BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan...

13
7 BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu telah banyak dilakukan untuk menguji pengaruh tax planning terhadap manajemen laba. Beberapa diantaranya adalah (Aditama dan Purwaningsih, 2016), menggunakan analisis regresi linier sederhana untuk menguji hubungan perencanaan pajak terhadap manajemen laba pada nonmanufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pajak tidak berpengaruh positif terhadap manajamen laba pada perusahaan nonmanufaktur yang terdaftar di BEI. Akan tetapi, hasil pada analisis deskriptif menunjukkan bahwa 77 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini melakukan manajemen laba dengan cara menghindari penurunan laba. Ulfah (2013) menggunakan analisis regresi untuk menguji hubungan beban pajak tangguhan dan perencanaan pajak terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pajak memiliki pengaruh positif, semakin tinggi perencanaan pajak maka semakin besar peluang perusahaan melalukan manajemen laba. Salah satu perencanaan pajak adalah dengan cara mengatur seberapa besar laba yang dilaporkan, sehingga masuk dalam indikasi adanya praktik manajemen laba.

Transcript of BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan...

Page 1: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/36398/3/jiptummpp-gdl-febrirahay-48497-3-babii.pdf · Initital Public Offering (IPO), yakni perusahaan yang akan

7

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu telah banyak dilakukan untuk

menguji pengaruh tax planning terhadap manajemen laba. Beberapa

diantaranya adalah (Aditama dan Purwaningsih, 2016), menggunakan

analisis regresi linier sederhana untuk menguji hubungan perencanaan

pajak terhadap manajemen laba pada nonmanufaktur yang terdaftar di BEI

periode 2009-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan

pajak tidak berpengaruh positif terhadap manajamen laba pada perusahaan

nonmanufaktur yang terdaftar di BEI. Akan tetapi, hasil pada analisis

deskriptif menunjukkan bahwa 77 perusahaan yang menjadi sampel dalam

penelitian ini melakukan manajemen laba dengan cara menghindari

penurunan laba.

Ulfah (2013) menggunakan analisis regresi untuk menguji

hubungan beban pajak tangguhan dan perencanaan pajak terhadap

manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

periode 2009-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan

pajak memiliki pengaruh positif, semakin tinggi perencanaan pajak maka

semakin besar peluang perusahaan melalukan manajemen laba. Salah satu

perencanaan pajak adalah dengan cara mengatur seberapa besar laba yang

dilaporkan, sehingga masuk dalam indikasi adanya praktik manajemen

laba.

Page 2: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/36398/3/jiptummpp-gdl-febrirahay-48497-3-babii.pdf · Initital Public Offering (IPO), yakni perusahaan yang akan

8

Yusrianti et al. (2015) menggunakan analisis regresi sederhana

untuk menguji hubungan perencanaan pajak terhadap manajemen laba

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pajak berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap tindakan manajemen laba.

Herdawati (2015) menggunakan analisis regresi logistik untuk

menguji hubungan perencanaan pajak dan beban pajak tangguhan terhadap

manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

periode 2012-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan

pajak memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap manajemen

laba, semakin tinggi perencanaan pajak maka semakin besar peluang

perusahaan melalukan manajemen laba (begitupun sebaliknya) walaupun

pengaruhnya lemah, artinya masih banyak faktor lain yang menentukan

terjadinya manajemen laba.

Widiatmoko dan Mayangsari (2016) menggunakan analisis regresi

logistik untuk menguji hubungan aset pajak tangguhan, discretionary

accrual, leverage, ukuran perusahaan, dan perencanaan pajak terhadap

manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

periode 2011-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan

pajak me-miliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap praktik

manajemen laba.

Page 3: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/36398/3/jiptummpp-gdl-febrirahay-48497-3-babii.pdf · Initital Public Offering (IPO), yakni perusahaan yang akan

9

B. Teori dan Kajian Pustaka

1. Teori Keagenan

Teori yang melandasi praktik manajemen laba yang dilakukan oleh

manajemen yaitu Agency Theory (Teori Keagenan). Jensen dan Meckling

(1976) dalam (Aditama dan Purwaningsih, 2016) mendefinisikan

hubungan keagenan sebagai suatu kontrak di mana satu atau lebih

principal (pemilik) menggunakan pihak lain atau agent (manajer) untuk

menjalankan perusahaan. Dalam teori keagenan, yang dimaksud sebagai

principal adalah pemegang saham atau pemilik yang menyediakan fasilitas

dan dana untuk kebutuhan operasi perusahaan. Agent adalah manajemen

yang memiliki kewajiban yang mengelola perusahaan sebagaimana yang

telah diamanahkan principal kepadanya.

Agency theory memiliki asumsi bahwa masing-masing individu

termotivasi untuk menyejahterakan dan kepentingan dirinya sendiri. Pihak

principal termotivasi mengadakan kontrak untuk menyejahterakan dirinya

untuk memaksimalkan kesejahteraan dirinya dengan meningkatnya

profitabilitas perusahaan. Agent termotivasi untuk meningkatkan

kesejahteraannya melalui peningkatan kompensasi. Pihak agent (manajer)

sebagai pengelola perusahaan mempunyai banyak informasi internal

mengenai perusahaan dibandingkan pihak principal (pemilik). Sedangkan

pihak principal atau pemilik sulit untuk mengawasi perusahaannya karena

sedikitnya informasi yang dimiliki. Sehingga pihak principal mengadakan

Page 4: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/36398/3/jiptummpp-gdl-febrirahay-48497-3-babii.pdf · Initital Public Offering (IPO), yakni perusahaan yang akan

10

kontrak untuk memberikan tugas dan tanggung jawab terhadap pihak

agent dengan kesepakatan bersama.

Adanya perbedaan dalam tujuan menyejahterakan dan kepentingan

diri sendiri antara pihak principal dengan agent membuat munculnya

konflik kepentingan. Konflik kepentingan semakin meningkat ketika

principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agent

karena ketidakmampuan principal memonitor aktivitas agent dalam

perusahaan. Sedangkan agent mempunyai lebih banyak informasi

mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara

keseluruhan. Inti Agency Theory menurut (Scoot, 2000) adalah

penggunaan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan perbedaan

kepentingan principal dan agent dalam hal terjadi konflik kepentingan.

Agent memiliki kewenangan untuk mengatur informasi perusahaan

sesuai dengan kontrak yang telah diberikan oleh principal. Sehingga agent

mengetahui segala informasi mengenai perusahaan. Agent menginginkan

laba perusahaan yang meningkat, oleh sebab itu agent harus menekan

kewajiban pajak dengan salah satu strategi yaitu tax planning. Strategi tax

planning digunakan karena cara tersebut masih sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Agent juga memberikan informasi strategi tersebut

kepada principal guna transparansi informasi perusahaan. Sehingga

principal akan mendapatkan informasi yang sesuai dengan kondisi

perusahaan. Dari masalah theory tersebut, tax planning diharapkan dapat

berfungsi sebagai alat untuk memberikan kepercayaan kepada para

Page 5: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/36398/3/jiptummpp-gdl-febrirahay-48497-3-babii.pdf · Initital Public Offering (IPO), yakni perusahaan yang akan

11

investor agar tidak terjadi kecurangan yang merugikan pemegang saham,

manajer, kreditor, dan stakeholder.

2. Manajemen Laba

Manajemen laba merupakan upaya yang dilakukan pihak

manajemen untuk melakukan intervensi dalam penyusunan laporan

keuangan dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri, yaitu pihak

perusahaan yang terkait. Manajemen laba dapat dilakukan melalui praktik

(Scoot, 2000):

1. Taking a bath, yakni dilakukan manajer dengan cara menggeser biaya

akrual discretionary periode mendatang ke periode kini atau menggeser

pendapatan akrual discretionary periode kini ke periode mendatang.

Hal ini dilakukan manajer untuk memaksimumkan kompensasi atau

bonus yang akan diterimanya pada tahun berikutnya karena menghadapi

kenyataan bahwa bonus tahun ini tidak dapat diterima.

2. Income minimization (minimisasi laba), yakni dimaksudkan untuk

keperluan pertimbangan pajak dengan meminimumkan kewajiban pajak

perusahaan.

3. Income maximization (maksimisasi laba), yakni dimaksudkan untuk

memaksimumkan bonus manajer, menciptakan kinerja perusahaan yang

baik sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (pertimbangan

pasar modal), menunda pelanggaran perjanjian utang, dan manajer

dapat memperoleh kendali atas perusahaan.

Page 6: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/36398/3/jiptummpp-gdl-febrirahay-48497-3-babii.pdf · Initital Public Offering (IPO), yakni perusahaan yang akan

12

4. Income smoothing (perataan laba), yakni tindakan dimana manajemen

memperhalus fluktuasi laba dari periode ke periode dengan cara

memindahkan laba dari periode yang memiliki laba tinggi ke periode

yang memiliki laba rendah.

Terdapat beberapa motivasi yang mendorong manajer untuk melakukan

manajemen laba yang dikemukakan oleh (Scoot, 2000) yaitu :

1. Bonus purposes, yakni manajer yang memiliki informasi atas laba

bersih perusahaan akan bertindak secara oportunistic untuk melakukan

manajemen laba dengan memaksimalkan laba saat ini.

2. Kontrak utang jangka panjang, yakni semakin dekat perusahaan dengan

perjanjian kredit, maka manajer akan cenderung memilih prosedur yang

dapat memindahkan laba periode mendatang ke periode berjalan. Hal

ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami

kegagalan dalam pelunasan hutang.

3. Political motivations, yakni manajemen laba digunakan untuk

mengurangi laba yang dilaporkan pada perusahaan publik. Jadi

perusahaan cenderung mengurangi laba yang dilaporkan karena adanya

tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan

yang lebih ketat.

4. Taxation motivations, yakni saat ini motivasi penghematan pajak

menjadi motivasi manajemen laba yang paling nyata. Berbagai metode

akuntansi digunakan dengan tujuan penghematan pajak pendapatan.

Page 7: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/36398/3/jiptummpp-gdl-febrirahay-48497-3-babii.pdf · Initital Public Offering (IPO), yakni perusahaan yang akan

13

5. Pergantian CEO, yakni CEO yang mendekati masa pensiun akan

cenderung menaikkan pendapatan untuk meningkatkan bonus mereka.

Apabila kinerja perusahaan buruk, mereka akan memaksimalkan

pendapatan agar tidak diberhentikan.

6. Initital Public Offering (IPO), yakni perusahaan yang akan go public

belum memiliki nilai pasar, sehingga mendorong manajer perusahaan

yang akan go public melakukan manajemen laba dalam prospectus

mereka dengan harapan dapat menaikkan harga saham perusahaan.

7. Pentingnya memberi informasi kepada investor, yakni Informasi

mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada investor

sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap menilai

bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik.

Indikator Manajemen Laba salah satunya yaitu Discretionary Accruals

(DA). DA merupakan akrual yang ditentukan manajemen (management

determined). Manajer dapat memilih kebijakan dalam hal metoda dan

estimasi akuntansi (Wisnumurti dan Yuyetta, 2010). Menurut Healy

(1985) dalam (Lestari, 2012) menyatakan bahwa dengan menggunakan

DA manajemen dapat mempengaruhi laba dengan mengendalikan jumlah

transaksi akuntansi. Contoh transaksi DA yaitu menaksir jumlah piutang

tidak tertagih diturunkan dari tahun sebelumnya, sehingga jumlah piutang

netto akan naik sebagai pendapatan tetap maka laba tahun ini akan relatif

tinggi.

Page 8: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/36398/3/jiptummpp-gdl-febrirahay-48497-3-babii.pdf · Initital Public Offering (IPO), yakni perusahaan yang akan

14

Menurut (Rahmawati, 2007) model Jones modifikasian memiliki

kemampuan yang lebih baik dalam mendeteksi manajemen laba. Jones

memberikan sebuah model untuk membantu mengidentifikasi perusahaan

yang melakukan manajemen laba. Tujuan model Jones adalah untuk

memisahkan akrual kelolaan dan nonkelolaan. Model modifikasi Jones

mengestimasi tingkat akrual yang diharapkan (akrual nonkelolaan) sebagai

fungsi perbedaan antara perubahan pendapatan dan perubahan dalam

piutang dagang serta aktiva tetap.

Manajemen laba diindikasikan dengan nilai akrual kelolaan yang

positif bila perusahaan melakukan upaya menaikkan laba. Begitu pula

sebaliknya bila nilai akrual kelolaan negative mengindikasikan bahwa

perusahaan melakukan upaya menurunkan laba (Rahmawati, 2007).

3. Tax planning

Secara umum tax planning didefinisikan sebagai proses

mengorganisasi usaha wajib pajak atau kelompok wajib pajak sedemikian

rupa sehingga hutang pajaknya baik pajak penghasilan maupun pajak-

pajak lainnya berada dalam posisi yang minimal, sepanjang hal ini

dimungkinkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Tax planning sebenarnya bagian dari manajemen pajak. Tujuan

dari manajemen pajak umumnya sama dengan tujuan manajemen

keuangan yaitu memperoleh likuiditas dan laba yang cukup. Manajemen

Page 9: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/36398/3/jiptummpp-gdl-febrirahay-48497-3-babii.pdf · Initital Public Offering (IPO), yakni perusahaan yang akan

15

pajak disini didefinisikan sebagai memenuhi kewajiban pajak yang benar,

tetapi jumlah pajak dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh

laba dan likuiditas yang diharapkan. Dengan demikian, dikemudian hari

tidak terjadi restitusi pajak atau kurang bayar yang mengakibatkan denda

dan kewajiban-kewajiban hukum lainnya (Ulfah, 2013).

Tax planning merupakan langkah awal dari manajemen pajak yang

dilakukan untuk meminimumkan kewajiban pajak. Pada tahap ini

dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar

dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan.

Untuk meminimumkan kewajiban pajak dapat dilakukan dengan cara yang

sesuai ketentuan perpajakan maupun yang melanggar aturan perpajakan

(Suandy, 2011).

Motivasi yang mendasari dilakukannya perencanaan pajak bersumber dari

tiga unsur perpajakan (Suandy, 2011), yaitu:

1. Kebijakan perpajakan (tax policy), merupakan alternative dari berbagai

sasaran yang hendak dituju dalam sistem perpajakan.

2. Undang-undang perpajakan (tax law), merupakan kenyataan

menunjukkan bahwa di manapun tidak ada undang-undang yang

mengatur setiap permasalahan secara sempurna. Oleh karena itu, dalam

pelaksanaannya selalu diikuti oleh ketentuan-ketentuan yang lain. Tidak

jarang pula ketentuan pelaksanaan tersebut bertentangan dengan

undang-undang itu sendiri karena disesuaikan dengan kepentingan

pembuat kebijakan dalam mencapai tujuan lain yang ingin dicapai.

Page 10: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/36398/3/jiptummpp-gdl-febrirahay-48497-3-babii.pdf · Initital Public Offering (IPO), yakni perusahaan yang akan

16

Akibatnya terbuka celah bagi wajib pajak untuk menganalisis

kesempatan tersebut dengan cermat untuk perencanaan pajak yang baik.

3. Administrasi perpajakan (tax administration), yakni tujuannya agar

terhindar dari sanksi administrasi maupun pidana karena adanya

perbedaan penafsiran antara aparat fiskus dengan wajib pajak akibat

luasnya peraturan perpajakan yang berlaku dan system informasi yang

masih belum efektif.

Secara umum motivasi dilakukannya perencanaan pajak yaitu

untuk memaksimalkan laba setelah pajak karena pajak ikut mempengaruhi

pengambilan keputusan atau suatu tindakan dalam operasi perusahaan

untuk melakukan investasi melalui analisis yang cermat dan pemanfaatan

peluang atau kesempatan yang ada dalam ketentuan peraturan yang

sengaja dibuat oleh pemerintah untuk memberikan perlakuan yang berbeda

atas objek yang secara ekonomi hakikatnya sama dengan memanfaatkan:

1) Perbedaan tarif pajak

2) Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak

3) Loopholes, shelters, dan havens

Strategi perencanaan pajak menurut (Suandy, 2011) apabila dalam

tax planning telah diketahui faktor-faktor yang akan dimanfaatkan untuk

melakukan penghematan pajak, maka langkah-langkah selanjutnya adalah

mengimplementasikannya baik secara formal maupun material. Adapun

strategi-strategi dalam melakukan perencanaan pajak yaitu :

Page 11: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/36398/3/jiptummpp-gdl-febrirahay-48497-3-babii.pdf · Initital Public Offering (IPO), yakni perusahaan yang akan

17

1) Tax saving, yakni upaya wajib pajak mengelakkan hutang pajaknya

dengan jalan menahan diri untuk tidak membeli produk–produk yang

ada pajak pertambahan nilainya atau dengan sengaja mengurangi jam

kerja atau pekerjaan yang dapat dilakukannya sehingga penghasilannya

menjadi kecil dan dengan demikian terhindar dari pengenaan pajak

penghasilan yang besar.

2) Tax avoidance, yakni upaya wajib pajak untuk tidak melakukan

perbuatan yang dikenakan pajak atau upaya-upaya yang masih dalam

kerangka ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan untuk

memperkecil jumlah pajak yang terhutang.

3) Mengindari Pelanggaran Atas Peraturan Perpajakan, yakni dengan

menguasai peraturan pajak yang berlaku, perusahaan dapat menghindari

timbulnya sanksi perpajakan yaitu sanksi administrasi berupa denda,

bunga atau kenaikan dan sanksi denda pidana atau kurungan.

4) Menunda Pembayaran Kewajiban Pajak, yakni dengan menunda

pembayaran kewajiban pajak tanpa melanggar peraturan berlaku dapat

dilakukan melalui penundaan pembayaran PPN. Penundaan ini

dilakukan dengan menunda penerbitan faktur pajak keluaran hingga

batas waktu yang diperkenankan.

5) Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan.

Misalnya, PPh Pasal 22 atau pembelian solar dan impor dan fiskal luar

negeri atas perjalanan dinas pegawai.

Page 12: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/36398/3/jiptummpp-gdl-febrirahay-48497-3-babii.pdf · Initital Public Offering (IPO), yakni perusahaan yang akan

18

Indikator Tax Planning salah satunya yaitu Tax Retention Rate

(TRR). Tax Retention Rate atau tingkat retensi pajak digunakan untuk

mendeteksi perusahaan yang mengusahakan pembayaran semaksimal

mungkin (Aditama dan Purwaningsih, 2016).

Nilai perencanaan pajak yang besar merupakan suatu tanda bahwa

pendapatan perusahaan dengan nilai yang besar pula, sehingga untuk

menurunkan nilai pembayaran pajak (semakin besar tindakan perencanaan

laba), maka nilai Discretionary Accruals akan mengalami penurunan

(terjadi penurunan nilai Discretionary Accruals berarti perusahaan telah

melakukan tindakan menurunkan laba) begitu pula sebaliknya (Yusrianti et

al., 2015)

C. Kerangka Pemikiran

D. Perumusan Hipotesis

Pengaruh Tax Planning terhadap Manajemen Laba

Perencanaan pajak (tax planning) merupakan suatu cara yang

digunakan oleh bagian manajemen perusahaan sebagai wajib pajak untuk

melakukan manajemen pajak penghasilan tetapi tidak melanggar peraturan

perpajakan yang berlaku. Pemerintah ingin perusahaan agar membayar

pajak semaksimal mungkin karena pajak merupakan sumber penerimaan

Perencanaan Pajak

(Tax Planning)

Manajemen Laba

Page 13: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/36398/3/jiptummpp-gdl-febrirahay-48497-3-babii.pdf · Initital Public Offering (IPO), yakni perusahaan yang akan

19

bagi Negara. Bila kewajiban pajak perusahaan terlalu besar maka

memungkinkan manajemen perusahaan melakukan berbagai cara untuk

mengatur laba Anggraeni (2011) dalam (Herianti dan Marundha, 2016).

Usaha yang dilakukan pihak manajemen melakukan kecurangan

dengan memanipulasi data pada laporan keuangan untuk mendapat

keuntungan bagi pihak manajemen dan perusahaan sehingga informasi

akuntansi yang diberikan tidak menunjukkan kondisi perusahaan yang

sesungguhnya serta dapat menyesatkan pengguna informasi akuntansi

tersebut (Rahmawati, 2007). Perencanaan pajak umumnya selalu dimulai

dengan meyakinkan apakah suatu transaksi atau kejadian mempunyai

dampak perpajakan. Apabila kejadian tersebut mempunyai dampak pajak,

apakah dampak tersebut dapat diupayakan untuk dikecualikan atau

dikurangi jumlah pajaknya. Selanjutnya, apakah pembayaran pajak

tersebut dapat ditunda. Salah satu perencanaan pajak adalah dengan cara

mengatur seberapa besar laba yang dilaporkan, sehingga masuk dalam

indikasi adanya praktik manajemen laba (Ulfah, 2013). Berdasarkan

landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya, penulis merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

Ha: Perencanaan pajak berpengaruh terhadap praktik manajemen

laba.