BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran...
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pedagang Sayur Keliling
Pedagang Sayur Keliling (Vegetable merchant circle) adalah salah satu
usaha yang merupakan suatu kegiatan perdagangan eceran yang melaksanakan
pemberian jasa. pedagang sayur keliling merupakan salah satu pekerjaan yang
berperan dalam mengurangi pengangguran.
Pedagang sayur keliling sering dihubungkan dengan proses urbanisasi,
masalah dan kebijakan kesempatan kerja, serta tentang kerangka dan perencaan
kota. Pedagang sayur keliling biasanya digambarkan sebagai perwujudan
pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun
semakin besar di desa dan perkotaan, karena adanya ketidakseimbangan antara
lapangan kerja dengan angkatan kerja.
Meskipun pedagang sayur keliling dipandang sebelah mata di masyarakat
yang dianggap sebagai jenis pekerjaan yang sama sekali tidak relevan. Sekalipun
produktivitas para pedagang sayur keliling itu sangat rendah jika dibandingkan
dengan pedagang di sektor ekonomi modern, namun dunia mereka jauh lebih
superior daripada dunia pengangguran. Betapapun sederhananya penampilan
mereka dilihat dari segi estetika tata kota, namun jelas mereka itu memberi
pelayanan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat desa dan kota, dan menjadi
bagian intergral dari sistem ekonomi urban. Sekalipun produktivitasnya rendah,
13
namun sektor ini telah memberikan mata pencaharian kepada banyak orang
berupa pekerjaan tetap maupun sampingan yang berpendapatan cukup.
Meskipun usaha pedagang sayur keliling tersebut bersifat mandiri awalnya
tergantung pada pihak terkait, namun diharapkan adanya pembinaan yang efektif
agar mereka bisa mandiri dan berkembang dengan baik. Dengan kemandirian
tersebut, Pedagang Sayur keliling tidak lagi tergantung kepada pihak terkait tetapi
mempunyai kaitan yang sifatnya saling mendukung dan saling membutuhkan.
Keterkaitan tersebut bertujuan untuk menciptakan kondisi pasar yang sehat dan
dinamis. Sehat diartikan sebagai pasar yang didalamnya terdapat bermacam-
macam usaha yang bergerak bersama-sama dalam persaingan yang sehat. Dinamis
berarti bahwa keterkaitan usaha tersebut bukanlah hubungan antara pemberi dan
penerima, melainkan hubungan rasional kedua belah pihak yang saling membantu,
saling mendukung dan saling membutuhkan. Bukan merusak pasar yang hanya
akan menguntungkan untuk dirinya sendiri tetapi merugikan bagi orang lain.
Dengan melihat manfaat hadirnya pedagang sayur keliling, maka kegiatan
usahanya perlu dibina dan ditata agar benar-benar bermanfaat, baik bagi pedagang
sayur keliling sendiri maupun bagi masyarakat serta pemerintah.
Penelitian tentang sektor informal di Indonesia mengambil daerah-daerah
Bandung, Cirebon, Tasik Malaya, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya. Hasilnya
adalah bahwa pekerja sektor informal pada sub sektor perdagangan adalah
penerima penghasilan terbesar. Keuntungan rata-rata per hari yang mereka
peroleh adalah sebesar Rp.2.500,- untuk Pedagang Sayur Keliling dan Rp 2.400,-
untuk pedagang yang telah menetap. Bila dilihat dari lamanya berusaha, pedagang
14
sayur keliling rata-rata baru berusaha selama 1-5 tahun. Kalau dilihat dari umur
para pekerja, mereka berkisar antara 30-50 tahun, meskipun juga ada yang berusia
di bawah 30 tahun.
Salah satu potensi yang cukup menonjol dalam perekonomian Indonesia
adalah kemampuannya sebagai penyedia lapangan kerja bagi kelebihan
penawaran kerja di daerah perkotaan. Di samping itu, sektor informal juga dapat
menggerakkan partisipasi wanita. Dengan anggapan bahwa sektor informal itu
relatif kecil menyerap tenaga kerja dan tidak perlu mendapat perhatian khusus.
Tinjauannya mengenai sektor informal menunjukkan bahwa perekonomian
sektor informal relatif lebih stabil daripada sektor formal, karena sektor informal
tidak tergantung pada perekonomian internasional, modal yang besar maupun
ketrampilan yang tinggi. Kelesuan ekonomi relatif kurang dirasakan di sektor
informal. Juga dikatakan bahwa pertumbuhan sektor informal dapat
meningkatkan ekonomi daerah yang lemah.
Selanjutnya Litbang DPP – FBSI menyebutkan bahwa penghasilan di
sektor informal ini sangat tinggi. Di Jakarta pekerja sektor informal memperoleh
penghasilan minimal Rp 1.050,- selain itu pedagang sayur keliling memperoleh
antara Rp.2000 dan Rp 3000,- perhari. Demikian pula dari hasil-hasil penelitian
yang telah dihimpun oleh Puslitbang Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja RI,
1995 menyebutkan bahwa motor setengah pemilik (kreditan) untuk dibebani
ongkos sewa tetapi dibebani cicilan, pendapatannya berkisar antara Rp 400,-
sampai Rp 1.250 perhari.
15
Yang melakukan penelitian tentang pemupukan modal pedagang sayur
keliling di Kecamatan Soko Kabupaten Tuban, menyimpulkan bahwa sebagian
besar pedagang sayur keliling tidak atau kurang mampu memupuk modal. Modal
produktif yang mereka miliki tidak berkembang dan atau lambat berkembang. Hal
itu dikarenakan hasil atau laba dari pendapatan setiap harinya digunakan untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari, jadi modal mereka jumlahnya tetap atau
bertambah sedikit bahkan bisa berkurang. Sehubungan itu pula pendatan (dan
taraf hidup) mereka tidak dapat atau kurang cepat meningkat. Dinyatakan bahwa
80.32 persen Pedagang Sayur Keliling tergolong bukan wiraswasta dan
kewiraswastaannya rendah 91,34 persen tidak memiliki sikap mengutamakan
pengembangan usaha dagang. Data tentang tingkat pemupukan modal
menunjukkan bahwa 7,87 persen pedagang mengalami penyusutan modal dan
65,35 persen pedagang tidak mengalami perubahan dalam jumlah modalnya.
Tampak bahwa sektor informal banyak terdapat di negara-negara sedang
berkembang. Pekerjaannya pada umumnya berpendidikan rendah, terjadi akibat
adanya migrasi dari desa ke kota, berpenghasilan rendah dan kurang memupuk
modal serta mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha pedagang sayur keliling dapat
menyediakan lapangan pekerjaan bagi kelebihan angkatan kerja, tertutama yang
berpendidikan rendah atau tidak berpendidikan. Usaha ini cenderung menjadi
pekerjaan tetap bagi pedagang sayur keliling di Kecamatan Soko dan hanya
sebagian dari pedagang yang menjadikan usaha ini sebagai pekerjaan sampingan.
Umumnya para pedagang sayur keliling dalam memenuhi kebutuhan modalnya
16
meminjam pada keluarga, teman, menjual harta maupun mengambil tabungan
sendiri yang tidak akan menanggung beban bunga. Terhadap keberhasilan usaha
pedagang sayur keliling , diantara empat variabel bebas (modal usaha, tingkat
pendidikan, pengalaman berusaha dan sikap usaha dagang), hanya variabel modal
usaha dan sikap usaha dagang yang berpengaruh secara signifikan terhadap
keberhasilan usaha pedagang sayur keliling. Namun dilihat dari rentabilitas
ekonomis, variabel modal menunjukkan kecenderungan yang negatif. Ini berarti
semakin tinggi modal usaha yang digunakan, justru semakin tidak efisien (web,
id-jurnal blogspot, 2009).
Menurut Peraturan Daerah nomor 13 tahun 2005 tentang penataan
pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima adalah penjual barang atau jasa yang
secara perorangan dan atau kelompok berusaha dalam kegiatan ekonomi yang
tergolong dalam skala usaha kecil yang menggunakan fasilitas umum dan bersifat
sementara atau tidak menetap dengan menggunakan peralatan bergerak maupun
tidak bergerak dan atau menggunakan sarana berdagang yang mudah dipindahkan
dan dibongkar pasang.
Menurut Gulo (2002), pedagang kaki lima diartikan sebagai usaha kecil
masyarakat yang bergerak di bidang perdagangan dengan lingkungan usaha yang
relatif kecil, terbatas dan tidak bersifat tetap. Dalam pengertian ini, pedagang kaki
lima sering dilekati oleh ciri-ciri perputaran uang yang kecil, tempat usaha yang
tidak meneetap, modal terbatas, segmen pasar pada masyarakat kelas menengah
ke bawah dan jangkauan usaha yang tidak terlalu luas.
17
Karakter utama dari pedagang sayuran keliling adalah:
1. Mengusahakan agar barang dagangannya habis terjual pada hari itu juga.
Hal ini karena dagangannya bersifat tidak tahan lama atau jumlahnya
sedikit sehingga diharapkan ada perputaran modal setiap harinya.
Akibatnya pedagang sayur keliling akan berusaha sedekat mungkin
dengan calon pembelinya agar barang dagangannya habis terjual.
2. Bekerja setiap hari sesuai keinginan dan selama kondisinya
memungkinkan.
3. Cara penyajian dan pengemasan barang sangat sederhana tanpa
memperhatikan kualitas produk baik secara fisik maupun estetika.
4. Biasanya jenis sayuran yang dijajakan berbeda beda sesuai dengan musim
tanam sayuran.
5. Harga yang ditawarkan fluktuatif karena menyesuaikan dengan kondisi
komoditi, dagangan dan waktu berdagang serta kelangkaan barang serta
daya tawar menawar.
2.2. Keuntungan Berdagang Sayur Keliling
Para pedagang sayur keliling di Kecamatan Soko Kabupaten Tuban
berdagang sayur dengan menggunakan sepeda kayuh atau sepeda motor.
Meskipun sepertinya kecil, namun sebenarnya kegiatan ini dapat menghasilkan
keuntungan yang lumayan. Keunikan lainnya dari pedagang sayur keliling yaitu
dari segi pendekatannya. Pendekatan yang dilakukan menggunakan sistem
18
kekeluargaan. Banyak keuntungan yang bisa diambil daripada membuka warung
di rumah. Kelemahan membuka warung di rumah, belum tentu tempat yang
dipakai strategis dan mudah dijangkau. Sedangkan berdagang sayur keliling dapat
berpindah-pindah tempat berkeliling sampai menemukan tempat yang strategis
untuk di jangkau setiap hari untuk menghampiri pelanggan yang sudah
berlangganan dan mencari pelanggan baru. Berikut 5 keuntungan berdagang
sayur keliling (web, bisnishack 2014) :
1. Jemput Bola
Sistem menjemput bola adalah mendatangi pelanggan dari pintu ke pintu.
Hal ini lebih tepat sasaran karena biasanya para ibu-ibu sendang berkumpul untuk
menunggu para pedagang sayur datang. Pedagang bisa berkeliling komplek dari
RT ke RT atau dari Desa ke Desa. Berkeliling sambil meneriakkan “sayur” dan
membunyikan klakson sepeda motor bagi pedagang yang berjualan menggunakan
sepeda motor, kemudian sebagian ibu-ibu akan segera keluar dan membeli
dagangan. Sering kali mereka menunggu pedagang lewat untuk membelinya.
Cara ini sangat ampuh dan efisien bagi mereka yang tidak memiliki tempat
strategis untuk berjualan. Pelanggan akan lebih mudah mengenal pedagang dan
produk yang ditawarkan. Namun usaha menjemput bola ini membutuhkan usaha
yang keras. Manfaat lainnya bisa mempererat tali silaturrahmi pelanggan dengan
pedagang. Pedagang akan hafal betul nama ibu-ibu yang sering membeli sayuran
karena hamper setiap hari menjumpai para pelanggan setianya. Untuk permulaan,
lengkapi dagangan namun dalam jumlah yang sedikit saja. Karena ketika baru
mengelilingi wilayah tersebut banyak orang yang tidak tahu bahwa ada pedagang
19
sayur keliling baru. Semua butuh proses dan adaptasi. Jika belum ada yang
membeli, sesekali berhenti di suatu titik yang strategis untuk menunggu pembeli
keluar. Bisa saja saat pedagang berteriak dan membunyikan klakson para ibu-ibu
tidak mendengarnya. Jangan mudah menyerah dan putus asa.
2. Memudahkan Pelanggan
Seiring dengan perkembangan teknologi yang serba modern ini sekarang
proses jual beli sudah banyak menggunakan sistem pesan online lewat hand
phone, dimana hampir semua masyarakat menginginkan kepraktisan dan
kemudahan dalam memenuhi kebutuhan. Mempermudah pelanggan dalam
mencari sayuran untuk dimasak adalah salah satunya, biasanya pelanggan bisa
pesan lewat sms atau whatsapp malam harinya. barang apa yang akan di pesan
sehingga pedagang bisa mencarikan barang apa yang telah di pesan konsumen
kepadanya untuk dicari di pasar tradisional. Pelanggan tinggal menggu di rumah
sampai pedagang lewat dengan membawakan barang pesanannya. Pelanggan
tidak perlu lagi pergi ke pasar untuk membeli sayuran. Terutama bagi para ibu-
ibu rumah tangga yang masih harus mengerjakan pekerjaan lain. Sambil
menunggu pedagang mereka bisa mengerjakan pekerjaan lain. Pelanggan bisa
membeli bahan yang sedikit pada dagangan yang pastinya akan sangat
menghemat kantong. Biasanya ibu-ibu tidak suka membeli dalam porsi besar
karena belum tentu sayur itu akan dimasak sekalian.
Terkadang pelanggan akan memesan sesuatu untuk dimasak keesokan
harinya. Ajang membeli sayur bisa digunakan pelanggan untuk saling bertemu
dan bercerita. Ketika sudah laris, pedagang perlu menambah jumlah dagangan
20
agar semua pelanggan tidak kecewa. Mereka sudah menunggu namun sayuran
sudah habis. Jika mereka rela menunggu berarti mereka mempercayakan
sayurannya kepada pedagang. Ingat pelanggan adalah pembeli yang manja,
mereka sangat senang dimanjakan. Semua orang menyukai hal-hal yang mudah
dari pada yang rumit.
3. Sayuran Masih Dalam Keadaan yang Segar
Sudah bisa dipastikan sayuran masih segar karena pedagang baru saja
membelinya dari petani dan dari pasar. Mulai dari ikan, ayam, daging, sayuran
dan bumbu dalam keadaan segar. Tentunya akan membuat pelanggan senang
dalam berbelanja karena sayuran yang dibawa selalu segar. Atau jika memang
ada dagangan yang tidak laku pada hari itu dan tidak mungkin untuk
membuangnya, pedagang bisa menjualnya hari besok dengan harga yang sama
ketika membeli di pasar. Tidak mengapa jika rugi sedikit yang penting dagangan
habis dan tidak terbuang sia-sia. Nantinya modal juga cepat kembali. Tapi ingat
dagangan kemarin harus masih layak untuk dikonsumsi karena biasanya sayur-
sayuran cepat layu dan daging akan mengeluarkan bau yang tidak sedap karena
sudah satu hari lebih tidak laku. Jika pedagang menipu maka harus siap dengan
putusnya hubungan antara pedagang dan pelanggan. Jangan pernah
mencampurkan bahan berbahaya untuk membuat sayur selalu segar. Ini adalah
tindakan kriminal dan merugikan kesehatan orang lain. Pedagang yang awet
adalah pedangan yang jujur. Meski hanya penjualan sayur, harus mengerti tata
krama dan sopan santun untuk menghadapi pelanggan. Setiap pelanggan
memiliki sifat yang berbeda-beda. Tunjukkan keramahan maka pelanggan akan
21
merasa nyaman menjadi langganan. Jika mendapat pelanggan yang menyebalkan
tetap sabar menghadapinya. Bagaimanapun juga Anda membutuhkan mereka
untuk membeli dagangan tanpa sisa. Kepuasan pelanggan adalah kunci utama
dalam melakukan usaha apapun.
4. Lebih Menyeluruh
Ini keuntungan besarnya, bisa saja semua penghuni komplek atau RT
adalah pelanggan. Dengan berjualan sayur keliling semua daerah bisa dijangkau
dengan mudah. Yang tadinya rumahnya jauh dari pasar tidak perlu lagi pergi ke
pasar. Sistem dagang berkeliling akan mempermudah untuk memperkenalkan
usaha. Selain itu sepeda yang digunakan bisa melewati gang-gang kecil karena
ukurannya tidak terlalu besar dan tidak memenuhi jalan. Pastinya nanti pedagang
akan hafal mana daerah yang ramai pembeli dan mana yang sepi pembeli. Mana
yang biasanya membeli ini dan mana yang biasanya membeli itu.
Berbeda dengan mereka yang membuka warungnya di titik tertentu.
Mereka tidak bisa menjangkau pelanggan yang berada di gang-gang sempit
karena menggunakan sistem biarkan pelanggan yang datang membeli. Memang
dengan itu mereka tidak perlu lelah berjualan berkeliling mengelilingi semua
wilayah, namun cara itu kurang efektif. Terkadang ada pelanggan yang malas
untuk keluar rumah bisa karena kendala cuaca yang panas atau hujan. Dari kedua
sistem ini pedagang bisa memilih mana yang efisien dan mana yang tidak.
Tinggal memilih saja, memang saat berkeliling banyak tenaga yang dikeluarkan.
Tapi ada manfaat lain yaitu tubuh menjadi lebih sehat karena terbiasa bergerak
mendatangi pelanggan yang sudah menunggu. Dengan berkeliling tentunya akan
22
menambah kenalan yang lebih banyak karena dalam melakukan usah perlu di
kenal oleh masyarakat luas.
5. Membuat Pelanggan Menjadi Setia
Pedagang harus selalu datang membawa dagangan yang sudah dinantikan
oleh banyak pelanggan. Karena kemudahan ini pelanggan mempercayakan
belanjaannya. Mereka akan setia membeli dagangan. Bahkan jika satu hari saja
pedagang tidak berkeliling keesokan harinya banyak pelanggan yang menanyai
mengapa tidak berjualan. Untuk mengantisipasinya pedagang bisa memberitahu
terlebih dahulu bahwa keesokan harinya tidak berjualan karena alas an tertentu.
Dengan begitu untuk sementara pelanggan bisa membeli sayuran pada orang lain.
Mencari pelanggan yang setia sangat sulit, setelah mendapatkannya jaga kesetiaan
mereka. Jangan pernah kecewakan dengan kehadiran yang tidak rutin berkeliling
atau lama tidak berkeliling lalu tiba-tiba muncul. Pastinya akan membuat
pelanggan kesal, ketika menanti malah tidak datang tapi ketika tidak ingin
membeli justru datang. Atau pelanggan sudah memesan suatu sayuran namun
pedagang lupa untuk membawakannya. Inilah yang memutuskan kesetian
pelanggan. Pelanggan akan mencari langganan lain karena mengembalikan
kepercayaan itu sulit jadi jagalah kepuasan pelanggan.
2.3. Peluang Besar Usaha Pedagang Sayur Keliling
Dengan adanya pedagang sayur keliling masyarakat sangat terbantu karena
para ibu rumah tangga tidak perlu repot-repot harus pergi berbelanja ke pasar atau
ke warung, para ibu rumah tangga hanya cukup tinggal menunggu para pedagang
23
sayur keliling yang sudah terbiasa jualan. Dengan adanya pedagang sayur keliling
maka para ibu akan lebih hemat waktu.
Seperti para pedagang sayur di Kecamatan Soko kebanyakan para
pedagang keliling dengan menggunakan sepeda kayuh dan sepeda motor karena
mengingat medan di Kecamatan Soko Kabupaten Tuban jangkauannya jauh
sehingga tidak memungkinkan para pedagang sayur keliling dengan menggunakan
gerobak dorong. Pedagang sayur yang berkeliling di Kecamatan Soko Kabupaten
Tuban tidak hanya laki-laki tapi para ibu rumah tangga pun juga ikut menggeluti
berdagang sayur keliling dengan menggunakan sepeda kayuh dan sepeda motor.
Setiap daerah atau dusun terdapat beberapa pedagang sayur keliling namun
para pedagang keliling mengambil waktu yang berbeda. Dapat di pastikan setiap
hari ada pedagang sayur yang berjualan bahkan dalam satu hari ada dua atau lebih
pedagang sayur pagi dan siang. Barang-barang yang di jual lengkap segala
kebutuhan ibu di dapur hanya sebagian dari bahan pelengkap saja yang tidak
tersedia.
Sayur adalah kebutuhan primer manusia yang harus selalu di siapkan,
karena pada dasarnya tubuh manusia membutuhkan kandungan gizi yang cukup
supaya tubuh selalu sehat. Tidak semua orang mempunyai banyak waktu untuk
pergi ke pasar saat pagi, kebanyakan orang lebih suka untuk membeli sayur dari
pedagang sayur keliling, yang menurut mereka lebih efisien dan menghemat
waktu.
24
Dari situlah sudah terlihat jelas bahwa berdagang sayur keliling adalah
peluang usaha yang sangat menjanjikan saat ini bahkan sampai masa depan nanti,
sehingga jualan dengan cara berkeliling termasuk dalam usaha jualan
menggunakan sepeda atau sepeda motor yang tentunya sangat menjanjikan. Bagi
pedagang yang ingin memulai usaha ini ada baiknya mengetahui beberapa tips
dan strategi yang bisa di pelajari sebelum menjalankan usaha sayur keliling,
karena berjualan itu tidak mudah harus ada wawasan dan pengetahuan tentang tata
cara bedagang. Berikut adalah tips sebelum memulai usaha berdagang sayur
keliling :
1. Tentukan Lokasi
Saat berkeliling menjual sayuran, seorang pedagang tidak bisa asal jalan
memilih tempat yang akan di datangi. Karena tidak semua lokasi bagus untuk
berdagang keliling. Jika ingin memilih berdagang pada lokasi yang padat
penduduk, cobalah untuk melakukan survey, apakah banyak pesaing yang juga
berdagang sayuran keliling, jika jumlah tidak terlalu banyak, pedagang bisa mulai
berkeliling berdagang disana. Lokasi yang paling tepat untuk berdagang sayur
keliling adalah desa padat penduduk yang jauh dari pasar. Desa yang padat
penduduk tentu kebutuhan akan sayurannya juga banyak. Hal ini akan menjadi
peluang yang besar bagi pedagang sayur keliling.
25
2. Siapkan Modal
Setelah mendapatkan beberapa lokasi yang sudah di survei, langkah
selanjutnya adalah mempersiapkan modal yang di gunakan untuk membeli sayur
dan sarana pendukung lainnya. Untuk mendapatkan sayuran yang akan di jual,
pedagang bisa membelinya di pasar-pasar tradisional, atau jika ingin mendapat
harga yang lebih murah pedagang bisa membeli langsung pada petani. Bila ada
petani yang mau bekerja sama, tentu sangat menguntungkan karena harga dari
petani dengan harga dari pasar pasti selisihnya lumayan banyak, hal ini tentunya
akan menjadi keuntungan tersendiri bagi pedagang sayur. berdagang sayur adalah
termasuk usaha kecil-kecilan dengan untung besar, jadi jangan ragu untuk segera
memulai usaha ini.
3. Pilih Kendaraan
Kendaraan adalah modal utama yang harus di miliki untuk jualan sayuran,
untuk memudahkan pedagang menjangkau daerah yang jauh sekalipun.
Kebanyakan kendaraan yang paling sering di gunakan untuk berjualan adalah
sepeda dan sepeda motor. Jika mempunyai motor bisa menggunakan rengkek
(tempat membawa sayuran). Di pasang di jok belakang dan dikaitkan dengan
sepeda menggunakan tali agar tidak mudah lepas.
26
4. Layani Pelanggan Sebaik Mungkin
Selanjutnya adalah cara pelayanan , meski hal ini terkesan sepele, namun
bila di terapkan dengan baik maka pedagang akan mendapat banyak pelanggan
tetap. Biasanya pelanggan dari rumahan atau komplek tidak membayar cash,
jangan menolak, karena konsumen yang memiliki hutang akan memiliki
keterikatan dengan pedagang, sehingga mereka akan terdorong untuk terus
berbelanja sayuran kepada pedagang. Namun ada juga pelanggan yang
menghilang atau ganti pedagang yang lain karena memiliki hutang, hal tersebut
adalah resiko dalam melakukan usaha. Jangan lupa untuk selalu melayani
pelanggan dengan ramah dan senyuman. Pelayanan yang baik sangat berpengaruh
terhadap kepuasan pelanggan yang akan menimbulkan dampak baik bagi setiap
usaha apapun.
5. Tawarkan Kepada Pembeli Tentang Sistem Pesan
Setiap ada pembeli jangan lupa untuk selalu menawarkan pesanan yang
mungkin tidak dijual oleh pedagang. Pedagang bisa menawarkan jasa pesanan
barang atau sayuran yang di inginkan oleh konsumen, meski barang tersebut tidak
ada kaitnya dengan usaha. Tentu saja hal itu akan menjadi peluang baru dengan
berjualan produk lain selain yang di jual setiap harinya dan mungkin akan
menambah inovasi baru pada usaha berdagang sayur keliling.
27
2.4. Teori Harga dan Penetapan Harga
Harga adalah suatu nilai atau nominal yang harus di keluarkan oleh
pembeli untuk mendapatkan barang atau jasa yang memiliki nilai guna beserta
pelayanannya. Dalam menetapkan harga di perlukan suatu pendekatan yang
sistematis, di mana melibatkan penetetapan tujuan dan mengembangkan suatu
struktur penetapan harga yang tepat. Dalam usaha berdagang sayur keliling
penetapan harga tentunya sangat berpengaruh terhadap kelancaran usahanya
karena terlalu banyak pesaing-pesaingnya. Jadi dalam menentukan harga seorang
pedagang harus pandai menghitung antara modal dan laba, jangan mengambil laba
terlalu banyak tapi juga jangan terlalu sedikit karena harus di perhitungkan juga
dengan biaya operasionalnya. Dalam berdagang mengambil laba sedikit tapi
dagannya laris itu lebih baik dibandingkan dengan mengambil laba banyak tapi
tidak laku-laku. Mengambil laba sedikit tapi terus menerus atau berkelanjutan
sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan prospek usaha tersebut.
2.4.1. Metode-Metode Penetapan Harga
Metode penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi empat kategori
utama, yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasisi biaya,
berbasis laba, dan berbasis persaingan (web, ilmu ekonomi. 2016).
a. Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan
Merupakan metode yang menekankan harga pada permintaan pelanggan
yang berpengaruh pada biaya, laba, dan persaingan.
28
b. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya
Pada metode ini Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan
pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat
menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead, dan laba.
c. Metode Penetapan Harga Berbasis Laba
Metode ini bertujuan menyeimbangkan antara pendapatan dan biaya
dalam penetapan harga. Hal ini dilakukan atas dasar target volume laba
spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau
investasi.
d. Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan
Metode ini harga ditentukan berdasarkan harga-harga pesaingnya. Hal ini
dilakukan agar tidak ketinggalan dengan kompetitornya. Dalam metode ini
paling tidak menetapkan harga yang sama atau di bawah kompetitrornya.
2.4.2. Tujuan Penetapan Harga
1. Berorientasi pada Laba, bahwa setiap pedagang selalu memilih harga yang
dapat menghasilkan laba yang paling tinggi atau sering disebut
”maksimisasi laba”.
2. Berorientasi pada Volume, bahwa penetapan harga sedemikian rupa agar
dapat mencapai tingkat volume penjualan tertentu, nilai penjualan atau
pangsa pasar tertentu.
3. Berorientasi pada citra (image), bahwa penetapan harga tertentu dapat
membentuk citra pedagang, misalnya menetapkan harga tinggi dapat
membentuk citra pedagang yang prestisius, sementara menetapkan harga
29
yang rendah memungkinkan menjaga nilai pedagang agar terkesan murah
(menjaga harga yang terendah di suatu daerah).
4. Berorientasi pada Stabilitas Harga, hal ini dilakukan untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara suatu pedagang sayur
keliling dan harga di pasar tradisional.
2.5. Usaha Informal
Menurut UndangUndang Republik Indonesia no.9 tahun 1995 tentang
usaha kecil menyatakan bahwa usaha kecil merupakan kegiatan ekonomi rakyat
yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan atau hasil penjualan per
tahun sebagai berikut: (1) memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, (2) memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000 (3) milik warga Negara
Indonesia, (4) berdiri sendiri, dan (5) bentuk usaha perorangan.
2.5.1. Ciri-ciri Sektor Usaha Informal
Sektor Usaha Informal Hanya Memiliki Ruang Lingkup Usaha Ekonomi
yang Sempit dan Kecil
Mengapa sektor usaha informal hanya memiliki ruang lingkup usaha
ekonomi yang sempit dan kecil-kecil? Karena sektor usaha informal dilakukan
oleh orang-orang yang bisa dikatakan tidak memiliki modal. Bahkan dapat terjadi
para pelaku dalam usaha sektor informal hanya meminjam barang-barang
30
dagangan dari pengusaha besar, kemudian menjual menurut cara mereka sendiri
tanpa ada pengetahuan dan wawasan dalam berusaha.
Sektor Usaha Informal Tidak Memiliki Alat-alat Produksi yang Canggih
Di samping sangat kecilnya permodalan, para pelaku usaha sektor
informal juga tidak memiliki alat-alat produksi yang canggih. Peralatan usaha
ekonomi mereka sangat sederhana. Para pedagang sayur keliling hanya
menggunakan keranjang yang sederhana yang di pasang pada sepedanya.
Banyak Pelaku Ekonomi Sektor Usaha Informal Tidak Memiliki
Pendidikan/Keahlian Khusus
Dilihat dari keahlian usahanya, banyak pelaku ekonomi di sektor usaha
informal tidak ada yang memiliki pendidikan keahlian yang khusus. Mereka
hanya mengandalkan bakat dan tekat yang kuat untuk melakukan usaha. Banyak
diantara pelaku ekonomi di sektor usaha informal yang ikut-ikutan melakukan
usaha seperti yang sudah di lakukan oleh pelaku usaha informal. Namun setiap
orang memiliki jiwa berusaha yang berbeda-beda dan sulit untuk di tiru.
2.5.2. Contoh Kegiatan Ekonomi Sektor Informal
Dalam prakteknya, seorang pelaku ekonomi di bidang informal mungkin
melakukan dua jenis usaha atau lebih. Misalnya, seseorang melakukan tugas
sebagai pedagang sayur keliling yang menjajakan sayuran di pagi hari. Selain itu
pada sore hari mereka melakukan usaha potong rambut. Contoh-contoh kegiatan
ekonomi di sektor informal antara lain sebagai berikut ini.
31
Pedagang Kaki lima
Pedagang kaki lima dapat kita jumpai di setiap tempat seperti di desa dan
di kota Para pedagang itu menjual barangnya dengan menggunakan atau memilih
tempat-tempat yang strategis di tepian jalan, di simpang empat, di sekeliling
terminal bus, di pinggir alun-alun, di bawah pohon yang teduh, di jalan-jalan besar
tepat pada sudut jalan masuk gang, dan sebagainya.
Mereka menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti gula, susu
kental, rokok, korek api, sabun, minuman dalam botol, obat-obatan, koran, dan
sebagainya Barang dagangannya ditaruh pada gerobak atau bangunan mirip kios
dalam ukuran yang relatif kecil dengan peralatan yang sangat sederhana. Untuk
memperkuat posisi ekonomi mereka
Pedagang Keliling
Pedagang yang termasuk pedagang keliling adalah mereka yang menjual
barangnya dengan cara mendatangi para konsumennya secara langsung dengan
membawa barang dagangannya itu sendiri secara langsung pula. Jadi, para
pedagang keliling, baik dipesan oleh konsumennya atau tidak, selalu membawa
dagangannya berkeliling menuju lokasi-lokasi tempat tinggal para konsumen
mereka yang sudah biasa di datangi setiap hari. Pada prinsipnya, pedagang
keliling sama dengan pedagang kaki lima dilihat dari besarnya modal usaha yang
dimiliki, alat-alat produksi yang digunakan, dan tingkat keterampilan dan
pendidikan mereka. Namun demikian, satu aspek yang membedakan ialah lokasi
kegiatan usaha informal mereka. Para pedagang keliling harus menjual barangnya
32
dengan cara berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Mereka
biasanya membawa barang dagangannya dengan kendaraan seperti sepeda motor,
sepeda kayuh, gerobak dorong, atau bahkan menggendong atau memikulnya
sendiri dari satu tempat ke tempat lain.
Pedagang Asongan
Pedagang asongan juga termasuk orang-orang yang bergerak dalam sektor
usaha informal. Ciri penting pedagang asongan tampak pada cara mereka
menawarkan barang dagangannya. Para pedagang asongan sangat aktif
menawarkan barang dagangan dengan menyodorkannya langsung kepada calon
pembeli. Jenis barang yang dijual adalah barang-barang kebutuhan yang mudah
dibawa dan ringan, seperti rokok, koran, majalah, permen (gula-gula), minuman
dalam botol, buah-buahan, manisan, mainan anak-anak, telur puyuh, tahu goreng
dan sebagainya.
Pedagang Sambilan
Kita dapat juga mencari contoh lain mengenai orang-orang yang berusaha
di sektor informal. Contoh yang terakhir ialah pedagang sambilan. Dikatakan
pedagang sambilan karena mereka berdagang tidak secara rutin. Sebaliknya,
pedagang sambilan melakukan kegiatannya pada saat tertentu jika kegiatan
utamanya sedang tidak mereka lakukan. Kegiatan itu di samping untuk mencari
tambahan penghasilan juga digunakan untuk mengisi waktu yang luang.
Sebenarnya mereka juga dapat dikelompokkan sebagai pedagang asongan. Akan
33
tetapi karena munculnya kegiatan itu terkait dengan luangnya waktu para
pedagang, mereka sering disebut sebagai pedagang sambilan. Produk yang
mereka jual tidak saja berupa barang dalam arti material. Tetapi mereka juga
sering menjual produk dalam arti jasa.
Sektor informal cenderung menciptakan lapangan pekerjaan dari pada
mencari lapangan pekerjaan. Di zaman sekarang ini mencari pekerjaan itu sangat
sulit karena terlalu banyak persaingan lulusan-lususan pendidikan perguruan
tinggi Negri yang memiliki banyak ilmu dan pengetahuan serta kemampuan/skill.
Tentunya seseorang yang memiliki pendidikan rendah akan sulit untuk mencari
sebuah pekerjaan. Sektor informal dapat secara langsung berkontribusi terhadap
penurunan dan pengentasan kemiskinan.
Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa sektor informal menjadi
tumpuan ekonomi dari banyaknya penduduk di kota-kota Negara berkembang
yang sebagian besar penduduknya berada pada kategori menengah ke bawah
seperti pada kelompok pedagang sayur keliling di lokasi penelitian.
2.6. Biaya
Biaya merupakan pengorbanan atau pengeluaran yang dilakukan oleh
suatu perusahaan atau peorangan yang bertujuan untuk memperoleh manfaat lebih
dari aktivitas yang dilakukan tersebut (Raharjaputra, 2009). Sebagai akuntan
mendefinisikan biaya sebagai satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa
untuk memperoleh manfaat dimasa kini atau masa yang akan datang. Dalam
istilah biaya, kadang kala cukup merepotkan dalam membedakan antara costs dan
34
expenses. Untuk membedakannya dijelaskan sebagai berikut (web, kajian pustaka
2015).
Costs adalah biaya dalam arti pengorbanana atau pengeluaran yang
dilakukan oleh suatu perusahaan atau individu yang berhubungan langsung
dengan output atau produk yang dihasilkan oleh perusahaan atau
perorangan tersebut. Misalnya: bahan baku dan pembantu, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya usaha.
Expenses adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atau perorangan
yang bersifat sebagai aktivitas pendukung saja, misalnya: biaya umum dan
administrasi.
Konsep dasar perilaku biaya input aktivitas adalah sumber daya yang
dikosumsi atau digunakan oleh suatu aktivitas untuk menghasilkan output. Input
aktivitas dapat berupa bahan, energi, tenaga kerja serta modal. Sedangkan output
aktivitas merupa-kan hasil atau produk suatu aktivitas yang dijalankan (Sukirno,
2013).
Biaya adalah setiap kegiatan yang dilakukan pada suatu usaha memerlukan
pengorbanan fisik dan non fisik, baik langsung maupun tidak langsung. Dalam
kegiatan ekonomi setiap kegiatan untuk memperoleh suatu barang atau jasa di
perlukan pengorbanan dari barang atau jasa lain dengan demikian perngorbanan
ini diartikan sebagai modal atau baiya. Biaya produksi dalam usaha dapat berupa
uang tunai, upah kerja untuk biaya persiapan dan biaya pembelian peralatan dan
sebagainya (Mubyarto, 2005).
35
2.6.1. Jenis Biaya Berdasarkan Tujuan Pengambilan Keputusan
Berdasarkan tujuan pengambilan keputusan manajemen, biaya dapat
dikelompokkan ke dalam :
1. Biaya Relevan (relevant cost)
Biaya relevan merupakan biaya yang terjadi pada suatu alternatif tindakan
tertentu, tetapi tidak terjadi pada alternatif tindakan lain. Biaya relevan akan
mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya relevan harus
dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan.
2. Biaya Tidak Relevan (irrelevant cost)
Biaya tidak relevan merupakan biaya yang tidak berbeda diantara alternatif
tindakan yang ada. Irrelevant cost tidak mempengaruhi pengambilan keputusan
dan akan tetap sama jumlahnya tanpa memperhatikan alternative yang dipilih.
Oleh karena itu biaya tidak relevan tidak harus dipertimbangkan dalam pembuatan
keputusan.
2.6.2. Jenis Biaya Berdasarkan Perilaku
Untuk tujuan perencanaan dan pengendalian biaya serta pengambilan
keputusan, biaya dapat digolongkan sesuai dengan tingkah lakunya dalam
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan yang dikelompokkan menjadi
tiga jenis yaitu :
36
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan, tidak
dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan
tingkatan tertentu. Biaya tetap per unit berbanding terbalik secara proporsional
dengan perubahan volume kegiatan atau kapasitas. Biaya yang relative tetap
jumlahnya dan harus dikeluarkan walaupun produk yang dihasilkan banyak atau
sedikit. Semakin tinggi tingkat kegiatan, maka semakin rendah biaya tetap per
unit. Semakin rendah tingkat kegiatan, maka semakin tinggi biaya tetap per unit.
Contoh : biaya tenaga kerja, biaya bahan baku.
1. Biaya Variabel (Variable cost)
Biaya variabel (Variable cost) adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan. Semakin
tinggi volume kegiatan atau aktivitas, maka secara proporsional semakin tinggi
pula total biaya variabel. Semakin rendah volume kegiatan, maka secara
proporsional semakin rendah pula total biaya variabel.
3. Biaya Semivariabel (Semivariabel cost/ Mixed Cost)
Biaya semivariabel adalah biaya yang mempunyai elemen biaya tetap dan
biaya variabel di dalamnya. Elemen biaya tetap merupakan jumlah biaya
minimum untuk menyediakan jasa sedangkan elemen biaya variabel merupakan
bagian dari biaya semivariabel yang dipengaruhi oleh volume kegiatan. Biaya
semivariabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan,
37
akan tetapi tingkat perubahannya tidak proporsional atau sebanding. Semakin
tinggi volume kegiatan, semakin tinggi pula jumlah biaya semivariabel, Semakin
rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah biaya semivariabel, tetapi
perubahannya tidak proporsional dengan perubahan volume kegiatan. Contoh
biaya semivariabel adalah biaya pemeliharaan dan perawatan usaha.
2.7. Penerimaan
Penerimaan adalah terjemahan dari revenue (atau sebaliknya) yaitu suatu
konsep yang menghubungkan antara jumlah barang yang diproduksi dengan harga
jual per unitnya. Konsep penerimaan tentu saja dipandang dari sisi permintaan
(bukan penawaran karena tidak semua barang yang ditawarkan akan menjadi
penerimaan (belum tentu laku dijual)). Pendapatan adalah aliran masuk atau
kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utang (atau kombinasi dari
keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan
barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama
usaha.
TR = Q x P……………..(Sumber: Sukirno,2013)
Keterangan :
TR = Total pendapatan
P = Harga jual per unit
Q = Jumlah produk
Semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin tinggi harga per
unit produk bersangkutan, maka penerimaan total yang diterima produsen akan
semakin besar. Sebaliknya jika produk yang dihasilkan sedikit dan harganya
38
rendah maka penerimaan total yang diterima oleh produsen semakin kecil.
Penerimaan total yang dikeluarkan akan memperoleh pendapatan bersih yang
merupakan laba yang diperoleh produsen.
2.8. Pendapatan
Pendapatan adalah seluruh penerimaan dari hasil usaha atau pekerjaan
yang telah dilakukan baik berupa uang maupun berupa barang yang berasal dari
pihak lain maupun hasil industri yang dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta
yang berlaku pada saat itu. Pendapatan merupakan sumber penghasilan seseorang
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sangat penting artinya bagi
kelangsungan hidup dan penghidupan seseorang secara langsung maupun tidak
lagsung. pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan
jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran.
Untuk memahami arti dari pendapatan, maka akan diuraikan pengertian
dari pendapatan itu sendiri. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku
Standart Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa pendapatan adalah: “Arus
masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan
selama satu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang
tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”. (web, hestanto 2017)
Pendapatan merupakan suatu unsur yang harus dilakukan dalam
melakukan suatu usaha karena dalam melakukan suatu usaha tentu ingin
mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh selama melakukan
39
usaha. Menurut Sumitro (web, hestanto 2017) pendapatan merupakan jumlah
barang dan jasa yang memenuhi tingkat hidup masyarakat, dimana dengan adanya
pendapatan yang dimiliki oleh setiap jiwa disebut dengan pendapatan perkapita
dimana pendapatan perkapita menjadi tolak ukur kemajuan atau perkembangan
ekonomi. Pendapatan sangat berpengaruh secara signifikan terhadap
kelangsungan suatu usaha, semakin besar pendapatan yang diperoleh maka
semakin besar kemampuan suatu usaha untuk mengembangkan usaha tersebut
dan dapat mem back up semua biaya yang ada.. Kondisi seseorang dapat diukur
dengan menggunakan konsep pendapatan yang menujukkan jumlah seluruh uang
yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu.
Ada definisi lain mengenai pendapatan yaitu pendapatan dikatakan sebagai jumlah
penghasilan yang diperoleh dari hasil pekerjaan dan biasanya pendapatan
seseorang dihitung setiap tahun atau setiap bulan. Menurut Sukirno (2002),
pendapatan dapat dihitung melalui tiga cara yaitu:
1. Cara pengeluaran, cara ini pendapatan dihitung dengan menjumlahkan
nilai pengeluaran atau perbelanjaan ke atas barang – barang dan jasa.
2. Cara produksi, cara ini pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai
barang dan jasa yang dihasilkan.
3. Cara pendapatan, dalam perhitungan ini pendapaatan diperoleh dengan
cara menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima
Keuntungan atau laba pengusaha adalah penghasilan bersih yang diterima
oleh pengusaha, sesudah dikurangi dengan biaya-biaya produksi, atau dengan kata
40
lain, laba pengusaha adalah selisih antara penghasilan kotor dan biaya–biaya
produksi. keuntungan ekonomis dari barang yang dijual adalah selisih antara
penerimaan yang diterima produsen dari penjualan sumber yang digunakan untuk
membuat atau membeli barang tersebut. Jika biaya lebih besar dari pada
penerimaan berarti labanya negatif, situasi seperti disebut rugi (Lipsey et al,
2002).
Pemikiran seseorang terhadap pendapatan selalu tertuju pada nilai uang
yang diterima oleh seseorang dari pekrjaan atau usaha yang telah dilakuan,
bahkan masih banyak pengertian lain yang timbul dalam pemikiran seseorang.
Kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep pendapatan yang
menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah
tangga selama jangka waktu tertentu. Definisi lain dari pendapatan adalah jumlah
penghasilan yang diperoleh dari hasil pekerjaan dan biasanya pendapatan
seseorang dihitung setiap tahun atau setiap bulan. Dengan demikian pendapatan
merupakan gambaran terhadap posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat.
Pendapatan keluarga berupa jumlah keseluruhan pendapatan dan kekayaan
keluarga, dipakai untuk membagi keluarga dalam tiga kelompok pendapatan,
yaitu: pendapatan rendah, pendapatan menengah dan pendapatan tinggi.
Pembagian di atas berkaitan dengan, status, pendidikan dan keterampilan serta
jenis pekerjaan seseorang namun sifatnya sangat relative. Untuk menghasilkan
pendapatan tersebut dalam suatu periode tertentu yang juga sering disebut dengan
investasi, jadi jika investasi besar maka pendapatan mereka juga akan
bertambah.dengan rumus sebagai berikut:
41
Π = TR–TC................(Sumber: Sukirno, 2013)
Keterangan :
Π = Keuntungan/Laba usaha pedagang sayur keliling (Rp)
TR = Penerimaan usaha pedagang sayur keliling (Rp)
TC = Biaya total usaha pedagang sayur keliling (Rp)
2.9. Return Cost Ratio (R/C)
Return Cost Ratio (R/C) adalah perbandingan antara total penerimaan dari
hasil jual suatu produksi dengan total biaya produksi yang dikeluarkan. R/C Ratio
(Revenue Cost Ratio) merupakan efisiensi usaha, yaitu ukuran perbandingan
antara Penerimaan usaha (Revenue = R) dengan Total Biaya (Cost = TC). Dengan
nilai R/C, dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak
menguntungkan. Usaha efisiensi (menguntungkan) jika nilai R/C > 1. Rasio ini
banyak digunakan oleh para pengusaha atau orang-orang yang menjalankan
usaha. Dengan demikian rasio ini merupakan indikator penting bagi para
pengusaha untuk mengukur kemampuan atau kelayakan usaha yang dijalaninya.
R/C Ratio ini perlu di terapkan dalam usaha pedagang sayur keliling untuk
mengetahui apakah usaha tersebut layak untuk dilakukan atau tidak.
Menurut Noor (2007) untuk mengetahui perbandingan antara penerimaan
total dan biaya total, digunakan rumus sebagai berikut :
TR
R/C =
TC
42
Keterangan:
TR(Total Revenue) = Total Penerimaan (Rp)
TC(Total Cost) = Total Biaya Produksi (Rp)
Kriteria Penelitian R/C Ratio
R/C <1 = Usaha yang dijalankan Mengalami Kerugian
R/C >1 = Usaha yang dijalankan Mengalami Keuntungan
R/C =1 = Usaha yang dijalankan Mencapai Titik Impas