BAB IV Pengaruh Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren terhadap Kepasihan Bacaan Al-Qur’an...
Transcript of BAB IV Pengaruh Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren terhadap Kepasihan Bacaan Al-Qur’an...
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Institusi
1. Letak Geografis Madrasah Diniah Takmiliah
Madrasah Diniah Takmiliah berada pada tempat yang strategis,
karena terletak ditepi jalan raya Desa Wadowetan Blok Margaluyu,
sehingga mudah untuk ditempuh oleh kendaraan ataupun pejalan kaki.
Madrasah Diniah Takmiliah berdiri di atas tanah seluas 150M2,
dengan luas bangunan 112 M2, dengan jarak tempuh ke ibu kota Kecamatan
yaitu 3 KM, jarak tempuh ke ibu kota Kabupaten yaitu 38 KM. Untuk lebih
jelasnya lagi, sekolah Madrasah Diniah Takmiliah Desa Wadowetan
Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka tersebut memiliki batas-batas
wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan jalan raya Desa Wadowetan-Blok
Margaluyu;
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Sekolah Dasar Negeri Wadowetan 1;
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan kebun penduduk Desa Wadowetan
Kecamatan Bantarujeg;
d. Sebelah Barat berbatasan dengan pesawahan penduduk Desa Wadowetan
Kecamatan Bantarujeg.
61
2. Profil Sekolah
Madrasah Diniah Takmiliah Desa Wadowetan Kecamatan
bantarujeg Kabupaten Majalengka bertanggungjawab kepada Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat dengan Kepala Bidang
Mapenda Islam.
Madrasah Diniah Takmiliah berdiri pada tahun 1977, sedangkan SK
Pendirian sekolah yaitu pada tanggal 12 September 1991 dari Kabid
MAPENDAIS Kanwil Jawa Barat dengan nomor: WI/HK 008/594/1991
dengan nomor statistik sekolah: 311232100459 dan penyelenggaraan
kegiatan Belajar Mengajarnya pada siang hari.
3. Visi, Misi dan Tujuan
Setiap instansi pasti mempunyai Visi, Misi dan Tujuan tertentu.
Begitu pula dengan Madrasah Diniah Takmiliah. Di bawah ini adalah Visi,
Misi dan Tujuan Madrasah Diniah Takmiliah:
a. Visi
Terwujudnya pendidikan keagamaan yang berkualitas, berdaya saing dan
kuat kedudukannya dalam system pendidikan nasional sehingga mampu
menjadi pusat unggulan pendidikan agama islam dan pengembangan
masyarakat dalam rangka pembentukan watak dan kepribadian santri
sebagai muslim yang taat dan warga Negara yang bertanggung jawab.
62
b. Misi
Meningkatkan mutu pendidikan melalui pengembangan sistem
pembelajaran serta peningkatan sumber daya pendidikan secara
kuantitatif dan kualitatif.
c. Tujuan
1) Untuk memberikan kemampuan bekal kepada siswa/peserta didik
untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi muslim yang
beriman dan bertaqwa secara berakhlakul karimah “sehat jasmani dan
rohani serta menjadi warga Negara Indonesia yang berkepribadian dan
percaya pada diri sendiri”;
2) Membina siswa/peserta didik agar memiliki pengetahuan, wawasan,
pengalaman dan keterampilan beribadah dan sikap terpuji yang
bermanfaat bagi pengembangan pribadinya;
3) Mempersiapkan siswa/peserta didik untuk dapat mengikuti jenjang
pendidikan pada Madrasah Diniah yang lebih tinggi.
4. Struktur Organisasi Madrasah Diniah Takmiliah
Madrasah Diniah Takmiliah sudah tentu mempunyai struktur
kepengurusan yang saling melengkapi dalam tatanan pekerjaan demi
kemajuan yayasan tersebut. Adapun struktur organisasi Madrasah Diniah
Takmiliah yaitu sebagai berikut:
63
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Madrasah Diniah Takmiliah
5. Denah Madrasah Diniah Takmiliah
Gambar 4.2
Denah Madrasah Diniah Takmiliah
Jl. Wadowetan-Margaluyu
Keterangan:
1. Ruang Kelas 1 dan 2
2. Ruang Kepala Sekolah, dan Kantor
3. Ruang 3 dan 4
Sa
wa
h
Pen
du
du
k
Kebun Penduduk
7
SD
N
Wad
ow
etan
1
SDN
Wadowetan 1
1
2
3
Kepala MDA
Siswa
Tata Usaha
Guru
64
6. Kegiatan Belajar Mengajar di Madrasah Diniah Takmiliah
Tabel 4.1
Jadwal Pelajaran Madrasah Diniah Takmiliah
Tahun Ajaran 2012/2013 Kelas 1
NO WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS SABTU MINGGU
1 13.30-14.00 Aqidah
Akhlak Fiqih SKI Qur’an Hadits B. Arab BTQ
2 14.00-14.30 Qiroat Lugot Qiroat Imla Qiroat Imla
14.30-15.00
3 15.00-15.30 Praktek Hot. Arab Aqidah
Akhlak Lugot Fikih Qiroat
4 15.30-16.00 Imla Imla BTQ Imla Hisab Taswir
Kaligrapi
Kelas 2
NO WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS SABTU MINGGU
1 13.30-14.00 Aqidah Akhlak
B. Arab Qur’an Hadits Fiqih SKI Aqidah Akhlak
2 14.00-14.30 Qur’an Hadits Fiqih SKI Taswir Kaligrapi B. Arab Qur’an
Hadits
14.30-15.00
3 15.00-15.30 Praktek BTQ Mahfudot Hisab BTQ Imla
4 15.30-16.00 Imla Qiroat Lugot Imla Praktek
Shalat Lugot
Kelas 3
NO WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS SABTU MINGGU
1 13.30-14.00 Aqidah Akhlak
Fiqih SKI B. Arab Qur’an Hadits
Aqidah Akhlak
2 14.00-14.30 Qur’an Hadits Lugot Qur’an Hadits Mahfudot Tajwid Lugot
14.30-15.00
3 15.00-15.30 Imla BTQ Aqidah Akhlak
kaligrafi Fiqih Mahfudot
4 15.30-16.00 Tafsir Hapalan Imla Hisab Hapalan Imla
Kelas 4
NO WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS SABTU MINGGU
1 13.30-14.00 Fiqih Qur’an
Hadits
Aqidah
Akhlak B. Arab SKI
Aqidah
Akhlak
2 14.00-14.30 B. Arab BTQ SKI Aqidah Akhlak
Mahfudot Taohid
14.30-15.00
3 15.00-15.30 Praktek Shalat Tajwid Mahfudot Tapsir BTQ Olah Raga
4 15.30-16.00 Fiqih Imla Qiroat Fiqih Imla Taswir
65
7. Keadaan Siswa
Siswa merupakan faktor utama dalam proses belajar mengajar di
sekolah, karena tidak mungkin terjadi proses interaksi dalam belajar
mengajar tanpa adanya siswa. Dengan demikian juga di Madrasah Diniah
Takmiliah, keberadaan siswa merupakan faktor yang sangat menentukan.
Adapun data terperinci mengenai keberadaan siswa di Madrasah Diniah
Takmiliah pada tahun ajaran 2012/2013 yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.2
Keadaan Siswa Di Madrasah Diniah Takmiliah
No. Kelas Jumlah
Total Ket. Laki-laki Perempuan
1 I 10 16 26
2 II 13 14 27
3 III 14 18 32
4 IV 15 20 35
Jumlah 52 68 120
8. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
a. Keadaan Guru
Dalam sebuah lembaga pendidikan guru merupakan pendidik
profesional dengan tugas utama mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didiknya. Dengan demikian
guru memiliki peranan yang sangat penting dan merupakan kunci
keberhasilan terhadap kelembagaan sekolah, karena guru adalah
pengelola Kegiatan belajar mengajar bagi para peserta didiknya.
Kegiatan belajar mengajar akan efektif apabila tersedia guru yang sesuai
66
dengan kebutuhan sekolah baik jumlahnya, kualifikasinya maupun
bidang keahliannya.
Demikian juga yang terjadi di Madrasah Diniah Takmiliah,
bahwa dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar sehari-harinya
tidak terlepas dari peran seorang guru. Untuk mengetahui jumlah guru
Madrasah Diniah Takmiliah, berikut penulis akan menguraikan data yang
berkenaan dengan personal sekolah (Kepala Sekolah, Guru dan Personil
lainnya). Dan untuk lebih jelasnya keadaan guru serta personal sekolah
Madrasah Diniah Takmiliah, penulis sajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Data Guru Dan Personalia Madrasah Diniah Takmiliah
Tahun Ajaran 2012/2013
No. Nama Tempat & Tanggal
Lahir L/P Jabatan
Lulus-
an
1 E. Syamsudin Majalengka, 01-08-43 L Kepsek SD
2 M. Solehudin Majalengka, 05-09-47 L Guru SD
3 Asep Saepudin Majalengka, 02-12-78 L Guru SLTA
4 Siti Parihat Majalengka, 25-05-84 P Guru SLTA
5 Yayat Sudrajat Majalengka, 22-08-83 L TU SLTA
b. Tenaga Tata Usaha
Peranan tenaga administrasi tidak kalah pentingnya dalam
pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran di suatu lembaga
pendidikian, sebab administrasi merupakan induk dari semua kegiatan
yang dilakukan di suatu lembaga pendidikan tersebut. Keadaan tenaga
67
administrasi di Madrasah Diniah Takmiliah Desa Wadowetan
Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka pada tahun Ajaran
2012/2013 ada satu orang.
9. Sarana dan Prasarana
Pada hakikatnya setiap lembaga-lembaga sudah tentu ditunjang
dengan adanya sarana dan prasarana. Demikian juga halnya dengan lembaga
pendidikan Madrasah Diniah Takmiliah Desa Wadowetan Kecamatan
Bantarujeg Kabupaten Majalengka. Sarana dan prasarana yang memadai
dapat membantu, memudahkan, bahkan dapat menunjang kelancaran proses
belajar mengajar di suatu lembaga pendidikan. Kekuranglengkapan sarana
dan prasarana, salah satunya dapat berdampak terhadap tidak tercapainya
tujuan pendidikan yang diharapkan, karena keterlambatan akses
pembelajaran. Bahkan, kepercayaan dari masyarakatpun akan menurun,
karena loyalitas masyarakat sekarang pada umumnya sudah meningkat.
Dengan demikian, sarana dan prasarana memiliki nilai yang sangat penting
dalam suatu lembaga pendidikan, dengan lengkapnya sarana dan prasarana
pada suatu lembaga pendidikan sudah tentu akan mencetak siswa-siswinya
yang berkualitas dan sesuai tujuan pendidikan nasional.
a. Sarana Belajar Madrasah Diniah Takmiliah
Di bawah ini adalah data sarana lembaga pendidikan Madrasah
Diniah Takmiliah Desa Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten
Majalengka, yaitu sebagai berikut:
68
Tabel 4.4
Sarana Belajar Madrasah Diniah Takmiliah
No. Inventaris Jumlah
Kondisi Bangunan
Baik Rusak
Ringan Berat
1 Ruang Kelas/Belajar 4 2 2 -
2 Ruang Kepala Sekolah 1 1 - -
3 Ruang Guru 1 1 - -
4 Ruang Tata Usaha 1 1 - -
b. Prasarana Belajar Madrasah Diniah Takmiliah
Selain sarana Belajar, prasarana Belajar juga sangat dibutuhkan
dalam suatu lembaga pendidikan. Di bawah ini adalah data prasarana
Belajar yang ada di Madrasah Diniah Takmiliah Desa Wadowetan
Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.5
Prasarana Belajar Madrasah Diniah Takmiliah
No. Inventaris Jumlah
Kondisi
Baik Rusak
Ringan Berat
1 Meja Murid 41 41 - -
2 Kursi Murid 82 82 - -
3 Meja Guru 5 5 - -
4 Kursi Guru 5 5 - -
5 Papan Tulis 4 4 - -
6 Penggaris 4 4 - -
B. Karakteristik Responden
Desa Wadowetan memiliki luas wilayah ± 447, 220 Ha terdiri dari
tanah darat ± 172.655 Ha, Sawah ± 280.025 Ha dan pemukiman ± 32.150 Ha
69
dan sisanya merupakan tempat sarana dan prasarana. Iklim di Desa Wadowetan
rata-rata antara 20 s/d 25 C dan ketinggian ± 450 m dari permukaan laut
dengan curah hujan antara 6 s/d 8 bulan hal ini sangat berpengaruh terhadap
pola tanam yang ada di Desa Wadowetan.
Mata Pecaharian Penduduk Desa Wadowetan hampir 80% dari
pertanian, terdiri dari petani dan buruh tani, sedangkan 20% lainnya pedagang,
PNS, wiraswasta dll. Akan tetapi, penduduk Desa Wadowetan sangat kental
dengan masalah keagamaan, hal inimerupakan karakter yang turun temurun
dari nenek moyangnya. Oleh sebab itu di Kecamatan Bantarujeg, Desa
Wadowetan sangat terkenal dengan sebutan kota santri, hal ini dilihat dari
keberadaan ma’jlis taklim dan pondok pesantren di Desa wadowetan yang
tumubuh subur, sekurang-kurangnya ada 8 ma’jlis taklim dan 4 pondok
pesantren, dan salah satunya adalah pondok pesantren Al-Hidayah dan
meruapakan objek penelitian dalam skripsi ini.
Karakteristik responden yang ada di Desa Wadowetan sudah sangat
kental dengan masalah keagamaan, dikarenakan para orang tua mereka selalu
menganjurkan anak-anaknya supaya dapat menunutut ilmu khususnya di
pondok pesantren.
C. Gambaran Umum Pengaruh Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok
Pesantren Al-Hidayah terhadap Kepasihan Siswa dalam Membaca Al-
Qur’an pada Mata Pelajaran Baca Tulis Qur’an (BTQ) di Madrasah
Diniah Takmiliah Desa Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten
Majalengka.
70
1. Variabel x (Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren Al-Hidayah)
Dari hasil angket variabel x pengajaran ilmu tajwid di pondok
pesantren Al-Hidayah yang disebarkan kepada 24 responden, dapat
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.6
Variabel X
65 71 66 74 72 72
63 76 71 70 62 72
71 74 66 80 81 66
68 73 72 82 66 66
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa realitas sistem pengajaran
ilmu tajwid di pondok pesantren Al-Hidayah Desa Wadowetan, terbukti
dari jawaban responden mencapai rata-rata sebagai berikut:
x = 𝐱
𝐍
= 1699
24
= 70.79
2. Variabel y (Kepasihan Siswa dalam Membaca Al-Qur’an pada Mata
Pelajaran Baca Tulis Qur’an)
Adapun realita kepasihan siswa dalam membaca Al-Qur’an pada
mata pelajaran Baca Tulis Qur’an di Madrasah Diniah Takmiliah Desa
Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka Tahun Ajaran
2012/2013 dari hasil tes responden adalah sebagai berikut:
71
Tabel 4.7
Variabel Y
70 65 65 70 70 70
60 70 70 80 65 80
65 70 60 80 80 60
60 70 80 80 60 70
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa realitas kepasihan siswa
dalam membaca Al-Qur’an pada mata pelajaran Baca Tulis Qur’an di MD
Takmiliah Desa Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka
Tahun Ajaran 2012/2013, terbukti dari nilai tes responden mencapai rata-
rata sebagai berikut:
y = 𝐲
𝐍
= 1670
24
= 69.58
D. Penyajian analisis data
1. Keterkaitan Variabel x dan Variabel y untuk Analisis Korelasi
Untuk mengetahui seberapa jauh korelasi antara variabel x dan
variabel y penulis menggunakan rumus korelasi product moment dan
prosesnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
72
Tabel 4.8
Data Variabel X Dan Variabel Y Untuk Analisis Korelasi
No. Responden X Y X2 Y
2 XY
1 01 65 70 4.225 4.900 4.550
2 02 71 65 5.041 4.225 4.615
3 03 66 65 4.356 4.225 4.290
4 04 74 70 5.476 4.900 5.180
5 05 72 70 5.184 4.900 5.040
6 06 72 70 5.184 4.900 5.040
7 07 63 60 3.969 3.600 3.780
8 08 76 70 5.776 4.900 5.320
9 09 71 70 5.041 4.900 4.970
10 10 70 80 4.900 6.400 5.600
11 11 62 65 3.844 4.225 4.030
12 12 72 80 5.184 6.400 5.760
13 13 71 65 5.041 4.225 4.615
14 14 74 70 5.476 4.900 5.180
15 15 66 60 4.356 3.600 3.960
16 16 80 80 6.400 6.400 6.400
17 17 81 80 6.561 6.400 6.480
18 18 66 60 4.356 3.600 3.960
19 19 68 60 4.624 3.600 4.080
20 20 73 70 5.329 4.900 5.110
21 21 72 80 5.184 6.400 5.760
22 22 82 80 6.724 6.400 6.560
23 23 66 60 4.356 3.600 3.960
24 24 66 70 4.356 4.900 4.620
∑ 1.699 1.670 120.943
117.400 118.860
Setelah data tersebut dijumlah dan dikelompokkan selanjutnya
diadakan proses pengolahan data untuk mengetahui besarnya korelasi.
Adapun prosesnya adalah sebagai berikut:
73
rxy =n xy − x y
n x2 − (x)2 n y2 − (y)2
rxy =24.118860 − 1699.1670
24.120943 − (1699 2 )(24.117400− (1670)2)
rxy =2852640 − 2837330
2902632 − 2886601 (2817600 − 2788900)
rxy =15310
16031 (28700)
rxy =15310
460089700
rxy =15310
21449,7016296
rxy = 0,713
Dari hasil pengolahan data tersebut dapat diketahui bahwa skor akhir
korelasi product moment adalah 0,713. Kriteria yang digunakan dalam
menafsirkan data tersebut ditentukan berdasarkan pendapat Sugiyono,1
yakni:
Tabel 4.9
Kriteria Korelasi Product Moment
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
1Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfa Beta, 2011), h. 231.
74
Sehingga menurut perhitungan di atas diperoleh rxy adalah 0,713
berada pada interval 0,60 – 0,799 bahwa memiliki korelasi yang kuat antara
variabel x dan variabel y.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang
diajukan diterima atau ditolak, dengan rumus:
t hitung = 𝒓 𝒏−𝟐
𝟏− 𝒓𝟐
= 0,713 24 − 2
1 − 0,7132
= 0,713 22
1 − 0,508369
= 0,713 (4,6904)
0,4916
= 3,3442552
0,7011419
= 4,769726
Setelah dicari t hitung maka selanjutnya dicari t tabel dari daftar tabel t
dengan mencari terlebih dahulu derajat kebebasan (dk).
dk = N – 2
= 24 – 2
= 22
t tabel = (1 – 0,95) (dk)
= (0.05) (22)
= 1,1
75
Sehingga t hitung (4,769726) > t tabel (1.1) maka H0 ditolak dan Ha
diterima.
Untuk mengetahui taraf signifikansi, penulis melihat dari tabel nilai-
nilai r product moment yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.10
Nilai-Nilai R Product Moment
N Taraf Signifikan
N Taraf Signifikan
N Taraf Signifikan
5% 1% 5% 1% 5% 1% 3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345
4 0,990 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330 5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317
6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306 7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296 8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286
9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278 10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270
11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263 12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256 13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230
14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210 15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194
16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181 17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148 18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128
19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115 20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105
21 0,433 0,594 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097 22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091 23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086
24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081 25 0,396 0,505 49 0,281 0,364
26 0,388 0,496 50 0,279 0,361 2
2Sugiyono, Setatistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2011), h.373.
76
Dilihat dari tabel product moment di atas r tabel dengan df (n-2) = 22
nilai r tabel yang 1% adalah 0,537 dan yang 5% adalah 0,423 sehingga r hitung
(0,713) > r tabel ((0,537)(0,423)), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Yang
berarti hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan.
Dan untuk mengetahui keterangan tidak ada korelasi atau ada
korelasi antara variabel x dan variabel y, maka dapat digunakan rumus:
K = 1 − r2
= 1 − (0,713)2
= 1 − (0,508369)
= 0,491631
= 0,7011
Setelah diketahui derajat tidak adanya korelasi, maka selanjutnya
menghitung tinggi rendahnya pengaruh variabel x terhadap variabel y
dengan rumus:
E = 100 (1 – k)
Keterangan:
E = Indeks konstan
1 = Angka konstan
100 = Persen
k = Derajat tidak ada korelasi
E = 100 (1 – k)
= 100 (1 – 0,70)
= 100 (0,3)
= 30%
77
Dari perhitungan di atas dapat dikatakan bahwa pengaruh antara
variabel x dan variabel y mencapai 30% dengan demikian terdapat faktor
lain yang mempengaruhi kepasihan siswa dalam membaca Al-Qur’an pada
mata ajar Baca Tulis Qur’an di Madrasah Diniah Takmiliah sebesar 70%.
E. Interprestasi Hasil Penelitian
1. Interpretasi Pengaruh Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren
Al-Hidayah terhadap Kepasihan Siswa dalam Membaca Al-Qur’an
pada Mata Pelajaran Baca Tulis Qur’an
Dari perhitungan korelasi product moment diperoleh rxy sebesar
0,713 terletak antara 0,60 -0,799 dengan demikian dapat dikatakan bahwa
korelasi antara variabel x dan variabel y ini adalah kuat sehingga antara
variabel x (pengajaran ilmu tajwid di pondok pesantren Al-Hidayah) dengan
variabel y (kepasihan siswa dalam membaca Al-Qur’an pada mata
pelajaran Baca Tulis Qur’an) memiliki korelasi yang kuat, sehingga dapat
dikatakan bahwa jika pengajaran ilmu tajwid diterapkan secara optimal,
maka berpengaruh terhadap kepasihan siswa dalam membaca Al-Qur’an.
2. Interpretasi dengan Menggunakan Nilai Tabel ”t”
Diketahui dk (derajat kebebasan) = N – 2 dimana N = 24 dan 2 (x
dan y) sehingga didapat dk = 24 – 2 adalah 22 dengan memeriksa t tabel
sebesar 1,1 dan t hitung adalah sebesar 4,76. Dengan demikian karena t hitung
lebih besar dari t tabel, maka Ha diterima sehingga dapat dikatakan bahwa
terdapat korelasi yang signifikan. Dan kesimpulannya adalah bahwa fasih
78
dan tidaknya siswa dalam membaca Al-Qur’an berhubungan dengan
pengajaran ilmu tajwid di pondok pesantren.
3. Tingkat Kepedulian antara Kedua Variabel
Dari perhitungan K = 1 − 𝑟2 dimana r = 0,713 maka K =
1 − (0,713)2 adalah 0,7011 dan E = 100 (1 – 0,70) adalah 30%. Dengan
demikian bahwa pengaruh pengajaran ilmu tajwid di pondok pesantren
terhadap kepasihan siswa dalam membaca Al-Qur’an sebesar 30%,
sehingga masih ada faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan siswa yaitu
sebesar 70%.
4. Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren Al-Hidayah (Variabel x)
Pengajaran ilmu tajwid yang di terapkan di pondok pesantren Al-
Hidayah Desa Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka
tergolong baik. Hal ini terbukti dari data yang penulis peroleh dari hasil
angket dengan jumlah keseluruhan mencapai skor 1.699 dengan nilai rata-
rata 70,79.
5. Kepasihan Siswa dalam Membaca Al-Qur’an pada Mata Pelajaran
Baca Tulis Qur’an (Variabel y)
Prestasi siswa pada mata pelajaran Baca Tulis Qur’an di Madrasah
Diniah Takmiliah Desa Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten
Majalengka Tahun Ajaran 2012/2013 tergolong baik. Hal ini terbukti dari
jumlah keseluruhan responden yang penulis teliti dengan jumlah nilai
keseluruhan 1.670 dengan nilai rata-rata 69,58.
79
6. Pengaruh Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren Al-Hidayah
terhadap Kepasihan Siswa dalam Membaca Al-Qur’an pada Mata
Pelajaran Baca Tulis Qur’an (BTQ) di Madrasah Diniah Takmiliah
Desa Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka
Setelah penulis korelasikan variabel x (Pengajaran Ilmu Tajwid di
Pondok Pesantren Al-Hidayah) dengan variabel y (Kepasihan Siswa dalam
Membaca Al-Qur’an pada Mata Pelajaran Baca Tulis Qur’an) diperoleh
Koifisien 0,713. Menurut Sugiyono, menyatakan bahwa ”Antara 0,60 -
0,799 adalah kuat”,3 maka interpretasinya adalah apabila pengajaran ilmu
tajwid di pondok pesantren diterapkan dengan baik maka kepasihan siswa
dalam membaca Al-Qur’an pada mata pelajaran Baca Tulis Qur’an akan
baik dan meningkat.
3Sugiyono, Setatistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2011), h.231.