BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan...

17
6 BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian dengan judul (Pengaruh luas lahan, modal, tenaga kerja dan teknologi terhadap produksi usaha tani padi di kecamatan batang kabupaten batang) dalam penelitiannya menggunakan analisis regresi linier berganda. Secara parsial, hanya variabel Luas lahan (X1), modal (X2), dan tenaga kerja (X3) yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi usahatani padi di Kecamatan Batang Kabupaten Batang. Dimana secara parsial variabel pengaruh yang paling dominan mempengaruhi produksi usahatani padi adalah variabel luas lahan sebesar 0,512 lalu diikuti dengan variabel modal sebesar 0,499 dan variabel tenaga kerja sebesar 0,364. Sedangkan teknologi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap produksi, konstribusinya adalah 0,022 yang artinya hasil produksi diharapkan lebih tinggi dari 0,022 rupiah untuk petani padi yang menggunakan teknologi modern dari pengusah yang menggunakan teknologi tradisional. Untuk nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,850% berarti pengaruh dari variabel yang digunakan sangat bagus dengan nilai 85% sisanya di engaruhi variabel alin dengan nilai 15%. (Mifthakuriza ,2011). Penelitian dengan judul (analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cokelat di kabupaten Dairi). Dalam penelitiannya menggunakan model fungsi produksi obb-douglas dengan menggunakan metode ordinary least square (OLS) dan juga menggunakan alat analisis regresi yang di gunakan

Transcript of BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan...

Page 1: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/35297/3/jiptummpp-gdl-imammaward-48050... · 2017. 10. 5. · memaksimumkan ongkos produksi. Dengan biaya yang

6

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian dengan judul (Pengaruh luas lahan, modal, tenaga kerja dan

teknologi terhadap produksi usaha tani padi di kecamatan batang kabupaten

batang) dalam penelitiannya menggunakan analisis regresi linier berganda.

Secara parsial, hanya variabel Luas lahan (X1), modal (X2), dan tenaga kerja

(X3) yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi usahatani padi

di Kecamatan Batang Kabupaten Batang. Dimana secara parsial variabel

pengaruh yang paling dominan mempengaruhi produksi usahatani padi adalah

variabel luas lahan sebesar 0,512 lalu diikuti dengan variabel modal sebesar

0,499 dan variabel tenaga kerja sebesar 0,364. Sedangkan teknologi

berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap produksi, konstribusinya

adalah 0,022 yang artinya hasil produksi diharapkan lebih tinggi dari 0,022

rupiah untuk petani padi yang menggunakan teknologi modern dari pengusah

yang menggunakan teknologi tradisional. Untuk nilai koefisien determinasi

(R2) sebesar 0,850% berarti pengaruh dari variabel yang digunakan sangat

bagus dengan nilai 85% sisanya di engaruhi variabel alin dengan nilai 15%.

(Mifthakuriza ,2011).

Penelitian dengan judul (analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi cokelat di kabupaten Dairi). Dalam penelitiannya menggunakan

model fungsi produksi obb-douglas dengan menggunakan metode ordinary

least square (OLS) dan juga menggunakan alat analisis regresi yang di gunakan

Page 2: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/35297/3/jiptummpp-gdl-imammaward-48050... · 2017. 10. 5. · memaksimumkan ongkos produksi. Dengan biaya yang

7

untuk memprediksi hubungan sebab akibat antara variabel independen (X1 luas

lahan, X2 jumlah waktu kerja, X3 jumlah pestisida , dan X4 umur tanaman

coklat ) dengan variabel dependen ( Y jumlah produksi coklat). Dari hasil

penelitiannya mengatakan bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar 0,0828

yang berarti variasi variabel bebas mampu menjelaskan variasi variabel terikat

di kabupaten dairi sebesar 82,8 persen dan sisanya 17,2 persen dijelaskan

variabel lain yang tidak terdapat dalam model estimasi. Secara parsial

menunjukkan bahwa luas lahan berpengaruh positif dan segnifikan terhadap

produksi cokelat dengan α 10%, waktu kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap produksi coklat dengan α 1%, pupuk menunjukkan menunjukkan

pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap produksi cokelat, pestisida

berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi cokelat dengan α 5%,

berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi cokelat dengan α 1%

(Doody S.tumanggor, 2009).

Penelitian yang berjudul (analisis faktor produksi padi sawah desa tompa

sobaru dua kecamatan tompasobaru). Dalam penelitiannya mnggunalakn

analisis regresi linier berganda dengan variabel bebasnya adalah X1 luas lahan,

X2 pupuk urea, X3 pupuk ponska, tenaga kerja dan variabel terikatnya adalah

(Y) produksi padi. Dalam penelitiannya mengatakan bahwa luas lahan

berpengaruh signifikan terhadap produksi padi sebesar 1%, untuk pupuk

ponska berpengaruh taraf signifikan terhadap produksi padi sebesar 0,75%,

sedangkan tenaga kerja berpengaruh terhadap poduksi padi. Nilai koevisien

Page 3: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/35297/3/jiptummpp-gdl-imammaward-48050... · 2017. 10. 5. · memaksimumkan ongkos produksi. Dengan biaya yang

8

regresi 46,52, yang menunjukkan bahwa apabila jumlah tenaga kerja 1 HOK

maka produksi akan meningkat sebesar 46,52 kg (Klivensi Ilona Mafor,2015)

B. Tinjauan Pustaka

1. Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara faktor produksi (imput)

dengan hasil produksi ( ouput ). Dalam produksi faktor produksi adalah hal

yang tidak lepas dari proses produksi, maka dari itu tanpa adanya faktor

produksi maka tidak ada produksi. Besar kecilnya tingkat produksi suatu

barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah tenaga kerja jumlah

kekayaan alam dan tingkat teknologi yang digunakan (Ida Nuraini, 2013:

69).

Fungsi produksi merupakan suatu fungsi yang menunjukkan hubungan

antara hasil produksi fisik dengan faktor-faktor produksi, dimana dalam

penulisan matematik sederhana fungsi produksi ditulis sebagai berikut:

Y = f ( 𝑥1, 𝑥2...........𝑥𝑛)

Dimana Y = hasil produksi

( 𝑥1, 𝑥2...........𝑥𝑛) = faktor-faktor produksi

Dalam sebuah produksi misalnya produksi pertanian pangan maka

produksi fisik tersebut dihasilkan oleh bekerjanya beberapa faktor produksi

yaitu tanah, modal dan tenaga kerja. Untuk menggambarkan fungsi produksi

secara jelas dan menganalisis peranan masing-masing faktor produksi maka

dari jumlah faktor-faktor produksi itu salah satu kita anggap sebagai variabel

Page 4: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/35297/3/jiptummpp-gdl-imammaward-48050... · 2017. 10. 5. · memaksimumkan ongkos produksi. Dengan biaya yang

9

tidak tetap dan dari faktor produksi lainnya kita anggap tetap (konstan)

(Mubyarto,1989).

Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara faktor produksi dan

produksi yang biasanya dapat dinyatakan dengan rumus :

Y = f (X)

Dimana Y = produksi, sebagai dependent variable

X = faktor produksi sebagai independent variable

Dari persamaan dia atas dapat dikatakan bahwa besar kecilnya tingkat

produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal yang kita pakai,

jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam dan tingkat produksi . Jumlah

produksi yang berbeda-beda tentunya memerlukam faktor produski yang

berbeda juga. Tetapi ada juga bahwa jumlah produksi yang tidak sama akan

dihasilkan oleh faktor produksi yang dianggap tetap, biasanya adalah faktor

produksi seperti modal, mesin, peralatannya serta bangunan perusahaan.

Sedangkan faktor produksi yang mengalami perubahan adalah tenaga kerja

(Soekartawi,1989).

a. Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah

Hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang dalam produksi

jangka pendek dikatakan bahwa ada faktor produksi yang bersifat tetap

(fixed input) dan ada sebuah faktor produksi yang bersifat berubah (variabel

input). Jika sebuah faktor produksi yang bersifat variabel terus menerus

terjadi penambahan maka produksi total akan semakin bertambah sampai

pada titik maksimum, dan apabila sudah berada di titik maksimum tersebut

Page 5: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/35297/3/jiptummpp-gdl-imammaward-48050... · 2017. 10. 5. · memaksimumkan ongkos produksi. Dengan biaya yang

10

faktor produksinya terus ditambah maka produksi total akan menurun. Hal

ini berarti mulai berlakunya hukum tambahan hasil yang semakin berkurang

(law of diminishing returns). Keterangan di atas dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

Q3 C

HTP

Q2 TP

Tahap I tahapan II tahapan III

Q1

0 L1 L2 L3 L4 L

Q

Tahap I tahap II tahap III

APL

0 L1 L2 L3 L4 L

MPL

Page 6: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/35297/3/jiptummpp-gdl-imammaward-48050... · 2017. 10. 5. · memaksimumkan ongkos produksi. Dengan biaya yang

11

Keterangan: TP = total produksi

L = tenaga kerja

MPL = produksi batas

APL = produksi rata-rata tenaga kerja

Dimana : MPL= ∆TP

∆𝐿

APL = TP

𝐿

Gambar diatas merupakan cara lain untuk menggambarkan fungsi

produksi yang menggunakan kombinasi faktor produksi yang tidak

sebanding, dimana modal dan teknologi dianggap tetap.

Pada tahap I ini menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerjanya masih

sedikit, dan apabila jumlah tenaga kerja ditambah hingga menjadi L2, maka

total produksi akan meningkat dari Q1 menjadi Q2 produksi rata-rata dan

produksi marginal juga turut meningkat. Produsen yang rasional sangat

memilih memperbanyak penggunaan tenaga kerja. Pada tahap I ini tidak ada

pilihan lain bagi produsen kecuali menambah jumlah tenaga kerja. Pada

tahap ini kita dapat melihat bahwa laju kenaikan produksi marginal semakin

besar kurva MPL. Sehingga dalam tahap ini dikatakan berlaku hukum

pertambahan hasil produksi marginal yaag semakin bertambah besar (law of

increasing returns). Hal tersebut terjadi mungki karena adanya penambahan

jumlah tengaga kerja. Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan maka

semakin memungkinkan produsen melakukan spesilalis tenaga kerja

sehingga dapat meningkatkan produkstifitasnya. Sementara itu untuk

Page 7: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/35297/3/jiptummpp-gdl-imammaward-48050... · 2017. 10. 5. · memaksimumkan ongkos produksi. Dengan biaya yang

12

produksi rata-rata pada tahap I terus meningkat sampai hingga mencapai

titik maksimal pada saat pengunaan tenaga kerja yang banyak L2 atau pada

saat total oroduksi kurva TP berada pada titik belok A. Dan pada saat itu

kurva MPL berpotongan dengan kuva APL pada kondisi demikian jika

tenaga kerja terus ditambah lagi sampai pada L3 atau masuk pada II, maka

total produksi terus meningkat hingga Q3 atau mencapai titik optimum

produksi.

Tahap II ini produski total terus mengalami peningkatan, sedangkan

produksi rata-rata mulai mengalami penurunan dan produksi marginal

bertambah dengan jumlah yang semakin menurun juga sehingga pada

akhirnya produksi marginal mencapai titik nol. Hal seperti ini berarti

berlaku hukum penambahan hasil produksi yang semakin berkurang. Jika

pada kondisi tersebut penggunaan tenaga kerja masih mengalami

penambahan maka memasuki tahap III merupakan penambahan tenaga kerja

yang akan menyebabkan total produksi menurun. Jadi apabila jumlah tenaga

kerja semakin banyak hingga produksi rata-rata menurun dan produksi

marginal menjadi negatif. Oleh sebab itu tidak ada pilihan lain kecuali

mengurangi penggunana jumlah tenaga kerja.

b. Teori Produksi Dengan Dua Faktor Produksi Berubah

Dalam teori ini menjelaskan ada dua faktor yang dapat dirubah

antara lain ( tenaga kerja dan modal), dan dapat saling menggantikan.

Apabila harga tenaga kerja dapat kita ketahui maka produsen bisa

menganalisa sehingga dapat meminimumkan biaya dalam usahanya untuk

Page 8: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/35297/3/jiptummpp-gdl-imammaward-48050... · 2017. 10. 5. · memaksimumkan ongkos produksi. Dengan biaya yang

13

mencapai tingkat produksi tertentu seperti yang tercantum dibawah ini (

Sandono Sukirno,1985 ) :

1) Produksi sama ( isoquant )

Produksi sama ( isoquant ) merupakan gabungan atau kombinasi

faktor-faktor produksi yang dapat menghasilkan tingkat produksi

yang sama.

Kurva isoquant

Kapital

IC

K1 A

K2 B

L1 L2 Tenaga Kerja

Kurva diatas dapat kita lihat bahwa untuk menghasilkan

output misalkan (A), diperlukan gabungan faktor produksi kapital

sebesar K1 dan faktor produksi tenaga kerja sebesar L2. Misalnya

jika harga kapital naik, maka produsen dapat mengurangi

penggunaan kapital dari K1 turun menjadi K2 dan menggatikannya

(menambah ) tenaga kerja menjadi L2.

Jadi dengan demikin harga faktor produksi bisa menetukan

kombinasi faktor-faktor produksi yang digunakan oleh produsen

dalam proses produksi, atau dengan bahasa lain harga faktor

Page 9: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/35297/3/jiptummpp-gdl-imammaward-48050... · 2017. 10. 5. · memaksimumkan ongkos produksi. Dengan biaya yang

14

produksi dapat menyelesaikan permasalahan yang menyakut

sumberdaya yang tersedia dapat diolah dengan maksimal untuk

mengahasilkan suatu barang atau jasa ( Ida Nuraini, 2013)

2) Ongkos Sama ( Isocost )

Untuk menghemat pengeluaran perusahaan dan

memaksimumkan keuntungan maka perusahaan harus

memaksimumkan ongkos produksi. Dengan biaya yang ada setiap

produsesn atau perusahaan dalam usahanya pasti menginginkan

adanya hasil produksi yang optimal sehingga keuntungan yang

mereka dapat maksimum, maka dari itu produsen atau perusahaan

harus bisa meminimumkan biaya (Sadono Sukirno,1985)

Untuk membuat analisa biaya produksi yang minimum perlu

kurva garis ongkos sama.Garis ongkos sama merupakan garis yang

menggambarkan kombinasi faktor-faktor produksi yang dapat dibeli

dengan menggunakan sejumlah anggaran tertentu. Untuk membuat

garis ongkos sama tersebut harus mengetahui terlebih dahulu harga

faktor produksinya:

K

5 TO/Pk

TO = Pk.K + PL .L

TO/ PL

10 L

Page 10: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/35297/3/jiptummpp-gdl-imammaward-48050... · 2017. 10. 5. · memaksimumkan ongkos produksi. Dengan biaya yang

15

TO = Total pengeluaran

Pk = Harga kapital

PL = Harga tenaga kerja

Garis TO/ PL – TO/ Pk adalah garis isocost ( ongkos sama ), dan titik-

titik disepanjang garis ongkos sama merupakan kombinasi faktor

produksi tenaga kerja dan modal yang dapat dibeli dengan

menghabiskan anggaran yang dimiliki. Kemiringan garis anggaran

tersebut adalah 5/10 = ½ atau PL/ Pk.

Jika anggaran produsen untuk membeli faktor produksi (

input) tersebut ditambah, sedangkan harga-harga faktor produksi

tetap maka isocost tersebut akan begeser ke kanan, dan akan lebih

banyak faktor produksi yang bisa dibeli. Sebaliknya, apabila

anggaran tersebut berkurang dan harga faktor produksi tetap, maka

isocost akan bergeser kekiri yang berarti menunjukkan semakin

sedikit faktor produksi yang dapat dibeli ( Ida Nuraini, 2013).

3) Jangka Waktu Analisa

Dalam kegiatan produksi dapat dilihat dari jangka waktunya

yang terbagi Dua,.Pertama, jangka pendek (short run), yaitu situasi

produksi dimana outpunya dapat dirubah, akan tetapi ada sebagaian

faktor produksi yang bersifat tetap dan sebagiannya lagi dapat

berubah. Dimasa tersebut perusahaan tidak dapat menambah jumlah

faktor produksinya yang di anggap tetap. Faktor produksi tetap

biasanya merupakan bagiab dari modal (seperti mesin pabrik dan

Page 11: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/35297/3/jiptummpp-gdl-imammaward-48050... · 2017. 10. 5. · memaksimumkan ongkos produksi. Dengan biaya yang

16

peralatanya , tanah dan kemungkinan tenaga tenaga terampil dan

jasa-jasa manajemen) (Sadono Sukirno, 151).

Kedua, produksi jangka panjang (long run) merupakan

kegiatan produksi yang tidak hanya output dapat berubah, akan

tetapi ada kemungkinan semua input dapat di ubah dan hanya

teknologi dasar yang tidak dapat di mengalami perubahan. Jangka

panjang ini tidak ada kaitannya dengan jangka waktu tertentu

misalkan 1 bulan 1 tahun dan sebagainya, akan tetapi berkaitan

dengan pilihan-pilihan pabrik dan peralatannya serta proses

produski yang dipakai (Ida Nuraini, 2013).

2. Faktor Produksi Dalam Usahatani

a. Luas Lahan Sebagai Faktor Pruduksi

Dampak alih fungsi lahan terhadap pertanian pangan mempunyai

fungsi kumulatif yang diartikan bahwa dampak alih fungsi lahan yang

terjadi sekarang tidak dapat dirasakan saat ini juga, tetapi dirasakan di

tahun yang akan datang. Hal ini karena kegitan alih fungsi lahan bukan

hanya menyebabkan turunnya tingkat produksi pangan tetapi kapasitas

produksi pangan, mengingat lahan merupakan faktor produksi utama dan

jika tidak ada lahan maka tidak ada pula produksi pangan yang akan

dibutuhkan.

Dalam pertanian tidak akan pernah lepas dari sebuah lahan, maka

dari itu peran dari lahan itu sendiri sangat penting karena berpengaruh

terhadap besar kecilnya produksi. Lahan sebagai salah satu faktor produksi

Page 12: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/35297/3/jiptummpp-gdl-imammaward-48050... · 2017. 10. 5. · memaksimumkan ongkos produksi. Dengan biaya yang

17

yang merupakan pabriknya hasil pertanian yang mempunyai kontribusi

yang cukup besar terhadap usaha tani. Besar kecilnya produksi dari usaha

tani antara lain dipengaruhi oleh luas lahan yang digunakan, meskipun ada

beberapa hal yang memepengaruhi tingkat produksi yang di antranya

adalah penggunaan pupuk, tingkat kesuburan tanah dan lain-lain

(Mubyarto, 1989).

Lahan atau tanah merupakan salah satu faktor produksi

penting dalam kegiatan pertanian. Permasalahan pertanian

cenderung menjadi sangat kompleks karena :

a) Pola pikirnya yang masih sempit.

b) Terdapatnya fenomena dengan semakin terdesaknya kegiatan

pertanian oleh kegiatan non pertanian dengan munculnya fenomena

konversi lahan yang semakin gencar.

c) Terjadinya perpecahan dan perpencaran lahan baik pada lahan

sawah maupun lahan kering.

d) Terjadinya akumulasi lahan oleh sebagian kecil oleh rumah tangga

di pedesaan.

e) Seringkali terjadi pertanahan yang diakibatkan oleh konflik

penguasaan dan permanfaatan lahan (Syarif imam hidayat, 2008)

Luas lahan pertanian atau tanah akan mempengaruhi skala

usaha pertanian, dan skala usaha ini pada akhirnya akan

mempengaruhi efisien atau tidaknya usaha pertanian. Terkadang

letak efisien sebuah lahan tidak hanya dilihat dari segi luas lahan itu

Page 13: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/35297/3/jiptummpp-gdl-imammaward-48050... · 2017. 10. 5. · memaksimumkan ongkos produksi. Dengan biaya yang

18

sendiri akan tetapi ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

letak fisien sebuah lahan tersebut yang diantranya:

a) Lemahnya pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi seperti

bibit, pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja.

b) Terbatasnya persediaan tenaga kerja di sekitar daerah itu yang pada

akhirnya akan mempengaruhi efisiensi usaha pertanian tersebut

c) Terbatasnya persediaan modal untuk membiayai usaha pertanian

dalam skala luas lahan (Soekartawi, 1989)

b) Tenaga Kerja Sebagai Faktor Produksi

Kita tahu bahwa tenaga kerja mempunyai peran penting dalam

pertanian apalagi didalam usahatani masyarakat desa. mereka masih

mengandalkan tenaga kerja sebagai faktor utama dalam mengelolah

usahataninya, karena kebanyakan pelaku usaha tani masih belum kenal

tentang penggunaan teknologi. Tenaga kerja yang diambil berasal dari

keluarganya sendiri, diantara mereka punya peran masing-masing.

Setiap usaha pertanian yang akan dilaksakan pasti memerlukan

tenaga kerja. Oleh karena itu tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap

tingkat produksi, meskipun demikian kita harus tahu bahwa semua

tergantung dari kualitas tenaga kerja itu sendiri (Soekartawi 1993).

Sebelum mengatakan bahwa tenaga kerja sangat penting dalam

sebuah produksi, maka kita harus tahu bahwa tenaga kerja dalam pertanian

harus bisa dibedakan antara (usahatani pertanian rakyat) dengan perusahaan

pertanian yang besar seperti perkebunan kehutanan, peternakan dan

Page 14: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/35297/3/jiptummpp-gdl-imammaward-48050... · 2017. 10. 5. · memaksimumkan ongkos produksi. Dengan biaya yang

19

sebaginya. Dalam usahatani tenaga kerja berasal dari keluarga (Mubyarto,

1989).

Didalam keluarga setiap orang punya peran masing-masing dalam

mengelolah pertanianya sehingga mempunyai pengaruh terhadap produksi

secara keseluruhan tanpa adanya bayaran terhadap apa yang dikerjakannya

selama mengelolah usahataninya. Jadi peranan tenaga kerja yang berasal

dari keluarga petani memegang peran yang sangat penting terhadap sebuah

produksi. (Mubyarto, 1998).

3. Produktivitas

Dalam ilmu ekonomi pertanian produktivitas merupakan perbandingan

antara hasil yang diharapkan akan diterima pada waktu panen ( penerimaan )

dengan biaya ( pengorbanan ) yang harus dikeluarkan. Pengertian

produktivitas meruapakan penggabungan antara konsep evisiensi usaha (

fisik) dengan kapasitas tanah. Efisien fisik mengukur banyaknya hasil

produksi (output) yang diperoleh dari satu kesatuan faktor produksi (input).

Jadi secara teknis produktivitas merupakan perkalian antara efisiensi ( usaha

) dan kapasitas tanah (Mubyarto, 1989).

4. Hubungan Antar Variabel

1) Luas Lahan Dengan Produski Pertanian Pangan

Luas lahan merupakan hal yang penting dalam sebuah

pertanian, karena lahan merupakan pabriknya pertanian tanpa

adanya lahan maka tidak ada produksi (Mubyarto, 1998).

Page 15: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/35297/3/jiptummpp-gdl-imammaward-48050... · 2017. 10. 5. · memaksimumkan ongkos produksi. Dengan biaya yang

20

Dengan adanya pertambahan lahan disetiap daerah maka

akan meningkatkan produksi dalam pertanian. Banyak yang terjadi

saat ini yang menjadikan tingkat produksi pertanian pangan

menurun salah satunya adalah adanya alih fungsi lahan pertanian,

hal ini membuktikan bahwa adanya keterkaitan antara luas lahan

dengan produksi pertanian pangan.

2) Tenaga Kerja Dengan Produksi Pertanian Pangan

Setiap usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti

memerlukan tenaga kerja, dimana pada saat penanaman, pengobatan

atau pemberi pupuk, sampai masa panen sangat dibutuhkan peran

dari tenaga kerja sendiri. Didalam keluarga setiap orang punya

peran masing-masing dalam mengelolah pertanianya, sehingga

mempunyai pengaruh terhadap produksi secara keseluruhan tanpa

adanya bayaran terhadap apa yang dikerjakannya selama

mengelolah usahataninya (Mubyarto, 1993).

C. Kerangka Pemikiran

.

Lahan merupakan salah satu faktor produksi yang mempunyai

konstribusi cukup besar terhadap produksi pertanian apalagi lahan

Luas lahan pertanian

(X1)

Jumlah tenaga kerja

pertanian

(X2)

Jumlah

produksi

pertanian

pangan

(Y)

Page 16: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/35297/3/jiptummpp-gdl-imammaward-48050... · 2017. 10. 5. · memaksimumkan ongkos produksi. Dengan biaya yang

21

merupakan pariknya pertanian, hal ini bisa dikatakan bahwa lahan

berpengaruh terhadap besar kecilnya sebuah produksi pertanian. Meskipun

di beberapa sisi ada faktor faktor yang mempengaruhi juga misalnya tingkat

kesuburan tanah dan lain-lain

Seperti yang kita ketahui bahwa tenaga merupakan faktor dalam

sebuah produksi pertanian, tenaga kerja bisa dikatakan berpengaruh yang

cukup besar terhadap besar kecilnya sebuah produksi. Tenaga kerja yang

berkulaitas bisa berdampak terhadap produksifitas, maka dari itu perlu

adanya peningkatan kualitas ilmu terhadap tenaga kerja.

D. Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan penjelasan sementara atau dugaan sementara

tentang sebuah penelitian maka dari itu berdasarkan pemikiran yang bersifat

teoritis diatas, maka untuk menjawab permasalahan di atas yang telah

dirumuskan dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: diduga luas lahan

pertanian, dan jumlah tenaga kerja pertanian berpengaruh terhadap

produksi pertanian pangan di kabupaten Sumenep.

Page 17: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/35297/3/jiptummpp-gdl-imammaward-48050... · 2017. 10. 5. · memaksimumkan ongkos produksi. Dengan biaya yang

22