Bab II (Teori Umum)

7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Dasar Teori Ilmu dan tenologi partikel kecil diberi nama mikromeritik oleh Dalla Valle. Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskopik optik. Partikel yang mempunyai ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet, dan garam granular berada dalam kisaran ayakan (Martin, 1993). Mikromeritik adalah ilmu yang mempelajari tentang pertikel-partikel kecil dispersi koloid mempunyai sifat karakteristik yang partikel-partikelnya tidak dapat dilihat dibawah mikroskop biasa, sedangkan partiel-partikel dari emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus ukurannya berada dalam jarak penglihatan mikroskop, partikel-partikel yang ukurannya sebesar serbuk kasar, granul tablet, atau granula garam ukurannya berada dalam jarak pengayakan (Moechtar, 1990). Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran dan partikel sangat penting dalam bidang farmasi. Jadi, ukuran, dan karenanya juga luas permuakaan, dari satu partikel dapat dihubungkan

description

hahah

Transcript of Bab II (Teori Umum)

Page 1: Bab II (Teori Umum)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori

Ilmu dan tenologi partikel kecil diberi nama mikromeritik oleh Dalla

Valle. Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat

dengan mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi farmasi serta

serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskopik optik. Partikel yang

mempunyai ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet, dan garam granular

berada dalam kisaran ayakan (Martin, 1993).

Mikromeritik adalah ilmu yang mempelajari tentang pertikel-partikel kecil

dispersi koloid mempunyai sifat karakteristik yang partikel-partikelnya tidak

dapat dilihat dibawah mikroskop biasa, sedangkan partiel-partikel dari emulsi

dan suspensi farmasi serta serbuk halus ukurannya berada dalam jarak

penglihatan mikroskop, partikel-partikel yang ukurannya sebesar serbuk

kasar, granul tablet, atau granula garam ukurannya berada dalam jarak

pengayakan (Moechtar, 1990).

Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran dan partikel

sangat penting dalam bidang farmasi. Jadi, ukuran, dan karenanya juga luas

permuakaan, dari satu partikel dapat dihubungkan secara berarti pada sifat

fisika, kimia, dan farmakologi dari satu obat. Secara klinik, ukuran partikel

suatu obat dapat mempengaruhi pelepasannya dari bentuk-bentuk sediaan

yang diberikan secara oral, parenteral, rektal, dan topikal. Formulasi yang

berhasil dari suspensi, emulsi, dan tablet, dari segi stabilitas fisik dan respon

farmakologi, juga tergantung pada ukuran partikel Cr dalam produk tersebut.

Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengontrolan ukuran partikel

penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran

yang benar tepat granulat dan serbuk. Ini semua dan faktor-faktor lain yang

dibahas oleh Lees membuat nyata bahwa seorang ahli farmasi masa kini harus

mempunyai pengetahuan mikromeritik yang baik (Martin, 1993).

Ukuran dari suatu bulatan dengan segera dinyatakan dengan garis

tengahnya. Tetapi, begitu derajat ketidaksimestrisan dari partikel naik,

Page 2: Bab II (Teori Umum)

bertambah sulit pula menyatakan ukuran dalam garis tengah yng berarti.

Dalam keadaan seperti ini, tidak ada garis tengah yang unik. Makanya harus

dicari jalan untuk menggunakan suatu garis buatan yang ekuivalen, yan

menghubungkan ukuran partikel dan garis tengah bulatan yang mempunyai

luas permukaan, volume, dan garis tengah yang sama. Jadi, garis tengah

perukaan ds adalah garis tengah suatu bualata yang mempunyai luas

permukaan yang sama seperti partikel yang diperiksa (Martin et al, 1993).

Metode-metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel:

a. Mikroskopis Optik

Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi,

diencerkan atau tidak diencerkan, dinaikkan pada suhu slide dan

ditempatkan pada pentas mekanik. Dibawah mikroskop tersebut, pada

tempat dimana pertikel terlihat, diletakkan mikrometer untuk

memperlihatkan ukuran partikel tersebut. Pemandangan dalam mikroskop

dapat diproyeksika kesebuah layar dimana partikel-partikel tersebut lebih

mudah diukur, atau pemotretan bisa dilakukan dari slide yang sudah

disiapkan dan diproyeksikan kelayar untuk diukur (Martin et al, 1993).

Kerugian dari metode ini adalah bahwa garis tengah yag diperoleh

hanya dari dua dimensi dari partikel tersebut yaitu dimensi panjang dan

lebar. Tidak ada perkiraan yang bisa diperoleh untuk mengetahui

ketebalan dari partikel dalam memakai metode ini. Tambahan lagi, jumlah

partikel yang harus dihitung (sekitar 300-500) agar mendapatkan suatu

perkiraan yang baik dari distribusi, menjadikan metode tersebut memakan

waktu dan jelimet. Namun demikian pengujian mikroskopis dari suatu

sampel harus dilaksanakan, bahkan jika digunaan metode analisis

ukuranpartikel lainnya, karena adanya gumpalan dari partikel-partikel

lebih dari satu komponen seringkali bisa dideteksi dengan metode ini

(Martin et al, 1993).

b. Pengayakan

Suatu metode dengan penggunaan satu seri ayakan standar yang

dikalibrasi national bureau of standars. Ayakan umumnya digunakan untuk

Page 3: Bab II (Teori Umum)

memilih partikel-partikel yang lebih kasar; tetapi jika digunakan dengan

sangat hati-hati, ayakan-ayakan tersebut bisa digunakan untuk mengayak

bahan sampai sehalus 44 mikrometer (ayakan no.3255). menurut U.S.P

untuk meguji kehalusan serbuk suatu massa sampel tertentu ditaru suatu

ayakan yang cocok dan digoyangkan secara mekanik. Serbuk tersebut

digoyang-goyangkan selama waktu tertentu, dan bahan yang melalui satu

ayakan dutahan oleh ayakan yang berikutnya yang lebih halus serta

dikumpulkan, kemudian ditimbang (Martin et al, 1993).

c. Sedimentasi

Suatu metode dengan penggunaan ultrasentrifugasi untuk penentuan

berat molekul dari polimer tinggi. Ukuran partikel dalam kisaran ukuran

yag terayak bisa diperoleh dengan sedimentasi gravitasi seperti yang

dinytakan dalam hukum stokes. Untuk menggunakan huum stokes, suatu

syarat selanjutnya adalah bahwa aliran dari medium dispersi sekitar

partikel ketika mengendap adalah laminar atau streamline. Dengan kata

lain laju sedimentasi dari suatu partikel tidak boleh sedemikian cepat

sehingga terjadi turbulensi, karena ini sebaliknya akan mempengaruhi

sedimentasi dari pertikel (Martin et al, 1993).

II.2 Uraian Bahan

II.2.1 Alkohol (Dirjem POM, 1979)

Nama Resmi : Aethanolum

Nama Lain : Etanol, Alkohol,Eter Alkohol

RM / BM : C2H6O / 46,07

Stuktur Molekul :

Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih tidak berwarna,

bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada

lidah, mudah menguap walaupun pada suhu 78o C

mudah terbakar.

Page 4: Bab II (Teori Umum)

Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur

dengan semua pelarut organik.

Kegunaan : Mensterilkan alat

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

II.2.2 Amilum (Dirjen POM, 1995)

Nama Resmi : Amylum maydis

Nama Lain : Pati Jagung

RM / BM : C6H10O5 / 162

Pemerian : Serbuk halus kadang-kadang berupa gumpalan

kecil, putih, tidak berasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dala

etanoldingin (96%P). Pati membengkak seketika

dalam air 5-10% padasuhu 378oC. Pati menjadi

larut dalam air panas pada suhu di atas suhu

gelatinisasi. Pati parsial larut dalam dimetil

Sulfoksida dan dimetilformamida.

Kegunaan : Zat penghancur

Penyimpanan : Pati harus disimpan dalam wadah kedap udara di

tempat yang sejuk, tempat kering.

II.2.3 Talk (Dirjen POM, 1979)

Nama Resmi : Talcum

Nama Lain : Talk

Pemerian : Talk adalah sangat halus, putih keabu-abuan, tidak

berbau, rasa manis, bubuk kristal.

Kegunaan : Sebagai sampel.

Penyimpanan : Simpan pada wadah tertutup rapat dan baik,

dingin, dan tempat yang kering