BAB II TINJAUAN KONSEP A. DEFINISI -...
-
Upload
dinhkhuong -
Category
Documents
-
view
236 -
download
11
Transcript of BAB II TINJAUAN KONSEP A. DEFINISI -...
BAB II
TINJAUAN KONSEP
A. DEFINISI
Halusinasi adalah persepsi sensori yang palsu yang terjadi tanpa rangsang
eksternal yang nyata ( Barbara, 1997 ). Halusinasi adalah pencerapan tanpa
adanya rangsang apapun pada panca indera seorang pasien, yang terjadi dalam
dalam keadaan sadar atau bangun, dasarnya mungkin organik, fungsional,
psikotik ataupun histerik ( Maramis, 2004 ).
Halusinasi adalah suatu sensori persepsi terhadap sesuatu hal tanpa stimulus
dari luar. Halusinasi merupakan pengalaman terhadap mendengar suara Tuhan,
suara setan, dan suara manusia yang berbicara terhadap dirinya, sering terjadi
pada pasien skizofenia ( Stuart and Sundeen, 1995).
Berdasarkan ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan Halusinasi adalah
Gangguan persepsi sensori dimana klien tidak mampu menilai dan berespon
pada realita, klien tidak mampu membedakan nyata atau tidak nyata.
Halusinasi yang sering terjadi pada gangguan persepsi sensori adalah
halusinasi akustik atau auditorik. Halusinasi ini sering berbentuk:
1. Akoasma : suara – suara yang kacau balau yang tidak dapat dibedakan
dengan jelas.
2. Phonema : suara – suara yang berbentuk suara jelas yang berasal dari manusia
sehingga klien seperti mendengar suara tertentu.
Halusinasi pendengaran merupakan halusinasi yang paling umum. Klien bisa
mendengar suara seperti suara Tuhan, suara setan, atau suara orang – orang
terdekat yang diterima sebagai suatu yang berbeda dari pemikiran klien.
B. JENIS – JENIS HALUSINASI
Halusinasi menurut Rasmun (2001), itu dapat menjadi :
1. Halusinasi Penglihatan (visual, optik ) : tak berbentuk ( sinar, kilapan, atau
pola atau cahaya ) atau yang berbentuk ( orang, binatang, barang yang di
kenal ) baik itu yang berwarna atau tidak.
2. Halusinasi Pendengaran (akustik) : suara manusia, hewan, binatang, mesi,
barang, kejadian alamiah atau musik.
3. Halusinasi Penciuman (olfaktorius) : mencium sesuatu bau.
4. Halusinasi Pengecap (gustatorik) : merasa / mengecap sesuatu.
5. Halusinasi Peraba (taktil) : merasa di raba, disentuh, ditiup, disinari atau
seperti ada ulat bergerak di bawah kulitnya.
6. Halusinasi Kinestetik : merasa badanya bergerak dalam sebuah ruangan,
atau anggota badannya bergerak ( umpamanya anggota badan bayangan atau
phantomlimb)
7. Halusinasi Viseral : perasaan tertentu timbul didalam tubuhnya.
8. Halusinasi Hipnagogik : terdapat ada kalanya pada seorang yang yang
normal, tetap, sebelum tertidur persepsi sensorik bekerja salah.
9. Halusinasi Hipnopompik : seperti nomor 8, tetapi terjadi tepat sebelum
terbangun sama sekali dari tidurnya. Disamping itu ada pula pengalaman
halusinatorik dalam impian yang normal.
10. Halusinasi Histerik : timbul pada nerosa histerik karena konflik emosional.
C. ETIOLOGI
Menurut Townsend (1998), kemungkinan etiologi pada klien dengan
halusinasi adalah :
1. Panik
2. Menarik diri
3. Stres berat yang mengancam ego yang lemah.
Menarik Diri merupakan kondisi kesendirian yang dialami oleh individu
dan diterima sebagai ketentuan orang lain dan sebagai suatu keadaan yang
negatif atau mengancam.
Faktor Pencetus :
1. Biologis
Abnormalitas otak yang menyebabkan respon neurobiology yang
maladaptive yang baru mulai dipahami, yang termasuk dalam hal ini adalah
sebagai berikut :
a. Penelitian pencitraan otak sudah mulai menunjukkan keterlibatan otak
yang lebih luas dalam perkembangan Skizofenia. Lesi pada area control,
temporal, dan limbic paling berhubungan dengan perilaku psikotik.
b. Beberapa kimia otak dikaitkan dengan Skizofenia, hasil penelitan
menunjukkan bahwa :
- Dopamin neurotransmitter yang berlebihan
- Keidakseimbangan antara dopamine dan neutransmitter lain.
- Masalah-masalah pada reseptor dopamin.
- Para ahli biokimia mengemumakan bahwa halusinasi merupakan
hasil dari respon metabolic terhadap stre yang menyebabkan lepasnya
neurokimia halusinogenik (Stuart dan Sundeen, 1991).
2. Psikolog
Teori psikodinamik untuk terjadinya respon neurobiologik yang maladaptif
belum didukung oleh penelitian ( Stuart and Sundeen, 1991).
3. Sosio Budaya
Stres yang menumpuk dapat meunjang terhadap awitan Skizofenia dan
gangguan psikotik lain tapi tidak diyakini sebagai penyebab utama gangguan
(Stuart and Sundeen, 1991).
Penyebab halusinasi
Halusinasi pendengaran paling sering terdapat pada klien Skizofrenia.
Halusinasi terjadi pada klien skizofrenia dan gangguan manik (Shives, 1998 ).
Halusinasi dapat timbul pada skizofrenia dan pada psikosa fungsional yang lain,
pada sindroma otak organic, epilepsy ( sebagai aura ) , nerosa histerik,
intoksikasi atropine atau kecubung, zat zat halusinogenik dan pada deprivasi
sensorik ( Maramis, 1998 ).
Menurut Barbara ( 1997 ) klien yang mendengar suara – suara misalnya
suara Tuhan, iblis atau yang lain. Halusinasi yang dialami berupa dua suara atau
lebih yang mengomentari tingkah laku atau pikiran klien. Suara – suara yang
terdengar dapat berupa perintah untuk bunuh diri atau membunuh orang lain.
D. TAHAPAN INTERVENSI HALUSINASI
Tingkat intensitas halusinasi ( Stuart dan Sundeen, 1995):
Tahap 1 : Menerangkan –Ansietas tingkat sedang.
a. Tingkat :
Secara umum halusinasi bersifst menyenangkan.
b. Karakteristik :
Orang yang berhalusinasi mengalami keadaan emosi seperti ansietas,
kesepian, merasa bersalah, dan takut serta mencoba untuk memusatkan pada
penenangan pikiran untuk mengurangi ansietas, individu mengetahui bahwa
pikiran dan sensori yang dialami tersebut dapat dikendalikan jika ansietasnya
bisa diatasi (Non Psikotik).
c. Perilaku klien
- Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai.
- Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara.
- Gerakan mata yang cepat.
- Respon verbal yang lamban.
- Diam dipenuhi oleh sesuatu yang mengasyikkan.
Tahap II : Menyalahkan- Ansietas tingkat berat.
a. Tingkat
Secara umum halusinasi menjijikkan.
b. Karakteristik
Pengalaman sensoris bersifat menjijikkan dan menakutkan, orang yang
berhalusinasi mulai merasa kehilangan kendali dan mungkin berusaha untk
menjauhkan dirinya dari sumber yang dipersepsikan, individu mungkin
merasa malu karena pengalaman sensorinya, dan menarik diri dari orang lain
( Non Psikotik ).
c. Perilaku klien
- Peningkatan system saraf otonom yang menunjukkan ansietas, misal
peningkatan tanda-tanda vital.
- Penyempitan kemampuan konsentrasi.
- Dipenuhi dengan pengalaman sensori dan mungkin kehilangan kemampuan
untuk membedakan antara halusinasi dengan realita.
Tahap III : Mengendalikan – Ansietas tingkat berat
a. Tingkat
Pengalaman menjadi penguasa
b. Karakteristik
Orang yang berhalusinasi menyerah untuk melawan pengalaman halusinasi
dan membiarkan halusinasi menguasai dirinya, isi halusinasi dapat berupa
permohonan, individu mungkin mengalami kesepian jika pengalaman sensori
tersebut berakhir (psikotik ).
c. Perilaku klien
- Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh halusinasinya
daripada menolaknya.
- Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain.
- Rentang perhatia hanya beberapa menit.
- Gejala fisik ansietas berat (berkeringat, tremor, ketidakmampuan untuk
mengikuti petunjuk ).
Tahap IV : Menakhlukkan – Ansietas tingkat panic
a. Tingkat
Secara umum halusinasi menjadi lebih rumit dan saling terkait dengan delusi.
b. KIarakteristik
Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak mengikuti
perintah, halusinasi bisa berlangsung dalam beberapa jam atau beberapa hari
bila tidak ada intervensi terapeutik (psikotik ).
c. Perilaku klien
- Perilaku menyerang seperti panik.
- Potensial melakukan bunuh diri.
- Amuk, agitasi, menarik diri dan katatonik.
- Tidak mampu berspon terhadap lingkungan .
E. STRATEGI MERAWAT PASIEN HALUSINASI
Asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi ditekankan agar dapat
mengontrol halusinasinya, sehingga klien tidak larut dalam halusinasinya.
Tindakan yang sudah lazim yang dilakukan untuk mengontrol halusinasi adalah
denga cara menghardik halusinasi jika halusinasi muncul, mengajak ngobrol
perawat atau seseorang untuk diajak ngobrol, menyibukkan diri dengan kegiatan
yang bermanfaat dan yang terakhir adalah teratur mengkonsumsi obat, dapat
pula disebutkan sebagai berikut :
a. Membina hubungan interpersonal, saling percaya
b. Mengkaji gejala halusinasi
c. Fokus pada gejala dan minta individu untuk menguraikan apa yang sedang
terjadi.
d. Identifikasi kemungkinan pernah menggunakan obat atau alkohol.
e. Jika ditanya, katakana secara singkat bahwa anda tidak sedang mengalami
stimulasi yang sama.
f. Bantu individu untuk menguraikan dan membandingkan halusinasi yang
sekarang dengan terakhir dialaminya.
g. Dorong individu untuk mengamati dan menguraikan pikiran, perasaan dan
tindakanya sekarang atau yang lalu berkaitan dengan halusinasi yang
dialami.
h. Bantu individu menguraikan kebutuhan yang mungkin tercermin pada isi
halusinasinya.
i. Bantu individu mengidetifikasi apakah ada hubungan antara halusinasi
dengan kebutuhan yang mungkin tercermin.
j. Sarankan dan perkuat penggunaan hubungan interpersonal dalam pemenuhan
kebutuhan.
k. Identifikasi bagaimana gejala psikologis lain tlah mempengaruhi kemampuan
individu untuk melaksanakan aktifitas hidup sehari – hari.
( Rasmun, 2001 )
F. PENATALAKSANAAN PADA PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN
Keperawatan kesehatan mental psikiatri adalah suatu bidang spesialisasi
praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya
dan penggunaan diri secara terapeuti sebagai kiatnya. Halusinasi visual sering
terjadi pada saat klien bangun tidur / saat mau tidur, ataupun saat klien tidak ada
pekerjaan dan termenung / melamun. Dalam penatalaksanaannya kita mengenal
tuk-tuk dalam proses keperawatan klien dengan halusinasi yaitu:
1. Membina hubungan saling percaya.
2. Menjelaskan pada klien tentang apa yang dia alami sekarang, jelaskan bahwa
itu merupakan halusinasi, baik itu pengertian ataupun sebabnya.
3. Menjelaskan cara-cara mengatasi halusinasi (menghardik, nonton tv dan
melakukan pekerjaan tertentu yang menyibukkan).
4. Menjelaskan pada keluarga tentang gangguan jiwa yang dialami klien,
bagaimana cara mengontrolnya juga dukungan dari keluarga.
5. Menjelaskan pada klien tentang obat yang di minum baik jenis, dosis,
kegunaan maupun efek samping.
( Rasmun, 2001 )
G. POHON MASALAH
Menurut Rasmun (2001) pohon masalah klien dengan halusinasi digambarkan
pada bagan berikut :
Resiko tinggi terhadap Resiko terhadap tindakan Kerusakan komunikasi Kekerasan yang diarahkan Verbal pada lingkungan Perubahan proses pikir :
W
aham omatis
Gangguan konsep diri :
Perubahan persepsi sensoris: Halusinasi pendengaran dan Penglihatan ( core problem )
Penatalaksanaan
Regimen terapeutik Tak efektif
Isolasi sosial: Menarik diri Kurang
Pengetahuan Keluarga merawat
klien
Harga Diri Rendah Kronis
( skema: pohon masalah halusinasi, Rasmun: 2001 )
H. MASALAH KEPERAWATAN
Masalah keperawatan menurut Rasmun, 2001 adalah:
1. Resiko tinggi terhadap tindakan kekerasan yang diarahkn pada lingkungan.
2. Perubahan persepsi sensori.
3. Isolasi sosial : menarik diri
4. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
5. Perubahan proses pikir : waham
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan menurut Rasmun, 2001 yang dapat diangkat adalah:
1. Resiko Perilaku Kekerasan
2. Halusinasi akustik
3. Isolasi Sosial
J. INTERVENSI
Perencanaan Diagnosa Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Halusinasi Pendengaran
TUM: Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya TUK 1: Klien dapat membina hubungan saling percaya TUK 2: Klien dapat mengenal halusinasinya
1. Setelah dilakukan 3x interaksi
klien menunjukkan tanda- tanda percaya kepada perawat: Ekspresi wajah bersahabat Menunjukkan rasa senang Ada kontak mata Mau berjabat tangan Mau menyebutkan nama Mau menjawab salam Mau duduk berdampingan
dengan perawat Bersedia mengungkapkan
masalah yang dialaminya 2.1 Setelah dilakukan 3x interaksi
klien dapat menyebutkan: Isi Waktu Frekuensi Situasi dan kondisi yang
menimbulkan halusinasi 2.2 Setelah dilakukan 3x interaksi
klien menyatakan perasaan dan responnya saat mengalami halusinasi: Marah Takut Sedih Senang Cemas Jengkel
1. Bina hubungan saling p
dengan menggunakan pkomunikasi terapeutik 1.1 Sapa klien dengan
baik verbal maupuverbal
1.2 Perkenalkan nama,panggilan dan tujuperawat berkenala
1.3 Tanyakan nama lendan nama panggiladisukai klien
1.4 Buat kontrak yang 1.5 Tunjukkan sikap ju
menepati janji setiinteraksi
1.6 Tunjukkan sikap emdan menerima apaadanya
1.7 Tanyakan perasaandan masalah yang dihadapi klien
1.8 Dengarkan denganperhatian ekspresiperasaan klien
2.1 Adakan kontak ser
singkat secara bert2.2 Observasi tingkah
klien terkait dengahalusinasinya
2.3 Diskusikan dengan
apa yang dirasakanterjadi halusinasi dberi kesempatan umengungkapkan perasaannya
2.4 Diskusikan denganapa yang dilakukauntuk mengatasi perasaan tersebut
2.5 Diskusikan tentang
TUK 3: Klien dapat mengontrol halusinasinya TUK 4:
3.1 Setelah dilakukan 3x interaksi
klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya
3.2 Setelah dilakukan 3x interaksi klien menyebutkan cara baru mengontrol halusinasi
3.3 Setelah dilakukan 3x interaksi klien dapat memilih dan memperagakan cara mengatasi halusinasi dengar
3.4 Setelah dilakukan 3x interaksi klien dapat melaksanakan cara yang telah dpilih untuk mengendalikan halusinasi
3.5 Setelah dilakukan 3x interaksi klien dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok
dampak yang aka dialaminya bila klmenikmati halusin
3.1 Identifikasi bersam
cara atau tindakandilakukan jika terjhalusinasi ( tidur, menyibukkan diri,
3.2 Diskusikan cara yadilakukan klien Jika cara yang digunakan adappujian
Jika cara yang digunakan maladiskusikan kerucara tersebut
3.3 Diskusikan cara bauntuk memutus/ mengontrol timbuhalusinasi: Katakan pada dsendiri bahwa innyata ( ” saya timendengar ” pahalusinasi terjad
Menemui orang perawat/ teman/anggota keluarg
Membuat dan melaksanakan jakegiatan sehari-yang telah disus
Meminta keluargteman/ perawat menyapa jika seberhalusiasi
3.4 Bantu klien memiliyang sudah dianjudan dilatih untuk mencobanya
3.5 Beri kesempatan unmelakukan cara yadipilih dan dilatih
3.6 Pantau pelaksanaantelah dipilih dan dbila berhasil beri p
3.7 Anjurkan klien menterapi aktivitas kelompok, orientarealita, stimulasi p
Klien dapat dukungan dari keluarga TUK 5: Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
4.1 Setelah dilakukan 3x interaksi pertemuan keluarga, keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dengan perawat
4.3 Setelah dilakukan 3x interaksi
keluarga menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi
5.1 Setelah dilakukan 3x interaksi
klien dapat menyebutkan: Manfaat minum obat Kerugian tidak minum
obat Nama, warna, dosis, efek
terapi dan efek samping obat
5.2 Setelah dilakukan 3x interaksi klien mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar
5.3 Setelah 3x interaksi klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpakonsultasi dokter
4.1 Buat kontrak dengakeluarga untuk pertemuan ( waktutempat, topik )
4.2 Diskusikan dengankeluarga ( pada sapertemuan keluargkunjungan rumah
4.3 Jelaskan kepada ketentang: Pengertian halus Tanda dan gejalhalusinasi
Proses terjadinyhalusinasi
Cara yang dapatdilakukan klien keluarga untuk memutus halusi
Obat- obatan ha Cara merawat ankeluarga yang halusinasi dirumberi kegiatan, jabiarakan sendirimakan bersama,bepergian bersamemantau obat-obatan dan cara pemberiannya umengatasi halus
Beri informasi wkontrol ke rumadan bagaimana mencari bantuanhalusinasi tidak diatasi dirumah
5.1 Diskusikan dengantentang manfaat dkerugian tidak minobat, nama, warnacara, efek terapi dasamping penggunaobat
5.2 Pantau klien saat penggunaan obat
5.3 Beri pujian jika klimenggunakan obadengan benar
5.4 Diskusikan akibat berhenti minum obtanpa konsultasi ddokter
5.5 Anjurkan klien unt
Resiko Perilaku Kekerasan
TUM: Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan TUK 1: Kilen dapat membina hubungan saling percaya TUK 2: Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya TUK 3: Klien dapat mengidentifikasi tanda- tanda perilaku kekerasan
1. Setelah dilakukan 3x pertemua
klien menunjukkan tanda- tanda percaya kepada perawat: Wajah cerah, tersenyum Mau berkenalan Ada kontak mata Bersedia menceritakan
perasaan
2. Setelah dilakukan 3x interaksi
klien menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya: Menceritakan penyebab
perasaan jengkel/ kesal baik diri sendiri maupun lingkungannya
3. Setelah dilakukan 3x interaksi
klien menceritakan tanda- tanda saat terjadi perilaku kekerasan Tanda fisik: mata merah,
tangan mengepal, ekspresi tegang, dan lain- lain
Tanda emosional: perasaan marah, jengkel, bicara kasar
konsultasi kepada perawat jika terjadhak yang tidak diinginkan
1. Bina hubungan saling pdengan: 1.1 Beri salam setiap
interaksi 1.2 Perkenalkan nama,
panggilan perawattujuan perawat berinteraksi
1.3 Tanyakan dan pangnama kesukaan kli
1.4 Tunjukkan sikap emjujur dan menepatsetiap kali berinter
1.5 Tanyakan perasaandan masalah yang dihadapi klien
1.6 Buat kontrak interayang jelas
1.7 Dengarkan denganperhatian ungkapaperasaan klien
2. Bantu klien mengungka
perasaan marahnya: 2.1 Motivasi klien untu
menceritaka penyerasa kesal atau jengkelnya
2.2 Dengarkan tanpa matau memberi penisetiap ungkapan pklien
3. Bantu klien mengungka
tanda- tanda perilaku kekerasan yang dialalm3.1 Motivasi klien
menceritakan kondfisik ( tanda- tandasaat perilaku keketerjadi
3.2 Motivasi klien menceritakan kond
TUK 4: Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukan TUK 5: Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan TUK 6: Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan
Tanda sosial: bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan
4. Setelah dilakukan 3x interaksi
klien dapat menjelaskan: Jenis- jenis ekspresi
kemarahan yang selama ini telah dilakukannya
Perasaanya saat melakukan kekerasan
Efektivitas cara yang dipakai dalam menyelesaiakn masalah
5. Setelah dilakukan 3x interaksi
klien menjelaskan akibat tindak kekerasan yang dilakukannya Diri sendiri: luka, dijauhi
teman, dll Orang lain/ keluarga:
luka, tersinggung, ketakutan, dll
Lingkungan: barang atau benda rusak, dll
6. Setelah dilakukan 3x interaksi
klien: Menjelaskan cara- cara
sehat mengungkapkan rasa marah
emosinya ( tanda-emosional ) saat teperilaku kekerasan
3.3 Motivasi klien menceritakan kondhubungan dengan lain ( tanda- tanda) saat trejadi perilakekerasan
4. Diskusikan dengan klie
perilaku kekerasa yamdilakukannya selama in4.1 Motivasi klien
menceritakan jenistindak kekerasan yselama ini pernah dilakukannya
4.2 Motivasi klien menceritakan peraklien setelah tindakekerasan tersebut
4.3 Diskusikan apakahdengan tindak kekyang dilakukannyamasalah yang dialteratasi
5. Diskusikan dengan klie
akibat negatif ( kerugiacara yang dillakukan p5.1 Diri sendiri 5.2 Orang lain/ keluarg5.3 Lingkungan
6. Diskusikan dengan klie
6.1 Apakah klien mau mempelajari cara bmengungkapkan myang sehat
6.2 Jelaskan berbagai alternatif pilihan umengungkapkan mselain perilaku kekyang diketahui kli
6.3 Jelaskan cara- caramengungkapkan rmarah:
TUK 7: Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan TUK 8: Klien mendapat dukungan keluaraga untuk mengontrol perilaku kekerasan
7. Setelah dilakukan 3x interaksi
klien memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan: Fisik: tarik nafas dalam,
memukul bantal/ kasur Verbal: mengungkapkan
perasaan kesal/ jengkel pada orang lain tanpa menyakiti
Spiritual: zikir/ doa, meditasi sesuai agamanya
8. Setelah dilakukan 3x pertemuan
keluarga: Menjelaskan cara
merawat klien dengan perilaku kekerasan
Mengungkapka rasa puas dalam merawat klien
Cara fisik: nadalam, pukulatau kasur, olraga
Verbal: mengungkapdirinya sedandengan orang
Sosial: latihaasertif denganlain
Spiritual: sembahyang/zikir, meditassesuai dengankleyakinan agamanya mamasing
7.1 Diskusikan cara yamungkin dipilih danjurkan klien mecara yang mungkinmengungkapkan kemarahan
7.2 Latih klien memperagakan cadipilih: Peragakan car
melaksanakanyang dipilih
Jelaskan manfcara tersebut
Anjurkan kliemenirukan peyang sudah dilakukan
Beri penguataklien, perbaikyang masih besempurna
7.3 Anjurkan klien menggunakan carasudah dilatih saat jengkel
8.1 Diskusikan penting
peran serta keluargsebagai pendukununtuk mngatasi pekekerasan
8.2 Diskusikan potensikeluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku
Isolasi Sosial
TUK 9: Klien menggunakan obat sesuai program yang telah ditetapkan TUM: Klien dapat berinteraksi dengan orang lain TUK 1: Klien dapat membina hubungan saling percaya
9.1 Setelah dilakukan 3x interaksi
klien menjelaskan: Manfaat minum obat Kerugian tidak minum
obat Nama obat Bentuk dan warna obat Dosis yang diberikan
kepadanya Waktu pemakaian Cara pemakaian Efek yang dirasakan
9.2 Setelah dilakukan 3x interaksi klien menggunakan obat sesuai program
1. Setelah dilakukan 3x interaksi
klien menunjukkan tanda- tanda percaya kepada / terhadap
kekerasan 8.3 Jelaskan pengertian
penyebab, akibat dcara merawat klienperilaku kekerasandapat dilaksanakankeluarga
8.4 Peragakan cara meklien ( mengnganiperilaku kekerasan
8.5 Beri kesempatan keuntuk memperagaulang
8.6 Beri pujian kepadakeluarga setelah peragaan
8.7 Tanyakan perasaankeluarga setelah mencoba cara yandilatihkan
9.1 Jelaskan manfaat menggunakan obasecara teratur dan kerugian jika tidakmenggunakan oba
9.2 Jelaskan kepada kl Jenis obat ( na
warna dan benobat )
Dosis yang teuntuk klien
Waktu pemak Cara pemakai Efek yang aka
dirasakan klie9.3 Anjurkan klien:
Minta dan menggunakantepat waktu
Lapor ke peradokter jika mengalami efyang tidak bia
Beri pujian tekedisiplinan kmenggunakan
1.1 Bina hubungan sali
percaya dengan: Beri salam set
TUK 2: Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri TUK 3:
perawat: Wajah cerah, tersenyum Mau berkenalan Ada kontak mata Bersedia menceritakan
perasaan Bersedia
mengungkapkan masalahnya
2. Setelah dilakukan 3x interaksi klien dapat menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri dari: Diri sendiri Orang lain Lingkungan
interaksi Perkenalkan n
nama panggilperawat dan tuperawat berke
Tanyakan danpanggil namakesukaan klie
Tunjukkan sikjujur dan menjanji setiap kaberinteraksi
Tanyakan perklien dan masyang dihadapi
Buat kontrak interaksi yang
Dengarkan depenuh perhatiekspresi perasklien
2.1 Tanyakan kepada ktentang: Orang yang ti
serumah/ temsekamar klien
Orang yang pdekat dengan dirumah/ diruperawatan
Apa yang memklien dekat deorang tersebu
Orang yang tidekat dengan dirumah/ diruperawatan
Apa yang memklien tidak dedengan orangtersebut
Upaya yang sdilakukan agadengan orang
2.2 Diskusikan denganpenyebab menarikatau tidak mau berdengan orang lain
2.3 Beri pujian terhadakemampuan klien mengungkapkan perasaannya
Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri TUK 4: Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap TUK 5: Klienmampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial TUK 6: Klien mendapat dukungan keluarga
3. Setelah dilakukan 3x interaksi klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial, misalnya: Banyak teman Tidak kesepian Bisa berdiskusi Saling menolong
Dan kerugian menarik diri, misalnya: Sendiri Kesepian Tidak bisa berdiskusi
4. Setelah dilakukan 3x interaksi
klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan: Perawat Perawat lain Klien lain Kelompok
5. Setelah dilakukan 3x interaksi
klien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial dengan: Orang lain Kelompok
6.1 Setelah dilakukan 3x
3.1 Tanyakan pada klietentang: Manfaat hubu
sosial Kerugian men
diri 3.2 Diskusikan bersam
tentang manfaat berhubungan sosiakerugian menark d
3.3 Beri pujian terhadakemampuan klien mengungkapkan perasaannya
4.1 Observasi perilaku
saat berhubungan 4.2 Beri motivasi dan b
klien untuk berkenberkomunikasi den Perawat lain Klien lain Kelompok
4.3 Libatkan klien dalaTerapi Aktivitas Kelompok
4.4 Diskusikan jadwal yang dapat dilakukuntuk meningkatkkemampuan klien bersosialisasi
4.5 Beri motivasi klienmelakukan kegiatasesuai dengan jadwyang telah dibuat
4.6 Beri pujian terhadakemampuan klien mengungkapkan perasaannya
5.1 Diskusikan dengan
tentang perasaannsetelah berhubungsosial dengan: Orang lain Kelompok
5.2 Beri pujian terhadakemampuan klien mengungkapkan perasaannya
6.1 Diskusikan penting
dalam memperluas hubungan sosial TUK 7: Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
pertemuan keluarga dapat menjelaskan tentang: Pengertian menarik diri Tanda dan gejala
menarik diri Penyebab dan akibat
menarik diri Cara merawat klien
menarik diri 7.1 Setelah dilakukan 3x interaksi
klien menyebutkan: Manfaat minum obat Kerugian tidak minum
obat Nama, warna, dosis, efek
terapi dan efek samping obat
7.2 Setelah dilakukan 3x interaksi klien mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar
7.3 setelah dilakukan 3x interaksi klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter
peran serta keluargsebagai pendukunmengatasi perilakumenarik diri
6.2 Diskusikan potensikeluarga untuk membantu klien mengatasi perilakumenarik diri
6.3 Jelaskan pada kelutentang: Pengertian me
diri Tanda dan gej
menarik diri Penyebab dan
menarik diri Cara merawat
menarik diri 6.4 Latih keluarga cara
merawat klien mendiri
6.5 Tanyakan perasaansetelah mencoba cyang dilatihkan
6.6 Beri motivasi keluaagar membantu kluntuk bersosialisa
6.7 Beri pujian kepadakeluarga atas keterlibatannya mklien di rumah sak
7.1 Diskusikan dengantentang manfaat dkerugian tidak minobat, nama, warnacara, efek terapi dasamping penggunaobat
7.2 Pantau klien saat penggunaan obat
7.3 Beri pujian jika klimenggunakan obadengan benar
7.4 Diskusikan akibat berhenti minum obtanpa konsultasi ddokter
7.5 Anjurkan klien unt
konsultasi kepada perawat jika terjadhal yang tidak diin