BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55987/3/BAB II.pdf · 2019. 11. 18. · Anemometer ini...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55987/3/BAB II.pdf · 2019. 11. 18. · Anemometer ini...
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anemometer
Anemometer adalah sebuah perangkat untuk mengukur kecepatan angin.
Anemometer merupakan salah satu alat yang sering digunakan oleh Badan
Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Kata Anemometer berasal dari
Bahasa Yunani anemos yang berarti angin, angin merupakan udara yang bergerak
ke segala arah, angin bergerak dari suatu tempat menuju ke tempat yang lain.
Anemometer ini pertama kali diperkenalkan oleh Leon Batista Alberti dari Italia
pada tahun 1450.[13]
Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka. Pada saat tertiup angin,
baling-baling yang terdapat pada Anemometer akan bergerak sesuai arah angin.
Makin besar kecepatan angin mengenai baling-baling, makin cepat pula kecepatan
berputarnya baling-baling tersebut, makin cepat pula kecepatan berputarnya. Dari
jumlah putaran dalam satu periode maka dapat diketahui kecepatan anginnya. Di
dalam Anemometer terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan
angin.[5]
2.1.1 Klasifikasi Anemometer
Ada beberapa tipe anemometer,yaitu :
a. Anemometer Mangkok
9
Anemometer tipe mangkok umumnya telah didesai untuk digunakan pada
tempat tinggi. Anemometer ini terdiri dari tiga atau empat buah mangkok setengah
lingkaran dan terpasang pada tiap ujung gagang horizontal. Seluruh mangkok
menghadap kesatu arah melingkar sehingga bila aliran udara melewati masing-
masing mangkok dan memutar tiap gagang horizontal berdasarkan angina yang
datang.Anemometer ini memiliki rotor/poros yang di hubungkan dengan
piringan.Kecepatan putar dari rotor tergantung kepada kecepatan aliran udara.
Melalui suatu sistem mekanik roda gigi, perputaran rotor mengatur sistem
akumulasi angka penunjuk jarak tiupan angin. Anemometer tipe “cup counter”
hanya dapat mengukur rata-rata kecepatan angin selama suatu periode
pengamatan[5]. Contoh dari Anemometer mangkok dapat dilihat pada Gambar 2.1.
(Sumber: (Penguji.com))
Gambar 2.1 Anemometer Mangkok
b. Anemometer Kipas
Anemometer ini berbentuk kincir angin atau baling-baling berbentuk panjang
vertikal. Dalam kasus di mana arah pergerakkan angin selalu sama, seperti dalam
poros ventilasi tambang dan bangunan misalnya, baling-baling angin, yang dikenal
sebagai meter air dapat memberikan hasil yang paling memuaskan[5]. Contoh dari
tipe anemometer kipas dapat dilihat pada gambar 2.2
10
(a) (b)
(Sumber : (Wicaksono,2016))
Gambar 2.2 (a) Model Anemometer Tipe Kipas, (b) Anemometer Kipas Portable
c. Anemometer Kawat Panas
Anemometer kawat panas menggunakan kawat panas untuk mengukur
kecepatan angina yang mengalir dari udara ke kawat panasnya tersebut. Udara
mengalir melewati kawat memiliki efek pendinginan pada kawat. Anemometer
kawat panas sangat halus, memiliki frekuensi-respon yang sangat tinggi dan
resolusi spasial baik dibandingkan dengan metode pengukuran lainnya[5]. Contoh
dari Anemometer kawat panas dapat dilihat pada Gambar 2.3.
(Sumber : ( Penguji.com))
Gambar 2.3 Anemometer Kawat Panas
11
d. Anemometer Laser Doppler
Alat ini merupakan anemometer ultrasonik yang berteknologi tinggi dan sangat
akurat. Anemometers Doppler Laser mengukur kecepatan angin dengan mendeteksi
seberapa banyak cahaya dari sinar laser telah terpantul dari partikel udara yang
bergerak. Anemometer ultrasonik menentukan kecepatan angin dengan
mengirimkan gelombang suara antara sepasang transduser dan menentukan
bagaimana kecepatan mereka terpengaruh. Karena anemometer ultrasonik mampu
mengukur baik kecepatan angin dan arah angin, mereka populer untuk digunakan
pada kapal, pesawat terbang, stasiun cuaca meteorologi ‘, dan turbin angin
ilmiah[5]. Contoh dari Anemometer Laser Doppler dapat dilihat pada Gambar 2.4.
(Sumber : ( dantecdynamics.com))
Gambar 2.4 Anemometer Laser Doppler
e. Anemometer Ultrasonik
Pertama kali dikembangkan pada tahun 1950, menggunakan gelombang suara
ultrasonik untuk mengukur kecepatan angin. Mengukur kecepatan angin
berdasarkan jam terbang sonic pulses antara pasangan transduser[5]. Contoh dari
Anemometer ultrasonik dapat dilihat pada Gambar 2.5
12
( Sumber : ( fondriest.com))
Gambar 2.5 Anemometer Ultrasonik
f. Anemometer Resonanse Akustik
Alat yang satu ini ialah hasil revolusi atau pengembangan dari sonic
anemometer, yang sukses diciptakan oleh Dr.Savvas Kapartis pada tahun 2000.
Anemometer ini memakai sensor resonansi akustik (ultrasonik) guna mengukur
kecepatan udara[5]. Contoh dari Anemometer Resonanse Akustik dapat dilihat
pada Gambar 2.6
(Sumber : (asrichards.com))
Gambar 2.6 Anemometer Resonanse Akustik
g. Anemometer Bola Ping-Pong
Alat ini dirancang berdasarkan bola ping pong yang menempel pada string.
Bola ping-pong dihubungkan dengan sebuah tali yang ditempelkan pada busur,
13
ketika angin bertiup, maka akan menggerakkan bola, sehingga ketika bola ping-
pong terkena angin maka bola akan berpindah arah dan menunjukkan hasil
pengukuran lewat sebuah busur tersebut[5]. Contoh dari Anemometer bola ping-
pong dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Anemometer Bola Ping-pong
2.2 Angin
Angin adalah udara yang bergerak akibat rotasi bumi dan perbedaan tekanan
udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke
bertekanan udara rendah. Semakin tinggi tempat,semakin kencang pula angina yang
bertiup,hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju
udara. Dipermukaan bumi,gunung,pohon,dan topografi yang tidak rata lainnya
memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan
ini semakin kecil [6].
Seperti halnya proses terjadinya hujan, angin ini juga tidak dating dengan
sendirinya tanpa melalui suatu sebab tertentu. Adanya angin ini karena melalui
suatu proses atau suatu siklus. Pada dasarnya, terjadinya angin adalah karena
adanya perbedaan tekanan udara dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Perbedaan
14
suhu udara dan tekanan udara ini juga berkaitan dengan panas matahari yang
diterima oleh daerah tersebut.
2.2.1 Fungsi Angin
Ada 3 sifat angin yang dapat dirasakan orang awam,yaitu :
1. Angin mempercepat pendinginan dari benda yang panas
2. Angin dapat di jadikan sebagai salah satu sumber pembangkit listrik
3. Angin di manfaatkan sebagai penggunaan dalam prinsip aerodinamika
Sesungguhnya angin mempunyai fungsi lain yang sangat penting namun
terkadang tidak disadari adalah mencampur lapisan udara antara udara panas
dengan antara dingin, antara udara lembab dengan udara dingin, antara udara yang
kaya karbon dengan udara yang kandungan karbondioksidanya rendah.[6]
2.2.2 Jenis-Jenis Angin
Jenis-jenis angina adalah antara lain :
1. Angin Tetap
a. Angin Barat, bertiup dari daerah subtropik ke daerah kutub.
b. Angin Timur, bertiup dari daerah kutub.
c. Angin pasat, bertiup dari daerah subtropik selatan dan utara menuju ke daerah
khatulistiwa.
d. Angin anti pasat, bertiup berlawanan dengan angin pasat.
2. Angin Periodik
a. Angin muson, bertiup setiap setengah tahun sekali dan selalu berganti arah.
b. Angin darat, bertiup dari darat ke laut dan terjadi pada malam hari.
c. Angin laut, bertiup dari laut ke darat dan terjadi pada siang hari.
15
d. Angin gunung, bertiup dari lereng gunung ke lembah dan terjadi pada malam
hari.
e. Angin lembah, bertiup dari lembah ke puncak gunung dan terjadi pada siang
hari.
3. Angin Lokal
a. Angin siklon, bertiup di daerah depresi yang memiliki barometris minimum
dan dikelilingi barometris maksimum
b. Angin antisiklon, bertiup di daerah yang memiliki barometris maksimum dan
dikelilingi oleh barometris minimum. Contohnya : angin taifun di Asia Timur
dan Tornado di USA
c. Angin fohn, bertiup dari daerah pegunungan yang bersifat panas dan kering.
Contohnya : angin kumbang di Cirebon, angin bahorok di Deli, angin gending
di Pasuruan, angin brubu di Makasar dan angin wambrau di Biak, Papua.
2.2.3 Kecepatan Angin
Kecepatan angin dapat dinyatakan dalam satuan meter per detik (m/d),
kilometer per jam (km/j), dan mil per jam (mi/j). Satuan mil (mil laut) per jam
disebut juga knot (kn); 1 kn = 1,85 km/j = 1,15 1mi/j = 0,514 m/d atau 1 m/d =
2,237 mi/j = 1,944 kn. Kecepatan angin bervariasi dengan ketinggian dari
permukaan tanah, sehingga dikenal adanya profil angin, dimana makin tinggi dari
permukaan tanah maka gerakan angin makin cepat. Pengaruh kecepatan angin
terhadap fenomena di laut maupun darat dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut
16
Tabel 2.1 Skala Beaufort
Sk
ala
Tingkata n Kecepa
tan
(knot)
Kecepa
tan
(m/s)
Kecepata
n
(km/jam)
Tanda-tanda di laut (L) dan
di darat (D)
1 Tenang <1 0-0,2 <1 (L) : Laut seperti kaca
(D) : Tenang; asap mengepul
vertikal
2 Teduh 1-3 0,3-1,5 1-5 (L) : Berombak kecil, tidak
tampak berbuih
(D) : Asap mengepul miring,
tetapi alat anemometer tidak
berputar
3 Sepoi
Lemah
4-6 1,6-3,3 6-11 (L) : Berombak tetapi tidak
terlihat pecah
(D) : Terpaan angin terasa di
muka, anemometer berputar
perlahan
4 Sepoi
Lembut
7-10 3,4-5,4 12-19 (L) : Berombak besar dan mulai
ada pecah pecah (D) : Debu dan
kertas dapat terbang; ranting
pohon bergerak
5 Sepoi 11-21 8,0- 29-38 (L) : Gelombang sedang berbuih
agak banyak
17
Sedang 10,7
(D) : Pohon-pohon kecil terlihat
condong. Genangan air di tanah
terlihat berombak kecil
6 Sepoi
Kuat
22-27 10,8-
13,8
39-49 (L) : Gelombang besar tampak
berbuih tampak dimana-mana
(D) : Batang pohon terlihat
bergerak; suara berdesing dari
kawat telpon dapat terdengan;
paying dapat terangkat
7 Angin
Ribut
Lemah
28-33 13,9-
17,1
50-61 (L) : Gelombang besar tampak
berbuih agak banyak
(D) : Pohon-pohon bergerak;
berjalan terasa berat
8 Angin
Ribut
34-40 17,2-
20,7
62-74 (L) : Gelombang tinggi sedang
dan panjang; ujung pecah
gelombang terlihat seperti
hanyut
(D) : Batang pohon dapat patah,
sampai pohon tumbang
18
9 Angin
Ribut
Kuat
41-47 20,8-
24,4
75-88 (L) : Gelombang tinggi padat,
dan berderet sepanjang arah
angin. Ujung pecah gelombang
terlihat berputar
(D) : Dapat membawa
kerusakan cerobong; pot-pot
beterbangan
10 Badai 48-55 24,5-
28,4
89-102 (L) : Gelombang sangat tinggi
dan panjang. Hampir semua
permukaan laut terlihat putih
karena pecah gelombang (D) :
Kerusakan lebih besar; tetapi di
darat jarang sekali
11 Badai
Amuk
56-63 28,5-
32,6
103-117 (L) : Gelombang luar biasa
tinggi. Kapal kecil sampai
sedang terombang-ambing dan
terlihat timbul-tenggelam di
belakang gelombang
(D) : Kerusakan berat; tetapi
sangat jarang terjadi di darat
19
12 Topan >60 >32,6 >117 (L) : Gelombang luar biasa
besar. Udara terlihat gelap oleh
adanya pecah-pecah gelombang
(D) : Hampir tidak pernah
terjadi
(Sumber: BMKG, 2011)
2.3 Sensor
Sensor adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur nilai suatu
besaran fisis tertentu. Sensor adalah jenis transduser yang digunakan untuk
mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan
arus listrik. Sensor biasanya dikategorikan melalui pengukur dan memegang
peranan penting dalam pengendalian proses fabrikasi modern.[8]
2.4 Optocupler Module (LM393)
Sensor Optocoupler merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi
perubahan sinar inframerah, seperti yang terlihat pada Gambar 2.8. Sensor ini
banyak dipakai untuk mendeteksi jarak ataupun pergerakan suatu benda dengan
cara memberikan kisi-kisi ataupun baling-baling sehingga akan terdapat celah dan
penghalang.
20
(Sumber : ( Tokopedia.com))
Gambar 2.8 Sensor Optocopler Module
Susunan dari Optocopler diperlihatkan pada gambar 2.9
(Sumber : ( Rizal,Bonodin,2005 ))
Gambar 2.9 Kombinasi Emitter dan Detektor
Kombinasi dari Phototransistor dan LED (Light Emiting Diode) adalah LED
berfungsi pengirim sinyal cahaya optik (Transmitter) sedangkan Phototransistor
berfungsi sebagai penerima cahaya tersebut (Receiver). Sensor Optocopler
dihubungkan pada piringan (kipas) yang memiliki counter / lubang yang berlogika
0 dan 1 yang dibaca oleh sensor untuk mendapatkan kecepatan angin. Baling-baling
kipas Anemometer berjumlah 6 buah dan memiliki jumlah celah 6 buah. Prinsipnya
jika baling-baling berputar maka akan melewati sensor optocoupler. Sensor
kemudian mencacah putaran baling-baling untuk mendapatkan nilai putaran RPM
(Revolutions Per Minute) dari baling-baling kipas. Ketika nilai RPM sudah
diketahui, selanjutnya adalah penentuan kecepatan.
21
Berikut ini adalah langkah terakhir dalam menentukan kecepatan putaran
dalam RPM (Revolutions Per Minute):
RPM (Revolutions Per Minute), maksudnya beberapa jumlah putaran baling-
baling kipas per menitnya, dapat dicari menggunakan rumus:
Misal; JH adalah jumlah hasil celah yang dibaca
JC adalah jumlah celah counter, maka
(2.1)
Dimana: n = putaran (rpm)
Baling-baling kipas dipasang pada titik pusat lingkaran seperti halnya roda.
Ukuran baling-baling kipas akan mempengaruhi kecepatan angin. Untuk
menghitung kecepatan dengan berpatokan pada RPM, maka dibutuhkan data
kecepatan sudut baling-baling kipas yang berbentuk lingkaran. Untuk mendapatkan
hasil kecepatan sudut baling-baling menggunakan rumus:
𝝎 = 𝟐 𝝅 𝒇 (2.2)
Dimana: 𝜔 = kecepatan sudut (rad/s)
𝜋 = 22/7 atau 3.14
f = (rps)
Dari hasil hasil kecepatan sudut di atas untuk mencari kecepatan angin adalah,
V = 𝝎 𝒓 (2.3)
V = (𝟐 𝝅 𝒇) 𝒓 (2.4)
22
Dimana: 𝜔 = kecepatan sudut (rad/s)
𝜋 = 22/7 atau 3.14
f = (rps)
r = jari-jari(m)
Jika kecepatan diketahui, tapi tidak ada RPM. Maka putaran dapat diketahui
dengan cara kebalikan kalkulasi diatas.
2.5 SENSOR DHT11
DHT11 adalah sensor digital yang dapat mengukur suhu dan kelembaban udara
di sekitarnya,seperti yang terlihat pada gambar 2.10. Sensor ini sangat mudah
digunakan bersama dengan Arduino. Memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik
serta fitur kalibrasi yang sangat akurat. Koefisien kalibrasi disimpan dalam One-
time password (OTP) program memory, sehingga ketika internal sensor mendeteksi
sesuatu, maka module ini menyertakan koefisien tersebut dalam kalkulasinya[8].
DHT11 termasuk sensor yang memiliki kualitas terbaik, dinilai dari respon,
pembacaan data yang cepat, dan kemampuan anti-interference. Ukurannya yang
kecil, dan dengan transmisi sinyal hingga 20 meter, membuat produk ini cocok
digunakan untuk banyak aplikasi-aplikasi pengukuran suhu dan kelembaban
(Sumber: (Fotaks.com))
Gambar 2.10 Sensor DHT11
23
2.5.1 Karakteristik sensor DHT11
1. Memiliki jangkauan maksimal suhu pada 0°C sampai 50°C.
2. Bekerja pada tegangan +5 volt.
3. Memiliki ketidaklinieran suhu ± 2 °C
4. Memiliki jangkauan maksimal kelembaban relative pada 20% sampai 90%
5. Memiliki ketidaklineran kelembaban relative ± 5%.
6. Memiliki kabel konektor 3 pin
2.6 Sensor CMPS11
CMPS11 adalah sebuah mikrokontroler yang akan menunjukkan arah mata
angin. Cara kerja CMPS11 menggunakan medan magnet bumi yaitu utara dan
selatan. Dalam sebuah program nantinya kutup utara akan dijadikan kutub 0°
sedangkan untuk kutub selatan kutub 180°. Kalibrasi yang lain dapat mengacu
kepada dua sumbu tersebut untuk menentukan di derajat berapa angin itu datang
[6]. Berikut adalah Gambar 2.11 sensor CMPS11:
(Sumber: (robot-electronics.co.uk))
Gambar 2.11 Sensor CMPS11
24
2.7 Radio Telemetry
Radio Telemetry adalah sebuah alat yang digunakan untuk pengiriman data
secara jarak jauh. Radio Telemetry ini berkomunikasi secara wireless yaitu dengan
memanfaatkan gelombang radio. Radio Telemetry ini terdiri dari 2 modul yaitu satu
modul transmitter dan satu modul receiver. Modul transmitter akan terpasang pada
suatu subjek yang akan mengambil data dan modul transmitter akan mengirim data
dengan gelombang radio. Modul receiver terpasang pada sebuah perangkat
komputer yang akan menerima dari transmitter untuk selanjutnya akan diolah.
Intinya adalah modul transmitter untuk mengirim data dan modul receiver untuk
menerima data. Radio Telemetry yang akan kita gunakan adalah Radio Telemetry
915 mhz. Penggunaan Radio Telemetry 915mhz ini karena memiliki sinyal yang
lebih kuat dan jangkauan mencapai +1 km sehingga cocok untuk alat yang akan
digunakan secara outdoor [8]. Berikut adalah Gambar 2.12 Radio Telemetry:
(Sumber: (amazon.com))
Gambar 2.12 Radio Telemetry
2.8 Arduino
Arduino merupakan pengendali mikro single-board yang bersifat open-source,
diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan
elektronik dalam berbagai bidang. Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR dan
softwarenya memiliki bahasa pemrograman sendiri.
25
Hardware Arduino diprogram menggunakan bahasa pemrograman C/C++,
yang sudah disederhanakan dan dimodifikasi. Arduino mengikuti pola
pemrograman Wiring (syntax dan library). Sementara untuk editor pemrograman
nya (IDE – Intergrated Development Enviroment) dikembangkan dari Processing.
(Sumber: (arrow.com))
Gambar 2.13 Arduino Uno
Software Arduino dapat dijalankan pada sistem operasi Windows, Macintosh OSX,
dan Linux. Banyak sistem mikrokontroler lain hanya bisa dijalankan di Windows.
konfigurasi hardware arduino dibagi :
2.1 block regulator 5 volt dan 3.3V
2.2 block minimum sistem standar mikrokontroler
2.3 block pin (analog, digital dan power)
2.4 block ftdi untuk komunikasi dengan komputer
2.8.1. Fitur- Fitur Arduino
Catu daya
a) VIN. Tegangan masukan untuk board Arduino apabila tidak sedang
menggunakan USB. Misalnya dari adaptor. Anda juga dapat menyuplai
tegangan Arduino pada jack DC yang tersedia.
26
b) 5V. Tegangan yang diregulasi. Ini bisa berasal dari tegangan masukan di pin
VIN atau juga dari USB.
c) 3V3. Tegangan sebesar 3.3 volt yang dihasilkan dari chip FTDI (USB to TTL).
Jumlah arus maksimum pada pin ini adalah 50 mA.
d) Input dan Output
e) Setiap 14 pin digital dan 6 pin analog pada Arduino dapat digunakan sebagai
input dan output, yaitu menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan
digitalRead(). Setiap pin beroperasi pada tegangan 5V. Arus maksimum pada
setiap pin ini adalah 40mA dan memiliki resistor pull-up internal. Disamping
itu ada beberapa pin yang khusus yaitu:
f) Analog: A0 sampai A6. Digunakan untuk membaca input analog dengan
resolusi 10 bit atau dengan nilai antara 0 – 1023. Misalnya digunakan untuk
membaca tegangan pada sensor, potensiometer, dan sebagai nya.
g) Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima dan mengirimkan serial
data dalam bentuk TTL. Pin-pin tersambung dengan chip FTDI USB to TTL.
h) Interupsi ekternal: 2 dan 3. Pin-pin ini dapat dikonfigurasikan untuk memicu
(trigger) interupsi pada keadaan low, rising/falling, atau change. Lihat
penjelasan di fungsi attachInterrupt() untuk lebih jelas nya.
i) PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan output PWM 8-bit yang dapat
dioperasikan dengan fungsi analogWrite().
j) SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin-pin ini mendukung
komunikasi SPI.
k) LED: 13. Disediakan LED yang terpasang ke pin digital 13.
27
l) I2C: 4 (SDA) dan 5 (SCL). Mendukung komunikasi I2C (TWI – Two Wire
Interface) yang bisa dioperasikan menggunakan library Wire library.
m) Pin tambahan
n) AREF: Tegangan untuk input analog. Digunakan oleh fungsi
analogReference().
o) Reset: Apabila pin ini diberi keadaan LOW, maka akan mereset
mikrokontroler. Biasanya digunakan untuk menambahkan tombol reset pada
shield agar memudahkan menekan tombol reset yang tertutup oleh shield.
2.9 PLX DAQ
PLX-DAQ singakatan dari parallax Data Acqusitions adalah add-on dari data
akusisi mikrokontroler parallax untuk Microsoft Excel. Setiap mikrokontroler yang
dihubungkan ke sensor dan port serial PC sekarang dapat mengirim data langsung
ke Excel. PLX-DAQ memiliki fitur berikut:
a Plot atau grafik data terbaca secara real-time dengan menggunakan Microsoft
Excel.
b Merekam hingga 26 kolom data.
c Menandai data dengan real-time (hh: mm: ss) atau detik sejak reset.
d Read / write setiap sel pada worksheet.
e Read / tetapkan salah satu dari 4 kotak centang pada kontrol antarmuka
f Support untuk Com1-15.
Syarat penggunaan PLX-DAQ yaitu:
a. Microsoft Windows 98.
b. Microsoft office / Excel 2000 sampai 2003.
28
Berikut adalah Gambar 2.14 tampilan PLX DAQ:
Gambar 2.14 Penyimpanan data PLX DAQ
2.10 Hterm
HTerm adalah program emulasi terminal untuk antarmuka serial (COM), yang
berjalan pada Windows dan Linux. Ini adalah alat debugging yang berguna untuk
aplikasi komunikasi serial. Ini mendukung port serial (virtual) (RS232) sewenang-
wenang dan mendukung semua yang tersedia pada baudrate perangkat keras. Pada
penilitian ini software hterm digunakan untuk penampilan atau penerimaan data
secara jarak jauh yang dikirimkan melalui radio telemetry. Berikut merupakan
gambar 2.15 tampilan penerimaan data dari software Hterm:
Gambar 2.15 Penampil Data Hterm
29
Fitur lain termasuk input dan output dalam ASCII, hex, biner dan desimal;
mengirim dan menyimpan file; paritas untuk mengirim dan menerima; salinan
format yang diterima ke clipboard; sepenuhnya dapat dikustomisasi melalui file
konfigurasi dalam format XML. Hterm dikembangkan oleh Tobias Hammer dan
dapat diunduh secara gratis.
2.11 LCD (Liquid Cristal Display)
LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampilan yang
menggunakan Kristal cair sebagai penampil utama. LCD terdiri dari lapisan-lapisan
cairan Kristal diantara dua pelat kaca. Film transparan yang dapat menghantarkan
listrik atau black plane, diletakan pada lembaran belakang kaca. Bagian transparan
dari film yang dapat menghantarkan arus listrik pada bagian luar dari karakter yang
diinginkan dilapisan pada pelat bagian depan. Pada saat terdapat tegangan antara
segmen dan Black plane, bagian yang berarus listrik ini mengubah transmisi cahaya
melalui daerah di bawah segmen film.Seperti gambar 2.16 di bawah ini.
Gambar 2.16 Tampilan LCD
2.12 Akuisisi Data
Sistem akuisisi data dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang berfungsi
untuk mengambil, mengumpulkan, menyimpan dan memproses data sehingga
30
diperoleh informasi yang dikehendaki. Sistem akuisisi data dapat mengubah output
yang belum diolah dari satu atau lebih sensor ke dalam sinyal digital yang ekuivalen
untuk dipakai pada proses lebih lanjut, seperti kendali dan aplikasi display (Rizal
Batubara, 2005).
Elemen-elemen dasar dari sistem akuisisi data berbasis komputer (PC),
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.17, antara lain :
1. Sebuah komputer (PC);
2. Transduser;
3. Pengkondisi sinyal;
4. Perangkat akuisisi data;
5. Perangkat analisa; dan
6. Perangkat lunak yang terkait.
Gambar 2.17 Elemen-elemen Sistem Akuisisi Data
Fenomena
fisik
Pengkondisi
sinyal
Tranduser
(sensor) Personal Computer
Perangkat Akuisisi
Data
Perangkat Analisa
Data
Display
31
2.12.1 Personal Computer (PC)
Personal Komputer (PC) digunakan untuk menampilkan hasil pembacaan dari
sensor dikirim ke komputer dalan bentuk data dan grafik. Dalam setiap sample
pengambilan data komputer menunjukkan waktu dan tanggal sebenarnya secara
realtime ketika data diambil. Data yang didapat adalah kecepatan angin yang akan
direkam pada aplikasi di komputer untuk tujuan pengarsipan. Aplikasi yang
digunakan dalam penampilan data dan grafik adalah Arduino IDE dan Microsoft
Excel.
Komputer yang digunakan dapat mempengaruhi kecepatan akuisisi data. Tipe-
tipe transfer data yang tersedia pada komputer yang bersangkutan juga, secara
signifikan, mempengaruhi unjuk kerja dari sistem akuisisi data secara keseluruhan.
Aplikasi-aplikasi akuisisi data secara realtime (waktu nyata) membutuhkan
prosesor yang cepat (dan tentunya akurat) atau menggunakan suatu prosesor
terdedikasi seperti prosesor khusus untuk pemrosesan sinyal digital (DSP -Digital
Signal Processor).
2.12.2 Transduser
Transduser mendeteksi fenomena fisik (suhu, tekanan, kecepatan dan lain-lain)
kemudian mengubahnya menjadi sinyal-sinyal listrik. Misalnya termokopel,
Anemometer dan lain-lain. Pada masing-masing kasus, sinyal listrik yang dihasilkan
sebanding dengan parameter fisik yang diamati. Pada Anemometer ini menggunkan
Optocoupler sebagai tranduser untuk menghitung kecepatan angin
2.12.3 Pengkondisian Sinyal
Sinyal-sinyal listrik yang dihasilkan oleh transduser harus dikonversi ke dalam
32
bentuk yang dikenali oleh papan akuisisi data yang dipakai. Tugas pengkondisi
sinyal yang sering dilakukan adalah penguatan (amplification). Misalnya sinyal-
sinyal lemah yang berasal dari Anemometer, sebaiknya dikuatkan untuk
meningkatkan resolusi pengukuran. Dengan menempatkan penguat cukup dekat
dengan transduser, maka interferensi atau gangguan yang timbul pada kabel
penghubung antara transduser dengan komputer dapat diminimalkan. Minimisasi
terjadi karena sinyal telah dikuatkan sebelum menempuh perjalanan melalui kabel
tersebut. Tugas lain dari pengkondisi sinyal adalah melakukan linearisasi. Beberapa
alat pengkondisi sinyal dapat melakukan penguatan sekaligus linearisasi untuk
berbagai macam tipe transduser sedangkan jenis alat pengkondisi sinyal lainnya
hanya bisa melakukan penguatan, linearisasinya menggunakan perangkat lunak
(program) yang digunakan
2.13 Metode Perancangan
Dalam perancangan ini, secara umum perancang akan menggunakan metode
perancangan yang disarankan oleh Pahl and Beitz. Metode perancangan ini dapat
di simpulkan pada gambar 2.18.
Perancangan ini dilakukan oleh beberapa sebab diantaranya adalah
memodifikasi produk online buatan China, pengembangan sistem analog-digital
menjadi sistem akuisisi data, dan sebagai salah satu teknologi sistem terbaru
Anemometer yang berbasis akuisisi data. Adapun tahapan perancangan sebagai
berikut:
33
1. Perencanaan Proyek dan Penjelasan Tugas
Tugas fase ini adalah menyusun spesifikasi produk yang mempunyai fungsi
khusus dan karakteristik tertentu yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada
fase ini dikumpulkan semua informasi tentang semua persyaratan yang harus
dipenuhi oleh produk dan kendala-kendala yang merupakan batas untuk
produk.
2. Perancangan Konsep Produk
Konsep produk tersebut merupakan solusi dari masalah dari masalah
perancangan yang harus dipecahkan. Beberapa alternatif konsep produk dapat
ditemukan. Konsep produk berupa gambar skets atau gambar skema yang
sederhana, tetapi telah memuat semua.
3. Perancangan Bentuk
Pada fase perancangan bentuk ini, konsep produk diberi bentuk, yaitu
komponen-komponen konsep produk yang dalam gambar skema atau gambar
skets masih berupa garis atau batang saja kini harus diberi bentuk sedemikian
rupa sehingga komponen-komponen tersebut secara bersama menyusun bentuk
produk.
4. Perancangan Detail
Pada perancangan detail, maka susunan komponen produk, bentuk dan dimensi
dari setiap komponen produk ditetapkan. Hasil akhir fase ini adalah gambar
rancangan lengkap dan spesifikasi produk untuk pembuatan.
5. Pembuatan
Pada tahap ini penulis membahas tentang proses keseluruhan pembuatan alat,
yakni meliputi proses pemotongan, pengeleman, pemasangan dan finishing.
34
6. Pengujian Alat
Pada tahap ini penulis membahas tentang pengujian dan pembahasan
mengenai ketepatan alat, yang kemudian kesimpulannya akan menjadi
karakteristik dari Alat tersebut.
Gambar 2.18 Diagram Alir Perancangan Menurut Pahl And Beitz