BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum...

22
16 BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL (BERENCANA) MENURUT HUKUM ISLAM A. Pembunuhan Carok Masal (Berencana) Menurut Hukum Islam 1. Definisi Tindak Pidana Pembunuhan Pembunuhan adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh seseorang dan atau beberapa orang, yang mengakibatkan beberapa orang meninggal dunia. 1 Dari definisi lain tindak pidana pembunuhan adalah perbuatan seseorang terhadap orang lain yang mengakibatkan menghilangnya nyawa baik perbuatan tersebut dilakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja. 2 Abdul Qadir Audah memberikan definisi pembunuhan adalah perbuatan manusia yang menghilangkan kehidupan atau nyawa manusia. Sedangkan menurut Drs. Rahman Hakim dalam bukunya “Hukum Pidana Islam” adalah perampasam atau peniadaan nyawa seseorang oleh orang lain yang mengakibatkan tidak berfungsinya seluruh anggota badan disebabkan ketiadaan roh sebagai unsur utama untuk menggerakkan tubuh. 3 2. Macam-macam tindak pembunuhan Macam-macam pembunuhan disini banyak perbedaan antara para Fuqaha’ dan para Imam yang akan di uraikan sebagai berikut: 1 Zainuddin Ali, Hukum Pidana, h. 24 2 Ahmad Mawardi Muslih, Hukum Pidana Islam, h.136-137 3 Rahmad Hakim, Hukum Pidana Islam, h. 24

Transcript of BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum...

Page 1: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

16

BAB II

TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL

(BERENCANA) MENURUT HUKUM ISLAM

A. Pembunuhan Carok Masal (Berencana) Menurut Hukum Islam

1. Definisi Tindak Pidana Pembunuhan

Pembunuhan adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh seseorang dan

atau beberapa orang, yang mengakibatkan beberapa orang meninggal dunia.1

Dari definisi lain tindak pidana pembunuhan adalah perbuatan

seseorang terhadap orang lain yang mengakibatkan menghilangnya nyawa

baik perbuatan tersebut dilakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja.2

Abdul Qadir Audah memberikan definisi pembunuhan adalah perbuatan

manusia yang menghilangkan kehidupan atau nyawa manusia.

Sedangkan menurut Drs. Rahman Hakim dalam bukunya “Hukum

Pidana Islam” adalah perampasam atau peniadaan nyawa seseorang oleh

orang lain yang mengakibatkan tidak berfungsinya seluruh anggota badan

disebabkan ketiadaan roh sebagai unsur utama untuk menggerakkan tubuh.3

2. Macam-macam tindak pembunuhan

Macam-macam pembunuhan disini banyak perbedaan antara para

Fuqaha’ dan para Imam yang akan di uraikan sebagai berikut:

1 Zainuddin Ali, Hukum Pidana, h. 24 2 Ahmad Mawardi Muslih, Hukum Pidana Islam, h.136-137 3 Rahmad Hakim, Hukum Pidana Islam, h. 24

Page 2: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

17

Menurut Jumhur Fuqaha’ macam-macam pembunuhan dibagi tiga:

Pertama pembunuhan sengaja adalah suatu pembunuhan dimana

perbuatan yang mengakibatkan hilangnya nyawa disertai dengan niat untuk

membunuh korban.

Kedua pembunuhan menyerupai sengaja adalah suatu pembunuhan

dimana pelaku sengaja memukul korban dengan tongkat, cambuk, batu,

tangan atau benda lain yang mengakibatkan kematian.

Ketiga pembunuhan karena kesalahan adalah apabila seorang mukallaf

melakukan perbuatan yang dibolehkan untuk dikerjakan seperti menembak

binatang buruan atau membidik suatu sasaran, tetapi kemudian mengenai

orang yang dijamin kealamatannya dan membunuhnya.

Pembunuhan secara garis besar dapat dibagi dua bagian sebagai

berikut:

Pertama pembunuhan yang dilarang, yaitu pembunuhan yang dilakukan

melawan hukum.

Kedua pembunuhan dengan hak, yaitu pembunuhan yang dilakukan

dengan tidak melawan hukum, seperti membunuh orang murtad, atau

membunuh seorang algojo yang diberi tugas untuk melakukan hukuman mati.

Sedangkan menurut Imam Malik pembunuhan di bagi dua bagian:

Page 3: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

18

Pertama pembunuhan sengaja adalah suatu pembunuhan dimana

pebuatan yang mengakibatkan hilangnyawa disertai dengan niat untuk

membunuh korban.

Kedua pembunuhan karena kesalahan adalah apabila seorang mukallaf

melakukan perbuatan yang dibolehkan untuk dikerjakan seperti menembak

binatang buruan atau menbidik suatu sasaran, tetapi kemudian mengenai

orang yang dijamin kealamatannya dan membunuhnya.4

Apabila dilihat dari sifat perbutannya seseorang dan atau beberapa

orang dalam melakukan pembunuhan, maka dapat diklasifikasi atau

dikelompokkan menjadi: disengaja (‘amd), tidak disengaja (khat}a’), dan semi

disengaja (syibhu al-‘amd). Ketiga klasifikasi pembunuhan akan dijabarkan

sebagai berikut:

Pertama pembunuhan sengaja (‘amd) adalah perbuatan yang dilakukan

seseorang dengan tujuan untuk membunuh orang lain dengan menggunakan

alat yang layak dipandang untuk membunuh.

Kedua pembunuhan tidak sengaja (khat}a’) adalah perbuatan yang

dilakukan oleh seseorang dengan tidak ada unsur kesengajaan yang

mengakibatkan orang lain meninggal dunia.

4 Muslih, Hukum Pidana …, h.24

Page 4: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

19

Ketiga pembunuhan semi sengaja (syibhu al-’amd) adalah perbuatan

yang sengaja dilakukan oleh seseorang kepada orang dengan tujuan mendidik

yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia.

Dalam masalah pembunuhan menurut hukum Islam di kenal istilah al-

amir dan al-nafis. Al-Amir adalah para pembuat keputusan yang

memerintahkan untuk membunuh dan An-Nafis adalah para eksekutor atau

pelaku dilapangan yang melakukan langsung pembunuhan. Tapi yang jelas,

penghilangan nyawa dalam Islam sangat dilarang, karena Al- Qur’an telah

melarang manusia untuk membunuh.5

3. Sanksi hukum tindak pidana pembunuhan

Bagi pembunuhan ada beberapa jenis sanksi yaitu hukuman pokok,

hukuman pemgganti dan hukuman tambahan.

Hukuman pokok (qis}a>s}) adalah hukuman setimpal yang dikenakan

kepada seseorang yang telah melakukan pembunuhan. Jadi, dengan qis}a>s}

maka orang yang telah membunuh orang harus dihukum mati.

Hukuman pengganti (diat) adalah harta yang wajib dibayar dan

diberikan oleh pembunuh kepada wali atau ahli waris si korban, sebagai ganti

rugi disebabkan pembunuhan yang dilakukan oleh pembunuh ke korbannya.

Hukuman tambahan (kafarah) adalah denda yang wajib dibayar karena

melanggar suatu ketentuan syara’ (yang mengakibatkan dosa), dengan tujuan

5 Ali, Hukum Pidana …, h.24

Page 5: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

20

untuk menghapuskan/menutupi dosa tersebut sehingga tidak ada lagi

pengaruhnya, baik di dunia maupun di akhirat.

Menurut pengertian syara’ qis}as}} ialah balasan (pemberian hukuman)

yang diberikan kepada pelaku pembunuhan sesuai dengan perbuatan atau

pelanggaran yang telah dilakukan. Jina>ya>t yaitu penyerangan terhadap

manusia. Jina>ya>t dibagi dua yaitu penyerangan terhadap jiwa (pembunuhan);

dan penyerangan terhadap organ tubuh. Pembunuhan sendiri diklasifikasi

menjadi empat jenis di antaranya:

a. Pembunuhan sengaja;

b. Pembunuhan seperti disengaja;

c. Pembunuhan tidak sengaja;

d. Pembunuhan karena ketidak sengajaan.

Hukuman qis}as}} dapat diganti apabila dimaafkan oleh keluarga korban

maka diganti hukumannya dengan diyat, yaitu denda darah dalam bentuk

penyerahan seratus ekor unta kepada kerabat yang terbunuh. Hukuman ini

tidak dapat dilakukan bersamaan kecuali pelaku telah membunuh sebanyak

dua kali dalam satu waktu atau satu kejadian. Namun apabila hukuman ini

juga dimaafkan oleh keluarga korban maka hukumannya adalah ta‘zi>r, yaitu

hukuman yang diterima oleh Imam atau Negara melalui badan legislatifnya,

yang beratnya tidak sama dengan yang ditetapkan oleh Allah.

Page 6: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

21

Menurut sebagian ulama’, ta‘zi>r tadi di tambah kafarah (hukuman

tambahan), yaitu pencabutan hak atas hak waris dan hak wasiat harta dari

orang yang dibunuh. Dengan ditetapkan diyat sebagai hukuman pengganti

dari qis}as}}, maka seorang hakim tidak boleh menggabungkan hukuman qis}as}}

dan hukuman diyat dalam suatu kasus pembunuhan. 6

Imam Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa kasus seperti ini para ulama’

berbeda pendapat. Ada yang berpendapat bahwa yang harus dikenai qis}as}}

hanyalah orang yang membunuh secara langsung. Pendapat ini dikemukakan

oleh Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad. Adapun Imam

Malik bependapat bahwa yang diancam dengan qis}as}} adalah semua orang

yang sepakat melakukan pembunuhan dan hadir pada waktu pembunuhan

belangsung 7

Hukuman tambahan disini baik qis}as}} maupun diyat merupakan hak

bagi kerabat si terbunuh, mereka dapat menuntut dan dapat pula tidak

menuntut. Namun hukuman tambahan ini merupakan hak Allah yang tidak

dapat dimaafkan. Hukuman tambahan pertama adalah kafarah dalam bentuk

memerdekakan hamba sahaya. Bila tidak dapat melakukannya diganti dengan

puasa dua bulan berturut-turut.

Sanksi qis}as}} wajib bagi semua orang yang bersekutu untuk melakukan

pembunuhan, karena itu kewajiban sanksi qis}as}} untuk satu yang berlaku

6 Djazuli, Fiqih Jinayah (Upaya Menanggulangi Kejahatan Dalam Islam), h.137 7 Ibid., h.139-140

Page 7: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

22

untuk semua orang. Pembicaraan pada masalah ini berpangkal pada

pembicaraan tentang sifat pembunuhan dan pembunuh yang karena

berkumpulnya sifat-sifat tersebut bersama korban mengharuskan adanya

qis}as}}. Tidak semua pembunuhan dapat dikenai qis}as}} melainkan qis}as}} itu

hanya dikenakan pada orang yang membunuh tertentu dengan cara

pembunuhan tertentu dan korban tertentu. Dan demikian itu karena yang

dituntut dalam hal ini tidak lain hanyalah keadilan.

Seperti yang dijabarkan dalam surat al-Ba>qarah ayat 178

قتلى الحر بالحر والعبد بالعبد والأنثى ياأيها الذين ءامنوا كتب عليكم القصاص في البالأنثى فمن عفي له من أخيه شيء فاتباع بالمعروف وأداء إليه بإحسان ذلك تخفيف

)178(عذاب أليممن ربكم ورحمة فمن اعتدى بعد ذلك فله Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash

berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema`afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema`afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma`af) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.” (Q.S. al Baqa>rah: 178)8

8 Departemen Agama RI, al-Qur'an dan Terjemahnya, h. 43

Page 8: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

23

B. Hukum Pidana Islam Tentang Pembunuhan

1. Tujuan Hukum Islam menurut Hukum Pidana Islam

Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi

atau hukuman diberikan secara setimpal. Dasarnya adalah Al-Quran surat Al-

Maa’idah: 45 yang berbunyi:

ن وكتبنا عليهم فيها أن النفس بالنفس والعين بالعين والأنف بالأنف والأذن بالأذن والسبالسن والجروح قصاص فمن تصدق به فهو كفارة له ومن لم يحكم بما أنزل الله فأولئك

)45(هم الظالمونArtinya: ”Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat)

bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (Q.S. al Maidah: 45)9

Perbuatan yang dapat dikenai ancaman pidana mati adalah Zina,

Perampokan (Hirabah), murtad, pemberontakan, pembunuhan sengaja.

Keberadaan qis}as}} ini dilandasi dengan tujuan hukum Islam yang terangkum

dalam al-d}aru>riyyat al-khams yaitu :

a. Memelihara agama

b. Memelihara jiwa;

c. Memelihara akal;

d. Memelihara keturunan dan atau kehormatan; dan

9 bid., h. 167

Page 9: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

24

e. Memelihara harta.

Keberadaan pidana mati dalam hukum pidana Islam bila dipandang

secara objektif sesungguhnya bertujuan untuk mencapai kemaslahatan umat,

karena dengan adanya pidana mati dapat menimbulkan efek jera, selain itu

dapat dijadikan sebagai pencegah (zawajir) dari dosa dan kejahatan seperti

yang disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah:179

)179(ولكم في القصاص حياة ياأولي الألباب لعلكم تتقون Artinya: “Dalam qis}as}} itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagi kalian,

wahai orang-orang yang berakal, supaya kalian bertakwa.” 10

Atas dasar tersebut maka pelaksanaan qis}as}} dilakukan secara terbuka,

agar masyarakat mengetahui serta berpikir ribuan kali untuk berbuat

kejahatan dan fungsi zawajir dapat terlaksana.

Pelaksanaan pidana mati menurut hukum pidana Islam sendiri memang

khusus pada 5 kejahatan yang disebutkan di atas, artinya dalam pandangan

hukum pidana Islam kejahatan tersebut merupakan kejahatan yang berat,

contohnya kejahatan zina diberi ancaman pidana mati karena untuk menjaga

kehormatan dan keturunan umat Islam sendiri. Memang apabila dilihat dari

segi si terpidananya bentuk pidana mati memang kejam (dirajam) namun

dibalik itu ada esensi yakni untuk mencegah perzinahan tumbuh subur dan

melahirkan generasi yang amoral.

10 bid., h. 44

Page 10: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

25

Selain itu perlu diungkap tujuan hukum Islam pada umumnya adalah

menegakkan keadilan sehingga terwujud ketertiban dan ketentraman

masyarakat. Oleh karena itu putusan hakim harus mengandung rasa keadilan

agar dipatuhi masyarakat. Hal ini berdasarkan dalil hukuman yang bersumber

dari al-Qur’an surat an-Nisa’ ayat 65:

فلا وربك لا يؤمنون حتى يحكموك فيما شجر بينهم ثم لا يجدوا في أنفسهم حرجا مما )65(قضيت ويسلموا تسليما

Artinya: “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman

hingga kamu menjadikan hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak keberatan dalam hati mereka dalam putusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”11

Namun bila tujuan hukum Islam dilihat dari ketetapan hukum yang

dibuat oleh Allah dan Nabi Muhammad SAW, baik yang termuat didalam al-

Qur’an maupun didalam al Hadis|, yaitu kehidupan manusia dan akhirat

kelak. Dengan kata lain tujuan hukum Islam adalah kemaslahatan manusia

baik jasmani maupun rohani, individu dan masyarakat12

Menurut Zainuddin Ali dalam bukunya “Hukum Pidana Islam” adalah

untuk kemaslahatan kehidupan manusia, baik yang menyangkut kehidupan

pribadi maupun kehidupan masyarakat, nyawa seseoarang adalah mahal,

karena itu harus dijaga dan dilindungi, ketentuan hukum qis}as}} mempunyai

relevansi kuat dalam upaya melindungi manusia, sehingga para pelaku

11 ibid., h. 129 12 Ali, Hukum Pidana Islam, h. 103-105

Page 11: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

26

kriminal timbul kejeraan. Dapat dipetik dari sanksi hukuman pidana

pembunuhan adalah pihak keluarga korban diberikan hak sepenuhnya untuk

memilih hukuman yang bakal dikenakan terhadap pelakunya.13

Sedangkan tujuan hukum pidana ini sebenarnya mengandung makna

pencegahan terhadap gejala-gejala sosial yang kurang sehat di samping

pengobatan bagi yang sudah terlanjur tidak berbuat baik. Jadi Hukum Pidana,

ialah ketentuan-ketentuan yang mengatur dan membatasi tingkah laku

manusia dalam meniadakan pelanggaran kepentingan umum. Tetapi kalau di

dalam kehidupan ini masih ada manusia yang melakukan perbuatan tidak

baik yang kadang-kadang merusak lingkungan hidup manusia lain,

sebenarnya sebagai akibat dari moralitas individu itu. Dan untuk mengetahui

sebab-sebab timbulnya suatu perbuatan yang tidak baik itu (sebagai

pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan pidana), maka dipelajari oleh

“kriminologi”.

Di dalam kriminologi itulah akan diteliti mengapa sampai seseorang

melakukan suatu tindakan tertentu yang tidak sesuai dengan kebutuhan

hidup sosial. Di samping itu juga ada ilmu lain yang membantu hukum

pidana, yaitu ilmu Psikologi. Jadi, kriminologi sebagai salah satu ilmu yang

membantu hukum pidana bertugas mempelajari sebab-sebab seseorang

13 Ibid., h. 35

Page 12: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

27

melakukan perbuatan pidana, apa motivasinya, bagaimana akibatnya dan

tindakan apa yang dapat dilakukan untuk meniadakan perbuatan itu.

2. Sanksi Hukum Pidana menurut Hukum Pidana Islam

Dalam bukunya Jur Andi Hamzah dalam bukunya delik-delik tertentu

(spesiale delekten) dalam KUHP. Bahwa sanksi hukum pidana dalam pasal

340 yang berbunyi: “barang siapa dengan sengaja dan dipikirkan lebih dahulu

akan dikenakan hukuman mati atau dengan penjara seumur hidup atau

selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun”

Sama halnya dengan pasal 339, pasal inipun rumusannya sama dengan

pasal 338 KUHP ditambah lagi dalam suatu bagian inti yang menyebabkan

pidananya naik yang disebut delik berkualifikasi, yaitu dipikirkan terdahulu

(metvoor bedachtenrade)

Selain itu dapat dikemukakan bahwa menentukan adanya unsur ini

adalah adanya keadaan hati untuk melakukan pembunuhan, walupun

keputusan untuk membunuh, dekat dengan pelaksanaanya.14

Dalam menguraikan unsur-unsur perbutan pidana diambil sebagai

pendirian, bahwa meskipun unsur melawan hukum tidak dirumusakan dalam

rumusan delik, namun itu merupakan rumusan mutlak baginya, sehingga

manakala tidak disebut dengan nyata dalam sifat melawan hukum tersebut

14 Andi Hamzah, Delik-Delik (Spesiale Delecten) di Dalam KUHP, h. 52-53

Page 13: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

28

dianggap dengan diam selalu ada. Sebab justru karena ada adanya sifat itulah

maka perbuatan dilarang dan diancam dengan pidana15

Sedang menurut Hukum Pidana Islam sanksi hukum pidana adalah

Islam menentukan bentuk-bentuk hukuman untuk suatu tindak kejahatan

atau jinayah berdasarkan apa yang ditetapkan sendiri oleh Allah dalam

wahyun-Nya dan penjelasan yang diberikan Nabi dalam hadisnya. Karena itu

apapun bentuk sanksi hukumannya yang ditetapkan Allah atas suatu

kejahatan bersifat keadilan Illahi yang bersifat universal.

Para ulama’ mengelompokkan jinayah (kejahatan) dengan melihat sansi

hukuman apa yang ditetapkan kepada pelaku pembunuhan berencana (carok

masal) adalah:

Pertama qis}as}} atau diyat, yaitu tindak kejahatan yang sanksi

hukumannya adalah balasan setimpal (qis}as}}) dan denda darah (diyat).

Kedua Hudud, yaitu kejahatan atau jinayah yang sanksi hukumannya

ditetapkan sendiri secara pasti oleh Allah dan atau Nabi.

Ketiga, Ta‘zi>r, yaitu kejahatan lain yang tidak di ancam qis}as}}, diyat

dan tidak pula dengan hudud.16

Dari uraian yang telah di kemukakan dapat diketahui bahwa qis}as}}

merupakan:

a. Penimpaan suatu hukuman;

15 Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, h. 186 16 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih, h. 256-257

Page 14: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

29

b. Dikenakan terhadap pelaku semata;

c. Sebanding hukuman dengan delik yang terjadi;

d. Berupa hukuman bunuh atau pelukaan;

e. Tindakan yang dilakukan berupa delik pembunuhan atau pelukaan.

Sedangkan menurut Syahrur menunjukkan sanksi hukuman bagi pelaku

pembunuhan menunjukkan bahwa hukuman maksimal bagi seseorang yang

tidak dibenarkan agama adalah dibunuh atau ditiadakan nyawa (al-I’dam),

karena itu dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa hukuman tidak boleh ada

unsur penganiayaan (dendam) dan pembunuhan baik kepada si pembunuh

maupun keluarganya

Dalam hukum pidana Islam atau Fiqh Jinayah adalah segala ketentuan

hukum mengenai tindak pidana atau perbuatan criminal yang dilakukan oleh

orang-orang mukallaf (orang yang dapat dibebani kewajiban), sebagai hasil

pemahaman atas dalil-dalil hukum dari Al-Qur’an dan Hadis|.

Dalam Hukum Pidana Islam hukum kepidanaan atau disebut juga

dengan jari>mah (perbuatan tindak pidana). Jari>mah terbagi atas :

a. Jari>mah Hudud

Adalah perbuatan pidana yang mempunyai bentuk dan batas

hukumannya di dalam Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW.

Sanksinya berupa sanksi had (ketetapan yang terdapat dalam Al-Qur’an

dan Sunnah). Hukumannya berupa rajam, jilid atau dera, potong tangan,

Page 15: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

30

penjara/kurungan seumur hidup, eksekusi bunuh, pengasingan/deportasi,

dan salib.

b. Jari>mah Ta‘zi>r.

Adalah perbuatan pidana yang bentuk dan ancaman hukumannya

ditentukan oleh penguasa (hakim) sebagai pelajaran kepada pelakunya.

Secara terminologi hukuman ta’zir itu diartikan dengan hukuman

yang dikenakan kepada tindak pelaku tindak kejahatan yang tidak dikenai

hukuman qisas-diyat dan tidak pula hukumana hudud.17 Dalam

pengertian istilah Hukum Islam merupakan hukuman yang bersifat

mendidik yang tidak mengaharuskan pelakunya dikenai had.

Hukumannya berupa hukuman penjara, skorsing atau pemecatan, ganti

rugi, pukulan, teguran dengan kata-kata, dan jenis hukuman lain yang

dipandang sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.

Seperti ayat al-Qur’an surat al-Hujarat ayat 7:

حبب الله ولكن لعنتم األمر من كثري في يطيعكم لو الله رسول فيكم أن واعلموا هم أولئك والعصيان والفسوق الكفر إليكم وكره قلوبكم في وزينه اإلميان إليكم

)� (نالراشدو Artinya: “Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah.

kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada

17 Ibid., 321

Page 16: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

31

kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,” 18

Selain itu dalam Hukum Pidana Islam juga dikenal delik qis}as}}

(memotong atau membalas). Selain itu juga ada delik diyat (denda dalam

bentuk benda atau harta) berdasarkan ketentuan yang harus dibayar oleh

pelaku pidana kepada pihak korban sebagai sanksi atas pelanggaran yang

dilakukannya. Perbedaanya, qis}as} diberlakukan bagi perbuatan pidana

yang disengaja, sedangkan Diat diberlakukan bagi perbuatan pidana yang

tidak disengaja. Ibnu Rusyid mengelompokkan qis}as} menjadi 2 (dua)

yaitu:

1) Qis}as}} An-Nafs (pembunuhan) yaitu qis}as} yang membuat korbannya

meninggal, sering disebut dengan kelompok al-qatlu (pembunuhan)

2) Qis}as} gairu an-nafs, yaitu qis}a>s} yang membuat korbannya cidera atau

melukai korbannya tidak sampai meninggal, sering disebut dengan

kelompok al-jarhu (pencederaan).

3. Pidana pembunuhan dan sanksi hukumannya menurut hukum Islam

Menurut Adam Chazawi kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan

dengan sengaja disebut atau diberi kualifikasi sebagai pembunuhan, yang

terdiri dari:

a. Pembunuhan biasa dalam bentuk pokok (doodslag 338)

18 Depag RI, al-Qur'an dan Terjemahnya, h. 846

Page 17: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

32

b. Pembunuhan yang diikuti, disertai atau atau didahului tindak pidana lain

(339)

c. Pembunuhan berencana (mood 340)

d. Pembunuhan ibu terhadap bayinya pada saat atau tidak lama setelah

dilahirkan (341, 342, 343)

e. Pembunuhan permintahan korban (344)

f. Penganjuran pertolongan pada bunuh diri (345)

g. Pengguguran dan pembunuhan terhadap kandungan (346-349)

Yang termasuk dalam pembunuhan ini adalah dari tujuh poin ini, yaitu

poin kesatu, kedua, dan ketiga, dimana kejahatan yang dilakukan dengan

disengaja (pembunuhan) dalam bentuk pokok, dimuat dalam pasal 338 yang

rumusannya adalah: “Barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa

orang dipidana karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima

belas tahun”.

Rumusan pasal 338 ini dengan menyebut unsur tingkah laku sebagai

“menghilangkan nyawa” orang lain, menunjukkan bahwa kejahatan

pembunuhan adalah suatu tindak pidana materiil. Sedangkan perbuatan

menhilangkan nyawa dirumuskan dalam bentuk aktif dan abstrak.

Dalam pasal 340 disini adalah pembunuhan yang paling berat ancaman

pidananya dari seuruh bentuk kejahatan tehadap nyawa manusia yang

berbunyi:

Page 18: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

33

“Barang siapa dengan sengaja membunuh dengan rencana telebih dahulu menghilangkan nyawa orang lain, dipidana karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama tertentu, paling lama dua puluh tahun” Rumusan ini terdiri dari dua unsur

a. Unsur subyektif

b. Unsur objektif

Pembunuhan berencana ini terdiri dari pembunuhan dalam arti pasal

338 ditambah dengan adanya unsur dengan rencana terlebih dahulu. Lebih

berat ancaman pidana pada pembunuhan berencana, jika dibandingkan

dengan pembunuhan dalam pasal 338 maupun 339.19

Menurut hukum Islam sanksi hukumannya adalah jenis hukuman yang

menyangkut tindak pidana kriminal dalam Hukum Pidana Islam terbagi dua

bagian:

1. Kententuan hukuman yang pasti mengenai berat ringannya hukuman

temasuk qis}as}} dan diyat yang tecantum didalam al-Qur’an dan al-Hadis|

yang biasa disebut hudud.

2. Ketentuan hukuman yang dibuat oleh hakim melalui putusan yang

sering disebut hukuman ta‘zi>r.

Sedangkan hukum publik (Islam) adalah jinayah yang membuat aturan

mengenai perbuatan yang diancam dengan hukuman, baik dalam jari>mah

19 Adami Chazawi, kejahatan Terhadap Nyawa dan Tubuh. h. 80-81

Page 19: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

34

hudud maupun jari>mah ta‘zi>r, jari>mah h}udu>d adalah perbutan pidana yang

bentuk dan batasan hukumannya didalam al-Qur’an dan sunnah Nabi

Muhammad SAW. Lain halnya dengan jari>mah ta‘zi>r adalah perbuatan

pidana yang bentuk hukumannya ditentukan oleh penguasa (hakim) sebagai

pelajaran pelakunya.

Hukuman bagi pembunuh menurut hukum Islam adalah qis}as}}, yaitu

pembalasan setimpal, misal nyawa dibalas dengan nyawa. Dalam kasus

pembunuhan, yang berhak ahli waris dari korban pembunuhan untuk

menuntut pelaksanaan pembunuh. Akan tetapi apabila ada pemaafan dari

pihak keluarga si korban, maka diganti dengan diyat, yaitu seratus ekor unta,

dengan perincian tiga puluh ekor unta betina umur tiga masuk empat

tahun,tiga puluh ekor unta betina umur empat masuk lima tahun, empat

puluh ekor unta betina yang sudah bunting.

Seperti sabda Rasulullah SAW:

وهي الدية أخذوا شاءوا وإن واقتل شاءوا فإن المقتول أولياء إلى دفع متعمدا مؤمنا قتل من 20)رواه الترمذى( خلفة وأربعون جذعة وثلاثون حقة ثلاثون

Artinya: “Barang siapa membunuh orang dengan sengaja,ia diserahkan

kepada keluarga yang terbunuh, mereka boleh membunuhnya atau menarik denda, yaitu tiga puluh ekor unta betina umur tiga masuk empat tahun, tiga puluh ekor unta betina umur empat masuk lima tahun, empat puluh ekor unta betina yang sudah bunting.

20 Sidqi Muhammad Jamil al-‘At}ar, Sunan at-Tirmiz}I, h. 95

Page 20: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

35

Islam juga memberikan keringanan terhadap si pelaku pembunuh, apa

bila ada pemaafan dari pihak si korban, yaitu mengganti dengan dua puluh

unta betina umur satu masuk dua tahun, dua puluh unta betina umur dua

masuk tiga tahun, dua puluh unta betina umur tiga masuk empat tahun, dua

puluh unta betina umur empat masuk lima tahun.

Jika denda tidak dapat dibayar dengan unta, maka wajib dibayar

dengan harta unta, sebagai pendapat ulama’ yang lain, boleh dibayar dengan

uang sebanyak dua belas ribu dirham (kira-kira tiga puluh tujuh, tiga puluh

tiga kg perak)21

Lain halnya dengan jari>mah ta‘zi>r ini hukumannya bersifat mendidik

yang tidak menghanguskan pelakunya dikenai hukuman had (bunuh) misal,

hukuman penjara, skors atau pemecatan, ganti rugi, pukulan, teguran, dengan

kata-kata. Dalam hukum Islam jenis hukuman yang berkaitan dengan ta‘zi>r

diserahkan sepenuhnya kepada kesepakatan manusia. Keputusan yang

diberikan wewenang untuk mendapatkan jenis hukumannya dan pelaksanaan

ta‘zi>r adalah pemerintah, yaitu penegak hukum dalam pengusutan perkara22

Dalam hukum Islam, sanksi pidana yang dapat menyebabkan kematian

pelakunya terjadi pada dua kasus. Pertama, pelaku zina yang sudah kawin

(muh}s}a>n), sanksinya dirajam, yakni dilempari batu sampai mati. Menurut Ibn

Mundzir, seorang yang pernah menikah dan melakukan zina dengan wanita

21 Sulaiman Rasid, Fiqih Islam, h. 432-433 22 Zainuddin Ali, Hukum Islam Dan Pengantar Hukum Islam Indonesia, h. 129

Page 21: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

36

lain maka sanksi hukumnya jilid kemudian dirajam (dicambuk kemudian

dilempari batu). Hukuman tersebut dikenakan pada laki-laki dan perempuan.

Karena Islam sangat menghargai kehormatan diri dan keturunan, maka sanski

hukum yang sangat keras ini dapat diterima akal sehat. Bukankah secara

naluriah manusia akan berbuat apa saja demi menjaga dan melindungi harga

diri dan keturunannya. Hukuman rajam ini jika diterapkan, sangat kecil

kemungkinannya nyawa terpidana dapat diselamatkan.

Kedua, pelaku pembunuhan berencana (disengaja). Hal ini terdapat

dalam firman Allah surat Al-Nisa’: 93, yang berbunyi:

ومن يقتل مؤمنا متعمدا فجزاؤه جهنم خالدا فيها وغضب الله عليه ولعنه وأعد له عذابا )93(عظيما

Artinya: “Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja,

maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. 23

Jika ahli-ahli waris (yang terbunuh) memaafkannya, maka pelaku tidak

diqis}as}} (tidak dihukum bunuh) tetapi harus membayar diyat (denda) yang

besar, yaitu seharga 100 ekor unta tunai yang dibayarkan pada waktu itu

juga.

Untuk hal yang agak “krusial” sehubungan dengan syariat Islam dalam

kaitannya dengan hukum positif ialah kaidah-kaidahnya di bidang hukum

pidana dan hukum publik lainnya. Kaidah-kaidah hukum pidana di dalam

23 Departemen Agama RI, al-Qur'an dan Terjemahnya, h. 136

Page 22: BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN CAROK MASAL …digilib.uinsby.ac.id/8761/5/bab2.pdf · Tujuan hukum Islam adalah dalam hukum pidana Islam, tentang sanksi ... Perbuatan yang dapat

37

sayariat itu dapat dibedakan ke dalam hudud dan ta‘zi>r. Hudud adalah kaidah

pidana yang secara jelas menunjukkan perbuatan hukumnya (delik) dan

sekaligus sanksinya. Sementara ta‘zi>r hanya merumuskan delik, tetapi tidak

secara tegas merumuskan sanksinya. Kalau kita membicarakan kaidah-kaidah

di bidang hukum pidana ini, banyak sekali kesalah pahamannya, karena orang

cenderung untuk melihat kepada sanksinya, dan bukan kepada perumusan

deliknya. Sanksi-sanksi itu antara lain hukuman mati, ganti rugi dan maaf

dalam kasus pembunuhan, rajam untuk perzinahan, hukum buang negeri

untuk pemberontakan bersenjata terhadap kekuasaan yang sah dan

seterusnya. Kalau kita melihat kepada perumusan deliknya, maka delik

hudud pada umumnya mengandung kesamaan dengan keluarga hukum yang

lain, seperti Hukum Eropa Kontinental dan Hukum Anglo Saxon. Dari sudut

sanksi memang ada perbedaannya.

Sedangkan menurut Syahrur menunjukkan hukuman maksimal bagi

seseorang yang melakukan pembunuhan yang tidak dibenarkan agama adalah

dibunuh atau ditiadakan nyawa (al-I’dam) oleh karena itu dalam ayat ini

Allah menegaskan فال يسرب ىف القتل artinya pembunuhan tidak boleh ada

unsur penganiayaan (dendam) dan permusuhan baik terhadap si pembunuh

maupun keluarganya.24

24 Muhammad Syahrur, Limitasi Hukuman Pidana Islam, h. 63