BAB II Pembuatan Media
-
Upload
bachtiar-adi-s-putra -
Category
Documents
-
view
78 -
download
16
Transcript of BAB II Pembuatan Media
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Fungsi Media Penumbuhan
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul
kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan maka
dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi
komposisi media pertumbuhannya. (Hidayat dkk: 2006). Menurut Unus Surawiria (1986)
media adalah susunan bahan baik bahn alami (seperti tauge, kentang, daging, telur,
wortel dan sebaginya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organik
ataupun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroba.
Medium penumbuhan merupakan substrat yang kaya akan nutrien yang
selanjutnya digunakan untuk membiakkan mikrobia. Nutrient dapat diartikan sebagai
bahan-bahan organik dan atau bahan anorganik yang berfungsi sebagai sumber energi
atau penerima elektron bagi organisme (Suriawiria: 1986)
Agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam media
diperlukan persyaratan tertentu yakni bahwa:
a. Di dalam media harus terkandung semua unsure hara yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba
b. Media harus memiliki tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang
sesuai dengan kebutuhan mikroba
c. Media harus dalam keadaan steril.
Fungsi-fungsi medium adalah sebagai berikut :
1. Media basal dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis spesies tanpa syarat
nutrisi
2. Media penghambat merupakan medium yang memuat unsur pokok tertentu yang
menghambat pertumbuhan dari jenis mikroorganisme tertentu.
3. Medium pemeliharaan digunakan untuk pertumbuhan awal dan penyimpanan
selanjutnya, mempersiapkan kultur organisme yang disimpan baik pada suhu
ruang atau suhu dingin (Singleton, dkk, 2001).
2.2 Bahan-Bahan Media Pertumbuhan
Medium yang paling banyak digunakan dalam pembiakan mikroba adalah
kaldu cair dan kaldu agar. Menurut Kusnadi dkk (2003) bahan-bahan media
pertumbuhan mikrobia meliputi:
A. Bahan dasar
1. Air (H2O) sebagai pelarut
2. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit
didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45oC.
3. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer
asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih
banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
4. Silika gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai
pemadat media. Silika gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi
mikroorganisme autotrof obligat.
B. Nutrisi atau zat makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk
metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti Carbon (C), Hidrogen (H),
Oksigen (O), Nitrogen (N), Phospor (P), dan unsur mikro seperti Fe, Mg dan
unsur pelikan/trace element.
Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik
atau anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan
sumber karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein, dan asam
organik.
Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa
bernitrogen lain. Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik
seperti urea. Vitamin-vitamin.
C.Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium
dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan
untuk indikator perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme.
Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba
non-target/kontaminan.
Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media, antara lain:
1. Agar. Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan
terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai
pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse
untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan
larut. Untuk melarutkannya harus diaduk dan dipanasi, pencairan dan
pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan
kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
2. Peptone. Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti
otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin, dan kedelai.
Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara
memperolehnya.
3. Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak,
limpa, plasenta, dan daging sapi.
4. Yeast extract. Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat
alkohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin
(B kompleks).
5. Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan
asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya
digunakan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol,
dan lain-lain. Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi
adalah 0,5-1%.
2.3 Macam-Macam Media Pertumbuhan
Menurut Jawet dkk (1996) media pertumbuhan mikrobia meliputi:
A. Medium berdasarkan sifat fisiknya dibagi menjadi :
1. Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah
dingin media menjadi padat.
2. Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4%
sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semisolid
dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke
seluruh media, tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika
tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free
Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah
permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah
hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen,
misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen
meningkatkan metabolisme nitrat, tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh
merata di seluruh media.
3. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB
(Nutrient Broth), dan LB (Lactose Broth).
B. Medium berdasarkan komposisi
1. Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan
takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
2. Medium semisintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui
secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar,
dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, secara detail
tidak dapat mengetahui tentang komposisi senyawa penyusunnya.
3. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak
dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan
dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic
Extract.
C. Medium berdasarkan tujuan
1. Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba,
misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.
2. Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu
sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan
merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah
Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli
resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt
broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae
yang toleran terhadap garam.
3. Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk
pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah,
serum, dan kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba
tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan
nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen
kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dan lain-lain.
4. Media untuk peremajaan kultur
Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur.
5. Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik
Media ini digunakan untuk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme
suatu mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang digunakan
untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber
karbon.
6. Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba.
Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan
kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.
7. Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya
berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya
TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria
berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di
sekeliling koloni.
D. Medium TA dan TC
Medium (Taoge Agar) berdasarkan susunannya merupakan medium
organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang
ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan
medium padat karena mengandung agar yang memadatkan medium;
berdasarkan kegunaannya merupakan medium umum yang dapat ditumbuhi
oleh mikroorganisme secara umum yang berfungsi untuk pertumbuhan bakteri
dan jamur serta memiliki warna cream. Medium TA terdiri dari tauge yang
berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, sukrosa
sebagai sumber karbon, agar sebagai bahan pemadat medium dan aquadest
sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber O2. Medium TA
digunakan untuk menumbuhkan jamur (khamir dan kapang). Medium TA ini,
berdasarkan konsistensinya termasuk dalam medium (solid medium).
Berdasarkan fungsinya, TA termasuk medium penguji (assay medium), karena
dapat digunakan untuk pengujian vitamin, asam-asam amino, dan lain-lain.
Melalui medium ini dapat diamati bentuk-bentuk koloni dan bentuk pertumbuhan
jamur.
Medium TC (Taoge Cair) berdasarkan susunannya merupakan medium
organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang
ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan
medium cair karena mengandung agar konsistensi cair; berdasarkan
kegunaannya merupakan medium umum yang dapat ditumbuhi oleh
mikroorganisme secara umum yang berfungsi untuk pertumbuhan bakteri dan
jamur serta memiliki warna cream. Medium TC terdiri dari tauge yang berfungsi
sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, sukrosa sebagai
sumber karbon, agar sebagai bahan pemadat medium dan aquadest sebagai
pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber O2. Medium TC digunakan
untuk mengembangbiakkan mikroorganisme dalam jumlah besar.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat medium TA dan TC, antara lain:
1. Tauge, berfungsi sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba,
pemberi vitamin E yang diperlukan oleh mikroba, juga sebagai sumber
nitrogen.
2. Sukrosa, sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organik, sebagai
sumber energi bagi mikroba.
3. Agar, sebagai bahan pemadat medium. (TC tidak memakai agar)
4. Akuades, sebagai bahan pelarut untuk menghomogenkan larutan.
Pada akhir percobaan sebelum digunakan untuk menumbuhkan mikroba
medium harus disterilkan dalam autoclave pada suhu 1210C dan tekanan 2
atmosfer dengan tujuan agar medium tersebut bebas dari pengaruh mikroba
yang ada di udara luar.
2.4Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada
sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang
dapat berkembang biak. (Fardiaz,1992). Steril akan didapatkan melalui sterilisasi,
dilakukan dengan:
a. Sterilisasi fisik, yakni senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah
atau terurai akibat perubahan temperatur tinggi. Cara sterilisasi ini dilakukan
dengan menggunakan udara panas (oven)dengan temperatur 170-1800C selama
2 jam. Cara ini digunakan untuk mensterilkan peralatan gelas. Cara sterilisasi
dengan uap air panas dan tekanan tinggi dengan autoklaf yang memiliki
temperatur uap 1210C dengan tekanan 15 psi.
b. Sterilisasi kimia, yakni sterilisai dengan menggunakan desinfektan, larutan
alkohol, larutan formalin, larutan AMC (campuran asam klorida dengan garam
Hg). Dengan larutan-larutan dan desinfektan tersebut mikroba dapat dimatikan
karena tekanan osmotik dan dehidrasi protein pada substrat.
c. Sterilisasi mekanik, yakni sterilisasi dengan melakukan penyaringan mikroba
dengan cara filter khusus, misalnya filter Berkefeld, filter Chamberland, dan filter
Seitz. Jenis filter yang diguankan bergantung pada tujuan penyaringandan benda
yang akan disaring. (Surawiria: 1986)
DAFTAR PUSTAKAHidayat, Nur dkk. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: Andi Offset.
Jawet, Melnik dan Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Kusnadi, Peristiwati dkk. 2003. Mikrobiologi. JICA: Universitas Pendidikan Indonesia.
Singleton, P., dan Sainbury, D. 2001. Dictionary of Microbiology and Molecular Biologi, 3rd Edition. John Wisey & Sons, LTD. New York. dalam http://anyleite.wordpress.com/2013/02/12/medium-dan-cara-pembuatan-medium/ diakses tanggal 21 Februari 2013Suriawiria, Unus. 1986. Mikrobiologi. Jakarta: Karunika Jakarta Universitas Terbuka