BAB II Pengaruh Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren terhadap Kepasihan Bacaan Al-Qur’an...

33
13 BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Pengajaran Proses pembelajaran dialami setiap orang sepanjang hayat serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran merupakan interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pada dasarnya Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. Di dalam pembelajaran dapat berlangsung dengan atau tanpa hadirnya guru. Dalam proses belajar terdapat komponen pendukung yang dapat mendorong tercapainya tujuan utama dari proses pembelajaran yang

Transcript of BAB II Pengaruh Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren terhadap Kepasihan Bacaan Al-Qur’an...

  • 13

    BAB II

    LANDASAN TEORI PENELITIAN

    A. Deskripsi Teori

    1. Pengertian Pengajaran

    Proses pembelajaran dialami setiap orang sepanjang hayat serta

    dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran merupakan interaksi

    antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan

    perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas guru yang

    paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya

    perubahan perilaku bagi peserta didik. Pada dasarnya Pembelajaran

    mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun

    mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru

    mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran

    hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga

    dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan

    (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan

    hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan

    pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta

    didik. Di dalam pembelajaran dapat berlangsung dengan atau tanpa hadirnya

    guru.

    Dalam proses belajar terdapat komponen pendukung yang dapat

    mendorong tercapainya tujuan utama dari proses pembelajaran yang

  • 14

    ditandai dengan adanya perubahan perilaku. Proses belajar dapat terjadi baik

    secara alamiah maupun direkayasa. Proses balajar secara alamiah biasanya

    terjadi pada kegiatan yang umumya dilakukan oleh setiap orang dan

    kegiatan belajar ini tidak direncanakan. Sedangkan proses belajar yang

    direkayasa merupakan proses belajar yang memiliki sistematika yang jelas

    dan telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan yang diinginkan.

    Dalam proses ini metode yang digunakan disesuaikan dengan tujuan yang

    hendak dicapai. Dalam hal ini proses belajar yang direkayasa yang lebih

    memungkinkan tercapainya perubahan perilaku karena ada rancangan yang

    berisi metode dan alat pendukung.

    Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, kegiatan

    pembelajaran harus dirancang untuk memberikan pengalaman belajar pada

    peserta didik. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui

    penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada

    peserta didik. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran disusun untuk

    memberikan bantuan kepada pengajar, khususnya siswa agar dapat

    melaksanakan proses pembelajaran secara professional. Kegiatan

    pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa

    secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. Penentuan urutan

    kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan kirarki konsep materi

    pembelajaran, dan rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran

  • 15

    minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan

    pengalaman belajar siswa yaitu kegiatan siswa dan materi.6

    Pengajaran ialah sesuatu tugasan dan aktiviti yang diusahakan

    bersama oleh guru dan muridnya. Pengajaran ini adalah dirancangkan guru

    secara sisitematik dan teliti untuk melaksanakannya dengan kaedah dan

    teknik mengajar yang sesuai, membimbing, menggalak dan memotivasikan

    murid supaya mengambil inisiatif untuk belajar, demi memperolehi ilmu

    pengetahuan dan menguasai kemahiran yang diperlukan.

    Umumnya Pembelajaran merupakan proses memperolehi ilmu

    pengetahuan atau kemahiran. Mengikut Robert M. Gagne (1970) dalam

    The Condition of Learning, pembelajaran merupakan perubahan

    tingkahlaku atau kebolehan seseorang yang dapat dikekalkan, tidak

    termasuk perubahan yang disebabkan proses pertumbuhan. Mengikut

    Woolfolk (1980) dalam Educational Psychology for Teachers, pembelajaran

    dilihat sebagai perubahan dalaman yang berlaku kepada seseorang dengan

    membentuk perkaitan yang baru, atau sebagai potensi yang sanggup

    menghasilkan tindak balas yang baru.7

    2. Pengertian Ilmu Tajwid

    Kata ilmu secara etimologi berarti tahu atau pengetahuan. Kata ilmu

    berasal dari bahasa Arab Alima-yalamu, dan science dari bahasa Latin

    6http://hendrasmart-hendrasmart.blogspot.com/2011/07/definisi-pengajaran-dan-

    pembelajaran.html, tgl: 24-3-2013. 7http://sarinapraktikum.blogspot.com/2009/07/definisi-pengajaran-dan-pembelajaran.html, tgl:

    24-3-2013.

  • 16

    Scio, scrie artinya to know. Sinonim yang paling akurat dalam bahasa

    Yunani adalah epitisteme. Sedangkan secara terminology ilmu atau science

    adalah semacam pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri, tanda-tanda dan

    syarat-syarat tertentu. Menurut ensiklopedia pengertian ilmu adalah Ilmu

    pengetahuan yaitu suatu system dari pelbagai pengetahuan yang masing-

    masing mengenai suatu lapangan pengetahuan tertentu, yang disusun

    sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu, sehingga menjadi kesatuan

    suatu sistem dari pelbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan

    sebagai hasil pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan memakai

    metode tertentu (induksi, deduksi). Dari berbagai definisi di atas kiranya

    dapat dipahami bahwa ilmu adalah sekumpulan pengetahuan yang

    diorganisir secara sistematis berdasarkan pengalaman dan pengamatan yang

    kemudian dihubungkan berdasarkan pemikiran yang cermat dan teliti dan

    dapat dipertanggungjawabkan dengan berdasarkan metode.8

    Sedangkan tajwid menurut bahasa, artinya membaguskan. Dan

    menurut istilah, tajwid adalah membaguskan bacaan Al-Quran sesuai

    dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid yang berlaku. Imam Ali bin Tholib

    mengatakan bahwa Tajwid adalah mengeluarkan setiap huruf dari

    makhrojnya dan memberikan hak setiap huruf (yaitu sifat yang melekat pada

    huruf tersebut seperti qolqolah, Hams, dll) dan mustahaq huruf (yaitu sifat-

    sifat huruf yang terjadi karena sebab-sebab tertentu, seperti izhar, idghom,

    8http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2069565-pengertian-ilmu/#ixzz2JPpBv41w, tgl:

    24-3-2013.

  • 17

    dll.) Adapun pengertian ilmu tajwid menurut istilah adalah ilmu yang

    membahas tatacara membaca Al-Quran.

    Ada pendapat lain yang mengatakan tajwid menurut bahasa adalah

    tahsin: memperbaiki atau mendatangkan bacaan dengan baik. Sedangkan

    menurut istilah adalah Ilmu yang mempelajari cara mengucapkan huruf-

    huruf Al-Quran tentang tebal dan tipisnya, panjang dan pendeknya, sifat-

    sifatnya, dan hukum membaca huruf Hijaiyah bila bertemu dengan huruf

    yang lain. Sehingga menjadi suatu bacaan yang baik. Pengertian lain dari

    ilmu tajwid ialah menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan sempurna dari

    tiap-tiap bacaan ayat Al-Quran.

    a. Kegunaan Ilmu Tajwid

    Kegunaan dari mempelajari Ilmu Tajwid adalah:

    1) Agar tidak ada kesalahan dalam membaca ayat-ayat Allah (Al-

    Quran);

    2) Agar aya-ayat yang kita baca sesuai dengan ketentuan-ketentuan

    bahasa Arab, baik cara pengucapan huruf, sifat-sifat huruf dan kaidah-

    kaidah yang telah ditetapkan oleh Ulama Ahli Qurro.

    b. Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid

    Mempelajari tajwid sebagai suatu ilmu pengetahuan hukumnya

    Fardhu Kifayah yaitu jika sudah ada yang mempelajari istilah-istilah dan

    teori ilmu tajwid maka kewajiban itu gugur bagi yang lainnya. Adapun

    mempraktekan ilmu tajwid dalam membaca Al-Quran adalah Fardhu

    Ain, yaitu kewajiban setiap umat Islam, dengan kata lain menggunakan

  • 18

    atau mengamalkan Ilmu tajwid adalah merupakan suatu keharusan, maka

    barang siapa yang tidak memperbaiaki bacaan Al-Qur anya dia termasuk

    berdosa. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran surat Al-

    Muzammil ayat 4:

    Artinya: Atau lebih dari seperdua itu. dan Bacalah Al Quran itu

    dengan perlahan-lahan.9

    Karena mempraktekan tajwid dalam membaca Al-Quran adalah

    wajib sedang mempelajari istilah-istilahnya adalah fardhu kifayah.

    Sedangkan menurut Ibnu Katsir Tartil artinya membaca Al-

    Quran dengan perlahan-lahan dan hati-hati karena itu akan membantu

    pemahaman dan tadabbur.

    Para ulama menyatakan bahwa hukum bagi mempelajari tajwid

    itu adalah fardhu kifayah tetapi mengamalkan tajwid ketika membaca Al-

    Quran adalah fardhu 'ain atau wajib kepada lelaki dan perempuan yang

    mukallaf atau dewasa.

    Dengan demikian Tajwid adalah sebuah ilmu yang digunakan

    untuk mengetahui kaidah atau tatacara membaca Al-Qur'an dengan baik

    dan benar. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari

    bagaimana cara membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang

    terdapat dalam kitab suci Al-Qur'an maupun bukan.

    9Depag RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran, 1984),

    h. 988.

  • 19

    Fungsinya adalah untuk menjaga lidah dari kesalahan dalam membaca

    Al-Qur'an. Karena kesalahan dalam membaca Al-Qur'an dapat membuat

    perubahan arti dari kata atau kalimat yang dibaca. Hukum memakainya

    dalam membaca Al-Qur'an wajib bagi siapa saja yang sudah tahu tentang

    ilmu Tajwid ini. Sedangkan hukum belajar Tajwid itu sendiri Fardhu

    Kifayah.10

    Adapun dalil-dalil yang mewajibkan membaca Al-Quran dengan tajwid

    antara lain:

    1) Allah SWT berfirman yang artinya "Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan

    perlahan/tartil (bertajwid)" (QS: Al-Muzzammil; 4. Ayat ini jelas

    menunjukkan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad

    untuk membaca Al-Quran yang diturunkan kepadaNya dengan tartil,

    yaitu memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).

    2) Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ummu Salamah R.A. (istri Nabi

    SAW), ketika beliau ditanya tentang bagaimana bacaan dan shalat

    Rasulullah SAW, maka beliau menjawab: "Ketahuilah bahwa Baginda

    SAW shalat kemudian tidur yang lamanya sama seperti ketika beliau

    shalat tadi, kemudian Baginda kembali shalat yang lamanya sama

    seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur lagi yang lamanya

    sama seperti ketika beliau shalat tadi hingga menjelang shubuh.

    Kemudian dia (Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan

    10Syaikh Muhammad Al-Mahmud, Hidayatul Mustafiid, (Semarang: Pustaka Halawiyyah,

    1408H), h. 4.

  • 20

    Rasulullah SAW dengan menunjukkan (satu) bacaan yang

    menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu." (Hadits 2847

    Jamik At-Tirmizi).

    3) Dalil ijma ulama. Adalah telah sepakat para ulama dari zaman

    Rasulullah sampai zaman sekarang, bahwa membaca Al-Qur'an

    dengan bertajwid adalah sesuatu yang fardhu dan wajib.

    4) Ada juga pengertian dan adab dalam membaca Al-Quran diantaranya

    adalah Istiadzah dan Basmalah. Istiadzah: Aku berlindung kepada

    Allah dari syaitan yang terkutuk, dibaca dengan adab sebagaiberikut:

    a) Dibaca pelan ketika tilawah dengan pelan.

    b) Dibaca pelan ketika sendirian meskipun tilawah bersuara.

    c) Dibaca keras bila tilawah keras dan ada orang lain yang

    mendengarkan.

    d) Ketika bergantian bisa dibaca oleh yang pertama saja, bisa juga

    masing-masing membaca.

    Sedangkan Basmalah: Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi

    Maha Penyayang mempunyai adab sebagai berikut:

    a) Dibaca ketika memulai tilawah dari awal surat kecuali surat At-

    Taubah.

    b) Ketika tilawah dimulai ketika tilawah dimulai dari tengah

    Basmalah boleh dibaca boleh tidak.11

    11Syaikh Muhammad Al-Mahmud, Hidayatul Mustafiid, (Semarang: Pustaka Halawiyyah,

    1408H), h. 3.

  • 21

    3. Pengertian Pondok Pesantren

    Secara Etimologiistilah pesantren berasal dari kata pe-santri-an,

    dimana kata "santri" berarti murid dalam Bahasa Jawa. Istilah pondok

    berasal dari Bahasa Arab funduuq () yang berarti penginapan.Khusus di

    Aceh, pesantren disebut juga dengan nama dayah. Biasanya pesantren

    dipimpin oleh seorang Kyai. Untuk mengatur kehidupan pondok pesantren,

    kyai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya,

    mereka biasanya disebut lurah pondok. Tujuan para santri dipisahkan dari

    orang tua dan keluarga mereka adalah agar mereka belajar hidup mandiri

    dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan dengan kyai dan juga Tuhan.

    Pendapat lainnya, pesantren berasal dari kata santri yang dapat

    diartikan tempat santri. Kata santri berasal dari kata Cantrik (bahasa

    Sansakerta, atau mungkin Jawa) yang berarti orang yang selalu mengikuti

    guru, yang kemudian dikembangkan oleh Perguruan Taman Siswa dalam

    sistem asrama yang disebut Pawiyatan. Istilah santri juga dalam ada dalam

    bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji, sedang C. C Berg berpendapat

    bahwa istilah tersebut berasal dari istilah shastri, yang dalam bahasa India

    berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau seorang sarjana

    ahli kitab suci agama Hindu.Terkadang juga dianggap sebagai gabungan

    kata saint (manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga

    kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.12

    12H Rohadi Abdul Fatah, M Tata Taufik, Abdul Mukti Bisri, Rekontruksi Pesantren Masa

    Depan, (Jakarta Utara: PT. Listafariska Putra, 2005), h. 11

  • 22

    Sedangkan menurut perananannya Pesantren pada mulanya

    merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan penyiaran agama Islam.

    Namun, dalam perkembangannya, lembaga ini semakin memperlebar

    wilayah garapannya yang tidak melulu mengakselerasikan mobilitas vertikal

    (dengan penjejelan materi-materi keagamaan), tetapi juga mobilitas

    horizontal (kesadaran sosial).Pesantren kini tidak lagi berkutat pada

    kurikulum yang berbasis keagamaan (regional-based curriculum) dan

    cenderung melangit, tetapi juga kurikulum yang menyentuh persoalan

    kikian masyarakat (society-based curriculum). Dengan demikian, pesantren

    tidak bisa lagi didakwa semata-mata sebagai lembaga keagamaan murni,

    tetapi juga (seharusnya) menjadi lembaga sosial yang hidup yang terus

    merespons carut marut persoalan masyarakat di sekitarnya.13

    Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang

    merupakan produk budaya Indonesia. Keberadaan Pesantren di Indonesia

    dimulai sejak Islam masuk negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan

    keagamaan yang sebenarnya telah lama berkembang sebelum kedatangan

    Islam.Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berurat akar di negeri

    ini, pondok pesantren diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap

    perjalanan sejarah bangsa.14

    Istilah Pondok Pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan

    satu pengertian. Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat

    13Mastuki HS, El-sha, M. Ishom, Intelektualisme Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2006),

    h.1. 14

    H.Amin Haedari, Transformasi Pesantren, (Jakarta: Media Nusantara, 2007), h. 3.

  • 23

    belajar para santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal

    sederhana terbuat dari bambu.Disamping itu, kata pondok mungkin berasal

    dari Bahasa Arab Funduq yang berarti asrama atau hotel. Di Jawa termasuk

    Sunda dan Madura umumnya digunakan istilah pondok dan pesantren,

    sedang di Aceh dikenal dengan Istilah dayah atau rangkang atau menuasa,

    sedangkan di Minangkabau disebut surau. Menurut asal katanya pesantren

    berasal dari kata santri yang mendapat imbuhan pe dan akhiran an yang

    menunjukkan tempat. Dengan demikian pesantren artinya tempat para

    santri.Selain itu, asal kata pesantren terkadang dianggap gabungan dari kata

    santri (manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong) sehingga kata

    pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik. Pondok

    merupakan tempat penampungan sederhana bagi pelajar yang jauh dari

    asalnya. Merupakan tempat tinggal Kiai bersama santrinya dan bekerjasama

    untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Pondok bukanlah semata-mata

    dimaksudkan sebagai tempat tinggal atau asrama santri untuk mengikuti

    pelajaran yang diberikan oleh kiai, melainkan juga sebagai tempat latihan

    bagi santri untuk hidup mandiri.15

    Pesantren, pondok pesantren, atau sering disingkat pondok atau

    ponpes, adalah sekolah Islam berasrama yang terdapat di Indonesia.

    Pendidikan di dalam pesantren bertujuan untuk memperdalam pengetahuan

    tentang Al-Quran dan Sunnah Rasul, dengan mempelajari bahasa Arab dan

    kaidah-kaidah tata bahasa-bahasa Arab. Para pelajar pesantren (disebut

    15www.kabar-pendidikan.blogspot.com, tgl: 24-3-2013.

  • 24

    sebagai santri) belajar di sekolah ini, sekaligus tinggal pada asrama yang

    disediakan oleh pesantren. Institusi sejenis juga terdapat di negara-negara

    lainnya, di Malaysia dan Thailand Selatan yang disebut sekolah pondok,

    serta di India dan Pakistan yang disebut madrasah Islamia.16

    Pondok Pesantren dalam penyelenggaraan pendidikannya berbentuk

    asrama yang merupakan komunitas khusus di bawah pimpinan kyai dan

    dibantu oleh ustadz yang berdomisili bersama-sama santri dengan masjid

    sebagai pusat aktivitas belajar mengajar, serta pondok atau asrama sebagai

    tempat tinggal para santri dan kehidupan bersifat kreatif, seperti satu

    keluarga.17

    Adastatemen yang sinonim dengan pesantren, antara lain: pondok,

    surau, dayah dan lainnya. Tepatnya istilah Surau terdapat di Minangkabau,

    Penyantren di Madura, Pondok di Jawa Barat dan Rangkang di Aceh.18

    Ziemek mengatakan, kata pondok berasal dari kata funduq (Arab) yang

    berarti ruang tidur atau wisma sederhana, karena pondok merupakan tempat

    penampungan sederhana bagi pelajar yang jauh tempat tinggalnya,

    sedangkan kata pesantrenberasal dari kata santri. Atau gabungan dari suku

    kata sant (manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga

    kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.19

    Pondok pesantren merupakan satu bentuk pendidikan keislaman yang

    16http://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren, tgl: 28-3-2013.

    17Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), h. 6.

    18Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat, (Bandung: Mizan, 1995), h.

    17. 19

    Zamakhsyari Dhofier, Op. Cit, h: 18.

  • 25

    melembaga di Indonesia. Kata pondok (kamar, gubug, rumah kecil) dipakai

    dalam bahasa Indonesia dengan menekankan pada kesederhanaan

    bangunan.20

    Dalam perkembangannya, menampakkan keberadaan sebagai

    lembaga pendidikan Islam yang mumpuni, di dalamnya didirikan sekolah,

    baik secara formal maupun nonformal, bahkan sekarang pesantren

    mempunyai trend baru dalam rangka memperbaharui sistem yang selama ini

    digunakan yaitu :

    a. Mulai akrab dengan metodologi kegiatan modern. b. Semakin berorientasi pada pendidikan fungsional, artinya terbuka atas

    perkembangan di luar dirinya.

    c. Diversifikasi program dan kegiatan makin terbuka dan ketergantungannyapun absolut dengan kyai sekaligus dapat membekali

    para santri dengan berbagai pengetahuan di luar mata pelajaran agama,

    maupun ketrampilan yang diperlukan di lapangan kerja.

    d. Dapat berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat.21

    Imam Bawani mengungkapkan, Pondok (asrama) merupakan bukti

    tradisional suatu pesantren. Maka suatu pesantren dikatakan lembaga

    pendidikan Islam tradisional jika memiliki pondok atau asrama santri yang

    berstatus mukim. Kecenderungan untuk berkelana dalam menuntut ilmu

    dan menetap di sebuah tempat dimana seorang guru berada, merupakan

    tradisi yang menyatu dengan ulama masa lalu.22

    Pengertian-pengertian di

    atas sudah representatif tetapi konvensional, apalagi tahun 1996-an semarak

    dengan pesantren-pesantren kilat. Fenomena ini apabila dikomparasikan

    20Soedjoko Prasodjo, Profil Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1974), h. 11

    21Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999),

    h. 58. 22

    Imam Bawani, Pesantren Tradisional, (Surabaya: Al-Ikhlas,1983), h. 129.

  • 26

    dengan muatan definisi di atas kurang valid. Sebab terdapat instrumen-

    instrumen yang dalam definisi tersebut tidak terpenuhi. Jadi definisi yang

    bisa mewakilkan untuk terminologi pesantren dalam konotasi konvensional

    dan kontemporer adalah suatu komunitas ulama/kyai, guru, serta santri atau

    murid, dalam lingkungannya yang berupa pesantren atau asrama, masjid,

    atau gedung-gedung, sebagai tempat pendidikan yang mengajarkan dan

    mengajarkan ajaran Islam. Sifat organisasi ini bila permanen (dalam waktu

    relatif lama) atau insidental (sebentar) seperti pesantren kilat, kehidupannya

    bersifat kolektif (menyatu seperti keluarga), integritas pesantren dapat

    independen dan bisa dependen serta menyatu dengan kehidupan sosial

    masyarakatnya.23

    Dari pengertian di atas, pondok pesantren merupakan lembaga

    pendidikan Agama Islam, dengan sistem asrama yang di dalamnya

    berisikan sekurang-kurangnya tiga unsur pokok yaitu: kyai, sebagai

    pengasuh sekaligus pengajar, santri yang belajar dan masjid sebagai tempat

    beribadah dan sentral kegiatan. Solidaritas dalam pesanten sangat begitu

    menonjol dimasyarakat karena dampak positifnya dapat dirasakan oleh

    masyarakat sekitarnya.

    a. Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren di Indonesia

    Umumnya, suatu pondok pesantren berawal dari adanya seorang

    kyai di suatu tempat, kemudian datang santri yang ingin belajar agama

    23http://www.perkuliahan.com/pengertian-pondok-pesantren/#ixzz2ORb3VxVw, tgl: 24-3-

    2013.

  • 27

    kepadanya. Setelah semakin hari semakin banyak santri yang datang,

    timbullah inisiatif untuk mendirikan pondok atau asrama di samping

    rumah kyai. Pada zaman dahulu kyai tidak merencanakan bagaimana

    membangun pondoknya itu, namun yang terpikir hanyalah bagaimana

    mengajarkan ilmu agama supaya dapat dipahami dan dimengerti oleh

    santri. Kyai saat itu belum memberikan perhatian terhadap tempat-tempat

    yang didiami oleh para santri, yang umumnya sangat kecil dan

    sederhana. Mereka menempati sebuah gedung atau rumah kecil yang

    mereka dirikan sendiri di sekitar rumah kyai. Semakin banyak jumlah

    santri, semakin bertambah pula gubug yang didirikan. Para santri

    selanjutnya memopulerkan keberadaan pondok pesantren tersebut,

    sehingga menjadi terkenal kemana-mana.24

    Pondok Pesantren di

    Indonesia memiliki peran yang sangat besar, baik bagi kemajuan Islam

    itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan.

    Berdasarkan catatan yang ada, kegiatan pendidikan agama di Nusantara

    telah dimulai sejak tahun 1596. Kegiatan agama inilah yang kemudain

    dikenal dengan nama Pondok Pesantren. Bahkan dalam catatan Howard

    M. Federspiel salah seorang pengkaji ke-Islaman di Indonesia, menjelang

    abad ke-12 pusat-pusat studi di Aceh (pesantren disebut dengan nama

    Dayah di Aceh) dan Palembang (Sumatera), di Jawa Timur dan di Gowa

    24Rochidin Wahab, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Bandung: CV. Alfabeta, 2004),

    h. 153,154.

  • 28

    (Sulawesi) telah menghasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menarik

    santri untuk belajar.25

    Sejak awal masuknya Islam ke Indonesia, pendidikan Islam

    merupakan kepentingan tinggi bagi kaum muslimin. Tetapi hanya sedikit

    sekali yang dapat kita ketahui tentang perkembangan pesantren di masa

    lalu, terutama sebelum Indonesia dijajah Belanda, karena dokumentasi

    sejarah sangat kurang. Bukti yang dapat kita pastikan menunjukkan

    bahwa pemerintah penjajahan Belanda memang membawa kemajuan

    teknologi ke Indonesia dan memperkenalkan sistem dan metode

    pendidikan baru. Namun, pemerintahan Belanda tidak melaksanakan

    kebijaksanaan yang mendorong sistem pendidikan yang sudah ada di

    Indonesia, yaitu sistem pendidikan Islam.Malah pemerintahan penjajahan

    Belanda membuat kebijaksanaan dan peraturan yang membatasi dan

    merugikan pendidikan Islam.Ini bisa kita lihat dari kebijaksanaan berikut.

    Pada tahun 1882 pemerintah Belanda mendirikan Priesterreden

    (Pengadilan Agama) yang bertugas mengawasi kehidupan beragama dan

    pendidikan pesantren. Tidak begitu lama setelah itu, dikeluarkan

    Ordonansi tahun 1905 yang berisi peraturan bahwa guru-guru agama

    yang akanmengajar harus mendapatkan izin dari pemerintah setempat.

    Peraturan yang lebih ketat lagi dibuat pada tahun 1925 yang membatasi

    siapa yang boleh memberikan pelajaran mengaji. Akhirnya, pada tahun

    1932 peraturan dikeluarkan yang dapat memberantas dan menutup

    25Irfan Hielmy, Wancana Islam, (Ciamis: Pusat Informasi Pesantren, 2000), h. 120.

  • 29

    madrasah dan sekolah yang tidak ada izinnya atau yang memberikan

    pelajaran yang tak disukai oleh pemerintah.

    Peraturan-peraturan tersebut membuktikan kekurangadilan

    kebijaksanaan pemerintah penjajahan Belanda terhadap pendidikan Islam

    di Indonesia.Namun demikian, pendidikan pondok pesantren juga

    menghadapi tantangan pada masa kemerdekaan Indonesia. Setelah

    penyerahan kedaulatan pada tahun 1949, pemerintah Republik Indonesia

    mendorong pembangunan sekolah umum seluas-luasnya dan membuka

    secara luas jabatan-jabatan dalam administrasi modern bagi bangsa

    Indonesia yang terdidik dalam sekolah-sekolah umum tersebut. Dampak

    kebijaksanaan tersebut adalah bahwa kekuatan pesantren sebagai pusat

    pendidikan Islam di Indonesia menurun. Ini berarti bahwa jumlah anak-

    anak muda yang dulu tertarik kepada pendidikan pesantren menurun

    dibandingkan dengan anak-anak muda yang ingin mengikuti pendidikan

    sekolah umum yang baru saja diperluas.Akibatnya, banyak sekali

    pesantren-pesantren kecil mati sebab santrinya kurang cukup banyak.

    Jika kita melihat peraturan-peraturan tersebut baik yang

    dikeluarkan pemerintah Belanda selama bertahun-tahun maupun yang

    dibuat pemerintah RI, memang masuk akal untuk menarik kesimpulan

    bahwa perkembangan dan pertumbuhan sistem pendidikan Islam, dan

    terutama sistem pesantren, cukup pelan karena ternyata sangat terbatas.

    Akan tetapi, apa yang dapat disaksikan dalam sejarah adalah

    pertumbuhan pendidikan pesantren yang kuatnya dan pesatnya luar biasa.

  • 30

    Seperti yang dikatakan Zuhairini (1997:150), ternyata jiwa Islam tetap

    terpelihara dengan baik di Indonesia.26

    b. Unsur-unsur Sebuah Pesantren

    Untuk memberi definisi sebuah pondok pesantren, harus kita

    melihat makna perkataannya. Kata pondok berarti tempat yang dipakai

    untuk makan dan istirahat.Istilah pondok dalam konteks dunia pesantren

    berasal dari pengertian asrama-asrama bagi para santri. Perkataan

    pesantren berasal dari kata santri, yang dengan awalan pedi depan dan

    akhiran an berarti tempat tinggal para santri. Maka pondok pesantren

    adalah asrama tempat tinggal para santri. Menurut Wahid, pondok

    pesantren mirip dengan akademi militer atau biara (monestory, convent)

    dalam arti bahwa mereka yang berada di sana mengalami suatu kondisi

    totalitas. Sekarang di Indonesia ada ribuan lembaga pendidikan Islam

    terletak diseluruh nusantara dan dikenal sebagai dayah dan rangkang di

    Aceh, surau di Sumatra Barat, dan pondok pesantren di Jawa. Pondok

    pesantren di Jawa itu membentuk banyak macam-macam jenis.Perbedaan

    jenis-jenis pondok pesantren di Jawa dapat dilihat dari segi ilmu yang

    diajarkan, jumlah santri, pola kepemimpinan atau perkembangan ilmu

    teknologi. Namun demikian, ada unsur-unsur pokok pesantren yang

    harus dimiliki setiap pondok pesantren. Unsur-unsur pokok pesantren,

    yaitu kyai, masjid, santri, pondok dan kitab Islam klasik (atau kitab

    26Mayra Walsh, Pondok Pesantren Dan Ajaran Golongan Islam Ekstrim (Studi Kasus Di

    Pondok Pesantren Modern PutriDarur Ridwan Parangharjo, Banyuwangi), Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang, (2002), h. 12.

  • 31

    kuning), adalah elemen unik yang membedakan sistem pendidikan

    pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya.

    1) Kyai

    Peran penting kyai dalam pendirian, pertumbuhan,

    perkembangan dan pengurusan sebuah pesantren berarti dia

    merupakan unsur yang paling esensial. Sebagai pemimpin pesantren,

    watak dan keberhasilan pesantren banyak bergantung pada keahlian

    dan kedalaman ilmu, karismatik dan wibawa, serta ketrampilan kyai.

    Dalam konteks ini, pribadi kyai sangat menentukan sebab dia adalah

    tokoh sentral dalam pesantren. Istilah kyai bukan berasal dari bahasa

    Arab, melainkan dari bahasa Jawa. Dalam bahasa Jawa, perkataan

    kyai dipakai untuk tiga jenis gelar yang berbeda, yaitu:

    a) sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap

    keramat; contohnya, kyai garuda kencana dipakai untuk sebutkan

    kereta emas yang ada di Kraton Yogyakarta;

    b) gelar kehormatan bagi orang-orang tua pada umumnya;

    c) gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada orang ahli agama

    Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan

    mengajar kitab-kitab Islam klasik kepada para santrinya.

    2) Masjid

    Sangkut paut pendidikan Islam dan masjid sangat dekat dan

    erat dalam tradisi Islam di seluruh dunia. Dahulu, kaum muslimin

    selalu memanfaatkan masjid untuk tempat beribadah dan juga sebagai

  • 32

    tempat lembaga pendidikan Islam. Sebagai pusat kehidupan

    rohani,sosial dan politik, dan pendidikan Islam, masjid merupakan

    aspek kehidupan sehari-hari yang sangat penting bagi masyarakat.

    Dalam rangka pesantren, masjid dianggap sebagai tempat yang

    paling tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam praktek

    sembahyang lima waktu, khutbah, dan sembahyang Jumat, dan

    pengajaran kitab-kitab Islam klasik. Biasanya yang pertama-tama

    didirikan oleh seorang kyai yang ingin mengembangkan sebuah

    pesantren adalah masjid. Masjid itu terletak dekat atau di belakang

    rumah kyai.

    3) Santri

    Santri merupakan unsur yang penting sekali dalam

    perkembangan sebuah pesantren karena langkah pertama dalam tahap-

    tahap membangun pesantren adalah bahwa harus ada murid yang

    datang untuk belajar dari seorang alim. Kalau murid itu sudah

    menetap di rumah seorang alim, baru seorang alim itu bisa disebut

    kyai dan mulai membangun fasilitas yang lebih lengkap untuk

    pondoknya.

    Santri biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu santri kalong

    dan santri mukim. Santri kalong merupakan bagian santri yang tidak

    menetap dalam pondok tetapi pulang ke rumah masing-masing

    sesudah selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren. Santri kalong

    biasanya berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren jadi tidak

  • 33

    keberatan kalau sering pergi pulang. Makna santri mukim ialah putera

    atau puteri yang menetap dalam pondok pesantren dan biasanya

    berasal dari daerah jauh. Pada masa lalu, kesempatan untuk pergi dan

    menetap di sebuah pesantren yang jauh merupakan suatu

    keistimewaan untuk santri karena dia harus penuh cita-cita, memiliki

    keberanian yang cukup dan siap menghadapi sendiri tantangan yang

    akan dialaminya di pesantren.

    4) Pondok

    Definisi singkat istilah pondok adalah tempat sederhana yang

    merupakan tempat tinggal kyai bersama para santrinya. Di Jawa,

    besarnya pondok tergantung pada jumlah santrinya. Adanya pondok

    yang sangat kecil dengan jumlah santri kurang dari seratus sampai

    pondok yang memiliki tanah yang luas dengan jumlah santri lebih dari

    tiga ribu.Tanpa memperhatikan berapa jumlah santri, asrama santri

    wanita selalu dipisahkan dengan asrama santri laki-laki. Komplek

    sebuah pesantren memiliki gedung-gedung selain dari asrama santri

    dan rumah kyai, termasuk perumahan ustad, gedung madrasah,

    lapangan olahraga, kantin, koperasi, lahan pertanian dan/atau lahan

    pertenakan. Kadang-kadang bangunan pondok didirikan sendiri oleh

    kyai dan kadang-kadang oleh penduduk desa yang bekerja sama untuk

    mengumpulkan dana yang dibutuhkan. Salah satu niat pondok selain

    dari yang dimaksudkan sebagai tempat asrama para santri adalah

    sebagai tempat latihan bagi santri untuk mengembangkan ketrampilan

  • 34

    kemandiriannya agar mereka siap hidup mandiri dalam masyarakat

    sesudah tamat dari pesantren. Santri harus memasak sendiri, mencuci

    pakaian sendiri dan diberi tugas seperti memelihara lingkungan

    pondok. Sistem asrama ini merupakan ciri khas tradisi pesantren yang

    membedakan sistem pendidikan pesantren dengan sistem pendidikan

    Islam lain seperti sistem pendidikan di daerah Minangkabau yang

    disebut surau atau sistem yang digunakan di Afghanistan.27

    5) Kitab-Kitab Islam Klasik:

    Kitab-kitab Islam klasik dikarang para ulama terdahulu dan

    termasuk pelajaran mengenai macam-macam ilmu pengetahuan agam

    Islam dan Bahasa Arab. Dalam kalangan pesantren, kitab-kitab Islam

    klasik sering disebut kitab kuning oleh karena warna kertas edisi-edisi

    kitab kebanyakan berwarna kuning. Pada saat ini, kebanyakan

    pesantren telah mengambil pengajaran pengetahuan umum sebagai

    suatu bagian yang juga penting dalam pendidikan pesantren, namun

    pengajaran kitab-kitab Islam klasik masih diberi kepentingan tinggi.

    Pada umumnya, pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana,

    kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab yang lebih mendalam dan

    tingkatan suatu pesantren bisa diketahui dari jenis kitab-kitab yang

    diajarkan. Ada delapan macam bidang pengetahuan yang diajarkan

    dalam kitab-kitab Islam klasik, termasuk:

    27Mayra Walsh, Pondok Pesantren Dan Ajaran Golongan Islam Ekstrim (Studi Kasus Di

    Pondok Pesantren Modern Putri Darur Ridwan Parangharjo, Banyuwangi), Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang, (2002), h. 10,11.

  • 35

    a) nahwu dan saraf (morfologi); b) fiqh; c) usul fiqh; d) hadits; e) tafsir; f) tauhid; g) tasawwuf dan etika; h) cabang-cabang lain seperti tarikh dan balaghah.

    Semua jenis kitab ini dapat digolongkan kedalam kelompok

    menurut tingkat ajarannya, misalnya: tingkat dasar, menengah dan

    lanjut. Kitab yang diajarkan di pesantren di Jawa pada umumnya

    sama.28

    4. Pengertian Kefasihan

    Definisi kepasihan menurut kamus besar bahasa indonesia:

    fasih a lancar, bersih, dan baik lafalnya (tt berbahasa, bercakap-cakap,

    mengaji, dsb

    -- lidah pandai berkata-kata; petah lidah;

    memfasihkan v melatih supaya fasih;

    memperfasih v membuat (mengusahakan) supaya lebih fasih;

    kefasihan n perihal fasih (dl berbahasa, berbicara, dsb29

    Dan definisi kepasihan menurut thesaurus:

    fasih 1) a bacar, bijak, calak, cepat, galir, lancar, lincir, lincir lidah, pantas,

    petah, petah lidah, petes; memahami, menguasai ant gagap;

    kefasihan n kecalakan, kelancaran, kemahiran, kepetahlidahan

    28Mayra Walsh, Pondok Pesantren Dan Ajaran Golongan Islam Ekstrim (Studi Kasus Di

    Pondok Pesantren Modern Putri Darur Ridwan Parangharjo, Banyuwangi), Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang, (2002), h. 11,12. 29

    Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 213.

  • 36

    Dan juga definisi kepasihan menurut kamus seasite

    fasih : lancar; tidak tersendat-sendat.

    Sedangkan menurut kamus globlal kepasihan berarti:

    a. pandai/fasih bicara;

    b. penuh perasaan;

    c. yang mengesankan.30

    Dengan demikian fasih mengandung arti lancar, bersih, dan baik

    lafalnya dalam berbicara maupun dalam membaca, sedangkan kepasihan

    merupakan perihal dari fasih atau dapat di gambarkan seperti di bawah ini:

    Gambar 2.1

    Sekema Tentang Pengertian Fasih

    Atau 31

    5. Pengertian Membaca

    Membaca adalah sebuah keharusan bila kita ingin menguasai dunia.

    Dengan membaca, pandangan kita menjadi lebih terbuka terhadap hal-hal

    baru yang tidak kita ketahui sebelumnya. Bila sebelumnya membaca identik

    30http://kamus.sabda.org/kamus/kefasihan, tgl: 24-3-2013.

    31http://www.artikata.com/arti-363374-kefasihan.html, tgl: 28-3-2013.

  • 37

    dengan buku, maka di jaman yang serba digital ini membaca tidak hanya

    terpaku pada membaca buku karena segala informasi terkini telah tersedia di

    dunia maya.32

    Membaca adalah kegiatan merespon lambang-lambang cetak atau

    lambang-lambang tulis dengan pengertian yang tepat (Harjasujana &

    Maryati). Membaca adalah suatu kegiatan berbaha untuk memahami

    lambang-lambang bunyi bahasa yang tertulis baik bersuaar ataupun tidak

    dalam memahami informasi- informasi yang disajikan (Herususanto).

    Membaca adalah proses psikologis, proses sensorik, proses perseptual, dan

    proses perkembangan (Harras dan Sulistianingsih).33

    a. Tujuan Membaca

    1) mendapatkan informasi factual;

    2) memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus;

    3) memberikan penilaian tentang karya sastra;

    4) memperoleh kenikmatan emosi;

    5) mengisi waktu luang (Nurhadi).

    b. Jenis Membaca

    1) Membaca Nyaring

    Membaca nyaring adalah proses melisankan sebuah tulisan dengan

    memperhatikan suara, intonasi, dan tekanan secara tepat, yang diikuti

    oleh pemahaman makna bacaan oleh pembaca (Kamidjan).

    32http://carapedia.com/pengertian_definisi_membaca_info2149.html, tgl: 24-3-2013.

    33http://www.slideshare.net/rafaselamanya9/pengertian-membaca-dan-jenis, tgl: 24-3-2013.

  • 38

    Ketrampilan dalam membaca nyaring:

    a) Penggunaan ucapan yang tepat;

    b) Pemenggalan frase yang tepat;

    c) Penggunaan intonasi, nada, dan tekanan yang tepat;

    d) Penggunaan tanda baca dengan baik;

    e) Penggunaan suara yang jelas;

    f) Penggunaan ekspresi yang tepat;

    g) Pengaturan kecepatan membaca;

    h) Pengaturan ketepatan pernapasan;

    i) Pemahaman bacaan;

    j) Pemilikan rasa percaya diri.

    2) Membaca Dalam Hati (Membaca Ekstensif dan Membaca Intensif)

    a) Membaca Ekstensif

    Membaca ekstensif adalah proses membaca yang dilakukan dalam

    waktu yang singkat dan dengan bahan bacaan yang beranekaragam.

    Tujuan Membaca Ekstensif Memahami isi yang penting dalam

    buku. Menurut Brougton ada 3 macam membaca :

    - Membaca Survey

    Kegiatam membaca yang bertujuan untuk mengetahui gambaran

    umum isi dan ruang lingkup bahan bacaan, membaca survei

    merupakan kegiatan membaca misalnya melihat judul,

    pengarang, daftar isi dll.

    - Membaca sekilas

  • 39

    Kegiatan membaca yang menyebabkan mata kita bergerak cepat

    melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan

    mendapatkan informasi secara cepat (skimming).

    - Membaca dangkal

    Kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang

    dangkal dari bahan bacaan yang kita baca.Bahan bacaannya

    merupakan bahan bacaan yang ringan karena tujuannya untuk

    mencari kesenangan.

    b) Membaca Intensif

    Membaca Intensif adalah Kegiatan membaca yang dilaksanakan

    secara seksama dan merupakan salah satu upaya untuk

    menumbuhkandan mengasah kemampuan membaca secara kritis.34

    6. Pengertian Al-Quran

    Arti kata Quran dan apa yang dimaksud dengan Al-Quran menurut

    bahasa yang berarti bacaan. Di dalam Al-Quran sendiri ada pemakaian

    kata Quran dalam arti demikian sebagai tersebut dalam ayat 17-18 surat

    Al-Qiyaamah yang berbunyi:

    Artinya: Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu)

    dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami Telah selesai

    membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.35

    34http://ilmus3mesta.blogspot.com/2012/02/pengetian-membaca-dan-jenis-jenisnya.html, tgl:

    24-3-2013. 35

    Depag RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran, 1984), h. 999.

  • 40

    Kemudian dipakai kata Quran itu untuk Al-Quran yang dikenal

    sekarang ini. Adapun definisi Al-Quran ialah: kalam Allah SWT yang

    merupakan mujizat yang diturunkan/diwahyukan kepada Nabi Muhamad

    SAW dan membacanya adalah ibadat.36

    Al-Qur`an adalah kalamullah,

    firman Allah SWT, ia bukanlah kata-kata manusia, bukan pula kata-kata jin,

    setan, atau malaikat. Al-Qur`an bukan berasal dari pikiran makhluk, bukan

    syair, bukan sihir, bukan pula produk kontemplasi atau hasil pemikiran

    filsafat manusia. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur`an Surah

    An-Najm ayat 3-4: "Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur`an)

    menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu

    yang diwahyukan (kepadanya)"37

    Al-Qurn (ejaan KBBI: Alquran, Arab: ) adalah kitab suci

    agama Islam. Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan

    penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, dan bagian dari

    rukun iman, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi

    wa sallam, melalui perantaraan Malaikat Jibril. Dan sebagai wahyu pertama

    yang diterima oleh Rasulullah SAW adalah sebagaimana yang terdapat

    dalam surat Al-'Alaq ayat 1-5. Ditinjau dari segi kebahasaan, Al-Quran

    berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca

    berulang-ulang". Kata Al-Quran adalah bentuk kata benda (masdar) dari

    36Depag RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran, 1984),

    h. 16. 37

    http://lam-alif.com/showthread.php/461-Pengertian-AL-Qur-an-menurut-para-ahli, tgl: 28-3-

    2013.

  • 41

    kata kerja qara'a yang artinya membaca. Dr. Subhi Al Salih mendefinisikan

    Al-Qur'an sebagai berikut: Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat

    yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta

    diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah.

    Adapun Muhammad Ali ash-Shabuni mendefinisikan Al-Qur'an

    sebagai berikut:

    "Al-Qur'an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada

    Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan

    Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian

    disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan

    mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah

    dan ditutup dengan surat An-Nas"38

    Dan menurut Syekh Muhammad Khudri Beik, Al-Qur`an ialah

    firman Allah SWT yang berbahasa Arab, diturunkan kepada Nabi

    Muhammad SAW untuk dipahami isinya, disampaikan kepada kita secara

    mutawatir, ditulis dalam mushaf dimulai dengan Surah Al-Fatihah dan

    diakhiri Surah An-Nas. Juga menurut Syekh Muhammad Abduh, Al-Kitab

    atau Al-Qur`an ialah bacaan yang telah tertulis dalam mushaf yang terjaga

    dalam hafalan-hafalan umat Islam. Sedangkan menurut Muhammad Abdul

    Azim az-Zarqani, Al-Qur`an adalah kitab yang menjadi mukjizat yang

    diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, ditulis dalam mushaf dan

    disampaikan secara mutawatir.39

    38www.almanhaj.or.id Hukum Menyentuh Atau Memegang Al-Qur'an Bagi Orang Junub,

    Wanita Haid Dan Nifas, tgl: 8-5-2010. 39

    http://lam-alif.com/showthread.php/461-Pengertian-AL-Qur-an-menurut-para-ahli, tgl: 28-3-

    2013

  • 42

    Dengan definisi tersebut di atas sebagaimana dipercayai Muslim,

    firman Allah yang diturunkan kepada Nabi selain Nabi Muhammad SAW,

    tidak dinamakan Al-Quran seperti Kitab Taurat yang diturunkan kepada

    umat Nabi Musa AS atau Kitab Injil yang diturunkan kepada umat Nabi Isa

    AS. Demikian pula firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

    SAW yang membacanya tidak dianggap sebagai ibadah, seperti Hadits

    Qudsi, tidak termasuk Al-Quran.

    7. Mata Pelajaran Baca Tulis Quran di Madrasah Diniyah

    Perkembangan dunia pendidikan saat ini sangat pesat sekali, tidak

    sedikit sekolah yang sudah menggunakan fasilitas teknologi dalam

    pembelajaran demi untuk peningkatan mutu siswa. Namun tidak sedikit pula

    sekolah yang perhatian terhadap pembelajaran pendidikan agama Islam

    khususnya pada bidang Baca Tulis Al-Quran. Dalam kenyataannya, banyak

    sekali siswa-siswa SMP, MTs, SMA, bahkan mahasiswa yang tidak mampu

    membaca dan menulis Al-Quran. Sementara pelajaran Baca Tulis Al-

    Quran merupakan bagian yang sangat mendasar untuk memahami Al-

    Quran dan Al-Hadist sebagai sumber ajaran agama Islam. Sebab

    pendidikan agama Islam sangat berpengaruh terhadap pembentukan

    perilaku, kemampuan sumber daya manusia seseorang, sehingga bermanfaat

    dan memberikan kemaslahatan bagi dirinya dan masyarakat pada umumnya,

    menuju manusia yang berakhlaq mulia dalam kehidupan sosial sehari-hari.40

    40http://skripsi.umm.ac.id/files/disk1/191/jiptummpp-gdl-s1-2007-apriyani99-9540-1.+Penda-

    n.pdf, tgl: 28-3-2013.

  • 43

    B. Kerangka Berfikir

    Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisi yang telah

    ada di indonesia setelah sekolah-sekolah pola barat maju. Karakteristik suatu

    pesantren ditandai dengan adanya pondok (asrama), mesjid, pengajaran dengan

    kitab-kitab Islam klasik, santri dan kyai. Pengaruh kyai bukan hanya dominan

    dalam kalangan pesantren tetapi juga kepada warga desa kawasan daerah

    disekitarnya. Tujuan pendidikan pesantren bukan untuk mengajar kepentingan

    kekuasaan, harta dan keagungan duniawi saja, namun semata-mata merupakan

    kewajiban dan pengabdian kepada Allah SWT, perkembangan suatu pesantren

    sepenuhnya terletak pada kemampuan dan wawasan kiyainya. Kiyai

    merupakan faktor dominan dari sebuah pesantren, upaya para kiyai yang paling

    utama dalam melestarikan tradisi pesantren ialah membangun solidaritas dan

    kerjasama secara internal dan eksternal. Kaitannya dengan pesantren yang

    dominan dikenal oleh masyarakat luas yaitu mengenai pembacaan Al-Quran

    yang fasih, dengan kata lain yaitu pendidikan ilmu tajwid yang mendalam.

    Sementara ilmu merupakan semacam pengetahuan yang mempunyai

    ciri-ciri, tanda-tanda dan syarat-syarat tertentu. Sedangkan tajwid adalah

    membaguskan bacaan Al-Quran sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid

    yang berlaku atau mempelajari cara mengucapkan huruf-huruf Al-Quran

    tentang tebal dan tipisnya, panjang dan pendeknya, sifat-sifatnya, dan hukum

    membaca Al-Quran.

    Mempelajari tajwid sebagai suatu ilmu pengetahuan hukumnya Fardhu

    Kifayah, tetapi mengamalkan tajwid ketika membaca Al-Quran adalah fardhu

  • 44

    'ain atau wajib kepada lelaki dan perempuan yang mukallaf atau dewasa. Oleh

    karena itu, pondok pesantren sangat mempunyai peran yang sangat penting

    dalam mendidik para santrinya supaya fasih dalam membaca Al-Quran.

    Sementara itu, pelajaran Baca Tulis Quran yang mengisi KBM di MD

    Takmiliyah Wadowetan sangat erat kaitannya dengan pengajaran tajwid di

    pondok pesantren. Ilmu tajwid yang diajarkan para kiyai dipesantren pada

    santrinya, yang sebagian merupakan siswa MD Takmiliyah Wadowetan dalam

    hal membaca Al-Quran-nya pada pelajaran Baca Tulis Quran sekilas dapat

    dibedakan kepasihan membacanya dengan siswa yang tidak menunutut ilmu di

    pesantren.

    Mengingat pentingnya pengajaran ilmu tajwid di pondok pesantren

    terhadap kepasihan siswa dalam membaca Al-Quran pada mata pelajaran Baca

    Tulis Quran, penulis skematikan dalam bentuk kerangka sebagai berikut:

    Sistem pengajara ilmu

    tajwid

    di pondok pesantren

    Al-Hidayah

    - Materi pembelajaran - Metode pembelajaran - Memilih alat dan

    sumber

    - Memilih waktu yang

    efektif

    Pelaksanaan

    pendidikan BTQ di

    MD Takmiliah

    Wadowetan

    - Materi pembelajaran - Metode pembelajaran - Memilih alat dan

    sumber

    - Memilih waktu

    Kepasihan siswa dalam

    membaca Al-Quran

  • 45

    C. Hipotesis

    Hipotesis adalah asumsi atau dugaan sementara mengenai suatu hal

    yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan

    pengecekan.41

    Hipotesis yang dapat digambarkan dalam penelitian ini adalah:

    - H0 = Tidak ada pengaruh pengajaran ilmu tajwid di pondok pesantren Al-

    Hidayah terhadap kepasihan siswa dalam membaca Al-Quran pada mata

    ajar Baca Tulis Al-Quran (BTQ) di Madrasah Diniah Takmiliah Desa

    Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka;

    - Ha = Adanya pengaruh pengajaran ilmu tajwid di pondok pesantren Al-

    Hidayah terhadap kepasihan siswa dalam membaca Al-Quran pada mata

    ajar Baca Tulis Al-Quran (BTQ) di Madrasah Diniah Takmiliah Desa

    Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka;

    41Nana Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 1996), h. 219.