BAB II Pengaruh Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren terhadap Kepasihan Bacaan Al-Qur’an...
Transcript of BAB II Pengaruh Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren terhadap Kepasihan Bacaan Al-Qur’an...
-
13
BAB II
LANDASAN TEORI PENELITIAN
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Pengajaran
Proses pembelajaran dialami setiap orang sepanjang hayat serta
dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran merupakan interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan
perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas guru yang
paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku bagi peserta didik. Pada dasarnya Pembelajaran
mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun
mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru
mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran
hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga
dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan
(aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan
hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan
pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta
didik. Di dalam pembelajaran dapat berlangsung dengan atau tanpa hadirnya
guru.
Dalam proses belajar terdapat komponen pendukung yang dapat
mendorong tercapainya tujuan utama dari proses pembelajaran yang
-
14
ditandai dengan adanya perubahan perilaku. Proses belajar dapat terjadi baik
secara alamiah maupun direkayasa. Proses balajar secara alamiah biasanya
terjadi pada kegiatan yang umumya dilakukan oleh setiap orang dan
kegiatan belajar ini tidak direncanakan. Sedangkan proses belajar yang
direkayasa merupakan proses belajar yang memiliki sistematika yang jelas
dan telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam proses ini metode yang digunakan disesuaikan dengan tujuan yang
hendak dicapai. Dalam hal ini proses belajar yang direkayasa yang lebih
memungkinkan tercapainya perubahan perilaku karena ada rancangan yang
berisi metode dan alat pendukung.
Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, kegiatan
pembelajaran harus dirancang untuk memberikan pengalaman belajar pada
peserta didik. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada
peserta didik. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran disusun untuk
memberikan bantuan kepada pengajar, khususnya siswa agar dapat
melaksanakan proses pembelajaran secara professional. Kegiatan
pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa
secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. Penentuan urutan
kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan kirarki konsep materi
pembelajaran, dan rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran
-
15
minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan
pengalaman belajar siswa yaitu kegiatan siswa dan materi.6
Pengajaran ialah sesuatu tugasan dan aktiviti yang diusahakan
bersama oleh guru dan muridnya. Pengajaran ini adalah dirancangkan guru
secara sisitematik dan teliti untuk melaksanakannya dengan kaedah dan
teknik mengajar yang sesuai, membimbing, menggalak dan memotivasikan
murid supaya mengambil inisiatif untuk belajar, demi memperolehi ilmu
pengetahuan dan menguasai kemahiran yang diperlukan.
Umumnya Pembelajaran merupakan proses memperolehi ilmu
pengetahuan atau kemahiran. Mengikut Robert M. Gagne (1970) dalam
The Condition of Learning, pembelajaran merupakan perubahan
tingkahlaku atau kebolehan seseorang yang dapat dikekalkan, tidak
termasuk perubahan yang disebabkan proses pertumbuhan. Mengikut
Woolfolk (1980) dalam Educational Psychology for Teachers, pembelajaran
dilihat sebagai perubahan dalaman yang berlaku kepada seseorang dengan
membentuk perkaitan yang baru, atau sebagai potensi yang sanggup
menghasilkan tindak balas yang baru.7
2. Pengertian Ilmu Tajwid
Kata ilmu secara etimologi berarti tahu atau pengetahuan. Kata ilmu
berasal dari bahasa Arab Alima-yalamu, dan science dari bahasa Latin
6http://hendrasmart-hendrasmart.blogspot.com/2011/07/definisi-pengajaran-dan-
pembelajaran.html, tgl: 24-3-2013. 7http://sarinapraktikum.blogspot.com/2009/07/definisi-pengajaran-dan-pembelajaran.html, tgl:
24-3-2013.
-
16
Scio, scrie artinya to know. Sinonim yang paling akurat dalam bahasa
Yunani adalah epitisteme. Sedangkan secara terminology ilmu atau science
adalah semacam pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri, tanda-tanda dan
syarat-syarat tertentu. Menurut ensiklopedia pengertian ilmu adalah Ilmu
pengetahuan yaitu suatu system dari pelbagai pengetahuan yang masing-
masing mengenai suatu lapangan pengetahuan tertentu, yang disusun
sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu, sehingga menjadi kesatuan
suatu sistem dari pelbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan
sebagai hasil pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan memakai
metode tertentu (induksi, deduksi). Dari berbagai definisi di atas kiranya
dapat dipahami bahwa ilmu adalah sekumpulan pengetahuan yang
diorganisir secara sistematis berdasarkan pengalaman dan pengamatan yang
kemudian dihubungkan berdasarkan pemikiran yang cermat dan teliti dan
dapat dipertanggungjawabkan dengan berdasarkan metode.8
Sedangkan tajwid menurut bahasa, artinya membaguskan. Dan
menurut istilah, tajwid adalah membaguskan bacaan Al-Quran sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid yang berlaku. Imam Ali bin Tholib
mengatakan bahwa Tajwid adalah mengeluarkan setiap huruf dari
makhrojnya dan memberikan hak setiap huruf (yaitu sifat yang melekat pada
huruf tersebut seperti qolqolah, Hams, dll) dan mustahaq huruf (yaitu sifat-
sifat huruf yang terjadi karena sebab-sebab tertentu, seperti izhar, idghom,
8http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2069565-pengertian-ilmu/#ixzz2JPpBv41w, tgl:
24-3-2013.
-
17
dll.) Adapun pengertian ilmu tajwid menurut istilah adalah ilmu yang
membahas tatacara membaca Al-Quran.
Ada pendapat lain yang mengatakan tajwid menurut bahasa adalah
tahsin: memperbaiki atau mendatangkan bacaan dengan baik. Sedangkan
menurut istilah adalah Ilmu yang mempelajari cara mengucapkan huruf-
huruf Al-Quran tentang tebal dan tipisnya, panjang dan pendeknya, sifat-
sifatnya, dan hukum membaca huruf Hijaiyah bila bertemu dengan huruf
yang lain. Sehingga menjadi suatu bacaan yang baik. Pengertian lain dari
ilmu tajwid ialah menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan sempurna dari
tiap-tiap bacaan ayat Al-Quran.
a. Kegunaan Ilmu Tajwid
Kegunaan dari mempelajari Ilmu Tajwid adalah:
1) Agar tidak ada kesalahan dalam membaca ayat-ayat Allah (Al-
Quran);
2) Agar aya-ayat yang kita baca sesuai dengan ketentuan-ketentuan
bahasa Arab, baik cara pengucapan huruf, sifat-sifat huruf dan kaidah-
kaidah yang telah ditetapkan oleh Ulama Ahli Qurro.
b. Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid
Mempelajari tajwid sebagai suatu ilmu pengetahuan hukumnya
Fardhu Kifayah yaitu jika sudah ada yang mempelajari istilah-istilah dan
teori ilmu tajwid maka kewajiban itu gugur bagi yang lainnya. Adapun
mempraktekan ilmu tajwid dalam membaca Al-Quran adalah Fardhu
Ain, yaitu kewajiban setiap umat Islam, dengan kata lain menggunakan
-
18
atau mengamalkan Ilmu tajwid adalah merupakan suatu keharusan, maka
barang siapa yang tidak memperbaiaki bacaan Al-Qur anya dia termasuk
berdosa. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran surat Al-
Muzammil ayat 4:
Artinya: Atau lebih dari seperdua itu. dan Bacalah Al Quran itu
dengan perlahan-lahan.9
Karena mempraktekan tajwid dalam membaca Al-Quran adalah
wajib sedang mempelajari istilah-istilahnya adalah fardhu kifayah.
Sedangkan menurut Ibnu Katsir Tartil artinya membaca Al-
Quran dengan perlahan-lahan dan hati-hati karena itu akan membantu
pemahaman dan tadabbur.
Para ulama menyatakan bahwa hukum bagi mempelajari tajwid
itu adalah fardhu kifayah tetapi mengamalkan tajwid ketika membaca Al-
Quran adalah fardhu 'ain atau wajib kepada lelaki dan perempuan yang
mukallaf atau dewasa.
Dengan demikian Tajwid adalah sebuah ilmu yang digunakan
untuk mengetahui kaidah atau tatacara membaca Al-Qur'an dengan baik
dan benar. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari
bagaimana cara membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang
terdapat dalam kitab suci Al-Qur'an maupun bukan.
9Depag RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran, 1984),
h. 988.
-
19
Fungsinya adalah untuk menjaga lidah dari kesalahan dalam membaca
Al-Qur'an. Karena kesalahan dalam membaca Al-Qur'an dapat membuat
perubahan arti dari kata atau kalimat yang dibaca. Hukum memakainya
dalam membaca Al-Qur'an wajib bagi siapa saja yang sudah tahu tentang
ilmu Tajwid ini. Sedangkan hukum belajar Tajwid itu sendiri Fardhu
Kifayah.10
Adapun dalil-dalil yang mewajibkan membaca Al-Quran dengan tajwid
antara lain:
1) Allah SWT berfirman yang artinya "Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan
perlahan/tartil (bertajwid)" (QS: Al-Muzzammil; 4. Ayat ini jelas
menunjukkan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad
untuk membaca Al-Quran yang diturunkan kepadaNya dengan tartil,
yaitu memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).
2) Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ummu Salamah R.A. (istri Nabi
SAW), ketika beliau ditanya tentang bagaimana bacaan dan shalat
Rasulullah SAW, maka beliau menjawab: "Ketahuilah bahwa Baginda
SAW shalat kemudian tidur yang lamanya sama seperti ketika beliau
shalat tadi, kemudian Baginda kembali shalat yang lamanya sama
seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur lagi yang lamanya
sama seperti ketika beliau shalat tadi hingga menjelang shubuh.
Kemudian dia (Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan
10Syaikh Muhammad Al-Mahmud, Hidayatul Mustafiid, (Semarang: Pustaka Halawiyyah,
1408H), h. 4.
-
20
Rasulullah SAW dengan menunjukkan (satu) bacaan yang
menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu." (Hadits 2847
Jamik At-Tirmizi).
3) Dalil ijma ulama. Adalah telah sepakat para ulama dari zaman
Rasulullah sampai zaman sekarang, bahwa membaca Al-Qur'an
dengan bertajwid adalah sesuatu yang fardhu dan wajib.
4) Ada juga pengertian dan adab dalam membaca Al-Quran diantaranya
adalah Istiadzah dan Basmalah. Istiadzah: Aku berlindung kepada
Allah dari syaitan yang terkutuk, dibaca dengan adab sebagaiberikut:
a) Dibaca pelan ketika tilawah dengan pelan.
b) Dibaca pelan ketika sendirian meskipun tilawah bersuara.
c) Dibaca keras bila tilawah keras dan ada orang lain yang
mendengarkan.
d) Ketika bergantian bisa dibaca oleh yang pertama saja, bisa juga
masing-masing membaca.
Sedangkan Basmalah: Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang mempunyai adab sebagai berikut:
a) Dibaca ketika memulai tilawah dari awal surat kecuali surat At-
Taubah.
b) Ketika tilawah dimulai ketika tilawah dimulai dari tengah
Basmalah boleh dibaca boleh tidak.11
11Syaikh Muhammad Al-Mahmud, Hidayatul Mustafiid, (Semarang: Pustaka Halawiyyah,
1408H), h. 3.
-
21
3. Pengertian Pondok Pesantren
Secara Etimologiistilah pesantren berasal dari kata pe-santri-an,
dimana kata "santri" berarti murid dalam Bahasa Jawa. Istilah pondok
berasal dari Bahasa Arab funduuq () yang berarti penginapan.Khusus di
Aceh, pesantren disebut juga dengan nama dayah. Biasanya pesantren
dipimpin oleh seorang Kyai. Untuk mengatur kehidupan pondok pesantren,
kyai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya,
mereka biasanya disebut lurah pondok. Tujuan para santri dipisahkan dari
orang tua dan keluarga mereka adalah agar mereka belajar hidup mandiri
dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan dengan kyai dan juga Tuhan.
Pendapat lainnya, pesantren berasal dari kata santri yang dapat
diartikan tempat santri. Kata santri berasal dari kata Cantrik (bahasa
Sansakerta, atau mungkin Jawa) yang berarti orang yang selalu mengikuti
guru, yang kemudian dikembangkan oleh Perguruan Taman Siswa dalam
sistem asrama yang disebut Pawiyatan. Istilah santri juga dalam ada dalam
bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji, sedang C. C Berg berpendapat
bahwa istilah tersebut berasal dari istilah shastri, yang dalam bahasa India
berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau seorang sarjana
ahli kitab suci agama Hindu.Terkadang juga dianggap sebagai gabungan
kata saint (manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga
kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.12
12H Rohadi Abdul Fatah, M Tata Taufik, Abdul Mukti Bisri, Rekontruksi Pesantren Masa
Depan, (Jakarta Utara: PT. Listafariska Putra, 2005), h. 11
-
22
Sedangkan menurut perananannya Pesantren pada mulanya
merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan penyiaran agama Islam.
Namun, dalam perkembangannya, lembaga ini semakin memperlebar
wilayah garapannya yang tidak melulu mengakselerasikan mobilitas vertikal
(dengan penjejelan materi-materi keagamaan), tetapi juga mobilitas
horizontal (kesadaran sosial).Pesantren kini tidak lagi berkutat pada
kurikulum yang berbasis keagamaan (regional-based curriculum) dan
cenderung melangit, tetapi juga kurikulum yang menyentuh persoalan
kikian masyarakat (society-based curriculum). Dengan demikian, pesantren
tidak bisa lagi didakwa semata-mata sebagai lembaga keagamaan murni,
tetapi juga (seharusnya) menjadi lembaga sosial yang hidup yang terus
merespons carut marut persoalan masyarakat di sekitarnya.13
Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang
merupakan produk budaya Indonesia. Keberadaan Pesantren di Indonesia
dimulai sejak Islam masuk negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan
keagamaan yang sebenarnya telah lama berkembang sebelum kedatangan
Islam.Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berurat akar di negeri
ini, pondok pesantren diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap
perjalanan sejarah bangsa.14
Istilah Pondok Pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan
satu pengertian. Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat
13Mastuki HS, El-sha, M. Ishom, Intelektualisme Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2006),
h.1. 14
H.Amin Haedari, Transformasi Pesantren, (Jakarta: Media Nusantara, 2007), h. 3.
-
23
belajar para santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana terbuat dari bambu.Disamping itu, kata pondok mungkin berasal
dari Bahasa Arab Funduq yang berarti asrama atau hotel. Di Jawa termasuk
Sunda dan Madura umumnya digunakan istilah pondok dan pesantren,
sedang di Aceh dikenal dengan Istilah dayah atau rangkang atau menuasa,
sedangkan di Minangkabau disebut surau. Menurut asal katanya pesantren
berasal dari kata santri yang mendapat imbuhan pe dan akhiran an yang
menunjukkan tempat. Dengan demikian pesantren artinya tempat para
santri.Selain itu, asal kata pesantren terkadang dianggap gabungan dari kata
santri (manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong) sehingga kata
pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik. Pondok
merupakan tempat penampungan sederhana bagi pelajar yang jauh dari
asalnya. Merupakan tempat tinggal Kiai bersama santrinya dan bekerjasama
untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Pondok bukanlah semata-mata
dimaksudkan sebagai tempat tinggal atau asrama santri untuk mengikuti
pelajaran yang diberikan oleh kiai, melainkan juga sebagai tempat latihan
bagi santri untuk hidup mandiri.15
Pesantren, pondok pesantren, atau sering disingkat pondok atau
ponpes, adalah sekolah Islam berasrama yang terdapat di Indonesia.
Pendidikan di dalam pesantren bertujuan untuk memperdalam pengetahuan
tentang Al-Quran dan Sunnah Rasul, dengan mempelajari bahasa Arab dan
kaidah-kaidah tata bahasa-bahasa Arab. Para pelajar pesantren (disebut
15www.kabar-pendidikan.blogspot.com, tgl: 24-3-2013.
-
24
sebagai santri) belajar di sekolah ini, sekaligus tinggal pada asrama yang
disediakan oleh pesantren. Institusi sejenis juga terdapat di negara-negara
lainnya, di Malaysia dan Thailand Selatan yang disebut sekolah pondok,
serta di India dan Pakistan yang disebut madrasah Islamia.16
Pondok Pesantren dalam penyelenggaraan pendidikannya berbentuk
asrama yang merupakan komunitas khusus di bawah pimpinan kyai dan
dibantu oleh ustadz yang berdomisili bersama-sama santri dengan masjid
sebagai pusat aktivitas belajar mengajar, serta pondok atau asrama sebagai
tempat tinggal para santri dan kehidupan bersifat kreatif, seperti satu
keluarga.17
Adastatemen yang sinonim dengan pesantren, antara lain: pondok,
surau, dayah dan lainnya. Tepatnya istilah Surau terdapat di Minangkabau,
Penyantren di Madura, Pondok di Jawa Barat dan Rangkang di Aceh.18
Ziemek mengatakan, kata pondok berasal dari kata funduq (Arab) yang
berarti ruang tidur atau wisma sederhana, karena pondok merupakan tempat
penampungan sederhana bagi pelajar yang jauh tempat tinggalnya,
sedangkan kata pesantrenberasal dari kata santri. Atau gabungan dari suku
kata sant (manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga
kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.19
Pondok pesantren merupakan satu bentuk pendidikan keislaman yang
16http://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren, tgl: 28-3-2013.
17Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), h. 6.
18Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat, (Bandung: Mizan, 1995), h.
17. 19
Zamakhsyari Dhofier, Op. Cit, h: 18.
-
25
melembaga di Indonesia. Kata pondok (kamar, gubug, rumah kecil) dipakai
dalam bahasa Indonesia dengan menekankan pada kesederhanaan
bangunan.20
Dalam perkembangannya, menampakkan keberadaan sebagai
lembaga pendidikan Islam yang mumpuni, di dalamnya didirikan sekolah,
baik secara formal maupun nonformal, bahkan sekarang pesantren
mempunyai trend baru dalam rangka memperbaharui sistem yang selama ini
digunakan yaitu :
a. Mulai akrab dengan metodologi kegiatan modern. b. Semakin berorientasi pada pendidikan fungsional, artinya terbuka atas
perkembangan di luar dirinya.
c. Diversifikasi program dan kegiatan makin terbuka dan ketergantungannyapun absolut dengan kyai sekaligus dapat membekali
para santri dengan berbagai pengetahuan di luar mata pelajaran agama,
maupun ketrampilan yang diperlukan di lapangan kerja.
d. Dapat berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat.21
Imam Bawani mengungkapkan, Pondok (asrama) merupakan bukti
tradisional suatu pesantren. Maka suatu pesantren dikatakan lembaga
pendidikan Islam tradisional jika memiliki pondok atau asrama santri yang
berstatus mukim. Kecenderungan untuk berkelana dalam menuntut ilmu
dan menetap di sebuah tempat dimana seorang guru berada, merupakan
tradisi yang menyatu dengan ulama masa lalu.22
Pengertian-pengertian di
atas sudah representatif tetapi konvensional, apalagi tahun 1996-an semarak
dengan pesantren-pesantren kilat. Fenomena ini apabila dikomparasikan
20Soedjoko Prasodjo, Profil Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1974), h. 11
21Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999),
h. 58. 22
Imam Bawani, Pesantren Tradisional, (Surabaya: Al-Ikhlas,1983), h. 129.
-
26
dengan muatan definisi di atas kurang valid. Sebab terdapat instrumen-
instrumen yang dalam definisi tersebut tidak terpenuhi. Jadi definisi yang
bisa mewakilkan untuk terminologi pesantren dalam konotasi konvensional
dan kontemporer adalah suatu komunitas ulama/kyai, guru, serta santri atau
murid, dalam lingkungannya yang berupa pesantren atau asrama, masjid,
atau gedung-gedung, sebagai tempat pendidikan yang mengajarkan dan
mengajarkan ajaran Islam. Sifat organisasi ini bila permanen (dalam waktu
relatif lama) atau insidental (sebentar) seperti pesantren kilat, kehidupannya
bersifat kolektif (menyatu seperti keluarga), integritas pesantren dapat
independen dan bisa dependen serta menyatu dengan kehidupan sosial
masyarakatnya.23
Dari pengertian di atas, pondok pesantren merupakan lembaga
pendidikan Agama Islam, dengan sistem asrama yang di dalamnya
berisikan sekurang-kurangnya tiga unsur pokok yaitu: kyai, sebagai
pengasuh sekaligus pengajar, santri yang belajar dan masjid sebagai tempat
beribadah dan sentral kegiatan. Solidaritas dalam pesanten sangat begitu
menonjol dimasyarakat karena dampak positifnya dapat dirasakan oleh
masyarakat sekitarnya.
a. Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren di Indonesia
Umumnya, suatu pondok pesantren berawal dari adanya seorang
kyai di suatu tempat, kemudian datang santri yang ingin belajar agama
23http://www.perkuliahan.com/pengertian-pondok-pesantren/#ixzz2ORb3VxVw, tgl: 24-3-
2013.
-
27
kepadanya. Setelah semakin hari semakin banyak santri yang datang,
timbullah inisiatif untuk mendirikan pondok atau asrama di samping
rumah kyai. Pada zaman dahulu kyai tidak merencanakan bagaimana
membangun pondoknya itu, namun yang terpikir hanyalah bagaimana
mengajarkan ilmu agama supaya dapat dipahami dan dimengerti oleh
santri. Kyai saat itu belum memberikan perhatian terhadap tempat-tempat
yang didiami oleh para santri, yang umumnya sangat kecil dan
sederhana. Mereka menempati sebuah gedung atau rumah kecil yang
mereka dirikan sendiri di sekitar rumah kyai. Semakin banyak jumlah
santri, semakin bertambah pula gubug yang didirikan. Para santri
selanjutnya memopulerkan keberadaan pondok pesantren tersebut,
sehingga menjadi terkenal kemana-mana.24
Pondok Pesantren di
Indonesia memiliki peran yang sangat besar, baik bagi kemajuan Islam
itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Berdasarkan catatan yang ada, kegiatan pendidikan agama di Nusantara
telah dimulai sejak tahun 1596. Kegiatan agama inilah yang kemudain
dikenal dengan nama Pondok Pesantren. Bahkan dalam catatan Howard
M. Federspiel salah seorang pengkaji ke-Islaman di Indonesia, menjelang
abad ke-12 pusat-pusat studi di Aceh (pesantren disebut dengan nama
Dayah di Aceh) dan Palembang (Sumatera), di Jawa Timur dan di Gowa
24Rochidin Wahab, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Bandung: CV. Alfabeta, 2004),
h. 153,154.
-
28
(Sulawesi) telah menghasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menarik
santri untuk belajar.25
Sejak awal masuknya Islam ke Indonesia, pendidikan Islam
merupakan kepentingan tinggi bagi kaum muslimin. Tetapi hanya sedikit
sekali yang dapat kita ketahui tentang perkembangan pesantren di masa
lalu, terutama sebelum Indonesia dijajah Belanda, karena dokumentasi
sejarah sangat kurang. Bukti yang dapat kita pastikan menunjukkan
bahwa pemerintah penjajahan Belanda memang membawa kemajuan
teknologi ke Indonesia dan memperkenalkan sistem dan metode
pendidikan baru. Namun, pemerintahan Belanda tidak melaksanakan
kebijaksanaan yang mendorong sistem pendidikan yang sudah ada di
Indonesia, yaitu sistem pendidikan Islam.Malah pemerintahan penjajahan
Belanda membuat kebijaksanaan dan peraturan yang membatasi dan
merugikan pendidikan Islam.Ini bisa kita lihat dari kebijaksanaan berikut.
Pada tahun 1882 pemerintah Belanda mendirikan Priesterreden
(Pengadilan Agama) yang bertugas mengawasi kehidupan beragama dan
pendidikan pesantren. Tidak begitu lama setelah itu, dikeluarkan
Ordonansi tahun 1905 yang berisi peraturan bahwa guru-guru agama
yang akanmengajar harus mendapatkan izin dari pemerintah setempat.
Peraturan yang lebih ketat lagi dibuat pada tahun 1925 yang membatasi
siapa yang boleh memberikan pelajaran mengaji. Akhirnya, pada tahun
1932 peraturan dikeluarkan yang dapat memberantas dan menutup
25Irfan Hielmy, Wancana Islam, (Ciamis: Pusat Informasi Pesantren, 2000), h. 120.
-
29
madrasah dan sekolah yang tidak ada izinnya atau yang memberikan
pelajaran yang tak disukai oleh pemerintah.
Peraturan-peraturan tersebut membuktikan kekurangadilan
kebijaksanaan pemerintah penjajahan Belanda terhadap pendidikan Islam
di Indonesia.Namun demikian, pendidikan pondok pesantren juga
menghadapi tantangan pada masa kemerdekaan Indonesia. Setelah
penyerahan kedaulatan pada tahun 1949, pemerintah Republik Indonesia
mendorong pembangunan sekolah umum seluas-luasnya dan membuka
secara luas jabatan-jabatan dalam administrasi modern bagi bangsa
Indonesia yang terdidik dalam sekolah-sekolah umum tersebut. Dampak
kebijaksanaan tersebut adalah bahwa kekuatan pesantren sebagai pusat
pendidikan Islam di Indonesia menurun. Ini berarti bahwa jumlah anak-
anak muda yang dulu tertarik kepada pendidikan pesantren menurun
dibandingkan dengan anak-anak muda yang ingin mengikuti pendidikan
sekolah umum yang baru saja diperluas.Akibatnya, banyak sekali
pesantren-pesantren kecil mati sebab santrinya kurang cukup banyak.
Jika kita melihat peraturan-peraturan tersebut baik yang
dikeluarkan pemerintah Belanda selama bertahun-tahun maupun yang
dibuat pemerintah RI, memang masuk akal untuk menarik kesimpulan
bahwa perkembangan dan pertumbuhan sistem pendidikan Islam, dan
terutama sistem pesantren, cukup pelan karena ternyata sangat terbatas.
Akan tetapi, apa yang dapat disaksikan dalam sejarah adalah
pertumbuhan pendidikan pesantren yang kuatnya dan pesatnya luar biasa.
-
30
Seperti yang dikatakan Zuhairini (1997:150), ternyata jiwa Islam tetap
terpelihara dengan baik di Indonesia.26
b. Unsur-unsur Sebuah Pesantren
Untuk memberi definisi sebuah pondok pesantren, harus kita
melihat makna perkataannya. Kata pondok berarti tempat yang dipakai
untuk makan dan istirahat.Istilah pondok dalam konteks dunia pesantren
berasal dari pengertian asrama-asrama bagi para santri. Perkataan
pesantren berasal dari kata santri, yang dengan awalan pedi depan dan
akhiran an berarti tempat tinggal para santri. Maka pondok pesantren
adalah asrama tempat tinggal para santri. Menurut Wahid, pondok
pesantren mirip dengan akademi militer atau biara (monestory, convent)
dalam arti bahwa mereka yang berada di sana mengalami suatu kondisi
totalitas. Sekarang di Indonesia ada ribuan lembaga pendidikan Islam
terletak diseluruh nusantara dan dikenal sebagai dayah dan rangkang di
Aceh, surau di Sumatra Barat, dan pondok pesantren di Jawa. Pondok
pesantren di Jawa itu membentuk banyak macam-macam jenis.Perbedaan
jenis-jenis pondok pesantren di Jawa dapat dilihat dari segi ilmu yang
diajarkan, jumlah santri, pola kepemimpinan atau perkembangan ilmu
teknologi. Namun demikian, ada unsur-unsur pokok pesantren yang
harus dimiliki setiap pondok pesantren. Unsur-unsur pokok pesantren,
yaitu kyai, masjid, santri, pondok dan kitab Islam klasik (atau kitab
26Mayra Walsh, Pondok Pesantren Dan Ajaran Golongan Islam Ekstrim (Studi Kasus Di
Pondok Pesantren Modern PutriDarur Ridwan Parangharjo, Banyuwangi), Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang, (2002), h. 12.
-
31
kuning), adalah elemen unik yang membedakan sistem pendidikan
pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya.
1) Kyai
Peran penting kyai dalam pendirian, pertumbuhan,
perkembangan dan pengurusan sebuah pesantren berarti dia
merupakan unsur yang paling esensial. Sebagai pemimpin pesantren,
watak dan keberhasilan pesantren banyak bergantung pada keahlian
dan kedalaman ilmu, karismatik dan wibawa, serta ketrampilan kyai.
Dalam konteks ini, pribadi kyai sangat menentukan sebab dia adalah
tokoh sentral dalam pesantren. Istilah kyai bukan berasal dari bahasa
Arab, melainkan dari bahasa Jawa. Dalam bahasa Jawa, perkataan
kyai dipakai untuk tiga jenis gelar yang berbeda, yaitu:
a) sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap
keramat; contohnya, kyai garuda kencana dipakai untuk sebutkan
kereta emas yang ada di Kraton Yogyakarta;
b) gelar kehormatan bagi orang-orang tua pada umumnya;
c) gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada orang ahli agama
Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan
mengajar kitab-kitab Islam klasik kepada para santrinya.
2) Masjid
Sangkut paut pendidikan Islam dan masjid sangat dekat dan
erat dalam tradisi Islam di seluruh dunia. Dahulu, kaum muslimin
selalu memanfaatkan masjid untuk tempat beribadah dan juga sebagai
-
32
tempat lembaga pendidikan Islam. Sebagai pusat kehidupan
rohani,sosial dan politik, dan pendidikan Islam, masjid merupakan
aspek kehidupan sehari-hari yang sangat penting bagi masyarakat.
Dalam rangka pesantren, masjid dianggap sebagai tempat yang
paling tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam praktek
sembahyang lima waktu, khutbah, dan sembahyang Jumat, dan
pengajaran kitab-kitab Islam klasik. Biasanya yang pertama-tama
didirikan oleh seorang kyai yang ingin mengembangkan sebuah
pesantren adalah masjid. Masjid itu terletak dekat atau di belakang
rumah kyai.
3) Santri
Santri merupakan unsur yang penting sekali dalam
perkembangan sebuah pesantren karena langkah pertama dalam tahap-
tahap membangun pesantren adalah bahwa harus ada murid yang
datang untuk belajar dari seorang alim. Kalau murid itu sudah
menetap di rumah seorang alim, baru seorang alim itu bisa disebut
kyai dan mulai membangun fasilitas yang lebih lengkap untuk
pondoknya.
Santri biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu santri kalong
dan santri mukim. Santri kalong merupakan bagian santri yang tidak
menetap dalam pondok tetapi pulang ke rumah masing-masing
sesudah selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren. Santri kalong
biasanya berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren jadi tidak
-
33
keberatan kalau sering pergi pulang. Makna santri mukim ialah putera
atau puteri yang menetap dalam pondok pesantren dan biasanya
berasal dari daerah jauh. Pada masa lalu, kesempatan untuk pergi dan
menetap di sebuah pesantren yang jauh merupakan suatu
keistimewaan untuk santri karena dia harus penuh cita-cita, memiliki
keberanian yang cukup dan siap menghadapi sendiri tantangan yang
akan dialaminya di pesantren.
4) Pondok
Definisi singkat istilah pondok adalah tempat sederhana yang
merupakan tempat tinggal kyai bersama para santrinya. Di Jawa,
besarnya pondok tergantung pada jumlah santrinya. Adanya pondok
yang sangat kecil dengan jumlah santri kurang dari seratus sampai
pondok yang memiliki tanah yang luas dengan jumlah santri lebih dari
tiga ribu.Tanpa memperhatikan berapa jumlah santri, asrama santri
wanita selalu dipisahkan dengan asrama santri laki-laki. Komplek
sebuah pesantren memiliki gedung-gedung selain dari asrama santri
dan rumah kyai, termasuk perumahan ustad, gedung madrasah,
lapangan olahraga, kantin, koperasi, lahan pertanian dan/atau lahan
pertenakan. Kadang-kadang bangunan pondok didirikan sendiri oleh
kyai dan kadang-kadang oleh penduduk desa yang bekerja sama untuk
mengumpulkan dana yang dibutuhkan. Salah satu niat pondok selain
dari yang dimaksudkan sebagai tempat asrama para santri adalah
sebagai tempat latihan bagi santri untuk mengembangkan ketrampilan
-
34
kemandiriannya agar mereka siap hidup mandiri dalam masyarakat
sesudah tamat dari pesantren. Santri harus memasak sendiri, mencuci
pakaian sendiri dan diberi tugas seperti memelihara lingkungan
pondok. Sistem asrama ini merupakan ciri khas tradisi pesantren yang
membedakan sistem pendidikan pesantren dengan sistem pendidikan
Islam lain seperti sistem pendidikan di daerah Minangkabau yang
disebut surau atau sistem yang digunakan di Afghanistan.27
5) Kitab-Kitab Islam Klasik:
Kitab-kitab Islam klasik dikarang para ulama terdahulu dan
termasuk pelajaran mengenai macam-macam ilmu pengetahuan agam
Islam dan Bahasa Arab. Dalam kalangan pesantren, kitab-kitab Islam
klasik sering disebut kitab kuning oleh karena warna kertas edisi-edisi
kitab kebanyakan berwarna kuning. Pada saat ini, kebanyakan
pesantren telah mengambil pengajaran pengetahuan umum sebagai
suatu bagian yang juga penting dalam pendidikan pesantren, namun
pengajaran kitab-kitab Islam klasik masih diberi kepentingan tinggi.
Pada umumnya, pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana,
kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab yang lebih mendalam dan
tingkatan suatu pesantren bisa diketahui dari jenis kitab-kitab yang
diajarkan. Ada delapan macam bidang pengetahuan yang diajarkan
dalam kitab-kitab Islam klasik, termasuk:
27Mayra Walsh, Pondok Pesantren Dan Ajaran Golongan Islam Ekstrim (Studi Kasus Di
Pondok Pesantren Modern Putri Darur Ridwan Parangharjo, Banyuwangi), Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang, (2002), h. 10,11.
-
35
a) nahwu dan saraf (morfologi); b) fiqh; c) usul fiqh; d) hadits; e) tafsir; f) tauhid; g) tasawwuf dan etika; h) cabang-cabang lain seperti tarikh dan balaghah.
Semua jenis kitab ini dapat digolongkan kedalam kelompok
menurut tingkat ajarannya, misalnya: tingkat dasar, menengah dan
lanjut. Kitab yang diajarkan di pesantren di Jawa pada umumnya
sama.28
4. Pengertian Kefasihan
Definisi kepasihan menurut kamus besar bahasa indonesia:
fasih a lancar, bersih, dan baik lafalnya (tt berbahasa, bercakap-cakap,
mengaji, dsb
-- lidah pandai berkata-kata; petah lidah;
memfasihkan v melatih supaya fasih;
memperfasih v membuat (mengusahakan) supaya lebih fasih;
kefasihan n perihal fasih (dl berbahasa, berbicara, dsb29
Dan definisi kepasihan menurut thesaurus:
fasih 1) a bacar, bijak, calak, cepat, galir, lancar, lincir, lincir lidah, pantas,
petah, petah lidah, petes; memahami, menguasai ant gagap;
kefasihan n kecalakan, kelancaran, kemahiran, kepetahlidahan
28Mayra Walsh, Pondok Pesantren Dan Ajaran Golongan Islam Ekstrim (Studi Kasus Di
Pondok Pesantren Modern Putri Darur Ridwan Parangharjo, Banyuwangi), Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang, (2002), h. 11,12. 29
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 213.
-
36
Dan juga definisi kepasihan menurut kamus seasite
fasih : lancar; tidak tersendat-sendat.
Sedangkan menurut kamus globlal kepasihan berarti:
a. pandai/fasih bicara;
b. penuh perasaan;
c. yang mengesankan.30
Dengan demikian fasih mengandung arti lancar, bersih, dan baik
lafalnya dalam berbicara maupun dalam membaca, sedangkan kepasihan
merupakan perihal dari fasih atau dapat di gambarkan seperti di bawah ini:
Gambar 2.1
Sekema Tentang Pengertian Fasih
Atau 31
5. Pengertian Membaca
Membaca adalah sebuah keharusan bila kita ingin menguasai dunia.
Dengan membaca, pandangan kita menjadi lebih terbuka terhadap hal-hal
baru yang tidak kita ketahui sebelumnya. Bila sebelumnya membaca identik
30http://kamus.sabda.org/kamus/kefasihan, tgl: 24-3-2013.
31http://www.artikata.com/arti-363374-kefasihan.html, tgl: 28-3-2013.
-
37
dengan buku, maka di jaman yang serba digital ini membaca tidak hanya
terpaku pada membaca buku karena segala informasi terkini telah tersedia di
dunia maya.32
Membaca adalah kegiatan merespon lambang-lambang cetak atau
lambang-lambang tulis dengan pengertian yang tepat (Harjasujana &
Maryati). Membaca adalah suatu kegiatan berbaha untuk memahami
lambang-lambang bunyi bahasa yang tertulis baik bersuaar ataupun tidak
dalam memahami informasi- informasi yang disajikan (Herususanto).
Membaca adalah proses psikologis, proses sensorik, proses perseptual, dan
proses perkembangan (Harras dan Sulistianingsih).33
a. Tujuan Membaca
1) mendapatkan informasi factual;
2) memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus;
3) memberikan penilaian tentang karya sastra;
4) memperoleh kenikmatan emosi;
5) mengisi waktu luang (Nurhadi).
b. Jenis Membaca
1) Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah proses melisankan sebuah tulisan dengan
memperhatikan suara, intonasi, dan tekanan secara tepat, yang diikuti
oleh pemahaman makna bacaan oleh pembaca (Kamidjan).
32http://carapedia.com/pengertian_definisi_membaca_info2149.html, tgl: 24-3-2013.
33http://www.slideshare.net/rafaselamanya9/pengertian-membaca-dan-jenis, tgl: 24-3-2013.
-
38
Ketrampilan dalam membaca nyaring:
a) Penggunaan ucapan yang tepat;
b) Pemenggalan frase yang tepat;
c) Penggunaan intonasi, nada, dan tekanan yang tepat;
d) Penggunaan tanda baca dengan baik;
e) Penggunaan suara yang jelas;
f) Penggunaan ekspresi yang tepat;
g) Pengaturan kecepatan membaca;
h) Pengaturan ketepatan pernapasan;
i) Pemahaman bacaan;
j) Pemilikan rasa percaya diri.
2) Membaca Dalam Hati (Membaca Ekstensif dan Membaca Intensif)
a) Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif adalah proses membaca yang dilakukan dalam
waktu yang singkat dan dengan bahan bacaan yang beranekaragam.
Tujuan Membaca Ekstensif Memahami isi yang penting dalam
buku. Menurut Brougton ada 3 macam membaca :
- Membaca Survey
Kegiatam membaca yang bertujuan untuk mengetahui gambaran
umum isi dan ruang lingkup bahan bacaan, membaca survei
merupakan kegiatan membaca misalnya melihat judul,
pengarang, daftar isi dll.
- Membaca sekilas
-
39
Kegiatan membaca yang menyebabkan mata kita bergerak cepat
melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan
mendapatkan informasi secara cepat (skimming).
- Membaca dangkal
Kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang
dangkal dari bahan bacaan yang kita baca.Bahan bacaannya
merupakan bahan bacaan yang ringan karena tujuannya untuk
mencari kesenangan.
b) Membaca Intensif
Membaca Intensif adalah Kegiatan membaca yang dilaksanakan
secara seksama dan merupakan salah satu upaya untuk
menumbuhkandan mengasah kemampuan membaca secara kritis.34
6. Pengertian Al-Quran
Arti kata Quran dan apa yang dimaksud dengan Al-Quran menurut
bahasa yang berarti bacaan. Di dalam Al-Quran sendiri ada pemakaian
kata Quran dalam arti demikian sebagai tersebut dalam ayat 17-18 surat
Al-Qiyaamah yang berbunyi:
Artinya: Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu)
dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami Telah selesai
membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.35
34http://ilmus3mesta.blogspot.com/2012/02/pengetian-membaca-dan-jenis-jenisnya.html, tgl:
24-3-2013. 35
Depag RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran, 1984), h. 999.
-
40
Kemudian dipakai kata Quran itu untuk Al-Quran yang dikenal
sekarang ini. Adapun definisi Al-Quran ialah: kalam Allah SWT yang
merupakan mujizat yang diturunkan/diwahyukan kepada Nabi Muhamad
SAW dan membacanya adalah ibadat.36
Al-Qur`an adalah kalamullah,
firman Allah SWT, ia bukanlah kata-kata manusia, bukan pula kata-kata jin,
setan, atau malaikat. Al-Qur`an bukan berasal dari pikiran makhluk, bukan
syair, bukan sihir, bukan pula produk kontemplasi atau hasil pemikiran
filsafat manusia. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur`an Surah
An-Najm ayat 3-4: "Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur`an)
menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu
yang diwahyukan (kepadanya)"37
Al-Qurn (ejaan KBBI: Alquran, Arab: ) adalah kitab suci
agama Islam. Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan
penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, dan bagian dari
rukun iman, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi
wa sallam, melalui perantaraan Malaikat Jibril. Dan sebagai wahyu pertama
yang diterima oleh Rasulullah SAW adalah sebagaimana yang terdapat
dalam surat Al-'Alaq ayat 1-5. Ditinjau dari segi kebahasaan, Al-Quran
berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca
berulang-ulang". Kata Al-Quran adalah bentuk kata benda (masdar) dari
36Depag RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran, 1984),
h. 16. 37
http://lam-alif.com/showthread.php/461-Pengertian-AL-Qur-an-menurut-para-ahli, tgl: 28-3-
2013.
-
41
kata kerja qara'a yang artinya membaca. Dr. Subhi Al Salih mendefinisikan
Al-Qur'an sebagai berikut: Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta
diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah.
Adapun Muhammad Ali ash-Shabuni mendefinisikan Al-Qur'an
sebagai berikut:
"Al-Qur'an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan
Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian
disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan
mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah
dan ditutup dengan surat An-Nas"38
Dan menurut Syekh Muhammad Khudri Beik, Al-Qur`an ialah
firman Allah SWT yang berbahasa Arab, diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW untuk dipahami isinya, disampaikan kepada kita secara
mutawatir, ditulis dalam mushaf dimulai dengan Surah Al-Fatihah dan
diakhiri Surah An-Nas. Juga menurut Syekh Muhammad Abduh, Al-Kitab
atau Al-Qur`an ialah bacaan yang telah tertulis dalam mushaf yang terjaga
dalam hafalan-hafalan umat Islam. Sedangkan menurut Muhammad Abdul
Azim az-Zarqani, Al-Qur`an adalah kitab yang menjadi mukjizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, ditulis dalam mushaf dan
disampaikan secara mutawatir.39
38www.almanhaj.or.id Hukum Menyentuh Atau Memegang Al-Qur'an Bagi Orang Junub,
Wanita Haid Dan Nifas, tgl: 8-5-2010. 39
http://lam-alif.com/showthread.php/461-Pengertian-AL-Qur-an-menurut-para-ahli, tgl: 28-3-
2013
-
42
Dengan definisi tersebut di atas sebagaimana dipercayai Muslim,
firman Allah yang diturunkan kepada Nabi selain Nabi Muhammad SAW,
tidak dinamakan Al-Quran seperti Kitab Taurat yang diturunkan kepada
umat Nabi Musa AS atau Kitab Injil yang diturunkan kepada umat Nabi Isa
AS. Demikian pula firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang membacanya tidak dianggap sebagai ibadah, seperti Hadits
Qudsi, tidak termasuk Al-Quran.
7. Mata Pelajaran Baca Tulis Quran di Madrasah Diniyah
Perkembangan dunia pendidikan saat ini sangat pesat sekali, tidak
sedikit sekolah yang sudah menggunakan fasilitas teknologi dalam
pembelajaran demi untuk peningkatan mutu siswa. Namun tidak sedikit pula
sekolah yang perhatian terhadap pembelajaran pendidikan agama Islam
khususnya pada bidang Baca Tulis Al-Quran. Dalam kenyataannya, banyak
sekali siswa-siswa SMP, MTs, SMA, bahkan mahasiswa yang tidak mampu
membaca dan menulis Al-Quran. Sementara pelajaran Baca Tulis Al-
Quran merupakan bagian yang sangat mendasar untuk memahami Al-
Quran dan Al-Hadist sebagai sumber ajaran agama Islam. Sebab
pendidikan agama Islam sangat berpengaruh terhadap pembentukan
perilaku, kemampuan sumber daya manusia seseorang, sehingga bermanfaat
dan memberikan kemaslahatan bagi dirinya dan masyarakat pada umumnya,
menuju manusia yang berakhlaq mulia dalam kehidupan sosial sehari-hari.40
40http://skripsi.umm.ac.id/files/disk1/191/jiptummpp-gdl-s1-2007-apriyani99-9540-1.+Penda-
n.pdf, tgl: 28-3-2013.
-
43
B. Kerangka Berfikir
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisi yang telah
ada di indonesia setelah sekolah-sekolah pola barat maju. Karakteristik suatu
pesantren ditandai dengan adanya pondok (asrama), mesjid, pengajaran dengan
kitab-kitab Islam klasik, santri dan kyai. Pengaruh kyai bukan hanya dominan
dalam kalangan pesantren tetapi juga kepada warga desa kawasan daerah
disekitarnya. Tujuan pendidikan pesantren bukan untuk mengajar kepentingan
kekuasaan, harta dan keagungan duniawi saja, namun semata-mata merupakan
kewajiban dan pengabdian kepada Allah SWT, perkembangan suatu pesantren
sepenuhnya terletak pada kemampuan dan wawasan kiyainya. Kiyai
merupakan faktor dominan dari sebuah pesantren, upaya para kiyai yang paling
utama dalam melestarikan tradisi pesantren ialah membangun solidaritas dan
kerjasama secara internal dan eksternal. Kaitannya dengan pesantren yang
dominan dikenal oleh masyarakat luas yaitu mengenai pembacaan Al-Quran
yang fasih, dengan kata lain yaitu pendidikan ilmu tajwid yang mendalam.
Sementara ilmu merupakan semacam pengetahuan yang mempunyai
ciri-ciri, tanda-tanda dan syarat-syarat tertentu. Sedangkan tajwid adalah
membaguskan bacaan Al-Quran sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid
yang berlaku atau mempelajari cara mengucapkan huruf-huruf Al-Quran
tentang tebal dan tipisnya, panjang dan pendeknya, sifat-sifatnya, dan hukum
membaca Al-Quran.
Mempelajari tajwid sebagai suatu ilmu pengetahuan hukumnya Fardhu
Kifayah, tetapi mengamalkan tajwid ketika membaca Al-Quran adalah fardhu
-
44
'ain atau wajib kepada lelaki dan perempuan yang mukallaf atau dewasa. Oleh
karena itu, pondok pesantren sangat mempunyai peran yang sangat penting
dalam mendidik para santrinya supaya fasih dalam membaca Al-Quran.
Sementara itu, pelajaran Baca Tulis Quran yang mengisi KBM di MD
Takmiliyah Wadowetan sangat erat kaitannya dengan pengajaran tajwid di
pondok pesantren. Ilmu tajwid yang diajarkan para kiyai dipesantren pada
santrinya, yang sebagian merupakan siswa MD Takmiliyah Wadowetan dalam
hal membaca Al-Quran-nya pada pelajaran Baca Tulis Quran sekilas dapat
dibedakan kepasihan membacanya dengan siswa yang tidak menunutut ilmu di
pesantren.
Mengingat pentingnya pengajaran ilmu tajwid di pondok pesantren
terhadap kepasihan siswa dalam membaca Al-Quran pada mata pelajaran Baca
Tulis Quran, penulis skematikan dalam bentuk kerangka sebagai berikut:
Sistem pengajara ilmu
tajwid
di pondok pesantren
Al-Hidayah
- Materi pembelajaran - Metode pembelajaran - Memilih alat dan
sumber
- Memilih waktu yang
efektif
Pelaksanaan
pendidikan BTQ di
MD Takmiliah
Wadowetan
- Materi pembelajaran - Metode pembelajaran - Memilih alat dan
sumber
- Memilih waktu
Kepasihan siswa dalam
membaca Al-Quran
-
45
C. Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan sementara mengenai suatu hal
yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan
pengecekan.41
Hipotesis yang dapat digambarkan dalam penelitian ini adalah:
- H0 = Tidak ada pengaruh pengajaran ilmu tajwid di pondok pesantren Al-
Hidayah terhadap kepasihan siswa dalam membaca Al-Quran pada mata
ajar Baca Tulis Al-Quran (BTQ) di Madrasah Diniah Takmiliah Desa
Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka;
- Ha = Adanya pengaruh pengajaran ilmu tajwid di pondok pesantren Al-
Hidayah terhadap kepasihan siswa dalam membaca Al-Quran pada mata
ajar Baca Tulis Al-Quran (BTQ) di Madrasah Diniah Takmiliah Desa
Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka;
41Nana Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 1996), h. 219.