BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.14 di stasiun ini diantaranya : Cake Breaker Conveyor (CBC),...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.14 di stasiun ini diantaranya : Cake Breaker Conveyor (CBC),...
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proses Pengolahan Kelapa Sawit
2.1.1 Stasiun Penerimaan
Hal ini sangat sederhana, sebagian besar jenis jembatan timbang sekarang
menggunakan sel-sel beban, dimana tekanan beban menyebabkan variasi
pada sistem listrik yang diukur. Pabrik Kelapa Sawit sekarang ini pada
umumnya sudah menggunakan jembatan timbang yang terintegrasi langsung
dengan sistem komputer. (Daulay, 2017)
Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu truk yang melewati jembatan
timbang berhenti 5 menit, kemudian dicatat berat truk awal sebelum TBS
dibongkar dan sortir, kemudian setelah dibongkar truk kembali ditimbang,
selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang diterima dipabrik. TBS
yang telah ditimbang kemudian diterima oleh bagian Loading ramp, untuk
dilakukan penyortiran.Hal ini dilakukan untuk memisahkan antara TBS
yang layak diolah atau tidak. (Daulay, 2017)
2.1.2 Stasiun Perebusan
Setelah disortir, TBS yang layak olah lalu dimasukan ke dalam lori rebusan
yang terbuat dari plat besi / baja berlubang-lubang (cage) dan langsung
dimasukkan ke dalam Sterilizer yaitu bejana perebusan yang menggunakan
uap air yang bertekanan antara 2.6 sampai 3.0 Kg/cm2. Proses perebusan ini
dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim yang dapat menurunkan
kualitas minyak CPO. Disamping itu, juga dimaksudkan agar buah sawit
mudah lepas dari tandannya (berondolan) dan memudahkan pemisahan
daging buah sawit dari cangkang dan inti. (Daulay, 2017)
2
2.1.3 Stasiun Kempa
Pada tahapan mesin Threser, buah yang masih melekat pada tandannya akan
dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan, sehingga buah tersebut
terlepas kemudian ditampung dan dibawa oleh Fruit Conveyor ke Digester.
(Daulay, 2017)
Pada stasiun ini tandan buah segar yang telah direbus siap untuk dipisahkan
antara berondolan dan tandannya. Sebelum masuk kedalam thresser TBS
yang telah direbus diatur pemasukannya dengan menggunakan auto feeder.
Dengan menggunakan putaran TBS dibanting sehingga berondolan lepas
dari tandannya dan jatuh ke conveyor dan elevator untuk didistribusikan ke
threser untuk pembantingan kedua kalinya. Threser mempunyai kecepatan
putaran 22 – 25 rpm. Pada bagian dalam threser, dipasang batang-batang
besi perantara sehingga membentuk kisi-kisi yang memungkinkan
berondolan keluar dari threser. Untuk tandan kosong sendiri didistribusikan
dengan empty bunch conveyor untuk didistribusikan ke penampungan empty
bunch. (Daulay, 2017)
Berondolan yang keluar dari threser jatuh ke conveyor, kemudian diangkut
dengan fruit elevator ke top cross conveyor yang mendistribusikan
berondolan ke distributing conveyor untuk dimasukkan dalam tiap-tiap
digester. Digester adalah tangki silinder tegak yang dilengkapi pisau-pisau
pengaduk dengan kecepatan putaran 25-26 rpm, sehingga brondolan dapat
dicacah di dalam tangki ini. Bila tiap-tiap digester telah terisi penuh maka
brondolan menuju ke conveyor recycling, diteruskan ke elevator untuk
dikembalikan ke digester. Tujuan pelumatan adalah agar daging buah
terlepas dari biji sehingga mudah di press. Untuk memudahkan pelumatan
buah pada digester di inject steam bersuhu sekitar 90 – 95 °C. (Daulay,
2017)
3
2.1.4 Stasiun Klarifikasi
Minyak yang berasal dari stasiun press masih banyak mengandung kotoran-
kotoran yang berasal dari daging buah seperti lumpur, air dan lain-lain.
Untuk mendapatkan minyak yang memenuhi standar, maka perlu dilakukan
pemurnian terhadap minyak tersebut. Pada stasiun ini terdiri dari beberapa
unit alat pengolah untuk memurnikan minyak produksi yang meliputi : Sand
Trap Tank, Vibrating Screen, Crude Oil Tank, Continous Settling Tank
(CST), Oil Tank, Purifier, Vacum Dryer, Sludge Oil Tank, Sludge Vibrating
Screen, Sludge Centrifuge, Fat Pit, dan Storage Tank. (Daulay, 2017)
Gambar 2.1 Stasiun Klarifikasi
2.1.5 Stasiun Pengolahan Biji
Pada stasiun ini dilakukan aktifitas pemisahan serabut dari nut, pemisahan
inti dari cangkangnya dan juga pengeringan inti. Peralatan yang digunakan
4
di stasiun ini diantaranya : Cake Breaker Conveyor (CBC), Depericarper,
Nut Silo, Ripple Mill, Claybath, dan Kernel Silo. (Daulay, 2017)
Gambar 2.2 Stasiun Pengolahan Biji
2.2 Screw Press
Alur proses screw press ialah masuknya adonan kedalam silinder press dengan
mengisi worm, pada hal ini volume setiap space worm berbeda, semakin
mengarak ke as maka volume akan semakin kecil juga. Sehingga perpindahan
massa menyebabkan minyak terperas. Tetapi dalam kenyataannya kempa yang
dijumpai dipabrik lazimnya terdiri dari screw press, adapun kelebihan menurut
sumber dari (Sembiring, 2008) antara lain:
a. Kapasitas dari alat yang tinggi, dan dapat menghemat tempat jika dibandingkan
dengan hydraulic press, dengan kapasitas olah screw press berkisar antara 5 -
15 ton TBS/jam
5
b. Karena kapasitas yang tinggi maka biaya oprasional per ton TBS sangat rendah
c. Kebutuhan operator untuk mengoprasikan lebih sedikit dibandingkan degan
hydraulic press
d. Kebutuhan tenaga yang rendah untuk memeras buah
e. Cake breaker conveyor lebih mudah memecahkan gumpalan cake yang keluar
Disamping itu menurut sumber (Sembiring, 2008) screw press itu sendiri
memiliki kelemahan, antara lain:
a. Ongkos perawatan yang tinggi
b. Biji yang pecah karena cangkang yang tipis
c. Minyak yang keluar dari screw press lebih banyak mengandung padatan
Akibat dari pengempaan yang berfungsi juga sebagai pencincang dan pengaduk
adonan maka minyak lebih cenderung mengarah ke emulsi sehingga dalam air
buangan yang keluar ke fat-fit mengandung minyak yang lebih tinggi Prinsip
ekstraksi minyak dengan cara ini adalah menekan bahan lumatan dalam tabung
yang berlubang dengan alat ulir yeng berputar sehingga minyak keluar lewat
lubang-lubang tabung. Besarnya tekanan alat ini dapat diatur secara elektris dan
tergantung dari volume bahan yang di press. Alat ini terdiri dari sebuah selinder
yang berlubang lubang didalam terdapat sebuah ulir yang berputar Tekanan
hidrolik pada komulator 50 – 70 kg / cm3
mengakibatkan ampas basah.
Kehilangan minyak pada ampas dan biji tidak sempurna karena akan
mempengaruhi pada proses stasiun selanjutnya, ampas yang basah akan
mengakibatkan pembakaran didalam dapur tidak sempurna. Tekanan yang
terlampau tinggi misalnya 70 kg / cm3
akan mengakibatkan kehilangan inti yang
begitu tinggi, sehingga keseimbangan dalam mesin ini sangat diperlukan. hal yang
perlu deperhatikan adalah ampas kempa yang keluar harus merata dalam arti tidak
terlalu basah dan tidak terlalu kering, bila terjadi gangguan atau kerusakan,
6
sehingga screw press harus berhenti untuk waktu yang lama maka untuk
mencegah hal - hal yang tidak diiginkan screw press harus selalu di periksa,
untuk perbaikan pada screw press maka ampas yang tertinggal didalam mesin
pengempa harus dikosongkan, sehingga dapat diperbaiki. Kecepatan putar mesin
pengempa harus disesuaikan dengan kapasitas TBS yang akan dipress, dengan
tujuan agar efisiensi proses pressing lebih optimal, sehingga target yang diiginkan
perusahaan dapat tercapai sesuai dengan ketentuan - ketentuan yang diterapkan
oleh perusahaan. (Sembiring, 2008)
Selanjutnya, minyak yang keluar dari Feeder Screw dan main Screw ditampung
dalam talang minyak (oil getter). Untuk mempermudah pemisahan dan pengaliran
minyak pada Feeder Screw dilakukan injeksi uap dan penambahan air panas.
(Sembiring, 2008)
Gambar 2.3 Screw Press
2.3 Detail Kerja Screw Press
Prinsip ekstraksi minyak dengan cara ini adalah menekan bahan lumatan dalam
tabung yang berlubang dengan alat ulir yeng berputar sehingga minyak akan
keluar lewat lubang-lubang tabung. Besarnya tekanan alat ini dapat diatur secara
7
elektris dan tergantung dari volume bahan yang di press. Alat ini terdiri dari
sebuah selinder yang berlubang - lubang didalam terdapat sebuah ulir yang
berputar. Tekanan kempa diatur oleh dua buah kerucut (conus) berada pada kedua
ujung pengempa, yang dapat digerakkan maju mundur secara hidrolik. Tekanan
hidrolik pada komulator 50 – 70 kg/cm3 mengakibatkan ampas basah. Kehilangan
minyak pada ampas dan biji tidak sempurna karena akan mempengaruhi pada
proses stasiun selanjutnya, ampas yang basah akan mengakibatkan pembakaran
didalam dapur tidak sempurna. (Sembiring, 2008)
Tekanan yang terlampau tinggi misalnya 70 kg/cm3 akan mengakibatkan
kehilangan inti yang begitu tinggi sehingga keseimbangan dalam mesin ini sangat
diperlukan. hal yang perlu deperhatikan adalah ampas kempa yang keluar harus
merata dalam arti tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering, bila terjadi
gangguan/kerusakan, sehingga screw press harus berhenti untuk waktu yang lama
maka untuk mencegah hal - hal yang tidak diiginkan screw press harus selalu di
periksa, untuk perbaikan pada screw press maka ampas yang tertinggal didalam
mesin pengempa harus dikosongkan, sehingga dapat diperbaiki. (Sembiring,
2008)
Kecepatan putar mesin pengempa harus disesuaikan dengan kapasitas Tanda Buah
Segar yang akan dipress, dengan tujuan agar efesinsi proses pressing lebih
optimal, sehingga target yang diiginkan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan
ketentuan - ketentuan yang diterapkan oleh perusahaan. (Sembiring, 2008)
Screw Press dipakai untuk memisahkan minyak kasar dari daging buah yang telah
dicabik dengan Oil Losses dan nut pecah pada ampas press. Alat ini terdiri dari
sebuah selinder yang berlubang - lubang dan di dalamnya terdapat 2 buah ulir
yang berputar berlawanan arah. tekanan Press diatur oleh 2 buah konus yang
berbeda pada bagian ujung press, yang dapat digerakan maju mundur secara
hidrolic. (Sembiring, 2008)
8
Masa yang keluar dari ketel adukan melalui feeder Screw bagi Press yang
memakainya (sebahagian minyak keluar) masuk kedalam main screw untuk di
press lebih lanjut. Minyak yang keluar dari Feeder Screw dan main Srew
ditampung dalam talang minyak (oil getter). untuk mempermudah pemisahan dan
pengaliran minyak pada Feeder Screw dilakukan injeksi uap dan penambahan air
panas. (Sembiring, 2008)
2.4 Cara kerja Mesin Screw Press
Motor listrik sebagai sumber gerakan yang berfungsi untuk menggerakkan mesin
double screw press. Screw press dihidupkan melalui panel kendali sekaligus
system hidroliknya, lalu dimasukkan air panas dengan suhu 90℃ melalui pipa
masuk (pipe in-let). Motor listrik hidup memutar pulli melalui poros motor
dengan daya 30 kW dengan putaran 1475 rpm. Pulli menggerakkan sabuk
menghantarkan putaran ke pulli yang terpasang pada poros yang menghubungkan
ke gear reduser dan gear reduser digerakkan poros utama yang dihubungkan
dengan kopling. Poros utama menggerakkan roda gigi perantara yang
mengakibatkan kedua poros berulir akan bergerak berlawanan arah dengan
putaran yang sama. (Sembiring, 2008)
Pada bagian akhir ulir terdapat dua buah conus yang digerakkan dengan bantuan
sistem hidrolic dengan gerakan maju mundur sesuai dengan tekanan yang
dibutuhkan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil pengepresan dan tekanannya
sebesar 30-50 bar. (Sembiring, 2008)
Minyak yang dihasilkan oleh mesin press dialirkan ke oil vibrating screnn dan
kemudian dialirkan ke crude oil tank untuk diproses lebih lanjut,sedangkan
serabut dan biji buah sawit yang masih mengandung 4% minyak dialirkan ke cake
breaker conveyor untuk proses selanjutnya.Motor listrik memutar poros screw
press yang direduksi (dikurangkan) putarannya dari 1475 menjadi 12 rpm melalui
speed reduser. (Naibaho, 1998)
9
Kapasitas screw press yang direncanakan harus sesuaikan dengan kapasitas
olahan pabrik. Dalam menentukan kapasitas 12 ton TBS/jam screw press yang
dipergunakan maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menurut sumber
(Sembiring, 2008) antara lain :
a. Sebelum kelapa sawit masuk kedalam screw press masa awal buah kelepa
sawit telah berkurang. Hal ini disebabkan karena berlangsungnya proses
penebahan pada mesin thresher. Massa sawit yang berkurang yang dimaksud
adalah berupa tandan kosong yang dipindahkan dengan konveyor.
b. Untuk memperoleh hasil pressing yang baik yakni minyak sawit keluar semua
maka perlu diperhatikan bahwa screw press harus dalam keadaan selalu penuh.
Kondisi ini dibutuhkan untuk memperoleh efisiensi yang lebih baik dari
penekanan yang dilakukan sebab jika banyak ruang kosong pada saat
penekanan maka tidak berlangsung maksimal.
Motor listrik sebagai sumber gerakan yang berfungsi untuk menggerakan mesin
double screw press dihidupkan melalui panel kendali sekaligus system
hidroliknya, lalu dimasukkan air panas dengan suhu 90℃ melalui pipa masuk
(pipe in-let). Motor listrik hidup memutar pulli melalui poros motor dengan daya
22 kW dan putaran 1465 rpm. Pulli menggerakkan sabuk menghantarkan putaran
ke pulli yang terpasang pada poros yang menghubungi ke gear reducer, dari gear
reducer digerakan poros utama yang dihubungkan dengan kopling. Poros utama
menggerakan roda gigi perantara yang mengakibatkan kedua poros berulir akan
bergerak berlawanan arah dangan putaran yang sama. (Sembiring, 2008)
2.5 Tipe ulir Screw Press
Jenis mesin press screw dapat diperoleh dengan kapasitas olah yang berbeda,
Konfigurasi poros sekrup lurus biasanya digunakan sekrup press dan mudah
diproduksi. (A. P Gaol, 2017)
10
Jenis tipe ulir Sekrup jarak konstan memiliki pitch dan diameter akar konstan
melalui sekrup tekan, tingkat tekanan pada hydraulic press akan meningkat secara
linear. pada satu tekanan aliran proses di sekrup ini terjadi terus menerus. (A. P
Gaol, 2017)
Gambar 2.4 Tipe sekrup jarak konstan
2.6 Materi Rancangan
Perancangan adalah suatu kegiatan awal dari suatu rangkaian dalam proses
pembuatan alat. Tahap perancangan tersebut dibuat keputusan-keputusan penting
yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan lain yang menyusulnya. Sehingga sebelum
sebuah alat dibuat terlebih dahulu dilakukan proses perancangan yang nantinya
menghasilkan sebuah gambar sketsa atau gambar sederhana dari alat yang akan
dibuat. Gambar sketsa yang telah dibuat kemudian digambar kembali dengan
aturan gambar sehingga dapat dimengerti oleh semua orang yang ikut terlibat
dalam proses pembuatan alat tersebut. Gambar hasil perancangan adalah hasil
akhir dari proses perancangan dan sebuah alat dibuat setelah dibuat gambar-
gambar rancangannya. (Ari Saddam, 2012)
Perancangan dan pembuatan alat adalah dua kegiatan yang penting, artinya
rancangan hasil kerja perancang tidak ada gunanya jika rancangan tersebut tidak
dibuat, sebaliknya pembuat tidak dapat merealisasikan benda teknik tanpa terlebih
dahulu dibuat gambar rancangannya. Mengenai gambar rancangan yang akan
dikerjakan berupa gambar dua dimensi dan tiga dimensi. (Ari Saddam, 2012)
11
Dalam masalah desain produk, fungsi sebuah produk menjadi sangat penting
untuk mengetahui proses dari perancangan itu sendiri. Fungsi produk menjadi
landasan dasar dari dibuatnya sebuah alat. Dalam beberapa hal sebuah alat dapat
berfungsi ganda/banyak sehingga dalam pendesainannya menjadi lebih rumit. (Ari
Saddam, 2012)
Dengan demikian memahami fungsi dan karakteristik sebuah desain dapat
membantu dalam merancang sebuah alat menjadi lebih efisien dan tepat guna.
(Ari Saddam, 2012)
Dalam desain produk kita menurut sumber dari (Ari Saddam, 2012) dapat
membagi menjadi beberapa kategori yaitu:
a. Desain Seleksi (Selection design)
Secara umum dalam tipe ini, kita akan memilih satu item (atau lebih) dari
sebuah list suatu item sejenis. Kita biasanya melakukan desain tipe ini ketika
kita memiliki katalog suatu barang. Untuk memulai desain tipe ini kita harus
benar-benar mengetahui fungsi dan karakteristik dari suatu item dan kebutuhan
dari alat yang kita desain. Misalnya dalam sebuah alat yang kita rancang kita
membutuhkan bantalan (bearing). Poros yang kita pakai adalah poros yang
memiliki diameter 20 mm, dan meneruskan beban 6675 N serta berputar pada
2000 rpm . maka kita harus memilih secara tepat bantalan sesuai fungsi dan
karkateriktiknya.
b. Desain Konfigurasi (Configuration design)
Pada tipe ini kita merakit semua bagian menjadi satu bagian yang utuh
berdasarkan fungsi dan karakteristiknya. Contoh sebuah komputer yang terdiri
atas keyboard, flopy disk, hardisk, power supply, mainboard harus dirakit
menjadi satu bagian yang berfungsi secara utuh. Dalam perakitan ini yang
diperlukan adalah metode perakitannya yang kita sebut dengan desain
konfigurasi.
12
c. Desain Parametris (Parametric design)
Pada tipe desain ini kita memerlukan sebuah besaran kuantitatif yang menjadi
parameter terbentuknya sebuah produk. Misalnya kita hendak mendesain tanki
penyimpanan berbentuk silider dengan kapasitas 4 m³.
Dalam penyelesainnya kita mendesain sesuai dengan ‘r’ dan ‘t’ yang kita
inginkan sehingga begitu banyak kombinasi yang kita dapatkan. Disinilah
parameter menjadi penting.
d. Desain Asli (Original design)
Setiap proses desain yang kita kerjakan dan sebelumnya belum pernah dibuat
akan dinamakan dengan desain asli. Berbeda dengan tipe desain sebelumnya
(seleksi, konfigurasi dan parametris), maka jenis desain ini benar-benar sesuatu
yang unik dan baru yang kadang-kadang tidak dapat diwakili oleh proses pada
tipe lainnya.
e. Desain Ulang (Redesign)
Apa yang dinamakan desain ulang adalah mendesain sesuatu yang telah eksis.
Sebagian besar proses yang terjadi di industri adalah proses desain ulang dari
prototipe yang telah dibuat sebelumnya. Tapi dalam perkembangannya proses
ini tidak stagnan dan kadang-kadang suatu industri mengadakan perbaikan-
perbaikan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Banyak contoh dari produk-
produk redesign misalnya sepeda, kendaran bermotor, peralatan elektronik dsb.
f. Permodelan dan Pembuatan Prototipe
Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak
bentuk model dan prototipe. Hal ini mencakup, antara lain model pembuktian
konsep, yang akan membantu tim pengembangan dalam menunjukkan
kelayakan.
13
BAB III
METODE PERANCANGAN
3.1 Waktu dan Tempat
Rancangan ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2018 yang
bertempat di Laboratorium Proses Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan,
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan.
3.2 Desain dan Gambar Perancangan Mesin
Perancangan Mesin Screw Press diharapkan dapat memenuhi kekurangan pada
mesin yang telah ada sebelumnya. Sehingga perancangan Mesin Screw Press
ditentukan atas berbagai pertimbangan sebagai berikut :
a. Mesin Screw Press tidak menggunakan tenaga penggerak manusia sebagai
penggerak utamanya melainkan diganti dengan tenaga mesin Dongfeng.
b. Spesifikasi mesin yang ergonomis dengan dimensi yang nyaman bagi operator
dan mudah disesuaikan dengan ruang kerja mesin berdimensi panjang 150 cm
x lebar 100 cm x tinggi 300 cm.
c. Mudah dalam pengoperasian serta perawatan cadang mesin.
d. Higenis bila digunakan untuk produksi.
3.3 Metoda Tahapan Perancangan
3.3.1 Mengidentifikasi Alat yang akan dirancang
Mengidentifikasi alat yang digunakan untuk proses pengempaan dengan ulir
adalah tipe konstan.
14
3.3.2 Membuat Model Alat (Sketsa Alat)
Gambar 3.1 Bagian-bagian mesin
Keterangan :
1. Press Cage 8. Pully Gear Box
2. Cone 9. Pully Mesin Diessel
3. Pengunci Cone 10. Gear Box
4. Gear Ulir Screw Press 11. Penampung Minyak Kasar
5. Rantai Penghubung Poros 12. Rangka Utama
6. As Ulir Screw Press 13. Belt penggerak Gear Box
7. Bearing 14. In-Put Brondolan rebus
3.3.3 Menghitung Komponen Yang Dirancang
a. Ulir/Screw
Ulir berguna untuk memindahkan buah hasil rebusan kearah out-let
karena adanya penyempitan yang diakibatkan oleh conus, maka akan
terjadi pemerasan pada buah tersebut sehingga minyak akan keluar dari
Press Cage.
15
Conveyor ulir biasanya terdiri dari poros yang dipasangi dengan sirip
spiral dengan lebar dan tebal tertentu. Saat poros berputar, material akan
ikut bergerak maju akibat sebagai akibat dari pola spiral pada siripnya.
Screw ini mengikuti putaran pada poros yang mendapatkan daya,
sementara Screw hanya mendapatkan gaya, adapun rumus pada gaya
poros ulir yaitu :
F =
...……....(1)
Dimana : F = Gaya (kg)
b. Poros
Poros merupakan bagian terpenting dari setiap mesin. Pada umumnya
mesin meneruskan daya bersama-sama dengan putaran yang dilakukan
oleh poros. Pada umumnya poros dapat dipasang puli, roda gigi, dan
pasak yang ikut berputar bersama poros, sehingga pada poros dibuat alur
pasak. Pengikatan elemen mesin berputar bersama poros.
Pembebanan pada poros tergantung pada besarnya daya putaran mesin
yang diteruskan, serta pengaruh gaya yang ditimbulkan oleh bagian-
bagian mesin yang didukung dan ikut berputar bersama poros.
Untuk merencanakan sebuah poros, yang perlu diperlukan adalah daya
dengan persamaan sebagai berikut :
P =
……….……...….…….………..(2)
Dimana :
T = momen puntir (kg.mm)
P = daya yang direncanakan (Hp)
n = putaran mesin Diesel (rpm)
16
Adapun perencanaan transmisi pada poros uir :
Gigi gear box yang digunakan berjumlah 18, dan gigi poros ulir yang
digunakan berjumlah 57. Kedua gigi tersebut dipasangkan pada gigiyang
berhubungan. Roda gigi gear box mempunyai diameter berukuran 89,60
mm, sedangkan roda gigi ulir mempunyai diameter berukuran 294,30
mm.
Mesin Screw Press ini memiliki sistem transmisi yang terdiri dari pully,
sabuk-V dan roda gigi lurus serta gear dan rantai. Putaran yang direduksi
oleh sistem transmisi yaitu :
x =
…………..….………....……..(3)
Dimana :
n = Putaran pully Gear Box
i = Ratio gearbox
z1 = jumlah gigi Gear Box
z2 = jumlah gigi poros ulir
x = putaran poros ulir
c. Perencanaan Bearing/ Bantalan
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang
memegang peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu
untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat berputar tanpa
mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus cukup kuat untuk
memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
Jenis bantalan / Bearing yang digunakan didalam perancangan ini adalah
Ball Bearing, jenis ini juga umum digunakan pada industri otomotif. Ball
Bearing memiliki kinerja yang sangat sederhana yang memiliki gerakan
17
putar yang sangat efektif sehingga Bearing ini sangat sering sekali
digunakan khususnya dalam menahan beban putaran (Radial Load).
Adapun perhitungan pada Bantalan / Bearing :
1) Pertama adalah mencari perbandingan antara panjang dan diameter
lubang.
..……………………..………..........(4)
Dimana :
l = panjang bantalan
d = Diameter Poros
2) Adapun kekuatan bantalan.
w =
…..………...…….........................(5)
Dimana :
w = Beban per satuan panjang (Kg/mm)
3) Kemudian kita dapat mengetahui tekanan bearing.
p =
.………….……….….……..........(6)
Dimana :
w = Beban per satuan panjang (Kg/mm)
4) dan menghitung panas yang timbul dengan rumus :
V =
.…………...………….…...........(7)
Dimana :
n = Putaran Poros
18
d. Roda Gigi
Roda gigi merupakan transmisi langsung yang digunakan untuk
menghubungkan dua buah poros. Roda gigi dapat digunakan bila jarak
antara dua buah poros tidak terlalu lebar. Roda gigi merupakan transmisi
langsung yang memiliki kekuatan yang lebih baik dalam
menghubungkan dan memindahkan putaran.
Berdasarkan hasil Perencanaan Transmisi menurut sumber (Sularso,
2004) didapatkan rumus :
1) Diametral Pitch (P) adalah banyaknya gigi setiap satu inch.
P =
…………………………………...…....(8)
2) Modul adalah panjang diameter lingkaran pitch untuk setiap gigi :
m =
…………………………..………...…..(9)
3) Circular Pitch adalah jarak arc yang diukur pada lingkaran pitch dari
salah satu sisi gigi ke sisi yang sama dari gigi yang berikutnya :
CP =
………………………...…....……..(10)
4) Addendum adalah arak radial dari lingkaran pitch sampai ujung
puncak gigi :
Add =
………………………...………..…..(11)
5) Kelonggaran ( Clearance ) jarak radial dari ujung puncak gigi ke
bagian dasar roda gigi yang digerakkan.
=
………………...……….………....(12)
19
6) Deddendum (Dedd) adalah jarak radial dari lingkaran pitch sampai
pada dasar dari gigi.
Deddendum = Addendum + Clearance …….……..(13)
7) Diameter blank (blank diameter) adalah jarak yang panjangnya sama
dengan diameter lingkaran pitch ditambah dengan dua addendum.
blank diameter=D+2 addendum………………..(14)
8) Ketebalan gigi adalah jarak tebal gigi yang diukur pada lingkaran
pitch dari satu sisi ke sisi yang lain pada gigi yang sama. Tebal gigi
nominal ½ Circular Pitch.
= 𝜋 x
…………………….......….……..(15)
Gambar 3.2 Sudut Tekan Roda Gigi
e. Pulley
Pulley adalah suatu alat mekanis yang digunakan sebagai sabuk untuk
menjalankan suatu kekuatan alur yang berfungsi mengantar daya. Cara
kerjanya sering digunakan untuk merubah arah dari gaya yang diberikan,
mengirimkan gerak rotasi, memberikan keuntungan mekanis apabila
digunakan pada kendaraan. (Safrizal, 2017)
20
Pulley digunakan untuk mereduksi putaran mesin Diesel dan putaran
pulley Gear Box dari 1100 rpm , 1350 rpm dan 1600 rpm.
Diketahui :
Daya
P = 1 HP
= 1 x 0,735 kW
P = 0,735W
1) Dalam hal ini dapatlah kita gunakan rumus daya rencana :
Pd = fc . P Pd…………………...…….......(16)
Dimana :
Pd = daya yang direncanakan
2) Rumus momen rencana :
T = 9,74 x 10⁵ x
……………....…….……(17)
Dimana:
T = Momen punter
f. Sabuk-V
Tranmisi sabuk-V berfungsi untuk meneruskan atau mentrasmisikan daya
dari mesin diesel ke gear box dengan sabuk-V di pasang di pulley.
(Shaputra, 2012).
adapun rumus kecepatan sabuk-V yaitu :
v =
..…………………...........(18)
Dimana :
V = kecepatan linier
Dp = Diameter nominal
n1 = rpm
21
g. Rantai / Chain
Rantai Adalah Penyambung Gerakan Pinion Transmisi Ke Gear untuk
memutar Poros, yang bekerja berdasarkan gerakan Hidrolik Transmisi
Dari Pinion dan manual dari Gear.
1) Adapun jumlah rantai dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
k =
(
)
..………......…........(19)
Dimana :
T1 = Jumlah Spocket kecil rantai 18
T2 = Jumlah Spocket besar rantai 57
x = jarak antara poros mesin dan poros input gear box 360
P = Pitch 16,21
2) Perhitungan kecepatan rantai sama halnya dengan menghitung
kecepatan sabuk-V dapat dihitung yaitu :
v =
..……………...................(20)
Dimana :
V = kecepatan linier
Dp = Diameter nominal
n1 = rpm
h. Reducer/Gear Box
Reducer adalah system transmisi yang berfungsi untuk memindahkan dan
mengubah tenaga dari motor. Reducer juga berfungsi untuk merubah
momen puntir, menyediakan rasio gigi yang sesuai dengan beban mesin,
dan menghasilkan putaran mesin tanpa selip. (Prasetyo, 2012)
22
Prinsip kerja reducer yaitu putaran dari motor diteruskan ke input Shaft
melalui hubungan antara clutch/kopling, kemudian diteruskan ke
mainshaft (poros utama), torsi/momen yang ada di mainshaft diteruskan
ke spindle mesin, karena adanya perbedaan rasio dan bentuk dari gigi-
gigi tersebut sehingga putaran spindle yang dikeluarkan berbeda,
tergantung dari rpm yang diinginkan. (Prasetyo, 2012)
i. Cone
Cone dan penahan cone alat ini terletak pada As Screw tunggal yang
berfungsi sebagai pengepressan terhadap bahan yang akan di hantarkan
oleh As Screw untuk mendapatkan hasil minyak kasar dan cake.
Penahan cone berfungsi sebagai pengikat dari cone, agar cone tidak
bergerak pada saat beroperasi utnuk menghasilkan hasil olahnya.
j. Plat Stationery
Gaya dalam plat satu arah dapat dihitung dengan prinsip-prinsip
mekanika teknik, baik statis tertentu maupun statis tak tentu.
SKSNI T15-1991-03 mengijinkan menghitung distribusi gaya dengan
methode koefisien momen, dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Jumlah bentang paling sedikit harus dua
2) Panjang bentang bersebelahan yang paling besar dibagian sebelah kiri
dan kanan tumpuan, tidak boleh ½ kali lipat besar dari panjang
bentang bersebelahan yang paling pendek
3) Beban harus merupakan beban berbagi rata (distribusi)
4) Beban hidup harus 3 kali lebih kecil dari beban mati
(diakses : https://www.scribd.com/doc/100054099/pelat)
k. Rangka
Rangka adalah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang-batang
yang disambung satu dengan yang lain pada ujungnya dengan pen-pen
23
luar, sehingga membentuk suatu rangka kokoh, gaya luar serta reaksinya
dianggap terletak dibidang yang sama hanya bekerja pada tempat-tempat
pen. (Prasetyo, 2012)
Rumus beban pada masing-masing batang yaitu :
w =
………………………………..…(21)
Dimana :
F = Total Beban
w = Beban satuan
3.4 Alat dan Bahan
3.4.1 Alat
a. Motor diesel
Mesin penggerak yang digunakan dalam proses prduk yang dirancang
adalah motor diesel Mitsubishi.
Spesifikasi :
Mitsubishi diesel D 2700
Maximum 27 hp/2400 rpm
Continious 23 hp/2200 rpm
Gambar 3.3 mesin diessel
24
b. Gear Box
sistem transmisi yang digunakan untuk memindahkan dan mengubah
tenaga dari motor diesel.
Spesifikasi :
Model : WPA
Tipe : BO
Ratio : 40
MFG. NO : 1408
Gambar 3.4 Gear Box
c. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai
seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian
bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian
dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah
dilengkapi dengan display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat
25
ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorong di bawah 30 cm dan 0.01
untuk yang di atas 30 cm. (Sularso, 2004)
Gambar 3.5 jangka sorong
3.4.2 Bahan
a. Roda gigi
Roda gigi lurus adalah yang paling mudah dibuat dan paling sering
dipakai, tetapi roda gigi ini sangat berisik karena perbandingan
kontaknya yang kecil, juga kontruksinya tidak memungkinkan
pemasangan bantalan pada kedua ujung poros-porosnya.
Gambar 3.6 Roda Gigi
26
b. Pulley
Pully digunakan untuk mereduksi putaran mesin Diesel dari 1100 rpm ,
1350 rpm dan 1600 rpm.
Gambar 3.7 pulley
c. Transmisi sabuk-V
Sabuk-V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapezium.
Tenunan tetoron atau semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk
untuk membawa tarikan yang besar. Sabuk-V dibelitkan dikeliling alur
pulli yang berbentuk V pula. (Sularso, 2004)
Gambar 3.8 sabuk-V
27
d. Rantai / Chain
Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip.
Gambar 3.9 Rantai / Chain
e. Bantalan / Bearing
Jenis bantalan yang digunakan pada perancangan mesin press ini adalah
jenis Ball Bearing.
Gambar 3.10 Bantalan / Bearing
28
3.5 Bagan Alur Perancangan
Diagram alur proses penelitian ini dapat dilihat pada gambar sistematik ini:
Tidak
Ya
Gambar 3.11 diagram alur perancangan
Mulai
Pengambilan
data dari mesin
yang ada
Proses
Perancangan
Melakuan perhitungan
data
Kesimpulan
selesai
29
3.6 Jadwal Perancangan
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Jenis Kegiatan Bulan
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Pengajuan Judul
2 Seminar Proposal
3 Persiapan Alat
dan Bahan
4 Proses
Perancangan Alat
5 Pengamatan
6 Analisa Data
7 Pengolahan Data
8 Susunan Laporan
Penelitian
9 Seminar Tugas
Akhir