BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/40080/3/BAB II.pdf7 BAB...
Transcript of BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/40080/3/BAB II.pdf7 BAB...
7
BAB II
TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Aisah (2013) meneliti tentang Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Berbasis Web Pada CV. Kajeye Food. Jenis penelitian ini merupakan jenis
penelitian deskriptif. Data penelitian berupa data primer yaitu kebijakan
perusahaan, aktivitas pemrosesan transaksi penjualan dan juga kendala pada
perusahaan. Hasil penelitian menyatakan sistem informasi akuntasi penjualan
pada CV. Kajeye Food sudah cukup efektif dan efisien, namun masih terdapat
beberapa kelemahan dalam operasinya seperti transaksi belum sepenuhnya
berbasis teknologi informasi yang dapat dilihat dari masih adanya pencatatan
manual, adanya double function oleh bagian penjualan sebagai bagian
pengoperasi sistem dan juga penerimaan uang.
Nugroho (2015) meneliti tentang Perancangan Sistem Informasi Akuntansi
Penjualan Tunai Berbasis Web Pada UKM Kuwera Bintang Empat Klaten.
Jenis penelitian merupakan jenis penelitian deskripstif dan pengembangan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari teknik wawancara,
observasi, dan dokumentasi, sedangkan teknik pengembangan sistem
menggunakan teknik SDLC (System Development Life Cycle). Hasil penelitian
menunjukkan sistem penjualan yang diterapkan UKM Kuwera Bintang Empat
masih sederhana, hal ini dapat dilihat dari hanya ada 3 fungsi dari sistem
8
penjualan tunai, yaitu bagian penjualan, bagian administrasi, dan bagian
gudang. Pengendalian internal juga belum berjalan dengan baik karena adanya
perangkapan fungsi. Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem
yang baru memberikan manfaat yang lebih besar daripada sistem lama.
Aplikasi pengembangan sistem menggunakan macromedia dreamweaver dan
MySQL serta implementasi sistem menggunakan konversi paralel.
Budi (2016) meneliti tentang Perancangan Sistem Informasi Akuntansi
Berbasis Web Pada Rumah Makan Ayam Geprek Mantap. Jenis penelitian ini
adalah penelitian research and development. Teknik pengumpulan data dengan
metode wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh melalui wawancara
adalah gambaran umum perusahaan sistem yang ada, sistem penjualan dan hal
lain yang berhubungan dengan sistem informasi akuntansi penjualan
perusahaan, sedangkan data yang diperoleh dari dokumentasi berupa dokumen-
dokumen terkait dengan sistem informasi akuntansi penjualan di perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan pencatatan penjualan masih dilakukan secara
manual, pengembangan dilakukan dengan metode SDLC (System Development
Life Cycle), implementasi dilakukan dengan tahap persiapan, pelatihan
karyawan, dan pengujian sistem. Metode implementasi dilakukan dengan
metode konversi modular. Sistem yang dirancang terbukti mampu memberikan
informasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
9
B. Teori dan Kajian Pustaka
1. Perancangan dan Pengembangan Sistem
1.1 Perancangan dan Pengembangan Sistem
Proyek pengembangan sistem umumnya mencakup tiga tahap utama:
analisis sistem, perancangan sistem, dan implementasi sistem.
Perancangan sistem adalah proses menspesifikasi rincian solusi yang
dipilih oleh proses analisis sistem (Bodnar & Hopwood, 2003:26).
Secara umum dalam mengembangkan sistem memang melalui 3
tahapan diatas, namun terdapat pendekatan sistem sebagai prosedur umum
yang digunakan untuk pengembangan sistem yang efektif, seperti yang
dikatakan Bodnar & Hopwood (2003:26) Terdapat enam langkah dalam
pendekatan sistem:
1. Pernyataan tujuan-tujuan system.
2. Pembuatan beberapa alternatif.
3. Analisis sistem.
4. Perancangan sistem.
5. Implementasi sistem.
6. Evaluasi sistem.
a) Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan tahap menganalisa informasi yang
dibutuhkan oleh pemakai sistem maupun pemakai informasi, serta
mengevaluasi solusi atas masalah-masalah sistem. Menurut Mulyadi
(2016:32) terdapat empat tahapan dalam analisis sistem:
10
1) Analisis Pendahuluan
Analisis sistem dalam mengumpulkan berbagai informasi
umum untuk menyusun dokumen tertulis yang disebut Usulan
Pelaksanaan Analisis Sistem. Dalam hal ini diperlukan perolehan
gambaran umum menyeluruh mengenai perusahaan
2) Penyusunan Usulan Pelaksaaan Analisis Sistem
Pelaksanaan analisis sistem dituang dalam dokumen yang
disebut Usulan Pelaksanaan Analisis Sistem. Dokumen ini berisi
lembaran untuk mempertemukan pikiran pemakai informasi dengan
analis sistem dalam melaksanakan pengembangan sistem sehingga
kebutuhan informasi dapat terpenuhi bagi pemakai.
3) Pelaksanaan analisis sistem
Pelaksanaan didasarkan pada rencana kerja yang dituang
dalam Usulan Pelaksanaan Sistem, pelaksanaan ini dapat berupa
analisis sistem yang sudah ada, menganalisis transaksi, serta
menganalisis catatan-catatan akuntansi yang telah dibuat oleh
perusahaan.
4) Penyusunan Laporan Hasil Analisis Sistem
Hasil akhir dari pelaksanaan analisis sistem disajikan dalam
suatu laporan yang disebut Laporan Hasil Analisis Sistem. Laporan ini
berisi mengenai alasan dilakukan pengembangan sistem, masalah
11
yang ditemukan analis sistem, pernyataan informasi yang dibutuhkan
pemakai informasi, proyeksi sumber daya yang diperlukan beserta
biaya dalam melakukan perancangan atau pengembangan sistem, dan
rekomendasi system.
b) Perancangan Sistem
Perancangan Sistem atau Desain Sistem merupakan proses
penerjemahan atau proses pengerjaan atas rancangan sistem yang telah
dibuat dari Laporan Hasil Analisis Sistem. Terdapat enam tahapan dalam
desain sistem menurut Mulyadi (2016:40) :
1) Desain sistem secara garis besar.
2) Penyusunan Usulan Desain Sistem Secara Garis Besar.
3) Evaluasi Sistem.
4) Penyusunan Laporan Final Desain Sistem Secara Garis Besar.
5) Desain Sistem Secara Rinci.
6) Penyusunan Laporan Final Desain Sistem Secara Rinci.
Menurut Kusrini dan Andri Koniyo (2007:80) menyatakan beberapa
permodelan, diantaranya rancangan model physical system, rancangan
model logika, perancangan database, serta perancangan Input dan Output
1) Rancangan Model Physical System
Rancangan model ini paling tepat menggunakan bagan alir
sistem. Bagan Alir merupakan bagan yang menunjukkan aliran di
12
dalam program yang digunakan sebagai alat bantu komunikasi dan
untuk dokumentasi. Bagan Alir sendiri terdiri dari lima macam yaitu
bagan alir sistem, bagan alir dokumen, bagan alir skematik, bagan alir
program, dan bagan alir proses.
2) Rancangan Model Logika
Rancangan ini lebih menjelaskan kepada user bagaimana sistem
informasi secara logika akan bekerja. Model logika dapat
digambarkan menggunakan diagram arus data (data flow diagram).
3) Perancangan Database
Permodelan database akan menghasilkan struktur database
yang menunjang sistem penjualan. Menurut Kusrini, dan Koniyo
Andri (2007:98) perancangan database ini terdiri dari konsep
normalisasi dan entity relationship diagram (ERD).
a) Konsep Normalisasi
Normalisasi merupakan sebuah teknik dalam desain logika sebuah
database yang berguna untuk meminimalisasi pengulangan
informasi dan memudahkan identifikasi entitas atau objek.
b) Entity Relationship Diagram (ERD)
ERD merupakan notasi grafis dalam permodelan data konseptual
yang mendeskripsikan hubungan antar penyimpanan.
4) Perancangan Input dan Output
13
Perancangan input dan output sering disebut juga dengan
permodelan interface. Desain input akan menghasilkan beberapa
form yang berbeda-beda fungsinya, sedangkan desain output akan
menghasilkan beberapa laporan yang berbeda-beda informasinya.
c) Implementasi Sistem
Implementasi adalah pendidikan dan pelatihan pemakai informasi,
pelatihan dan koordinasi teknisi yang akan menjalankan sistem, pengujian
sistem yang baru, dan pengubahan yang dilakukan untuk membuat sistem
informasi yang telah dirancang menjadi dapat dilaksanakan secara
operasional (Mulyadi, 2016:42). Implementasi sistem dapat dilakukan
dengan berbagai macam, yaitu:
1) Pendidikan dan Pelatihan Karyawan
Implementasi ini dilakukan jika sistem akuntansi baru
dikembangkan dalam perusahaan dan diharapkan dapat berhasil,
sehingga setiap orang yang terkait dengan sistem harus dibuat sadar
dengan tanggung jawabnya masing-masing.
2) Konversi Sistem
Dalam perubahan ke sistem baru memerlukan pendeketan
konversi tertentu. Menurut Mulyadi (2016:43) terdapat empat
pendekatan untuk mengubah sistem lama ke sistem baru, yaitu:
1. Konversi Langsung
14
Konversi Langsung adalah implementasi sistem baru secara
langsung dan menghentikan dengan segera pemakaian sistem yang
lama.
2. Konversi Paralel
Konversi Paralel adalah implementasi sistem baru secara
bersamaan dengan pemakaian sistem yang lama selama jangka
waktu tertentu.
3. Pendekatan Modular
Pendekatan Modular atau Konversi Modular adalah
implementasi sistem baru ke dalam organisasi secara sebagian-
sebagian.
4. Phase-in
Konversi ini mirip dengan konversi modular, pada konversi
modular yang dibagi adalah organisasinya, sedangkan pada phase-
in yang dibagi adalah sistemnya sendiri.
1.2 Metode Pengembangan Sistem
Metodologi pengembangan sistem merupakan suatu metode
yang digunakan untuk melakukan pengembangan sistem dan
seringkali dilakukan dengan basis komputer. Metode SDLC atau
disebut juga Metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem merupakan
sebuah pendekatan yang berhubungan dengan perangkat lunak dalam
meningkatkan sistem melalui tahapan analisis perencanaan, pengujian,
dan pemeliharaan. Menurut Ladjamudin dalam Hermawan dkk
15
(2015:3) Metode System Development Life Cycle merupakan
pengembangan yang berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk
mengidentifikasi perangkat lunak
Menurut Hall (2007:262) Siklus Hidup Pengembangan Sistem
merupakan model untuk mengurangi risiko melalui perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, dan dokumentasi secara hati-hati dari
aktivitas-aktivitas utama. Berikut ini adalah langkah-langkah
pengembangan dengan metode SDLC :
1. Analisis Sistem
Widjajanto dalam Herawan (2016:24) menyatakan analisis sistem
adalah proses untuk menguji sistem yang ada beserta dengan
lingkungannya dengan tujuan untuk memperoleh petunjuk mengenai
berbagai kemungkinan perbaikan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan sistem. Dalam tahap ini, dilakukan analisis
terhadap sistem yang ada apakah ada permasalahan atau sistem yang
kurang baik yang menganggu jalannya operasional perusahaan sehingga
dapat digunakan sebagai petunjuk perbaikan atau pengembangan sistem
yang sesuai. Hanif dalam Budi (2016) menyatakan metode yang
digunakan dalam tahap analisis ini adalah sebagai berikut :
a) Analisis PIECES
Analisis ini dilakukan terhadap kinerja (Performance), informasi
(Information), ekonomi (Economic), pengendalian (Control), Efisiensi
16
(Efficiency), dan pelayanan pelanggan (Service) yang digunakan untuk
mendapatkan masalah utama.
Analisis ini terdiri dari :
1) Analisis Kinerja (Performance)
Nugroho (2016:35) menyatakan Kinerja merupakan kemampuan
menyelesaikan tugas bisnis yang dijalankan dengan cepat sehingga dapat
memenuhi target atau sasaran. Analisis kinerja dapat diukur berdasarkan
jumlah target produksi maupun ketepatan waktu.
2) Analisis Informasi (Information)
Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam pengambilan
keputusan. Menurut Mulyanto (2009:20) kualitas informasi bergantung
pada tiga hal dominan yaitu akurat, tepat waktu, dan relevan. Dalam hal ini
analisis yang dilakukan adalah evaluasi terhadap kemampuan sistem
informasi yang bisa menghasilkan manfaat bagi perusahaan.
3) Analisis Ekonomi (Economic)
Setyawan (2016:24) menyatakan Analisis Ekonomi merupakan
penilaian sistem atau biaya dan keuntungan yang akan didapatkan dari
sistem yang diterapkan. Pengembangan sistem diharapkan dapat
memberikan banyak manfaat dan ketidak efisienan biaya bisa
diminimalisasi sekecil mungkin ( Kusrini dan Andri Koniyo, 2007:65)
4) Analisis Pengendalian ( Control)
17
Nugroho (2016:36) Pengendalian dipasang untuk meningkatkan
kinerja sistem, mencegah atau mendeteksi kesalahan sistem, menjamin
keamanan data, informasi, dan persyaratan. Menurut Kusrini dan Andri
Koniyo (2007:65) keberadaan pengendalian adalah untuk menghindari dan
mendeteksi secara dini terhadap penyalahgunaan atau kesalahan sistem.
5) Analisis Efisiensi (Efficiency)
Setyawan (2016:57) Efisiensi didasarkan pada penggunaan sumber
daya input dan output. Analisis ini merupakan upaya untuk meningkatkan
efisiensi operasi dengan menggunakan sumber daya yang tersedia (Kusrini
dan Andri Koniyo, 2007:66).
6) Analisis Pelayanan Pelanggan ( Service)
Analisis terhadap peningkatan pelayanan yang diberikan sistem yang
berhubungan dengan kepuasaan pelanggan. Proses pelayanan dirasa cukup
baik namun pencarian data order pesana barang serta kalkulasi yang hanya
menggunakan kalkulator sebagai alat hitung menyebabkan waktu
pelayanan jadi cukup lama (Kusrini dan Andri Koniyo, 2007:66).
b) Analisis Kelayakan
Analisis dilakukan untuk menguji kelayakan sistem baru apakah lebih
baik dari sistem yang sudah ada atau justru sebaliknya dan menguji apakah
sistem yang sudah berjalan memang layak untuk dilakukan
pengembangan. Analisis kelayakan dapat dilakukan dengan beberapa
aspek diantaranya :
1) Kelayakan Teknis
18
Untuk dapat dikatakan layak secara teknis, maka sistem yang dibuat
harus memiliki kriteria yang mengikuti perkembangan teknologi saat ini,
tingkat pemakaian yang mudah, dan terjangkau (Budi, 2016:5). Kelayakan
teknis ini berkaitan dengan teknologi yang mudah dioperasikan atau
disebut juga user friendly. Jika desain sistem memerlukan teknologi yang
mapan, maka kelayakannya tinggi (Hall, 2007: 285)
2) Kelayakan Ekonomi
Kelayakan ekonomi merupakan aspek yang paling dominan. Studi
pendahuluan kelayakan ekonomi dibatasi untuk menilai komitmen
keuangan manajemen terhadap keseluruhan proyek (Hall, 2007:286).
Berikut adalah metode untuk menganalisis kelayakan ekonomi:
a. Payback Period
Sartono (2010:193) menyatakan payback period adalah berapa lama
investasi dapat tertutup kembali dari aliran kas bersihnya. Jadi
menunjukkan jangka waktu yang diperlukan untuk memperoleh kembali
investasi yang telah dikeluarkan. Berikut ini adalah persamaan payback
period:
b. Net Present Value (NPV)
19
Net Present Value adalah selisih antara present value aliran kas bersih.
Metode ini merupakan salah satu metode pendiskontoan aliran kas
(Sartono, 2010:195). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
NCFt :Aliran kas yang diharapkan dari proyek pada periode t.
r :Discount rate / biaya modal rata-rata terimbang.
Ao :Investasi yang diasumsikan dikeluarkan pada awal tahun
pertama atau tahun ke nol.
c. Return On Investment (ROI)
Return On Investment didasarkan atas keuntungan yang diharapkan
akan diterima di masa-masa datang (Sartono, 2010:72). Jika ROI bernilai
positif, maka ROI dianggap layak, jika ROI bernilai negatif, maka ROI
dianggap tidak layak (Budi, 2016:6).
3) Kelayakan Legal
Pengembangan sistem dikatakan layak secara hukum jika tidak
melanggar peraturan dan hukum yang berlaku, terutama dalam
penggunaan software berlisensi terkait penggunaan aplikasi pendukung
sistem (Kusrini dan Andri Koniy, 2007:67)
4) Kelayakan Operasi
20
Layak secara operasional dalam artian ketika sistem dapat membantu
operasional terutama di bagian penjualan, sehingga pekerjaan menjadi
lebih mudah (Budi, 2016:6). Nilai kelayakan operasional untuk setiap
desain altenatif harus mencerminkan kemudahan proses transaksi yang
diharapkan (Hall, 2007:286)
5) Kelayakan Sosial
Menurut Kusrini dan Andri Koniyo (2007:67) Sistem yang baru
dikatakan layak secara sosial jika hasil dari pengembangan sistem itu tidak
berpengaruh negatif terhadap lingkungan sosial (lingkungan masyarakat,
sosial, pendidikan, dan budaya).
c) Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis kebutuhan sistem sangat dibutuhkan guna menunjang
penerapan sistem baru, apakah sistem baru yang akan diterapkan itu sesuai
dengan kebutuhan perusahaan atau belum, apakah sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai oleh perusahaan (Kusrini dan Andri Koniyo, 2007:75).
Analisis ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1) Analisis Kebutuhan Fungsional
Menurut Nugroho (2016:37) Kebutuhan fungsional merupakan jenis
kebutuhan yang berisi proses-proses apa saja yang nantinya dilakukan oleh
sistem baru.
2) Analisis Kebutuhan Non Fungsional
21
Menurut Nugroho (2016:37) Kebutuhan non fungsional merupakan
jenis kebutuhan yang berisi properti perilaku yang dimiliki oleh sistem
yang meliputi operasional, kinerja, keamanan, serta regulasi dan budaya.
Sedangkan menurut Kusrini dan Andri Koniyo (2007:75) kebutuhan
sistem ini dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware).
2. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software).
3. Kebutuhan Pengguna Sistem (Brainware).
1.3 Tujuan Perancangan dan Pengembangan Sistem
Terdapat beberapa pendapat yang menyampaikan mengenai pengembangan
sistem:
Menurut Bodnar & Hopwood (2003:26) terdapat tiga tujuan pengembangan
sistem, yaitu:
1. Untuk meningkatkan kualitas informasi.
2. Untuk meningkatkan pengendalian intern.
3. Untuk meminimalkan biaya, jika memungkinkan.
Sedangkan menurut Mulyadi (2016:15) tujuan pengembangan sistem adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegitan usaha baru.
2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada,
baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya.
22
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu
untuk memperbaiki keandalan (reability) informasi akuntansi dan untuk
menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan
perlindungan kekayaan perusahaan.
4. Untuk mengurani biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas pada dasarnya
pengembangan sistem dilakukan untuk memperbaiki kualitas informasi yang
digunakan sebagai pengambilan keputusan bagi pihak manajer, untuk
memperbaiki pengendalian intern yang masih memungkinkan dari adanya
kecurangan, dan untuk meminimalkan biaya, meskipun jika dilihat secara sekilas
pengembangan sistem membutuhkan biaya yang besar namun hal ini akan
berdampak jangka panjang pada kelangsungan perusahaan, hal ini lebih baik
dibandingkan dengan sistem yang buruk, atau bahkan tidak adanya sistem yang
akan menimbulkan kecurangan, kerugian yang akan dirasakan lebih besar oleh
perusahaan.
2. Codeigniter
Menurut Basuki dalam Anggit (2017) Codeigniter adalah sebuah
framework PHP yang dapat membantu mempercepat developer dalam
pengembangan aplikasi website berbasis PHP dibandingkan jika menulis semua
kode dari awal. Codeigniter memudahkan untuk membuat aplikasi website
karena sudah tersedia template yang menjadikan aplikasi yang dibuat menjadi
rapi dan teratur. Berikut adalah kelebihan Codeigniter, antara lain:
23
a. Memiliki ukuran yang kecil
Ukuran Codeigniter yang kecil menjadikan program ini dapat dijalankan
pada segala hardware dengan cepat dan ringan.
b. Menggunakan konsep MVC (Model View Controller)
Codeigniter menggunakan konsep MVC yang berguna untuk
memisahkan layer application logic dan presentation. Konsep ini menjadikan
aplikasi tertata rapi dan memudahkan untuk menemukan kaitan antara fungsi.
3. XAMPP dan SQL
XAMPP (X (empat sistem operasi), Apache, MySQL, PHP, dan Perl)
merupakan sebuah aplikasi perangkat lunak gratis yang digunakan terdiri dari
berbagai program. XAMPP dapat dijalankan dalam berbagai sistem operasi,
diantaranya Windows, Linux, Mac OS, dan Solaris.
SQL (Structure Query Language) merupakan bahasa standar yang
digunakan untuk berkomunikasi dengan database, seperti melakukan update data
pada database atau mengambil data dari database. Salah satu aplikasi yang
digunakan SQL adalah MySQL. Menurut Kusrini dan Koniyo (2007:145)
MySQL adalah perangkat lunak relational database management system
(RDBMS) yang didesain untuk melakukan proses manipulasi database
berukuran besar dengan berbagai fasilitas. Menurut Nugroho (2015), Database
MySQL merupakan database yang menjanjikan sebagai alternatif pilihan
database yang dapat dgunakan untuk sistem database personal maupun
organisasi.
Beberapa keunggulan MySQL adalah sebagai berikut :
24
a. Bersifat open source yang berarti dapat disebarkan secara gratis.
b. Memiliki banyak pengguna dan dapat dipakai oleh banyak
pengguna dalam waktu bersamaan.
c. Bisa dioperasikan pada berbagai platform.
d. Mendukung berbagai jenis dan variasi tipe data.
e. Memiliki keamanan yang terjamin dengan verifikasi host.
f. Mampu menangani basis data dengan kapasitas yang besar.
4. Sistem
Menurut Romney dan Steinbart (2015:3) Sistem adalah serangkaian dua
atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Sebagian besar sistem terdiri dari subsistem yang kecil yang mendukung sistem
yang lebih besar. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Mulyadi
(2016:2) mengenai pengertian sistem sebagai berikut:
1) Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur.
Unsur suatu sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil.
2) Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang
bersangkutan.
Unsur sistem berhubungan erat satu dengan lainnya dan sifat serta
kerjasama antar unsur sistem mempunyai bentuk tertentu.
3) Unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem.
Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu.
4) Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.
25
3. Informasi
Menurut Mulyanto dalam Jermias (2016:818) Informasi adalah data yang
diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya. Sedangkan menurut Romney (2016:4) Informasi adalah data yang
telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses
pengambilan keputusan. Sebagaimana perannya, pengguna membuat keputusan
yang lebih baik sebagai kuantitas dan kualitas dari peningkatan informasi
(Romney dan Steinbart, 2015:4) . Informasi memiliki nilai ekonomis jika ia dapat
membantu pengambilan keputusan, jadi membantu suatu sistem untuk mencapai
tujuannya. (Bodnar & Hopwood, 2003:2).
Berdasarkan definisi diatas informasi adalah data yang diolah dan diproses
terlebih dahulu sehingga menjadi memiliki arti dan manfaat bagi penggunanya.
Indrianto (2015:943) menyampaikan beberapa kualitas informasi, yaitu :
1) Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan ataupun
menyesatkan pemakai informasi.
2) Tepat waktu, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan
keputusan diitingkat manajemen yang lebih tinggi.
3) Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk penerimanya.
Relevansi informasi untuk setiap satu orang dengan yang lainnya berbeda.
4. Akuntansi
Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang menilai aktivitas dalam
bisnis, mengolah sebuah data menjadi laporan, serta melaporkan hasilnya kepada
26
para pengambil keputusan dalam sebuah perusahaan (Jusup dalam Hirmawan
dkk., 2016:191).
Akuntansi menurut AICPA (American institute of Certified Public
Accountant) yaitu seni pencatatan, pengikhtisaran dan pengelolaan dengan cara
tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang pada
umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya (Simamora
dalam Jermias, 2016: 819).
Menurut Suwardjono (2014:10) Akuntansi merupakan seperangkat
pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi
keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu
dan cara penyamapaian informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan
untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik.
Menurut Accounting Principle Board Suwadrjono, Akuntansi merupakan
aktivitas jasa yang berfungsi sebagai penyedia informasi kuantitatif, terutama
keuangan dari sebuah aktivitas perusahaan yang digunakan sebagai pengambilan
keputusan. Akuntansi merupakan kegiatan pengakuan, pengukuran, penilaian,
penyajian dan pengungkapan suatu kejadian dari transaksi sebuah entitas berupa
informasi kuantitatif dan kualitatif yang berfungsi sebagai pengambilan keputusan
dan untuk memenuhi kebutuhan informasi manajemen.
5. Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Bodnar & Hopwood (2003:1) Sistem Informasi Akuntansi adalah
kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk
mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Chandra dan
27
Adriana (2015:2) menyatakan bahwa Sistem informasi akuntansi merupakan
sistem yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan beserta informasi
lainnya yang diperoleh dari proses rutin transaksi akuntansi. Menurut Indrianto
(2015:943) Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang menangani
segala sesuatu yang berkenaan dengan akuntansi. Berikut adalah prinsip-prinsip
yang harus dipenuhi dalam sistem informasi akuntansi :
a. Cepat, yaitu sistem informasi akuntansi harus menyediakan informasi
yang diperlukan dengan cepat dan tepat serta dapat memenuhi kebutuhan dan
kualitas yang sesuai
b. Aman, yaitu sistem informasi harus dapat membantu menjaga keamanan
harta milik perusahaan.
c. Murah, yaitu biaya untuk menyelenggarakan sistem informasi akuntansi
tersebut harus dapat ditekan sehingga tidak relatif mahal.
Daud dan Windana (2014:19) menyampaikan manfaat sistem informasi
akuntansi untuk organisasi diantaranya adalah :
a. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat
melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.
b. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang
dihasilkan
c. Meningkatkan efisiensi pada bagian keuangan
d. Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan
e. Meningkatkan sharing knowledge
28
Dapat dilihat bahwa Sistem Informasi Akuntansi merupakan suatu alat yang
digunakan untuk mengubah data-data akuntansi menjadi informasi yang
digunakan untuk pengambilan keputusan.
6. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
6.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Sistem informasi akuntansi penjualan merupakan bagian dari sistem
akuntansi yang disusun untuk transaksi penjualan, siklus penjualan ini
sering dikaitkan dengan siklus pendapatan karena erat kaitannya dalam
menghasilkan atau mendatangkan pendapatan, selain itu siklus penjualan
juga erat kaitannya dengen siklus penerimaan kas. Menurut Daud dan
Windana (2014:19) Tujuan sistem penjualan adalah :
a. Mencatat order penjualan dengan cepat dan akurat
b. Mengirim produk dan memberikan jasa tepat waktu sesuai dengan
yang dijanjikan kepada konsumen.
c. Membuat tagihan atas produk dan jasa secara tepat waktu dan akurat.
d. Mencatat dan mengelompokkan penerimaan kas secara cepat dan
akurat.
e. Memposting penjualan dan penerimaan kas.
6.2 Unsur-Unsur yang Terkait
Menurut Mulyadi (2016:385) Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan
adalah:
1. Fungsi Penjualan
29
Fungsi ini bertanggungjawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi
faktur penjualan dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk
kepentingan pembayaran ke fungsi kas.
2. Fungsi Kas
Fungsi ini bertanggungjawab menerima kas dari pembeli.
3. Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh
pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman
4. Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggungjawab membungkus barang dan menyerahkan
barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.
5. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggungjawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan
penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.
6.3 Dokumen yang Digunakan
Menurut Mulyadi (2016:386), dokumen yang digunakan sistem penjualan
adalah:
1. Faktur penjualan tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang
diperlukan oleh manajemen terkait transaksi penjualan tunai.
2. Pita Register Kas
Dokumen ini dihasilkan oleh bagian kas atau fungsi kas dengan cara
mengoperasikan mesin register kas. Dokumen ini merupakan bukti
30
penerimaan kas dan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang
dicatat dalam jurnal penjualan.
3. Credit card sales slip
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu
kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang menjadi anggota kartu
kredit.
4. Bill of Lading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan
penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini
digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD.
5. Faktur Penjualan COD
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD.
6. Bukti Setor Kas
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank.
7. Rekapitulasi Beban Pokok Penjualan
Dokumen ini digunakan untuk meringkas harga pokok produk yang dijual
selama satu periode.
6.4 Catatan Akuntansi yang Digunakan
31
Menurut Mulyadi (2016:391) catatan akuntansi yang digunakan dalam
sistem penjualan adalah:
1. Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan
meringkas data penjualan.
2. Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
penerimaan kas dari berbagai sumber.
3. Jurnal Umum
Dalam transaksi penerimaan kas dan penjualan tunai, jurnal ini digunakan
oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.
4. Kartu Persediaan
Kartu persediaan digunakan untuk mengawasi mutasi dan persediaan
barang yang disimpan di gudang.
5. Kartu Gudang
Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan
persediaan barang yang disimpan di gudang.
6.5 Unsur Pengendalian Internal
Menurut Mulyadi (2016:393) terdapat beberapa unsur pengendalian
internal yang seharusnya ada dalam sistem penerimaan kas dari penjualan
tunai, yaitu :
I. Organisasi
1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas
32
2. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi
3. Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan,
fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.
II. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
4. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan
menggunakan formulir faktur penjualan tunai.
5. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap
“lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register pada
faktur tersebut.
6. Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi
dari bank penerbit kartu kredit.
7. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan
membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai.
8. Pencatatan kedalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan
cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai
III. Praktik yang sehat
9. Faktur penjualan tunai bernomor urut cetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
10. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank
pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja
berikutnya.
11. Penghitungan saldo kas yang ada ditangan fungsi kas secara periodik dan
secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern.
33
7. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Berbasis Web
Pada dasarnya sistem informasi akuntansi penjualan berbasis web sama
dengan sistem informasi akuntansi penjualan pada umumnya, yang menjadikan
perbedaan adalah pada sistem informasi akuntansi berbasis web, segala bentuk
transaksi, penyimpanan data, pencarian data, hingga pecatatan dilakukan secara
komputerisasi atau bahkan dengan internet. Penjualan berbasis web sering disebut
juga dengan e-commerce.
Menurut Pramiswari dan Dhamadiaksa (2017:262) e-commerce merupakan
sebuah sistem yang bisa digunakan apabila jaringan internet tersedia, dan bisa
digunakan untuk proses pembelian, penjualan, pemasaran, dan transfer jika
terdapat jaringan komputer. Sedangkan menurut Hendri (2012:3) e-commerce
merupakan suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau dirrect selling
yang memanfaatkan fasilitas internet dimana terdapat website yang dapat
menyediakan layanan “get and deliver”.
Menurut Zwass (2003) memaparkan mengenai e-commerce yaitu electronic
commerce is not only developments pertaining to the Web-internet compound, but
on prior technological and organizational developments arising from the
combination of telecomunication and computing. The more important of these are
interorganizational of system information, standart of exchanging business
documents such a electronic data interchange.
The effectiveness and efficiency of organizational information systems can
be significantly enchanced by a move to Web-internet technologies
34
Dari pengertian mengenai e-commerce diatas, maka dapat disimpulkan e-
commerce adalah suatu cara dan alat yang dapat digunakan untuk menjual dan
membeli secara online dan terhubung dengan database tertentu untuk
memudahkan dalam pelaksanaan transaksi.
8. Efektivitas
Efektivitas perusahaan adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan dengan memanfaatkan sumber daya yang
dimilikinya (Danke dalam Fibriyanti, 2017:374). Menurut Antasari dan Yaniarta,
2015:357) mengatakan bahwa efektivitas berasal dari kata efektif merupakan
pencapaian tujuan yang tepat dengan melakukan sebuah pilihan yang tepat dari
serangkaian alternatif untuk pengambilan keputusan, sedang efektivitas memiliki
pengertian berhasil atau tepat guna dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas
merupakan suatu kemampuan yang berhasil mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, oleh karena itu efektivitas sering digunakan sebagai tolak ukur
keberhasilan sebuah perusahaan.