan sumber daya keuanganya dengan baik dan

maksimal pula.

2. Menentukan sumber pembelanjaan. Orang dengan literasi keuangan yang

baik dapat menentukan dari mana sumber pembelanjaan yang dimilikinya.

3. Mengelola risiko jiwa. Sebaik apa seseorang dalam mengelola resiko

jiwanya dapat dilihat dari seberapa baik literasi keuangan yang dimilikinya.

4. Mengelola aset yang dimilikinya. Aset merupakan hal yang sangat penting

yang tidak hanya harus dijaga, tetapi juga harus dikelola. Pengelolaan aset

yang baik akan menunjukkan sebaik apa pula tingkat literasi keuangan yang

dimiliki oleh seseorang.

5. Mempersiapkan keamanan dari sumber keuangan di masa yang akan datang

apabila sudah tidak memiliki pekerjaan. Seseorang yang memiliki tingkat

literasi yang baik, akan mempersiapkan masa pensiunnya dengan baik,

karena hal ini berkaitan dengan masa tuanya setelah tidak memiliki

perkerjaan lagi.

31

Chen dan Volpe (1998) dalam penelitiannya menyatakan bahwa literasi keuangan

dapat diukur melalui pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang mencakup:

1. Literasi keuangan dalam pengertian umum, meliputi pertanyaan-pertanyaan

seputar literasi keuangan dalam kehidupan sehari-hari seperti bagaimana

mengecek akun rekonsiliasi, pengetahuan mengenai literasi keuangan secara

pribadi, dan mengenai biaya-biaya lainnya.

2. Simpanan dan pinjaman. Pertanyaan-pertanyaan dalam simpan dan pinjam

seperti mengenai kartu kredit, tabungan, suku bunga, dan seputar investasi.

3. Asuransi. Asuransi menjadi salah satu faktor pengukur literasi keuangan

karena seseorang yang memiliki literasi keuangan yang baik akan

mengetahui apa itu asuransi, alasan pentingnya asuransi, dan keputusan

untuk berasuransi.

4. Investasi. Seseorang dengan literasi keuangan yang baik akan mengetahui

apa itu investasi, jenis investasi, bunga yang didapat untuk tabungannya di

bank dalam periode tertentu, dan juga resiko dalam investasi.

Literasi keuangan tidak hanya penting untuk dimiliki oleh orang-orang

tua yang mengelola keuangan keluarga saja, namun juga penting untuk dimiliki

oleh anak muda yang akan menjalani kehidupan lebih panjang lagi kedepannya

setelah mereka lulus dari pendidikan mereka. Saat ini, di negara-negara maju para

lulusan sekolah harus lebih memiliki literasi keuangan yang baik, agar dapat

melanjutkan hidup untuk kedepannya (Rinaldi dan Todesco, 2012). Literasi

keuangan mengacu kepada pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk

menangani tantangan keuangan dan keputusan dalam kehidupan sehari-hari

32

(Sohn, et al, 2012). Sehingga, literasi keuangan sangat diperlukan dan dibutuhkan

oleh masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah keuangan dalam

kehidupannya sehari-hari.

1.2.3 Etnis

Menurut UU RI No. 40 Tahun 2008, etnis merupakan penggolongan

manusia menurut nilai, kepercayaan, adat istiadat, norma bahasa, kebiasaan,

geografis, sejarah, dan hubungan kekerabatan (www.hukumonline.com diakses

pada 30 Oktober 2016). Sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia etnis

merupakan sekelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang

memiliki kedudukan tertentu karena memiliki beberapa perbedaan seperti bahasa,

agama, ras, budaya, dan lainnya (kbbi.co.id, diakses 22 Oktober 2016).

Perbedaan-perbedaan yang terdapat pada setiap etnis akan membuat

masing-masing etnis memiliki ciri khas sendiri-sendiri. Seperti etnis Jawa yang

cenderung memiliki prinsip narimo ing pandumyang berarti bahwa sebagai

manusia harus pasrah terhadap apa yang sudah dikehendaki oleh Yang Maha

Kuasa (Elisabet Titik Murtisari, 2013). Masyarakat Jawa cenderung tidak berani

untuk mengambil resiko tinggi ketika berhubungan dengan masalah keuangan.

Kebanyakan dari masyarakat Jawa hanya menjalankan usahanya sesuai dengan

kemampuan financial yang dimilikinya. Ketika memiliki uang yang lebih hanya

akan disimpan pada tabungan bank saja, tidak berani untuk diinvestasikan kepada

hal-hal lain yang memiliki risiko tinggi.

Hal ini berbeda dengan karakteristik orang Makassar yang memiliki

prinsip untuk tidak mudah menerima (tidak nrimo). Masyarakat Makassar

33

cenderung memiliki karakter yang pantang menyerah dan selalu berusaha untuk

lebih baik dalam segala hal. Masyarakat Makassar berani untuk mengambil resiko

tinggi seperti berhutang dan berinvestasi untuk mencukupi kebutuhan

ekonominya, selalu bekerja keras, dan juga tidak menyerah untuk membuat suatu

usaha meskipun sering mengalami kegagalan.

Dari perbedaan karakteristik dan prinsip etnis di atas juga akan

memberikan perbedaan dalam hal pengelolaan keuangan. Robb dan Woodyard

(2011) mengatakan bahwa etnis dan ras memiliki perbedaan dalam hal

pengelolaan keuangan. Perbedaan pengelolaan keuangan pada etnis dapat

disebabkan oleh beberapa faktor seperti pendapatan yang berbeda antar setiap

etnis, kebiasaan lingkungan, jenis pekerjaan, dan hal lainnya. Sehingga karena

perbedaan cara pengelolaan keuangan tersebut membuat etnis memiliki pengaruh

terhadap pengelolaan keuangan. Perry dan Morris (2005) menyatakan bahwa etnis

berhubungan dengan perilaku keuangan.

1.2.4 Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Pengelolaan Keuangan

Literasi keuangan meruapakan faktor yang sangat penting dan

dibutuhkan oleh setiap orang dalam untuk mengelola keuangannya. Seseorang

tidak akan bisa mengelola keuangan yang dimilikinya tanpa memiliki

pengetahuan mengenai keuangan. Faktor kritis yang menjadi dasar dalam

pengambilan keputusan keuangan adalah pengetahuan keuangan (Ida dan Cithia

Yohana Dwinta, 2010).

Menurut Nujmatul Laily (2013), literasi keuangan memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap perilaku keuangan mahasiswa. Hal tersebut juga

34

dijelaskan oleh Mahdzan dan Tabiani (2013) yang menemukan bukti bahwa

literasi keuangan dengan tingkat tertinggi secara positif memiliki pengaruh

terhadap simpanan individu, yang berarti bahwa literasi keuangan berpengaruh

terhadap pengelolaan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Hastings dan

Mitchell (2011) menyatakan bahwa literasi keuangan berkorelasi lemah dengan

kekayaan dalam pengambilan keputusan investasi. Sehingga, berdasarkan

penelitian Hastings dan Mitchell (2011) menjelaskan bahwa literasi keuangan

hanya berpengaruh lemah terhadap pengelolaan keuangan. Naila Al Kholilah dan

Rr. Iramani (2013) yang menyatakan bahwa tidak ada efek langsung dari

pengetahuan keuangan dan pendapatan terhadap perilaku manajemen keuangan .

Hal tersebut berarti bahwa penelitian yang dilakukan oleh Naila Al Kholilah dan

Rr. Iramani (2013) menjelaskan jika literasi keuangan tidak berpengaruh

signifikan terhadap pengelolaan keuangan. Meskipun terdapat berberapa

perbedaan hasil penelitian mengenai pengaruh literasi keuangan terhadap

pengelolaan keuangan, namun hingga saat ini penelitian-penelitian yang ada

mayoritas memberikan hasil bahwa literasi keuangan berpengaruh secara

signifikan terhadap pengelolaan keuangan.

1.2.5 Moderasi Etnis Dalam Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap

Pengelolaan Keuangan

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keuangan seseorang adalah

kepuasan keuangan, pendapatan, pendidikan, usia, ras, dan etnis (Robb dan

Woodyard, 2011). Perry dan Morris (2005) juga menyatakan jika etnis memiliki

hubungan dengan pengelolaan keuangan. Semua orang dari berbagai etnis

35

memiliki tingkat literasi keuangan tertentu. Namun, tidak semuanya dapat

mengelola keuangannya dengan baik. Hal ini dikarenakan masing-masing etnis

memiliki adat dan budaya yang berbeda dalam menggunakan uangnya. Misalnya

kebiasaan orang Makassar dengan orang Jawa. Orang Makassar dan orang Jawa

secara literasi keuangan dapat memiliki tingkatan yang sama baiknya, namun

kebiasaan dari orang Makassar adalah ketika mendapatkan uang ataupun gaji

cenderung digunakan untuk barang-barang secara kredit. Sedangkan orang Jawa

ketika mendapatkan uang atau gaji cenderung digunakan untuk memenuhi

kebutuhannya, melunasi kewajibannya, atau diinvestasikan.

Selain dari perbedaan kebiasaan, dapat juga dikarenakan perbedaan

pendapatan. Aizcorbe (2003) dalam sampel penelitiannya menyebutkan jika orang

Amerika keturunan Afrika yang berkulit hitam memiliki pendapatan yang lebih

rendah dibandingkan dengan kalangan kulit putih. Seseorang dengan pendapatan

yang tinggi akan memiliki perilaku pengelolaan keuangan yang lebih bertanggung

jawab karena orang tersebut tidak akan merasa kekurangan uang untuk memenuhi

semua kebutuhannya. Sehingga dengan demikian etnis akan memberikan

pengaruh terhadap literasi keuangan yang dimiliki seseorang dalam mengelola

keuangannya. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Perry dan Morris (2005)

yang menyatakan bahwa etnis memoderasi hubungan antara pengetahuan

keuangan dan perilaku pengelolaan keuangan yang bertanggung jawab.

36

2.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Kolaborasi

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Materialisme Niat

Perilaku

Pengelolaan

Keuangan

Literasi Keuangan

Locus Of

Control

Faktor Demografi

Kecerdasan

Spiritual

Sikap

Terhadap Uang

(+)

(+)/(-)

Perilaku

Pengelolaan

Keuangan

Literasi Keuangan

Etnis

37

2.4 Hipotesis Penelitian

1. Literasi keuangan berpengaruh positif terhadap pengelolaan keuangan

keluarga.

Etnis memoderasi pengaruh literasi keuangan terhadap pengelolaan keuangan keluarga.