BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR...

64
8 BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN UMUM II. 1. 1. Pengertian Mesjid Dari segi bahasa kata ‘mesjid’ berasal dari kata benda bahasa Arab, yang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa Indonesia yang berasal dari kata kerja bahasa Arab, sajada, yang berarti ‘meletakkan kening diatas permukaan bumi untuk beribadah kepada Allah SWT. Mesjid menduduki posisi sentral dalam Islam dan kehidupan kaum Muslimin, tidak hanya dalam ibadah (solat), tetapi dalam berbagai aspek kehidupan kaum muslimin. Tetapi fungsi pokok sebuah masjid adalah untuk melakukan ibadah solat. Walaupun solat dapat dilakukan di mana saja (karena seluruh tempat di muka bumi Allah ini adalah mesjid yang artinya tempat bersujud), tetapi mesjid sebagai bangunan rumah ibadah tetap sangat diperlukan karena mesjid juga berperan sebagai salah satu symbol eksistensi keberadaan Islam. Ada beberapa jenis mesjid, berikut ini adalah pengertian dan beberapa contoh mesjid yang ada. Yang akan dibangun nantinya adalah jenis mesjid yang jamaahnya mencakup satu kota madya.

Transcript of BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR...

Page 1: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

8

BAB II

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

II. 1. TINJAUAN UMUM

II. 1. 1. Pengertian Mesjid

Dari segi bahasa kata ‘mesjid’ berasal dari kata benda bahasa Arab,

yang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

Indonesia yang berasal dari kata kerja bahasa Arab, sajada, yang berarti

‘meletakkan kening diatas permukaan bumi untuk beribadah kepada Allah

SWT.

Mesjid menduduki posisi sentral dalam Islam dan kehidupan kaum

Muslimin, tidak hanya dalam ibadah (solat), tetapi dalam berbagai aspek

kehidupan kaum muslimin. Tetapi fungsi pokok sebuah masjid adalah untuk

melakukan ibadah solat. Walaupun solat dapat dilakukan di mana saja (karena

seluruh tempat di muka bumi Allah ini adalah mesjid yang artinya tempat

bersujud), tetapi mesjid sebagai bangunan rumah ibadah tetap sangat

diperlukan karena mesjid juga berperan sebagai salah satu symbol eksistensi

keberadaan Islam.

Ada beberapa jenis mesjid, berikut ini adalah pengertian dan beberapa

contoh mesjid yang ada. Yang akan dibangun nantinya adalah jenis mesjid

yang jamaahnya mencakup satu kota madya.

Page 2: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

9

Jenis Nama/Istilah Fungsi/Peranan Contoh Rancangan

Nasional Masjid

Nasional

Tuntunan Arah kiblat

Simbol kesatuan ummat / utk Ibadah

haji dan Umroh

Masjidil-Haram

Masjid Nabawi

Masjid al-Aqsa

Satu lokasi dalam

dunia

/ Arah kiblat

Raya Masjid Raya Biasanya dibangun untuk

melaksanakan Sembahyang Hari

Raya / Acara khusus hari besar

Agama Islam

Masjid Raya

Pondok Indah

Dibangun hanya

satu disetiap

masing-masing

wilayah

Agung Mesjid

Agung

Biasanya dibangun untuk

memberikan identitas kodya atau

daerah sekitarnya

Dibangun di setiap

kodya

Jamaah Masjid Jami Masjid pertama yang dibangun

(biasanya mesjid tertua atau masjid

pertama yg pernah dibangun

diwilayah tersebut)

Masjid Lebuh

Aceh, Malaysia

Dibangun hanya

satu disetiap

wilayah

Surau Surau Dapat dijadikan tempat untuk

sembahyang fardu berjamaah /

Tempat berkumpul secara lokalitas

Surau Dimana saja

diperlukan

Tempat

sembahyang

Musholla Memberi kemudahan sembahyang

bagi setiap orang / kemudahan

beribadah bagi musafir

Dimana saja

diperlukan

Tabel 2. 1. 1. 1

II. 1. 2. Fungsi Mesjid

Ada dua hal penting yang sebenarnya menjadi pertimbangan dalam

membangun sebuah mesjid. Yang pertama fungsi utama dari sebuah mesjid

sebagai tempat beribadah yaitu menyembah Allah SWT, dan yang kedua

adalah aspek spasial dan arsitektur sebuah mesjid yang dapat menjadi tempat

bersosialisasi dan bersilaturahmi serta dapat meningkatkan kekhusukan dan

kesyahduan jamaah tidak hanya pada saat beribadah tetapi saat berada di

lingkungan mesjid.

Page 3: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

10

Yang pertama adalah fungsi mesjid yang paling utama untuk

pelaksanaan berbagai ibadah, khususnya solat berjamaah yang dapat

menampung minimal 40 orang, terdapat mihrab untuk imam dan makmum

yang mengahadap kiblat dan selebihnya adalah opsional. Tetapi dalam

perkembangannya, mesjid juga menjadi pusat berbagai kegiatan social-

keagamaan, pendidikan, politik, kesehatan, dan yang lainnya.

Perkembangan ini dimulai ketika Nabi Muhammad hijrah dan

mendirikan Negara Madinah dan kemmudian mendirikan sebuah Mesjid

Madinah yang kemudian terkenal dengan nama Mesjid Nabawi sebagai pusat

dari kegiatan negara tersebut. Seetelah Nabi Muhammad wafat, mesjid ini

tetap menjadi pusat kegiatan para khalifah. Dalam perkembangan selanjutnya,

selain menjadi pusat pertemuan para sahabat dan pemimpin muslim lainnya,

Mesjid Nabawi juga digunakan sebagai tempat berdakwah pelajaran tentang

Islam bagi orang-orang yang baru memeluk Islam. Dari sinilah awal

perkembangan mesjid sebagai salah satu pusat pendidikan Islam.

Yang kedua adalah aspek spasial dan arsitektur dari sebuah mesjid.

Menurut Ira Lapidus, seorang guru besar dari UCLA, misalanya, dalam

beberapa karyanya tentang Islamic cities menyimpulkan, bahwa pada

dasaranya pengaturan spasial kaum Muslimin berpusat pada mesjid. Bisa

dikatakan bahwa mesjid merupakan titik pusat dan awal pengaturan tataruang

lingkungan kehidupan kaum Muslimin. Jadi dari mesjid kemudian diatur

berkembang unit-unit spasial lainnya.

Page 4: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

11

II. 1. 3. Sejarah Mesjid

Mesjid Pertama di Dunia

Di Propinsi Hijaz, sebelah barat Arab Saudi yang tidak jauh dari Laut

Merah, terdapat kota yang bernama Mekah. Di tengah-tengah pusat dari kota

ini terdapat bangunan kotak kecil yang berukuran 12x10x15m yang terbuat

dari batu. Kotak kecil yang terbuat dari batu jika kita lihat tidak sesuai dengan

langit yang tinggi atau dataran yang luas di muka bumi ini. Kotak kecil itu

disebut sebagai Kaa’ba yang dapat diartikan ‘kotak’ atau juga bisa disebut

Baitullah atau rumah Allah.

Pembangunan Kaa’ba sendiri menurut sejarah Islam dilakukan oleh

Nabi Ibrahim A.S. dan puteranya Ismail A.S. Nama lain dari Kaa’ba adalah

Baitul Atteq yang bermakna paling awal dan lama atau juga bisa berarti

merdeka dan bebas. Jadi disinilah mesjid pertama yang ada di muka bumi ini

dibangun yang kemudian menjadi kiblat umat Muslim sedunia untuk

melakukan ibadah solat lima waktu.

Menurut tradisi Islam, Kaa’ba yang ada di surga telah digariskan oleh

Allah SWT menuju Surga yang terletak diatas Kaa’ba yang ada di dunia. Jadi

sebenarnya ada juga Kaa’ba yang ada di surga yang dijadikan kiblat oleh para

malaiklat yang disebut Baitul Maa’moor.

Ibrahim membuat tempat suci yang disebut Kaa’ba ini pada saat ia

menuju ke daerah selatan padang pasir bersama istrinya Siti Hajar dan

anaknya yang masih sangat kecil Ismail. Pada Bible perjanjian lama

Page 5: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

12

disebutkan bahwa ada dua rumah Tuhan yang dibangun. Satu yang ada di

surga yaitu Baitul Maa’moor, dan satu lagi yang ada di dunia adalah Kaa’ba

atau Baitullah yang berada di Mekah.

Pada saat Nabi Ibrahim A.S. membangun Kaa’ba di Mekah dengan

dibantu oleh anaknya Ismaail A.S., dia berdoa kepada Allah agar Kaa’ba

dijadikan kiblat bagi semua orang baik dan beriman. Tetapi dengan

perkembangan zaman yang ada di daerah Mekah, banyak orang-orang yang

tidak mengikuti Nabi Ibrahim untuk menyembah Allah SWT, tetapi

menyembah berhala atau patung yang dibuatnya sendiri sebagai bentuk tuhan

yang ada bagi mereka. Mereka menaruh berhala-berhala tersebut di dalam

Kaa’ba tersebut.

Selama Nabi Ibrahim masih hidup, ia selalu berusaha membersihkan

ruangan dalam Kaa’ba yang berisi berhala-berhala tersebut dan mencoba

memberi tahu kepada masyarakat bahwa Kaa’ba adalah symbol dari Rumah

Tuhan, tetapi Tuhan tidak berada di dalamnya, melainkan diseluruh jagat raya

ini. Tetapi setelah Nabi Ibrahim A.S. wafat, kemudian orang-orang mulai

menaruh kembali berhala-berhala tersebut di dalam Kaa’ba sampai kurang

lebih 400.000 tahun.

Setelah Muhammad Ibnu Abdullah memasuki kota Mekah, ia bersama

menantunya yang bernama Ali Ibnu Abi Thallib menghancurkan semua

berhala yang ada di dalam Kaa’ba dengan tangan mereka sendiri.

Page 6: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

13

Dalam sejarahnya Nabi Ibrahim A.S. dan anaknya Ismail A.S.

membangun Kaa’ba dengan melanjutkan pondasi yang sama yang telah dibuat

Nabi Adam A.S. sebelumnya. Pada mulanya Kaa’ba hanya terdiri dari empat

buah dinding tanpa atap. Beberapa abad kemudian, Khusayi, pemimpin dari

suku Quraish melengkapi bangunan tersebut dengan atap untuk memberikan

bentuk seperti perlindungan dan pintu. Jadi orang dapat masuk ke dalam

Kaa’ba melalui pintu tersebut untuk berdoa.

Di pojok timur dari Kaa’ba terdapat batu hitam atau yang biasa disebut

Hajar Aswad, yang sejarahnya adalah batu putih dari surga, tetapi setelah jatuh

ke bumi dan berada di tangan orang-orang kafir, batu tersebut menjadi hitam,

yang berdiameter kurang lebih 12 inchi. Kemudian di arah berseberangan di

daerah barat daya terdapat dinding setengah lingkaran dengan tinggi kurang

lebih 5 kaki dan tebal juga 5 kaki yang merupakan makam Ismail A.S. dan

ibunya Siti Hajar. Terdapat pula makam Nabi Ibrahim A.S. yang terletak

diantara dinding setengah lingkaran tersebut dengan Kaa’ba, yang berbentuk

kubah kecil. Didalamnya terdapat batu kecil yang terdapat bekas kaki Nabi

Ibrahim A.S.

Menurut para akademik dan sejarahwan berkata bahwa Kaa’ba sampai

saat ini sudah dilakukan perbaikan dan pembesaran sampai 12 kali.

Pembesaran ini membuktikan bahwa jumlah umat Islam kian bertambah dan

juga keinginan melakukan Rukun Islam yang kelima.

Page 7: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

14

Imam Abul Hassan Mawardi dan lain-lain meriwayatkan bahwa

semasa Rasulullah hingga ketika Saidina Abu Bakar diangkat menjadi

Khalifah, Masjidil-Haram tidak mempunyai dinding dan datarannya tidak

seluas seperti saat ini.

Perluasan Masjidil-Haram bermula pada tahun 638 Masehi oleh

Saidina Umar ibnu Khattab. Beliau telah membeli rumah-rumah di sekeliling

Ka’abah dan diruntuhkan kesemuanya bagi tujuan perluasan. Perluasan Masjid

diteruskan lagi oleh Saidina Usman pada kira-kira tahun 647 Masehi.

Pada tahun 696 Masehi, Abdullah ibn Zubair yaitu cucu Saidina Abu

Bakar juga telah memperluas kawasan masjid ini dengan membeli gedung-

gedung yang terdapat di sebelah timur dan selatan Masjid. Sementara di

bagian utara dan barat telah diperluas oleh Zaid bin Abdullah al-Harisi

dibawah perintah Abu Ja’afar al-Mansur, Khalifah Bani Abas kedua. Masjidil-

Haram telah dibangun dengan jiwa seninya yg tinggi.

Abdul Malik ibn Marwan, Umar, Al-Walid, Ziad bin Abdullah,

Musaal-Mahdi, adalah orang-orang yang awalnya menghiasi masjid ini.

Dalam bangunan terdapat Kalimat-kalimat al-Qur’an dengan corak Islami,

batu-batu marmernya telah diukir dengan indah dan tiang-tiangnya dibalutkan

emas.

Kini Masjidil-Haram telah mempunyai sebanyak sembilan menara,

berdiri tegak dengan indahnya, dengan alunan kemerduan suara azan yang

Page 8: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

15

setiap waktu memanggil umatnya untuk menunaikan perintah Allah dengan

penuh kesabaran dan keinsyafan.

Ada beberapa fungsi mesjid menurut DMI (Dewan Mesjid Indonesia)

berdasarkan mesjid yang dibangun pertam kali dan juga masjid yang dibangun

oleh Nabi Muhammad, Pertama, masjid dapat difungsikan sebagai pusat

ibadah, baik ibadah mahdhah, maupun ibadah sosial. Ibadah mahdhah adalah

ibadah yang langsung kepada Allah SWT, seperti salat, mengaji, tahlil, dan

tadarus. Tentu, secara tidak langsung, ibadah-ibadah tersebut juga ada

hubungannya dengan masyarakat. Sedangkan sebagai pusat ibadah sosial,

masjid dapat difungsikan untuk mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah

Islamiyah, menjaga kebersihan dan kesehatan bersama, melaksanakan kurban,

dan membantu peningkatan ekonomi ummat. Kedua, memanfaatkan masjid

sebagai pusat pengembangan masyarakat, melalui berbagai sarana dan

prasarana yang dimiliki masjid, seperti khutbah, pengajian, kursus ketrampilan

yang dibutuhkan anggota jamaah, dan menyelenggarakan pendidikan formal

sesuai kebutuhan masyarakat. Dan, ketiga, memfungsikan masjid sebagai

pusat pembinaan persatuan ummat.

II. 1. 4. Sejarah Mesjid di Indonesia

Betapapun sederhana bentuk bangunan dan arsitekturnya, mesjid telah

hadir bersamaan dengan penyebaran Islam di usantara. Tetapi kita tidak tahu

pasti mesjid mana yang merupakan mesjid pertama dan tertua di Indonesia.

Page 9: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

16

Tetapi jika kita lihat dari kerajaan Islam pertama yang ada di Indonesia,

mesjid tertua di Indonesia adalah mesjid yang berada di kerajaan Samudra

Pasai sebagai kerajaan Islam pertam di Indonesia.

Menurut Undang-undang no.5 tahun 1992, tentang “Benda Cagar

Budaya”, ukuran untuk menetapkan ‘usia’ bangunan yang sudah tua adalah 50

tahun. Jadi jika ukuran tersebut yang digunakan, maka diperkirakan terdapat

lebih dari 10000 mesjid ‘tua’ dan ‘kuno’ yang ada di Indonesia.

Ada beberapa mesjid ‘tua’ dan ‘kuno’ yang jauh melampui batas waktu

yang digariskan oleh undang-undang no.5 thaun 1992, diantaranya adalah

Mesjid Baiturrahman Banda Aceh yang berada di Aceh (1292); Mesjid Leran

Pesucinan yang berada di Gresik (1385); Mesjid Sawo Gresik yang berada di

Gresik (1398); Mesjid Mapauwe yang berada di Leihitu, Maluku Tengah

(1414); Mesjid Pajunan yang berada di Cirebon (1453); Mesjid Agung Demak

yang berada di Demak (1477); dan lain-lain.

Ketika Islam mulai berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa,

arsitektur Islam diperkenalkan oleh para ‘’wali'’, sebagai orang yang dianggap

dekat dengan Tuhan dan diyakini memiliki berbagai kelebihan. Para wali

bertugas mengajarkan agama Islam dan sangat menghormati kebudayaan yang

berkembang sebelum masuknya Agama Islam di Indonesia. Karena itulah para

wali sangat dihormati dan disegani, sehingga karya-karya arsitektur Islam saat

itu masih memperlihatkan perpaduan budaya lama dan budaya baru dalam

arsitektur Islam.

Page 10: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

17

Memasuki dekade 1960-an, mulai muncul gaya-gaya baru dalam

arsitektur masjid di Indonesia. Gaya-gaya arsitektur yang baru tersebut banyak

muncul dari kalangan intelektual Islam diantarnya adalah Achmad Noe’man,

salah satu arsitek yang ikut merubah wajah mesjid yang ada di Indonesia.

Salah satu karyanya adalah Mesjid Salman di ITB yang dibangun pada tahun

1964. Di sini, ia berusaha untuk merombak pola-pola lama dalam perwujudan

bentuk dan ekspresi masjid-masjid di Indonesia yang telah ada sebelumnya.

Gagasan-gagasan totalitas dalam pembebasan tradisi tersebut, termasuk dalam

pengambilan pilihan material, teknik dan teknologi membangun masjid pada

saat itu, tampaknya menjadi `sangat konstekstual` jika dilihat dari

keberadaannya sebagai masjid kampus yang sudah sewajarnya penuh

dinamika dan pembaharuan oleh perubahan-perubahan bentuk arsitekturnya.

Arsitektur masjid dengan gaya baru di Indonesia, mulai muncul saat

pembangunan Masjid Istiqlal di Jakarta. Meskipun masjid merupakan karya

arsitektur Islam, tetapi ternyata Masjid Istiqlal di Jakarta adalah karya arsitek

ternama Indonesia non Muslim. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederick

Silaban, seorang umat Nasrani yang menempuh pendidikan arsitekturnya di

ITB Bandung. Meskipun arsitek ini bukan seorang Muslim, namun ia dapat

menghayati fungsi masjid sebagai perwujudan penting umat Islam.

Page 11: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

18

Gambar 2. 1. 4. 1. Gambar 2. 1. 4. 2.

Gambar 2. 1. 4. 3. Gambar 2. 1. 4. 4.

Gambar 2. 1. 4. 5. Gambar 2. 1. 4. 6.

Page 12: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

19

Gambar 2. 1. 4. 6. Gambar 2. 1. 4. 7.

Gambar 2. 1. 4. 8. Gambar 2. 1. 4. 9.

Gambar 2. 1. 4. 5. Gambar 2. 1. 4. 5.

Page 13: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

20

II. 2. TINJAUAN KHUSUS

II. 2. 1. Tinjauan Tapak

LOKASI

- Luas Tapak : 10.000 m2

- Lokasi : Jl. Raya Kebon Jeruk, Batu Sari, Jakarta Barat

- KDB : 60 %

- KLB : 3

- GSB : 10 m dan 6 m

- Ketinggian Maks. : 8 Lantai

DATA

- Perbedaan suhu antara siang dan malam relatif rendah (240-32

0 C)

- Kecepatan angin rendah (2m/s), bertambah cepat jika turun hujan

- Kelembaban udara tinggi (60-95%)

- Radiasi matahari cukup tinggi (>900W/m2), namun saat mendung hanya

<100W/m2

- Curah huja tinggi (>300mm)

- Flora beragam, tumbuh subur, jamur bertumbuh dengan pesat

Menurut George Lippsmeier (1994) ciri-ciri dan maslah-masalah bangunan

terpenting di daerah iklim hutan hujan tropis adalah :

Ciri-ciri Iklim Masalah umum dan

bangunan

Hal-al penting yang perlu

diperhatikan

Kelembaban udara dan

temperature tinggi

Panas di dalam bangunan

Bangunan sebaiknya banyak

diberi ruang terbuka agar

gerakan angin lebih lancer

Page 14: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

21

Angin sedikit

Radiasi matahari tinggi

Penguapan sedikit karena

gerakan udara lambat

Perlu perlindungan terhadap

radiasi matahari, dan hujan

Ventilasi silang

Ruang sekitar bangunan

diberi peneduh tanpa

mengganggu sirkulasi udara

Pencahayaan dan

pengahawaan alami dalam

bangunan untuk menghemat

energy

Tabel 2. 2. 1. 1

- Penduduk di kodya Jak-Bar : 1.573.561 orang

- Prosentase Agama :

Islam = 80%

Kristen Protestan = 9%

Kristen Katolik = 6%

Hindu dan Budha = 5%

- Jumlah Penduduk Islam : 1.258.848 orang

- Jumlah Penduduk Protestan : 141.620 orang

- Jumlah Penduduk Katolik : 94.413 orang

- Jumlah Penduduk Hindu dan Budha : 78.678 orang

DATA TEMPAT PERIBADATAN

- Jumlah Mesjid di kodya Jak-Bar : 536

- Jumlah Gereja di kodya Jak-Bar : 165

- Jumlah Vihara di kodya Jak-Bar : 51

Page 15: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

22

- Jumlah Pura di kodya Jak-Bar : 14

TAPAK

Gambar 2. 2. 3. 1.

Tapak berada di pertigaan lampu merah Batussari, Jalan Raya Kebun

Jeruk di daerah Rawa Belong, Palmerah. Daerah Batusari ini merupakan salah

satu daerah pemukiman penduduk Betawi yang paling awal. Seiring

perkembangan waktu, masyarakat Betawi mulai terdesak ke pinggiran oleh

banyaknya pendatang. Daerah Batusari ini mempunyai sejarah kebetawian

yang cukup lekat.

Seiring dengan perkembangan waktu adanya perkembangan kota dan

masuknya pendatang dari berbagai daerah di Indonesia untuk menjadi

mahasiswa Universitas Bina Nusantara, semakin menyebabkan padatnya

daerah Batusari dan sekitarnya ini. Kondisi ini membuat keadaan lingkungan

Page 16: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

23

di daerah Batusari ini menjadi lebih macet karena bertambahnya kendaraan

yang lewat yang menyebabkan polusi yang meningkat dan banyaknya k

II. 2. 2. Peraturan Bangunan Khusus Pemda DKI Jakarta

Berdasarkan Undang-Undang No.28 tahun 2002 tentang Bangunan

Gedung, ada beberapa persyaratan teknis yang harus dipenuhi dalam hal

perencanaan dan perancangan sebuah gedung. Persyaratan tersebut antara lain:

• Bangunan gedung yang dibangun di atas, dan/atau di bawah tanah,

air, dan/atau prasarana dan sarana umum tidak boleh mengganggu

keseimbangan lingkungan, fungsi lindung kawasan, dan/atau fungsi

prasarana dan sarana umum yang bersangkutan.

• Persyaratan jumlah lantai maksimum bangunan gedung atau bagian

bangunan gedung yang dibangun di bawah permukaan tanah harus

mempertimbangkan keamanan, kesehatan, dan daya dukung

lingkungan yang dipersyaratkan.

• Persyaratan jarak bebas bangunan gedung atau bagian bangunan

gedung yang dibangun di bawah permukaan tanah harus

mempertimbangkan batas-batas lokasi, keamanan, dan tidak

mengganggu fungsi utilitas kota, serta pelaksanaan pembangunannya.

• Persyaratan tata ruang dalam bangunan harus memperhatikan fungsi

ruang, arsitektur bangunan gedung, dan keandalan bangunan gedung.

Page 17: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

24

• Persyaratan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan

gedung dengan lingkungannya harus mempertimbangkan terciptanya

ruang luar bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang,

serasi, dan selaras dengan lingkungannya.

• Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan,

dan bangunan pelayanan umum lainnya harus mempunyai bukaan

untuk ventilasi dan pencahayaan alami.

• Penggunaan bahan bangunan gedung harus aman bagi kesehatan

pengguna bangunan gedung dan tidak menimbulkan dampak negatif

terhadap lingkungan.

• Bangunan gedung yang bertingkat harus menyediakan tangga yang

menghubungkan lantai yang satu dengan yang lainnya dengan

mempertimbangkan kemudahan, keamanan, keselamatan, dan

kesehatan pengguna.

• Bangunan gedung untuk parkir harus menyediakan ram dengan

kemiringan tertentu dan/atau sarana akses vertikal lainnya dengan

mempertimbangkan kemudahan dan keamanan pengguna sesuai

standar teknis yang berlaku.

• Penyediaan akses evakuasi harus dapat dicapai dengan mudah dan

dilengkapi dengan petunjuk arah yang jelas.

• Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan

lanjut usia termasuk penyediaan fasilitas aksesibilitas dan fasilitas

Page 18: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

25

lainnya dalam bangunan gedung dan lingkungannya merupakan

keharusan bagi semua bangunan gedung, kecuali rumah tinggal.

Peraturan dan ketentuan tata bangunan yang lebih rinci diatur dalam

Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 7 Tahun 1991 tentang

Bangunan dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta akan dilampirkan

dalam tulisan ini.

II. 3. TINJAUAN TOPIK

II. 3. 1. Pengertian Arsitektur Ekologis

Ekologi berasal dari kata bahasa Yunani yaitu ‘oikos’ dan ‘logos’,

‘oikos’ berarti rumah tangga atau cara bertempat tinggal, sedangkan ‘logos’

bersifat ilmu atau ilmiah. Jadi ekologi berarti ilmu tentang rumah atau tempat

tinggal mahluk hidup. Atau ekologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang

mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dan lingkungannya.

Istilah ekologi pertama kali diperkanalkan oleh Ernst Hackel, ahli ilmu

hewan pada tahun 1869 sebagai ilmu interaksi segala jenis mahluk hidup

dengan lingkungannya. Ekologi juga biasanya dimengerti sebagai hal-hal yang

berhubungan antara mahluk hidup (manusia, hewan, dan tumbuhan) dengan

lingkungannya (cahaya, suhu, iklim, curah hujan, topografi, dll).

Menurut Ernest Burden,

“Ecological Architecture is a style of architecture (1970-)

developed in response to the problems of expensive fuels and other

environmental factors. Various projects were undertaken to construct self-

Page 19: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

26

sufficient, or self-serving buildings, independent of public utilities, by

exploiting ambient energy sources, such as wind power, solar radiation,

and a variety of recycling technique.”

“Arsitektur Ekologi adalah desain yang menegaskan penggunaan

bahan alami dan penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbaharui

dimana sumber tersebut dapat dikembalikan ke alam tanpa menyebabkan

kerugian. Untuk pengurangan penggunaan energi, semua aspek-aspek

pasif surya dan massa termal dimasukkan ke dalam bangunan dengan

sebuah mekanisme. (sumber :

http://www.ecologicalarch.com/designapproach.php)”

Menurut Heinz Frick, Arsitektur Ekologis adalah cara membangun yang

holistis (berhubungan dengan sistem keseluruhan), memanfaatkan pengalaman

manusia (tradisi dalam pembangunan), sebagai proses dan kerja sama antara

manusia dan alam sekitarnya sebagai berikut :

a. Berhubungan erat dengan tempat bangunan, sejarah, kebudayaan,

tata kota, tata lingkungan, serta keadaan lalu lintas (pencapaian).

b. Memiliki kualitas tinggi berhubungan dengan penggunaan ruang

dalam maupun ruang luar, pencahayaan, warna, bentukan, dan bahan

bangunan.

c. Menjadi fleksibel sekali dalam penggunaan dan perubahan,

memungkinkan keanekaragaman kebersamaan penghuni dan mendukung

partisipasi semua anggota terkait dalam perencanaan, pembangunan,

pemeliharaan maupun penggunaan.

d. Memperhatikan ekologi pada bahan bangunan (peredaran bahan dan

rantai bahan).

Page 20: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

27

e. Mendukung kesehatan penghuni dan menghindari bahan bangunan

yang menimbulkan berbagai penyakit pada manusia.

Arsitektur ekologi melihat bangunan sebagai bagian dari ekosistem dari

planet dan bangunan sebagai bagian dari habitat hidup. Arsitektur ekologi

menggabungkan keberkelanjutan, kesadaran lingkungan, hijau, alami, dan

organik sehingga mendekati solusi desain yang dibutuhkan dan yang sesuai

dengan karakteristik tapak, konteks lingkungan sekitarnya, dan iklim mikro serta

topografi.

Menurut Heinz Frick, ada dua arus yang mempengaruhi kehidupan

manusia, yaitu teknik dan alam. Teknik timbul karena adanya kekurangan dan

menjadi alat bantu yang dapat dengan cepat menagatasi kekurangan-

kekurangan tersebut disaat prosees biologis dinilai terlalu lambat untuk

mengatasinya. Akan tetapi, penggunaan teknik secara dangkal dan berjangka

pendek secara berlebihan dapat menyebabkan efek samping baik secara

biologis, psikologis, maupun ekologis. Dan penggunaan teknik dengan

menggunakan energi tak terbarukan dapat menyebabkan perusakan dan

pencemaran terhadap semua peredaran kehidupan.

Pada zaman dahulu, seperti yang dikatakan oleh Vitruvius bahwa

bangunan yang baik harus memiliki 3 unsur yaitu Venustas / keindahan,

Firmitas / kekokohan, dan Utilitas / kegunaan. Tetapi pada masa sekarang

bangunan yang baik, selain dari tiga unsure tersebut, ada satu unsur tambahan,

yaitu hemat energi. Tambahan ini muncul karena keadaan bumi pada masa

Page 21: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

28

sekarang sudah sangat buruk. Banyak lapisan ozon yang bolong, pencemaran

baik udara, maupun air dimana-mana. Jadi penghematan energi adalah satu –

satunya jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Pada dasarnya penghematan energi disini bukan kita tidak boleh

menggunakan energi yang ada, tetapi akan lebih baik jika kita dapat

mengganti penggunaan energi yang tak terbarukan dengan energi terbarukan.

Dan juga lebih baik jika energi terbarukan tersebut dapat kita olah sedemikian

rupa menjadi energi yang berguna bagi bangunan tersebut dan pengganti

energi tak terbarukan tersebut.

Jadi arsitektur ekologis sendiri mengandung juga bagian-bagian dari

arsitektur biologis (arsitektur yang memperhatikan kesehatan penghuni),

arsitektur alternatif, arsitektur matahari (arsitektur yang memanfaatkan tenaga

surya), arsitektur bionik (teknik sipil dan konstruksi yang memperhatikan

pembangunan alam), serta pembangunan berkelanjutan (arsitektur yang

memperhatikan aspek social, ekonomi dalam perkembangan masa depannya).

Arsitektur ekologis tidak menetukan apa yang seharusnya terjadi dalam

arsitektur, melainkan arsitektur ekologis menghasilkan keselarasan antara

manusia dan alam.

Beberapa contoh prinsip, strategi dan metode desain bangunan

ekologis adalah sebagai berikut :

1. Smaller is Better

Page 22: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

29

Penyelesaian yang paling baik menurut prinsip “semakin kecil

semakin baik” (minimalis) adalah dengan meminimalisasi

struktur/konstruksi yang juga berarti mengurangi penggunaan energy, bahan

mentah, dan ruang.

2. Hemat energy

Bangunan yang ekologis harus bias memanfaatkan potensi sumber

daya alam yang dapat diperbaharui demi penghematan energy yang tidak

dapat diperbaharui. Desain dapat diwujudkan dengan :

a. Memanfaatkan potensi dan mengatasi permasalahan iklim

setempat dengan menggunakan teritisan, ventilasi silang,

pemanfaatan cahaya matahari pada siang hari, dll.

b. Konservasi air, contohnya dengan menampung air hujan dan di

gunakan sebagai air wudhu.

3. Memakai bahan baku dan energy terbarui

Panas dan cahaya matahari, angin merupakan energy yang terbarui,

oleh sebab itu sebaiknya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya

melalui desain dengan ventilasi silang.penggunaan bahan bangunan seperti

kayu, bamboo, rotan, dan sebagainya.

4. Penggunaan bahan bangunan yang ekologis

Prinsip-prinsip penggunaan bahan baku ekologis adalah sebagai

berikut :

- Menggunakan bahan baku, energy dan air seminimal mungkin.

Page 23: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

30

- Semakin kecil kebutuhan energy pada produksi dan transportasi,

semakin kecil pula limbahnya.

- Bahan-bahan yang tidak seharusnya digunakan sebaiknya diabaikan.

- Menggunakan bahan bangunan yang terbuat dari bahan baku yang

terbarukan atau dari bahan daur ulang.

- Proses produksi bahan bangunan harus menghindari penggunaan

bahan yang berbahaya.

- Bahan yang dipakai harus kuat dan tahan lama sesuai masa pakai.

- Bahan bangunan atau bagian bangunan harus mudah diperbaiki dan

diganti.

5. Konservasi air

Penggunaan kembali air buangan terutama air hujan untuk

penggunaan wudhu, menyiram tanaman, flushing toilet, dan lain-lain.

6. Optimalisasi vegetasi

Penghijauan akan meningkatkan kualitas kehidupan dalam kota

karena sekaligus sebagai ‘paru-paru’ lingkungan sekitar. Oleh karena itu

disediakan ruang terbuka hijau dan penanaman pepohonan. Karena vegetasi

dapat mensuplai oksigen, member keteduhan dan kesejukan, mengurangi

kebisingan, mengurangi debu, dan lain-lain.

7. Menggunakan teknologi sederhana

Menggunakan teknologi konstruksi sederhana yang dapat dikerjakan

pekerja local, berarti memberi kesempatan kerja untuk pekerja setempat.

Page 24: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

31

8. Life cycle design

Life cycle merupakan analisa penggunaan energy untuk proses

produksi, konstruksi, operasi, dan pemeliharaan sampai pemusnahan, serta

dampaknya kepada lingkungan.

II. 4. Teori-Teori Arsitektur Pendukung

Bentuk dan Ruang

Menurut Ching (1996), bentuk dasar ruang dan bangunan secara umum

ada tiga, yaitu segitiga, lingkaran dan segiempat. Pada bangunan mesjid ini

saya akan menggunakan bentuk segiempat sebagai bentuk dari denah

bangunan ini, karena bentuk ini dapat mengoptimalkan bentuk ruang yang

akan dipergunakan untuk ruang solat berjamaah.

Bentuk Keuntungan Kerugian

2. Segiempat

• Bentuk statis

• Mudah dikembangkan ke

segala arah

• Orientasi ruang pada

keempat sisi pembatasnya

• Layout ruang baik dan

• Ruang memiliki efisiensi

yang tinggi

• Orientasi ruang

cenderung statis

Tabel 2. 4. 1.

Page 25: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

32

Beberapa jenis organisasi bentuk dan ruang antara lain :

• Ruang di dalam Ruang

Sebuah ruang yang luas dapat mencakup dan memuat sebuah ruang lain yang

lebih kecil di dalamnya.

• Ruang-Ruang yang saling berhubungan / berkaitan

Suatu hubungan ruang yang saling berkaitan yang dihasilkan dari overlapping

dua daerah ruang dan membentuk irisan atau suatu daerah bersama.

• Ruang-Ruang yang Bersebelahan

Merupakan organisasi ruang yang paling umum. Batas-batas pemisah ruang

yang bersebelahan dapat berupa dinding, panel, kolom, ketinggian lantai,

ketinggian plafon, split dinding, dan lain-lain.

• Ruang-Ruang yang dihubungkan oleh sebuah Ruang Perantara

Dua buah ruang yang terpisah oleh jarak dapat dihubungkan atau dikaitkan satu

sama lain oleh ruang ketiga atau ruang perantara.

Selanjutnya dibahas oleh Ching, ada beberapa jenis organsisasi ruang, antara lain :

• Organisasi Terpusat, di mana sebuah ruang dominan menjadi pusat

pengelompokan sejumlah ruang sekunder

• Organisasi Linear, suatu bentuk urutan dalam satu garis dan ruang-ruang yang

berulang. Garis tidak harus berbentuk lurus.

• Organisasi Radial, di mana sebuah ruang pusat menjadi acuan organisasi ruang

linear yang berkembang menurut arah jari-jari.

Page 26: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

33

• Organisasi Cluster, yaitu kelompok ruang yang kedekatan hubungan atau

bersama-sama memanfaatkan satu ciri atau hubungan visual. Organisasi yang

paling umum terbentuk.

• Organisasi Grid, di mana ruang-ruang terorganisir dalam daerah grid atau

struktur lainnya.

Sirkulasi

Beberapa Komponen Unsur dalam Sirkulasi Ruang antara lain :

• Pencapaian (Langsung, Tersamar, Berputar)

• Jalan / Pintu Masuk

• Konfigurasi Jalan (Linear, Radial, Spiral, Grid, Jaringan, Komposit)

• Hubungan Jalan dan Ruang

• Bentuk Ruang Sirkulasi (Koridor, Aula, Galeri, Tangga, Kamar)

Sirkulasi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

- Sirkulasi Horizontal

- Sirkulasi Vertikal

Tapak dan Lingkungan

Menurut Chiara dan Koppelman (1991), ada beberapa faktor yang penting

dan perlu diperhatikan dalam melakukan analisis tapak dan lingkungan, antara lain :

• Pencapaian

Page 27: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

34

• Kondisi Tapak

• Kondisi Lingkungan Sekitar

• Orientasi Massa Bangunan

• Utilitas dan Drainase Lingkungan

• Area Hijau pada Lingkungan

Orientasi dan Tata Letak Bangunan

Selanjutnya diuraikan oleh Chiara dan Koppelman, bahwa Orientasi dan Tata Letak

Bangunan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

• Jalan

• Bentuk Tapak

• Orientasi Terhadap Matahari, yang menyangkut panas matahari pada bangunan,

serta penataan lansekap dan elemen bangunan untuk pengendalian panas

• Angin

• Jalan Sekitar Tapak

• Kebisingan, yang menyangkut bukaan terhadap kebisingan.

• View

II. 5. Studi Kasus

II. 5. 1. Mesjid Agung At-Tin

Arsitek utama H. Achmad Noe’man I.A.I (Biro Arsitektur Achmad Noe’man)

• Visi

Page 28: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

35

" Menjadikan Masjid Sebagai Oase Spiritual dan Pencerahan Intelektual "

• Misi

- Menjadikan Masjid Agung AT-TIN sebagai konsep dan Tren Masjid

masa depan.

- Meningkatkan kecerdasan intelektual dan spiritual ummat secara

terpadu.

- Wahana pemberdayaan sumber daya ummat yang profesional dan

berakhlak karim.

Gambar 2. 5. 1. 1.

Page 29: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

36

• Data umum mesjid

Arah Kiblat Sertifikat DEPAG = 23 April 1997

Kordinat Tempat = 06 derajat, 17879 - 106 derajat, 53076

Arah Kiblat = 295 derajat, 9', 54'', 46

Mulai Pembangunan Tanggal = April 1997

Peletakan Batu Pertama = 23 Agustus 1997

Adzan Pertama = 25 Nopember 1999

Soft Opening = 26 Nopember 1999

Grand Opening = 26 Desember 1999

Luas Tanah = 70.000 m2

Luas Bangunan Masjid

A. Lantai Dasar

B. Lantai Satu

C. Lantai Mezanine

D. Luas Selasar Tertutup

E. Luas Plaza Shalat

Kapasitas Jamaah

A. Dalam Masjid

B. Plaza & Selasar Tertutup

Tinggi Menara Utama

= 5.030 m2

= 4.350 m2

= 2.069 m2

= 1.245 m2

= 5.800 m2

= 9.000 orang

= 10.850 orang

= 42 m

Page 30: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

37

Kapasitas Parkir

A. Mobil Kecil

B. Bus

C. Motor

= 350 kendaraan

= 8 kendaraan

= 100 kendaraan

• Fasilitas mesjid

A. Rumah Dinas untuk Imam Besar

B. Mess Mua'zin

1. 8 Kamar @ 2 orang

2. Ruang Makan

3. Ruang Rekreasi/ TV

4. Dapur

5. Kamar Mandi 4 kamar

C. Rumah Penjaga

• Konsep mesjid

A. Ruang luar

1. Kubah

1.1 Visual Arsitektur dan Filosofis

1. Merupakan unsur “Kepala” dari unsure struktur bentuk

mesjid.

Page 31: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

38

2. Merupakan unsur penting sebagai penanda fungsi

berdasarkan persepsi bentuk.

3. Sebagai unsur akhiran bentuk dan sebagai tempat Penanda

fungsi yang lebih spesifik.

4. Khusus untuk kubah masjid ini terbagi menjadi tiga bagian.

Hal ini merupakan penterjemahan perjalanan hidup manusia

sebagai hamba Allah dalam tiga alam, yaitu alam rahim,

alam dunia dan alam akhirat. Garis pembagi antara alam-

alam tersebut diekspresikan oleh bidang bukaan horisontal

yang diisi oleh elemen fungsional dan estetis yaitu kaca

patri.

1.2 Struktur

Struktur kubah memakai struktur rangka ruang / space frame

Struktur ini terpilih karena mempunyai beberapa keunggulan

antara lain :

1. Relatif lebih ringan.

2. Pemakaian bahan penutup atap lempeng - lempeng enamel

mendukung sifat struktur yang ringan.

3. Pengurangan terhadap beban struktur secara keseluruhan

system.

4. Pemakaian struktur ini yang bobotnya relatif lebih ringan

Page 32: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

39

mendukung terciptanya pembentukan ruang yang bebas

kolom.

1.3 Bukaan

Yang dimaksud adalah sebagian dari bidang atap dibuka dan

diisi dengan bahan lain yang bersifat transparan dan estetis yaitu

kaca patri. Pola - pola geometric dengan pemilihan paduan

warna khusus yang menjadi acuan rancangan kaca patri tsb.

Fungsinya adalah untuk memasukan unsur cahaya sehingga

suasana ruang utama lebih tenang pada siang hari dan dapat

mengurangi pemakaian penerangan buatan.

Gambar 2. 5. 1. 2.

2. Badan mesjid

- Bagian badan masjid memberikan suatu kesan visual yang

menutup/mengecil pada bagian atas kemudian membuka pada

bagian akhiran. Bagian yang mengecil memberikan persepsi

Page 33: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

40

vertikalisme yang mengarah dan mengecil menuju suatu titik

pusat.

- Unsur bagian ini terdiri dari unsur-unsur garis tegas vertical dan

diagonal sehingga memberikan kesan kokoh, tegar dan kuat.

Ornamen/ elemen estetika

Konsep Umum

1. Sebagai elemen geometri yang merupakan salah satu ciri seni

Islam.

2. Merupakan penterjemahan atas ketauhidan Allah SWT, yang

diterjemahkan pada pola - pola geometri.

Gambar 2. 5. 1. 3.

Fungsi

1. Sebagai elemen pengisi system bukaan.

2. Sebagai unsur yang mempertegas bentuk (bingkai bukaan /

Page 34: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

41

relief).

3. Aksentuasi.

4. Pengakhiran.

Jenis

1. Menyatu : Merupakan permainan yang sejenis, tetapi dalam

keragaman warna dan texture (inlay batu alam dua dimensi)

2. Melayang : Memberikan kesan ringan dan transparan dalam

membatasi ruang, yaitu kerawang ( beton, besi )

3. Menonjol : Memberikan perbedaan wujud 3 dimensidari bahan

dan elemen pembentuk ornamen (relief)

4. Transparan : Melalui media cahaya akan terasa wujud

estetikanya (secara dua dimensi) tetapi tidak membatasi

kontinuitas visual (kaca patri). Melalui media cahaya akan terasa

wujud estetika baik secara dua dimensi (back light) ataupun tiga

dimensi (direct lighting) tetapi kontinuitas visual dan udara tetap

bebas (kerawangan).

Gambar 2. 5. 1. 4.

Page 35: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

42

B. Ruang dalam

1. Lantai bawah

Lantai bawah menampung kegiatan - kegiatan seperti :

- Hall / ruang tangga utama

- Ruang Wudhu pria dan wanita

- Ruang Pendidikan

- Ruang Mushaf

- Ruang Rapat Kecil

- Ruang Kegiatan

- Ruang Tunggu VIP

- Ruang Kelas RA/TPA

- Ruang Perpustakaan dan Internet

Skala ruang manusiawi dengan pengertian ruang-ruang yang

terbentuk konstektual terhadap skala ruang yang diinginkan.

Penzonaannya adalah dibagian depan sebagi ruang penerima ( ruang

tangga umum), bagian tengah area serba guna dan area wudhu,

sedang bagian belakang adalah ruang tunggu VIP.

Khusus bagian tengah terbagi lagi atas area basah yaitu area wudhu

dan area kering adalah serba guna.

2. Lantai atas

Page 36: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

43

Lantai atas berfungsi sebagai ruang shalat utama.

Suasana interior secara garis besar terbagi atas dua zona dibawah

mezzanine dan ruang besar berkubah. Pada ruang dibawah

mezzanine akan terjadi pengaruh psikologis yang memberikan

perasaan tertekan / depresi sehingga memberikan pengaruh terhadap

keleluasaan konsentrasi.

Gambar 2. 5. 1. 5.

Sedang pada ruang tengah yang berkubah akan terjadi pengaruh

psikologi yang menimbulkan perasaan kerdil / kecil karena manusia

berada pada ruang yang sangat besar atau dengan perkataan lain

berada pada ruang yang sangat besar atau dengan perkataan lain

berada pada ruang dengan skala monumental. Ruang berkubah ini

sekaligus merupakan klimaks dari urutan keseluruhan perjalanan

pada area masjid.

Khusus pada lantai mezzanine, skala konstruksi cenderung

bersifat ter-pusat radial kearah mihrab, sedang keberadaannya dapat

Page 37: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

44

memberikan suasana "continous space" atau ruang yang menerus

baik horizontal maupun vertical.

C. Sarana Sirkulasi

Sarana sirkulasi utama adalah tangga selain tangga terdapat

juga escalator dan ramp. Letak tangga tersebut, escalator dan ramp

terletak di hall utama .

D. Ruang Tangga

Ruang tangga diekspresikan secara terpisah dari bangunan

utama, hal ini lebih pada pertimbangan estetis arsitektural yaitu

sebagai elemen pengimbang dan pengarah. Sedang dari segi tampak

merupakan elemen vertical yang cukup kuat dan membentuk "sky

line" yang harmonis.

E. Menara/Minaret

Fungsi utama adalah tempat menyimpan peralatan "Sound

System" yang berupa alat pengeras suara agar suara adzan dapat

terdengar lebih jauh dan jelas.

Dari sisi arsitektural merupakan elemen identitas masjid sedang

dari sisi tata letak merupakan elemen "Eye Catcher" yang cukup

komunikatif karena letaknya dihalaman depan. Unsur vertical ini

merupakan gambaran hubungan antara manusia dengan mahluk

ciptaan-Nya terhadap Sang Pencipta Yang Maha Tinggi yaitu Allah

Page 38: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

45

SWT.

F. Selasar tertutup dan plaza mesjid

Fungsi utamanya adalah sebagai sarana sirkulasi horizontal

yang terlindung dari hujan dan panas. Dari segi arsitektur

merupakan elemen arsitektur yang berskala manusia, berfungsi

sebagai pembatas ruang transisi (plaza shalat) yang memberikan

kesan "surprising" dalam perjalanan menuju ruang utama.

Sedang plaza shalat merupakan tempat shalat pada saat-saat

jamaah luber misalnya pada saat shalat Jum'at atau shalat Hari Raya.

Tangga keliling pada selasar ini merupakan elemen arsitektural yang

memberi kesan monumental untuk menuju bangunan utama.

G. Lansekap

Lansekap masjid ini diwujudkan sebagai penghayatan rasa

syukur manusia melalui keindahan mahluk ciptaan-Nya.

Salah satu unsure lansekap yang cukup khas karakternya adalah air

Unsur air pada lansekap menciptakan suasana kesejukan

(dingin), beriak dan pantulannya memberikan imajinasi tak terbatas

atas kekuasaan-Nya,dan dari airlah segala kehidupan dimulai yang

harus kita pikirkan untuk menciptakan rasa syukur atas kekuasaan

Allah pencipta langit dan seisinya.

Orientasi

Pada komplek Masjid ini diberikan kejelasan dan kemudahan

Page 39: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

46

sirkulasi sebagai orientasi pada kegiatan didalamnya dengan

penggunaan hirarki dan material yang berbeda sesuai fungsinya.

"Yang menjadikan bumi untuk kami sebagai tempat menetap dan

Dia membuat jalan-jalan diatas bumi untuk kami supaya kamu

mendapat petunjuk" (QS:43:10).

Kesimpulan :

- Mesjid yang sangat besar dan luas.

- Suara tidak bising karena letaknya yang agak ke dalam di

lansekapnya dan jauh dari jalan raya.

- Banyaknya kisi-kisi dan bukaan yang ada menjadikan sirkulasi

pengudaraan yang baik dan tanpa pengudaraan buatan.

- Fasilitas yang ada sudah cukup lengkap dan banyak.

- Lansekap yang ada di Mesjid ini sangat di tata dengan rapid an

teratur jadi terlihat sangat indah

- Penataan tempat wudhu yang baik menjadikan sirkulasi manusia

yang baik.

II. 5. 2. Mesjid Dian Almahri

Mesjid Dian Al-Mahri terletak di tepo Jalan Raya Meruyung-Cinere,

kecamatan Limo, kota Depok. Mesjid berkubah emas 24 karat.

Pemilik : Hj Dian Juriah Maimun Al Rasjid

Arsitek : Hj Dian Juriah Maimun Al Rasjid

Page 40: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

47

Dibangun : 2001

Luas lahan keseluruhan : 80 hektar

Luas Lahan untuk mesjid : 2 hektar

Luas Bangunan mesjid : 60 m x 120 m.

Kapasitas mesjid : 25.000 jemaah

Diameter kubah utama : 16 meter

Tinggi kubah utama : 20 meter

Material impor

Pemilk mesjid mengimpor semua material untuk mesjidnya dari

Negara-negara Eropa. Emas, lampu, dan granit dari talia, serta beberapa

material lain dari Spanyol, Norwegia, juga dari Brasil.

Gambar 2. 5. 2. 1.

Page 41: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

48

Gambar 2. 5. 2. 2.

Kesimpulan : - Mesjid terlalu mewah dan megah.

- Boros material karena mengunakan material impor.

- Tidak bising karena letaknya jauh dari jalan uama.

- Lansekap sangat indah dan menarik namun dirasa sangat panas

karena kurangnya pohon peneduh.

- Fasilitas sudah cukup lengkap dan memadai.

- Dari segi penghawaan sudah cukup baik.

Page 42: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

49

II. 5. 3. Assyaffah Mosque di Singapore

Gambar 2. 5. 3. 1.

Data

Owner : Majelis Agama Islam Singapura

Arsitek Principal : Tan Kok Hiang

Tim desain :

- Struktur : Web Struktur

- Mekanikal dan Elektrikal : Alpha Engineering Consultan

- Interior Desainer : Davis Langdon & Seah Singapore Pte. Ltd.

- Kaligrafi : Yahiya, Xian China

- Kontraktor : Evan Lim Contruction Pte. Ltd.

Waktu pembangunan : Mei 2000

Waktu penyelesaian : April 2004

Lokasi : 1 Admiralty Lane, Singapore 757620

Luas Tapak : 2500 m2

Luas Bnagunan : 3489 m2

Page 43: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

50

Gambar 2. 5. 3. 2.

Sebelah kiri adalah dinding dengan motif arab yang berfungsi untuk memasukkan udara dan

cahaya alami pada siang hari. Di sebelah kanan adalah tempat mihrab yang terbuat dari

panel alumium dengan tulisan kaligrafi di ruang solat utama.

Gambar 2. 5. 3. 3.

Ruang solat berjamaah yang beralaskan karpet sekaligus sebagi penunjuk saf dan juga rak-rak

Quran di belakangnya.

Page 44: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

51

Gambar 2. 5. 3. 4.

Tampak minaret mesjid yang bermodular terbuat dari lempengan baja.

Gambar 2. 5. 3. 5.

Ruang solat utama yang bebas dengan penggunaan kolom. Kolom melengkung seperti bentuk

setengah lingkaran yang terbuat dari struktur beton.

Page 45: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

52

Gambar 2. 5. 3. 6.

Ruang solat utama dengan pencahayaan dari samping dan atas, dan juga penghawaan alami.

Gambar 2. 5. 3. 7.

Rak Al Quran yang berada di ruang solat utama yang terbuat dari kaca yang menempel di

dinding yang dibatasi oleh plat baja dan terkena cahaya siang.

Page 46: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

53

Gambar 2. 5. 3. 8.

Refleksi yang ditimbulkan oleh lantai granit hitam.

Gambar 2. 5. 3. 9.

Page 47: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

54

Gambar 2. 5. 3. 10.

Gambar 2. 5. 3. 11.

Page 48: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

55

Gambar 2. 5. 3. 12.

Gambar 2. 5. 3. 13

.

Page 49: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

56

II. 5. 4. MASJID SAID NAUM, UNGKAPAN LOKALITAS DALAM MASJID

MODERN

oleh Bambang Setia Budi

Suatu rancangan masjid yang sangat berhasil dalam upaya

menghadirkan kosa bentuk masjid tradisional Jawa ke dalam ungkapan-

ungkapan modern adalah Masjid Said Naum yang terletak di dalam area

kepadatan tinggi di Kebon Kacang, Jakarta.

Masjid yang dirancang arsitek Adhi Moersid dan tim ini jelas

memperlihatkan usaha serius dalam mengakomodasi dua kepentingan berbeda

yaitu merepresentasikan karakter arsitektur lokal/tradisional dengan pendekatan

modern. Wajar jika rancangan ini kemudian memenangkan kompetisi yang

diadakan Pemda DKI pada tahun 1975 di mana kriteria utamanya adalah harus

merepresentasikan karakter arsitektur tradisional, cocok dengan lingkungan

sekitar, dan menggunakan material lokal. Atas alasan itu pulalah bangunan

masjid yang selesai pembangunannya tahun 1977 ini mendapatkan penghargaan

Honourable Mention dari Aga Khan Award for Architecture pada tahun 1986.

Page 50: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

57

Gambar 2. 5. 4. 1.

Masjid Said Naum -Penampilan masjid didominasi oleh atap yang

mencoba menggubah kembali atap tumpang atau Meru tradisional ke dalam

perwujudan yang baru.

Menurut catatan tertulis dari sang arsitek, pada waktu menggarap

rancangan ini sebenarnya tidak ada pretensi mengupas kemudian merumuskan

bagaimana tradisi dan unsur arsitektur tradisional dapat dimasukkan ke dalam

rancangan dengan mengikuti aturan atau teori tertentu. Namun, yang dicoba

dilakukan adalah mencarikan landasan untuk memberikan makna pada

ungkapan arsitekturnya baik yang teraga maupun yang tidak teraga.

Salah satu landasan perancangannya adalah keyakinan bahwa Islam

merupakan ajaran atau ideologi yang ke mana pun ia datang tidak secara

langsung membawa atau memberikan bentuk budaya berupa fisik. Di mana pun

Islam datang, ia siap memakai berbagai bentuk lokal/tradisional untuk dijadikan

Page 51: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

58

identitas fisiknya. Dari sini kita menemukan banyak bangunan-bangunan

tradisional yang dengan mudah dapat berubah fungsinya menjadi masjid di

berbagai masyarakat yang telah memeluk agama Islam.

Arsitektur Islam dapat juga dinyatakan sebagai manifestasi fisik dari

adaptasi yang harmonis antara ajaran Islam dengan bentuk-bentuk lokal. Oleh

karena itu, Arsitektur Islam bisa amat kaya akan ragam dan jenisnya

sebagaimana yang diungkapkan arsitek Muslim Turki Dogan Kuban bahwa

tidak ada homogenitas dan kesatuan dalam bentuk dari apa yang disebut

Arsitektur Islam. Konsep inilah yang dipakai sang arsitek sebagai fokus sentral

dalam mendesain masjid bernuansa modern di atas tanah wakaf warga

keturunan Mesir bernama Said Naum.

DARI segi bentuk, gubahan pertama yang menarik perhatian adalah

desain atap masjid. Karena arsitektur atap merupakan salah satu ciri menonjol

dalam arsitektur tradisional di Indonesia/Jawa, dapatlah dimengerti jika desain

ini mencoba mengambil kembali karakteristik atap masjid tradisional, namun

direvitalisasi.

Penampilan masjid didominasi atap yang mencoba menggubah kembali

atap tumpang atau meru tradisional yang sering ditampilkan dalam bangunan

sakral di Jawa atau Bali, ke dalam perwujudan baru. Berbeda pada bangunan

tradisional, bagian atas diputar 90 derajat dari bentuk massa bangunan

masjidnya. Hal ini jelas memperlihatkan usaha menarik dalam menampilkan

gagasan baru untuk merevitalisasi bentuk atap lokal/tradisional tersebut. Bentuk

Page 52: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

59

seperti itu tampaknya berkembang lebih lanjut di kemudian hari pada bangunan

masjid-masjid modern lainnya di Indonesia seperti Masjid Al-Markaz Al-Islami

di Makassar dan Masjid Pusdai (Islamic Center) di Bandung.

Gambar2.5.4.2.

Cahaya alami - Pencahayaan alami menembus masuk ke dalam ruang shalat

memberi suasana kenyamanan bagi setiap pengguna. Sementara pada bagian

atas terlihat balok-balok struktur rangka atap yang menjadi `self bearing

structure` dari sistem struktur atap tradisional sengaja diekspose.

Bentuk atap tersebut sebenarnya juga memperlihatkan kesamaan profil

dengan tipe atap tumpang dengan saka guru. Biasanya ada empat saka guru di

tengah ruang shalat untuk menyangga atap kedua maupun ketiganya. Namun,

empat saka guru tersebut di dalam rancangan ini dihilangkan agar didapat

Page 53: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

60

pandangan secara jelas ke arah mihrab dan tersedia ruang tempat shalat dengan

bebas.

Konsekuensi penghilangan kolom-kolom saka guru di tengah-tengah

ruangan tersebut adalah diperlukannya struktur bentang cukup lebar.

Tampaknya pilihan struktur rangka baja telah dipakai untuk menggantikan

struktur kayu yang biasa pada masjid tradisional. Namun yang sangat menarik

di sini adalah dikembangkannya kembali konsep sistem atap lama pada struktur

rangka atap yang rigid sebagai self bearing structure untuk menutup ruang

dengan bentang lebar. Desain ini dengan jelas memeragakan pemanfaatan

teknologi yang diadaptasikan dengan tradisi lokal.

Pencahayaan alami yang masuk ke ruang shalat memberi suasana

nyaman bagi setiap pengguna. Sementara pada bagian atas terlihat balok

struktur rangka atap yang menjadi self bearing structure dari sistem struktur atap

tradisional sengaja diekspos.

Yang juga terlihat sangat menonjol dalam rancangan masjid yang

berdenah segi empat simetris ini adalah kenyamanan ruang-ruangnya, yang

terjadi sebab adanya bukaan di semua sisi dindingnya sehingga tercapai

penghawaan silang dengan baik. Di setiap sisi dinding masjid terdapat lima

jendela kayu lengkung yang lebar dengan beberapa di antaranya dipakai sebagai

pintu. Uniknya bukaan-bukaan ini tidak menggunakan daun jendela/pintu tetapi

deretan kayu berukir/berulir berjarak tertentu dengan arah vertikal yang mengisi

luas jendela tersebut. Model jendela seperti ini mengingatkan pada rumah-

Page 54: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

61

rumah tradisional Betawi maupun masjid-masjid lama di Jakarta yang dibangun

sejak abad ke-18.

Gambar2.5.4.3.

Bukaan - Bukaan tanpa daun jendela pada setiap sisi bangunan seperti ini

menjadikan angin bebas bertiup ke dalam bangunan sehingga tercapai

penghawaan silang. Nampaknya ini merupakan salah satu kunci kenyamanan

karena mengadaptasi kondisi iklim lokal.

Bukaan tanpa daun jendela pada setiap sisi bangunan seperti ini

menjadikan angin bebas bertiup ke dalam bangunan sehingga tercapai

penghawaan silang. Nampaknya ini merupakan salah satu kunci kenyamanan

karena mengadaptasi kondisi iklim lokal.

Penggunaan sirkulasi yang mudah dan jelas juga memberi kenyamanan

tersendiri dari bangunan berkarakter publik ini. Selain itu, penggunaan bentuk

atap juga sangat cocok untuk bangunan di tempat yang memiliki curah hujan

tinggi, bahkan adanya selasar yang lebar pada semua sisi yang dapat melindungi

Page 55: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

62

ruang dalam/interior dari hujan dan silau akibat panas matahari luar semakin

menambah kenyamanan ruang-ruang masjid.

Pencahayaan alami yang dramatis dan sayup-sayup lembut-yang

memasuki ruangan shalat baik dari samping maupun dari lubang cahaya dari

pertemuan bidang miring atap yang diputar dengan atap di bawahnya-sangatlah

mendukung suasana kekhusyukan. Sementara lampu di tengah langit-langit atap

sangat serasi dengan geometri yang memberikan cahaya iluminasi.

Bagaimanapun, efek pencahayaan ini memberikan kenyamanan sangat bagi

setiap pengguna ketika berada di dalam masjid.

Area di luar bangunan dirancang dengan berbagai level dengan tanaman

berbeda pada masing-masing tempat. Pepohonan di sekeliling batas dan sebagai

pengisi antarbaris paving lantai menyediakan bayangan dan atmosfer yang

relatif sejuk yang mengalir secara silang ke dalam bangunan. Tata letak

bangunan dan penataan lanskap tersebut jelas hendak menjadikan area yang

tenang, sejuk, dan damai bagai oase di tengah hiruk-pikuk area urban Kota

Jakarta. Ini menunjukkan desain bangunan yang sangat adaptif dengan iklim

lokal.

Dengan demikian, baik penampilan masjid dalam ruang dan bentuk, tata

letak dan penataan lanskap, tampaknya sangat mendekati ideal. Kehadirannya

begitu nyaman bagi kegiatan ritual ibadah seperti shalat, itikaf (berdiam diri di

dalam masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah), perenungan hingga

muhasabah (mengevaluasi diri).

Page 56: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

63

Ini semua tidak lepas dari kuatnya ungkapan-ungkapan karakter lokal

atau lokalitas dalam rancangan masjid baik secara keseluruhan maupun detail-

detailnya. Ungkapan lokalitas memang banyak diolah dan menjadi ciri penting

dalam rancangan masjid modern ini. Bahkan, materialnya menunjukkan

material lokal kecuali bahan baja untuk struktur atap. Ini yang tampaknya patut

menjadi contoh dan perlu dikembangkan perancang/arsitek untuk bangunan

masjid khususnya dan bangunan lain pada umumnya di negeri kita tercinta,

Indonesia.

II. 5. 5. King Faisal Mosque di Pakistan

Gambar 2. 5. .5. 1.

Tampak mesjid Faisal Moasque di Pakistan

Page 57: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

64

Gambar 2. 5. 5. 2.

Tapak mesjid yang dikelilingi oleh penghijauan yang alami

Gambar 2. 5. 5. 3.

Interior mesjid yang mendapat pencahayaan alami pada siang hari

Page 58: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

65

Gambar 2. 5. 5. 4.

Main Entrance jamaah untuk masuk ke mesjid

Gambar 2. 5. 5. 5.

Tapak mesjid

Page 59: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

66

Gambar 2. 5. 5. 6.

Denah mesjid

Gambar 2. 5. 5. 7.

Potongan dari pintu masuk

Page 60: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

67

Gambar 2. 5. 5. 8.

Potongan menghadap dinding kiblat

Gambar 2. 5. 5. 9.

Tampak mesjid pada malam hari dengan penerangan yang indah

Page 61: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

68

Gambar 2. 5. 5. 10.

Page 62: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

69

II. 6. Studi Banding terhadap Bangunan Ekologis

Menara Mesiniaga

Lokasi : Subang Jaya

Arsitek : Ken Yeang

Dibangun : 1989

Selesai : 1992

Tinggi : 63 meter

Jumlah lantai : 15 lantai

Luas total bangunan : 6503 m2

Sumber : http://web.utk.edu/~archinfo/a489_f02/PDF/menara_mesiniaga.pdf

Gambar 2. 6. 1.

Gambar 2. 6. 2.

Warna kuning : sun shaders, warna hijau : tempat buat taman

Page 63: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

70

Sumber : http://web.utk.edu/~archinfo/a489_f02/PDF/menara_mesiniaga.pdf

Gambar 2. 6. 3.

Menara Mesiniaga merupakan bangunan yang berperan sebagai

penyaring lingkungan. Menara Mesiniaga merupakan bangunan yang

utilitasnya berdasarkan bangunan tradisional Malaysia dan transisi bangunan

tradisional atau evolusi ke bangunan modern. Bangunan ini memiliki visi

sebagai taman tropis dan menemukan hubungan antara bangunan, ruang luar

dan iklim, serta merubah dampak perkembangan bangunan tinggi dalam

ekosistem sebuah kota.

Page 64: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN …thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2008-1-00024-AR Bab 2.pdfyang artinya ‘tempat bersujud’. Kata sujud sudah menjadi kosakata bahasa

71

Orientasi matahari Menara Mesiniaga

Gambar 2. 6. 4.

Kesimpulan :

Menara Mesiniaga merupakan bangunan ekologi yang

menggunakan potensi lingkungan tropis secara maksimal untuk

pencahayaan serta penghawaan. Bangunan ini dirancang dengan

mengangkat tanaman ke atas bangunan dan mengelilingi bangunan untuk

menurunkan suhu di dalam ruangan dan mendistribusikan oksigen.

Orientasi matahari bangunan menara ini adalah ke arah Utara dan

Selatan karena pada daerah tropis bukaan di sisi ini mengurangi keperluan

untuk menghalangi sinar matahari.