Bab II Pembelajaran Pengujian Rh

13
BAB II PEMBELAJARAN A. Rencana Belajar Peserta Didik No Uraian kegiatan Tangga l Waktu Tempat Pencapai an Alasan Perubaha n Ttd . Guru 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Mempelajari modul Umpan Balik Latihan soal Evaluasi Kegiatan praktek Evaluasi Penyusunan Laporan Laporan hasil kerja B. Kegiatan belajar Standar Kompetensi: Melaksanakan pengujian benang tekstil Kompetensi Dasar 1: Menjelaskan persiapan pengujian benang Kegiatan Belajar 1 Menjelaskan cara pengambilan contoh uji benang 1. Tujuan Kegiatan Belajar Setelah mempelajari modul ini peserta didik dapat menjelaskan cara pengambilan contoh uji benang meliputi: contoh induk, contoh kelompok, contoh laboratorium dan contoh uji DKK-2-PENGUJIAN BENANG 5

Transcript of Bab II Pembelajaran Pengujian Rh

Page 1: Bab II Pembelajaran Pengujian Rh

BAB II

PEMBELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Didik

N

oUraian kegiatan

Tangg

al

Wakt

u

Tempat

Pencapai

an

Alasan

Perubah

an

Ttd

.

Gur

u

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Mempelajari

modul

Umpan Balik

Latihan soal

Evaluasi

Kegiatan praktek

Evaluasi

Penyusunan

Laporan

Laporan hasil

kerja

B. Kegiatan belajar

Standar Kompetensi: Melaksanakan pengujian benang tekstil

Kompetensi Dasar 1: Menjelaskan persiapan pengujian benang

Kegiatan Belajar 1

Menjelaskan cara pengambilan contoh uji benang

1. Tujuan Kegiatan Belajar

Setelah mempelajari modul ini peserta didik dapat menjelaskan cara

pengambilan contoh uji benang meliputi: contoh induk, contoh

kelompok, contoh laboratorium dan contoh uji

2. Uraian Materi

Benang dalam bentuk gulungan dengan jumlah tertentu, diambil

sedemikian rupa sehingga mewakili seluruh contoh dan dapat

digunakan untuk suatu tuju-an pengujian benang tekstil.

Cara pengambilan contoh uji benang ada 4 tingkatan yaitu:

1) Penentuan contoh induk

DKK-2-PENGUJIAN BENANG 5

Page 2: Bab II Pembelajaran Pengujian Rh

Contoh induk berupa gulungan, peti atau lilitan benang. Jumlahnya

tidak

terbatas dan yang termasuk kategori contoh induk adalah:

Setiap bagian dari pengiriman yang berbeda

Setiap bagian dari pemesanan yang pengirimannya dilakukan

pada hari yang berbeda

Setiap bagian dari hasil produksi yang berbeda

Setiap bagian dari pengiriman yang tidak tetap dan berbeda

jumlahnya

2) Pengambilan contoh kelompok

Cara pengambilannya dilakukan secara random agar mewakili

contoh induk

Banyaknya contoh kelompok yang dapat diambil dari contoh

induk seperti pada table berikut:

Tabel 1 Banyaknya contoh kelompok diambil dari contoh induk

Contoh induk Contoh kelompok

1

2 – 4

5 – 9

10 – 16

20 ke atas

1

2

3

4

5

3) Pengambilan contoh laboratorium

Diambil dari contoh kelompok secara random, mewakili seluruh

contoh kelompok

Untuk bentuk gulungan langsung diambil dari contoh induk

4) Pengambilan contoh uji

Diambil dari contoh laboratorium dengan jumlah sesuai jenis ujinya

Kegiatan Belajar 2

Menjelaskan kondisi ruang pengujian

1. Tujuan Kegiatan Belajar

Setelah mempelajari modul ini peserta didik dapat menjelaskan kondisi

ruang pengujian meliputi: kondisi standar ruang pengujian,

kelembaban udara relatif (RH) ruang pengujian, dan macam-macam

cara menentukan RH ruangan

DKK-2-PENGUJIAN BENANG 6

Page 3: Bab II Pembelajaran Pengujian Rh

2. Uraian Materi

Kondisi standar ruang pengujian adalah kondisi ruang yang dijadikan

standar pengujian yang dilakukan. Untuk pengujian benang kapas

ditentukan kondisi standar ruang pengujian sebagai berikut:

Kelembaban relative (RH): 65 + 2%

Suhu daerah tropis: 27 + 10 C

Jika pengujian tidak dilakukan pada kondisi standar ruang pengujian

maka ha-

sil pengujian tidak memenuhi standar.

Yang dimaksud dengan kelembaban udara relative (RH) ruang

pengujian adalah:

Persentase tekanan persil terhadap tekanan udara maksimum

pada su-

hu yang sama

Perbandingan persentase berat uap dengan berat uap jenuh

dalam unit

Volume yang sama dan pada suhu yang sama

Untuk menentukan kelembaban udara relative (RH) ruang pengujian

ada beberapa cara yaitu:

Cara kimia Cara hygrometer rambut Cara hygrometer basah kering yang tidak bergerak Cara sling psychrometer Cara titik pengembunan

Dari kelima cara tersebut yang sering digunakan adalah Cara

hygrometer basah kering yang tidak bergerak

Kegiatan Belajar 3

Menjelaskan cara menentukan RH ruang pengujian dengan Cara hygrometer basah kering yang tidak bergerak

1.Tujuan Kegiatan Belajar

Setelah mempelajari modul ini peserta didik dapat menjelaskan cara

menen-tukan RH ruang pengujian meliputi: prinsip pengujian, peralatan

pengujian, dan cara menentukan kelembaban udara relatif (RH) ruang

pengujian

2.Uraian Materi

a.Prinsip pengujian

DKK-2-PENGUJIAN BENANG 7

Page 4: Bab II Pembelajaran Pengujian Rh

Mengamati angka yang ditunjukkan pada thermometer kering dan

basah ke-mudian hitung selisih suhu kering dengan suhu basah, dan

gunakan table RH untuk mengetahui RH ruang pengujian saat itu

b.Peralatan pengujian

Gambar 1. Hygrometer basah kering yang tidak bergerak

Tabel 2. Penentuan RH ruang pengujian

X = DRY - WET WET6 5 4 3 2 1 Suhu basah60 65 71 77 84 92 3460 65 71 77 84 92 3359 65 70 77 84 91 3258 64 70 76 83 91 3158 64 70 76 83 91 3058 63 69 76 83 91 2957 63 69 76 83 91 2857 62 69 75 83 91 2756 62 68 75 82 91 2656 61 67 75 82 90 2555 60 67 74 82 90 2454 60 66 74 81 90 2353 59 66 73 81 90 2253 58 65 72 80 90 2152 58 64 72 80 90 2051 57 63 71 80 89 19

DKK-2-PENGUJIAN BENANG 8

Keterangan Gambar:

1) Termometer Kering

2) Termometer Basah

3) Tempat merendam

kain kasa

4) Skala penunjuk suhu

Page 5: Bab II Pembelajaran Pengujian Rh

50 56 63 70 79 89 1849 55 62 70 79 89 1748 54 61 69 78 88 1647 53 60 68 78 88 1546 52 59 68 77 88 1445 51 58 67 76 87 1343 50 57 66 76 87 1242 49 56 65 75 87 1141 47 55 64 74 86 1039 46 54 63 74 86 0937 44 53 62 73 85 0836 43 52 61 72 85 0734 41 49 59 71 84 0632 39 48 58 70 84 0530 37 46 56 69 83 0427 35 44 55 67 82 0325 33 42 53 66 82 0223 30 40 51 65 81 0120 28 37 49 63 80 00

Tabel 3. Contoh Perhitungan RH ruang pengujian

X = DRY - WET WET6 5 4 3 2 1 Suhu basah60 65 77 84 92 3460 65 77 84 92 3359 65 77 84 91 3258 64 76 83 91 3158 64 76 83 91 3058 63 76 83 91 2957 63 76 83 91 2857 62 75 83 91 2756 62 75 82 91 2656 61 75 82 90 2555 60 74 82 90 2454 60 66 2353 59 66 73 81 90 2253 58 65 72 80 90 2152 58 64 72 80 90 2051 57 63 71 80 89 1950 56 63 70 79 89 1849 55 62 70 79 89 1748 54 61 69 78 88 1647 53 60 68 78 88 1546 52 59 68 77 88 1445 51 58 67 76 87 1343 50 57 66 76 87 1242 49 56 65 75 87 1141 47 55 64 74 86 1039 46 54 63 74 86 0937 44 53 62 73 85 0836 43 52 61 72 85 0734 41 49 59 71 84 0632 39 48 58 70 84 0530 37 46 56 69 83 0427 35 44 55 67 82 03

DKK-2-PENGUJIAN BENANG 9

Page 6: Bab II Pembelajaran Pengujian Rh

25 33 42 53 66 82 0223 30 40 51 65 81 0120 28 37 49 63 80 00

Jika suhu kering 270 C, suhu basah 230 C, selisih 27-23 = 40 C maka

titik pertemuan kedua garis tersebut = 66 (jadi RH ruang pengujian

66)

Kegiatan Belajar 4Cara membuat laporan 1. Tujuan Kegiatan Belajar

Setelah mempelajari modulini peserta didik mampu menjelaskan cara mem- buat laporan hasil kerja, meliputi: Maksud dan Tujuan, Teori dasar, Kebu-tuhan alat dan bahan, cara kerja, pengumpulan data, pengolahan data, diskusi dan kesimpulan

2. Uraian MateriLaporan praktek dibuat sesuai format pada halaman berikut:

Kegiatan Belajar 5Menyusun laporan hasil kerja1. Tujuan Kegiatan Belajar

Setelah mempelajari modul ini peserta didik mampu melakukan pengujian RH ruang pengujian kemudian menyusun laporan hasil praktek pengujian RH

2. Uraian MateriPraktek pengujian RH dan penyusunan laporan hasil kerja dilakukan

sesuai petunjuk pada lembar kerja dan format laporan pada halaman berikut:

Format laporan praktek dan lembar kerja praktek di halaman berikutnya

DKK-2-PENGUJIAN BENANG 10

Page 7: Bab II Pembelajaran Pengujian Rh

TUGAS NO :TANGGAL :

PENGUJIAN RH RU- ANG PENGUJIAN

PENGAJAR:NILAI :

I. Maksud dan Tujuan:

II. Teori Dasar

III. Kebutuhan Alat, dan Bahan

IV. Cara Kerja

V. Pengumpulan Datan Suhu

keringSuhu basah

RH ruangan (dari table)

1 27 23 66

2 idem

VI. Pengolahan Data

n RH (X – ‾X) (X – ‾X)2

1 66 2 4 dst

RH rata-rata = x/n = 68 Standar Deviasi (SD) = √∑(X – ‾X) 2 n-1 Koefisien variasi (CV) = SD x 100% X Eror = t 2 x CV 2 harga t = 1,96 nVII. Diskusi

VIII.Kesimpulan

Lembar : Kerja no. 1 MENGUJI RH RUANGPENGUJIAN DENGAN HYGROMETER BASAH KERING TAK BERGERAK

Komp.: DKK

ProgramKeahlian: Teknik Penyempurnaan Tekstil

Kelas/Smt: X/II

Waktu: 4 jam

Maksud dan Tujuan: untuk mengetahui RH ruang pengujian dengan cara menggu- Nakan tabel RH dengan alat uji Hygrometer Basah Kering

DKK-2-PENGUJIAN BENANG 11

Page 8: Bab II Pembelajaran Pengujian Rh

Tidak bergerak Alat dan Bahan: 1. Hygrometer basah kering

2. Tabel RH3. Benang kapas

Cara Kerjaa. Menyiapkan alat uji

1. Meletakkan table RH dengan alat uji RH (Hygrometer Basah Kering)

2. Menjalankan kipas angin di depan alat uji RH selama 2 menit3. Membasahi kain kasa dengan air dan balutkan pada termometer4. Mengisi tempat air pada termometer basah

b. Menghitung RH ruang pengujian5. Mencatat satu persatu RH ruang pengujian yang ditunjukkan dalam

tabel RH kemudian ulangi sampai 10x

c. Mengolah data RH ruang pengujian6. Mengisi tabel pengolahan data pengujian RH sebagai berikut:

n RH (X – ‾X) (X – ‾X)2

1 66 2 4 sd 10

7. Menjumlahkan 10 data RH kemudian menghitung RH rata-rata berdasarkan rumus x/n misal 680/10 = 68

8. Menghitung satu persatu besarnya (X – ‾X) dan (X – ‾X)2

kemudian jumlahkan9. Menghitung Standard Deviasi berdasarkan rumus: SD = √∑(X –

‾X) 2 n-1

10. Menghitung Koefisien Variasi berdasarkan rumus: CV = SD x 100%

X11. Menghitung Eror berdasarkan rumus: E = t 2 x CV 2 harga t =

1,96 na. Mendiskusikan hasil pengujian RH ruang pengujian kemudian

simpulkanb. Membuat laporan hasil pengujian RH sesuai ketentuan

Lembar Penilaian Praktik

NO

KOMPONEN / SUB KOMPONEN PENILAIAN

PENCAPAIAN KOMPETENSITIDAK( 0 )

YA7,5-8,3

8,4-9,2

9,3-10

I Persiapan Kerja

1. Menyiapkan benang cu

DKK-2-PENGUJIAN BENANG 12

Page 9: Bab II Pembelajaran Pengujian Rh

2. Menyiapkan alat pengujian

Skor Komponen

II Proses (sistematika & cara kerja)

1. Menggulung benang cu – 1 lea

2. Mengkondisikan benang cu

3. Menghitung RH ruang

pengujian

4. Mengolah data hasil pengujian

5. Membuat laporan hasil kerja

Skor Komponen

III Hasil kerja

1. Hasil pengujian memenuhi

standar

2. Hasil pengujian tidak standar

Skor Komponen

IV Sikap kerja

1. Penggunaan alat

2. Keselamatan kerja

Skor Komponen

V Waktu

1. Waktu penyelesaian praktik

Skor Komponen

Keterangan : Skor masing-masing komponen penilaian ditetapkan berdasarkan

perolehan skor terendah dari sub komponen penilaian Dapat dinyatakan “ Mencapai Kompetensi”, jika masing-masing skor

komponen 7,50Perhitungan nilai praktik

UraianPersentase Bobot Komponen Penilaian

Nilai Praktik(NPDK)

Persiapan

Proses Hasil Sikap Kerja

Waktu

Bobot (%) 10 40 20 20 10

Skor

komponen

NK

Keterangan :

NK = Nilai komponen, perkalian dari bobot dengan skor komponen.

DKK-2-PENGUJIAN BENANG 13

Page 10: Bab II Pembelajaran Pengujian Rh

NPDK = Nilai Praktik Dasar Kejuruan, penjumlahan dari hasil perhitungan nilai

komponen.

Tugas

1. Buatlah skema alur proses pengujian RH ruang pengujian

2. Kerjakan tes formatif berikut dengan benar

Tes Formatif

1. Jelaskan mengapa dilakukan pengujian RH ruang pengujian?

2. Jelaskan perbedaan contoh induk dengan contoh uji

3. Jelaskan arti kelembaban udara relatif (RH)

4. Jelaskan mengapa sebelum dilakukan pengujian benang

kapas harus dilakukan dulu

pengujian RH ruang pengujian

5. Jika diketahui suhu kering 290 C dan suhu basah 270 C hitunglah RH ruang

pengu-jian berdasarkan tabel RH

DKK-2-PENGUJIAN BENANG 14