BAB II perancangan irigasi

download BAB II perancangan irigasi

of 22

Transcript of BAB II perancangan irigasi

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    1/22

    BAB II

    TINJAUAN KEPUSTAKAAN

    Perancangan jaringan irigasi teknis dan bangunan air, diperlukan dasar 

    teori atau rumus-rumus yang akan digunakan dalam metode perhitungan berikut

    ini akan dijelaskan beberapa teori yang berhubungan dengan perencanaan jaringan

    irigasi teknis beserta bangunannya.

    2.1 Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi

    2.1.1 Evapotranspirasi Potensial

    Menurut Yuliannur (2005, besaran e!apotranspirasi potensial yang terjadi

    dapat dihitung dengan menggunakan metode Penman Modi"ikasi. #umus ini

     besarnya e!apotranspirasi yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa !aktor 

    klimotologi seperti temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan angin, dan

     penyinaran matahari.

    Persamaan Penman Modi"ikasi dirumuskan sebagai berikut$

    ( ) ( ) ( )[ ]ed eau f  W  RnW c ET    −××−+××=   %0 ......................... (2.%

    &eterangan$

    '0 ) '!apotrasnpirasi tanaman acuan, mm*hari.

    c ) +aktor yang menunjukkan pengaruh perbedaan kecepatan angin pada

    siang dengan malam hari.

    ) +aktor pembobot

    #n ) 'nergi radiasi bersih yang menghasilkan e!aporasi, mm*hari

     f (u ) +ungsi kecepatan angin rata rata yang diukur pada ketinggian 2 m

    dengan satuan kecepatan angin dalam km*hari.

    (ea-ed ) Perbedaan tekanan uap jenuh dengan tekanan uap aktual (mbar

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    2/22

    1. Perbedaan teanan uap !ea " ed#

    erdasarkan nilai temperatur udara rata rata (mean, dari tabel di

     ba/ah ini dapat diperoleh nilai tekanan uap jenuh (ea.

    Tabel 2.1 ekanan ap 1enuh (ea Menurut emperatur dara #ata #ata.

    emperatur (0 0 % 2 3 4 5 6 7 8 %0ea (mbar ,% , 6,% 6, 7,% 7,6 8,7 %0,0 %0,6 %%,5 %2,3emperatur (0 %% %2 %3 %4 %5 % %6 %7 %8 20 2%ea (mbar %3,% %4,0 %5,0 %,% %6,0 %7,2 %8,4 20, 22,0 23,4 24,8emperatur (0 22 23 24 25 2 26 27 28 30 3% 32

    ea (mbar 2,4 27,% 28,7 3%,6 33, 35,6 36,7 40,% 42,4 44,8 46,emperatur (0 33 34 35 3 36 37 38 - - - -ea (mbar 50,3 53,2 5,2 58,4 2,7 ,3 8,8 - - - -

    Sumber: Debit Intake Irigasi – Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur ! 

    9pabila mean terletak diantara nilai yang tertera pada abel 2.3, maka nilai ea

    dihitung dengan cara interpolasi linear, dengan rumus sebagai berikut$

    ( )   %%2%2

    % eaeaeaT T 

    T Tmeanea   +−×    

       − −=

    ..................................... (2.2

    :edangkan untuk mencari nilai tekanan uap actual (ed digunakan rumus yang

    menyatakan besar kelembaban relati!e (#h, yaitu$

    ;55;,%00   =×=   Rhdenganea

    ed  Rh ..................................... (2.3

    2. $ungsi Ke%epatan angin  f(u)

    Pengaruh angin terhadap '0  yang dihitung dengan rumus Penman

    Modi"ikasi ditunjukkan dengan rumus$

       

       +×=

    %00%26,0(

      uu f   ........................................................... (2.4

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    3/22

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    4/22

    &eterangan$

    ∆ ) gradien perubahan tekanan uap terhadap perubahan temperatur.

    γ   ) konstanta "sychr#metric

     =ilai ini dapat juga diperoleh dari abel 2. di ba/ah ini, yaitu berdasarkan

     posisi ketinggian daerah yang diamati dan temperatur udara rata rata.

    Tabel 2.). =ilai +aktor Pembobot

    emperatur ( 0 2 4 7 %0 %2 %4 % %7 20

    &etinggian (> m0

    500%0002000

    0,43

    0,440,40,48

    0,4

    0,470,480,52

    0,48

    0,5%0,520,55

    0,52

    0,540,550,57

    0,55

    0,560,570,%

    0,57

    0,00,%0,4

    0,%

    0,20,40,

    0,4

    0,50,0,8

    0,

    0,60,80,6%

    0,8

    0,600,6%0,63

    emperatur ( 0 22 24 2 27 30 32 34 3 37 40

    &etinggian (> m0

    500%0002000

    0,6%

    0,620,630,65

    0,63

    0,640,650,66

    0,65

    0,60,660,68

    0,66

    0,670,680,7%

    0,67

    0,680,700,72

    0,70

    0,7%0,720,74

    0,72

    0,720,730,75

    0,73

    0,740,750,7

    0,74

    0,750,70,76

    0,75

    0,70,760,77

    2.1.2 PerolasiMenurut Yuliannur (2005. ?aju perkolasi untuk tanaman pala/ija sama

    dengan tanaman padi, pada daerah yang mempunyai tanah lempung diperkirakan

     berkisar %-3 mm*hari. anah yang banyak mengandung pasir, laju prkolasi dan

    rembesan dapat mencapai angka lebih tinggi.

    2.1.& (atu Persiapan *ahan

    9nonim @ (2002 menyebutkan kebutuhan air untuk penyiapan lahan

    umumnya menentukan kebutuhan maksimum air irigasi pada suatu proyek irigasi.

    +aktor-"aktor yang menentukan besarnya kebutuhan air untuk penyiapan lahan

    adalah$.

    %. Janga (atu Pen+iapan *ahan

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    5/22

    1angka /aktu yang dibutuhkan untuk penyiapan lahan dipengaruhi oleh

    tersedianya tenaga kerja, ternak penghela, traktor, dan kondisi social budaya

    masyarakat penggarap. :ebagai pedoman diambil jangka /aktu % (satu bulan

    untuk penyiapan lahan di seluruh petak tersier bagi lahan yang dikerjakan dengan

    traktor secara luas. agi lahan yang tidak dikerjakan dengan traktor secara luas

    diambil jangka /aktu untuk penyiapan lahannya selama %,5 bulan (9nonim @,

    2002.

    2. Kebutuhan Air untu Pen+iapan *ahan

    Menurut 9nonim % (2002, kebutuhan air untuk penyiapan lahan

    dipengaruhioleh kedalaman dan porositas tanah di sa/ah. ntuk tanah bertekstur 

     berat tanpa retak-retak kebutuhan air untuk penyiapan lahan diambil 200 mm. @ni

    termasuk air untuk penjenuhan dan pengolahan tanah. :etelah transplantasi

    selesai, lapisan air disa/ah akan ditambah 50 mm. :ecara keseluruhan lapisan air 

    yang diperlukan 250 mm untuk penyiapan lahan dan untuk lapisan air a/al

    setelah transplantasi selesai.Pada lahan yang dibiarkan bera atau tidak digarap

    dalam jangka /aktu 2,5 bulan ataulebih, maka lapisan air yang diperlukan untuk 

     penyiapan lahan diambil 300 mm, 250 mm untuk penyiapan lahan dan 50 mm

    untuk penggenangan setelah transplatasi.

    3. Kebutuhan Air Sela'a Pen+iapan *ahan

    Menurut 9nonim % (2002 $ 4, besarnya kebutuhan air selama

     penyiapanlahan dihitung dengan metode yang dikembangkan oleh Aan de Boor 

    dan Ciljlstra,dengan rumus sebagai berikut.

    %(   −

    ×

    = k 

    ee $  IR ............................................................................. (2.6

     %  E  $    +=   0 ............................................................................. (2.7

    T  $ k 

      ×= ............................................................................. (2.8

    &eterangan$

    @# ) &ebutuhan air untuk penyiapan lahan, mm*hari.

    M ) &ebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat e!aporasi dan

     perkolasi di sa/ah yang telah dijenuhkan tanahnya, mm*hari.

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    6/22

    '0 ) '!aporasi air terbuka yang diambil %,% '0, mm*hari.

    P ) Perkolasi, mm*hari.

    ) 1angka /aktu penyiapan lahan, hari.

    : ) 1umlah air untuk penjenuhan dn lapisan air.

    Tabel 2., &ebutuhan 9ir ntuk Penyiapan ?ahan.

    M ) '0 D P

    (Mm*hari

    ) 30 hari ) 45 hari

    : ) 250 mm : ) 300 mm : ) 250 mm : ) 300 mm

    5,0

    5,5

    ,0

    ,5

    6,0

    6,5

    7,0

    7,5

    8,0

    8,5

    %0,0

    %0,5

    %%,0

    %%,5

    %%,%

    %%,4

    %%,6

    %2,0

    %2,3

    %2,

    %3,0

    %3,3

    %3,

    %4,0

    %4,3

    %4,6

    %5,0

    %5,3

    %2,6

    %3,0

    %3,3

    %3,

    %3,8

    %4,2

    %4,5

    %4,7

    %5,2

    %5,5

    %5,7

    %,2

    %,5

    %,7

    7,4

    7,7

    8,%

    8,4

    8,7

    %0,%

    %0,5

    %0,7

    %%,2

    %%,

    %2,0

    %2,4

    %2,7

    %3,3

    8,5

    8,7

    %0,%

    %0,4

    %0,7

    %%,%

    %%,4

    %%,7

    %2,%

    %2,5

    %2,8

    %3,2

    %3,

    %3,8

    Sumber: Debit Intake Irigasi – Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur ! 

    2.%.4 Kebutuhan Air untu Penggunaan Konsu'ti- Tana'an

    esarnya penggunaan konsumti" tanaman dapat dihitung berdasarkan

    metode prakira empiris, dengan menggunakan data iklim dan koe"isien tanaman

     pada tahap pertumbuhan (9nonim @, 2002. Perhitungan kebutuhan air dengan

    menggunakan rumus diba/ah ini.

    ET%   % ×  ET/ .................................................................... (2.%0

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    7/22

    &eterangan$

    'c ) &ebutuhan air untuk penggunaan konsumti" tanaman, mm*hari

     % ) &oe"isien tanaman

    '0 ) '!apotranspirasi potensial tanaman acuan (dihitung dengan rumus

    Penman Modi"ikasi, mm*hari

    %. Koe-isien tana'an

    Earga koe"isien tanaman padi (k c yang dipakai bersama dengan '0 hasil

     perhitungan dengan rumus Penman Modi"ikasi untuk menghitung 'c

    diperlihatkan pada abel 2.2. 9pabila '0 dihitung dengan rumus Penman

    Modi"ikasi yang diperkenalkan oleh =edeco*Prosida, maka harga koe"isien

    tanaman yang digunakan untuk menghitung 'c adalah harga koe"isien tanaman

     padi yang ada pada kolom =edeco*Prosida di abel 2.

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    8/22

    2.1., Penggantian *apisan Air

      ?# (ater ?ayer #eGuirement setinggi 50 mm dilakukan dua kali,yaitusatu bulan setelah pemindahan bibit ke petak sa/ah (transplantasi dan dua

     bulansetelah transplantasi. Penggantian lapisan air dilakukan setelah proses

     pemupukandilakukan. Fleh karena itu jad/al penggantian air sangat dipengaruhi

    oleh umurtanaman padi (9nonim %, 2002 $ . Penggantian lapisan air dapat

    diberikan selamasetengah bulan yaitu 50 mm dibagi setengah bulan (%5 hari

    sebesar 3,3 mm*hari danselama satu bulan yaitu 50 mm dibagi satu bulan (30

    hari sebesar %,6 mm*hari.

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    9/22

    ntuk menentukan curah hujan e"ekti" dapat dilakukan dengan langkah  

    langkah berikut, yaitu$

    %. rutkan data dari nilai terbesar ke nilai terkecil.

    2. Eitung probabilitas (peluang terpenuhi dengan rumus$

    ;%00%×

    +=n

    m " .................................................................. (2.%3

    &eterangan$

     p ) probabilitas, ;.

    m ) nomor urut data setelah diurut dari besar ke kecil.

    n ) jumlah tahun data.

    2.1.4 Pola Tana'

    Pola tanam disesuaikan dengan daerah. Pola tanam adalah penggantian

     berbagai jenis tanamn yang di tanam dalam /aktu tertentu. Musim tanam adalah

     penentuan /aktu untuk melakukan penanaman. Penentuan untuk satu kali tanam

    ditentukan oleh umur dan jenis tanaman (Yuliannur, 2005.

    2.%.7 Kebutuhan Air di Sa5ah untu Padi

    Menurut Yuliannur (2005, kebutuhan air bersih untuk padi di sa/ah

    (=+#)=et +ield ater #eGuirement dapat dihitung dengan persamaan

    $&ebutuhan bersih air di sa/ah saat penyiapan lahan

     =+# ) @# #e ................................................... (2.%4

    &ebutuhan air bersih setelah penanaman padi atau sesudah penyiapan lahan

     =+# ) 'tc D P #e D ?# ................................................... (2.%5

    :edangkan kebutuhan air bersih untuk pala/ija dihitung dengan menggunakan

     persamaan$

     =+# ) 'tc D ?# D P #e ................................................... (2.%

    &eterangan$

    @# ) kebutuhan air untuk penyiapan lahan, mm*hari.

    #e ) hujan e"ekti", mm*hari.

    'c ) kebutuhan air untuk penggunaan konsumti" tanaman, mm*hari.

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    10/22

    ?#) kebutuhan air untuk pergantian lapisan air, mm*hari.

    P ) kebutuhan air untuk perkolasi dan rembesan, mm*hari.

    2.1.6 Kebutuhan Penga'bilan Untu Padi

    &ebutuhan pengambilan (

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    11/22

    1. 8adiasi Bersih !8n#

    #adiasi bersih (#n adalah selisih antara semua radiasi yang datang

    dengan semua radiasi yang pergi meninggalkan permukaan bumi. #adiasi bersih

    dapat dihitung dengan menggunakan rumus rumus di ba/ah ini.

      ( )   Ra ( n Rs   ××+=   *50,025,0 ................................................... (2.20

    ( )   Rs Rns   ×−=   α % ................................................... (2.2%

    ( ) ( ) ( ) ( n f  ed  f  t  f   Rn   *%   ××= ................................................... (2.22

    % Rn Rns Rn   −= ................................................... (2.23

    ntuk mencari nilai "(t dengan cara interpolasi linear digunakan rumus$

    ( )[ ] %%2%2

    % (((   T  f  T  f  T  f  T T 

    T T T  f     +−×

    −−

    = ......................................... (2.24

    ntuk mencari nilai "(ed dengan cara interpolasi linear digunakan rumus$

    ( )[ ] %%2%2

    % (((   ed  f  ed  f  ed  f  ed ed 

    ed ed ed  f     +−×

    −−

    = ................................ (2.25

    ntuk mencari nilai "(n*= dengan cara interpolasi linear digunakan rumus$

    ( )[ ] %%2%2

    % *(**(**

    ***(   ( n f   ( n f   ( n f  

     ( n ( n

     ( n ( n ( n f     +−×

    −−

    = .............. (2.2

    &eterangan$

    #a ) radiasi yang sampai pada lapisan atas atmos"er, mm*hari

    #s ) radiasi matahari yang sampai ke bumi, mm*hari

    #ns ) radiasi bersih matahari gelombang pendek, mm*hari

    #n% ) radiasi bersih gelombang panjang, mm*hari

    #n ) radiasi bersih, mm*hari

    n*= ) perbandingan jam cerah aktual dengan jam curah teoritis, yang

     besarnya sama dengan persentase penyinaran matahari

    α  ) albedo atau persentase radiasi yang dipantulkan, untuk tanaman

    acuan pada rumus Penman Modi"ikasi diambil α   ) 0,25

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    12/22

    Tabel 2.4 =ilai #a 'ki!alen

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    13/22

    Tabel 2.9 Pengaruh emperatur "( erhadap #n%

    %&' 0 # $ " 10 1# 1 1$ 1"F(%) 11,0 11, 11,7 1#,0 1#, 1#,7 13,1 13,5 13," 1,#

    %&' #0 ## # #$ #" 30 3# 3 3$

    F(%) 1,$ 15,0 15, 15,! 1$,3 1$,7 17,# 17,7 1",1

    Sumber: Debit Intake Irigasi – Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur ! 

    Tabel 2.6 Pengaruh ekanan ap "(ed erhadap #n%

    e* +bar $ " 10 1# 1 1$ 1" #0 ##

    (e*) 0,#3 0,## 0,#0 0,1! 0,1" 0,1$ 0,15 0,1 0,13

    e* +bar # #$ #" 30 3# 3 3$ 3" 0

    (e*) 0,1# 0,1# 0,11 0,10 0,0! 0,0" 0,0" 0,07 0,0$

    Sumber: Debit Intake Irigasi – Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur ! 

    Tabel 2.1/ Pengaruh Persentase Penyinaran Matahari "(n*= erhadap #n%

    n-N 0 0,05 0,10 0,15 0,#0 0,#5 0,30 0,35 0,0 0,5 0,50

    (n-N) 0,10 0,15 0,1! 0,# 0,#" 0,33 0,37 0,# 0,$ 0,51 0,55

    n-N 0,55 0,$0 0,$5 0,70 0,75 0,"0 0,"5 0,!0 0,!5 1,00

    (n-N) 0,$0 0,$ 0,$! 0,73 0,7" 0,"# 0,"7 0,!1 0,!$ 1,00

    Sumber: Debit Intake Irigasi – Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur ! 

    2.2 Peren%anaan Jaringan Irigasi Tenis

    Menurut 9nonim % (2002, perencanaan jaringan irigasi teknis pada

    dasarnya adalah mengatur tata letak saluran, agar air irigasi dapat dibagi

    secara merata kepetak-petak sa/ah. 1aringan irigasi teknis adalah pemisahan

    antara jaringan irigasi dan jaringan pembuang. Eal ini berarti bah/a saluran

    irigasi maupun pembuang tetap bekerja sesuai dengan "ungsinya masing-

    masing. :aluran irigasi mengalirkan air irigasi ke sa/ah dan saluran pembuang

    mengalirkan air lebih dari sa/ah kesaluran pembuang. Perencanaan jaringan

     pada dasarnya berkenaan dengan unit tanah pada petak tersier. Petak ini

    menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada bangunan sadaptersier.

    angunan sadap tersier mengalirkan air ke saluran tersier. atas ujungsaluran

    tersier adalah boks bagi kuarter yang terakhir. ?uas petak tersier yang ideal antara

    50-%00 ha. oks tersier hanya membagi air irigasi ke saluran kuarter saja.oks

    tersier membagi air irigasi antara saluran kuarter dan tersier. Petak tersier harus

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    14/22

    mempunyai batas-batas yang jelas seperti parit, jalan dan batas desa. Petak tersier 

    dibagi menjadi petak-petak kuarter dengan luas masing-masing 7-%5 ha (9nonim

    %,2002.

    2.& Trase Saluran

    :aluran irigasi terdiri dari saluran primer, sekunder, dan tersier.

    :alurantersebut dapat merupakan saluran garis tinggi dan dapat juga saluran

     punggungtergantung pada keadaan topogra"i di lapangan yang direncanakan.

    :aluran induk atau primer, biasanya selalu merupakan saluran garis tinggi dan

    adakalanya berakhirdengan saluran punggung. ?etak saluran induk direncanakan

     pada lahan palingtinggi, supaya luas sa/ah yang dapat diairi menjadi seluas

    mungkin.Menurut 9nonim % (2002, kriteria yang akan diterapkan untuk 

     perencanaan jaringan didasarkan pada kondisi topogra"i, panjang saluran kuarter J

    500 m, panjangsaluran tersier J %500 m, jarak antara saluran kuarter dan saluran

     pembuang J 300 m.

    2.) Saluran Pe'ba5a

    Menurut 9nonim % (%87, saluran pemba/a terdiri dari saluran

     primer,sekunder dan tersier. :aluran primer memba/a air dari jaringan utama ke

    saluransekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi. atas ujung saluran primer 

    adalahpada bangunan bagi yang terakhir. :aluran sekunder memba/a air dari

    saluranprimer ke petak-petak tersier yang di layani oleh saluran sekunder tersebut.

    atasujung saluran sekunder adalah pada bangunan sadap terakhir. :aluran muka

    tersiermemba/a air dari bangunan sadap tersier ke petak tersier yang terletak di

    seberangpetak tersier lainnya.

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    15/22

    2., 7i'ensi Saluran

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    16/22

    2.0 Potongan :elintang Saluran

    2.0.1 Ke'iringan saluran

    ntuk menekan biaya pembebasan tanah dan penggalian, talud saluran

    direncana securam mungkin. ahan tanah, kedalaman saluran dan terjadinya

    rembesan akan menentukan kemiringan maksimum untuk talud yang stabil.

    Tabel 2.11 &emiringan Minimum alud ntuk erbagai ahan anah.

    ahan anah :imbol &isaran &emiringan

    atu J 0,25Bambut &enyal Pt % 2

    ?empung &enyal, Beluh%, anah lus ?, E, ME % 2

    ?empung Pasiran, anah Pasiran

    &ohesi" :, :M %,5 2,5

    Pasir ?anauan :M 2 3

    Bambut ?unak Pt 3 4

    Sumber: Standar %erencanaan Irigasi 0% – 1-2 *345 

    Tabel 2.12 &emiringan alud Minimum ntuk :aluran imbunan yang

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    17/22

    inggi jagaan minimum yang diberikan pada saluran primer dan

    sekunder dikaitkan dengan debit rencana saluran, seperti yang diperlihatkan dalam

    abel 2.%3 dan Bambar 2.%

    Tabel 2.1& inggi 1agaan ntuk :aluran Pasangan.

    I

    (m3*dt

    inggi 1agaan (+%

    (mJ 0,5 0,20

    0,5 %,5 0,20

    %,5 5,0 0,25

    5,0 %0,0 0,30

    %0,0 %5,0 0,40

    K %5,0 0,50Sumber: Standar %erencanaan Irigasi 0% – 1-2 *345 

    2.0 Intensitas u3an

    Bambar 2.2 ipe ipe Potongan Melintang :aluran @rigasi

    :umber$ :tandar Perencanaan @rigasi &P 03, %87

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    18/22

    @ntensitas hujan ialah ketinggian hujan yang terjadi pada suatu kurun

    /aktu air hujan terkonsentrasi. iasanya intensitas hujan dihubungkan dengan

    durasi hujan jangka pendek, misalnya 5 menit, 30 menit, 0 menit dan jam-jaman.

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    19/22

     

    Bambar 2.2 (a Eidrogra" rasional durasi hujan ( sama dengan /aktu

    konsentrasi (c. (b

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    20/22

    &eterangan$

    # r   ) Eujan rencana periode ulang tahun (mmH

     R ) hujan harian tahunan maksimum rata-rata (mmH

    & ) "aktor "rekuensi untuk periode ulang tahun sesuai dengan tipe sebaran

    data hujanH

    :d ) standar de!iasi (mmH

    #i ) hujan harian maksimum tahun ke iH

    n ) jumlah data atau tahun.

    2.9 8u'us 8asional

    9da banyak rumus rasional yang dibuat secara empiris yang dapat

    menjelaskan hubungan antara hujan dengan limpasannya diantaranya adalah$

     A I !s! .   ××××=   267,0 ........................................................ (2.36

    &eterangan$

    I )

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    21/22

    &eterangan$

    I )

  • 8/16/2019 BAB II perancangan irigasi

    22/22

    Tabel 2.1) &oe"isien Penyebaran Eujan ( β 

    ?uas