BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38158/3/BAB II.pdfmanfaat...
Transcript of BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38158/3/BAB II.pdfmanfaat...
4
BAB II
TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Mukaromah et al. (2013) melakukan penelitian mengenai analisis sistem
akuntansi persediaan obat-obatan untuk meningkatkan efektivitas
pengendalian intern pada RSUD kota Madiun. Hasil penelitiannya
menyatakan sistem akuntansi persediaan yang diterapkan belum mendukung
efektivitas pengendalian intern karena ada perangkapan fungsi pada
prosedur pengadaan persediaan, belum menggunakan dokumen laporan
penerimaan barang, bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang,
formulir belum bernomor urut dan belum dicetak rangkap.
Rizki et al. (2015) melakukan penelitian mengenai sistem akuntansi
persediaan obat untuk mencegah kehabisan stok obat pada RSUD dr.
Djasamen Saragih Pematangsiantar. Hasil penelitiannya menyatakan rumah
sakit dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar belum menerapkan sistem
informasi akuntansi dengan baik guna mencegah kehabisan stok obat karena
masih ditemukan perangkapan tugas oleh bagian gudang .
Pangadda et al. (2015) melakukan penelitian mengenai analisis sistem
dan prosedur persediaan obat-obatan dalam upaya mendukung pengendalian
intern pada rumah sakit islam UNISMA Malang. Hasil dari penelitian ini
sistem dan prosedur persediaan yang ada pada rumah sakit islam unisma
sudah cukup mendukung dalam pengendalian intern Namun memiliki
5
kelemahan pada sistem penghitungan fisik persediaan karena belum
menetapkan prosedur yang baku dalam melaksanakan prosedur
penghitungan fisik persediaan.
Riskiwati dan Widyawati (2014) melakukan penelitian mengenai sistem
informasi akuntansi persediaan obat-obatan terkomputerisasi yang efisien
dan efektif pada perusahaan . Hasil dari penelitiannya menyatakan sistem
informasi akuntansi persediaan obat berbasis komputer yang diterapkan oleh
Rumah Sakit Umum Haji Surabaya belum berperan secara baik karena
terdapat kelemahan pada penggunaan dan pengendalian penggunaan
komputer serta tidak adanya pemisahan fungsi penerimaan dan fungsi
penyimpanan dalam sistem informasi akuntansi persediaan oba
Berdasarkan penelitian diatas dengan objek rumah sakit dapat disimpulkan
kelemahan sistem informasi akuntansi persediaan sebagian besar terletak
pada proses yaitu terdapat perangkapan tugas. Seperti penelitian Mukaromah
et al. (2013) terdapat perangkapan tugas pada prosedur pengadaan, pada
penelitian Rizki et al. (2015) terdapat perangkapan tugas pada bagian gudang
, pada penelitian (Aji et al., 2013) terdapat perangkapan tugas dibagian
gudang , serta pada penelitian (Riskiwati dan Widyawati, 2014) terdapat
perangkapan tugas pada pemisahan fungsi penerimaan dan fungsi
penyimpanan.
B. Tinjauan Pustaka
1. Sistem
6
Menurut Mulyadi (1993: 31) Sistem yaitu kelompok unsur yang saling
berkaitan, berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem diciptakan
untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau yang secara rutin terjadi.
Menurut Romney dan Steinbart (2015: 3) sistem adalah serangkaian
komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Sebagian besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil yang
mendukung sistem yang lebih besar.
Jadi sistem adalah serangkaian komponen atau unsur yang saling
berkaitan terdiri dari sub sistem yang diciptakan untuk menangani sesuatu
yang rutin terjadi agar mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Informasi
Informasi merupakan data yang telah dikelola dan diproses agar dapat
memberikan manfaat dalam memperbaiki proses pengambilan keputusan.
Informasi akan bermanfaat jika informasi tersebut berpaut dengan
keputusan yang menjadi sasaran informasi. Informasi akan bermanfaat jika
dapat dipahami serta digunakan oleh pemakai dan apabila pemakai
mempercayai informasi tersebut (Suwardjono, 2014, 165)
Menurut Suwardjono (2014: 167) Informasi dikatakan bernilai apabila
informasi tersebut :
7
1. Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusan
yang sudah dibuat dimasalalu ataupun yang akan dibuat dimasa
mendatang.
2. Menambah keyakinan pengguna informasi mengenai profitabilitas
yang tercapainya suatu harapan dalam kondisi ketidak pastian.
3. Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai
Adapun informasi yang dikatakan berkualitas menurut Suwardjono (2014:
168) apabila memenuhi beberapa kriteria berikut :
1. Keterpahamian
Keterpahamian merupakan kemampuan informasi dapat
dipahami pemakaiannya. Ada dua faktor yang mempengaruhi
keterpahamian sebuah informasi yaitu pemakai informasi dan
informasi tersebut.
2. Keberpautan
Keberpautan atau kerelevanan adalah kemampuan informasi
untuk membantu pemakai dalam membacakan beberapa alternativ
keputusan sehingga pemakai dapat dengan mudah menentukan
pilihan.
3. Nilai Prediktif
Nilai prediktif adalah kemampuan informasi dalam membantu
pengguna informasi dalam meningkatkan profitabilitas bahwa
harapan pemakai akan hasil suatu kejadian dimasa lalu atau
mendatang akan terjadi sesuai harapan. Dengan kata lain dapat
8
memperbaiki kemmapuan pengguna informasi untuk melakukan
prediksi dalam mengambil keputusan.
4. Nilai Balikan
Nilai balikan adalah kemampuan informasi untuk membantu
pemakai dalam mengkonfirmasi dalam mengkoreksi harapan –
harapanpemakai di masa lalu.
5. Ketepatan Waktu
Ketepatan watu adalah tersedianya informasi bagi pembuat
keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut
kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan.
6. Keterandalan
Merupakan kemampuan informasi dalam memberi keyakinan
bahwa informasi tersebut valid.
7. Ketepatan Penyimbolan
Merupakan kesesuaian antara pengukur atau deskripsi dan
fenomena yang diukur atau dideskripsi.
8. Keterujian
Merupakan kemampuan informasi untuk memberikeyakinan
yang tinggi keada para pengguna karena informasi yang ada dapat
diuji kebenarannya.
9. Kenetralan
Merupakan ketidak berpihakan pada kelompok pengguna
informasi tertentu atau ketidakbiasan dalam perlakuan akuntansi.
9
10. Keterbandingan
Merupakan kemampuan informasi membantu para pengguna
informasi untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan dalam
menentukan keputusan atas fenomena economi yang terjadi.
3. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntasi merupakan organisasi formulir, catatan, dan
laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 1993, 3)
Menurut Mulyadi (1993: 19) Sebuah sistem tentunya memerlukan
pengembangan, dimana tujuan dari pengembangan sistem informasi
akuntansi diantaranya sebagai berikut :
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha
baru
2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang
sudah ada , mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur
informasinya.
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan
intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan informasi
akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai
pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dengan penyelenggara catatan.
4. Persediaan
10
Persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku, dan barang dalam
proses yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual atau diproses
lebih lanjut (Rudianto, 2012, 222).
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 14 tahun 2008 pada
paragraph 5, persediaan adalah aktiva:
a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan.
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan
dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Jadi persediaan adalah sejumlah barang jadi yang dimiliki perusahaan
untuk dijual, bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi,
serta barang dalam proses yang masih harus diselesaikan perusahaan
sebelum akhirnya dijual.
a. Metode Pencatatan Persedian
Menurut Rudianto (2012: 222) ada beberapa metode pencatatan
yang digunakan untuk melakukan perhitungan persediaan pada suatu
perusahaan yaitu :
1) Metode Fisik
Metode fisik atau disebut juga dengan metode periodik
merupakan metode pengelolaan persediaan, dimana arus keluar
masuknya barang tidak dicatat secara rinci sehingga untuk
mengetahui nilai persediaan pada suatu saat tertentu harus
11
melakukan perhitungan barang secara fisik (stock opname)
digudang .
2) Metode Perpetual
Pada metode ini pencatatan persediaan dilakukan secara terus
menerus secara rinci sehingga jumlah persediaan yang ada setiap
saat dapat diketahui tanpa menghitung secara fisik persediaan
Syam (2014: 214) . Dalam metode ini setiap jenis persediaan
dibuatkan kartu stock yang mencatat keluar masuknya barang
digudang beserta harganya.
b. Metode Perhitungan Persediaan
Menurut Syam (2014: 219) ada 4 Metode yang dapat digunakan
untuk menghitung harga pokok dari persediaan antara lain :
1) Metode identifikasi Khusus
Metode identifikasi khusus (specific identification). Metode ini
adalah metode yang paling sempurna dalam menentukan berapa
nilai persediaan yang ada karena setiap unit barang yang dibeli,
digunakan, dan yang tersisa diidentifikasikan secara khusus berikut
harga belinya.
Metode ini umumnya digunakan pada perusahaan dagang.
Produk yang dijual adalah produk yang memiliki identifikasi
khusus.
2) Metode Harga Rata- rata
12
Metode ini dalam menentukan harga pokok persediaan
berdasarkan harga pokok rata- rata. Pada metode ini dipisahkan
menurut metode pencatatan yang digunakan.
a) Metode fisik :
Metode Rata- Rata Sederhana
Metode ini dilakukan dengan mengitung harga pokok
barang yang berasal dari persediaan awal dan pembelian
kemudian dibagi dengan jumlah jenis harga pokok yang ada
sehingga harga pokok rata- rata persediaan dapat diketahui
Metode Rata –Rata Tertimbang
Metode ini dilakukan dengan mengkalikan kuantitas
barang dari persediaan awal dan pembelia dengan masing –
masing harga pokoknya, kemudian dibagi dengan kuantitas
barang persediaan awal dan pembelian sehinga harga pokok
rata-rata dapat diketahui.
b) Metode Perpetual :
Metode Rata – Rata Bergerak
Pada metode ini diperlukan buku pembantu persediaan
dalam menghitung harga pokok persediaan dan harga pokok
penjualan.
3) Metode Masuk Pertama Keluar pertama (First in First Out)
Metode ini unit barang yang dijual atau dikeluarkan pertama
kali akan dinilai dengan harga pokok dari pembelian yang pertama
13
kali. Selanjutnya unit penjualan berikutnya juga akan dibebani
dengan harga pokok pembelian dari pembelian yang pertama jika
belum habis , jika barang pembelian sudah habis maka
pembebanan selanjutnya digunakan dengan harga pokok pembelian
kedua dan seterusnya.
4) Metode masuk terakhir keluar pertama (Last in First Out)
Metode ini, barang yang masuk ( dibeli / diproduksi paling
akhir akan dikeluarkann /dijual paling awal) sehingga barang yang
tersisa pada akhirperiode adalah barang yang berasal dari
pembelian atau produksi awal periode.
c. Jenis Persediaan Di Rumah Sakit
Pengertian Persediaan pada rumah sakit adalah aset berwujud
dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan untuk
mendukung kegiatan administratif dan pemberian pelayanan jasa
(Ambarriani et al., 2012). Persediaan pada rumah sakit meliputi
persediaan obat, peralatan medis serta non medis dan persediaan
lainnya.
5. Sistem Informasi Akuntansi terkait Persediaan
Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan suatu sistem
yang bertujuan untuk menyediakan informasi akuntansi terkait dengan
persediaan yang terdapat dalam perusahaan.
14
Menurut Mulyadi (1993: 301) adapun fungsi , dokumen dan
catatan yang terkait pada sistem informasi akuntansi persediaan ini
khususnya pada pembelian persediaan adalah :
1. Fungsi gudang
Fungsi gudang merupakan fungsi yang bertanggung jawab
dalam mengajukan permintaan pengadaan atau pembelian barang
dan menyimpan barang yang telah diterima fungsi penerimaan
barang
2. Fungsi pembelian
Fungsi pembelian merupakan fungsi yang bertanggung jawab
dalam mendapatkan informasi mengenai harga brang yang akan
dibeli, menentukan pemasok untuk pembelian barang serta
menerbitkan surat order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
3. Fungsi penerimaan
Fungsi penerimaan merupakan fungsi yang bertanggung jawab
untuk melakukan pemeriksaan jenis, mutu, serta kuantitas dari
barang yang diterima dari pemasok guna layak tidaknya barang
tersebut diterima perusahaan selain itu fungsi ini juga bertanggung
jawab dalam menerima barang dari retur penjualan.
4. Fungsi akuntansi
Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian
adalah fungsi pencatatan utang dan pencatatan persediaan. Fungsi
pencatatan utang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi
15
pembelian ke dalam register bukti kas keluar dan menyelengarakan
arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yng berfungsi sebagai
catatan utang. Sedangkan fungsi pencatatan persediaan
bertanggung jawab dalam mencatat harga pokok persediaan barang
yang dibeli kedalam kartupersediaan
Beberapa dokumen yang digunakan pada sistem informasi
akuntansi pembelian persediaan antara lain :
1. Surat permintaan pembelian
Surat permintaan pembelian adalah formulir yang dibuat oleh
fungsi gudang ataupun fungsi yang menggunakan barang
untukmeminta fungsi pembelian membeli barang yang tertera
di surat permintaan pembelian. Surat ini dibuat 2 rangkap,
lembar pertama untuk fungsi pembelian, lembar kedua untuk
fungsi gudang atau fungsi yang meminta barang.
16
Berikut contoh surat permintaan pebelian menurut (Mulyadi, 1993)
No. SPP. Tanggal:……/……/20
SURAT PERMINTAAN PEMBELIAN
Gunakan formulir yang berbeda untuk setiap barang yang Saudara minta.
Dari Bagian :………………………………… Digunakan Untuk…………………………………..
Sifat Permintaan : Biasa Segera Mendesak
Kuantitas Nomor Katalog Ukuran Penjelasan Lengkap
Kirim Ke
Bebankan ke Dep…………No.Rek……..
Tanggal diperlukan……/……/20……….
Diperlukan Oleh…………………………
Disetujui Oleh……………………………
Diisi Oleh Bagian Pembelian
Pemasok Harga Per
Unit
Total Harga Nomor SOP
Harga yang lalu……………………………………….
Pemasok yang lalu…………………………………….
Ya Untuk dibeli……………………………………….
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar.2.1 surat permintaan pembelian
Untuk pembelian berulangkali dan secra rutin formulir yang digunakan
berbeda dengan gambar 2.1 agar tidak berulang kali menulis informasi pokok
didalam dokumen. Surat permintan pembelian yang berulangkali digunakan
sebagai dokumen lampiran kartu gudang.
Apabila pda kartu gudang sudah menunjukan titik pemesanan kembali,
maka fungsi gudang membuat surat permintaan pembelian verulangkali kemudian
menyerahkan ke fungsi pembelian. Kemudian fungsi pembelian membuat surat
order pembelian dan mengisi informasi nama pemasok , harga, dan nomor surat
order pembelian ke dalam surat permintaan pembelian berulangkali setelah itu
17
menyerahkan dokumen tersebut ke fungsi gudang untuk dijadikan lampiran kartu
gudang.
SURAT PERMINTAAN PEMBELIAN Kode Barang Keterangan Titik Pemesanan
Kembali
Kuantitas yang
dipesan
Tgl No.
Kontrak
No.SOP Pemasok Ditangan
&
Dipesan
Permintaan Saldo Kuantitas
dipesan
Harga Tanggal
Diperlukan
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.2 Permintaan Pembelian Berulang Kali
2. Surat permintaan penawaran harga
Surar permintaan penawran harga digunakan untuk melakukan penawaran
harga untuk barang yang pembeliannya tidak repetitive,dengan nominal rupiah
yang besar.
18
SURAT PERMINTAAN PENAWARAN HARGA
Kepada
Yth.
Catatan :
Kepada
Yth.
Permintaan Penawaran Harga ini bukan
merupakan order pembelian.
Kepada
Yth.
Tgl. SPPH Tgl. Penyerahan
Barang
Silakan menawarkan kepada kami barang-barang berikut ini. Kami bersedia
mempertimbangkan barang subsidi.
Kuantitas No. Part Keterangan Harga per Unit Potongan Harga Bersih
Kami menawarkan barang tersebut di atas dengan syarat pengiriman FOB………. Dan
syarat pembayaran…………… dengan jangka waktu pengiriman………… hari setelah
order pembelian kami terima
Nama Perusahaan
Tanda Tangan
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.3 Surat Permintaan Penawaran Harga
Kirimkan kembali formulir ini ke bagian pembelian
alamat diatas
19
3. Surat order pembelian
Surat order pembelian bertujuan untuk memesan barang pada distributor
yang sudah dipilih. Surat order pembelian ini terdiri dari beberapa tebusan
yang digunakan sebagai temusan ke beberapa fumgsi lnnya dan sebagai arsip.
SURAT ORDER PEMBELIAN
Kepada
Yth.
Kepada
Yth.
Tanggal ………………………...
Syarat ………………………...
Tgl. diperlukan ………………………...
No. Urut Nama Barang Spesifikasi
Barang
Satuan Kuantitas Harga
Satuan
Jumlah
Jumlah
Manajer Bagian
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.4 Surat Order Pembelian
PENTING
Penerimaan barang ditutup jam 16.00, kecuali dengan janji
khusus
No. 809876756
Nomor ini harus
dicantumkan dalam
faktur, slip pembungkus, dan
korespondensi
20
4. Laporan penerimaan barang
Laporan penerimaan barang merupakan laporan yang dibuat oleh bagian
penerimaan barang untuk mencatat barang yang diterima dari distributor.
Barang – barang yang dicatat pada laporan peneriman barang merupakan
baranng yang sudah memenihi jenis, spesifikai, mutu, kualitas seperti yang
tercantum pada surat order pembelian.
LAPORAN PENERIMAAN BARANG
Barang diterima melalui : …………………………………….tgl…………..20…
Jika melalui truk kita, tulis nama penemudinya : …………………………………
Nama perusahaan pengirim : ………………………………………………………
Alamat : ……………………………………………………………………………. No Mobil No. Segel dan kondisi Segel No. Surat Order Pembelian No. Surat Order Pembelian
Jml. Bungkus
atau Biji
Macam
Pembungkus
Ukuran Penjelasan lengkap ttg.
barang merek, mutu, dsb
Tanda pada
pembungkus
kuantitas Kondisi
saat
diterima
Diperiksa Oleh : Diterima Oleh:
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.5 Laporan Penerimaan Barang
21
5. Surat perubahan order
Surat Perubahan order digunakan pada saat ingin melakukan perubahan
terhadap isi surat order pembelian yang sudah dikeluarkan sebelumnya oleh
bagian pembelian. Perubahan yang dimaksud bisa berupa kuantitas, waktu
penyerahan barang,spesifikasi barang. Pemberitahuan perubahan orde
dilakukan secara resmi yaitu dengan diterbitkannya surat perubahan order
pembelian sebanyak surat order pembelian yang sudah diterbitkan
sebelumnya dan ditujukn ke pihak yang sama dengan yang menerima surat
order pembelian.
Sumber : Mulyadi (1993)
Gamabar 2.6 Surat Perubahan Order Pembelian
22
6. Bukti kas keluar
Bukti kas keluar merupakan sebuah dokumen yang berfungsi sebagi
peritah pengeluaran kas untuk membayar utang kepada pemasok serta
sebagai surat pemberitahuan pembayaran kepada kreditur.
BUKTI KAS KELUAR
Dibayarkan
Kepada
No.BKK : 678908
No. Cek : …………………………
Tgl. Dibayar : ……/……../19………….
Tgl No. Rekening Keterangan Jumlah Rupiah
Total Potongan % Bersih
Penjelasan
Dicatat
Tgl. Disetujui Tgl. Diperiksa Tgl. Diisi Tgl.
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.7 Bukti Kas Keluar
23
Selain dokumen adapun beberapa catatan yang digunakan dalam
sistem informasi akuntansi pembelian persediaan antara lain :
1. Register bukti kas keluar
Register bukti kas keluar merupakan jurnal yang digunakan
untuk mencatatat transaksi pembelian apabila metode pencatatan
utang yang digunakan diperusahaan adalah voucher payable
procedure.
Halaman sebelah kiri
REGISTER BUKTI KAS KELUAR
(VOUCHER REGISTER) Tgl Dikeluarkan
untuk
No.
BKK
Dibayar BKK yang
akan dibayar
Potongan
Pembelian
Tiket
Pembelian
debit
Biaya Angkut
Debit
Tgl No.cek No.
Rek
Jumlah No.
Rek
Jumlah
Halaman sebelah kanan
Biaya dministrasi
debit
Biaya Pemasaran
debit Biaya produksi
Dep. 1 Debit
Biaya produksi
Dep. 2 Debit
Lain-Lain debit
No.
Rek
Jumlah No.
Rek
Jumlah No.
Rek
Jumlah No.
Rek
Jumlah Nama No.rek Jumlah
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.8 Register Bukti Kas Keluar
24
2. Jurnal pembelian
Jurnal pembelian merupakan jurnal yang digunakan untuk pencatatan
utang diperusahaan apabila perusahaan menggunakan metode account
payable procedure dalam melakukan pencatatan utangnya.
JURNAL PEMBELIAN
Tanggal Keterangan Nomor
Bukti
Utang
Dagang
Kredit
Persediaan
Debit
Lain-lain Debit
No.rek Jumlah
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.9 Jurnal Pembelian
3. Kartu utang
Kartu utang merupakan buku pembantu yang digunakan untuk pencatatan
utang apabila perusahaan memakai metode account payable procedure.
Namun apabila perusahaan menggunakan metode voucher payable procedure
dalam pencatatan utang maka arsip kas keluar yang belum dibayar yang
menjadi catatan utang.
Halaman :
25
KARTU UTANG Nama Kreditur : No. Rekening :
Alamat :
Tgl Keterangan Fol √ Debit Kredit D/K Saldo
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.10 Kartu Utang
4. Kartu persediaan
Kartu persedian digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan yang
dibeli perusahaan adapun gambar kartu persediaan sebagai berikut :
KARTU PERSEDIAAN
Nama Barang Kode Barang Satuan Gudang No.lantai No. Lokasi
No Rekening Titik Pemesanan
Kembali
EOQ Maximum Minimum Sifat Khusus Barang
Pembelian Penerimaan Pemakaian Saldo
Tgl No.
SOP
Jml.
Dipesan
Jml.
Diterima
Sisa
Pesanan
Tgl No.
LPB
Kuantitas Harga
Satuan
Jumlah
Harga
Tgl No. BPBG Kuantitas Jumlah
Harga
Kuantitas Harga
satuan
Jumlah
Harga
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.11 Kartu Persediaan
26
Menurut Mulyadi (1993: 303) System prosedur pada sistem informasi
akuntansi pembelian persediaan terdiri dari beberapa prosedur dan system
diantaranya :
1. Prosedur permintaan pembelian
Dalam prosedur ini bagian gudang mengajukan permintaan pembelian
kepada fungsi pembelian dengan menyerahkan formulir surat permintaan
pembelian.
2. Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok.
Dalam prosedur ini bagian pembelian mengirimkan surat
permintaan penawaran harga kepada pemasok untuk memperoleh
informasi harga barang dan syarat pembelian, untuk pemilihan
pemasok.
3. Prosedur order pembelian
Dalam prosedur ini bagian pembelian mengirim surat order
pembelian barang kepada pemasok yang sudah dipilih dan
menginformasikannya ke bagian atau fungsi lain seperti fungsi
penerimaan, fungsi yang meminta barang dan fungsi utang.
4. Prosedur penerimaan barang
Fungsi penerimaan pada prosedur ini melakukan pengecekan
mengenai jenis, mutu serta kuantitas barang dari pemasok dan membuat
laporan penerimaan barang.
5. Prosedur pencatatan utang
27
Fungsi akuntansi bertugas memeriksa dokumen yang berhubungan
dengan pembelian seperti surat order pembelian, laporan penerimaan
barang, dan faktur dari pemasok. Fungsi akuntansi juga bertanggung
jawab dalam menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan
dokumen sumber sebagai catatan utang.
6. Prosedur distribusi pembelian
Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebit dari transaksi
pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajerial
28
BAGAN ALIR DOKUMEN SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN
Bagian Gudang Bagian Pembelian Bagian Penerimaan
SS
Mulai
Membuat
SPP
2
1 SPP
Pada saat
Reoder point
1
1 SPP
Membuat
SPPH
Dikirim ke
pemasok
Diterima dari
pemasok
SPPH
SPPH
Membuat
Perbanding
an Harga
Perbandingan Harga
1
2
2
Membuat
SOP
SPP
PH
SPH
7
6 5
4 3
2 1
SOP
Dikirim ke
Pemasok 4
3
T
A
Dari Pemasok
Beserta barang
Dikirim ke bagian
gudang bersamaan
barang
6
Periksa
barang yg
dikirim
3
3 SOP
Surat Pengantar
Buat
LPB
SP
SOP
3
2 1
LPB
7
A
Keterangan :
SPP : Surat Permintaan Pembelian
SOP: Surat Order Pembelian
SPPH: Surat Permintaan Penawaran Harga
SPH: Surat Penawaran Harga
PH : Perbandingan Harga
LPB: Laporan Penerimaan Barang
5
5
5 SOP
A
Gambar 2.12 Sistem Pembelian Kredit
29
Bagian Gudang Bagian Pembelian Bagian Utang Bagian Kartu Persediaan
5
6
2 LPB
Kartu
Gudang
T
7
1 LPB
8
Catat tgl penerimaan pada
sop lembar ke 6 dan 7
Dari Pemasok
Faktur
Memeriksa
Faktur
Faktur
9
10
SOP
1 LPB
Faktur
4 8 9
Membandinkan
faktur dari
pemasok dengan
sop & LPB
Membuat
BKK
Faktur
LPB 1
SOP 4
3 2
1 BKK
Register
Bukti kas
T
Arsip Bukti Kas Keluar yang
belum dibayar
10
1 BKK
Kartu
Persediaan N
Gambar 2.12 Sistem Pembelian Kredit Sumber : Mulyadi (1993)
30
Beberapa Informasi yang dibutuhkan oleh manajemen dari sistem informasi
akuntansi persediaan antara lain :
1. Jenis persediaan yang telah mencapai titik pemesanan kembali
2. Order pembelian yang telah dikirim ke pemasok
3. Order pembelian yang telah dipenuhi pemasok
4. Total saldo utang dagang pada tanggal tertentu
5. Saldo utang dagang kepada pemasok tertentu
Adapun dokumen serta catatan yang digunakan pada sistem informasi
akuntansi persediaan bahan baku (Mulyadi, 1993, 571),Dokumen yang
digunakan antara lain :
1. Laporan Penerimaan Barang
Laporan penerimaan barang merupakan dokumen yang digunakan bagian
gudang untuk mencatat tambahan jumlah barang dari pembelian pada kartu
gudang. Saat transaksiretur terjadi, laporann penerimaan barang ini juga
berfungsi sebagai dokumen pendukung yang dijadikan lampiran dai memo
kredit.laporan penerimaan barang ini dibuat oleh fungsi penerimaan barang
sebagai laporan atas telah dilakukannya penerimaan seta pemeriksaan barang
yang dibeli dari distributor.
31
LAPORAN PENERIMAAN BARANG
Barang diterima melalui : …………………………………….tgl…………..20…
Jika melalui truk kita, tulis nama penemudinya : …………………………………
Nama perusahaan pengirim : ………………………………………………………
Alamat : ……………………………………………………………………………. No Mobil No. Segel dan kondisi Segel No. Surat Order Pembelian No. Surat Order Pembelian
Jml. Bungkus
atau Biji
Macam
Pembungkus
Ukuran Penjelasan lengkap ttg.
barang merek, mutu, dsb
Tanda pada
pembungkus
kuantitas Kondisi
saat
diterima
Diperiksa Oleh : Diterima Oleh:
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.13 Laporan Penerimaan Barang
2. Bukti Kas Keluar
Bukti kas keluar merupakan dokumen yang dibuat oleh fungsi akuntansi
yang digunakan sabagai dasar pencatatan transaksi pembelian. Bukti kas
keluar digunakan sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang
kepada pemasok dan surat pemberitahuan kepada pemasok prihal pelunasan
utang.
32
BUKTI KAS KELUAR Dibayarkan
Kepada
No.BKK : 678908
No. Cek : …………………………
Tgl. Dibayar : ……/……../19………….
Tgl No. Rekening Keterangan Jumlah Rupiah
Total Potongan % Bersih
Penjelasan
Dicatat
Tgl. Disetujui Tgl. Diperiksa Tgl. Diisi Tgl.
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.14 Bukti Kas Keluar
3. Laporan pengiriman barang
Laporan pengiriman barang merupakan laporan yang dibuat oleh fungsi
pengiriman untuk mencatat barang yang dkirim kembali ke pemasok.
Laporan ini digunakan oleh bagian gudang sebagai dasar pencatatan
kuantitas barang yang dikirim kembali ke pemasok ke dalam kartu gudang.
33
LAPORAN PENGIRIMAN BARANG
Nomor LPB
12654
Tanggal No. Order Surat Pebelian Tanggal SOP
Kepada
Yth.
Dikirim
ke
No. Urut Nama Barang Spesifikasi Barang Satuan Kuantitas
Surat Order Pengiriman Bagian Pengiriman
Nomor Tanggal
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.15 Laporan Pengiriman Barang
4. Memo Debit.
Memo debit adalah formulir yang diisi dan diotorisasi oleh fungsi
pembelian kemudian diserahkan kepada fungsi pengiriman untuk
mengirimkan kembali barang yang sudah dibeli perusahaan. Formulir ini juga
digunakan fungsi akuntansi dalam mendebit rekening utang akibat terjadinya
transaksi retur pembelian.
34
MEMO DEBIT
Kepada
Yth.
Nomor 456567
Tanggal
Rekening utang kami kepada Saudara telah kami debit dengan adanya
pengembalian barang kepada Saudara, karena ada ketidaksesuaian antara barang
yang kami terima dengan barang yang pesan menurut surat order pembelian
kami.
Referensi Saudara Referensi Kami
Surat Order Pengiriman Surat Order Pembelian
Nomor Tanggal Nomor Tanggal
No.
Urut
Nama Barang Satuan Kuantitas Harga
Satuan
Jumlah
Harga
Jumlah
Bagian Pembelian
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.16 Memo Debit
5. Bukti penerimaan dan pengeluaran barang gudang
Bukti penerimaan dan pengeluaran barang gudang merupakan sebuah
bukti yang digunakan oleh bagian gudang dalam mencatat pengurangan
persediaan karena pemakaian intern. Bukti penerimaan dan pengeluaran
35
barang juga berfungsi sebagai dasar dalam pencatatan pemakaian persediaan
kedalam jurnal pemakaian bahan baku atau jurna umum.
BUKTI PERMINTAAN DAN PENGELUARAN
BARANG GUDANG Departemen Bagian Nomor Surat Order Produksi Tanggal Nomor
7890567
Nomor
Urut
Kode
Barang
Nama Barang Satuan Jumlah yang
diminta
Jumlah yang
diserahkan
Diisi Oleh Departemen
Akuntansi
Harga
Satuan
Total Harga
Kepala Bagian Gudang Kepala Departemen Kepala Bagian
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.17 Bukti Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang
6. Bukti pengembalian barang gudang
Bukti pengembalian barang gudang merupakan dokumen yang dijadikan
dasar pencatatan tambahan kuantitas pada kartu gudang oleh fungsi gudang
dan digunakan dasar pencatatantambahan kuantitas dan harga pokok
persediaan ke dalam kartu persediaan oleh bagian kartu persediaan.
36
BUKTI PENGEMBALIAN BARANG GUDANG
Departemen Bagian Nomor Surat Order Produksi Tanggal Nomor
897609
Nomor
Urut
Kode
Barang
Nama Barang Satuan Jumlah yang
Dikembalikan
Alasan
Pengembalian
Diisi Oleh Departemen
Akuntansi
Harga
Satuan
Total Harga
Kepala Bagian Gudang Kepala Departemen Kepala Bagian
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.18 Bukti Pengembalian Barang Gudang
Beberapa catatan yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi
persediaan, antara lain :
1. Jurnal umum
Jurnal umum digunkan oleh fungsi gudang untuk mencatat pemakaian
persediaan atau pengembalian persediaan ke dalam gudang.
37
JURNAL UMUM Tanggal Keterangan Nomor Bukti Nomor Rek Debit Kredit
Sumber : Mulyadi (1993)
2. Kartu persediaan
Kartu persediaan digunakan oleh bagian kartu persediaan untuk mencatat
rincian persediaan yang baru dibeli. Selain itu kartu persediaan juga
digunakan untuk mencatat berkurangnya persediaan akibat dari adanya
transaksi retur, mencatat bertambah dan berkurangnya persediaan dan harga
pokok persediaan akibat dari pengeluaran dan pengembalian barang digudang.
KARTU PERSEDIAAN
Nama Barang Kode Barang Satuan Gudang No.lantai No. Lokasi
No Rekening Titik Pemesanan Kembali EOQ Maximum Minimum Sifat Khusus Barang
Pembelian Penerimaan Pemakaian Saldo
Tgl No.
SOP
Jml.
Dipesan
Jml.
Diterima
Sisa
Pesanan
Tgl No.
LPB
Kuantitas Harga
Satuan
Jumlah
Harga
Tgl No. BPBG Kuantitas Jumlah
Harga
Kuantitas Harga
satuan
Jumlah
Harga
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.20 Kartu Persediaan
Halaman :
Gambar 2.19 Jurnal Umum
38
3. Kartu Gudang
Kartu gudang digunakan oleh bagian gudang untuk melakukan pencatatan
penambahan atau pengurangan kuantitas persediaan digudang akibat dari
pembelian persediaan dan pengebalian persediaan ke pemasok ataupun
pengurangan dari pemakaian persediaan dan penambahan kuantitas dari
pengembalian barang ke gudang.
KARTU GUDANG
No. Kode Gudang
Nama Barang Lokasi
Spesifikasi Minimum Maksimum Satuan
DITERIMA DIPAKAI SISA
Tgl No.
Bukti
Kuantitas Tgl No.
Bukti
Kuantitas Kuantitas Keterangan
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.21 Kartu Gudang
Menurut Mulyadi (1993: 556) sistem prosedur pada sistem informasi
akuntansi persediaan terdiri dari beberapa prosedur dan system diantaranya:
1. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk
sistem pembelian. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan
39
yang dibeli. Adapun dokumen yang dibutuhkan dalm prosedur ini
adalah laporan penerimaan barang dan bukti kas kelua
PROSEDUR PENCATATAN HARGA POKOK PERSEDIAAN YANG DIBELI
Bagian Penerimaan Bagian Utang Bagian Kartu
Persediaan
Bagian Gudang
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.22 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang dibeli
2. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada
pemasok
Jika persediaan yang telah dibeli dikembalikan kepada pemasok , maka
transaksi ini akan berpengaruh pada persediaan terebut yaitu jumlah
Beserta barang Dari Pemasok
Register
Bukti
kas
T
Arsip Bukti Kas Keluar
yang belum dibayar
Faktur
LPB 1
1 SOP 4
3 2
1 BKK
Membandinkan
faktur dari
pemasok dengan
sop & LPB
Membuat
BKK
2
0
2 BKK
Kartu
Persediaan
N
6
2 LPB
Kartu
Gudang
T
Dikirim ke bagian
gudang bersamaan
barang
A
Periksa
barang yg
dikirim
Buat
LPB
SP
SOP
3
2 1
LPB
Surat Pengantar
Mulai
Dari bag.
pembelian
3 SOP
1 2
4 SOP
1 LPB
Faktur
2 Dari bagian
pembelian
Dari pemasok via
bag. .pembelian
3
Selesai
Keterangan :
SOP: Surat Order Pembelian
LPB: Laporan Penerimaan Barang
BKK : Bukti kas keluar
40
persediaan pada kartu gudang yang diselenggarakan oleh bagian gudang
berkurang dan jumlah serta harga pokok persediaan pada kartu persediaan
yang dicatat bagian kartu persediaan akan berkurang.
Prosedur ini merupakan prosedur yang membentuk sistem retur
pembelian. Adapun dokumen yang diperlukan pada prosedur ini adalah
laporan pengiriman barang dan memo debit.
PROSEDUR PENCATATAN HARGA POKOK PERSEDIAAN YANG DIKEMBALIKAN KE PADA PEMASOK
Bagian Gudang Bagian Pengiriman Bagian Utang
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.23 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang dikembalikan ke
Pemasok
Mulai
4
3
Memo Debit
Menyerahka
n baranf kpd
bagian
pengiriman
4
3
Memo Debit
Kartu
GUdang
1
Diterima dari
Bagian Pembelian
1
4
3
Memo Debit
Mengirim
barang ke
pemasok
Membuat
Laporan
pengiriman
Barang
4
Memo Debit 3
2 1
Laporan
Pengiriman
Barang
2
Dikirim ke
pemasok
sebagai
packing slip
N
2
1
Memo Debit
1
Laporan
Pengiriman Barang
Diterima dari bagian
Pembelian 2
Membanding
kn jenis &
kuantitas
barang
LPB 1
3
2 Memo Debit
Dikirim ke
Pemasok
3
3
2 Memo Debit
T Arsip buktikas
keluar yang
belum dibayar
Selesai
Keterangan : LPB : Laporan Pengiriman Barang
5
41
Lanjutan prodesur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada
pemasok.
Bagian Kartu Persediaan Bagian Jurnal
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.23 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang dikembalikan ke
Pemasok
3. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang
Prosedur ini adalah salah satu prosedur yang membentuk sistem akuntansi
biaya produksi. Adapun dokumen yang diperlukan dalam prosedur ini adalah
bukti permintaan barang dan pengeluaran barang.
3
LPB 1
2 Memo debit
Mengisi harga
pokok satuan &
harga pokok
total pada memo
debit
LPB 1
2 Memo debit
4 Kartu
Persedian
4
LPB 1
2 Memo debit
Jurnal
Retur
Pembeia
n
5
Keterangan : LPB : Laporan Pengiriman Barang
42
PROSEDUR PERMINTAAN DAN PENGELUARAN BARANG GUDANG
Bagian Produksi Bagian Gudang Bagian Kartu Persediaan Bagian Kartu Biaya Bagian Jurnal
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.24 Prosedur Pengeluaran dan Permintaan Barang Gudang
4. Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian
barang ke gudang
Pengembalian barang ke gudang akan mengurangi biaya dan menambah
persediaan digudang sehingga harga pokok persediaan yang ada digudng
menjadi bertambah. Adapun dokumen yang digunakan dalam prosedur ini
adalah bukti pengembalian barang gudang.
3 2
Mulai
Membuat
BPPBG
3
2
1 BPPBG
1
3
2 BPPBG
N
1
3
2
1 BPPBG
Menyerah
kan
barang
Mengisi
kuantitas
brang yg
diserahkan kpd
BPPBG
1 BPPBG
Kartu
Gudang
2
3
N
1 BPPBG
2
Mengisi
harga pokok
pada BPPBG
1 BPPBG
Kartu persediaan
4
4
Kartu Harga Pokok Produk
5
1 BPPBG
Kartu persediaan
5
1 BPPBG
N
Selesai
Keterangan : BPPBG :Bukti Permintaan dan pengeluaran barang
43
PROSEDUR PENGEMBALIAN BARANG GUDANG
Bagian Produksi Bagian Gudang Bagian Kartu Persediaan Bagian Kartu Biaya Bagian Jurnal
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.25 Prosedur Pengembalian Barang ke Gudang
5. System perhitungan fisik persediaan
System perhitungan fisik persediaan umumnya digunakan perusahaan
untuk menghitung secarafisik persediaan yang disimpan digudang, yang
hasilnya digunakan untuk meminta pertanggungjawaban bagian gudang
mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan , dan pertanggungjawaban bagian
kartu persediaan mengenai keandalan catatan persediaan.
Dokumen dan catatan yang digunakan pada prosedur ini (Mulyadi, 1993)
adalah
1. kartu persediaan fisik
2. daftar hasil perhitungan fisik
2
Mulai
Membuat
BPBG
3
2
1 BPBG
1
1
2
1 BPBG
Menandatanga
ni BPBG LB ke-
1 sbg tanda
terima barang
1 BPBG
1 BPBG
2
Mengisi
harga pokok
pada BPBG
Kartu persediaan
4
4
Kartu Harga Pokok Produk
5
1 BPBG
Kartu persediaan
5
1 BPPBG
N
Selesai
Keterangan : BPBG :Bukti Pengembalian barang
Bersamaan
dengan barang
N Kartu
Gudang
2
N
1 BPBG
44
3. bukti memorial.
4. Kartu persediaan
5. Kartu gudang
6. Jurnal umum
Menurut Mulyadi (1993: 581) fungsi yang terkait untuk melaksanakan
perhitungan fisik persediaan yaitu :
1. Panitia perhitungan fisik persediaan yang terdiri dari pemegang
kartu perhitungan fisik, penghitung dan pengecek.
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan perhitungan
fisik persediaan dan menyerahkan hasil perhitungan tersebut
kepada bagian kartu persediaan.
Bagian pemegang kartu perhitungan fisik bertanggung jawab
untuk menyimpan dan mendistribusikan katu perhitungannn fisik
kepada para penghitung, membandingkan hasil perhitungan
persediaan yang telah dilaksanankan penghitung dan pengecek dan
mencatatnya kedalam daftar hasil perhitungan fisik.
Bagian penghitung bertanggung jawab untuk menghitung
persediaan pertama, mencatat hasil perhitungan tersebut kedalam
bagian ke 3 kartu persediaan fisik dan menyobek bagian kartu
tersebut untuk diserahkan kepada pemgang kartu perhitungan fisik.
Bagian pengecekan bertugas untuk melakukan perhitungan kedua
dan mencatat hasil perhitungannya kedlam bagian kartu tersebut
untuk diserahkan kepda pemegang kartu perhitungan fisik
45
2. Fungsi akuntansi
Fungsi ini bertangung jawab untuk mencantumkan harga
pokok satuan persediaan yang dihitung ke dalam daftar hasil
perhitungan fisik, mengalikan kuantitas dan harga pokok persatuan
yang tercantum dalam daftar hasil perhitungan fisik, mencantmkan
harga pokok total dalam daftar hasilperhitungan fisik, melakukan
adjustment terhadap kartu persediaan berdasar data hasil
perhitungan fisik,membuat bukti memorial untuk mencatat
adjustment data persedian dalam jurnal umum.
3. Fungsi gudang
Fungsi ini bertanggung jawab dalam melakukan adjustment
data kuantitas persedian yang dicatat dalam kartu gudang
berdasarkan hasil perhitungan fisik persediaan.
Adapun jaringan prosedur yang membentuk system
perhitungan fisik persediaan (Mulyadi, 1993, 582):
1. Prosedur perhitungan fisik
Dalam prosedur ini tiap jenis persediaan digudang dihitung oleh
penghitung dan pengecek secara independen yang hasilnya dicatat
dalam kartu perhitungan fisik
2. Prosedur Kompilasi
Dalam prosedur ini pemegang kartu perhitungan fisik melakuan
perbandingan data yang dicatat dalam bagian ke 3 dan ke 2 kartu
perhitungan fisik
46
3. Prosedur penentuan harga pokok persediaan
Dalam prosedur ini bagain kartu persediaan mengisi harga pokok
per satuan tiap jenis persediaan yang tercantum dalam daftar
perhitungan fisik berdasarkan informasi dalam kartu persediaan
yang bersangkutan serta mengalikan harga pokok persatuan
tersebut dengan kuantitas hasil perhitungan fisik untuk
mendapatkan total harga pokok persedian yang dihitung.
4. Prosedur adjustment
Dalam prosedur ini bagian kartupersediaan melakukan adjustment
tehadap data persediaan yang tercantum dalam kartu persediaan
berdasarkan data hasil perhitungan fisik perseiaan yang tercantum
dalam daftar hasil perhitungan fisik persediaan. Bagian gudang
juga melakukan adjustment terhadap data kuantitas persediaan
yang tercatat dalam kartu gudang .
47
SISTEM PERHITUNGAN FISIK PERSEDIAAN
Pemegang Kartu Perhitungan Fisik Perhitungan
Membagik
an KPF
kepada
Penghitung
Mulai
KPF
1
3 2
KPF
Bagian 1
KPF
Bagian 2
Menghitung
kembali
Tidak
Ya
Membandingkan
KPF bagian 1
dengan 2
Cocok
KPF
Mencatatt KPF bagian 2 ke dlm DHPF
2
1
DHPF
4
Prosedur Kompilasi
1
KPF
Melakukan perhitungan fisik persediaan
Mengisi KPF bagian 3 dan menyobek KPF bagian 3 tsb
KPF bagian 3
KPF bagian 2
KPF bagian 1
N
N
2
Digantung pada tempat
penyimpanan barang bersama
dengan KPF bagian 3
Digantung pada tempat
penyimpanan barang sebagai
tanda bahwa persediaan yang
bersangkutan telah dihitung
Keterangan :
KPF : Kartu perhitungan Fisik
DHPF : Daftar hasil Perhitungan fisik
48
Lanjutan sistem perhitugan fisik persediaan
Pengecek ( Checker) Bagian Kartu Persediaan Bagian Jurnal Bagian Gudang
Sumber : Mulyadi (1993)
Gambar 2.26 Flowchart Sistem Perhitungan Fisik
2
KPF Bagian 1
KPF Bagian 2
Melakukan
perhitungan
fisik kedua
Mengisi data
hasil perhitungan
pada kartu
perhitungan fisik
bag. ke 2
KPF Bagian 1
KPF Bagian 2
3
Digantungkan pd tempat
penyimpanan brng.
Gudang sebagai tanda
barang sudah dihitung
Diterima dari bagian
produksi
4
2
DHPF 1
Mengisi harga pokok per unit & menghitung harga pokok total
Prosedur
Penentuan Harga
Pokok
Meminta
otorisasi
atas DHPF
Membuat
bukti
memorial
2
DHPF 1
Bukti
Memorial
5
Kartu
Persediaa
n
Prosedur
Adjusment
T
6
5
Bukti
Memorial
Jurnal
Umum N
6
Daftar Hasil 2
perhitungan
Fisik
Kartu
Gudang
Selesai
T
Keterangan :
KPF : Kartu perhitungan Fisik
DHPF : Daftar hasil Perhitungan fisik